Dislokasi pada Sendi RahangOleh:David Christian RonaldTho
(102012210)Fakultas Kedokteran Universitas Krida WacanaJl.Arjuna
Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Email : [email protected]
PENDAHULUAN
Latar BelakangTemporomandibular joint menghubungkan rahang bawah
(mandibula) ke tulang pada sisi kepala (tulang temporal). Karena
sendi-sendi ini bersifat fleksibel, rahang dapat bergerak naik,
turun, dan ke samping secara halus. Sendi ini juga memungkinkan
kita untuk bicara, mengunyah, dan menguap. Otot-otot menempel dan
mengelilingi sendi rahang, mempertahankan posisi dan
pergerakannya.1 Ketika kita membuka mulut, ujung yang bulat dari
rahang bawah (kondilus), bergerak meluncur sepanjang fossa sendi
pada tulang temporal. Kondilus akan kembali ke posisi semula ketika
kita mengatupkan mulut. Agar gerakan tetap halus, terdapat diskus
yang lunak di antara kondilus dan tulang temporal. Diskus ini
meredam kejutan (shockbreaker) sendi rahang akibat mengunyah dan
pergerakan lain.1Temporomandibular joint berbeda dengan sendi-sendi
lain dalam tubuh manusia. Kombinasi gerakan meluncur ke satu arah
(hinge and sliding motions) membuat sendi ini merupakan sendi yang
paling rumit di dalam tubuh. Selain itu, jaringan yang membentuk
TMJ juga berbeda dengan sendi-sendi lain yang menahan bebean tubuh,
seperi sendi lutut atau pinggul. Karena pergerakannya yang kompleks
dan unik, sendi rahang dan otot-otot yang mengendalikannya dapat
menyulitkan baik untuk pasien maupun dokter ketika bermasalah.1
Tujuan Agar dapat benar-benar memahami mengenai struktur anatomi
pada daerah sekitar sendi rahang. Seperti tulang apa yang bertemu
membentuk persendian tersebut, otot apa saja yang bekerja
menggerakkan tulang-tulang tersebut, juga mempelajari tentang
bagaimana mekanisme kontraksi yang terjadi pada otot yang menerima
rangsangan sehingga dapat menimbulkan suatu gerakan.
ManfaatManfaat makalah ini adalah agar pembaca bisa mendapatkan
informasi tambahan tentang struktur anatomi persendian pada bagian
rahang dan mengerti tentang mekanisme kontraksi suatu otot. Pembaca
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, layaknya
contoh kasus dislokasi pada sendi rahang, jika suatu saat pembaca
mengalami masalah gangguan yang sama, pembaca bisa tepat mendapat
gambaran apa saja kemungkinan yang terjadi dan yang harus dilakukan
untuk menjadi langkah antisipasi dan pencegahan.DefinisiDislokasi
TMJ atau dislokasi mandibula adalah pergeseran condylus dari
lokasinya yang normal di fossa mandibularis.1
Gambar 1. Persendian Temporomandibular
Anatomi Temporomandibular Joint Temporomandibular joint ( TMJ )
adalah persendiaan dari kondilus mandibula dengan fossa gleinodalis
dari tulang temporal. Temporomandibula merupakan sendi yang
bertanggung jawab terhadap pergerakan membuka dan menutup rahang
mengunyah dan berbicara yang letaknya dibawah depan telinga. Sendi
temporomandibula merupakan satu-satunya sendi di kepala, sehingga
bila terjadi sesuatu pada salah satu sendi ini, maka seseorang
mengalami masalah yang serius. Masalah tersebut berupa nyeri saat
membuka, menutup mulut, makan, mengunyah, berbicara, bahkan dapat
menyebabkan mulut terkunci. Kelainan sendi temporomandibula disebut
dengan disfungsi temporomandibular. Salah satu gejala kelainan ini
munculnya bunyi saat rahang membuka dan menutup. Bunyi ini disebut
dengan clicking yang seringkali, tidak disertai nyeri sehingga
pasien tidak menyadari adanya kelainan sendi temporomandibular.1
Susunan anatomi normal dari Temporomandibula joint ini dibentuk
