Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang disusun tim ... · Gambar 1.1 Peristiwa Ledakan Bom Atom di Jepang Pada Perang Dunia ke II . A. Upaya Persiapan Kemerdekaan Indonesia
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang disusun tim guru pelajaran Sejarah dalam rangka pemenuhan kebutuhan buku siswa dengan penyesuaian kurikulum. Buku ini merupakan arsip yang senantiasa diperbaiki dan direvisi. Masukan dari berbagai pihak diperlukan untuk penyesuaian buku ini.
CV Cerdas Inti Media. Sejarah Indonesia Edisi Revisi Surabaya : Yayasan Pendidikan BPPS, 2016.
Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di
kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu
yang berhubungan dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan.
Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan
kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda
dari beberapa golongan. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi
tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta
rapat tidak tahu telah terjadi peristiwa Rengasdengklok. Bersama
Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain,
mereka membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur) dan
Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa
Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali
meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para
pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.
Gambar 1.6 Wilayah administrative Rengasdengklok
Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr.
Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo
menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di
Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad
Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan
Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil
meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu-buru memproklamasikan
kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumah
masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang
kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk
pertemuan setelah pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda
Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum
perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh
para tokoh Indonesia.
Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Mayor
Jenderal Moichiro Yamamoto, Kepala Staf Tentara ke XVI (Angkatan
Darat) yang menjadi Kepala pemerintahan militer Jepang (Gunseikan)
di Hindia Belanda tidak mau menerima Sukarno-Hatta yang diantar
oleh Maeda Tadashi dan memerintahkan agar Mayor Jenderal Otoshi
Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer
Jepang, untuk menerima kedatangan rombongan tersebut. Nishimura
mengemukakan bahwa sejak siang hari tanggal 16 Agustus 1945 telah
diterima perintah dari Tokyo bahwa Jepang harus menjaga status quo,
tidak dapat memberi ijin untuk mempersiapkan proklamasi
Kemerdekaan Indonesia sebagaimana telah dijanjikan oleh Marsekal
Terauchi di Dalat, Vietnam.
Akhirnya Sukarno-Hatta meminta agar Nishimura jangan
menghalangi kerja PPKI. Melihat perdebatan yang panas itu Maeda
dengan diam-diam meninggalkan ruangan karena diperingatkan oleh
Nishimura agar Maeda mematuhi perintah Tokyo dan dia mengetahui
sebagai perwira penghubung Angkatan Laut (Kaigun) di daerah
Angkatan Darat (Rikugun) dia tidak punya wewenang memutuskan.
Setelah dari rumah Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah
Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjol No.1) guna melakukan
rapat untuk menyiapkan teks Proklamasi.
Teks proklamasi ditulis di ruang makan rumah laksamana
Tadashi Maeda jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks
proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad
Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri.
Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro.
Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi
itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa
Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti melik.
Konsep selesai disepakati, Sayuti menyalin dan mengetik naskah
tersebut menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor
perwakilan AL Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.
Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan
Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke
kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jl.
Proklamasi no. 1). Perundingan antara golongan muda dan
golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia berlangsung pukul 02.00-04.00 dini hari.
Gambar 1.7 Searah jarum jam Museum perumusan naskah proklamasi, Rumah Bung Karno, Diorama Pengetikan naskah proklamasi, Perumusan teks proklamasi
B. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Hari Jumat di bulan Ramadhan, pukul 05.00 pagi, fajar di tanggal
17 Agustus 1945. Para pemimpin bangsa dan para tokoh pemuda
keluar dari rumah Laksamana Maeda, dengan wajah penuh
kebanggaan setelah merumuskan teks Proklamasi dari mulai dinihari.
Mereka, telah sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan
bangsa Indonesia hari itu di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan
Timur No. 56 Jakarta, pada pukul 10.00 pagi. Bung Hatta berpesan
kepada para pemuda yang bekerja pada pers dan kantor-kantor berita,
untuk memperbanyak teks naskah proklamasi dan disebarkan
keseluruh dunia.
Bendera yang dijahit dengan tangan oleh Nyonya Fatmawati
Soekarno sudah disiapkan. Bentuk dan ukuran bendera itu tidak
standar, karena kainnya berukuran tidak sempurna. Memang, kain itu
awalnya tidak disiapkan untuk bendera. Sementara itu, rakyat yang
telah mengetahui akan dilaksanakan Proklamasi Kemerdekaan telah
berkumpul. Rumah Soekarno telah dipadati oleh sejumlah massa
pemuda dan rakyat yang berbaris teratur. Beberapa orang tampak
gelisah, khawatir akan adanya pengacauan dari pihak Jepang. Waktu
itu Soekarno terserang sakit, malamnya panas dingin terus menerus
dan baru tidur setelah selesai merumuskan teks Proklamasi.
