KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DAN ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) DINAS KESEHATAN KABUPATEN PAKPAK BHARAT
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAMMENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU
(AKI) DAN ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB)
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PAKPAK BHARAT
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
tersusunnya buku ini yang bertujuan untuk menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten
Pakpak Bharat. merupakan inovasi para tenaga kesehatan terutama
bidan yang telah melaksanakan pelayanan kesehatan secara nyata
ditengah – tengah masyarakat.
Buku ini dibuat untuk menyajikan salah satu program
pemerintah yang merupakan terobosan baru dalam bidang
kesehatan yaitu Gerakan Mandiri Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru
Lahir (GEMA KIBBLA) , SMS Bunda, Appreciative Inquire (AI) ,
Audit Maternal Perinatal (AMP), Kelas Ibu Hamil. Kebijakan
Strategis ini bertujuan untuk meningkatkan Pelayanan Kesehatan
Bagi Ibu hamil, Ibu Nifas, dan Bayi baru Lahir.
Dinas Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat berinovasi dan
berusaha untuk mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang lebih baik
dan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga
Kabupaten Pakpak Bharat dapat berdaya saing dalam pelayanan
kesehatannya. Dengan adanya Kebijakan ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif dalam penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
ii
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Bupati
Pakpak Bharat, atas motivasi dan saran yang diberikan untuk
perbaikan buku ini, dan kami juga menyadari bahwa buku ini masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami menerima kritik dan saran
untuk perbaikan buku ini.
Semoga buku ini dapat memberi inspirasi kepada pembaca
khususnya dalam penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan yang
lebih baik.Terimakasih
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………... i
DAFTAR ISI…………………………………………………... iii
SAMBUTAN KEPALA DAERAH …………………………… v
RINGKASAN EKSEKUTIF ……………………………….…. vii
BAB I. ENDAHULUAN …..……………………………….... 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………….. 1
1.2 Maksud dan Tujuan ………………………………….… 8
1.3 Ruang Lingkup ………………………………………… 9
1.4 Peraturan (Perundangan) …………………………….. 10
BAB II PERMASALAHAN DAN TANTANGAN……………. 11
2.1 Gambaran Umum Kabupaten Pakpak Bharat……… 11
2.1.1 Visi dan Misi Kabupaten Pakpak Bharat………
2.1.2 Letak Geografis…………………………………… 12
2.1.3 Administratif……………………………………..… 13
2.1.4 Kependudukan ………………………………….… 14
2.1.5. Sosial Ekonomi Kemasyarakatan……………… 15
2.1.5.1 Agama dan Suku Bangsa……………………… 15
2.1.5.2 Pendidikan……………………………………….. 16
2.1.5.3 Ketenagakerjaan………………………………… 16
2.2 Gambaran Khusus Sektor Kesehatan ……………. 17
BAB III KEBIJAKAN STRATEGIS ……………………………. 26
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
iv
3.1 Strategi Implementasi Kebijakan ………………………. 26
3.1.1. Program “ SMS BUNDA”………………………… 26
3.1.2. Appreciative Inquire (AKI)……………………….. 31
3.1.3. Audit Maternal Perinatal (AMP)……………… … 36
3.1.4. Kelas Ibu Hamil….………………………………… 40
3.1.5. Kebijakan yang sedang dilaksanakan ………… 43
BAB IV DAMPAK DAN MANFAAT ………………………….. 44
4.1 Dampak ………………………………………………..…. 44
4.2 Manfaat …………………………………..……………..... 44
4.2.1 Manfaat bagi masyarakat …………………………….. 44
4.2.2 Bagi puskesmas dan Petugas Kesehatan …………. 45
BAB V PENUTUP …………………………………………… 46
REFERENSI……………………………………………………. 47
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
v
BUPATI PAKPAK BHARAT
KATA SAMBUTAN
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan
kesadaran ,kemauan dan kemampuan masyarakat untukhidup
secara mandiri agar pencapaian derajat masyarakat yang setinggi -
tingginya dapat terwujud.
Sebagai daerah pemekaran yang sedang menghadapi
tantangan dibidang kesehatan, Pemerintah Kabupaten Pakpak
Bharat berinisiatif bekerja sama dengan USAID EMAS (Expanding
Maternal & Neonatal Survival) dengan bantuan teknis dari program
USAID yang dipimpin Jhpiego, telah melakukan inisiasi Gerakan
Mandiri Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir, diantaranya
perbaikan pelayanan RSUD dan Puskesmas dalam Penanganan
kegawatdaruratan ibu dan Bayi. Pembangunan kesehatan akan
menjadi bagian dari pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat yang 25
tahun yang akan datang dipenuhi “ Generasi Emas”. Oleh karena
itu, upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi
tidak dapat lagi dilakukan dengan intervensi biasa, diperlukan upaya
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
vi
upaya terobosan serta peningkatan fasilitas kesehatan dan
meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang bermutu dan
berkualitas yang memberikan manfaat dan dampak yang terbukti
sehingga Kabupaten Pakpak Bharat dapat Generasi Emas untuk
membangun Kabupaten ini menjadi masyarakat yang kininduma.
Seiring dengan itu, saya menyambut gembira penerbitan buku
ini yang diharapkan dapat menjadi usaha pencapaian derajat
kesehatan yang lebih baik dan merata yang memberikan dampak
bagi masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat menjadi masyarakat
yang sehat.
Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
terlibat yang telah memberikan kontribusinya dalam penyusunan
buku ini. Semoga kita selalu diberi kekuatan dan Kemampuan oleh
Tuhan Yang Maha Kuasa untuk dapat melayani masyarakat dengan
sebaik – baiknya.
BUPATI PAKPAK BHARAT
REMIGO YOLANDO BERUTU
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
vii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Pakpak Bharat dalam mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu
dan Bayi adalah dengan Gerakan Mandiri Penyelamatan Ibu dan
Bayi Baru Lahir (GEMA KIBBLA) , SMS Bunda, Appreciative Inquire
(AI) , Audit Maternal Perinatal (AMP), Kelas Ibu Hamil. Kebijakan
Strategis ini bertujuan untuk meningkatkan Pelayanan Kesehatan
Bagi Ibu hamil, Ibu Nifas, dan Bayi baru Lahir.
