DISKURSUS PEMBERITAAN EVALUASI SATU TAHUN PEMERINTAHAN JOKO WIDODO DAN JUSUF KALLA DI HARIAN KOMPAS Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Disusun Oleh Eko Wahyudi 1111051100050 PROGRAM STUDI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438H/ 2016M
146
Embed
DISKURSUS PEMBERITAAN EVALUASI SATU TAHUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34992... · 2017-07-10 · Jokowi – Kalla dalam Nawacita ..... 61 . Tabel 4.2 Kerangka
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
DISKURSUS PEMBERITAAN EVALUASI SATU TAHUN
PEMERINTAHAN JOKO WIDODO DAN JUSUF KALLA DI HARIAN
KOMPAS
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Disusun Oleh
Eko Wahyudi
1111051100050
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438H/ 2016M
i
ABSTRAK
Eko Wahyudi
1111051100050
Diskursus Pemberitaan Evaluasi Satu Tahun Pemerintahan Joko Widodo
dan Jusuf Kalla di Harian Kompas
Awal pemerintahan yang mendapatkan perhatian dari masyarakat yang
tinggi. Pada perjalanan pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla tidaklah selalu
berjalan mulus. Dalam satu tahun perjalanan pemerintahan mengalami permasalan
dari bidang ekonomi, hukum, sosial, dan masih banyak lagi. Ini membuat
pandangan masyarakat terhadap pemerintah menjadi kurang baik. Satu tahun
pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, berusaha disampaikan oleh harian
Kompas melalui rubrik khusus yang mengulas tentang hal ini. Kasus ini dinilai
penting untuk diteliti karena secara langsung atau tidak langsung berhubungan
dengan masyarakat Indonesia.
Berdasarkan konteks di atas, timbul beberapa pertanyaan yaitu, Bagaimana
konstruksi teks wacana pemberitaan satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan
Jusuf Kalla di Harian Kompas? Bagaimana kognisi sosial redaksi dalam
menyajikan pemberitaan satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla di
Harian Kompas? Bagaimana wacana satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan
Jusuf Kalla dari konteks sosial di Harian Kompas?
Untuk menganalisis masalah itu peneliti menggunakan Analisis Wacana
Teun A. Van Dijk yang mengkaji wacana menjadi tiga bagian. Pertama, segi teks,
yang meneliti tulisan dalam pemberitaan. Penelitian dalam segi ini dibagi lagi
menjadi tiga struktur; Struktur Makro. Suprastruktur, dan Struktur Mikro. Kedua,
Kognisi Sosial, yang meneliti mental penulis berita dengan melakukan wawancara
terkait dengan berita yang dibuatnya. Ketiga, Konteks Sosial, melihat
perkembangan yang terjadi di masyarakat kemudian ditelaah dengan menggunakan
data-data untuk menguatkan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.
Penelitian ini hanya akan memfokuskan diri pada kencenderungan Harian Kompas
teks-teks yang mengevaluasi kemajuan atau kemunduran pemerintah selama satu
tahun.
Dari segi teks, Kompas lebih menonjolkan bahwa kinerja pemerintah tidak
mencapai target yang diinginkan oleh masyarakat. Pemerintah mengalami
kemunduran dan tidak tercapainya target dibeberapa bidang. Walaupun, Kompas
juga memberitakan kemajuannya. Pada kognisi sosial, Kompas mengkritik
pemerintah bukan tanpa alasan, media tersebut beranggapan bahwa mereka
mengemban tanggung jawab dari masyarakat sebagai kontrol sosial. Sedangkan
pada konteks sosial, melalui wacana ini, agar pemerintah dapat memperbaiki ke
depannya. Masyarakat juga ikut mendukung pemerintah supaya menjadi lebih baik.
Keyword : pemerintahan, satu tahun, Joko Widodo, masyarakat, dan Kompas.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan nikmat-Nya sehingga atas ridho Allah peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini, juga shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpah kepada Nabi
besar Muhammad SAW dan seluruh keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
Selama menyelesaikan tugas akhir ini peneliti merasakan banyak kendala.
Namun, tekad yang kuat akhirnya membunuh musuh terbesar dalam penyusunan
skripsi ini, yakni rasa malas. Setelah kurang lebih sembilan bulan lamanya,
akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Diskursus
Pemberitaan Evaluasi Satu Tahun Pemerintahan Joko Widodo Dan Jusuf Kalla Di
Harian Kompas”.
Dalam kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Arief Subhan, MA, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Suparto M. Ed, Ph. D, Wakil Dekan I Bidang Akademik,
Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum,
dan Dr. Suhaimi, M.Si, Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
2. Ketua Prodi Jurnalistik, Kholis Ridho, M.A, beserta Sekretaris Prodi
Jurnalistik, Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA. yang membantu
mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan skripsinya.
iii
3. Dr. Gun Gun Heryanto M.Si, dosen pembimbing yang benar-benar
membimbing peneliti. Terima kasih telah bersedia meluangkan waktu,
pikiran, ide, tenaga untuk memberikan masukan kepada penulis terkait
penyusunan skripsi ini. Jasa Anda akan selalu kukenang.
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi atas ilmu
yang telah diberikan kepada peneliti selama ini.
5. Segenap staf Perpustakaan Utama Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi atas buku-buku yang dijadikan referensi penelitian skripsi
ini.
6. Media cetak Harian Kompas, khususnya kepada Tri Agung Kristanto
yang bersedia meluangkan waktu untuk menjadi narasumber penelitian
ini.
7. Kedua orang tua tercinta, Bapak Saidi dan Ibu Suharni yang tidak
pernah berhenti memberikan dukungan berupa do’a, tenaga, harta dan
pikiran untuk peneliti. Semoga sehat selalu dan panjang umur.
8. Adik peneliti Duwi Rahayu yang selalu menghibur peneliti dikala penat.
an.Dana.Kampanye.Prabowo-Hatta.dan.Jokowi-JK. Diakses 03 Maret 2016 5 Yon Thayrun, Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker, (Jakarta : Noura Books, 2012),
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Teori yang digunakan adalah Teori Wacana
Kritis model Teun Van Dijk. Adapun level yang diteliti menurut teori model
Van Dijk yaitu level teks, level kognisi sosial, dan level konteks sosial.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. yaitu suatu
penelitian yang tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan
dalam memberikan penafsiran terhadap hasilnya. Penelitian kualitatif
bersifat empiris, berarti dapat diamati dengan pancaindera (sesuai dengan
kenyataan).10
Pendekatan kualitatif menekankan analisis proses dan proses
berpikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antar
fenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika ilmiah. 11
Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-
dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya.12 Para peneliti
kualitatif sedapat mungkin berinteraksi secara dekat dengan informan,
mengenal secara dekat dengan dunia mereka, mengamati dan mengikuti alur
kehidupan informan secara wajar.13
10 Deddy Mulyana dan Solatun, Metode Penelitian Komunikasi: Contoh-contoh
Penelitian Kualitatif dengan Pendekatan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 11. 11 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi
Aksara, 2013) Edisi-1, Cet.Ke-1, h. 80 12 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, ( Jakarta : Kencana, 2008). h.
56. 13 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif,(Jakarta :Erlangga, 2009), h.24.
12
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian adalah redaksi Koran Kompas dan objek
penelitian ini adalah pemberitaan tentang satu tahun pemerintahan Joko
Widodo dan Jusuf Kalla pada Koran Kompas tanggal 20 dan 21 Oktober
2015, karena pada tanggal tersebut harian Kompas membuat rubrik khusus
yang mengulas tentang satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf
Kalla.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Penulis melakukan pengumpulan data untuk memeroleh informasi
yang diperlukan salah satunya dengan wawancara. Karena wawancara
merupakan hal yang penting dalam penelitian ini. Wawancara akan dilakukan
dengan pihak yang memiliki kekuatan untuk membuat kebijakan dan orang
yang berpengaruh dalam pemberitaan satu tahun pemertintahan Joko Widodo
da Jusuf Kalla di harian Kompas. Dalam hal ini, pimpinan umum, dewan
redaksi, dan reporter menurut peneliti memiliki kompetensi untuk
diwawancarai. Sebelum melakukan wawancara terlebih dahulu peneliti akan
membuat Term of Reference (ToR) agar memudahkan proses wawancara,
sehingga terarah dan tepat sasaran. Wawancara yang dipakai adalah
wawancara secara mendalam.
2. Dokumentasi
Selain wawancara , dokumentasi juga menjadi salah stau teknik
pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti. Data-data yang
13
diperoleh dari dokumentasi juga dijadikan sebagai sumber data sekunder
guna mendukung temuan-temuan data sebelumnya.
G. Teknik Analisis Data
Penulis menggunakan Analisis Wacana Kritis Teun Van Dijk dalam
penelitian mengenai pemberitaan satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan
Jusuf Kalla. Teori ini menggunakan tiga tingkatan analisis, yaitu level teks, segi
kognisi sosial, dan konteks sosial. Ketiga tingkatan tersebut merupakan satu
kesatuan analisis.