Gambar 1.8 Ibu Fatmawati Soekarno, penjahit Sang saka Merah Putih
Para undangan telah banyak berdatangan, rakyat yang telah
menunggu sejak pagi, mulai tidak sabar lagi. Mereka yang diliputi
suasana tegang berkeinginan keras agar Proklamasi segera
dilakukan. Para pemuda yang tidak sabar, mulai mendesak Bung
Karno untuk segera membacakan teks Proklamasi. Namun, Bung
Karno tidak mau membacakan teks Proklamasi tanpa kehadiran
Mohammad Hatta. Lima menit sebelum acara dimulai, Mohammad
Hatta datang dengan pakaian putih-putih dan langsung menuju kamar
Soekarno. Sambil menyambut kedatangan Mohammad Hatta, Bung
Karno bangkit dari tempat tidurnya, lalu berpakaian. Ia juga
mengenakan stelan putih-putih. Kemudian keduanya menuju tempat
upacara. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan
proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks.
Upacara itu berlangsung sederhana saja. Tanpa protokol. Latief
Hendraningrat, salah seorang anggota PETA, segera memberi aba-
aba kepada seluruh barisan pemuda yang telah menunggu sejak pagi
untuk berdiri. Serentak semua berdiri tegak dengan sikap sempurna.
Latief kemudian mempersilahkan Soekarno dan Mohammad Hatta
maju beberapa langkah mendekati mikrofon. Dengan suara mantap
dan jelas, Soekarno mengucapkan pidato pendahuluan singkat
sebelum membacakan teks proklamasi.
“Saudara-saudara sekalian ! saya telah minta saudara
hadir di sini, untuk menyaksikan suatu peristiwa maha
penting dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh tahun kita
bangsa Indonesia telah berjuang untuk kemerdekaan tanah
air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun. Gelombangnya
aksi kita untuk mencapai kemerdekaan kita itu ada naiknya
ada turunnya. Tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita.
Juga di dalam jaman Jepang, usaha kita untuk mencapai
kemerdekaan nasional tidak berhenti. Di dalam jaman
Jepang ini tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada
mereka. Tetapi pada hakekatnya, tetap kita menyusun
tenaga kita sendiri. Tetap kita percaya pada kekuatan
sendiri. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar
mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air kita di dalam
tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil
nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan
kuatnya. Maka kami, tadi malam telah mengadakan
musyawarah dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari
seluruh Indonesia , permusyawaratan itu seia-sekata
berpendapat, bahwa sekaranglah datang saatnya untuk
menyatakan kemerdekaan kita. Saudara-saudara! Dengan
ini kami menyatakan kebulatan tekad itu.
Gambar 1.9 Teks Proklamasi (Tulisan Bung Karno dan Ketikan Sayuti Melik)
Dengarkanlah Proklamasi kami:
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan
Indonesia . Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-
lain, diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya. Jakarta , 17 Agustus 1945. Atas nama bangsa
Indonesia Soekarno/Hatta. Demikianlah saudara saudara! Kita
sekarang telah merdeka. Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat
tanah air kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kita menyusun Negara
kita! Negara Merdeka. Negara Republik Indonesia merdeka, kekal,
dan abadi. Insya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu.
Acara, dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih. S.
K. Trimurti diminta maju untuk mengibarkan bendera, dia menolak
lebih baik seorang prajurit katanya. Tanpa ada yang menyuruh, Latief
Hendraningrat yang berseragam PETA berwarna hijau maju ke dekat
tiang bendera. S. Suhud mengambil bendera dari atas baki yang telah
disediakan dan mengikatnya pada tali dibantu oleh Latief
Hendraningrat. Bendera dinaikkan perlahan-lahan. Tanpa ada yang
memimpin, para hadirin dengan spontan menyanyikan lagu Indonesia
Raya. Bendera dikerek dengan lambat sekali, untuk menyesuaikan
dengan irama lagu Indonesia Raya yang cukup panjang. Seusai
pengibaran bendera, dilanjutkan dengan pidato sambutan dari
Walikota Soewirjo dan dr. Muwardi.
Gambar 1.10 Pembacaan Teks Proklamasi oleh Soekarno dan Pengibaran Bendera Merah Putih Oleh Suhud dan Latief Hendraningrat
Setelah upacara yang singkat itu, Bung Karno kembali ke kamar
tidurnya. masih meriang. Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
ternyata berlangsung tanpa protokol, tak ada korps musik, tak ada
konduktor dan tak ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari
batang bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit
menjelang upacara. Tetapi itulah, kenyataan yang yang terjadi pada
sebuah upacara sakral yang dinanti-nantikan selama lebih dari tiga
ratus tahun.
