ADAB BERTAMU DALAM PERSPEKTIF HADIS Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I) Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA OIch: Endang Samsul Bahri NIM: : PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF IHDAYATULLAH JAKARTA
80
Embed
d''k 6flfg~:i.~:~:i · 2015-04-22 · Mariah atas cinta dan kasih sayang serta pengorbanannya yang telah berusaha memberikan dorongan, nasihat, doa dan restunya. 7. I'erguruan Islam
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ADAB BERTAMU DALAM PERSPEKTIF HADIS
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan MemperolehGelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)
Universitas Islam NegeriSYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
OIch:Endang Samsul Bahri
NIM: 104{)340012~Wd!l.
:'~:''''d''k :6flfg~:i.~:~:iPROGRAM STUDI TAFSIR HADIS
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF IHDAYATULLAH
JAKARTA
LEMBARPERNYATAAN
Dengan ini saya I11cnyatakan babwa:
I. Skripsi ini I11crupakan basil karya asli saya yang diajukan untuk I11cl11cnubi
salah satu persyaratan I11cl11pcrolch gelar strata I di UIN SyariC
Hidayatllllah Jakarta.
2. SCl11ua slIl11bcr yang saya gllnakan elalal11 pcnulisan ini tclah saya
cantlll11kan scslIai elcngan kctcntuan yang bcrlaku eli UIN Syarif
Hielayatllllab Jakarta.
3. .Iika eli kCl1111dian hari tcrbllkti bahwa karya ini bllkan hasil karya asli saya
atall I11crllpakan hasil j iplakan elari karya orang lain, l11aka saya bcrscelia
I11cneril11a sanksi yang bcrlaku di UIN Syarif Hielayattlllah .Iakarta.
.Iakarta, 17 .Iuni 2009
Endang Samsul Bahri
PERPUSTAi:,V:'UIN
ADAB BERTAMU DALAM PERSPI~I<.TIFHADIS
SKRIPSI
Diajukan Kepacla Fakllitas Ushllluclclin clan FilsafatUntuk Memenllhi Salah Satu Syarat GUlla Mencapai
Gelar Sarjalla Theologi Islam (S.Th.I)
Oleh
ENDANG SAMSUL BAI-IRINIM: 104034001236
Di Bawah Bimbingan .
DI·s. MAULANA, MANIP. 150293221
PROGRAM STUm TAFSIR HAmS
FAKIJLTAS USHULUDDTN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi bel:judul "ADAB BERTAMU DALAM PERSPEKTIF HADIS"tclah diujikan dalam sidang munagasyah Fakultas Ushul11ddin dan Filsatat UINSyarif Hidayatllllah Jakarta pada 17 Jllni 2009. Skripsi ini telah diterima sebagaisalah satu syarat memperoleh gelar Sm:jana Theologi Islam (S.Th.!) pada ProgramStlldi Tafsir-Hadis.
Adab adalah salu iSli!ah bahasa Arab yang berarli adal kebiasaan. Kala inimcnunjukan pada sualu kebiasaan, elika, pola tingkah laku yang dianggap sebagaimodcl. Sdal11a dua abad perlama setelah kemunculan Islam, istilah adabI11cl11bawa implikasi makna etika dan sosial. Berdasarkan bcberapa dcfinisilcrsebut, aelab berlamu dapal elipahami sebagai tingkah laku seseorang yang baikberelasarkan kesucian jiwa dan elimanifestikan melalui atman-aluran dalambcrtamu yang sesuai elengan sya'riat agama Islam. Orang Muslim beriman kepadakcwajiban I1lcmuliakan lamu, I1lcnghonnalinya dcngan pcnghormalan yangscmcslinya, karcna hal-hal tersebul sesuai elengan syari'at Islam. Sebab dcngansaling lllcnghorl1ltlti. maka nknn terlihat SUUlu kelwnl10nisan anlara scornng tamuuall luan rumah Lcrscbut.
Siapapun kila, lcntu pcrnah berlamu ke rLImah orang lain, walau sekadarbercakap-cakap atau karena aela kepentingan bisnis. Sebab manusia selaluI11cl11bulUhkan orang lain, siapapun dia tua, muela, pria maupun wanita. Maimpcrgalilan dalam Islam sangal diperlukan, agar bisa salingl11ellghargai danI1lcllghornHili saLu sama lainnya. lClapi dcngan dalangnya Blldaya Baral, adabbcrtamll sudah lidak berlaku karena dianggap sudah lidak pantas dengankchidupan yang modern. Islam sebagai agama yang sempurna tidak membiarkanmasalah ini begitu saja, namun Islam mengajarkan aelab-adab bertamu, sehinggalujllan bcrlamu bisa ter!aksana elengan bail"
Pcnclitian ini ingin mengetahui bagaimana adab bertamu elalam sya'riatislam yang lcrelapal elalam al-kulub al-sittah. Selelah penulis mclakukan;)cnciilian, eli sana dijclaskan bahwa hadis-haelis yang 'lela elalam al-kutub al-sittahIi'CI11Crinlahkan agar umal Islam melaksanakan pcraturan-peraturan elalambcrlamu, scbagaimana yang telah eli syari'atkan.
Dengan elemikian, maka dari hadis-hadis yang dijelaskan di atas, bisa dijadikan hujjah di dalal11 melaksanakan adab-adab bertamu. hal ini sebagaimanayang lclah dilakukan oleh Rasulullah Saw (hadis fi'liyah).
KATA PENGANTAR
~)I,yr)i.'»1~
Puji clan syukur saya panjatkan kehaclirat Allah SWT, yang telah
l11elimpahkan nikmat, hiclayah clan rahmat-Nya, sehingga penulisan skripsi clengan
judul "aclab bertamu clalam perspektif haclis" clapat diselesaikan clengan baile
Salawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada R,lsulullah SAW
beserta keluarga clan sahabatnya.
Munculnya berbagai hambatan clan kesulitan seakan ringan berkat bantuan
clan clorongan berbagai pihak. Oalam kesempatan ini penulis berkenan
mengucapkan terimakasih kepacla beberapa pihak terl:entu tanpa mengurangi
pcnghormatan penulis bagi pihak-pihak yang tidak l11ungkin disebutkan satu
persatu clalam pengantar singkat ini.
Ucapan terima kasih clan penghargaan yang setinggi-tingginya, penulis
sampaikan kepacla :
I. Bapak Dr. M. Amin Nurclin, M.A. selaku Oekan Fakultas Ushuluclclin clan
FilsaElt UIN Syarif Hiclayatullah Jakarta, beserta para pembantu Oekan
2. Bapak Dr. Bustal11in, MA . selaku Ketua Jurtlsan Tafsir Hadis Fakultas
Ushuluclclin clan Filsafat UIN SyarifHiclayatullah Jakarta
3. Bapak Dr. Eclwin Syarif, M.A. selaku Sekretaris Jurusan Tafsir Haclis
Fakultas Ushulucldin dan Filsalat UIN SyarifHidayatullah Jakarta
4. Bapak Drs. Maulana MA. selaku pembil11bing penulis. Atas bimbingan
serta waktu luangnya yang telah cliberikan kepacla penulis clalam
l11enyelesaikan skripsi.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah
pimpinan dan seluruh karyawan perpustakaan di lingkungan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
6. Kedua orangtua penulis Ayahanda H. A. Saepuddin dan Hj E. Rohanah
Mariah atas cinta dan kasih sayang serta pengorbanannya yang telah
berusaha memberikan dorongan, nasihat, doa dan restunya.
7. I'erguruan Islam Malnu (mathla'ul anwar linahdla'til )llama) di bawah
bimbingan K.I-I. Tb Ma'ani Ruscli.
8. Perguruan Islam AI-Jamhariyah dan MTs Malnu kec. Muncang Kab.
Lebak Banten beserta dewan guru.
9. Guru-guru khususnya untuk ustadz KH. Tb Thalhah Ma'ani, KH. Tb
Haelis yang elipahami sebagai ucapan, perbuatan, laqrir elan hal ib.wal
Nabi Muhammad saw,1 menelucluki lempal yang linggi elalamjiwa umat Islam,
clan merupakan sumber ajaran Islam setelah al-Quran. Haclis merupakan
pcnjelasan yang nyata terhaelap ayat-ayat al-Quran yang masih global dan
mcrupakan kelerangan yang nyala bagi keumuman <lyalnya.2 Juga mcrupakan
sebagai sumber penjelasan ketenluan agama Islam, sebagaimana dilentukan
elalam agama Islam. 3
Mengingal hadis aelalah penjeJas lerhadap al-Quran, clan keeluclukan
hadis Nabi lerhadap al-Quran, Allah sWllelah menerangkan eli clalam al-Quran
scprli peran Nabi Muhammael sebagai muillssir al-Quran. Allah beriinnat\
dalam Sural Al-nahI/16: 44
"Dan Kami turunkan al-Quran kepadamu agar kaml! menerangkan kepaclalUnat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supayamereka memikirkan".4
J Mudasir, 1//1/11 Hadis. (bandung: Pustaka Abadi, 2005), h. 13-141. Fungsi hadis dalam penjelas al~Quran itll bCI'I11Ucum·.;mucalll. Malik bin·· Anas
Il1cnycDutkan lima macam fungsi; bayon al-taqrir, boyan al-ICff.\'ir, bayanal-lqj.;'i1, bayrt/1 a/~ba,\'/,
!J(ZFOJ1 al-Ia,\}',.i, (Ralluwijaya, Htang. IImu /-Iadis, (Jalmrta: Gaya Media Pl'atama, 1996), cet,kc-I,h.26-27
Quran, banyak ayat-ayat yang mel11erlukan penjelasan praktis clan itu suclah
dilakllkan oleh Raslliullah. Menolak penjelasan Raslllllllah sal11a sl\ja artinya
menolak al-Quran. (,
Karenanya Rasulullah tidak bisa dilepaskan begitu saja clari tugas ini.
