Unggul dalam IPTEK Kokoh dalam IMTAQ LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PEMBERIAN TERAPI ANTIKOAGULAN ORAL PADA PASIEN CHF DENGAN KEJADIAN HEMATEMESIS MELENA DI RUANG INTERMEDIATE MEDIKAL RS JANTUNG & PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA TAHUN 2013 Disusun oleh: N. ESIH NPM: 2011727164 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Unggul dalam IPTEK
Kokoh dalam IMTAQ
LAPORAN HASIL PENELITIAN
HUBUNGAN PEMBERIAN TERAPI ANTIKOAGULAN ORAL PADA PASIEN CHF DENGAN KEJADIAN HEMATEMESIS
MELENA DI RUANG INTERMEDIATE MEDIKAL RS JANTUNG & PEMBULUH DARAH
HARAPAN KITA JAKARTA TAHUN 2013
Disusun oleh:
N. ESIH
NPM: 2011727164
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JAKARTA
i
PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA. Riset Keperawatan, Februari 2013 N. Esih NPM 2011727164 VII BAB + 72 halaman + 5 Tabel +3 lampiran. Abstak Hubungan Pemberian Terapi Antikoagulan Oral Pada Pasien CHF Dengan Kejadian Hematemesis Melena Di Ruang IWM Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta tahun 2013
Gagal jantung (CHF) adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi. (Brunner and Suddarth.s,2005). Akibat pompa jantung yang tidak maksimal dapat menimbukan berbagai komplikasi diantaranya thrombus, Atria Fibrilsi, yang mengindikasikan pemberian terapi antikoagulan oral (Bambang BS,2009). Namun terapi antikoagulan mempunyai efek samping yaitu perdarahan (hematemesis dan melena). Tujuan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan pemberian terapi antikoagulan oral pada pasien CHF dengan kejadian hematemesis melena di Ruang IWM RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan di Ruang IWM RSJHK. Sampel dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu sebanyak 31 pasien. Analisis dilakukan secara univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dan bivariate dengan menggunakan chi-square untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Dengan menggunakan uji statistik chi square, didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara lama pemakaian obat antikoagulan oral dengan kejadian hematemesis melena di Ruang IWM Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta tahun 2013 dengan p value ═ 0,012. Dari hasil penelitian yang didapat, maka saran untuk menghindari terjadinya perdarahan (hematemesis & melena) pada pasien dengan terapi antikoagulan oral,perlu dikaji dan diwaspadai faktor-faktor yang beresiko perdarahan seperti: lamanya pemberian obat antikoagulan oral, adanya penyakit penyerta (ulkus peptikum), usia lanjut dan pengetahuan. Tenaga kesehatan perlu memberikan pendidikan kesehatan sebaiknya dalam bentuk (leaflet), untuk lebih mudah diingat tentang efek samping obat,hal-hal yang harus diperhatikan atau dipatuhi oleh pasien selama menggunakan terapi antikoagulan oral. Daftar pustaka 26:(2004-2012) Kata kunci: antikoagulan oral, CHF, hematemesis & melena.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
saya dapat menyelsaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Saya menyadari bahwa tanpa bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah sulit untuk menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Muhammad Hadi,SKM,Mkep selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta dan selaku dosen Pembimbing
II riset keperawatan yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk
mengarahkan saya dalam menyusun skripsi ini.
2. Ibu Hj, Mispasih, S.Kp,M.Kes selaku dosen Pembimbing I Riset Keperawatan
yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya
dalam menyusun skripsi ini.
3. Seluruh dosen dan staf karyawan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta yang telah membekali saya dengan bebagai ilmu dan
memfasilitasi selama mengikuti perkuliahan
4. Direktur Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta beserta
jajaran direksi yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan
penelitian.
v
5. Kepala Instalasi, Ka Unit dan teman teman Intermediate Medikal RSPJNHK
yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada saya dan memberikan
kesempatan untuk melakukan penelitian di Ruang IWM
6. Kepada suami dan anak anak-anakku tercinta ( Lia,Mia,Widya) yang telah
memberikan bantuan dan dorongan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Teman-teman seperjuangan PSIK Program B HARKIT yang telah banyak
memberikan bantuan dan semangat kepada saya dalam menyelsaikan skripsi ini.
8. Akhir kata, saya berharap Allah SWT membalas segala kebaikan semua pihak
yang telah membantu saya dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi keperawatan.
