DISKON MURABAHAH: STUDI KOMPARATIF FATWA DSN MUI NOMOR 16 TAHUN 2000 DENGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMOR 102 SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM HUKUM ISLAM Oleh: AZMI 12380046 PEMBIMBING: ABDUL MUGHITS, S.Ag., M.Ag NIP.19760920 200501 1002 PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2016
56
Embed
DISKON MURABAHAH: STUDI KOMPARATIF FATWA …digilib.uin-suka.ac.id/21554/2/12380046_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Fatwa dan PSAK yang ... MUI Nomor 16 Tahun 2000 dan Pernyataan Standar
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
DISKON MURABAHAH: STUDI KOMPARATIF FATWA DSN MUI NOMOR 16
TAHUN 2000 DENGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
NOMOR 102
SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT
MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU
DALAM HUKUM ISLAM
Oleh:
AZMI
12380046
PEMBIMBING:
ABDUL MUGHITS, S.Ag., M.Ag
NIP.19760920 200501 1002
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2016
ii
ABSTRAK
Pembiayaan murabahah merupakan salah satu pembiayaan dengan risiko paling
rendah dan paling sering digunakan di lembaga keuangan syariah. Landasan hukum dalam
lembaga keuangan syariah menggunakan peraturan Fatwa DSN MUI dan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan. Fatwa dan PSAK yang seharusnya sejalan, tetapi kemudian ditemukan
bahwa terdapat perbedaan antara keduanya. Perbedaan ini terkait dengan diskon setelah akad
yang dalam fatwa tidak dicantumkan menjadi milik siapa, tetapi dalam PSAK dijelaskan
diskon tersebut menjadi milik penjual. Berawal dari permasalahan tersebut, penyusun tertarik
untuk melakukan penelitian tentang Diskon Murabahah: Studi komparatif Fatwa DSN MUI
Nomor 16 Tahun 2000 dengan Pernyaaan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 102.
Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui apa perbedaan dan persamaan Fatwa DSN
MUI Nomor 16 Tahun 2000 dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No 102 terhadap
diskon dalam murabahah serta bagaimana hukum Islam memandang diskon murabahah
tersebut. Kegunaan penelitianini adalah untuk memberikan kontribusi untuk memperjelas
aturan yang telah ditetapkan agar bisa dijadikan pedoman serta pijakan dalam praktik di
Lembaga Keuangan Syariah.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode
penelitian pustaka (library research). Penelitian ini bersifat desktiptif-analitik-komparatif.
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan data primer yang
diperoleh dari peraturan Fatwa DSN MUI No 16 Tahun 2000 dan PSAK No. 102, serta data
sekunder yang berasal dari karya tulis ilmiah, jurnal, internet serta tulisan-tulisan lainnya
yang berkaitan dengan penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan normatif
dan komparatif. Teknik analisis yang dilakukan adalah dengan membandingan karya satu
dengan karya lainnya untuk dianalisis perbedaan serta persamaannya.
Hasil dari penelitian ini adalah secara garis besar pernyataan antara fatwa dan PSAK
adalah sama hanya saja ada beberapa peraturan terkait diskon ini tidak dicantumkan dalam
fatwa lalu kemudian dilengkapi oleh PSAK. Akan tetapi, jika dilihat dari maksud
pelaksanaan diskon adalah salah satu strategi promosi untuk menarik minat pembeli maka
konsep diskon seperti yang dijelaskan dalam PSAK dan Fatwa keluar dari makna diskon
sesungguhnya. Terkait pembagian diskon setelah akad ini jika dikembalikan kepada konsep
murabahah, maka seharusnya diskon dalam bentuk apapun dan kapanpun merupakan hak
nasabah.
Diskon Murabahah dalam perspektif hukum Islam sah dilakukan jika bank
memberitahukan diskon setelah akad kepada nasabah secara jujur dan nasabah sepakat diskon
tersebut menjadi hak bank. Sebaliknya, jika bank tidak memberitahukan perolehan diskon
tersebut secara jujur, maka jual beli ini tidak sah hukumnya karena salah satu syaratnya tidak
terpenuhi yaitu adanya kerelaan antara dua pihak.
