DINAS PERTANIAN DIY Jl. Gondosuli 6. Yogyakarta No. Telp (0274) 588938 / No. Faks 563937 Website : http://distan.jogjaprov.go.id LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017
DINAS PERTANIAN DIY Jl. Gondosuli 6. Yogyakarta
No. Telp (0274) 588938 / No. Faks 563937
Website : http://distan.jogjaprov.go.id
LAPORAN KINERJA INSTANSI
PEMERINTAH
TAHUN
2017
ii
Kata Pengantar Kata Pengantar
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta
disusun berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun Anggaran 2017, serta
Perjanjian Kinerja Tahun 2017 dan merupakan bentuk akuntabilitas dari
pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah
atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan
laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan
(disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.
Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran
tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan instansi sebagai jabaran dari visi, misi
dan strategi instansi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang
ditetapkan. Diharapkan penyajian LKj IP ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk
lebih meningkatkan kinerja yang berorientasi pada hasil, baik berupa output
maupun outcomes di masa mendatang.
Disadari bahwa LKj IP Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta tahun 2017 ini masih
banyak kekurangan, untuk itu saran dan masukan yang konstruktif sangat
diharapkan demi perbaikan di masa mendatang.
Semoga LKj IP ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 28 Februari 2018
KEPALA DINAS
Ir. SASONGKO, M.Si. NIP. 19591216 198603 1 007
iii
Ikhtisar Eksekutif
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta ini
merupakan bentuk pertanggungjawaban atas perjanjian kinerja Dinas Pertanian
D.I.Yogyakarta yang memuat rencana, capaian, dan realisasi indikator kinerja dari
sasaran strategis. Sasaran dan indikator kinerja termuat dalam Renstra Dinas
Pertanian D.I. Yogyakarta Tahun 2012-2017. Untuk mencapai sasaran tersebut,
ditempuh dengan melaksanakan strategi, kebijakan, program dan kegiatan seperti
telah dirumuskan dalam rencana strategis.
Ringkasan prestasi kinerja Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta yang dihasilkan
di tahun 2017, dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Sasaran 1: Meningkatnya produksi pertanian (tanaman pangan dan
hortikultura) dengan indikatornya jumlah produksi tanaman pangan dan
hortikultura capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2017 adalah
sebesar 2.709.684 ton.
b. Sasaran 2: Terjaganya stabilitas populasi ternak dengan indikatornya Jumlah
populasi ternak capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2017
adalah sebesar 620.575 Animal Unit
c. Sasaran 3 : Meningkatkan pendapatan petani melalui nilai tambah produk
pertanian dengan indikatornya Nilai Tukar Petani capaian kinerja sampai
dengan akhir Bulan Desember 2017 adalah sebesar 98,15 Indeks NTP
Evaluasi atas pencapaian kinerja dan permasalahan yang ditemui
pada setiap sasaran menunjukkan beberapa tantangan yang perlu menjadi
perhatian bagi Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta ke depan. Pertama, Sumber Daya
Manusia (SDM) Pertanian, meliputi petani dan petugas. Sebagian besar petani di
DIY berusia lanjut dengan pendidikan relatif rendah. Selain itu, jumlah petugas
(penyuluh dan pengamat organisme pengganggu tumbuhan/POPT) makin terbatas.
Kedua, Akses terhadap permodalan terbatas, sebagian besar berasal dari modal
sendiri. Ketiga, Perubahan iklim global mengakibatkan perubahan iklim yang cukup
ekstrem dan tidak menentu sehingga menyulitkan petani dalam pengaturan musim
tanam. Keempat, Adopsi teknologi budidaya dan teknologi pascapanen/pengolahan
masih rendah. Petani pada umumnya masih menggunakan cara-cara yang sudah
iv
terbiasa dilakukan secara turun-temurun. Kelima, Masih lemahnya kelembagaan
petani sehingga posisi tawarnya rendah.
Hasil evaluasi yang disampaikan dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
ini penting dipergunakan sebagai pijakan bagi Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta
dalam perbaikan kinerja di tahun yang akan datang.
v
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
IKHTISAR EKSEKUTIF ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
I.1 Struktur Organisasi .............................................................................. 2
I.2 Fungsi dan Tugas ................................................................................. 3
I.3 Isu Strategis OPD .................................................................................. 4
I.4 Keadaan Pegawai ................................................................................. 4
I.5 Keadaan Sarana dan Prasarana ........................................................... 9
I.6 Keuangan ............................................................................................. 12
I.7 Sistematika LKj IP ................................................................................. 13
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ......................................... 15
II.1 Perencanaan Strategis ...................................................................... 15
II.1.1 Visi dan Misi ........................................................................... 16
II.1.2 Tujuan dan Sasaran ............................................................... 19
II.1.3 Strategi ................................................................................... 20
II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2017 ........................................................... 23
II.3 Rencana Anggaran Tahun 2017 ........................................................ 25
II.3.1 Target Belanja Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta ...................... 25
II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis ................................. 25
II.4 Instrumen Pendukung ...................................................................... 26
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .................................................................... 28
III.1. Capaian Kinerja Tahun 2017 ............................................................ 28
III.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis ................. 29
III.3. Akuntabilitas Anggaran ................................................................... 41
BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 44
LAMPIRAN- LAMPIRAN .......................................................................................... 46
vi
Daftar Tabel Daftar Tabel
Tabel I.1 jumlah pegawai Dinas Pertanian DIY berdasarkan jabatan ..................... 5
Tabel I.2 Jumlah pegawai Dinas Pertanian DIY berdasarkan golongan .................. 5
Tabel I.3 Jumlah pegawai Dinas Pertanian DIY tingkat pendidikan ....................... 6
Tabel I.4 Jumlah pegawai Dinas Pertanian DIY berdasarkan jenis kelamin ........... 7
Tabel I.5 Jumlah Pegawai Dinas Pertanian DIY berdasarkan unit kerja ................. 7
Tabel I.6 Jumlah Pegawai Dinas Pertanian DIY berdasarkan Jabatan Fungsional .. 9
Tabel I.7 Rekap Daftar Inventaris Aset ................................................................... 11
Tabel I.8 Jumlah anggaran yang dikelola Dinas Pertanian DIY ............................... 12
Tabel I.9 Pencapaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2017 ...... 12
Tabel II.1 Sasaran Strategis OPD Dinas Pertanian DIY ............................................ 19
Tabel II.2 Program / kegiatan Dinas Pertanian DIY tahun 2017 ............................. 22
Tabel II.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2017 ................................................................ 24
Tabel II.4 Target Belanja Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta Tahun 2017 ................. 25
Tabel II.5 Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis ................................. 25
Tabel III.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja .................................................................. 28
Tabel III.2 Capaian Kinerja Tahun 2017 .................................................................. 29
Tabel III.3 Target dan Realisasi Kinerja ................................................................... 30
Tabel III.4 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan Unggulan,
Tahun 2016 dan 2017 ................................................................................ 32
Tabel III.5 Produksi Hortikultura Unggulan di DIY Tahun 2016 dan 2017 .............. 35
Tabel III.6 Target dan Realisasi Kinerja Strategis II (Populasi Ternak) di DIY
Tahun 2016 dan 2017 ................................................................................ 37
Tabel III.7 Populasi Ternak DIY antara tahun 2016-2017 ....................................... 38
Tabel III.8 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Strategis (Nilai Tukar Petani) di DIY
tahun 2017 ................................................................................................ 39
Tabel III.9 NTP Tahun 2016 dan 2017 ..................................................................... 40
Tabel III.10 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2017 .. 42
Tabel III.11 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Program Tahun 2017
(yang mendukung capaian sasaran strategis) ........................................... 42
Tabel III.12 Tingkat Efisinsi Sasaran program ......................................................... 43
vii
Daftar Gambar Daftar Tabel
Gambar 1.1. Diagram jumlah pegawai Dinas Pertanian DIY berdasarkan jabatan ...... 5
Gambar 1.2. Diagram jumlah pegawai Dinas Pertanian DIY berdasarkan Golongan... 6
Gambar 1.3. Diagram jumlah pegawai Dinas Pertanian DIY berdasarkan tingkat
pendidikan .................................................................................................. 6
Gambar 1.4. Diagram jumlah pegawai Dinas Pertanian DIY berdasarkan jenis kelamin 7
Gambar 1.5. Diagram jumlah pegawai Dinas Pertanian DIY berdasarkan unit kerja .. 8
Gambar 1.6 Diagram pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Rumpun Ilmu Hayat 9
1
BAB 1
Pendahuluan
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta Tahun
2017 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri PAN
dan RB RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
dan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
Nomor 94 Tahun 2016 tentang Pedoman Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Hal ini merupakan bagian dari implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah guna mendorong terwujudnya sebuah kepemerintahan yang
baik (good governance) di Indonesia.
Dengan disusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pertanian
Tahun 2017 diharapkan dapat:
1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas
kinerja yang telah dan seharusnya dicapai oleh Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta.
2. Mendorong Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta di dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya secara baik dan benar yang didasarkan pada peraturan perundangan,
kebijakan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat.
3. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Dinas Pertanian
D.I.Yogyakarta untuk meningkatkan kinerjanya.
4. Memberikan kepercayaan kepada masyarakat terhadap Dinas Pertanian
D.I.Yogyakarta di dalam pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Bab 1 Berisi :
1. Struktur Organisasi
2. Fungsi dan Tugas
3. Isu Strategis SKPD
4. Keadaan Pegawai
5. Keadaan Sarana dan
Prasarana
6. Keuangan
7. Sistematika LKj IP
2
I.1 Struktur Organisasi
Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2015
tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta merupakan unsur pelaksana
penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan susunan organisasi sebagai berikut:
a. Kepala;
b. Sekretariat, terdiri dari :
1. Subbagian Umum;
2. Subbagian Kepegawaian dan Keuangan; dan
3. Subbagian Program dan Informasi.
c. Bidang Tanaman Pangan, terdiri dari :
1. Seksi Sarana Prasarana Tanaman pangan;
2. Seksi Produksi Tanaman Pangan; dan
3. Seksi Pengelolaan Lahan dan Air Tanaman Pangan.
d. Bidang Tanaman Holtikultura, terdiri dari:
1. Seksi Sarana Prasarana Tanaman Holtikultura;
2. Seksi Produksi Tanaman Holtikultura; dan
3. Seksi Pengelolaan Lahan dan Air Tanaman Holtikultura
e. Bidang Peternakan, terdiri dari:
1. Seksi Sarana Prasarana Produksi Peternakan;
2. Seksi Produksi Ternak; dan
3. Seksi Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner.
f. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, terdiri dari :
1. Seksi Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian;
2. Seksi Pemasaran Hasil dan Pembiayaan Pertanian; dan
3. Seksi Mutu dan Standarisasi Hasil Pertanian.
g. UPT; dan
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
3
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Pertanian DIY
I.2 Fungsi dan Tugas
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 64 Tahun
2015 Tanggal 2 September 2015 menetapkan bahwa Dinas Pertanian
D.I.Yogyakarta mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintah Daerah di
bidang pertanian, kewenangan dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang
diberikan oleh Pemerintah.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Dinas Pertanian
D.I.Yogyakarta mempunyai fungsi :
a. penyusunan program dan pengendalian di bidang pertanian;
b. perumusan kebijakan teknis bidang pertanian;
c. pelaksanaan, pengembangan, pengolahan dan pemasaran tanaman
pangan, hortikultura, peternakan;
d. pelaksanaan pelayanan umum sesuai dengan kewenangannya;
4
e. penyelenggaraan penyuluhan tanaman pangan, hortikultura dan
peternakan;
f. pemberian fasilitasi penyelenggaraan bidang pertanian Kabupaten/Kota;
g. penyelenggaraan kegiatan bidang pertanian lintas Kabupaten/Kota;
h. pelindungan dan pemanfaatan tradisi pertanian;
i. pemberdayaan sumberdaya pertanian dan mitra kerja bidang pertanian;
j. pelaksanaan kegiatan ketatausahaan; dan
k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
I.3 Isu Strategis SKPD
Berdasarkan visi-misi Dinas Pertanian DIY yang mempengaruhi permasalahan
pelayanan Dinas Pertanian DIY, dirumuskan beberapa isu strategis pertanian
sebagai berikut :
1) Produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan, hortikultura dan
peternakan dalam rangka berkontribusi pada pencapaian swasembada
nasional belum mengalami peningkatan yang signifikan;
2) Belum efektifnya kebijakan pengendalian alih fungsi lahan pertanian:
3) Agribisnis pertanian yang didukung pemanfaatan teknologi untuk
meningkatkan nilai tambah dan daya saing porduk pertanian melalui pola
pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan masih kurang optimal;
4) Kualitas SDM dan kelembagaan pertanian untuk meningkatkan
kesejahteraan petani masih kurang, antara lain dikarenakan menurunnya
minat generasi muda bekerja pada sektor pertanian.
