dompet dhuafa REPUBLIKA JUMAT, 21 OKTOBER 2011 21 B agi orang Indonesia, bencana bukanlah sesuatu yang asing di telinga. Kata ini hampir setiap hari kita dengar, bahkan kita saksikan peristiwanya. Hampir setiap bulan kita disuguhkan informasi berbagai musibah yang terjadi di berbagai wilayah di Tanah Air. Seperti kita ketahui, negeri yang kaya raya dengan sumber daya alam dan budaya ini berada di persim- pangan jalur api dunia dan pertemuan dua lempeng utama bumi. Dunia ilmu pengetahuan menyebutnya ‘Ring of Fire’, Cincin Api. Negara kita juga bera- da di atas cincin api paling aktif di dunia. Sehingga tidak aneh kalau secara alamiah bencana sering terjadi di negeri kita. Setidaknya ada delapan ancaman bencana yang selalu mengintai negara kita, mulai dari gempa bumi, tsunami, angin ribut, letusan gunung berapi, tanah longsor, kekeringan, banjir, hing- ga epidemik penyakit menular. Sayangnya, kenyataan alamiah ini tidak dibarengi dengan kesadaran yang tinggi dari masyarakat dan pemerintah. Meskipun di beberapa daerah ada kekayaan tradisi lokal yang turut mem- bantu dalam meminimalkan dampak korban ketika bencana datang, setiap kali bencana datang, pemerintah se- ringkali gagap dan lambat menangani. Korban jiwa pun banyak berjatuhan. Di sisi lain, kebijakan pemerintah untuk mengantisipasi dampak kerugian yang besar akibat bencana dirasakan masih kurang. Bencana tidak bisa dice- gah, karena bencana adalah fenomena alam. Tapi kesigapan pemerintah dan kesadaran yang tinggi dari masyarakat tentu akan berdampak pada antisipasi yang maksimal untuk menghindari keru- gian yang besar dan jatuhnya korban jiwa yang banyak. Masih hangat dalam memori kita, selama Oktober tahun lalu, tiga ben- cana silih berganti ‘singgah’ melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Banjir bandang menerjang masyarakat di Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat; gempa berkekuatan 7,2 SR yang menggoyang Kepulauan Mentawai; dan letusan Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta yang menyemburkan awan panas dan debu. Ketiga bencana itu terjadi dalam satu bulan bersamaan. Lebih dari 500 orang melayang jiwanya, ribuan orang terluka, dan tempat-tempat pengungsian yang dipenuhi puluhan ribu jiwa. Belum lagi kerugian harta benda dan hewan ter- nak. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sejak tahun 1629 hingga tahun lalu atau dalam kurun waktu 381 tahun, tsunami sudah terjadi sebanyak 171 kali di Indonesia. Data BNPB juga menyebutkan 84 persen kawasan Indonesia rawan ben- cana, di mana 80 persennya meru- pakan bencana ekologis. Malangnya, jika kita perhatikan secara kuantitas data korban, setiap kali bencana terja- di, masyarakat marjinal selalu menjadi korban yang paling banyak. Ditetapkannya Oktober sebagai bulan Pengurangan Resiko Bencana (PRB), seharusnya menjadi pemicu untuk meningkatkan kesadaran bersama dalam mengantisipasi ben- cana. Hari PRB menjadi penting bagi Indonesia, karena negeri ini tidak per- nah sunyi dari bencana, baik yang berskala lokal ataupun nasional. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan peringatan PRB sedunia yang selalu jatuh pada Rabu kedua seti- ap Oktober. Sebagai lembaga sosial kemanusi- aan, Dompet Dhuafa tidak pernah pasif dari berbagai aksi dan kegiatan pena- nganan bencana, melalui jejaring Disaster Management Center (DMC). Namun aksi ini akan lebih baik bagi pengurangan berbagai resiko bencana ketika masyarakat dan pemerintah kita juga mempunyai kesadaran yang sama. Kesadaran ini dibuktikan dengan pem- bentukan sistem penanganan dan peng- urangan bencana yang terpadu. Mari tingkatkan kesadaran kita terhadap bencana! ● :: asah :: Oleh M Arifin Purwakananta Direktur Komunikasi dan Sumber Daya Dompet Dhuafa Ayo Sadar Bencana! D i kontrakan yang tidak terlalu besar, di Jalan Raya Hankam Pondok Melati, Gang Sasak Jikin No. 9 Jati Murni, Pondok Gede Bekasi, Yani kecil hanya bisa meringis menahan sakit. Benjolan besar nampak di wajah- nya. Benjolan yang menarik mulut, mata, dan hidungnya itu membuat gadis kecil ini kesulitan melihat, bernafas, makan, dan minum. Penderitaan Yani dimulai ketika enam tahun silam, dia terjatuh dan wajahnya terbentur batu ketika menyertai ibunya mencuci di sungai. Tak dikira, sebulan kemudian muncul benjolan kecil di wajah- nya dan lama kelamaan terus membesar. Sang ayah, Suhandi (36) yang sehari- hari hanya berjualan barang bekas mem- bawanya ke rumah sakit untuk diobati. Tapi sayang, pihak rumah sakit hanya memberikan pengobatan seadanya. Suhandi baru bisa membawa anaknya ke rumah sakit untuk dioperasi pada akhir tahun 2008, itu pun dengan bantuan sum- bangan dana dari teman-temannya. Yani yang kini berusia 10 tahun tidak bisa seceria dulu lagi. Dia pun hanya sem- pat menikmati pendidikan TK selama setahun sebelum tumor menyerang wajah- nya. “Seharusnya sekarang dia sudah kelas 4 SD,” ungkap Suhandi berkaca- kaca ketika tim Dompet Dhuafa mengun- junginya beberapa waktu lalu. Menurut pengakuan Suhandi, Yani harus mengonsumsi lima macam obat penghilang rasa sakit setiap harinya. Obat itu harus dibeli dengan harga Rp400 ribu rupiah setiap bulannya. Uang yang tidak sedikit untuk Suhandi yang hanya meng- andalkan barang elektronik bekas. Suhandi menambahkan, Yani harus dioperasi kembali sedikitnya dua kali, yaitu operasi pengangkatan tumor dan operasi rekonstruksi tulang wajah. Perkiraan biaya yang dibutuhkan juga tidak kecil, Rp100 juta. Dompet Dhuafa mengajak kepada para donatur untuk membantu meringankan sakit yang diderita Yani. Kita berharap keceriaan bisa kembali menghampiri Yani, sehingga ia pun bisa bermain bersama teman-temannya seperti sedia kala. Amin. ● mam/mir :: tegar :: ■ ZAKAT BCA : 237.301888.1 BNI : 000.530.2261 BRI Syariah : 701-31-16-3333.1 BSM : 004.001234.1 Danamon Syariah : 9811000911 Mandiri Pd. Indah : 101.0098300997 BII Syariah : 2-700-000003 BNI Fatmawati : 000.530.2291 Bank Muamalat Ind.: 301.00155.15 Kantor Layanan dan Nomor Rekening Dompet Dhuafa ■ WAKAF BSM : 004.002330.0 BNI Syariah : 009.153.8995 BII Syariah Platinum: 2-702-00005-0 Danamon Syariah : 981101543 Syariah Mega Ind. : 001-0002-0000-9806 ■ INFAK/SEDEKAH BCA : 237.301999.2 BRI Syariah : 701.31.16.4444.9 BSM : 004.0010004 Danamon Syariah : 9811000511 Bank Muamalat Ind.: 304.000.8010 BNI Syariah : 009.153.9002 Bank Mandiri : 101.0081050633 Kantor Pusat Perkantoran Ciputat Indah Permai Blok C 28 – 29 Jl. Ir. H. Juanda