Analisis ini memiliki beberapa teori dan metode yang bisa digunakan
untuk melakukan kajian empiris tentang hubungan-hubungan anatara wacana
dan perkembangan sosial dan kultural dalam domain-domain sosial yang
berbeda.14 Tujuan dari analisis wacana kritis adalah menjelaskan dimensi
linguistik kewacanaan fenomena sosial dan kultural dan proses perubahan
dalam modernitas terkini.15
Pada dimensi teks, yang diteliti adalah struktur dari teks. Dalam kognisi
sosial merupakan dimensi untuk menjelaskan bagaimana suatu teks diproduksi
oleh individu kelompok pembuat teks. Sedangkan analisis sosial melihat
bagaimana teks itu dihubungkan lebih jauh dengan struktur sosial dan
pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat atas suatu wacana.16
Dalam analisis model Teun Van Dijk terdiri dari tiga struktur yakni
struktur makro merupakan makna global dari suatu teks. Selanjutnya
14 Mariane W. Jorgensen dan Louise J Philips, Analisis Wacana Teori dan Metode,
interaksi sosial dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami
proses institusionalisasi, dan internalisasi adalah individu mengidentifikasi diri
ditengah lembaga-lembaga sosial dimana individu tersebut menjadi
anggotanya. Pada pernyataan tersebut membuktikan bahwa realitas sosial tidak
dapat berdiri sendiri tanpa adanya kehadiran individu.
Pada pemikiran-pemikiran Derrida itu sejalan dengan pemikiran
Habermas (1972), bahwa ada hubungan yang strategis antara pengetahuan
manusia (baik empiris analitis, historis heurmentik, maupun kritis) dengan
kepentingan (teknis, praktis, atau yang bersifat emansipatoris). Walau tidak bisa
dipungkiri bahwa bisa terjadi sebaliknya yaitu pengetahuan adalah produk
kepentingan.2
Pengetahuan yang dimaksud Berger dan Luckmann adalah realitas
sosial masyarakat. Realitas sosial itu merupakan pengetahuan yang bersifat
keseharian yang berada disekitar masyarakat, seperti konsep, kesadaran umum,
wacana public, sebagai hasil konstruksi sosial.3
Konstruksi sosial atas realitas (social construction of reality)
merupakan suatu teori yang menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan
interaksinya, di mana individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas
Konstruksi yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif. Teori tersebut
diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman melalui bukunya
2 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. Ke-1, h. 23. 3 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. Ke-1, h. 24.
19
yang berjudul “The Social Construction of Reality, a Treatise in the
Socialogical of Knowledge” (1966). 4
Jika melihat fungsi media massa secara umum baik berita cetak dan
elektronik, ini merupakan laporan dari sebuah peristiwa. Itu merupakan realitas
yang diproduksi oleh wartawan dan akan beritakan melalui media yang
menaungi wartawan tersebut. Proses tersebut berusaha mendeskripsikan suasana
pada peristiwa yang berada di sekitar dan dikuatkan oleh beberapa pendapat
narasumber yang berkaitan dengan peristiwa tersebut. Itu semua merupakan
upaya untuk merekonstruksi realitas sosial.
Gay Tuchman mengatakan dalam bukunya Making News (1978), bahwa
berita merupakan konstruksi realitas sosial dan membuat berita merupakan
tindakan mengkontruksi realita itu sendiri, bukan penggambaran realita. Beliau
membuat buku tersebut melalui observasi partisipatoris di ruang berita media
dan mewawancarai pegawai pemberitaan selama sepuluh tahun. Menurutnya
profesionalisme berita dan organisasinya tidak lepas dengan kapitalisme
korporat. Dia juga berpendapat, berita merupakan sumber daya sosial yang
kontruksinya membatasi pemahaman analitis tentang kehidupan masa kini.5
Pada kenyatannya realitas sosial tidak berdiri sendiri tanpa kehadiran
individu, baik di dalamnya maupun di luar realitas tersebut. Realitas sosial itu
memiliki makna, manakala realitas sosial dikonstruksi dan dimaknakan secara
4 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), Cet. Ke-1, h. 193. 5 Werner J Severi dan James W. Tankard, Jr. Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan
Terapan di Dalam Media Massa. (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. Ke-3. h.400-401
20
subjektif oleh individu lain sehingga menetapkan realitas itu secara objektif.
Individu mengkonstruksi realitas sosial dan mengkonstruksinya dalam dunia
realitas, memantapkan realitas itu berdasarkan realitas itu, berdasarkan
subjektivitas lain dalam institusi sosialnya.6
Morrisan berpendapat teori realitas sosial realitas merupakan ide atau
prinsip utama dari kelompok pemikiran atau tradisi kultural. Ide ini menyatakan
bahwa dunia sosial tercipta karena adanya wujud interaksi antara manusia. Cara
bagaimana kita berkomunikasi sepanjang waktu mewujudkan pengertian kita
mengenai pengalaman, termasuk ide kita mengenai diri kita sebagai manusia
dan sebagai komunikator.7
B. Kontruksi Realitas Media Massa
Media sebagai sebuah institusi yang memiliki kekuatan komunikasi
yang sangat luas. Kemampuannya yang menyebarkan pesan ke banyak orang di
berbagai tempat sekaligus. Menjadikan sebagai sumber kekuatan yang berusaha
dimanfaatkan banyak pihak. Media juga sebagai kontrol sosial. Paul Lazarrsfeld
dan Robert K. Merton juga melihat media dapat menghaluskan paksaan
sehingga tampak sebagai bujukan. Mereka juga mengatakan “kelompok-
kelompok kuat kian mengandalkan teknik manipulasi melalui media untuk
mencapai apa yang diinginkan, termasuk agar mereka dapat mengontrol secara
lebih halus.”8
6 Burhan Bungin, Kontruksi Sosial Media Massa,(Jakarta : Kencana, 2008), h.12. 7 Morrisan, M.A, dkk. Teori Komunikasi Massa, (Bogor : Ghalis Indonesia, 2010), h.134. 8 Wiliam L. Rivers, dkk, Media Massa dan Masyarakat Modern, (Jakarta : Prenada
Media, 2003), h.39.
21
Dalam konteks ini,maka konsep media secara aktif menjadi relevan
dalam kaitannya dengan permasalahan yang akan diteliti. Hal ini juga sesuai
dengan yang digunakan,untuk memandang media dilihat bukan sebagai saluran
yang bebas atau netral melainkan sebagai subyek yang mengkonstruksi
realitas,dimana para pekerja yang terlibat dalam memproduksi pesan juga
menyertakan pandangan bias dan pemihakannya.
Media juga merupakan institusi yang berperan sebagai agent of change,
yaitu institusi pelopor perubahan. Dalam menjalankan pandangan media massa
sebagai agen perubahan. Pertama media harus memberikan pencerahan kepada
masyarakat, dengan mengedukasi masyarakat. Media memberikan informasi
yang terbuka dan jujur. Dengan informasi yang terbuka dan jujur diharapkan
masyarakat menjadi masyarakat yang cerdas dan terbuka pemikirannya. Kedua
masyarakat juga harus sebaliknya memberikan informasi kepada media dengan
penyampaian yang jujur. Agar masyarakat ikut berpartisipasi dengan berbagai
kemampuannya. Terakhir media massa juga sebagai media hiburan dan menjadi
institusi kebudayaan yang mendukung perkembangan kebudayaan. Media juga
berperan untuk mencegah perkembangan kebudayaan yang merusak kearifan
lokal yang dijunjung tinggi dan luhur.9
Media massa memiliki peran yang signifikan dalam kehidupan
masyarakat modern. McQuail dalam bukunya yang berjudul Mass
Communication Theories telah merangkum pandangan khalayak terhadap peran
9 Suf Kasman, Pers dan Pencitraan Umat Islam di Indonesia,(Jakarta : Balai Litbang
dan Diklat Kementrian Agama, 2010), h.50.
22
media massa. Ada beberapa perspektif dalam melihat peran media massa.
Pertama, melihat media massa sebagai window on events and experience. Media
dilihat sebagai jendela yang memungkinkan khalayak melihat apa yang sedang
terjadi di luar sana atau pun pada diri mereka sendiri.
Kedua, media sering dianggap sebagai a mirror of events in society and
the world, implying a faithful reflection atau cermin dari berbagai peristiwa
yang ada di masyarakat dan dunia, yang merefleksikan apa adanya. Hal tersebut
merupakan jawaban mengapa selama ini para pengelola media sering merasa
tidak bersalah jika konten media penuh dengan kekerasan, konflik dan hal lain,
karena menurut mereka memang demikian faktanya, media hanya refleksi fakta,
terlepas dari suka atau tidak suka. Padahal, sesungguhnya angle , arah dan
framing dari isi yang dianggap hanya sebagai cerminan realitas ini diputuskan
oleh para professional media, dan di sini khalayak sebagai konsumen media
tidak sepenuhnya bebas untuk mengetahui apa yang mereka inginkan.
Ketiga, melihat media massa sebagai filter atau gatekeeper yang
menseleksi berbagai hal untuk diberikan perhatian atau tidak. Media selalu
memilih isu, informasi, atau bentuk konten yang lain berdasarkan standar para
pengelola media itu sendiri. Dalam hal ini tidak ada peran khalayak, di sini
khalayak hanya dipilihkan oleh media mengenai apa saja yang layak diketahui
dan mendapat perhatian.
Keempat, media massa terkadang dianggap sebagai guide, penunjuk
jalan atau interpreter, yang menerjemahkan dan menunjukkan arah atas
23
berbagai ketidak pastian atau alternatif yang beragam. Kelima, melihat media
massa sebagai wadah untuk mempresentasikan berbagai informasi dan ide-ide
kepada khalayak, sehingga memungkinkan terjadinya tanggapan dan umpan
balik. Terakhir adalah yang keenam, media massa sebagai interlocutor, yang
tidak hanya sekadar tempat berlalu lalu lalangnya informasi, tetapi juga partner
komunikasi yang dapat memungkinkan terjadinya komunikasi yang interaktif.10
Pada kontrol sosial media massa melengkapi kontruksi sosial atas
realitas, dengan menempatkan seluruh kelebihan media massa dan efek media
pada keunggulan. Namun terbentuknya proses dengan tahapan-tahapan
penting.11
1. Tahap menyiapkan materi konstruksi
2. Tahap sebaran konstruksi
3. Tahap pembentukan konstruksi
4. Tahap konfirmasi.
10 Henry Subiakto dan Rahmah Ida, Komunikasi Politik, Media dan Demokrasi, (Jakarta:
sulit untuk membuat definisi berita yang seragam. Belum ada pakem
yang dapat mencakup dari seluruh aspek yang cukup memuaskan.
