Page 1
0
DAFTAR ISI
- Halaman Daftar Isi.............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................2
A. Pengertian Industri Petrokimia ...................................................... 2
B. Bahan Baku Industri Petrokimia.....................................................2
C. Cara-Cara Mendapatkan Bahan Baku Industri Petrokimia ........... 7
D. Penyediaan Bahan Baku Industri Petrokimia ................................ 8
E. Produk-Produk Industri Petrokimia .............................................. 8
F. Jalur-Jalur Dalam Pembuatan Industri Pterokimia........................11
G. Penggunaan dan Pemanfaatan Produk-Produk Petrokimia...........13
H. Persebaran Perusahaan Industri Petrokimia di Indonesia.............16
I. Dampak Negatif Industri Petrokimia.............................................17
BAB III PENUTUP .........................................................................................18
A. Kesimpulan.......................................................................................
B. Saran ...............................................................................................
Daftar Pustaka .................................................................................................. 19
Lampiran ..........................................................................................................20
Page 2
1
BAB I
PENDAHULUAN
Industri petrokimia secara umum dapat didefinisikan sebagai ”industri
yang berbahan baku utama produk migas (naphta, kondensat yang merupakan
produk samping eksploitasi gas bumi, gas alam), batubara, gas metana batubara,
serta biomassa yang mengandung senyawa-senyawa olefin, aromatik, n-parrafin,
gas sintesa, asetilena dan menghasilkan beragam senyawa organik yang dapat
diturunkan dari bahan-bahan baku utama tersebut, untuk menghasilkan produk-
produk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi daripada bahan bakunya.” Kondisi
ketersediaan bahan baku dari produk migas yang makin terbatas dan mahal
mengakibatkan mulai munculnya pencarian-pencarian bahan baku pengganti,
diantaranya gas etana, batubara, gas dari coal bed methane, dan limbah refinery
(coke).
Indonesia mempunyai sumber yang potensial untuk pengembangan klaster
industri petrokimia yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia
seperti sandang, papan dan pangan. Produk-produk petrokimia merupakan produk
strategis karena merupakan bahan baku bagi industri hilirnya (industri tekstil,
plastik, karet sintetik, kosmetik, pestisida, bahan pembersih, bahan farmasi, bahan
peledak, bahan bakar, kulit imitasi).
Page 3
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Industri Petrokimia
Bahan-bahan atau produk yang terbuat dari bahan dasarnya minyak dan
gas bumi disebut petrokimia. Bahan-bahan petrokimia dapat digolongkan:
plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk,
berbagai jenis obat dan vitamin.
Sementara itu, yang dimaksud industri petrokimia adalah industri yang
berhubungan dengan minyak bumi yang mengkaitkan suatu produk-produk
industri minyak bumi yang tersedia, dengan kebutuhan masyarakat akan bahan
kimia atau bahan konsumsi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Bahan Baku Industri Petrokimia
Proses petrokimia umumnya melalui tiga tahapan, yaitu:
a. Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan dasar petrokimia
b. Mengubah bahan dasar petrokimia menjadi produk antara, dan
c. Mengubah produk antara menjadi produk akhir yang dapat
dimanfaatkan.
Pada dasarnya hampir semua produk petrokimia umumnya berasal dari
tiga jenis bahan baku dasar, yaitu : olefin, aromatika, dan gas – sintesis(syn-
gas).
1. Olefin (alkena – alkena)
Olefin merupakan bahan dasar petrokimia paling utama. Produksi
olefin di seluruh dunia mencapai miliaran kg per tahun. Di antara olefin
yang terpenting (paling banyak diproduksi) adalah etilena (etena),
propilena (propena), butilena (butena), dan butadiena.
Page 4
3
Olefin pada umumnya dibuat dari etena, propana, nafta, atau minyak
gas ( gas- oil) melalui proses perengkahan (cracking). Etana dan propana
dapat berasal dari gas bumi atau dari fraksi minyak bumi; nafta berasal
dari fraksi minyak bumi dengan molekul C-6 hingga C-10 ; sedangkan gas
oil berasal dari fraksi minyak bumi dengan molekul dari C- 10 hingga C –
30 atau C-40.
