BAB I PENDAHULUAN A. Judul Penelitian Penulis mengambil judul upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan prestasi siswa di SD Negeri 03 Watukumpul Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang. B. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntutan bahwa agama diajarkan kepada manusia untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia. Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa dan akhlak serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang beradab.
97
Embed
BAB I - SMP NEGERI 2 WARUNGPRING – Ayo Belajar ... · Web viewPenulis mengambil judul upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan prestasi siswa di SD Negeri 03 Watukumpul
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul Penelitian
Penulis mengambil judul upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam
meningkatkan prestasi siswa di SD Negeri 03 Watukumpul Kecamata Watukumpul
Kabupaten Pemalang.
B. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntutan bahwa agama
diajarkan kepada manusia untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah
SWT dan berakhlak mulia. Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia
yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa dan akhlak serta aktif membangun
peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban
bangsa yang beradab.
Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat tetap dalam sejarah
manusia karena sepanjang hidup manusia selalu mengejar prestasi sesuai dengan bidang
dan kemampuan masing-masing. Prestasi yang dimaksud adalah hasil pengetahuann,
ketrampilan, kecakapan dan sikap yang dimiliki siswa dari prestasi belajar. Guru dan
siswa merupakann unsur yang terlibat langsung dalam proses belajar mengajar.
Guru mempunyai peranan penting dalam membimbing mengajar dan mendidik
anak. Untuk mengetahui gambaran mengenai keberhasilan dan prestasi belajar sisiwa
khususnya dibidang studi agama Islam dapat dioperasikan dalam bentuk indicator
indicator berupa nilai raport, indek prestasi studi, predikat keberhasilan dan
semacamnya. Keberhasilan dalam belajar yaitu pemahaman terhadap materi pelajaran
yang dipengarunhi oleh banyak factor yaitu internal dan eksternal.
Faktor internal yaitu minat, motivasi, kepribadian kreativitas intelegensia dan
lain lain. Faktor eksternal yaitu kondisi tempat belajar, sarana dan pra sarana
perlengkapan, materi pelajaran lingkungan belajar dukungan social dan pengaruh
budaya. Peranan masing masing tidak selalu sama dan tetap.
Untuk meningkatkan keberhasilan dan prestasi belajar siswa, guru menciptakan
suasana relajar yang menyenagkan, mengoptimalkan media dan sumber belajar.
Guru mengenalkan konsep lepada siswa dan siswa mengembangkan konsep
tersebut.
Guru bertindak sebagai fasilitator sehingga pengetahuan siswa tidak hanya dari
guru dan materi yang dikuasai akan lebih luas.
Sudah sewajarnya kegiatan belajar mengajar juda lebih mempertimbangkan
siswa. Siswa bukanlah seorang yang bisa diberi muatan muatan informasi apa saja yang
dianggap perlu oleh guru. Proses belajar mengajar dari guru menuju siswa, tapi siswa
juga saling mengajar dengan siswa yang lain.
1
1
Guru yang baik adalah guru yang berhasildalam mengajarkan dan mampu
mempersiapkan siswanya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
kurikulum dan untuk mengarahkan siswanya, agar dapat mencapai tujuan itu maka
setiap guru memiliki berbagai kemampuan profesional, tugas profesional itu meliputi
tugas mendidik, mengajar dan melatih.1
Berangkat dari hal tersebut maka penulis berkeinginan untuk meneliti
tentang upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan prestasi siswa di SD
Negeri 03 Watukumpul Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang.
C. Pembatasan Masalah.
Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yang akan diteliti yaitu
hanya pada peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam kelas V serta upaya-
upaya yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 03 Watukumpul
Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang.
D. Perumusan Masalah
Bertolak dari permasalahan diatas, maka permasalahan yang akan penulis
sajikan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 03
Watukumpul Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang.
1 Muh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995 hal ;25
2. Bagaimana upaya guru Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 03
Watukumpul Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang
E. Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalahan pahaman mengenai judul di atas terlebih dahulu
penulis akan memberikan penegasan istilah terhadap kata yang dianggap penting.
1. Upaya guru pendidikan agama islam adalah usaha/ ikhtiar seorang guru dalam
membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi
pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Pendidikan Agama
Islam menurut Dra. Hj. Zuhaerini didefinisikan sebagai usaha secara sistematis dan
pragmatis dalam membentuk anak didik supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran
Islam.2
2. Meningkatkan prestasi belajar siswa diartikan sebagai hasil yang yang dicapai oleh
individu setelah mengalami proses belajar dalam jangka waktu tertentu.
3. SD Negeri 03 Watukumpul
Adalah sebuah lembaga pendidikan tingkat dasar yang berada di Desa Watukumpul
Kabupaten Pemalang.
F. Tujuan Penelitian
Pada pembahasan skripsi ini penulis bertujuan untuk mendapatkan data tentang :
2 Zuhaerini dkk. Metodik Khusus Pendidikan Agama, ( Malang fak Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 1983 ) hal: 27
3
1. Untuk mengetahui pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SD
Negeri 03 Watukumpul
2. Untuk mengetahui upaya guru dalam meningkatkan prstasi belajar siswa SD Negeri
03 Watukumpul
G. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan
mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan baik secara lugas maupun tidak
lugas.
1. Memberi masukan bagi guru atau calon guru pembelajaran pendidikan agama Islam
dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa di bidang studi pembelajaran
pendidikan agama Islam
2. Sebagai referensi pustaka di STAINU Kebumen .
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Landasan Teori
1. PngertianPendidikan
1. Pembelajaran PAI
Dalam pelaksanaan pendidikan terjadi kegiatan belajar dan mengajar
sekaligus dalam satu kegiatan. Pendidikan yang dimaksudkan di sini adalah
pendidikan agama Islam. Untuk memperjelas hal ini baiklah diuraikan terlebih
dahulu tentang pendidikan agama Islam dari pengertian, dasar pelaksanaan dan
tujuannya sebagai berikut :
a. Pengertian
Pengertian pendidikan bisa dilihat dari bahasa maupun dari istilahnya.
Dari segi bahasa bisa kita lihat dalam kamus yaitu kata “pendidikan” berasal
dari kata “didik” yang mendapat awalan “pe-n” dan ahiran “an” kata yang
mempunyai sifat aktif yang berarti mengarahkan/membimbing.3
Sedangkan dari segi istilah Pendidikan adalah suatu aktifitas untuk
menggerakan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup
3 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hal. 891
yang bisa dibedakan dengan istilah pengajaran di mana pengajaran lebih
terbatas pada usaha mengembangkan intelektualitas manusia saja, maka istilah
pendidikan bukan saja hanya meningkatkan kecerdasan tetapi lebih luas dengan
mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia sesuai dengan nilai-nilai di
dalam masyarakat dan kebudayaan.4
Pendidikan diartikan pula sebagai proses timbal balik dari tiap pribadi
manusia dalam penyesuaian dirinya dengan manusia lain, alam lingkungan dan
bahkan alam semesta yang dikembangkan melalui kelembagaan untuk
mencapai keberhasilan tujuan yang telah ditetapkan. Jika dirinci lebih lanjut
pengertian pendidikan menjadi : a) aktifitas dan usaha manusia untuk
meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadi
rohaninya (pikir, rasa, karsa cipta dan budi nurani, b) lembaga yang
bertanggung jawab menetapkan tujuan pendidikan, isi pendidikan sistem dan
organisasi pendidikan, c) hasil atau prestasi yang dicapai oleh perkembangan
manusia dan usaha-usaha lembaga-lembaga untuk mencapai tujuan.5
Hal itu sejalan dengan pendidikan modern, sekolah sebagai lembaga
yang dipandang mampu untuk mempersiapkan hidup di masa mendatang yang
memiliki kebutuhan dan kecenderungan yang mendorongnya untuk berinteraksi
4 A. Timur Djaelani, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Dirjen Binbaga Islam, 1984) hal. 147 5
? Ibid, hal. 148-149
dengan lingkungannya serta memperoleh pengakuan-pengakuan dan keahlian-
keahlian.6
2. Guru Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Guru
Yaitu orang yang menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian,
pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga
menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya
kepada Allah SWT;mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama dan
berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas,
keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama
dalam komunitas sekolah.
b. Syarat Guru Pendidikan Agama Islam
Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh kemampuan dasar yang
dimilik oleh seorang guru. Oleh karena itu seorang guru Pendidikan Agama
Islam harus memiliki empat rumpun kemampuan dasar sebagai berikut :
1) Penguasaan bidang studi Pendidikan Agama Islam
2) Pemahaman Peserta Didik
6
? Ma’ruf Zurayk, Aku Dan Anaku; Bimbingan Praktis Mendidik Anak Menuju Remaja, terj.M. Syaifuddin dkk. (Bandung: Al Bayan, 1994), hal19-20
3) Penguasaan Pembelajaran Yang Mendidik
4) Pengembangan Kepribadian dan Keprofesionalan.7
c. Kwalifikasi Guru Pendidikan Agama Islam
Kwalifikasi Guru Pendidikan Agama Islam harus memiliki sikap dan
kemampuan mengembangkan profesionalisme kependidikan antara lain :
1) Memiliki kemauan dan kemampuan belajar sepanjang hayat.
2) Mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan
3) Mampu berfikir kreatif, kritik dan refleksi.