Tetapi ada beberapa pakar jurnalistik Indonesia yang coba
mendefinisikan berita. Ada menurut Djafar H. Assegaff “berita adalah
laporan tentang fakta atau ide terkini, yang dipilih oleh wartawan untuk
disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca. Entah karena luar
biasa, karena penting, atau karena akibat yang ditimbulkan, atau entah
mencakup aspek human interest.” Pada buku perspektif pers Indonesia
juga tertulis menurut Jakob Oetama bahwa “berita itu bukan fakta,tapi
laporan tentang fakta itu sendiri. Suatu peristiwa menjadi berita hanya
apabila ditemukan dan dilaporkan oleh wartawan atau membuatnya
masuk dalam kesadaran public dan dengan demikian menjadi
pengetahuan public.”22 Adapun menurut Ras Siregar secara sederhana
mengatakan bahwa berita adalah kejadian yang diulang dengan kata-
kata. Sering ditambah gambar atau sebuah gambar saja.23 Dari ketiga
definisi tersebut bahwa berita merupakan laporan terdiri dari kata-kata
atau gambar yang berdasarkan fakta yang mengandung keterbaharuan
dan aspek berita lainnya yang disebarkan kepublik untuk menimbulkan
suatu akibat.
22 Sedia Willing Barus, Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita, (Jakarta:Erlangga,
2010). h.26. 23 Abdul Chaer, Bahasa Jurnalitik,( Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h.11.
31
Dalam sebuah berita menurut Djafar H. Assegaf harus terdapat beberapa
unsur ini:24
1. Aktual
2. Jarak
3. Penting
4. Luar biasa
5. Akibat yang ditimbulaknnya
6. Ketegangan
7. Mengandung konflik
8. Seks
9. Kemajuan-kemajuan yang dimiliki
10. Emosi
11. Humor
a. Nilai Berita
Pada definisi di atas telah dijelaskan apa itu berita. Dalam
sebuah pemberitaan juga harus terdapat nilai-nilai yang terkandung
agar berita menjadi menarik perhatian khalayak. Dalam sebuah berita
bisa terdapat satu nilai berita atau pun lebih. Pada buku Jurnalisme
Kontemporer dijelaskan ada Sepuluh niai berita yaitu:25
1. Immediacy
Immediacy kerap diistilahkan dengan timeless. Artinya
terkait kesegaran peristiwa yang dilaporkan. Pada sebuah berita
24 Sedia Willing Barus, Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita, (Jakarta:Erlangga,
2010).h.32 25 Septian Santan K, Jurnalisme Kontemporer, (Jakrta : Obor Indonesia. 2005), h. 18
32
sering dinyatakan sebagai laporan dari kejadian yang baru
berlangsung. Jika kejadiannya sudah lampau itu dinamakan
sejarah. Pada sebuah berita keterbaharuan sangat ditekankan.
2. Proximity
Berita akan menarik khalayak apabila adanya kedekatan
peristiwa yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Karena pembaca
akan tertarik dengan apapun yang berhubungan dengan mereka,
seperti orang terdekat, kota atau segala apapun kesukaan
mereka.
3. Consequence
Berita yang menimbulkan efek kepada pembaca dalam
kehidupannya adalah berita yang mengandung nilai
konsekuensi. Seperti berita kenaikan harga barang poko dan
harga BBM (Bahan Bakar Minyak), berita itu merupakan yang
sangat berhungan langsung dengan kelangsungan hidup
masyarakat dan berpengaruh pada daya beli masyarakat yang
akan meningkat atau menurun.
4. Conflict
Berita yang mengandung peristiwa perang, demostrasi,
atau kejahatan kriminal, merupakan contoh elemen konflik
dalam sebuah pemberitaan.
33
5. Oddity
Berita yang mengandung hal yang tidak biasa terjadi dalam
kehidupan. Seperti berita tentang adanya penyakit baru atau
kelahiran bayi kembar lima.
6. Sex
Dalam sebuah pemberitaan elemen seks kerap disematkan di
dalamnya. Seperti tentang skandal pemain olahraga dan politisi
dengan seorang wanita. Itu membuat orang menjadi tertarik.
7. Emotion
Elemen emosi kerap dinamakan dengan elemen human
interest. Pada elemen ini menyangkut kisah-kisah yang
mengandung kesedihan, kemarahan, simpati, cinta, kebencian,
kebahagian dan humor.
8. Prominence
Ketika seorang atau benda sudah menjadi terkenal dan
dikenal orang banyak orang, maka ia akan diburu oleh pewarta
berita. Itu merupakan salah satu daya tarik perhatian banyak
orang.
9. Suspense
Elemen ini menunjukan sesuatu yang ditunggu-tunggu
terhadap sebuah peristiwa oleh khalayak. Seperti berita tentang
siapa tersangka yang terlibat dalam sebuah kasus pembunuhan
dan apa penyebabnya.
34
10. Progress
Elemen ini meruapakan elemen perkembangan peristiwa
yang ditunggu masyarakat. Seperti tentang perseteruan Palestina
dan Isreal yang terus menerus berselisih dan bagaimana
keberlangsungan kehidupan di sana.
b. Jenis Berita
Pada surat kabar pada umumnya jenis berita dibagi menjadi tiga,
yaitu:26
1. Berita Langsung (Straight News)
Pada berita ini disusun untuk menyampaikan peristiwa
dengan cepat, agar diketahui oleh pembaca. Prinsip
penulisannya seperti piramida terbalik. Penulis menempatkan
informasi yang penting pada bagian atas berita dan yang kurang
penting pada bagaian bawah. Penulisan seperti ini bertujuan
agar pembaca dapat langsung mengetahui inti dari berita
tersebut.
2. Berita Ringan (Soft News)
Yang terpenting pada berita ini adalah bukan tentang
pentingnya peristiwa, tetapi unsur yang menarik dan menyentuh
perasaan manusia. Berita ini juga dikatakan berita ringan karena
tidak terikat dengan keaktualan dan dapat bertahan lama.
26 Abdul Chaer, Bahasa Jurnalistik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h.16-17.
35
Maksud dari bertahan lama, berita ini dapat dibaca kapan pun
tidak mengenal waktu.
3. Berita Kisah (Feature)
Berita kisah adalah tulisan yang dapat menyentuh perasaan
ataupun menambah pengetahuan. Berita ini dapat ditulis dari
peristiwa yang sudah lampau. Begitu pun peristiwa dengan
peristiwa yang terkini. Berita kisah ini tidak mempermasalahkan
kekinian dan waktu.
36
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Harian Kompas
Intisari adalah awal dari kerjasama PK. Ojong dengan Jakob Oetama.
Pada saat memperoleh ijin terbit bagi majalah Intisari mereka berdua pergi ke
gedung Kodam (Kodam daerah Militer). Hal ini merupakan awal permulaan
dari Kelompok Kompas Gramedia, yang awalnya berkembang dan multiple
media sebagai core business (bisnis inti), tetapi kemudian berkembang menjadi
multi buseness group of companies (kelompok perusahaan multibisnis) yang
terdiri atas related diversification dan unrealated diversification (hubungan
aneka ragam yang terkait dan tidak terkait).1
Pada awal tahun 1965 Letjen Ahmad Yani selaku Menteri atau
panglima TNI AD menelepon rekan sekabiet Drs Frans Seda. Dia memberikan
ide untuk menerbitakan koran yang bertujuan untuk membangkitkan semangat
republik bagi rakyat juga tentara untuk melawan pers komunis. Lalu Frans Seda
membicarakan ide tersebut kepada Ignnatius Josef Kasimodan rekan yang
memimpin majalah Intisari PK Ojong dan Jakob Oetama. PK Ojong dan Jakob
Oetama kemudian mengerjakan ide untuk membuat penerbitan koran. Semula
pemilihan namanya Bentara Rakyat, maksud dari nama tersebut untuk
1 Suf Kusman, Pers dan Penciraan Umat Islam di Indonesia,( Jakarta : Balai Litbang
Kemenag RI, 2010) h.149
37
menunjukan kepada masyarakat bahwa pembela rakyat yang sebenarnya bukan
PKI.
Pada kesempatan dinas yang dijalani oleh Frans Seda bertemu Presiden
Soekarno di Istana Merdeka. Sebelumnya Soekarno telah mendengar bahwa
Frans Seda akan menerbitkan sebuah koran lalu beliau menyarankan nama
Kompas, diharapkan nama tersebut memberikan arti. Maksud dari nama
tersebut adalah memberi arah dan jalan dalam mengarungi lautan atau hutan
rimba.