CH2 = CH2 CH2 = CH - CH3
Etilena Propilena
CH3 - CH = CH - CH3 CH2 = CH - CH = CH2
Butilena Butadiena
2. Aromatika (benzena dan turunannya)
Aromatika adalah benzena dan turunanaya. Aroamatika dibuat dari
nafta melalui proses yang disebut reforming. Di antara aromatika yang
terpenting adalah benzene (C6H6), toluene (C6H6CH3), dan xilena
(C6H4(CH3)2). Ketiga jenis senyawa ini secara kolektif disebut BTX.
3. Gas Sintetis
Gas sintetis (syn-gas) adalah campuran dari karbon monoksida (CO)
dan hidrogen (H). Syn – gas dibuat dari reaksi gas bumi atau LPG melalui
proses yang disebut steam reforming atau oksidasi parsial. Steam
reforming adalah campuran metana (gas bumi) dan uap air dipanaskan
pada suhu dan ekanan tinggi dengan bantuan katalis ( bahan pemercepat
reaksi). Sedangkan, oksidasi parsial yaitu metana direaksikan dengan
sejumlah terbatas oksigen pada suhu dan tekanan tinggi.
Reaksi stean reforming : CH4(g) + H2O → CO(g) + 3H2(g)
Reaksi oksidasi parsial : 2CH4(g) + O2 → 2CO(g) + 4H2(g)
Petrokimia dari Ofelin
Berikut adalah beberapa produk petrokimia yang berbahan dasar etilena :
Page 5
4
a) Polietilena
Polietilena adalah plastik yang paling banyak diproduksi. Plastik
polietilena antara lain digunakan sebagai kantong plastik dan plastik
pembungkus / sampul. Plastik polietilena ( maupun plastik lainya)
yang kita kenal, selain mengandung polietilena juga menggandung
berbagai bahan tambahan, misalnya bahan pengisi, plasticer,dan
pewarna.
b) PVC
PVC atau polivinilklorida juga merupakan plasik, yang antara lain
digunakan untuk membuat pipa (paralon) dan pelapis lantai.
c) Etanol
Etanol adalah bahan yang sehari – hari biasa kita kenal sebagai
alkohol. Etanol digunakan untuk bahan bakar atau bahan antara untuk
berbagai produk lain, misalnya asam asetat.
Alkohol dibuat dari etilena:
CH2 = CH2 + H2O → CH3 – CH2OH
d) Etilena glikol atau glikol
Glikol digunakan sebagai bahan anti beku dalam radiator mobil di
daerah beriklim dingin.
Berikut adalah beberapa produk petrokimia yang berbahan dasar
propilena:
a) Polipropilena
Page 6
5
Plastik polipropilena lebih kuat dibandingkan dengan plastik
polietilena. Polipropilena antara lain digunakan untuk karung plastik
dan tali plastik.
b) Gliserol
Zat ini antara lain digunakan sbagai bahn kosmetik ( pelembab )
industri makanan, dan bahn peledak ( nitrogliserin).
c) Isopropil alkohol
Zat ini digunakan sebagai bahan – antara untuk berbagai produk
petrokimia lainya, misalnay aseton( bahan pelarut, digunakan sebagai
pelarut pelais kuku / kutek).
Berikut adalah beberapa produk petrokimia yang berbahan dasar
butadiena:
a) Karet sintetis , seperti SBR ( styrene-butadiene-rubber) dan neoprena
b) Nilon, yaitu nilon 6,6
Petrokimia dari Aromatika
Pada industri petrokimia berbahan dasar benzena, umumnya benzena
diubah menjadi stirena,kumena,dan sikloheksena.
a) Stirena digunakan untuk membuat karet sintetis, seperti SBR dan
polistirena.
b) Kumena digunakan untuk membuat fenol, selanjutnya fenol
digunakan untuk membuat perekat dan resin.
c) Sikloheksena digunakan terutama untuk membuat nilon, misalnya
nilon-6,6 dan nilon-6.
Page 7
6
Selain itu, sebagian benzena digunakan sebagi bahan dasar untuk
membuat detergen, misalnya ABS dan LAS.