4) Mampu melakukan penelitian dan memanfaatkan hasilnya bagi perbaikan
kinerja profesionalnya.8
3. Pengertian Pendidikan Agama Islam..
Pendidikan Agama Islam berasal dari tiga kata yaitu Pendidikan, Agama,
Islam. Pendidikan adalah bimbingan secara sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, bangsa, dan negara . Undang-Undang RI
Nomor :20 tentang Sisdiknas pasal 1 ayat 1.Agama adalah ajaran kepercayaan
kepada tuhan. Tim penyusun KBBI, 1995, halaman 10. Sedangkan Islam adalah
7 Basic Kompetensi Guru, Modul Orientasi Pembekalan Calon PNS, Depag RI Tahun 2004, hal 78 Ibid hal 8
agama yang diajarkan oleh Nabi Muhamad SAW, berpedoman kepada kitab suci
Al Qur’an yang diturunkan oleh Allah SWT. Tim penyusun KBBI,1995 halaman
388.
Pendidikan agam islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.9
Dari pengertian tersebut diatas jelaslah bahwa pendidikan merupakan
usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa
kemampuan belajar, sehingga terjadilah perubahan pribadinya, baik sebagai
makhlik individual maupun makhluk sosial dengan alam sekitarnya.
4. Kurikulum Pendidikan Agama Islam.
Menurut pandangan baru(modern), Kurikulum tidak sekedar rencana pelajaran. Kurikulum diartikan sebagai sesuatu yang nyata yang terjadi dalam proses pendidikan di sekolah, baik dalam kelas, diluar kelas, dalam pergaulan mereka, olah raga, pramuka dan sebagainya. Semua pengalaman tersebut menurut pandangan baru (moderen) dianggap sebagai kurikulum Direktorat Jenderal pembinaan kelembagaan Agama Islam10
Kurikulum pendidikan agama islam bahan-bahan pendidikan agama berupakegiatan pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan agama, atau dengan kata lain yang lebih sederhana, kurikulum pendidikan agama islam ialah semua pengetahuan, aktivitas(kegiatan-kegiatan)dan juga pengalaman pengalaman yang dengan sengaja dan secara sistematis
9 H.M. Chabib Thoha,PBM-PAI di Sekolah, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. Semarang, Halaman :178
10 , pengembangan dan Inovasi Kurikulum,( jakarta 1994, halaman : 5)
diberikan oleh pendidik kepada anak dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.11
5. Dasar Pendidikan Agama Islam
a. Yakni dasar dari falsafah Negara: Pancasila, dimana sila yang pertama adalah
Ketuhanan Yang Maha Esa . ini mengandung pengertian bahwa seluruh
bangsa Indonesia harus percaya kepada Yuhan Yang Maha Esa,atau tegasnya
harus beragama.
b. Dasar struktural/konstitusional yakni UUD 1945 dalam BAB XI Pasal 29
ayat 1 dan 2 yang berbunyi :
1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
Agama masing-masing dan beibadah menurut Agama dan
kepercayaanya.
c. Dasar Religius,yang dimaksud dasar religius dalam uraian ini adalah dasar-dasar yang bersumber dari ajaran agama Islam yang tertera dalam ayat Al Qur’an maupun Al Hadist. Dalam surat An Nahl ayat 125 yang artinya , ajaklah kepada tuhanmu dengan cara yang bijaksana dan dengan nasehat yang baik.12
11 Zuhairini,metodik khusus pendidikan agama,(Surabaya,1983 halaman59)
12 . H. Zuhairini dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam,Usaha nasional, ( Surabaya 1983, halaman, 22,23,24 )
d. Dasar operasional yakni, Undang Undang Republik Indonesia no 20 tahun
2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional pasal 37 ayat 1 Kurikulum
pendidikan dasar memuat :
1) pendidikan agama
2) pendidikan kewarganegaraan
3) bahasa
4) matematika
5) ilmu pengetahuan alam
6) ilmu pengetahuan social
7) seni dan budaya
8) pendidikan jasmani dan olah raga
9) ketrampilan/ kejuruan,dan
10) muatan lokal
6. Tujuan Pendidikan Agama Islam.
a. menumbuhkembangkan Aqidah melalui pemberian, pembinaan, pemupukan,
dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan,
serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya
kepada Allah SWT.
b. Mewujudkan manusia Indonesia taat beragama dan berahlah mulia yaitu
manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil,
etis, berdisiplin, bertoleransi,(tasamuh), menjaga keharmonisan secara
personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas
sekolah.13
Adapun tujuan Pendidikan Agama Islam untuk sekolah dasar/ madrasah adalah
sebagai berikut
a. Penanaman rasa Agama kepada Muridb. Menanamkan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.c. Memperkenalkan ajaran Islam yang bersifat global, seperti : rukun islam,
rukun iman, dan lain-lain.d. Membiasakan kepada anak-anak berahlak mulia, dan melatih anak-anak untuk
mempraktikan ibadah yang bersifat praktis, seperti sholat,puasa, dan lain-lain.e. Membiasakan contoh tauladan yang baik.14
7. Ruang Lingkup Bahan Pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi aspek aspek berikut
a. Al quran dan Hadist.
b. Aqidah
c. Ahlak
d. Fikih
e. Tarikh dan Kebudayaan Islam.13 Lampiran I ,Permendiknas nomor 22 tahun 2006, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Tingkat SD, MI, dan SDLB,(Jakarta, halaman 2)
14 H Zuhairini dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam , Usaha Nasional, !983, (Surabaya Halaman : 46 )
Pendidikan agama Islam menekankan keseimbangan keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.15
8. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Mata pelajaran yang dimaksud dalam Surat Edaran Ditjen Pendidikan
Agama islam Nomor : DJ.II.1/ PP.00?ED/681/2006 tentang pelaksanaan
kurikulum 2006, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terdidiri dari mata
pelajaran
a. Al Qur’an hadis
b. Aqidah Ahlak
c. Fikih
d. Sejarah Kebudayaan Islam.
9. Metode Pengajaran Pendidikan Agama Islam.
Prof.Dr. Omar Mohammad Al Touny Al Syaibani mengemukakan cirri-ciri umum metode pengajaran Pendidikan Islam yaitu : metode itu atau aktifitas belajar dan mengajar harus berlandaskan Ahklak Islam yang Mulia. Metode yang digunakan harus dapat membangkitkan semangat ajaran ahlak islam , tujuan-tujuan yang akan dicapai juga harus berlandaskan ajaran Akhlak Islam. Metode apa saja dapat dipakai seperti: Ceramah, Diskusi, Dialog, Tanya Jawab, Seminar dan Imla’ serta Ijtihad, yang penting murid harus menyadari ahwa mereka sebagai pelajar harus menghargai urunya.16
Menurut Dr. Winarno Surachmad dalam bukunya’’ Interaksi Mengajar dan
Belajar”mengemukakan berbagai metode mengajar didalam kelas, yaitu:
15 Lampiran I Permendiknas nomor 24 halama 2.16 Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Strategi belajar Mengajar (Jakarta 1994,Halaman 49)
a. Metode Ceramah
b. Metode Tanya jawab
c. Metode Diskusi
d. Metode Pemberisn tugas belajar/Resitasi
e. Metode Demonstrasi dan ekserimen
f. Metode Bekerjs kelompok
g. Metode Sosio drama dan bermain peranan
h. Metode Karya wisata
i. Metode Drill (latihan siap)
j. Metode Sistim Regu ( Team teaching)
10. Faktor-Faktor Pendidikan Agama Islam.
Faktor-faktor pendidikan adalah sebagai berikut.
a. Anak didik
Faktor anak didik merupakan faktor pendidikan yang paling penting
karena tanpa adanya faktor tersebut, maka pendidikan tak akan berlangsung .
oleh karma itu fsktor anak didik tidak dapt digantikan oleh faktor yang lain.
Dikalangan para Paedagog timbul suatu problem tentang apakah benar
anak itu dapat didik. Dalam menjawab problem tersebut maka timbul tiga
aliran, yakni :
1) Aliran Nativisme, yang berpendapat bahwa : anak sejak lahir telah
mempunyai pembawaai yang kuat, sehingga tidak dapat menerima
pangaruh dari luar.
Baik buruknya anak itu sangat ditentukan oleh pembawaan bukan
tergantung kepada pengaruh dari luar. Karenanya maka pendidikan itu
tidak perlu, sebab pada hakekatnya yang memegang peranan adalah
pembawaan. Aliran ini a.l. dikemukakan oleh Schopenhaauer dari
Jerman.
2) Aliran Empirisme, yang dipelopori oleh John Locke yang
mengemukakan pendapatnya dengan teori TABULARASA. Ia
mengatakan , bahwa pendidikan adalah mempunyai pengaruh tidak
terbatas, karena anak-anak didik itu diibaratkan dengan sehelai kertas
yang masih putih bersih, yang dapat ditulis apa saja sesuai dengan
kehendak sipenulisnya. Baik buruknya seorang anak tergantung kepada
pendidikan yang diterimanya.
3) Aliran Convergensi, yang merupakan perpaduan antara dua aliran
tersebut diatas.
Aliran ini dipelopori oleh William Stern, yang berpendapat bahwa perkembangan jiwa anak adalah tergantung pada dasar dan ajar, atau tergantung pada pembawaan dan pendidikan
dimana keduanya mempunyai peranan yang sangat pentingnya dalam perkembangan pribadi anak.17
b. Pendidik/Guru
Pendidik merupakan salah satu faktor pendidikan yang sangat penting
karena pendidik yang akan bertanggung jawab dalam pembentukan pribadi
anak didik. Terutama pendidik agam, ia mempunyai pertanggung jawaban
yang lebih berat dibandingkan pendidik pada umumnya, karena selain
bertanggung jawab terhadap pembentukan pribadi anak didik yang sesuai
dengan ajaran agama islam, ia juga bertanggung jawab terhadap Allah SWT.
