MANAJEMEN EKSTRAKURIKULER A. Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam proses pendidikan dikenal dua kegiatan yang cukup elementer, yaitu kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan kurikuler merupakan kegiatan pokok pendidikan yang di dalamnya terjadi proses belajar- mengajar antara peserta didik dan pendidik untuk mendalami materi-materi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tujuan pendidikan dan kemampuan yang hendak diperoleh peserta didik. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 1
120
Embed
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA · Web viewJl. Melati Taman Meruya Ilir Blok B Kembangan Jakarta Barat Telp. 021-5850391 Fax. 58904157 e-mail. ... Dan OSIS sebagai organisasi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MANAJEMEN EKSTRAKURIKULER
A. Kegiatan Ekstrakurikuler
Dalam proses pendidikan dikenal dua kegiatan yang cukup elementer, yaitu
kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan kurikuler
merupakan kegiatan pokok pendidikan yang di dalamnya terjadi proses
belajar-mengajar antara peserta didik dan pendidik untuk mendalami
materi-materi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tujuan pendidikan
dan kemampuan yang hendak diperoleh peserta didik. Sedangkan kegiatan
ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka
mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada
kurikulum yang sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan
bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari
oleh peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka maupun
lingkungan sekitarnya.
B. Pengertian Ekstrakurikuler
Kata ekstrakurikuler memiliki arti kegiatan tambahan di luar rencana
pelajaran, atau pendidikan tambahan di luar kurikulum. Dengan demikian,
kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas
dan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuhkembangkan potensi
sumber daya manusia yang dimiliki peserta didik, baik yang berkaitan
dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam
pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 1
mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui
kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran yang diselenggarakan di
luar jam pelajaran biasa. Kegiatan ini dilaksanakan pada sore hari bagi
sekolah-sekolah yang masuk paggi, dan dilaksanakan pada pagi hari bagi
sekolah-sekolah yang masuk sore. Kegiatan ekstrakurikuler ini sering
dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang
diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian, dan berbagai
kegiatan keterampilan dan kepramukaan (Tim Dosen Jurusan AP FIP IKIP
Malang, 1989:122).
Dengan demikian, yang dimaksud dengan ekstrakurikuler adalah berbagai
kegiatan sekolah yang dilakukan dalam rangka memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan potensi, minat, bakat,
dan hobi yang dimilikinya yang dilakukan di luar jam pelajaran normal.
Adapun yang dimaksud dengan manajemen kegiatan ekstrakurikuler adalah
seluruh proses yang direncanakan dan diusahakan secara terorganisir
mengenai kegiatan sekolah yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam
pelajaran (kurikulum) untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya
manusia yang dimiliki peserta didik, baik berkaitan dengan aplikasi ilmu
pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk
membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang
ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan.
C. Fungsi dan Tujuan Ekstrakurikuler
Sebagai kegiatan pembelajaran dan pengajaran di luar kelas, ekstrakurikuler
mempunyai fungsi dan tujuan sebagai berikut:
1. Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat
dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial,
budaya, dan alam semesta
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 2
1. Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta
didik agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan
penuh dengan karya
2. Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggungjawab
dalam menjalankan tugas
3. Mengembangkan etika dan akhlak yang mengintegrasikan
hubungan dengan Tuhan, Rasul, manusia, alam semesta, bahkan
diri sendiri
4. Mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam melihat
persoalan-persoalan sosial-keagamaan sehingga menjadi insan
yang produktif terhadap permasalahan sosial keagamaan
5. Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada
peserta didik agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan,
dan terampil
6. Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk
komunikasi (human relation) dengan baik, secara verbal dan
nonverbal.
D. Sasaran dan Prinsip Pelaksanaan
Sasaran kegiatan ekstrakurikuler adalah seluruh peserta didik di sekolah,
madrasah, maupun lembaga-lembaga pendidikan nonformal lainnya, seperti
pesantren. Pengelolaannya diutamakan ditangani oleh peserta didik itu
sendiri, dengan tidak menutup kemungkinan bagi keterlibatan guru atau
pihak-pihak lain jika diperlukan sebagai pembimbing.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini dilakukan di luar jam pelajaran
atau di luar kelas. Kegiatan ini sebaiknya juga dilakukan lintas kelas.
Namun untuk hal-hal tertentu yang berkaitan dengan aplikasi dan praktik
materi pelajaran di kelas, maka kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan dan
diikuti secara tertib oleh mereka yang satu kelas dan satu tingkat.
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 3
Bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler juga perlu dikembangkan dengan
mempertimbangkan tingkat pemahaman dan kemampuan peserta didik
serta tuntutan-tuntutan lokal dimana sekolah maupun madrasah berada.
Sehingga ,elalui kegiatan yang diikutinya, peserta didik mampu belajar
untuk memecahkan masalah-masalah yang berkembang di lingkungannya
dengan tetap tidak melupakan masalah-masalah global tertentu saja yang
juga harus pula diketahui oleh peserta didik.