C. Proses Pembentukan Negara Pemerintahan Beserta
Kelengkapannya
Negara adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu
dan diorganisasi oleh pemerintah Negara yang sah. Beberapa teori
pembentukan Negara:
Teori Ketuhanan, menurut teori ini negara terbentuk atas kehendak
Tuhan.
Teori Perjanjian, teori ini berpendapat, bahwa negara terbentuk
karena antara sekelompok manusia yang tadinya masing-masing
hidup sendiri-sendiri, diadakan suatu perjanjian untuk mengadakan
suatu organisasi yang dapat menyelenggarakan kehidupan bersama.
Teori Kekuasaan, kekuasaan adalah ciptaan mereka-mereka yang
paling kuat dan berkuasa
Teori Kedaulatan, setelah asal usul negara itu jelas maka orang-
orang tertentu didaulat menjadi penguasa (pemerintah).
Sidang PPKI
Negara RI yang lahir pada tanggal 17 Agustus 1945 dalam
keadaan yang belum sempurna sebagai suatu Negara karena belum
mempunyai kelengkapan negara. Langkah diambil oleh para
pemimpin negara melalui PPKI dengan menyusun konstitusi negara
dan alat kelengkapan negara. Sidang PPKI dilaksanakan pada tanggal
18 Agustus 1945, 19 Agustus 1945, dan 22 Agustus 1945.
Sidang pertama PPKI, tanggal 18 Agustus 1945 di Gedung Cuo
Sangi-In yang menghasilkan:
– Pembahasan dan Pengesahan UUD
– Pengangkatan Presiden dan Wakil
– Pembentukan Komite Nasional (Daerah)
Mengesahkan UUD
Pengesahan undang-undang 1945 masih menjadi kendala. Hal
tersebut dikarenakan pemeluk agama lain merasa keberatan terhadap
kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syari’at Islam bagi
pemeluk-pemeluknya” dalam rancangan Piagam Jakarta. Kemudian
rapat sepakat untuk merubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Pengangkatan presiden dan wakil presiden.
Dalam pengangkatan presiden serta wakilnya,Oto Iskandardinata
mengusulkan agar pemilihan presiden dilakukan secara aklamasi. Ia
juga mengajukan Ir. Sukarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta
sebagai Wakil Presiden. Akhirnya usulan tersebut disetujui oleh para
hadirin dan kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia
Raya.
Pembentukan sebuah Komite Nasional (Daerah)
Sidang PPKI tanggal 22 Agustus 1945 dibentuk sebuah Komite
Nasional Indonesia (KNI). Komite Nasional Indonesia adalah badan
yang akan berfungsi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
sebelum diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu). KNIP diketuai
oleh Mr. Kasman Singodimejo. Anggota KNIP dilantik pada tanggal 29
Agustus 1945. Tugas pertama KNIP adalah membantu tugas
kepresidenan. Namun, kemudian diperluas tidak hanya sebagai
penasihat presiden, tetapi juga mempunyai kewenangan legislatif.
Wewenang KNIP sebagai DPR ditetapkan dalam rapat KNIP tanggal
16 Oktober 1945.
PPKI melaksanakan sidangnya yang kedua yaitu tgl 19 Agustus. Hasil
siding tersebut yaitu 3 buah keputusan :
• Wilayah Indonesia di bagi menjadi 8 provinsi
• Mengumumkan 12 Kementerian
• Pembahasan anggota-anggota Komite Nasional Indonesia Pusat
(KNIP).
1. Pembagian Wilayah RI Menjadi 8 Provinsi
Provinsi hasil pembagian PPKI tanggal 18 Agustus 1945 yaitu:
1. Jawa Barat
2. Jawa Tengah
3. Jawa Timur
4. Borneo (Kalimantan)
5. Sulawesi
6. Maluku
7. Sunda Kecil
8. Sumatera
Gambar 1.11 Pembagian wilayah administratif pasca kemerdekaan RI
PEMBENTUKAN BKR CIKAL BAKAL TENTARA NASIONAL
INDONESIA
Keinginan para pemuda yaitu pembentukan tentara secara nasional
dan utuh. Namun Presiden Soekarno menginstruksikan pembentukan
berdasarkan daerah-daerah provinsi. Di Jakarta bekas tentara PETA
membentuk BKR Pusat agar BKR-BKR daerah dapat dikoordinasikan.
KASMAN SINGODIMEDJO bekas daidanco Jakarta, terpilih sebagai
pimpinan BKR Pusat.
BKR hanya bertugas sebagai penjaga keamanan umum di daerah-
daerah di bawah koordinasi KNI daerah.
