82 Jurnal Agriuma:, 2 (2) Oktober 2020 ISSN 2657-1749 (Print) ISSN 2657-1730 (Online) JURNAL AGRIUMA Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agriuma Sektor Pertanian di Tengah Pandemi COVID-19 ditinjau Dari Aspek Agribisnis The Agricultural Sector in the COVID-19 Pandemic Reviewed From the Agribusiness Aspect Fastabiqul Khairad Universitas Medan Area, Indonesia Diterima: Oktober 2020 Disetujui : Oktober 2020 Dipublish: Oktober 2020 *Coresponding Email: [email protected]Abstrak Pandemi Covid-19 telah menimbulkan ketidakstabilan di semua sektor perekonomian tidak terkecuali di sektor pertanian. Sektor pertanian menjadi sektor terakhir yang sanggup bertahan ( sector of the last resort) dalam goncangan apapun. Namun bukan berarti pandemi Covid-19 tidak memiliki efek pada kegiatan usahatani. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sektor pertanian selama pandemi Covid-19 yang ditinjau dari aspek subsistem agribisnis mulai dari hulu hingga hilir. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan fenomena-fenomena yang terjadi pada sektor pertanian akibat dari corona virus. Kebijakan pembatasan sosial berskala besar menyebabkan terjadinya pembatasan termasuk dalam hal distribusi saprodi untuk kegiatan pertanian dibagian hulu. Selain itu, pada bagian usahatani (subsistem onfarm) tetap harus dilakukan guna memenuhi kebutuhan pangan. Platform digital dan media online menjadi salah satu upaya efektif dalam pemasaran produk pertanian namun hanya bisa dinikmati oleh pelaku pertanian yang melek teknologi. Setiap stakeholder pendukung kegiatan usahatani harus selalu bersinergi guna mendukung terciptanya produk pertanian yang berkualitas dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Berbagai upaya diperlukan guna menjaga eksistensi kegiatan usahatani dan menjaga stabilitas ketahanan pangan di masa pandemi. Kata Kunci: Covid-19, pertanian, subsistem agribisnis Abstract Covid-19 Pandemic has caused instability in all sectors including the agricultural sector. The agricultural sector is the sector of the last resort in any shock. But that does not mean the Covid-19 pandemic has no effect on farming activities. Therefore this study aims to analyze the agricultural sector during Covid-19 pandemic in terms of the agribusiness subsystem aspects form upstream to downstream. This research uses descriptive qualitative analysis method by describing the phenomena that occur in the agricultural sector due to corona virus. The large scale social restriction policy causes restrictions including in the case of distribution of inputs for upstream agricultural activities. In addition, on the part of farming (onfarm subsystem) must still be done to meet food needs. Digital platforms and online media have become one of the effective in marketing agricultural products but can only be done by farmers who understand technology. All of stakeholder who supports agricultural activities must always work together to support the creation of quality agricultural products in meeting the needs of the community. Various efforts are needed to maintain the existence of farming activities and maintain food security stability during the pandemic. Keywords: Covid-19, agriculture, agribusiness subsystem How to Cite: Khairad, F (2020). Sektor Pertanian di Tengah Pandemi COVID-19 ditinjau dari Aspek Agribisnis. 2 (2): 82-89.
8
Embed
Diterima: Oktober 2020 Disetujui : Oktober 2020 Dipublish ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
pangan di semua subsektor mulai dari hulu hingga hilir agar ketahanan pangan di
Indonesia dapat tetap terjamin.
Kebutuhan akan media online semakin meningkat yang diakibatkan oleh terbatasnya
interaksi secara langsung dalam hal ini pemasaran produk pertanian melalui media online
menjadi lebih efektiv serta meminimalkan terjadinya resiko penularan virus. Pemanfaatan
jasa transportasi online juga dijadikan alternative dalam mendistribusikan produk
pertanian secara online.
4. Millenials Sebagai Produk Bonus Demografi
Bonus demografi merupakan kondisi dimana disaat struktur penduduk yang berumur
produktif jauh melebihi penduduk yang berumur nonproduktif (dibawah 15 tahun dan
diatas 64 tahun). Indonesia sendiri telah memasuki masa bonus demografi sejak tahun
2012 lalu (Yusmarni, 2016). Setiap negara hanya akan merasakan satu kali bonus
demografi yang hanya akan terjadi selama satu atau dua dekade saja. Untuk itu saat ini,
usia produktif yang mendominasi saat ini tentunya harus dimanfaatkan sebaik mungkin
sehingga menjadi kekuatan ekonomi baru untuk negara tak terkecuali sektor pertanian.
Namun kondisi saat ini masih kurangnya minat yang muda dalam berusahatani yang
sebenarnya telah terbukti dapat bertahan walau goncangan apapun terlebih di masa
pandemi ini.
Sektor pertanian menjadi sektor penyedia lapangan kerja terbesar dan kinerjanya
perlu dioptimalkan agar penduduk usia produktif dapat diserap kedalam lapangan kerja.
