STUDI HAZARD SEISMIK DAN HUBUNGANNYA DENGANINTENSITAS SEISMIK DI
PULAU SUMATERA DAN SEKITARNYASEISMIC HAZARD STUDIES AND ITS
CORRELATION WITH SEISMIC INTENSITY INSUMATERA AND ITS
SURROUNDING
Edy Santoso1, Sri Widiyantoro2, I Nyoman Sukanta112E-mail :
[email protected]
ABSTRAKZona subduksi di sepanjang pantai barat dan sesar aktif
yang berada di pulau Sumatera merupakan sumbergempa bumi yang
aktif. Upaya peningkatan mitigasi di wilayah Sumatera menjadi
bagian yang penting,untuk itu diperlukan suatu studi hazard seismik
dan hubungannya dengan intensitas seismik di pulauSumatera dan
sekitarnya. Studi ini menggunakan data dukung seperti data katalog
gempa bumi, data sesar,data subduksi, data intensitas seismik dan
data pga dari rekaman akselerograf BMKG. Berdasarkan hasilstudi
hazard seismik, diperoleh beberapa kota besar di Sumatra yang
mempunyai hazard seismik tinggiseperti : Banda Aceh, Padang,
Bengkulu dan Bandar Lampung. Hasil studi hubungan empiris antara
nilaipercepatan tanah maksimum (PGA) rata - rata dan data
intensitas seismik (MMI) observasi diperolehrumusan : I (MMI) =
0.008 * PGA (gal) + 3.159. Berdasarkan pendekatan hasil studi
sementara wilayahSumatera dengan beberapa hasil penelitian para
ahli luar negeri, maka rumusan empiris Wald et al. (1999)mempunyai
hasil yang cukup dekat dengan hasil studi pada nilai PGA 0 -200
gal. Sedangkan rumusanempiris Lepolt (2008)untuk nilai PGA 200-1000
gal.Kata kunci : Hazard seismik, Intensitas, PGA, Sumatera
ABSTRACTThe existence of the subduction zone along the west
coast and active faults in Sumatra is an active source
ofearthquakes. Increased mitigation efforts in the region became an
important part of Sumatra. It required astudy of seismic hazard and
its relationship with seismic intensity on the island of Sumatra
and surroundingareas. This study used data supporting such an
earthquake catalog data, data delivery, data subduction,earthquake
intensity data and PGA data from recording akselerograf BMKG Based
on the results of seismichazard studies, acquired several major
cities in Sumatra that have a high seismic hazard such as
BandaAceh, Padang, Bengkulu and Bandar Lampung. The results of an
empirical study of the relationship betweenrate the value of
maximum ground acceleration (PGA) and seismic intensity (MMI)
observations obtainedby the formula: I (MMI) = 0008 * PGA (gal) +
3159. Based on the approach to the study while the region ofSumatra
by several findings by scientists abroad, then the empirical
formulation of Wald et al. (1999) haveresults quite close to the
results of studies on the PGA 0 -200 gal. While the empirical
formula Lepolt (2008)for the PGA 200-1000 gal.Keywords : Seismic
Hazard, Intensity, PGA, Sumatera
Naskah masuk : 10 Juni 2011Naskah diterima : 13 September
2011
STUDI HAZARD SEISMIK DAN HUBUNGANNYA
.............................................................................................Edi
Santoso dkk.
129Bidang Seismologi Teknik BMKG, Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran
Jakarta Pusat 10720Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Jl
Ganesha 10, Bandung 40132
I. PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangKejadian alam berupa gempa bumi
yangmenghasilkan gerakan tanah dapat menimbulkankerusakan di
permukaan bumi dinamakan bahayakegempaan (hazard seismik)1).
Kerusakan dipermukaan bumi yang dapat dilihat disebutintensitas
seismik. Intensitas seismikmenggunakan skala Modified Mercalli
Intensity(MMI), yang ditulis dalam angka romawi antara Idan XII 2).
Intensitas seismik dalam studi inidianggap mempunyai hubungan
dengan hazardseismik.Lokasi studi dipilih pulau Sumatera,
karenapada daerah tersebut sangat rawan terhadap
yang dilakukan oleh para ahli di luar negeridengan hasil model
studi di wilayah Sumatera.