I.4 Keadaan Pegawai
Jumlah pegawai negeri sipil lingkup Dinas Pertanian DIY pada tahun
2017 secara keseluruhan berjumlah 316 orang, dengan rincian berdasarkan
jabatan, golongan, tingkat pendidikan, jenis kelamin adalah sebagai berikut :
5
a. berdasarkan jabatan
Tabel I.1 jumlah pegawai Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta berdasarkan
jabatan
No Uraian Jumlah Riil Jumlah Ideal
1 Pejabat eselon II 1 1
2 Pejabat eselon III 10 10
3 Pejabat eselon IV 29 30
Jumlah 40 41
Sumber : Dinas Pertanian DIY, 2017
Masih ada ketidaksesuaian jumlah pegawai pejabat eslon IV hanya 29 dari
kebutuhan ideal 30 orang. Hal tersebut disebabkan ada pejabat eselon IV yang
memasuki masa purna bakti (pensiun).
Gambar 1.2. Diagram jumlah pegawai Dinas Pertanian DIY
berdasarkan jabatan
b. berdasarkan golongan
Tabel I.2 Jumlah pegawai Dinas Pertanian DIY berdasarkan golongan
No Uraian Jumlah Riil
1 Golongan IV 43
2 Golongan III 196
3 Golongan II 62
4 Golongan I 15
Jumlah 316
Sumber : Dinas Pertanian DIY, 2017
6
Gambar 1.3. Diagram jumlah pegawai Dinas Pertanian DIY berdasarkan Golongan
c. berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel I.3 Jumlah pegawai Dinas Pertanian DIY tingkat pendidikan
No Uraian Jumlah Riil
1 S2 30
2 S1 98
3 D4 7
4 D3 10
5 D2 -
6 D1 5
7 SLTA 136
8 SLTP 15
9 SD 15
Jumlah 316
Sumber : Dinas Pertanian DIY, 2017
Gambar 1.4. Diagram jumlah pegawai Dinas Pertanian DIY berdasarkan
tingkat pendidikan
7
d. berdasarkan jenis kelamin
Tabel I.4 Jumlah pegawai Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta berdasarkan jenis
kelamin
No Uraian Jumlah Riil
1 Perempuan 97
2 Laki-laki 219
Jumlah 316
Sumber : Dinas Pertanian DIY, 2017
Gambar 1.4. Diagram jumlah pegawai Dinas Pertanian DIY berdasarkan
jenis kelamin
e. berdasarkan unit kerja
Jumlah pegawai Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta berdasarkan unit
kerja (berdasarkan Pergub DIY No.122 Tahun 2015 tentang Kualifikasi
Jabatan Pelaksana dan Pergub DIY No.85 tahun 2017 tentang Perubahan
Kedua Atas Pergub DIY No.114 tahun 2015 tentang Jenis dan Kebutuhan
Jabatan Fungsional di Lingkungan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta dapat dilhat pada tabel 1.5 dan gambar 1.5.
Tabel I.5 Jumlah Pegawai Dinas Pertanian DIY berdasarkan unit kerja
No Uraian Jumlah Riil Jumlah ideal
1 Kantor Dinas Pertanian DIY
107 136
a. Sekretariat 28
b. Bid Tanaman Pangan 20
c. Bid Hortikultura 17
d. Bid Peternakan 21
e. Bidang PPHP 21
8
No Uraian Jumlah Riil Jumlah ideal
2 UPTD BPBPTDK 42 82
3 UPTD BPSDMP 31 43
4 UPTD BPSBP 37 71
5 UPTD BPTP 56 69
6 UPTD BPPTPH 49 62
Jumlah 316 463
Sumber : Dinas Pertanian DIY, 2017
Gambar 1.5. Diagram jumlah pegawai Dinas Pertanian DIY berdasarkan unit
kerja
Kebutuhan pegawai Dinas Pertanian DIY adalah 463 orang. Terdiri
dari Jabatan Eselon II 1 orang, Jabatan Eselon III 10 orang; jabatan Eselon IV
30 orang; Jabatan Pelaksana 305 orang; dan Jabatan Fungsional 117 orang.
Jumlah pegawai Dinas Pertanian DIY pada tahun 2017 sebanyak 316 orang,
apabila dibandingkan dengan kebutuhan pegawai maka tidak ideal.
f. Berdasarkan Jabatan Fungsional Rumpun Ilmu Hayat :
Rincian pegawai berdasarkan jabatan fungsional rumpun ilmu hayat
riil di lapangan dibandingkan dengan jumlah ideal (sesuai Pergub DIY No.85
tahun 2017 tentang Perubahan Kedua Atas Pergub DIY No.114 tahun 2015
tentang Jenis dan Kebutuhan Jabatan Fungsional di Lingkungan Pemerintah
Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta) dapat dilihat pada Tabel 1.6.
9
Tabel I.6 Jumlah Pegawai Dinas Pertanian DIY berdasarkan Jabatan
Fungsional Ilmu Hayat
No Uraian Jumlah Riil Jumlah ideal
1 Pengawas Benih Tanaman (PBT) 19 24
2 Pengendali OPT (POPT) 34 34
3 Pengawas Bibit Ternak (PBT) 3 7
4 Medik Veteriner 5 8
5 Paramedik Veteriner 3 5
6 Widyaiswara 5 9
7 Pengawas Mutu Pakan 1 7
8 Penyuluh Pertanian 5 7
9 PMHP (Pengawas Mutu Hasil Pertanian) 3 7
10 APHP (Analisis Pasar Hasil Pertanian) 4 5
11 Arsiparis 1 1
12 Pemeriksa perlindungan varietas tanaman 0 3
Jumlah 83 117
Sumber : Dinas Pertanian DIY, 2017
Gambar 1.6 Diagram pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Rumpun
Ilmu Hayat
I.5 Keadaan Sarana dan Prasarana
Dinas Pertanian DIY merupakan gabungan dari Kanwil Pertanian,
Sekretariat Pembina Bimas, Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas
Peternakan dan UPT Pusat; sehingga aset yang dimiliki mulai dari tanah,
gedung kantor, sarana transportasi, sarana perkantoran dan lain-lain sangat
banyak dan tersebar di beberapa wilayah kerja.
10
Dengan adanya pengelolaan aset melalui SIMAK-BMN untuk aset yang
diperoleh dari Anggaran APBN dan SIMBADA untuk Aset yang diperoleh dari
Anggaran APBD maka semakin jelas asal perolehannya sehingga tersusun
jumlah aset yang dimiliki oleh Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta (Proses dan
laporan aset disajikan khusus oleh Bagian Umum Sekretariat Dinas).
Fasilitas yang tersedia pada Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta dalam
rangka menunjang pelaksanaan tugas sehari-hari adalah sebagai berikut:
a. Ruang Rapat:
a Gedung A (Bidang Tanaman Pangan dan Bidang Hortikultura)
terdiri dari 3 unit ruang rapat
b Gedung B (Sekretariat) terdiri dari 2 unit ruang rapat
c Gedung C (Bidang Peternakan dan Bidang Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Pertanian terdiri dari 2 unit ruang rapat
b. Tempat Upacara dan Apel Pagi terletak di Gedung C dengan
ukuran luas 310 m2 (31 m x 10 m)
c. Tempat Parkir Kendaraan Bermotor:
a Gedung A : 1 Unit, dengan luas: 81 m2
b Gedung B : 2 Unit, dengan luas: 25 m2 dan 100 m2
c Gedung C : 1 Unit, dengan luas: 24 m2
d. Kamar Kecil/Toilet:
a Gedung A : 8 Unit
b Gedung B : 9 Unit
c Gedung C : 4 Unit
e. Halaman Kantor:
a Gedung A : Depan : 400 m2
Belakang : 100 m2
b Gedung B : Tengah : 100 m2
c Gedung C : Depan : 310 m2
Belakang : 160 m2
11
f. Daya Listrik
a Gedung A : 35 A (7.000 VA)
b Gedung B : 20 A (4.400 VA)
20 A (4.400 VA)
50 A (11.000 VA), berupa Cool Room
c Gedung C : 100 A (22.000 VA)
g. Telekomunikasi/Jaringan Telepon Kabel:
a Gedung A : 2 Unit (no tlp: 561030 dan 511031)
b Gedung B : 2 Unit (no tlp: 511001 dan 586516)
c Gedung C : 4 Unit (no tlp: 588938, 563937,
519530, 544901)
Tabel I.7 Rekap Daftar Inventaris Aset
No Jenis barang Jumlah
Barang
Jumlah Harga
(Rp)
1 Tanah 5 38.365.549.000
2 Alat -Alat Besar 13 1.020.230.000
3 Alat Alat Angkutan 209 3.122.272.000
4 Alat Bengkel Dan Alat Ukur 13 70.368.000
5 Alat Pertanian 164 5.361.942.500
6 Alat Kantor Dan Rumah Tangga 1.610 4.852.415.278
7 Alat Studio Dan Alat Komunikasi 88 608.385.200
8 Alat-Alat Kedokteran 6 28.570.000
9 Alat Laboratorium 86 508.977.600
10 Alat-Alat Persenjataan/ Keamanan 0 0
11 Bangunan Gedung 36 37.009.881.449
12 Monumen 0 0
13 Jalan Dan Jembatan 3 2.091.709.815
14 Bangunan Air/ Irigasi 3 1.217.275.800
15 Instalasi 18 443.113.681
16 Jaringan 2 49.500.000
17 Buku Perpustakaan 60 2.015.100
18 Barang Bercorak Kebudayaan 14 280.000
19 Hewan Dan Ternak Serta Tanaman 0 0
20 Konstruksi Dalam Pengerjaan 0 0
Total 2.330 94.752.485.423
Sumber : Dinas Pertanian DIY, 2018
12
Kondisi sarana prasarana sebagaimana yang tersaji di atas sudah ideal
dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi sehari-hari Dinas Pertanian DIY.
I.6 Keuangan
Jumlah anggaran yang dikelola Dinas Pertanian DIY pada tahun 2017 adalah
sebesar Rp54.191.975.087,40 yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar
Rp21.129.589.079,40; dan Belanja Langsung sebesar Rp33.062.386.008,- . Rincian
dapat dilihat pada tabel I.8.