Gambar 1.12 Pembentukan BKR
KABINET PRESIDENTIL PERTAMA
Susunan Kementerian Pertama sesuai dengan ketentuan UUD 1945
ditetapkan pada tanggal 2 September 1945 yang dipimpin sekaligus
oleh Presiden Sukarno. Susunan kabinet pertama RI tersebut sebagai
berikut :
1. Perdana Menteri : Presiden Sukarno
2. Menteri Dalam Negeri : R.A.A. Wiranatakusumah
3. Menteri Luar Negeri : Mr. Akhmad Subardjo
4. Menteri Kehakiman : Prof. Dr. Soepomo, SH
5. Menteri Kemakmuran : Ir. D.P. Surakhman
6. Menteri Keuangan : Mr. A.A. Maramis
7. Menteri Kesehatan : dr. R. Boentaran M.
8. Menteri Pengajaran : Ki Hajar Dewantara
9. Menteri Sosial : Mr. Iwa Kusumasumantri
10. Menteri Penerangan : Mr. Amir Syarifuddin
11. Menteri Perhubungan : R. Abikusno Cokrosuyoso
12. Menteri Keamanan Rakyat : Suprijadi
13. Menteri Pekerjaan Umum : R. Abikusno Cokrosuyoso
14. Menteri Negara : K.H. Wachid Hasjim
15. Menteri Negara : Dr. M. Amir
16. Menteri Negara : Mr. R.M. Sartono
17. Menteri Negara : R. Otto Iskandardinata
18. Menteri Negara : Mr. A.A. Maramis
EVALUASI BAB I
1. Tujuan dibentuknya BPUPKI adalah …. a. Menagih janji Indonesia Merdeka b. Menjadikan Indonesia Negara fasis c. Merumuskan tuntutan Indonesia Merdeka kepada Jepang d. Mempelajari strategi militer menjelang Indonesia merdeka e. Mempelajari hal-hal penting yang mengenai pemerintahan
Indonesia Merdeka
2. Pengibar bendera merah putih saat PROKLAMASI RI adalah …. a. Latif Hendraningrat b. A.G. Pringgodigdo c. Toyohito Masuda d. Icibangase e. Chairul Shaleh
3. Nama “Piagam Jakarta” dari hasil rumusan Panitia Kecil dalam
sidang BPUPKI yang pertama dicetuskan oleh …. a. Ir. Soekarno b. Drs. Moh. Hatta c. K.H. Wahid Hasyim d. Ahmad Subarjo e. Mr. Muh. Yamin
4. Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan setelah
menyusun …. a. “Piagam Jakarta” b. Tata pemerintahan Indonesia c. Pembentukan UUD d. Rancangan dasar falsafah Negara selesai e. Rancangan UUD
5. Perubahan nama dari Tentara Republik Indonesia menjadi Tentara
Nasional Indonesia secara resmi dilakukan pada tanggal …. a. 5 Oktober 1945 b. 22 Agustus 1945 c. 3 Januari 1945 d. 5 Mei 1947
e. 3 Juni 1947
6. Tugas pokok Komite Nasional Indonesia yang dibentuk PPKI pada tanggal 22 Agustus 1945 adalah …. a. Menyerap aspirasi rakyat b. Membantu Presiden c. Sebagai Penasehat Presiden d. Membantu MPR e. Sebagai Kepala Departemen
7. Penyebab buruknya kondisi perekonomian Indonesia pada awal
kemerdekaan adalah …. a. Besarnya laju inflasi b. Peredaran uang tak terkendali c. Pajak dan bea masuk sangat kurang d. Banyak terjadi korupsi e. Blockade ekonomi oleh tentara NICA
8. Mata uang yang dikeluarkan pemerintah Indonesia sebagai
pengganti mata uang, Jepang adalah …. a. Uang De Javasche Bank b. Oeang Repoeblik Indonesia c. Mata Uang NICA d. Uang Hindia Belanda e. Ringgit
9. Langkah-langkah yang dilakukan Pemerintah RI untuk mengatasi
kesulitan ekonomi pada awal kemerdekaan adalah sebagai berikut, kecuali …. a. Mengadakan pinjaman Nasional b. Mencari bantuan/pinjaman luar negeri c. Mengaktifkan partisipasi pengusaha swasta d. Mengadakan konferensi ekonomi e. Menerapkan rencana Kasimo
10. Pada tanggal 1 Nopember 1946 pemerintah mengubah Yayasan
Pusat Bank menjadi …. a. Bank Negara Indonesia (BNI) b. Bank Rakyat Indonesia (BRI) c. Bank Indonesia (BI)
d. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) e. Bank Tabungan Negara (BTN)
11. Untuk mengatasi blockade laut oleh Belanda, pemerintah RI
melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut, kecuali …. a. Memberikan bantuan beras ke India b. Melakukan hubungan dagang dengan perusahaan Amerika
(Isbrantsen Inc) c. Membentuk perwakilan resmi RI di Singapura d. Membentuk perwakilan resmi RI di Australia e. Membentuk perwakilan kementrian pertahanan di luar negeri
12. Tujuan pemerintah mengakibatkan kegiatan Persatuan Tenaga
Ekonomi (PTE) adalah …. a. Meningkatkan produksi tanaman pangan b. Mengurangi beban Negara dalam bidang ekonomi c. Mendorong pengusaha swasta berpartisipasi dalam
perkembangan ekonomi d. Mengendalikan peredaran mata uang e. Meningkatkan pemasukan pajak dan bea masuk
13. Rencana Kasimo menganjurkan hal-hal sebagai berikut, kecuali
…. a. Penanaman lahan-lahan kosong di Sumatera Timur b. Program intensifikasi dengan menanam padi bibit unggul c. Penyaluran lascar-laskar ke bidang-bidang produktif d. Trasmigrasi 20 juta penduduk Jawa ke Sumatera e. Pencegahan penyembelihan hewan pertanian
