METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Sampel lumut diambil pada tiga lokasi perkebunan teh di Jawa Barat yaitu Gunung Mas di Cisarua, Bogor (06 o 42’LS dan 106 o 56’BT), Nirmala di dekat kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Sukabumi (06 o 51’LS dan 106 o 38’BT), dan Rancabali di dekat kawasan Gunung Patuha, Bandung Selatan (07 o 09’LS dan 107 o 24’BT) (Gambar 1). Elevasi dan kondisi iklim (kisaran kelembapan, kisaran suhu harian, dan rata-rata curah hujan per tahun) di tiga lokasi perkebunan tersebut disajikan pada Tabel 1. Gambar 1 Lokasi pengambilan sampel lumut di tiga perkebunan teh Jawa Barat: Gunung Mas (A), Nirmala (B), dan Rancabali (C). Tabel 1 Elevasi, kisaran kelembapan, kisaran suhu, dan rata-rata curah hujan di perkebunan teh Gunung Mas, Nirmala, dan Rancabali Sumber Informasi: 1) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Balai Besar Wilayah II Bogor 2) http://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/tnhalimun.html Lokasi Perkebunan Teh Elevasi Tempat (m dpl) Kisaran Kelembapan R Relatif (%) Kisaran Suhu ( o C) Rata-rata Curah Hujan (mm/th) Gunung Mas 1) 600 74 - 89.5 18-25 2500-4000 Nirmala 2) 1150 38 - 80 19-30 4000-6000 Rancabali 1) 1628 75 - 93 7-27 1807-3962 = Lokasi pengambilan sampel A B C
14
Embed
Diversitas Lumut Epifit Di Tiga Perkebunan Teh Jawa Barat · perkebunan teh Gunung Mas, Nirmala, dan Rancabali Sumber Informasi: 1) ... Daftar nama jenis lumut dan persebarannya di
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Sampel lumut diambil pada tiga lokasi perkebunan teh di Jawa Barat yaitu
Gunung Mas di Cisarua, Bogor (06o42’LS dan 106o56’BT), Nirmala di dekat
kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Sukabumi (06o51’LS
dan 106o38’BT), dan Rancabali di dekat kawasan Gunung Patuha, Bandung
Selatan (07o09’LS dan 107o24’BT) (Gambar 1). Elevasi dan kondisi iklim
(kisaran kelembapan, kisaran suhu harian, dan rata-rata curah hujan per tahun) di
tiga lokasi perkebunan tersebut disajikan pada Tabel 1.
Gambar 1 Lokasi pengambilan sampel lumut di tiga perkebunan teh Jawa Barat: Gunung Mas (A), Nirmala (B), dan Rancabali (C). Tabel 1 Elevasi, kisaran kelembapan, kisaran suhu, dan rata-rata curah hujan di perkebunan teh Gunung Mas, Nirmala, dan Rancabali
Sumber Informasi: 1)Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Balai Besar Wilayah II Bogor 2)http://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/tnhalimun.html
80 Meiothecium microcarpum (Hook.) Mitt. v v v Akmal 25, 51, 114
81 Sematophyllum tristiculum (Mitt.) Fleisch. v v - Akmal 14, 64
XVI Thuidiaceae
82 Claopodium nervosum M. Fleisch. - - v Akmal 107
XVII Belum diketahui (unknown)
83 Moss sp. 1 - v v Akmal 68, 130
84 Moss sp. 2 - - v Akmal 123
85 Moss sp. 3 - - v Akmal 111
86 Moss sp. 4 - - v Akmal 116
87 Moss sp. 5 - - v Akmal 138
88 Moss sp. 6 - - v Akmal 125
89 Moss sp. 7 - - v Akmal 134
90 Moss sp. 8 - - v Akmal 128
Diversitas Lumut Epifit di Tiga Perkebunan Teh pada Elevasi Berbeda Kekayaan Jenis. Perbandingan kekayaan jenis lumut epifit pada tiga
perkebunan teh di Jawa Barat dapat dilihat pada Gambar 5a. Di Gunung Mas
ditemukan 27 jenis, terdiri atas 13 jenis lumut hati dan 14 jenis lumut sejati.