E. Macam-macam Kegiatan Ekstrakurikuler
Macam-macam kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah diantaranya
sebagai berikut:
1. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
Organisasi siswa di kelas merupakan tanggung jawab wali kelas masing-
masing, meskipun tanggung jawab terakhir tetap ada di tangan kepala
sekolah. Organisasi siswa di kelas pada umumnya sekedar disebut
pengurus kelas dengan seorang ketua kelas dilengkapi dengan
beberapa pengurus yang lain sesuai dengan keperluan, seperti wakil
ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi.
Berikutnya melalui pengurus kelas dapat dilakukan musyawarah untuk
membentuk pengurus siswa di sekolah berupa pengurus Organisasi
Siswa Intra Sekolah (OSIS).
Pengurus kelas dan OSIS dalam lingkup masing-masing harus dibina
oleh kepala sekolah agar mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan
yang bermanfaat bagi semua siswa. Melalui OSIS dapat disalurkan
berbagai inisiatif, kreativitas, dan kemampuan memimpin dapat
dikembangkan. Disamping itu, organisasi tersebut dapat pula
dimanfaatkan untuk mengembangkan proses belajar-mengajar agar
tujuan utama orang tua dan siswa sendiri tidak disaingi oleh kegiatan-
kegiatan yang dapat menghambat pencapaian tujuan berupa
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 4
keberhasilan siswa dalam belajar. Untuk membuat dua kepentingan
yang pada dasarnya sejalan tetapi kerap juga saling mendesak itu
menjadi harmonis, diperlukan kebijakan wali kelas dan kepala sekolah
serta guru-guru dalam memimpin, mengarahkan, dan membimbing siswa
(Nawawi, 1989:166).
Nilai yang terdapat dalam OSIS adalah nilai berorganisasi, antara lain:
pengalaman memimpin, pengalaman bekerja sama, hidup demokratis,
berjiwa toleransi, dan pengalaman mengendalikan organisasi.
Sedangkan fungsi OSIS adalah fungsi pembinaan siswa, tujuannya agar
siswa nantinya dapat menjadi warga negara yang baik dan berguna.
Dengan demikian, pembinaan siswa meliputi pembentukan kepribadian
dan sikap, pembentukan pengetahuan, dan pembentukan keterampilan.
Menurut Tim Dosen Jurusan AP FIP IKIP Malang (1989:126) secara
umum, tujuan OSIS dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang memiliki jiwa
pancasila, kepribadian luhur, moral yang tinggi, berkecakapan serta
memiliki pengetahuan yang siap untuk diamalkan
2) Mempersiapkan persatuan dan kesatuan agar menjadi warga yang
mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, tanahy air dan bangsanya
3) Menggalang persatuan dan kesatuan siswa yang kokoh dan akrab
di sekolah dalam satu wadah OSIS
4) Menghindari siswa dari pengaruh-pengaruh yang tidak sehat dan
mencagah siswa dijadikan sasaran perebutan pengaruh serta
kepentingan suatu golongan (dalam usaha peningkatan ketahanan
sekolah).
2. Pramuka Sekolah
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 5
Dalam suatu sekolah diperlukan suatu situasi yang memungkinkan siswa
mendapat kesempatan mengembangkan diri dengan program dan
kegiatan yang bersifat nonformal. Salah satu bentuknya dapat
diwujudkan dalam bentuk kegiatan pramuka sekolah yang
diselenggarakan di luar jam belajar. Dengan demikian, kegiatan pramuka
memungkinkan sekolah membantu siswa menggunakan dan mengisi
waktu senggangnya secara berdaya dan berhasil guna bagi
pertumbuhan dan perkembangan masing-masing.
Dengan demikian kegiatan pramuka merupakan salah satu bentuk
pendidikan nonformal yang keanggotaannnya bersifat sukarela. Untuk itu
kepala sekolah dan guru perlu melakukan usaha dalam menyadarkan
dan mendorong siswa agar bersedia menjadi anggota pramuka di
sekolahnya. Untuk mewujudkan kegiatan pramuka secara kontinu dan
berdaya guna, setiap kepala sekolah perlu melakukan kegiatan
pengendalian, antra lain:
1) Menunjuk dan mengangkat guru sebagai pembina pramuka yang
bertanggungjawab kepada kepala sekolah
2) Mengusahakan agar para pembina pramuka mendapat penataran
atau Kursus Mahir Dasar (KMD) dan Kursus Mahir Lanjutan (KML)
3) Melakukan koordinasi dengan kwartir daerah pramuka atau kwartir
cabang untuk membentuk Gugus Depan (Gudep) di sekolah
4) Ikut serta sebagai Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan
(Kamabigus) dan tidak segan-segan untuk berpakaian pramuka
5) Membantu mengadakan alat kelengkapan gudep dan bahkan alat
kelengkapan pramuka secara perseorangan melalui kerja sama
dengan koperasi sekolah
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 6
6) Menyediakan diri untuk mendiskusikan program pramuka dan secara
berkala mengontrol pelaksanaannya
7) Mendorong agar terwujud kerja sama dengan gugus depan dari
sekolah lain.