Guru adalah pendidik profesionsl dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menegah.18
Untuk dapat mampu melaksanakan tugas mengajar dengan baik, guru
harus memiliki kemampuan professional yaitu terpenuhinya 10 kompetensi
guru, yang meliputi :
1) Menguasai bahan, meliputi :
a) menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum asekolah
b) menguasai bahan pengayaan / penunjang bidang studi.
2) Mengelola program belajar mengajar, meliputi :
17 H Zuhairini dkk, Metodik Khusus pendidikan Agama, Usaha Nasional, (Surabaya, 1983, halaman : 29,30)
18 Undang undang RI nomor : 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen BAB I ,Pasal I, Ayat I
a) merumuskan tujuan intruksional.
b) mengenal dan dapat menggunakan prosedur intruksional yang tepat.
c) melaksanakan program belajar mengajar
d) mengenal kemampuan anak didik
3) Mengelola kelas , meliputi :
a) mengatur tata ruang kelas untuk pelajaran.
b) Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi.
4) Penggunaan media atau sumber, melipuri :
a) mengenal, memilih dan menggunakan media.
b) membuat alat Bantu pelajaran yang sederhana
c) menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar
d) menggunakan micro tesching untuk unit program pengenalan
lapangan
5) menguasai landasan-landasan pendidikan.
6) mengelola interaksi-interaksi belajar mengajar.
7) Menilai prestasi siswa untuk kepentinan pelajaran
8) Mengenal fungsi layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah ,
meliputi :
a) mengenal fungsi dan layanan program bimbingan dan penyuluhan
b) menyelenggaraan layanan bimbingan dan penuluhan
9) Mengenal dan menyelenggaran administrasi sekolah
10) memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan asil penelitian pendidikan
guna keperluan pengajaran. B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di
Sekolah, Rineka Cipta, 2002 ( Jakarta, halaman : 4,5 )
c. Tujuan pendidikan Agama Islam.
Undang Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang “Sistim
Pendidikan Nasional” BAB II Dasar, Fungsi dan Tujuan, Pasl 3.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserts didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berahlah mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warganegara yang demokratis dan bertaggun jawab.
Pendidikan Agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertqwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.19
d. Alat Pendidikan
Alat pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam esaha
untuk mencapai tujuan pendidikan. Jadi yang dimaksud alat pendidikan
19 H.M. Chabib Thoha, PBM- PAI di Sekolah, Pustaka pelajar, 1998,(Semarang ,halaman : 179)
agama ialah segala sesuatu yang dipakai dalam mencapai tujuan pendidikan
agam. Alat-alat pendidikan yang dapat dipergunakan dalam pelaksanaan
pendidikan agama itu cukup banyak, tetapi dapat dikelompokan menjadi tiga,
yaitu :
1) Alat pengajaran klasikal, yaitu alat pengajaran yang dipergunakan oleh
guru bersama sama dengan murid. Contoh : papan tulis, tempat sholat,
dan sebagainya.
2) Alat pengajaran Individual, yaitu alat alat pengajaran yang dimiliki oleh
masing-masing murid dan guru, misal : Alat-alat tulis, buku pelajaran
untuk murid, buku pegangan untuk guru, buku persiapan guru, dan lain
sebagainya.
3) Alat peraga, yaitu alat-alat pengajaran yang berfungsi untuk memperjelas
ataupun meberikan gambaran yang kongkrit tentang hal-hal yang
dikerjakan. Alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar
proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien.
e. Faktor Millieu/ Lingkungan, Millieu/ Lingkungan adalah mempunyai peranan yang sangat penting terhadap berhasil atau tidaknya pendidikan Agama. Karena perkembangan jiwa anak itu sangat dipengaruhi oleh keadan lingkunganya. Lingkungan apat memberikan pengaruh yang positif maupun pengaruh yang negative terhadap pertumbuhan jiwanya, dalam sikapnya, dalam akhlaknya maupun dalam perasaan agamanya. Pengaruh tersebut terutama dating dari teman-teman sebaya dan masyarakat sekitarnya.20
1. Evaluasi
20 H Zuhairini, Metodik Husus Pendidikan Agama, Usaha Nasional, 1983,Cetakan ke 8 ,1983, ( Surabaya, halaman , 54,55 )
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian
atau penaksiran.21
Menurut istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan mrnggunakan instrumen dan
hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.22
Evaluasi Pendidikan Agama Islam yang sering digunakan untuk sekolah
dasar adalah sebagai berikut :
a. Evalusi formatif, yaitu evaluasi belajar pada akhir satuan pelajaran.
b. Evaluasi sumatif, yaitu evalusi yang dilakukan sesudah diselesaikan beberapa
pokok bahasan.
Cara pemilihan yang diberikan oleh guru kepada siswa biasanya
menggunakan Granding sistem.
Dalam melaksanakan evalusi ada 2 (dua) cara yang dapat ditempuh
a. Kuantitatif yaitu hasil evaluasi diberikan dalam bentuk angka, misalnya 5, 6,
7, 8.
Kualitatif, yaitu hasil evalusi diberikan dalam bentuk penyataan verbal,
2. Problema Pembelajaran PAI
a. Pengertian Problematika
21 Jhon M Echoles dan Hasan Shadily, Kamus Bahasa Inggris, Jakarta, Bina Ilmu, 1983, hal. 220.
22Chabib Toha, Teknik Evaluasi Pendidikan, Semarang, IAIN Walisongo Pres, 1990; hal 1
Dalam pembahasan pengertian mengenai problematika pembelajaran
Pendidikan Agama Islam ada baiknya diketahui terlebih dahulu pengertian dari
kata “problematika”. Untuk mengetahui istilah problematika ada baiknya
mengacu yang ada dalam kamus bahasa Indonesia.
Problematika berasal dari kata problem. Problem yaitu “masalah” atau
“persoalan”.23 Sedangkan problematika adalah berbagai macam permasalahan
atau persoalan yang belum dipecahkan. Dalam penelitian ini yang dimaksud
problematika berarti permasalahan yang dihadapi yang membutuhkan
pemecahan , khususnya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
Namun dalam bagian ini tentunya tidak dapat di bahas secara keseluruhan
atau mendalam. Hanya hal-hal yang prinsip yang akan dibahas terutama yang
berkaitan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Penelitian yang
dilakukan juga di tempat yang tertentu untuk mempermudah proses penelitian.
Hal ini perlu ditegaskan karena bisa jadi problematika yang ada di tempat yang
satu dengan tempat yang lain akan berbeda
b. Macam Macam Problematika
Seperti yang telah disampaikan di atas bahwa problematika sangatlah
banyak dan dalam penelitian ini akan mengkhususkan dalam pembelajaran PAI
yang terjadi di SMP Negeri Jembangan Kecamatan Punggelan Kabupaten
23 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hal. 896
Banjarnegara. Sebagaimana yang disampaikan dalam buku Taman Pendidikan
Al-Qur’an AMM Yogyakarta, secara umum problematika terdiri dari hal-hal
sebagai berikut (Mangun Budiyanto, 1990: 8):
1). Problematika Pada Guru
Kenyataan tidak semua guru dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik. Padahal seorang guru memiliki tanggung jawab bukan hanya
mengajar tetapi juga mendidik siswa agar memiliki akhlak yang mulia.24
Selanjutnya Ia mengemukakan tanggung jawab guru cukup banyak
yaitu meliputi hal-hal berikut ini:
(a) Memberi bantuan kepada siswa dengan menceritakan sesuatu yang baik,
yang dapat menjamin kehidupanya.
(b) Memberikan jawaban langsung pada pertanyaan yang diminta oleh
siswa.
(c) Memberikan kesempatan untuk berpendapat.
(d) Memberikan evaluasi.
(e) Memberikan kesempatan menghubungkan dengan pengalamannya
sendiri.25
2). Problematika Pada Peserta Didik
24 Slameto, Belajar dan Fakto-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta Rineka Cipta, 2003), hal 31
25
? Ibid. hal. 33
Problematika yang selanjutnya adalah problematika yang dihadapi
oleh anak didik atau siswa. Siswa juga mengalami banyak problem dalam
belajarnya. Ada hal-hal yang dapat mempengaruhi belajar siswa, yang
secara umum ada dua faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor intern dan
ekstern.26 Faktor intern yang terjadi pada diri peserta didik meliputi
kesiapan belajar dan intelegensi yang dimiliki.
Kesiapan belajar merupaka hal-hal yang berkaitan dengan penyedian
waktu belajar, penyiapan jiwa atau batin dan konsentrasi ketika akan
menerima pelajaran. Demikian juga dalam hal kecerdasan/intelegensi yang
dimiliki peserta didik. Di mana intelegensi sangat berpengaruh dalam
proses belajar anak terutama dalam hal :
(a) Kemampuan dalam memahami pelajaran, makin tinggi intelegensi anak
akan makin cepatlah ia memahami pelajaran yang dihadapi, problem
dirinya dan problem lingkungannya.
(b) Kemampuan berpendapat, makin cerdas anak itu, makin cepat pula
mengambil ide, langkah penyelesaian masalah, memilih cara-cara yang
tepat di antara sekian alternatif penyelesaian yaitu yang paling ringan
dan kecil resikonya namun besar manfaatnya.