Tabel I.8 Jumlah anggaran yang dikelola Dinas Pertanian DIY
No Uraian Jumlah Anggaran (Rp)
1 Belanja Tidak Langsung 21.129.589.079,40
2 Belanja Langsung 33.062.386.008,00
Jumlah 54.191.975.087,40
Sumber : Dinas Pertanian DIY, 2017
Selain anggaran dari APBD, Dinas Pertanian juga mengelola anggaran yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Anggaran
pembangunan dari APBN yang tersedia mendukung program dan kegiatan Dinas
Pertanian DIY pada Tahun Anggaran 2017 terdapat 6 satker baik Dekonsentrasi
maupun Tugas Pembantuan. Total anggaran dana APBN yang dikelola Dinas
Pertanian DIY adalah sebesar Rp. 61.564.211.000,00. Rincian Target Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara tersebut dapat dilihat pada tabel I.9.
Tabel I.9 Pencapaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2017
Satker / Program / Kegiatan
Sumber Dana
PAGU ANGGARAN
Realisasi sd 31 Desember 2017
Rupiah Rupiah (%)
1 TANAMAN PANGAN DK 4.858.119.000 4.652.287.999 95,76
2 TANAMAN PANGAN TP 25.565.528.000 22.278.049.475 87,14
3 PSP DK 4.493.890.000 4.377.719.260 97,41
4 PSP TP 4.512.460.000 4.407.917.100 97,68
5 HORTIKULTURA DK 1.378.891.000 1.335.449.240 96,85
6 PETERNAKAN TP 20.755.323.000 17.288.514.745 83,30
Jumlah Anggaran APBN 61.564.211.000 54.339.937.819 88,27
13
I.7 Sistematika Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Sistematika penulisan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Dinas
Pertanian DIY tahun 2017 adalah sebagai berikut :
Ringkasan Eksekutif memuat:
1. Pada bagian ini disajikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam
rencana strategis serta sejauh mana instansi pemerintah mencapai tujuan
dan sasaran utama tersebut serta kendala-kendala yang dihadapi dalam
pencapaiannya;
2. Disebutkan pula langkah-langkah apa yang telah dilakukan untuk
mengatasi kendala tersebut dan langkah antisipatif untuk menanggulangi
kendala yang mungkin akan terjadi pada tahun mendatang.
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini memuat tentang alasan disusun LKj IP/manfaat LKj IP,
Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta Potensi
yang menjadi ruang lingkup OPD dan Sistematika penulisan LKj IP.
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Pada bagian ini disajikan gambaran singkat mengenai rencana strategis,
rencana kinerja tahunan dan perjanjian kinerja. Pada awal bab disajikan
gambaran secara singkat sasaran utama yang ingin diraih instansi pada tahun
yang bersangkutan serta bagaimana kaitannya dengan capaian visi dan misi
instansi.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Pada bagian ini disajikan uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi, dan
analisis akuntabilitas kinerja. Termasuk didalamnya menguraikan secara
sistematis pembandingan data kinerja secara memadai,
keberhasilan/kegagalan, dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-
langkah antisipatif yang akan diambil.
Disajikan pula akuntabilitas keuangan dengan cara menyajikan rencana dan
realisasi anggaran bagi pelaksanaan tupoksi atau tugas-tugas lainnya dalam
rangka mencapai sasaran/tujuan organisasi yang telah ditetapkan, termasuk
analisis tentang capaian indikator kinerja dan efisiensi.
14
BAB IV PENUTUP
Pada bagian ini dikemukakan simpulan secara umum tentang
keberhasilan/kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan
dengan kinerja instansi yang bersangkutan serta strategi pemecahan masalah.
LAMPIRAN
15
BAB 2 BAB 2 Perencanaan & Perjanjian Kinerja
Perencanaan
& Perjanjian Kinerja
II.1 Perencanaan Strategis
Pembangunan yang telah dilaksanakan
Pemerintah Daerah DIY selama lima tahun terakhir
menunjukkan tingkat keberhasilan yang baik.
Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun, RPJMD 2012-
2017 telah mengalami 2 (dua) kali perubahan.
Evaluasi Pembangunan ini dilakukan pada tahun
2014 dan tahun 2015.
Perubahan pertama pada tahun 2014 disebabkan karena adanya beberapa
indikator target sasaran yang capaiannya telah melampaui target yang ditetapkan
pada akhir RPJMD. Hasil evaluasi tersebut ditindaklanjuti dengan dilakukannya
perubahan terhadap RPJMD 2012-2017 berdasarkan amanat Peraturan Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8 tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013 dan Peraturan
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Perubahan
Target Pencapaian Sasaran Tahunan Rencana Jangka Menengah, Kebijakan Umum
dan Program Pembangunan Serta Indikator Kinerja Utama Gubernur Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2012-2017.
Kemudian perubahan kedua pada tahun 2015, disebabkan karena adanya
perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kelembagaan Pemerintah Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Peraturan Daerah Istimewa Daerah
Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Kelembagaan Pemerintah
Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta sehingga diperlukan perubahan Peraturan
Gubernur Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Perubahan Target Pencapaian Sasaran
Tahunan Rencana Jangka Menengah, Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
Serta Indikator Kinerja Utama Gubernur Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Bab 2 Berisi :
1. Perencanaan
Strategis
2. Perjanjian Kinerja
Tahun 2017
3. Rencana Anggaran
Tahun 2017
4. Instrumen
Pendukung
16
Daerah Tahun 2012-2017 menjadi Peraturan Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 118 Tahun 2015 Tentang Perubahan Peraturan Gubernur
Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Perubahan Target Pencapaian Sasaran Tahunan
Rencana Jangka Menengah, Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Serta
Indikator Kinerja Utama Gubernur Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Tahun 2012-2017.
Selaras dengan perubahan RPJMD 2012-2017 yang kedua menimbulkan
konsekuensi logis adanya tindak lanjut dalam Perubahan Renstra Dinas Pertanian
D.I. Yogyakarta Tahun 2012-2017, yang telah ditetapkan dalam SK Kepala Dinas
Pertanian DIY No.050/00545 tanggal 19 Januari 2016 tentang Perubahan Rencana
Strategis Tahun 2012-2017 Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta.
Perubahan perlu dilakukan untuk melakukan rasionalisasi terkait target kinerja
sasaran, program dan kegiatan pendukung sasaran Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta
yang sesuai dengan perubahan kedua. Hal ini sebagai penjabaran sasaran dan
indikator Gubernur dalam perubahan RPJMD. Hasil perubahan RPJMD DIY Tahun
2012-2017 yang kedua akan digunakan sebagai panduan dalam menentukan
program kegiatan dalam rencana kerja sampai dengan tahun akhir RPJMD.
Perubahan yang dilakukan tercantum dalam Renstra Dinas Pertanian D.I.
Yogyakarta.
II.1.1 Visi dan Misi
Renstra SKPD sebagai dokumen perencanaan lima tahunan yang disusun
oleh SKPD merupakan dokumen penjabaran teknis dari RPJMD.
Pembangunan pertanian, termasuk di dalamnya pertanian tanaman
pangan, hortikultura, peternakan dan sub-sub sektor pendukungnya, menjadi
tanggung jawab 4 (empat) pilar, yaitu Pemerintah, Akademisi/Perguruan Tinggi,
Dunia Usaha, dan Masyarakat. Peran Pemerintah dalam pembangunan
pertanian dilaksanakan pada pengembanan tugas dan fungsi Dinas Pertanian.
Pembangunan pertanian diarahkan pada terwujudnya pertanian yang bersifat
komersial dan efisien, dengan menerapkan prinsip-prinsip pengetahuan dan
teknologi tepat, yang berimplikasi pada peningkatan nilai tambah dan
perbaikan pendapatan.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DIY
dirumuskan Visi Pembangunan DIY yang akan dicapai selama lima tahun
mendatang (2012-2017), yaitu:
17
“Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju,
Mandiri dan Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru”
Berdasarkan RPJMD 2012 – 2017 untuk mengantisipasi tantangan dan
perkembangan ke depan baik pada tingkat lokal, nasional, regional, maupun
global, Dinas Pertanian DIY perlu melakukan perubahan ke arah perbaikan
dengan menetapkan visi Dinas Pertanian DIY, yaitu:
“Mewujudkan Pertanian Tangguh, Berdaya Saing, Berbasis Potensi Lokal
dan Berkelanjutan, Sebagai Penggerak Perekonomian Regional”
Penjelasan visi tersebut adalah sebagai berikut :
Pertanian yang dimaksud adalah sistem pengusahaan lahan dan ternak yang
pada pokoknya terdiri atas aktivitas budidaya, dengan memanfaatkan semua
potensi sumberdaya serta sarana dan prasarana yang diperlukan. Di samping
itu, aspek pengolahan dan pemasaran produk tanaman pangan, tanaman
hortikultura, dan ternak merupakan aspek-aspek yang perlu diberi penekanan
secara simultan. Dengan demikian, sistem pertanian yang akan dikembangkan
bersifat komprehensif, berwawasan agribisnis, yang meliputi subsistem hulu
(upstream), yakni industri input atau sarana; subsistem usahatani (on-farm),
yakni kegiatan yang menggunakan input, sarana dan sumberdaya alam untuk
menghasilkan komoditas pertanian primer; subsistem pengolahan/hilir
(downstream), yakni industri yang mengolah komoditas pertanian primer
menjadi produk antara atau produk akhir; subsistem pemasaran (marketing),
yakni kegiatan untuk memperlancar pemasaran komoditas pertanian baik
segar maupun olahan, dalam dan luar negeri; subsistem jasa, yakni
penyediaan data bagi subsistem hulu ke hilir, seperti penelitian dan
pengembangan, perkreditan, asuransi, transportasi, penyuluhan, sistem
informasi, dan dukungan kebijakan pemerintah.
Tangguh berarti mampu menghadapi berbagai goncangan, yang
dimungkinkan oleh kemandirian petani karena tidak harus tergantung pada
faktor-faktor luar. Pertanian tangguh berarti pertanian yang efisien, berbasis
pengetahuan dan teknologi, dengan meminimalkan ketergantungan pada
input eksternal dan peran pihak luar, melalui penggunaan sarana produksi
pertanian secara bijaksana yang bisa menjamin kelestarian lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Pertanian tangguh dicirikan oleh
18
kemampuannya dalam penyediaan produk pertanian berkualitas dalam
jumlah cukup, mutu terjamin dan berkelanjutan, dan pada saat yang
bersamaan terjadi peningkatan kesejahteraan petani.
Berdayasaing dicirikan antara lain oleh pilihan komoditas dan bentuk
ketersediaan berdasarkan orientasi pasar, upaya terus-menerus untuk
meningkatkan kualitas produk agar mampu merebut pangsa pasar dan
mengandalkan produktivitas dan nilai tambah melalui pemanfaatan modal,
inovasi teknologi serta kreativitas sumberdaya manusia dan bukan lagi
mengandalkan kelimpahan sumberdaya alam dan tenaga kerja tidak terdidik.
Komersial dimaksudkan sebagai sifat usaha pertanian yang berorientasi bisnis
dan berbasis keuntungan (profit mindedness), dengan menerapkan teknologi
tepat, input eksternal yang rasional, sekaligus input internal berupa sumber
daya lokal.
Potensi lokal adalah seperangkat kekuatan nilai positif dan kearifan yang
dapat digali dari khazanah kultural adiluhung, seperti semangat gotong-
royong, hubungan saling memberi dengan alam, dan penyelarasan praktek
pertanian dengan perilaku alam.
Berkelanjutan adalah terus bergerak tanpa berhenti.
