Top Banner
DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD ECONOMIC FORUM (WEF) PADA MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN SBY PERIODE TAHUN 2009-2014 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S. Sos) Oleh: Qobul Imron Rosada NIM: 1110113000074 JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
128

DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

Dec 28, 2019

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD

ECONOMIC FORUM (WEF) PADA MASA PEMERINTAHAN

PRESIDEN SBY PERIODE TAHUN 2009-2014

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S. Sos)

Oleh:

Qobul Imron Rosada

NIM: 1110113000074

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2015

Page 2: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

i

Page 3: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

ii

Page 4: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

iii

Page 5: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

iv

Abstrak

Penelitian ini berusaha menjelaskan kepentingan diplomasi ekonomi Indonesia

terhadap World Economic Forum (WEF) pada periode tahun 2009-2014, terutama dalam

forum pertemuan WEF yang diadakan di Davos maupun di kawasan Asia Timur. Penulis

melihat bahwa ada usaha diplomasi yang ingin dicapai Indonesia dari peningkatan

partisipasinya dalam forum pertemuan internasional tersebut. Diplomasi ekonomi Indonesia

pada periode ini juga menarik, karena politik luar negeri “bebas aktif” dilaksanakan dengan

mempromosikan doktrin “million friends zero enemy”. Sehingga doktrin tersebut menjadi

bagian pembahasan yang penting untuk menjelaskan performance politik luar negeri dan

diplomasi Indonesia, khususnya diplomasi ekonomi.

Penulis menggunakan pendekatan Pluralisme Liberal dalam melihat hal ini.

Pendekatan dari grand theory Liberalisme ini memfokuskan perhatian pada semakin

pentingnya aktor non-negara dalam hubungan internasional. Untuk mengetahui kapabilitas

dan pengaruh WEF dalam hubungan internasional, penulis menjelaskan profil WEF secara

komprehensif. Hal ini dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa usaha Indonesia dalam

forum untuk mencapai kepentingannya menjadi relevan dengan kondisi saat ini, yaitu NGO

semakin diperhitungkan dalam politik global.

Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dimana penulis meneliti

permasalahan berdasarkan dari data-data yang diperoleh dari berbagai sumber. Dengan

menggunakan konsep „tujuan kebijakan luar negeri‟, penulis mengumpulkan beberapa hal

yang ingin dicapai oleh Indonesia dari diplomasinya dalam forum WEF. Ketika tujuan

kebijakan luar negeri adalah penjabaran dari kepentingan nasional, maka poin-poin tujuan

kebijakan nasional dapat dianalisis dan digeneralisasikan menjadi sebuah kepentingan

nasional. Sehingga dari analisis yang telah dilakukan, penulis membuat kesimpulan bahwa

kepentingan diplomasi ekonomi Indonesia terhadap WEF pada periode tahun 2009-2014

adalah kepentingan ekonomi.

Kata kunci: diplomasi ekonomi Indonesia, World Economic Forum, kepentingan nasional,

tujuan kebijakan luar negeri.

Page 6: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan atas segala nikmat yang senantiasa

mengalir dari Allah SWT. Rabb Semesta Alam, sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan

ini sebagaimana mestinya. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan studi pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional pada Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassar. Shalawat dan Salam semoga senantiasa

tercurah kepada Suri Tauladan dan Guru Moralitas yang terbaik, Rasululllah SAW. beserta

keluarga beliau..

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih dan

penghargaan kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, beserta seluruh staf dan karyawan.

2. Bapak Badrus Sholeh, MA selaku Pebimbing serta Ketua Jurusan Hubungan

Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Sekretaris Jurusan Ilmu Hubungan Intenasional, Ibu Eva Mushoffa, MHSPSS.

4. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah yang telah memberikan sebagian ilmu dan

pengetahuannya kepada penulis sejak awal hingga menjelang penyelesaian studi di

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional.

5. Keluarga yang baik hati; Bapak Ahmad Suparman, Ibu Samiyem, Mba Ika, dan Mba

Atun, yang senantiasa memotivasi, mendo‟akan, dan menanti selesainya skripsi ini

dengan penuh kesabaran.

6. Segenap staf akademik dan staf kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

UIN Syarif Hidayatullah, yang telah membantu penulis dalam pengurusan berkas.

Page 7: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

vi

7. Teman-teman Satu Rumah; Hilman, Husni, Taufik, Kevin, Mulki. Juga teman satu

angkatan; Takdir, Feri, Dimas.

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini tentu tidak lepas dari banyak kesalahan

dan kekurangan. Untuk itu, dengan kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik

dari para pembaca sebagai bahan masukan sehingga dapat berguna baik bagi penulis maupun

bagi pembaca pada umumnya. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis

pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, 23 Desember 2015

Penulis

Page 8: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

ABSTRAKSI ............................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................ v

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL .......................................................... viii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................. 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 9

D. Tinjauan Pustaka ................................................................... 10

E. Kerangka Pemikiran .............................................................. 13

F. Metode Penelitian .................................................................. 22

G. Sistematika Penulisan ............................................................ 23

BAB II. WORLD ECONOMIC FORUM (WEF)

A. Profil World Economic Forum (WEF) .................................. 24

B. Pertemuan Tahunan WEF 2009-2014 ................................... 40

C. World Economic Forum on East Asia (WEF-EA)

Tahun 2009-2014 .................................................................. 41

BAB III. PELAKSANAAN DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA PERIODE

TAHUN 2009-2014 DAN DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WEF

A. Pelaksanaan Politik Luar Negeri “Bebas Aktif” dalam Diplomasi Ekonomi

Indonesia ................................................................................ 47

A. 1. Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan

Diplomasi ............................................................................... 47

Page 9: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

viii

A. 2. Politik Luar Negeri dan Diplomasi Ekonomi Indonesia Periode Tahun

2009-2014 .............................................................................. 50

B. Diplomasi Ekonomi Indonesia terhadap WEF ..................... 59

B. 1. Diplomasi Ekonomi Indonesia terhadap WEF sebelum Periode 2009-

2014 ....................................................................................... 59

B. 2. Diplomasi Ekonomi Indonesia terhadap WEF pada Periode Tahun 2009-

2014 ....................................................................................... 62

BAB IV DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WEF PADA

PERIODE TAHUN 2009-2014

A. Poin – Poin Tujuan Kebijakan Luar Negeri Diplomasi Ekonomi Indonesia

terhadap WEF pada Periode Tahun 2009-2014 .................... 71

B. Analisis Kepentingan Ekonomi dalam Diplomasi Ekonomi Indonesia terhadap

WEF pada Periode Tahun 2009-2014 .................................... 92

B. 1. Pelaksanaan Politik Luar Negeri Indonesia Presiden SBY Neoliberal

Institusionalis: Sebuah Jalan bagi Analisis Pluralisme Liberal 92

B. 2. Kepentingan Ekonomi dalam Diplomasi Ekonomi Indonesia tehadap

WEF periode 2009-2014 ........................................................ 99

BAB V. KESIMPULAN .............................................................................. 105

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 108

Page 10: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

ix

DAFTAR SINGKATAN

ACFTA : ASEAN-China Free Trade Area

ASEAN : Association of Southeast Asian Nation

BDF : Bali Democracy Forum

BKPM : Badan Koordinasi Penanaman Modal

CSR : Corporate Social Responsibility

DDA : Doha Development Agenda

EMF : European Management Forum

EMS : European Management Symposium

GCR : Global Competitiveness Report

GHI : Global Health Initiative

HAM : Hak Asasi Manusia

KKN : Korupsi Kolusi Nepotisme

MEA : Masyarakat Ekonomi ASEAN

NAMA : Non-Agricultural Market Access

PISAgro : Partnership Indonesia‟s Sustainable Agriculture

WEF : World Economic Forum

WTO : World Trade Organization

WWF : World Wildlife Fund

Page 11: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

x

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

Gambar

1. 1. Kerangka Berfikir .................................................................................. i

2. 1. European Management Symposium pada tahun 1971 .......................... i

2. 2. Logo World Economic Forum ............................................................... ii

2. 3. Sebuah diskusi panel dalam WEF-EA 2011 .......................................... ii

Tabel

2. 1. Tema Pertemuan Tahunan WEF 2009-2014 ......................................... iii

4. 1. Kunci Indikator negara – negara berdasar GDP .................................... iii

Page 12: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Nama Elit Politik yang Terlibat dalam Diskusi Forum Pertemuan

WEF Periode 2009-2014

Lampiran 2 : Tabel Global Competitiveness Index (GCI) Indonesia

Lampiran 3 : Transkip Wawancara

Page 13: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak menjadi negara merdeka pada tahun 1945, Indonesia sangat

memfokuskan politik luar negerinya untuk melakukan diplomasi di bidang

politik dan keamanan. Namun di sisi lain, Indonesia masih sangat minim dalam

melaksanakan diplomasi ekonomi untuk mendapatkan keuntungan dari

globalisasi dan free trade. Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soekarno

melakukan diplomasi ekonominya dengan cara menonjolkan sikap anti-Barat

untuk mendapatkan bantuan ekonomi dari Uni Soviet dan negara – negara Eropa

Timur. Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, Indonesia menggunakan

diplomasi ekonomi hanya sebagai sarana untuk mendapatkan pinjaman luar

negeri dari negara – negara donor dan organisasi internasional.1

Selanjutnya, pasca reformasi pada masa pemerintahan Presiden Habibie,

Indonesia fokus melakukan diplomasi ekonomi terhadap IMF dan World untuk

membantu pemulihan ekonomi dari krisis moneter 1998. Pada masa

pemerintahan Presiden Abdurrahaman Wahid, Indonesia melakukan diplomasi

ekonomi dengan sejumlah kunjungan kenegaraan ke luar negeri dengan intensif.

Namun, diplomasi ekonomi tidak mendatangkan hasil salah satunya adalah

faktor kondisi sosial politik domestik tidak stabil. Sedangkan pada masa

pemerintahan Presiden Megawati, diplomasi Indonesia dilaksanakan melalui

1 Aleksius Jemadu, Politik Global dalam Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), 269.

Page 14: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

2

2

pendekatan politik luar negeri intermestik, yaitu pembauran politik domestik dan

internasional.2

Di bawah pemerintahan Presiden SBY pada periode pertama (2004-

2009), baru Indonesia mulai memberikan perhatian serius atas diplomasi

ekonominya untuk diserukan ke dunia internasional. Selain itu, Pemerintah

Indonesia juga membuat sejumlah kebijakan perdagangan, investasi, industri,

dan pariwisata untuk mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi yang

terjadi di dunia. Pada periode kedua pemerintahan Presiden SBY (2009-2014),

Indonesia juga memiliki perhatian yang sama dalam pelaksanaan diplomasi

ekonominya. Bahkan, Presiden SBY ikut mempromosikan kepada para

pemimpin negara dan pebisnis, termasuk para CEO perusahaan-perusahaan

multinasional dalam beberapa kunjungan ke luar negeri, agar mereka membuka

kontak bisnis dan investasi di Indonesia.3

Presiden SBY menekankan pentingnya diplomasi ekonomi bagi

Indonesia kepada sejumlah jajaran kementerian terkait, seperti Kementerian Luar

Negeri, Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan, BKPM,

Kementerian Keuangan, Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif, dan

2 Yanyan Mochamad Yani, Dinamika Hubungan Internasional dan Indonesia, tersedia di;

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/01/change_and_continuity_in_indonesia_foreign_policy.pdf; internet, diunduh pada 29 November 2014. 3 Dr. Darmansjah Djumala, M.A., Membumikan Diplomasi Ekonomi: Tantangan Kebijakan Luar

Negeri Era Jokowi-JK, tersedia di; http://www.kemlu.go.id/pusdiklat/Documents/02%20Ekonomi/Membumikan%20Diplomasi%20Ekonomi%20Tantangan%20Kebijakan%20Luar%20Negeri%20Era%20Jokowi%20dan%20JK%20(Ekonomi).pdf; internet, diakses pada 14 Desember 2015.

Page 15: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

3

3

kementerian teknis lainnya.4 Presiden SBY juga menyerukan pelaksanaan politik

luar negeri “bebas aktif” dengan menggunakan doktrin “million friends zero

enemy” dan “all direction foreign policy” kepada seluruh jajaran kabinet

kementerian di bawahnya. Sehingga, pelaksanaan politik luar negeri tidak secara

kaku menjadi tanggung jawab Kementerian Luar Negeri, para Diplomat dan

Duta Besar RI saja, namun dilaksanakan secara fleksibel oleh kementerian

strategis yang sesuai dengan bidang cakupan isu dan konteks.

Dalam diplomasi ekonominya, Indonesia sering mempromosikan dirinya

dengan menggunakan sejumlah citra positif yang telah dimilikinya, yaitu;

sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, negara muslim demokrasi

terbesar di dunia, negara anggota terbesar Association of Southeast Asian Nations

(ASEAN), dan anggota G20. Citra positif tersebut mendukung strategi politik

luar negeri “bebas aktif” dan doktrin “million friends zero enemy” yang

dilaksanakan dengan gaya high profile. Dengan memiliki doktrin “million

friends zero enemy”, Indonesia memamerkan dirinya tidak hanya sebagai pasar

yang besar namun juga memiliki kondisi politik dan sosial yang stabil serta

terbuka untuk bekerja sama dengan semua pihak.

Selanjutnya, doktrin “million friends zero enemy” juga memberikan

pedoman penting bagi Indonesia dalam diplomasi ekonominya mengenai jumlah

teman. Makna “million friends” memberikan domain teman Indonesia tidak

hanya negara yang berjumlah ratusan saja. Terdapat banyak teman dalam

hubungan internasional yang dapat dijadikan Indonesia sebagai sasaran

4 Ibid.

Page 16: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

4

4

diplomasi ekonominya, seperti perusahaan multinasional, NGO internasional,

dan masyarakat dunia secara luas. Misalnya ketika masyarakat dunia ditetapkan

sebagai sasaran diplomasi, sesungguhnya Indonesia telah melaksanakan

diplomasi ekonomi bersamaan dengan diplomasi publik sebagai bentuk total

diplomacy atau multi-track diplomacy. Sehingga dalam strategi diplomasi

ekonomi, istilah “million friends” dari doktrin “million friends zero enemy”

dapat diterjemahkan secara pragmatis dengan “million markets”. Sasaran

diplomasi ekonomi lain yang juga penting bagi Indonesia adalah World

Economic Forum (WEF), yang mana pada periode ke-2 pemerintahan SBY,

Indonesia meningkatkan diplomasinya terhadap WEF.

WEF adalah sebuah NGO yang didirikan pertama kali oleh Klaus

Schwab, seorang profesor pengajar kebijakan bisnis di Universitas Jenewa

dengan nama European Management Forum (EMF) pada tahun 1971 di Jenewa,

Swiss. Dengan demikian, WEF dapat dikatakan sebagai NGO yang muncul dan

berkembang pada awal periode dimana terjadi peningkatan arus modal, barang,

dan jasa lintas batas negara yang didorong oleh kemajuan teknologi komunikasi

dan transportasi, sebuah fenomena yang sekarang dikenal dengan istilah

globalisasi. Pada awalnya, WEF hadir sebagai NGO yang bertujuan untuk

meningkatkan daya saing anggotanya, perusahaan – perusahaan Eropa di pasar

internasional. Untuk saat ini, WEF telah berkembang menjadi NGO yang

beranggotakan perusahaan besar dunia yang berkomitmen untuk memajukan

kondisi ekonomi global.

Page 17: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

5

5

WEF terkenal dengan forum pertemuan informalnya yang rutin diadakan

di setiap awal bulan Januari di sebuah resor Davos, dikenal dengan Pertemuan

Tahunan WEF. Pertemuan Tahunan WEF tidak hanya forum pertemuan bagi

anggotanya, namun juga forum diskusi mereka dengan sejumlah elit pemerintah,

akademisi, dan organisasi internasional lainnya untuk menentukan permasalahan

masyarakat global saat ini dan solusinya Mereka tidak hanya membicarakan

mengenai permasalahan ekonomi dan bisnis, namun juga isu-isu sosial, politik,

kemiskinan, dan pembangunan manusia.

WEF telah membuat sejumlah kontribusi untuk mengatasi permasalahan

yang terjadi di dunia dengan meningkatkan peran dan kontribusi perusahaan.

Misalnya pada Pertemuan Tahunan WEF 2009, WEF bekerja sama dengan PBB

mengembangkan UN Global Compact untuk meningkatkan komitmen

perusahaan transnasional terhadap masyarakat dan lingkungannya. Pada

Pertemuan Tahunan WEF 2001, WEF juga membentuk sebuah badan bernama

Global Health Initiative (GHI) yang berperan melibatkan perusahaan untuk

bersama dengan pemerintah negara dan organisasi internasional, menangani

penyakit menular di Asia dan Afrika, khususnya penyakit HIV/AIDS, TBC, dan

malaria.

Pada Pertemuan Tahunan WEF 2009, WEF mengeluarkan sebuah proyek

kemitraan publik-swasta di bidang pertanian, yaitu New Vision in Agriculture.

WEF melibatkan peran Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan dunia

dan lokal untuk terdepan berkontribusi dalam pelaksanaan proyek ini, serta

dengan bekerja sama dengan pemerintah negara, NGOs, akademisi, masyarakat,

Page 18: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

6

6

dan khususnya petani. WEF telah berhasil melibatkan 250 organisasi di seluruh

dunia untuk membantu visinya meningkatkan kondisi pangan global dengan

berbasis pada environmental sustainability dan economic opportunity. WEF

menargetkan peningkatan sebesar 20% dalam produksi pangan di wilayah proyek

kerjanya untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dunia pada tahun

2050.5

Dalam Pertemuan Tahunan WEF, WEF juga berperan menjadi mediator

yang penting dalam kegiatan diplomasi untuk sejumlah tujuan. Misalnya, untuk

mencapai resolusi konflik, WEF mengundang para pemimpin dari masing-

masing pihak yang sedang berkonflik, seperti konflik Turki-Yunani pada tahun

1988. WEF juga berperan menjadi media promosi bagi potensi domestik negara

– negara berkembang kepada investor internasional. Yaitu dengan cara WEF

mempertemukan elit pemerintah negara dengan para investor untuk mendapatkan

investasi dan kerja sama bisnis. WEF juga mengklaim telah menjadi media

penting dalam mempromosikan emerging economies seperti Cina dan India

kepada perusahaan dunia di periode awal kebijakan liberalisasi yang dilakukan

keduanya.6

Dengan demikian, forum informal WEF tersebut menjadi forum yang

populer mengintegrasikan para pemimpin politik, pebisnis, dan ilmuwan untuk

membentuk agenda regional dan global, serta mengembangkan industri yang

5 Pusat Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Pertanian, Profil Kerja Sama Kementerian Pertanian

Republik Indonesia dengan G-20, OECD, dan WEF, (Jakarta: Pusat Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Pertanian, 2013), 66. 6 World Economic Forum, History; tersedia di; http://www.weforum.org/history; internet, diakses

23 November 2014.

Page 19: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

7

7

dinamis dan berkelanjutan. Peran WEF dalam hubungan internasional juga telah

membuatnya menjadi sebuah partner yang penting bagi negara – negara untuk

memakmurkan dan menyejahterakan rakyat mereka. Selain itu, WEF membuat

jaringan kerja sama melalui kemitraan publik-swasta yang melibatkan berbagai

aktor dalam hubungan internasional untuk melaksanakan misinya, yaitu:

“Committed to improving the state of the world through public-private

cooperation”.

Dengan demikian, pertemuan WEF merupakan salah satu sasaran

diplomasi ekonomi Indonesia yang penting. Dalam sejumlah pertemuan WEF,

baik Pertemuan Tahunan WEF ataupun World Economic Forum on East Asia

(WEF-EA), diplomasi ekonomi Indonesia lebih sering dilaksanakan oleh

kementerian non-Kementerian Luar Negeri yang strategis terkait dengan isu

ekonomi, seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Koordinator

Perekonomian, dan BKPM. Dalam hal ini, delegasi dari Kementerian Luar

Negeri tidak terlibat langsung, karena tidak memiliki wewenang berkaitan

dengan kebijakan domestik maupun internasional yang berkaitan dengan

ekonomi. Indonesia melakukan diplomasi ekonominya melalui keterlibatan elit

politiknya dalam diskusi WEF. Dalam periode 2009-2014, elit politik Pemerintah

Indonesia yang terlibat misalnya; Mari Elka Pangestu baik saat menjadi Menteri

Perdagangan maupun Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Gita Wirjawan

saat menjadi Menteri BKPM maupun Manteri Perdagangan, serta Menteri

Perdagangan Muhammad Lutfi. Pemerintah Indonesia juga melakukan kerja

Page 20: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

8

8

sama kemitraan publik-swasta dengan WEF melalui Partnership for Indonesia‟s

Sustainable Agriculture (PISAgro).

B. Rumusan Masalah

Menurut Christian Reus-Smit, paham neoliberal memandang negara

sebagai yang aktor atomistik dan rasional. Sehingga negara diasumsikan sebagai

aktor yang senantiasa berusaha untuk mendapatkan keuntungan dan manfaat

dalam kerja sama Internasional. Dengan kata lain, bagaimanapun, ketika negara

bekerja sama, maka ia membawa kepentingan yang telah ditentukan untuk

dicapainya dari kerja sama tersebut.7 Di sisi lain, Hadi Soesastro mendefinisikan

diplomasi ekonomi dengan dua asumsi utama. Yang pertama, diplomasi dengan

penggunaaan instrumen politik. Kedua, diplomasi dengan tujuan ekonomi. Dari

asumsi tersebut, penulis melihat hal yang sama, bahwa diplomasi ekonomi

Indonesia yang dilakukan di dalam forum pertemuan WEF memiliki kepentingan

yang telah ditentukan untuk dicapai, yaitu tujuan – tujuan ekonomi. Sehingga,

penulis berusaha menganalisis kepentingan diplomasi ekonomi Indonesia

terhadap WEF periode 2009-2014 adalah kepentingan ekonomi.

Untuk menjelaskan kepentingan diplomasi ekonomi Indonesia tersebut,

penulis merumuskan masalah dengan mengajukan sebuah pertanyaan, yaitu:

Bagaimana diplomasi ekonomi Indonesia terhadap World Economic Forum

(WEF) periode tahun 2009-2014 memiliki kepentingan ekonomi?

7 Scott Burchill, ed., Theories of International Relations (Third edition), (New York: Palgrave

Macmillan, 2005), 192-193

Page 21: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

9

9

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini antara lain;

1. Memperoleh informasi mengenai diplomasi ekonomi Indonesia terhadap

WEF dalam sejumlah pertemuan yang diadakan oleh WEF.

2. Memahami kepentingan diplomasi ekonomi Indonesia terhadap WEF pada

periode tahun 2009-2014.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini antara lain;

1. Menambah referensi keilmuan di bidang Hubungan Internasional

mengenai diplomasi ekonomi Indonesia terhadap NGO, dalam

penelitian ini adalah WEF.

2. Memberikan referensi bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan

penelitian mengenai forum diskusi yang diadakan oleh WEF, baik

Pertemuan Tahunan WEF di Davos dan maupun WEF-EA yang

diadakan di negara-negara Asia Timur.

E. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang membahas mengenai diplomasi Indonesia kepada negara

lain, IGOs, dan NGOs dalam lingkup regional maupun internasional telah banyak

ditulis. Penelitian mengenai WEF pun semakin banyak ditulis oleh para

akademisi karena perannya yang penting dalam hubungan internasional. Namun,

penelitian mengenai diplomasi ekonomi Indonesia terhadap WEF dapat

dikatakan belum pernah dilakukan secara akademis. Dalam penelitian ini,

Page 22: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

10

10

Penulis membahas mengenai partisipasi Indonesia sebagai diplomasi

ekonominya dalam forum yang diadakan oleh sebuah NGO, yaitu WEF.

Penulis melakukan kajian penelitian mengenai diplomasi ekonomi

Indonesia dalam forum kerja sama ekonomi internasional yang diadakan oleh

WEF, mengacu pada buku berjudul “Politik Global dalam Teori dan Praktik”

tulisan Aleksius Jemadu. Penulis menggunakan tulisan ini sebagai referensi

utama dalam teori, asumsi ekonomi politik internasional terutama dalam

pemikiran liberal, dan performance diplomasi ekonomi Indonesia terhadap aktor

eksternal dari Presiden Soeharto sampai pada periode awal pemerintahan

Presiden SBY.

Artikel yang relevan dengan penelitian Greta Nabbs-Keller yang berjudul

“Reforming Indonesia‟s Foreign Ministry: Ideas, Organization and Leadership”

“Indonesia‟s New Foreign Policy-Thousand friends-zero enemy.” Nabbs-Keller

dalam artikel ini menjelaskan kebijakan luar negeri setelah Orde Baru telah

mengalami banyak perubahan. Nabbs-Keller menguraikan secara rinci bagaimana

kontestasi politik domestik masa reformasi mampu mengubah kebijakan luar

negeri Indonesia menjadi lebih terintegrasi dan inklusif.

Dalam meneliti WEF baik sebagai NGO maupun sebagai forum, penulis

mengumpulkan buku, laporan, dan artikel yang relevan atas permasalahan yang

diangkat. Penulis menggunakan laporan-laporan yang dipublikasikan oleh WEF

melalui situs resminya. Salah satunya adalah “The World Economic Forum - A

Partner in Shaping History.” Laporan ini secara komprehensif memuat sejarah

Page 23: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

11

11

dan perkembangan WEF dari awal pendirian pada tahun 1971 sampai rentang

waktu tahun 2010. Sebagaimana pernyataan Schawb berikut;

“What is clear from this compilation of impressions, insights and

memories is that the Forum has evolved from a modest yet

groundbreaking attempt to bring European corporate managers and their

stakeholders together to discuss business strategies into an organization

that today is widely regarded as the world‟s foremost multistakeholder

platform for addressing the most pressing issues on the global agenda.”8

Penulis menggunakan salah satu referensi mengenai WEF, yaitu “The

World Economic Forum: A Multi-Stakeholder Approach to Global Governance”

tulisan Geofrey Allen Pigman. Dalam buku ini, Pigman menjelaskan banyak hal

mengenai WEF, seperti bagaimana sejarah, perkembangan, profil kelembagaan,

kinerja, prospek masa depan dan kritik terhadap WEF. Selain itu, penulis

menggunakan artikel tulisan Jean-Christophe Graz yang mengobservasi WEF

sebagai agen globalisasi dan pengaruhnya dalam membuat agenda ekonomi

politik dunia saat ini dalam “How Powerful are Transnational Elite Clubs? The

Social Myth of World Economic Forum.” Graz menjelaskan bahwa peningkatan

kapabilitas WEF telah meningkat dalam hubungan internasional. Graz

mengobservasi apa yang membuat WEF menjadi sebuah lembaga yang populer

dan memiliki power dalam hubungan internasional, yaitu keberhasilan

menyatukan faktor tempat, waktu, dan tindakan kelompok elit di Davos.

Selain itu, penulis juga menggunakan tesis berjudul “Diplomasi

Indonesia dalam Perundingan Doha Development Agenda-WTO, Studi Kasus:

8 World Economic Forum, The World Economic Forum - A Partner in Shaping History, (Jenewa:

World Economic Forum, 2010), 1.