No.50, Ciputat 15419 Ph : +62 21 7416050 // Fax: +62 21 7416070 Kantor Sudirman Wisma Nugra Santana Lantai 10 Jl. Jend. Sudirman Kav. 7 – 8 Jakarta – 10220 Ph: +62 21 2510722 // Fax: +62 21 2510613 Kantor Warung Buncit Gedung Harian Umum REPUBLIKA Jl. Warung Buncit Raya No. 37, Jakarta Selatan 12510 Ph: +62 21 7803747 Kantor Radio Dalam Komp. Margaguna Jl. Radio Dalam No.11, Jakarta Selatan Ph: +62 21 7211035 // Fax : +62 21 7211005 Kantor Rawamangun Jl. Balai Pustaka V No.3, Rawamangun Jakarta Timur Ph/Fax : +62 21 4704704 Kantor Karawaci Gedung Wardah Jl. Zaitun Raya Islamic Village Karawaci Tangerang Ph: +62 21 546 03118 CALL CENTER 021 741 6050 EMAIL: [email protected] |www. dompetdhuafa .org ■ WAKAF RUMAH SEHAT TERPADU (RST) BNI Syariah : 111.5555.64 Bank Muamalat Ind.: 303.0017315 Bank Mandiri : 101.00.05555.469 BCA : 237.304.5454 Enam Tahun Sudah, Yani Rasakan Nyeri di Wajahnya Dompet Dhuafa Terima Donasi CIMB Niaga Syariah BOGOR––Sekolah unggulan yang dimili- ki Dompet Dhuafa, Smart Ekselensia Indonesia membuat Bank CIMB Niaga Syariah kagum. Untuk itu, melalui pro- gram Corporat Social Responsibility (CSR) Unifying Spirit fo Humanity-nya CIMB Niaga Syariah menyalurkan donasinya untuk membantu proses bela- jar mengajar siswa Smart Ekselensia Indonesia. “Donasi yang kami berikan ini tidak seberapa, tapi setidaknya bisa membantu adik-adik kita di sini,” ungkap Business Product Enginering Head CIMB Niaga Syariah, Essy Prisetiawati, saat meninjau Sekolah Smart Ekselensia di Lembaga Pengembangan Insani Dompet Dhuafa Bogor, Kamis (13/10). Dalam Program CSR Unifying Spirit for Humanity ini CIMB Niaga Syariah juga bekerjasama dengan enam lembaga zakat selain Dompet Dhuafa. Donasi yang disalurkan berjumlah Rp1.013.600.000, sementara Dompet Dhuafa menerima Rp144.800.000. Sementara itu, General Manager Resource Mobilization Dompet Dhuafa, Arlina F Saliman berharap, jalinan ker- jasama antara Dompet Dhuafa dengan CIMB Niaga Syariah ini bisa berlanjut di program-program selanjutnya. “Semoga kerjasama ini tidak berhenti sampai di sini, dan semoga program ini bisa sema- kin mempererat hubungan CIMB Niaga Syariah dengan Dompet Dhuafa untuk sama-sama membangun bangsa,” ung- kapnya. Dalam kesempatan yang sama, per- wakilan CIMB Niaga Syariah juga me- nyempatkan diri berdialog dengan siswa- siswa Smart Ekselensia yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka juga menyaksikan penampilan biola dan musik Trashic (trash music). ● mir Mitra MM Dompet Dhuafa Terima Penghargaan Gubernur Jabar BANDUNG––Salah satu mitra dam- pingan Masyararakat Mandiri Dompet Dhuafa, Ikhtiar Swadaya Mitra Mandiri (ISM) Barokah meraih penghargaan dari Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan. Penghargaan tersebut diberikan untuk kategori Kelompok Masyarakat/Usaha Mikro Pengembangan Pangan Lokal Ber- prestasi. Penghargaan itu diberikan di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Jumat (14/10) lalu. “Hingga kini ISM Barokah mendapat kepercayaan dari berbagai pihak, terma- suk pemerintah dan kalangan akade- mik,” ungkap Armie Robi, Direktur Ma- syarakat Mandiri. Bahkan, tambah Armie, dalam waktu dekat ini ISM Barokah akan bertolak ke Rotterdam, Belanda untuk