Perhatian dan kesediaan kepala sekolah untuk ikut serta dalam kegiatan
pramuka sekolah sangat besar pengaruhnya pada kelangsungan gugus
depan yang sudah dibentuk. Kepala sekolah harus berusaha agar
pelaksanaan pramuka di sekolahnya tidak sekedar sebagai kegiatan
musiman, yang sekali waktu muncul dan untuk jangka waktu yang lama
tenggelam. Namun kepala sekolah sedapat mungkin mengusahakan dan
memrogramkan pramuka menjadi kegiatan yang bersifat kontinu dan
berkesinambungan.
3. Olahraga dan Kesenian Sekolah
Olahraga dan kesenian sebenarnya sudah diselenggarakan dalam
bentuk bidang studi yang disediakan jam pelajaran khusus. Namun
untuk mewujudkan kedua bidang tersebut di luar jam pelajaran, setiap
kepala sekolah sebagai pemimpin perlu menaruh perhatian, meskipun
mungkin secara pribadi kurang tertarik pada salah satu atau kedua
bidang tersebut. Perhatian itu dimanifestasikan dalam usaha melakukan
pengendalian pelaksanaannya antara lain:
1) Menunjuk dan mengangkat guru sebagai penanggungjawab
pelaksanaannya (koordinator bidang) yang bertanggungjawab kepada
kepala sekolah
2) Mengusahakan agar para guru yang bersangkutan mendapat
kesempatan mengikuti penataran atau kursus-kursus mengenai
bidang tersebut
3) Membantu mengadakan alat kelengkapan yang diperlukan.
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 7
Diharapkan dengan kegiatan yang bersifat nonformal seperti olahraga
dan kesenian ini, sekolah dapat mewujudkan hubungan manusia yang
intensif. Siswa belajar menghormati keberhasilan orang lain, bersikap
sportif, berjuang untuk mencapai suatu prestasi secara jujur, dan lain
sebagainya.
1. Majalah Sekolah
Selain kegiatan-kegiatan yang disebutkan di atas, ada juga kegiatan
yang bisa memuat karya siswa. Kegiatan ekstrakurikuler ini biasanya
sering disebut dengan majalah sekolah. Majalah sekolah dapat dapat
memuat berbagai karya siswa berupa prosa atau puisi dan berita-berita
mengenai kehidupan sekolah. Disamping itu majalah sekolah juga dapat
digunakan untuk memuat aspirasi-aspirasi siswa, termasuk saran-
sarannya mengenai kehidupan sekolah. Di pihak lain, guru juga dapat
memanfaatkannya untuk kepentingan menyampaikan materi-materi yang
telah disampaikannya melalui proses belajar-mengajar. Materi-materi itu
mungkin pula berupa pengetahuan praktis untuk meningkatkan
keterampilan siswa.
Kepala sekolah dapat juga memanfaatkan majalah sekolah untuk
menyampaikan berbagai peraturan dan penjelasan-penjelasan serta
nasihat kepada siswa. Sedangkan bagi orang tua siswa, majalah sekolah
berfungsi untuk mengetahui dan mengikuti perkembangan dan kemajuan
sekolah tempat anak-anak belajar. Dengan demikian tidak mustahil
timbul hasrat untuk membantu sekolah, jika menemukan sesuatu yang
Jelas bahwa majalah sekolah memungkinkan berlangsungnya
komunikasi tertulis untuk menunjang seluruh program sekolah dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dipercayakan kepada lembaga
tersebut. Dalam batas-batas kemampuan yang dimiliki majalah sekolah
harus diusahakan agar terbit dalam bentuk yang menarik dan
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 8
mendorong orang untuk membacanya. Untuk mendorong kontinuitas
terbitnya majalah tersebut, bisa saja dipungut biaya dari para siswa
namun besarannya tidak memberatkan mereka.
Dari uraian di atas jelas bahwa banyak sekali manfaat yang bisa diambil
dari usaha menerbitkan majalah sekolah. Manfaat itu memang tidak
dapat ditunjukkan secara fisik (material) karena bersifat abstrak
berkaitan dengan aspek psikologis pembacanya. Oleh karenanya, usaha
menerbitkan majalah sekolah tidak dapat dikatakan sebagai suatu
pemborosan.
Kepala sekolah perlu menaruh perhatian yang besar terhadap
penerbitan majalah sekolah agar dapat terbit secara kontinu. Di pihak
lain guru yang dipercayakan melakukan koordinasi untuk menerbitkan
majalah harus berusaha menjalankan tanggung jawab sebaik-baiknya,
termasuk juga menjaga agar majalah tersebut tidak disalah gunakan.
Dengan kata lain, majalah sekolah harus diusahakan untuk tidak menjadi
ajang menantang kebijakan pengembangan sekolah (Nawawi,
1989:185).