Page 24: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

12

12

Liberalisasi Sektor Pangan” tulisan Muhammad Navan Aji Gusta Utama. Utama

meneliti tujuan diplomasi Indonesia dalam kerja sama multilateral untuk

meningkatkan perdagangan bebas antar negara anggota. Namun diplomasinya

tersebut dihadapkan pada masalah kebijakan proteksi oleh negara-negara maju,

termasuk proteksi di bidang pertanian yang mempersulit masuknya produk

pertanian dari negara berkembang. Dengan menggunakan perspektif

nasionalis/realis (merkantilisme) dari Robert Gilpin, dia menjelaskan bahwa

diplomasi Indonesia juga ditujukan untuk melindungi kepentingan nasionalnya.

Dia juga menggunakan teori negosiasi dari Fred Charles Ikle dan Bernard M.

Hoekman untuk menganalisa bagaimana perundingan dan mekanisme diplomasi

dalam perundingan World Trade Organization (WTO).

Selanjutnya terkait dengan penelitian mengenai WEF, penulis

menggunakan tesis Dimpho Motsamai yang berjudul “Epistemic Communities

and Development: The Davos Process and Knowledge Production”. Dalam

tesisnya, Motsamai berusaha meneliti peran WEF dalam menentukan agenda

pembangunan global, terutama yang terjadi di Afrika. Ia mencoba menjawab

pertanyaan mengapa dan bagaimana para aktor menyatu di sekitar WEF dan

membantunya menyusun agenda yang menghasilkan solusi dalam isu-isu

kontemporer. Motsamai mengobservasi peran WEF yang membantu negara –

negara Afrika dalam pembentukan ide di tingkat Southern Africa Development

Community (SADC) dan Uni Afrika (AU) melalui konferensi yang dimilikinya.

Ia berpendapat bahwa WEF fokus berperan di bidang pengembangan dan

Page 25: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

13

13

menjadi bagian yang dominan, terutama karena masih adanya ketimpangan

global dalam produksi pengetahuan dan ide.

Berbeda dengan Muhammad Navan yang membahas diplomasi ekonomi

Indonesia di forum multilateral IGO, penulis membahas kepentingan diplomasi

ekonomi Indonesia di dalam forum yang diadakan oleh NGO. Berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh Motsamai yang mengobservasi peran WEF di

Afrika, penulis akan menjelaskan kepentingan Indonesia melakukan diplomasi

ekonomi terhadap WEF.

F. Kerangka Pemikiran

Dari permasalahan yang dikaji, penulis melihat adanya kecenderungan

negara bekerja sama dengan lembaga – lembaga internasional, termasuk NGO,

untuk berperan mengatasi permasalahan yang mereka hadapi. Sehingga penulis

memutuskan untuk menggunakan teori Pluralisme Liberal sebagai teori yang

relevan dengan permasalahan yang diangkat. Selain itu, penulis menggunakan

konsep aktor non-negara, diplomasi ekonomi, kepentingan nasional, dan tujuan

kebijakan luar negeri.

Pluralisme Liberal merupakan teori yang memandang bahwa negara tidak

lagi menjadi satu-satunya aktor yang signifikan dalam hubungan internasional.

Pluralisme Liberal percaya bahwa aktor non-negara memiliki kekuasaan dan

pengaruh dalam politik dunia saat ini. Pluralisme Liberal memandang bahwa

kenyataan dunia saat ini memperlihatkan peningkatan peran penting aktor non-

Page 26: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

14

14

negara, seperti; IGOs, NGOs, perusahaan-perusahaan multinasional (MNCs), dan

kelompok penekan.9

Pluralisme Liberal merupakan teori yang muncul dari pemikiran liberalis

John Stuart Mill bahwa negara adalah sebuah „necessary evil‟. Yaitu sebuah

entitas yang dibutuhkan untuk melindungi kebebasan rakyatnya, namun dapat

menindas jika kekuasaannya tidak dikendalikan. Ide dasar pluralisme politik ini

menekankan bahwa harus ada distribusi kekuasaan di berbagai

lembaga atau antara sejumlah aktor, sebagai check and balance terhadap negara.

Negara diharapkan bertindak hanya sebagai wasit netral yang menjamin

kebebasan masyarakatnya yang beragam dan terbuka untuk mencapai kepentingan

masyarakat tersebut.10

Selanjutnya, kaum liberal dengan tegas membedakan antara negara yang

terdiri dari sejumlah bagian perangkatnya dengan masyarakat sipil yang tergabung

dalam asosiasi atau kelompok sosial. Negara berkuasa untuk mengatur dan

melindungi asosiasi dan kelompok sosial tersebut. Di sisi lain, mereka sebagai

aktor yang juga berperan aktif mempengaruhi aktivitas dan kebijakan pemerintah

yang menjadi kekuatan pusat dari entitas negara. Dengan demikian, kaum liberal

berpendapat bahwa negara adalah entitas yang berdaulat, namun aktor non-negara

juga penting. Dari uraian tersebut, Pluralisme memiliki argumen yang kuat, yaitu:

ketika aktor negara merupakan aktor penting dalam hubungan internasional, aktor

9 Jill Steans, dkk., An Introduction to International Relations Theory: Perspectives and Themes,

(London: Pearson Education Limited, 2010), 24. 10

Ibid., 31.

Page 27: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

15

15

non-negara memiliki peran untuk mempengaruhi tindakan negara, baik dalam

hubungan domestik maupun hubungan internasional.11

Seperti halnya tindakan negara dalam politik domestik yang berdaulat

namun tidak benar-benar mutlak, begitu pula dengan tindakan negara dalam

hubungan internasional. Bahkan kaum Liberal kontemporer berpendapat bahwa

untuk tujuan tertentu, negara dapat menyerahkan sebagian unsur kedaulatan

mereka kepada badan-badan lain, seperti PBB atau Uni Eropa. Dalam kasus

tertentu, tindakan negara ini juga dilakukan kepada aktor-aktor non-negara

lainnya, seperti; IGOs, MNCs, dan NGO.12

Pluralisme Liberal sebagai sebuah pendekatan yang mengakui adanya

peningkatan peran aktor non-negara di dalam hubungan internasional dan

mendukung pelestarian global governance. Dalam pemerintahan global, NGOs

juga terlibat aktif bersama dengan aktor negara, IGOs, dan rezim dalam proses

pengambilan keputusan, pelaksanaan, pemantauan, dan kepatuhan kebijakan di

tingkat internasional sampai tingkat domestik. Sehingga, pemerintahan global

bukan hanya bersandar kepada IGOs dan negara yang memiliki otoritas formal,

tetapi juga termasuk NGOs yang memiliki otoritas informal.13

Konsep yang digunakan penulis adalah sebagai berikut;

1. Non-State Actor (Aktor Non-Negara)

11

Ibid., 36. 12

Ibid., 39. 13

Ibid., 43. Lihat juga concept box berjudul “Gender in Governance” pada halaman 171.

Page 28: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

16

16

Menurut Margaret P. Karns dan Karen A. Mingst, peningkatan agenda

pembahasan mengenai perkembangan permasalahan internasional membuat

IGOs semakin memiliki peran dalam diplomasi internasional. Yaitu dimana

diplomasi internasional oleh negara-negara semakin intens diadakan di dalam

forum IGOs. Hal ini karena masing-masing IGO memiliki fungsi spesifik

yang memadai untuk mendukung kerja sama antar negara dalam menangani

trend permasalahan dunia yang semakin beragam. Selain itu, peningkatan

mekanisme pemerintahan global juga membuat IGOs, NGOs, dan MNCs

memiliki tempat dalam jaringan diplomasi internasional.14

Sebagai aktor non-negara, NGO merupakan organisasi independen yang

terdiri dari individu-individu yang bekerja bersama – sama untuk mencapai

tujuan mereka bersama. NGO seringkali mendasarkan kegiatan mereka untuk

kepedulian dalam masalah HAM, perdamaian, penyaluran bantuan

kemanusiaan untuk masyarakat terdampak perang, pembangunan sosial

ekonomi suatu masyarakat, hingga pelestarian lingkungan. NGO biasanya

mengkhususkan diri mereka pada suatu fokus perhatian, seperti Transparency

International, Human Right Watch, dan World Wildlife Fund (WWF).15

Seperti halnya IGOs, NGOs dapat menjadi media yang penting bagi

negara-negara untuk saling bekerja sama didalamnya. Bahkan NGOs dapat

mempengaruhi tindakan negara, IGOs, MNCs, masyarakat, dan individu untuk

berkontribusi dan mendukung usaha mereka dalam agenda sosial dan ekonomi

14

Ibid., 143-144. 15

Margaret P. Karns dan Karen A. Mingst, International Organizations: The Politics and Processes of Global Governance (Edisi kedua), (Boulder: Lynne Rienner Publisher, 2010), 8.

Page 29: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

17

17

mereka di tingkat lokal maupun global. Dengan adanya keberadaan NGOs,

memungkinkan individu dan komunitas dilibatkan untuk berperan di dalam

hubungan internasional.16

Sejak tahun 1980-an, NGOs semakin berkembang pesat untuk berperan

dalam skala internasional maupun lokal suatu negara. NGOs tidak hanya

memiliki jaringan formal di tingkat elit, namun juga jaringan informal di

tingkat masyarakat bawah. Dengan teknologi, infomasi, dan jaringan yang

dimilikinya, NGO memiliki kemampuan untuk segera menjangkau dan

beroperasi di masyarakat terisolasi yang pemerintah dan IGOs sendiri lambat

dalam penanganan.17

2. Diplomasi Ekonomi

Dalam the Random House Dictionary yang dimiliki oleh Encyclopedia

Britannica Online, diplomasi dijelaskan sebagai metode yang telah ditetapkan

untuk mempengaruhi keputusan dan perilaku pemerintahan dan masyarakat

dari negara lain melalui dialog dan negosiasi, dan selanjutnya, maknanya

diperluas mencakup diantaranya; pertemuan puncak dan konferensi

internasional lainnya, diplomasi parlemen, aktivitas internasional dari badan

supranasional maupun subnasional, serta diplomasi tidak resmi dari elemen

non-pemerintah.18

16

Ibid., 9. 17

Ibid., 18. 18

Freeman, Jr., Chas. W., Diplomacy, tersedia di; http://www.britannica.com/topic/diplomacy; internet, diakses pada 16 November 2015.

Page 30: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

18

18

Sedangkan istilah diplomasi Ekonomi menurut G. R. Berridge dan Lorna

Llyod memiliki beberapa definisi, antara lain; (1) Diplomasi yang

bersangkutan dengan pertanyaan kebijakan ekonomi, termasuk kegiatan

delegasi ke konferensi yang dilaksanakan oleh IGO seperti WTO. Sementara

berbeda dari misi diplomatik diplomasi komersial, diplomasi ekonomi juga

melibatkan pekerjaan yang bersangkutan dengan pemantauan dan pelaporan

mengenai kebijakan dan perkembangan ekonomi di negara – negara lain dan

memberi nasihat kepada pengambil kebijakan negaranya tentang bagaimana

cara terbaik untuk mempengaruhi mereka, (2) pengertian pertama ditambah

diplomasi komersial, yang sebenarnya meliputi segala hal yang bersangkutan

dengan pemajuan kepentingan ekonomi negara, (3) Diplomasi yang

menggunakan sumber daya ekonomi, baik sebagai imbalan atau sanksi untuk

mengejar tujuan kebijakan luar negeri tertentu. Ini kadang-kadang dikenal

sebagai kepandaian negarawan dalam bidang ekonomi.19

Menurut Sukawarsini, kegiatan diplomasi ekonomi suatu negara meliputi

empat hal yang utama, diantaranya; promosi perdagangan, promosi peluang

investasi domestik, menarik masuknya teknologi yang memadai, serta

peningkatan dan pengelolaan bantuan ekonomi. Lebih lanjut, promosi

perdagangan juga tidak terbatas pada kegiatan untuk meningkatkan ekspor,

namun juga telah dikombinasikan dengan usaha membangun citra, seperti

halnya kegiatan promosi pariwisata domestik.20

3. National Interest (Kepentingan Nasional) 19

G. R. Berridge, dan Lorne Llyod, The Palgrave Macmillan Dictionary of Diplomacy (3rd Eddition), (Hampshire: Palgrave Macmillan, 2012), 132. 20

Sukawarsini Djelantik, Diplomasi antara Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), 230.

Page 31: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

19

19

Sejarahwan Charles A. Beard menguraikan bahwa kepentingan nasional

pada awalnya merupakan refleksi dari kepentingan penguasa. Ini merujuk

pada fenomena politik pada awal abad keenam belas di Italia dan abad ketujuh

belas di Inggris, yaitu dimana penguasa mendefinisikan kepentingannya

sebagai sebuah kebenaran kepentingan nasional. Namun, pemikiran dan

praktek mengenai kepentingan nasional tersebut tidak relevan dengan kondisi

dunia modern. Seiring berjalan waktu, kepentingan nasional mengalami

perluasan makna menjadi konsep yang memiliki makna lain seperti

“kehormatan nasional”, “kepentingan publik”, dan “kehendak umum”. Makna

seperti demikian lebih mungkin menjelaskan loyalitas tindakan aktor atas

keberadaan negara bangsa dan organisasi.21

G. R. Berridge dan Lorna Llyod memberikan definisi kepentingan

nasional adalah sesuatu yang dianggap oleh negara untuk sebagai tujuan yang

penting atau diinginkan dari hubungan internasional.22

Menurut Morgenthau,

kepentingan nasional merupakan hal yang sangat mempengaruhi kebijakan

luar negeri suatu negara. Maka, tujuan kebijakan luar negeri harus dilihat dari

kepentingan nasional suatu negara dimana tindakan aktor memiliki keterkaitan

dengan suatu konteks politik dan budaya.23

Menurut Christian Reus-Smit

bahwa Neoliberal konsisten dengan kenyataan bahwa sifat dasar sistem

internasional anarki dan negara selalu memiliki kepentingan nasional.

Neoliberal meyakini bahwa negara akan senantiasa bertindak rasional dengan

21

James N. Rosenau, The Study of World Politics, (New York: Routledge, 2006), 246-247. 22

G. R. Berridge, dan Lorne Llyod, The Palgrave Macmillan Dictionary of Diplomacy, 255. 23

Ibid., 247-248.

Page 32: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

20

20

sesuatu yang mungkin dilakukan untuk menjawab tuntutan sistem dan untuk

memenuhi kepentingannya. Rasionalitas tindakan ini menurut Neoliberalisme

yaitu dimana usaha negara untuk mengejar kepentingan nasional menjadi

insentif dan komitmen mereka untuk bekerja sama satu sama lain.24

4. Foreign Policy Objectives (Tujuan Kebijakan Luar Negeri)

Tujuan kebijakan luar negeri merupakan penjabaran dari konsep

kepentingan nasional yang masih sangat luas. Poin-poin tujuan kebijakan luar

negeri selanjutnya diimplementasikan menjadi kebijakan luar negerinya.

Dibandingkan kepentingan nasional, keberhasilan pencapaian dari tujuan

kebijakan luar negeri lebih dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif.

Pencapaian tujuan kebijakan luar negeri juga dapat dilihat dari feedback

kebijakan tersebut, termasuk pernyataan negara lain atau media asing.25

Dari

asumsi tersebut dapat dikatakan bahwa keberhasilan pencapaian kepentingan

nasional suatu negara dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian poin-poin

tujuan kebijakan luar negerinya.

Viotti dan Kauppi berpendapat bahwa pencapaian tujuan kebijakan luar

negeri suatu negara sangat ditentukan oleh peluang (opportunity) dan kendala

(constraints) yang ada di lingkungan internal dan eksternal, serta kapabilitas

nasionalnya untuk mewujudkan pencapaian tujuan tersebut. Menurut

keduanya, setidaknya terdapat empat kategori kapabilitas nasional suatu

negara. Keempat kapabilitas nasional tersebut antara lain; kapabilitas politik,

24

Scott Burchill, ed., Theories of International Relations (Third edition), 192. 25

Aleksius Jemadu, Politik Global dalam Teori dan Praktek, 69-71.

Page 33: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

21

21

kapabilitas sosial dan budaya, kapabilitas geografi, ekonomi, dan teknologi,

serta kapabilitas militer.26

Gambar 1. 1. Kerangka Berfikir

G. Metode Penelitian

Dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian

deskriptif analitis, yang menggambarkan serta menganalisa kepentingan diplomasi

Indonesia dalam partisipasinya dalam KTT WEF pada periode tahun 2009-2014.

Pendekatan yang digunakan penulis adalah pendekatan kualitatif dengan

menggunakan metode content analysis, yaitu dengan menjelaskan dan menganalisis

dari sumber-sumber yang ada dan saling berhubungan satu sama lain dengan

permasalahan yang diteliti.27

26

Ibid., 75-77. 27

Sholeh, Persiapan Indonesia dalam Menghadapi AEC (ASEAN Economic Community) 2015, eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2013, 1 (2): 509-522, ISSN 0000-0000, ejournal.hi.fisip-unmul.org.

Page 34: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

22

22

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa studi

pustaka, dimana penulis mengumpulkan data dari buku, jurnal, laporan resmi,

artikel, skripsi, dan sumber internet. Kemudian untuk menguatkan penelitian ini,

penulis melakukan wawancara sebagai data sekunder dalam penelitian, yaitu

dengan Pusat Kerja Sama Luar Negeri (PKLN) Kementerian Pertanian terkait

kemitraan Indonesia dan WEF melalui pembentukan PISAgro. Dari sumber-

sumber data di atas, diharapkan dapat membantu penulis untuk meneliti

kepentingan diplomasi ekonomi Indonesia terhadap WEF periode tahun 2009-

2014.

H. Sistematika Penulisan

Bab I. Pendahuluan.

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Tinjauan Pustaka

F. Kerangka Pemikiran

G. Metode Penelitian

H. Sistematika Penulisan

Bab II. World Economic Forum (WEF)

A. Profil World Economic Forum (WEF)

A. 1. Sejarah dan perkembangan

Page 35: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

23

23

A. 2. Keanggotaan

A. 3. Organisasi Kelembagaan

A. 4. Pengelolaan Konferensi

B. Pertemuan Tahunan WEF Tahun 2009-2014

C. World Economic Forum on East Asia (WEF EA) Tahun 2009-

2014

Bab III. Diplomasi Ekonomi Indonesia terhadap WEF

A. Politik Luar Negeri dan Diplomasi Indonesia

A. 1. Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan

Diplomasi

B. 2. Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan

Diplomasi Ekonomi Indonesia pada Periode 2009-2014

B. Diplomasi Indonesia terhadap WEF

B. 1. Diplomasi Ekonomi Indonesia terhadap WEF sebelum

Periode Tahun 2009-2014

B. 2. Diplomasi Ekonomi Indonesia terhadap WEF pada

Periode Tahun 2009-2014

Bab IV. Pembahasan

A. Poin – Poin Tujuan Kebijakan Luar Negeri Diplomasi Ekonomi

Indonesia terhadap WEF pada Periode Tahun 2009-2014

Page 36: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

24

24

A. 1. Meningkatkan Citra dan Mempromosikan Potensi

Indonesia terhadap dunia

A. 2. Meningkatkan Daya Saing dan Produktivitas Masyarakat

A. 3. Menguatkan Regionalisme ASEAN dan Asia Timur

A. 4. Meningkatkan dukungan posisi Indonesia di dalam Kerja

Sama Multilateral dan Organisasi Internasional

B. Kepentingan Diplomasi Ekonomi Indonesia terhadap WEF

pada Periode Tahun 2009-2014

A. 1. Pelaksanaan Politik Luar Negeri Indonesia Presiden SBY

Neoliberal Institusionalis: Sebuah Jalan bagi Analisis

Pluralisme Liberal

A. 2. Analisis Kepentingan Ekonomi dalam Diplomasi

Ekonomi Indonesia terhadap WEF pada Periode Tahun 2009-

2014

Bab V. Kesimpulan

Page 37: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

25

25

BAB II

WORLD ECONOMIC FORUM

A. Profil World Economic Forum

A. 1. Sejarah dan Perkembangan

Pada awalnya, Schawb mengadakan sebuah forum pertemuan bisnis

Eropa yang sebut dengan European Management Symposium (EMS) pada

tanggal 24 Januari-7 Febuari 1971 di Davos, Swiss, dibawah perlindungan

Komisi Eropa dan asosiasi industri Eropa.28

Dari pertemuan tersebut, Schawb

berusaha agar para senior manajer perusahaan Eropa saling berdiskusi mengenai

segala hal yang dapat mempengaruhi bisnis mereka. Schawb mempromosikan

cara memanajemen perusahaan dengan menggunakan pendekatan “pemangku

kepentingan” untuk meningkatkan daya saing perusahaan Eropa di pasar

internasional.29

Acara EMS mendapatkan kesuksesan yang besar. Pertemuan ini dihadiri

450 peserta dari 31 negara dari kalangan bisnis Eropa dan akademisi lulusan

Amerika untuk saling berbagi pengetahuan dan ide. Dalam pertemuan tersebut,

peserta berbagi dan menerima gagasan visioner yang sangat berguna bagi mereka

28

World Economic Forum, The World Economic Forum - A Partner in Shaping History, 8. 29 Geoffrey Allen Pigman, The World Economic Forum: A multi-stakeholder approach to global

governance, (New York: Routledge, 2006), 6-8. Pendekatan ‘pemangku kepentingan’ merupakan pendekatan yang menekankan kepada perusahaan agar tidak hanya mempertimbangkan pemegang saham tetapi juga konsumen, klien, pekerja, kepentingan masyarakat di sekitar perusahaan beroperasi, pemerintah, dan sesama pengguna sumber daya dan lingkungan di mana perusahaan beroperasi. Pendekatan ini menggantikan pendekatan klasik, seperti pendekatan untung rugi atau pendekatan berorientasi pada pasar konsumen semata. Upaya ini untuk meningkatkan daya saing perusahaan Eropa di pasar Internasional, khususnya terhadap perusahaan AS yang telah menerapkan pendekatan ini. Pendekatan ini juga yang menjadi visi Schawb dalam kolaborasi publik-swasta dalam WEF.

Page 38: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

26

26

untuk masa selanjutnya, seperti definisi Timur-Barat dan Utara-Selatan. Para

peserta antusias untuk mengikuti acara forum, bahkan mereka mengharapkan

dapat mengikuti acara serupa di tahun-tahun berikutnya. Dari acara tersebut,

terkumpul sumbangan awal dari para peserta sebanyak 25.000 swiss franc.30

Gambar 2. 1. European Management Symposium pada tahun 1971

Dari keberhasilan pertemuan EMS, Schawb mendirikan European

Management Forum (EMF) sebagai yayasan non-profit berpusat di Chur, ibukota

Kanton Graubunden, dibawah pengawasan Konfederasi Swiss pada tanggal 8

Februari 1971.31

Pendirian EMF merupakan usaha Schawb untuk membuat

payung kelembagaan bagi pertemuan EMS. Komisi Eropa juga memberikan

dukungan terhadap pendirian EMF dalam kerangka sebagai lembaga non-profit

yang mengadakan semua pertemuannya di kawasan Masyarakat Eropa.32

EMF

30

Ibid., 5-9. 31

Ibid., 10. Pada tahun 1973, WEF memindahkan kantor pusatnya ke Cologny, Jenewa. 32

Baik Schawb maupun Komisi Eropa mengharapkan Swiss bergabung dengan Masyarakat Eropa dalam waktu dekat. Pada tahun 1972, Swiss telah melakukan perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa. Sekalipun Swiss telah banyak melakukan perjanjian bilateral Swiss-UE, namun bukan merupakan anggota Uni Eropa atau European Economic Area (EEA). Meski demikian, Swiss memiliki hak yang sama dengan negara Uni Eropa lainnya. Lihat selengkapnya di

Page 39: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

27

27

juga dimaksudkan Schawb sebagai sarana untuk mengintegrasikan para senior

manajer perusahaan Eropa dalam serangkaian diskusi yang lebih intens dan

berkesinambungan. Selain itu, EMF juga menempatkan pemimpin politik sebagai

bagian yang penting dalam platform kerja sama dengan para pebisnis tersebut

nantinya.33

Pada tahun-tahun awal forum pertemuannya, EMF telah menerima

pemimpin politik dari negara-negara Eropa. Misalnya, EMF menerima Presiden

Luksemburg Pierre Werner dan Wakil Presiden Komisi Eropa Raymond Barre di

pertemuan tahunannya pada tahun 1972. Pertemuan ini juga lebih fokus

mendiskusikan mengenai perluasan dan peningkatan kerja sama Uni Eropa.

Tentunya, diskusi tersebut berhubungan dengan penentuan konsep dan tujuan

manajemen bisnis perusahaan Eropa dalam peningkatan kerja sama tersebut.34

Selanjutnya, EMF memperluas kegiatan acaranya dengan mengadakan

serangkaian pertemuan di kantor Komisi Eropa yang berada di setiap ibukota

negara antara lain; Inggris, Perancis, Jerman, Italia, Spanyol, dan Swedia.35

Dalam perkembangannya, EMF semakin berusaha untuk melakukan

internasionalisasi pertemuannya. Schawb mengirimkan undangan kepada para

pebisnis dan pemerintah resmi negara-negara di dunia untuk hadir dalam acara

EMF. Selanjutnya, mereka menghadiri pertemuan EMF sebagai peserta forum.

http://ec.europa.eu/trade/policy/countries-and-regions/countries/switzerland/ dan http://www.swissinfo.ch/eng/switzerland-and-the-eu/5764106 33

Geoffrey Allen Pigman, The World Economic Forum, 8-9. 34

World Economic Forum, The World Economic Forum - A Partner in Shaping History, 14 35

Ibid., 20.

Page 40: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

28

28

Pada tahun 1975, EMF mengundang delegasi pemerintah dari Meksiko sebagai

peserta forum yang pertama kali dari negara non-Eropa.36

Proses internasionalisasi EMF tidak hanya usaha untuk memperluas

jaringan internasionalnya, namun juga untuk mempromosikan potensi domestik

negara-negara berkembang kepada investor bisnis di tingkat internasional. Pada

tahun 1978, Schawb mengundang delegasi resmi dari Cina untuk memulai

hubungan dan kerja sama antara EMF dengan Pemerintah Cina. EMF

menemukan momentum yang tepat dimana pada saat itu, Cina dibawah

pemerintahan Deng Xiaoping yang sedang menerapkan kebijakan „Pintu

Terbuka‟.37

Pertemuan EMF tersebut membuka hubungan dan kerja sama antara

Pemerintah Cina dengan para pebisnis Eropa. Pada tahun 1984, Schawb bertemu

dengan Sekertaris Jenderal dari Partai Kongres yang berkuasa di India Rajiv

Gandhi di Jenewa. Pertemuan tersebut pun menjadi awal peningkatan hubungan

kerja sama antara pebisnis Eropa dan pebisnis lokal India.38

Pada tahun 1987, EMF berganti nama menjadi World Economic Forum

(WEF). Nama WEF menggambarkan keanggotaan forum yang telah bersifat

internasional dan isu ekonomi merupakan domain diskusi dan aktivitas

utamanya. Pertemuan WEF juga cenderung mengindikasikan bahwa ekonomi

dunia memiliki korelasi saling mempengaruhi dengan kondisi sosial, politik,

industri, dan ekologi yang mana mereka berkepentingan untuk ikut andil di

36

Ibid., 21. 37

World Economic Forum, The World Economic Forum - A Partner in Shaping History, 29. 38

Ibid., 53. Lihat juga Geoffrey Allen Pigman, The World Economic Forum, 14.