oleh bagian bagian: 11. Fossa Glenoidalis 2. Prosesus Condiloideus
3. Ligamen 4. Rongga Synovial 5. Diskus Artikularis
1. Fossa Glenoidalis atau fossa mandibularis dari tulang
temporal. Bagian anterior berhubungan dengan eminensia artikularis,
merupakan artikulasi dari fossa glenoidalis. Bagian posterior dari
fossa glenoidalis merupakan dataran tympani dari tulang
temporal.1
2. Prosesus Condiloideus dari tulang mandibula. Merupakan tulang
yang berbentuk elips yang mempunyai kepala dan leher.1
3. Ligamen. Fungsi dari ligamen yang membentuk Temporomandibula
joint ini adalah sebagai alat untuk menghubungkan tulang temporal
dengan prosesus kondiloideus dari tulang mandibula serta membatasi
gerak mandibula membuka, menutup mulut, pergerakan ke samping, dan
gerakan lain. Ligament yang menyusun temporomandibula joint terdiri
dari : 1
Ligamen Temporo Mandibular Ligamen Spheno Mandibular Ligamen
Stylo Mandibular
Gambar 2. Ligamen Temporomandibular joint
4. Rongga Synovial. Terdiri dari dua bagian yaitu bagian
superior dan bagian inferior. Fungsi dari rongga synovial ini
adalah menghasilkan cairan pelumas yang berguna untuk pergerakan
sendi. 1
5. Diskus Artikularis. Merupakan tulang fibro kartilago di dalam
persendian temporomandibular yang terletak di antara prosesus
kondiloideus dan fossa glenoidalis. 1
Otot Bagian KepalaOtot bagian ini dibagi menjadi 5 bagian:1.
Otot Pundak Kepala, funsinya sebagian kecil membentuk gales
aponeurotika disebut juga muskulus oksipitifrontalis, dibagi
menajdi 2 bagian:2a. Muskulus Frontalis, funsinya mengerutkan dahi
dan menarik dahi matab. Oksipitalis terletak di bagian belakang,
fungsinya menarik kulit ke belakang2. Otot Wajah terbagi atas:2a.
Otot Mata (muskulus rektus okuli) dan otot bola mata sebanyak 4
buahb. Muskulus Oblikus Okuli/otot bola mata sebanyak 2 buah,
fungsinya memutar matac. Muskulus Orbikularis Okuli/otot lingkar
mata terdapat di sekliling mata, funsinya sebagai penutup mata atau
otot sfingter matad. Muskulus Levator Palpebra Superior terdapat
pada kelopak mata. Fungsinya menarik, mengangkat kelopak mata atas
pada waktu membuka mata3. Otot Mulut Bibir dan Pipi, terbagi
atas:3a. Muskulus Triangularis dan muskulus orbikularis oris/otot
sudut mulut, fungsinya menarik sudut mulut ke bawahb. Muskulus
Quadratus Labii Superior, otot bibir atas mempunyai origo penggir
lekuk mata menuju bibir atas dan hidungc. Muskulus Quadratus Labii
Inferior, terdapat pada dagu merupakan kelanjutan pada otot leher.
Fungsinya menarik bibir ke bawah atau membentuk mimik muka ke
bawahd. Muskulus Buksinator, membentuk dinding samping rongga
mulut. Origo pada taju mandibula dan insersi muskulus orbikularis
oris. Fungsinya untuk menahan makanan waktu mengunyah.e. Muskulus
Zigomatikum/otot pipi, fungsinya untuk mengangkat dagu mulut ke
atas waktu senyum.4. Otot Pengunyah/otot yang bekerja waktu
mengunyah, terbagi atas:2,3a. Muskulus Masseter, fungsinya
mengangkat rahang bawah pada waktu mulut terbukab. Muskulus
Temporalis fungsinya menarik rahang bawah ke atas dan ke belakangc.
Muskulus Pterigoid internus dan eksternus, fungsinya menarik rahang
bawah ke depan5. Otot lidah sangat berguna dalam membantu
pancaindra untuk menunyah, terbagi atas: 1a. Muskulus Genioglosus,
fungsinya mendorong lidah ke depanb. Muskulus Stiloglosus,
fungsinya menarik lidah ke atas dan ke belakang
Tulang mandibulaMandibula adalah tulang rahang bawah dan
merupakan tulang muka yang paling besar dan kuat. Mandibula
merupakan satu satunya tulang pada tengkorak yang dapat bergerak.