1. Palang Merah Remaja (PMR)
Palang Merah Remaja (PMR) adalah sebuah wadah atau organisasi
pelajar yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melakukan
pelayanan-pelayanan kesehatan dan medis terhadap para korban atau
pasien yang membutuhkan pertolonan, baik di lingkungan internal
sekolah maupun masyarakat yang berada di sekitarnya. Peran dan
fungsi organisasi ini juga sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI),
dan dalam banyak hal PMR bekerja sama dengan PMI untuk
mengembangkan program-program pelayanan kesehatan dan medis
kepada masyarakat.
Tujuan dikembangkannya kegiatan PMR ini adalah:
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 9
1) Membentuk sebuah wadah di sekolah yang siap dan terampil dalam
melakukan pelayanan kesehatan dan medis terhadap masyarakat,
khususnya untuk teman di sekolah
2) Membentuk mental dan karakter peserta didik sehingga memiliki
kepekaan dan solidaritas sosial yang tinggi serta siap berkorban demi
kepentingan orang lain
3) Menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan keagamaan pada diri
peserta didik sehingga senantiasa siap berbuat baik dan memberi
manfaat kepada sesamanya.
Sebagai mitra, abdi dan pelayan masyarakat, PMR bisa melakukan
kegiatan-kegiatan antara lain:
1) Melayani masyarakat sekolah maupun masyarakat sekitar kapan dan
dimanapun dibutuhkan pada tahap pertolongan pertama
2) Mengadakan program pelayanan kesehatan bagi masyarakat
3) Mengadakan pelatihan pelayanan kesehatan dan medis kepada
masyarakat, baik untuk tenaga sukarelawan, anggota PMR sendiri,
maupun untuk para peserta didik secara umum
4) Mengadakan penyuluhan dan bimbingan tentang tata cara hidup
yang bersih dan sehat serta tata cara pengobatan beberapa penyakit
ringan.
Dari semua kegiatan di atas, sekolah sebagai pengelola kegiatan pendidikan
mempunyai tanggung jawab dalam mengembangkan potensi yang dimiliki
peserta didik. Dan salah satu cara yang dapat dilakukan sekolahn dalam
mengembangkan potensi peserta didik adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler.
Jakarta, 6 – 9 November 2014
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 10
Narasumber : M.Nurhasyim,
S.Pd
AD MINISTRASI
DAN KESEKRETARIATAN
Administrasi sebagai pekerjaan ketatausahaan dan kesekretariatan, yaitu meliputi pekerjaaan yang berhubungan dengan surat menyurat, dokumentasi, pendaftaran (registrasi), dan kearsipan, dalam setiap usaha kerja sama yang teratur untuk mencapai tujuan tertentu.
Administrasi Keuangan
5 hal administrasi keuangan, yaitu:
1. Kekuasaan keuangan2. Pengurusan keuangan3. Cara memasukkan data keuangan dalam buku kas4. Isi buku kas (informasi keuangan)5. menutup buku kas
Fungsi Utama Kesekretariatan
1. Memperlancar roda/system organisasi, yaitu mencatat semua kegiatan manajemen dan alat pelaksana kegiatan ketatausahaan.
2. Mengatur lalu lintas informasi.3. Sebagai pusat arsip dan dokumentasi.
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 11
Ruang Lingkup Kesekretariatan
1. Administrasia. Pengelolaan surat-menyuratb. Membuat notulen syuro dan laporan kegiatanc. Penyusunan system kepustakaan dengan mendokumentasikan
arsip-arsip dari dalam/luar.
2. KeRumahTanggan (RuTang)a. Penyiapan alat/kebutuhan dan tempat kesekretariatan yang
representative.b. Penyusunan daftar inventaris (barang yang dimiliki organisasi)
dan memantaunya.
3. Personalia (urusan keanggotaan) dan komunikasiKegiatan KesekretariatanKesekretariatan merupakan unit organisasi yang melaksanakan pekerjaan pelayanan atau jasa-jasa perkantoran dalam bidang ketatausahaan. Kegiatan yang dilakukan oleh bagian kesekretariatan meliputi:
No Aktifitas Uraian
1Menyelenggarakan korespodensi
· Memproses surat-menyurat · Mengonsep surat · Mengetik surat · Menggandakan surat · Mengatur pengantaran surat
· Internal :melakukan hubungan baik dalam lingkungan kerja
· Eksternal: melakukan hubungan baik dengan masyarakat di luar organisasi
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 12
4.Menyelenggarakan pengaturan kunjungan
· Menyediakan buku tamu
· Menyediakan sarana yang dibutuhkan
SURAT MENYURAT
Dalam suatu organisasi, keberadaan surat menyurat sangatlah penting. Surat menyurat terkadang disebut dengan Administrasi. Banyak sekali kegunaan surat menyurat dalam kegiatan organisasi maupun dalam kehidupan sehari-hari. Di zaman ini hampir-hampir kita tidak bisa melepaskan diri dari administrasi dan surat menyurat, seperti KTP, SIM, SKKB, akte tanah, dll. Karena itu pengetahuan tentang adminstrasi dan surat menyurat adalah merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap pelaku organisasi.