Page 41: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

29

29

dalamnya.39

Bahkan evolusi WEF menjadikan aspek-aspek tersebut menjadi

kepentingan yang diperluas dalam forum diskusi dan aktivitas lembaganya. Ini

bermaksud bahwa WEF juga berkepentingan dalam peningkatan kondisi

ekonomi, sosial, politik, industri, dan ekologi dunia.

Gambar 2. 2. Logo World Economic Forum

Setahun setelah berganti nama, WEF semakin mengintensifkan perannya

sebagai mediator dalam diplomasi internasional untuk memajukan kondisi dunia

yang stabil dan dinamis. Dalam Pertemuan Tahunan WEF 1988, WEF

berinisiatif untuk menjadi mediator untuk yang kedua kalinya untuk meredakan

konflik antara Turki dan Yunani terkait sengketa Cyprus. Di dalam pertemuan

tersebut, PM Turgut Ozal dari Turki dan PM Andreas Papandreou dari Yunani

bersedia untuk berdiskusi dan menyepakati resolusi untuk berdamai dengan

menandatangani Deklarasi Davos.40

Dalam Pertemuan Tahunan WEF 1990,

WEF berperan dalam proses reunifikasi Jerman Barat dan Jerman Timur. Kedua

pemimpin negara dalam pertemuan tersebut saling berdiskusi dan bernegosiasi

39

Ibid., 71. Lihat juga Geoffrey Allen Pigman, The World Economic Forum, 14. 40

Ibid., 81.

Page 42: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

30

30

untuk terbentuknya negara uni-Jerman dengan politik dan ekonomi yang stabil.

Setelah proses mediasi WEF selama delapan bulan, akhirnya kedua Jerman resmi

bersatu menjadi Republik Demokratis Jerman pada tanggal 3 Oktober 1990.41

Pada Pertemuan Tahunan WEF 1992, WEF juga berusaha menjadi

mediator diskusi diantara pemimpin gerakan anti-apharteid Nelson Mandela,

Presiden Afrika Selatan FW de Klerk, dan Ketua Menteri KwaZulu Mangosuthu

Buthelezi untuk membangun masa depan Afrika Selatan yang lebih baik.42

WEF

pun beberapa kali berusaha mendukung resolusi konflik Palestina-Israel melalui

forum diskusinya. Misalnya pada Pertemuan Tahunan WEF 1994, WEF

mempertemukan Menteri Luar Negeri Israel Shimon Peres and pemimpin

Palestine Liberation Organization (PLO) Yasser Arafat sebagai bagian dari

proses damai Oslo.43

Para sarjana menandai bahwa berakhirnya Perang Dingin dengan

keruntuhan Uni Soviet di dalam hubungan internasional menjadi salah satu fase

kemajuan bagi globalisasi.44

Pada saat Perang Dingin berlangsung, WEF

berusaha menghindarkan keterlibatan langsung diskusinya dalam perseteruan

politik global antara Barat dan Timur. Setelah kebijakan Glasnost Perestroika

oleh Gorbachev, WEF berperan sebagai media bagi Uni Soviet yang berusaha

meningkatkan kerja sama ekonomi dan bisnis dengan perusahaan-perusahaan

Barat. Pada kenyataannya, WEF memang dikenal sebagai agen globalisasi, yang

41

Ibid., 93. 42

Ibid., 109. 43

Ibid., 121, 140, 181. Lihat juga Geoffrey Allen Pigman, The World Economic Forum, 15. 44

Yulius P. Hermawan, Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional: Aktor, Isu, dan Metodologi, (Yogyakarta, Graha Ilmu, 2007), 100-101.

Page 43: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

31

31

dalam Pertemuan Tahunan WEF, para peserta saling berbagi untuk menguatkan

nilai mereka bersama, yaitu; liberalisme, demokrasi, dan ekonomi pasar.

Namun, performance WEF sebagai bagian dari agen globalisasi juga

tidak mengecualikan timbulnya reaksi penentangan dari beberapa kelompok

masyarakat sipil dunia. Karena mempromosikan globalisasi dan free trade, WEF

diklaim bertanggung jawab atas kemiskinan di negara-negara Dunia Ketiga

bersama dengan WTO dan IMF. WEF bahkan dijuluki sebagai “serigala berbulu

domba” oleh para penentangnya yang menamakan diri mereka sebagai Gerakan

Anti-Globalisasi.

Pada saat pelaksanaan Pertemuan Tahunan WEF 2000, sebanyak lebih

dari 2000 demonstran yang dipimpin oleh beberapa ormas global seperti

Confédération Paysanne Française dan Anti-WTO Coordination, melakukan

demonstrasi besar-besaran di Pusat Kongres. Mereka menentang keberadaan

WEF sebagai kelompok bisnis informal pendukung free trade dan WTO. Tiga

ormas lain, Berne Declaration, Friends of the Earth, dan the Globalization

Challenge Initiative, membuat sebuah proyek bernama Public Eye on Davos

untuk mengawasi dan menantang pertemuan WEF. 45

Selanjutnya pada tahun 2001, ormas-ormas tersebut membentuk World

Social Forum (WSF) sebagai tandingan dari WEF. WSF mengadakan pertemuan

tahunannya pada saat yang bersamaan dengan pelaksanaan Pertemuan Tahunan

WEF. Pertemuan ini dihadiri ratusan ormas dari seluruh dunia yang mana mereka

45

Geoffrey Allen Pigman, The World Economic Forum, 125-128.

Page 44: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

32

32

merupakan kelompok anti-WEF. Mereka mendiskusikan dan mempublikasikan

ide mereka tentang pengembangan sosial masyarakat dunia dibandingkan

pengembangan ekonomi.46

WSF berusaha mempromosikan perlawanan terhadap

globalisasi neo-liberal dan hegemoni dari global governance yang selama ini

dipromosikan oleh WEF.47

A. 2. Keanggotaan

Keanggotaannya WEF pada awalnya terdiri dari pebisnis dari industri

Eropa, dan berkembang secara global melibatkan perusahaan-perusahaan dari

seluruh dunia. Pada tahun 1980, WEF telah memiliki 300 anggota perusahaan.

Jumlah anggota bertambah menjadi 500 pada tahun 1985, menjadi 710 pada

tahun 1990, dan mencapai 1.000 pada tahun 1994. Pada tahun 1996, WEF

memutuskan untuk membatasi keanggotaannya tidak melebihi 1000 anggota

perusahaan. Pada tahun 2005, WEF telah memiliki 1.000 anggota perusahaan

yang mana mereka berusaha untuk mengatasi permasalahan dunia dan

memberikan masukan untuk topik dan isu-isu yang penting di dalam diskusinya

tersebut.48

WEF juga memiliki kriteria keanggotaan yang tinggi, yaitu menetapkan

anggota perusahaan harus memiliki penjualan tahunan minimal US$ 1 miliar dan

pengelolaan modal di bank minimal US$ 1 miliar. Kriteria ini pada akhirnya juga

menentukan proporsi keanggotaan WEF yang kompetitif berdasar pendapatan

46

Ibid., xii. 47

Ibid., 128-129. Lihat juga Boaventura de Sousa Santos, The rise of the global left: the World Social Forum and beyond, (London: Zed Books Ltd, 2006), 123. 48

Geoffrey Allen Pigman, The World Economic Forum, 24-25.

Page 45: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

33

33

tahunan. Sebanyak 60 persen dari mereka merupakan kelompok perusahaan

besar dunia dengan pendapatan tahunan lebih dari US$ 4 miliar. Hanya 40 persen

anggota perusahaan yang memiliki pendapatan tahunan satu sampai empat miliar

dolar AS. Yaitu, sebanyak 30 persen merupakan perusahaan-perusahaan kecil

yang mendominasi wilayah mereka, seperti perusahaan India Bajaj Auto.

Sebanyak 10 persen merupakan perusahaan yang lebih kecil lagi, namun

berpengaruh signifikan terhadap ekonomi dunia karena telah mendominasi

inovasi dan teknologi pasar, seperti Google dan eBay.49

WEF melakukan kegiatan kelembagaannya dengan menggunakan dana

dari anggotanya. Sejak WEF menjadi organisasi keanggotaan pada tahun 1976,

perusahaan-perusahaan anggota telah menanggung biaya kegiatan WEF melalui

biaya keanggotaan tahunan. Pada tahun 2005, setiap anggota membayar 30.000

swiss franc/tahun, tidak termasuk biaya kehadiran anggota dalam forum

pertemuan yang diadakan WEF. WEF menyediakan tujuh kategori keanggotaan

dengan biaya dan hak istimewa yang berbeda. Anggota dapat menentukan

kategori keanggotaan mereka menurut kebutuhan mereka dalam lembaga.

Beberapa anggota memiliki jenis keanggotaan yang lebih dari satu dengan

kepentingan mereka yang semakin besar di WEF.50

49

Ibid., 24-25. 50

Ibid., 24.

Page 46: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

34

34

A. 3. Organisasi Kelembagaan

WEF memiliki organisasi kelembagaan yang sedikit berbeda dengan

NGO lainnya. Schawb menempatkan dirinya sebagai pendiri dan ketua pelaksana

WEF sehingga membuatnya memiliki peran yang besar dalam kebijakan dan

pengelolaan lembaga. Selain itu, terdapat Dewan Yayasan, Direktur Pelaksana,

dan beberapa Pusat khusus yang memiliki tugas kelembagaan menurut harapan

Schawb.

Pengelolaan tertinggi WEF oleh Dewan Yayasan dengan masa jabatan

tiga tahun. Mereka dipilih dari anggota perusahaan, elit politik, dan organisasi

lembaga internasional. Keanggotaan Dewan Yayasan ini dimaksudkan untuk

mencerminkan pengelolaan lembaga tersebut yang menggunakan pendekatan

multi-stakeholder dan menjadi figur bagi kegiatan WEF lainnya. Dalam setahun,

mereka setidaknya bertemu sebanyak tiga kali dan ditambah „pertemuan‟ melalui

telepon jika diperlukan.51

Dewan Yayasan hanya berwenang dalam pengelolaan

di dalam kelembagaan WEF, namun tidak memiliki hak untuk ikut dalam

pengaturan program WEF. Hal ini dipertimbangkan oleh Schawb untuk menjaga

independensi misi WEF dari intervensi dari dalam maupun luar anggotanya yang

dianggap dapat mengganggu integritas dan kapabilitas intelektual WEF.52

Direktur Pelaksana bertindak sebagai seorang pemimpin tambahan

setelah Schawb, yang membantunya dalam pengorganisasian WEF. Direktur

Pelaksana mengatur semua urusan dan staf WEF setiap hari dengan selalu

51

Ibid., 32-33. 52

Ibid., 33.

Page 47: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

35

35

berkoordinasi dengan Schawb. Selanjutnya pada tahun 2000, WEF melakukan

reorganisasi dengan menjadikan direktur pelaksana berjumlah lima untuk

mengelola masalah global WEF yang semakin meningkat. Selain itu dibentuk

tiga pusat untuk mengawasi kegiatan organisasi WEF, yaitu; Pusat Industri

Global untuk memimpin hubungan staf dengan anggota dan mitra WEF; Pusat

Strategi Regional untuk bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan di

kawasan; dan Pusat Agenda global untuk bertanggung jawab dalam pembuatan

konten acara WEF, inisiatif publik-swasta, dan program daya saing global.53

A. 4. Pengelolaan Konferensi

Penyelenggaraan Pertemuan Tahunan Davos dan di beberapa kawasan

merupakan acara yang berlangsung sepanjang tahun. WEF merencanakan dan

mengelola seluruh kegiatan dalam forum pertemuannya dengan sangat baik. Para

CEO WEF bekerja sama dengan para anggota senior manajer untuk

mengidentifikasi isu-isu penting dan pertanyaan yang akan didiskusikan di forum

pertemuan. Sampai sekarang, WEF tetap mempertahankan kepemilikan agenda

forum pertemuannya secara keseluruhan, serta Schwab sebagai pemegang peran

utama dalam proses pengembangan agenda forum pertemuan tersebut.54

53

Ibid., 33-34. Saat ini, WEF juga telah membentuk Pusat Strategi Global yang bertugas sebagai think tank bagi para pemangku kepentingan dunia serta berperan membangun jaringan komunitas yang terdiri dari para pakar dan pengambil keputusan yang sangat relevan dan memiliki pengetahuan. Lihat selengkapnya di World Economi Forum, World Economi Forum (brosur kelembagaan), tersedia di; http://www3.weforum.org/docs/WEF_InstitutionalBrochure_2014.pdf; internet, diakses pada 8 November 2014.Hal. 7-8. 54

Ibid., 45-47.

Page 48: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

36

36

WEF memberikan kesempatan kepada para anggotanya untuk menghadiri

forum pertemuan dengan membayar biaya kehadiran. WEF juga mengundang

tamu dari akademisi maupun tokoh masyarakat untuk berdiskusi dengan para

anggota. Mereka diharapkan akan memberikan kontribusi yang sangat bermanfaat

dalam acara diskusi.55

Para elit politik pemerintah termasuk sebagai tamu yang

penting untuk dapat bersosialisasi dengan para anggotanya dalam acara diskusi.

Hal ini dilakukan sebagai usaha untuk mempromosikan pertukaran informasi dan

memberikan ide yang sangat bermanfaat bagi anggota perusahaannya. 56

Para pemimpin politik tersebut bukanlah anggota WEF, karena WEF

bukanlah lembaga internasional publik seperti IMF dan WTO. Forum pertemuan

digunakan WEF lebih sebagai media untuk mengintegrasikan para pemimpin

politik, pebisnis dan ilmuwan untuk tercapainya kerja sama dalam bentuk

kemitraan publik-swasta. Dari kerja sama tersebut diharapkan dapat memajukan

ekonomi, politik, dan sosial dunia, sebagaimana misinya, “committed to

improving the state of the world through public-private cooperation.”57

Dalam forum pertemuan yang dimilikinya, WEF mengatur agar terjadi

interaksi dan berbagi gagasan antar peserta secara langsung. WEF memberi

kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan pendapat mereka sendiri secara

langsung kepada peserta lainnya. Dengan format diskusi yang demikian, peserta

diarahkan untuk mengevaluasi dan merekonstruksi persepsi dan kepentingan

55

Ibid., 45 56

Ibid., 24. 57

Ibid., 58-59. Lihat juga Our Mission di di World Economi Forum, World Economi Forum (brosur kelembagaan), 3.

Page 49: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

37

37

mereka. Selanjutnya mereka diharapkan memiliki pemahaman yang lebih luas

mengenai isu-isu yang sedang mereka eksplorasi bersama. Selain itu, peserta juga

diharapkan mengenal dan akrab satu sama lain sebagai individu. Teknik diskusi

ini digunakan WEF untuk mendorong tercapainya kesepakatan dan resolusi

konflik yang sukses.58

WEF merancang diskusi yang matang dan terencana agar senantiasa

berjalan dengan tertib dalam suasana yang etis dan domain nilai. Nilai yang paling

diutamakan adalah integritas, keadilan, toleransi, kasih sayang, pelayanan, dan

tidak egois. Untuk beberapa kesempatan, WEF mengadakan sesi debat pendapat

antara peserta terpilih mengenai isu global tertentu. Sebelum berdebat, WEF

mengundang mereka untuk membahas ide dan nilai-nilai yang akan mereka

nyatakan dalam sesi debat. Dengan demikian, acara perdebatan menjadi terarah

dan terkendali dengan mengedepankan nilai kesopanan dan saling menghormati.59

WEF memiliki tiga acara forum pertemuan tahunan utama yang

dilaksanakan secara rutin. The World Economic Forum Annual Meeting

merupakan forum pertemuan WEF yang diadakan setiap bulan Januari di Davos,

Swiss. Pertemuan Tahunan WEF merupakan pertemuan yang mempertemukan

sekitar 2500 peserta dari kalangan bisnis, pemerintah, organisasi internasional,

akademisi dan masyarakat sipil. Mereka berdiskusi untuk membentuk agenda

global, regional, dan industri selama setahun berjalan. Kedua pertemuan tahunan

lainnya adalah the Annual Meeting of the New Champions dan the Summit on the

58

Ibid., 47-48. 59

Ibid., 67.

Page 50: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

38

38

Global Agenda yang masing-masing diadakan di Cina dan Uni Emirat Arab.

Forum pertemuan yang diadakan setiap September di Cina adalah forum diskusi

global mengenai inovasi, kewirausahaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang

bermanfaat bagi masa depan. Forum pertemuan yang diadakan pada bulan

November di Uni Emirat Arab merupakan forum pertemuan yang mendiskusikan

hal-hal yang penting untuk memberikan input untuk agenda Pertemuan Tahunan

WEF.60

Selain itu, WEF juga mengadakan forum pertemuannya di enam kawasan

kunci dimana pertemuan regional WEF dilaksanakan, yaitu; Eropa, Amerika

Latin, Afrika, Timur Tengah, India, dan Asia Timur. Forum pertemuan WEF

regional berfungsi sebagai forum diskusi yang lebih intens dan akrab antara

pemimpin dan elit politik, pebisnis sosial, dan masyarakat dalam lingkup

kawasan. Diskusi-diskusi ini biasanya lebih dikhususkan untuk mendefinisikan

peluang dan tantangan, serta untuk menentukan solusi permasalahan bersama

dalam cakupan regional. Mereka saling mengutarakan pendapat mereka kepada

peserta lain dalam forum sebagai sebuah afirmasi bersama untuk menghasilkan

kolaborasi yang lebih kuat dan kompak. 61

60

World Economic Forum, World Economic Forum (brosur kelembagaan), 15. 61

World Economic Forum, Annual Report 2010-2011, (Jenewa; World Economic Forum, 2011), 36.

Page 51: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

39

39

B. Pertemuan Tahunan WEF 2009-2014

Pertemuan Tahunan WEF memiliki tema yang seringkali meluas ke fokus

permasalahan non-ekonomi dan non-keuangan.62

Namun, tema WEF merupakan

isu ekonomi yang inklusif, dalam arti melibatkan segala sesuatu yang

berhubungan dan berdampak terhadap ekonomi dunia. Tema yang populer dalam

pertemuan Tahunan WEF antara lain; ekonomi global dan krisis, konflik,

perubahan iklim, kesetaraan gender, ketimpangan perekonomian global,

kemiskinan, dan pengangguran. WEF memberikan tema besar dalam setiap

pertemuannya untuk membentuk serangkaian diskusi yang relevan. Berikut adalah

tema diskusi Pertemuan Tahunan WEF 2009-2014.

Tabel 2. 1. Tema Pertemuan Tahunan WEF 2009-2014

No. Tahun Tema

1. 2009 Shaping the Post-Crisis World.

2. 2010 Improve the State of the World

3. 2011 Shared Norms for the New Reality

4. 2012 The Great Transformation: Shaping New Models

5. 2013 Resilient Dynamism

6. 2014 The Reshaping of the World: Consequences for Society,

Politics and Business

Sumber: http://www3.weforum.org/

62

Dani Rodrik, The Globalization Paradox: Democracy and the Future of the World Economy, (New York: W. W. Norton & Company Ltd, 2011), 89.

Page 52: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

40

40

C. World Economic Forum on East Asia (WEF-EA) 2009-2014

Pada tahun 1992, WEF memperluas jaringannya dengan mengadakan

pertemuan di beberapa negara dan kawasan di seluruh dunia sebanyak 17

pertemuan selama setahun. Di kawasan Asia Timur, WEF mulai membuat

pertemuan terdiri dari beberapa negara, kecuali Cina dan India. WEF bekerja

sama dengan Dewan Pengembangan Perdagangan Hong Kong untuk

mengadakan Europe/East Asia Economic Forum di Hongkong pada bulan

Oktober 1992. Pertemuan tersebut merupakan awal WEF mengadakan forum

pertemuan sebagai pertemuan tahunan di kawasan Asia Timur.63

WEF mengadakan KTT Asia Timur ke-6 dengan berlokasi di Hongkong

pada bulan September 1997. Acara ini diadakan juga sebagai dukungan terhadap

penyerahan otoritas atas Hongkong kepada Pemerintah Cina oleh Inggris pada

bulan Juli pada tahun yang sama.64

Pada tahun 1998, KTT Asia Timur diadakan

di Singapura. Pertemuan tersebut terutama membahas bagaimana cara Asia untuk

mencapai pertumbuhan berkelanjutan dan daya saing global sebagai respon

terhadap krisis keuangan Asia yang terjadi pada saat itu.65

WEF mulai berinisiatif memberikan judul pertemuan sebagai tema utama

di setiap pertemuan regionalnya sebagai konteks utama untuk menghasilkan

pembicaraan diskusi yang terarah pada isu. Pada tahun 2006, KTT WEF di Asia

Timur yang ke-15 dengan nama World Economic Forum on East Asia (WEF-EA)

63

World Economic Forum, The World Economic Forum - A Partner in Shaping History, 114. 64

Ibid., 147. 65

Ibid.,159.

Page 53: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

41

41

diadakan di Jepang. Pada tahun tersebut, WEF mengangkat tema utama “Creating

a New Agenda for Asian Integration”. Pada tahun 2007, WEF-EA dengan tema

utama “The Leaderhip Imperative for An Asian Century” diadakan di Singapura.

Pada tahun 2008, WEF-EA dengan tema “Responding to New Uncertainties”

diadakan di Malaysia.

Pada tahun 2009, WEF-EA dengan tema “Implications of the Global

Economic Crisis for East Asia” diadakan di Korea Selatan. Para peserta dari

pemimpin politik, bisnis, dan tokoh masyarakat berdiskusi mengenai dampak

krisis ekonomi ekonomi global 2008. Mereka berkesimpulan bahwa krisis

semakin memperburuk masalah sosial di suatu negara yang telah menderita beban

pengangguran dalam skala besar dengan memperdalam kemiskinan mereka dalam

waktu singkat. Mereka mengidentifikasi penyebab permasalahan yang dialami

oleh negara berkembang, yaitu sebagian besar disebabkan oleh tenaga kerja yang

tidak terampil. Sehingga mereka menekankan kepada para pemerintah untuk lebih

memfokuskan anggaran belanja negara ke investasi SDM dibandingkan

infrastruktur. 66

Para peserta juga membicarakan mengenai signifikansi Asia Timur untuk

berperan dalam proses dinamisasi perekonomian dunia dan restrukturisasi

kelembagaan ekonomi global. Sesi-sesi diskusi dan perdebatan membahas

pertanyaan utama bagaimana menyikapi kesenjangan ekonomi global. Sesi

tersebut tersebut merupakan bagian dari platform WEF, the Global Redesign

66

World Economic Forum, World Economic Forum on East Asia: Implication of the Global Economic Crisis for East Asia, (Jenewa: World Economic Forum, 2009), 11.

Page 54: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

42

42

Initiative (GRI). Melalui platform ini, WEF mengumpulkan ide dan usulan dari

beberapa KTT regional dan diskusi WEF lainnya untuk direview kembali dalam

Pertemuan Tahunan WEF 2010 untuk bicarakan lebih lanjut.67

Pada tahun 2010, WEF-EA dengan tema “Rethinking Asia‟s Leadership

Agenda” dilaksanakan di Vietnam. Pertemuan diadakan dengan empat sub-tema

diskusi; “Asia‟s Leadership Agenda”, “Global Risks”, “Asia‟s Green Growth

Agenda”, dan “Asia‟s Future Growth Agenda”. Tema sentral dari beberapa sesi

mengacu pada upaya integrasi ekonomi kawasan di Asia Timur yang stabil dan

berkelanjutan serta ide mengenai pentingnya kekompakan bersama untuk

meningkatkan peran Asia Timur dalam tata pemerintahan global.68

Pada

pertemuan ini, WEF dan Pemerintah Vietnam bersama-sama membentuk

kemitraan publik-swasta di bidang pertanian, The Public Private Task Force on

Sustainable Agricultural Growth in Vietnam.69

Pada bulan Juni 2011, WEF-EA dengan tema “Responding to the New

Globalism” dilaksanakan di Indonesia untuk pertama kalinya. Dari tema besar

tersebut, diskusi dijabarkan pada empat sub-tema, antara lain; “Managing Global

Disruptions”, “Ensuring Employment and Inclusive Growth”, “Leading through

Sustainability”, dan “Exploring New Norms in Asia”. Baik tema maupun sub-

tema utama dikusi, merupakan intisari yang dibuat oleh WEF dari pidato Presiden

SBY sebelumnya di Pertemuan Tahunan WEF pada bulan Januari di tahun yang

67

Ibid., 4-5. 68

World Economic Forum, World Economic Forum on East Asia: Rethingking Asia’s Leadership Agenda, (Jenewa: World Economic Forum, 2010), 6-8. 69 World Economic Forum, Achieving the New Vision for Agriculture: New Models for Action,

(Jenewa: World Economic Forum, 2013), 24.

Page 55: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

43

43

sama.70

Pada pertemuan tersebut, dibentuk kemitraan publik-swasta di bidang

pertanian, the Partnership for Indonesia‟s Sustainable Agriculture (PISAgro) dan

kemitraan yang memfasilitasi mekanisme untuk merespon bencana yang lebih

baik, Disaster Resource Partnership (DRP) National Network.71

Gambar 2. 3. Sebuah diskusi panel dalam WEF-EA 2011

Pada tahun 2012, WEF-EA dengan tema “Shaping the Region‟s Future

through Connectivity” dilaksanakan di Thailand. Berhubungan dengan tema

meningkatkan konektivitas kawasan, WEF mengumumkan sebuah inisiatif

barunya, Partnering for Cyber Resilience sebagai platform kerja sama antara

pemerintah dan perusahaan swasta untuk melakukan transformasi di bidang

teknologi informasi dan komunikasi (ICT). WEF juga mengadakan KTT

Perjalanan dan Pariwisata selama satu hari dengan mengundang beberapa

kementerian terkait dari beberapa negara Asia Timur. Selanjutnya, WEF dengan

sebuah inisiatifnya, New Energy Architecture, melakukan kemitraan dengan

70

Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, WEFEA 2011 : "Responding to The New Globalism", tersedia di; http://old.setkab.go.id/berita-1913-wefea-2011-responding-to-the-new-globalism.html; internet; diakses pada 10 Desember 2014. 71

World Economic Forum, World Economic Forum on East Asia: Responding to the New Globalism, (Jenewa: World Economic Forum, 2011), 3-4.