Mandibula dapat ditekan dan diangkat pada waktu membuka dan menutup
mulut. Dapat ditonjolkan, ditarik ke belakang dan sedikit
digoyangkan dari kiri ke kanan dan sebaliknya sebagaimana terjadi
pada waktu mengunyah. Pada perkembangannya tulang ini terdiri dari
dua belahan tulang yang bersendi di sebelah anterior pada simpisis
mental, persatuan kedua belahan tulang ini terjadi pada umur dua
tahun membentuk sebuah korpus yang letaknya horisontal dan
berbentuk seperti tapal kuda, menjorok ke muka serta mempunyai dua
buah cabang yang menjorok ke atas dari ujung posterior
korpus.1,3Bagian bagian mandibula, yaitu:A. KorpusKorpus juga
mempunyai dua permukaan, yaitu : 1) Permukaan eksternusPermukaan
eksternus kasar dan cembung. Pada bagian ini terdapat suatu linea
oblikum yang meluas dari ujung bawah pinggir anterior ramus menuju
ke bawah dan ke muka serta berakhir pada tuberkumum mentale di
dekat garis tengah. Dan terdapat juga foramen montale yang terletak
di atas linea oblikum dan simpisis menti yang merupakan rigi di
garis tengah yang tidak nyata dibagian atas pada tengah pada tempat
persatuan dari kedua belahan foetalis dari korpus mandibula.1,32)
Permukaan internusPermukaan internus agak cekung. Pada permukaan
ini terletak sebuah linea milohyodea, yang meluas oblik dari di
bawah gigi molar ke tiga menuju ke bawah dan ke muka mencapai garis
tengah, linea milohyodea ini menjadi origo dari muskulus
milohyodeus. Linea milohyoidea membagi fossa sublingualis dari
fossa submandibularis.1,3Korpus mempunyai dua buah pinggir, yaitu
:1) Pinggir atas (alveolaris)Merupakan lekuk dari gigi geligi
tetap. Terdapat delapan lekuk dari masing masing belahan mandibula
( dua untuk gigi seri, satu untuk gigi taring, dua untuk gigi
premolar dan tiga untuk gigi molar). Pada orang tua setelah gigi
gigi tanggal lekuk lekuk ini tidak tampak karena atropi tulang yang
mengakibatkan berkurangnya lebar corpus mandibula.22) Pinggir bawah
(basis)Pinggir ini tebal dan melengkung yang melanjutkan diri ke
posterior dengan pinggir bawah ramus. Sambungan kedua pinggir bawah
ini terletak pada batas gigi molar ke tiga, di tempat ini basis
disilang oleh arteri fasialis. Fossa digastrika yang merupakan
lekukan oval terletak pada masing masing sisi dari garis tengah.
Merupakan origo dari venter anterior muskulus digastrikus.
Sepanjang seluruh basis dilekatkan lapis dari fasia kolli dan tepat
di atasnya (superfasialis) dilekatkan platisma.2B. Ramus1Ramus
terdiri dari dua permukaan, yaitu :1) Permukaan eksternus
(lateralis)Permukaan ini kasar dan datar. Bagian posterior atas
licin yang berhubungan dengan glandula parotis. Sisa dari permukaan
merupakan insersio dari muskulus masseter.2) Permukaan internus
(medialis)Pada permukaan ini terletak foramen mandibulare yang
merupakan awal dari kanalis mandibularis serta dilalui oleh nervus
dentalis dan pembuluh pembuluh darahnya.Pinggir pinggir pada ramus,
yaitu :1. Pinggir superior, merupakan insisura insisura tajam dan
cekung mandibularis di antara prosesus prosesus koronoideus dan
prosesus kondiloideus.2. Pinggir anterior, melanjutkan diri ke
bawah dengan garis oblik.3. Pinggir posterior, tebal dan alur alur
merupakan permukaan medialis dari glandula parotis.4. Pinggir
inferior, melanjutkan diri dengan pinggir inferior korpus dan
bersama sama membentuk basis mandibula
Gambar 3. Tulang Mandibula
Anatomi FungsionalMekanika Pergerakan MandibulaPergerakan
mandibula merupakan hal yang kompleks. Hal ini merupakan gabungan
dari rotasi dan translasi yang terjadi secara tiga dimensi. Untuk
dapat mengerti dengan baik kompleksitas pergerakan ini, perlu
kiranya mempelajari pergerakan yang terjadi pada sendi
temporomandibular secara tersendiri.4
Tipe Pergerakan:Terjadi dua jenis pergerakan dalam sendi
temporomandibular (TMJ). Dua jenis pergerakan ini adalah rotasi dan
translasi.