Arti Dan Fungsi Surat
Ditinjau dari segi isinya surat adalah jenis karangan (komposisi) paparan. Di dalam surat tersebut penulis berusaha mengemukakan maksud dan tujuannya serta menjelaskan apa yang dipikirkan dan dirasakannya.Apabila ditinjau dari peraturannya maka surat adalah percakapan yang tertulis. Sejenis dengan percakapan (dialog/conversation/muhadatsah) yang biasa kita lakukan sehari-hari, meski masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri. Sedang fungsi dari surat adalah :
¨ Sebagai alat komunikasi
¨ Sebagai alat bukti tertulis
¨ Sebagai alat pengingat
¨ Sebagai alat bukti historis
¨ Sebagai duta organisasi
¨ Sebagai pedoman kerja
Wujud, Jenis, Bentuk Dan Bahasa Surat
Wujud surat yang kita kirimkan bisa berupa : kartu pos, warkat pos, surat bersampul (beramplop), memo, nota dan telegram.
Jenis suratberdasarkan isinya dibagi menjadi : LDKS OSIS SMPN 215 SSN
Jakarta Th. 2014/2015 13
1. Surat pribadi, berisi masalah pribadi yang dikirimkan perorangan
2. Surat dinas/resmi, berisi masalah kedinasan atau administrasi pemerintah/ organisasi.
Karena sifatnya resmi maka surat resmi harus ditulis dengan bahasa yang resmi. Contoh surat resmi di antaranya adalah surat keputusan, instruksi (surat perintah), surat tugas, surat edaran, surat panggilan, nota dinas, penguimuman, dan surat undangan rapat organisasi/dinas.
3. Surat niaga/dagang, berisi masalah perniagaan/perdagangan. Contoh surat perniagaan adalah surat permintaan penawaran, surat pesanan, surat tagihan, dll.
Bentuk surat ialah susunan letak bagian-bagian surat. Variasi susunan bagian-bagiannya menyebabkan timbulnya bermacam-macam bentuk surat. Dalam menulis surat hendaknya dipilihbentuk yang tepat, untuk memperoleh kemudahan dan keseragaman dalam administrasi. Dalam surat menyurat resmi ada lima bentuk surat, yaitu :
1. Lurus penuh
2. Lurus
3. Setengah lurus
4. Resmi Indonesia lama
5. Resmi Indonesia baru
Bahasa yang dipakai dalam surat resmi adalah bahasa baku. Bahasa baku adalah bahasa yang benar menurut kaedah bahasa dan sudah dilazimkan/telah dianggap biasa dalam penggunaan sehari-hari. Bahasa baku dapat dikenali dari ejaannya, pemakaian kata, bentuk kata dan kalimat.
Bagian-Bagian Surat
Bagian-bagian surat resmi yang lengkap adalah sebagai berikut :
1. Kepala (Kop)2. Nama tempat dan tanggal3. Nomor4. Lampiran (lamp.)
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 14
5. Hal/perihal6. Alamat7. Salam pembuka8. Isi (batang tubuh surat)9. Salam penutup10. Tanda tangan11. Nama terang12. Jabatan penanda tangan13. Tembusan14. Stempel
1. Kepala surat, biasanya diketik dipinggir kiri atas tapi boleh juga diketik di tengah. Kepala surat berisi nama organisasi/perusahaan, lambang organisasi, alamat organisasi, nomor telepon (kalau ada), nomor kotak pos (kalau ada). Kepala surat penting sekali untuk menunjukkan resmi atau tidaknya organisasi yang mengirim surat tersebut. Apabila organisasinya sudah mantap, maka lebih baik kepala surat dicetak, tidak diketik.
2. Tanggal surat, diketik dipinggir kanan bawah di atas tanda tangan atau jabatan penanda tangan surat. Bisa juga ditulis di kiri atas atau kanan atas. Dalam penulisan tanggal tidak boleh disingkat, seperti 3 Okt 2013 atau 3 – 10 – 2013, tapi harus ditulis 3 Oktober 2013.
3. Nomor, surat resmi selalu diberi nomor urut, kode, dan tahun.
Contoh : OSIS SMPN 215/A-I/01/I-2013
Keterangan :
OSIS SMPN 215 adalah kode bahwa surat dikeluarkan oleh OSIS SMPN 215 A-I adalah kode surat keluar untuk masyarakat luas,
01 adalah nomor urut surat,
I-2013 adalah keterangan tentang bulan dan tahun.
Contoh kode surat adalah sebagai berikut :
A-I : Surat keluar untuk masyarakat luas.A-II:Surat keluar untuk mohon sumbangan.A-III:Surat keluar untuk Organisasi lain.A-IV: Surat keluar untuk siswa SMPN 215
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 15
4. Lampiran (Lamp.), lampiran adalah sesuatu yang disertakan dalam
sebuah surat misalnya proposal, ijazah dan lain sebagainya.