1.2.Teori Probabilistik Seismik Hazard AnalysisTeori ini
mengasumsikan bahwa magnitudogempa (M) dan jarak (R) sebagai
variabel acakindependen yang menerus5). Dalam bentuk umumteori
probabilitas total ini dapat dinyatakan sebagaiberikut 5) :
(1)
Dimana :fm = fungsi kepadatan probabilitas (probablitydensity
function) dari magnitude.
terjadinya bahaya bencana gempa bumi yang dapat
fr
= fungsi kepadatan probabilitas (probablity
merusak dan menyebabkan kerugian, baikkerugian korban jiwa
maupun kerugian material.Seperti contoh gempa Aceh 26 Desember
2004yang diikuti dengan kejadian tsunami. Kejadiangempa pada daerah
tersebut disebabkan olehbeberapa sumber gempa. Sumber gempa
yangpertama yaitu adanya patahan yang memanjang
density function) dari jarak hiposenter.P [I i | m dan r] =
kondisi probabilitas acakintensitas (I) yang melampaui nilai (i)
padasuatu lokasi akibat magnitudo gempa (M)dan jarak hiposenter
(R).
1.3. Model Sumber Gempa
dari selat Sunda hingga bagian utara pulau
Model sumber gempa sesar
adalah suatu
Sumatera. Patahan Sumatera ini terdiri dari sekitar20 segmen
utama3). Sumber gempa kedua adalahzona subduksi di wilayah lepas
pantai baratSumatera, karena lempeng (Samudra) Indo-Australia
bergerak menunjam ke bawah lempeng(benua) Eurasia. Batas tumbukan
dua lempeng inidapat diamati berupa jalur palung laut dalam
disebelah barat Sumatera sampai Kep. Andaman.Kecepatan penunjaman
lempeng Hindia dibawahSumatera sekitar 50 - 60 mm/tahun dan
kemiringandari zona penunjamannya sekitar 12 4).
model sumber gempa yang identifikasinyaberdasarkan geometri atau
fault 5). Model sumbergempa subduksi adalah suatu
modelseismotektonik yang teridentifikasi dengan baiksehingga dapat
dipetakan jalurnya. Denganmenggunakan metode likelihood pada
arealsubduksi, didapatkan nilai rate (laju pergerakanlempeng
tektonik) dan b-value (gambarankarakteristik tektonik kegempaan
dari suatudaerah), serta batas kedalaman area subduksi.Model sumber
gempa background adalah suatu
Tujuan dari studi hazard
seismik
dan
model sumber gempa yang dibuat karena adanya
hubungannya dengan intensitas seismik di pulauSumatera adalah
:a. Studi pemetaan daerah rawan kegempaan dipulau Sumatera dan
sekitarnya dengan metodaanalisis probabilitas hazard seismik
(PSHA).b. Penentuan nilai percepatan tanah maksimum(PGA) di batuan
dasar pada kota - kota besar diPulau Sumatera dan sekitarnya.c.
Membangun hubungan empiris yang dapatdigunakan untuk mengestimasi
dengan cepatintensitas seismik di suatu lokasi studi.d.
Membandingkan beberapa hasil modelpenelitian hubungan intensitas
seismik (MMI)dengan percepatan tanah maksimum (PGA)
suatu kejadian gempa pada suatu daerah namunpada daerah sumber
yang ditinjau belum ada dataseismogeniknya.
II. METODE PENELITIAN2.1. DataData yang digunakan dalam studi
ini berupadata katalog gempa bumi yang meliputi wilayahSumatra
dengan koordinat geografis 100LU -10LS dan 91,7 BT - 106 BT selama
kurang lebih46 tahun ,dengan nilai magnitude diatas 5 Mw
dankedalaman maksimum pusat gempa 300 Km. Datayang kedua adalah
data sesar yang ada di pulau
JURNAL METEOROLOGI DAN GEOFISIKA VOLUME 12 NOMOR 2 - SEPTEMBER
2011: 129 - 136
130
Sumatera yang terdiri dari 20 segmen sesar4). Datayang ketiga
adalah data subduksi dangkal yangterdiri dari empat zona yaitu :
zona subduksimegathrust andaman Sumatera, zona megathrustM1 (Nias)
Sumatra, zona megathrust M2 (Siberut)Sumatra, dan zona megathrust
SouthernSumatera6).
2.2. Metodologi2.2.1. Metode DeclusterMetode decluster untuk
memisahkan gempautama dari sekumpulan kejadian gempa bumi,dengan
mencari kriteria berdasarkan suatu rentangwaktu dan jarak tertentu
dari satu kejadian gempabesar 7).