Dalam usaha menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) di Pakpak Bharat maka dilakukan
upaya advokasi kepada petugas kesehatan diwilayah kerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat agar ikut ambil bagian dalam
program menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB). Membangun kemampuan aparatur dalam
mendukung gerakan penyelamatan ibu dan bayi baru lahir.
Membangun motivasi petugas kesehatan dalam mewujudkan GEMA
KIBBLA.
Kabupaten Pakpak Bharat telah bekerja sama dengan
Program EMAS merupakan bagian dari Kemitraan Komprehensif
antara Amerika Serikat dan Indonesia, di mana kedua pemimpin
negara tersebut telah menegaskan kembali komitmennya untuk
bekerjasama di berbagai bidang demi kepentingan bersama,
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
viii
termasuk kesehatan dan pencapaian Millenium Development Goals
(MDG’s). Diantaranya adalah mengurangi angka kematian anak,
angka kematian ibu saat melahirkan, dan menahan laju penyebaran
penyakit menular.
Penyelenggaraan Program dan kebijakan harus
diorganisasikan dengan matang agar Pencapaian MGDs dapat
tercapai terutama di Kabupaten Pakpak Bharat.
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari
pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajad kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya
seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun
pemerintah.
Terwujudnya derajad kesehatan secara optimal melalui
terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai
oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku sehat dalam
lingkungan yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata
diseluruh wilayah Indonesia.
Salah satu indikator keberhasilan peningkatan derajad
kesehatan disuatu wilayah dapat dilihat dari penurunan angka
kematian ibu (AKI) dan angka kematian Bayi (AKB). Namun kejadian
kematian ibu dan bayi masih ditemukan yang terbanyak terjadi pada
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
2
saat proses persalinan, hari-hari pertama kehidupan bayi, pada
masa nifas, yang masih menjadi tragedi yang terus terjadi.
Dalam menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka
kematian Bayi (AKB) diperluka upaya dan inovasi baru, tidak bisa
dengan cara biasa biasa saja, upaya untuk menurunkan angka
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) harus melalui
jalan yang cukup panjang, terlebih jika dikaitkan dengan target
MDG’s 2015 yakni menurukan angka kematian ibu (AKI) menjadi
102 per 100.000 kelahiran hidup (KH), dan angka kematian bayi
(AKB) menjadi 23 per 1.000 KH yang harus dicapai. Waktu yang
terisa hanya tinggal satu tahun dan ini tidak akan cukup untuk
mencapai target tersebut tanpa ada upaya upaya yang luar biasa.
Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di
Indoneisa masih sangat tinggi, berdasarkan survey terbaru SDKI
2012 bahwa angka kematian ibu (AKI) masih berada pada angka
359 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB)
tahun 2012 berada pada 32 per 1.000 kelahiran hidup, angka
kematian balita (AKABA) tahun 2012 sebesar 40 per 1.000 kelahiran
hidup.
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
3
Tabel 1.1 Perkembangan AKI Indonesia
Sumber : SDKI berbagai tahun, BAPPENAS
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa secara nasional pada
tahun 2012 Angka Keamtian Ibu (AkI) di Indonesia masih jauh dari
target MDG’s 2015 yaitu 102/100.000 KH.
390334
307
228
395
102
PERKEMBANGAN AKI INDONESIA
1991 1997 2003 2007 2012 MDG's 2015
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
4
Tabel 1.2 Perkembangan AKB dan AKABA Indonesia
Sumber : SDKI berbagai tahun, BAPPENAS
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa secara nasional pada
tahun 2012 Angka Kematian Bati (AKB) di Indonesia masih jauh dari
target MDG’s 2015 yaitu 23/1.000 KH.
Dalam kurun waktu enam tahun terakhir (2008 – 2013) angka
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten
Pakpak Bharat belum dapat kita tekan ke angka nol, meskipun
angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di
Kabupaten Pakpak Bharat tergolong rendah bila dibandingkan
dengan kabupaten lain di Propinsi Sumatera Utara sebagai salah
68
97
57
81
4658
3546
3444
3240
AKB AKABA
PERKEMBANGAN AKB DAN AKABA INDONESIA
1991 1994 1997 2002 2007 2012
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
5
salatu penyumbang angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian
bayi (AKB) tertinggi di Indonesia namun Kabupaten Pakpak Bharat
berkomitmen untuk terus berupaya menekan angka kematian ibu
(AKI) dan angka kematian bayi (AKB) dengan kata lain tidak ada
toleransi terhadap kematian (zero tolerant to date ).
Tabel 1.3. Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)
di Kabupaten Pakpak Bharat
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat 2013
Dari grafik diatas terlihat bahwa Kabupaten Pakpak Bharat
pada tahun 2009 telah berhasil mencapai angka “ 0 “ Angka
Kematian Ibu (AKI), akan tetapi tahun-tahun berikutnya terjadi
peningkatan dan hingga 2013 AKI di Kabupaten Pakpak Bharat
tercatat 2/ 100.000 KH.
4
0
3
2 2 2
PERKEMBANGAN AKI KAB. PAKPAK BHARAT
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
6
GRAFIK 1.4. Angka Kematian Bayi (AKB) per1.000 Kelahiran Hidup
di Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2008 – 2013
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat 2013
Dari grafik di atas maka terlihat Angka Kematian Bayi di
Pakpak Bharat tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 9 per
1.000 Kelahiran Hidup. Beberapa penyebab kematian pada bayi
adalah karena BBLR, Asfiksia, Tetanus Neonatorum, Pneumonia,
Demam, Lahir Mati, dan penyebab lain yaitu antara lain gizi buruk.
13.08
18.98
28.7
36
23
9
0
5
10
15
20
25
30
35
40
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
7
Secara umum angka kematian balita (AKABA) di Kabupaten
Pakpak Bharat menunjukkan penurunan selama beberapa tahun
terakhir. Seperti yang terlihat pada grafik 1.5 berikut .
GRAFIK 1.5.Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 Kelahiran
Hidup di Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2008 – 2013
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat
Dari grafik di atas terlihat penurunan angka kematian balita
menjadi 16 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2013.
0.6
7.78
45.2
37.2
27
16
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
8
Untuk dapat membantu program penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten
Pakpak Bharat menuju Generasi Emas, maka seluruh petugas
kesehatan, stakeholder dan masyarakat perlu memahami kebijakan
yang telah, sedang dan akan dilaksanakan, untuk itu diperlukan
buku pedoman yang dapat memberikan acuan dan gambaran dalam
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) di Kabupaten Pakpak Bharat.