Kekayaan jenis lumut epifit di Nirmala hampir 1.5 kali lipat dari Gunung Mas,
meliputi 20 jenis lumut hati dan 20 jenis lumut sejati. Perkebunan teh Rancabali
memiliki kekayaan jenis paling tinggi (hampir 3 kali lipat kekayaan jenis di Gunung
Mas), meliputi 36 jenis lumut hati dan 38 jenis lumut sejati.
Rata-rata jumlah jenis lumut epifit per plot dan rata-rata jumlah jenis lumut
epifit per tanaman teh di Gunung Mas, Nirmala, dan Rancabali menunjukkan hasil
yang sebanding dengan total jenis di tiga perkebunan tersebut. Rata-rata jumlah jenis
lumut epifit per plot dan per tanaman teh paling tinggi dijumpai di Rancabali, dan
paling rendah di Gunung Mas (Gambar 5b). Rata-rata 53 jenis lumut epifit per plot
17
dan 15 jenis per tanaman teh ditemukan di Rancabali, sedangkan di Gunung Mas
hanya dijumpai rata-rata 19 jenis lumut epifit per plot dan 7 jenis per tanaman teh.
Gambar 5 Total jenis lumut di perkebunan teh Gunung Mas, Nirmala, dan Rancabali (a), rata-rata jumlah jenis lumut per tanaman dan rata-rata jumlah jenis lumut per plot (b) di masing-masing perkebunan teh.
Kesamaan Komposisi Jenis. Beberapa jenis lumut epifit dijumpai hanya di
satu lokasi perkebunan saja, jenis lainnya dijumpai di dua, atau tiga perkebunan teh
sekaligus. Berdasarkan indeks similaritas Sorensen (ISS), komposisi jenis lumut
epifit di Gunung Mas lebih mirip dengan komposisi jenis lumut epifit di Nirmala
(54%) dibandingkan dengan komposisi jenis lumut yang terdapat di Rancabali (38%).
Kemiripan komposisi jenis antara lumut epifit di Nirmala dan Rancabali sebesar 51%
(Gambar 6).
(b)
Jumlah jenis Jumlah jenis
(a)
18
Gambar 6 Total jumlah jenis lumut epifit dan indeks similaritas Sorensen (ISS) pada dua perkebunan teh yang dibandingkan: Gunung Mas (GM) vs. Nirmala (NR), Gunung Mas vs. Rancabali (RB), dan Nirmala vs Rancabali.
Diversitas Komunitas Lumut Berdasarkan Indeks Shannon. Berdasarkan
indeks diversitas Shannon (H’), komunitas lumut epifit yang ada di tiga lokasi
perkebunan teh menunjukkan diversitas terendah terdapat di Gunung Mas (H’=2.67),
diikuti oleh Nirmala (H’= 3.19), dan yang tertinggi terdapat di Rancabali (H’=3.82).
Dominansi Jenis. Dominansi jenis lumut epifit ditunjukkan oleh frekuensi
kehadiran masing-masing jenis lumut epifit dan persentase penutupannya pada
semua tanaman teh yang diamati. Nilai dominansi tersebut ditunjukkan oleh indeks
nilai penting (INP). Kebanyakan jenis-jenis lumut yang dijumpai memiliki INP
kurang dari 10%. Pada ketiga perkebunan hanya ada empat jenis lumut sejati dan
lima jenis lumut hati dengan INP lebih dari 10%. Daftar jenis lumut hati dan lumut
sejati epifit dengan INP lebih dari 10% ditunjukkan pada Tabel 3.