Kata Kunci : Diskon Murabahah, Fatwa DSN MUI Nomor 16 Tahun 2000 dan PSAK
102, bank syari’ah.
vi
Motto
Kesuksesan akan lebih menyenangkan ketika itu diraih
melalui perjuangan keras
Azmi Chan
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillah
Dengan rasa syukur dan kerendahan hati, skripsi ini saya persembahkan untuk:
Kedua orangtua saya tercinta
Sahabat terhebatku Wahyu Pratama Yunanto
Saudara-saudara dan teman-teman seperjuanganku
Dosen-dosen dan Sabeum-sabeum saya
Serta
Saudara-saudariku di UKM Taekwondo UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena hanya
dengan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir skripsi ini. Shalawat serta salam selalu penulis haturkan kepada Baginda
Rasulullah SAW, yang telah membimbing ummat manusia dari zaman jahiliah
menuju zaman Islamiah seperti yang kita rasakan saat ini.
Penelitian ini merupakan tugas akhir dari pada program studi Muamalat,
fakultas Syariah dan hukum, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai syarat
untuk memperoleh gelar strata satu. Untuk itu dengan segala kerendahan hati
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi MA., Ph.D., selaku rektor Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Dr. H. Syafiq Mahmadah Hanafi, M.ag., selaku Dekan fakultas Syariah
dan hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Bapak Abdul Mughits S.Ag.,M.Ag dan bapak Saifuddin, SHI.,MSI., selaku
Kaprodi dan Sekprodi Muamalat fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan
1 11 14 Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu.
BAB II
2 17 20 Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
3 17 21 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku suka sama suka di antara kamu.
4 17 22 Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu.
5 18 23 Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah
tangguh sampai ia berkemampuan.
6 27 36 Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu.
Dewan Syariah Nasional MUI
١
FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL
NO: 16/DSN-MUI/IX/2000
Tentang
DISKON DALAM MURABAHAH
بسم اهللا الرحمن الرحيم Dewan Syari’ah Nasional, setelah
Menimbang : a. bahwa salah satu prinsip dasar dalam murabahah adalah penjualan suatu barang kepada pembeli dengan harga (tsaman) pembelian dan biaya yang diperlukan ditambah keuntungan sesuai dengan kesepakatan;
b. bahwa penjual (Lembaga Keuangan Syari’ah, LKS) terkadang memperoleh potongan harga (diskon) dari penjual pertama (supplier);
c. bahwa dengan adanya diskon timbul permasalahan: apakah diskon tersebut menjadi hak penjual (LKS) sehingga harga penjualan kepada pembeli (nasabah) menggunakan harga sebelum diskon, ataukah merupakan hak pembeli (nasabah) sehingga harga penjualan kepada pembeli (nasabah) menggunakan harga setelah diskon.
d. bahwa untuk mendapat kepastian hukum, sesuai dengan prinsip syari’ah Islam, tentang status diskon dalam transaksi murabahah tersebut, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang potongan harga (diskon) dalam murabahah untuk dijadikan pedoman oleh LKS.
Mengingat : 1. Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 1:
…ياأيها الذين آمنوا أوفوا بالعقود
“Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu….”
2. Hadis Nabi riwayat Tirmizi dari ‘Amr bin ‘Auf:
مـا الصلح جائز بين المسلمني إال صلحا حرم حالال أو أحـل حرا .والمسلمون على شروطهم إال شرطا حرم حالال أو أحل حراما
“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”
16 Diskon dalam Murabahah 2
Dewan Syariah Nasional MUI
3. Kaidah fiqh:
.األصل فى المعامالت اإلباحة إال أن يدل دليل على تحريمها
“Pada dasarnya, segala bentuk mu’amalat boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”
.أينما وجدت المصلحة فثم حكم اهللا
“Di mana terdapat kemaslahatan, di sana terdapat hukum Allah."
Memperhatikan : a. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional bersama dengan Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia pada hari Sabtu, tanggal 7 Rabi'ul Awwal 1421 H./10 Juni 2000.
b. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional pada hari Sabtu, 17 Jumadil Akhir 1421 H./16 September 2000.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : FATWA TENTANG DISKON DALAM MURABAHAH
Pertama : Ketentuan Umum
1. Harga (tsaman) dalam jual beli adalah suatu jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak, baik sama dengan nilai (qîmah) benda yang menjadi obyek jual beli, lebih tinggi maupun lebih rendah.
2. Harga dalam jual beli murabahah adalah harga beli dan biaya yang diperlukan ditambah keuntungan sesuai dengan kesepakatan.
3. Jika dalam jual beli murabahah LKS mendapat diskon dari supplier, harga sebenarnya adalah harga setelah diskon; karena itu, diskon adalah hak nasabah.