26
? Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal. 78
(c) Kemampuan kontrol dan kritik, makin cerdas seorang siswa, maka
makin tinggi pula daya kontrol dan kritiknya terhadap apa yang
diperbuat, hingga tidak diulangi lagi, paling tidak frekuensi
pengulangan kesalahan akan menjadi kecil.27 Sehingga jika dari faktor
intern ini tidak dipersiapkan secara sungguh-sungguh akan menjadikan
masalah/problem yang ada pada peserta didik
3). Problematika Pada Materi
Problem yang ada pada materi yang akan disajikan oleh seorang guru
akan sangat berkaitan pada kurikulum yang di gunakan. Kurikulum yang
ada pada pendidikan di Indonesia mengalami beberapa perubahan. Dari
tahun 1964 yang mengalami perubahan yaitu pada tahun-tahun 1974 yang
kemudian disebut kurikulum 74, tahun 1984 yang kemudian disebut
kurikulum sistem semester, tahun 2004 yang terkenal dengan istilah KBK
(Kurikulum Berbasis Kompetensi) dan dua tahun kemudian yaitu tahun
2006 berubah lagi yang menggunakan istilah Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) 2006.
Dengan demikian problem materi yang akan diberikan kepada
peserta didik akan selalu mengalami perubahan. Karena akan terjadi materi
pelajaran yang sudah diberikan pada kelas bawah akan diulang pada kelas
27 H. Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Fak Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang bekerja sama dengan Pustaka Pelajar, 2001), hal. 104-105
di atasnya, sehingga guru akan mengalami kesulitan dalam memilah-milah
materi pelajaran yang akan disampaikan tersebut.
4). Problematika Pada Lingkungan
Faktor lingkungan juga berpengaruh dalam proses belajar mengajar.
Lingkungan yang terlalu bising, misalnya letak sekolah yang berada di
pinggir jalan raya akan mempengaruhi konsentrasi peserta didik dalam
menerima pelajaran. Demikian juga ruangan kelas yang terlalu sempit,
fentilasi udara yang kurang, cahaya yang masuk yang terlalu sedikit
sehingga di dalam kelas terlihat gelap, maka hal itu akan menjadikan
permasalahan dalam proses belajar mengajar. Sehingga sangat mungkin
tidak tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan
5). Problematika Pada Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat urgen dalam
pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa keadaanya sangat diperlukan
untuk mendukung maju dan tidaknya pendidikan. Keberadaan sarana juga
sangat erat kaitanya dengan dana. Karena untuk mendapatkan sarana yang
dibutuhkan tentunya memerlukan dana. Sarana belajar terutama keadaan
kelas, perpustakaan, laboratorium dan kamar mandi atau wc. Sedangkan
prasarana dalam pembelajaran terutama alat peraga yang diperlukan dalam
proses belajar mengajar.
B. Hasil Penelitian terdahulu
Skripsi, upaya peningkatan Mutu kegiatan belajar mengajar pendiddiksn
Agama islam di MI NU Tidu Bukateja, siti Hasanah Mahasiswa STAIN Purwokwrto
isinya:
1. Upaya Meningkatkan Edukasi.
Interaksi antara guru dengan siswa perlu diciptakan agar siswa merasa tidak segan
mengikuti pelajaran supaya terjalin komunikasi guru dan siswa untuk
mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar.
2. Upaya Peningkatan Penguasaan Materi.
Dalam proses belajar mengajar guru harus mampu menyampaikan materi
pelajaran dengan baik, jangan sampai seorang guru kekurangan bahan atau materi
yang akan disampaikan pada siswa. Jika hal itu terjadi proses belajar akan
membuat siswa monoton terhadap gurunya, untuk itu seorang guru harus benar
benar menguasai bahan atau materi pelajaran.
3. Upaya Pengembangan Metode Mengajar
Cara menggunakan metode metode pembelajaran yang sudah ada disesuaikan
dengan: tingkatan anak didik sesuai dengan kematanganya, evaluasi dengan
berbagai keadaanya, fasilitas dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya, serta
guru dengan kemampuan profesionalnya yang berbeda.
4. Upaya Meningkatkan Penggunaan Peraga
Alat peraga merupakan komponen yang sangat penting dalam proses belajar
mengajar. Alat berfungsi sebagai jembatan atau media transformasi pelajaran
terhadap tujuan yang dicapai, alat untuk menciptakan proses belajar mengajar
yang efektif , untuk itu guru harus mengupayakan terhadap penggunaan alat
peraga yang ada dengan evektif dan evisien . Memungkinkan agar proses belajar
mengajar berjalan dengan lancar dan tercapai prestasi yang diharapkan.
C. Fokus Penelitian.
1. Kemampuan Merencanakan Program Pengajaran
Pada hakikatnya bila suatu kegiatan direncanakan lebih dahulu, maka tujuan dari
kegiatan tersebut akan lebih terarah dan lebih berhasil itulah sebabnya seorang
guru harus memiliki kemampuan dalam merencanakan pengajaran. Seorang guru
sebelum mengajar hendaknya merencanakan program pengajaran, membuat
persiapan pengajaran yang hendak diberikan .
2. Kemampuan melaksanakan Proses belajar mengajar
Yang dimaksud dengan pelaksanaan proses belajar mengajar adalah proses berlangsungnya belajar mengajar di kelas yang merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Jadi pelaksanaan pengajaran adalah interaksi guru dengan murid dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk mencapai tujuan pengajaran. (Winarno Surachmad, 1983 : 257). Sedangkan menurut Roy R. Lefrancois seperti dikutip oleh Dimyati Mahmud (1989 : 23), pelaksanaan pengajaran adalah pelaksanaan strategi-strategi yang telah dirancang untuk mencapai tujuan pengajaran.
Jadi pelaksanaan proses belajar mengajar dapat disimpulkan sebagai terjadinya interaksi guru dengan siswa dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran.28
3. Kemampuan Mengevaluasi (Pelaksanaan Penilaian)
Evaluasi atau penilaian merupakan salah satu komponen system pengjaran. Pengembangan alat evaluasi merupakan bagian integral dalam pengembangan system intraksional. Oleh sebab fungsi evaluasi untuk mengetahui apakah tujuan yang dirumuskan dapat tercapai, evaluasi merupakan salah satu faktor dalam proses belajar mengajar.29
Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan perlu
dilakukan usaha dan tindakan atau kegiatan untuk menilai hasil belajar. Penilaian
hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal
penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajari dan tujuan yang ditetapkan.
Dari Uraian diatas penulis dapat menentukan focus penelitian diantara
masalah masalah yang muncul/ada penulis akan fokus pada a. Kemampuan
perencanaan program pengajaran b. Kemampuan melaksanakan program
pengajaran c. kemampuan mengefaluasi( pelaksanaan penilaian.)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
28 . Drs. B.Surya subrata Proses belajar mengajar di sekolah ,cetakan pertama 2002 ( Jakarta,hal ; 36 )
29 H. Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Alensindo, cetakan ke tiga, 1987, (Bandung, halaman113 )
A. Pendekatan Penelitian
Ditinjau dari tempatnya penelitian iini dilakukan di lokasi penelitian atau
penelitian lapangan dengan pendekatan Kualitatif. Pendekatan kualitif ingin
menjelaskan secara deskripsi Upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa SD Negeri 03 Watukumpul Kab. Pemalang.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah penelitian Obserpasi Pada dasarnya masalah
yang ingin dikaji oleh penulis jawaban berupa deskriptif ingin menganalisa keadaan
sebenarnya tentang Upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa SD Negeri 03 Watukumpul Kab. Pemalang.
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian dengan judul Upaya guru pendidikan agama Islam dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa SD Negeri 03 Watukumpul Kabupaten Pemalang,
yaitu dengan menggunakan key informan ( informasi kunci ). Dalam hal ini yang
menjadi key informan adalah:
a. Kepala SD Negeri 03 Watukumpul
b. Guru SD Negeri 03 Watukumpul
c. Siswa SD Negeri 03 Watukumpul
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Wawancara
Metode wawancara adalah penadministrasian angket secara lisan atau
langsung terhadap masing-masing subyek penelitaian.30
Wawancara Yang penulis gunakan adalah Metode wawancara terpimpin
yaitu wawancara Tanya jawab yang terarah untuk mengumpulkan data, dan
Wawancara Bebas yang digunakan untuk pengembangan data lebih jauh dan lebih
detail.
2. Metode Observasi
Metode observasi yaitu pengumpulan data dan catatan sitematik tentang
fenomena fenomena yang akan diselidiki.31
Metode ini penulis gunakan untuk mengetahui proses belajar mengajar
Pendidikan Agama Islam dan upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa di SD Negeri 03 Watukumpul secara mendalam dan detail
3. Metode Dekumentasi
Yaitu metode pengumpulan data dengan mencari data mengenai hal-hal
atau fariabel yang berupa catatan prestasi, transkrip buku, surat kabar, majalah,
notulen rapat, leger, agenda dan sebagainta.32 Metode ini kami gunakan untuk
mengumpulkan data dengan jalan mengambil dokumen mengenai bahan yang
terkait dengan obyek penelitian yang dilakukan dan untuk mendapat data tentang 30 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, Aneka Cipta 1996, hal 22931 Ibid 23632 Ibid 234
catatan yang berkaitan dengan proses belajar, jumlah siswa serta prestasi belajar
siswanya
E. Teknik Analisa Data
Analisis yang penulis lakukan dengan metode analis kualitatif, data-data
yang di peroleh dari lapangan dengan berdasrkan teori yang ada , kmudian
dikembangkan dengan data dan analisis baru, sehingga kemungkinan hasilnya akan
dapat menggeser atau merubah focus penelitian sebab tidak hanya teorinya saja yang
akan dikembangkan tetapi juga data data yang diperoleh dari lapangan.