1.2. Maksud dan Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan gambaran strategi penurunan angka kematian
ibu (AKI) dan Angka kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian
Balita (AKABA) di Kabupaten Pakpak Bharat.
2. Tujuan Khusus
a. Mendorong peran serta masyarakat dalam penuntasan angka
kematian ibu (AKI) dan Angka kematian Bayi (AKB) dan
Angka Kematian Balita (AKABA) di Kabupaten Pakpak
Bharat.
b. Meningkatkan peran lintas sektor dalam upaya penuntasan
angka kematian ibu (AKI) dan Angka kematian Bayi (AKB)
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
9
dan Angka Kematian Balita (AKABA) di Kabupaten Pakpak
Bharat.
c. Menyatukan pemahaman lintas sektor untuk terciptanya
Generasi Emas Kabupaten Pakpak Bharat.
d. Mendorong para ibu untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan dan nifas pada Bidan atau petugas kesehatan
lainnya.
e. Mendorong para ibu untuk melahirkan di Fasilitas Kesehatn
dan ditolong oleh Tenaga Kesehatan.
f. Memperiapkan suami ibu hamil untuk mendukung kehamilan
dan persalinan.
g. Ambulance Maternal.
h. Mempersipakan calon donor darah bagi Ibu bersalin.
i. Mendorong para ibu dan petugas kesehatan menggunakan
buku KIA sebagai sumber informasi dan alat untuk
pemeriksaan dan oencatatan kesehatan ibu dan anak.
j. Mendorong para ibu hamil untuk negikuti kelas ibu hamil dan
kelas ibu balita di lingkungan tempat tinggal mereka.
1.3. Ruang Lingkup
Buku kecil ini merupakan gambaran arah dan kebijkan
Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat dalam rangka menurunkan
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
10
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Kabupaten Pakpak Bharat.
Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB) bukan hanya menjadi tugas Pemerintah akan tetapi
menjadi usaha yang harus dilakukan bersama-sama antara
pemerintah dan masyarakat terutama dalam bentuk Usaha
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).
1.4. Peraturan Perundangan
a. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah
b. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
c. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi
dan Pemerintah Kab/Kota
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
11
BAB II
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN
2.1 Gambaran Umum Kabupaten
2.1.1. Visi Misi
Visi Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat adalah
Terwujudnya masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat yang sejahtera
serta kepemimpinan serta kepemimpinan yang adil dan demokrasi
didukung pemerintahan yang professional yang berfokus kepada
peningkatan perekonomian masyarakat, Sumber Daya ,Manusia
(SDM), ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesehatan dengan
menjunjung tinggi nilai budaya Pakpak dan agama
Misi Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat adalah :
1. Mewujudkan percepatan peningkatan dan pemerataan
pendapatan masyarakat;
2. Mewujudkan pemerintahan yang professional, kreatif dan
fasilitatif;
3. Meningkatkan dan memantapkan kualitas pendidikan
masyarakat;
4. Meningkatkan dan memantapkan kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat;
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
12
5. Memantapkan tata hubungan yang dinamis dengan pemerintah
atasan dan kerja sama saling menguntungkan dalam
peningkatan aksesbilitas dengan daerah lain khususnya yang
berbatsan langsung;
6. Meningkatkan iklim keterbukaan dan partisipatif dalam sosial dan
birokrasi;
7. Meningkatkan sinergitas para pihak dalam pemberdayaan
masyarakat;
8. Meningkatkan kualitas hidup dan menguatkan peran perempuan
dalam pembangunan;
9. Mewujudkan komitmen bersama dalam penegakan hokum
secara konsisten dan konsekuen;
10. Mengembangkan hubungan yang dinamis dengan masyarakat
Pakpak Bharat;
11. Menjadikan budaya Pakpak sebagai landasan dlam kebijakan
public;
12. Mengembangkan kreatifitas dan inovasi dalam menggali sumber
Pendapatan Asli Daerah.
2.1.2. Geografis
Kabupaten Pakpak Bharat secara geografis terletak pada
garis 2015’00” – 3032’00” Lintang Utara dan 90000’ - 98031’ Bujur
Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Dairi, sebelah
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
13
Timur dengan Kabupaten Toba Samosir, sebelah Selatan dengan
Kabupaten Aceh Singkil dan Kabupaten Humbang Hasundutan, dan
sebelah Barat dengan Kabupaten Aceh Singkil.
Luas keseluruhan Kabupaten Pakpak Bharat adalah 1.218,30
km2. Secara umum topografi wilayah Kabupaten Pakpak Bharat
merupakan daerah perbukitan dan lembah serta dataran tinggi
antara 700-1.400 m diatas permukaan laut.
2.1.3. Administratif
Wilayah administrasi Pemerintahan Kabupaten Pakpak
Bharat adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Silimapungga-pungga, Lae Parira,
Sidikalang Kabupaten Dairi;
Sebelah Selatan : Kecamatan Tara Bintang Kabupaten Humbang
Hasundutan dan Kecamatan Manduamas
Kabupaten Tapanuli Tengah;
Sebelah Timur : Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi dan
Kecamatan Harian Kabupaten Samosir;
Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh. Dalam
wilayah administrasi, Kabupaten Pakpak Bharat terbagi atas 8
(delapan) kecamatan dan 52 (lima puluh dua) desa yaitu :
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
14
1. Kecamatan Salak, beribukota Salak terdiri dari 6 (enam) desa;
2. Kecamatan Kerajaan, beribukota Sukarame terdiri dari 10
(sepuluh) desa;
3. Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, beribukota Sibande terdiri
dari 10 (sepuluh) desa;
4. Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu, beribukota Ulu Merah terdiri
dari 5 (lima) desa;
5. Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut, beribukota Kecupak
terdiri dari 5 (lima) desa;
6. Kecamatan Pagindar, beribukota Sibagindar terdiri dari 4
(empat) desa;
7. Kecamatan Tinada, beribukota Tinada terdiri dari 6 (enam) desa;
8. Kecamatan Siempat Rube, beribukota Jambu Rea terdiri dari 6
(enam) desa.