Gambar 1. Diagram Alir Pengolahan Data
STUDI HAZARD SEISMIK DAN HUBUNGANNYA
.............................................................................................Edi
Santoso dkk.
131
2.2.2. Metoda Probabilistik Seismik HazardAnalysisMetode ini
secara garis besar dapat diuraikanmenjadi empat langkah yaitu 8)
:1. Langkah pertama, identifikasi dan karakterisasidari sumber
gempa.2. Ground motion akan dihasilkan di suatu siteoleh suatu
kejadian gempa bumi dari suatuukuran kemungkinan kejadian di suatu
titikkemungkinan dalam masing - masing zonasumber gempa.3.
Percepatan maksimum pada suatu lokasi akibatsuatu kejadian gempa
bumi ditentukan darifungsi atenuasi.4. Ketidakpastian dari lokasi
gempabumi, ukurangempabumi, dan ground motion parameterprediksi
dikombinasikan untuk memperolehprobabilitas dari parameter
percepatan tanahmaksimum (PGA) yang akan terlampaui padaperiode
waktu tertentu.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN3.1. Peta Hazard Gempa Bumi Data
KatalogGempa Bumi USGS dan BMKG
Gambar 2. Peta Hazard gempa bumi dari data katalogUSGS
2.2.3. Fungsi - Fungsi
Atenuasi Intensitas
Seismika. Rumusan Gutenberg & Richter9).Untuk wilayah
Western USA.MMI = 3,00 log (PGA) + 1,50......(2)b. Rumusan
Hershberger10)Untuk wilayah Western USA.MMI = 2,33 log (PGA) +
2,1....................(3)c. Rumusan Trifunac & Brady11)Untuk
wilayah Western USA.MMI = 3,33 log (PGA) -
0,47.......................(4)
d. Rumusan Murphy & O'Brien12)Untuk wilayah Western USA,
Japan, SouthernEuropeMMI = 2,86 log (PGA) + 1,24..............(5)e.
Sauter & Shah13)Untuk wilayah yang tidak diketahui.MMI = 3,62
log (PGA) - 0,90..................(6)f. Wald et al.14)Untuk wilayah
California.MMI = 2,20 log(PGA) + 1,00...................(7)g.
Lepolt Linkimer 15)Untuk wilayah Costa Rica USA.MMI = 2,30 log(PGA)
+ 0,92(II < MMI <
V)......................................(8)MMI = 3,82 log(PGA) -
1,78(V < MMI <
VII)...........................................(9)
Gambar 3. Peta Hazard gempa bumi dari data katalogBMKG
Pada pulau-pulau kecil disekitar bagian baratpulau Sumatera
umumnya nilai PGA dari datakatalog BMKG lebih besar bila
dibandingkandengan data katalog USGS dengan rentang selisihnilai
PGA sekitar 0,2 - 0,3 g. Perbedaan nilai PGAini disebabkan oleh
data pada katalog BMKG yangdigunakan hanya berselang waktu 6
tahun.Sedangkan pada data USGS sekitar 37 tahun.Rentang waktu data
yang digunakan serta kualitasdata yang digunakan akan
mempengaruhiparameter a-b value dan nilai hazard gempa bumiyang
dihasilkan. Parameter b menggambarkankarakteristik tektonik
kegempaan dari suatu daerahsedangkan nilai a menunjukkan
karakteristik data
JURNAL METEOROLOGI DAN GEOFISIKA VOLUME 12 NOMOR 2 - SEPTEMBER
2011: 129 - 136
132
pengamatan yang tergantung pada lamanyapengamatan dan tingkat
seismisitas
3.2. Peta Hazard Gempa Bumi dari DataKatalog Gabungan (ANSS,
BMKG, EHBdan USGS)
Gambar 6. Peta selisih percepatan tanah maksimum(PGA) di batuan
dasar antara data SNI danstudi.
Selisih terbesar antara nilai PGA SNI 2010dengan nilai PGA hasil
studi pada wilayah segmen
Gambar 4. Peta Hazard gempa bumi dari data kataloggabungan
Nilai percepatan tanah maksimum (PGA) dibatuan dasar paling
tinggi sekitar lebih besar dari0,6 g terjadi di pulau Nias dan
daerah yang beradatepat diatas sesar Angkola, sesar Barumun,
sesarSumpur, sesar Sianok, sesar Sumani, sesar Suliki,sesar Manna.