4. Jika pemberian diskon terjadi setelah akad, pembagian diskon tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian (per-setujuan) yang dimuat dalam akad.
5. Dalam akad, pembagian diskon setelah akad hendaklah diperjanjikan dan ditandatangani.
Kedua : Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyele-saiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
Ketiga : Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.
16 Diskon dalam Murabahah 3
Dewan Syariah Nasional MUI
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 17 Jumadil Akhir 1421 H. 16 September 2000 M.
Sanksi Pelanggaran Pasal 44:Undang-undang Nomor 7 tahun 1987 tentangPerubahan atas Undang-undang Nomor: 6 tahun 1982tentang Hak Cipta1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau mem-
perbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana denganpidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyakRp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, ataumenjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran HakCipta sebagai mana dimaksud dalam ayat (1), dipidana penjara palinglama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp50.000.000,00 (limapuluh juta rupiah).
Diterbitkan olehDewan Standar Akuntansi KeuanganIkatan Akuntan IndonesiaGraha AkuntanJl. Sindanglaya No. 1, Menteng Jakarta 10310Telp. : (021) 3190-4232Fax. : (021) 724-5078email: [email protected]: http://www.iaiglobal.or.id
Cetakan PertamaJuni 2007
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No 102: AkuntansiMurabahah telah disahkan oleh Dewan Standar AkuntansiKeuangan pada tanggal 27 Juni 2007.
Jakarta, 27 Juni 2007Dewan Standar Akuntansi Keuangan
M. Jusuf Wibisana KetuaDudi M. Kurniawan AnggotaJan Hoesada AnggotaSiddharta Utama AnggotaAgus Edy Siregar AnggotaHekinus Manao AnggotaEtty Retno Wulandari AnggotaJumadi AnggotaRoy Iman Wirahardja AnggotaRiza Noor Karim AnggotaMerliyana Syamsul AnggotaMeidyah Indreswari AnggotaJogiyanto Hartono Anggota
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN ........................ 18 - 36Akuntansi Untuk Penjual ................................................... 18 – 30Akuntansi Untuk Pembeli Akhir ........................................ 31 – 36
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGANNO. 102AKUNTANSI MURABAHAH
Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miringadalah paragraf Standar. Paragraf Standar harus dibacadalam kaitannya dengan paragraf penjelasan yangdicetak dengan huruf tegak (biasa). Pernyataan ini tidakwajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material(immaterial items).
PENDAHULUAN
Tujuan
1. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan,pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksimurabahah.
Ruang Lingkup
2. Pernyataan ini diterapkan untuk:(a) lembaga keuangan syariah dan koperasi syariah yang
melakukan transaksi murabahah baik sebagai penjualmaupun pembeli; dan
(b) pihak-pihak yang melakukan transaksi murabahahdengan lembaga keuangan syariah atau koperasisyariah.
3. Lembaga keuangan syariah yang dimaksud, antaralain, adalah:(a) perbankan syariah sebagaimana yang dimaksud dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku;(b) lembaga keuangan syariah nonbank seperti asuransi,
lembaga pembiayaan, dan dana pensiun; dan(c) lembaga keuangan lain yang diizinkan oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku untuk menjalankantransaksi murabahah.
4. Pernyataan ini tidak mencakup pengaturanperlakuan akuntansi atas obligasi syariah (sukuk) yangmenggunakan akad murabahah.
Definisi
5. Berikut ini adalah pengertian istilah yangdigunakan dalam Pernyataan ini:
Aset murabahah adalah aset yang diperoleh dengan tujuanuntuk dijual kembali dengan menggunakan akadmurabahah.
Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yangdibayarkan untuk memperoleh suatu aset sampai denganaset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untukdijual atau digunakan.
Biaya perolehan tunai adalah biaya perolehan apabilatransaksi dilakukan secara kas (tunai).
Diskon murabahah adalah pengurangan harga ataupenerimaan dalam bentuk apapun yang diperoleh pihakpembeli dari pemasok.
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan hargajual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yangdisepakati dan penjual harus mengungkapkan biayaperolehan barang tersebut kepada pembeli.
Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untukmempertukarkan suatu aset antara pihak-pihak yangberkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalamsuatu transaksi dengan wajar.
Potongan murabahah adalah pengurangan kewajibanpembeli akhir yang diberikan oleh pihak penjual.