Ilaclis jib dilihat dari segi periwayatannya tentu berbccla clengan al"Quran,
semua periwayatan ayat-ayat al-Quran berlangstmg secara mutawatir,7
scdangkan haclis Nabi clalam periwayatannya sebagian berlangsung sccara
t11l1tawalir, dan scbagian lainnya u!lud" Nallllln dcmikian, al-QlIran dan al-
1-latJis tidak bisa dipisahkan begitu saja l(Hrena kecluanya saling menclukung,
Mengingat clari keduanya antara al-Quran dan al-I-Iaclis sebagai
pcdoman tHnat Islam yang saling mendukung, dan dalam setiap menghadapi
persoalan hidup hams kembali kepada keduanya (al"Quran clan al-hadis), di
5 Mel~ielaskan tentang Jafaz dan peratlll'an-peraturannya, artinya menyampaikan ai-Oman.tilllpa l11cnycmbunyikan salt! ayat pUll, sedcmikian I'upa, persis sebagaill1anH Allahtciahtllcl1Ul'unkan wahyu tCl'sebut ke dalam hati Nabi EaW. KCllludian, mcnjelaskan arti kata, kalimutatnu aynl yang, mcmerlul,an keterangan, atau aynt-nyut yang bersifat l1lutlak.(Nashiruddin,Muhammad al-Albani, KedudulwnS'mmah Dahlin /s/al'l, (Jakarta: PTGagasan Indoncsia),h. 9-10
h M. l'v1. Azallli, lImlis Nabi 5'ejarah dan Iv/od!/ikasinya. (Jakarta: PlIslnka Pirdalls, 1994)h. n
'1 Mutawatir dnlnll1 illl1l1 hndis yaitli: hadis yang diriwayatkan oleh scjul1llah rawi yangtidal\: l1lungkin bersepakat untuk bCfdllsta dad sejul11lah rawi yang, semisall11ercka dan seterllsnya~alllpai akhil' sanad. Sedangkan lIntllk al-Quran ant'ara lain makslIdnyayaituayat-ayat.;NyaditLlrLlnknn oleh Allah Swt kepada Nabi Mlihamnvld melailli malaikat Jibril secaraiangsling. (DR.NlIrliddin 'ITR. Penganlar /Il11l1 Hadi", (Jakarta: Pustaka Bandung, 199 t), h. 196. Para ulamaIllcmbaginya Jl1l1laWalil' Itrlhznya dan Jl1ulawalir mabumya, (Hasbi, As-siddieqy, Muhmnmad,
3
sini bukan saJa berisi masalah-masalah hukum, tetapi juga meneakup pada
kehidupan sosial, baik berupa masalah politik, ekonomi, kemasyarakatan,
norma, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Hal tersebut telah dikatakan Nabi
~ (::-~I,;; ~Ij) ~~) Gj ~\ ~~~~ 0: I,;; \:L;f I~f~ ~ 0:;fDiceritakan kepaelaku dari Malik bahwa dia l11enyampaikannya
sesungguhnya Rasulullah saw bersabela: "Aim tinggalkan untukmu duaperkara, tidak sekali-kali kamu sesat selama kamu berpegang kepadakeduanya, yaitu kitabullah (al-Quran) dan sunah Rasul-Nya".(HR.Malik).
Dari hadis di atas jelas bahwa al-Quran dan Haclis adalah pegangan
bagi umat Islam. Lebih jauh lagi aela yang mengatakan bahwa Sunah itu tidak
hanya terbatas pada apa yang disandarkan kepada Nabi, tetapi termasuk Sttnah
segala sesuatu yang disandarkan kepada sahabat clan tabi'in. Ini berarti,
pengertian Sunah bagi mereka sama dengan pengertian hadis sebagail11ana
disebutkan terelahulu. 1o
Mengingat hal yang disandarkan kepada Nabi elan para sahabat itu di
scbut hadis. Sangat baik bils dalam l11engerjakan sesuatu sesuai dengarr
perbuatannya, l11aka kebiasaan yang pernahelilakukan olehnya adalah
berlal11u.Yang lermasuk keelalal11 kehielupan sosial yaitu: bermasyarakt,
beraelab, menghorl11ati, l11enolong, elan lain sebagainya. Mengingatsifat
manusia yang sangat heterogen agar bisa terhindar elari hukunl i'il11ba (yang
kuat l11akin kuat elan yang lemah tetap lemah). Maka pergaulan elalam Islam
'J Malik bin Anas abu Abdullah al-Asbahi, MuwGia Imam Malik, (Masri: Dal'll ihya aldarusi 81-" Amhv). i1l7 kl":_1 h C)C)
4
sangat diperlukan, agar bisa saling menghargai dan menghormati saW sama
lainnya. Seiring dengan perubahan zaman yang modern khususnya di
Indonesia, kebiasaan bertamu sering di lakukan oleh kalangan masyarakat
guna untuk menjaga silaturahmi sesama Muslim. Kebiasaan tersebut sampai
sekarang masih sering dilakukan oleh masyarakat, tetapi dengan datangnya
Budaya Bm'at, adab bertamu sudah tidak berlaku karena dianggap sudah tidak
panlas dengan kehidupan y:lIlg modern. Di sinilah yang kurang dipahami oleh
scbagian masyarakal tenlang adab berlamu yang nampaknya mulai lunlur.
Dalam kehidupan bermasyarakat di sekitar., banyak persoalan dan
peristiwa yang tm:jadi. Salah satu eontohnya adalah dalam persoalan bertamu.
Tidak jarang seorang tamu, tidak diperkcnankan masuk bahkan diusir oleh
luan rumah karena sikap yang kurang sopan pacla c1iri tamu tersebut dan tidak
mcnghormali aturan-aturan bcrlamll.
Hal tcrsebut di atas, tentu dapat menimbllikan kekceewaan tcrhadap
diri seorang tamll yang pada akhirnya tak jarang pula menimbulkan maksud
yang buruk. Pecloman-pedomml untllk memasuki rumah orang lain, Allah swt
bcrJirman :
"Hai orang-orang yang bcriman, janganlah kamu memasllkirumah yang bukan rumahlllll sebelum meminta izin dan Illemberisalam kepada penghllninya. Yang demikian itu lebih baik bagilllu, agarkamu (selalll) ingal". (Al-Nur / 24:27)11
Ayat di alas menjelaskan bahwa clilarang bagi scseorang Illelllasuki
rumah, sebeillm Illcminta izin. Dalam Islam, adab bertalllu bukan saja berlaku
5
bagi sebagian kalangan, melainkan berlaku bagi setiap Muslim. Apabila
scscorang meminta lZll1 sebelum masuk rumah kell1udian masih tidak ada
jawaban dari tuan rumah, janganlah memasukinya. Sebagaimana Nabi saw
"Dicel'itakan kepadaku 'Umar Ibnu Muhammad ibnu Bukail' alNaqid. Diccritakan kepada kami Sufyan ibnu Uyainah. Diceritakankcpada kami. dcmi Allah! Yazid ibnu Khu.::>aifata dari Busrl ibnu S'aid.l3crkata : Aku melihat Aba Sa'id al-Khudrl berkata : Aku melihat AbaSa'id al-KhudrJ berkata: "Ketika aim duduk dalam masjid Anshal' diMadinah, tiba-tiba datang Abu Mflsa tel'gopoh-gopoh, lalu kami tanyaia, "Apa kabal' Anda"? Jawab Abu Mflsa, 'Umar (bin Khatab)memanggilku supaya aku datang menemuinya. Ketika aim tiba dimuka pintunya, aku memberi salam sampai tiga kali, tetapi tidak adajawaban. Karena itu aku pulang saja kembali. Rasulullah saw telahbcrsabda :"Apabila kamu tclah minta izin (membcri salam) tiga kali
6
tidak dijawab, sudah pulanglah kembali ! "Kata 'Umar. "Adakan saksiatas keteranganmu ilu, Kalau tidak kuhukum engkau.!" .
Dari hadis di atas, jelaslah bahwa seseorang yang bertamu harus
ll1engetahui peraturan-peratllran yang sesllai dengan norma agama dan sosial
(kehidupan bermasyarakat). Alangkah indahnya jika setiap yang dilakukan di
niatkan ibadah kepada Allah ta'ala dan ittiba' pada Rasulullah ~alallahu
'alaihi wa sallam, termasuk dalam hal adab bertamu ini. Padahal krisis utama
yang dihadapi kaum ll111slimin masa kini adalah krisis pemikiran dan hal itu
mendahului krisis kesadaran hati nurani.
Berdasarkan hal lersebllt di atas, penlllis ingin mencoba ll1enguraikan
pennasalahan tersebut. Oleh karena itu, penulis sangat tertarik untllk
mengall1bil penulisan skripsi ini denganjudul: "ADAB BERTAMU DALAM
PERSPEKTIF IIAnIS".
B. I'cll1batasan dan I'crulllusan Masalllh
Topik pell1bahasan ll1asalah adab banyak dilihat dari berbagai referensi
tuJisan, seperti dalam kitab-kitab hadis, buku-buku hadis, dan yang lain-lain.
Dalall1 tulisan ini penulis mell1batasi pada adab bertall1u yang dikemukakan
hadis-hadisnya dalall1 al-Kutub al-Sittah.
Dikarenakan perll1asalahan adab bertall1u terutama hadis-hadisnya
begitu banyak, yang penulis dapati dalall1 kitab al-Mu :iam al-Ml!fahras Ii al-
Fa:;, al-Hadis al-Nabawy. Maka dalam hal ini penuJis batasi pell1bahasan
hadis-hadis adab bertamu dalam al-Kutub al-Sittah saia, vaitu dalall1 kitab
7
pell1bahasan dalam skripsi ini, penulis perlu memberikan perumusan dalam
pell1bahasan ini, yaitu : "Bagaimana adab bertamu daJam aJ-kutub aJ-sittah ?"
C. Kajian Pustaka
Melalui penelusuran kepustakaan kebeberapa tempat, penulis
ll1endapati penelitian tentang lulab bel'la/1lu tla/am pel's1JeMij a/-Qul'il/l ;
Pellajiiirall Alas Q.S. Il/I-Nul' : 27-29./3 Dalam skripsi tersebut di ungkap hal
hal yang ll1enjelaskan tentang petunjuk dan peraturan hidup bermasyarakat,
karena bertall1u ini mengingat signifikansi dan relevansinya bagi kehidupan
bermasyarakat. Adapun dalam penelitian yang penulis sqjikan menekankan
pada aspek metodologi bertamu yang baik dalam qiaran Islam, lebih terfokus
lIntuk ll1emahall1i konteks hadis sehingga dari pembahasan yang dikqji
tentunya berbeda dari fokus karya di atas.