Pada proses mendapatkan izin terbit mengalami kesulitan karena PKI
dan kaki tangannya mengusai departemen Penerangan Pusat dan Daerah. Tahap
demi tahap rintangan dapat dilewati. Persyaratan terakhir untuk dapat terbit
adalah dengan melengkapi bukti 3000 orang pelanggan. Frans Seda tidak
kehabisan akal dengan berinisiatif mengumpulkan tanda tangan dari anggota
partai, guru sekolah, anggota-anggota koperasi Kopra Primer di Kabupaten
Ende Lio, Kabupaten Sikka , dan Kabupaten Flores Timur. Dalam waktu yang
singkat 3000 tanda tangan telah terkumpul dengan persyaratan tersebut surat
perizinan sudah dapat dikeluarkan. Pers PKI bereaksi keras dengan munculnya
Kompas sebagai media cetak.2
Perjalanan Harian Kompas menggapai kepercayaan pembaca nusantara
harus melalui serangkaian perjuangan panjang. Harian Kompas masih menyapa
pagi anda sekitar separuh abad berikutnya diisi dengan berbagai catatan
2 Suf Kusman, Pers dan Penciraan Umat Islam di Indonesia,( Jakarta : Balai Litbang
Kemenag RI, 2010) h. 153
38
pencapaian. Harian Kompas adalah surat kabar Indonesia yang berkantor pusat
di Jakarta. Kompas didirkan oleh PK. Ojong (Almarhum) dan Jakob Oetama,
tahun 28 Juni 1965. Mengusung semboyan “Amanat Hati Nurani Rakyat”,
Kompas diharapkan menjadi sumber referensi terpercaya, akurat dan
mendalam.3 Pada tahun tersebut semua surat kabar mempunyai afiliasi yang
jelas. Kompas berafiliasi dengan militer dan aktivis Khatolik, masih banyak
surat kabar yang berafiliasi dengan agama lain, seperti Sinar Harapan yang
dekat dengan Kristen Protestan. Selain itu juga koran Duta Masyarakat yang
berafiliasi dengan kelompok Islam tradisional, Nahdhtul Ulama (NU).
Harian Kompas pertama terbit empat halaman. Pada Kompas edisi
pertama memasang sebelas berita luar negeri dan tujuh berita dalam negeri di
halaman pertama. Berita utama pada saat itu berjudul KAA Ditunda Empat
Bulan. Di halaman pertama pojok kiri atas tertulis nama Pemimpin Redaksi Drs.
Jakob Oetama, Staf Redaksi: Drs. J. Adisubrata, Lie Hwat Nio SH, Marcel
Beding , Th. Susilastuti, Tan Soei Sing, J. Lambangdjaja, Tan tik Hong, Th.
Ponis Purba, Tinon Prabawa, Eduard Liem.4
Semenjak Kompas pindah percetakan ke Masa Merdeka Jl. Sangaji, di
Jakarta yang sebelumnya dilakukan oleh Eka Grafika. Itu dikarenakan
percetakan yang lebih baik dan lebih cepat. Kompas mengalami meningkatan
oplag yang lebih baik, sebelumnya di Eka Grafika 4.800 exemplar melonjak
menjadi 8.003 exemplar. Pada 26 Juni 1967, oplag Kompas 30.650 exemplar.
3 Diakses 26 februari jam 14.00 WIB http://profile.print.kompas.com/produk/hariankompas/ 4 Suf Kusman, Pers dan Penciraan Umat Islam di Indonesia,( Jakarta : Balai Litbang
Kemenag RI, 2010) h.155
39
Setahun kemudian mencapai 44.000 exemplar. Dua tahun kemudiaa penjualan
Kompas mencapai 80.412 exemplar. Dari jumlah tersebut, sekitar 40% terjual
di Jakarta leih kurang 31.000, selebihnya beredar di luar Jakarta. Setelah tahun
1980 oplag Kompas mengalami perkembangan pesat hingga 600.000 pada
tahun 1986 selama sebulan. Sekarang rata-rata 500.000 exemplar (Senin-
Jumat), sekitar 600.000 di hari Sabtu-Minggu. Oplag terbesar dicapai pada
waktu ulang tahun Bung Karno ke 100 dalam edisi khusus.5
Kompas sempat dua kali dilarang terbit. Pertama, pada 2 Oktober 1965
ketika Penguasa Pelaksana Perang Daerah Jakarta Raya mengeluarkan larangan
terbit untuk semua surat kabar, termasuk Kompas, sebagai upaya agar
pemberitaan tidak menambah rasa bingung masyarakat terkait peristiwa
Gerakan 30 September yang tengah berkecamuk. Kompas terbit kembali pada
6 Oktober 1965. Pada 21 Januari 1978, Kompas untuk kedua kalinya dilarang
terbit bersama enam surat kabar lainnya. Pelarangan terkait pemberitaan seputar
aksi mahasiswa menentang kepemimpinan Presiden Soeharto menjelang
pelaksanaan Sidang Umum MPR 1978. Pelarangan bersifat sementara sampai
5 Februari 1978.6
Pada perkembangannya Harian Kompas menuju yang lebih baik. Kompas
telah memiliki jumlah pembaca yang banyak tentunya ini berkorelasi dengan
berkembangan yang positif. Kompas sebagai surat kabar terbesar maka
pendistribusian sebagai saluran komunikaso politik semakain besar pula
5 Suf Kusman, Pers dan Penciraan Umat Islam di Indonesia , h. 156 6 print.kompas.com/sejarah diakses 2 Februaru 2016
40
dampaknya. Apabila berhubungan dengan pengaruh kekuasaan Kompas
biasanya sering dijadikan salah satu cermin atau barometer dalam melihat
kehidupan sosial pilitik dan ekonomi masyarakatnya.
Berhubungan perbaikan kinerja Kompas dalam pemberitaan, Kompas
membuat tim Ombusman Kompas. Ini merupakan lembaga yang independen
yang anggotanya terdiri dari orang-orang yang berasal dari luar media Kompas.
Tim ini bertugas mengevaluasi isi Kompas dan memberi saran perbaikan pada
manajemennya.7 Kompas telah berhasil menjadi media nasional yang terus
berkembang dan memperbaiki diri. Kompas juga berhasil meningkatkan jumlah
pelanggan di kalangan masyarakat kelas menengah perkotaan yang sedang
tumbuh.
B. Visi dan Misi Harian Kompas
Pada setiap media mempunyai tujuan dan arah untuk dijadikan dasar.
Media dalam pelaksaannya menerapkan visi dan misi yang telah mereka buat
dengan matang untuk dijadikan panduan. Semua wartawan dan orang yang
bekerja dalam sebuah media perlu paham dalam menjalankan panduan
tersebut. Pada tulisan di bawah logo Kompas berisi motto “Amanat Hati
Nurani Rakyat” ini merupakan gambaran dari visi dan misi harian Kompas
yang berusaha menyuarakan suara hati nurani rakyat.
Menurut Santoso dalam bukunya Sejarah, Organisasi dan Visi Misi,
Kompas ingin berkembang sebagai institusi pers yang mengedepankan
7 Suf Kusman, Pers dan Penciraan Umat Islam di Indonesia, h.157
41
keterbukaan, meninggalkan perkotakan latar belakang suku, agama, ras, dan
golongan. Kompas lembaga terbuka, kolektif. Ingin ikut serta dalam
mencerdaskan bangsa. Kompas juga ingin menempatkan kemanusiaan sebagai
nilai tertinggi. Rumusan bakunya adalah “humanism transcendental”. “Kata
Hati Mata Hati” pepatah yang kemudian ditemukan, menegaskan sangatlah
empathy dan compassion. 8
1. Visi Harian Kompas
“Menjadi institusi yang memberikan pencerahan bagi
perkembangan masyarakat Indonesia yang demokratis dan
bermartabat, serta menjunjung tinggi asas dan nilai kemanusiaan.”
Dalam kiprahnya dalam industri pers visi Kompas berpartisipasi
membangun masyarakat Indonesia baru berdasarkan Pancasila melalui
prinsip humanisme transendental (persatuan dalam perbedaan) dengan
menghormati individu dan masyarakat adil dan makmur.9 Apabila
diuraikan sebagai berikut :
Pertama, Kompas adalah lembaga pers yang bersifat umum dan
terbuka. Kedua, Kompas tidak melibatkan diri dalam kelompok-
kelompok tertentu baik politik, agama, sosial, atau golongan, ekonomi.
Ketiga, Kompas secara aktif membuka dialog dan berinteraksi positif
dengan segala kelompok. Keempat, Kompas adalah koran nasional
yang berusaha mewujudkan aspirasi dan cita-cita bangsa. Kelima,
8 F.A Santoso, Sejarah Organisasi dan Visi Misi, . h.4. 9 Suf Kusman, Pers dan Penciraan Umat Islam di Indonesia, h.159
42
Kompas bersifat luas dan bebas dalam pandangan yang dikembangkan
tetapi selalu memperhatikan konteks struktur kemasyarakatan dan
pemerintahan yang menjadi lingkungan.10
2. Misi Harian Kompas
Misi Kompas adalah mengantisipasi dan merespon dinamika
masyarakat secara professional, sekaligus memberi arah perubahan
(Trend Setter) dengan menyediakan dan menyebarluaskan informasi
terpercaya. Kompas berperan serta ikut mencerdaskan bangsa, menjadi
nomor satu dalam semua usaha diantara usahausaha lain yang sejenis
dalam kelas yang sama. Hal tersebut dicapai melalui etika usaha bersih
dengan melakukan kerja sama dengan perusahaan-perusahan lain.
Pertama, Kompas memberikan informasi yang berkualitas
dengan ciri: cepat, cermat, utuh, dan selalu mengandung makna.
Kedua, Kompas memiliki bobot jurnalistik yang tinggi dan terus
dikembangkan untuk mewujudkan aspirasi dan selera terhormat yang
dicerminkan dalam gaya kompak, komunikatif dan kaya nuansa
kehidupan dan kemanusiaan. Ketiga, kualitas informasi dan bobot
jurnalistik dicapai melalui upaya intelektual yang penuh empati dengan
pendekatan rasional, memhami jalan pikiran dan argumentasi pihak
lain, selalu berusaha mendudukan persoalan dengna penuh
10 Suf Kasman, Pers dan Pencitraan Umat Islam di Indonesia, h. 160.
43
pertimbangan tetapi kritis dan teguh pada prinsip. Keempat, berusaha
menyebarkan informasi seluas-luasnya dengan meningkatkan tiras.11
Dalam mewujudkan misinya, Kompas juga berusaha
mencerdaskan masyarakat agar timbul kepekaan terhadap lingkungan
sekitarnya dengan tulisannya. Kompas juga tidak pernah membuat
berita yang sensasional. Kompas tidak juga menggunakan bahasa yang
vulgar dalam pemberitaanya hanya sekedar untuk mengejar
keuntungan. Kompas juga ingin ikut bertanggung jawab dalam
mencerdaskan dan mendidik pembacanya menjadi humanis.