Page 56: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

44

44

Kementerian Energi Thailand sebagai sebuah penelitian untuk merekomendasikan

bagaimana sebaiknya energi Thailand nantinya.72

Pada tahun 2013, WEF-EA dengan tema “Courageous Transformation for

Inclusion and Integration” dilaksanakan di Myanmar. Tema diangkat untuk

mengarahkan diskusi pada beberapa hal yang penting sebagaimana yang

dinyatakan oleh Sushant Palakurthi Rao, Kepala Direktur Senior WEF untuk Asia,

yaitu bahwa:

“..., participants focused on opportunities to accelerate

Myanmar‟s growth balanced with a significant social and inclusive

development agenda to benefit all stakeholders through responsible

investments. They also explored the ramifications of ASEAN‟s planned

integration in 2015. Achieving this target will require a solid commitment

to improving the region‟s connectivity, investing in an integrated energy

agenda, securing an efficient food supply chain and building a skilled

workforce. ...”73

Pada tahun 2014, WEF-EA dengan tema “Leveraging Growth for

Equitable Progress” dilaksanakan di Filipina. Para peserta berdiskusi dan

berbagi pendapat mereka mengenai bagaimana untuk meningkatkan

pertumbuhan perekonomian kawasan untuk kemajuan kawasan di berbagai

bidang. Forum diskusi berlangsung selama tiga hari sejak tanggal 21 Mei 2014

dan terdiri dari beberapa sesi diskusi mengenai berbagai isu yang

memperlihatkan kepentingan multistakeholders, tidak hanya pebisnis, namun

juga pemerintah dan masyarakat. Sebagai contohnya, dalam sesi “Accelerating

72

World Economic Forum, World Economic Forum on East Asia: Shaping the Region’s Future through Connectivity, (Jenewa: World Economic Forum, 2012), 8-9. 73

World Economic Forum, World Economic Forum on East Asia: Courageous Transformation for Inclusion and Integration, (Jenewa: World Economic Forum, 2013) , 3.

Page 57: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

45

45

ASEAN Strategic Infrastructure”, diskusi membahas apa saja prioritas

infrastruktur yang dinilai penting bagi ASEAN dan bagaimana cara pemerintah

untuk meningkatkan integrasi kawasan ASEAN.74

Dalam WEF-EA secara keseluruhan, para pemimpin politik dan bisnis

kawasan Asia Timur lebih sering membicarakan bagaimana mereka bersama-

sama berusaha menyeimbangkan dan meningkatkan perekonomian kawasan

yang terdampak oleh krisis ekonomi global 2008. Pengalaman krisis ekonomi

Asia tahun 1998 menjadikan negara-negara Asia Timur menjadi sangat peka,

tidak hanya meningkatkan kerja sama ekonomi dalam forum IGOs, tetapi juga

terhadap peluang yang ditawarkan dari forum kerja sama ekonomi yang diadakan

oleh NGO, seperti dalam WEF-EA. Ini adalah upaya proaktif para pemimpin

politik dan bisnis kawasan Asia Timur untuk menentukan peluang dan tantangan

serta bagaimana agar mereka senantiasa mencapai kemajuan dari globalisasi.

WEF-EA menjadi fasilitas bagi mereka untuk terlibat dalam serangkaian diskusi

interaktif yang berkesinambungan untuk mencapai hubungan, kerja sama, dan

kolaborasi yang intens.

74

World Economic Forum, World Economic Forum on East Asia, tersedia di; http://www.weforum.org/events/world-economic-forum-east-asia-0; internet, diakses pada 22 April 2015.

Page 58: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

46

46

BAB III

PELAKSANAAN POLITIK LUAR NEGERI “BEBAS AKTIF” DALAM

DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA PERIODE TAHUN 2009-2014

DAN DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WEF

A. Pelaksanaan Politik Luar Negeri “Bebas Aktif” dalam Diplomasi Ekonomi

Indonesia

A. 1. Keterkaitan Istilah antara Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar

Negeri, dan Diplomasi Indonesia

Menurut Ari Margiono, politik luar negeri dan kebijakan luar negeri

adalah dua istilah yang berbeda maksud. Meskipun istilah “politik luar negeri”

atau “foreign politics” tidak ditemukan dalam referensi studi HI, namun

memiliki arti tersendiri dalam penggunaan istilah di Indonesia. Politik luar negeri

merupakan paradigma dasar yang dianut oleh suatu negara terhadap dunia secara

keseluruhan, dan cenderung menjadi identitas yang penting untuk

mengidentifikasi persepsi negara tersebut terhadap aktor eksternal. Meskipun

politik luar negeri cenderung bersifat konstan, namun memiliki sifat dinamis

untuk dapat beradaptasi dengan kondisi internal dan eksternal. Sedangkan

kebijakan luar negeri adalah praktek strategi yang disesuaikan pada pendekatan,

gaya, dan keinginan pemerintah yang sedang berkuasa. Meskipun kebijakan luar

negeri mengacu pada politik luar negeri, namun pilihan-pilihan tindakan

Page 59: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

47

47

ditentukan dengan mempertimbangkan finansial dan sumber daya lain yang

dimiliki.75

Sedangkan, Yanyan Mochamad Yani mendefinisikan politik luar negeri

sebagai sebuah kesatuan formula nilai, sikap, arah, dan sasaran untuk

mempertahankan, mengamankan, dan memajukan kepentingan nasional di dalam

pergaulan dunia internasional. Secara sederhana, politik luar negeri merupakan

sebuah pedoman dasar tindakan pemerintah di dalam hubungan internasional

untuk mencapai tujuan tertentu. Selanjutnya, ia menemukan korelasi pengertian

politik luar negeri tersebut dengan pengertian foreign policy „kebijakan luar

negeri‟ menurut Jack C. Plano dan Roy Olton, yaitu sebagai sebuah strategi atau

rencana tindakan yang dibuat oleh para pembuat keputusan negara terhadap

negara lain atau unit politik internasional lainnya untuk mencapai kepentingan

nasional. Ketika politik luar negeri lebih berisi pedoman bagi tindakan negara,

kebijakan luar negeri lebih bermaksud pada tindakan riil yang dilakukan oleh

negara.76

Sedangkan Undang-undang No. 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar

Negeri tanggal 14 September 1999, dalam bab I pasal 1 butir kedua menyatakan

bahwa:

“Politik Luar Negeri adalah kebijakan, sikap, dan langkah

Pemerintah Republik Indonesia yang diambil dalam melakukan

hubungan dengan negara lain, organisasi internasional, dan subyek

75

Ari Margiono, Adakah Politik Luar Negeri Indonesia?, tersedia di; http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/blob/F10451/Adakah%20Politik%20Luar%20Negeri%20Indonesia.htm; internet, diakses tanggal 27 April 2015. Artikel ini telah dimuat dalam Koran Kompas pada 19 September 2005. 76

Yanyan Mochamad Yani, Politik Luar Negeri, tersedia di; http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/06/politik_luar_negeri.pdf; internet, diakses pada 26 April 2015.

Page 60: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

48

48

hukum internasional lainnya dalam rangka menghadapi masalah

internasional guna mencapai tujuan nasional.”77

Sedangkan diplomasi menurut Holsti, adalah salah satu sarana

pelaksanaan kebijakan luar negeri untuk mencapai tujuan nasionalnya, disamping

propaganda, militer, dan ekonomi. Negara dalam menentukan tujuan dan sarana

kebijakan luar negerinya senantiasa disesuaikan dengan kapabilitas yang

dimilikinya. Menurut Hans Morgenthau, diplomasi dalam arti yang luas

merupakan sinonim dengan kebijakan luar negeri. Sedangkan dalam arti yang

lebih khusus, merupakan cara atau medium dimana negara melakukan hubungan

yang resmi. Sehingga, diplomasi memiliki ruang lingkup spesifik pada teknik

operasional, cara-cara, dan mekanisme dalam melaksanakan kebijakan luar

negeri.78

Diplomasi tidak lain merupakan pelaksanaan kebijakan luar negeri yang

dilakukan oleh pejabat resmi terlatih. Keduanya dijelaskan oleh Robert Jervis

sebagai sebuah kesatuan dalam sistem, yang mana perubahan kebijakan luar

negeri akan merubah pelaksanaan diplomasi.79

Dengan demikian, baik politik

luar negeri, kebijakan luar negeri, maupun diplomasi terdapat hubungan yang

erat satu sama lain. Pelaksanaan diplomasi sama seperti pelaksanaan kebijakan

luar negeri, yaitu dilaksanakan dengan mempertimbangkan tujuan nasional serta

77

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri, tersedia di; http://www.kemlu.go.id/sydney/Documents/UU%20RI%20No%2037%20Tahun%201999%20Tentang%20Hubungan%20Luar%20Negeri.pdf; internet, diakses 27 April 2015. 78

Muhammad Nafan Aji Gusta Utama, Diplomasi Indonesia dalam Perundingan Doha Development Agenda - WTO; Studi Kasus: Liberalisasi Sektor Pertanian, (Depok: FISIP Universitas Indonesia, 2010), 15-16. 79

Sukawarsini Djelantik, Diplomasi antara Teori dan Praktik, 13.

Page 61: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

49

49

disesuaikan dengan kapabilitas sumber daya yang ada. Selain itu, diplomasi juga

memiliki sifat yang fleksibel yang memungkinkan untuk dilaksanakan menurut

keinginan pemerintah serta para pejabat resmi sebagai pelaksananya, namun

tetap berpedoman pada politik luar negerinya yang konstan tapi tidak kaku.

A. 2. Politik Luar Negeri dan Diplomasi Indonesia pada Periode 2009-2014

Pada periode 2009-2014, Indonesia dalam pelaksanaan politik luar

negerinya semakin berusaha meningkatkan diplomasi bilateral, multilateral, dan

regional untuk mempererat hubungan dan kerja sama dengan negara di seluruh

dunia. Selain itu, pelaksanaan diplomasi Indonesia juga menjadi lebih memadai

dibandingkan pemerintahan sebelumnya karena kondisi ekonomi, sosial, dan

politik dalam negeri yang telah cukup stabil. Dalam diplomasinya, Indonesia

selalu berusaha untuk mencerminkan kesuksesan transformasi demokrasi dalam

negeri dan mulai meningkatkan strategi diplomasi dengan melibatkan berbagai

pemangku kepentingan.80

Pada periode ini, Indonesia berhasil membangun citra yang baik dalam

diplomasinya dengan mendefinisikan kembali politik luar negeri “bebas aktif”

pada konteks saat ini, yaitu melalui pemaknaan metafora “berlayar di samudera

yang bergejolak” atau “navigating a turbulent ocean”. Pemaknaan politik luar

negeri “bebas aktif” tersebut menggantikan metafora “mendayung di antara dua

karang” atau “rowing between two reef” yang tidak lagi relevan dengan kondisi,

80

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Landasan, Visi, dan Misi Polugri; tersedia di http://www.kemlu.go.id/Pages/Polugri.aspx?IDP=1&l=id; internet; diakses 22 Maret 2015.

Page 62: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

50

50

peluang, dan ancaman modern di dalam hubungan internasional masa saat ini.

Pelaksanaan politik luar negeri “bebas aktif” dengan metafora baru tersebut

menjadi pedoman bagi Pemerintah agar menggunakan strategi kontemporer yang

lebih sesuai dengan dunia saat ini seperti; contructive engagement, penggunaan

soft power diplomacy, total diplomacy, prinsip intermestik, serta pendekatan

berbasis dialog. Selanjutnya, pelaksanaan politik luar negeri diperkuat dengan

semboyan “million friends zero enemy” dan “all direction foreign policy” untuk

sedapat mungkin merangkul semua pihak.81

“Million friends zero enemy” telah menjadi doktrin dan menjadi

pedoman dasar kebijakan luar negeri Indonesia sejak awal periode pertama

pemerintahan Presiden SBY, meskipun baru diperkenalkannya di awal periode

ke-2 pemerintahannya.82

“Million Friends Zero Enemy” menurut Presiden SBY

adalah sebagai sebuah doktrin atau ajaran. Doktrin ini menjadi pedoman dan

selanjutnya banyak mempengaruhi kebijakan luar negeri Indonesia pada masa

Pemerintahan Presiden SBY. Berdasarkan pada pengertian istilah politik luar

negeri dan kebijakan luar negeri sebelumnya, doktrin ini bukanlah politik luar

negeri dan masih termasuk dalam kebijakan luar negeri. Doktrin ini dapat

dipahami sebagai visi misi atau kebijakan dasar yang ditentukan oleh Presiden

SBY untuk menetapkan pedoman kebijakan luar negerinya. Hal ini merupakan

salah satu dampak reformasi, yaitu tidak adanya GBHN sebagai pedoman

presiden dalam menjalankan tugas kenegaraannya. Namun, kebijakan dasar

81

Kementerian luar negeri Republik Indonesia, Indonesia dan Kerjasama Selatan-Selatan, (Jakarta: 2011, Kementerian Luar Negeri), Hal 43. 82

Susilo Bambang Yudhoyono, SBY, Selalu Ada Jalan: Untuk Pecinta Demokrasi dan Para Pemimpin Indonesia Mendatang, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2014), 708.

Page 63: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

51

51

tersebut juga harus sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)

25 tahun yang diatur dalam undang-undang.83

Dapat dikatakan metafora “navigating turbulence ocean” menjadi

penghubung antara pelaksanaan politik luar negeri “bebas aktif” dengan doktrin

kebijakan luar negeri “million friends zero enemy” dan “all direction foreign

policy”. Politik luar negeri “bebas aktif” yang diserukan oleh Wakil Presiden

Mohammad Hatta senantiasa memberikan mandat agar politik luar negeri

Indonesia tidak memiliki kecenderungan ke salah satu blok negara – negara

Barat maupun Timur. Sedangkan menurut Presiden SBY, pelaksanaan politik

luar negeri dengan doktrin “million friends zero enemy” memberikan intruksi

kepada Pemerintah agar senantiasa berdiplomasi secara aktif untuk melakukan

hubungan kerja sama dengan siapa pun (all direction foreign policy) dan

menjaga diri dari kecenderungan pada salah satu pihak manapun.84

Presiden SBY menjelaskan bahwa pendekatan konstruktif dalam

metafora “navigating a turbulent ocean” berperan dalam mengarahkan politik

luar negeri bebas aktif untuk mencerminkan sifat open-minded, percaya diri,

moderat, toleran, dan outward looking. Bahkan lebih jauh lagi, pendekatan

konstruktif ini menekankan politik luar negeri Indonesia untuk mengubah musuh

menjadi teman serta mengubah teman menjadi mitra.85

Kemampuan

83

Ibid., 534-535. 84

Ibid., 708. 85

Susilo Bambang Yudhoyono, Speech by H. E. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, President of Republic of Indonesia before the Indonesian Council on World Affairs (ICWA), tersedia di; http://portal.kemlu.go.id/en/pidato/presiden/Pages/Speech-by-H.E.-Dr.-Susilo-Bambang-Yudhoyono-President-of-the-Republic-of-Indonesia-before-the-Indone.aspx, internet, diakses pada 19 September 2015.

Page 64: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

52

52

melaksanakan politik luar negeri Indonesia dengan pendekatan konstruktif

tersebut dibuktikan dengan beberapa kerja samanya. Kerja sama tersebut

diantaranya; (1) Kemitraan strategis dengan AS sedangkan sebelumnya adalah

musuh dan ancaman bagi Indonesia ketika terjadi masalah PRRI/Permesta. (2)

Kemitraan strategis dengan Cina, sedangkan sebelumnya adalah musuh

Indonesia setelah terjadi pemberontakan G30S/PKI. (3) Menjalin hubungan kerja

sama dan persahabatan dengan Malaysia dan Singapura dalam semangat

Masyarakat ASEAN, sedangkan sebelumnya menjadi musuh Indonesia ketika

terjadi konfrontasi terkait pembentukan Federasi Malaysia. (4) Membuat

hubungan yang baik dengan Portugal, sedangkan sebelumnya musuh ketika

terjadi konflik di Timor Timur.86

Pelaksanaaan politik luar negeri tersebut tidak dapat dilepaskan dari

faktor persepsi Indonesia bahwa tidak ada negara lain yang menganggapnya

sebagai musuh dan tidak ada negara yang dipertimbangkannya sebagai musuh.

Pemahaman strategis yang berasal dari penjelasan doktrin “million friends zero

enemy”.87

Dalam politik luar negerinya, Indonesia juga aktif mempromosikan soft

power diplomacy dalam forum-forum internasional untuk meningkatkan

persahabatan antar bangsa.88

Soft power diplomacy merupakan pendekatan

86

Mohammad Shoelhi, Diplomasi Damai, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Bandung, 2009), 20. 87

The Jakarta Globe, SBY: Indonesia Has ‘A Million Friends and Zero Enemies’, tersedia di; http://thejakartaglobe.beritasatu.com/archive/sby-indonesia-has-a-million-friends-and-zero-enemies/; internet, diakses pada 26 Mei 2015. 88

Soft power diplomacy diperkenalkan pertama kali oleh Joseph Nye. Presiden SBY terinspirasi oleh tokoh tersebut mengenai soft power dan merupakan kepala pemerintahan yang pertama

Page 65: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

53

53

diplomasi yang menghindari kebencian, kecurigaan, dan agitasi serta

mengedepankan kesetaraan dan ajakan untuk bekerja sama dan bersinergi.89

Dalam hal ini, soft power diplomacy berperan sebagai bentuk diplomasi

Indonesia yang kreatif dan cekatan yang sesuai dengan doktrin “million friends

zero enemy” untuk mencapai kepentingan nasional dengan efektif.90

Indonesia

mempromosikan soft power diplomacy sebagai alternatif dalam politik global

yang telah banyak terjadi ketegangan karena sering dilakukannya hard power

diplomacy. Sebagai contohnya, hard power diplomacy yang dilakukan AS di

Vietnam, Afganistan, dan Irak telah gagal dalam menyebarkan demokrasi dan

perdamaian di dunia, namun justru menimbulkan suasana perang dan

permusuhan.91

Indonesia memiliki aset-aset strategis soft power diplomacy untuk

memantapkan politik luar negerinya dengan doktrin “million friends zero

enemy” yang dianut. Aset-aset strategis yang potensial dalam soft power

diplomacy menurut Shoelhi antara lain; (1) Posisi Indonesia sebagai negara

demokrasi terbesar di dunia setelah India dan AS; (2) Posisi Indonesia sebagai

negara berpenduduk muslim terbesar di dunia; (3) Lingkungan hidup, sumber

daya alam, dan sumber daya manusia yang potensial untuk mendukung

kemandirian bangsa.92

Aset-aset ini bermanfaat sebagai modal bargaining

kali mempromosikan soft power diplomacy dalam kebijakan luar negeri secara riil kepada negara-negara dunia. 89

Mohammad Shoelhi, Diplomasi Damai, 4. 90

Susilo Bambang Yudhoyono, SBY, Selalu Ada Jalan: Untuk Pecinta Demokrasi dan Para Pemimpin Indonesia Mendatang,708. 91

Mohammad Shoelhi, Diplomasi Damai, 7. 92

Mohammad Shoelhi, Diplomasi Damai, 8-10.

Page 66: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

54

54

position serta pembangun trust building diplomasinya dalam hubungan

inernasional.

Salah satu soft power diplomacy Indonesia yang dilakukan Indonesia

adalah dengan berinisiatif mengadakan sebuah forum diskusi tahunan Bali

Democracy Forum (BDF) pada tahun 2008. Dalam BDF, Indonesia berusaha

meningkatkan perannya untuk merangkul negara-negara non-demokratis dan

mendorong mereka agar segera melakukan demokratisasi politik tanpa adanya

tekanan, tetapi melalui dialog, persuasi, pertukaran gagasan, dan saran best

practices. Kesuksesan BDF sebagai soft power diplomacy adalah negara-negara

peserta BDF memiliki satu pendapat yang sama bahwa perlunya bagi negara-

negara di kawasan Asia-Pasifik untuk terus melakukan konsolidasi demokrasi

dengan cara yang adaptif, terutama untuk kedamaian dan stabilitas di kawasan itu

sendiri.93

Pelaksanaan politik luar negeri Indonesia dengan menggunakan doktrin

“million friends zero enemy” tidak hanya mempengaruhi diplomasi yang bersifat

politik strategis saja, namun juga diplomasi ekonomi yang bersifat pragmatis.

Apresiasi positif yang telah dari dunia internasional karena pemajuan citra politik

luar negeri yang baik pada masa pemerintahan ini, selanjutnya menjadi modal

penting untuk memajukan diplomasi ekonominya. Selain itu, pada masa ini,

peningkatan kondisi ekonomi, politik, sosial domestik juga menjadi modal yang

sangat penting Indonesia untuk memaksimalkan diplomasi ekonominya. Dengan

berprinsip pada pencapaian kepentingan nasional, Indonesia melaksanakan

93

UIN Syarif Hidayatullah, Soft Diplomacy Indonesia, tersedia di; http://uinjkt.ac.id/?p=2120; internet, diakses pada 13 Juni 2015.

Page 67: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

55

55

diplomasi ekonomi melalui berbagai macam kerja sama, baik multilateral,

regional, maupun bilateral.

Diplomasi ekonomi Indonesia melalui forum multilateral dilakukan

dalam WTO, yang mana Indonesia berkepentingan untuk tercapainya

kesepakatan keterbukaan perdagangan yang adil. Indonesia dalam Konferensi

Tingkat Menteri (KTM) WTO berusaha mendukung tercapainya tercapainya

kesepakatan Doha Development Agenda (DDA) yang digulirkan sejak tahun

2001. DDA mencakup isu utama pertanian yang bagi negara berkembang sangat

vital karena terkait dengan permasalahan sosial ekonomi (antara lain: food

security, livelihood security, dan rural development), Non-Agricultural Market

Access (NAMA), perdagangan bidang jasa, dan Rules. Indonesia memiliki

kepentingan dari tercapainya kesepakatan dari proses DDA, yaitu untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi, mengentaskan kemiskinan, serta

mendapatkan dana untuk mendukung pembangunan nasionalnya. Untuk

memperkuat diplomasinya, Indonesia bergabung dengan beberapa koalisi, seperti

G-33, G-20, dan NAMA-11. Indonesia juga terus terlibat aktif berdiplomasi

dalam isu-isu yang menjadi kepentingan utamanya, seperti pembangunan,

kekayaan intelektual, lingkungan hidup, dan pembentukan aturan yang mengatur

perdagangan multilateral.94

Diplomasi ekonomi multilateral lain yang juga penting bagi Indonesia

adalah keanggotaan dan partisipasi aktifnya dalam G20. Pada 25 September

2009, para Kepala Pemerintahan dalam KTT G20 Pitsburgh menetapkan 94

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, World Trade Organization (WTO), tersedia di; http://www.kemlu.go.id/Pages/IFPDisplay.aspx?Name=MultilateralCooperation&IDP=13&P=Multilateral&l=id; internet, diakses pada 22 Desember 2015.

Page 68: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

56

56

pengambilalihan wewenang mengelola keuangan global yang semula dipegang

oleh G8. Ini merupakan momentum yang penting bagi Indonesia meningkatkan

diplomasi Indonesia di dalam kerja sama multilateral. Indonesia berusaha ikut

mewujudkan perekonomian global yang kuat, berimbang, dan berkelanjutan

dengan menjalankan visi diplomasi yang mencerminkan politik luar negeri yang

bebas, aktif, dan transformatif. Selain itu, melalui G20, Indonesia juga memiliki

peluang yang semakin besar untuk mempromosikan produk ekspor domestik,

investasi, kekayaan budayanya di tingkat global.95

Praktek diplomasi ekonomi Indonesia di tingkat regional dilakukan dalam

banyak kerja sama di kawasan sekitarnya, seperti; ASEAN, ASEAN-China Free

Trade Area (ACFTA), ASEAN+, KTT Asia Timur, dan Asia Pasific Economic

Cooperation (APEC). Kemajemukan kerja sama ekonomi tersebut telah menjadi

peluang bagi Indonesia dalam melakukan diplomasi ekonomi di tingkat regional

untuk memajukan kesejahteraan dan kemakmuran nasionalnya. Indonesia

memusatkan pada kawasan Asia Timur dengan menempatkan ASEAN sebagai

inti penggeraknya. Hal ini terutamanya, karena Indonesia telah menjadikan

ASEAN sebagai pilar utama politik luar negerinya.96

Perkembangan ASEAN yang paling signifikan terjadi di bidang ekonomi,

yang mana pada 13 Januari 2007, para Kepala Pemerintah dalam KTT ASEAN

menyepakati mempercepat pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

95

Yulius P Hermawan (koordinator), Proyek Riset G-20: Peran Indonesia dalam G-20: Latarbelakang, Peran, dan Tujuan Keanggotaan Indonesia, (Jakarta: Friedrich-Ebert-Stiftung Indonesia Office, 2011), 39. 96

Irfa Puspitasari, Indonesia’s New Foreign Policy- ‘Thousand Friends - Zero Enemy’, tersedia di; http://www.idsa.in/system/files/IB_IndonesiaForeignPolicy.pdf; internet, diakses pada 18 Mei 2015.

Page 69: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

57

57

dari 2020 menjadi 2015.97

Tindakan Indonesia untuk membentuk MEA 2015

bersama dengan negara ASEAN lain berangkat dari ekspektasi manfaat akan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kawasan ASEAN. Integrasi

ekonomi ASEAN dalam MEA akan meningkatkan kesejahteraan seluruh

masyarakat negara ASEAN melalui pembukaan dan pembentukan pasar yang

lebih besar, dorongan peningkatan efisiensi dan daya saing, pembukaaan peluang

penyerapan tenaga kerja di kawasan ASEAN. Ini dilakukan dengan melihat

peluang dan tantangan global yang semakin besar. Jumlah penduduk terbesar

besar se-ASEAN merupakan modal Indonesia untuk menjadi negara pemimpin

ekonomi kawasan dan tujuan utama investasi asing.98

Untuk memperkuat diplomasi ekonomi Indonesia dalam forum

multilateral maupun regional, Indonesia juga melakukan banyak diplomasi

dengan negara – negara lain melalui kerja sama bilateral. Sesuai dengan doktrin

“million friends zero enemy”, Indonesia terus mengembangkan hubungan baik

dengan seluruh negara di dunia dengan berprinsip pada prioritas kepentingan

nasional. Diplomasi bilateral ini dilakukan pada semua tingkatan, baik pada

tingkatan Kepala Negara/Presiden, Wakil Presiden, maupun tingkat Menteri Luar

Negeri dan pejabat tinggi lainnya. Pada tahun 2010 misalnya, Indonesia telah

melakukan diplomasi bilateral sebanyak 194 pertemuan dan telah menghasilkan

121 perjanjian dengan 44 negara. Selain itu, sebagai usaha peningkatan

97

ASEAN, Declaration on the ASEAN Economic Community Blueprint; tersedia di http://www.asean.org/news/item/declaration-on-the-asean-economic-community-blueprint; internet, diakses pada 21 Desember 2015. 98

Departemen Perdagangan Republik Indonesia, Menuju ASEAN Economic Community, 74, tersedia di; http://ditjenkpi.depdag.go.id/website_kpi/Umum/Setditjen/BukuMenujuASEANECONOMICCOMMUNITY 2015.pdf; internet, diakses pada 5 November 2013.