2.1.4. Kependudukan
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten
Pakpak Bharat jumlah penduduk Kabupaten Pakpak Bharat tahun
2013 ini adalah 50.954 jiwa yang tersebar di 8 kecamatan dan 52
desa. Jumlah kepala keluarga sebesar 11.583 dengan rata-rata
banyaknya anggota rumah tangga sebanyak 4,40. Rata-rata
anggota rumah tangga semuanya memiliki jumlah yang hampir
sama yaitu 5 orang yang terdapat di 8 kecamatan dan 52 desa.
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
15
Dibedakan menurut jenis kelamin maka jumlah penduduk laki-laki
lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan, dengan angka
sex ratio jenis kelamin sebesar 101,44.
Di Kabupaten Pakpak Bharat, jumlah penduduk miskin dari
data BPS Kab. Pakpak Bharat adalah 26.022 jiwa yang terbanyak
terdapat di Kecamatan sitellu Tali Urang Jehe yaitu sebesar 6.206
jiwa dan yang terkecil penduduk miskinnya adalah kecamatan
Pagindar sebesar 2.184 jiwa.
2.1.5. Sosial Ekonomi Kemasyarakatan
2.1.5.1. Agama dan Suku Bangsa
Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat menganut agama
Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik. Mayoritas penduduknya
beragama Kristen Protestan.Ditinjau dari suku bangsa penduduk asli
dari daerah ini adalah suku Pakpak. Beberapa tahun terakhir seiring
dengan dibukanya penerimaan PNS di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Pakpak Bharat maka penduduk Kabupaten Pakpak
Bharat mengalami pertambahan penduduk dengan beragam suku
antara lain Toba, Karo, Mandailing, Simalungun. Namun demikian
mayoritas penduduk yang mendiami Kabupaten ini adalah Suku
Pakpak.
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
16
2.1.5.2. Pendidikan
Pendidikan memiliki kontribusi yang besar terhadap
perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor pencetus yang
berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk
berperilaku sehat.Di Kabupaten Pakpak Bharat bila dilihat secara
umum penduduk yang berumur 10 tahun ke atas lebih banyak tamat
pada tingkat pendidikan SD/MI (27,24%) kemudian SMP/MTs
(19,24%) dan SMA/MA (17,46%), SMK (3,49%). Sedangkan pada
tingkat pendidikan akademi/universitas yaitu Diploma I/Diploma II
(2,59%), Akademi /Diploma III (1,29%) serta Universitas/Dilpoma IV
(0,83%). Kemampuan membaca dan menulis tercermin dari Angka
Melek Huruf, yaitu persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang
dapat membaca dan menulis huruf Latin dan huruf lainnya.
2.1.5.3. Ketenagakerjaan
Angkatan kerja didefenisikan sebagai penduduk usia 10 tahun
keatas yang bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Aspek
ketenagakerjaan yang disajikan berupa jumlah kepala keluarga
menurut jenis pekerjaan.
Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat,
Masyarakat Pakpak Bharat yang bermata pencaharian sebagai
petani sebanyak 16.517 orang, bangunan/ konstruksi sebanyak 205
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
17
orang, berdagang sebanyak 974 orang, angkutan/transportasi 257
orang, keuangan 29 orang, jasa kemasyarakatan 1.782 orang,
listrik,gas,dan air bersih 51 orang.
2.2 Gambaran Khusus Sektor Kesehatan
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan Angka
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) antara lain
melaui penempatan bidan di Setiap Desa, pemberdayaan keluarga
dan masyarakat dengan menggunakan buku kesehatan ibu dan
anak (Buku KIA) , penyediaan fasilitas kesehatan pelayanan
Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) di Puskesmas
perawatan dan pelayanan obstetri Neonatal Emergency
Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit.
Selain upaya tersebut perkembangan pemberdayaan
masyarakat dawasa ini telah tumbuh dan berkembang berbagai
upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM). Salah satu
UKBM yang berkembang diantaranya Poskesdes. Untuk lebih
memantapkan penyelenggaraaan berbagai UKBM yang ada di
Desa, perlu dikembangkan suatu bentuk UKBM yang dapat
berfungsi mengkoordinasi UKBM yang ada. Fungsi koordinasi
diperlukan agar penyelenggaraan UKBM tersebut dapat bersinergis
dalam upaya mewujudkan Desa Siaga.
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
18
Desa siaga adalah Desa yang memiliki kesiapan sumberdaya
dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah
kesehatan., terutama bencana dan kegawat daruratan kesehatan
secara mandiri. Dalam Kepmenkes No. 564/ 2006 tentang pedoman
pelaksanaan pengembangan Desa Siaga disebutkan bahwa kriteria
Desa Siaga adalah memiliki minimal satu Poskesdes.
Poskesdes merupakan sarana pelayanan kesehatan yang
berada di Desa, merupakan pengembanan fungsi dari polindes dan
jaringan puskesmas dalam rangka mendekatkan akses untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Tujuan dari Poskesdes
adalah meningkatkan akses pelayanan kesehatan pada masyarakat
dengan menempatkan tenaga bidan desa, pemberian pelayanan
kesehatan sesuai dengan kompetensi bidan untuk peningkatan
pelayanan kesehatan dasar. Ruang lingkup leyanan Poskesdes
yaitu Promotif, preventif dan kuratif.
Adapun kebijakan yang diberikan untuk mendukung pelaksaan
program Poskesdes oleh Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat
antara lain, penyediaan dana operasional Poskesdes, penyediaan
kenderaan dinas roda dua untuk Bidan Desa, bantuan obat-obatan
dan bahan habis pakai, penyediaan peralatan kesehatan dan
prasarana kebidanan.
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
19
Selain itu upaya terobosan lain yaitu dengan menggulirkan
program Jamkesda “Njuah Karina” sejak tahun 2008, program
jampersal (Jaminan persalinan) yang bergulir sejak tahun 2011 yang
juga adalah diperuntukkan bagi seluruh ibu hamil, bersalin dan nifas
serta bayi baru lahir yang belum memiliki jaminan kesehatan atau
asuransi kesehatan.
Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat tidak berhenti hanya
sampai disini, berkat komitmen yang kuat untuk menekan angka
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten
Pakpak Bharat, Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat melakukan
kerjasama dengan Non Goverment Organitation yang bernama
EMAS.
Program EMAS merupakan bagian dari Kemitraan
Komprehensif antara Amerika Serikat dan Indonesia, di mana kedua
pemimpin negara tersebut telah menegaskan kembali komitmennya
untuk bekerjasama di berbagai bidang demi kepentingan bersama,
termasuk kesehatan dan pencapaian Millenium Development Goals
(MDG’s). Diantaranya adalah mengurangi angka kematian anak,
angka kematian ibu saat melahirkan, dan menahan laju penyebaran
penyakit menular.