Untuk dapat realisasikan visi dan misi Kompas harus
memperoleh keuntungan dan usaha. Namun keuntungan yang dicari
bukan sekedar demi keuntungan itu sendiri tetapi menunjang
kehidupan layak bagi karyawan dan pengembangan usaha sehingga
mampu melaksanakan tanggung jawab sosialnya sebagai perusahaan.
C. Nilai-Nilai Dasar Harian Kompas
Seluruh kegiatan dan keputusan harus berdasarkan dan mengikuti nilai-nilai
sebagai berikut:12
1. Menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan harkat
dan martabatnya
2. Mengutamakan watak baik
3. Profesionalisme
11 Suf Kusman, Pers dan Penciraan Umat Islam di Indonesia, h. 160-161. 12 F.A Santoso, Sejarah Organisasi dan Visi Misi, h.4.
44
4. Semangat kerja tim
5. Berorientasi pada kepuasan konsumen
6. Tanggung jawab sosial
7. Kita bertingkah laku mengikuti nilai-nilai tersebut, dengan begitu kita
kan memberikan jasa yang memuaskan bagi pelanggan.
D. Struktur Organisasi Harian Kompas
PT. Kompas Media Nusantara adalah lembaga media massa, pemimpin
tertinggi adalah Pemimpin Umum, Pemimpin Umum dibantu oleh Wakil
Pemimpin Umum Bidang Non Bisnis dan Wakil Pemimpin Umum Bidang
Bisnis, kemudian ada Pemimpin Redaksi yang bertanggung jawab di bidang
redaksi, dan pemimpin Perusahaan yang bertanggung jawab di bidang bisnis.
Dibawah Pemimpin Redaksi ada Redaktur Pelaksana dan dibawahnya terdapat
Kepala Desk, Kepala Biro dan paling bawah adalah Reporter. Di bidang bisnis,
di bawah Pemimpin Perusahaan ada General Manajer Iklan dan dan General
Manajer Sirkulasi, serta General Manajer marketing communication. Di antara
dua bidang itu, ada bagian penelitian dan pengembangan, Direktorat SDM-
Umum, dan Teknologi informasi. Mereka sifatnya supporting dan di bawah
supervise Wakil Pemimpin Umum non bisnis, sementara untuk Pemimpin
Perusahaan disupervisi Wakil Pemimpin Umum bidang bisnis. Pembagian
dalam struktur organisasi ini, dimaksudkan untuk memudahkan pembagian
45
sistem kerja. Produk Kompas yang dihasilkan itu merupakan hasil kerja sinergis
dari unit-unit yang ada dalam struktur organisasi.13
Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Harian Kompas14
13 Suf Kasman, Pers dan Pencitraaan Umat Islam di Indonesia, h.161. 14 Human Resources Departement Kompas, 2012
46
1. Struktur Redaksi Harian Kompas15
a. Pemimpin Umum : Jakob Oetama
b. Wakil Pemimpim Umum : Lilik Oetama,
Rikard Bangun
c. Pemimpin Redaksi/
Penanggung Jawab : Budiman Tanuredjo
d. Wakil Pemimpin Redaksi : Trias Kucahyono
Ninuk Mardiana Pambudi
James Lahulima
e. Redaktur Senior : St. Sularto
f. Redaktur Pelaksana : Mohammad Bakir
g. Wakil Redaktur Pelaksana : Rusdi Amral
Try Harijono
P.Tri Agung Kristanto
Sutta Dharmasaputra
h. Sekretaris Redaksi : Subur Tjahjono
Mohammad Nasir
E. Kebijakan Redaksional
Kebijakan redaksional menjadi arahan para jurnalis Kompas untuk turun
ke lapangan mencari bahan berita dan menjadi pertimbangan bagi dewan
15 Harian Kompas edisi 25 Oktober 2015
47
redaksi untuk menurunkan dan menjadi pertimbangan bagi dewan redaksi
untuk menurunkan tulisan, memilih sumber berita, menentukan judul berita,
menempatkan suatu berita, dan sejenisnya dalam setiap episode tulisan oleh
harian Kompas. 16 Kebijakan redaksional juga merupakan penjabaran dari
tujuan media yang mendasari dari langkah media dalam menyajikan
informasi.
Pada dewan keradaksian mereka sebelum membuat berita
melakukan rapat redaksi untuk menentukan berita yang akan diterbitkan.
Mereka bersama-sama membicarakan apa yang mempunyai nilai berita
yang lanyak untuk dijadikan berita. Dewan redaksi akan mencari bahan-
bahan tulisan dari wawancara, data lapangan, analisis pakar, dan
sebagainya. Nanti bahan-bahan tersebut akan diberikan redaktur untuk
diseleksi untuk dijadikan tulisan yang mencerminkan dari visi dan misi
harian Kompas.
1. Bidang Redaksi
a. Perencanaan
Dilaksanakan rapat pagi dalam merencanakan berita yang akan
dimuat, berdasarkan :
1. Adanya undangan acara yang diterima Kompas.
2. Peliputan berita yang diterapkan di tiap-tiap desk.
16 Suf Kasman, Pers dan Pencitraan Umat Islam di Indonesia, h. 165.
48
3. Penepatan event tertentu, dimana dalam upaya pencarian berita
disesuaikan dengan aktualitas peristiwa yang terjadi.17
b. Pengorganisasian
Redaktur mengkoordinasi wartawan-wartawan untuk mencari dan
menulis berita sesuai dengan yang direncanakan dalam rapat pagi
dan menunjuk wartawannnya untuk mengerjakan tugas-tugas
pencarian berita tersebut.18
c. Pelaksanaan
Dilaksanakan rapat sore untuk menetapkan berita yang akan dimuat
dalam surat kabar dan membuat head line berita. Apabila data belum
lengkap maka akan ditambah atau dicari lagi. Setelah berita akurat,
berita disunting oleh desk sunting. Setelah disetujui, kemudian akan
disunting dalam bentuk lay out koran untuk dicetak. Dead line
ditetapkan pukul 23.00 . Percetakan dimulai pukul 01.00.
d. Pengevaluasian
Dilakukan evaluasi ditiap-tiap bidang redaktur, selain mengevaluasi
berdasarkan mmasukan dari pembaca yang menelpon atau
mengirimkan fax/email. Evaluasi akan dibahas pula dalam rapat
Rabu (rapat mingguan) sebagai dasar perencanaan yang juga akan
dibahas dalam rapat pagi. Evaluasi dilihat dari segi :
- Pencetakan susunan huruf dan kata-kata.
- Bentuk dan sususan berita pada setiap halaman.
- Isi beritanya
17 F. A Santoso, Sejarah Organisasi dan Visi Misi, h.8. 18 F. A Santoso, Sejarah Organisasi dan Visi Misi,, h.8.
49
BAB IV
HASIL TEMUAN DAN ANALISIS TEKS BERITA
Bab ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian terhadap pemberitaan
satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla pada harian Kompas dengan
menggunakan analisis wacana milik Teun Van Dijk. Pada analisis ini terdiri atas
strukstur teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.
Pada kaitannya pemberitaan satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan
Jusuf Kalla, harian Kompas menerbitkan edisi khusus dalam pemberitaan tersebut
selama dua hari. Peneliti meneliti lima judul yang terkait pemberitaan evaluasi satu
tahun Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Ini juga terkait pesan politik yang berusaha
disampaikan oleh jurnalis yang merupakan salah satu komunikator politik, karena
jurnalis adalah komunikator yang secara professional dan melembaga turut
mempublikasikan isu, opini dan fakta politik yang dapat diakses oleh masyarakat
luas. Mereka mempunyai cara yang khas untuk menghubungkan dengan khalayak.
Mereka berusaha menempatkan peristiwa pada agenda diskusi public.1
Lima judul yang akan diteliti ialah Menanti Realisasi dari Janji Jokowi –
Kalla dalam Nawacita, Wapres : Pemerintah Tak Bisa Puaskan Semua,
1 Gun Gun heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik Suatu Pengantar,( Bogor:
Ghalia Indonesia, 2013), h.18.
50
Pemberantasan Korupsi Jadi Ganjalan, Menjaga Kesejahteraan Sosial di Masa
Sulit, Rapor Merah Bidang Ekonomi. Berikut hasil analisis lima berita tersebut:
A. Analisis Struktur Teks Berita
Pada analisis Teun Van Dijk mempunyai tiga tingakatan yang saling
berhubungan satu dengan yang lain. Pertama, struktur makro terdapat elemen
tematik yang bermakna global dari suatu teks yang diamati tema yang diangkat
oleh suatu teks. Kedua, superstruktur merupakan struktur wacana yang
berhubungan dengan kerangka teks. Pada superstruktur terdapat elemen
skematik yang membahas bagian dan urutan berita yang utuh, seperti
pendahuluan, isi dan penutup. Ketiga, struktur mikro merupakan makna wacana
yang diamati dari bagian keccil suatu teks. Pada struktur mikro terdiri dari
semantik (latar, detail, maksud, dan praangapan), sintaksis(koherensi dan kata
ganti), stilistik(leksikon), dan retoris(grafis).