Penggerak perekonomian regional adalah memiliki arti yang penting untuk
menggerakkan perekonomian Jawa bagian Tengah.
Pernyataan misi dimaksudkan agar seluruh aparat Dinas mengetahui peran
yang akan dilakukan Dinas Pertanian DIY untuk mencapai tujuan. Pernyataan
misi mengandung hal-hal yang harus diemban oleh Dinas Pertanian DIY untuk
mewujudkan visi yang telah ditetapkan. Mengingat pernyataan visi di muka
mendasarkan diri pada peran yang bisa dilakukan oleh Dinas Pertanian DIY
dalam rangka mewujudkan pertanian tangguh, maka misi Dinas perlu
mencakup dua sudut pandang, yakni sudut pandang ke dalam (inward looking)
dan sudut pandang keluar (outward looking). Misi Dinas Pertanian DIY
merupakan jabaran dari misi ke-2 RPJMD 2012 – 2017 yaitu menguatkan
perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan, inovatif
dan kreatif. Selengkapnya, misi Dinas Pertanian DIY adalah :
19
“Mendorong peningkatan produksi, kualitas, dan nilai tambah produk
pertanian melalui peningkatan SDM, ketersediaan dan optimasi sarana
prasarana pertanian, teknologi yang spesifik, inovatif, kreatif dan ramah
lingkungan”.
II.1.2 Tujuan dan Sasaran
Tujuan
Mengacu pada Visi dan Misi yang telah ditetapkan, maka Tujuan Jangka
menengah selama 5 tahun anggaran adalah : “terwujudnya peningkatan
produksi, kualitas dan nilai tambah produk pertanian”.
Sasaran Strategis
Mengacu pada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran-sasaran
strategis yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu lima tahun
adalah sebagai berikut:
Tabel II.1 Sasaran Strategis OPD Dinas Pertanian DIY
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR
SASARAN SATUAN
TARGET TAHUNAN KET
2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
Meningkatkan
produksi pertanian
(tanaman Pangan
dan Hortikultura)
Produksi
tanaman
pangan dan
hortikultura
Ton 2.511.296 2.705.000 2.356.000 2.203.677 2.208.665 Sebelum
Meningkatnya
produksi tanaman
pangan dan
hortikultura
Jumlah
Produksi
tanaman
pangan dan
hortikultura
Ton 2.666.800 2.705.000 2.743.600 2.594.577 2.603.465 Sesudah
2
Meningkatkan
populasi ternak
Jumlah
populasi
ternak
Animal
unit
644.257 671.634 700.516 620.320 641.416 Sebelum
Terjaganya stabilitas
populasi ternak
Jumlah
populasi
ternak
Animal
unit
644.257 671.634 700.516 620.320 641.416 Sesudah
20
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR
SASARAN SATUAN
TARGET TAHUNAN KET
2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3
Meningkatkan nilai
tambah produk
pertanian
Rerata NTP
sector
pertanian
tanaman
pangan,
hortikultura,
peternakan
% 1,7 1,7 1,7 100,25 100,50 Sebelum
Meningkatnya
pendapatan petani
melalui nilai tambah
produk pertanian
Nilai Tukar
Petani
Indeks
NTP
97 97,5 98 98,55 99 Sesudah
Sumber : Dinas Pertanian DIY, 2017
II.1.3 Strategi
Setelah menentukan tujuan dan sasaran, maka langkah selanjutnya
perlu ditentukan bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Cara mencapai tujuan
dan sasaran merupakan strategi organisasi untuk merealisasikan tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan, meliputi penetapan strategi, kebijakan,
program dan kegiatan.
II.1.3.1 Misi 1
Mendorong peningkatan produksi, kualitas, dan nilai tambah
produk pertanian melalui peningkatan SDM, ketersediaan dan optimasi
sarana prasarana pertanian, teknologi yang spesifik, inovatif, kreatif dan
ramah lingkungan.
Strategi
Tujuan dan sasaran sebagaimana diuraikan di atas akan dapat
dicapai dengan penentuan-penentuan seperangkat kebijakan. Kebijakan-
kebijakan tersebut selanjutnya dijabarkan dan disusun dalam program-
program yang implementatif dan secara operasional diwujudkan melalui
kegiatan-kegiatan dengan indikator kinerja yang terukur. Secara
keseluruhan, kerangka strategi Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta adalah
sebagai berikut :
21
a. Pengembangan teknologi produksi melalui penerapan Good Agriculture
Practces (GAP)/Standart Operating Procedure (SOP);
b. Pengamanan produksi melalui pengendalian organisme pengganggu
tumbuhan, pengendalian penyakit hewan menular strategis dan
penanganan dampak bencana alam dan perubahan iklim;
c. Fasilitasi dan optimasi Sarana prasarana Tanaman pangan dan hortikultura
(pupuk, benih, bahan pengendalian OPT, alsintan, sumberdaya air, dan
permodalan);
d. Peningkatan nilai tambah produk pertanian melalui penerapan Good
Handling Practices (GHP) dan Good Manufacturing Practices (GMP);
e. Promosi pemasaran produk pertanian di pasar domestik maupun inter-
nasional;
f. Perlindungan petani melalui regulasi subsidi harga produk;
g. Fasilitasi prasarana dan sarana penyediaan pangan asal hewan yang aman,
sehat, utuh dan halal (ASUH);
h. Pemberdayaan petani dalam melakukan agribisnis produk unggul pertanian
melalui penguatan kelembagaan dan usahanya;
i. Peningkatan kemampuan petani melalui pelatihan, kursus, magang,
sekolah lapang;
j. Pengembangan minat generasi muda bekerja di sektor pertanian melalui
penumbuhan wirausahawan muda pertanian, pemberian modal usaha bagi
generasi muda yang bergerak di sektor pertanian, pendidikan dan latihan
khusus pertanian/agribisnis pertanian bagi generasi muda;
k. Peningkatan aplikasi teknologi pertanian oleh masyarakat;
l. Pelaksanaan pembinaan petani dalam menjalankan usaha taninya oleh
petugas;
m. Pengembangan kemitraan antar poktan/gapoktan/ lembaga petani dengan
pihak ketiga dalam membangun rantai pasokan (suply chain management);
n. Pengembangan kawasan berbasis komoditas unggulan;
o. Penguatan kelembagaan kelompok;
p. Peningkatan nilai tambah petani miskin melalui pemberian bantuan sarana
prasarana pertanian dan penguatan usahanya untuk meningkatkan
kesejahteraan petani miskin.
22
Kebijakan
Kebijakan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian DIY dalam rangka
mendukung kebijakan pro poor, pro job dan pro enviroment
Program
Program yang akan dilaksanakan untuk Meningkatkan Produksi, Kualitas,
dan Nilai Tambah Produk Pertanian yaitu :
a. Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan
b. Program Peningkatan Produksi Hortikultura
c. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
d. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian
e. Program Peningkatan Kualitas SDM dan Kelembagaan Petani
Kegiatan
Dinas Pertanian DIY pada Tahun Anggaran 2017 terdiri dari 32 kegiatan
yang dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel II.2 Program / kegiatan Dinas Pertanian DIY tahun 2017
No Program/Kegiatan Pagu (Rp)
1 PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN 2.929.037.500
1.1 Penyediaan Jasa, Peralatan, dan Perlengkapan Perkantoran 1.703.407.080
1.2 Penyediaan Jasa Pengelola Pelayanan Perkantoran 742.302.420
1.3 Penyediaan Rapat-Rapat, Koordinasi dan Konsultasi 483.328.000
2 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR 6.929.933.327
2.1 Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD BPSDMP serta Penyediaan
Sarana Pendukungnya (DAK) 3.271.004.000
2.2 Pembangunan/Rehabilitasi Rumah dan Gedung Kantor 1.813.169.327
2.3 Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan 733.161.000
2.4 Pemeliharaan Rumah dan Gedung Kantor 154.955.000
2.5 Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan 110.495.000
2.6 Pemeliharaan Kendaraan Dinas/Operasional 847.149.000
3 PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBERDAYA APARATUR 38.408.100
3.1 Pembinaan, Pengembangan Kualitas Profesi Dan Penilaian Angka Kredit
Jabatan Fungsional Tertentu
38.408.100
4 PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN
CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN
366.186.120
4.1 Penyusunan Laporan Kinerja SKPD 4.486.900
23
No Program/Kegiatan Pagu (Rp)
4.2 Penyusunan Laporan Keuangan SKPD 10.435.000
4.3 Penyusunan Rencana Program Kegiatan SKPD serta Pengembangan Data
dan Informasi
253.051.220
4.4 Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Kegiatan SKPD 98.213.000
5 PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI HASIL PETERNAKAN 10.020.862.401
5.1 Pengembangan Pembibitan Ternak 5.055.168.720
5.2 Pengawasan Kesehatan dan Keamanan Pangan Asal Hewan 618.798.040
5.3 Pengembangan Populasi Ternak 2.977.682.350
5.4 Pembinaan SDM Peternakan 399.907.250
5.5 Pengawasan dan Penanggulangan Penyakit Hewan 969.306.041
6 PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN 7.215.138.365
6.1 Peningkatan Pengelolaan Sumberdaya Air Wilayah Sungai dan
Pengelolaan Irigasi Partisipatif (Pendampingan WISMP)
110.000.000
6.2 Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan 1.356.497.890
6.3 Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai dan
Pengelolaan Irigasi Partisipasif (Loan WISMP)
185.711.000
6.4 Budidaya Tanaman Pangan 1.752.187.400
6.5 Pengendalian OPT Tanaman Pangan 372.157.500
6.6 Pembinaan SDM Tanaman Pangan 333.654.875
6.7 Inkubator Agribisnis 3.104.929.700
7 PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI HORTIKULTURA 3.977.753.195
7.1 Pengembangan Perbenihan Hortikultura 845.334.200
7.2 Budidaya Tanaman Hortikultura 1.229.782.100
7.3 Pengendalian OPT Tanaman Hortikultura 628.053.220
7.4 Pembinaan SDM Hortikultura 951.836.350
7.5 Pengelolaan Sumber Daya Air dan Irigasi 322.747.325
8 PROGRAM PENINGKATAN PEMASARAN HASIL PRODUKSI PERTANIAN 1.585.067.000
8.1 Pengolahan dan Pemasaran hasil Pertanian 1.585.067.000
Jumlah 33.062.386.008
Sumber : Dinas Pertanian DIY, 2017
II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2017
Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) merupakan dokumen yang berisikan
penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi
yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai
24
dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen
penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah
atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta
sumber daya yang tersedia. Dokumen tersebut memuat sasaran strategis,
indikator kinerja, beserta target kinerja dan anggaran.