14. Perundingan Roem Royen dilaksanakan di Hotel ….
a. Des Indes b. Oranye c. Harmonie d. Ned Indie e. De Indie
15. Pemimpin delegasi BFO pada Konferensi Meja Bundar (KMB)
ialah …. a. Prof. Schermerhorn b. Sultan Hamid II
c. Anak Agung Gde Agung d. Amir Syarifudin e. Moh. Roem
16. Inflasi yang sangat berat menimpa Negara Republik Indonesia
pada awal kemerdekaan bersumber pada …. a. Kas Negara Republik Indonesia yang masih kosong b. Peredaran mata uang rupiah yang tidak terkendali c. Barang-barang kebutuhan pokok masyarakat menghilang dari
peredaran d. Pengeluaran negara Republik Indonesia tidak terkendali e. Pemerintah Jepang memaksakan kehendaknya untuk
menambah peredaran mata uang rupiah
17. Upaya yang ditempuh pemerintah untuk mengatasi buruknya perekonomian negara adalah dengan cara …. a. Melaksanakan pinjaman luar negeri b. Meningkatkan produksi pertanian c. Meningkatkan ekspor barang-barang ke luar negeri d. Menjalin hubungan dengan Negara-negara donor e. Melaksanakan pinjaman nasional
18. Pemerintah Republik Indonesia memberikan bantuan beras
kepada India sebesar 500.000 ton. Hal ini dimaksudkan untuk …. a. Tetap menjalin hubungan kerja sama dengan India b. Membalas jasa atas pengakuan India terhadap kemerdekaan
Indonesia c. Menunjukkan pada dunia bahwa Indonesua sudah d. Menarik dukungan Negara-negara lainnya e. Alasan kemanusiaan
19. Usaha yang dilakukan pemerintah Republik Indonesia untuk
menembus blockade musuh (Belanda) adalah …. a. Mengadakan hubungan dengan pengusaha Amerika Serikat b. Menjalin hubungan dengan para pengusaha Belanda c. Memperkuat daya saing para pengusaha Indonesia d. Meminta dukungan negara-negara Asia Tenggara untuk
menghadapi Belanda e. Memerangi armada-armada Belanda di Lautan Indonesia
20. Pengangkatan Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden Republik Indonesia pada sidang PPKI adalah atas usul …. a. Sukarni b. Moh. Yamin c. B.M. Diah d. Otto Iskandardinata e. Chairul Saleh
21. Negara Republik Indonesia dibagi atas beberapa daerah
propinsi, dengan tujuan untuk …. a. Mempersempit ruang gerak pemerintahan b. Memberikan kekuasaan pada tokoh-tokoh yang berjasa c. Mempercepat proses jalannya pemerintahan d. Mempermudah pengawasan e. Menghilangkan kekuatan besar dari suatu daerah
22. Tujuan Pemerintah mengeluarkan Maklumat Politik pada tanggal
3 November 1945 adalah …. a. Menunjukkan bahwa Republik Indonesia merupakan sebuah
Negara demokrasi b. Sebagai reaksi atas berdirinya partai-partai politik c. Mengukuhkan kedudukan Komite Nasional Indonesia sebagai
parlemen d. Untuk memberikan kewenangan kepada partai-partai politik
penguasa menyusun cabinet e. Untuk memberikan kesempatan kepada partai-partai politik
membentuk koalisi
23. Dekrit lahirnya Tentara Republik Indonesia yang berasal dari PETA dan Heiho dibacakan oleh …. a. Amir Syarifuddin b. Aruji Kartawinata c. Ki Hajar Dewantara d. Kasman Singodimedjo e. Adam Malik
24. Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayan yang ditunjuk
pemerintah Republik Indonesia pada awal kemerdekaan adalah ….