Analisa data akan di tafsirkan berupa deskripsi obyektivitas pelaksanaan
Proses belajar mengajar PAI dan upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
di SMP Negeri 03 Watukumpul
F. Sistematika Skripsi
Adapun sistematika skripsi adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
A. Judul Penelitian
B. Latar Belakang Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
9
E. Penegasan Istilah
F. Tujuan Penelitian
G. Kegunaan Penelitian
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Landasan Teori
B. Hasil Penelitian Terdahulu
C. Fokus Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
B. Desain Penelitian
C. Subjek Penelitian
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
C. Kata Penutup
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum
Letak Geografis Watukumpul
Desa Watukumpul merupakan desa yang yang termasuk wilayah Provinsi Jawa
Tengah tepatnya di wilayah Kabupaten Pemalang , Kecamatan Watukumpul. Desa
Watukumpul menjadi tempat Ibu Kota Kecamatan Watukumpul
Dilihat dari jarak antara Ibu kota Kabupaten Pemalang kearah selatan lebih
kurang 42 Km. Desa Watukumpul merupakan daerah pegunungan yaitu sebelah utara
gunung Slamet dan Desa Watukumpul perbatasan bagian selatan antara Kabupaten
Pemalang dengan Kabupaten Purbalingga. Dari data statistik desa Watukumpul diatas
ketinggian 450 meter dari permukaan laut secara otomatis desa Watukumpul berhawa
dingin dengan rata-rata 18 derajat Celcius
Desa Watukumpul merupakan jantung Kecamatan Watukumpul yang memiliki 4
Sekolah Dasar Negeri dan 1 Sekolah Madrasah Ibtidaiyah . Adapun letak Sekolah 4
Sekolah Dasar Negeri di Krajan Watukumpul dan 1 Madrasah Ibtidaiyah di dukuh
Sikempalng. Desa Watukumpul terbagi menjadi tiga dukuh, Krajan Watukumpul,
Watucandi dan Sikemplang.
Desa Watukumpul memilki luas 565.220 meter persegi dan jumlah penduduk
4846 jiwa ( Sumber dari Data penduduk desa Watukumpul tahun 2008 ). Jumlah anak usia
Sekolah Dasar pada saai ini Tahun 2008 berjumlah :
SD Negeri 01 Watukumpul : 196 anak
SD Negeri 02 Watukumpul : 45 anak
SD Negeri 03 Watukumpul : 94 anak
SD Negeri 04 Watukumpul : 168 anak
MI Al Huda Watukumpul : 112 anak
Jumlah 615 anak
Letak belakang penduduk Desa Watukumpul dilihat dari mata pencaharian
90% petani dan buurh selebihnya 10 % PNS, pedagang, pengusaha. Latar belakng dari
pemeluk agama 100% Islam .Dari 100 % beragma islam namun masih minim mereka yang
menjadi ulama atau pemuka agama Islam yang maju. Hal ini dirasa masih kurang jika
disbanding dengan jumlah penduduk yang ada.
Hanya ada 2 majelis ta’lim yang memberikan pendidikan agama, satu madrasah
diniyah.Karena peta wilayah yang cukup jauh dari tempat majleis ta’lim maka belum dapat
semua usia anak tertampung dan dapat mengikuti kegiatan di tempat tersebut.
Sekolah Dasar Negeri 03 Watukumpul
A. Profil Sekolah
Sekolah Dasar Negeri 03 Watukumpul berdiri tahun 1977 dengan surat
Keputusan Gubernur Kepala DaerahTingkat I Jawa Tengah Nomor :
421.2/022/03/49/85 Tanggal 1 Agustus 1985 tentang ijin operasional ( SK
terlampir ). SD Negeri 03 Watukumpul berdiri diatas tanah desa seluas 18490m2.
Sarana Prasarana tahun pelajaran 2008/2009
Gedung : 2 unit
Ruang Kantor : 1 buah
Ruang Belajar : 6 buah
WC/Kamar Mandi : 1 buah
Rumah Dinas Kepala Sekolah : 1 buah
Jumlah siswa pada tahun pelajaran 2007 / 2008
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 I 12 9 21
2 II 9 5 14
3 III 7 3 10
4 IV 11 4 15
5 V 8 7 15
6 VI 12 7 19
Jumlah 59 35 94
Pendidikan Orang Tua siswa
Jumlah siswa SD SLTP SLTA PT
94 46 28 12 8
Agama 100% memeluk agama Islam baik orang tua maupun siswa.
B. Keadaan guru/karyawan SD Negeri 03 Watukumpul
No Jabatan JumlahStatus Ket.
PNS WB
1 Kepala Sekolah 1 1 - -
2 Guru Kelas 6 5 1 -
3 Guru Agama Islam 2 1 1 -
4 Guru Penjaskes 1 1 - -
5 Guru Bahasa Inggris 1 - 1 -
6 Penjaga Sekolah 1 - 1 -
C. Profil Guru Agama
Nama : Siti Marfuah
NIP : 131182246
Pangkat Gol. Ruang : Pembina IV / a
TMT sebagai guru : 1 Pebruari 1982
TMT di SD ini : 1 Januari 2007
( merangkap dengan SD Negeri 01 Watukumpul )
Pendidikan Terakhir : DII Guru Agama Islam
Karena yang bersangkutan mengajar di dua Sekolah maka penyampaian
pembelajaran di Sekolah kurang maksimal karena bebannya terlampau luas dengan
alokasi waktu kelas I s/d kelas VI 15 jam pelajaran dalam 1 mingu ditambah dengan
pembelajarn MTQ 7 jam untuk kelas III s/d VI
Alokasi waktu tersebut dibawah ini :
No Kelas / Mapel PAi Jml pel. BTQ Jml Jam pel.
1 I 2 -
2 II 2 -
3 III 2 1
4 IV 3 2
5 V 3 2
6 VI 3 2
Jumlah jam pelajaran 15 7
Dengan adanya materi yang terlalu banyakdan guru agama harus merangkap dua
Sekolah maka hasil yang dicapai belum memuaskan sesuai dengan apa yang
diharapkan.
Pada tahun pelajaran 2007 / 2008 nilai pada pelajaran Pendidikan agama Islam
yang tercantum pada nilia raport seperti tersebut dibawah ini.
Data Nilai Raport Tahun Pelajarn 2007 / 2008
No KelasJml
Siswa
Semester I Semester II
Ket.N.Rt Tuntas
Tidak
TuntasN.Rt Tuntas
Tidak
Tuntas
1 I 21 6,5 80,92 19,08 7,20 71,42 28,57
2 II 14 6,3 71,42 29,58 7,10 78,57 21,42
3 III 10 6,2 60 40 6,90 80 20
4 IV 15 6,7 80 20 6,94 86,66 13,34
5 V 15 6 66,66 33,34 7,51 86,66 13,34
6 VI 19 6,5 84,21 13,79 7,40 84,21 84,21
Nilai Rata-rata 6,3 73,86 26,14 7,17 81,25 18,75
Dari data diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari semua perkelas masih
rendah jika diukur dengan kwalitas nilai 6,00 – 7,50 belum tuntas secara kelas
walaupun secara individu ada beberapa anak yang tuntas.
B. Upaya Guru Agama Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran Di SD Negeri 03 Watukumpul Kecamata Watukumpul Kabupaten
Pemalang
1. Merencanakan Program Pembelajaran.
Dalam perencsnsn program pembelajaran memperkirakan
(memproyeksikan) mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada waktu
melaksanakan pengajaran. Perencanaan mengajar memilih berbagai macam bentuk
pengajaran yang hendak dilakukan oleh guru sebelum pengajaran dilakukan.
Adapun bentuk-bentuk perencanaan yang dilakukan oleh guru agama SD Negeri 03
Watukumpul Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang pada tahun pelajaran
2007/2008 sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan
Agama Islam adalah sebagai berikut.
a. Mempelajari silabus.
Silabus merupakan susunan teratur materi pembelajaran pada matei
pembelajaran pada mata pelajaran pada kelas/semester tertentu: bentuk
pengembangan pembelajara kurikulum menjadi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran(RPP)
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru senantiasa mempelajari
silabus. Pada tahun 2007/2008 mereka meningkatkan mempelajari silabus yang
telah disiapkan oleh lembaga pendidikan yaitu SD Negeri 03 Watukumpul
Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang. Dalam silabus apabila dijumpai
hal hal yang tidak sesuai dengan pandangan pengajar, guru menambahkan
indikator sendiri tetapi tidak boleh merubah Setandar kompetensi dan
kompetensi dasar yang sudah disesuaikan SK Dirjen Pendidikan Islam
Departemen Agama Republik Indonesia tahun 2006.
Dengan mempelajari silabus akan mempermudah guru untuk
melaksanakan pengajaran. Maka guru agama SD Negeri 03 Watukumpul
Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang sebelum tahap pengajaran, selalu
mempelajari silabus yang telah ada. Dan bahkan sejakawal semester mereka
mempelajari silabus. Hal ini akan mempermudah dalam menyampaikan satuan
materi kepada peserta didik.
b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Merupakan penjabaran yang lebih
terperinci dari bahan ajar yang diberikan untuk mencapai SK dan KD. Dalam
penjabaran materi pelajaran tersebut disesuikan dengan indikator yang telah
dirumuskan,perkembangan ilmu teknologi, dan kemampuan rata-rata peserta
didik. Penjabaran materi pelajaran bertolak dari kerangka materi termuat dalam
silabus. Untuk penjabaran materi berbobot dan relevan dengan kebutuhan, guru
agama SD Negeri 03 Watukumpul Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang
melakukan penguasaan materi atau bidang setudi yang bersangkutan secara luas,
mendalam, berstruktur dan bertindak strategis untuk menjamin efisiensi
pelaksanaan pembelajaran.