Hal ini disebabkan oleh aktifitas
Megathrust. Nilai PGA mempunyai rentang antara0,05 g hingga 0,6
g. Sedangkan untuk di pulauSumatera perbedaannya tidak terlalu
signifikandengan maksimum perbedaan kurang dari 0,05hingga 0,15
g.
3.4. Kurva Hazard Pada Beberapa Kota Besar diIndonesia
sumber gempa bumi sesar, background maupunsubduksi. Aktifitas
ketiga sumber ini dapat terlihatpada kurva hazard disekitar wilayah
tersebut.
3.3. Perbandingan Hasil Studi denganPenelitian Sebelumnya
Gambar 7. Kurva hazard di batuan dasar kota Aceh
Sumber gempa bumi yang mempuyai lajukejadian pertahun (annual
rate of exceedance)terbesar adalah sumber gempa bumi
shallowbackground. Jika dilihat dari segi hazard gempa
Gambar 5. Peta SNI 2010 untuk periode 0.05 detikperiode ulang
500 tahun16).
bumi pada batuan dasar, maka kontribusi darisumber gempa sesar
adalah yang paling besar.
STUDI HAZARD SEISMIK DAN HUBUNGANNYA
.............................................................................................Edi
Santoso dkk.
133
3.5. Pembuatan Fungsi Intensitas SeismikObservasi (MMI) dengan
PercepatanTanah Maksimum (PGA) RekamanAccelerograph BMKG Hasil
rumusan empiris antara Intensitas(MMI), magnitudo dan jarak site ke
hiposentermax.300 Km untuk kedalaman sumber gempa 40 Km 17),
yaitu:I(MMI) = 0,910*Mag + 26,620*( )
-2,195...................................... (10) Hasil rumusan
empiris antara Intensitas(MMI), magnitude dan jarak site ke
hiposentermax. 300 Km untuk kedalaman sumber gempa 40 Km 17),
yaitu:I(MMI) = 1,144*Mag + 58,069*( ) -3,569..................
(11)Dimana :I (MMI) = Intensitas Seismik (MMI).
probabilitas untuk kemungkinan terlampaui 10%dalam 50 tahun atau
setara dengan periode ulang500 tahun. Hal ini dikarenakan nilai
PGAprobabilitas mempunyai kemungkinan terlampaui10% dalam 50 tahun
atau setara dengan periodeulang 500 tahun.
Mag
= Magnitudo (SR).
R
= Jarak dari site ke hiposenter (Km).
Persamaan 10 dan 11, akan digunakan sebagai
Gambar 8. Peta intensitas seismik wilayah Sumateraperiode ulang
500 tahun dari rumusan hasilstudi.
suatu model Intensitas yang mewakili daerah studi.
3.6. Rumusan Empiris Hasil Studi AntaraI n t e n s i t a s d a n
P e rc e p a t a n Ta n a hMaksimum Wilayah SumateraNilai dari
intensitas seismik dari modelpersamaan 10 dan 11, akan dihubungkan
dengannilai percepatan tanah maksimum hasil rekamanalat
akselerograf. Hubungan empiris dari intensitasseismik dan nilai
percepatan tanah maksimumseperti pada persamaan dibawah ini:
I(MMI) = 0,008*PGA + 3,159........ (12)Dimana :
I (MMI) = Intensitas (MMI)PGA = Percepatan tanah maksimum
(gal)
3.7. Pengolahan Intensitas Seismik (MMI)Pembuatan peta
intensitas dengan memasukannilai PGA yang didapatkan dengan
menggunakanmetode PSHA. Hasil keluaran dengan metodePSHA berupa
grid dan nilai PGA wilayah studiseperti pada Gambar 4. Hasil nilai
PGA tersebutkemudian di masukan kedalam persamaan 12 yangnantinya
akan diinterpolasikan antar titiknyasehingga didapatkan Gambar 8
dan 9. Petaintensitas yang dihasilkan merupakan peta
Gambar 9. Peta intensitas seismik wilayah Sumateraperiode ulang
500 tahun dari tabel Bolt18).
Perbedaan antara peta intensitas seismik(MMI) wilayah Sumatera
untuk periode ulang 500tahun dari hasil studi dengan hasil konversi
tabelBolt18) mempunyai selisih nilai intensitas seismiksekitar II
MMI hingga III MMI.