1. Pergerakan RotasiDalam sistem mastikasi rotasi terjadi ketika
mulut membuka dan menutup pada titik atau sumbu yang tetap dalam
kondilus. Dengan kata lain gigi terpisah dan dapat teroklusi
kembali tanpa adanya perubahan posisi dari kondilus. Pada sendi
temporomandibular, rotasi terjadi sebagai pergerakan dalam kavitas
inferior sendi. Dengan demikian rotasi adalah pergerakan antara
permukaan superior kondilus dengan permukaan inferior dari diskus
artikularis. Pergerakan rotasi dari mandibula dapat terjadi pada
tiga bidang yaitu horizontal, frontal, dan sagital. Pada setiap
bidang hal ini terjadi pada sebuah sumbu yang akan dijelaskan pada
masing-masing pembahasan.4
Aksis Horizontal dari RotasiPergerakan mandibula di sekitar
aksis horizontal adalah pergerakan membuka dan menutup mulut.
Pergerakan ini disebut sebagai hinge movement dan merupakan
satu-satunya yang masih dianggap sebagai pergerakan rotasi
murni.5
Gambar 4. Aksi Horizontal dari Rotasi
Aksis Vertikal dari RotasiPergerakan mandibula di sekitar aksis
frontal terjadi ketika satu kondilus bergerak ke anterior.5
Gambar 5. Aksi Vertikal dari Rotasi
Aksis Sagital dari RotasiPergerakan mandibula dalam aksis
sagital terjadi ketika satu kondilus bergerak kea rah
inferior.5
Gambar 6. Aksi Sagital dari Rotasi
1. Pergerakan TranslasiTranslasi dapat didefinisikan sebagai
pergerakan dimana setiap titik dari objek yang bergerak secara
simultan mempunyai kecepatan dan arah yang sama. Pada sistem
mastikasi, translasi terjadi ketika mandibula bergerak maju seperti
pada protrusi. Baik gigi, kondiulus dan ramus semuanya bergerak
pada arah yang sama ke derajat yang sama.4Translasi terjadi pada
kavitas superior dari sendi, di antara permukaan superior diskus
artikularis dan permukaan inferior dari fosa artikularis (antara
kompleks diskus kondilus dan fosa artikularis). Selama pergerakan
normal dari mandibula, baik rotasi dan translasi terjadi secara
simultan. Dengan kata lain, ketika mandibula berotasi pada satu
atau lebih aksis, setiap aksis bertranslasi (berubah
orientasinya).4,5
Gambar 7. Pergerakan Translasi
Pergerakan Tiga DimensiKetika otot mulai berkontraksi dan
menggerakkan mandibula ke arah kanan, kondilus kiri terdorong ke
luar dari posisi relasi sentralnya. Ketika kondilus kiri
mengelilingi di anterior dari aksis frontal kondilus kanan, ia
berhadapan dengan lengkung posterior dari eminensia artikularis
yang menyebabkan pergerakan inferior dari kondilus di sekeliling
aksis sagital dengan resultan kemiringan pada aksis frontal.
Sebagai tambahan kontak dengan gigi anterior menimbulkan pergerakan
inferior yang sedikit lebih besar di bagian anterior dari mandibula
dari bagian posterior, yang akan menghasilkan pergerakan membuka
pada aksis horizontal. Karena kondilus kiri bergerak ke anterior
dan inferior, aksis horizontal juga berpindah anterior dan
inferior.6Contoh ini menggambarkan selama pergerakan lateral yang
sederhana, gerak terjadi pada setiap aksis, (sagital, horizontal,
vertical) dan secara simultan setiat aksis mengubah kemiringan
untuk mengakomodasi pergerakan aksis lainnya. Semua ini terjadi
dalam envelope of motion dan dikontrol oleh sistem neuromuskulatur
untuk mencegah perlukaan pada struktur oral.4,6
Klasifikasi dan EtiologiTerdapat berbagai jenis dislokasi yang
dapat terjadi melalui mekanisme traumatik atau nontraumatik.Jenis
dislokasi dibedakan berdasarkan letak condylus relatif terhadap
fossa articularis tulang temporal:-Dislokasi anteriorPada dislokasi
tipe ini terjadi perubahan posisi condylus menjadi anterior
terhadap fossa articularis tulang temporal. Dislokasi anterior
biasanya terjadi akibat interupsi pada sekuens normal kontraksi
