Top Banner
Gambar 7. Model Endapan Suksesi pada Paparan Selama Proses Transgresi-Regresi 2.4 Struktur Sedimen Pada Shoreface Dan Shallow Marine Pada lingkungan ini, bentuk struktur sebagai respons pada arus tak langsung maupun arus yang terombang-ambing dinamakan aliran yang saat ini masih ada, untuk membentuk struktur sedimen aliran. 2.4. 1 Ripple & Dunes Pada sedimen yang berukuran pasir, desiran yang terombang-ambing mempunyai karakteristik puncak yang tegak dan profil yang simetris. Desi)ran ukuran kerikil yang simetris berada pada kedalaman 160 meter yang telah dilaporkan (Forbes dan Boyd, 1967; Hart dan Plint,1989) dan Leckie (1988) yang merupakan sedimen lampau. Aliaran Ripple yang tergabung (Gambar 8) cenderung mempunyai profil yang simetris, tetapi pada struktur cross laminasi mempunyai dip yang arahnya konsisten pada satu arah. Pada rekaman geologinya, dimana pada profil ripplenya tidak dapat dipertahankan, aliran yang tergabung dan current ripple menjadi sangat sulit dibedakan. Gumuk yang berupa 2 maupun 3 dimensi pada muka pantai terbentuk oleh arus yang mendekati dan menjauhi pantai (Clifton et al, 1971; Greenwood dan Mitler 1965). Migrasi terbentuk pada struktur cross bedding yang skalanya medium. Pada gelombang dan sebagian topan didominasi oleh bagian muka pantai , bagaimanapun cross bedding cenderung dihancurkan oleh badai ombak dan tergantikan oleh parallel laminasi dan atau stratifikasi yang mengikis secara silang siur (Greenwood dan Sherman, 1986). Gumuk juga telah diteliti pada tepi pantai dengan panjang gelombang 1-40 meter, dan tinggi gumuk hingga beberapa meter. Gumuk yang 3 dimensi secara aktif bermigrasi selama dorongan dari badai pada aliran geostropik (Swift, et al 1981) tetapi beberapa diantaranya telah terombakkan menjadi ripple selama terjadi pada aliran lemah. Gumuk 2 Dimensi yang lebih besar, dengan rentang 20-400 meter bermigrasi lebih pelan dan tidak terbentuk kembali dari badai yang satu ke badai yang lain.
14

Dok

Jan 20, 2016

Download

Documents

Nur Anesi

Shallow Marine
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Dok

Gambar 7. Model Endapan Suksesi pada Paparan Selama Proses Transgresi-Regresi

2.4 Struktur Sedimen Pada Shoreface Dan Shallow Marine

Pada lingkungan ini, bentuk struktur sebagai respons pada arus tak langsung maupun arus

yang terombang-ambing dinamakan aliran yang saat ini masih ada, untuk membentuk struktur

sedimen aliran.

2.4. 1 Ripple & Dunes

Pada sedimen yang berukuran pasir, desiran yang terombang-ambing mempunyai

karakteristik puncak yang tegak dan profil yang simetris. Desi)ran ukuran kerikil yang simetris

berada pada kedalaman 160 meter yang telah dilaporkan (Forbes dan Boyd, 1967; Hart dan

Plint,1989) dan Leckie (1988) yang merupakan sedimen lampau. Aliaran Ripple yang tergabung

(Gambar 8) cenderung mempunyai profil yang simetris, tetapi pada struktur cross laminasi

mempunyai dip yang arahnya konsisten pada satu arah. Pada rekaman geologinya, dimana pada

profil ripplenya tidak dapat dipertahankan, aliran yang tergabung dan current ripple menjadi sangat

sulit dibedakan.