Jakarta, Februari 2013
N. ESIH
iii
DAFTAR ISI
JUDUL PENELITIAN
Lembar Persetujuan
Lembar Pengesahan
Abstrak……………………………………………………………………...…………. i
Kata Pengantar………………………………………………………………….……. . ii
Daftar Isi……………………………………………………………………………… iii
Daftar Tabel………………………………………………………………………… .. iv
Daftar Lampiran………………………………………………………………………. v
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………….……………………………. 1
B. Rumusan Masalah…………………………...………………………………. 6
C. Pertanyaan Penelitia………………………………………………………… . 7
D. Tujuan Penelitian…………………………………………………………….. 7
E. Manfaat Penelitian…………………………………………………………… 8
BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Konsep Gagal Jantung....................................................................................... 9
pada kemampuannya sebagai antioksidan dan inhibitor agregasi
platelet,digunakan untuk meningkatkan fungsi kognitif dan aliran
darah.Dilaporkan ada efek samping perdararahan spontan karena pemakaian
ginkgo biloba,hati hati interaksi dengan obat antikoagulan oral.dapat
menimbulkan perdarahan.
43
Skema : Kerangka Teori Penelitian
CHF
Komplikasi:
Atrial Fibrilasi
Aritmia Ventrikel
Stroke dan tromboemboli
Terapi Medis
Faktor yang mempengaruhi: Genetic Obat NSAID Pemberian antikoagulan
oral pada pasien CHF Usia lanjut Pengetahuantentang terapi
antikoagulan Kepatuhan Penyakit penyerta Lamanya pemberian obat
Asuhan Keperawatan
Hematemesis
Melena
Pengkajian:
Riwayat peny.
Riwayat
Pemeriksaan
fisik
Intervensi: Penkes
Diagnosis:
Resiko perda rahan
44
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN
DEFINISI OPERASIONAL
Pada bab ini akan dijelaskan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian dan
definisi operasional. Kerangka konsep penelitian diperlukan sebagai landasan
berpikir dalam melaksanakan suatu penelitian yang dikembangkan dari tinjauan teori
yang telah dibahas sebelumnya sehingga mudah dipahami dan dapat menjadi acuan
dalam melaksanakan penelitian. Gambaran penelitian mengenai variabel-variabel
dapat diperoleh melalui kerangka konsep. Hipotesis adalah suatu pernyataan yang
merupakan jawaban sementara peneliti melalui penelitian. Definisi operasional
adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari variabel yang diteliti
untuk memperjelas maksud dari suatu penelitian yang dilakukan.
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep akan menjelaskan tentang variabel-variabel yang dapat diukur
dalam penelitian ini. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut :
1. Variabel bebas (independent variabel)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah: Lama pemakaian obat antikoagulan
oral, usia, pengetahuan, penyakit penyerta pada pasien CHF.
45
2. Variabel terikat (dependent variabel)
Variabel terikat pada penelitian ini adalah kejadian hematemesis melena.
Kerangka Konsep dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:
Gambar 3.1
Kerangka Konsep
Variabel Independen (varivel bebas /resiko) Variabel Dependen (efek)
Pemberian antikoagulan oral pada pasien CHF:
Lama pemakaian obat antikoagulan. Usia Pengetahuan tentang terapi antikoagulan Penyakit penyerta Lamanya pemberian obat antikoagulan
Hematemesis
Melena
Karakteristik demografi: Pendidikan Pekerjaan
46
B. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2011).
Hipotesis dalam penelitian ;
1. Ada hubungan antara lama pemberian obat antikoagulan oral pada pasien CHF
dengan kejadian hematemesis melena di ruang IWM RSPJNHK 2013.
2. Ada hubungan antara usia pada pasien CHF yang diberikan terapi antikoagulan
oral dengan kejadian hematemesis melena di ruang IWM RSPJNHK tahun 2013.
3. Ada hubungan antara pengetahuan pasien CHF yang diberikan terapi anti
koagulan oral dengan kejadian hematemesis melena di ruang IWM RSPJNHK
2013.
4. Ada hubungan antara penyakit penyerta pada pasien CHF yang diberikan anti
koagulan oral dengan kejadian hematemesis melena di ruang IWM RSPJNHK
2013.
47
C. Definisi Operasional
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
No Variabel Definsi operasional Cara ukur Hasil Ukur Skala ukur
1 Hematemesis & melena
Adanya darah dalam feses(feses berwarna hitam/seperti kopi),atau muntah darah yang warna coklat atau merah.
Observasi
1= Ya ,bilaterjadi 2 =bila tidakterjadi.
Nominal
N Variabel Definis Operasioanal Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
1 Lama pemakaian obat
Rentang waktu yang telah dihabiskan oleh pasien dalam menggunakan obat.
Kuisener
1.≤ 1bln
2.≥1bulan
ordinal
2. Usia Lama waktu hidup sejak dilahirkan sampai saat ini hidup.
Kusioner/ obsevasi.