Uang muka adalah jumlah yang dibayar oleh pembelikepada penjual sebagai bukti komitmen untuk membelibarang dari penjual.
Karakteristik
6. Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesananatau tanpa pesanan. Dalam murabahah berdasarkan pesanan,penjual melakukan pembelian barang setelah ada pemesanandari pembeli.
7. Murabahah berdasarkan pesanan dapat bersifatmengikat atau tidak mengikat pembeli untuk membeli barangyang dipesannya. Dalam murabahah pesanan mengikatpembeli tidak dapat membatalkan pesanannya. Jika asetmurabahah yang telah dibeli oleh penjual mengalami penurunannilai sebelum diserahkan kepada pembeli, maka penurunan nilaitersebut menjadi tanggungan penjual dan akan mengurangi nilaiakad.
8. Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunaiatau tangguh. Pembayaran tangguh adalah pembayaran yangdilakukan tidak pada saat barang diserahkan kepada pembeli,tetapi pembayaran dilakukan secara angsuran atau sekaliguspada waktu tertentu.
9. Akad murabahah memperkenankan penawaranharga yang berbeda untuk cara pembayaran yang berbedasebelum akad murabahah dilakukan. Namun jika akadtersebut telah disepakati, maka hanya ada satu harga (hargadalam akad) yang digunakan.
10. Harga yang disepakati dalam murabahah adalahharga jual, sedangkan biaya perolehan harus diberitahukan. Jikapenjual mendapatkan diskon sebelum akad murabahah, makadiskon itu merupakan hak pembeli.
11. Diskon yang terkait dengan pembelian barang, antaralain, meliputi:(a) diskon dalam bentuk apapun dari pemasok atas pembelian
barang;(b) diskon biaya asuransi dari perusahaan asuransi dalam
rangka pembelian barang;(c) komisi dalam bentuk apapun yang diterima terkait dengan
pembelian barang.
12. Diskon atas pembelian barang yang diterima setelahakad murabahah disepakati diperlakukan sesuai dengankesepakatan dalam akad tersebut. Jika tidak diatur dalam akad,maka diskon tersebut menjadi hak penjual.
13. Penjual dapat meminta pembeli menyediakan agunanatas piutang murabahah, antara lain, dalam bentuk barang yangtelah dibeli dari penjual dan/atau aset lainnya.
14. Penjual dapat meminta uang muka kepada pembelisebagai bukti komitmen pembelian sebelum akad disepakati.Uang muka menjadi bagian pelunasan piutang murabahah,jika akad murabahah disepakati. Jika akad murabahah batal,maka uang muka dikembalikan kepada pembeli setelahdikurangi kerugian riil yang ditanggung oleh penjual. Jika uangmuka itu lebih kecil dari kerugian, maka penjual dapat memintatambahan dari pembeli.
15. Jika pembeli tidak dapat menyelesaikan piutangmurabahah sesuai dengan yang diperjanjikan, maka penjualdapat mengenakan denda kecuali jika dapat dibuktikan bahwapembeli tidak atau belum mampu melunasi disebabkan olehforce majeur. Denda tersebut didasarkan pada pendekatanta’zir yaitu untuk membuat pembeli lebih disiplin terhadapkewajibannya. Besarnya denda sesuai dengan yangdiperjanjikan dalam akad dan dana yang berasal dari dendadiperuntukkan sebagai dana kebajikan.
16. Penjual boleh memberikan potongan pada saatpelunasan piutang murabahah jika pembeli:(a) melakukan pelunasan pembayaran tepat waktu; atau(b) melakukan pelunasan pembayaran lebih cepat dari waktu
yang telah disepakati.
17. Penjual boleh memberikan potongan dari total piutangmurabahah yang belum dilunasi jika pembeli:(a) melakukan pembayaran cicilan tepat waktu; dan atau(b) mengalami penurunan kemampuan pembayaran.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
AKUNTANSI UNTUK PENJUAL
18. Pada saat perolehan, aset murabahah diakuisebagai persediaan sebesar biaya perolehan.
19. Pengukuran aset murabahah setelah perolehanadalah sebagai berikut:(a) jika murabahah pesanan mengikat, maka:
(i) dinilai sebesar biaya perolehan; dan(ii) jika terjadi penurunan nilai aset karena usang,
rusak, atau kondisi lainnya sebelum diserahkanke nasabah, penurunan nilai tersebut diakuisebagai beban dan mengurangi nilai aset:
(b) jika murabahah tanpa pesanan atau murabahahpesanan tidak mengikat, maka:(i) dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai
bersih yang dapat direalisasi, mana yang lebihrendah; dan
(ii) jika nilai bersih yang dapat direalisasi lebihrendah dari biaya perolehan, maka selisihnyadiakui sebagai kerugian.