Gumuk yang berupa 2 maupun 3 dimensi pada muka pantai terbentuk oleh arus yang

mendekati dan menjauhi pantai (Clifton et al, 1971; Greenwood dan Mitler 1965). Migrasi terbentuk

pada struktur cross bedding yang skalanya medium. Pada gelombang dan sebagian topan –

didominasi oleh bagian muka pantai , bagaimanapun cross bedding cenderung dihancurkan oleh

badai ombak dan tergantikan oleh parallel laminasi dan atau stratifikasi yang mengikis secara silang

siur (Greenwood dan Sherman, 1986). Gumuk juga telah diteliti pada tepi pantai dengan panjang

gelombang 1-40 meter, dan tinggi gumuk hingga beberapa meter. Gumuk yang 3 dimensi secara

aktif bermigrasi selama dorongan dari badai pada aliran geostropik (Swift, et al 1981) tetapi

beberapa diantaranya telah terombakkan menjadi ripple selama terjadi pada aliran lemah. Gumuk 2

Dimensi yang lebih besar, dengan rentang 20-400 meter bermigrasi lebih pelan dan tidak terbentuk

kembali dari badai yang satu ke badai yang lain.

Page 2: Dok

Gambar 8. Sketsa menunjukkan variasi dari stratifikasi ripple secara silang siur dimodifikasi dari

Raaf (et al 1977).

2.4.2 Stratifikasi Silang Siur Berbentuk Bukit Kecil (HCS)

Struktur (pada Gambar 9) yang membentuk batupasir dengan ukuran butir halus sampai

sangat halus yang telah diidentifikasi melalui rekaman geologinya hingga mempunya nama

Stratifikasi Silang Siur Berbentuk Bukit Kecil (HCS) yang dibuat oleh John Harms (Harms, et al

1975). Beliau membandingkan bagian dasar dari gumuk kecil hingga desiran ombak yang skalanya

lebih besar, sehingga dapat diinterpetasikan bahwa HCS merupakan endapan angin. HCS sekarang

telah dikenali pada beberapa cekungan dalam umur yang berbeda (Duke 1965) badai

diinterpretasikan sebagai penjabaran yang cakupannya lebih luas. Debat berlanjut pada mekanika

dari formasi ; beberapa penulis lebih suka mengkombinasikan aliran dimana hasil akhir dari

eksperimen dari Southard (et al 1990) buktinya cenderung lebih kuat. Karena HCS terbentuk selama

terjadi badai tidak dapat dihubungkan dengan kejadian yang diteliti dari laut dangkal. Bagian inti

dari kemungkinan HCS telah diperoleh dari muka pantai (Greenwood dan Sherman 1986) dan secara

tentatif diidentifikasikan berada dia area lepas pantai.

Gambar 9. HCS. Formasi Kardium, Sungai Ram, Alberta (ditunjukkan dengan arah panah

menunjukkan kurva laminasi dengan HCS. Juga mencatat konvergensi dengan sudut yang kecil dari

laminasi yang melengkung pada huruf C

Pada rekaman geologi, batupasir HCS umumnya berlapis lapis dengan batulumpur yang

strukturnya bioturbasi . Ketebalan batupasir umumnya 10-50 cm dengan beberapa lapisannya

tebalnya hingga 1 meter. Kebanyakan lapisannya mempunyai ujung yang tajam dan beberapa

diantaranya mempunyai jejak-jejak yang berbentuk seperti tapak kaki (yang sering disugestikan

Page 3: Dok

sebagai aliran perpendicular hingga arah regional garis pantai). Pada kebanyakan contoh yang

berasosiasi dengan skala sudut menengah dari cross bedding yang telah ditunjukkan mungkin

sebagai fungsi dari kontrol ukuran butir dengan pembentukan utama cross bedding utamanya pada

pasir berukuran sedang-kasar. HCS utamanya melindungi aktivitas arus tidal yang lemah yang

berada di bawah ombak. Problem utamanya ditunjukkan oleh batupasir HCS yang berlapis-lapis

dengan batulumpur bioturbasi yang tidak sebanyak formasi dari HCS itu sendiri sebagai

mekanisme transportasi pasir dari tempat akhir endapan tersebut; akan didiskusikan belakangan.