Dalam pembuatan RPP sebelum tahun 2003 guru agama SD Negeri 03
Watukumpul Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang Membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran tidak tentu, kadang sebelum pembelajaran dan
kadang setelah pembelajaran. Oleh karena itu pada tahun ajaran 2004/2005
sampai sekarang guru agam SD Negeri 03 Watukumpul Kecamata Watukumpul
Kabupaten Pemalang dalam pembuatan RPP dilaksanakan sebelum pelaksanaan
pembelajaranberlangsung, hal ini akan mempermudah dalam pelaksanan
pembeajaran sehingga hasilnya dapat dicapai sesuai yang diiginkan. Memilih
Model Intraksional/Pendekatan Yang Relevan.
Model/pendekatan di pakai sesuai dengan bahan pembelajaran atau ilmu
pengetahuan yang akan disampaikanpada siswa. Dengan adanya ilmu
pengetahuan dan teknologi, guru perlu berusaha mengubah atau memperbaiki
model pendekatan yang dipakai dalam menyampaikan materi. Misalnya, kalau
sebelumnya menuliskan kapur diganti dengan menampilkan peraga.
Adapun model pembelajaran yang sering digunakan guru-guru SD
Negeri 03 Watukumpul Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang adalah
melihat dan ketrampilan proses yaitu dengan menujukan bantuan peragaan dan
model pendekatan ketrampilan proses serta mendengar yaitu dengan cara
ceramah. Alat peraga merupakan alat yang penting dalam membantu
pembelajaran yang dapat dilihat oleh siswa dibandingkan dengan cara
pembelajaran yang disampaikan. Oleh karena itu pembelajaran sebaiknya
menggunakan alat peraga. Dalam pembelajaran ada kalanya alat peraga tidak
ada. Untuk itu guru melakukan penulisan dipapan tulis dan juga melakukan
gerakan tangandalam penyampaian materikepada siswa sehingga siswa mudah
menangkap apa yang disampaikan oleh guru. Mendengar merupakan model
pendekatan yang sering dipakai oleh pengajar. Hal ini membutuhkan suara
keras, yang dapat didengar, dimengerti, dan denganmemberikan tekanan pada
hal hal yang penting, serta berbicara yang tidak bertele-tele.
c. Menetapkan dan Menyiapkan Buku-buku Wajib.
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dalam perencanaan pembelajaran, guru agama SD Negeri 03 Watukumpul
mengupayakan buku-buku pegangan siswa dan guru dan penunjang dalam
kegiatan pembelajaran. Dengan menetapkan dan menyiapkan buku pegangan
guru akan mdah dalam menyampaikan materi pada siswa.
2. Melaksanakan Program Pembelajaran.
Program kegiatan yang dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
dilaksanakan dalam tiga tahap kegiatan pokok yaitu :
3. Kegiatan Awal.
Kegiatan awal digunakan oleh guru untuk mengingatkan kembali kepada
siswa tentang materi yang lalu. Dan digunakan juga untuk menanyakan kepada
siswa sampai dimana siswa telah menguasai keopetensi (Pretes), sebelum mereka
mengikuti pembelajaran berikutnya. Yang hasilnya nanti akan digunakan sebagai
perbandingan dengan hasil setelah pembelajaran selesai.
4. Kegiatan Inti.
Kegiatan ini tidak lain adalah mengkomunikasikan Setandar
kompetensi,kompetensi dasar yang dituangkan pada indikator dan dijabarkan pada
materi pembelajaran kepada peserta didik dengan menempuh langkah langkah serta
menggunakan alat dan metode yang telah dirumuskan dalam perencanaan
pelaksanaan pembelajaran.
5. Kegiatan Ahir.
Kegiatan ini untuk menyimpulkan materi ajar yang telah dilaksanakan dan
digunakan juga untuk mencatat hal-hal yang penting berkaitan dengan materi ajar.
Dan guru juga memotivasi peserta didik mempelajari matri di rumah diwujudkan
pemberian tugas pekerjaan rumah. Sebelum kegiatan diahiri juga diadakan penilaian
supaya mengetahui sejauh mana SK,KD serta indikator telah berhasil dikuasai
peserta didik.
Adapun upaya upaya yang dilakukan guru agama SD Negeri 03
Watukumpul Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang sebagai upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan agama islam dalam pelaksanaan
pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Upaya Melakukan Interaksi Edukasi.
Interaksi antara pengajar dan siswa perlu diciptakan agar siswa merasa
tidak segan mengikuti pelajaran. Interaksi berkaitan dengan istilah komunikasi
atau hubungan yang terdapat unsur komunikan komunikator. Hubungan antara
komunikan dan komunikator terjadi karena saling menginteraksikan sesuatu
yang disebut dengan pesan. Untuk menyampaikan pesan tersebut diperlikan
adanyan media. Itulah empat unsur terlihat dalam komunikasi yakni,
Komunikator, komunikan, pesan dan media atau saluran. Komunikasi antara
siswa dan guru merupakan bagian yang hakiki dalam proses pelaksanaan
pembelajaran.
Kata komunikasi secara bahasa arartinya berpartisipasi,
memberitahukan, menjadi milik bersama. Secara konseptual komunikasi
mengandung arti memberikan berita pengetahuan, pikiran-pikiran, dan nilai-
nilai untuk menggugah partisipasi agar hal-hal yangdiberitakan itu milik
bersama. Jadi tujuan komunikasi atau interaksi untuk mencpai pengertian
bersama,mencapai persetujuan mengenai sesuatu pokok atau masalah yang
merupakan kepentingan bersama (interaksi dan motifasi belajar mengajar,
Sadiman, Jakarta : Raja Grafindo persada hal 8)
Interaksi edukasi mengandung arti interaksi belajar mengajar yakni
adanya suatu kegiatan interaksi dari tenaga pengajar atau pendidik yang
melakukantugas mengajardisatu pihak dengan warga belajar ( siswa, anak
didikatau subyek belajar) yang sedang melakukan kegiatan belajar dipihak lain.
Interaksi antara pendidik dengan peserta didik merupakan satu proses motivasi,
dimana pendidik mampu menumbuhkan, memberikan, dan mengembangkan
motivasi kepada anak didik agar dapat melaksanakan kegiatan belajar secara
optimal.
Seorang pendidik dalam kegiatan belajar mengajar tidak hanya
menyampaikan materi pelajaran saja, tetapi guru harus membimbing dan
membei motivasi kepada siswanya untuk lebih giat belajar. Menyadari akan
tanggungjawabnya maka guruagama SD Negeri 03 Watukumpul Kecamata
Watukumpul Kabupaten Pemalang pada tahun ajaran 2007/2008 berusaha untuk
melaksanakan interaksi lebih efektif guna meningkatkan kualitas pembelajaran
dan prestasi PAI. Sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik
sehingga tujuan akan tercapai semaksimal mungkin.
Dalam interaksi antara guru siswa terdapat empat unsur yang saling
mempengaruhisatu sama lain. Keempat unsur itu adalah tujuan, isi atau bahan,
metode dan alat,serta penilaian. Dalam interaksi siswa diarahkan oleh guru
untuk mencapai tujuan melalui pelajaran yang dipelajari siswa dengan
menggunakan metode dan alat yang kemudian dinilai ada tidaknya perubahan
pada diri siswa setelah menyelesaikan proses belajar mengajar. Interaksi yang
dilakukan guru agama SD Negeri 03 Watukumpul Kecamata Watukumpul
Kabupaten Pemalang, berusaha untuk membuat suasana kelas menjadi hidup
dan menjadi akrab dengan cara :
1) melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar (dengan model
pembelajaran PAKEM)
2) menciptakan suasana rileks, tidak menimbulkan ketegangan dalam proses
belajar mengajar.
3) Membangkitkan kreativitas anak untuk bertanya.
4) setelah menyampaikan materi guru melakukan tanya jawab dengan siswa
menjadi beberapa kelompok.
b. Upaya Meningkatkan Penguasaan Materi Pelajaran.
Dalam proses belajar mengajar seorang guru harus mampu
menyampaikan materi pelajaranya dengan baik, jangan sampai seorang guru
kekuranagan bahan atau materi yang akan disampaikan pada siswa. Jika hal itu
terjadi maka siswa akan kurang minat untuk belajar. Sehingga proses belajar
akan membuat siswa menonton terhadap gurunya. Untuk itu guru harus bener-
bener menguasai bahan atau materi pelajaran.
Dalam menguasai materi pelajaran melingupi penguasaan materi
pelajaran dalam kurikulum sekolah dan penguasaan bahan pengayaan atau
penunjang mata pelajaran. Guru dalam mengajar menguasai materi atau bahan
pelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Bahkan seorang guru hendaknya
menguasai materi pelajaran lebih dari apa yang terdapat dalam kurikulum. Oleh
karena itu dalam penguasaan materi tidak hanya menggunakan satu sumber saja,
tetapi dari berbagai sumber buku yang ada. Selain itu seorang guru dala
mengajar harus menguasai bahan pengayaan atau penunjang mata pelajaran lain
yang dapat membantu pengayaan serta memperjelas dari bahan bahan pelajaran
yang dipegang oleh guru tersebut.
Jadi antara penguasaan materi dengan proses belajar mengajar memiliki
hubungan yang positif. Tanpa penguasaan materi tidak akan bisa menyampaikan
materi dengan baik. Untuk itu guru agama SD Negeri 03 Watukumpul
Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang pada tahun pelajaran 2007/2008
melakukan upaya meningkatkan penguasaan materi pelajaran yang lain dengan
menggunakan lebih dari sumber buku. Dengan membaca buku-buku tersebut
dan memahami materi maka guru dapat menguasai materi dengan baik.
c. Upaya Pengembangan Metode Mengajar.