1. Analisis Berita 1 Edisi 20 Oktober 2015, “Menanti Realisasi dari Janji
Jokowi – Kalla dalam Nawacita”
a. Struktur Makro Tematik
Pada struktur makro yang diamati adalah tematik. Struktur ini fokus
pada gagasan inti atau yang utama akan disampaikan suatu teks. Pada
tema utama juga didukung oleh sub topik agar lebih mendukung tema
yang disampaikan. Pada wacana Menanti Realiasasi dari Janji Jokowi-
Kalla dalam Nawacita, wartawan berusaha menyampaikan bahwa janji
kampanye pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang tertuang
dalam Nawacita pada poin ke empat, tentang penegakan hukum yang
51
bebas korupsi, terpercaya dan bermartabat diragukan dapat terealisasi.
Pada wacana ini wartawan memberikan pernyataan-pernyataan tentang
pemerintahan Jokowi dan Kalla selama setahun tidak memenuhi
harapan publik. Seperti penunjukan Jaksa Agung HM Prasetyo yang
dari kalangan politisi, penunjukan Budi Gunawan sebagai calon Kapolri
yang tersangkut kasus korupsi, dan Presiden seakan-akan membiarkan
KPK diserang oleh polisi karena penetapan Budi Gunawan yang
tersandung kasus korupsi, dengan penetapan dua pimpinan KPK
menjadi tersangka Ini ditemukan pada paragraf kedua, ketiga, dan lima:
“Namun, keyakinan tersebut mulai dipertanyakan saat Presiden
menunjuk HM Prasetyo sebagai Jaksa Agung. Sebab, meski pernah
menjabat Jaksa Agung Muda Pidana Umum, setelah pensiun,
Prasetyo menjadi Politikus Nasdem. Apalagi, sebelumnya, ada
pernyataan mantan Sekretaris Kabinet Andi Widjayanto bahwa
Jaksa Agung yang dipilih adalah professional hukum yang
kredibilitas teruji.”2
“Presiden Menyodorkan Komisasaris Jenderal Budi Gunawan
sebagai calon Kepala Kepolisisan Negara RI ke DPR. Tak
berselang lama, KPK Menetapkan Budi Gunawan sebagai
tersangka dalam kasus dugaan gratifikasi.”3
“Apalagi, belakangan, dua pemimpin KPK, Abraham Samad dan
Bambang Widjojanto, ditetapkan sebagai tersangka oleh Badan
Reserse Kriminal Polri.”4
Masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dianggap tidak bisa
menyelesaikan masalah penegakan hukum yang melanda KPK,
merupakan salah satu janjinya yang tertuang dalam nawacitanya pada
saat kampanye.
2 Berita berjudul Menanti Realiasasi dari Jokowi-Kalla dalam Nawacita. (Kompas/ Edisi
20/10/15) 3 Berita berjudul Menanti Realiasasi dari Jokowi-Kalla dalam Nawacita. (Kompas/ Edisi
20/10/15) 4 Berita berjudul Menanti Realiasasi dari Jokowi-Kalla dalam Nawacita. (Kompas/ Edisi
20/10/15)
52
b. Superstruktur ; Skematik
Skematik adalah bagaimana bagian dan urutan berita diskemakan
dalam teks berita secara utuh,5 karena setiap wacana mempunyai alur
teks. Pada teks juga terdapat bagian teks yang terdiri dari pendahuluan,
isi, dan penutup. Ini berguna untuk membentuk kesatuan arti.
Pada pendahuluan dimulai dengan judul Menanti Realisasi dari
Janji Jokowi-Kalla dalam Nawacita dan dilanjut dengan lead:
“Di masa awal berkuasa, Presiden Joko Widodo sempat menuai
simpati saat menggunakan refrensi Komisi Pemberantasan Korupsi
dalam memilih calon anggota Kabinetnya. Publik meyakinkan,
langkah presiden ketika itu untuk memilih anggota kabinet yang
tidak memiliki catatan negatif soal korupsi.”6
Lead yang digunakan pada berita tersebut lead deskriptif, wartawan
berusaha menjelaskan awal pemerintahan Joko Widodo yang bersih dan
jauh dari korupsi, dengan dia memilih kabinetnya melalui saran KPK.
Ini berhubungan dengan judul di atas, cara tersebut merupakan salah
satu cara pemerintahan Joko Widodo untuk merealisasikan janji
kampanyenya.
Selanjutnya isi, pada bagian ini wartawan memaparkan capaian-
capaian penegakan hukum pada masa pemerintahan Joko Widodo yang
belum memuaskan. Seperti menampilkan data Indonesia Corupption
Watch (ICW) tentang kinerja aparat penegak hukum dalam menyidik
sangat menghawatirkan dengan modus penggelapan yang paling
sering dilakukan. Di bawah foto tersebut juga menampilkan caption
bahwa dari 169 kasus korupsi yang terjadi di sektor insfrastruktur
senilai Rp 821,1 triliun. Wartawan benar-benar ingin menunjukan
bahwa kasus korupsi di Indonesia sudah dalam tingkatan yang sudah
kritis yang mengrogoti harta negara.
Tabel 4.1 Kerangka Analisis Data
Menanti Realisasi dari Janji Jokowi – Kalla dalam Nawacita
Struktur
Wacana
Elemen Keterangan
Struktur Makro Topik/ Tema Masa pemerintahan Presiden Joko
Widodo dianggap tidak bisa
menyelesaikan masalah penegakan
hukum yang melanda KPK, merupakan
salah satu janjinya yang tertuang dalam
nawacitanya pada saat kampanye.
Super Struktur:
Skematik
Skema Diawali dengan judul berita
-Lead berita
Lead yang digunakan lead deskriptif,
wartawan berusaha menjelaskan awal
pemerintahan Joko Widodo yang bersih
dan jauh dari korupsi, dengan dia memilih
kabinetnya melalui saran KPK. Ini
61
berhubungan dengan judul di atas, cara
tersebut merupakan salah satu cara
pemerintahan Joko Widodo untuk
merealisasikan janji kampanyenya.
-Isi berita
Wartawan memaparkan pencapaian dan
kemunduran pada lembaga-lembaga
penegakan hukum yang terjadi pada masa
pemerintahan dilengkapi oleh data.
-Penutup
Mengutip pernyataan pemerintah.
Strutur Mikro
Semantik
Latar Wartawan berusaha membawa khalayak
untuk mempertanyakan janji kampanye
Jokowi dan Kalla yang tertuang dalam
Nawacita yang pernah dijanjikan.
(Paragraf 8 dan 9)
Detil Wartawan memberikan data-data yang
dapat dipertanggung jawabkan. Seperti
data kinerja penegakan korupsi yang
menurun dan capainnya. (paragraph 9)
Maksud Wartawan bermaksud untuk
mengingatkan pemerintah masih banyak
hal yang harus dilakukan untuk penegakan
hukum dan mengajak masyarakat untuk
menagih janji pemerintah dalam
mewujudkan Indonesia yang bersih dari
tindak pidana korupsi. (Paragraf 21)
Struktur Mikro
Sintaksis
Koherensi Menunjukan sebab akibat Apalagi,
belakangan
Kata Ganti publik
Struktur Mikro
Stilistik
Leksikon sirna
Struktur Mikro
Retoris
Grafis Ditampilkan foto ada seseorang sedang
menjelaskan slide data tentang grafik
modus yang dilakukan oleh tersangka
korupsi tahun 2015 semester I.
62
2. Analisis Berita Edisi 20 Oktober 2015 “ Wapres: Pemerintah Tak Bisa
Puaskan Semua”
a. Struktur Makro; Tematik
Tematik merupakan tema dari suatu teks yang menggambarkan yang
ingin disampaikan oleh wartawan. Tema yang ingin disampaikan dalam
berita ini bahwa pemerintah dalam satu tahun pemerintahan tidak dapat
memuaskan kemauan semua orang karena pemerintah harus mengambil
keputusan yang penting.
b. Suprastruktur ; Skematik
Skematik adalah bagian dari suprastruktur yang merupakan alur
teks. Alur teks ini mempuunyai bagian-bagian dalam teks yang
membentuk makna tertentu. Pada wacana terdapat bagian dari pembuka
sampai penutup yang berguna untuk menjelaskan kejadian dari sebuah
wacana.
Pada sebuah berita ada elemen paling terpenting yaitu lead. Pada
berita kali ini wartawan menggunakan quotetation lead “Wapres :
Pemerintah Tak Bisa Puaskan Semua”. Penggunaan lead tersebut bukan
serta merta atas kesengajaan tetapi ada maksud tertentu yang ingin
disampaikan oleh wartawan yang menulis berita ini. Pada penggunaan
kata “tak bisa puaskan semua” wartawan ingin menunjukan bahwa
pemerintah benar-benar tidak bisa memuaskan kemauan khalayak dan
berkonotasi negatif. Wartawan apabila ingin berkonotasi positif bisa
menggunakan kata “belum bisa”.
63
Pada berita ini berisi tentang wawancara khusus kepada Wakil
Presiden Jusuf Kalla. Wawancara ini lebih banyak bertanya tentang
pencapaian ekonomi yang telah dilakukan oleh pemerintah. Wartawan
melakukan tanya jawab dengan Wakil Presiden tanpa rasa canggung
karena Wapres sesakali bersenda gurau untuk mencairkan suasana. Pada
sesi wawancara tidak ada pertanyaan yang berkesan menyudutkan.
Hanya pada bagian pertumbuhan ekonomi wartawan menanyakannya
sedikit mendalam sampai menanyakan efek dari penurununan
pertumbuhan ekonomi dan memperjelasnya.