1.Dewasa apabila usia <59 tahun 2. Lanjut usia apabila usia > 60 tahun
ordinall
3. Pengetahuan tentang obat antikoagulan
Pengetahuan merupakan tingkat pemahaman responden tentang pemberian terapi ntikoagulan,termasuk efek samping dan hal hal yang harus diperhatikan.dan pengalaman,melalui elektronik, petugas kesehatan tentang pemakaian antikoagulan.
Menggunakan Kuesioner,de ngan skor1 bila jawaban benar, 0 bila jawaban salah.
1 = pengetahuan kurang 2.pengetahuan baik
Ordinal
4. Penyakit penyerta
Penyakit yang meningkatkan kejadian perdarahan:gastritis,ulkus
Kuesioner
1 = Ya, bila disertai
penyakit penyerta,
2.tidak.bila tidak disertai penyakit penyerta.
Nominal
48
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian adalah untuk memahami dan memecahkan masalah secara ilmiah,
sistematis dan logis. Di dalam penelitian ini menggunakan desain deskriptif
dengan pendekatan “Cross Sectional” yaitu merupakan rancangan penelitian
dengan melakukan pengamatan atau pengumpulan data variabel dependen dan
variabel independen dilakukan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo,
2005). Pada penelitian ini variabel bebas yaitu lama pemakaian obat
antikoagulan,usia,pengetahuan,dan penyakit penyerta pada pasien CHF yang
diberikan antikoagulan dan variabel terikatnya yaitu hematemesis melena.
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Ruang Intermediate Medikal (IWM) Rumah Sakit
Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta pada minggu ke tigabulan januari-
minggu pertam -Februari tahun 2013.
C. Populasi Dan Sampel
Populasi Penelitian
Populasi adalah sejumlah subjek yang mempunyai karakteristik tertentu
(Sastroasmoro dan Ismail 2002), populasi dalam penelitian ini adalah
Pasien yang masuk ke IWM RSJHK dengan didiagnosa CHF yang
49
mendapat terapi antikoagulan oral terjadi hematemesis melena dan tidak terjadi
hematemesisi melena.
D. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu sehingga
dianggap mewakili populasinya.( Sastroasmoro & Ismail 2002).Dalam penelitian
ini pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling yang
mengambil sampel tidak secara acak terhadap pasien CHF yang mendapat terapi
antikoagulan,tetapi berdasarkan kriteria tertentu dari populasi.Adapun kriteriaa
sampel yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Pasien masuk atau yang di rawat diRuang IWM RSPJNHK
dengan diagnosis CHF dengan komplikasi.
2. Pasien yang diberikan terapi antikoagulan oral terjadi hematemesis melena
dan tidak terjadi hematemesis melena.
3. Pasien yang sedang kondisi hemodinamik stabil( tidak sesak,tidak sedang
terjadi perdarahan masif.
4. Bersedia menjadi responden
5. Usia ≤ 59 tahun - ≥ 60 tahun.
Rata-rata pasien masuk ke Ruang IWM dengan diagnosis CHF dan
mendapat anti koagulan dan terjadi hematemesis melena pada tahun 2012
bulan November – Desember 43 orang. Maka besarnya sampel yang
dibutuhkan dihitung berdasarkan rumus perhitungan sampel menurut
50
Notoatmodjo (2005) untuk populasi kurang dari 10.000 yang digunakan adalah:
n = __ N_____
1+ N (d)2
Dimana :
n : Jumlah sampel
N : Jumlahpopulasi (43)
d : Penyimpangan populasi/ derajat ketepatan (0,1)
Jadi
43 n = 1 + 43 (0,1)2
43 =
1,4
= 30,7148 dibulatkan menjadi 31 orang
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai variabel.
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini kuesioner yang
berisi pertanyaan yang berhubungan dengan variabel indevenden.sumber data
51
berasal dari data primer maupun data sekunder.data primer berasal dari wawancara
dengan pasien CHF yang mendapat terapi antikoagulan baik terjadi melena ataupun
tidak terjadi melena. dengan berpedoman pada pertanyaan yang ada dalam
kuisioner.Sedangkan data sekunder diperoleh dari catatan medis rumah sakit.
Sebelum melakukan penelitian dilakukan uji instrument lebih dahulu dengan
melakukan uji validitas dan reabilitas instrument ( kuisioner). Untuk mengetahui
validitas suatu intrumen dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar skor
masing-masing variabel dengan skor totalnya.pertanyaan dikatakan valid bila skor
variabel tersebut berkoreasi secara signifikan dengan skor totalnya, tehnik korelasi
yang digunakan korelasi Pearson Product moment.
Keputusan uji: bila r hitung lebih besar dari r table = Ho di tolak, artinya variabel
(kusioner) valid. Bila r hitung lebih kecil dari r table = Ho gagal ditolak artinya
variabel tidak valid. (Harsono, 2007).