D. Tujuan Pcnclitian
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk :
I. Untuk mengetahui sejauh mana cara Islam bertamu.
2. Untllk ll1emenuhi persyaratan guna ll1eraih gelar kesm:ianaan strata sntu
(8 I) dalam bidang Tafsir Hadis pada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatllllah Jakarta.
Eo Mctodo!ogi Pcnclitian
!J Al ._l" .'" ", no
8
Sebagai landasan operasional dalam penulisan skripsi ini penulis
menggunakan metode tertentu yang kemudian penulis membatasinya menjadi
tiga bagian yaitu :
1. Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengkajian dan penelitian tentang hadis-hadis
yang terdapat dalam al-KUlub al-Sillah, penulis sepenuhnya melakukan
telaah kepustakaan (Library Research), yaitu dengan memposisikan al
KUlub al-S'illah sebagai acuan primer untuk mendapatkan data yang valid
dan reprcsentatif sekitar hadis yang akan dipakai dalam penelitian ini
adalah sejumlah buku-buku yang masih ada kaitannya dengan objek
pcnelitian scperti kitab-kitab tel:iemahan haclis, buku-buku wacana hadis
dan bahan-bahan nuukan lain yang reievan dengan objek pembahasan
yang dibahas. Hal ini dimaksud agar mendapat informasi secm'a lengkap
untuk menemukan kesimpulan yang akan diambil secara penting.
2. Metode Pembahasan
Berdasarkan referensi yang ada, penulis dalam pembahasan skripsi
1111 berpijak pada metode deskriptif-analisis, yaitu melalui pengumpulan
data baik pnmer maupun sekunder lalu diteliti dan dianalisa kemudian
c1iambil kesimpulan.
3. Teknik Penulisan
Aclapun teknik penulisan skripsi ini pcnulis mcngacu pacla buku
pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi. Tesis dan Disertasi) yang
9
ditcrbitkan oleh CeQDA (Centre for Quality Development and Assurance)
Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta 2007.
F. Sistcluatili.4l PcnuliSHIl
Skripsi ini terdiri dari empat bab, yang terbagi lagi kedalam sub bab.
Adapun sistematika penulisan tersebut sebagai berikut :
Bab satu pendahuluan, yang terdiri dari : latar belakang masalah,
pel11batasan dan perumusan l11asalah, kajian pustaka, tujuan penelitian,
metodologi penelitian, sistematika penulisan.
Bab dua kehujahan hadis dalam al-kutub al-sittah, yang terdiri dari
Tirmidzi dan SUl1an al-Nascil. Dengan dClllikian, kitab SWUII1 1bl/li Miijah
dapat melengkapi dan menambah khazanah hadis-hadis Nabi.36
Scbelumnya, dan sebagian ulama sesudahnya, menilai bahwa sllmber
kitab hadis ke enam adalah kitab Muwala' Imam Malik, karenalebih fia!J.i!J.
dari Sunan ibnll Miijah.37 Tetapi para ulama mendahulukan Sunan Ibnu M~jah
atas al-Muwala', adalah karena di dalam Sunal1 1bl1u Mcijah , banyak terdapat
hadis yang tidak tcrdapat dalam kitab lima, hanya karena inilah 111ereka
Illcmilih dan mendahulllkan Sunan Ibnll Majah , bllkanlah karena Sunan ibnu
Mdjah lebih Sa!J.ifJ. dari al-Muwala,.JS
~~ Dzulmani, Aiengenal Kilab-kilab Hadis, h. 118
BAB III
TINJAUAN UMUM TENTANG ADAB BERTAMU
A. Pcngcrtian Adllb Bcrtamll
Sebellll11 menjelaskan secara terpcrinei pengertian adab bertal11u, dan
bcbcrapa tujuan adab bertal11u terlebih dahulu penulis l11enjelaskan tentang
kata adab, agar bisa dipahal11i dengan sebaik l11ungkin.
Kata adab l11cnurut bahasa berasal dari bahasa Arab, (Adah). i Menurtlt
istilah adab adalah scsuatu yang l11enjelaskan tentang kesusilaan/nilai tingkah
laku sescorang yang harus dilaksanakan, schingga akan terlihat karaktcr dari
pribaclinya.2 Mahl11ud Yunus l11cnerangkan dan l11cngartikan kata adab sebagai
tcrtib dan sopan.3 Idris al-Marbawl mengartikan adab sebagai tingkah lakllclan
perangai yang baik.4 Luwis Ma'luf dalal11 Munjidnya l11C11iclaskan bahwa adab
(Jama'nya: AdaM yaitu: kcelokan tingkah laku dan penstlCiaIlakhlakdal'i
suatu 'aib. Bcliau juga l11cl1crangkan bahwa kata ini seem'a tllllUll1 adalah
ungkapan dari i1l11u-iIl11u pcngctahuan dan ungkapan atas apacapa yang
mel1jadi pantas tcrhadap sesuatu atau seseorang. S
'Adab artinya: Sopan, terlib, Bafifi. dkk, Kamus Arab-Inggris-Indanesia, (Jakarta:PTRineka Ci pIa, 1994), eel, ke-I , h.1 I. Juga adab diartikan: Sopan sanlun, (AI-habsyi, Busin, KamusA;..!wulsar Lengkap; Arab-Indanesia, (Surabaya: Yayasan Pesanlren Islam, 1991), eet,ke-3, h. 13.Kcmudian ada yang mcngartikan Adab adalah penctidikan, (Tirtobisol1o Yall.Dkk,Kanius Arab'Inggris-Indonesia, (Surabaya: Apolo), h. 18. Serta ada yang mengartikan adab: Mendidikkcsopanan, moril, (Tim Pcnyusun Kamus, Kamlls lndonesia-Inggris-Arab, (Surabaya: BintangTimur Surabaya), h. 8
2 AI-barry, M. Dahlan. dkk, Kamus IImiah Papular, (Surabaya: Arkola), h. 3) Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: PT. Bidakarya Agung, 1989), eet, ke-
(Mesir: Mustain al-Babiy al-Mambiy, 1350 B), eet, ke-4, Jilid 1(0-1, h. 14'Ma·lul'. Luwis. AI-Munjid Ii al-Lughah wa al-A 'lam, (Beirut: Daar al-Masyiriq. 1984).
cet, kc-27, h. 5
23
Adab adalah satu istilah bahasa Arab yang berarti adat kebiasaan. Kata
ini mcnunjukan pada suatu kebiasaan, etika, pola tingkah lal<u yang dianggap
scbagai model. Selall1a clua abad pertall1a setelah kell1unculan Islam, istilah
adab membawa implikasi ll1akna etika dan sosial. Kata dasar adab ll1empunyai
arti sesuatu yang menakjubkan, atau persiapan atau pesta. Adab dalam
pcngertian ini sama dengan kata lain urbanitas, kesopanan, keramahan,
kdmlusan budi pckcrli masyurakat kotascbagai kcbalikan dad sikap kasar
orang Baclui. 6
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, terclapat mii adab ini sebagai
kcsopanaan, kehalusan dan kebaikan budi pekerti.7 I)alall1 kamus yang lain,
kata aclab juga diartikan sebagai sopan santun berdasarkan peraturan dan
kcw,~jiban yang berlaku, baik dalam pergaulan sesal11a l11anusia l11aupun
dcngan yang lainnya. Kata ini juga berarti sastra.8 Dalal11 k!ltnus Bahasa
Inggris, clitell1ukan keterangan bahwa adab yaitu: culture, civilazation,
learning and good manner yang berarti kelmclayaan, peraclaban,belajardm1
kcbiasaan yang baik.9
Di samping itu, dalam Ensiklopedi Islam, penulis n1elidapatkan
penjelasan bahwa adab merupakan kata yang sudah dikenal sebelum
dalangnya Islam, diperkirakan 150 lahun sebelum kelahiran nabi Muhal1il11acl
"Artikel ini diakses pada tanggal28 Maret 2009 dari http://agussyafi.blogspol.COnl7Tim Pcnyusul1 KUl1llls. Pusat Pembinaan dan PCllgembanganBahasa. Departcl11en
Pcndidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarla:Balai Pustaka 1988), cet, ke-I ,h.S
24
Saw. Kata adab sclain berarti akhlak yang baik, juga berarti pengqjaran dan
pendiclikan yang bail,- 10
Berdasarkan beberapa definisi tersebut c1i atas, adab bertamu dapat
dipahami sebagai tingkah laku seseorang yang balk berdasarkan kesucian jiwa
dan dimanifcstikan melalui aturan-aturan dalam bertamu yang sesuai dengan
sya'riat agama Islam. Or:.ll1g Muslim beriman kepada kewajiban memuliakan
tamu, menghormatinya dengan penghormatan yang semestinya, karena hal-hal
tcrsebut sesuai dengan syari'at Islam. Sebab dengan saling menghormati,
maka akan terlihat suatu keharmonisan antara seorang tamu dan tuan rumah
tersebut. II
Dalam kapasitas sebagai makhluk sosial, kiranya sudah mel\iadi
kewajaran kalau di dalam pergaulan sehari-had, melakukan kegiatan saling
kunjung-mengunjungi antm'a satu dengan yang lainnya, hal in! lebih kita kenaI
c1engan bertamu. Dalam kamus Bahasa Indonesia, berlamu diartikan sebagai
datang berkunjung untuk melawat clan sebagainya. 12 Jacli, menurut sya'riat
[slam orang yang dateng berkunjung kelempat orang lain atau ke peljamuan,
menginap di hotel, serta membeli barang di tokq disebut sebagai tamu. 13
Is[am telah memberi pedoman dan petunjuk bagi umat manusia
bagaimana mereka harus bergaul clan berhubungan satu dengan yang lain, di
dalam suatu masyarakat clan dunia. Setiap pribacli merasa aman, tenang clan
tenteram, karena ia tahu bahwa ia c1ikelilingi oleh sesama manusia yang
IOTim Penyusun, Dewan Redaksi Ensi1<lopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: iehliarBani Van HOf'ff'vP 1C)C}7'\ t'pt I!"A_A I~ 1:(.;
25
beradab. 14 Seseorang yang bersikap ramah-tamah terhadap ciptaan-Nya, Allah
akan bersikap ramah-tamah pula kepadanya. Maim dari itu, sebagai umat yang
bermasyarakal, beramah-tamahlah kepada scsama manllsia yang aela eli e1unia
Dalam kehiclupan bermasyarakat, lielak akan pernah lerlepas clari
kegiatan berlamu dan menerima tamu. Adakalanya diri pribaeli yang
mcngllnjungi sanak sallelara, leman-teman alau para kenalan, clan lain waktu
mereka yang mcngllnjungi. Supaya kegiatan kunjung-mengunjungi lersebul
letap bcrelampak pOSilif bagi keelua belah pihak, maIm Islam mcmberikan
lllntunan bagaimana sebaiknya kegiatan berlamu elan menerima lamu
lersebut. 1(,
Berlamu dengan niatan yang baik, elan tulus (ikhlas), memperhalikan
kctepatan waktu bertamu elan tielak merepotkan orang yang eli e1atangi,
menggunakan kesempatan kunjungan ini untuk hal-hal yang membawa
manfaat. 17
B. Tujulln Bertamu
Kelika berlamu ke rllmah orang lain, pasti mempunyai tujuan lcrlenlu,
alau maksuel yang bisa menyerlai untuk e1atang menghampiri tuan l'Umah.