“ Beberapa isu yang ada sekarang ini adalah terkait pertumbuhan
ekonomi kita yang berada di bawah target. Apa benar?”22
Lalu setelah Wakil Presiden menjawab dengan membenarkan
pertanyaan tersebut.
“ Satu persen di bawah target itu lumayan besar karena akan
menimbulkan maslaah lapangan kerja dan ketimpangan
kemakmuran. Bagaimana evaluasinya sekarang dan tahun depan?”23
Pada bagian akhir berita wartawan menanyakan sikap Wakil
Presiden terhadap persepsi media sosial yang pro dan kontra.
22 Berita Berjudul Wapres : Pemerintah Tak Bisa Puaskan Semua. h.2 (Kompas, Edisi
20/10/15) 23 Berita Berjudul Wapres : Pemerintah Tak Bisa Puaskan Semua. h.2 (Kompas, Edisi
20/10/15)
64
“ Persepsi di media sosial terhadap wapres ada yang positif, tetapi
juga ada yang tidak. Bagaimana Wapres melihatnya?24
Pada pertanyaan tersebut terkesan berimbang karena wartawan
mengawalinya dengan kata positif lalu melanjutkkan dengan tetapi juga
ada yang tidak.
Pada keseluruhan skema yang telah ditelaah bahwa wartawan agak
berimbang yang ditunjukan pada bagian isi dan penutup, tetapi pada
pembuka wartawan sedikit menyudutkan pemerintah dengan penggunaan
quotation lead. Seakan-akan pemerintah benar-benar tidak bisa
memuaskan kemauan masyarkat yang beragam.
c. Struktur Mikro ; Semantik
1. Latar
Latar merupakan hal penting karena hal ini dapat menentukan ke
arah mana pandangan khalayak akan di bawa. Pada wacana kali ini latar
yang akan disampaikan adalah betapa pentingnya tidak stabilnya
ekonomi Indonesia. Wartawan menanyakan tentang kestabilan dan
pentingnya ekonomi kepada pada Wapres.
“ Apakah kondisi sebelumnya dikatakan stabil?” dan “menurut
Wapres, yang terpenting sekarang adalah ekonomi?”25
24 Berita Berjudul Wapres : Pemerintah Tak Bisa Puaskan Semua. h.2 (Kompas, Edisi
20/10/15)
25 Berita Berjudul Wapres : Pemerintah Tak Bisa Puaskan Semua. h.2 (Kompas, Edisi
20/10/15)
65
Wapres pun menjawab pertanyaan tersebut, bahwa memang
ekonomi itu sangat penting untuk membangun negara dan Indonesia
sedang tidak stabil ekonominya.
2. Detail
Elemen detail adalah salah satu strategi wartawan untuk
menyampaikan maksudnya dengan cara yang implisit. Pada elemen ini
wartawan memberikan pertanyaan tentang keberanaran isu penurunan
pertumbuhan ekonomi lalu dilanjut dengan menanyakan efek dari
penurunan tersebut dan membandingkan pertumbuhan ekonomi kalah
cepat dengan pertumbuhan pertambangan dan mineral. Ini menandakan
bahwa pada pemerintahan Jokowi-Kalla belum bisa memberikan
pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan memberi tahu kepada
masyarakat bahwa ini sangat berdampak pada kehidupan mereka seperti
pada berkurangnya lapangan kerja dan menimbulkan ketimpangan
kemakmuran. Ini ditemukan pada kutipan :
“Beberapa isu yang ada sekarang ini adalah terkait pertumbuhan
ekonomi kita berada di bawah target. Apakah benar?-- Satu persen itu
lumayan besar karean akan menimbulkan masalah pada lapangan kerja
dan ketimpangan kemakmuran. Bagaimana evaluasinya?-- Artinya
pertumbuhanya kalah cepat dibandingkan turunny pertambangan dan
mineral?”26
26 Berita Berjudul Wapres : Pemerintah Tak Bisa Puaskan Semua. h.2 (Kompas, Edisi
20/10/15)
66
d. Struktur Mikro ; Sintaksis
1. Koherensi
Koherensi adalah pertalian antar kata atau kalimat agar terlihat
koheren atau berhubungan. Ada dua koherensi yang ditemukan pada
wacana ini. Pertama ,“persepsi di media sosial terhadap Wapres ada
yang positif. Tetapi, ada pula yang tidak.” Kedua, “salah satu upaya
peningkatan daya beli masyarakat, selain membuat harga pangan
terjangkau, juga pengucuran dana desa. Tetapi, kenyataannya tak
mudah.”27 Pada dua kalimat tersebut menggunakan kata hubung ‘tetapi’.
Kalimat yang pertama bahwa ada orang yang mengapresiasi pekerjaan
pemerintah atas kinerjanya selama setahun yang ditunjukan pada media
sosial dengan kata hubung ‘tetapi’ wartawan ingin menunjukan bahwa
tidak semua orang suka dengan pemerintah ada yang berpandangan
negatif. Kalimat yang kedua yang menjelaskan tentang usaha pemerintah
meningkatkan daya beli masyarakat dengan cara menurunkan harga
pangan dan memberikan dana desa. Kata ‘tetapi’ pada kalimat di atas
memberikan penekanan bahwa usaha tersebut belum cukup untuk
mengatasi masalah tersebut. Harus ada cara-cara lain lebih efektif untuk
mengentaskan masalah itu.
27 Berita Berjudul Wapres : Pemerintah Tak Bisa Puaskan Semua. h.2 (Kompas, Edisi
20/10/15)
67
2. Kata Ganti
Elemen kata ganti merupakan elemen yang digunakan sebagai alat
memosisikan komunikator dalam wacana. Kata ganti yang terdapat pada
wacana ini adalah:
- “Kalau politik saya kira, kita berada pada suatu keadaan yang
jauh lebih stabil dibandingkan sebelumnya.”
- “Beberapa isu yang ada sekarang ini adalah terkait
pertumbuhan ekonomi kita yang berada di bawah target.”
- “Industrialisasi kita sempat terhenti pada 1998.”28
Kata ‘saya’ pada kalimat tersebut menggantikan posisi Wakil
Presiden Jusuf Kalla dan kata ‘kita’ perumpamaan bangsa Indonesia
yang sedang mengalami kejadian itu semua.
e. Struktur Mikri ;Stilstik
1. Leksikon
Leksikon adalah elemen tentang bagaimana penulis memilih kata
dari banyaknya perbendaharaan kata yang ada. Dalam pemilihan kata
tidak semata-mata karena kebetulan. Pada pemilihan kata dapat
mencerminkan ideologi penulis berita.
Pada elemen ini ada pada judul berita “Pemerintah Tak Bisa
Puaskan Semua.” Pemilihan kata ‘tak bisa’ ini seakan-akan pemerintah
tidak akan pernah bisa puaskan harapan dari masyarakat. Pemilihan kata
ini juga terkesan kurang baik. Ini bisa menimbulkan sikap pesimis
terhadap masyarakat.
28 Berita Berjudul Wapres : Pemerintah Tak Bisa Puaskan Semua. h.2 (Kompas, Edisi
20/10/15)
68
Namun, masyarakat melihat ada gesekan di kabinet yang terbuka di
masyarakat.29 Kata gesekan bukan mengartikan arti yang sesungguhnya
melainkan adanya konflik yang terjadi di internal kabinet.
Industrialisasi kita sempat terhenti pada 1998.30 Maksud dari kata
Industrialisasi adalah usaha menggerakan dari bidang industry.
f. Struktur Mikro ; Retoris
1. Grafis
Grafis merupakan yang ditonjolkan pada teks, seperti huruf tebal
miring, garis bawah, gambar, caption tabel dan sebagainya yang
mendukung pesan yang ingin disampaikan dan mendapatkan
perhatian pembaca.
Penebalan pada lead berita, lead tersebut berisi pesan bahwa
apabila telah melewati masa sulit maka pemerintahan akan berjalan
dengan lancar. Ini sikap optimisme yang ditimbulkan oleh wartawan.
Pada teks berita ini ada tabel yang menunjukan sejumlah capain
dan proses percepatan pembangunan satu tahun pemerintahan
Jokowi-Kalla. Tabel tersebut menunjukan perbandingan dengan
pemerintahan setalah satu tahun dengan awal pemerintahan. Pada
tabel tersebut lebih banyak menunjukan kemajuan dari awal
pemerintahan sampai satu tahun pemerintahan. Seperti alokasi dana
29 Berita Berjudul Wapres : Pemerintah Tak Bisa Puaskan Semua. h.2 (Kompas, Edisi
20/10/15) 30 Berita Berjudul Wapres : Pemerintah Tak Bisa Puaskan Semua. h.2 (Kompas, Edisi
20/10/15)
69
untuk subsidi BBM dari 200 triliun dan dialihkan menjadi dana
belanja pusat dan belanja daerah. Penyerapan tenaga kerja yang
meningkat menjadi 12,31 persen dan masih banyak peningkatan pada
sektor lainnya. Wartawan dalam hal ini mengapresiasi pemerintah
dengan menunjukan data keberhasilan pemerintah dalam kinerjanya
dan memberitahukan kepada masyarakat tentang capaian pemerintah
tidak selalu negatif.
2. Metafora
Metafora meruapakan kiasan yang digunakan oleh wartawan
sebagai bumbu dalam berita. Ada beberapa kata kiasan yang
ditemukan pada berita ini:
- “ masyarakat melihat adanya gesekan di kabinet yang terbuka di
masyarakat”31
Kata ‘gesekan’ merupakan istilah dari dua benda yang
bersentuhan tetapi pada penempatan kata yang di kalimat tersebut
mempunyai makna lain yaitu orang yang sedang berkonflik satu
sama lain. Orang tersebut adalah oknum menteri di kabinet Jokowi-
Kalla.