Proses pengambilan data untuk uji validitas dan reabilitas berlangsung dari minggu
kedua sampai minggu ketiga januari 2013. Uji instrument dilakukan dengan
mengambil sampel 10 pasien di luar pasien penelitian, dengan kriteria yang sama
dengan sampel penelitian, yang diperoleh dari ruang IWM RSJHK Jakarta. Maka
df=10-2=8.Pada tingkat kemaknaan 5 % didapat r tabel 0,0,632,maka dapat
disimpulkan bahwa r hitung lebih besar dari r tabel,artinya seluruh pertanyaan
valid.dengan crombach alpha adalah 0.964. Maka pertanyaaan kuisioner tersebut
dinyatakan reliable dan layak untuk disebarkan.
52
Rincian kuisioner ini berisi tentang :
1. Karakteristik data demografi responden yaitu: umur, pendidikan dan pekerjaan.
2. Kuisioner tentang lamanya pemakaian obat antikoagulan oral .
3. Kuisioner tentang pengetahuan obat antikoagulan
4. Kuisioner tentang penyakit penyerta seperti adanya penyakit (gastritis),
(ulkus), dengan cara memilih ( √ ) pada kolom yang sudah tersedia
F. Pengumpulan Data
1. Alat pengumpulan data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuisioner
dan lembar observasi yang memuat beberapa pertanyaan yang dirancang oleh
peneliti yang mengacu pada study kepustakaan dan kerangka konsep yang
telah di buat dan dikonsulkan terlebih dahulu kepada pebimbing.
Kuisioner digunakan sebagai alat pengumpul data, lama pemakaian obat
antikoagulan ,usia,pengetahuan dan penyakit penyerta.
2. Cara pengumpulan data.
Cara pengumpulan data dilakukan di tempat penelitian dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Mengajukan surat ijin dan proposal kapada pihak Rumah Sakit Jantung
dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta.
b. Setelah mendapatkan ijin dari rumah sakit, peneliti melakukankoordinasi
dengan penanggung jawab ruang IWM Rumah Sakit Jantung dan
Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta.
53
c. Peneliti menjelaskan tujuan, manfaat, prosedur penelitian kepada pasien
kemudian setelah memahami penjelasan dari peneliti, pasien yang setuju
berpartisipasi dengan penelitian akan menerima lembar inform consent dan
menandatanganinya.
d. Pasien kemudian mengisi kuesioner sesuai dengan pertanyaan secara
menyeluruh dengan jawaban yang sudah disediakan dalam kolom.
e. Kuesioner yang telah diisi kemudian dikumpulkan untuk dianalisis.
G. Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan proposal penelitian kepada
institusi UMJ, setelah disetujui peneliti mengajukan permohonan ijin kepada
Direktur RSJHK Jakarta dan pihak pihak terkait untuk mendapatkan penelitian.
Selanjutnya kuisioner dikirim ke subyek yang diteliti dengan menekankan pada
masalah etika penelitian sebagai berikut ;
1. Memperkenalkan diri kepada pasien, kemudian memberikan penjelasan
kepada pasien tentang penelitian yang akan dilakukan, jika ikut serta dalam
penelitian, pasien harus menandatangi lembar persetujuan ( informed
consent) dan jika pasien menolak (right to self determination) maka peneliti
tidak boleh memaksa dan tetap menghormati haknya (right in fair treatment).
Pasien dapat mengakhiri keikut sertaannya dalam penelitian setiap saat
penelitian ini berjalan.
2. Menjaga kerahasiaan identitas pasien (right of privacy), peneliti tidak
mencantumkan nama subjek pada lembar kuisioner yang diisi oleh subjek,
lembar tersebut hanya diberi inisial atau kode.
54
3. Menjaga kerahasiaan informasi yang telah diberikan oleh pasien data tertentu
yang akan dilaporkan pada hasil riset
H. Pengolahan Data
Setelah peneliti mendapatkan data maka dilakukan tahapan sebagai berikut :
1. Editing yaitu pengolahan data awal dimulai dari pemeriksaan data dari
lapangan, kemudian diseleksi kelayakannya artinya data kuesioner telah
terisi semua, relevan dan dapat dibaca dengan baik.
2. Coding yaitu melakukan pengkodean dengan memberikan nomer pada
masing-masing kuesioner sebelum dimasukan dan diolah ke dalam
komputer.
3. Entry data ke dalam komputer menggunakan SPSS19
4. Cleaning yaitu pembersihan data dilakukan dengan menyusun tabel frekuensi
untuk memeriksa konsistensi variabel satu dengan yang lainnya, terutama
untuk data yang berhubungan.
I. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Dilakukan dengan mendeskripsikan masing-masing variabel yang diteliti.