a. B.M.Diah b. Sukarni c. Ki Hajar Dewantara d. Supomo e. Abikusno
25. Radio merupakan media komunikasi massa yang sangat penting
pada masa awal kemerdekaan Indonesia …. a. Siaran radio memberikan berbagai bentuk pengetahuan
kepada masyarakat Indonesia b. Siara radio merupakan ujung tombak untuk mendorong
semangat perjuangan bangsa Indonesia c. Siaran radio merupakan alat pemerintah untuk menanamkan
kekuasaannya d. Siaran radio sebagai pemicu masyarakat untuk mengusir
bangsa-bangsa asing Siaran radio sebagai sarana untuk mengetahui terjadinya suatu peristiwa di beberapa daerah lainnya
e. Siaran radio memberikan doktrin politik
BAB II
Perkembangan Ekonomi dan
Politik Pada Masa Awal
Kemerdekaan sampai Tahun 1950
Gambar 2.1 Illustrasi gejolak Uang Rupiah vs Dollar dan Suasana Konferensi Meja
Bundar
A. Kebijakan Pemerintah Indonesia Sampai Tahun 1950
Pemerintahan awal Indonesia masih memikirkan pondasi ekonomi
yang sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia. Karena
system harus dibangun dengan berjalan, maka proses perkembangan
ekonomi Indonesia pada awal kemerdekaan mengalami hambatan.
Faktor penghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
1. Pengakuan kedaulatan dari Belanda pada tanggal 27 Desember
1949 menetapkan bahwa bangsa Indonesia menanggung beban
ekonomi dan keuangan pemerintahan Hindia Belanda dan VOC
seperti yang telah ditetapkan dalam KMB. Beban tersebut berupa
hutang luar negeri sebesar 1,5 Triliun rupiah dan utang dalam
negeri sejumlah 2,8 Triliun rupiah.
2. Defisit pendapatan yang harus ditanggung oleh Pemerintah pada
waktu itu sebesar 5,1 Miliar.
3. Ekspor Indonesia hanya bertumpu pada hasil bumi dan pertanian
4. Sistem ekonomi Indonesia dirancang oleh Belanda di Negeri
Belanda.
5. Belanda meninggalkan budaya feodal yang sangat kental di
Nusantara sehingga untuk maju masih sangat terhambat.
6. Belum memiliki pengalaman untuk menata ekonomi secara baik,
belum memiliki tenaga ahli dan dana yang diperlukan secara
memadai.
7. Situasi keamanan dalam negeri yang tidak menguntungkan
berhubung banyaknya pemberontakan dan gerakan sparatisisme
di berbagai daerah di wilayah Indonesia.
8. Tidak stabilnya situasi politik dalam negeri mengakibatkan
pengeluaran pemerintah untuk operasi-operasi keamanan semakin
meningkat.
9. Kabinet terlalu sering berganti menyebabakan program-program
kabinet yang telah direncanakan tidak dapat dilaksanakan,
sementara program baru mulai dirancang.
10. Angka pertumbuhan jumlah penduduk yang besar.
Masalah jangka pendek yang harus dihadapi pemerintah adalah
mengurangi jumlah uang yang beredar dan mengatasi Kenaikan biaya
hidup. Sementara masalah jangka panjang yang harus dihadapi
adalah pertambahan penduduk dan tingkat kesejahteraan penduduk
yang rendah.
A. KEBIJAKAN PEMERINTAH UNTUK MENGATASI MASALAH
EKONOMI MASA LIBERAL
Kehidupan ekonomi Indonesia hingga tahun 1959 belum berhasil
dengan baik dan tantangan yang menghadangnya cukup berat. Upaya
pemerintah untuk memperbaiki kondisi ekonomi adalah sebagai
berikut.
1. Gunting Syafruddin
Gambar 2.2 Illustrasi Sanering
Kebijakan ini adalah Pemotongan nilai uang (sanering). Caranya
memotong semua uang yang bernilai Rp. 2,50 ke atas hingga nilainya
tinggal setengahnya. Kebijakan ini dilakukan oleh Menteri Keuangan
Syafruddin Prawiranegara pada masa pemerintahan RIS. Tindakan ini
dilakukan pada tanggal 20 Maret 1950 berdasarkan SK Menteri Nomor
1 PU tanggal 19 Maret 1950. Tujuannya untuk menanggulangi defisit
anggaran sebesar Rp. 5,1 Miliar. Dampaknya rakyat kecil tidak
dirugikan karena yang memiliki uang Rp. 2,50 ke atas hanya orang-
orang kelas menengah dan kelas atas. Dengan kebijakan ini dapat
mengurangi jumlah uang yang beredar dan pemerintah mendapat
kepercayaan dari pemerintah Belanda dengan mendapat pinjaman
sebesar Rp. 200 juta.