studi banding tentang kelembagaan lokal. Pada Peringatan Hari Pangan Sedu- nia tingkat Provinsi Jawa Barat, digelar pula gerakan minum susu dan pengenal- an program diversifikasi pangan kepada generasi muda dan masyarakat luas. Selain itu, juga terdapat pameran produk pangan unggulan dari kabupa- ten/kota se-Jawa Barat, serta produk- produk diversifikasi pangan, seperti Cake Ganyong, Cilok Sukun, Combro Ga- nyong, Sorbi (Sorghum Ubi), Brownies Tepung Kovkaf, Awug Cireundeu, Egg Roll, Puding dan Cake Tepung Pisang serta aneka panganan lainnya. ● her/nes Dompet Dhuafa Ajak Masyarakat Sadar Pengurangan Risiko Bencana JAKARTA––Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan bulan Oktober sebagai bulan peringatan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) di seluruh negara. Berkaitan dengan itu Dompet Dhuafa sebagai sebuah lembaga kemanusiaan juga turut andil dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan momentum ini. Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa menggelar kampanye simpatik di Bunderan HI, Jakarta, Rabu (12/10) pagi. General Manager Relief Dompet Dhuafa, Bambang Suherman mengatakan, kampanye ini bertujuan agar masyarakat sadar akan dampak yang sekecil-kecilnya dari bencana alam. “Seluruh negara melakukan kampa- nye ini, tidak lain untuk mengingatkan bahwa bencana datang di waktu yang tidak kita duga. Oleh karena itu, diimbau pada masyarakat untuk sadar akan peng- urangan resiko bencana,” ucap Bambang di sela-sela kampanye. ● nes I nsya Allah pada 10 Dzulhijah 1432 H atau 6 November 2011 yang akan datang, umat Islam di seluruh dunia akan merayakan Hari Raya Idul Adha, atau sering disebut sebagai hari raya akbar. Disebut akbar, karena Idul Adha adalah hari di mana dua momentum besar dalam Islam, yakni haji dan kurban bertemu. Dua momentum sejarah dan ibadah yang mengandung nilai ketakwaan vertikal dan kesolehan horizontal. Sangat disayangkan, ritual tahunan ini selalu dipersepsikan sebagai ‘pesta’ an sich oleh kebanyakan umat Islam. Hanya sekedar mengeyangkan perut ‘orang lapar’ yang jarang memakan da- ging, tidak jarang pembagian daging kurban malah memicu kericuhan dan kegaduhan, sehingga makna kurban sebagai perekat persaudaraan menjadi hilang. Tidak jarang pula orang yang semestinya menikmati daging kurban malah tetap ‘kelaparan’ karena distribusi daging kurban tidak merata. Lebih dari sekedar ungkapan rasa syukur kepada Allah swt, kurban sub- stansinya adalah ekspresi pengabdian, pengorbanan dan kecintaan kepada Allah SWT, ungkapan cinta kasih dan simpatik kepada kaum lemah. Dikatakan demikian, karena ibadah kurban tidak sama dengan upacara persembahan atau penyembelihan hewan dalam agama- agama lain. Syariat Islam menegaskan, daging kurban tidak untuk sesajen, dilemparkan ke laut, atau dipersem- bahkan pada altar pemujaan, melainkan dibagikan kepada sesama muslim, ter- utama orang-orang lemah yang jarang menimati kenikmatan dan kelezatan hidup. Seperti pesan Allah SWT, ”Lalu makanlah sebagian dari dagingnya dan beri makanlah (dengan bagian yang lain- nya) orang fakir yang sengsara.” (QS Al- Haj: 28). Dalam ayat lain, Allah SWT berseru, “Daging-daging dan darah unta yang di- sembelih untuk kurban