Variabel independen :lama pemakaian obat antikoagulan, umur, pengetahuan,
penyakit penyerta dan variabel dependen yaitu hematemesis melena.dan
langsung disesuaikan dalam bentuk tabel. Analisis ini dilakukan dengan
55
menghitung distribusi dan persentase dari tiap variabel. Adapun tujuannya adalah
untuk melihat gambaran variabel secara keseluruhan.
b. Analisis Bivariat
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel
(variabel independen dan dependen) yaitu hubungan pemberian terapi
antikogulanoral pada pasien CHF di Ruang Intermediate dengan variabel dependen
yaitu hematemesis melena yang dianalisis dengan uji Chi-Square dengan derajat
kepercayaan 95 %. Hasil perhitungan statistik dapat menunjukan ada tidaknya
hubungan yang signifikan antaran variabel terkait, yaitu dengan nilai p. Bila hasil
perhitungan statistk diperoleh p < 0,05 Ho ditolak, artinya bermakna atau ada
hubungan yang signifikan antar variabel independen dan dependen. Sebaliknya
bila hasil perhitungan statistik nilai p > 0,05 Ho gagal ditolak, artinya
perhitungan tidak bermakna atau tidak ada hubungan antar dua variabel. Uji
statistik dengan rumus Chi-Square adalah sebagai berikut :(Sutanto,P.2006)
(AD-BC)2
X2 = N
(A+C)(B+D)(A+B)(C+D)
Keterangan:
X2 = Statistik X2
N = Jumlah sample penelitian
AD = Jumlahsubjek yang mengalamiperubahan
BC = Jumlah yang tidak mengalami perubahan tetap
56
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian yang dilaksanaka pada tanggal
6-28 bulan Februari 2013, yang meliputi hasil Analisa Univariat dan Bivariat yang
menyatakan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
A. Analisa Univariate
Dalam analisa Univariat ini menjelaskan secara deskiptif mengenai distribusi
frekuensi penelitian yang terdiri dari karakteristik demografi pasien meliputi usia,
pendidikan, pekerjaan, variabel independen: di antaranya , lama pemakaian obat,
usia, pengetahuan, penyakit penyerta dan Variabel dependen adalah kejadian
kematemsis melena. Hasil pengumpulan data sesuai dengan variabel penelitian.
Data ini akan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.
Tabel 5. 1
Distribusi Karakteristik Demografi Pasien CHF yang mendapat pemakaian terapi antikoagulan di Ruang IWM RSJHK tahun 2013
NO
Variabel
Kategori Frekuensi Persentase
1 Usia
≤ 59 tahun ≥ 60 tahun
16
15
51,6%
48.4% 2
Pendidikan
Pendidikan rendah Pendidikan tinggi
21
10
67,7%
32,3% 4
Pekerjaan Tidak bekerja Bekerja
16
15
51,6%
48,4
57
1. Distribusi Pasien Berdasarkan Data Demografi
a. Usia
Dari tabel distribusi diatas dapat dilihat bahwa karakteristik pasien CHF
dengan terapi antikoagulan menurut usia terbanyak adalah kelompok usia ≤
59 tahun sebanyak 16 pasien ( 51,6 % ) dan kelompok usia pasien ≥ 60 tahun
sebanyak 15 orang (48,4 % ).
b. Pendidikan
Dari tabel distribusi frekuensi menurut pendidikan pasien CHF dengan terapi
antikoagulan terbanyak adalah berpendidikan rendah (Tidak sekolah, SD,
SLTP, SLTA) yaitu sebanyak 21 pasien (67,7 %) dan kelompok pendidikan
tinggi (PT) sebanyak10 pasien (32,3%).
c. Pekerjaan
Dari tabel distribusi berdasarkan pekerjaan pasien, menunjukan bahwa data
terbanyak adalah tidak bekerja sebanyak 16 pasien (51,6 %) dan pasien
yang bebekerja sebanyak 15 pasien (48,4%)
58
Tabel 5. 2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan variabel: lama pemakian terapi antikoagulan
oral, pengetahuan, penyakit penyerta dan kejadian hemtemesis melena di ruang
IWM RSPJNHK tahun2012
NO Variabel Kategori Frekuensi Presentase
1 Lama pemakain terapi
antikoagulan
≤ 1bulan ≥ 1bulan
20 11
64,5% 35,5%
2 Pengetahuan Baik Kurang
19 12
61,39 38,7%
4 Penyakit penyerta
Tidak Ya
20 11
64,5% 35,5%
5 Kejadian hematemesis
melena
Tidak Ya
19 12
61,3% 38,7,%
2. Variabel Independen dan dependen berdasarkan distribusi frekuensi
a. Lama pemakai antikoagulan
Dari tabel distribusi frekuensi di atas mengambarkan bahwa berdasarkan
lama waktu pemakaian terapi antikoagulan pada paien CHF. Didapatkan data
terbanyak adalah dengan lama waktu ≤ 1 bulan dengan jumlah 20 orang
(64,5%) dan yang lama pemakaian terapi antikoagulan lebih dari ≥1 bulan
sebanyak 11 orang ( 35,5 % ).
b. Pengetahuan
Dari tabel distribisi frekuensi di atas menggambarkan bahwa berdasakan
variable berdasrkan tingkat pengetahuan pasien CHF yang menggunakan
terapi antikoagulan di Ruang IWM RSJHK 2013.