2.4.3 Stratifikasi Silang Siur Yang Terkikis

Pada rekaman geologi , beberapa lapisan batupasir HCS beramalgamasi secara

bersama-sama dan batulumpur yang saling berlapis lapis ketebalannya bisa tipis maupun

tiadak terdapat lapisan. Disini kecil kemungkinannya untuk muncul dan terlindungi dari

lumpur, utamanya terjadi pada kedalaman yang lebih dangkal beberapa diantaranya teragitasi

oleh lingkungan. Jika HCS beramalgamasi secara terus-menerus maka tidak akan terbentuk

batulumpur dan tidak terbagi secara jelas bidangnya dari permukaan yang tidak

teramalgamasi sebagai tubuh batupasir yang tebal beberapa meter dari bentuknya (Gambar

10). Periode swaly cross stratification (SCS) disusun oleh Leckie & Walker (1982) untuk

tubuh pasir dengan definisi tebal lebih dari 2 meter. Stratifikasi secara internal secara

dominan umumnya datar hingga sangat jelas berbentuk berombak, dan potongan yang

terkikis berbentuk sirkular maupun elips pada pandangan datar semeter lebih diameternya

dan kedalamannya melensa beberapa meter dalamnya. Antara kesesuaian lamiasinya terhadap

bentuk dari kikisan , secara berjenjang semakin ke atas berbentuk seperti api. Kikisannya

sangat jarang melewati gumuk pasir secara lateral, meskipun laminasinya konveks ke atas

pada tubuh pasir yang telah terkikis mengindikasikan sebuah deskripsi (dan genetik)

persamaan klasik dari HCS.

Dalam beberapa contoh dari rekaman geologi, tubuh pasir dari SCS terjadi secara

stratigrafis diatas batupasir HCS dan berlapis-lapis dengaan mengandung batulumpur. Baru-

baru ini ketebalan tubuh pasir antara 10-15 meter yang seluruhnya mengandung SCS.

Alternatifnya, kandungan yang paling rendah SCS nya dengan lapisan silang siur dan lapisan

secara horizontal berlapis batupasir pada bagian atas (diatas muka panatai dan pada

panatainya. Itu bisa tertutupi oleh lapisan batubara insitu yang dapat dilacak sumbernya.

Konten dari stratigrafi ini merujuk pada beberapa tubuh pasir SCS menunjukkan progradasi

yang didominasi pada bagian muka pantainya, dimana badai memproses cetakannya dalam

Page 4: Dok

jumlah yang melimpah dalam segala rekaman dari sedimentasi, kecuali bagian atas dari muka

pantai dan pantai itu sendiri.

Gambar 10. SCS pada batuan berumur Permian di thimoul dekat Woolongong N.S.W

Australia. Kebanyakan dari stratifikasi umumnya datar (F). Dengan lokasi yang terkikis (S).

Laminasi dengan sudut rendah yang diambil dari sayatan pada gambar diatas. Skala

panjangnya 15 cm.

2.5 Pengendapan Karbonat di Shallow Marine

Batuan karbonat adalah batuan sedimen yang mempunyai komposisi yang dominan

(lebih dari 50%) terdiri dari garam-garam karbonat, yang dalam prakteknya secara umum

meliputi Batugamping dan Dolomit. Karbonat mempunyai keistimewaan dalam cara

terbentuknya, yaitu hanya dari larutan, praktis tidak ada sebagai detritus daratan.

Pembentukan batuan karbonat secara kimia, tetapi yang penting adalah turut sertanya

organisme di dalam batuan karbonat.

Proses Pembentukannya dapat terjadi secara insitu, yang berasal dari larutan yang

mengalami proses kimiawi maupun biokimia dimana pada proses tersebut, organism turut

berperan, dan dapat pula terjadi butiran rombakan yang telah mengalami transportasi secara

mekanik dan kemudian diendapkan pada tempat lain, dan pembentukannya dapat pula terjadi

akibat proses diagenesa dari batuan karbonat yang lain (sebagai contoh yang sangat umum

adalah proses dolomitisasi, dimana kalsit berubah menjadi dolomite). Seluruh proses

pembentukan batuan karbonat tersebut terjadi pada lingkungan laut, sehingga praktis bebas

dari detritus asal darat.

Page 5: Dok

Menurut Pettijohn (1975), batuan karbonat adalah batuan yang fraksi karbonatnya

lebih besar dari fraksi non karbonat atau dengan kata lain fraksi karbonatnya >50%. Apabila

fraksi karbonatnya <50% maka, tidak bisa lagi disebut sebagai batuan karbonat.

Karakter endapan pada lingkungan karbonat shallow marine ditentukan oleh jenis

organisme yang hadir dan energi dari gelombang dan pasang-surut. Kawanan karbonat

mungkin terbentuk dari ooid, campuran pecahan cangkang, atau akumulasi foraminifera

benthik.