otot saat mulut tertutup setelah membuka dengan ekstrim. Muskulus
masseter dan temporalis mengangkat mandibula sebelum muskulus
pterygoid lateral berelaksasi, mengakibatkan condylus mandibularis
tertarik ke anterior ke tonjolan tulang dan keluar dari fossa
temporalis. Spasme muskulus masseter, temporalis, dan pterygoid
menyebabkan trismus dan menahan condylus tidak dapat kembali ke
fossa temporalis. Dislokasi jenis ini dapat unilateral atau
bilateral. Dislokasi tersebut dibedakan menjadi akut, kronik
rekuren, atau kronik. 6,7-Dislokasi akut terjadi akibat trauma atau
reaksi distonik, namun biasanya disebabkan oleh pembukaan mulut
yang berlebihan seperti menguap, anestesi umum, ekstraksi gigi,
muntah, atau kejang. Dislokasi anterior juga dapat terjadi setelah
prosedur endoskopik.-Dislokasi kronik akut disebabkan oleh
mekanisme yang sama pada pasien dengan faktor risiko seperti fossa
mandibularis yang dangkal (kongenital), kehilangan kapsul sendi
akibat riwayat disloasi sebelumnya, atau sindrom
hipermobilitas.6,7-Dislokasi kronik terjadi akibat dislokasi TMJ
yang tidak ditangani sehingga condylus tetap berada dalam posisinya
yang salah dalam waktu lama. Biasanya dibutuhkan reduksi
terbuka.6,7
-Dislokasi posterior biasanya terjadi akibat trauma fisik
langsung pada dagu. Condylus mandibularis tertekan ke posterior ke
arah mastoid. Jejas pada meatus acusticus externum akibat condylus
dapat terjadi pada dislokasi tipe ini.5-Dislokasi superior terjadi
akibat trauma fisik langsung pada mulut yang sedang berada dalam
posisi terbuka. Sudut mandibula pada posisi ini menjadi
predisposisi pergeseran condylus ke arah superior dan dapat
mengakibatkan kelumpuhan nervus fasialis, kontusio serebri, atau
gangguan pendengaran.5-Dislokasi lateral biasanya terkait dengan
fraktur mandibula. Condylus bergeser ke arah lateral dan superior
serta sering dapat dipalpasi pada permukaan temporal kepala.5
Faktor RisikoTerdapat beberapa faktor risiko dislokasi TMJ,
antara lain: 8-Fossa mandibularis yang dangkal-Condylus yang kurang
berkembang sempurna-Ligamen TMJ yang longgar-Penyakit jaringan
ikat, misalnya sindrom Marfan, sindrom Ehlers-Danlos
KomplikasiKomplikasi pada TMJ merupakan kondisi sekunder,
simptom, atau gangguan lain yang disebabkan oleh TMJ
sindrom.8Komplikasi dari TMJ dapat berupa: Sakit kepala Sakit pada
rahang Bunyi clik-clik pada rahang. Arthritis Facial pain
Mekanisme Kontraksi Otota. Kontraksi ototKontraksi otot berawal
dari membran neuron membebaskan neurotransmitter asetilkolin
sebagai respon terhadap suatu potensial aksi yang sampai pada
terminal sinaptik sebuah neuron. Asetilkolin berdifusi melalui
persambungan neuromuskuler dan mendepolarisasikan membran plasma
serabut otot, dan potensial aksi akan merambat di sepanjang serabut
itu dan masuk ke dalam tubula T transversal). Di dalam sel otot,
potensial aksi tersebut memicu pelepasan Ca2+ dari retikulum
sarkoplasmik ke dalam sitoplasma. Ca2+ memulai peluncuran filamen
dengan cara pengikatan miosin ke aktin. Kepala miosin akan
menghidrolisis ATP menjadi ADP dan fosfat anorganik (P) dan berada
dalam konfigurasi berenergi tinggi. Kemudian kepala miosin
berikatan dengan aktin dan membentuk titian silang. Dengan
membebaskan ADP dan P (fosfat), miosin berelaksasi sampai pada
keadaan energi rendahnya, yang meluncurkan filamen tipis.
Pengikatan satu molekul baru ATP akan membebaskan kepala miosin.
Pada dasarnya, ketika otot berkontraksi tidak terjadi perubahan
panjang filamen tebal dan tipis, tetapi zona H dan pita I memendek.
Oleh karena itu, susunan filamen yang saling menjalin harus
bergeser/meluncur melewati satu sama lain sewaktu kontraksi.