59
Didapatkan pengetahuan pasien terbanyak adalah baik yaitu 19 orang (61,3% ) dan
pegetahuan kurang sebanyak 12 orang ( 38,7% ).
c. Penyakit penyerta
Dari tabel distribusi frekuensi pasien CHF yang mendapat terapi antikoagulan
oral dengan penyakit penyerta di Ruang IWM RSJHK 2013.
Didapatkan data terbanyak adalah tidak mempunyai penyakit penyerta sebanyak
20 orang (64,5% ) dan yang mempunyai penyakit (gastritis 9 orang,ulkus
peptikum2 orang) sebanyak 11 orang (35,5 % ).
d. Kejadian hematemesis melena
Dari tabel distribusi frekuensi di atas pasien CHF dengan terapi antikoagulan dan
kejadian kejadian hematemsis melena di Ruang IWM RSJHK 2013
Didapatkan hasil terbanyak adalah tidak kejadian hematemesis melena sebanyak
19 orang ( 61,3% ) dan terjadi hematemesis melena sebanyak 12 orang (38,7% ).
B. Analisa Bivariat
Untuk mengetahui analisa hubungan antara variabel independen dan dependen ,
maka analisa dilanjutkan pada tingkat Bivariat. Dengan menggunakan uji
statistic Kai Kuadrat (Chi- Squere ).Variabel indepenen terdiri dari: lama
pemakian obat, usia, pengetahuan, penyakit penyerta pada pemberian terapi
antikoagulan pada paien CHF dengan kejadian hematemsis melena di ruang
IWM RSJHK 2013.
60
Hasil pengumpulan data sesuai dengan variabel penelitian akan disajikan dalam
bentuk tabel distribusi crosstabs ( uji kai kuadrat/ chi- squere)
Tabel 5.3
Distribusi Pasien CHF Berdasarkan: lama pemakian obat antikoagulan oral
usia, pengetahuan, penyakit penyerta yang berhubungan dengan kejadian
hematemsis melena di ruang IWM RSJHK 2013
Variabel
Kejadian hematemesis melena TOTAL
OR 95% CI
P Value Tidak Ya
N % N % N % Lama pemakaian obat ≤ 1bulan ≥ 1bulan
16 3
80,0% 27,3%
4 8
20,0% 72,7%
20 11
100 100
10,667
1,909-
59,615)
0,012
Pengetahuan baik kurang baik
15 4
78,9% 33,3%
4 8
21,1% 66,7%
19 12
100 100
7,500
1,469- 38,280
0,015
Usia ≤ 59tahun ≥60tahun
9 10
56,3% 66,7%
7 5
43,8% 33,3%
16 15
100 100
0,643
0,149-2,765
0,411
Penyakit penyerta Tidak Ya
15 4
75,0% 36,4%
5 7
25,0% 63,6%
20 11
100 100
5,250
1,069-25,789
0,042
1. Hubungan antara lama pemakaian terapi antikoagulan pada paien CHF
dengan dengan kejadian hematemsis melena di ruang IWM RSJHK 2013.
Hubungan antara variable lama pemakai obat dengan kejadian hematemesis
melena didapatkan pasien yang lama pemakaian obat kurang dari ≤ 1bulan dan
tidak terjadi hemetemesis melena sebanyak 16 orang (80%) dan yang lama
pemakian obat ≤ 1 bulan terjadi hemtemsis melena sebanyak 4 orang (20.0 %),
sedangkan pasien yang lama pemakian ≥ 1 bulan dan tidak terjadi
hemetemesis melena sebanyak 3 orang (27,3 %) dan yang lama pemakian obat ≥
1 bulan dan terjadi hematemesis melena sebanyak 8 orang (72,7 % )
61
Hasil uji statistik diperoleh P Value 0,012. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara lama pemakaian obat dengan kejadain hematemsis
melena, didapatkan data odds ratio sebesar 10,667 artinya bahwa pasien yang
pemakian obatnya ≤ 1 bulan mempunyai peluang 10,667 kali untuk tidak terjadi
hematemesis melena dibandingkan pasien yang pemakaian obatnya ≥ 1bulan.