Program EMAS akan dilaksanakan oleh Jhpiego, yang
bermitra dengan Save the Children,Research Triangle Internasional,
Muhammadiyah dan Rumah Sakit Budi Kemuliaan. EMAS juga
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
20
mendukung program kesehatan yang ada di Kementerian
Kesehatan, masyarakat, dan sektor swasta.
Program EMAS bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian
Ibu dan Angka Kematian Neonatal sebesar 25%, dan rencananya
akan difokuskan pada 30 kabupaten di enam provinsi yaitu
Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Banten, Jawa
Tengah dan JawaTimur, karena provinsi-provinsi tersebut
menyumbang kurang lebih 50 persen dari seluruh kematian ibu di
Indonesia. Pendekatan program EMAS ini sendiri dilakukan dengan
cara meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan
neonatal serta memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif
antar Puskesmas dan rumah sakit.
Sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang kesehatan
Ibu dan bayi baru lahir, Emas melakukan Assesment terhadap
fasilitas kesehatan di Kabupaten Pakpak Bharat dengan
menggunakan instrumen Assesment Pelaksanaan Principle of Good
Car di Fasilitas Kesehatan.
Alat pantau sistem rujukan atau referral assessment adalah
sebuah Instrumen yang bertujuan untuk mengetahui kondisi atau
situasi terkini sistem rujukan yang ada di masing-masing kabupaten
sehingga hasil kajian ini dapat dijadikan landasan dasar dalam
penentuan intervensi program dan penyusunan rencana kerja tiap-
tiap kabupaten. Hal-hal yang digali dalam kajian sistem rujukan ini
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
21
antara lain pengetahuan, sikap, perilaku dan system jaringan
rujukan, inisiasi persiapan kasus emergensi, penggunaan Ambulan,
Audit Maternal dan Neonatal, Akuntabilitas Publik, kualitas Drill
Pelayanan dan Rujukan Balik. Disamping hal-hal diatas, dikaji juga
pemanfaatan dan penggunaan alat komunikasi teknologi dan
nformasi di masing-masing fasilitas.
Sebagai tindaklanjut atas assesment ini Pemerintah
Kabupaten Pakpak Bharat kemudian membulatkan tekad untuk ikut
sebagai peserta mandiri program EMAS yang sebelumnya telah di
dilaunching oleh Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 22
Februari 2012 . Program EMAS saat ini sudah berjalan di 12 Rumah
Sakit dan 29 Puskesmas dalam 4 kabupaten dan 2 Kota di Provinsi
Sumatera Utara yaitu : Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten
Asahan sebagai wilayah Phase 1, selanjutnya Kabupaten Langkat,
Kabupaten Labuhan Batu, Kota Medan dan Kota Sibolga sebagai
wilayah Phase 2.
Beberapa kabupaten lainnya yang sudah berkeinginan untuk
menjalankan Program EMAS dengan dukungan dana pemerintah
daerah yaitu Kabupaten Pakpak Bharat, Kota Binjai, Kabupaten
Batubara, Kabupaten Tapanuli Tengah,Kabupaten Labuhan Batu
Utara dan Kabupaten Labuhan Batu Selatan, meskipun bukan
sebagai daerah sasaran namun Kabupaten Pakpak Bharat
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
22
berkomitmen untuk ikut serta sebagai peserta pendampingan
program EMAS secara mandiri.
Selanjutnya Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat
melakukan kunjungan dan konsultasi ke USAID EMAS Jakarta yang
dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Bidang P2P, Kepala
Bidang Binkesmas, Kasi. KIA, Bidan Koordinator serta Direktur dan
Sekretaris RSUD Salak. Pertemuan tersebut menghasilkan
beberapa rencana tindak lanjut pelaksanaan program EMAS di
Kabupaten Pakpak Bharat.
Beberapa kesepahaman dan tindak lanjut yang dilakukan
oleh Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat yaitu :
1. Melakukan kunjungan petugas PONED ke daerah binaan
program EMAS yang ada di Sumatera Utara (Kabupaten
Deliserdang dan Asahan) pada Nopember 2013 didampingi
oleh Tim EMAS
2. Mengirimkan petugas PONED magang ke puskesmas binaan
program Emas yang ada di Sumatera Utara (telah dianggarkan
2014 oleh Dinas kesehatan pada program kegiatan pendidikan
dan pelatihan bagi NAKES)
3. Mengirimkan petugas PONEK magang ke Lembaga Kesehatan
Budi Kemuliaan (LKBK) dalam bentuk tim yang terdiri dari
dokter umum,bidan dan perawat (telah dianggarkan 2014 oleh
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
23
Dinas Kesehatan dan RSUD Salak pada program kegiatan
pendidikan dan pelatihan bagi NAKES)
4. Membuat ICT (Information Comunocation Technology) antar
fasilitas kesehatan yang ada di kabupaten Pakpak Bharat yang
nantinya dapat dirancang supaya sisitem rujukan
efektif,pengetahuan petugas kesehatan meningkat serta
akuntabilitas sistem kesehatan lebih terpantau.
5. Membentuk POKJA yang terdiri dari RSUD, Dinkes, lintas
sektoral (BAPPEDA, DIPPEKADE, Tokoh Masyarakat,
Oranisasi Profesi, Pemerhati Kesehatan dll) untuk
direkomondasikan pembuatan payung hukumnya dalam
bentuk SK Bupati guna memantau keberhasilan target MDGS
point 4 (Menurunkan angka kematian anak) dan 5
(Meningkatkan kesehatan ibu).
6. Melakukan Assesment sistem rujukan di lingkungan kerja
Dinas Kesehatan dengan melibatkan tim EMAS yang ada di
SUMUT.
7. Melaksanakan AMP (Audit Maternal Perinatal) setiap bulannya
memakai panduan AMP 2010 dengan mengaktifkan tim AMP
Kabupaten yang telah di buat SK nya oleh Kepala Dinas
Kesehatan (tim pengkaji Angka Kematian Ibu dan bayi baru
lahir)
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
24
8. Menyusun PERBUP persalinan di fasilitas kesehatan
(Poskesdes,Puskesmas dan Rumah Sakit) yang isinya setiap
anak yang ingin mendapat akte lahir harus menunjukkan buku
KIA.