31 Berita Berjudul Wapres : Pemerintah Tak Bisa Puaskan Semua. h.2 (Kompas, Edisi
20/10/15)
70
Tabel 4.2 Kerangka Analisis Data
Wapres: Pemerintah Tak Bisa Puaskan Semua
Struktur
Wacana
Elemen Keterangan
Struktur Makro Tema/ Topik Pemerintah dalam satu tahun pemerintahan
tidak dapat memuaskan kemauan semua
orang karena pemerintah harus mengambil
keputusan yang penting.
Super Struktur:
Skematik
Skema -Lead
Wartawan menggunakan quotetation lead
“Wapres : Pemerintah Tak Bisa Puaskan
Semua”. Penggunaan lead tersebut bukan
serta merta atas kesengajaan tetapi ada
maksud tertentu yang ingin disampaikan
oleh wartawan yang menulis berita ini.
-Isi
berisi tentang wawancara khusus kepada
Wakil Presiden Jusuf Kalla. Wawancara ini
lebih banyak bertanya tentang pencapaian
ekonomi yang telah dilakukan oleh
pemerintah.
-Penutup
Persepsi Wapres terhadap respon
masyarakat di media sosial.
Strutur Mikro
Semantik
Latar Wartawan menanyakan tentang kestabilan
dan pentingnya ekonomi kepada pada
Wapres. (paragraf 6)
Detail wartawan memberikan pertanyaan tentang
keberanaran isu penurunan pertumbuhan
ekonomi lalu dilanjut dengan menanyakan
efek dari penurunan tersebut dan
membandingkan pertumbuhan ekonomi
kalah cepat dengan pertumbuhan
pertambangan dan mineral. (paragraf 13)
Struktur Mikro
Sintaksis
Koherensi - Salah satu upaya peningkatan daya beli
masyarakat, selain membuat harga
pangan terjangkau, juga pengucuran dana
desa. Tetapi, kenyataannya tak mudah.
(paragraf 20)
- persepsi di media sosial terhadap Wapres
ada yang positif. Tetapi, ada pula yang
tidak. (paragraf 22)
71
Kata Ganti - Saya (5)
- Kita (9)
Struktur Mikro
Stilistik
Leksikon -Tak bisa
- Gesekan (8)
- Industrialisasi (13)
Struktur Mikro
Retoris
Grafis - Penebalan pada lead berita yang berisi
pesan optimis dari wartawan kepada
pemerintahan.
- Menampilkan data pencapain pemerintah
dalam satu tahun pemerintahan Joko
Widodo dan Jusuf Kalla.
Metafora - Gesekan
3. Analisis Berita Edisi 20 Oktober 2015, “Pemberantasan Korupsi Jadi
Ganjalan”
a. Struktur Makro (Tematik)
Tematik adalah gambaran umum dari suatu berita yang ingin
diungkapkan wartawan. Gambaran umum pada berita juga biasa disebut
dengan tema. Setiap berita pasti mempunyai tema yang ingin disampaikan
kepada pembacanya. Biasanya juga tema bisa melihat bagaimana pandangan
wartawan dalam melihat suatu peristiwa.
Kaitannya pada berita ini wartawan ingin mengungkapkan bahwa
dalam setahun pemerintahan Jokowi-Kalla belum efektif dalam penegakan
hukum. Ini juga ditandai dengan mendapat respon yang negatif lebih besar
dari pada positif oleh masyarakat dalam penegakan hukum.
b. Suprastruktur ; Skematik
Pada sebuah wacana pasti mempunyai skema atau alur teks. Dalam
sebuah alur teks terdiri dari pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian-bagian
tersebut disusun sedemikian rupa untuk membentuk kesatuan arti.
72
Pertama pendahualuan, berita ini dimulai dengan judul
“Pemberantasan Korupsi Jadi Ganjalan”. Pada lead berita ini “ satu tahun
pemerintahan Joko Widodo- Jusuf Kalla, penilian publik dibayangi upaya
pelemahan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi. Setelah kisruh dengan
Komisi Pemberantasan korupsi dan Kepolisian Negara RI, kini publik
dihadapkan pada polemik revisi undang-undang KPK. Meski demikian,
apresisasi publik terhadap konsolidasi antarlembaga penegak hukum tetap
tampak.”32
Pada judul berita dan why lead ini sangat perhubungan. Wartawan
menjelaskan sebab kenapa pemberantasan korupsi menjadi ganjalan pada
pemerintahan Jokowi-Kalla. Dia menjabarkan adanya kisruh Komisi
Pemberantasan Korupsi dengan Kepolisian Negara RI ini membuat
masyarakat menjadi resah karena terindikasi adanya pelemahan badan anti
rasuah tersebut. Wartawan juga ingin menunjukan bahwa pemerintahan saat
ini mulai menjauh dari tujuan saat kampanye yang ingin menguatkan Komisi
Pemberantasan Korupsi dalam menumpas korupsi. Ini ditandai dengan
polemik revisi undang-undang KPK oleh DPR yang ingin mengebiri hak-hak
spesial yang dimiliki oleh KPK dalam memberantas Korupsi. Penggunaan
kata “ganjalan” pada judul ingin mengkritik pemerintah dan itu menunjukan
memang ada rintangan yang besar dalam menegakan pemberantasan korupsi.
Pada bagian isi wartawan kembali memaparkan tentang kurangnya
usaha pemerintah dalam memberantas korupsi. Ini dilihat dalam lembaga
penegakan hukum lain dalam pemberantasan korupsi. Ini bisa dilihat dari
kutipan di bawah ini:
“ Kasus yang ditangani oleh Kejaksaan Agung seperti kasus dugaan
korupsi penjualan kondensat, minyak, dan gas yang melibatkan SKK Migas
dan perusahaan swasta hingga kini belum terdengar perkembangannya. Hal
32 Berita Berjudul Pemberantasan Korupsi Jadi Ganjalan. h.4 (Kompas, Edisi 20/10/15)
73
serupa terjadi dengan Polri. Kiprah kepolisian dalam menyeret koruptor ke
penjara tidak banyak terdengar.”33
Pada kaitan pemberantasan korupsi menjadi perhatian penting bagi
masyarakat. Wartawan menilai bahwa ini memicu keprihatinan publik karena
masih maraknya terjadi kasus suap dan jual beli kasus hukum oleh lembaga
penegakan hukum. Ini terlihat pada kutipan sebagai berikut:
“Keprihatinan terhadap korupsi dan jual beli kasus hukum
tampaknya begitu dalam mengingat cakupannya sangat masif.”34
Pada bagian penutup wartawan coba mengingat tentang penuntasan
kasus pelanggaran HAM yang masih terus terjadi hingga saat ini. Langkah
pemerintah dalam menyelesaikan kasus HAM masih dinilai belum nyata.
Masih terjadi kasus main hakim sendiri dan kekarasan untuk menyelesaikan
konflik. Kasus pelanggaran HAM masih berkutat dengan suku, agama, ras
dan antargolongan (SARA). Usaha pemerintah dalam membentuk tim
rekonsiliasi yang menggunakan jalur nonyudisial dinilai juga belum terlihat
hasilnya. Wartawan juga menilai bahwa penyelesian kasus ini ada pada
pencegahan, seperti pada kutipan ini:
“Meskipun beberapa waktu lalu pemerintah berinisiatif membuat
tim rekonsiliasi yang akan menggunakan jalur nonyudisial, belum tampak
langkah konkret yang ditempuh untuk memulai rekonsiliasi.”
“Sebaliknya, sejumlah kasus kekerasan terhadap korban
pelanggran HAM masih masa lalu justru terjadi kembali dibeberapa tempat.
Titik krusial penyelesaian kasus ini terletak pada pencegahan, agar tindak
kekerasan dan main hakim sendiri tidak terjadi berulang-ulang.”35
33 Berita Berjudul Pemberantasan Korupsi Jadi Ganjalan. h.4 (Kompas, Edisi 20/10/15) 34 Berita Berjudul Pemberantasan Korupsi Jadi Ganjalan. h.4 (Kompas, Edisi 20/10/15) 35 Berita Berjudul Pemberantasan Korupsi Jadi Ganjalan. h.4 (Kompas, Edisi 20/10/15)
74
Berdasarkan dari skema yang dianalisis dari pembuka, isi dan
penutup. Wartawan menyampaikan kekurangan-kekurangan pemerintah
dalam menegakan hukum di Indonesia. Mulai dari terhambatnya
pemberantasan korupsi sampai pengentasan kasus pelanggaran HAM dan
respon masyarakat yang menurun. Hal ini bukan tanpa alasan, tetapi
wartawan ingin memberikan informasi kepada khalayak. Wartawan juga coba
mengingatkan dan mengkritik pemerintah dalam menegakan hukum di
Indonesia karena itu salah satu janji kampanye mereka. supaya pemerintah
juga melakukan tindakan-tindakan yang kongkret dan efektif penyelesaian
kasus hukum di Indonesia.
c. Struktur Mikro : Semantik
1. Latar
Latar merupakan bagian berita yang memengaruhi isi yang ingin di
tampilkan.36 Latar yang ingin sampaikan wartawan adalah selama satu
tahun pemerintahan Jokowi-Kalla banyaknya halangan dalam
menegakan hukum. Seperti adanya kisruh antara Komisi Pemberantasan
Korupsi(KPK) dan Kepolisian RI dan polemik revisi Undang-Undang
KPK. Hal ini terlihat di awal :
“ Satu tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, penilaian
publik dibayangi upaya pelemahan terhadap Komisi Pemberantasan
Korupsi. Setelah kisruh antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan
Kepolisian RI, kini publik dihadapkan pada polemik revisi Undang-