Beberapa contoh produk petrokimia berbahan dasar totulen dan xilena
antara lain:
a) Bahan peledak, yaitu trinitrotoluena (TNT)
b) Asam tereftalat yang merupakn bahan dasar untuk membuat serat
seperti metiltereftalat.
Petrokimia dari Gas-Sintetis(Syn-Gas)
Seperti telah disebutkan, gas- sintetik (sn-gas) merupakn campuran
dari karbon monoksida (CO) dan hidrogen(H2). Berbagai contoh
petrokimia dari syn-gas adalah :
a) Amonia (NH3)
N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)
Amonia dibuat dari nitrogen dan hidrogen. Pada industri
petrokimia gas nitrogen diperoleh dari udar, sedangkan gas
hidrogen dari syn-gas. Sebagian besar produk amonia digunakan
untuk membuat pupuk seperti [CO(NH2)2] urea, [(NH4)2SO4];
pupuk ZA, dan (NH4NO3); amonium nitrat. Sebagian lainya
digunakan untuk membuat berbagai senyawa nitrogen lain, seperti
asam nitrat dan berbagai bahan untuk membuat resin dan plastik.
b) Urea [CO(NH2)2]
CO2(g) + 2NH3(g) → NH2COH4(S)
NH2CONH4(S) → CO(NH2)2(S) + H2O(g)
Sebagian besar urea digunakan sebagai pupuk. Kegunaan yang
lain yaitu untuk makanan ternak,industri perekat, plastik, dan
resin.
c) Metanol (CH3OH)
CO(g) + 2H3(g) → CH3OH(g)
Page 8
7
Metanol dibuat dari syngas melalaui perpanasan suhu dan tekanan
tinggi dengan bantuan katalis. Sebagian besar metanol diubah
menjadi formaldehida. Sebagian yang lain digunakan
untuk membuat serat , dan campuran bahan bakar.
d) Formaldehida (HCHO)
CH3OH(g) → HCHO(g) + H2(g)
Formaldehida dibuat melalui oksidasi metanol dengan bantuan
katalis. Larutan Formaldehida dalam air dikenal dengan nama
formalin. Formalin digunakan untuk mengawetkan preparat
biologi (termasuk mayat). Akan tetapi, penggunaan utama dari
Formaldehida adalah untuk membuat resin urea- Formaldehida
dan lem. Lem Formaldehida banyak digunakan untuk industri
kayu lapis.
C. Cara-Cara Mendapatkan Bahan Baku Industri Petrokimia
Berikut ini diuraikan cara-cara mendapatkan bahan baku Industri
Petrokimia.
1. Gas Metana (CH4) à Dari pengeboran gas di lapangan. Gas metana
dari kilang BBM (off gases) dijadikan gas buangan
2. Gas Etana (C2H6) à Dari lapangan gas bumi
3. Gas Etilena (C2H4) à Cracking gas etana, nafta dan kondensat
4. Gas Propana (C3H8) à Absorpsi dan ekstraksi
5. Gas Propilena (C3H6) à Cracking gas etana, propane, nafta dan
kondensat
6. Gas Butana (n-C4H10) à Ekstraksi dan absorpsi
7. Kondensat (C5H12 – C11H24) à Ekstraksi dan absorpsi. Selain itu, juga
dapat diperoleh dari kilang BBM
8. Benzena, Toluena dan Xilena (BTX Aromatik) à Catalytic reforming
9. Nafta (C6H14 – C12H26) à Proses distilasi
10. Kerosin (C12H26) à Distilasi atmosferik
Page 9
8
11. Short Residue / waxy residue
D. Penyediaan Bahan Baku Industri Petrokimia di Indonesia
Berikut ini akan di uraikan ketersediaan bahan baku Industri Petrokimia
yang ada di Indonesia, diantaranya gas bumi, bahan baku kondesat, bahan
baku nafta, dan bahan baku residu.
1. Ketersediaan Cadangan Gas Bumi (C1-C4)
Ketersediaan cadangan gas bumi 60%-80% kandungannya adalah gas
metana. Ketersediaan tersebut hampir merata dan menjangkau dareah
padat penduduk dan pusat industri.
2. Ketersediaan Bahan Baku Kondensat (C5-C11)
Kondensat dalam negeri selama ini diekspor ke luar negeri. Jika
kandungan Produk paraffin dan olefinnya besar à jalur olefin center.