Dalam penyusunan perjanjian kinerja instansi mengacu pada Renstra,
RKT, IKU, dan anggaran atau DPA. Perjanjian Kinerja pada tabel berikut
merupakan Perjanjian Kinerja tahun 2017:
Tabel II.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2017
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN SATUAN TARGET
TAHUNAN TRIWULAN TARGET
1 2 3 4 5 6 7
1 Meningkatkan
produksi tanaman
pangan dan
hortikultura
Jumlah produksi tanaman
pangan dan hortikultura
Ton 2.603.465 Triwulan I 641.794
Triwulan II 1.449.660
Triwulan III 2.239.029
Triwulan IV 2.603.465
2 Stabilitas populasi
ternak terjaga
Jumlah populasi ternak Animal
Unit
641.416 Triwulan I 625.741
Triwulan II 630.966
Triwulan III 636.191
Triwulan IV 641.416
3 Meningkatkan
pendapatan petani
melalui nilai tambah
produk pertanian
Peningkatan Nilai Tukar Petani Indeks
NTP
99 Triwulan I 99
Triwulan II 99
Triwulan III 99
Triwulan IV 99
Sumber : Dinas Pertanian DIY, 2017
Pengukuran indikator tanaman pangan dan hortikultura merupakan
penggabungan jumlah produksi tanaman pangan dengan cara menghitung
produksi dalam satuan ton (produksi (ton) = luas panen (ha) x produktivitas
(ton/ha)) dan menjumlahkan hasil produksi 10 komoditas tanaman pangan
selama 1 tahun ditambahkan jumlah produksi tanaman hortikultura dengan
cara menghitung produksi dalam satuan ton (produksi (ton) = luas panen (ha)x
produktivitas (ton/ha)) dan menjumlahkan hasil produksi komoditas
hortikultura (Sayuran Buah Semusim (SBS), Buah Sayuran Tahunan (BST),
Tanaman Hias (TH), Tanaman Bio Farmaka (TBF) selama 1 tahun .
Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks
Harga Yang Diterima Petani (IT) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (IB)
25
yang dinyatakan dalam persentase sumber data dari BPS kemudian diakhir
tahun dirata-rata) . Pengukuran indikator dengan cara menghitung indikator
Angka NTP per bulan per sektor pertanian tanaman pangan, hortikultura dan
peternakan.
II.3 Rencana Anggaran Tahun 2017
Pada Tahun Anggaran 2017 Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta
melaksanakan kegiatan dengan anggaran murni sebesar Rp54.191.975.087,40
dengan rincian Belanja Tidak Langsung Rp21.129.589.079,40 dan Belanja
Langsung Rp33.062.386.008,-
II.3.1 Target Belanja Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta
Tabel II.4 Target Belanja Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta Tahun 2017
Uraian Target Prosentase
Belanja Tidak Langsung Rp21.129.589.079,40- 38,99 %
Belanja Langsung Rp33.062.386.008,- 61,01 %
Jumlah Rp54.191.975.087,40- 100 %
Sumber : Dinas Pertanian DIY, 2017
II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis
Anggaran belanja langsung Tahun 2017 Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta
yang dialokasikan untuk pencapaian sasaran strategis adalah sebagai berikut:
Tabel II.5 Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis
No Sasaran Anggaran Prosentase Keterangan
1 2 3 4 5
1 Meningkatkan produksi tanaman
pangan dan hortikultura
Rp11.192.891.560,- 33,85
2 Stabilitas populasi ternak terjaga Rp10.020.862.401,- 30,31
3 Meningkatkan pendapatan petani
melalui nilai tambah produk
pertanian
Rp1.585.067.000,- 4,79
Sumber : Dinas Pertanian DIY, 2017
26
II.4 Instrumen Pendukung
Informasi yang akurat dan mudah serta cepat untuk diakses sangat
penting untuk pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan, untuk
mewujudkannya diperlukan sebuah perangkat teknologi untuk mengantarkan
informasi tersebut, yaitu teknologi informasi. Dinas Pertanian DIY dalam
penyampaian informasi kepada masyarakat telah menggunakan berbagai
media informasi untuk mendukung dinamika kelembagaan, seperti brosur,
leaflet, bulletin, ekspose dan media massa lainnya. Tetapi dalam
perkembangannya, penggunaan berbagai media tersebut dipandang masih
kurang dikarenakan semakin tidak terbatasnya ruang dan waktu untuk
mewadahi perkembangan informasi tersebut.
Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta mengelola tiga buah website, yaitu :
http://www.distan.pemda-diy.go.id;
http://www.agricenter.jogjaprov.go.id;
http://jogjabenih.com
Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2009
meresmikan dua buah website, yaitu website dengan alamat
http://www.distan.pemda-diy.go.id, http://www.agricenter.jogjaprov.go.id
sedangkan web jogja benih baru diresmikan tahun 2011 dengan perubahan
dua kali dari DIY Agricenter dan Web Jogja Seed Center (JSC) berubah menjadi
Jogja Benih (JB) sebagai media komunikasi dengan dunia luar.
Pembuatan situs web tersebut merupakan suatu upaya untuk
menjembatani informasi yang semakin tidak terbatas serta untuk menuju
penerapan E-Government pada Dinas Pertanian DIY, yaitu sesuai dengan
Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tentang E-Government, yang mengatur mengenai
penyelenggaraan layanan masyarakat dengan menggunakan teknologi
informasi.
Secara umum ketiga website tersebut memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Website dengan alamat http://www.distan.pemda-diy.go.id digunakan
untuk memberikan informasi dinas seperti profil dinas, informasi dinas,
data statistik pertanian, teknologi pertanian, kebijakan pertanian serta
update harga pasar.
27
2. Website dengan alamat http://www.agricenter.jogjaprov.go.id digunakan
untuk memfasilitasi masyarakat petani dan stakeholder pertanian di DIY
dalam usaha bisnis pertanian.
3. Website dengan alamat http://www.jogjabenih.com digunakan untuk
memfasilitasi pelaku usaha yang bergerak dalam bidang
perbenihan/perbibitan di samping kekuatan kelembagaan perbenihan/
perbibitan yang ada (pemerintah, swasta, dan pihak-pihak yang
berkomitmen dengan pengembangan perbenihan/perbibitan).
Hadirnya tiga buah website ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan
layanan masyarakat di DIY khususnya masyarakat petani dan pihak-pihak yang
terkait dengan pembangunan pertanian di DIY. Informasi yang disediakan oleh
dinas di dalam website bisa diakses oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja
dibutuhkan. Demikian pula sebaliknya, masyarakat bisa berpartisipasi secara
aktif untuk memberikan ide, masukkan atau aduan untuk meningkatkan
kualitas pembangunan pertanian di DIY. Disamping itu, kehadiran ketiga web
ini adalah untuk mewujudkan tata laksana pemerintahan yang transparan,
akuntabel, bersih, bertanggungjawab, responsive, efektif, dan efisien.
Disamping itu penambahan komputer untuk mendukung kecepatan
dan keakuratan informasi terus dilakukan dengan dukungan dana dari APBD
maupun APBN, hal ini dilakukan dalam upaya mendukung terwujudnya
Yogyakarta sebagai Cyber Province.
28
BAB 3 BAB 3 Akuntabilitas Kinerja
Akuntabilitas Kinerja
III.1. Capaian Kinerja Tahun 2017
Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta telah melaksanakan
penilaian kinerja dengan mengacu pada Perjanjian
Kinerja Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta tahun 2017
yang telah disepakati. Penilaian ini dilakukan oleh tim
pengelola kinerja untuk mengevaluasi dan mengukur
dalam rangka pengumpulan data kinerja yang hasilnya
akan memberikan gambaran keberhasilan dan
kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Dari
hasil pengumpulan data selanjutnya dilakukan
kategorisasi kinerja (penentuan posisi) sesuai dengan
tingkat capaian kinerja yaitu:
Tabel III.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja
Berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010
Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan
oleh Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta dilakukan dengan membandingkan
antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Indikator kinerja sebagai
ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Dinas Pertanian D.I.
Yogyakarta beserta target dan capaian realisasinya dirinci sebagai berikut:
No. Interval Nilai Realisasi
Kinerja
Kriteria Penilaian Realisasi
Kinerja Kode
1. 91 ≤ 100 Sangat Baik Hijau Tua
2. 76 ≤ 90 Tinggi Hijau Muda
3. 66 ≤ 75 Sedang Kuning Tua
4. 51 ≤ 65 Rendah Kuning Muda
5. ≤ 50 Sangat Rendah Merah
Bab 3 Berisi :
1. Capaian Kinerja
Tahun 2017
2. Evaluasi dan
Analisis Capaian
Kinerja Sasaran
Strategis
3. Evaluasi dan
Analisis Capaian
Kinerja Lainnya
4. Akuntabilitas
Anggaran
29
Tabel III.2 Capaian Kinerja Tahun 2017
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR
KINERJA SATUAN TARGET REALISASI
PERSENTASE
(%) KRITERIA/
KODE
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Meningkatnya
produksi tanaman
pangan dan
hortikultura
Jumlah produksi
tanaman
pangan dan
hortikultura
Ton
2.603.465 2.709.684*)
=(2.603.465/
2.709.684)
x100% =
104,08
Sangat
Baik
2 Terjaganya
stabiltias populasi
ternak
Jumlah populasi
ternak
Animal
unit 641.416 620.575*)
=(620.575 /
641.416) x
100%
96,75
Sangat
Baik
3 Meningkatnya
pendapatan petani
melalui nilai tambah
produk pertanian
Nilai tukar
Petani
Indeks
NTP 99,00 98,15
=(98,15 /
99,00) x
100%
=99,14
Sangat
Baik
Sumber : Dinas Pertanian DIY, 2018
Dari tabel di atas, terdapat 3 (tiga) indikator yang terbagi ke dalam 3
(tiga) sasaran strategis. Pada tahun 2017, 1 (satu) indikator telah memenuhi
target yang ditetapkan (tercapai ≥ 100%) atau sebesar 33,33% dari total
indikator. Sementara itu, sebanyak 2 (dua) indikator atau sebesar 66,66%
belum memenuhi target. Tidak tercapainya target disebabkan oleh berbagai
faktor kendala. Capaian yang tertinggi pada indikator jumlah produksi
tanaman pangan dan hortikultura dengan persentase 104,08 sementara
indikator yang mengalami capaian yang rendah adalah indikator Nilai Tukar
Petani dengan persentase 99,14.
III.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis
Dalam sub bab ini akan disajikan pencapaian sasaran strategis Dinas
Pertanian D.I. Yogyakarta yang dicerminkan dalam capaian Indikator Kinerja.
Adapun evaluasi dan analisis secara rinci indikator kinerja menurut sasaran
stategis diuraikan sebagai berikut:
III.2.1. Sasaran Meningkatnya produksi tanaman pangan dan hortikultura
Tolok ukur capaian sasaran Meningkatkan produksi pertanian
(tanaman pangan dan hortikultura) terdiri dari 2 indikator yaitu: indikator
Jumlah produksi tanaman pangan dan Jumlah produksi hortikultura.
30
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat ketercapaian target yakni
faktor penghambat yakni Cuaca yang tidak menentu. Sementara faktor
pendorongnya yakni kondisi pada saat memasuki musim kemarau tetapi
masih ada hujan.
Strategi yang ditempuh untuk mencapai target sasaran
meningkatnya produksi tanaman pangan dan hortikultura yaitu :
a. Peningkatan kemampuan petani dan petugas melalui pelatihan,
kursus,magang, sekolah lapang;
b. Pengembangan minat generasi muda bekerja di sektor pertanian melalui
penumbuhan wirausahawan muda pertanian, pemberian modal usaha bagi
generasi muda yang bergerak di sektor pertanian, pendidikan dan latihan
khusus pertanian/agribisnis pertanian bagi generasi muda;
c. Pengamanan produksi melalui pengendalian organisme pengganggu
tumbuhan, pengendalian penyakit hewan menular strategis dan
penanganan dampak bencana alam dan perubahan iklim;
d. Peningkatan teknologi produksi melalui penerapan Good Agriculture
Practices (GAP)/Standart Operating Procedure (SOP), penerapan teknologi
budidaya dan teknologi pascapanen/pengolahan;
e. Pemberdayaan petani dalam melakukan agribisnis produk unggul pertanian
melalui penguatan kelembagaan
Tabel III.3 Target dan Realisasi Kinerja Strategis I (tanaman pangan dan
hortikultura) di DIY tahun 2016 dan 2017
No Indikator
Capaian
2016
2017 Target Akhir
Renstra (2017)
Capaian s/d
2017 terhadap
2017 (%)
Target Realisasi % Realisasi*
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Jumlah
produksi
tanaman
pangan (*)
dan
hortikultura
(**) (ton)
2.597.138 2.603.465 2.709.684
=(2.709.684/2.603.465)
x100 % = 104,08
2.603.465 =(2.709.684 / 2.603.465) x
100% = 104,08
Sumber : Dinas Pertanian DIY, 2018
31
Keterangan :
(*) : pengukuran indikator dengan cara menghitung produksi dalam satuan ton
(produksi (ton) = luas panen (ha) x produktivitas (ton/ha)) dan
menjumlahkan hasil produksi 10 komoditas tanaman pangan selama 1
tahun.