2. Hubungan antara pengetahuan terapi antikoagulan pada paien CHF
dengan kejadian hematemsis melena di ruang IWM RSJHK 2013.
Hubungan antara variable pengetahuan dengan hematemesis melena didapatkan
pasien yang pengetahuan baik dan tidak terjadi hemetemesis melena sebanyak
15 orang (78,9%) dan yang pengetahuan baik dan terjadi hemtemsis melena
sebanyak 4 orang (21,1%), sedangkan pasien yang pengetahuan kurang baik dan
tidak terjadi hemetemesis melena sebanyak 4 orang (33,3 %) dan yang
pengetahun tidak baik dan terjadi hematemesis melena sebanyak 8 orang (66,7
%).
Hasil uji statistik diperoleh P Value 0,015, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadain
hematemsis melena, didapatkan data odds ratio sebesar 7,500 ini artinya bahwa
pasien yang pengetahuan baik mempunyai peluang 7,500 kali untuk tidak terjadi
hematemesis melena dibandingkan pasien yang pengetahuan kurang baik.
62
3. Hubungan antara usia dengan terapi antikoagulan pada paien CHF
terhadap kejadian hematemsis melena di ruang IWM RSJHK 2013.
Hubungan antara variable usia dengan hematemesis melena didapatkan pasien
yang usia ≤ 59 tahun dan tidak terjadi hemetemesis melena sebanyak 9 orang
(56,30%) dan yang terjadi hematemesis melena sebanyak 7 orang (43,8 %)
sedangkan yang usiar ≥ 60 tahun dan tidak terjadi hematemesis melena sebanyak
10 orang (66,7%) dan yang terjadi hematemesis melena adalah 5 orang (33,3 %) .
Hasil uji statistic diperoleh P Value 0,411,maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat hubungan antara usia dengan kejadain hematemsis melena, didapatkan
data odds ratio sebesar 0,643, artinya usia ≤ 59 tahun mempunyai peluang 0,643
kali untuk tidak terjadi hematemesis melena, dibandingkan dengan usia ≥ 60
tahun.
4. Hubungan antara penyakit penyerta terapi antikoagulan pada paien CHF
dengan dengan kejadian hematemsis melena di ruang IWM RSJHK 2012.
Hubungan antara variable penyakit penyerta pada pasien CHF yang mendapat
yang dengan tidak ada penyakit penyerta dan tidak terjadi hemetemesis melena
sebanyak 15 orang (75,0%) dan yang tidak dengan penyakit penyerta dan terjadi
hemtemsis melena sebanyak 5 orang (25,0%), sedangkan responden yang
dengan penyakit penyerta dan tidak terjadi hemetemesis melena sebanyak 4
orang (27,3 %) dan yang dengan penyakit penyerta dan terjaadi hematemesis
melena sebanyak 7 orang (63,6 %).
63
Hasil uji statistik diperoleh P Value 0,042, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang antara penyakit penyerta dengan kejadain hematemsis melena,
didapatkan data odds ratio sebesar 5,250, artinya bahwa pasien yang tidak
mempunyai penyakit penyerta mempunyai peluang 5,250 kali untuk tidak terjadi
hematemesis melena dibandingkan pasien yang dengan penyakit penyerta.
64
BAB VI
PEMBAHASAN
Peneliti akan membahas hasil penelitian tentang hubungan variabel
independen dari pasien CHF yang mendapat terapi antikoagulan yaitu:
umur,lama waktu pemakaian obat antikoagulan,,pengetahuan dan penyakit
penyerta dengan kejadian hematemesis melena di ruang Intermediate Medikal
RSJHK.Jakarta.Januari-februari 2013
A. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari betul masih terdapat beberapa keterbatasan dalam
penelitian ini antara lain:
1. Penelitian ini hanya di lakukan di satu lokasi saja sehingga hasil
penelitian ini belum dapat di generalisasikan.
2. Kondisi kesehatan pasien kadang tidak memungkinkan untuk mengisi
kuisioner walaupun ahirnya mau mengisi,namun mungkin dengan
jawaban yang kurang tepat sehingga mengurangi keakuratan data.
B. Variabel Pasien CHF yang mendapat Terapi Antikoagulan Oral Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Hematemesis Melena
1. Hubungan Umur pasien CHF yang mendapatkan terapi antikoagulan oral
dengan kejadian Hematemesis Melena.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai P value 0,411. Maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara umur pasien CHF yang
mendapat terapi antikoagulan dengan kejadian hematemesis melana.
70
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini peneliti akan membahas kesimpulan penelitian yang telah dilakukan
serta penulis akan memberikan saran terkait dengan hubungan pemberian
antikoagulan oral pada pasien CHF dengan kejadian hematemesis melena di ruang
Intermediate Medikal Rumah Sakit Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Jakarta.tahun 2013.