9. Percepatan pencapaian target MDGS 4 dan 5 berawal dari
Puskesmas, Visi kedepan Kab.Pakpak Bharat Menjadi model
gerakan mandiri pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat kemudian menetapkan
sebuah gerakan penanganan Ibu dan Bayi baru lahir di
Kabupaten Pakpak Bharat dengan Nama Gerakan Mandiri
Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir atau disebut GEMA
KIBBLA.
GEMA KIBLA merupakan sebuah gerakan secara bersama-
sama yang melibatkan pemerintah, pihak swasta dan masyarakat
untuk terlibat secara langsung dalam rangka penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten
Pakpak Bharat.
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
25
BAB III
KEBIJAKAN STRATEGIS
3.1 Strategi Implementasi Kebijakan
Dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Pakpak Bharat,
Pemerintah telah melakukan berbagai program dan kegiatan seperti
penempatan Bidan Desa disetiap Desa, pemberdayaan keluarga
dan masyarakat dengan menggunakan buku kesehatan ibu dan
anak (Buku KIA) , penyediaan fasilitas kesehatan pelayanan
Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) di Puskesmas
perawatan Sukaramai dan Puskesmas Perawatan Sibande,
pelayanan obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) di
Rumah Sakit Umum Daerah Salak, menyediakan asuransi
kesehatan dari APBD Kabupaten Pakpak Bharat dengan sebutan
“Njuah Karina” serta keikut sertaan dalam program Jamkesmas dan
Jampersal yang bersumber dari APBN.
Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat menilai bahwa
gerakan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) sebagai salah satu indikator derajad
kesehatan disuatu wilayah belumlh cukup, untuk itu beberapa
kebijakan strategis akan dantelah dilaksanakan sebagai berikut :
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
26
3.1.1. Program “ SMS BUNDA “
Selain melakukan terobosan melalui peningkatan
kemampuan petugas kesehatan dalam menekan AKI dan AKB
pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat juga melakukan perbaikan
sarana prasarana serta penunjang lainnya.
Disamping itu kesadaran dan kemauan serta peran aktif
masyarakat dalam menurunkan Angka kematian ibu (AKI) dan
angka kematian bayi (AKB) menjadi salah satu faktor yang sangat
penting untuk mensukseskan progam ini. Sebagian besar penyebab
kematian ibu dan bayi baru lahir ini sebenarnya bisa dicegah, tetapi
ibu dan keluarga tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang
kehamilan dan nifas, Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dan
tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi baru lahir.
Untuk itu Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat bekerja
sama dgn USAID JHPIEGO meluncurkan suatu program yg di sebut
dengan “ SMS BUNDA”. SMS BUNDA merupakan suatu program
dimana semua Ibu Hamil dan Nifas dapat menerima informasi
tentang kehamilan baik berupa perawatan selama kehamilan, tanda
tanda bahaya pada masa kehamilan sesuai dengan usia kehamilan
melalui “ SMS “.Dengan begitu, SMS Bunda dapat menjawab
kebutuhan ibu hamil dan nifas dengan mengirimkan tanda klinis
berupa SMS yang dapat diterima dengan mudah.
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
27
SMS Bunda menerapkan teknologi inovatif yang murah dan
terukur untuk menjangkau ibu hamil dan nifas di luar sistem
kesehatan. Ibu hanya perlu mendaftarkan diri dengan cara :
Ketik REG (spasi) Perkiraan Tanggal Bersalin (spasi) PAKPAK
BHARAT kirim ke No 0811 8469 468 kapan saja selama masa
hamil atau nifas.
Kemudian, ibu hamil dan nifas yang sudah mendaftar akan
menerima SMS gratis tentang perawatan Antenatal (ANC) dan
perawatan Postpartum (PNC) sesuai dengan usia kehamilan, mulai
dari trimester pertama hingga 42 hari setelah melahirkan. Isi pesan
tersebut dikembangkan tim klinis dan sesuai dengan pedoman
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Untuk mempromosikan layanan SMSBunda, Kabupaten
Pakpak Bharat telah melaunching program tersebut dan kemudian
diikuti dengan pendekatan langsung oleh Bidan desa kepada ibu
hamil dan nifas untuk mendaftarkan diri agar menerima layanan
informasi selama masa hamil dan nifas.
Dengan penerapan SMS Bunda dan program EMAS di
Kabupaten Pakpak Bharat, upaya untuk mempercepat
penyelamatan ibu dan bayi baru lahir di Kabupaten Pakpak Bharat
akan terlaksana.
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
28
Bupati Pakpak Bharat meresmikan Launching SMS BUNDA
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
29
Tanya jawab Narasumber dengan salah satu peserta
Bupati menyapa salah satu Ibu Hamil
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
30
3.1.2 . Appreciative Inquiry (AKI)
Dalam usaha menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) di Pakpak Bharat maka dilakukan
upaya advokasi kepada petugas kesehatan diwilayah kerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat agar ikut ambil bagian dalam
program menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB).
Bupati Pakpak Bharat sedang membacakan SMS masuk ke HP Ibu hamil yang
sudah mendaftar
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
31
3.1.2.1. Tujuan :
a. Membanguan kemampuan aparatur dalam mendukung
gerakan penyelamatan ibu dan bayi baru lahir
b. Membangun motivasi petugas kesehatan dalam
mewujudkan GEMA KIBBLA
c. Membuat rencana tahunan dan rencana lima tahun program
GEMA KIBBLA
3.1.2.2. Metode :
Kegiatan ini menggunakan Pendekatan Appreciative Inquiry
yaitu suatu pendekatan untuk melakukan perubahan dengan
menggunakan kekuatan atau potensi yang ada pada diri individu
atau organisasi yang selama ini kurang tergali.
Kegiatan ini tidak mencari masalah tapi mencari apa yang
selama ini sudah berjalan didalam sistem yang ada dan
menciptakan kekuatan yang baru untuk mencapai kesuksesan.
Kegiatan dilakukan di dalam dan diluar gedung.
3.1.2.3. Penyelenggaraan :
Diawali dengan Pembukaan oleh Bupati Pakpak Bharat,
dilanjutkan dengan “Disclosure” dimana setiap peserta memilih
gambar yagn ditempel pada kantong coklat dan menuliskan nama
pada kantong tersbut, lalau setiap peserta diminta memperkenalkan
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
32
diri dan menjelaskan gambar yang dipilih dan hubungannya dengan
kegitan GEMA KIBBLA.