(**)
:
pengukuran indikator dengan cara menghitung produksi dalam satuan ton
(produksi (ton) = luas panen (ha) x produktivitas (ton/ha)) dan
menjumlahkan hasil produksi komoditas hortikultura (Sayuran Buah
Semusim (SBS), Buah Sayuran Tahunan (BST), Tanaman Hias (TH), Tanaman
Bio Farmaka (TBF) selama 1 tahun.
a. Tanaman Pangan
Komoditas padi memiliki peran sebagai bahan pangan strategis.
Karena peran strategis tersebut maka produksi dan harga dikendalikan oleh
Pemerintah. Selain Padi masih ada dua komoditas lainnya yang memiliki
peran strategis yaitu jagung dan kedelai, sebagai bahan baku industri dan
sebagai pakan ternak.
Terkait dengan data angka statistik yang ditampilkan dalam dokumen
LKj IP ini mengacu pada periode penghitungan angka dalam setahun oleh
Dinas Pertanian Kabupaten, Dinas Pertanian Provinsi, Kementerian Pertanian
dan BPS. Kementerian Pertanian dan BPS melakukan tiga kali rilis dengan
lima status angka produksi tanaman pangan yaitu, Angka Ramalan I (ARAM
I), Angka Ramalan II (ARAM II), Angka Ramalan III (ARAM III), Angka
Sementara (ASEM), dan Angka Tetap (ATAP).
Periode Rilis oleh BPS
a. ARAM I tahun berjalan dan ASEM tahun sebelumnya dirilis setiap Februari
atau awal bulan Maret,
b. ARAM II tahun berjalan dan ATAP tahun sebelumnya dirilis setiap Awal
bulan Juli,
c. ARAM III tahun berjalan dirilis setiap awal bulan November.
Status Angka Produksi Pertanian
1. Angka Ramalan I (ARAM I)
ARAM I merupakan angka ramalan/perkiraan produksi tahun berjalan
berdasarkan keadaan luas tanaman akhir Desember tahun sebelumnya
32
2. Angka Ramalan II (ARAM II)
ARAM II terdiri dari realisasi produksi Januari–April dan angka
ramalan/perkiraan Mei–Desember berdasarkan keadaan luas tanaman
akhir bulan April
3. Angka Ramalan III (ARAM III)
ARAM III terdiri dari realisasi produksi Januari–Agustus dan angka
ramalan/perkiraan September–Desember berdasarkan keadaan luas
tanaman akhir bulan Agustus
4. Angka Sementara (ASEM)
ASEM merupakan realisasi produksi Januari–Desember tetapi belum final
karena mengantisipasi kelengkapan laporan dari Mantri Tani dan BPS
Kabupaten/Kota
5. Angka Tetap (ATAP)
ATAP adalah realisasi produksi selama satu tahun (Januari–Desember) dan
merupakan angka final
Angka ramalan yang merupakan hasil perkalian antara luas panen
dengan produktivitas (hasil per hektar). Metode ramalan yang selama ini
digunakan oleh Badan Pusat Statistik adalah Metode Regresi Linier
Sederhana yaitu metode regresi yang menggunakan satu variabel bebas (X)
untuk melakukan peramalan terhadap variabel tak bebas (Y). Untuk
meramalkan luas panen satu sub round yang akan datang digunakan variabel
bebas luas tanaman akhir sub round sebelumnya, dan untuk meramalkan
hasil per hektar sub round yang akan datang digunakan variabel bebas hasil
per hektar sub round sebelumnya.
Tabel III.4 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan
Unggulan, 2016-2017
No Komoditas Luas Panen (ha)
Produktivitas
(ku/ha) Produksi (ton)
2016 2017* 2016 2017* 2016 2017*
1 Padi Sawah 116.133 114.385 61,33 59,28 712.282 678.081 2 Padi Ladang 41.952 44.433 40,62 45,59 170.417 202.576
Total Padi 158.085 158.818 55,84 55,45 882.699 880.657
3 Jagung 65.632 62.521 47,27 49,87 310.257 311.764 4 Kedelai 12.990 6.533 12,85 13,25 16.677 8.656 5 Kacang Tanah 63.128 68.083 12,01 11,74 75.816 79.907
33
No Komoditas Luas Panen (ha)
Produktivitas
(ku/ha) Produksi (ton)
2016 2017* 2016 2017* 2016 2017*
6 Kacang Hijau 461 519 6,27 5,80 289 301 7 Ubi Kayu 52.850 54.204 173,26 189,23 915.667 1.025.779 8 Ubi Jalar 244 313 133,44 169,14 3.256 5.289 9 Sorghum 178 96 3,15 3,15 56 31
Sumber : DIY Dalam Angka BPS tahun 2017 dan Dinas Pertanian DIY Tahun 2018
Keterangan : * = Angka Sementara
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa produksi padi total
tahun 2017 turun dari tahun 2016 sebesar 2.042 ton (-0,23%).
Penurunan ini disumbang oleh produksi padi sawah yang mengalami
penurunan luas panen, produktivitas, dan hasil produksi di tahun 2017.
Luas panen padi sawah mengalami penurunan sebesar 1.748 ha (-
1,51%), produktivitas menurun sebesar 2,05 ku/ha (-3,34%), dan
produksi menurun sebesar 34.201 ton (-4,80%) dikarenakan dua hal
yaitu terjadinya banjir besar akibat badai Cempaka di bulan November
2017 di kawasan Bantul, Gunungkidul, dan Kulon Progo yang
menggenangi kawasan lahan pertanian yang ditanami padi sehingga
menyebabkan lahan mengalami puso dan produktivitas menurun
dikarenakan intensitas hujan tinggi sehingga mengganggu penyerbukan
dan pengisian bulir (banyak bulir hampa). Luas panen padi total
mengalami peningkatan sebesar 733 ha (0,46%) dikarenakan
peningkatan luas padi ladang sebesar 2.481 ha (5,91%). Padi ladang
mengalami kenaikan produktivitas padi ladang sebesar 4,97 ku/ha
(12,24%) dari tahun 2016. Kenaikan luas panen dan produktivitas ini
menyebabkan peningkatan produksi padi ladang sebesar 32.159 ton
(18,87%).
Luas panen jagung tahun 2017 mengalami penurunan sebesar
3.111 ton (-4,74%) dari tahun 2016 dan produktivitas naik sebesar 2,60
ku/ha (5,50%). Meskipun luas panen jagung mengalami penurunan
namun peningkatan produktivitas menyebabkan terjadinya peningkatan
produksi sebesar 1.507 ton (0,49%). Peningkatan produksi jagung juga
didukung dengan penggunaan benih jagung hibrida oleh petani dan
teknologi budidaya yang baik di semua kabupaten.
34
Produksi tanaman kedelai tahun 2017 mengalami penurunan
produksi sebesar 8.021 ton (-48,10%) seiring menurunnya luas panen
sebesar 6.457 ha (-49,71%) yang disebabkan antara lain rendahnya nilai
ekonomis kedelai sehingga minat petani untuk menanam kedelai
menurun dan sebagian besar petani beralih ke padi dan sebagian
jagung.
Peningkatan ditunjukkan oleh produksi ubi-ubian, dimana ubi
kayu mengalami peningkatan luas panen sebesar 1.354 ha (2,56%),
produktivitas naik sebesar 15,97 ku/ha (9,22%) sehingga produksi ubi
kayu naik sebesar 110.112 ton (12,02%) menjadi 1.025.779 ton di tahun
2017. Ubi jalar mengalami peningkatan luas panen sebesar 69 ha
(28,28%) dan produktivitas naik sebesar 35,70 ku/ha (26,75%) sehingga
mengalami peningkatan produksi sebesar 2.033 ton (62,44%) menjadi
5.289 ton di tahun 2017.
b. Hortikultura
Komoditas hortikultura merupakan kelompok komoditas
pertanian yang sangat banyak ragamnya. Kementerian Pertanian telah
menetapkan sebanyak 323 jenis produk hortikultura yang meliputi 60
jenis buah-buahan, 80 jenis sayuran, 66 jenis biofarmaka (tanaman obat)
dan 117 jenis tanaman hias (florikultura). Jumlah produk hortikultura ini
tentu saja akan bertambah banyak di masa mendatang. Dari jumlah
tersebut, baru sekitar 90 jenis produk hortikultura yang secara komersial
dan luas dikembangkan yang terdiri dari 25 jenis sayuran, 26 jenis buah-
buahan, 24 jenis tanaman hias dan 15 jenis tanaman biofarmaka.
Kementerian Pertanian telah menetapkan 40 komoditas unggulan
nasional, 11 diantaranya adalah komoditas hortikultura yaitu : cabai,
bawang merah, kentang, jeruk, mangga, manggis, salak, pisang, durian,
rimpang dan tanaman hias.
Komoditas hortikultura tumbuh dan berkembang menjadi salah
satu komoditas pertanian yang cukup diminati di pasar. Rata-rata
pertumbuhan permintaan pasar terhadap produk hortikultura mencapai 11
%. Lebih tinggi dibanding dengan komoditas pertanian lain seperti tanaman
perkebunan dan tanaman pangan yang ada pada kisaran 7 – 8 %. Kondisi ini
dipengaruhi oleh semakin tingginya kesadaran masyarakat akan arti
35
penting komoditas hortikultura yang tidak hanya sebagai bahan pangan,
tetapi juga mempunyai kontribusi dalam aspek kesehatan, estetika, dan
lingkungan. Komoditas ini juga menjadi sumber pendapatan bagi petani
dan masyarakat.
Pemda DIY mendorong para petani hortikultura untuk
meningkatkan kualitas produksinya. Upaya tersebut dilakukan dengan
menerapkan cara budidaya yang baik (sesuai Good Agricultural Practices-
Standard Operating Procedures/GAP-SOP) untuk semua komoditas
hortikultura. Komoditas hortikultura unggulan DIY antara lain cabai,
bawang merah, salak, pisang, biofarmaka, dan tanaman hias. Luas panen
dan produksi tanaman hortikultura tahun 2016 dan 2017 dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel III.5 Produksi Hortikultura Unggulan di DIY Tahun 2016 dan 2017
No Komoditas Luas Panen Produksi
Satuan 2016 2017* Satuan 2016 2017*
1 Cabe Besar ha 2.873 3.579 Ton 23.487 29.321
2 Cabe Rawit ha 900 1.355 Ton 3.276 8.172
3 Bawang Merah ha 1.031 1.422 Ton 8.898 9.028
4 Salak rumpun 5.301.071 2.827.317 Ton 74.215 37.913
5 Pisang rumpun 1.139.478 958.629 Ton 52.416 40.921
6 Jahe m2 2.492.500 2.554.362 Ton 4.985 8.542
7 Aglaonema m2 16.340 14.053 Pohon 35.889 108.706
Sumber: Dinas Pertanian DIY, 2018
Keterangan : * = Angka Sementara
Beberapa komoditas seperti cabai besar, cabai rawit, bawang
merah, pisang, dan jahe di DIY mengalami peningkatan luas panen. Cabai
besar mengalami peningkatan sebanyak 706 Ha atau 24,57%, cabai rawit
sebesar 455 Ha atau 50,55%, bawang merah sebanyak 391 Ha atau 37,92%,
dan jahe sebesar 61.682 m2 atau 2,48%. Peningkatan tersebut terjadi
karena adanya bantuan pemerintah dalam bentuk pembiayaan dan
pelatihan dalam rangka pengembangan kawasan sentra produksi
komoditas hortikultura unggulan. Peningkatan luas panen komoditas cabai
besar, cabe rawit, bawang merah, dan jahe berbanding lurus dengan
peningkatan nilai produksinya. Produksi cabai besar mengalami
36
peningkatan sebesar 5.834 ton (24,84%), cabe rawit meningkat 4.896
(149,45%), bawang merah meningkat sebesar 130 ton (1,46%), dan jahe
meningkat sebesar 3.557 ton (71,35%).