Page 70: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

58

58

diplomasi ekonominya, Pemerintah Indonesia telah menandatangani sebanyak

139 perjanjian internasional sepanjang tahun 2010, yang lebih dari setengahnya

merupakan perjanjian di bidang ekonomi dan keuangan.99

B. Diplomasi Indonesia terhadap WEF

B. 1. Diplomasi Indonesia terhadap WEF sebelum tahun 2009

Dalam Pertemuan Tahunan WEF 1999, WEF mengangkat tema

“Responsible Globality: Managing the Impact of Globalization”. Pertemuan

tersebut mendiskusikan krisis keuangan yang sedang terjadi di Asia dan dunia

secara luas. Para peserta forum percaya dan sepakat bahwa sistem pasar bebas

adalah yang terbaik dan paling efisien. Meski demikian, mereka juga menyadari

pasar bebas dan globalisasi yang tanpa adanya kontrol dan koordinasi para

pemangku kepentingan didalamnya dapat menimbulkan dampak negatif yang

tidak diinginkan bagi masyarakat dunia secara luas. Sehingga, mereka berusaha

mendefinisikan dan mengatasi kekurangan yang terjadi di dalam kemitraan

antara pemerintah dengan sektor-sektor lain dari masyarakat.100

Dalam konferensi ini, Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan, dan

Industri Indonesia Prof. Dr. Ir. Ginandjar Kartasasmita menyampaikan pidatonya

kepada seluruh peserta pertemuan WEF mengenai krisis yang terjadi di Asia.

Dalam pidatonya, Ginanjar berusaha meyakinkan para peserta bahwa Indonesia

99

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Diplomasi Indonesia 2010, (hal 3-4); tersedia di http://kemlu.go.id/Books/Buku%20Diplomasi%20Indonesia%202010.pdf; diakses pada 4 September 2015. 100

World Economic Forum, Annual Report 1998/1999, (Jenewa: World Economic Forum, 1999), 8.

Page 71: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

59

59

akan segera berhasil memulihkan perekonomiannya dari krisis moneter 1998 dan

akan mencapai pertumbuhan ekonomi yang keberlanjutan dalam waktu dekat

dengan melakukan langkah-langkah strategis. Ginanjar juga menjanjikan bahwa

Indonesia akan segera melakukan demokratisasi dalam negeri untuk memastikan

kemajuan ekonominya.101

Diplomasi yang disampaikan Ginanjar di Davos pada tahun 1999 tersebut

disampaikan untuk meyakinkan masyarakat internasional agar mendukung

Indonesia dalam melakukan proses pemulihan dari krisis moneter 1998 dan

proses reformasi domestik Indonesia, baik secara moral maupun secara ekonomi.

Namun, Indonesia tidak memiliki trust building yang kuat karena banyaknya

permasalahan dan citra buruk di Indonesia. Krisis multidimensi yang terjadi di

Indonesia pada akhir dan pasca kejatuhan rezim Orde Baru membuat Pemerintah

Indonesia tidak dapat menjamin stabilitas dan keamanan masyarakat sendiri,

sehingga dunia internasional memprediksi Indonesia akan terancam menjadi

failed state. Meskipun Orde Baru telah berakhir, namun citra negatif akibat

konflik vertikal seperti yang terjadi di Timor Timur masih kuat, yaitu sebagai

negara yang otoriter dan represif yang melanggar Hak Asasi Manusia (HAM)

rakyatnya. Selain itu, praktek Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN), inefisiensi

birokrasi, dan ketidakpastian hukum di Indonesia juga masih menjadi citra buruk

bagi investor dan pebisnis dunia.

101

Ginandjar Kartasasmita, Indonesia’s Road to Recovery, tersedia di; http://www.ginandjar.com/public/01IndRoadtoRecovery.pdf; internet, diakses pada 2 Mei 2015.

Page 72: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

60

60

Pada Januari 2000, Presiden Abdurrahman Wahid menghadiri Pertemuan

Tahunan WEF sebagai bagian dari kunjungannya ke luar negeri untuk

mendapatkan dukungan ekonomi dan politik atas reformasi yang sedang

dilakukan Indonesia serta untuk meningkatkan pemasukan investasi asing.102

Dalam pertemuan tersebut, ia juga menyatakan komitmen untuk menyelesaikan

kasus pelanggaran HAM yang telah terjadi di wilayah Timor Leste ketika masih

menjadi bagian provinsi dari Indonesia. Ia berjanji kepada peserta forum bahwa

ia akan menjatuhkan hukuman bagi mereka yang bertanggung jawab atas kasus

pelanggaran HAM tersebut.

Pada masa ini, Indonesia memiliki orientasi ke luar negeri yang besar

dengan sering melakukan kunjungan kenegaraan ke luar negeri untuk

meningkatkan kerja sama ekonomi. Namun, profil politik luar negerinya menjadi

tidak menentu, efektif, dan efisien karena tidak adanya target kebijakan luar

negeri yang jelas mengenai tujuan kebijakan luar negeri serta aktor internasional

yang penting untuk mempromosikan kepentingan nasional dalam sumber daya

yang terbatas dan kondisi domestik yang belum stabil.103

Pada tahun 2004, Gubernur BI Miranda S. Goeltom menghadiri

konferensi WEF yang dilaksanakan di Amsterdam. Ia menyampaikan paper-nya

yang berjudul “Reassessing The IMF Programme in Indonesia” untuk ditujukan

pada tema konferensi WEF, “The IMF‟s Role in Emerging Markets”.104

102

Greg Barton, Biografi Gus Dur, (Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2003), 387. 103

Yanyan Mochamad Yani, Dinamika Hubungan Internasional dan Indonesia. 104

Miranda S. Goeltom , Essays in Macroeconomic Policy: The Indonesian Experience, (Jakarta: PT Gramedia Utama, 2007), 177-193.

Page 73: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

61

61

Meskipun ia menyampaikan penilaian pisitif terhadap IMF, ia menyebutkan

sejumlah kritik terhadap peran IMF di Indonesia. Selain itu, pada tahun 2005 dan

2008, Indonesia melakukan diplomasi terhadap WEF dengan mengirimkan

delegasinya dari Kementerian Luar Negeri untuk menghadiri Pertemuan Tahunan

WEF. Partisipasi Indonesia dalam pertemuan WEF juga dilakukan oleh

kementerian lain, seperti keterlibatan Kementerian Perdagangan Mari Elka

beberapa kali di pertemuan WEF-EA pada periode 2004-2009.

B. 2. Diplomasi Indonesia terhadap WEF pada Periode 2009-2014

Pada periode 2009-2014, Indonesia telah meningkatkan diplomasinya

terhadap WEF dengan bertambahnya partisipasi dan kerja samanya dengan WEF.

Pada periode ini, Indonesia tidak lagi hanya mengirimkan delegasi dan

perwakilan resmi yang menjadi panelis diskusi dari pertemuan tahunan WEF,

namun juga menjadi tuan rumah bagi pertemuan WEF-EA, menjadi anggota

organisasi yang mewakili unsur pemerintah, dan sejumlah acara yang bertema

Indonesia.

1. Pengiriman Delegasi RI

Diplomasi Indonesia terhadap WEF dilakukan oleh Indonesia

dengan mengirimkan rombongan delegasi RI ke sejumlah pertemuan

rutin tahunan WEF, baik untuk acara Pertemuan Tahunan WEF maupun

WEF-EA. Dibandingkan periode sebelumnya, pengiriman delegasi RI

pada periode ini tidak hanya lebih intensif dalam intensitasnya, namun

juga lebih besar dalam jumlah dan komposisinya. Untuk Pertemuan

Page 74: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

62

62

Tahunan WEF 2011 misalnya, rombongan delegasi resmi Pemerintah

Indonesia dipimpin oleh Presiden SBY terdiri dari Menko Perekonomian,

Menteri Keuangan, Menteri Luar Negeri, Menteri Perdagangan, dan

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Selain itu,

rombongan juga terdiri dari pimpinan perusahaan Indonesia, yaitu Bank

Mandiri, Bank Negara Indonesia, Garuda Indonesia, Bumi Resources,

Lippo Group, Smart, Indorama, EMTEK, dan Gunung Sewu.105

2. Keterlibatan Elit Politik dan Masyarakat dalam Pertemuan WEF

Sejumlah elit politik Indonesia berpartisipasi aktif menjadi panelis

diskusi WEF untuk membicarakan permasalahan perekonomian global

dan regional yang bermanfaat bagi peserta forum. Keterlibatan tersebut

memiliki fungsi diplomasi yang penting untuk menyampaikan ide dan

mempromosikan kondisi ekonomi sosial Indonesia terhadap WEF.

Keterlibatan Indonesia melalui menteri – menterinya dalam sejumlah

diskusi pada pertemuan WEF juga lebih sering dibandingkan periode

sebelumnya. Terlebih lagi ketika Indonesia menjadi tuan rumah WEF-EA

2011, lebih banyak Menteri dapat terlibat di diskusi utama pertemuan.

(Lihat di Lampiran 1).

Selain itu, diplomasi Indonesia terhadap WEF pada periode ini

memiliki nilai tambah yang kuat karena keterlibatan pemimpin negara

yang intensif. Presiden SBY beberapa kali berpartisipasi memberikan

105

Liputan6, Presiden SBY Pimpin Delegasi ke WEF Davos; tersedia di; http://news.liputan6.com/read/316724/presiden-sby-pimpin-delegasi-ke-wef-davos; internet, diakses pada 20 Desember 2015.

Page 75: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

63

63

pidatonya dalam pertemuan WEF, yaitu satu kali pada Pertemuan

Tahunan WEF 2011 dan tiga kali dalam sesi pembukaan pertemuan

WEF-EA tahun 2011, 2012, dan 2014. Dalam Pertemuan Tahunan WEF

2011, Presiden SBY menyampaikan pidatonya yang berjudul “The Big

Shift and the Imperative of 21st Century Globalism”. Pidatonya tersebut

secara garis besar merupakan pandangannya yang penting mengenai tema

Pertemuan Tahunan WEF 2011, yaitu “Shared Norms for the New

Reality”.

Realitas baru menurut Presiden SBY merupakan susunan dari tiga

lapisan pergeseran dalam dinamika hubungan internasional. Ketiga

pergeseran tersebut adalah; (1) munculnya negara-negara emerging

economy di berbagai belahan dunia, (2) pergeseran isu dalam arena

perdamaian dan keamanan internasional, dan (3) pergeseran mindset dan

gaya hidup yang didorong oleh perubahan iklim. Ia berargurmen bahwa

negara, perusahaan, maupun masyarakat membutuhkan globalisme abad

ke-21. Globalisme abad ke-21 dimana aktor-aktor memiliki pikiran yang

tidak dogmatisme, namun lebih open-minded, pragmatis, adaptif dan

inovatif.106

Selanjutnya dalam sesi pembukaan WEF-EA 2011, Presiden SBY

kembali menyampaikan pidatonya sebagai pengantar diskusi selama dua

hari dengan tema besar “Responding the New Globalism”. Ia membuka

pidato dengan menegaskan kembali definisi “globalisme baru” atau

106

World Economic Forum, Davos Annual Meeting 2011 - Susilo Bambang Yudhoyono, tersedia di; https://www.youtube.com/watch?v=L7MVIZgMdQE; internet, diakses pada 24 Juni2015.

Page 76: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

64

64

“globalisme abad ke-21”, sebagai sebuah sikap yang lebih inklusif,

pragmatis, dan berpotensi ke arah kerja sama dibandingkan

internasionalisme abad ke-20. Kemudian ia menyerukan agar Asia

menjadi pusat globalisme baru saat ini dengan mengambil peluang yang

ada serta dengan meninggalkan stereotype dari pengalaman buruk di

masa lalu. Ia mencontohkan Indonesia sebagai salah satu bagian dari

Asia, bahwa Indonesia telah berhasil bangkit dari keterpurukan ,melewati

masa-masa sulit dengan banyak permasalahan yang kompleks, serta

membuat prestasi di kawasan maupun dunia. Ia menandai pelajaran yang

berharga dari transformasi tersebut yang membuktikan ketangguhan

Indonesia yang luar biasa.107

Selanjutnya Presiden SBY menyarankan langkah yang harus

dilakukan oleh Asia untuk mencapai masa depan yang lebih baik.

Pertama Asia harus memiliki peran penting untuk ikut andil dalam

mengatasi ketidakseimbangan global. Kedua, Asia perlu mengantisipasi

dan mengatasi kenaikan harga akibat dari kelangkaan makanan, energi,

dan air. Ketiga, Asia harus melakukan berbagai cara untuk menjadi pusat

inovasi global terutama dalam bidang teknologi. Keempat, Asia harus

menyiapkan dan memberdayakan sumber daya generasi muda untuk masa

depan. Kelima, Asia perlu melestarikan dan membangun perdamaian dan

kerukunan atas kekayaan keragaman yang dimilikinya.

107

World Economic Forum, East Asia 2011 - Opening Ceremony with President Susilo Bambang Yudhoyono, tersedia di; https://www.youtube.com/watch?v=_ud2XbqzbOU, internet, diakses pada 14 September 2015.

Page 77: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

65

65

3. Menjadi Tuan Rumah WEF-EA

Suatu negara dianggap layak oleh WEF menjadi tuan rumah

pertemuan tahunan kawasannya didasarkan pada kemajuan ekonomi,

stabilitas sosial dan politik, serta perannya di dunia internasional. Pada

tahun 2011, Indonesia menjadi tuan rumah WEF-EA ke-20. Sebelumnya

negara-negara yang pernah menjadi tuan rumah WEF-EA diantaranya

adalah Hongkong sebanyak empat kali, di Singapura sebanyak tujuh kali,

di Korea Selatan dan Malaysia sebanyak dua kali, di Australia, Jepang,

dan Vietnam sebanyak satu kali.108

WEF memiliki beberapa alasan yang kuat untuk menentukan

Indonesia menjadi tuan rumah bagi WEF-EA ke-20. Yang pertama,

Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah serta

didukung pasar dengan konsumen sebanyak 240 juta penduduk. Yang

kedua, keberhasilan Indonesia dalam kepemimpinan kerja sama

multilateral di tingkat kawasan maupun global. Yaitu peran Indonesia

sebagai ketua ASEAN di tahun 2011 dan sebagai anggota G20. Yang

ketiga, kebijakan Pemerintah Indonesia dianggap memiliki dampak yang

positif bagi lingkungan hidup dan pangan.109

Pada WEF-EA 2014 di Filipina, Indonesia telah ditentukan

sebagai tuan rumah bagi WEF-EA 2015. Terdapat sejumlah alasan

kelayakan Indonesia sebagai tuan rumah WEF-EA 2015, diantaranya; (1)

108

World Economic Forum, World Economic Forum on East Asia: Responding to the New Globalism, (Jenewa; World Economic Forum, 2011), 3. 109

Komite inovasi Nasional, Inilah Alasan Indonesia Jadi Tuan Rumah, tersedia di; http://www.kin.go.id/node/59; internet, diakses pada 12 Desember 2014.

Page 78: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

66

66

data dari World Bank yang menyebutkan bahwa Indonesia merupakan

ekonomi terbesar ke-10 di dunia berdasar paritas daya beli serta memiliki

2,3 persen dari PDB global, (2) keanggotaan dalam G20, (3) keberhasilan

melewati instabilitas pasca jatuhnya rezim otoriter Soeharto dan menjadi

negara demokrasi terbesar ketiga dengan pertumbuhan ekonomi lebih dari

lima persen setiap tahun.110

4. Keanggotaan Elit Politik dalam Struktur Organisasi WEF

Pemerintah Indonesia melalui Mari Elka Pangestu terpilih menjadi

anggota Advisory Board on Global Competitiveness WEF pada tahun 2010

yang mewakili unsur keanggotaan dari kalangan elit politik. Mari

sebelumnya tercatat sebagai salah satu anggota komunitas WEF Global

Leaders for Tomorrow (GLT) tahun 1999.111

GLT Community merupakan

komunitas yang mewakili generasi muda dari dunia bisnis, politik,

masyarakat sipil, media, seni dan ilmu pengetahuan untuk bersama-sama

menangani isu tertentu untuk kemajuan global.112

Sedang dalam

keanggotaan Advisory Board on Global Competitiveness, Mari bertugas

memberikan masukan substantif mengenai Global Competitiveness Report

110

Jakarta Globe, Indonesia to Host World Economic Forum on East Asia in Jakarta Next Year, tersedia di; http://jakartaglobe.beritasatu.com/archive/indonesia-host-world-economic-forum-east-asia-jakarta-next-year/; internet, diakses pada 27 November 2015. 111

Global Entrepolis, Dr. Mari Elka Pangestu (CV), tersedia di; http://globalentrepolis.com/speakers/214-dr-mari-elka-pangestu-; internet, diakses pada 25 Oktober 2015. 112

World Economic Forum, Global Leaders for Tomorrow (GLT) Community, tersedia di; http://www.weforum.org/content/pages/global-leaders-tomorrow-glt-community; internet, diakses pada 26 Oktober 2015. Saat ini, GLT Community telah digantikan dengan Young Global Leaders.

Page 79: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

67

67

(GCR) yang dikeluarkan WEF setiap tahun.113

Sebagai catatan penting

bahwa negara maupun elit politik tidak menjadi cakupan anggota WEF,

karena WEF merupakan NGO privat bukan publik seperti Organisation

for Economic Co-operation and Development (OECD). Menteri Mari Elka

Pangestu dalam hal ini adalah anggota organisatoris bukan anggota umum

WEF.

GCR merupakan laporan tahunan berisi daya saing negara – negara

dunia yang didasarkan pada Global Competitiveness Index (GCI). WEF

memperkenalkan GCR pada tahun 2004, sebagai sebuah laporan yang

mendefinisikan daya saing sebagai seperangkat institusi, kebijakan, dan

faktor-faktor yang menentukan tingkat produktivitas suatu negara. Skor

GCI dihitung berdasarkan 12 kategori yakni institusi atau lembaga,

infrastruktur, makroekonomi, kesehatan dan pendidikan dasar, pendidikan

tinggi dan pelatihan, efisiensi pasar, efisiensi tenaga kerja, pengembangan

pasar keuangan, kesiapan teknologi, ukuran pasar, kecanggihan bisnis, dan

inovasi.114

113

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Indonesia Menjadi Anggota Advisory Board On Global Competitiveness Report, World Economic Forum, tersedia di; http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2010/01/31/indonesia-menjadi-anggota-advisory-board-on-global-competitiveness-report-world--id1-1353754121.pdf; internet, diakses pada 28 Oktober 2015. Dalam website resmi WEF tidak ditemukan redaksi Advisory Board on Global Competitiveness, namun Advisory Board on Sustainable Competitiveness. Keduanya mengacu pada tugas yang sama dalam lembaga, yaitu untuk menyusun Global Competitiveness Report (GCR). Lihat juga “Klaus Schawb (WEF) – Global Competitiveness Report” di http://efficiency.weareint.io/competitiveness/. 114

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Posisi Indonesia Naik Ke Urutan 34, tersedia di; http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/3213; internet, diakses pada 1 Desember 2015.

Page 80: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

68

68

Dalam Pertemuan Tahunan WEF 2010, Mari mengusulkan GCR

didasarkan pada analisa yang ditargetkan secara spesifik pada kawasan

atau sub-kawasan dari negara-negara agar lebih relevan dengan situasi

global saat ini. Selanjutnya, Mari menyampaikan pentingnya GCR yang

dilandasi oleh metodologi yang baik serta laporan yang komprehensif dan

mudah dipahami, sehingga GCR semakin relevan dan dapat menyentuh

komunitas akar rumput dari negara-negara yang terkait. Ia pun

mengusulkan keterlibatan para pemangku kepentingan negara-negara

terkait untuk diikusertakan dalam proses perumusan GCR setiap

tahunnya.115

Selanjutnya, Mari Elka Pangestu dengan kapasitasnya sebagai

Manteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, terpilih menjadi Global Agenda

Council on the Creative Economy periode 2014-2016. Global Agenda

Council on the Creative Economy bertugas mendefinisikan ekonomi

kreatif dengan jelas dan mengeksplorasi peran ekonomi kreatif dalam

meningkatkan pertumbuhan dan lapangan kerja. Industri kreatif mulai

mendapat perhatian penting karena diperkirakan telah menyumbang 3-

12% PDB dunia.116

115

Kementerian Perdagangan, Indonesia Menjadi Anggota Advisory Board On Global Competitiveness Report, World Economic Forum. 116

World Economic Forum, Global Agenda Council on the Creative Economy 2014-2016, tersedia di; http://www.weforum.org/content/global-agenda-council-creative-economy-2014-2016-0; internet, diakses pada 28 Oktober 2015.

Page 81: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

69

69

5. Mengadakan Acara Bertajuk Indonesia dalam Pertemuan WEF

Indonesia juga berinisiatif mengadakan sejumlah acara bertema

Indonesia di sela-sela acara utama dalam pertemuan yang diadakan WEF.

Yang pertama, Indonesia Nigth merupakan pagelaran budaya Indonesia

yang dikemas dengan modern. Indonesia Nigth diadakan oleh

Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Badan Koordinasi

Penanaman Modal (BKPM) dan didukung oleh Perwakilan Tinggi

Republik Indonesia (PTRI) yang bermarkas di Jenewa, Swiss, serta

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang bermarkas di Bern,

Swiss. Indonesia Night pertama kali diadakan di Pertemuan Tahunan

WEF 2013 dan selanjutnya dilaksanakan kembali di Pertemuan Tahunan

WEF 2014. Misalnya dalam Indonesia Night 2014, Indonesia

mempertunjukan rangkaian kegiatan bertema Indonesia yang terdiri dari;

sajian kuliner nusantara, pameran batik, perhiasan, produk spa dan

kosmetika, peragaan busana, hingga pentas seni budaya Indonesia. Para

tamu undangan juga diberikan goody bag yang berisi materi promosi

perdagangan, investasi dan pariwisata serta suvenir berupa syal motif

tenun ikat, makanan kecil seperti kacang-kacangan, wafer, permen, dan

teh hasil produksi Indonesia.117

117

Direktorat Jenderal untuk Pengembangan Ekspor Nasional Kemeterian Perdagangan, Indonesia Night pada World Economic Forum, Davos 2014: Magnet Nation Branding di Forum Berkelas Dunia, tersedia di; http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/AcceptedRsses/view/52e70450-870c-482e-8194-18d60a1e1e48; internet, diakses pada 24 Oktober 2015.

Page 82: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

70

70

BAB IV

PELAKSANAAN DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP

WEF PADA PERIODE TAHUN 2009-2014

A. Poin-Poin Tujuan Kebijakan Luar Negeri Diplomasi Indonesia terhadap

WEF

Bagi Indonesia, pertemuan WEF memiliki fungsi lebih dari agenda kegiatan

rutin yang bersifat formalitas bagi hubungan luar negerinya. Partisipasi Indonesia

yang semakin intens terhadap WEF pada periode tahun 2009-2014, baik dalam

sesi diskusi maupun pelaksanaan forum pertemuan tidak lain merupakan

peningkatan diplomasi ekonominya. Peran Indonesia sebagai tuan rumah WEF-

EA, pengadaan acara bertema Indonesia, keterlibatan elit politik sebagai panelis

diskusi, serta kerja samanya dengan WEF dapat dikatakan sebagai bentuk –

bentuk diplomasi ekonominya untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu. Terdapat

poin – poin tujuan diplomasi ekonomi Indonesia terhadap WEF, diantaranya;

1. Meningkatkan Citra dan Mempromosikan Potensi Indonesia terhadap

dunia

Buku berjudul “Asia Future Shock: Business Crisis and Opportunity in

The Coming Years” dari penulis best seller internasional Michael Backman

merupakan salah satu buku bisnis non-fiksi terpopuler di tahun 2007. Buku yang

Page 83: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

71

71

telah diterjemahkan ke dalam versi bahasa Indonesia tersebut berisi 25 analisis

kasus permasalahan yang sedang terjadi di Asia Timur. Backman selanjutnya

menyarankan resiko dan peluang di masa depan sebagai rekomendasi kepada

para pembuat kebijakan strategi dan bisnis internasional serta kawasan Asia

Tenggara. Dalam buku versi berbahasa Indonesia terdapat salah satu bab

berjudul “Apakah Indonesia Punya Masa Depan?”, Backman menguraikan

analisisnya mengenai kondisi perekonomian dan bisnis di Indonesia. Ia

menjelaskan bahwa praktek korupsi dan pungutan liar di Indonesia sangat parah.

Ia berargumen bahwa Indonesia merupakan negara dengan ekonomi berbiaya

tinggi, sehingga membuat iklim investasi dan bisnisnya menjadi sangat buruk.118

Tulisan ini dapat menimbulkan persepsi negatif dan ketakutan bagi perusahaan

internasional yang ingin berbisnis dan berinvestasi di Indonesia.

Tidak dapat dipungkiri bahwa sistem otoritarian Orde Baru masih

menyisakan budaya KKN dalam di birokrasi Indonesia. Para pejabat pemerintah

dan perusahaan yang memiliki hubungan kemitraan yang dekat dan seringkali

merupakan jaringan keluarga, bekerja sama untuk melakukan kesepakatan yang

curang, seperti monopoli proyek atau pengurangan pajak. Namun sejak tahun

2004, Pemerintah Indonesia mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

dengan mengeluarkan Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2004 dan kemudian

dilanjutkan membuat Rencana Aksi Nasional (RAN) Pemberantasan Korupsi

yang disusun oleh Bappenas untuk melakukan peningkatan kinerja dalam

118

Michael Backman, Asia Future Shock, (Jakarta: Ufuk Press, 2008), 207-216.

Page 84: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

72

72

penegakan hukum atas kasus korupsi yang terjadi di Indonesia.119

Mulai periode

pemerintahan ini, KPK berhasil menangkap banyak pejabat pemerintah, hukum,

dan kejaksanaan yang melakukan tindak korupsi untuk diadili. Sehingga

sejumlah kasus yang disebutkan oleh Backman seharusnya dipahami sebagai

keseriusan Indonesia dalam penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.

Uraian singkat dari tulisan Backman mengenai Indonesia adalah

gambaran kecil citra buruk Indonesia di mata dunia Internasional. Dari citra

negara pelanggar HAM karena kasus Timor Timur, negara menuju failed state,

negara surga koruptor, hingga negara sarang teroris. Untuk banyak aspek riil

domestik dan citra internasional, daya saing Indonesia lemah di mata dunia

internasional terutama bagi pembuat kebijakan negara dan pebisnis internasional.

Sehingga diplomasi Indonesia pada periode pemerintahan Presiden SBY dikenal

dengan gaya politik luar negeri yang high profile dan terlalu sering menebar citra

positif kepada dunia internasional untuk menarik simpati terhadap Indonesia.

Diplomasi Indonesia dalam usaha nation branding, memiliki posisi penting

untuk mengklarifikasi sejumlah permasalahan domestik yang menjadi sumber

citra negatif telah sukses ditangani oleh Pemerintah Indonesia. Hal yang penting

dalam diplomasi Indonesia untuk mempromosikan citra positifnya adalah

kemajuan yang telah dicapainya dalam dalam bidang ekonomi, sosial, politik,

dan militer. Karena tanpa ada kemajuan ekonomi, diplomasi Indonesia akan sia –

sia.

119

Anti-Corruption Clearing House, Sejarah Panjang Pemberantasan Korupsi di Indonesia, tersedia di; http://acch.kpk.go.id/tema/-/blogs/sejarah-panjang-pemberantasan-korupsi-di-indonesia;jsessionid=AE1BBB660CDC9A48E50AF0E827FFEE33; internet, diakses pada 25 Desember 2015.