5. Hal/Perihal, bagian ini menunjukkan isi atau inti surat secara
singkat. Dengan membaca Hal/Perihal maka sipenerima surat dapat
mengetahui dengan cepat masalah/hal apa yang ditulis dalam surat
tersebut. Untuk itu Hal/Perihal ditulis secara singkat dan jelas.
6. Alamat surat, bagian ini ada dua, alamat yang diletakkan di bagian
luar surat (amplop) dan alamat yang diletakkan di bagian dalam
surat. Alamat dapat menyebutkan nama orang/nama jabatan, nama
jalan dan nomor rumah, serta nama kota. Sedang untuk yang
disampaikan bagi pengurus internal organisasi biasanya cukup di
beri alamat : di tempat. Untuk penulisan nama orang, jabatan,
daerah, jalan harus diawali dengan huruf kapital, serta penulisannya
harus cermat dan tidak merubah tulisan. Di depan nama diberi kata
Yang Terhormat (disingkat Yth.). Dan diberi kata sapaan Saudara
(Sdr.), Bapak dan Ibu
7. Salam Pembuka, adalah merupakan tanda hormat pengirim sebelum
ia berbicara dalam surat. Salam pembuka bisa menggunakan
Assalamualaikum Wr. Wb. Atau dengan memakai kata : dengan
hormat.
8. Isi surat, terdiri dari tiga bagian : pembukaan, isi dan maksud surat,
dan penutup.
9. Salam penutup, ditulis setelah penutup surat dan kemudian diberi
koma.
10. Tanda tangan, diletakkan setelah salam penutup, atau di letakkan
setelah nama jabatan penanda tangan. Apabila surat ditanda tangani
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 16
oleh ketua dan sekretaris maka ketua berada disebelah kiri surat
dan sekretaris berada di sebelah kanan surat.
11. Nama terang, adalah nama dari penanda tangan surat. Harus di
awali dengan huruf kapital dan tidak usah di ahiri dengn titik. Dan
menurut peraturan terbaru tidak usah memakai garis bawah.
12. Jabatan penanda tangan, bagian ini ditulis di bawah salam penutup
atau di bawah tanggal, apabila tanggalnya ditulis di bagian kanan
bawah. Atau bisa juga ditulis di bawah nama penanda tangan, dan
tetap tidak usah garis bawah di bawah nama penanda tanga.
13. Tembusan, atau sering disebut dengan c.c. (carbon copy).
Tembusan dibuat apabila ada pihak-pihak lain yang dianggap perlu
mengetahui isi surat tersebut atau mempunyai sangkut paut dengan
isi surat akan tetapi bukan merupakan pihak yang menjadi tujuan
utama dari surat. Tembusan ditulis di bagian bawah kiri surat lurus
dengan tulisan nomordan lampiran.
14. Stempel, adalah tanda bahwa surat tersebut betul-betul dikirimkan
oleh lembaga yang namanya tertera dalam stempel tersebut. Untuk
menghindari pemalsuan dengan cara poto copy, maka sebaiknya
tinta stempel tidak berwarna hitam. Stempel di letekkan di bagian
kanan bawah surat apabila surat tersebut ditanda tangani oleh ketua
dan sekretaris (dibagian nama sekretaris). Sedang apabila surat
hanya ditanda tangani oleh satu orang saja, maka stempel
diletakkan di atas nama penanda tangan surat tersebut. Menurut
kebiasaan, stempel adalah sesuatu yang sangat berharga dan tidak
setiap orang bisa mempergunakannya, hanya sekretaris atau ketua
saja yang mengetahui keberadaan stempel tersebut.
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 17
Jakarta, 6 – 9 Noveber 2014
Narasumber :SAMSU, S.Pd.I
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 18
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 19
ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS)
SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA Jl. Melati Taman Meruya Ilir Blok B Kembangan Jakarta Barat
Administrasi sebagai pekerjaan ketatausahaan dan kesekretariatan, yaitu meliputi pekerjaaan yang berhubungan dengan surat menyurat, dokumentasi, pendaftaran (registrasi), dan kearsipan, dalam setiap usaha kerja sama yang teratur untuk mencapai tujuan tertentu.
Administrasi Keuangan
5 hal administrasi keuangan, yaitu:
6. Kekuasaan keuangan7. Pengurusan keuangan8. Cara memasukkan data keuangan dalam buku kas9. Isi buku kas (informasi keuangan)10.menutup buku kas
1. Memperlancar roda/system organisasi, yaitu mencatat semua kegiatan manajemen dan alat pelaksana kegiatan ketatausahaan.
2. Mengatur lalu lintas informasi.3. Sebagai pusat arsip dan dokumentasi.
Ruang Lingkup Kesekretariatan
1. Administrasia. Pengelolaan surat-menyuratb. Membuat notulen syuro dan laporan kegiatanc. Penyusunan system kepustakaan dengan mendokumentasikan arsip-arsip
dari dalam/luar.