Pembentukan Reef

Reef adalah tubuh karbonat yang terbentuk dari kerangka organism benthic seperti

koral. Karbonat yang tumbuh membentuk biostroem. Koral tumbuh bersimbiosis dengan alga

yang membuat koral dapat tumbuh di lingkungan marine dengan nutrisi rendah.

Struktur reef terbagi atas beberapa sub-daerah. Pertama, reef crest merupakan tempat

dimana koral tumbuh membentuk struktur masif dan encrusting agar dapat tahan terhadap

gaya dari gelombang. Menuju ke arah laut lepas, terdapat reef front yang merupakan tempat

akumulasi rombakan koral masif dan encrusting, serta tempat tumbuh branching coral dan

platy coral pada daerah dengan energi lebih rendah dan lebih dalam. Menuju ke arah darat, di

dekat reef crest, terdapat reef flat yang tidak terlalu luas, merupakan tempat tumbuh robust

coral. Semakin menuju ke arah darat, di samping reef flat terdapat back reef, merupakan

daerah dengan bentuk koral yang globular. Selain koral, organisme lain juga berperan

penting dalam pembentukan framework. Hancuran inti reef oleh gelombang akan

diakumulasikan sebagai talus pada daerah fore reef. Terdiri dari fasies rudstone dan

grainstone.

Page 6: Dok

Gambar 11 Pembagian sub daerah Struktur Reef

Terdapat tiga macam letak reef yang ada pada recent ocean. Pertama, fringing reef,

yaitu reef yang terbentuk di dekat shoreline tanpa adanya backreef. Kedua, barrier reef, yaitu

reef yang terletak sejajar garis pantai dengan jarak beberapa kilometer dari pantai,

membentuk barrier dengan bagian belakang merupakan lagoon yang berenergi rendah.

Ketiga, patch reef atau atoll, yaitu reef yang berada di daerah offshore yang terisolasi pada

epicontinental atau seamount.

Gambar 12 letak Reef Barier Reef, Fringing reef dan Patch reef.

Reef dapat digunakan untuk menginterpretasikan paleoenvironment. Pada saat ini,

reef umumnya tumbuh di daerah tropis. Artinya reef dapat dijadikan indikator lingkungan

Page 7: Dok

beriklim tropis. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Penyusun reef yang

berbeda mungkin saja hidup pada lingkungan atau iklim yang berbeda. Hal terpenting,

pertumbuhan koral dipengaruhi oleh keterdapatan nutrisi. Perkembangan reef dapat terhenti

karena adanya perubahan lingkungan, yaitu oleh adanya suplai sedimen dari darat yang

mengandung banyak nutrient. Ketika hal itu terjadi, maka yang terbentuk adalah sedimentasi

karbonat pelagik yang tipis disebut condensed succession.

Endapan-endapan karbonat pada masa kini terutama tersusun oleh aragonite,

disamping itu juga kalsit dan dolomite. Aragonite tersebut kebanyakan berasal dari proses

biogenic(ganggang hijau atau calcareous green algae) atau hasil presipitasi langsung dari air

laut secara kimiawi. Aragonite ini bersifat tidak stabil, aslinya segera setelah terbentuk akan

berubah menjadi kalsit. Oleh karena adanya proses substitusi Cu dan Mg, maka endapan

kalsit pada endapan masa kini ada dua macam, yaitu :

1. Low-Mg calcite, apabila kandungan MgCO3<4% dan terbentuk pada daerah yang

dingin.

2. High-Mg calcite, apabila kandungan MgCO3>4% dan terbentuk pada daerah yang

hangat.

Ada 5 (lima) mekanisme penting yang dapat menerangkan bagaimana terjadinya

pengendapan CaCO3 dan bertambahnya CO2 yang dapat terlarut dalam air (Blatt, 1982).

1. Bertambahnya suhu dan penguapan.

Dari semua gas yang ada, hanya sedikit yang dapat larut dalam air panas dan hal ini

yang menyebabkan mengapa batuan karbonat terbentuk hanya pada laut di daerah tropis dan

subtropis, jarang didapatkan pada daerah dingin dekat kutub atau pada daerah laut dalam.

2. Pergerakan air.

Pergerak air yang disebabkan oleh angin atau badai akan mengakibatkan kalsium dari

organisme pembentuk karang dan lumpur karbonat bergerak berpindah ke atas permukaan

air.