2. Sistem Ekonomi Gerakan Benteng
Sistem ekonomi Gerakan Benteng merupakan usaha pemerintah
Republik Indonesia untuk mengubah struktur ekonomi yang berat
sebelah yang dilakukan pada masa Kabinet Natsir yang direncanakan
oleh Sumitro Joyohadikusumo (menteri perdagangan). Program ini
bertujuan untuk mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi struktur
ekonomi nasional (pembangunan ekonomi Indonesia). Programnya :
a. Menumbuhkan kelas pengusaha dikalangan bangsa Indonesia.
b. Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu diberi
kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi
nasional.
c. Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu
dibimbing dan diberikan bantuan kredit.
Para pengusaha pribumi diharapkan secara bertahap akan
berkembang menjadi maju. Gagasan Sumitro ini dituangkan dalam
program Kabinet Natsir dan Program Gerakan Benteng dimulai pada
April 1950. Hasilnya selama 3 tahun (1950-1953) lebih kurang 700
perusahaan bangsa Indonesia menerima bantuan kredit dari program
ini. Tetapi tujuan program ini tidak dapat tercapai dengan baik
meskipun beban keuangan pemerintah semakin besar. Kegagalan
program ini disebabkan karena :
1. Para pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan
pengusaha non pribumi dalam kerangka sistem ekonomi liberal.
2. Para pengusaha pribumi memiliki mentalitas yang cenderung
konsumtif.
3. Para pengusaha pribumi sangat tergantung pada pemerintah.
4. Para pengusaha kurang mandiri untuk mengembangkan
usahanya.
5. Para pengusaha ingin cepat mendapatkan keuntungan besar
dan menikmati cara hidup mewah.
6. Para pengusaha menyalahgunakan kebijakan dengan mencari
keuntungan secara cepat dari kredit yang mereka peroleh.
Dampaknya program ini menjadi salah satu sumber defisit
keuangan. Beban defisit anggaran Belanja pada 1952 sebanyak 3
Miliar rupiah ditambah sisa defisit anggaran tahun sebelumnya
sebesar 1,7 miliar rupiah. Sehingga menteri keuangan Jusuf Wibisono
memberikan bantuan kredit khususnya pada pengusaha dan
pedagang nasional dari golongan ekonomi lemah sehingga masih
terdapat para pengusaha pribumi sebagai produsen yang dapat
menghemat devisa dengan mengurangi volume impor.
3. Nasionalisasi De Javasche Bank
Gambar 2.3 De Javasche Bank
Seiring meningkatnya rasa nasionalisme maka pada akhir tahun
1951 pemerintah Indonesia melakukan nasionalisasi De Javasche
Bank menjadi Bank Indonesia. Awalnya terdapat peraturan bahwa
mengenai pemberian kredi tharus dikonsultasikan pada pemerintah
Belanda. Hal ini menghambat pemerintah dalam menjalankan
kebijakan ekonomi dan moneter. Tujuannya adalah untuk menaikkan
pendapatan dan menurunkan biaya ekspor, serta melakukan
penghematan secara drastis. Perubahan mengenai nasionalisasi De
Javasche Bank menjadi Bank Indonesia sebagai bank sentral dan
bank sirkulasi diumumkan pada tanggal 15 Desember 1951
berdasarkan Undang-undang No. 24 tahun 1951.
4. Sistem Ekonomi Ali-Baba
Sistem ekonomi Ali-Baba diprakarsai oleh Iskaq Tjokrohadisurjo
(mentri perekonomian kabinet Ali I). Tujuan dari program ini adalah
a. Untuk memajukan pengusaha pribumi.
b. Agar para pengusaha pribumi Bekerjasama memajukan
ekonomi nasional.
c. Pertumbuhan dan perkembangan pengusaha swasta nasional
pribumi dalam rangka merombak ekonomi kolonial menjadi
ekonomi nasional.
d. Memajukan ekonomi Indonesia perlu adanya kerjasama antara
pengusaha pribumi dan non pribumi.
Ali digambarkan sebagai pengusaha pribumi sedangkan Baba
digambarkan sebagai pengusaha non pribumi khususnya Cina.
Ekstensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi
pertanian dengan memperluas lahan pertanian, biasanya di luar
Pulau Jawa.
c. Diversifikasi Pertanian
Gambar 4.10 Penanaman berbagai macam tanaman
Diversifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi
pertanian dengan cara penganekaragaman tanaman, misal
dengan sistem tumpang sari (di antara lahan sawah ditanami
kacang panjang, jagung, dan sebagainya).
d. Rehabilitasi pertanian
Gambar 4.11 Lahan yang rusak
Rehabilitasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi
pertanian dengan cara pemulihan kemampuan daya
produktivitas sumber daya pertanian yang sudah kritis.
Faktor-faktor penyebab timbulnya lahan kritis adalah sebagai
berikut.
1) Penanaman yang terus menerus.
2) Penggunaan pupuk kimia (pestisida, herbisida).
3) Erosi karena penebangan liar.
4) Irigasi yang tidak teratur.