2. KeRumahTanggan (RuTang)a. Penyiapan alat/kebutuhan dan tempat kesekretariatan yang representative.b. Penyusunan daftar inventaris (barang yang dimiliki organisasi) dan
memantaunya.
3. Personalia (urusan keanggotaan) dan komunikasiKegiatan KesekretariatanKesekretariatan merupakan unit organisasi yang melaksanakan pekerjaan pelayanan atau jasa-jasa perkantoran dalam bidang ketatausahaan. Kegiatan yang dilakukan oleh bagian kesekretariatan meliputi:
No Aktifitas Uraian
1Menyelenggarakan korespodensi
· Memproses surat-menyurat · Mengonsep surat · Mengetik surat · Menggandakan surat · Mengatur pengantaran surat
· Internal :melakukan hubungan baik dalam lingkungan kerja
· Eksternal: melakukan hubungan baik dengan masyarakat di luar organisasi
4.Menyelenggarakan pengaturan kunjungan
· Menyediakan buku tamu
· Menyediakan sarana yang dibutuhkan
SURAT MENYURAT
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 31
Dalam suatu organisasi, keberadaan surat menyurat sangatlah penting. Surat menyurat terkadang disebut dengan Administrasi. Banyak sekali kegunaan surat menyurat dalam kegiatan organisasi maupun dalam kehidupan sehari-hari. Di zaman ini hampir-hampir kita tidak bisa melepaskan diri dari administrasi dan surat menyurat, seperti KTP, SIM, SKKB, akte tanah, dll. Karena itu pengetahuan tentang adminstrasi dan surat menyurat adalah merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap pelaku organisasi.
Arti Dan Fungsi Surat
Ditinjau dari segi isinya surat adalah jenis karangan (komposisi) paparan. Di dalam surat tersebut penulis berusaha mengemukakan maksud dan tujuannya serta menjelaskan apa yang dipikirkan dan dirasakannya.Apabila ditinjau dari peraturannya maka surat adalah percakapan yang tertulis. Sejenis dengan percakapan (dialog/conversation/muhadatsah) yang biasa kita lakukan sehari-hari, meski masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri. Sedang fungsi dari surat adalah :
¨ Sebagai alat komunikasi
¨ Sebagai alat bukti tertulis
¨ Sebagai alat pengingat
¨ Sebagai alat bukti historis
¨ Sebagai duta organisasi
¨ Sebagai pedoman kerja
Wujud, Jenis, Bentuk Dan Bahasa Surat
Wujud surat yang kita kirimkan bisa berupa : kartu pos, warkat pos, surat bersampul (beramplop), memo, nota dan telegram.
Jenis suratberdasarkan isinya dibagi menjadi :
1. Surat pribadi, berisi masalah pribadi yang dikirimkan perorangan
2. Surat dinas/resmi, berisi masalah kedinasan atau administrasi pemerintah/ organisasi.
Karena sifatnya resmi maka surat resmi harus ditulis dengan bahasa yang resmi. Contoh surat resmi di antaranya adalah surat keputusan, instruksi (surat perintah), surat tugas, surat edaran, surat panggilan, nota dinas, penguimuman, dan surat undangan rapat organisasi/dinas.
3. Surat niaga/dagang, berisi masalah perniagaan/perdagangan. Contoh surat perniagaan adalah surat permintaan penawaran, surat pesanan, surat tagihan, dll.
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 32
Bentuk surat ialah susunan letak bagian-bagian surat. Variasi susunan bagian-bagiannya menyebabkan timbulnya bermacam-macam bentuk surat. Dalam menulis surat hendaknya dipilihbentuk yang tepat, untuk memperoleh kemudahan dan keseragaman dalam administrasi. Dalam surat menyurat resmi ada lima bentuk surat, yaitu :
1. Lurus penuh
2. Lurus
3. Setengah lurus
4. Resmi Indonesia lama
5. Resmi Indonesia baru
Bahasa yang dipakai dalam surat resmi adalah bahasa baku. Bahasa baku adalah bahasa yang benar menurut kaedah bahasa dan sudah dilazimkan/telah dianggap biasa dalam penggunaan sehari-hari. Bahasa baku dapat dikenali dari ejaannya, pemakaian kata, bentuk kata dan kalimat.
Bagian-Bagian Surat
Bagian-bagian surat resmi yang lengkap adalah sebagai berikut :
1. Kepala (Kop)2. Nama tempat dan tanggal3. Nomor4. Lampiran (lamp.)5. Hal/perihal6. Alamat7. Salam pembuka8. Isi (batang tubuh surat)9. Salam penutup10. Tanda tangan11. Nama terang12. Jabatan penanda tangan13. Tembusan14. Stempel
1. Kepala surat, biasanya diketik dipinggir kiri atas tapi boleh juga diketik di tengah. Kepala surat berisi nama organisasi/perusahaan, lambang organisasi, alamat organisasi, nomor telepon (kalau ada), nomor kotak pos (kalau ada). Kepala surat penting sekali untuk menunjukkan resmi atau tidaknya organisasi yang mengirim surat tersebut. Apabila organisasinya sudah mantap, maka lebih baik kepala surat dicetak, tidak diketik.