Jika kandungan naftene dan aromatic besar à jalur aromatic center
3. Ketersediaan Bahan Baku Nafta (C6-C12)
Diperoleh dari kilang Cilacap dan Balikpapan dan produksinya
diekspor ke luar negeri.
4. Ketersediaan Bahan Baku Residu / Low Sulfur Waxy Residu (LSWR)
Berasal dari Kilang Dumai, Sungai Pakning, dan Eksor I Balongan.
E. Produk – produk Industri Petrokimia
Produk petrokimia merupakan produk lanjut dari hasil pengolahan minyak
dan gas bumi guna memperoleh nilai tambah yang lebih besar. Produk
petrokimia yang dihasilkan dari hasil pengolahan minyak bumi berupa
naptha, dan kondensat adalah produk aromatik (benzene, toluene dan xylene)
dan produk olefin (ethylene, propylene dan butadiene) yang merupakan bahan
baku untuk industri sandang, karet, sintetis, plastik.
Produk petrokimia yang dihasilkan dari pengolahan gas bumi adalah
methanol, urea, ammonia yang merupakan bahan baku untuk industri perekat,
pupuk. Industri petrokimia Pertamina yang berbahan baku minyak dan gas
Page 10
9
bumi antara lain Kilang Metanol di Pulau Bunyu Kalimantan Timur, Kilang
Purified Terephthalic Acid (PTA) dan Kilang Polypropylene (Polytam) di
Plaju, Sumatra Selatan, Kilang Paraxylene dan Benzene di Cilacap, Jawa
Tengah.
Secara garis besar produk – produk Industri Petrokimia dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu :
1. Industri Petrokimia Hulu (Upstream Petrochemical)
Industri petrokimia hulu yaitu industri yang menghasilkan produk
petrokimia yang masih berupa produk dasar atau produk primer dan
produk antara atau produk setengah jadi (masih merupakan bahan baku
untuk produk jadi).
Pada daftar berikut disebelah kiri diurutkan beberapa bahan baku yang
dapat dipakai untuk industri petrokimia hulu. Semuanya merupakan atau
terdiri dari hidrokarbon yang merupakan produk-produk industri minyak
dan gas bumi.
Dari atas sampai kebawah (gas oil) konsistensinya semakin berat d.p.l.
dari gas sampai kecairan. Disebelah kanan diurutkan beberapa produk-
produk industri petrokimia hulu yang kadang-kadang disebut “first
generation petrochemicals” atau juga “basic petrochemicals” atau
“petrochemical building blocks”.
Feedstocks Petrochemical Product Fuel Coproduct
Methane
Ethane
Propane
Butane
Condensate
Naphta
Gas Oil
Reformate
Raffinate
Methanol
Ethylene
Propylene
Butadiene
Benzene
Toluene
Xylenes
Pyrolysis Gasoline
Pyrolysis Fuel Oil
Raffinate
Mixed C4’s
Page 11
10
Pyrolysis
Gasoline
Perlu ditambahkan bahwa LPG dapat berasal dari alam dari perut
bumi dan dapat pula berasal dari operasi pengilangan. LPG juga
mengandung senyawa-senyawa tak jenuh dari C3 dan C4, yakni propylene
dan butene/butadiene.
2. Industri Petrokimia Hilir (Downstream Petrochemical)
Industri petrokimia hilir yaitu industri yang menghasilkan produk
petrokimia yang sudah berupa produk akhir dan/atau produk jadi.
Oleh karena itu, maka produk petrokimia berdasarkan proses
pembentukannya dan pemanfaatannya dapat dibagi atas 4 jenis, yaitu:
1. Produk dasar
Produk dasar terdiri dari gas CO dan H2 sintetik, etilena, propilena,
butadiene, benzene. toluene, xilena, dan n-parafin.
2. Produk antara
Produk antara diantaranya adalah amonia, inetanol, carbon black, urea,
etil alkohol, etilklorida, Rumen (cumene), propilen-oksida, butil
alkohol, isobutilena, nitrobenzene, nitrotoluena, PTA (purified
terephthalic acid), TPA (terephthalic acid), DMT (dimethyl
terephthalate), kaprolaktam (caprolactain), LAB (liner alkyl benzene).