Jembatan silang (cross-bridge) yang menghubungkan filamen tebal dan
tipis di tahap-tahap tertentu siklus berkontraksi menghasilkan dan
mempertahankan tegangan otot.9,10
b. Mekanisme Relaksasi OtotMekanisme relaksasi pada otot mirip
dengan proses repolaisasi pada sel saraf. Relaksasi otot diawali
dengan penurunan permeabilitas membran sarkolema, retikulum
sarkoplasma, dan tubulus transversus terhadap kalsium. Hal ini
menyebabkan pemasukan kalsium ke sarkoplasma terhenti. Proses
tersebut dilanjutkan dengan pengaktifan pompa kalsium, yang akan
meningkatkan pemompaan kalsium dari sarkoplasma ke tempat
penyimpanan di dalam retikulum sarkoplasma turun secara signifikan
sehingga troponin C tidak lagi berikatan dengan kalsium. Dengan
demikian, konformasi dan posisi troponin serta aktin dan miosin
akan kembali seperti semula sehingga relaksasi pun terjadi.
Pengaktifan pompa kalsium menuntut ketersediaan energi untuk
memompakan kalsium dari sarkoplasma kembali masuk ke tubulus
transversus dan retikulum sarkoplasma. Hal ini dapat diatasi dengan
adanya retikulum sarkoplasma ATP-ase.9,10
KesimpulanRangka manusia tersusun atas tulang-tulang yang
membentuk suatu kerangka tubuh. Fungsi sistem rangka adalah untuk
memberikan topangan dan bentuk tubuh, pergerakan, perlindungan, dan
untuk pembentukan sel-sel darah dan juga sebagai penyimpanan
mineral. Tulang berartikulasi dengan tulang lain pada sebuah
persendiaan dan berfungsi sebagai pengungkit, sementara otot-otot
yang terdapat pada tulang jika berkontraksi akan menimbulkan
pergerakan. Dan jika terdapat gangguan pada unsur-unsur diatas maka
dapat menimbulkan gangguan pada pergerakan tubuh.Sendi
temporomandibula merupakan sendi yang bertanggung jawab terhadap
pergerakan membuka dan menutup rahang, dan mengunyah yang terletak
di depan telinga.Dislokasi pada sendi rahang yaitu temporomandibula
dapat menyebabkan gangguan pergerakan pada sendi rahang yang
ditandai dengan nyeri pada otot wajah, kekakuan atau nyeri pada
otot rahang, nyeri pada daerah pipi, bunyi pada rahang, dan
keterbatasan pergerakan pada rahang. Hal ini dapat terjadi akibat
adanya beberapa faktor risiko seperti membuka mulut terlalu lebar
dan adanya kelainan anatomi ataupun adanya sindrom tertentu yang
menyebabkan adanya kelainan bentuk pada rahang.
Daftar Pustaka1. Sloane Ethel. Sistem rangka. Dalam : Anatomi
dan Fisiologi. Jakarta : EGC ; 2003. h. 92-101.2. Wibowo DS.
Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo ;2008. h. 25-8.3. Faiz O,
Moffat D. At aglance anatomi. Jakarta: Erlangga; 2003. H.108-9.4.
James A. Mandible disorder. Diunduh dari :
http://emedicine.medscape.com/article/823775. 23 Maret 20145. Ault
J, Berman SA. Temporomandibular joint disorder. Diunduh dari :
http://emedicine.medscape.com/article/1143410-diagnosis. 23 Maret
2014.6. Gazali M, Kasim Alwin. Dislokasi mandibula ke arah
anterior. Diunduh dari :
pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/dislokasi mandibula
ke arah anterior.pdf. 23 Maret 2014. 7. Riawan Lucky. Diagnosa
dislokasi kondilus mandibula ke arah anterior. Diunuduh dari :
jurnal.usu.ac.id/dentika/article/view/3140. 23 Maret 2014.8.
UgbokoVI, OginniFO, AjikeSO, OlasojiHO, AdebayoET. A survey of
temporomandibular joint dislocation : etiology, demographics, risk
factors and management in 96 nigerian cases . International journal
of oral and maxillofacial surgery, 2005;34(5):499-502. Diunduh
dari: http://cat.inist.fr/?aModele=afficheN&cpsidt=16863452. 23
Maret 2014.9. Murray RK. Otot & Sitoskeleton. Dalam: Murray RK,
Granner DK, Rodwell VW,penyunting. Biokimia Harper. Ed.27. Jakarta:
EGC; 2006. h.582-7.10. Watson R. Struktur dan kerja otot. Dalam:
Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Ed.10. Jakarta: EGC; 2002. H.
193-94.