Page 85: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

73

73

Kemajuan Indonesia bidang ekonomi misalnya, sebagaimana telah

dijelaskan dalam hasil penelitian McKinsey. Pertama, merujuk pada GCR WEF

2012, GDP Indonesia adalah terbesar ke-16 di dunia. Kedua, komposisi

penduduk Indonesia sangat mendukung pertumbuhan ekonominya. Dari jumlah

penduduk Indonesia mencapai 240 juta jiwa, jumlah kelas menengah hampir 35

juta, angkatan tenaga kerja muda sebanyak 115 juta, serta tenaga terampil

mencapai 55 juta. Selain itu, komposisi penduduk berada di kota sebanyak 53%

dan menyumbang GDP sebesar 74%.120

Tabel 4. 1. Kunci Indikator negara – negara berdasar GDP121

Selain itu hasil penelitian tersebut juga mengklarifikasi beberapa mitos

perekonomian Indonesia. Pertama, mitos ekonomi Indonesia relatif tidak stabil.

120

McKinsey Global Institute, The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential, tersedia di; https://www.mckinsey.com/~/media/McKinsey/dotcom/Insights%20and%20pubs/MGI/Research/Productivity%20Competitiveness%20and%20Growth/The%20archipelago%20economy/MGI_Unleashing_Indonesia_potential_Full_report.ashx; internet, diakses pada 11 November 2014. Hal 1-2. Juga Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Indonesia Country Report Q3 2012, tersedia di; http://kii.kemenperin.go.id/sample/uploads/pdf/7959465Ind_Country_Report_Q3.pdf; internet, diakses pada 25 Desember 2015. 121

World Economic Outlook IMF yang dikutip dari Global Competitiveness Report 2012, Hal. 382.

Page 86: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

74

74

Pada kenyataannya meskipun terjadi krisis ekonomi 2008, pertumbuhan ekonomi

Indonesia pada periode 2000-2010 memperlihatkan angka stabil berkisar pada 4-

6%, sedangkan Malaysia dan Thailand berkisar 9 sampai -2 persen.

Menggunakan data GCR WEF 2012, daya saing Indonesia dalam aspek kondisi

makroekonomi menempati rangking ke-25 melampaui tiga negara BRICS (Brasil

di rangking ke-62, India di rangking ke-99, dan Afrika Selatan di rangking ke-

69) serta tiga negara ASEAN Five (Thailand di rangking ke-27, Malaysia di

rangking ke-35, dan Filipina di rangking ke-36).122

Dari GCI tahun 2008-2014 ,

skor daya saing Indonesia di aspek makroekonomi dari rentang 4,91-5,68 juga

menunjukan kondisi yang stabil (lihat juga Lampiran 2).

Kedua, Indonesia mengikuti model pertumbuhan ekonomi didorong oleh

ekspor. Pada kenyataannya, ekspor Indonesia hanya menyumbang 35% ke GDP,

sedangkan 65% merupakan GDP domestik yang terdiri dari konsumsi

Pemerintah dan rumah tangga, investasi, serta minus impor. Berbeda dengan

persentase ekspor negara Asia lain terhadap GDP, Thailand 71% dan Malaysia

94%.123

Data tersebut memperlihatkan masih kecilnya ekspor ke negara lain,

terutama produk manufaktur. Meskipun demikian, hal tersebut membuat

Indonesia cukup mandiri dari produksi ekspor dan kurang terdampak

perlambatan ekonomi negara lain. Ketiga, pusat pertumbuhan ekonomi terpusat

di ibukota Jakarta. Pada kenyataannya dalam rentang tahun 2000-2010,

pertumbuhan ekonomi di kota – kota lain lebih pesat dibandingkan pertumbuhan

ekonomi di Jakarta. Hal ini terlihat dari angka pertumbuhan kota – kota selain

122

McKinsey Global Institute, The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential. Hal 11. 123

Ibid., 15.

Page 87: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

75

75

Jakarta yang melampaui angka pertumbuhan Jakarta yang sebesar 5,8. Misalnya

angka pertumbuhan ekonomi Bandung 6,7% per tahun, Surabaya dan Medan

masing – masing 7% per tahun, Pekanbaru 9,8% per tahun, dan Pontianak 9,5%

per tahun.124

Sehingga dalam sejumlah pertemuan WEF, Pemerintah Indonesia sangat

aktif melakukan diplomasi ekonomi untuk menjelaskan kondisi domestiknya

yang telah semakin baik. Contohnya dalam WEF-EA 2011, Presiden SBY

menyampaikan pidatonya dan menyebutkan kondisi Indonesia di masa lalu yang

telah populer menjadi citra negatif, namun telah dapat diatasi. Selanjutnya, ia

mengarahkan kepada pencitraan baru yang sering ia promosikan dalam forum

internasional dan multilateral sebagai gambaran bagaimana mempersepsikan

Indonesia. Berikut kutipan pidato Presiden SBY di pertemuan WEF-EA 2011:

“Indonesia has survived many trials and tribulations, financial

crises, political instability riots, avian flu, constitutional crisis, ethnic

conflict, separatism, terrorist attacks, and natural disasters. Today

Indonesia stands proud as the world‟s third largest democracy, Southeast

Asia‟s largest economy with political stability, with independent and

active foreign policy, and as member of the G20 and as founding member

and this year chairman of ASEAN.”125

Dalam diplomasinya di Pertemuan Tahunan WEF 2011 dan WEF-EA

2011, Presiden SBY berusaha memposisikan Indonesia sebagai negara yang

penting dalam kebangkitan ekonomi Asia setelah Cina dan India dengan

124

Ibid., 14. 125

World Economic Forum, East Asia 2011 - Opening Ceremony with President Susilo Bambang Yudhoyono.

Page 88: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

76

76

pertumbuhan ekonomi dan ukuran pasar yang besar. Selain itu, Presiden SBY

juga menjelaskan keberhasilan Indonesia dibawah pemerintahannya dalam

melaksanakan 4 track strategy; pro-growth, pro-job, pro-poor, dan pro-

environment untuk memajukan kondisi sosial dan ekonomi secara luas pada

pertemuan WEF-EA ke-23.126

Sebelumnya, ia telah menyinggung pro-growth,

pro-job, pro-poor, dan pro-environment dalam pidatonya di Pertemuan Tahunan

WEF 2011, sebagai kebijakan pemerintah yang bersifat inklusif terhadap

kebijakan kerja sama dan kolaborasi ekonomi Indonesia untuk berpartisipasi

meningkatkan kondisi ekonomi dan lingkungan global.127

Diplomasi ekonomi Indonesia terhadap WEF juga diperkuat dengan

sejumlah partisipasi elit politik dalam serangkaian diskusi panel dalam

pertemuan WEF (lihat Lampiran 1). Diskusi panel merupakan salah satu media

diplomasi ekonomi Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan trust building

terhadap para pembuat kebijakan bisnis internasional terhadap peluang bisnis dan

investasi di Indonesia. Sehingga sejumlah elit politik sangat antusias untuk ikut

terlibat dalam sesi diskusi dan berusaha menjelaskan kepada peserta yang

mayoritas adalah pebisnis internasional mengenai kondisi sosial ekonomi

Indonesia maupun berbagai kebijakan Pemerintah seperti; kondisi perekonomian,

penangan krisis, program reformasi struktural, pembangunan infrastruktur,

perbaikan iklim investasi, rencana proyek pembangunan, dan peluang bisnis di

masa selanjutnya. Penjelasan tersebut misalnya apa yang disampaikan Menteri

126

World Economic Forum, Philippines 2014 - Opening Plenary,tersedia di; https://www.youtube.com/watch?v=vMTJ1hkK2wE; internet, diakses pada 21 September 2015. 127

World Economic Forum, Davos Annual Meeting 2011 - Susilo Bambang Yudhoyono.

Page 89: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

77

77

Keuangan Agus Martowardoyo dalam diskusi bertema “Financial Fault Lines:

Averting Aftershocks in Asia” pada pertemuan WEF-EA 2011:

“Indonesia for the last five years, our economy to grow, average

we grew 5.7% for the last five years. Even though there was a global

crisis in 2009, we still can grow positive 4.5%. And the economic growth

of Indonesia for the next five years will be around 6.3 to 6.8 percent. In

2014, we hope we can grow to 7 to 7.7 percent...” 128

Pada diskusi tersebut, Rafael Gil-Tienda CEO Marsh & McLennan Asia

menanyakan seputar perlambatan ekonomi suatu negara berdampak kepada

negara – negara lain yang berorientasi ekspor dan keberadaan Chief Risk Officer

atau badan utama yang menangani resiko tersebut, serta mengenai peluang

investasi di infrastruktur. Menteri Agus menjelaskan bahwa perekonomian

Indonesia lebih stabil dan kurang terdampak perlambatan ekonomi dunia

dibanding negara – negara berorientasi ekspor lain karena nilai ekspor relatif

kecil dalam PDB Indonesia. Ia juga menjelaskan bahwa setiap lembaga

Pemerintah memiliki protokol manajemen krisis yang selalu berkoordinasi.

Selain itu, pengalaman krisis 1998 membuat Indonesia lebih tanggap dalam

manajemen resiko keuangan. Selanjutnya, ia menjelaskan infrastruktur sebagai

tantangan terbesar dan mempromosikannya sebagai objek investasi bagi investor

domestik maupun internasional

“ I can explain that the economy of the Indonesia, we are not that

dependent on export. If you look at our composition to support our GDP,

53% comes from the household consumption, 30% from investment, 9%

from government spending, and only 2% from the net export minus

128

World Economic Forum, East Asia 2011 - Financial Fault Lines: Averting Aftershocks in Asia; tersedia di; https://www.youtube.com/watch?v=1NxNelgYBBE, internet, diakses pada 8 Desember 2015.

Page 90: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

78

78

import. So, we are not that dependent, we have to continue to diversity

our export, we continue to improve the domestic demand ... Infrastructure

is one of challenges of Indonesia. In Indonesia for the next five years we

need 1.400 trillon Rupiah for building our infrastructure... The

government can only finance 20-30%, the remaining need to be

participation of government working together with investors or inviting

investors. PPP initiative, public-private partnership – we have introduced

that for the last seven years, we are not succesful, but to me, I‟m pleased

that at least we have one PPP in Central Java, $2 billion project, that can

be executed. So with that, we can then replicate to others. So, I‟m

positive, I believe Indonesia can solve the infrastructure.”129

Selain itu, diplomasi Indonesia sebagai tuan rumah bagi WEF-EA

merupakan bagian dari kebijakan pemerintah dibawah Presiden SBY yang

banyak mendapat kesempatan menjadi tuan rumah berbagai forum dan

konferensi internasional. Pada masa pemerintahan Presiden SBY periode 2009-

2014, Indonesia sering menjadi tuan rumah untuk berbagai forum dan konferensi

multilateral. Pada tahun 2009, Indonesia menjadi tuan rumah KTT World Ocean

Conference (WOC), United Nations Forum of Civil Society in Support of the

Palestinan People dan United Nations Asian and Pacific Meeting on the

Question of Palestine.130

Selain itu, Indonesia menjadi tuan rumah KTT ASEAN

ke-19 dan KTT Asia Timur pada tahun 2011. Indonesia menjadi tuan rumah

pertemuan Komisi Independen Permanen Hak Asasi Manusia Organisasi

Konferensi Islam (OKI) pada tahun 2012. Pada tahun 2013, Indonesia menjadi

tuan rumah APEC ke-21.

129

Ibid. 130

Dadan Wildan, Membangun Tatanan Dunia Baru; Kemitraan Indonesia dalam Kerja Sama Global [jurnal on-line](Negarawan: Jurnal Sekertariat Negara RI No. 16, Mei 2010, 114-115); tersedia di http://www.setneg.go.id/images/stories/kepmen/jurnalnegarawan/jn16/16%20PART%208.pdf; internet diakses pada 20 April 2015.

Page 91: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

79

79

Ia menjelaskan bahwa Indonesia berusaha secara aktif untuk dapat

menjadi tuan rumah berbagai konferensi, forum, dan acara internasional

merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang penting. Secara praktis,

kedatangan delegasi maupun peserta dari negara lain adalah untuk membangun

citra yang baik dengan melihat kondisi Indonesia secara langsung. Hal ini

dilakukan untuk memperbaiki sejumlah persepsi negatif masyarakat dunia

terhadap kondisi Indonesia yang masih diasumsikan dengan krisis Asia pada

tahun 1998 dan label failed state, sebagaimana pernyataannya dalam interview

dengan NET News, sebagai berikut:

“Kadang – kadang mereka melihat Indonesia setelah mulai

recover perekonomian kita masih seperti waktu krisis dulu, ini tidak fair.

Oleh karena itulah saya punya policy, silahkan datang ke Indonesia, lihat

perkembangan Indonesia, seeing is believing, dan mereka mengatakan,

„Ah benar, ada kemajuan ada progress‟.”131

Sehingga, dapat dikatakan seluruh usaha diplomasi ekonomi Indonesia

terhadap WEF adalah untuk mempromosikan citra positif dan potensi domestik

kepada peserta forum yang mayoritas adalah pebisnis internasional sehingga

tercipta trust building. Dengan pengetahuan yang baik mengenai citra positif dan

potensi domestik, diharapkan dapat mendatangkan ketertarikan mereka untuk

mengeksplorasi Indonesia melalui kerja sama perdagangan, kunjungan wisata,

maupun investasi. Meskipun pertemuan WEF bukan tempat untuk perjanjian

antara pemerintah dengan negara lain ataupun perusahaan internasional, namun

131

Official NET News, Satu Indonesia - Susilo Bambang Yudhoyono - Jelang Berakhirnya Masa Bakti, tersedia di; https://www.youtube.com/watch?v=-512NTyg6uI; internet, diakses 18 April 2015.

Page 92: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

80

80

dapat berfungsi sebagai forum yang mendukung pertemuan resmi Pemerintah

Indonesia dengan elit politik dan bisnis dunia untuk meningkatkan animo dan

komitmen investasi di Indonesia. Misalnya, ketika Indonesia menjadi tuan rumah

WEF-EA ke-20 tahun 2011, perusahaan cip semikonduktor asal AS, Marvel

Technology menyatakan berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia di bidang

industri teknologi informasi dan komunikasi.

2. Meningkatkan Daya Saing dan Produktivitas Masyarakat

Meskipun Indonesia merupakan negara yang terbesar di ASEAN, namun

daya saing Indonesia masih jauh tertinggal dengan Singapura serta dibawah

Malaysia dan Thailand. GCR WEF 2009 menempatkan Indonesia di peringkat

ke-54, jauh di bawah Singapura (peringkat ke-3), Malaysia (peringkat ke-24),

dan Thailand (peringkat ke-36)(lihat Lampiran 2). Sedangkan untuk dapat

mengambil manfaat globalisasi, perdagangan internasional dan pemasukan

investasi asing, Indonesia harus memiliki daya saing yang kuat terhadap negara –

negara lain, terutama rekan negara ASEAN lainnya. Selain meningkatkan daya

saing melalui kebijakan domestiknya, Indonesia juga berusaha mengadakan kerja

sama dengan aktor eksternal, baik negara, IGOs, maupun NGOs untuk

meningkatkan daya saing dan produktivitas masyarakatnya.

Pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan daya saingnya dengan

melaksanakan kerja sama kemitraan publik-swasta dengan WEF di bidang

pertanian, Partnership Indonesia‟s Sustainable Agriculture (PISAgro). PISAgro

dengan objek utama petani kecil merupakan usaha Pemerintah dan perusahaan

Page 93: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

81

81

swasta untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani kecil serta

pengurangan emisi gas rumah kaca. PISAgro secara resmi diumumkan oleh

Indonesia melalui Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi dan Wakil

Menteri Perdagangan Mahendra Siregar pada salah satu sesi pertemuan WEF-EA

2011. Selanjutnya, PISAgro berdiri secara resmi pada tanggal 20 April 2012,

dengan didukung oleh tujuh perusahaan, diantaranya; Nestle, Sinar Mas,

Indofood, Unilever, Bayer Indonesia, Syngenta Indonesia, dan McKinsey

Indonesia.132

Kemitraan PISAgro bagi Indonesia merupakan hal yang penting untuk

menjawab permasalahan pertaniannya. Guru Besar Ekonomi Pertanian dari

Universitas Lampung Prof. Dr. Bustanul Arifin yang memprediksi bahwa

produksi tanaman pangan Indonesia pada tahun 2050 akan menurun 27,1%.

Sebagaimana data BPS, produksi tanaman pangan domestik dalam 10 tahun

terakhir memperlihatkan tren penurunan. Misalnya, produksi kedelai menurun

40% dari 1,4 juta ton pada tahun 1999 menjadi 851 ribu ton pada tahun 2011.

Meskipun produksi padi dan jagung telah meningkat, tetapi belum mampu

memenuhi permintaan domestik. Di sisi lain, tingkat permintaan untuk produk

makanan dalam 10 tahun terakhir telah meningkat hampir 100% dari 4,62

gr/kapita pada tahun 1999 menjadi 8,03 gr/kapita pada tahun 2010. 133

Jumlah

132

PISAgro, First Anniversary of PISAgro News, (Jakarta: PISAgro, 2013), 1. tersedia di http://pisagro.org/wp-content/uploads/2013/05/PISAgro_News_Issue_3.pdf; internet, diakses 6 Desember 2014. 133

PISAgro, First Anniversary of PISAgro News, (Jakarta: PISAgro, 2013), 2.

Page 94: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

82

82

penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah sebanyak 238 juta jiwa.134

Dengan

pertumbuhan penduduk sebesar 1,48% per tahun, penduduk Indonesia

diperkirakan akan mencapai sekitar 400 juta jiwa pada tahun 2050. Sedangkan

para petani sebagai produsen, masih menghadapi masalah produksi karena

kekurangan lahan dan air, infrastruktur yang tidak memadai, dan kurangnya

akses ke input dan kredit.

Di sisi lain, Kementerian Pertanian dalam melaksanakan program

pelatihan dan bantuan pertanian mengaku masih mengalami keterbatasan SDM

dengan dihadapkan pada jumlah petani yang besar. Kementerian Pertanian juga

membutuhkan kerja sama dengan swasta yang telah memiliki teknologi yang

lebih mapan dan bekelanjutan, yang selanjutnya juga dapat menjadi contoh

program Pemerintah di masa berikutnya. Dengan demikian, kemitraan publik-

swasta WEF diharapkan memenuhi kebutuhan program Pemerintah untuk

meningkatkan daya saing, produktivitas, dan kesejahteraan petani.135

Dengan demikian, PISAgro merencanakan langkah-langkah untuk

menjamin ketersediaan pangan dunia yang keberlanjutan dengan menetapkan

inovasi visi 20-20-20. Visi 20-20-20 adalah secara bersamaan melakukan upaya

untuk meningkatkan produktivitas pertanian hingga 20%, menurunkan emisi

karbon hingga 20%, dan meningkatkan pendapatan para petani kecil hingga 20%

setiap periodenya. Visi tersebut ditetapkan untuk mengintegrasikan keamanan

134

BPS, Jumlah dan Distribusi Penduduk; tersedia di; http://sp2010.bps.go.id/; internet, diakses pada 15 Desember 2015. 135

Wawancara dengan Kementerian Pertanian.

Page 95: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

83

83

pangan dan nutrisi, lingkungan yang berkelanjutan, dan peluang ekonomi secara

bersama – sama.136

Dalam WEF-EA 2011, telah disepakati bahwa pelaksanaan PISAgro

didasarkan pada pertukaran informasi antara pemerintah dan pelaku sektor swasta.

Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar, menyatakan bahwa Kementerian

Perdagangan akan menindaklanjuti kerja sama ini dengan menyusun standar

ketahanan pangan nasional. Standar ketahanan pangan ini akan diutamakan bagi

kepentingan nasional, sebelum ditujukan pada ketahanan pangan kawasan dan

dunia. Delegasi WEF menyatakan komitmennya untuk meningkatkan

produktivitas, pendapatan, dan akses informasi demi penguatan pertanian

Indonesia. Begitu pula dengan para mitra perusahaan swasta, misalnya, CEO

Nestle Indonesia Arshad Chaudhry berkomitmen untuk meningkatkan

produktivitas susu lokal sehingga mengurangi ketergantungan masyarakat dari

susu impor.137

Kerja sama PISAgro mencakup 11 unsur, yaitu; beras, sawit,

jagung, kedelai, kentang, kakao, susu, kopi, hortikultura, karet, dan pembiayaan

pertanian.

Pada Oktober 2014, PISAgro telah berhasil melibatkan 18 perusahaan

internasional maupun nasional dan mampu meningkatkan produktivitas dan

pendapatan 53.405 petani kecil. Misalnya, dari sektor beras, PISAgro telah

136

PISAgro, History, tersedia di http://pisagro.org/about-us/history/; internet, diakses 7 Desember 2014. 137

Ipot News, World Economic Forum Sepakat Kembangkan Pertanian Indonesia, tersedia di; https://www.ipotnews.com/m/article.php?jdl=World_Economic_Forum_Sepakat_Kembangkan_Pertanian_Indonesia&level2=&level3=&level4=INDONESIA&news_id=311213&group_news=CLIPPING&taging_subtype=INDONESIA&popular=&search=y&q=INDONESIA; internet, diakses pada 7 Mei 2015.

Page 96: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

84

84

membina 2.196 petani dengan peningkatan produktivitas sebesar 16%,

peningkatan pendapatan sebesar 30%, dan menurunkan gas CO2 hingga 4.54

ton/ha. Sedangkan sektor Coklat, PISAgro telah mendirikan 229 sekolah lapangan

dengan 6.151 petani binaan, berhasil meningkatkan produktivitas sebesar 67%

dan pendapatan sebesar 75%.138

Pada Mei 2014, WEF mencatat keberhasilan

PISAgro dengan angka rata – rata peningkatan produktivitas dan pendapatan

petani binaan sebesar 17%, penurunan penggunaan air sebesar 20% dan

penurunan gas metana sebesar 0,04 ton/ha.139

3. Mempromosikan Peningkatan Regionalisme ASEAN

Pada WEF-EA 2011, Sebagaimana politik luar negeri Indonesia yang

selalu mendukung integrasi kawasan Asia Tenggara dalam wadah ASEAN,

Indonesia terus berusaha meningkatkan kekompakan anggota ASEAN dan

mempromosikan peran ASEAN dalam arsitektur kawasan Asia Timur. Ketika

Profesor Schwab membacakan pertanyaan bagaimana masa depan integrasi

ASEAN, Presiden SBY menjelaskan bahwa integrasi ASEAN terus mengalami

peningkatan dan kemajuan dan berusaha menjadi pusat kawasan di sekitarnya,

baik di bidang ekonomi maupun politik-keamanan. Sebagaimana pernyataannya:

“ASEAN will be getting stronger, more cohesive, and

economically more integrated. Under new charter, we endeavor to pay a

138

PISAgro, Working with Smallholder Farmers: Feeding People, Maintaining Economic Growth, Protecting Environment, tersedia di; http://pisagro.org/wp-content/uploads/2014/10/FA-PISAgro-Brochure_Oct2014.pdf; internet, diunduh pada 27 Febuari 2015. 139

Kavita Prakash-Mani, Tania Tanvir, How can we strengthen food security in South-East Asia?, tersedia di https://agenda.weforum.org/2014/05/future-agriculture-east-asia/; internet, diakses pada 9 Desember 2015.

Page 97: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

85

85

big community, the ASEAN community, that is Essence an economic

community, a socio-cultural community, and also political and strategic

community. Of course ASEAN is not the same as European Union but one

thing – ASEAN today is more structured, more rules-based, more unified

and having better policy coordination. Our strategic long term agenda –

ASEAN wants to be strong pillar, important pillar in the region, the

economic pillar. ASEAN wants to be playing more important roles in

mantaining peace, stability, and order in the region especially in the

Pasific Asia region.”140

Pada WEF-EA 2012 di Thailand, Presiden SBY menyampaikan

pandangannya mengenai tema diskusi “Shaping the Region Future to Trough

Connectivity” bahwa konektivitas kawasan ASEAN dan Asia Timur yang

merupakan ASEAN serta delapan negara lain di sekitarnya, berusaha untuk

mengatasi masalah ekonomi yang sedang terjadi, mengatasi kesenjangan

ekonomi antar negara, mencapai kawasan yang stabil, pertumbuhan ekonominya

kuat, berkelanjutan, dan merata, serta memiliki harmoni dan persahabatan. Ia

menyatakan bahwa baik ASEAN maupun Asia Timur berusaha menciptakan

arsitektur ekonomi kawasan lebih baik dan kompetitif.141

Menteri Perdagangan Mari menjadi salah satu panelis sesi diskusi WEF-

EA 2010 yang bertema “Rethinking Asia's Leadership Agenda”. Ia menjelaskan

bahwa kawasan ASEAN benar-benar sedang mengalami kemajuan dalam

integrasi kawasan ekonomi serta telah menjadi pasar yang penting bagi Amerika

dan Eropa, sebagai pusat gravitasi ekonomi ketiga di dunia yang perlu

140

World Economic Forum, East Asia 2011 - Opening Ceremony with President Susilo Bambang Yudhoyono. 141

World Economic Forum, East Asia 2012 - Opening Ceremony, tersedia di; https://www.youtube.com/watch?v=JyKNrq3lnTk; internet, diakses pada 20 September 2015.

Page 98: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

86

86

diperhitungkan setelah Cina dan India.142

Pada WEF-EA 2013, dalam diskusi

bertema “A Blueprint for Sustainable Tourism”, Mari menjadi panelis diskusi

dengan kapasitasnya sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Ia

menjelaskan penting bagi negara – negara ASEAN memprioritaskan pariwisata

sebagai komoditas penting dalam berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi,

yaitu dengan; (1) membuat sebuah branding ASEAN sebagai satu kesatuan

destinasi, (2) mengadakan koordinasi kebijakan negara-negara ASEAN untuk

meningkatkan mobilitas dalam lingkup ASEAN, serta (3) membuat standarisasi

hotel dan SDM.143

Indonesia sebagai negara terbesar ASEAN dalam hal wilayah maupun

jumlah penduduk tidak hanya menjadi bargaining position secara politik

kawasan, namun juga menjadi peluang besar untuk mencapai keuntungan yang

lebih dibandingkan negara lain. Dengan terbentuknya Masyarakat Ekonomi

ASEAN (MEA), maka ASEAN akan menjadi pasar potensial dunia setelah Cina

dan India dengan memiliki 8% dari jumlah penduduk dunia. Terlebih Indonesia

merupakan negara penduduk terbesar dengan memiliki 40% total penduduk

ASEAN. Dengan modal tenaga kerja yang besar, Indonesia dapat meningkatkan

keuntungan melalui kerja sama perdagangan dan investasi.144

Selain itu, dengan mengintegrasikan ekonominya dalam kawasan

ASEAN, Indonesia juga memiliki peluang yang lebih baik untuk

142

World Economic Forum, Vietnam 2010 - Rethinking Asia's Leadership Agenda, tersedia di; https://www.youtube.com/watch?v=-tp0W-aNkd0; internet, diakses pada 14 Oktober 2015. 143

World Economic Forum, Myanmar 2013 - A Blueprint for Sustainable Tourism, tersedia di; https://www.youtube.com/watch?v=SaPiT9tdwao; internet, diakses pada 6 November 2015. 144

Departemen Perdagangan Republik Indonesia, Menuju ASEAN Economic Community, 74.