Bahkan banyak kemungkinan hanya tmtuk menyempatkan cliri agar bisa
1l1cne1l1ui seseorang yang di kuqjungi. Dari sinilah, banyak sekali tentang
tujuan bertamu. Tujuan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Silaturahim
Kala silaturahi1l1 1l1ungkin sudah sering dite1l1ukan, bahkan sangat
tidak asing lagi terdengar di kalangan 1l1asyarakat. Juga kata ini, sudah
sangat umum digunakan orang dalam masyarakat, baik seem'a lisan
1l1aupun tulisan.
Rahim secm'a bahasa berarti rahmah yaitu lembut dan kasih sayang.
Tarahamal qaumu artinya saling berkasih sayang. Tarahama 'alaihi
berarti mendoakan seseorang agar 1l1endapatkan rahmat, istarhama berarti
memohonkan rahmat. Rajulun rahumun (orang laki-Iaki yang penyayang)
dan imra 'a/un rahumun (perempuan yang penyayang). AI-Rahmah fi bani
adcim, berarti kelembutan clan kebaikan hati. 18
Dari arti di atas, makna silaturahim adalah menyambungkan tali
persaudaraan atau cinta kasih. Bahkan AI-QaQi mengatakan, tidak ada
khil,,! (perbcdaan pendapat) mengenai wajibnya bersilaturahim secara
kescluruhan, dan bahwa memutuskannya merupakan perbuatan maksiat
yang mengandung dosa. Karena perkara tersebut sesuai dengan hadis Nabi
27
saw. 19 Silaturahim merupakan perkara agung yang diperintahkan oleh
Allah dan menyia-nyiakannya adalah hal yang paling dilarang oleh_Nya.2o
Silaturahim selain perkara yang agtll1g, maka me11ialani Imbungan
kekeJuargaan merupakan kewajiban yang hanls clilakukall, dan
l11emutusnya merupakan perbuatan closa yang besar. Allah clan Rasulullah
tclah I11cnjanjikan kepacla orang yang I11cnjalani silaturahil11 clengan pahala
yang besar di akhirat, l11anfaat duniawi yang besar, kecintaan dalam hati
l11embawa hamba-hamba, keleluasan rezeki, kenangan yang baik, dan lain-
lainnya, dari pengaruh-Nya yang terpuji.21 Hal tersebut dikataktm Nabi
dalam hadisnya:
J ,
J~)~
"Diceritakan kepada Kami: Muhmllnlacl ibn Abi Y'qtlb alKaramani c1iceritakan kepacla kami Hasan c1iceritakan kepacla kamiMuhammad c1ari Anas ibn Malik r.a berkata: Melihat Rasulullahsaw berkata: "Barang siapa yang ingin dimuclahkml rizkinya ataudimidahkan usahanya maim sambunglah tali silaturahim".
19Ayyub, Hasan, Etika Islam; Mem!;u Kehidupan Yang Hakiki, (Bandlll1g: TrigendaKarya. 1994), cet,ke-I, h. 348
:!(}Lihat Dalam Kitab Sahih Bukhari Hadis yang ke-5987, dan sahihAilu~;limhadisYangkc-2557
:!I Abdul;' Aziz bin Fathi al-Savvicl N~(i:l FI1'i!iklnnfNlin F'tilm Jt.'nn~ /hl"''''i:t6.l\A<'ril,.f:,.,,1~
PEHPUSTAi(/\P,NUIN SYNHD
28
Pari uraian di atas, silaturahim merupakan salah satu jalan untuk
meraih pahala yang terpuji, dan keutamaan silaturahim sungguh positif,
jumlahnya eukup banyak, dan manfaatnya sangat besar, baik untuk
kcpcnlingan dunia maupun akhirat. Nash-nash al-Quriin dan al-Sunnah
eukup jelas mengenai hal itu. pemikian pula dengan ueapan-ueapan para
ulama dan orang-orang bijak. Pi antaranya adalah perlama, silaturahim
adalah lambang iman kepada Allah dan hari kiamat. Kedua. silaturahim
pcnyebab berlambahnya usia clan kelapangan rezeki. Kellga, silalurahim
I1lcnghasilkan hubungan Allah c1engan orang yang bersangkutan, dan lain-
. ?'lau1I1ya.-J
Silalurahim c1apal menjacli sualu waclah yang baik bagi seseorang
c1engan yang lainnya untuk bertemu clan saling berdiskusi tentang berbagai
hal mengenai persoalan hiclup, yang pada akhirnya dapat meneari solusi
alas persoalan lersebut.
2. Memenuhi Undanglll1
Memenuhi undangan merupakan salah satu tujuan c1ari c1atangnya
seseorang kerumah orang lain, Hal ini juga merupakan salah satu c1ari
cnam hak scorang muslim terhadap Muslim lainnya. Unclangan ini bisa
berupa tasyakkuran, walimalul'rs, pel:!amuan makan clan lain sebagainya.
Setiap muslim aclalah saudara bagi Muslim yang lain. Setiap
Muslim mcmiliki hak bagi saudaranya yang lain. Hak sesama Muslim ini
sangatlah banyak, Oi ant81'a hak yang hams ditunaikan seorang Muslim
pada Muslim yang lain dalam hadis ini adalah nlemenuhi undangan.
l-lukllm memenuhi lIndang81, seorang ]\1uslim adalah disyariatkan, tanpa
adanya perselisihan di antal'a para ulama, Namun hal ini dengan syarat:
Per/ama, Orang yang mengundang adalah seorang Muslim, kedua, Or81lg
yang mengllndang tidak tcrang-terangan dalam berbuat maksiat, seperti
main kartu, merencanakan perampokan dan lain sebagainya dan keliga,
Tidak terdapat maksiat yang tidak mampu dihilangkan dalam acara yang
akan dilangsungkan, Seperti acara beljudi, mabuk-mabllkan, dan lain
sebagainya. 24 Seperti dalam hadis Nabi saw:
'" "J. '"
:;1;') ~C! C:G.- I:,JL; ~ JI)
"Oiceritakan kepada kami: Yahya ibn Ayub dan Qutaibahibn H~iar berkata: Diceritakan kepadakami Isma'il ia adalah ibn.Ia'lilr dari al-' lai sesungguhnya Rasulullah saw'bersabda: "Hakmuslim pada muslim yang lain ada enam yaitu: "Apabila engkau
~.4FirdallS, Muhammad. "hak-hak muslim seiati". art'ikel ini rli::lkl;:f>1:: IYllhtm'ilio-<;\! ,)Q·~i1';;'f_'i
30
bertemu berilah salam padanya. Apabila engkau diundangpenuhilah undangannya. Apabila engkau diminta nasihatnasihatilah dia. Apabila dia bersin lalu mengueapkan alhamdulillahdoakanlah dia dengan mengucapkan yarhamukallah. Apabila diasakit jenguklah dia. Apabila dia meninggal dunia iringilahjenazahnya".
Memcnuhi undangan hukumnya ditetapkan dalam sya'rial Islam.
Dengan memenuhi undangan, seorang Muslim hams berniat mel11uliakan
saudaranya agar ia diberi pahala karena niatnya yang baik, sebab sel11ua
all1al perbuatan ilu harus dcngan nial, dan bagi setiap orang ilu apa yang ia
niatkan, dan scbab dcngan niat yang baik itu hal-hal yang mubah berubah
mcnjadi kclaatan di mana scorang Muslim clibcri pahala karcnanya.26
Apabila mcmcnuhi undangan, jika unclangan lcrscbul tcnlang
wu!imel/ul'rs maka dia wajib datang jika yang mengundangnya orang
Muslim. Jika llnclangan ini selain walimatul'rs, clia bolch datang dan boleh
tidak jika mcmang ada sebab yang menghalanginya. Dia ticlak bolch
memcnuhi unclangan orang kaya saja, scdangkan unclangan dari orang
ll1iskin dilolaknya, Unclangan ini perlu clitolak hanya karcna dia scclang
puasa, Jika clia sedang puasa sunat, lalu tahu bahwa saudaranya yang
mcngundang akan mcrasa gCl11bira j ika dia l11akan, maIm clia bolch makan
dan mcmbalalkan puasanya27
Jika orang yang diundang dalam keadaan sakit atau scdang
mcrawat orang sakit, atau sibuk mcnjaga harta, a.tau cuaea pada hari
tersebul sangal panas atau sangat dingin, alau hujan pada hari itu sangal
3J
deras sehingga membasahi pakaian, atall dia adalah orang yang terikat
konlrak kelja dan tidak diizinkan oleh majikannya, maka dalam keadaan-
keadaan seperti ini tidaklah wajib unluk memenuhi undangan.2S
Dari pengerlian di atas, mayoritas ulama berpendapal bahwa
unclangan yang wajib dipenuhi hanya undangan walimah (resepsi
pernikahan). Sedangkan undangan selain walimah hanya clianjurkan (lidak
.'b) J d' I . 29waJI untu ( lpenu 11.
Faeclah yang bisa dicapai ketika memenuhi suatu undangan di
antaranya, merasa nyaman, bahagia dan lain sebagainya. Kehadiran pada
suatll acara scscorang yang mengundang dapat menjadi suatu kebahagiaan
dan pcnghormatan atas dirinya. Hal ini dikarenakan adanya kcsaluan jiwa
dan kcsamaan aqiclah diantara sesama Muslim. Berkailan dengan hal illi,
Mahfud Syamsul Hadi menjelaskan bahwa unluk menimbulkan rasa cinta
dan kasih sayang terhadap sesama Muslim dalam suatu masyarakat, Islam
dalam hal ini mengingatkall manusia agar kembali mengenal asal uSlllnya
yang berasal dari salu jiwa, yakni nabi Adam a.s. dan mengingatkan
hllbungan pcrsalldaraan dalam naullgan salu Tuhan, yaitu Allah Swl serta
. I I b I' . )0mcnglilgal (an lcntang tempat (em a I manllSla.