Upaya untuk memperbaiki lahan pertanian antara lain dilakukan
dengan cara-cara sebagai berikut.
1) Reboisasi untuk kawasan hutan/nonhutan.
2) Melakukan tebang pilih.
3) Pembibitan kembali.
4) Penanaman sejuta pohon.
5) Penanaman tanah lembah/pegunungan dengan
terasering/sengkedan.
6) Seleksi tanaman (tanaman pelindung/tua).
Keuntungan
a. Ditemukannya berbagai jenis tanaman dan biji-bijian/varietas
unggul.
b. Meningkatnya produksi pertanian yang berarti dapat mengatasi
pangan.
c. Pendapatan petani meningkat yang berarti meningkatnya
kesejahteraan petani. Tahun 1988, Indonesia mendapat
penghargaan dari FAO karena berhasil dalam swasembada
pangan.
Gambar 4.12 Panen Raya
Gambar 4.13. Penerimaan penghargaan dari lembaga pangan dunia FAO
Kelemahan Revolusi Hijau
a. Menghabiskan dana yang besar untuk biaya penelitian.
b. Menurunnya daya produksi tanah karena ditanami terus
menerus.
c. Polusi tanah dan air akibat penggunaan pupuk pestisida yang
berlebihan.
d. Dengan mekanisasi pertanian mengakibatkan tenaga manusia
digantikan mesin.
EVALUASI
1. Presiden yang menggantikan Soekarno kemudian digantikan oleh seorang anak petani yang menamai eranya dengan nama Orde Baru yaitu…. a. Soekarni b. Oemar Dhani c. Probo Sutedjo d. Soeharto e. Ahmad Yani
2. Tujuan dari partai-partai komunis, dimana pun mereka berada adalah untuk …. a. Merebut kekuasaan Negara b. Mengembangkan paham komunis c. Menghapuskan dictator proletariat d. Mempengaruhi para penguasa e. Membekukan lawan-lawan politiknya
3. Pada tahun 1951, PKI berhasil dibangun kembali oleh ….
a. Musso b. Alimin c. D.N. Aidit d. Supardjo e. Kamaruzaman
4. Di bawah ini terdapat para jendeal yang menjadi korban
keganasan dan kebiadaban Gerakan 30 September 1965, kecuali …. a. Ahmad Yani b. R. Suprapto c. S. Parman d. D.I. Panjaitan e. Soeharto
5. Penumpasan Gerakan 30 September 1965 di Jakarta dilakukan
oleh pasukan RPKAD yang dipimpin oleh …. a. Colonel Sarwo Edhi Wibowo b. Colonel Katamso
c. Mayjen Pranoto Reksosamodro d. Mayjen Soeharto e. Jenderal A.H. Nasution
6. Dukungan terhadap Gerakan 30 September 1965 pada daerah
tingkat I Jawa Tengah di umumkan oleh asisten Kodam VII Diponegoro yaitu …. a. Colonel Suminto b. Mayor Mulyono c. Kapten Mintarso d. Colonel Sahirman e. Mayor Supardi
7. Herman Sarens Sudiro menyatakan bahwa pelaku utama dari
Gerakan 30 September 1965 adalah PKI. Herman Saren Sudiro adalah pembantu utama dari …. a. A.H. Nasution b. Ahmad Yani c. Haryono MT d. S. Parman e. R. Ruprapto
8. Sebelum munculnya Gerakan 30 September 1965, Kolonel
Sukendro pernah menerima daftar nama para Jenderal yang terbunuh dalam Gerakan 30 September 1965 dari pemeritahan …. a. Taiwan b. Uni Sovyet c. Hongkong d. Cina e. Amerika Serikat
9. Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang telah dibentuk
tanggal 28 Oktober 1965 mendapat dukungan dari berbagai kesatuan aksi di bawah ini, kecuali …. a. KASI b. KAPPI c. KAMMI d. KAMI e. KABI
10. Pembentukan Kabinet Ampera yang ditetapkan melalui ketetapan MPRS No. XII/MPRS/1966 adalah untuk …. a. Melaksanakan program amanat penderitaan rakyat b. Memenuhi dan melaksanakan Tri Tuntutan Rakyat c. Memenuhi dan melaksanakan program jangka panjang d. Melaksanakan program pemerintahan didasarkan system
Demokrasi Pancasila e. Mengemban amanat penderitaan rakyat
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Ari Listiyani. 2009. Sejarah Untuk SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan
Imtam Rus Ernawati. 2009. Sejarah Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Tarunasena. 2009. Sejarah SMA/MA Kelas XII Program IPS. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tim Guru Mata Pelajaran Sekolah Galuh Handayani. 2014. Sejarah. Surabaya:
CV Cerdas Inti Media
Triyono Suwito. 2009. Sejarah SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan