Penggunaan Kata Kerja pada Masyarakat Dayak Kanayatn Desa Lingga Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya FAKULTAS BAHASA DAN SENI Proposal Penelitian OLEH : VINSENSIUS HERU ANGGARA NIM 511100121 INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA PONTIANAK 2014
Disain ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah penelitian kebahasaan Nama : vinsensius heru anggara NIM : 511100121 kelas : Bpagi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Penggunaan Kata Kerja pada Masyarakat Dayak Kanayatn
Desa Lingga Kecamatan Sungai Ambawang
Kabupaten Kubu Raya
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
Proposal Penelitian
OLEH :
VINSENSIUS HERU ANGGARA
NIM 511100121
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PONTIANAK
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas
berkat, rahmat, dan hidayah-Nya saya dapat menyusun proposal penelitian, Penggunaan Kata
Kerja pada Masyarakat Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga Kecamatan Sungai Ambawang
Kabupaten Kubu Raya.
Adapun tujuan dari penyusunan laporan kegiatan penyusunan proposal ini adalah
untuk memenuhi tugas individu pada salah satu mata kuliah.
Penulis sangat menyadari sepenuhnya dalam penyusunan laporan ini masih banyak
terdapat kekurangan dan kelemahannya, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya
membangun dalam penyempurnaan laporan ini sangat diharapkan.
Semoga segala bimbingan yang telah diberikan kepada saya bermanfaat
sebagaimana mestinya yang diharapkan. Akhirnya saya berharap semoga proposal yang telah
saya kerjakan dapat bermanfaat khususnya bagi saya sendiri dan pada pembaca.
Kubu Raya , Mei 2014
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar ……………………………………………………i
Daftar Isi ………………………………………………………….ii
Bagian I Rancangan Penelitian …………………………………..1
a. Latar Belakang .................................................................. 1
b. Rumusan Masalah ............................................................. 3
c. Tujuan............................................................................... 3
d. Manfaat ............................................................................. 4
e. Metodologi Penelitian ....................................................... 4
f. Pendekatan Penelitian ....................................................... 5
g. Data dan Sumber Data ...................................................... 6
h. Teknik dan Alat Pengumpul Data ..................................... 7
i. Pengecekan Keabsahan Data ............................................. 9
Bagian II Penggunaan Kata Kerja (Verba) Bahasa Dayak Ahe Kanayatn Desa
Lingga Kec. Sui. Ambawang …………………..11
a. Pengertian Kata Kerja ( Verba )....................................................... 11
b. Fungsi Kata Kerja ( Verba ) ............................................ 12
c. Kata Kerja ( Verba ) Aktif Transitif dan Intrasitif ..................... 17
d. Bahasa Dayak Kanayatn (Ahe ) ..................................... 19
e. Kata Kerja ( Verba ) Pasif ............................................................... 21
Daftar Pustaka ……………………………………………………………..22
BAGIAN I
RENCANA PENELITIAN
A. Latar Belakang
Suku Dayak Kanayatn (Ahe), adalah salah suku dayak yang bermukim di
kabupaten Kubu Raya provinsi Kalimantan Barat. Suku Dayak Kanayatn (Ahe) ini
lebih memilih hidup di perkampungan dengan bermacam keunikan masing-masing.
Bahasa yang diginakan oleh suku Dayak Kanayatn yang di kenal dengan bahasa Ahe
merupakan ciri khas bahasa Dayak Kanayatn. Bahasa Ahe ini pada bahasa dayak
kuhususnya di Suku Dayak Kanayatn di dalam penggunaannya lebih khususnya pada
penggunaan Kata Kerja atau Verba.
Kemudian Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa itu dibentuk oleh
sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah
sistem, bahasa selaian bersifat sistematis dan juga bersifat sistemis. Dengan sistematis
maksudnya, bahasa itu tersusun menurut suatu pola tertentu, tidak tersusun secara
acak atau sembarangan. Sedangkan sistemis, artinya, sistem bahasa itu bukan
merupakan sebuah sistem tunggal, melainkan terdiri dari sejumlah subsistem, yakni
subsistem fonologi, subsistem morfologi, subsistem sintaksis, dan subsistem leksikon.
Sistem bahasa yang dibicarakan di atas adalah berupa lambang-lambang dalam bentuk
bunyi. Artinya lambang-lambang itu berbentuk bunyi, yang lazim disebut bunyi ujar
atau bunyi bahasa. Setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang disebut
makna atau konsep.
Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan kita. Hal ini harus kita sadari
benar-benar. Terutama dalam keanekaragaman bahasa di Indonesia yang begitu
banyak. Keragaman bahasa inilah yang menyebabkan situasi Sosiolinguistik di
Indonesia menjadi bervariasi. Ini terjadi karena Indonesia adalah salah satu Negara
terkaya di seluruh permukaan bumi.
Bahasa merupakan sarana komunikasi yang sangat penting keberadannya bagi
masyarakat. Bahasa digunakan masyarakat untuk mengungkapkan ide, pikiran dan
perasaan kepada orang lain sehingga akan terjalin interaksi antarmasyarakan, tanpa
bahasa komunikasi tidak akan terjalin dengan baik.
Bangsa Indonesia memiliki keberagaman bahasa selain bahasa Indonesia sebagai
bahasa pemersatu dan bahasa nasional. Bahasa Dayak Kanayatn Ahe merupakan satu
di antara bahasa daerah yang terdapat di wilayah Indonesia, tepatnya di daerah
Kecamatan Sungai Ambawang, Desa Lingga, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan
Barat. Sampai sekarang, bahasa ini masih digunakan oleh Dayak Kanayatn Ahe.
Bahasa sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi memiliki ciri
baik bentuk, bunyi, dan makna yang berbeda antara manusia pada satu kelompok
tertentu dengan kelompok manusia yang lain. Perbedaan bahasa tersebut tampak pada
penggunaan bahasa oleh dayak kanayatn yang ada di Desa Lingga, kecamatan Sungai
Ambawang. Bahasa daerah di Indonesia digunakan oleh masyarakat yang harus
dilestarikan kerana memiliki peran dan kedudukan yang dalam berkomunikasi. Peran
dan kedudukan bahasa bagi Dayak Kanayatn Desa Lingga Kecamatan Sungai
Ambawang sangat komunikatif terutama dalam pergaulan sehari-hari, upacara adat
dan ketika menuturkan cerita rakyat. Dari penlitian ini memfokuskan pada
penggunaan Kata Kerja Bahasa Dayak Kanayatn Sungai Ambawang.
B. Rumusan Masalah
Masalah umum yang dibahas dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
penggunaan kata kerja pada bahasa Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga Kecamatan
Sungai Ambawang ?” Masalah ini dirincikan lagi ke dalam submasalah sebagai
berikut.
a. Bagaimanakah penggunaan kata kerja aktif transitif dan intrasitif pada bahasa
Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga Kecamatan Sungai Ambawang ?
b. Bagaimanakah penggunaan bentukan kata kerja aktif transitif dan intrasitif
Dayak pada bahasa Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga Kecamatan Sungai
Ambawang ?
c. Bagaimanakah penggunaan kata kerja pasif pada bahasa Dayak Kanayatn
Ahe Desa Lingga Kecamatan Sungai Ambawang ?
C. Tujuan
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan kata
kerja pada Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga Kecamatan Sungai Ambawang. Secara
khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut.
a. Mendeskripsikan penggunaan kata kerja aktif transitif dan intrasitif pada
bahasa Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga Kecamatan Sungai Ambawang.
b. Mendeskripsikan penggunaan pembentukan kata kerja aktif transitif dan
intrasitif Dayak pada bahasa Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga
Kecamatan Sungai Ambawang.
c. Mendeskripsikan penggunaan kata kerja pasif pada bahasa Dayak
Kanayatn Ahe Desa Lingga Kecamatan Sungai Ambawang.
D. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat teoritis maupun praktis.
Manfaat teoritis yang diharapkan adalah sebagai bahan pembelajaran dan
pengembangan dalam kajian kebahasaan, khususnya yang berkaitan dengan kata
penggunaan kerja. Manfaat praktisnya antara lain sebagai berikut.
a. Manfaat Praktis
1. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan tentang bahasa,
khusunya mengenai penggunaan kata kerja pada bahasa Dayak Kanayatn
Ahe Desa Lingga Kecamatan Sungai Ambawang.
2. Bagi guru bahasa Indonesia
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan guru bahasa Indonesia
sebagai salah satu alternasi bahan pembelajaran bahasa Indonesia,
khususnya dalam pembelajaran kebahasaan yang berkaitan dengan
penggunaan kata kerja.
3. Bagi penelitian lainnya
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternasi
bahan informasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya di bidang
kebahasaan, khususnya yang berkaitan dengan penggunaan kata kerja.
E. Metologi Penelitian
Penelitian ini mengkaji bentuk kata kerja pada bahasa Dayak Kanayatn Ahe Desa
Lingga Kecamatan Sungai Ambawang. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian
ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif diarahakn sebagai prosedur
pemecahan masalah yang akan diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan
keadaan subjek atau objek yang diteliti secara apa adanya sesuai dengan fakta pada
saat penelitian dilakukan.
Dengan metode deskriptif, penelitian dilakukan semata-mata berdasarkan fakta
atau fenomena yang memang hidup pada penuturnya. Dalam hal ini, metode dekriptif
memberikan gambaran yang objektif tentang sistem kata kerja bahasa Dayak
Kanayatn Ahe Sungai Ambawang yang akan dianalisis sesuai dengan faktor
pemakaian sebenarnya dari bahasa Dayak Kanayatn Ahe Kecamatan Sungai
Ambawang.
F. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
pendekatan kualitatif. Penelitian kulaitatif merupakan bentuk penelitian yang
menggambarkan suatu keadaaan dengan uraian. Data yang dikumpulkan berupa kata-
kata, gambar, dan bukan angka-angka (Moleong, 2005:11). Oleh karena itu, data
yang akan dikumpulkan tidak menggunakan angka-angka atau perhitungan,
melainkan mengacu pada makna atau pemahaman terhadap interkasi terhadap konsep
data yang dianalisis. Dengan demikian data dianalisis dalam bentuk uraian dalam
bentuk kata-kata atau kalimat.
Pendekatan kualitatif memiliki ciri-ciri berlatar alamiah, bersifat deskriptif, lebih
mengutamakan proses daripada hasil, dan analisis data bersifat induktif (Bogdan dan
Biklen, 1982 dalam Djajasudarma,1994). Berlatar alamiah, maksudnya data penelitian
bersumber dari peristiwa-peristiwa komunikasi dan situasi alamiah yang berlangsung
di masyarakat Dayak Kanayatn Ahe Kecamatan Suingai Ambawang. Bersifat
deskriptif, maksudnya data dikumpulkan berbentuk deskripsi wacana. Data dilengkapi
dengan konteks terjadinya interaksi. Pendeskripsian konteks diupayakan hingga
menyentuh hal-hal kecil, seperti waktu, tempat, dan kedudukan partisipan. Hasil
analisis data dilaporkan dalam bentuk deskripsi fenomenologis, artinya hasil analisis
dipaparkan sesuai dengan temuan di lapangan tanpa dihubungkan dengan variabel-
variabel tertentu.
Lebih mengutamakan proses daripada hasil, maksudnya dalam pelaksanaan
penelitian ini, khususnya kegiatan pengumpulan lebih diorientasikan pada proses.
Pengorientasian tersebut, misalnya pengupayaan waktu pelaksanaan pengumpulan
data yang bersifat fleksibel. Karena itu, jadwal tidak dijadikan target. Demikian
halnya dengan perolehan data, baik jenis maupun jumlahnya tidak didasarkan pada
perencanaan atau target tertentu.
Analisis data bersifat induktif, maksudnya penelitian ini tidak diarahkan untuk
memperkuat atau menolak hipotesis tertentu. Karena itu, paparan hasil analisis
penelitian yang berkaitan dengan penggunaan kata kerja pada masyarakat Dayak
Kanayatn Ahe Desa Lingga Kecamatan Sungai Ambawang lebih didasarkan pada data
alamiah yang terkumpul di lapangan.
G. Data dan Sumber Data
1. Data
Data dalam penelitian ini berupa kata-kata yang mengandung kata kerja dan
konteks penggunaannya pada Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga Kecamatan
Sungai Ambawang
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah bahasa yang dituturkan oleh penutur
asli bahasa Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga Kecamatan Sungai Ambawang dan
konteks tuturan yang diperoleh melalui pengamatan, rekaman dan pencatatan
lapangan secara langsung. Konteks ini dimasukkan dalam sumber data karena
konteks tuturan berpengaruh terhadap tujuan penggunaan kata kerja pada
masyarakat Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga Kecamatan Sungai Ambawang.
Subjek penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah masyarakat asli
penutur bahasa Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga Kecamatan Sungai
Ambawang. Namun, tidak semua masyarakat asli penutur bahasa Dayak
Kanayatn Ahe Desa Lingga Kecamatan Sungai Ambawang mempunyai
kedudukan yang sama sebagai informan dalam penelitian, sebab terdapat syarat-
syarat yang harus dipenuhi sebagai seorang informan, sebagai berikut: Data
dianalisis selama dan setelah pengumpulan data. Maksudnya, selama
pengumpulan data, data ditranskripsikan (dari pita rekaman ke data tulisan) dan
disesuaikan dengan catatan peneliti. Apabila terdapat penyimpangan, pada
observasi berikutnya dapat dilakukan perekaman atau pencatatan data dengan
lebih cermat untuk menghidari kesalahan.
H. Teknik dan Alat Pengumpul Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah cakap langsung,
pencatatan lapangan, dan perekaman. Teknik cakap langsung merupakan teknik
penjaringan data melalui percakapan antara peneliti dan informan. Pelaksanaan
teknik ini dilakukan dengan cara tanya jawab langsung dengan berpedoman pada
instrumen penelitian. Teknik cakap langsung digunakan untuk mengetahui secara
langsung sistem kata kerja pada masyarakat Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga
Kecamatan Sungai Ambawang.
Teknik pencatatan lapangan digunakan untuk mencatat konteks tuturan yang
berguna untuk memaknai data yang diperoleh, sedangkan teknik perekaman
dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data yang
sebenarnya, berupa penggunaan kata kerja pada masyarakat Dayak Kanayatn
Ahe Desa Lingga Kecamatan Sungai Ambawang.
2. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, para ahli mengemukakan pendapatnya bahwa
yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri, atau dengan
bantuan orang lain yang merupakan alat pengumpul data utama (Guba dan
Lincoln, 1981 dalam Moleong, 2005). Hal ini dikarenakan peneliti dalam
penelitian kualitatif dipandang sebagai pencari tahu alami dalam pengumpulan
data.
Peneliti sebagai instrumen, ada beberapa prasyarat yang harus diperhatikan,
yaitu: (1) peneliti ada jarak dengan objek terteliti, (2) tetap objektif, (3)
berorientasi pada tujuan penelitian, (4) tetap setia pada data penelitian, dan (5)
menyelesaikan sesuai dengan disiplin ilmu serta paradigma. Selain peneliti
sebagai instrumen utama, penelitian ini menggunakan instrumen bantu, yaitu alat
perekam (tape recorder), kartu data atau catatan lapangan, daftar pertanyaan dan
kalimat yang mengandung kata kerja. Alat perekam (tape recorder) digunakan
untuk merekam tuturan informan, catatan lapangan digunakan untuk mencatat
konteks tuturan, dan daftar pertanyaan dan kalimat digunakan sebagai pedoman
percakapan.
3. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ini didasarkan pada teknik yang dikemukakan oleh Miles
dan Huberman (1992: 15-20). Teknik analisis yang dimaksud meliputi: (a)
reduksi data, (b) penyajian data, dan (c) penyimpulan. Ketiga langkah tersebut
merupakan satu siklus yang saling terkait dan dilaksanakan secara serentak
selama dan setelah pengumpulan data. Ketiga langkah itu secara memadai
dipaparkan di bawah ini.
Reduksi data adalah kegiatan analisis yang meliputi (a) identifikasi, (b)
klasifikasi, dan (c) kodefikasi data. Identifikasi data adalah kegiatan menyeleksi
kelayakan data, misalnya dari segi kejelasan dan ada tidaknya penggunaan sapaan
pada masyarakat Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga Kecamatan Sungai
Ambawang. Klasifikasi data adalah kegiatan memilah dan mengelompokkan data
berdasarkan penggunaan kata kerja dan konteks tuturan. Kodefikasi data adalah
kegiatan memberi identitas data sesuai dengan sistem kerja dan konteks tuturan.
Penyajian data adalah kegiatan mengelompokkan data yang telah direduksi.
Pengelompokan data dilakukan dengan menggunakan tabel, Dengan penyajian
data ini diharapkan penarikan kesimpulan menjadi terarah.
Penarikan simpulan adalah kegiatan analisis yang lebih dikhususkan pada
penafsiran data yang telah disajikan. Penafsiran dilakukan secara menyeluruh
tetang hubungan kekerabtan, nonkekerabatan, dan tujuan penggunaan kata kerja
pada masyarakat Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga Kecamatan Sungai
Ambawang.
I. Pengecekan Keabsahan Data
Konsekuensi bagi peneliti yang melakukan penelitian kualitatif adalah sering
dijumpai data kasus negatif dan data bervariasi. Dalam kegiatan penelitian diperlukan
kriteria tertentu yang dapat memenuhi nilai kebenaran (keabsahan) terhadap data
informasi yang dikumpulkan peneliti dari lapangan, untuk mengantisipasi
kemungkinan-kemungkinan terjadi kesalahan, kekurangan atau bias terhadap data
yang dianalisis. Kekhawatiran ini dapat dihindari dengan melakukan trianggulasi
sebagai salah satu teknik pemeriksaan data (Moleong, 2005).
Pengecekan keabsahan data menurut Moleong (2005:175) ada sembilan teknik,