Tiga komoditas lainnya seperti pisang, salak dan aglaonema
mengalami penurunan luas panen atau tanaman produktif. Pada komoditas
pisang, jumlah tanaman yang menghasilkan mengalami penurunan sebesar
180.849 rumpun (-15,87%) dan pada komoditas salak mengalami
penurunan sebesar 2.473.754 rumpun (-46,67%). Penurunan jumlah
tanaman yang menghasilkan bagi dua komoditas ini yaitu pisang dan salak
berbanding lurus dengan penurunan hasil produksi. Produksi pisang
menurun 36.302 ton (-48,91%) dan salak menurun 11.495 (-21,93%).
Penurunan angka tanaman yang menghasilkan dan produksi ini
dikarenakan curah hujan tinggi dan badai Cempaka di bulan November-
Desember 2017 sehingga sebagian besar tanaman pisang terendam air dan
menjadikan batang pohon pisang menjadi busuk serta penurunan jumlah
tanaman yang menghasilkan dan produksi salak akibat serangan organisme
pengganggu ini tanaman (OPT). Berbeda dengan jahe yang mengalami
peningkatan produksi sebesar 3.557 ton atau 71,35 % akibat adanya
pengembangan TOGA (tanaman obat keluarga) di lahan pekarangan dan
pemanfaatan kembali sisa bantuan tahun 2015. Komoditas tanaman hias
yang mengalami peningkatan produksi adalah aglaonema, sebesar 72.817
pohon atau 202,90%. Peningkatan ini dikarenakan peningkatan
produktivitas sebesar 251,82%, perawatan komoditas ini termasuk mudah,
bibit yang digunakan berkualitas baik, biaya produksi dan operasional
mudah dan murah, serta terjadinya peningkatan trend pasar akan
permintaan aglaonema.
III.2.2. Sasaran Terjaganya Stabilitas Populasi Ternak
Tolok ukur capaian sasaran Terjaganya Stabilitas Populasi Ternak
terdiri dari 1 (satu) indikator yaitu indikator jumlah populasi ternak.
Faktor yang menghambat ketercapaian sasaran yakni cuaca yang tidak
menentu yang memicu berkembangnya penyakit. Sementara factor
pendorong yakni adanya program peningkatan pengembangan budidaya
ternak baik APBN melalui UPSUS SIWAB maupun APBD berupa sapronak.
37
Capaian sasaran Terjaganya Stabilitas Populasi Ternak dapat dilhat pada
Tabel III.6.
Tabel III.6 Target dan Realisasi Kinerja Strategis II (Populasi Ternak) di DIY
Tahun 2016 dan 2017
Indikator Satuan Capaian
2016
2017*)
Target
Akhir
Renstra
2017
Capaian
s/d 2017
terhadap
2017 (%) Target Realisasi % Realisasi
Jumlah
Populasi
Ternak
Animal
Unit 620.516 641.416 620.575
= (620.575 / 641.416) x 100% =
96,75
641.416 96,75
Sumber: Dinas Pertanian DIY, 2018
Keterangan :
(*) : pengukuran indikator dengan cara menghitung populasi ternak
dalam satuan Animal Unit (AU) dimana populasi (AU) = jumlah
populasi ternak (ekor) x satuan konversi (AU/ekor) dan
menjumlahkan populasi ternak besar, ternak kecil dan unggas pada
periode tertentu (akhir tahun).
Pembangunan peternakan merupakan sub sektor pertanian yang
strategis dalam upaya ketahanan pangan dan mencerdaskan manusia
yang berkualitas. Komoditas ternak dengan kandungan fungsi protein
hewaninya sangat menentukan dalam mencerdaskan manusia karena
kandungan asam amino didalamnya tidak dapat tergantikan (irreversible)
sebagai agen pembangun. Untuk sub-sektor peternakan, wilayah DIY
memiliki sebaran ternak besar maupun kecil pada sejumlah kabupaten
dan kota. Untuk ternak besar pada wilayah DIY, sebagian besar atau 99%
terdiri atas jenis sapi potong, kambing, dan domba. Sapi potong secara
umum mempunyai fungsi sosial ekonomi yang sangat penting di dalam
kehidupan masyarakat pedesaan Indonesia dan khususnya masyarakat
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sebagian besar sapi potong yang
dipelihara masyarakat DIY di masa lalu adalah sapi Peranakan Ongole
(PO), namun demikian akhir-akhir ini peternak sudah banyak memilih
sapi hasil persilangan antara sapi betina PO dengan pejantan Simmental
38
dan Limousin lewat teknologi inseminasi buatan (IB). Sentra kawasan
pengembangan sapi potong di DIY adalah kabupaten Gunungkidul, hal ini
juga didukung dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri Pertanian
Republik Indonesia Nomor: 48/Kpts/SR.120/1/2015 tertanggal 16 Januari
2015 tentang Wilayah Sumber Bibit sapi peranakan Ongole (PO) di
Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul.
Sapi perah, kambing dan itik menjadi komoditas unggulan DIY.
Sentra produksi utama sapi perah berada di Kabupaten Sleman sentra
populasi kambing berada di kabupaten Kulon Progo (terutama jenis
kambing PE) dan kabupaten Gunungkidul sedangkan sentra populasi itik
berada di kabupaten Bantul dan kabupaten Sleman. Data populasi sapi
potong, sapi perah, kambing dan itik tahun 2017 dibandingkan dengan
tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel III.7 Populasi Ternak DIY antara tahun 2016-2017
No Jenis Ternak Populasi (Ekor)
Populasi
(Animal Unit)
2016 2017* 2016 2017*
1 Sapi Potong 304.450 309.960 231.382 235.570
2 Sapi Perah 4.045 4.003 3.074 3.042
3 Kambing 395.895 401.219 43.548 44.134
4 Itik 509.246 496.196 15.277 14.886
Sumber : Dinas Pertanian DIY, 2018
Keterangan : Angka Tetap = 2016, * Angka Sementara = 2017
Berdasarkan tabel di atas populasi sapi potong tahun 2017 naik
sebanyak 5.510 ekor (1,81%) dibanding dengan tahun 2016. Sapi perah
mengalami penurunan sebesar 42 ekor (-1,04%) dibandingkan tahun
2016 dikarenakan mutasi kelompok ternak/peternak dapat
mengendalikan keluar masuk ternak. Kambing mengalami kenaikan
sebesar 5.324 ekor (1,34%). Itik mengalami penurunan sebesar 13.050
ekor (-2,56%) dikarenakan berkurangnya peternak itik. Penurunan di
komoditas itik ini paling besar dikarenakan faktor tingginya curah hujan
di akhir tahun 2017 hingga menyebabkan banjir di beberapa kawasan di
Kabupaten Gunung Kidul, Bantul, dan Kulon Progo. Poin utama yang
mendukung keberhasilan kegiatan adalah pencatatan atau recording
39
yang dilakukan pada setiap tahapan kegiatan secara tertib sebagai data
base pelaporan kegiatan. Kegiatan ini juga didukung dengan keterlibatan
aktif tim teknis lapang terdiri dari petugas teknis reproduksi di lapangan
yang terdiri dari medik veteriner, ATR, petugas IB dan petugas PKB yang
berkompeten dengan sentra koordinasi kegiatan di Puskeswan sebagai
pusat data dan informasi kegiatan tingkat lapangan. Selain itu di akhir
tahun 2016 mulai dicanangkan gerakan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib
Bunting (UPSUS SIWAB).
III.2.3. Sasaran Meningkatnya pendapatan petani melalui nilai tambah
produk pertanian
Tolok ukur capaian sasaran meningkatnya pendapatan petani
melalui nilai tambah produk pertanian terdiri dari 1 (satu) indikator yaitu
indikator Nilai Tukar Petani per bulan per sektor pertanian tanaman
pangan, hortikultura dan peternakan sumber data dari BPS kemudian di
akhir tahun dirata-rata.
Tabel III.8 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Strategis III (Nilai Tukar
Petani) di DIY tahun 2017
Indikator Satuan Capaian
2016
2017*)
Target
Akhir
Renstra
2017
Capaian
s/d 2017
terhadap
2017 (%) Target Realisasi % Realisasi
Nilai Tukar
Petani(*)
Indeks
NTP 99,96 99,00 98,15
=98,15/99,00
x 100% =
99,14
99,00 99,14
Sumber : Dinas Pertanian DIY, 2018
(*) = pengukuran indikator dengan cara menghitung indikator Angka NTP
perbulan per sektor pertanian tanaman pangan, hortikultura dan
peternakan. . Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan
antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (IT) dengan Indeks Harga
Yang Dibayar Petani (IB) yang dinyatakan dalam persentase sumber data
dari BPS kemudian diakhir tahun dirata-rata)
Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk
melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan
40
indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang
Diterima Petani (IT) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (IB) yang
dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term
of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan
jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah
tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut,
maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan
petani dapat dikompensasi dengan pertambahan pendapatan petani dari
hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi
pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya
meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif
semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Capaian
NTP Tahun 2017 dapat dilihat pada tabel III.9.
Tabel III.9 NTP Tahun 2016 dan 2017
No. Nilai Tukar Petani (NTP) 2016 2017
1. Pertanian Tanaman Pangan 100,17 100,62
2. Pertanian Hortikultura 101,50 101,30
3. Peternakan 98,49 92,52
Rata-rata 99,96 98,15
Sumber : Dinas Pertanian DY, 2018
Indikator nilai tukar petani (NTP) menunjukkan capaian NTP untuk
rerata tanaman pangan (100,62) dan peternakan (92,52) menunjukkan
kenaikan indeks capaian dibanding tahun sebelumnya (TP 100,17 dan
Peternakan 98,49). Sedangkan rerata hortikultura (101,30) menunjukkan
capaian yang menurun daripada tahun sebelumnya (101,50). Secara
keseluruhan, jumlah rata-rata NTP Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Peternakan adalah sebesar 98,15. Nilai tersebut lebih rendah daripada
capaian tahun 2016 sebesar 99,96.
NTP Sub sektor Hortikultura menurun akibat indeks harga yang
diterima petani (It) lebih kecil dari indeks yang harus dibayar petani (lb).
Kenaikan harga yang diterima petani karena meningkatnya harga
kelompok ternak besar tidak sebanding dengan kenaikan indeks harga
yang harus dibayarkan petani. Kenaikan harga sejumlah barang pokok
41
untuk konsumsi, tidak sebanding dengan kenaikan pendapatan petani
yang cenderung stagnan.