Selama melakukan kegiatan disclosure peserta belajar
tentagn siapa temannya, bagaimana mendengar yang efektif dan
berkomuinikasi yang membuat pendengar terinspirasi lewat cerita
yang disampaikan dan bisa lebih mengenal siapa temannya melalui
cerita yang luar biasa yang selama ini belum diketahui.
Melalui disclosure peserta manjadi terbiasa untuk berbicara
didepan orang lain dengan perasaan nyaman karena mereka
menceritakan tentang diri mereka masing-masing dan hal apa yang
ingin disampaikan untuk diketahui oleh orang lain. Setelah
disclosure dilanjkutkan dengan permainan kapal dan keadilan, disini
peserta bisa belajar tentang motif, motifasi dan insentif, belajar
bagaimana bekerjasama dalam tim berkonsentrasi dan fokus agar
bisa selamat sampai ditujuan.
Permainan dilanjutkan dengan permainan keadilan yang
menggunakan permen dan uang dimasukkan dalam amplop, dimana
lewat permainan ini kita bisa menilai bagaimana sikap orang ketika
berkaitan dengan uang. Apa saja mereka lakukan tidak peduli
apakah ada yang terdorong, tersikut dan terinjak. Dengan
permainan ini kita bisa melihat karakter manusia dimana tampak
jelas wajah-wajah yang puas dan kurang puas dalam mendapatkan
bagian dan selalu merasa tidak adil. Setelah permainan selesai
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
33
maka kesimpulannya bahwa adil adalah proporsional bukan sama
rata. Tidak ada pendapatan yang sama tetapi semua sesuai dengan
tupoksi dan proporsional, dengan kata lain adil adalah ketidak
adilan. Permainanin imembuka mata kita untuk bisa melihat
perbedaan itu indah dan merupakan kekayaan dan bukan ancaman.
Kegiatan selanjutnya adalah dengan pendekatan Appreciative
Inquiry yang dimulai dari defenisi, discovery, dream, design dan
delivery/destinity dan diselingi dengan informasi program dan
nyanyian serta menari bersama.
3.1.2.3. Hasil :
a. Teriptanya Positive Core yaitu :
1. Sabar
2. Kompetensi dan Pengetahuan
3. Berani
4. Tanggung jawab
5. Disiplin
6. Teliti
7. Kerjasama
8. Percaya Diri
9. Berdo’a
b. Propocative Proposition :
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
34
Bayi lahir sehat Ibu tersenyum GEMA KIBBLA terwujud di
Pakpak Bharat menuju Generasi Emas.
c. Komitmen :
1. Memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak secara
profrsional
2. Mewajibkan persalinan difasilitas kesehatan
3. Mengikutsertakan masyarakat
d. okumentasi :
Pak Bupati, Asisten I, Kadiskes, Dir RSUD, foto bersama Tim EMAS
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
35
3.1.3 AUDIT MATERNAL PERINATAL (AMP)
Audit Maternal Perinatal (AMP) merupakan proses
penelaahan bersama kasus kesakitan dan kematian ibu dan
perinatal serta tatalaksananya.
3.1.3.1. Tujuan :
a. Menentukan sebab dan faktor terkait dalam kesakitan dan
kematian ibu dan perinatal.
b. memastikan dimana dan mengapa berbagai sistem dan
program gagal dalam mencegah kematian
Seluruh peserta AI foto bersama Pak Remigo
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
36
c. menentukan jenis intervensi dan pembinaan yagn diperlukan.
3.1.3.2. Penyelenggaraan AMP
AMP dilaksanakan setiap bulan di Dinas Kesehatan Kabupaten
Pakpak Bharat yang dihadiri oleh Bidan Koodinator, Bidan Desa
yang mempunyai kasus kematian Ibu dan Bayi baru lahir dengan
narasumber Dokter Spesialis Kandungan dan Spesialis Anak
sebagai tim pengkaji.
Kasus-kasus yang terjadi diidentifikasi oleh Tim Pengkaji dan
kemudian memberikan rekomendasi atas kajiannya untuk
dipedomani agar kasus yang serupa tidak terulang kembali sebagai
tindak lanjut untuk Rumah Sakit atau Dinas Kesehatan.
3.1.3.3. Azas Pelaksanaan AMP
Beberapa azas yang harus dipatuhi dalam pelaksanaan AMP
yakitu :
a. No Name (tidak menyebutkan indentitas)
Seluruh informasi mengenai identitas kasus maupun petugas
dan institiusi kesehatan yagn memberikan pelayanan kepada
ibu dan bayi yang meninggal akan dianonamekan (No Name)
pada saat proses penelaahan kasus
b. No Shame (tidak mempermalukan)
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
37
c. Seluruh identitas akan dihilangkan sehinga kemungkinan
kegiatan AMP berpotensi mempermalukan petugas atau
institusi kesehatan dapat diminimalkan
d. No Blame (tidak menyalahkan)
Sebagai akibat dari tidak adanya identitas pada saat
pengkajian kasus dilakukan potensi menyalahkan dan
menghakimi (blaming) petugas atau institusi kesehatan dapat
dihindari, penganoniman juga diharapkan dapat membuat
petugas kesehatan yagn memberikan pelayanan bersedia
untuk lebih terbuka dan tidak menyembunyikan informasi yang
ditakutkan dapat menyudutkan petugas tersebut.
e. No Pro Justisia ( tidak untuk keperluan peradilan)
Seluruh informasi yagn diperoleh dalam kegiatan AMP ini tidak
dapat digunakan sebagai bahan bukti dipersidangan (no Pro
justisia). Seluruh informasi adalah bersifat rahasia dan hanya
dapat digunakan untuk keperluan memperbaiki kualitas
pelayanan kesehatan ibu dan bayi.
f. Dokumentasi
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
38
Bidan Desa sedang menceritakan kronologis kasus
Kegiatan AMP
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
39
3.1.4 Kelas Ibu Hamil
Kelas ibu hamil merupakan sebuah kelompok belajar yang
beranggotakan ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 20
minggu – 32 minggu dengan jumlah peserta massimal 20 per
kelompok.