3. Produk akhir
Produk akhir antara lain adalah urea, carbon black, formaldehida,
asetilena, poli etilena, poli propilena, poli vinil klorida, poli stirena,
TNT (trinitro toluene), poli ester, nilon, poli uretan, “LAB-sulfonate”
(Surfactant).
4. Produk jadi
Pada umumnya berupa barang-barang atau bahan-bahan yang dalam
kehidupan kita sehari-hari banyak dipakai di rumah tangga seperti:
plastik-plastik untuk produk-produk elektronik dan telekomunikasi
Page 12
11
(radio, tv, film alat-lat komputer, kabel-kabel telefon, kabel-kabel
listrik), plastik-plastik untuk rumah tangga (ember plastik,
kantong/karung plastik, botol-botol kemasan plastik), peralatan plastik
untuk industri mobil dan pesawat terbang (bemper mobil, jok/busa
mobil, jok/busa kapal terbang, ban pesawat terbang). Baju dan kaus
kaki yang kita pakai dibuat dari benang poliester dan nilon, ban mobil
dari bahan campuran karet dan carbon black, sabun bubuk deterjen
dibuat dari “LAB-sulfonate” dan lain sebagainya.
Dengan proses polimerisasi dari migas (yaitu yang disebut polimer sintetik
atau polimer buatan manusia). Pengertian polimer dalam arti sempit adalah
suatu molekul raksasa (dengan berat molekul berkisar antara 104-107 yang
terbentuk melalui proses polimerisasi. Molekul raksasa ini disebut juga
makromolekul. Maka berdasarkan proses pembentukannya, bahan/produk
polimer dapat dibagi alas 2 bagian, yaitu:
1. Produk polimer alamiah atau polimer alam, misalnya:
a) Polisakarida (pati dan bahan selulosa)
b) Protein alam (serat sutera, serat otot dan enzim)
c) Karel alam dan asam-asam nukleat
2. Produk polimer sintetik atau produk polimer buatan manusia, yang
mencakup semua produk petrokimia yang dihasilkan secara sintetik
dengan proses polimerisasi dari migas, misalnya:
a) Plastik-plastik sintetik
b) Serat-serat sintetik
c) Karet-karet sintetik
F. Jalur – Jalur Dalam Pembuatan Produk Industri Petrokimia
Proses pembuatan produk petrokimia yang lebih ekonomis dapat ditempuh
dengan 3 jalur/lintasan utama :
1. Jalur Gas Sintetik
Page 13
12
Jalur gas sintetik yaitu dengan pembentukan gas CO dan H2 dari bahan
baku gas bumi (CH4) untuk menghasilkan ammonia, methanol dan carbon
black. Dan untuk memproduksi gas sintetik melalui 3 cara:
a) Reaksi steam reforming untuk membentuk amonia yang reaksinya
berlangsung dengan bantuan katalis Ni pada suhu 1.400 – 1.600oF,
pada tekanan 400-500 psi.
2 CH4 + O2 + 2 H2O + N2 à 2 CO2 + 4 NH3
b) Reaksi stream reforming pada pembentukan methanol dan cara
memproduksinya menggunakan 2 macam proses yaitu pada
tekanan tinggi dan tekanan rendah. (Lurgi High Pressure Process
dan ICI Low Pressure Process)
c) Reaksi oksidasi parsial pada pembentukan gas sintetik yang
dilanjutkan dengan reaksi pirolisis pada suhu 1300-1500oC dan
tekanan 100-150 atm.
2. Jalur Olefin
Jalur olefin yaitu untuk membentu gas-olefin (gas etilena, propilena
dan butena/butadiena) adalah suatu senyawa hidrokarbon tidak jenuh,
yang mempunyai ikatan rangkap terbuka yang sangat reaktif , sehingga
dengan mudah dapat berpolimerisasi antara satu dengan yang lainnya
membentuk bahan/produk polimer. Gas olefin dapat dapat diproduksi
dengan 2 cara yaitu olefin dengan bahan baku nafta dan dengan bahan
baku etana.
1) Ofelin dangan bahan baku nafta
Jika bahan baku berasal dari nafta fraksi berat (C15 – C23) dan dari
jenis minyak parafin, maka akan terbentuk campuran molekul
parafin dan olefin :
a) C23H48 à C8H18 + C15H30 à C3H8 + C12H22 (cracking)
Proses ini dapat terjadi terus menerus hingga terbentuk cokes :
a) C12H22 à C2H6 + C10H16 à C2H4 + C8H12 à 2 CH4 + C6H4
(cracking)
Page 14
13
b) C6H4 à CH4 + 5 C (cracking)
Selain itu juga dapat terbentuk terdiri hasil polimerisasi olefin :
a) C10H16 + C10H16 à C20H32 + C15H30 à C35H62 (kopolimerisasi
C20H32 dengan C15H30 )
2) Ofelin dengan bahan baku etana
Jika bahan baku yang digunakan adalah gas etana, maka reaksi
cracking yang terjadi adalah sebagai berikut :
a) C2H6 à 2 C2H4 + H2 (cracking)
Karena di dalam umpan juga terdapat gas propana, maka terjadi
pula reaksi cracking sebagai berikut :
a) C3H8 à C3H6 + H2 (cracking)
b) C3H8 à C2H4 + CH4 (cracking)
c) 2 C3H8 à C4H8 + 2 CH4
d) 2 C3H8 à C2H6 + C2H6 + CH4
Hasil cracking tersebut akan mengalami cracking dan hidrogenasi
lebih lanjut sebagai berikut :
a) C3H6 + 3 H2 à 3 CH4
b) C3H6 à C4, C5, C6 + H2
3. Jalur Aromatik
Jalur aromatik yaitu dengan pembentukan fraksi-fraksi aromatik
(benzena, toulena dan xilena). Senyawa aromatic adalah suatu senyawa
hidrokarbon tidak jenuh yang mempunyai rangkaian ikatan atom C secara
siklis berupa ikatan atom antara C6-C8 yang sangat reaktif sehingga akan
mudah bereaksi atau berpolimerisasi antara satu dengan yang lainnya
sehingga membentuk produk polimer.
G. Penggunaan dan Pemanfaatan Produk-produk Petrokimia
Penggunaan dan Pemanfaatan Menurut Sektor Industri :
1. Penggunaan dalam Industri Pupuk dan Pestisida
Page 15
14
Produk amoniak / urea dalam negeri sebagian besar digunakan sebagai
pupuk pertanian, dan adhesive urea formaldehida.
Dalam industri pestisida, sebagaian bahan aktif pestisida, pelarut dan
aditifnya merupakan produk akhir petrokimia seperti senyawa carbamate,
thiocarbamate, surfaktan organik, organoklorida, alkohol, dsb.
2. Penggunaan dalam Industri Serat Sintetik
Produk petrokimia yang digunakan untuk serat sintetik adalah TPA
(terepthalic acid), DMT (dimethyl terepthalate), PTA (purified
terepthalic acid), dan kaprolaktam.
3. Penggunaan dalam Industri Bahan Plastik
PE (polietilena), PP (polipropilena), PVC (poli vinil klorida), dan PS
(polistirena).
4. Penggunaan Dalam Industri Adhesive Resin
Urea formaldehida, melamin formaldehida dan fenol formaldehida.
5. Penggunaan dalam Industri Deterjen
Alkil benzena, alkil benzene sulfonat (ABS), dan selulosa karboksi metil
(CMC).
6. Penggunaan dalam Industri Elastomer
Karet sintetik yang digunakan untuk industri ban adalah SBR dan karet
butil sebesar 20%.
7. Penggunaan dalam industri Kimia, Khusus Industri Zat Pewarna
(Dyestuff Industry)
Phthalic anhydride (pewarna tekstil) dan carbon black
Pemanfaatan produk Industri Petrokimia lainnya :
1. Aspal
Kegunaan aspal digunakan untuk pelapis tanggul, pelapis tahan air,
sebagai bahan isolasi, pelapisa anti korosi pada logam dan juga sebagai
bahan campuran pada pembuatan briket batubara.
Page 16
15
2. Lilin
Kegunaan lilin sebagai cadangan bila lampu dari PLN padam. Lilin jenis
ini oleh pertamina diproduksi dengan nama Hard Semi White Wax dan
Fully Refined White Wax. Selain untuk penerangan, kedua jenis lilin
tersebut dapat digunakan sebagai kertas lilin pembungkus, bahan baku
semir serta pengkilap lantai dan mebel.
3. Polytam PP (Polipropilena Pertamina)
Kantong plastik, karung plastik, film, produk cetakan (moulding) dan tali
rafiaadalah produk yang sangat memasyarakat. Produk tersebut dibuat
dengan menggunakan bahan polytam pp.
4. Methanol
Methanol dapat digunakan sebagai lem untuk industri plywood, bahan
bakar pesawat, bahan bakar jenis methylfuel, bahan pelarut jenis nitro
cellulose, insektisida,dehidrator gas alam, dan sebagai bahan baku untuk
industri protein sintesis dengan fermentasi berkesinambungan.
5. Petrolium Cokes
Bila cokes diproduksi dengan bahan dasar tanaman cola, maka petrlium
cokes tersiri dari dua macam yakni; Green coke merupakan produk
samping dari proses pengolahan residu untuk bahan dasar minyak. Green
coke bermanfaat sebagai bahan baku Calcined coke,yang berfungsi
sebagai reduktor dalam proses peleburan timah,bahan bakar padat atau
bahan penambahan kadar karbon pada industri logam.Satunya lagi adalah
Calcined coke berguna sebagai elektroda dalam proses pengolahan
aluminium pada industri Kalsium Karbida (CaC2), bahan baku industri
elektroda grafit, bahan bakar padat atau bahan penambah kadar karbon
pada industri modern, dan sebagai unsur pengisi pada industri baja
(sebagai karbon).
6. Solvent
Pertamina memproduksi lima macam solvent, yakni;
Page 17
16
a) Low Aromatic White Spirit (LAWS) yang berguna sebagai pengencer
cat dan vernis, pelarut untuk warna cetakan, industri tekstil (printing),
bahan pembersih (dry cleaning solvent), bahan baku pestisida.
b) Special Boiling Point (SBP-XX) yang berguna sebagai adhesive dan
pelarut karet, pelarut pada industri (cat dan tinner,tinta cetak,industri
farmasi seperti perekat pada salonpas), industri kosmetika.
c) Special Gas Oil, digunakan pada industri farmasi, khususnya
pembuatan pil kina, sbagai solvent dalam proses ekstraksi kulit kina.
d) Minasil-M, digunakan sebagai industri cat, thinner vernis, industry
tinta cetak, industri karet dan adhesive, dan industri farmasi.
e) Pertasol CA dan CB, petasol CA banyak digunakan sebagai pengencer
pada cat, lacquers, venis, pelarut dan pengencer pada tinta cetak.
7. Processing Oil
Processing Oil terdiri dari dua macam yakni Minarex - B yang berguna,
sebagai processing oil pada industri telapak ban kendaraan bermotor,
bantalan jembatan, sol sepatu kanvas dan sol karet cetak. Paraffinic Oil 60
dan 95 bermanfaat sebagai processing oil pada telapak ban, sepatu dan sol
karet, karpet karet, pipa plastik, pengganti dioktilptalat pada industri tinta
cetak.
8. Kimia Pertanian
Produk kimia pertanian terbagi menjadi dua macam, yakni; Tenac Stiker
yang bermanfaat sebagai bahan perekat dan perata pestisida. Sedangkan
TB 192 berguna untuk menutup luka tanaman / bidang sadap tanaman
karet, mencegah pengeringan bidang sadap.
H. Persebaran Perusahaan Industri Petrokimia di Indonesia
1. Pulau Sumatra
a) Asean Aceh Fertilizer, PT. (Aceh)
b) Belawan Deli Chemical PT. (Sumatra Utara)
c) Intan Prima Tani, PT. (Lampung)
Page 18
17
d) Justus Sakti, PT.(Riau)
e) Pupuk Sriwidjaya, PT. (Sumatra Selatan)
f) Sabak Indah, PT. (Jambi)
2. Pulau Jawa
a) Dover Chemical, PT. (Banten)
b) Henkel Indonesia, PT. (Jawa Barat)
c) Justus Sakti, PT. (DKI. Jakarta)
d) Indo Acidatama Chem. Ind., PT.(Jawa Tengah)
3. Pulau Kalimantan
a) Benua Multi Lestari, PT. (Kalimantan Barat)
b) Cakram Utama Jaya, PT. (Kalimantan Timur)
c) Intan Wijaya Internasional, PT. (Kalimantan Selatan)
d) Korindo Ariabima Sari, PT. (Kalimantan Tengah)
4. Pulau Papua
a) Kayu Lapis Indonesia, PT.
b) Kodeco Memberamo, PT.