itu, sama sekali bukan untuk mencapai (keinginan) Allah, tetapi dengan ketakwaan kamu itulah yang akan mencapai (keridhaan) Allah. Demikianlah Allah memudahkan hewan sembelihan itu, supaya kamu menga- gungkan Allah berupa hidayah-Nya kepadamu.” (QS Al-Hajj: 37). Sejatinya ibadah kurban dapat melatih kaum muslimin untuk menebalkan rasa kemanusiaan, menghidupkan nurani, dan mengasah kepekaan terhadap kondisi lingkungan sekitar. Sudah selayaknya jika kurban tidak dimaknai sebatas “pesta daging” yang diadakan setahun sekali. Melain- kan, ibadah kurban adalah ibadah yang mengingatkan kita tentang arti sebuah pengorbanan cinta di jalan Allah. Kurban adalah wujud cinta di atas cinta. Karena kita cinta kepada Allah, maka kita pun cinta kepada Rasul-Nya, kaum muslimin, dan orang-orang miskin. Karena itu, Idul Kurban selain bentuk wujud kecintaan kita kepada Allah, secara langsung juga merupakan bukti kecintaan kita kepada saudara seiman kita, bahkan secara luas kepada seluruh umat manusia. Dari perspektif lain, kurban adalah simbol perlawanan terhadap segala sesu- atu yang akan menjauhkan diri kita dari jalan Allah SWT dan simbol perlawanan terhadap nafsu duniawi. Ketika kita sanggup ‘menyembelih’ dorongan nafsu dalam diri terhadap kemewahan duni- awi, maka pada saat itu sebetulnya kita sudah menang dalam melakukan pengab- dian, pengorbanan dan membuktikan kecintaan kita semata-mata kepada Allah SWT. Tebar Hewan Kurban Dengan meneladani semangat dan bentuk cinta seperti itulah, pada tahun ke-18 ini, Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa meluncurkan tema KURBAN BUKTI CINTA. THK mengajak peran serta umat Islam untuk berbagi cinta, memberikan perhatian besar ke daerah-daerah bencana dan daerah miskin di berbagai pelosok seluruh Indonesia. Program THK Dompet Dhuafa dari tahun ke tahun terus berkembang. Sejak dimulai pertama kali tahun 1994, jumlah pekurban yang ikut serta dalam program THK terus meningkat. Tahun 1994 ter- catat jumlah pekurban adalah 700 orang dengan jumlah hewan kurban sebanyak 644 ekor kambing dan 8 ekor sapi. Tahun 1995 dan seterusnya, angka ini terus me- lonjak. Tahun ini, THK menargetkan penghimpunan kurban sebanyak 25 ribu ekor hewan kurban atau naik 30 persen dari pencapaian tahun lalu yang berjum- lah 19.279 ekor. Penyebaran kurban ini sangat ber- manfaat, tidak saja untuk mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga antara yang kaya dan kaum dhuafa yang terse- bar luas di Nusantara. Bahkan kehadiran THK, telah menunjukkan bahwa mereka tidak sendiri. Program ini adalah bukti cinta terhadap Allah SWT untuk senanti- asa melayani dan mencintai kaum dhuafa. Dengan sebuah tujuan mulia, yakni memperkokoh dan meneguhkan nilai-nilai pengabdian dan kemanusiaan dalam menunaikan perintah Islam. Melalui kurban, inilah bukti cinta kami. ● Kurban Bukti Cinta Director of Store Operation Matahari Department Store, Sunny Setiawan menyerahkan secara sim- bolis dana yang berhasil dikumpulkan dalam pro- gram Infak via Kasir Matahari kepada Presiden Direktur Dompet Dhuafa, Ismail A. Said di Menara Matahari Lippo Karawaci, Jumat (14/10). Selama periode program, dana yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp.583.353.417.