Capaian NTP sub sektor tanaman pangan naik 0,45%, sub sektor
hortikultura turun 0,20% dan sub sektor peternakan turun 6,06%, secara
indek capaian rerata NTP sub sektor tanaman pangan, hortikultura, dan
peternakan pada tahun 2016 sebesar 99,96 (dengan rincian NTP
subsektor tanaman pangan sebesar 100,62, NTP sub sektor hortikultura
sebesar 101,30, dan NTP sub sektor peternakan sebesar 92,52). Capaian
rerata NTP sub sektor tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan
sebesar 98,15, memiliki tingkat capaian dengan persentase sebesar
98,19% dibandingkan tahun 2016 (capaian sebesar 99,96).
NTP Sub sektor peternakan yang terdiri atas ternak besar, kecil
dan unggas dan hasil ternak lainnya menurun akibat indeks harga yang
diterima petani (It) lebih kecil dari indeks yang harus dibayar petani (lb).
Kenaikan harga yang diterima petani karena meningkatnya harga
kelompok ternak besar tidak sebanding dengan kenaikan indeks harga
yang harus dibayarkan petani. Selain itu, adanya dampak fluktuasi harga
BBM pada tahun 2016, menyebabkan adanya perubahan pola konsumsi
petani yang tidak seimbang dengan stagnasi pendapatan petani.
Kenaikan harga sejumlah barang pokok untuk konsumsi, tidak sebanding
dengan kenaikan pendapatan petani yang cenderung stagnan.
III.3 Akuntabilitas Anggaran
Penyerapan anggaran belanja langsung pada tahun 2017 sebesar
82,74% dari total anggaran yang dialokasikan. Realisasi anggaran untuk
program/kegiatan utama sebesar 78,33%, sedangkan realisasi untuk
program/kegiatan pendukung sebesar 92,55%. Jika dilihat dari realisasi
anggaran per sasaran, penyerapan anggaran terbesar pada
program/kegiatan di sasaran Meningkatnya pendapatan petani melalui nilai
tambah produk pertanian (94,88%). Sedangkan penyerapan terkecil pada
program/kegiatan di sasaran Meningkatnya produksi tanaman pangan dan
hortikultura (74,28%).
Jika dikaitkan antara kinerja pencapaian sasaran dengan penyerapan
anggaran, pencapaian sasaran yang relatif baik dan diikuti dengan
42
penyerapan anggaran kurang dari 100% menunjukkan bahwa dana yang
disediakan untuk pencapaian sasaran pembangunan tahun 2017 telah
mencukupi.
Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2017 yang dialokasikan
untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran disajikan
pada tabel berikut:
Tabel III.10 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2017
No Sasaran
Indikator Sasaran
Kinerja Anggaran
Target Realisasi %
Realisasi Target Realisasi
% Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Meningkatnya
produksi tanaman
pangan dan
hortikultura
Jumlah produksi
tanaman pangan
dan hortikultura
(ton)
2.603.465 2.709.684 104,08 11.192.891.560 8.314.069.418 74,28
2 Terjaganya
stabiltias populasi
ternak
Jumlah populasi
ternak (animal
unit)
641,416 620.575 96,75 10.020.862.401 8.040.207.835 80,23
3 Meningkatnya
pendapatan petani
melalui nilai
tambah produk
pertanian
Nilai Tukar
Petani (Indeks
NTP) 99 98,15 99,14 1.585.067.000 1.503.856.500 94,88
Jumlah 22.798.820.961 17.858.133.753 78,33
Total Belanja Langsung 33.062.386.008 27.357.173.111 82,74
Sumber : Dinas Pertanian DY, 2018
Tabel III.11 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Program Tahun 2017
(yang mendukung capaian sasaran strategis)
No Program
Anggaran*
Ket Target Realisasi % Deviasi
1 2 3 4 5 6
1 Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran 2.929.037.500 2.586.769.144 11,69%
2 Program Peningkatan Sarana Dan
Prasarana Aparatur 6.929.933.327 6.545.685.049 5,54%
3 Program Peningkatan Kapasitas
Sumberdaya Aparatur 38.408.100 35.616.500 7,27%
43
No Program
Anggaran*
Ket Target Realisasi % Deviasi
4 Program Peningkatan
Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja Dan Keuangan
366.186.120 330.968.665 9,62%
Jumlah 10.263.565.047 9.499.039.358 7,45%
Total Belanja Langsung 33.062.386.008 27.357.173.111 17,26
* anggaran setelah APBD perubahan Analisa Efisiensi
Sumber : Dinas Pertanian DY, 2018
Tabel III.12 Tingkat Efisinsi Sasaran program (Hanya untuk indikator kinerja
sasaran yang capaiannya ≥100%)
No Sasaran Indikator % Capaian Kinerja
(≥100%)
%
Penyerapan
Anggaran
Tingkat
Efisiensi
1 2 3 4 5 6
1 Meningkatnya
produksi
tanaman
pangan dan
hortikultura
Jumlah
produksi
tanaman
pangan dan
hortikultura
104,08 74,28 25,72
Sumber : Dinas Pertanian DY, 2018
Pengukuran indikator tanaman pangan dan hortikultura
merupakan penggabungan jumlah produksi tanaman pangan dengan cara
menghitung produksi dalam satuan ton (produksi (ton) = luas panen (ha) x
produktivitas (ton/ha)) dan menjumlahkan hasil produksi 10 komoditas
tanaman pangan selama 1 tahun ditambahkan jumlah produksi tanaman
hortikultura dengan cara menghitung produksi dalam satuan ton (produksi
(ton) = luas panen (ha) x produktivitas (ton/ha)) dan menjumlahkan hasil
produksi komoditas hortikultura; Sayuran Buah Semusim (SBS), Buah
Sayuran Tahunan (BST), Tanaman Hias (TH), Tanaman Bio Farmaka (TBF)
selama 1 tahun.
44
BAB 4 BAB 4 Penutup
Penutup
Penyelenggaraan kegiatan di Dinas Pertanian
D.I.Yogyakarta pada Tahun Anggaran 2017 merupakan
tahun kelima dari Rencana Strategis Dinas Pertanian
D.I.Yogyakarta Tahun 2012-2017. Keberhasilan yang
dicapai berkat kerja sama dan partisipasi semua pihak
dan diharapkan dapat dipertahankan serta
ditingkatkan. Sementara itu, untuk target-target yang
belum tercapai perlu diantisipasi dan didukung oleh
berbagai pihak.
Hasil laporan kinerja Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta tahun 2017 dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari analisis 3 (tiga) sasaran, terdapat 3 (tiga) indikator kinerja utama yang
dipilih sebagai tolak ukur. Pada tahun 2017, 1 (satu) indikator yang telah
memenuhi target yang ditetapkan atau sebesar 33,33% dari total indikator.
Sementara itu, sebanyak 2 (dua) indikator atau sebesar 66,66% belum
memenuhi target. Tidak tercapainya target disebabkan oleh berbagai faktor
kendala.
2. Capaian pada 3 (tiga) IKU sudah masuk pada kategori tinggi dan atau sangat
tinggi. Sebanyak 3 (tiga) IKU masuk dalam kategori sangat tinggi.
3. IKU yang dinyatakan Berhasil adalah yang capaian kinerjanya ≥ 100% dari
target yang ditetapkan untuk tahun 2017. IKU tersebut adalah Jumlah produksi
tanaman pangan dan hortikultura sementara untuk IKU Jumlah populasi
ternak (ekor/animal unit), dan Nilai Tukar Petani masih di bawah 100%.
Langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapi dapat dirumuskan rencana aksi sebagai berikut:
1. Peningkatan kemampuan petani dan petugas melalui pelatihan, kursus,
magang, sekolah lapang;
Bab 4 Berisi :
1. Kesimpulan
2. Saran
45
2. Pengembangan minat generasi muda bekerja di sektor pertanian melalui
penumbuhan wirausahawan muda pertanian, pemberian modal usaha bagi
generasi muda yang bergerak di sektor pertanian, pendidikan dan latihan
khusus pertanian/agribisnis pertanian bagi generasi muda
3. Pengamanan produksi melalui pengendalian organisme pengganggu
tumbuhan, pengendalian penyakit hewan menular strategis dan penanganan
dampak bencana alam dan perubahan iklim
4. Peningkatan teknologi produksi melalui penerapan Good Agriculture Practices
(GAP)/Standart Operating Procedure (SOP), penerapan teknologi budidaya dan
teknologi pascapanen/pengolahan antara lain dengan pengembangan
inkubator bisnis.
5. Pemberdayaan petani dalam melakukan agribisnis produk unggul pertanian
melalui penguatan kelembagaan dan usahanya salah satunya dengan
pengembangan corporate farming.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2017 ini diharapkan dapat
dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang
membutuhkan, penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang,
penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang, serta
penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan
LAMPIRAN:
Lampiran 1. Struktur Organisasi
Lampiran 2. Perencanaan Strategis (matriks Renstra lima tahun)
Lampiran 3. Perjanjian Kinerja Tahun 2017
Lampiran 4. Tanggapan/Tindak Lanjut Evaluasi LKJ IP Tahun Sebelumnya
Lampiran 2. Perencanaan Strategis (matriks Renstra lima tahun)
No Tujuan Sasaran Indikator
sasaran
Target Kinerja Sasaran Pada Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Memacu
pertumbuhan
ekonomi
daerah yang
berkualitas
dan
berkeadilan
yang didukung
dengan
semangat
kerakyatan,
inovatif dan
kreatif
Meningkatnya
produksi tanaman
pangan dan
hortikultura
Jumlah
produksi
tanaman
pangan dan
hortikultura
2.931.657 2.993.434 3.057.116 2.594.577 2.603.465
2 Terjaganya
stabiltias populasi
ternak
Jumlah
populasi
ternak
644.257 671.634 700.516 620.320 641.416
3 Meningkatnya
pendapatan
petani melalui
nilai tambah
produk pertanian
Nilai tukar
Petani 1,7 1,7 1,7 98,55 99,00
Lampiran 4. Tanggapan/Tindak Lanjut Evaluasi LKJ IP Tahun Sebelumnya
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
DINAS PERTANIAN Jl. Gondosuli nomor 6, Telepon (0274) 561030, Fax 561030, Email [email protected]
YOGYAKARTA 55165
TANGGAPAN/TINDAK LANJUT EVALUASI LKJ IP TAHUN SEBELUMNYA
SKPD Dinas Pertanian DIY
No Saran/Rekomendasi Tindak lanjut
1. Mempertahankan serta
meningkatkan kinerja atas 3
Indikator Kinerja yang telah
memenuhi target yakni Produksi
Tanaman Pangan dan
Hortikultura; Jumlah Populasi
ternak; rerata peningkatan NTP
sektor pertanian tanaman
pangan, hortikultura,
peternakan
Upaya peningkatan Indikator Kinerja
produksi tanaman pangan dengan
penganggaran perbaikan infrastruktur
irigasi, penyediaan benih unggul dan
sarana parasana lain
Peningkatan Hortikultura dengan
pemberian benih unggul Bawang Merah
dan Cabe; Pelaksanaan tanaman cabe
off season; Pengendalian Hama dan
penyakit tanaman
Peningkatan indikator jumlah populasi
ternak dengan melaksanakan Upaya
khusus Sapi Indukan Wajib Bunting
(UPSUS SIWAB); menekan pemotongan
sapi betina produktif; pengendalian
penyakit menular strategis
Yogyakarta, Februari 2018
KEPALA DINAS
Ir. SASONGKO, M.Si
NIP 19591216 198603 1 007