ISS = 0.51
ISS = 0.38
ISS = 0.54
Jumlah jenis
Tabel 3 Daftar jenis lumut sejati dan lumut hati dengan indeks nilai penting (INP) lebih dari 10 % di perkebunan teh Gunung Mas, Nirmala, dan Rancabali
Di Rancabali empat jenis lumut dengan INP di atas 10% merupakan lumut
hati, tidak ada jenis lumut sejati yang memiliki INP lebih dari 10%. Jenis lumut
dominan di Rancabali adalah Acanthocoleus javanicus dengan INP 21%. Jenis lumut
tersebut dijumpai juga di Gunung Mas tetapi sangat jarang dan sedikit (frekuensi
relatif 2.8%, penutupan relatif 0.9%, INP 3.7%). Acanthocoleus javanicus tidak
dijumpai di Nirmala. Lumut hati Radula madagascariensis sering dijumpai di
Rancabali (frekuensi relatif 8.1 %, penutupan relatif 4.0 %, INP 12.1%), tetapi tidak
dijumpai di dua perkebunan teh lainnya.
Jenis lumut epifit dominan di Nirmala adalah Lejeunea anisophylla dengan
INP lebih dari 30%. Jenis lain yang memiliki nilai INP lebih dari 10% di Nirmala
adalah lumut hati Lejeunea flava dan Metzgeria sp.1, lumut sejati Actinodontium
ascendens dan Brachymenium nepalense. Jenis terakhir juga dijumpai di dua
perkebunan teh lainnya tetapi dengan INP kurang dari 10%. Actinodontium
ascendens juga sering dijumpai di Gunung Mas tetapi tidak dijumpai di Rancabali.
Lumut sejati Sematophyllum tristiculum dengan INP 34.5% dominan di
Gunung Mas. Jenis ini sangat jarang dijumpai di Nirmala dan tidak ditemukan di
Rancabali. Lumut sejati Eurhynchium celebicum (dengan INP 29.9% di Gunung
Mas), tidak dijumpai di Nirmala dan sangat jarang ditemukan di Rancabali. Empat
jenis lainnya dengan INP lebih dari 10% di Nirmala adalah A. ascendens, L.
anisophylla, L. flava, dan Metzgeria sp.1.
Kemelimpahan Total Lumut dan Diameter Tajuk Tanaman Teh.
Kemelimpahan total lumut epifit ditunjukkan dari persentase penutupan lumut
terhadap substrat yang tersedia (batang dan cabang primer tanaman teh).
Kemelimpahan total lumut terendah dijumpai di Nirmala, meningkat di Gunung Mas,
dan tertinggi di Rancabali (Gambar 7). Penutupan oleh lumut rata-rata lebih dari 80%
pada tanaman teh di Rancabali, sedangkan pada tanaman teh di Nirmala penutupan
oleh lumut kurang dari 70%. Berbeda dengan penutupan oleh lumut, penutupan
tanaman teh oleh liken dan tumbuhan paku rendah (5% dan 3%) di Rancabali,
meningkat di Gunung Mas (10% dan 5%) dan di Nirmala (11% dan 4%).
21
Gambar 7 Rata-rata persentase penutupan oleh total lumut ( ), liken ( ), dan tumbuhan paku ( ), terhadap batang dan cabang primer tanaman teh di perkebunan teh Gunung Mas, Nirmala, dan Rancabali.
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran diameter tajuk tanaman teh yang
diambil lumutnya, karena diduga luas tajuk tanaman teh dapat mempengaruhi
kemelimpahan lumut pada tanaman teh tersebut. Rata-rata diameter tajuk tanaman
teh paling rendah dijumpai di Nirmala (111.5 cm). sedangkan paling tinggi (rata-rata
158.7 cm) dijumpai di Rancabali (Gambar 8).
Gambar 8 Rata-rata diameter tajuk sampel tanaman teh di perkebunan teh Gunung Mas, Nirmala, dan Rancabali.