3.7. Pendekatan Rumusan Empiris Hasil Studidengan Bermacam Hasil
Para AhliPendekatan antara hasil studi dengan hasilpenelitian para
ahli dengan memasukan nilai PGA
JURNAL METEOROLOGI DAN GEOFISIKA VOLUME 12 NOMOR 2 - SEPTEMBER
2011: 129 - 136
134
tertentu kedalam persamaan studi dan para ahli.Dari nilai
intensitas yang dihasilkan masing -masing rumusan akan didekati
dengan metode ujistatistik. Dari hasil pendekatan didapatkan
nilaiintensitas seismik (MMI) range 10 - 200 gal lebih
mendekati rumusan empiris dari Wald et al14). Danuntuk range 250
- 1000 gal lebih mendekatirumusan empiris dari Lepolt15). Hal ini
terlihat padatabel 1. Nilai intensitas pada tabel 1
berdasarkanrumusan pada persamaan 2 sampai 9.
Tabel 1.Hasil model studi dengan beberapa hasil model penelitian
para ahli di luar negeri
NilaiIntensitas
IV. KESIMPULANa. Perbandingan nilai PGA di batuan dasar
untukdata BMKG wilayah Sumatera lebih lebih besarbila dibandingkan
dengan menggunakan dataUSGS. Karena data BMKG mempunyai selangwaktu
6 tahun. Sedangkan data katalog USGSmempunyai selang waktu 37
tahun.b. Nilai PGA di batuan dasar untuk data katalogUSGS dan BMKG
wilayah Sumatera untukperiode ulang 500 tahun mempunyai
selisihnilai sekitar 0,25 - 0,5 g. Hal ini disebabkan olehsebaran
kejadian dan jumlah data gempa antarakedua katalog berbeda yang
dapatmempengaruhi penggambaran karakteristiktektonik kegempaan (b
value) dan keaktifanseismisitas yang berbeda juga.c. Perbandingan
perhitungan nilai PGA di batuandasar wilayah Sumatera untuk periode
ulang500 tahun antara hasil studi dengan peta SNI2010 menunjukkan
bahwa nilai dari kedua petahazard gempa bumi memiliki pola
kemiripanpada wilayah pulau Sumatera bagian timur.
Kecuali pada beberapa selisih nilai di bagianbarat pulau
Sumatera dengan selisih sekitar 0,0g - 0,1 g. Dan untuk wilayah
segmen Megathrustterdapat beberapa perbedaan nilai PGA yangberkisar
antara 0,0 - 0,2 g untuk daerah di luarpusat segmen Megathrust dan
hingga mencapai0,6 pada bagian dalam dari segmen. Perbedaanini
disebabkan oleh faktor pertama yaitupenentuan parameter a-b value
Faktor yangkedua rentang waktu pengambilan data.d. Nilai PGA di
batuan dasar pada kota - kota besardi pulau Sumatera hasil studi
seperti kota BandaAceh sekitar 0,35 g, Medan 0,15 g, Pekanbaru0,1
g, Padang 0,3 g, Muara Bungo 0,1 - 0,15 g,Kuala Tungkal < 0,05
g, Palembang 0,05 - 0,1 g,Bengkulu 0,25 - 0,3 g, Bandar Lampung
0,25 g.e. Dari hasil kurva hazard pada kota Aceh.Kontribusi hazard
dari sumber gempa sesar,shallow dan deep background cukup besar.f.
Berdasarkan nilai-nilai PGA dari hasil studi,mengindikasikan ada
beberapa kota besar dipulau Sumatera yang sangat rentan
terhadap
STUDI HAZARD SEISMIK DAN HUBUNGANNYA
.............................................................................................Edi
Santoso dkk.
135
gempa bumi seperti kota Banda Aceh, Padang,Bengkulu, dan Bandar
Lampung.g. Hasil hubungan empiris yang dapat digunakanuntuk
mengestimasi dengan cepat atenuasiintensitas seismik (MMI) di
lokasi wilayahSumatera yaitu:I (MMI) = 0,008 * PGA (gal) +
3,159
h. Perbandingan hasil peta intensitas untukperiode ulang 500
tahun antara hasil studi dantabel MMI Bolt. Mempunyai selisih
antara II
8)
9)
Sequence of Earthquake in SouthernCalifornia, With Aftershocks
Removed.Bulletin of Seismological Society ofAmerica, 64,
1363-1367.