3. Penambahan salinitas.

Karbon dioksida kurang larut dalam air garam bila dibandingkan dengan daya

larutnya dalam air tawar, sehingga dengan bertambahnya salinitas akan menyebabkan karbon

Page 8: Dok

dioksida terbebas. Bertambahnya salinitas biasanya akibat dari penguapan dan dapat

menambah jumlah kalsium sebanding dengan jumlah ion karbon.

4. Aktivitas organik.

Alga dan koral mempunyai proses yang berbeda satu sama lain namun saling

membutuhkan dimana alga menghirup karbon dioksida dan akan mengeluarkan oksigen

selama berlangsungnya proses fotosintesa, sedangkan koral menghirup O2 dan akan

mengeluarkan CO2.

5. Perubahan tekanan.

Air hujan mengandung sejumlah karbon dioksida mengikat jumlah udara yang

banyak, selanjutnya air hujan tersebut masuk dan melewati zona tanah dengan tekanan

karbon dioksida lebih besar dibandingkan di atmosfir, akibatnya air tanah menjadi kaya akan

karbon dioksida. Bila air tanah tersebut masuk ke dalam sebuah gua maka karbon akan larut

dalam air dan menyebabkan terbentuknya kenampakan seperti stalaktit dan stalagmit.

Gambar 13. Lingkungan pengendapan karbonat yang produktif

Hal lain adalah terbentuknya tekstur klastik pada batuan karbonat sebagai fragmentasi

atau pembentukan sekunder (contoh : oolith), dan pengendapannya menyerupai detritus.

Sebagian besar sedimen karbonat terutama diendapkan pada paparan laut dangkal (platform).

Page 9: Dok

Karbonat platform dapat juga terjadi pada tepi blok kratonik dalam cekungan intrakratonik,

melintasi top bank-bank lepas pantai, dan daerah daerah positif lainnya pada paparan (Wilson

& Jordan, 1983). Sedimen karbonat mungkin juga dijumpai pada beberapa bagian lingkungan

laut marginal, seperti pantai, dan tidal flats.

Berdarkan sifat tepi (edge) platform-nya, ada tiga tipe dasar platform karbonat yang

dapat dikenali (Harris Moore, & Wilson, 1985), yaitu :

· Paparan karbonat rimmed

· Paparan karbonat unrimmed, termasuk paparan terbuka dan karbonat ramps

· Karbonat platform terisolasi.

1. Paparan Karbonat Rimmed

Adalah plaform dangkal yang ditandai oleh perubahan lereng yang jelas pada bagian

tepi luarnya (outer) kedalam air yang lebih dalam. Pada daerah perubahan (break) ini

biasanya berupa barier yang hampir mendekati menerus disepanjang tepi platform. Barier ini

biasanya berupa tertumbu buildup karena koral tumbuh subur didaerah ini atau gundukan

pasir skeletal/ooids yang dapat menyerap atau menghalangi energi gelombang dan membatasi

sirkulasi air, sehingga menghasilkan lingkungan paparan energi rendah kearah darat, yakni

berupa lingkungan “lagoon” atau berpotensi terbentuknya lingkungan evaporit. Kearah darat,

lagoon tersebut berangsur ke lingkungan tidal flat berenergi rendah dibanding dengan pantai

zona pantai yang berenergi tinggi.

2. Paparan Karbonat Unrimmed

Unrimmed atau open paltform adalah paparan yang tidak ditandai oleh barier

marginal yang jelas. Paparan ini biasanya terjadi pada bank-bank tropis besar yang dingin dan

dalam semua karbonat daerah dingin (James & Kendall, 1992). Ramp adalah platform

paparan unrimmed dengan kemiringan landai (kurang dari I derajat) pada daerah endapan air

dangkal menerus ke arah slope dengan hanya sedikit perubahan (break) kemiringan ke dalam

fasies yang lebih dalam. Perubahan kemiringan pada ramp ini tidak ditandai oleh trend

terumbu yang jelas, tetapi gundukan pasir diskontinyu mungkin dijumpai disepanjang tepi

paparan ini, dimana energi air tinggi. Sirkulasi air yang melintasi platform unrimmed

mungkin cukup untuk perkembangan energi tinggi zona pantai disepanjang pantai moderat

Page 10: Dok

disamping formasi skeletal atau gundukan pasir ooid-pellet sepanjang tepi paparan. Jadi,

karbonat platform paparan unrimmed dipengaruhi oleh proses fisika yang seperti paparan

silisiklastik.