3.1.4.1. Tujuan
a. Meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku ibu
hamil agar memahami tentang menjaga kehamilan, persiapan
persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir
dengan menggunakan buku KIA
b. Mengingkatkan interaksi dan berbagi pengalaman antar ibu
hamil
c. Meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai isi dan manfaat
buku KIA
d. Sebagai sarana untuk mendapatkan teman, bertanya,
memperoleh informasi penting sehingga dapat membantu dalam
menjalankan kehamilan, menghadapi persalinan dan nifas
dengan aman, nyaman, sehat dan selamat.
3.1.4.2. Penyelenggaraaan
Dalam kegiatan ini ibu-ibu hamil belajar berdiskusi dan tukar
pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak dengan sesama ibu
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
40
hamil yang dipandu oleh Bidan Desa yang telah mendapat pelatihan
kelas ibu hamil, di Kabupaten Pakpak Bharat telah terbentuk 48
kelas ibu hamil yang tersebar di 8 Puskesmas.
Kelas ibu hamil dilaksanakan setiap bulan di Poskesdes,
materi diberikan Bidan Desa secara menyeluruh dan terencana
sesuai dengan pedoman kelas ibu hamil yang memuat mengenai
kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas,
perawatan bayi baru lahir. Pada kesempatan tertentu Kelas ibu
hamil juga mendatangkan tenaga ahli tertentu untuk memberikan
materi dan topik tertentu yang dibutuhkan oleh ibu hamil.
Tidak jarang kelas ibi hamil juga mengadakan senam ibu
hamil yang dipandu oleh Bidan Desa yang telah mendapat pelatihan
senam ibu hamil.
3.1.4.3. Dokumentasi
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
41
Bidan Desa Menjelaskan Pertumbuhan Janin pada Masa
Kehamilan
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
42
3.1.5 . Beberapa kebijakan lain yang sedang dilaksanakan
yaitu :
a. Membentuk Kelompok Kerja TIM EMERGENCY Puskesmas
PONED, yaitu Puskesmas Rawat Inap Sukarame dan
Puskesmas Rawat Inap Sibande.
b. Menyiapkan Peraturan Bupati tentang Gerakan Mandiri
Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (GEMA KIBBLA) di
Kabupaten Pakpak Bharat.
c. Revisi TIM Audit Maternal Perinatal (AMP) Kabupaten Pakpak
Bharat.
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
43
BAB IV
DAMPAK DAN MANFAAT
4.1 Dampak
a. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB) di Kabupaten Pakpak Bharat.
b. Peningkatan cakupan K1 dan K4 di Fasilitas pelayanan
kesehatan Ibu hamil dan Nifas.
c. Peningkatan kapasitas dan sumberdaya petugas kesehatan di
Kabupaten Pakpak Bharat.
d. Peningkatan kunjungan dan persalinan di fasilitas kesehatan
yang ditolong oleh tenaga kesehatan.
4.2. Manfaat
4.2.1. Bagi Masyarakat
a. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam bentuk
usaha kesehatan berbasi masyarakat (UKBM) dalam rangka
mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Pakpak Bharat.
b. Lebih mendekatkan pelayanan kesehatan dasar terutama
berkaitan dengan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Pakpak Bharat.
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
44
c. Memperoleh layanan secara profesional dalam pemecahan
masalah kesehatan terutama masalah Ibu dan Bayi Baru
Lahir.
d. Meningkatkan peran aktif ibu hamil dan nifas dalam
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB) di Kabupaten Pakpak Bharat.
4.2.2. Bagi Puskesmas dan Petugas Kesehatan
a. Memberikan informasi tentang upaya menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Kabupaten Pakpak Bharat.
b. Meningkatkan efisiensi pelayanan serta optimalisasi
Puskesmas dan Polindes dalam menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Kabupaten Pakpak Bharat.
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
45
BAB V
PENUTUP
Buku ini diharapakan dapat menjadi salah satu acuan dalam
gerakan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB) di Kabupaten Pakpak Bharat. Keberhasilan dalam
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) di Kabupaten Pakpak Bharat sangat memerlukan dukungan
kuat dari berbagai pihak, disamping itu diperlukan sumber daya
manusia, ketekunan dan pengabdian para petugas kesehatan
sehinngga kesemuanya memegang peranan yang strategis dalam
menungjang penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Pakpak Bharat.
Apabila rencana strategis tersebut dilaksanakan dengan baik,
maka akan dapat memberikan kontribusi yang besar dalam upaya
menurunkan ngka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) di Kabupaten Pakpak Bharat, yang pada gilirannya dapat
meningkatkan derajad kesehatan masyarakat.
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
46
REFERENSI
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), Jakarta, 2003
Buku Panduan PraktisPelayananan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, direktorat Kesehatan Ibu, departemen Kesehatan,
Jakarta, 2012
Profil Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat, Salak, 2013
www.kesehatan ibu.kemkes.go.id
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
47
TESTIMONI SMS BUNDA
Saya Rosita Banurea alamat Barisan, Salak, mengucapkan terima
kasih buat pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat, saya merasa
aman untuk menjalani proses bersalin karena selama masa
kehamilan saya sering mendapatkan SMS yang berisi pedoman –
pedoman selama saya hamil. SMS Bunda masuk ke HP saya
setelah saya mendaftarkan diri sebagai peserta SMS Bunda.
SMS Bunda memberikan manfaat yang besar selama saya hamil,
dimana saya tidak perlu khawatir lagi tentang apa yang terjadi
Buku Kebijakan GEMA KIBBLA
48
selama saya hamil karena ada pedoman dari SMS Bunda. SMS
Bunda juga mengingatkan saya untuk memeriksakan kehamilan
saya ke petugas kesehatan di fasilitas kesehatan, telah bersalin di
fasilitas kesehatan pada bulan oktober 2014 dan SMS Bunda tetap
memberikan informasi kepada saya sampai saat ini agar tetap
memeriksakan diri kepetugas kesehatan dan menjadi peserta KB.
Buat teman teman ibu hamil yang lain segeralah mendaftarkan diri
ke SMS Bunda karena saya telah merasakan manfaatnya. Kita
dapat pedoman tanpa biaya dan pulsa hp tidak berkurang. Terima
kasih kepada Bapak Bupati Remigo Yolando Berutu yang telah
membuat kebijakan “ SMS Bunda” untuk masyarakat Pakpak Bharat
Liasate Njuah – juah mo banta karina.