A. Kesimpulan
1. Univariate
Karakteristik demografi dari pasien CHF yang menggunakan terapi
antikoagulan oral di Ruang Intremediate Medikal RSJHK usia pasien CHF
terbanyak ≤ 59 tahun yaitu 16 (51 % ) namun usia ≥ 60 tahun juga tidak
jauh berbeda jumlahnya yaitu 15 (48,4 %), pendidikan terbanyak adalah
berpendidikan rendah yaitu 21 (67,7%) dan pekerjaan terbanyak adalah tidak
bekerja.
2. Bivariate
Hasil penelitian yang menyatakan ada hubungan antara pemberian terapi
antikoagulan pada pasien CHF dengan kejadian hematemesis
melenadiperoleh hasil :
DAFTAR PUSTAKA
Aru, W. (2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi V. Jakarta Pusat.
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol 2. Jakarta: Penerbit Buku EGC.
Friedel, David. (2008). Initial Management of Acute Upper Gastrointestinal Bleeding:From Initial Evaluation up to Gastrointestinal Endoscopy. The Medical Clinic of North America.
Carpenito. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.
Christianie dkk. (2008). Kejadian Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki yang Menyebabkan Pasien Usia Lanjut Dirawat di Ruang Perawatan Penyakit Dalam Instalasi Rawat Inap B Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. V, No. 3, Desember 2008, 138 – 149 (pdf).
Darmojo dkk.. (2004). Buku Ajar Geriatri: Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit Fakutas Kedokteran Universitas Indonesia.
Doengoes, M. (2008). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta :EGC.
Garcia, D dkk. (2006). The Risk of Hemorrhage Among Patients with Warfarin-Associated Coagulopathy Free. Journal of The American College of Cardiology.
Hastono, P & Luknis Sabri. (2010). Statistik Kesehatan. Jakarta: Rajawali.
Hidayat, A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan danTeknik Analisa Data.. Jakarta: Salemba Medika.
Jones & Bartlett. (2006). 100 Question & Answers About Congestive Heart Failure.
Kozier, B dkk. (2004). Fundamental Of Nursing: Concepts, Process And Practice. New Jersey: Pearson Education.
Landefeld CS & Beyth RJ. (1994). Anticoagulant-related Bleeding: Clinical Epidemiology, Prediction, and Prevention. Ohio: Departement of Medicine, University Hospital Cleveland.
Lemone,at all.(2011),Medical-Surgical Nursing Critical Thinking In Patient Care.
Fifth Edition,New Jersey ISBN
Mc Closkey & Bulechek. (1996). Nursing Interventions Classification. New York: Mosby.
Suratun, L. (2002). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Gastrointestinal, Jakarta: Trans Info Media.
Utama, H. (2012). Diagnosa dan Manajemen Perdarahan Saluran Cerna/ Diagnosis and Management of Gastrointestinal Bleeding.
Association (ASMIHA) :“Menkes: Akses masayrakat terhadap pelayanan kesehatan
jantung meningkat”. Diambil dari http://www.bppsdmk.depkes.go.id. Tanggal 10 Oktober 2012
Artikel Kedokteran. (2009). Anti Koagulan. Diambil dari www.jevuska.com/2009/anticoagulan
Fabian, A. (2008). Gagal Jantung Akut. Diambil dari http://www.dinkesrl.net
Grossman,S,& Brown,D. (2009). Congestive Heart Failure and Pulmonary Edema. Diambil http://emedicine.medscape.com
Ismayadi. (2012). Capita Selekta in Upper Gastrointestinal Bleeding. Diambil dari http://kedai-dokter-ismayadi.blogspot.com
Karch, A. (2012). Pharmacology Review: Drugs that Alter Blood Coagulation, Brush Up On Your Knowledge of These Potentially Life-Saving Drugs. Diambil dari www.AmericanNurseToday.com
Masrukhin, S. (2012). Penyebab Gagal Jantung.diambil dari www.penyakit-jantung.net, tanggal 10 Oktober 2012.
Setiabudi dkk. (2008). Oral Anticoagulant Treatment in Management of Elderly Patients with Atrial Fibrilation: Is It Beneficial or Detrimental?. (Indonesian Journal Internal Medical). Diambil dari http://www.inaactamedica.org/archives/2008/Edisi1artcl10.pdf
Schulman, S dkk. (2009). Haemorraghic and Thromboembolic Complications versus Intensitty of Treatment of Venous Thromboembolism with Oral Anticoagulants. Acta Medica Scandinavica diambil dari www.onlinelibrary.wiley.com.
Wiley, J & Sons. (2011). Anticoagulation For Heart Failure In Sinus Rhythm. Diambil dari http:// www.thecochranelibrary.com