Dengan kondisi pandemi ini tidak sedikit juga tenaga kerja yang diberhentikan sehingga
menjadi pengangguran. Sektor pertanian menjadi salah satu solusi untuk tenaga kerja
termasuk millineals. Millenials sebagai bonus demografi merupakan agen penerus dalam
kegiatan usahatani, dimana saat ini tentunya tidak awam lagi dengan perkembangan
teknologi dan sangat diperlukan terlebih pada pemasaran produk pertanian.
SIMPULAN
Sektor pertanian akan tetap selalu ada karena dibutuhkan dan berperan dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat walaupun beberapa kegiatan subsistem agribisnis
terganggu di tengah Covid-19. Adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar
menyebabkan terjadinya pembatasan termasuk dalam hal distribusi saprodi untuk
kegiatan pertanian dibagian hulu subsistem agribisnis. Selain itu, pada bagian usahatani
(subsistem onfarm) tetap harus dilakukan guna memenuhi kebutuhan pangan ataupun
ketahanan pangan masyarakat, keterbatasan penyediaan saprodi dan alat pertanian di
daerah berimbas pada permainan harga di sebagian daerah yang menyebabkan kerugian
bagi petani sendiri. Platform digital dan media online menjadi salah satu upaya efektif
dalam pemasaran produk pertanian di masa pandemi namun hanya bisa dinikmati oleh
pelaku pertanian yang melek teknologi. Berbagai stakeholder pendukung kegiatan
usahatani termasuk penyuluh yang juga merupakan garda terdepan dalam pemberdayaan
petani harus selalu bersinergi walaupun di tengah masa pandemi guna mendukung
terciptanya produk pertanian yang berkualitas dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Untuk itu berbagai upaya diperlukan guna menjaga eksistensi kegiatan usahatani dan
Fastabiqul Khairad1, Sektor Pertanian di Tengah Pandemi COVID-19 ditinjau dari Aspek Agribisnis
89
menjaga stabilitas ketahanan pangan diantaranya pemberdayaan oleh penyuluh pertanian
terhadap petani, upaya stabilitas harga produk pertanian baik di tingkat petani maupun di
tingkat konsumen, media online sebagai sarana pemasaran serta pengoptimalan bonus
demografi sebagai agen penerus kegiatan usahatani.
SARAN
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah perlunya penelitian lanjutan terkait
kesejahteraan petani pasca Covid-19 atau yang disebut kondisi new normal. Hal ini
dikarenakan walaupun permintaan produk pertanian akan selalu ada bukan berarti serta
merta dapat diikuti oleh peningkatan kesejahteraan petani sebagai garda terdepan dalam
menghasilkan produk pertanian. Pada dasarnya pembangunan pertanian tidak hanya
untuk membangun daerah yang berbasis pertanian tetapi juga pembangunan manusia
yang disini adalah petani sebagai pelaku utama kegiatan usaha pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Andri, K. B. 2020. Strategi Petani Menghadapi Pandemi Covid-19. https://mediaindonesia.com/read/detail/308928-strategi-pertanian-menghadapi pandemi -COVID-19 . Diakses pada Tanggal 30 April 2020 09.23 WIB.
Badan Pusat Statistik. 2019. Statistik Ketenagakerjaan. Jakarta: Biro Pusat Statistik.
Burhanuddin, C.I. & Abdi. M. N. 2020. Ancaman Krisis Ekonomi Global Dari Dampak Penyebaran Virus Corona (COVID-19). Jurnal Ilmiah AkMen. 17 (1): 710-718
Fajar, B.H. & Akita, A. V. 2020. Kebijakan Pangan di Masa Pandemi COVID-19. CSIS Commentaries DMRU-048-ID
Hartati, P. & Susanto. 2020. Peran Pemuda Tani dalam Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Tingkat Petani (Kasus di Kabupaten Magelang). Journal of Business and Entrepreneurship. 2 (2): 107-111.
Hermawan, R. 2008. Membangun Sistem Agribisnis. Seminar Mahasiswa. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Kementrian Pertanian. 2020. Dampak COVID-19 Terhadap Sektor Pertanian. Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kementrian Pertanian. Buletin perencanaan pembangunan pertanian Vol 1 No.2/ 2020 (April).
Muliati, N. K. 2020. Pengaruh Perekonomian Indonesia di Berbagai Sektor Akibat Corona Virus Disease 2010 (Covid-19). Jurnal Widya Akuntansi dan Keuangan. 2 (2): 78-86
Nuraini, R. 2020. Kasus Covid-19 Pertama Masyarakat Jangan Panik. https://indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam-angka/ekonomi/kasus-covid-19-pertama-masyarakat-jangan-panik. Diakses pada Tanggal 5 Mei 2020 12.07 WIB.
Risalah Sektoral ILO. 2020. Covid-19 dan Dampaknya Pada Pertanian dan Ketahanan Pangan. International Labour Organization: Departemen Kebijakan Sektoral.
Usman, Y. 2013. Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian. [Diktat Kuliah]. Padang: Program Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian Universitas Andalas.
Yusmarni. 2016. Analisis Bonus Demografi Sebagai Kesempatan dalam Mengoptimalkan Pembangunan Pertanian di Sumatera Barat. Jurnal Agrisep. 16 (1): 67-82.