20. Diskon pembelian aset murabahah diakui sebagai:(a) pengurang biaya perolehan aset murabahah, jika
(b) kewajiban kepada pembeli, jika terjadi setelah akadmurabahah dan sesuai akad yang disepakati menjadihak pembeli;
(c) tambahan keuntungan murabahah, jika terjadi setelahakad murabahah dan sesuai akad menjadi hakpenjual; atau
(d) pendapatan operasi lain, jika terjadi setelah akadmurabahah dan tidak diperjanjikan dalam akad.
21. Kewajiban penjual kepada pembeli atas pengembaliandiskon pembelian akan tereliminasi pada saat:(a) dilakukan pembayaran kepada pembeli sebesar jumlah
potongan setelah dikurangi dengan biaya pengembalian;atau
(b) dipindahkan sebagai dana kebajikan jika pembeli sudahtidak dapat dijangkau oleh penjual.
22. Pada saat akad murabahah, piutang murabahahdiakui sebesar biaya perolehan aset murabahah ditambahkeuntungan yang disepakati. Pada akhir periode laporankeuangan, piutang murabahah dinilai sebesar nilai bersihyang dapat direalisasi, yaitu saldo piutang dikurangipenyisihan kerugian piutang.
23. Keuntungan murabahah diakui:(a) pada saat terjadinya penyerahan barang jika
dilakukan secara tunai atau secara tangguh yangtidak melebihi satu tahun; atau
(b) selama periode akad sesuai dengan tingkat risiko danupaya untuk merealisasikan keuntungan tersebutuntuk transaksi tangguh lebih dari satu tahun. Metode-metode berikut ini digunakan, dan dipilih yang palingsesuai dengan karakteristik risiko dan upaya transaksimurabahah-nya:(i) Keuntungan diakui saat penyerahan aset
murabahah. Metode ini terapan untuk murabahahtangguh dimana risiko penagihan kas daripiutang murabahah dan beban pengelolaan
piutang serta penagihannya relatif kecil.(ii) Keuntungan diakui proporsional dengan besaran
kas yang berhasih ditagih dari piutangmurabahah. Metode ini terapan untuk transaksimurabahah tangguh dimana risiko piutang tidaktertagih relatif besar dan/atau beban untukmengelola dan menagih piutang tersebut relatifbesar juga.
(iii)Keuntungan diakui saat seluruh piutangmurabahah berhasil ditagih. Metode ini terapanuntuk transaksi murabahah tangguh dimana risikopiutang tidak tertagih dan beban pengelolaanpiutang serta penagihannya cukup besar. Dalampraktek, metode ini jarang dipakai, karenatransaksi murabahah tangguh mungkin tidakterjadi bila tidak ada kepastian yang memadaiakan penagihan kasnya.
24. Pengakuan keuntungan, dalam paragraf 23 (b) (ii),dilakukan secara proporsional atas jumlah piutang yang berhasilditagih dengan mengalikan persentase keuntungan terhadapjumlah piutang yang berhasil ditagih. Persentase keuntungandihitung dengan perbandingan antara margin dan biayaperolehan aset murabahah.
25. Berikut ini contoh perhitungan keuntungan secaraproporsional untuk suatu transaksi murabahah dengan biayaperolehan aset (pokok) Rp800,00 dan keuntungan Rp200,00;serta pembayaran dilakukan secara angsuran selama 3 tahun;dimana jumlah angsuran, pokok dan keuntungan yang diakuisetiap tahun adalah sebagai berikut:
Tahun Angsuran (Rp) Pokok (Rp) Keuntungan (Rp)1 500,00 400,00 100,002 300,00 240,00 60,003 200,00 160,00 40,00
26. Potongan pelunasan piutang murabahah yangdiberikan kepada pembeli yang melunasi secara tepatwaktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati diakuisebagai pengurang keuntungan murabahah.
27. Pemberian potongan pelunasan piutang murabahahdapat dilakukan dengan menggunakan salah satu metodeberikut:(a) diberikan pada saat pelunasan, yaitu penjual mengurangi
piutang murabahah dan keuntungan murabahah; atau(b) diberikan setelah pelunasan, yaitu penjual menerima
pelunasan piutang dari pembeli dan kemudianmembayarkan potongan pelunasannya kepada pembeli.