5. Kepulauan Maluku
a) Nusa Prima Pratama Industry, PT.
b) Wira Nusa Trisatrya, PT.
I. Dampak Negatif Industri Petrokimia
Dalam usahanya meningkatkan kualitas hidup manusia berupaya untuk
mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada demi tercapainya
kualitas hidup yang diinginkan. Namun, pada kenyataannya timbul dampak
negatif dari industri tersebut. Dampak terhadap lingkungan dapat mengurangi
daya dukung alam yang berarti mengurangi kemampuan alam untuk
mendukung kelangsungan hidup manusia. Sedangkan bagi manusia dapat
menurunkan kualitas hidup manusia itu sendiri. Dampak lain yaitu dampak
yang berhubungan dengan masalah sosial masyarakat (dampak
psikososioekonomi).
Page 19
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam bidang industri, bahan atau zat yang berasal dari minyak bumi
dinamakan petrokimia. Sementara itu, industri yang berhubungan dengan
minyak bumi dinamakan industri petrokimia. Hampir semua produk
petrokimia berasal dari tiga jenis bahan dasar yaitu ofelin, aromatika, dan gas
sintesis. Jalur-jalur dalam pembuatan produk petrokimia yang ekonomis dapat
ditempuh dengan tiga jalur utama yaitu jalur gas sintetik, jalur olefin, dan jalur
aromatik. Umumnya produk petrokimia berupa barang-barang atau bahan-
bahan yang dalam kehidupan kita sehari-hari banyak dipakai di rumah tangga
seperti: plastik-plastik untuk produk-produk elektronik, telekomunikasi, dan
rumah tangga, peralatan plastik untuk industri mobil dan pesawat terbang.
Penggunaan dan pemanfaatan menurut sektor industri antara lain sebagai
industri pupuk dan pestisida, industri serat sintetik, industri bahan plastik,
industri bahan baku cat, industri adhesive resin, industri detergen/pencuci,
industri elastomer/ karet sintetik, dan industri kimia khusus.
B. Saran
Hasil Industri Petrokimia menghasilkan berbagai macam produk yang
penting bagi kehidupan manusia, namun masih dapat ditemukan juga hasil
dari produk Industi Petrokimia yang tidak ramah lingkungan seperti halnya
plastik. Oleh karena itu kita sebagai konsumen sebaiknya berusaha untuk
mengurangi pemakaian produk tersebut secara berlebihan. Kita juga tidak
boleh mengeksploitasi penggunaan bahan baku Industri Petrokimia. Jadi tetap
pergunakan bahan baku Industri Petrokimia secukupnya serta berusaha untuk
meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan.
Page 20
19
DAFTAR PUSTAKA
http://agro.kemenperin.go.id/e-klaster/file/roadmap/KIPBANTEN_1.pdf
http://chemistry35.blogspot.com/2011/04/industri-petrokimia.html
http://rieko.wordpress.com/2009/11/26/industri-petrokimia-part-2/#more-319
http://staff.ui.ac.id/internal/132127784/material/INDUSTRIPETROKIMIA
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=industri
%20petrokimia&source=web&cd=2&ved=0CDcQFjAB&url=http%3A%2F
%2Fstaff.ui.ac.id%2Finternal%2F132127784%2Fmaterial
%2FINDUSTRIPETROKIMIA
Page 21
20
LAMPIRAN
Contoh produk antara dan produk jadi Industri
Carbon Black Urea
Contoh produk jadi Industri Petrokimia
Page 22
21
Contoh produk Industri Petrokimia
Kantong plastik dari polietilena Tutup sebuah kotak permen dari propilena
Contoh Perusahaan Industri Petrokimia di Indonesia (PT. Pupuk Sriwidjaya)