Setiap pengajar mempunyai cara tersendidri dalam melaksanakan
tugasnya sebagai pengajar. Hal ini dapat dimengerti karena setiap pengajar
mempunyai kapasitas mengajar yang bebeda-beda, disamping harus disesuaikan
pula dengan macam disiplin ilmu pengetahuan yang diberikan kepada siswanya.
Dalam proses belajar mengajar metode merupakan komponen yang
penting. Tanpa metode, pengajaran tidak akan berjalan efektif. Sebagai seorang
guru harus memperhatikan dalam menggunakan metode. Seorang guru harus
memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penggunaan metode
mengajar yaitu tujuan yang berbagai jenis dan fungsinys, adak didik, dengan
berbagai tingkat kematanganya, evaluasi dengan berbagai keadanya, fasilitas
dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya, seperti pribadi guru dengan
kemampuan professional yang berbeda-beda.
Adapun metode pembelajaran PAI yang digunakan oleh guru agama SD
Negeri 03 Watukumpul Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang tahun
pembelajaran 2007/2008 adalah sebagai berikut :
1) Metode Ceramah.
Ceramah merupakan cara klasik yang hingga kini masih banyak
dipakai. Pengajar dating dikelas menyiapkan bahan ajar dengan
menjelaskanya. Metode ceramah belum tentu menjamin siswa dapat
menangkap dan menguasai dari apa yang diceramahkan. Oleh karena itu
ceramah harus up-to-date artinya mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Adapun metode ceramah ini digunakan oleh guru agama SD Negeri
03 Watukumpul Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang hamper pada
setiap mata pelajaran. Metode ini berupa penuturan secara lisan oleh guru
didepan kelas dan murid mendengarkan.
2) Metode Tanya Jawab.
Tanya jawab merupakan cara pengajaran untuk mendorong siswa
lebih aktif berprestasi dikelas. Dengan memberikan pertanyaan kepada
siswa, maka semua siswa akan aktif mengikuti jalanya pengajaran dikelas.
Metide ini digunakan untuk medorong siswa agar cepat memahami
persoalan yang dibahas dikelas, meningkatkan partisipasi siswa dalam
proses belajar mengajar, membutuhkan motifasi agar siswa menyenangi
bahan ajar yang mereka pelajari, untukmengetahui sejauh mana materi
pelajaran yang dikuasai oleh siswa, dan memberi kesempatan pada siswa
untuk mengajukan masalah yang belum dipahami.
3) Metode Diskusi.
Diskusi merupakan suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana
guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengadakan pembicaeaan
guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atas suatu masalah.
Metode ini digunakan oleh guru agama SD Negeri 03 Watukumpul
Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang dengan tujuan agar siswa
menghargai pendapat orang lain, memunculkan ide-ide para siswa, siswa
dapat saling memberi dan menerima informasi, pendapat dan pengalaman
peserta didik, serta menumbuhkan rasa percaya diri.
4) Metode Tugas. ( Resitasi ).
Resitasi atau penugasan merupakan cara penyajian materi pelajaran
dengan memberi tugas pada siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Tugas
tersebut dapat berbentuk tugas membaca, merangkum, membuat catatan,
membuat laporan dan sebagainya yang diberikan untuk indifidu maupun
kelompok. Metode ini sering digunakan pada tiap kali pertemuan.
5) Metode Drill.
Drill merupakan metode pengajaran yang dilaksanakan dengan
mengulang-ulang, untuk memperoleh suatu ketrampilan, ketangkasan, dan
keprofesionalisme. Metode ini sering digunakan pada materi bidang setudi
Al Quran-hadis, terutama pada hafalan suratan ayat-ayat pendek.
6) Metode Demonstrasi dan Eksperimen.
Demonstrasi merupakan cara pengajaran yang memerlukan alat
bantu tertentu agar materi yang disampaikan mudah dipahami oleh siswa.
Metode ini selalu memperhatikan bagaimana proses terjadinya sesuatu.
Metode ini digunakan oleh guru Agama SD Negeri 03 Watukumpul
Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang agar siswa dapat menyerap
dengan baik dari apa yang disampaikan oleh pengajar. Sedengkan ekperimen
berarti mencoba. Metode demonstrasi dan eksperimen adalah
gurumemperhatikan bagaimana terjadinya suatu proses yang kemudian
mengadakan suatu percobaan.
Untuk lebih jelasnya, penggunaan metode pembelajaran oleh guru
agama SD Negeri 03 Watukumpul Kecamata Watukumpul Kabupaten
Pemalang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
No Jenis Metode Diterapkan pada bidang setadi
1 Ceramah Quran Hadis, Aqidqh Ahlak, Fikih, SKI
2 Tanya jawab Quran Hadis,Aqidah Akhlak, Fikih, SKI
3 Diskusi Fikih, Aqidah Akhlak, SKI
4 Tugas Quran Hadis, Aqidah Akhlak, Fikih, SKI
5 Drill Quran Hadis dan Fikih
6 Demonstrasi Fikih
7 Eksperimen
Adapun perkembangan metode yang dilakukan guru agama SD Negeri
03 Watukumpul Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran adalah sebagai berikut :
1) Ceramah, Tanya Jawab, dan Tugas.
Dalam proses pembelajaran, setelah menyampaikan materi, guru
memberikan kesempatan kepada siswanya untuk mengadakan tanya jawab
hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap
materi yang telah disampaikan guru melalui ceramah setelah melakukan
tanya jawab kemudian diteruskan dengan pemberian tugas kepada siswa,
guna memantapkan penguasaan siswa tehadap materi yang telah
disampaikan.
2) Ceramah, Diskusi, dan Tugas.
Dalamproses pembelajaran guru menyampaikan informasi melalui
ceramah, dimana dalam materi pelajaran terdapat masalah-masalah yang
perlu didiskusikan. Sebelum diskusi guru memberi informasi yang akan
dijadikan bahan diskusi yang nantinya akan diambil hasil diskusinya secara
berkelompok. Setelah diskusi selesai kemudian diikuti dengan tugas-tugas
yang harus dilakukan oleh siswa yang diberikan oleh guru baik tugas
sekolah maupun tugas rumah.
3) Ceramah, Demonstrasi dan Eksperimen/Latihan.
Dalam proses belajar mengajar guru agama SD Negeri 03
Watukumpul Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang melakukan
ceramah yang dikuti dengan demonstrasi dan eksperimen. Guru
menyampaikan materi pelajaran sambil melakukan demontrasi seperti dalam
materi sholat guru menerangkan bagaimana cara melakukan sholat,
kemudian diikuti dengan demonstrasi gerakan-gerakan dalam sholat. Setelah
demonstrasi selesai guru mengajak siswa unyuk mencoba melakukan sholat
dengan disertai penjelasan secara lisan ( ceramah).
d. Upaya Meningkatkan Menggunakan Alat Peraga.
Alat peraga merupakan komponen yang sangat penting dalam proses
belajar mengajar. Alat berfungsi sebagai jembatan atau media transformasi
pelajaran terhadap tujuan yang dicapai, alat untuk menciptakan proses belajar
mengajar yang aktif. Untuk itu seseorang guru harus mengupayakan terhadap
penggunaan alat peraga yang ada dengan eektif dan sefisien mungkin agar
proses pembelaaran berjalan lancar dan tercapai prestasi yang diharapkan.
Adapu alat peraga yang digunakan oleh guru agama SD Negeri 03
Watukumpul Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang pada tahun
pelajaran 2007/2008 sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran PAI
menggunakan alat peraga non materi dan alat peraga materi. Alat peraga non
materi yang digunakan adalah seperti suruhan, perintah, nasihat, dan
sebagainya. Sedangkanalat peraga mteri yang digunakan adalah papan tulis,
batu kapur, gambar, peta, CD, dan kain. Selain alat peraga non materi dan
materi guru agama SD Negeri 03 Watukumpul juga menggunakan alat peraga
yang lain, yaitu media cetak berupa buku-buku paket, sedangkan media
elektronik CD dan CD pleyer. Dengan alat peraga ini diharapkan siswa dapat
dengan mudah memahami mata pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.
C. Evaluasi.
Didalam pelaksanaan tugasnya sebagai pengajar, guru perlu melakukan evaluasi
dari tugas yang ia berikan selama waktu tertentu. Evaluasi dapat dilakukan pada waktu-
waktu tertentu sesuai dengan kehendak pengajar (tes harian atau mingguan) dan dapat
perlu mengikuti waktu yang telah ditetapkan oleh sekolah. Evaluasi sebaiknya berjalan
pada dua arah, yaitu evaluasi pengajar yang berasal dari siswa dan evaluasi siswa yang
berasal dari pengajar.
Adapun upaya yang dilakukan guru agama SD Negeri 03 Watukumpul
Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2007/2008 sebqgqi upqyq
peningkatan kualitas pembelajaran PAI dalam tahap evaluasi adalah sebagai berikut :
1. Menilai Pekerjaan Anak Didik.
Penilaian merupakan kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dengan pekerjaan
yang harus dilakukan oleh guru sesudah pembelajaran. Untuk menilai berhasil atau
tidaknya pembelajaran yang dilakukan oleh guru, salah satunya adalah guru harus
melaksanakan penilaian. Adapun penilaian yang dilakukan guru SD Negeri 03
Watukumpul Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang sebagai upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran PAI adalahtes tertulis yang disusun sedemikian
rupa sehingga tes tertulis menjadi relatif efektif, tes lisan guru dapat mengetahui
secara pasti tingkat kemampuan yang dimiliki siswa dalam memahami bahan ajar
yang telah disampaikan. Tes perbuatan atau tindakan sisw dalam kehidupan sehari-
hari terutama perbuatan-perbuatan yang dilakukan pada saat berada disekolah.