Page 99: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

87

87

mempromosikan sektor-sektor yang potensial menyumbang perekonomiannya,

seperti pariwisata. Dari komposisi wilayah maupun penduduk yang terbesar

dibanding negara ASEAN lain, maka ini akan membuka peluang yang besar bagi

investor maupun masyarakat dunia untuk dapat melakukan kerja sama dengan

indonesia, mengeksplorasi destinasi – destinasi pariwisata Indonesia yang

memiliki keragaman, sebagai nilai tambah, yang tidak hanya berdasar pada

faktor geografis namun juga multi-etnis yang masing – masing memiliki ciri khas

yang berbeda.

4. Meningkatkan dukungan bagi diplomasi Indonesia di dalam Kerja Sama

Multilateral

Dalam sejumlah pidato Presiden maupun keterlibatan sejumlah elit politik

lainnya memperlihatkan usaha untuk mempromosikan diplomasi Indonesia

dalam forum kerja sama multilateral. Ada beberapa agenda WEF yang sejalan

dengan tujuan diplomasi Indonesia dalam forum multilateral, seperti

merestrukturisasi lembaga keuangan global IMF dan World Bank, mencapai

kesepakatan perdagangan Putaran Doha, dan meningkatkan dukungan

internasional terhadap peran G20. Dalam penelitian ini, pembahasan akan secara

khusus membahas mengenai diplomasi Indonesia dalam pertemuan WEF untuk

menggalang dukungan terhadap G20.

Indonesia setidaknya memiliki kepentingan strategis dalam

keanggotaannya di dalam forum kerja sama ekonomi G20. Kepentingan tersebut

diantaranya; (1) untuk terlibat mengkonsolidasikan pemulihan ekonomi pasca

Page 100: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

88

88

krisis dan berkontribusi pada pembentukan arsitektur ekonomi global yang tahan

terhadap krisis ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, (2) untuk

meningkatkan daya saing nasional melalui citra G20 sebagai klub besar, yang

selanjutnya akan meningkatkan citra Indonesia sebagai negara tujuan investasi

yang baik, (3) serta untuk memajukan citra Indonesia sebagai jembatan Barat dan

Islam di masyarakat internasional yang akan menimbulkan dukungan atas peran

Indonesia dalam kerja sama global serta citra sebagai negara demokrasi muslim

moderat yang juga akan mendatangkan investasi bagi perekonomian

Indonesia.145

Mengenai sikap WEF terhadap kerja sama G20, WEF berusaha

menyerukan dukungan masyarakat internasional terhadap perannya melalui

sejumlah pertemuannya dengan tema khusus seperti di Pertemuan Tahunan WEF

2011. Bahkan, sebelumnya WEF telah menjadi mitra penting dalam membantu

mengembangkan konsep G20 dalam sebuah sesi diskusi pada Pertemuan

Tahunan WEF 1998. Para peserta forum membicarakan mengenai bagaimana

solusi dari krisis keuangan global tahun 1998 yang berdampak terhadap dunia,

terutama negara-negara berkembang. Salah satu wacana yang didiskusikan di

diskusi adalah bagaimana mengintegrasikan negara-negara berkembang dan

negara-negara maju ke dalam sebuah badan yang sekarang dikenal dengan G20.

Setelah beberapa tahun dari pertemuan tahun 1998 tersebut, Schwab

mengusulkan meningkatkan pertemuan G20 menjadi sebuah pertemuan puncak

global. Pada akhirnya, dalam KTT G20 pada September 2009, diputuskan bahwa

145

Yulius P Hermawan(koordinator), Proyek Riset G-20: Peran Indonesia dalam G-20: Latarbelakang, Peran, dan Tujuan Keanggotaan Indonesia, 42

Page 101: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

89

89

G20 menggantikan peran G8 sebagai sebuah forum internasional utama untuk

mengelola isu – isu ekonomi global.146

Sehingga Indonesia memiliki kesempatan yang baik untuk bersama

dengan anggota G20 dan WEF berusaha untuk mempromosikan dukungan atas

peran G20 sebagai sebuah forum internasional utama untuk mengelola isu – isu

ekonomi global kepada seluruh peserta baik pebisnis, elit politik, serta tokoh

masyarakat yang berasal dari negara anggota maupun non-anggota G20. Presiden

SBY dalam Pertemuan Tahunan WEF 2011, menyatakan komitmennya untuk

mendukung program dan kesepakatan G20 bersama dengan anggota lainnya.

Selanjutnya, ia berusaha meyakinkan kepada seluruh peserta WEF-EA 2011

bahwa keanggotaan Indonesia dalam G20 adalah untuk mewakili aspirasi negara

berkembang, sebagaimana pernyataannya:

“We in the G20 are representing developed nations, emerging

economies as well as developing nations. So actually the forum should be

able to accommodate to identify the real issue of our economy, the global

economy I mean. And the G20 should also understand the interest of all

nations – the developed, developing, as well as emerging countries... And

a country like Indonesia and other developing nations that are part of the

G20 can also express the constant interest of developing nations such as

the issues of development, narrowing the gap of development, financial

inclusion, combating poverty, and others.”147

Sedangkan, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu berkesempatan

terlibat diskusi dalam keterlibatannya dalam sesi diskusi bertema “The G20 and

Global Economic Governance” pada pertemuan tahunan WEF di Cina, Pertemuan

146

World Economic forum, The World Economic Forum - A Partner in Shaping History, (Jenewa: World Economic Forum, 2009), 154. 147

World Economic Forum, East Asia 2011 - Opening Ceremony with President Susilo Bambang Yudhoyono.

Page 102: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

90

90

Tahunan Juara – Juara Baru 2010 di pada September 2010. Ia bersama dengan

panelis lain seperti Penasehat Khusus IMF Min Zhu, Group CEO Zurich Financial

Services Swiss Martin Senn, Menteri Perindustrian Kanada, Wakil Menteri Luar

Negeri RRC Cui Tiankai membahas Bagaimana G20 dapat membangun kembali

kepercayaan di pasar keuangan dan pemerintahan ekonomi global dengan cara

yang tidak hanya inklusif, tetapi juga mempersiapkan dengan lebih baik ekonomi

global untuk tantangan masa depan.148

Ia menyatakan bahwa hal yang pertama

untuk pertemuan KTT G20 Seoul adalah komitmen para pemimpin untuk

menjalankan apa kesepakatan yang telah dicapai. Selanjutnya, Mari menyebutkan

proritas utamanya dalam pertemuan KTT Seoul G20 di Korea pada November

2010. Dua proritas utama tersebut antara lain agenda pembangunan dan global

financial safety net.149

Ia juga menyatakan Indonesia berusaha mewakili

kepentingan negara – negara Asia Tenggara. Yaitu, sebelum KTT G20, Indonesia

melakukan konsultasi kepada negara – negara ASEAN lain untuk mendapatkan

input yang bermanfaat.150

Sebelumnya, Singapura melalui surat pernyataannya yang ditujukan pada

PBB menyatakan sikapnya mengenai G20 sebagai sebuah kritik bahwa G20 tidak 148

World Economic Forum, Livestream Programme of the Annual Meeting of the New Champions, tersedia di; https://agenda.weforum.org/2010/09/livestream-programme-of-the-annual-meeting-of-the-new-champions/; internet, diakses 26 Desember 2015. 149

Global financial safety net merupakan sebuah mekanisme jaringan yang terdiri dari instrumen asuransi dan pinjaman yang ditujukan untuk mengatasi arus modal global bergejolak. Ini merupakan mekanisme respon krisis ekonomi yang diserukan negara berkembang di KTT G20 di Seoul. Lihat di Lan lan, S. Korea calls for global financial safety net, tersedia di; http://usa.chinadaily.com.cn/2010-09/29/content_11366309.htm; internet, diakses pada 28 Desember 2015. 150

World Economic Forum, Tianjin 2010 - The G20 and Global Economic Governance - YouTube; tersedia di; https://www.youtube.com/watch?v=o2R8IUEJ5Gs&index=19&list=PLEC0F13DEBB3C5766; internet, diakses pada 24 Oktober 2015.

Page 103: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

91

91

boleh menjadi tandingan kerja sama yang sudah mapan dan memiliki legitimasi

yang kuat. Yaitu bahwa G20 sebagai organisasi pelengkap dari organisasi global

seperti PBB dan untuk menegaskan pengakuannya itu, cara proses, keputusan, dan

tindakan G20 seharusnya sesuai dengan dan memperkuat keputusan PBB.151

Sedangkan dalam pertemuan WEF-EA 2011, PM Singapura Lee Hsien Loong

menyatakan sikap yang positif dan dukungan terhadap G20. Menurutnya, G20

memiliki komposisi yang lebih sedikit dibanding PBB, sehingga lebih mudah

mencapai kesepakatan, sebagaimana pernyataan sebagai berikut:

“Well, I think the G20 is a practical compromise. The world‟s

problems are complex and interrelated – we are all involved one way or

the other. If you have all 200 odd countries in the world involved in a

conference, the meeting never end. On the other hand if you have just a

handful of countries involved settling things for everybody else, the

solutions will not be accepted. So some way in between the two we have to

find the right compromise to have key participants represented, everybody

feels he has a look in directly or indirectly, and able to reach some

consensus as to the right way forward. And the G20 is an effort to do this,

it‟s bigger than the G8, and it‟s much smaller than the whole of the

UN.”152

B. Analisis Kepentingan Diplomasi Ekonomi Indonesia terhadap WEF

B. 1. Pelaksanaan Politik Luar Negeri Indonesia Presiden SBY Neoliberal

Institusionalis: Sebuah Jalan bagi Analisis Pluralisme Liberal

Penggunaan doktrin “million friends zero enemy” dan “all direction

foreign policy” selain sebagai prinsip dalam pelaksanaan politik luar negeri

Indonesia, juga secara nyata telah menjadi instrumen diplomasi untuk mencapai

151

Yulius P Hermawan(koordinator), Proyek Riset G-20: Peran Indonesia dalam G-20, 29-30. 152

World Economic Forum, East Asia 2011 - Opening Ceremony with President Susilo Bambang Yudhoyono.

Page 104: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

92

92

kepentingan nasional. Yaitu, ketika Indonesia memperkenalkan doktrin – doktrin

tersebut sebagai dasar kebijakan luar negerinya, sesungguhnya pada saat yang

sama, Indonesia membangun citra atas karakter politik luar negerinya yang cinta

damai, persahabatan, dan kerja sama. Ini adalah strategi diplomasi yang sengaja

dilakukan agar menimbulkan ketertarikan dan kepercayaan publik internasional

untuk mendukung kerja sama dan jaringan Indonesia di dunia internasional.

Dengan kata lain, penggunaan doktrin tersebut tidak lain adalah nation-

branding Pemerintah Indonesia untuk mempromosikan persepsi positif dunia

terhadap Indonesia. Aleksisus Jemadu menjelaskan nation-branding adalah

“upaya suatu bangsa untuk mendefinisikan dirinya baik kepada rakyatnya sendiri

maupun dalam pergaulan internasional dengan menonjolkan keunggulan nilai-

nilai atau budaya yang dimilikinya dengan tujuan untuk menciptakan pengaruh

internasional yang sangat diperlukan untuk mencapai tujuan politik luar negeri

dan diplomasi secara umum”.153

Menurut Aleksius Jemadu, Indonesia perlu

mengagendakan nation-branding menjadi kebijakan Pemerintah yang secara

sungguh – sungguh memproyeksikan citra Indonesia di dunia internasional.154

Sehingga, doktrin “million friends zero enemy” yang sering dipromosikan pidato

Presiden SBY di forum pertemuan maupun konferensi merupakan counter citra

negatif Indonesia yang telah tersebar lebih masif ke seluruh dunia lewat media

informasi.

Dilihat dari pemaknaan dan pelaksanaan doktrin “million friends zero

enemy” dan “all direction foreign policy”, sesungguhnya prinsip dasar bagi

153

Aleksius Jemadu, Politik Global dalam Teori dan Praktek, 52. 154

Ibid., 117.

Page 105: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

93

93

pelaksanaan politik luar negeri Indonesia pada masa pemerintahan Presiden SBY

dapat dikatakan sejalan dengan paham neoliberal institusionalisme dalam studi

Hubungan Internasional. Dalam pemaknaan doktrin tersebut, terdapat

kesinambungan antara Pemerintah nilai – nilai politik luar negeri Indonesia

dengan nilai – nilai global yang bersifat universal dan sesungguhnya telah

dikenal oleh masyarakat dunia seperti cinta damai, moderat, dan terbuka.

Misalnya, prinsip doktrin “million friends zero enemy” memiliki korelasi

dengan prinsip liberal yang telah ada dan dikenal luas di dunia, yaitu prinsip

menghindari perang yang terdapat dalam perjanjian Liga Bangsa-Bangsa serta

prinsip menjaga perdamaian dari PBB. Sebagaimana dijelaskan oleh Siswo

Pramono, bahwa istilah “zero enemy” dari doktrin “million friends zero enemy”

memiliki relevansi dengan maksud “zero-aggression principle” oleh Murray N.

Rothbard. Dalam artikelnya berjudul “War, Peace, and the State” (1963),

Rothbard berpendapat dari perspektif libertarian, bahwa “zero-aggression

principle” diartikan dengan tidak ada satu entitas pun yang diperbolehkan

mengancam atau melakukan kekerasan atau agresi terhadap pihak lain termasuk

propertinya. Kekerasan boleh dilakukan hanya sebagai bentuk pembelaan diri

terhadap pihak lain yang melakukan kekerasan atau agresi.155

Dalam prakteknya, sikap Pemerintah Indonesia yang memegang prinsip

doktrin “million friends zero enemy” yang tidak hanya dipromosikan ke dunia

eksternal, namun juga dipromosikan dalam tingkat domestik. Presiden SBY

sebagai tokoh yang meletakkannya sebagai prinsip dasar kebijakan luar negeri 155

Siswo Pramono, ‘A million friends’ diplomacy, tersedia di; http://www.thejakartapost.com/news/2010/06/13/%E2%80%98a-million-friends%E2%80%99-diplomacy.html; internet, diakses 29 April 2015.

Page 106: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

94

94

Indonesia, sering memperingatkan kepada para elit politik dan parlemen untuk

mempertimbangkan secara matang sebelum memutuskan untuk berperang

dengan negara lain. Menurutnya, perang adalah sesuatu yang mahal, yaitu

memiliki dampak tidak hanya dalam materi, namun juga non-materi berupa

kesengsaraan bagi tentara, keluarganya, dan rakyat secara luas. Sehingga ia

senantiasa menyukai perdamaian dan menolak kecenderungan menyelesaikan

masalah internasional dengan perang.156

Pemahaman ini sesuai dengan pendapat

liberalisme yang berpendapat bahwa negara-negara di dunia senantiasa

menginginkan perdamaian dan menghindari perang, dan juga bahwa perang

adalah keputusan yang tidak rasional.

Dalam acara Foreign Policy Breakfast pada tanggal 19 Agustus 2008,

Presiden SBY telah menyatakan bahwa dunia lebih memperlihatkan sikap

realisme bukan liberalisme ataupun idealisme.157

Meskipun demikian, dalam

beberapa pidato resminya, Presiden SBY maupun Menteri Luar Negeri Marty

Natalegawa menyerukan makna metafora “navigating turbulence ocean”, yaitu

dimana beberapa wilayah dunia memperlihatkan kecenderungan konflik dan

dapat memicu perang, namun dapat dikelola dengan mewujudkan dynamic

equilibrium, yaitu sebuah kondisi kawasan yang stabil, damai, dan kooperatif

dalam masa yang berkelanjutan. Dapat dikatakan metafora ini memiliki

kemiripan asumsi neoliberalisme mengenai kondisi anarki dari sistem

internasional. Selain itu, Indonesia juga memiliki komitmen untuk selalu

156

Susilo Bambang Yudhoyono, SBY, Selalu Ada Pilihan: Untuk Pecinta Demokrasi dan Para Pemimpin Indonesia Mendatang, 739-740. 157

Mohammad Shoelhi, Op. Cit., 205-206.

Page 107: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

95

95

mendukung peran PBB sebagai lembaga internasional yang utama dalam

mendorong kerja sama multilateralisme negara-negara di dunia.

Hal ini memiliki kesamaan pandangan Keohane mengenai teori

interdependensi kompleks dengan mengarahkan analisisnya pada institusi

internasional. Yaitu bahwa negara-negara seharusnya senantiasa meningkatkan

kemakmuran dengan mengedepankan kerja sama dalam kondisi dunia yang

anarki. Selanjutnya, institusi internasional memfasilitasi kerja sama mereka

dengan menjamin komitmen bersama yang dapat dipercaya.158

Menurut Andi Widjayanto, cara pandang dan berperilaku politik luar

negeri Indonesia menolak asumsi Realis yang berpendapat bahwa proliferasi

persenjataan militer untuk pertahanan oleh suatu negara mengakibatkan ancaman

bagi negara lain disekitarnya. Untuk Indonesia, modernisasi kekuatan militer

yang dilakukannya adalah upaya untuk menjaga keamanan nasional dan

kawasannya, bukan untuk menimbulkan ketegangan dan kecurigaan dalam

kawasan. Andi berpendapat bahwa proliferasi militer yang dilakukan oleh

Indonesia dalam norma-norma sebagai negara demokrasi dalam hal ini lebih

mencerminkan paradigma neoliberalisme institusional dibanding paradigma

realisme.159

Selain itu, Indonesia konsisten melaksanakan politik luar negerinya yang

didominasi oleh penggunaan soft power diplomacy, sebuah pendekatan diplomasi

yang dianjurkan oleh neoliberalis Joseph Nye. Penggunaan soft power diplomacy

158

Robert Jackson dan George Sorensen, Op. Cit., 168-169. 159

Andi Widjajanto, ASEAN Security Community vs Minimum Essential Force, tersedia di; http://www.thejakartapost.com/news/2011/11/24/asean-security-community-vs-minimum-essential-force.html; internet, diakses 14 juni 2015.

Page 108: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

96

96

memberikan beberapa informasi penting dalam pelaksanaan politik luar negeri

Indonesia. Yang pertama, pada level pemerintah atau diplomasi Goverment to

Government (G to G), politik luar negeri dijalankan dengan mengedepankan

tindakan kooperatif dan kolaboratif untuk mencapai manfaat bersama antar aktor

negara dalam hubungan internasional.

Sebagai contohnya, Pemerintah Indonesia melaksanakan pendekatan G to

G secara intensif kepada elite Pemerintah Myanmar untuk mengubah pola

pandang dan kebijakan pemerintahan yang otoriter. Dalam hal ini Indonesia

memiliki sumber soft power diplomacy dengan kapasitasnya sebagai sesama

anggota ASEAN. Meski negara-negara Barat meragukan pendekatan soft power

diplomacy tersebut, namun pendekatan G to G tersebut terbukti menjadi salah

satu faktor pendukung bagi transformasi Myanmar pada tahun 2010.160

Kedua, Pemerintah Indonesia menempatkan masyarakat sebagai entitas

yang berperan penting dalam pelaksanaan strategi total diplomacy yang

dipromosikannya. Pemerintah melalui Direktorat Diplomasi Publik Deplu

mengadakan program untuk meningkatkan diplomasi Indonesia berbasis People

to People untuk mempromosikan sumber – sumber diplomasi soft power seperti

kebudayaan, seni, bahasa, dan karakter kebangsaan kepada masyarakat dunia.

Dalam diplomasi publik tersebut, doktrin All direction foreign policy

memproyeksikan bahwa Indonesia terbuka untuk mengembangkan kerja

samanya tidak hanya dengan aktor negara atau IGO, tetapi NGO, kelompok

agama dan sosial politik lintas batas negara. Sebagaimana pengakuan Presiden 160

A. Bakir Ihsan, Zaenal A. Budiyono, Pemimpin Dipuji dan Dicaci: Realitas Demokrasi Indonesia Kini, (Jakarta: Penerbit Expose, 2013), 103. Lihat juga Susilo Bambang Yudhoyono, SBY, Selalu Ada Pilihan: Untuk Pecinta Demokrasi dan Para Pemimpin Indonesia Mendatang, 20-21.

Page 109: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

97

97

SBY dalam pidatonya di depan ICWA pada tanggal 19 Mei 2005, bahwa penting

bagi Indonesia meningkatkan konektivitasnya dengan masyarakat dunia, baik

negara, IGOs, aktor bisnis, NGOs, dan aktor internasional lain.

Kedua unsur dalam penggunaan soft power diplomacy di atas

sesungguhnya sejalan dengan rangkaian asumsi dasar liberal. Yang pertama,

liberalis meyakini bahwa individu ataupun negara senantiasa memiliki

kepentingan sebagai insentif untuk membuat kerja sama yang saling

menguntungkan. Kedua, Liberal berpendapat bahwa negara terbentuk untuk

menjamin kebebasan warga negaranya untuk mencapai kemakmurannya. Dan

oleh proses modernisasi, lingkup kerja sama individu-individu untuk mencapai

kemakmuran diperluas, dari hanya lingkup domestik menjadi lintas batas

intarnasional. Pada akhirnya, ini membuat proporsi aktor internasional tidak

hanya didominasi oleh aktor negara saja, namun juga aktor non-negara dengan

tipe lebih beragam/plural. Dengan demikian penekanan tersebut membuat

pemikiran liberal dikenali dengan istilah “pluralisme”.161

Untuk dapat menghadapi permasalahan kompleks yang dihadapinya saat

ini yang digambarkan dengan metafora “navigating turbulent ocean”,

Pemerintah Indonesia melaksanakan politik luar negeri bebas aktif secara

konsisten dengan doktrin “million friends zero enemy” dan “all direction foreign

policy”. Sehingga pada masa pemerintahan ini, Indonesia aktif untuk

meningkatkan hubungan yang erat dengan cara menyebarkannya kepada semua

pihak. Tindakan ini merupakan sikap yang diperlukan untuk merespon kondisi

161

Robert Jackson and Sorensen, 141-144.

Page 110: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

98

98

dunia yang cenderung turbulent „bergejolak‟ dan aktor – aktor saling terjadi

interdependensi.162

Hal ini sesuai dengan kondisi yang dijelaskan Pluralisme

Liberal dalam hubungan internasional kontemporer, bahwa hubungan antar aktor

semakin kompleks terhubung satu sama lain, yang digambarkan seperti jaring

laba – laba. dimana peningkatan hubungan ke semua aktor adalah sebagai sebuah

tindakan rasional dimana tidak dapat dipastikan secara absolut hubungan

(simpul) mana yang memiliki kekuatan terbaik, baik dengan negara manapun,

IGOs, NGOs, MNCs, dan masyarakat dunia.

B. 2. Analisis Kepentingan Ekonomi dalam Diplomasi Ekonomi Indonesia

tehadap WEF periode 2009-2014

WEF merupakan NGO yang tidak hanya dikenal dalam mempromosikan

perdamaian dunia, namun juga media bagi negara – negara untuk

mempromosikan potensi domestik mereka agar mendatangkan manfaat bagi

perekonomian dan kesejahteraan mereka melalui peningkatan kerja sama

perdagangan dan investasi. Dengan demikian, diplomasi ekonomi Indonesia

terhadap WEF memiliki kepentingan untuk meningkatkan perdagangan,

investasi, daya saing, regionalisme, dan diplomasi ekonominya yang diadakan di

forum multilateral.

162

Ziyad Falahi, Memikirkan Kembali Arti Million Friends Zero Enemy dalam Era Paradox of Plenty, tersedia di; http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-10%20Ziyad%20Falahi%20-%20Memikirkan%20Kembali%20Arti%20Million%20Friends%20Zero%20Enemy%20dalam%20Era%20Paradox%20of%20Plenty%20(1).pdf; internet, diakses pada 18 Desember 2015.

Page 111: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

99

99

Neoliberal berpendapat bahwa negara berkembang membutuhkan

semakin banyak perdagangan dengan negara lain, peningkatan investasi yang

masuk ke dalam negeri, serta pembukaan pasar distribusi SDM. Dengan

meningkatkan perdagangan bebas, negara dapat meningkatkan produktivitas

perusahaan domestik, meningkatkan masuknya teknologi asing, serta mendorong

efisiensi pasar dan industri yang kompetitif. Meskipun perdagangan bebas tidak

dapat dibuktikan secara absolut memiliki hubungan positif dengan kemakmuran

suatu bangsa, namun kenyataan di dunia saat ini membuktikan bahwa negara –

negara yang berhasil meningkatkan standar hidup dalam perekonomian global

adalah mereka yang melakukan banyak perdagangan bebas seperti Jepang, Korea

Selatan, Taiwan, dan Cile. Secara antagonistik, di zaman modern saat ini tidak

ditemukan negara yang berhasil meningkatkan standar hidup global dengan

menutup arus keluar masuk perdagangan dan modal.163

Selain itu, investasi dibutuhkan untuk membuat proyek infrastruktur

yang masih kurang, yang selanjutnya akan membuka banyak peluang pekerjaan.

Dengan kata lain, penyerapan tenaga kerja dari sejumlah proyek dalam negeri

merupakan salah satu usaha Pemerintah mengurangi pengangguran.

Pengangguran dalam pemahaman sederhana adalah beban bagi negara, ketika

mereka adalah konsumen aktif namun bukan produsen aktif dalam kegiatan

ekonomi. Bahkan dalam kondisi yang terburuk dapat mengakibatkan kerawanan

sosial dan kejahatan. Sebaliknya, jika semakin banyak tenaga kerja produktif,

maka akan semakin meningkatkan kegiatan ekonomi, sehingga kondisi tersebut

163

Martin Wolf, Globalisasi: Jalan Menuju Kesejahteraan (terj), (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007), 97-98.

Page 112: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

100

100

mengakibatkan pertumbuhan ekonomi akan semakin meningkat. Sehingga

diplomasi ekonomi Indonesia terhadap WEF di poin pertama adalah untuk

meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi adalah untuk kepentingan

ekonomi.

Indonesia juga berkepentingan meningkatkan daya saing masyarakatnya

agar dapat bersaing dengan masyarakat global. Bagaimanapun negara

berkewajiban untuk melindungi rakyatnya agar terhindar dari dampak negatif

globalisasi karena ketidakmampuan bersaing dengan pasar dari negara lain.

Neoiberal memberikan syarat agar negar dapat mendapatkan keuntungan dari

proses globalisasi, yaitu meningkatkan daya saingnya agar kondusif bagi

perdagangan dan keuangan global. Peningkatan daya saing membuat suatu

negara memiliki efisiensi untuk mendapatkan hasil dan keuntungan yang lebih.

Bahkan efisiensi memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding demokrasi, karena

dapat meningkatkan kemajuan ekonomi dan standar hidup suatu bangsa dalam

dunia internasional.164

Indonesia berkepentingan untuk mendukung peningkatan regionalisme

baik dalam kerangka ASEAN. Dengan integrasi kawasan ekonomi ASEAN,

Indonesia memiliki peluang yang lebih baik untuk mempromosikan potensinya

melalui perdagangan, investasi, dan pariwisata. Hal ini menunjukan kepentingan

ekonomi Indonesia yang juga telah ditunjukannya dalam diplomasi ekonominya

di forum WEF. Integrasi ASEAN melalui pembentukan MEA merupakan usaha

peningkatan perdagangan, pemasukan investasi ke dalam negara – negara

164

Aleksius Jemadu, Politik Global dalam Teori dan Praktik, 235.

Page 113: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

101

101

anggota, serta peningkatan jasa dan tenaga kerja untuk meningkatkan daya saing

dan kemakmuran kawasan secara merata.