Gambar 14. Platform Carbonate

3 Platform Terisolir

Platform terisolir (isolated platform) adalah platform air dangkal dengan kemiringan

landai, lebar sepuluh sampai ratusan kilometer, biasanya terletak pada lepas pantai paparan

kontenental dangkal, yang dikelilingi oleh air dalam yang bekisar dari beberapa ratus sampai

beberapa kilometer kedalamannya.

Proses Pengendapan

Page 11: Dok

Tidak seperti pengendapan sedimen silisiklastik, yang dikontrol terutama oleh proses

fisika. Proses pengendapan karbonat terutama dikontrol oleh kombinasi proses fisika, kimia,

biokimia, dan biologi. Pengendapan batuan karbonat sebagian besar adalah proses

autochthonous, sedangkan silisiklastik sebagian besar allochthonous dimana material

diperoleh dari sumber ekstrabasinal. Meskipun, proses pengendapan batuan karbonat

umumnya dipengaruhi oleh proses kimia dan biologi, namun distribusi selanjutnya batuan

karbonat juga dipengarhi oleh energi yang bekerja selama pembentukan dan pengendapan

batuan tersebut.

Endapan Badai

Badai sapat sangat cepat dan radikal merubah disribusi sedimen pada bagian-bagian

paltform. Diatas dasar gelombang badai. Meskipun pengaruhnya pada karbonat air dangkal

adalah sangat jelas, tetapi harus diingat bahwa gelombang yang dihasilkan oleh badai dapat

mencapai kedalaman yang sangat dalam. Nelson, dkk. (1982) mencatat bahwa gelombang

badai menghasilkan arus dengan kecepatan lebih dari 11 cm/detik pada kedalaman dibawah

100 m di dataran Three King, New Zeland bagian utara. Gelombang badai dan arus

menyebabkan pergerekan kembali sedimen-sedimen secara intekstensif dan mentransportasi

pasir danlumpur ke arah cekungan. Lapisan grainstone-packstone yang ditinggalkannya

dengan struktur sedimen yang khusus akan berselang-seling dengan wakstone-mudstone

bioturbasi fairweather. Grainstone hummocky cross stratification dan graded grainstone-

packstone adalah dua jenis tempestite (endapan badai ) yang biasanya terbentuk antara

fairweather wave base dan strorm. Lapisan tempestite dapat berkisar dari fairweater berkisar

dari selangseling grainstone-mudstone sampai grainstone amalgamasi tergantung pada

kedalaman air, frekuensi dan intensitas badai, serta jarak daerah sumber atau garis pantai

(Sami& descrocers, 1992). Ciri-ciri lainnya yang terbentuk oleh badai pada sedimen

tempestite meliputi scoured based, swaly cross stratification, grading, gutter casts,

interferensi ripple caps, shelll cocuina dan horison-horison kondensasi (Kreisa1981)

Endapan badai dapat dikenali dengan evalusasi bukti-bukti geomorfologi, stratigrafi,

dan biostratinomik. Bukti morfologi meliputi formasi pada spillover lobes offbank dan sand

lobe onbank (Aigner, 1985) yang nampak berkembang setelah lintasan topan melewati daerah

air dangkal (Iiine, 1977). Bukti stratigrafi meliputi lapisan skeletal sharp based yang biasanya

menutupi permukaan erosi dan sekuen menghalus keatas (Aigner, 1985). Sedangkan bukti

biostratinomik meliputi kerang-kerang (shells) yang bersambung tersimpan sangat baik

Page 12: Dok

meskipun bergerak dari posisi asalan kehidupannya. Ini terjadi karena kerang-kerang

tertimbun dengan cepat oleh sedimen-sedimen yang tertranspor oleh badai dan sedikit

kesempatan untuk terpilah-pilah oleh proses biologi dan fisika. Badaibiasanya

menstraportasinya atau menggerakan material skeletal massa besar dari tempat

pertumbuhannya. Jadi kepala koral dapat tertransport untukjarak tertentu sebelum diendapkan

pada tempat - tempat di platform. Proses ini mungkin dipercepat jika dasar koral sebelumnya

diperlemah oleh proses erosi biologi.

Model Fasies Batuan Karbonat

Fasies untuk platform unrimmed, sebagai berikut :

Fasies laut dalam

Kedalaman air fasies ini biasanya lebih dari beberapa ratus meter, dan jadi dibawah

dasar gelombang (wave base). Kolom air seperti ini, umumnya, teroksigenasi, salinitas laut

normal, dan sirkulasi arus adalah baik tetapi tenang. Fauna bentonik air dalam dijumpai dan

mereka tersimpan sebagai abradeb dan seluruhnya fosil. Struktur pelubangan berlimpah dan

nodular bedding bisanya dijumpai.

Fasies Tepi Cekungan

Model fasies ini terletak diantara ujung slope dan dibawah platform yang

memproduksi karbonat. Sedimen yang diendapkan pada fasies ini diperoleh dari platform

melalui sedimen aliran gravitasi, sedimen slide/slumps, dan suspensi.

Fasies Foreslope

Fasies foreslope umumnya terletak diatas batas bawah air yang teroksigenasi dan dari

atas sampai dibawah dasar gelombang. Inklinasi slope lebih dari 40º dan umumnya tidak

stabil. Pengendapan dimulai dari proximal atau sedimen aliran gravitasi densitas tinggi dan

slides/slumps.

Fasies Tepi Platform

1. Reef-dominated

Ada tiga tipe profil organik buildup tepi paparan yang mungkin dijumpai yaitu :

Page 13: Dok

Fasies tepi Type I Terbentuk oleh akumulasi karbonat lumpur dan akumulasi jatuhan

organik yang terdiri dari gamping lumpur bioklastik atau “belt mounds” pada

foreslope tepi paparan dengan slope atas berupa fasies pantai dan kepulauan,

Fasies tepi Type II terdiri mounds, organisme - organisme pembentuk kerangka

organik berupa isolated clumps atau encrusting sheets, atau organisme-organisme

yang tumbuh diatas dasar gelombang (wave base), dan akumulasi debris yang stabil.

Sedangkan fasies tepi paparan type III adalah pinggiran terumbu yang Sedangkan

fasies tepi paparan type III adalah pinggiran terumbu yang terbentuk oleh kerangka

seperti kumpulan koral alga modren dengan bentuk sessile berkembang melalui dasar

gelombang kedalam zona ombak. Contoh terumbu tepi seperti ini biasanya memiliki

lereng yang terjal dan banyak debris talus.

Sand shoals

Fasies ini biasanya berbentuk beting (shoals) pantai, tidal bars, dan pulau pasir. Pasir

karbonat terakumulasi pada kedalamann air beberapa meter. Biasanya lingkungannya

teroksigenasi baik tetapi tidak baik untuk kehidupan laut karena perubahan dasar lapisan.

Fasies Paparan Laut Terbuka.

Kedalaman airnya dangkal, beberapa puluh meter dan salinitas bervariasi dari laut

normal sampai beberapa variasi salinitas. Sirkulasi air moderat dan fauna laut relatif terbuka

atau fauna laut sedikit tertutup mungking dijumpai, tergantung pada kedalaman dan sirkulasi

air. Sedimen yang biasa dijumpai adalh grainstone sampai wakstone dengan struktur

burrowing sering dijumpai, Patch reef atau bioherm mungkin dijumpai juga jika kondisi laut

terbuka.

Fasies Paparan tertutup dan Pertida

Fasies ini umumnya dijumpai pada lingkungan paparan dalam tertutup, lagoons, tidal

flats, dan tidal chennels. Dalam linkungan yang subagueous, yang mungkin dijumpai adalah

wackstones, pacstone sampai grainstone. Sedangkan dalam lingkungan intertidal sampai

supratidal mungkin dijumpai peloidal wackstones sampai grainstone, unit-unit stromatolitic,

dan intraclastic endapan badai. Didaerah dimana aktitas gelombang terjadi, bioklastik dan

oolitic grainstone mungkin dijumpai disepanjang garis pantai. Fauna yang dijumpai terbatas,

terutama gastropods, algae, foraminifera tertentu, dan ostracods.

Page 14: Dok