Apakah siswa menerapkan materipelajaran yang telah disampaikan atau tidak.
Evaluasi tersebut dilaksanakan setelah pembelajaran selesai atau setelah setandar
kompetensi dan kompetensi dasar selesai.
2. Penilaian terhadap pengajaran Guru.
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PAI guru agama SD Negeri 03
Watukumpul Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang berupaya untuk menilai
pekerjaan guru itu sendidri. Penilaian itu diarahkan pada aspek gaya mengajar guru,
struktur penyampaian bahan pembelajaran, penggunaan metode, ketepatan
perumusan tujuan pembelajaran, ketepatan pemakaian alat bantu mengajar.
3. Membuat Perencanaan Untuk Pertemuan Berikutnya.
Sebelum tahun 2006 guru agama SD Negeri 03 Watukumpul Kecamata
Watukumpul Kabupaten Pemalang masih sedikit yang yang membuat perencanaan
untuk pertemuan berikutnya. Namun pada tahun ajaran 2007/2008 mereka berupaya
untuk membuat perencanan untuk pertemuan berikutnya. Hal ini dilakukan agar
proses belajar mengajar menjadi efektif sehingga tujuan yang diinginkan dapat
tercapai dengan baik.
D. Analisis Data.
Berdasarkan data-data diatas yang penulis peroleh dengan wawancara, obserfasi,
dan dokumentasi maka dianalisis bahwa sebelum guru-guru masuk kelas untuk
mengajar, guru agama SD Negeri 03 Watukumpul Kecamata Watukumpul Kabupaten
Pemalang telah melakukan persipan-persiapan guna mengatur menciptakan lingkungan
belajar dan berjalan sistematis dan materi yang diajarkan bisa tersampaikan semuanya
secara jelas.
Disamping itu murid akan mudah paham dan mengakibatkan aktif ketika
menerima informasi, serta akan memiliki sikap percaya terhadap materi tersebut.
Dengan demikian guru agama Islam SD Negeri 03 Watukumpul Kecamata
Watukumpul Kabupaten Pemalang lebih banyak melakukan banyak persiapan-
persiapan sebelum mengajar, baik dalam penguasaan materi maupun persoalan-
persoalan yang mengkin terjadi didalam kelas, beserta solusinya.
Dalam interaksi edukatif guru agama Islam SD Negeri 03 Watukumpul
Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang telah melakukan interaksi yang lebih
efektif dalam proses belajar mengajar, komunikasi antara guru dan siswa sangat mereka
perhatikan karena dari interaksi antara pendidik dan peserta didik menjadi Variabel
pengaruh dalam keberhasilan mengajar. Semakin baik hubungan antara keduanya maka
rasa senag akan muncul, sehingga informasi ilmu yang disampaikan oleh guru akan
lebih mudah diterima oleh siswa. Dari interaksi edukatif yang dilakukan oleh guru
agama Islam SD Negeri 03 Watukumpul menurut penulis sudah mencakup empat unsur
dalam interaksi yakni sesuai dengan tujuan, isi atau bahan, metode dan alat, serta
penilaian, sehingga proses interaksi berjalan sistematis dan mencapai hasil optimal.
Peserta didik diarahkan untuk lebih aktif dalam interaksi, disamping itu guru agama SD
Negeri 03 Watukumpul Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang trampil dalam
menggunakan media pelajaran seperti buku pelajaran, papan tulis, kapur, penggaris,
penghapus, CD , dan lain sebagainya. Media pembelajaranpun sudah tepat dngan tujuan
dan materi yang disampaikan sehingga menjadikan siswa lebih jelas terhadap materi
yang disampaikan.
Dalam penggunaan metode guru agama SD Negeri 03 Watukumpul Kecamata
Watukumpul Kabupaten Pemalang telah melakukan variasi penggunaan metode
pengajaran dan menjadi alternatif yang penting, karena siswa akan semakin
bersemangat dan antusias dalam mengikuti pelajaran. Bebeda dengan pemenggunakan
metode pengajaran yang monoton, siswa dimungkinkan akan mengantuk dan
perhatianya kurang karena membosankan. Menurut penulis dalam penggunaan metode
khususnya di SD Negeri 03 Watukumpul Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang
teah sesuai dengan tujuan, materi, media, dan dengan keberagaman siswa. Sehingga
diperoleh hasil maksimal karena guru dapat menciptakan kondisi kelas yang menjadi
hidup dan siswa dapat belajar dengan semangat.
Dalam evaluasi khususnya dilakukan oleh guru agama SD Negeri 03
Watukumpul Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang menurut penulis sudah baik,
karena pnilaian tidak hanya dilakukan pada siswa tetapi juga terhadap pekerjaan guru
itu sendiri. Sehingga dengan evaluasi guru dapat mengetahui kemajuan peserta didik,
mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan umpan balik, memotifasi guru agar
mengajar menjadi lebih baik, dan memotifasi anak didikuntuk belajar lebih baik.
Demikian analisis terhadap upaya peningkatan kualitas pembelajaran PAI yang
dilakukan oleh guru agama di SD Negeri 03 Watukumpul Kecamata Watukumpul
Kabupaten Pemalang.
E. Faktor pendukung dan Penghambat.
1. Faktor Pendukung.
Dalam proses belajar mengajar PAI dipengaruhi oleh banyak faktor, baik
yang terdapat dalam diri indifidu itu sendiri maupen faktor yang berada diluar
indifidu (Exsternal). Faktor internal antara lain kemampuan yang ada pada diri
siswa, minat dan perhatian siswa, kebiasaan yang dilakukan siswa, serta usaha dan
motifasi siswa. Sedangkan faktor eksternal dibedakan menjadi tiga lingkungan yaitu
lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat yang agamis.
2. Faktor Penghambat
Baiknya demikian juga dengan faktor penghambat, guru selalu mencari jalan
keluarnya sebagai upaya pemecahnya antara lain :
a. Materi tugas rumah pada siswa setiap selesai SK/KD sebagai upaya pendalaman
materi yang telah disampaikan oleh guru.
b. Lebih kreatif membuatalat peraga.
c. Memberi arah pada siswa, betapa pentingnya pendidikan agama Islam bagi
anak, sehingga mereka tertarik untuk mempelajarinya.
d. Mengunjungi orang tua siswa.
e. Mengadakan pembiasaan tadarus, solat berjamah, kiroah , studi tour dan lain-
lain.
BAB V
PENUTUP
A. Kesempulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang guru agama Islam SD Negeri 03
Watukumpul Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang dalam upeya meningkakan
kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam, maka penulis menarik kesimpulan :
1. Upaya yang dilakukan oleh guru agama islam di SD Negeri 03 Watukumpul
Kecamata Watukumpul Kabupaten Pemalang balingga adalah dalam tahap
perencanaan pembelajaran pendidikan Agama islam pelaksanaan pengajaran
pendidikan agama islam, dan dalam tahap evaluasi.
2. Upaya guru agama Islam Di SD Negeri 03 Watukumpul Kecamata Watukumpul
Kabupaten Pemalang dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sebagaimana
kesimpulan I, maka kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru agama Islam
adalah dalam kategori baik yakni telah mengalamipeningkatan dengan dibukika
hasil prestasi siswa pada tahun pelajaran 2007/2008 meningkat, baik secara
individual maupun kelompok. Sebagian esar peserta didik terlibat secara aktif dalam
proses belajar mengajar dengan menunjukan semangat belajar mengajar dengan
menunjukan semangat belajar yang tinggi dara rasa percaya diri sendiri. Sebagian
besar tingkah laku siswa menunjukan perubahan tingkah laku yang positif dalam
lingkungan sekolah maupun dilingkungan rumah.
3. Faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 03 Watukumpul Kecamata Watukumpul
Kabupaten Pemalang adalah :
a. Faktor yang menjadi pendukung
- Faktor internal dan faktor eksternal pada siswa.
- Tercukupinya buku-buku penunjang.
- Basis pendidikan guru yang sesuai.
b. Faktor yang menjadi Penghambat.
- Kurangnya perhatian/motivasi orang tua terhadap anaknya dalam belajar.
- Latar belakang siswa itu sendiri.
- Kemampuan individu tidak sama.
- Adanya tayangan televisi yang mempengaruhi dalam proses belajar
mengajar .
B. Saran-Saran.
1. Setelah mengetahui betapa pentingnya peran dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar maka :
a. Guru agama hendaknya menyadari dan mau melaksanaan tugasnya dengan baik
dan sungguh-sungguh sehingga pada ahirnya dapat sederajat dengan Sekolah
Dasar yang lainnya
b. Guru Agama harus memiliki karakteristik kepribadian yang ideal sesuai dengan
persyaratan yang bersifat psikologis dan paedagogis. Hal ini karena guru
merupakan sentral figur dalam dunia pendidikan.
c. Mengadakan pemenuhan fasikitas/sarana dan prasarana yang mendukung
terhadap upaya peningkatan kualitas pembelajaran pendidikan agama islam.
C. Kata penutup.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayahnNya sehingga penulis dapat menyelesaiakan proposal ini.
Penulis menyadari segala keterbatasan serta kekurangan yang ada pada diri
penulis, sehingga penulisan proposal ini masih banyak ditemui adanya kejanggalan dan
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi
perbaikan proposal ini.
Penelitian ini membutuhkan pengembangan lebih lanjut, karena itu diharapkan
agar hasil penelitian ini dapat memberi rangsangan bagi pihak pihak yang
berkecimpung dalam bidang ini untuk mengembangkan lebih jauh.
Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian proposal ini,
penulis mengucapkan terimakasih dan semoga amal baik dari semua pihak