Kutipan pernyataan Presiden SBY mengenai ASEAN pada WEF-EA

2011 memperlihatkan politik luar negeri Indonesia terhadap ASEAN masih

memfokuskan pada kepentingan politik keamanan kawasan dibanding ekonomi.

Hal ini sebagaimana pendapat Mahfudz Siddiq yang menyatakan perlunya

Indonesia segera memfokuskan diplomasinya untuk tujuan ekonomi dibanding

tujuan politik.165

Meskipun demikian, peningkatan kondisi sosial politik yang

stabil di kawasan Asia Timur merupakan kepentingan ekonomi yang diperluas

dari integrasi ASEAN untuk mendukung stabilitas perekonomian kawasan.

Kepentingan ini sesungguhnya telah sejalan maksud WEF yang berkepentingan

dalam peningkatan kondisi ekonomi, sosial, politik, industri, dan ekologi dunia.

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa pertemuan WEF juga cenderung

mengindikasikan bahwa ekonomi memiliki korelasi saling mempengaruhi

dengan kondisi sosial, politik, industri, dan ekologi yang mana mereka

berkepentingan untuk ikut andil di dalamnya, kepentingan non-ekonomi tersebut

memiliki hubungan erat tercapainya kepentingan ekonomi.

Sedangkan diplomasi ekonomi Indonesia untuk mendukung diplomasi

ekonomi lainnya dalam kerja sama multilateral, seperti G20 merupakan

kepentingan ekonomi. Dalam G20, misalnya Indonesia berusaha menyuarakan

165

Mahfudz Siddiq, Indonesia Butuh Politik Luar Negeri Berorientasi Ekonomi, Jurnal Diplomasi Volume 4 No. 1, Maret 2012, hal 17-34, tersedia di; http://www.kemlu.go.id/Tabloids/Jurnal%20Diplomasi%20Maret%202012.pdf; internet, diakses pada 18 Desember 2015.

Page 114: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

102

102

aspirasi negara berkembang dalam antisipasi krisis ekonomi yang mungkin akan

mereka alami di masa depan melalui tercapainya kesepakatan mengenai financial

safety net. Diplomasi ekonomi Indonesia terhadap WEF dapat dikatakan

pengulangan dan pendukung diplomasinya dalam kerja sama multilateral, yang

mana para peserta forum WEF baik elit politik, pebisnis, dan tokoh masyarakat

merupakan bagian penting dalam kerja sama tersebut.166

Sebagaimana

kepentingan diplomasi Indonesia dalam forum multilateral adalah kepentingan

ekonomi, maka kepentingan diplomasi ekonomi Indonesia terhadap WEF

tersebut juga adalah kepentingan ekonomi.

Diplomasi ekonomi Indonesia terhadap WEF secara sederhana memenuhi

kriteria asas manfaat dalam bekerja sama NGO. Hal ini sebagaimana telah

digariskan melalui Keputusan Presiden Nomor 64 tahun 1999 bahwa

keanggotaan Indonesia dalam NGO internasional diharapkan dapat memberikan

manfaat secara politik, ekonomi dan keuangan, sosial dan budaya, lingkungan,

serta kemanusiaan bagi Indonesia. Manfaat secara ekonomi dan keuangan

diantaranya; mendorong pertumbuhan dan tercapainya stabilitas ekonomi yang

keberlanjutan, meningkatkan daya saing dan produktivitas nasional, menyerap

ilmu pengetahuan dan teknologi, meningkatkan kapasitas nasional dalam upaya

166

Pebisnis ikut terlibat dalam proses KTT G20 melalui pelaksanaan KTT B20 yang diadakan mengikuti pelaksanaan KTT G20. Lihat di Cannes B20 Business Summit, B20/G20 : the interactions, tersedia di; http://www.b20businesssummit.com/b20/interaction; internet, diakses pada 30 Desember 2015. WEF juga terlibat dalam proses KTT G20 melalui inisiatif publik swasta untuk melawan korupsi. Lihat di World Economic Forum, Partnering Against Corruption Initiative, tersedia di; http://www.weforum.org/community/partnering-against-corruption-initiative-0?type=report; internet, diakses pada 30 Desember 2015.

Page 115: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

103

103

pencapaian pembangunan nasional, serta mendatangkan bantuan teknis, hibah,

dan bantuan lain yang tidak mengikat.167

Sehingga diplomasi ekonomi Indonesia terhadap WEF memiliki tujuan

untuk peningkatan perdagangan dan investasi, peningkatan daya saing,

peningkatan regionalisme, dan pendukung diplomasi ekonominya yang lain di

forum multilateral dalam adalah untuk meningkatkan perekonomian nasionalnya.

Kepentingan Indonesia ini juga dapat dilihat dari sisi WEF sebagai agen

globalisasi melalui free trade dan globalisasi, yang mana mendukung aliran

bebas tapal batas negara dalam hal produk, jasa, manusia, modal, dan informasi.

Secara pragmatis, usaha pemberantasan kemiskinan dan peningkatan taraf hidup

masyarakat yang berkesinambungan melalui kolaborasi global WEF adalah

ditujukan untuk industri yang berkelanjutan. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari

strategi bisnis perusahaan dan CSR mereka, bahwa masyarakat dunia

sesungguhnya adalah konsumen atau pasar bagi produk mereka. Sehingga, ketika

taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat dunia meningkat, maka kemampuan

daya beli mereka juga akan meningkat. Sehingga hal ini membawa dampak

positif bagi kehidupan bisnis dan industri yang berkelanjutan. Tentu makna

inklusivitas ekonomi diperlukan, yaitu bahwa segala sesuatu yang berhubungan

atau berdampak bagi kondisi ekonomi juga merupakan aspek penting perhatian

mereka.

167

Pusat Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Pertanian, Profil Kerja Sama Kementerian Pertanian Republik Indonesia dengan G-20, OECD, dan WEF, 1.

Page 116: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

104

104

BAB V

KESIMPULAN

Politik luar negeri “bebas aktif” di bawah pemerintahan Presiden SBY

secara konstruktif diterjemahkan melalui metafora “navigating turbulence

ocean” untuk menentukan sikap yang relevan terhadap lingkungan eksternalnya.

Selanjutnya, pelaksanaan politik luar negeri diperkuat dengan citra positif dari

prinsip doktrin “million friends zero enemy”. Dapat dikatakan bahwa doktrin

“million friends zero enemy” merupakan hasil penafsiran dan sebagai gaya

politik luar negeri pada masa pemerintahan Presiden SBY. Doktrin ini menjadi

penjelas bagi politik luar negeri bebas aktif, pedoman bagi pelaksanaan politik

luar negeri dan diplomasi Indonesia, serta sebagai pembangun nation branding

terhadap aktor-aktor lain dalam dunia internasional mengenai citra positif

Indonesia.

Pelaksanaan doktrin “million friends zero enemy” dalam kegiatan

diplomasi ekonomi adalah peningkatan hubungan dan kerja sama dengan mitra

strategis Indonesia di bidang ekonomi. Baik dilaksanakan dalam kerja sama

multilateral, regional, dan bilateral. Pemerintah Indonesia berargumen bahwa

diplomasi ekonomi harus dilakukan dengan tanggap dan cekatan melalui kerja

sama dengan negara atau pihak manapun yang dapat mendatangkan keuntungan

ekonomi bagi Indonesia, sebuah sikap yang sesuai dengan doktrin “all direction

foreign policy”. Peningkatan jumlah friends „mitra‟ dalam hubungan baik dan

kerja sama Indonesia dapat diartikan sebagai peningkatan market „pasar‟-nya.

Page 117: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

105

105

Sehingga secara pragmatis, “million friends” juga dapat diartikan sebagai

“million markets”.

Mitra kerja sama Indonesia yang penting tidak hanya dari negara saja,

namun aktor lain selain negara seperti NGO internasional WEF. WEF

merupakan NGO yang beranggotakan perusahaan – perusahaan besar

internasional. Mereka mengintegrasikan usaha peningkatan daya saing

perusahaan mereka dengan kegiatan CSR untuk memajukan kondisi dunia yang

lebih harmonis, sejahtera, dan kompetitif. WEF memiliki pertemuan tahunan

yang mengumpulkan anggota perusahaan mereka dengan sejumlah elit politik,

akademisi, dan tokoh masyarakat dunia yang penting. Pertemuan tahunan

tersebut adalah Pertemuan Tahunan WEF, yang secara eksklusif diadakan di

Davos, Swiss setiap bulan Januari. Pertemuan ini memiliki pengaruh yang besar

dalam mengkondisikan kondisi global dan menjadi media negosiasi bagi aktor –

aktor hubungan internasional untuk mencapai tujuan yang saling

menguntungkan. WEF juga memiliki sejumlah pertemuan lain yang rutin

dilaksanakan di beberapa negara dan kawasan kunci di dunia.

Pada periode tahun 2009-2014 atau periode kedua masa pemerintahan

Presiden SBY, Indonesia meningkatkan kegiatan diplomasi ekonominya terhadap

WEF melalui sejumlah pertemuan tahunan WEF, terutama Pertemuan Tahunan

WEF di Swiss maupun WEF-EA di negara – negara Asia Timur. Bentuk

partisipasi diplomasi ekonomi pun dapat diklasifikasikan menjadi bentuk yang

beragam seperti pengiriman delegasi, keterlibatan elit politik dalam forum

pertemuan WEF, menjadi tuan rumah bagi WEF-EA, mengadakan acara bertema

Page 118: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

106

106

Indonesia, serta menjadi anggota kelembagaan melalui Menteri Mari Elka

Pangestu. Sebagai catatan penting bahwa negara tidak menjadi cakupan anggota

WEF, karena WEF merupakan NGO privat bukan publik seperti OECD. Menteri

Mari dalam hal ini adalah anggota organisatoris bukan anggota umum WEF.

Bentuk – bentuk diplomasi ekonomi Indonesia tersebut memiliki tujuan –

tujuan yang penting ingin dicapai oleh Indonesia. Sebagaimana pernyataan

Christian Reus-Smith bahwa negara senantiasa membawa tujuan dari kerja sama

yang dilaksanakannnya. Dari diplomasi ekonominya terhadap WEF, Indonesia

memiliki tujuan penting, yaitu (1) mempromosikan citra positif untuk

meningkatkan animo perusahaan internasional agar bersedia mengadakan kerja

sama perdagangan dengan perusahaan dalam negeri serta juga berinvestasi di

sektor – sektor yang penting bagi kemajuan perekonomian Indonesia, (2)

meningkatkan daya saing para petani kecil dengan melakukan kerja sama

kemitraan publik-swasta di bidang pertanian, PISAgro, (3) meningkatkan

dukungan terhadap diplomasi ekonomi Indonesia dalam forum multilateral,

seperti G20, (4) meningkatkan dukungan terhadap regionalisme Asia Timur,

khususnya ASEAN.

Keempat tujuan tersebut merupakan poin – poin tujuan kebijakan luar

negeri diplomasi ekonomi Indonesia terhadap WEF. Keempatnya secara inklusif

memiliki pengaruh dalam usaha pemajuan ekonomi Indonesia. Sehingga dapat

dikatakan bahwa kepentingan diplomasi ekonomi Indonesia adalah kepentingan

ekonomi. Dengan demikian, diplomasi ekonomi Indonesia terhadap WEF

menjadi sangat penting.

Page 119: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

107

107

DAFTAR PUSTAKA

Buku;

Burchill, Scott, ed., Theories of International Relations (Third edition), (New

York: Palgrave Macmillan, 2005),

Berridge, G. R. dan Lorne Llyod. 2012. The Palgrave Macmillan Dictionary of

Diplomacy (3rd Eddition). Hampshire: Palgrave Macmillan.

Chandra, Alexander C.. 2010. Hopes and Fears: Indonesia‟s prospects in an

ASEAN–EU Free Trade Agreement. Winipeg: International Institute for

Sustainable Development.

Djelantik, Sukawarsini. 2008. Diplomasi antara Teori dan Praktik. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Geiger, Thierry. The World Economic Forum. 2011. The Indonesia

Competitiveness Report 2011: Sustaining the Growth Momentum.

Indonesia.

Ihsan, A., Bakir. dan Zaenal A. Budiyono. 2013. Pemimpin Dipuji dan Dicaci:

Realitas Demokrasi Indonesia Kini. Jakarta: Penerbit Expose.

James N. Rosenau. 2006. The Study of World Politics. New York: Routledge.

James, Paul. dan Ronen Palan, (ed). Globalization and Economy Volume 3:

Globalization Economic Regimes and Intitutions. London: SAGE

Publication Ltd. 2008.

Jemadu, Aleksius. 2008. Politik Global dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Page 120: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

108

108

Karns, Margaret P. dan Karen A. Mingst. 2010. International Organizations:

The Politics and Processes of Global Governance (Edisi kedua).

Boulder: Lynne Rienner Publisher.

Goeltom, Miranda S.. Essays in Macroeconomic Policy: The Indonesian

Experience. Jakarta: PT Gramedia Utama, 2007.

Hermawan, Yulius P. (koordinator). Proyek Riset G-20: Peran Indonesia dalam

G-20: Latarbelakang, Peran, dan Tujuan Keanggotaan Indonesia.

Jakarta: Friedrich-Ebert-Stiftung Indonesia Office. 2011.

Kementerian luar negeri Republik Indonesia. Indonesia dan Kerjasama Selatan-

Selatan. Jakarta: 2011. Kementerian Luar Negeri.

Pigman, Geofrey Allen. The World Economic Forum: A Multi-Stakeholder

Approach to Global Governance. New York: Rotledge. 2007.

Pusat Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Pertanian. 2013. Profil Kerja Sama

Kementerian Pertanian Republik Indonesia dengan G-20, OECD, dan

WEF. Jakarta: Pusat Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Pertanian.

Rodrik, Dani. 2011. The Globalization Paradox: Democracy and the Future of

the World Economy. New York: W. W. Norton & Company Ltd.

Santos, Boaventura de Sousa. 2006. The rise of the global left: the World Social

Forum and beyond. London: Zed Books Ltd.

Steans, Jill. An introduction to international relations theory : perspectives and

themes. London: Pearson Education Limited. 2010.

Shoelhi, Mohammad. Diplomasi Damai. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Bandung. 2009.

Wibisono, Makarim. 2006. Tantangan Dilplomasi Multilateral. Jakarta; Pustaka

LP3ES.

Page 121: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

109

109

Wolf, Martin. 2007. Globalisasi: Jalan Menuju Kesejahteraan (terj). Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia.

World Economic Forum. 1999. Annual Report 1998/1999. Jenewa: World

Economic Forum.

World Economic Forum. 2009. World Economic Forum on East Asia:

Implication of the Global Economic Crisis for East Asia, (Jenewa:

World Economic Forum.

World Economic Forum. 2010. The World Economic Forum - A Partner in

Shaping History. Jenewa: World Economic Forum.

World Economic Forum. 2010. World Economic Forum on East Asia:

Rethingking Asia‟s Leadership Agenda. Jenewa: World Economic

Forum.

World Economic Forum. 2011. Annual Report 2010-2011. Jenewa: World

Economic Forum.

World Economic Forum. 2011. World Economic Forum on East Asia:

Responding to the New Globalism. Jenewa: World Economic Forum.

World Economic Forum. 2012. World Economic Forum on East Asia: Shaping

the Region‟s Future through Connectivity. Jenewa: World Economic

Forum.

World Economic Forum. 2013. Achieving the New Vision for Agriculture: New

Models for Action. Jenewa: World Economic Forum.

World Economic Forum. 2013. World Economic Forum on East Asia:

Courageous Transformation for Inclusion and Integration. Jenewa:

World Economic Forum.

Page 122: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

110

110

Yudhoyono, Susilo Bambang. 2014. SBY, Selalu Ada Jalan: Untuk Pecinta

Demokrasi dan Para Pemimpin Indonesia Mendatang. Jakarta: Penerbit

Buku Kompas.

Internet;

ASEAN, Declaration on the ASEAN Economic Community Blueprint; tersedia di

http://www.asean.org/news/item/declaration-on-the-asean-economic-community-

blueprint.

Ari Margiono, Adakah Politik Luar Negeri Indonesia?, tersedia di;

http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/blob/F10451/

Adakah%20Politik%20Luar%20Negeri%20Indonesia.htm.

BPS, Jumlah dan Distribusi Penduduk; tersedia di http://sp2010.bps.go.id/.

Cannes B20 Business Summit, B20/G20 : the interactions, tersedia di;

http://www.b20businesssummit.com/b20/interaction

Departemen Perdagangan Republik Indonesia, Menuju ASEAN Economic

Community, 74, tersedia di;

http://ditjenkpi.depdag.go.id/website_kpi/Umum/Setditjen/BukuMenuju

ASEANECONOMICCOMMUNITY 2015.pdf.

Direktorat Jenderal untuk Pengembangan Ekspor Nasional Kemeterian

Perdagangan, Indonesia Night pada World Economic Forum, Davos

2014: Magnet Nation Branding di Forum Berkelas Dunia, tersedia di;

http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/AcceptedRsses/view/52e704

50-870c-482e-8194-18d60a1e1e48.

Djumala, M.A., Dr. Darmansjah. Membumikan Diplomasi Ekonomi: Tantangan

Kebijakan Luar Negeri Era Jokowi-JK, tersedia di;

http://www.kemlu.go.id/pusdiklat/Documents/02%20Ekonomi/Membu

mikan%20Diplomasi%20Ekonomi%20Tantangan%20Kebijakan%20Lu

ar%20Negeri%20Era%20Jokowi%20dan%20JK%20(Ekonomi).pdf.

Page 123: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

111

111

European Comission, Switzerland, tersedia di; http://ec.europa.eu/trade/policy/countries-

and-regions/countries/switzerland/.

Freeman, Jr., Chas. W., Diplomacy, tersedia di;

http://www.britannica.com/topic/diplomacy.

Global Entrepolis, Dr. Mari Elka Pangestu (CV), tersedia di;

http://globalentrepolis.com/speakers/214-dr-mari-elka-pangestu.

Ipot News, World Economic Forum Sepakat Kembangkan Pertanian Indonesia;

tersedia di

https://www.ipotnews.com/m/article.php?jdl=World_Economic_Forum

_Sepakat_Kembangkan_Pertanian_Indonesia&level2=&level3=&level4

=INDONESIA&news_id=311213&group_news=CLIPPING&taging_su

btype=INDONESIA&popular=&search=y&q=INDONESIA.

Kartasasmita, Ginandjar. Indonesia‟s Road to Recovery, tersedia di;

http://www.ginandjar.com/public/01IndRoadtoRecovery.pdf.

Kementerian Luar Negeri, Organisasi Internasional; tersedia di

http://www.kemlu.go.id/Pages/IFP.aspx?P=OrganisasiInternasional&l=i

d.

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Diplomasi Indonesia 2010, (hal 3-

4); tersedia di

http://kemlu.go.id/Books/Buku%20Diplomasi%20Indonesia%202010.p

df.

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Landasan, Visi, dan Misi Polugri;

tersedia di http://www.kemlu.go.id/Pages/Polugri.aspx?IDP=1&l=id.

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, World Trade Organization

(WTO), tersedia di;

Page 124: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

112

112

http://www.kemlu.go.id/Pages/IFPDisplay.aspx?Name=MultilateralCoo

peration&IDP=13&P=Multilateral&l=id.

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri,

tersedia di;

http://www.kemlu.go.id/sydney/Documents/UU%20RI%20No%2037%

20Tahun%201999%20Tentang%20Hubungan%20Luar%20Negeri.pdf.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Posisi Indonesia

Naik Ke Urutan 34, tersedia di;

http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/3213.

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Indonesia Menjadi Anggota

Advisory Board On Global Competitiveness Report, World Economic

Forum; internet, tersedia di;

http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2010/01/31/indonesia-menjadi-

anggota-advisory-board-on-global-competitiveness-report-world--id1-

1353754121.pdf.

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Indonesia Country Report Q3

2012, tersedia di;

http://kii.kemenperin.go.id/sample/uploads/pdf/7959465Ind_Country_R

eport_Q3.pdf.

Komite inovasi Nasional, Inilah Alasan Indonesia Jadi Tuan Rumah, tersedia di;

http://www.kin.go.id/node/59.

Jakarta Globe, Indonesia to Host World Economic Forum on East Asia in

Jakarta Next Year, tersedia di;

http://jakartaglobe.beritasatu.com/archive/indonesia-host-world-

economic-forum-east-asia-jakarta-next-year/.

Page 125: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

113

113

Liputan6, Presiden SBY Pimpin Delegasi ke WEF Davos; internet, tersedia di;

http://news.liputan6.com/read/316724/presiden-sby-pimpin-delegasi-ke-

wef-davos.

McKinsey Global Institute, The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia‟s

Potential, tersedia di;

https://www.mckinsey.com/~/media/McKinsey/dotcom/Insights%20and

%20pubs/MGI/Research/Productivity%20Competitiveness%20and%20

Growth/The%20archipelago%20economy/MGI_Unleashing_Indonesia_

potential_Full_report.ashx.

Nurhayat, Wiji. Ini 4 Kasus Indonesia dengan WTO, tersedia di;

http://finance.detik.com/read/2014/05/06/081643/2574147/4/1/ini-4-

kasus-indonesia-dengan-wto#bigpic.

Official NET News, Satu Indonesia - Susilo Bambang Yudhoyono - Jelang

Berakhirnya Masa Bakti; internet; tersedia di

https://www.youtube.com/watch?v=-512NTyg6uI.

PISAgro, History; tersedia di http://pisagro.org/about-us/history/.

PISAgro, Working with Smallholder Farmers: Feeding People, Maintaining

Economic Growth, Protecting Environment; tersedia di

http://pisagro.org/wp-content/uploads/2014/10/FA-PISAgro-

Brochure_Oct2014.pdf.

PISAgro, First Anniversary of PISAgro News, (Jakarta: PISAgro, 2013), 1.

tersedia di http://pisagro.org/wp-

content/uploads/2013/05/PISAgro_News_Issue_3.pdf.

Prakash-Mani, Kavita, dan Tania Tanvir. How can we strengthen food security in

South-East Asia?; tersedia di

https://agenda.weforum.org/2014/05/future-agriculture-east-asia/.

Page 126: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

114

114

Pramono, Siswo. „A million friends‟ diplomacy, tersedia di;

http://www.thejakartapost.com/news/2010/06/13/%E2%80%98a-

million-friends%E2%80%99-diplomacy.html.

Puspitasari, Irfa. Indonesia‟s New Foreign Policy- „Thousand Friends - Zero

Enemy‟, tersedia di;

http://www.idsa.in/system/files/IB_IndonesiaForeignPolicy.pdf.

Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, WEFEA 2011 : "Responding to The New

Globalism"; tersedia di http://old.setkab.go.id/berita-1913-wefea-2011-

responding-to-the-new-globalism.html.

Siddiq, Mahfudz. Indonesia Butuh Politik Luar Negeri Berorientasi Ekonomi,

Jurnal Diplomasi Volume 4 No. 1, Maret 2012, hal 17-34, tersedia di;

http://www.kemlu.go.id/Tabloids/Jurnal%20Diplomasi%20Maret%202

012.pdf.

SWI, Switzerland and the EU, tersedia di;

http://www.swissinfo.ch/eng/switzerland-and-the-eu/5764106.

The Jakarta Globe, SBY: Indonesia Has „A Million Friends and Zero Enemies‟,

tersedia di; http://thejakartaglobe.beritasatu.com/archive/sby-indonesia-

has-a-million-friends-and-zero-enemies/.

Widjajanto, Andi. ASEAN Security Community vs Minimum Essential Force,

tersedia di; http://www.thejakartapost.com/news/2011/11/24/asean-

security-community-vs-minimum-essential-force.html.

Wildan, Dadan. Membangun Tatanan Dunia Baru; Kemitraan Indonesia dalam

Kerja Sama Global [jurnal on-line](Negarawan: Jurnal Sekertariat

Negara RI No. 16, Mei 2010, 114-115); tersedia di;

http://www.setneg.go.id/images/stories/kepmen/jurnalnegarawan/jn16/1

6%20PART%208.pdf.

Page 127: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

115

115

World Economic Forum, East Asia 2012 - Opening Ceremony, tersedia di;

https://www.youtube.com/watch?v=JyKNrq3lnTk.

World Economic Forum, Vietnam 2010 - Rethinking Asia's Leadership Agenda,

tersedia di; https://www.youtube.com/watch?v=-tp0W-aNkd0.

World Economic Forum, Myanmar 2013 - A Blueprint for Sustainable Tourism,

tersedia di; https://www.youtube.com/watch?v=SaPiT9tdwao.

World Economic Forum, Philippines 2014 - Opening Plenary; internet, tersedia

di; https://www.youtube.com/watch?v=vMTJ1hkK2wE.

World Economic Forum, East Asia 2011 - Financial Fault Lines: Averting

Aftershocks in Asia; tersedia di;

https://www.youtube.com/watch?v=1NxNelgYBBE.

World Economi Forum, World Economi Forum (brosur kelembagaan), tersedia

di;

http://www3.weforum.org/docs/WEF_InstitutionalBrochure_2014.pdf.

World Economic Forum, World Economic Forum on East Asia, tersedia di;

http://www.weforum.org/events/world-economic-forum-east-asia-0.

World Economic Forum, History; tersedia di; http://www.weforum.org/history.

World Economic Forum, Global Leaders for Tomorrow (GLT) Community,

tersedia di; http://www.weforum.org/content/pages/global-leaders-

tomorrow-glt-community.

World Economic Forum, Global Agenda Council on the Creative Economy

2014-2016, tersedia di; http://www.weforum.org/content/global-agenda-

council-creative-economy-2014-2016-0.

World Economic Forum, Davos Annual Meeting 2011 - Susilo Bambang

Yudhoyono, tersedia di;

https://www.youtube.com/watch?v=L7MVIZgMdQE.

Page 128: DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA TERHADAP WORLD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Keterkaitan Pengertian Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, dan ... B.

116

116

World Economic Forum, East Asia 2011 - Opening Ceremony with President

Susilo Bambang Yudhoyono; internet, tersedia di;

https://www.youtube.com/watch?v=_ud2XbqzbOU.

World Economic Forum, Partnering Against Corruption Initiative, tersedia di;

http://www.weforum.org/community/partnering-against-corruption-

initiative-0?type=report.

Yani, Yanyan Mochamad. Politik Luar Negeri, tersedia di;

http://pustaka.unpad.ac.id/wp.content/uploads/2010/06/politik_luar_neg

eri.pdf.

Yani, Yanyan Mochamad. Dinamika Hubungan Internasional dan Indonesia,

tersedia di; http://pustaka.unpad.ac.id/wp-

content/uploads/2010/01/change_and_continuity_in_indonesia_foreign_

policy.pdf.

Yudhoyono, Susilo Bambang. Speech by H. E. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono,

President of Republic of Indonesia before the Indonesian Council on

World Affairs (ICWA), tersedia di;

http://portal.kemlu.go.id/en/pidato/presiden/Pages/Speech-by-H.E.-Dr.-

Susilo-Bambang-Yudhoyono-President-of-the-Republic-of-Indonesia-

before-the-Indone.aspx.

UIN Syarif Hidayatullah, Soft Diplomacy Indonesia, tersedia di;

http://uinjkt.ac.id/?p=2120.