Dengan mellgillgat hal tersebllt di alas, maka perasaan setiap
manllSla mcnjadi lerscntllb, menjadi halus perasaan, clari perasaan y,1I1g
2SFuad, "ll1cmcnuhi undangan seorang llluslilll"Arlikel ini diakses pada tallggal 28 Maret2009 duri, http://clirhallistad.ml1ltiply.com/journal/item/8
:!C)Fuad, "mcmcnuhi undangan seorang lllusiim",Artikel ini di akses padn tanggal28 Maret')on'l dari htIIYII1'III"hn!"et.,,1 n'"I,; I., "" /:" 1/:. __ .__ 10
32
seperti ini akan menghasilkan sileap einta kasih sayang terhadap sesama
manusia clan tenggang rasa c1i antara sesama selaku anggota masyarakat.
Dari sileap tenggang rasa inilah, akan bisa mengalahkan sileap egois, sikap
buruk yang hanya mementingkan c1id pribacli sendiri. Dalam kondisi
apapun, kalau sikap tenggang rasa sudah tumbuh subur pacla diri pribacli,
maka akan selalu berusaha meluangkan waktu untuk dapat menghacliri
undangan clad saudara semuslim.
3. Mcnyampaikan Kcpcrluan
Di antara karunia Allah swt yang besar bagi manusia aclalah
kemampuan berbahasa atau berbieara, yang dimiliki oleh manusia
tersebut.
Dalam hal ini, Jalaluclin Rahmat menjelaskan bahwa berbahasa
merupakan suatu kemampuan pada manusia untuk mengungkapkan isi
hatinya c1engan bunyi yang dikeluarkan dari mulutnya. Berbahasa juga
(clah membeclakan manusia c1engan makhluk Allah Swt yang lain. Dengan
berbahasa, manusia dapat mengungkapkan dirinya, mengatul'
lingkungannya dan pada akhirnya, ia mampu mendptaktlll budaya insani.31
Dalam konteks penyampaian keperluan ini, malea bahasa dap,lt
menjacli 'jembatan' antara seseorang c1engan yang lainnya. Sebagai
makhluk hidup sosial, (entu tidak akan bisa hidup seetll'a individual dan
menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihaclapi. Lama sebelum
lambang-lam bang tulisan digunakan. orang sudah l1lenggllllakan bahasa
""J.'
sebagai alat komunikasi. Bahkan, setelah tulisan ditemukan sekalipun,
berbahasa masih tetap lebih banyak digunakan. Hal ini dikarenakan ada
beberapa kelebihan penyampaian lewat bahasa yang tidak dapat digantikan
dengan tulisan. Beberapa kelebihan tersebut yaitu antara lain; Pertama,
lebih akrab, kedua, lebih pribadi (personal), ketiga, lebih manusiawi.32
Berdasarkan hal tersebut di atas, maIm tak heran jika seseorang
lebih banyak datang bertamu kerumah saudara, kerabat dan sahabatnya
untuk menyampaikan suatu keperluan yang menyangkut persoalan pribadi
baik berupa materi, maupun non materi. Umpamanya menyampaikan
undangan untuk suatu aeara, menyampaikan amanah dari Qrang lain,
memusyawarahkan suatu permasalahan, meminta fatwa tentang suatu
permasalahan agama, meminjam barang atau uang, meminta bantuan dana
dan sebagainya. Seperti dalam hadis Nabi:
"Dieeritakan kepada kami: Abu 'Asim al-Duhaka ibnMLlkhulid diberitakun kepudu kumi ul-'Auza'u dieerilukml kepudt\
kami hasan ibn 'Atiyah dari abi Kabsyah dari 'Abdullah ibn 'Umarsesungguhnya Rasulullah saw bersabda: "Sampaikanlah kepadakuwalau satu ayat dan disampaikan kepada Bani Isra'il dan janganragu, Barang siapa yang berbohong maIm tell1patnya itu neraka",
4. Bertamu Adalah Ibadah
Allah swt menyuruh hambanya agar bisa melakukan perbuatan-
pcrhll"I'll1 yWlg eli cinl;li-Ny", schingga akan Illcnjaeli hal y;ll1g b,:rsil'll
ibaelah, Sebagai lunat ll1anusia eli tuntut untuk Il1cngagumi abn semua
keagungan-Nya.
Asal kala ibadah adalah Il1crendahkan diri, dan dari sinilah
limbulnya kala 'uhdlll1 (hamba), karcna adunya mCl'cndahkan diri kcpada
Tuhan, Dalall1 ungkapan F'udkhllli.li 'iMdi, kata 'iMdi di sini bCI'Hl'ti
golongan, Jadi, arti lengkap dari ungkapan tersebut, 'masuklah kedalall1
golonganku', yaitu orang-orang yang mengabdi kepadaku. Di sini kata
'iMdi. sudah ll1enunjukan kepada arti baru, yaitu: penghambaan,
I I' 34pcnga)( Jan,
Kelika eli unlul sebagai seorang hall1ba untuk mcmuja sang raja
(Allah) ll1aka hendaklah menyerahkan diri hanya kepada-Nya, Saat ini
bcredar asumsi di tengah-tengah masyarakat, bahwa sunnah itu "Apabila
dikcl:iakan mendapatkan pahala, dan apabila ditinggalkan tidak apa-apa",
Alau ada juga yang berpendapat bahwa sunnah itu, "Apabila dikel:jakan
mendapatkan pahala, dan apabila ditinggalkan tidak mendapatkan siksa"
Akibalnya, lidak heran apabila kebanyakan ll1asyarakat tidak mempunyai
35
beban apa-apa ketika mereka meninggalkan ibadah sunnah. Ujung-
ujungnya l11erek<: l11enyepelekan ibadah yang l11asuk ke dalal11 kategori
ini.35 Padahal, pada faktanya ibadah sunnah merupakan ibadah yang
Ul·gen. Jika tidak dikel:jakan maIm rugilah seseorang tersebul. Karena
memang ibadah sunnah itu diganjar oleh Allah swt dengan pahala yang
besar.3(l
Yang dimaksud dengan ibadah bukanlah dalam pengertian sempit
yang diberi batasan (definisi) oleh para fuqaha itu, yaitu ibadah sebagai
syi'ar, tetapi yang dil11aksud adalah ibadah dalam pengertian yang umUI11,
l11encakup seluruh kegiatan keagamaan. Ad-dien (agama) mengandung
pcngertian tunduk dan l11erendahkan (l11enghambakan diri). Jadi Ad-dien
(agama) berarti l11enghal11bakan diri (beribadah) kepada Allah, l11entaati-
Nya dan tunduk patuh kepada segala ketentuan-Nya.37
Pengertian ibadah seem'a umUI11 adalah nama yang meneangkup
segala apa yang disukai Allah serta diridhai-Nya, daripada perbuatan dan
perkataan yang lahir dan batin. Sebab itu menunaikan amanah kepacla
yang berhak menerimanya, berbuat baik kepada ibu-bapa, memelihara
hubungan silatllrahim, bertal11u, berbllat (berlaku) baik terhadap tetangga,
berdoa dan lain-lain, itu sel11ua termasuk ibadah.3S
"Meriwayatkan kepada kami 'Ali bin Abdullah,Meriwayatkan kcpada kami Sufyan, meriwayatkan kepada kamiYazid bin Khuzaifah dari Busira bin Sa'id dari abi Sa'id al-KhudriIa berkata: "Aim berada di sulah satu majlis kaum Anshar, Ketikaitu abCI MCIsa datang dengan tergopoh-gopoh", maIm Ia (abCI MClsa)berkata: "Aku meminta izin kcpada "Umar sampai tiga kalikemudian ia belum mengizinkan, lalu aIm kembali", maIm abiSa'id bertkata: "Apa yang menghalangimu?" AIm berkata: "Aimmcminta izin tiga kali kcmudian ia belum mengizinkan maim akllkcmbali". Dan Rasulullah saw bersabda: "Apabila salah seorangdari kamll meminta izin sampai tiga kali kemudian bel lim diizinkan maka hendaklah kembali (balik). Maim 'Umar bcrkata:"Demi Allah kamu hams mengadakan saksi atas keteranganmuilu". Apakah ada seorang dari kami yang mendengarkan sabda dari
39
Nabi? Maka berkata Ubai bin Ka'ab demi Allah tidak adabesertal11U kecuali serendah-rendahnya kaum dan aIm adalah kaumyang paling rendah (lemah). Kemudian aku beserta bersamanya(Abu Musa) lalu aIm memberitakan kepada 'Umar "SesungguhnyaNabi saw berkata: Demikian itu". Ibnu Mubarak berkata:Menceritaka kepada aku ibnu Uyainah meriwayatkan kepada aImYazid dari Busira melihat abi Sa'id seperti ini".
"Diceritakan kepadaku 'Umar ibnu Muhammad ibnuBukhair al-Naqid. Diceritakan kepada kami Sufyan ibnu Uyainah.Diceritakan kepada kami, demi Allah! Yajid ibnu Qusyaimah dariBusri ibnu Sa'id. Berkata: AIm melihat aba Sa'id al-Khudriberkata: "Ketika aleu duduk dalam masjid Anshar di Madinah, tiba-
·1 I ..• ~ , ~ '-.1 I ••
40
tiba datang abfl Musa tergopoh-gopoh, lalu kami tanya la, "Apakabm Anda" '? Jawab abCI Musa, 'Umar (bin Khatab) memanggilkusupaya aku datang menemuinya. Ketika aim tiba c1i muka pintunya,aku memberi salam sampai tiga kali, tetapi ticlal< acla jawaban.Karena itu aku pnlang saja kembali. Rasulullah saw telahbersabda:"Apabila kamu telah minta izin (mel11beri salam) tiga kalitidak dijawab. sllclah pulanglah kembali ! "Kata 'Umar. "Adakansaksi atas keteranganmu iru, Kalau tidak kuhukUI11 engkau.!" Makaberkata Ubai bin Ka'ab tidak acla besertamu kaum kecualiserendah-rendahnya kaum. abu Sa'id berkata: bahwa saya kaul11lemah. Berkata Rasulullah: Maim bergabunglah (ikutilah)".
"Diriwayatkan kepada kami Sufyan bin Waki', di beritakankepada kami Abdul 'Ala bin Abdul 'Ala dari Jurair, dari abiNadrah, dari abi Sa'id berkata: "abf! Mf!sa minta izin kepada'Umar lalu berkata: "Asalamu 'alaikum bolehkah aku masuk ?"'Ul11ar berkata: "Satu kali", kel11udian abl1 Mf!sa diam sebentar laluberkata: "Asalamu 'alaikum bolehkah aku l11asuk ?" 'Ul11ar berkata:"Dua kali", kemudian abfl Mf!sa dial11 sebnentar, lalu berkata:"AsalalJlu 'alaikulJI lI'arahmalullahi wabrakaluh, bolehkah akumasuk ?" 'Ul11ar berkata: "tiga kali", kemudian abu Musa pulang,lalu 'Umar bertanya kepada penjaga pintu: "Apa yang ia perbuat?"ia menjawab: "pulang". 'Umar berkata: "Datanglah dia padaku".Ketika ia dating kepadanya, 'Umar bertanya: "Apa yang kamuperbuat?" Dia menjawab: "Sunnah". 'Umar berkata: "Sunnah?",clemi Allah sungguh kal11u haws mendatangkan bukti atas saksiterhaclap hal ini kepaclaku atau aku sungguh mengajarmu" Rawiberkata: "Lalu abi Mf!sa clatang kepacla kami seclangkan kamisekolompok dari golongan Anshar. Lalu clia berkata: "Haigolongan Anshar, bukankah kamu adalah golongal1 orang yangpaling mengerti tentang haclis RasululJah saw? BukankahRasulullah saw bersabcla: "Minta izin itu tiga kali, kalau kamucliizinkan, maka masuklah, clan kalau ticlak cliizil1kan, pulanglah!".Lalu kaum mulai mentertawakanku, abfl Sa'icl berkata: "Kemudianaim mengangkat kepalaku kepacla abf! Mf!sa lalu aku berkata:"Siksaan apakah yang pantas cialam masalah il1i maim aIm menjadisaksi bagimu", Rawi berkata: "Lalu abi Sa'id clatang kepacla 'Umardan memberitahukan kepaclanya tentang hadis tersebut. 'Umarberkata: "Aim ticlak mengetahui hadis ini".
"Memberitakan kepada kami Ahmad bin 'Abdah,diceritakan kepada kami Sufyan dari Yajicl bin Khu§.aifah dariBusri bin Sa'id dari abi Sa'icl al-khudri ia berkata: "Aku duduk disuatu majlis Anshar kemudian abu Sa'id c1atang dengan tergesagesa, lalu kami bertanya kepadanya: "Apa yang membuat kamutergesa-gesa? Ia berkata: " 'Umar memerintahkan kepadaku untukmendatanginya, lalu mendatanginya dan aku meminta izin tigakali, tetapi aku belum c1iberikan izin maka aIm kembali, maim iabertanya:"Apa yang mencegahmu unuk menclatanginya"? Makaaku berkata: "Aim telah dating (mendatanginya) lalu aku memintaizin tiga kali tetapi aku belum diberikan izln". Pan Nabi bersabda:"Jika salah seorang darimu meminta izin sampai tiga kali tetapibelum diberikan izin maIm hendaklah kamu kembali". Henclaklahkamu mendatangkan saksi atas keteranganmu ini, maim aM Sa'idberkata: "Tidak berdiri bersamamu kecuali serenclah-rendahnyakaum, maka abf! Sa'id berkata: "Bersamanya maka bersaksibaginya".
43
"Meriwayatkan kepada kami abfI Bakr, meriwayatkankepada kami Yazid bin Harun, memberitakan kepada kami Oaudbin aM Hind, dari abi Nadrah, dari abi Sa'id aI-Khudri,bahwasanya abll Mflsa pernah meminta izin kepada 'Umar sampaitiga kali, namun dia belui11 diberi izin. Maka diapun pergi. Lalu'Umar mengutus seseorang menemuinya. "Apa yang membuatmupulang?" Tanya 'Umar. Oia menjawab: "AIm telah minta izinseperti yang diperintahkan Rasulullah saw, kepada kami, yaitusampai tiga kali. Jika kami diberi izin, maIm kami pun masuk. Danjika kami tidak diberi izin , maka kamipun pulang." aM Sa'idmelnjutkan: MaIm 'Umar berkata: "Sungguh engkau harusmendatangkan saksi atas perkara ini, atau aIm akan berbuat (kerasterhadapmu)". Lalu abll MfIsa mendatangi majlis kaumnya, danmeminta mereka bersumpah,maka mereka bersaksi untuknya.Akhirnya 'Umar melepaskannya".
Syarah Rallis
Dikatakan: (ketika itu Abll MfIsa datang dengan tergopoh-gopoh)
Dalam riwayat Amr al-Naqid (Abu MfIsa datang kepada kami dalam
keadaan takut dan gelisah). Ditambahkan (Kami berkata, ada apa
denganmu? Kemudian berkata: Sesungguhnya 'Umar menyuruh saya
datang, maka Saya mendatangi pintunya)8
Dikatakan: (maIm AbfI MfIsa berkata: "AIm meminta izin kepada
'Umar sampai tiga kali kemudian ia belum mengizinkan, lalu aIm
kembali). Dalam riwayat Muslim (Aku memberi salam di depan pintunya
7 Abu' Abdullah Muhammad bin Vazid Ibnu Mfijah, ,)~lInan ibnu lHdjah, (Beirut, DarulFikr, I99}),juz, ke-3, h. 404
44
tiga kali tapi tidal. membalas, maka aIm pulang) clan dalam AI-Buyu' dari
'Ubaid bin 'Amir (Sesungguhnya Abu Musa al-'Asy'ari meminta izin
kepada 'Umar bin Khalab dan dia tidak mengizinkannya karena sibuk,
maka Abu Mflsa pulang. Kemuclian 'Umar merasa gelisah dan berkata:
AIm tidak mendengar suara 'Abdullah bin Qois? Izinkanlah dia. j)ikatakan
pula bahwa dia langsung pulang. Dalam riwayat Bakir bin AI-Asj clari
basal' mcnurul Muslim (AIm lclah mcminla izin kcpada 'Umar kcmarin
liga kali dan tidak memberi izin, maIm aku langsung pulang. Kcmudian
hari ini aku clalang dan membcri tahukan kcpada bcliau bahwa kemarin
aku clalang serta mcmberi salam tiga kali dan pulang. Dia bcrkata: kami
menclcngar lapi kami scdang sibllk. Kamu tctap meminta izin sampai
diizinkan? Akll tclah meminta izin scperli yang kamu dengar) dan AM
Naghrah clari Abfl Sa'id (Abu Mflsa pernah clatang ke pintu rumah 'Umar
dan mcminla izin, 'Umar berkala sekali dan meminta izin, ke dua kali clan
mcminta izin, ketiga kali dan meminta izin, kcmudian keluar sambi!
mengkulinya clan menolaknya). Dan Ialhah bin Yal..lya dari Abu Barclah
(Abu Mflsa clalang kepacla 'Umar dan berkata: Assalamu 'alaikum, Ini
'Abdullah bin Qois, Dan clia belum diizinkan, kemudian berkata lagi:
Assalamu'alaikum, ini AbC! Mflsa. Assalamu 'alaikum, ini AI-'As'ari,
kemudian keluar clan berkala: Tolaklah clia) Perubahan dari dua slruktur
lmli jclas. Yang pcrtama bermnksud bahwa dia kcmbali kepadn 'Umar
45
pada hari ke dua, dan yang keclua bahwa 'Umar mengutuskan dalam sualu
keac1aan. 9
Nabi Saw. Bersabcla: (Apabila salah seorang dari kamu meminta
1zm sampar tiga kali kemudiarl ia belum di izinkan maim hendaklah
pulang), para ulama bersepakat bahwa disyariatkan meminta izin sebelum
masuk rLlmah orang lain. Hal ini cI~jelaskan dengan dalil-dalil clalam AI-
Qman dan AI-Hadis Nabi Saw. juga dalam kesepakalan masyarakaL Dan
clisunnahkan memberi salam dan meminta izin sebelum masuk ke rLlmah
orang lain tiga kali bersamaan pengucapannya sebagaimana clijelaskan
dalam AI-Qman. Para ulama berbeda pendapat apakah dibolehkan
menclahulukan mengucapkan salam bal'll meminta izill masuk rumah atau
clalam haclis. Dan beberapa penclapat yang kuat. Penclapat pertama
mengatakan bahwa mellclahulukan meminta izin masuk ke rumah bal'll
mengucapkan salam yang benar seperti clisebutkarl menclahulukan salam,
yakni mengucapkan "Assalamu 'alaikum apakah Saya boleh masuk?",
penclapat kedua menyatakan menclahulukan meminta izin, penclapat ketiga
kepasrahan para sahabat kita clalam permasalahan seseorang yang meminta
izin kepacla tuan rumah sebelum masuk dan mellgucapkan salam. lo
Pendapatnya: (ia berkata: AIm meminta izin kepacla Rasulullah saw
tiga kali maka Rasulullah mengizinkan), begitu pula haclis yang
clikeluarkan oleh Tirmiclzl karena menolong clan Tirmiclzl juga
" Ahmad bin 'Ali bin liajar al-Asqaianiy. Fat!J. AI-Bdri Syara!J. (}.a!J.ib. Bllkhari, (Beirut:Darul Kitab AI-Alamiyah,),juz, ke-II, h. 33
10 • _
46
mengeluarkan hadis di dalam tafsir surat AI-Tahrim. Dan Imam Bukhari
serla Imam Muslimmengeluarkan hadis itu juga. I I
2. Mcngucapkan Salam Atas Pcnghuni Rumah
Jika hendak masuk rumah, maka harus mengueapkan salam
terhadap keluarga, baik keluarga itu aelalah seorang laid-laid, maupllll
seorang perempuan. Sedangkan salam yang harus diueapkan aelalah salam
orang-orang muslim, yaitu Asalamu 'alaikum warahmatullahi
waharakatuh (semoga keselamatan, rahmat elan keberkahan atas kalian).
Salam yang seperti ini tielaklah sama c1engan salam-salam lainnya, scpcrli
sclamat pagi, selamat siang, selamat malam, selamat elating clan lain
sebagainya. Sebab kalau menyamakan salam-salam yang seperti itu
dengan salam seorang muslim, maka hal itu mcmpullyaiartian, bahwa
akan mcmatikan salam muslim tcrsebut. Paelahal salam tcrscbut
mcrupakan syi'ar Islam elan merupakan tanela c1aripacla ora11g-orang
muslim, yang telah digariskan oleh Rasulullah saw,baik nlelallli sabda
I'ataupun perbuatannya. -
II Abi AI-Ula' MlJhal11 mad 'Abdurrahmal1 bill 'Abdurrahim al-Mubarakafurl,Tu!zjalu.11 ..1!Jwadi. (Beirut: Darul Kilab AI-Alal11ivah. l.ll. iuz. ke-6. h2RR-?R'J
47
"Diceritakan kepada kami abfI Hatim al-An!iari Muslim binHatim, diceritekan kepada kami Muhammad bin 'Abdullah alAn!iari, dari Bapaknya, dari 'Ali bin Zaid bin Sa'id al-Musaibi dariAnas bin Malik berkata: "Rasulullah saw, bersabda: "Wahaianakku, jika cngkau masuk terhadap keluargamu, hendaknyaengkau mengucapkan salam, niscaya dia akan menjadi keberkahan(manfaat) terhadapmu dan terhadap keluargamu".
Syarah Hadis
Ucapannya: (Diceritakan kepada kami AbfI Hatim Al-An!iary
Muslim bin Hatim), termasuk orang-orang yang jujur ketika menyangka
bagian dari sepuluh, (Diceritakan kepada kami: Muhammad bin'Abdillah)
bin al-Musanna bin' Abdullah bin Anas bin Malik al-An!iarim al-Basyrl,
hakim yang jujur dari Sembilan (Dari bapaknya) yaitu 'Abdullah bin al-
Musanna dan ia termasuk orang-orang yang jujur yang banyak kesalahan
dari yang ke enam. 14
Ucapannya: (niscaya dia akan menjadi keberkahan), yang
mengandung alasan, yakni sesungguhnya salam itu menjadi sebab
bertambahnya ke berkahan dan banyaknya kebaikan dan rahmat.
13 Muhammad Isa bin Surah al-Tirmidzi, Sunan al-tirl11idz~ (Beirut: Darul Pikri, 1992)illz l<e-4, h. 360-361
• Ll
48
3. Lamanya Masa Bertamll
Biasanya dalam melakukan kunjungan (bertamll) ke rumah orang
lain. kcbiasaan mcnginap scring dilakukan olch masyarakal, apalagi dalam
keaclaan clarurat, maupun di sengaja. Kebiasaan mengunjungi sanak
keluarga, karena mempllnyai rasa kangen terhaclap sauclaranya, sermg
dilakukan juga. Boleh saia seorang tall1U ll1enginap, nall1un sebaiknya
tidak ll1elebihi dari tiga hari. Cukllplah kiranya tiga hari, sebab perintah
tersebut slldah dijelaskan dalam hadis Nabi saw. Kewajiban-kewajiban
tuan rumah untuk melayani sang tamu, jika tamu tersebllt berada dalam
rumahnya hanya tiga hari. Harus diperhatikan pula bahwa batasan-batasan
waklu bcrlamu hanya liga hari, selclah ilu pulanglah segara ke lempal
(rumah) masing-masing, janganlah menunggu hingga diusir tuan rumah. 15
'" .: ~'''' ...:J J-""; :JJ -.;:C,o J~ ~) ~ w
15Abdurrahman, "Waktu (ukuran) ketika bertamu." Artikel ini di akses pada tanggaJ 26April 2009, dad alamal http://alislam-pwttripod.com/etika_bicara.hlm
16 .. '- _A. , ., .• " , ., • ••• - _._--
49
"Diceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf,Diberitakan kepada kami Miilik dari Sa'id bin abl Sa'id aIMuqabiri dari abl Syuraih al-Ka'biy, RasuIullah saw bcrsabda:"Bat'ang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maIml11aka hendaklah l11emuliakan tal11unya, l11asa (waktu)dipcrbolehkan bertamll schari sel11alam dan bcrtal1111 itll tiga hari,maka hari-hari sesudahnya adalah sodaqah. Dan tidak bolehberdiam (bcrtamu) sehingga ia (tuan rUl11ah) I11cngeluarkannya.
Artinya: "Diecritakan kepada kami Abfl Bakri bin ablSyaibah. Diccritakan kcpada kami abu al-Ahwas dari Abl Basindari abl ~olah dari abl I-1urairah. Bcrkata: RasuIullah saw bersabda:"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir (kiamat)maIm janganIah mencela tetanggatlya, dan barang siapa yangberiman kep<!daAllah dan hari akhir, maka hendakIah memuliakantamunya, dan barang siapa yang ebriman kepada Allah dan hariakhir, maIm hendaklah berkata baik (bagus) atau diam.
17 tl1wm 'Abdul Husain bin al-Ajjaj bin Muslim, (iab.i!l Muslim. (Beiru!: Maktabah at-1~ .... ; .._1. 1 ",,"~, I .... , ......... _.
50
"" ,. ",-: -" "" " ).,.. '" "I .. .- .. .. J. " .-
Artinya: "Diceritakan kepada kami Qutaibah. Diceritakankepada kami al-Laits bin Sa'id bin Sa'id bin Abi Sa'id alMuqabiriy dari Abi Syuraih al-huduwiy sesungguhnya ia berkata:"Kcdua Illataku tdah Illdihat Rasulullah dan kcdlla Ldingakll LdahIllendengar Rasulullah, ketika beliau bersabcla: "Rasulullah sawbersabcla: "Barang siapa yang berilllan kenacla Allah dan hari akhirFJ... __
sahabat bertanya' Apa arti JJ)b,. ? Nabi l11njawab: "Seharisel11alal11", clan bertalllu itu tiga hari clan hari sesudahnya aclalahseclakah, clan barang siapa yang beril11an kepacla Allah clan hadakhir maka lJendaklah berbicara bagus atau c1iam.
__ J. ...... ...
r(1 a;)1,,;,
"Diceritakan AI-Qa' nabiyu c1ari Malik dari Sa'icl alMakburiy dari Abi Syuraih al-Ka'biy, Rasulullah saw bersabcla:"Barang siapa yang beril11an kepacla Allah. clan hari akhir, makahenclaklah mell1uliakan tal11unya, sebaiknya (bolehnya) seharisel11alam, bertamu itu waktunya tiga hari, dan hari-hari stelahnyaadalah sadaqah. Dan tidak boleh ia tinggalkan hingga ia (tuanrLll11ah) Illengeluarkan.
IS Muhammad Isa bin Surall al-Tirmidzl, 81111(/11 ;It-tirlllid:i. (Beirut: Daml Pikri, 1992)juz ke-3, h.389-390
"Diceritakan kepada kami abfl Bakri bin abi Syaibah.Diceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari ibnu Ajlan dariSa'id bin abi Sa'id, dari abi Syuraih al-Khujili, dari Nabi sawberkata: "Bm'ang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirmaJm hendaklah memulikan tamunya, dan waktu bertamu ituschari semaJam, dan tidak boleh bertamu sampai yang punyarllmah mengusirnya, bertamll itll tiga hari, dan sesuatu yang ia(tuan rumah) nafkahkan kepadanya seteJah tiga hari adaJahsadaqah.
Syarah J-Iadis
Dikatakan: (barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir) yang dimaksud oJeh hadis tersebut adaJah iman yang semjJLlrna,
khususnya iman dengan Allah dan hari akhir yang ditunjukkan dari
semenjak dini hingga akhir hayat. Artinya banmg siapa yang beriman
kepada Allah yang teJah menciptakannya dan percaya bahwa Dia akan
membalas amal perbuatannya maIm berbuatJah seperti sikap·sikap di
atas.21
20 AbO 'Abdullah Muhammad bin Yazid Ibnll Majah, Sunan ibnll Mtijah, (Beirut, DarlllFikr, 1993), juz, ke-2, h. 396
11 ., • •. • ....•
52
Dikatakan: (maim janganlah meneela tetangganya) dalam hadis
Abl Syuraih "memuliakan tamu". Sedang dalam hadis yang diriwayatkan
oleh Muslim dari Abu Hurairah dengan periwayatan dari 'Al11asy dari Abl- ,-
n "'I'" JI ......... )I\~ll!2alih dengan lafag OJ""" ! u"""'-..'-' . Tafsir dari berbuat baik pada
tetangga dan menghormati tetangga serta tidak menyakitinya terdapat
dalam bebcrapa hadis, diantaranya yang diriwayatkan oleh Iabrani dari
hadis Bahaz bin Hakim dari bapaknya dari kakeknya dan al-Kharail
tentang akhlak yang mulia, juga terdapat dalal11 hadis 'Umar bin Syu'aib
clari bapaknya, dari kakeknya. Dan haclis abCI Syaikh dalam kitab "al-
Taubikh" dari hadis Mu'adz bin Jabal: "'mereka bertanya kepacla
Rasulullah: Wahai Rasulullah apakah hak tetangga dengan tetangganya?
Rasulullah mcnjawab: Apabila ia mcminjal11 uang maka pinjamkanlah,
apabila meminta pertolongan maka bantulah, apabila ia sakit maka
jenguklah, apabila ia membutuhkan maka berikanlah kebutuhannya,
apabila ia miskin sediakanlah keperluannya, apabila ia bergembira ikut
senanglah bersamanya, apabila ia tertimpa musibah maka hiburlah, apabila
ia meninggal iringilah jenazahnya, janganlah bangunan rumahmu lebih
tinggi daripacla rumahnya, sehingga angina tidak bisa masuk rumahnya,
kceuali ia mcmang mengizinkanya, janganlah kamu mcngganggunya
dcngan bau masakanmu keeuali kamu mau berbagi dengannya, jika kal11u
mel11beli buah maim berbagilah dengannya, jika tidak ingin berbagi
dengannya maka rahasiakanlah, janganlah anakmu berkelahi dengan
anaknya". Dan susunan kata tersebut kebanyakan milik 'Amr bin Syu'aib.
Dalam hadis Bahaz bin Hakim "clan jika ia kesusahan maka tutupilah"
sanad-sanadnya lemah tetapi berbeda dalam takhrlinva senerti hadi, in;
53
sama elengan aslinya. Kemuelian tentang perintah l11emuliakan tetangga
para ulama berbeela penelapat baik seem'a pribaeli maupun golongan, aela
yang berpenelapat hukumnyafhrdu 'ain, aela yang berpenelapat hukumnya
fardu kij'ayah aela juga yang berpenelapat hukumnya boleh. Tetapi mereka
bersepakat bahwa memuliakan tetangga termasuk akhlak yang terpuji. 22
I-Iaelis ini bennakna syari'at Islam mewajibkan mel11uliakan
tetangganya elan tamunya elan berbuat baik paela keeluanya sebagaimana
yang clikenal clengan hak-hak tetangga dan clorongan berbuat baik kepaela
tamu clan menjaganya. Allah SWT. mewasiatkan dengan berbuat baik
kcpacla lctangga cli clalam AI-QlIran Karim, Nabi Saw. bcrsabela: "Jibril
scnantiasa mewasiatkan aleu untuk bcrbuat baik paela tctangga schingga
aku mcnyangka akan mcwariskannya". MCl11uliakan tamu l11crupakan aelab
scorang Muslim elan mcrupakan akhlak para Nabi elan orang-orang shalch.
Diwajibkannya sckurang-kurangnya satu malam. Dan kctcrangan haclis
mcmuliakan tamu yang mcnginap aclalah w,\jib scbagaimana haelis yang
diriwayatkan clari Uqbah ketika kamu kedatangan tamu dari suatu kaum
maka mcrcka meminta hak-hak tamu kcpaclamu maIm tcrimalah, 111aka jika
bel um kamu laksanakan maIm scgcralah lakukan apa yang pantas
clilakukan lIntlik mcrcka. Umumnya para ahli fiqh berpellelapat bahwa
memuliakan tamu mcrupakan akhlak yang terpqji elalilnya aelalah sabela
Nabi Saw. "balasannya siang dan malam, elan balasan mcmberi aelalah
menerima" hal itu bisa teljacli karena adanya usaha. Sebagaimana sabela
54
Nabi Saw. "maim berbuat baiklah dan muliakanlah" hal ini pun
menunjukkan juga karena tidak digunakal' yang serupanya dalam hal
wajib karena suclah termasuk pada lPcnghcrmati clan l11emuliakan tamu,
"Me1'iwayatkan kepaela kami 'Ali bin Abelullah,Meriwayatkan kepaela kami Sufyan, me1'iwayatkan kepaela kamiYazid bin Khuzainlh dari Busira bin Sa'iel dari abi Sa'iel al-Khuel1'i1a be1'kata: "Aim beraela eli salah satu majJis Imum Ansha1', Ketikaitu abC! MC!sa elatang elengan te1'gopoh-gopoh", maka Ia (abG MGsa)be1'kata: "Aim meminta izin kepaela "Uma1' sampai tiga kaJikel11uelian ia belul11 mengizinkan, Jalu aku kembaJi", maka ablSa'iel be1'tkata: "Apa yang l11enghalangil11u?" Aim be1'kata: "AJmmeminta izin tiga kali kemuelian ia beJum mengizinkan maim aImkembali". Dan Rasulullah saw bersabela: "ApabiJa salah seorangdari kamu meminta izin sampai tiga kali kemudian belum diizinkan maka hendakJah kembali (balik)."Jika salah seorang kamusudah tiga kali meminta izin tetapi belum juga diizinkan makapuJanglah"
Paela hadis yang diriwayatkan oJeh Jmam al-Bukhari, Jmam
Muslim, abCI Daucl, dari abC! MC!sa al-Asy'ari dan abC! Sa'id al-Khudrl, at-
Iabrani, Ael-giya dari .lunelub al-Bf\jli. Kata Sa'id al-khudrl: "Di waktu
56
l\!lfIsa al-An;,ari berkata: "Sesungguhnya 'Umar rnengutus orang agar aIm
elatang menemuinya. Maka aku elatangi elia. tiga kali aIm mengucapkan
salam eli elepan pintu mmahnya namun tielak elijawab makaakupun
pulang". AI-khuelri bertanya: "Apa yang meJlcegahmu sehingga engkau
tielak masuk?" jawabnya: "Bagaimana aIm masuk paelahal Rasulullah telah
bersabela: "Jika salah seorang meminta izin tetapi beltull juga eliizinkan
maIm pulangIah". Peristiwa ini teljaeli setelah masa kenabian (nubuviwab),
ditcrnngkan dalam hadis: "'Aku akall 1l1akan makanan kalian yang berlaku
baile .. ". Kemuelian elijelaskan selanjutnya bahwa Nabi saw, telah elatang
ke rumah Sa'ael bin Ubaelah. Di elepan pintu Rasulullah mengucapkan:
"Asa/amu 'a/aikum warahmalul!ahi waharakaluh yang elijawab Sa'ael
namun tielak terelengar oleh Nabi. Rasulullah tielak pernah mengueapkan
salam lebih elari tiga kali. Eila bcliau eliizinkan , beliau masuk, bila tielak,
beliau pulang." Rasulullah memrintahkan jika ingin memasuki rumah
orang lain hams meminta izin terlebih elahulu, henelaknya mcminta izin
terlebih elahulu elengan ueapan salam sebanyak-banyaknya tiga kali atau
mengetuk pintu, mcmijat bel elan sebagainya. Jika tielak aela jawaban maIm
henelaklah pulang. Hukumnya wajib jika eliyakini salamnya elielengar olch
tuan rumah, jika tielak eliyakini elemikian hukumnya sunah.25
Kcmudian asbcib a/-wurud haelis tcntang masa lamanya hertamu
elengan rineian periwayatannya.
57
" .:: ,,.l... "".
:u~ '1) ;;j:G, ~~ 2..LJ~/ /
"'Dicerilakan kepada kami 'Abclullah bin YflsuCDiberilakan kepada kami Millik dari Sa'id bin abi Sa'id alMuqabiri dari abi Syuraih al-Ka'biy, Rasulullah saw bersabcla:"'Barang siapa yang beriman kepacla Allah dan hari akhir, maImmaIm henclaklah memuliakan lamunya, masa (waktu)diperbolehkan bertamu sehari semalam clan bertamu ilu liga hari,maka hari-hari sesuclahnya adalah soclaqah. Dan lidak bolehbcrdialll (bertumu) schingga ia (luan rUlllah) mcngcluarkannya.
Diriwayalkan oleh al-Bukhari dari abft Syuraih, Imam Ahmad abfl
Dilud ke cluanya meriwayalkan clari abf! Hurairah. Imam al-Bukahri
meriwayalkan c1ari "§.ab.if:l'-nya clari abf! Syuraih al-Aclawi, kalanya: Aku
mclihal clan mcndengar langsung kClika Nabi bersabcla: "Siapa yang
beriman kepada Allah clan Hari akhir, hendaknya mcmuliakan lamunya
dan Illcmberinya hacliah". Syuraih berlanya: "Apa hadiah ilu ya
Rasulullah?:. Jawab beliau: Sehari semalam, berlamu ilu tiga hari, lebih
dari ilu sedekah alasnya. Dan barang siap beriman kepacla Allah clan hari
akhir henclaknya berkat:l baik atau c1iam".26
58
Dalam ketiga haclis yaag clik~i, penulis ticlak menclapatkan semua
hadis clengan asbabul wurudnya, namun yang terclapat hanya clua hadis
s(~ja.
c. AnaIisis
Masing-masing perawi hadis meriwayatkan haclis adab bertamu
dengan bervarisai. Imam al-Bukhari, Imam Muslim, Imam Tirmiclzl , Imam
Nasai, Imam abCI Daucl, Imam Ibnu Mfljah masing-masing meriwayatkan satu
haclis, namun di antara haclis tentang aclab bertamu yang ticlak meriwayatkan
hanya Imam Nasai.
Sctelah pcnlllis mcnyimak clan mcmahami seluruh hadis yang di
kcmukakan oleh periwayat haclis, di sini jelas bahwa aclab/etika memang tidak
bisa dipisahkan c1ari Islam. Karena hal tcrscbut sllclah menjacli syari'at islam,
dalam Islam diatur bagaimana cara berhubungan clengan sang khalik clan
bagaimana caranya agar brhubungan dengan sesama makhluk eiptaan Allah.
Dan ini jclas harus bisa dibedakan, ketika berhubllngan dengan Allah, ada
adab/etika yang harlls dipcrhatikan, misalnya, ketika bcrhllbungan dengan
Allah Iewat salat, hanls menjaga yang mana yang boleh dilakllkan dan yang
mana yang ticlak bolch dilakllkan. Begitu halnya clengan tata ema berhubllngan
dcngan manusia, ada tinclakan yang ticlak boleh c1ilakukan karena bcrtentangan
dengan ctika 1110ral.
59
Orang Muslim meyakini bahwa saudara seagamanya mempunyai hak-
hak, dan etika/adab yang harus ia terapkan kepadanya, kemudian ia
melaksanakannya kepnc1a saudara seagamanya, karena ia berkeyakinan bahwa
itu ibaclah kepada Allah swt, clan upaya penclekatan kepadanya. Hak elan
etika/aelab ini diw,\jibkan oleh Allah swt kepada orang Muslim agar Ja
Ahdul Aziz. [-{adis Ilmu Hadis. Sel11arang: Wieaksana, 1990.
Ahmad Syatibi. Adab Berlamu Dalam Perspekli{al-Quran : peJ1(!j.i·iran Alas Q.San-Nur: 27-29. Jurusan Tafsir I-Iadis, FakuItas Ushuluddi dan FilsafatUniversitas Islam Negeri Syahida Jakarta 2005.
Ahel Abdullah Muhammad Ibn ISl11a'iI Ibn Mughirah Ibn Baldizbah alBukhari,.,s:ahfh. al-Bukhari. Dar al-Fikr, 1994.
Ajjaj, Muhammad, ai-Khatib. ushul Hadis. Jakarta: Gaya Media Pratama Jakarta,1998.
Anwar. Muhammad. Ilmu Muslalah Hadis. Surabaya: AI-Ikhlas, 1981.
Ali. Aziz AI-Bakistan. Elika Dalam Islam. Surabaya: Risalah Gusti, 1992.