28. Potongan angsuran murabahah diakui sebagaiberikut:(a) jika disebabkan oleh pembeli yang membayar secara
tepat waktu, maka diakui sebagai pengurangkeuntungan murabahah;
(b) jika disebabkan oleh penurunan kemampuanpembayaran pembeli, maka diakui sebagai beban.
29. Denda dikenakan jika pembeli lalai dalammelakukan kewajibannya sesuai dengan akad, dan dendayang diterima diakui sebagai bagian dana kebajikan.
30. Pengakuan dan pengukuran uang muka adalahsebagai berikut:(a) uang muka diakui sebagai uang muka pembelian
sebesar jumlah yang diterima;(b) jika barang jadi dibeli oleh pembeli, maka uang muka
diakui sebagai pembayaran piutang (merupakanbagian pokok);
(c) jika barang batal dibeli oleh pembeli, maka uang mukadikembalikan kepada pembeli setelah diperhitungkandengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan olehpenjual .
31. Hutang yang timbul dari transaksi murabahahtangguh diakui sebagai hutang murabahah sebesar hargabeli yang disepakati (jumlah yang wajib dibayarkan).
32. Aset yang diperoleh melalui transaksi murabahahdiakui sebesar biaya perolehan murabahah tunai. Selisihantara harga beli yang disepakati dengan biaya perolehantunai diakui sebagai beban murabahah tangguhan.
33. Beban murabahah tangguhan diamortisasi secaraproporsional dengan porsi hutang murabahah.
34. Diskon pembelian yang diterima setelah akadmurabahah, potongan pelunasan dan potongan hutangmurabahah diakui sebagai pengurang beban murabahahtangguhan.
35. Denda yang dikenakan akibat kelalaian dalammelakukan kewajiban sesuai dengan akad diakui sebagaikerugian.
36. Potongan uang muka akibat pembeli akhir batalmembeli barang diakui sebagai kerugian.
PENYAJIAN
37. Piutang murabahah disajikan sebesar nilai bersihyang dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahahdikurangi penyisihan kerugian piutang.
40. Penjual mengungkapkan hal-hal yang terkaitdengan transaksi murabahah, tetapi tidak terbatas pada:(a) harga perolehan aset murabahah;(b) janji pemesanan dalam murabahah berdasarkan
pesanan sebagai kewajiban atau bukan; dan(c) pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101:
Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
41. Pembeli mengungkapkan hal-hal yang terkaitdengan transaksi murabahah, tetapi tidak terbatas pada:(a) nilai tunai aset yang diperoleh dari transaksi
murabahah;(b) jangka waktu murabahah tangguh.(c) pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101:
Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
KETENTUAN TRANSISI
42. Pernyataan ini berlaku secara prospektif untuktransaksi murabahah yang terjadi setelah tanggal efektif.Untuk meningkatkan daya banding laporan keuanganmaka entitas dianjurkan menerapkan Pernyataan inisecara retrospektif.
TANGGAL EFEKTIF
43. Pernyataan ini berlaku untuk penyusunan danpenyajian laporan keuangan entitas yang dimulai padaatau setelah tanggal 1 Januari 2008.
PENARIKAN
44. Pernyataan ini menggantikan PSAK 59: AkuntansiPerbankan Syariah yang berhubungan dengan pengakuan,pengukuran, penyajian, dan pengungkapan murabahah.
III
Lampiran IV
CURRICULUM VITAE
Nama : Azmi
Tempat/Tgl. Lahir : Atananga, 3 Juni 1994
Alamat : Desa. Atananga. Rt/Rw: 02/01
Kecamatan. Bumi Raya
Kabupaten. Morowali
Provinsi. Sulawesi Tengah
Orang Tua/Wali :
Nama Ayah : Suhardi
Nama Ibu : Alma
Alamat : Desa. Atananga. Rt/Rw: 02/01
Kecamatan. Bumi Raya
Kabupaten. Morowali
Provinsi. Sulawesi Tengah
Pekerjaan : Wiraswasta
Riwayat Pendidikan
Pendidikan Formal :
a. SD Negeri Atananga
b. MTs Nurul Ummah Lambelu
c. MA Nurul Ummah Lambelu
d. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Prodi Muamalat