Issues and Insight. New York: ColumbiaUniversity Press.
Magnitude, Intensity, Energy, andAcceleration. Bulletin of
SeismologySociety of America, 32, 163-191.
MMI hingga III MMI. Hal ini disebabkan oleh
10)
Hershberger, J. (1956). A Comparison of
kondisi wilayah Sumatera yang belum tentusama dengan kondisi
wilayah dimana tabeltersebut dibuat.i. Berdasarkan pendekatan hasil
model studiwilayah Sumatera dengan beberapa hasil modelpenelitian
para ahli di luar negeri. Didapatkanrumusan para ahli yang
mendekati dengan hasilstudi yaitu rumusan empiris Wald et al14)
dengannilai PGA 0-200 gal, sedangkan untuk nilai PGA200-1000 gal
yaitu rumusan empiris Lepolt15).Hal ini disebabkan oleh kemiripan
kondisitektonik di wilayah penelitian Wald et al.14)
danLepolt15).
V. Daftar Pustaka1)
11)
12)
13)
Earthquake Accelerations With IntensityRating. Bulletin of
Seismological Society ofAmerica. 46, 317-320.
Correlation of Seismic Intensity Scale Withthe Peaks of Recorded
Strong GroundMotion. Bulletin of the SeismologicalSociety of
America, 65, 139-162
Correlation of Peak Ground AccelerationAmplitude With Seismic
Intensity and OtherPhysical Parameters. Bulletin of
theSeismological Society of America, 67, 877 -915.
Seguro Contra Terrremoto, Franz Sauter y
2)
3)
ITB.
Francisco: Freeman.
Tsunami di Sumatra dan Upaya untukMengembangkan Lingkungan Hidup
yang
14)
Asociados Ltda. San Jose : Costa Rica.Wald, D.J, Quitoriano, V.,
Haeaton, T.H.,Kanamori, H. (1999). Relationship BetweenPeak Ground
Acceleration, Peak groundVelocity, and Modified Mercalli Intensity
inCalifornia. Earthquake Spectra, 15, 557-
Aman Dari Bencana Alam.
Symposium.
564.
4)
ITB : Bandung.
Sumatran Fault Zone : from source to hazard.Journal of
Earthquake and Tsunami. 1(1),
15)
Ground Acceleration and Modified MercalliIntensity In Costarica.
Revista Geologica deAmerica Central, 38, 81-94.
5)
21-47.
16)
Irsyam, M., Sengara, I.W., Aldiamar, F.,Widiyantoro, S.,
Triyoso, W., Natawidjaja,
6)
7)
Analysis . Colorado: EarthquakeEngineering Research
Institute.
Indonesia Untuk Perencanaan StrukturBangunan Tahan Gempa Dengan
ModelSumber Gempa Tiga Dimensi DalamAnalisa Probabilitas. Draft
DisertasiProgram Studi Teknik Sipil, ITB.
17)
18)
D.H. et al., 2010. Ringkasan Hasil Studi TimRevisi Peta Gempa
Indonesia 2010.Bandung.
Seismik. Tugas Akhir, ITB: Bandung.
Intensity Scale, Earthquake - Newly Revisedand Expanded,
Appendix C, W.H. Freemanand Co.
JURNAL METEOROLOGI DAN GEOFISIKA VOLUME 12 NOMOR 2 - SEPTEMBER
2011: 129 - 136
136Reiter, L. (1990). Earthquake Hazard Analysis-Guttenberg, B.
& Richter C.F. (1942). EarthquakeTrifunac, M.D and Brady, A.G.
1975. On TheMurphy J.R, & O'Brien, L.J. (1977). TheAfnimar.
(2009). Seismologi, Bandung: PenerbitSauter, F., & Shah, H.C.
(1978). Estudio deRichter, C.F. (1958). Elementary Seismology.
SanNatawidjaja, D.H. (2007). Gempa Bumi danNatawidjaja, D.H., &
Triyoso, W. (2007). TheLepolt, L.. (2008). Relationship Between
PeakMcGuire, R.K. (2004). Seismic Hazard and RiskAsrurifak, M.
(2010). Peta Respon SpektraWidiyantoro, S. (1986). Atenuasi
IntensitasBolt, B.A. (1993). Abridged Modified MercalliGardner,
J.K., &Knopoff, L. (1974). Is The