2. Tanggal surat, diketik dipinggir kanan bawah di atas tanda tangan atau jabatan penanda tangan surat. Bisa juga ditulis di kiri atas atau kanan atas. Dalam penulisan tanggal tidak boleh disingkat, seperti 3 Okt 2013 atau 3 – 10 – 2013, tapi harus ditulis 3 Oktober 2013.
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 33
3. Nomor, surat resmi selalu diberi nomor urut, kode, dan tahun.
Contoh : OSIS SMPN 215/A-I/01/I-2013
Keterangan :
OSIS SMPN 215 adalah kode bahwa surat dikeluarkan oleh OSIS SMPN 215 A-I adalah kode surat keluar untuk masyarakat luas,
01 adalah nomor urut surat,
I-2013 adalah keterangan tentang bulan dan tahun.
Contoh kode surat adalah sebagai berikut :
A-I : Surat keluar untuk masyarakat luas.A-II:Surat keluar untuk mohon sumbangan.A-III:Surat keluar untuk Organisasi lain.A-IV: Surat keluar untuk siswa SMPN 215
4. Lampiran (Lamp.), lampiran adalah sesuatu yang disertakan dalam sebuah surat misalnya proposal, ijazah dan lain sebagainya.
5. Hal/Perihal, bagian ini menunjukkan isi atau inti surat secara singkat. Dengan membaca Hal/Perihal maka sipenerima surat dapat mengetahui dengan cepat masalah/hal apa yang ditulis dalam surat tersebut. Untuk itu Hal/Perihal ditulis secara singkat dan jelas.
6. Alamat surat, bagian ini ada dua, alamat yang diletakkan di bagian luar surat (amplop) dan alamat yang diletakkan di bagian dalam surat. Alamat dapat menyebutkan nama orang/nama jabatan, nama jalan dan nomor rumah, serta nama kota. Sedang untuk yang disampaikan bagi pengurus internal organisasi biasanya cukup di beri alamat : di tempat. Untuk penulisan nama orang, jabatan, daerah, jalan harus diawali dengan huruf kapital, serta penulisannya harus cermat dan tidak merubah tulisan. Di depan nama diberi kata Yang Terhormat (disingkat Yth.). Dan diberi kata sapaan Saudara (Sdr.), Bapak dan Ibu
7. Salam Pembuka, adalah merupakan tanda hormat pengirim sebelum ia berbicara dalam surat. Salam pembuka bisa menggunakan Assalamualaikum Wr. Wb. Atau dengan memakai kata : dengan hormat.
8. Isi surat, terdiri dari tiga bagian : pembukaan, isi dan maksud surat, dan penutup.
9. Salam penutup, ditulis setelah penutup surat dan kemudian diberi koma.
10. Tanda tangan, diletakkan setelah salam penutup, atau di letakkan setelah nama jabatan penanda tangan. Apabila surat ditanda tangani oleh ketua dan sekretaris maka ketua berada disebelah kiri surat dan sekretaris berada di sebelah kanan surat.
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 34
11. Nama terang, adalah nama dari penanda tangan surat. Harus di awali dengan huruf kapital dan tidak usah di ahiri dengn titik. Dan menurut peraturan terbaru tidak usah memakai garis bawah.
12. Jabatan penanda tangan, bagian ini ditulis di bawah salam penutup atau di bawah tanggal, apabila tanggalnya ditulis di bagian kanan bawah. Atau bisa juga ditulis di bawah nama penanda tangan, dan tetap tidak usah garis bawah di bawah nama penanda tanga.
13. Tembusan, atau sering disebut dengan c.c. (carbon copy). Tembusan dibuat apabila ada pihak-pihak lain yang dianggap perlu mengetahui isi surat tersebut atau mempunyai sangkut paut dengan isi surat akan tetapi bukan merupakan pihak yang menjadi tujuan utama dari surat. Tembusan ditulis di bagian bawah kiri surat lurus dengan tulisan nomordan lampiran.
14. Stempel, adalah tanda bahwa surat tersebut betul-betul dikirimkan oleh lembaga yang namanya tertera dalam stempel tersebut. Untuk menghindari pemalsuan dengan cara poto copy, maka sebaiknya tinta stempel tidak berwarna hitam. Stempel di letekkan di bagian kanan bawah surat apabila surat tersebut ditanda tangani oleh ketua dan sekretaris (dibagian nama sekretaris). Sedang apabila surat hanya ditanda tangani oleh satu orang saja, maka stempel diletakkan di atas nama penanda tangan surat tersebut. Menurut kebiasaan, stempel adalah sesuatu yang sangat berharga dan tidak setiap orang bisa mempergunakannya, hanya sekretaris atau ketua saja yang mengetahui keberadaan stempel tersebut.
ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS)
SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA Jl. Melati Taman Meruya Ilir Blok B Kembangan Jakarta Barat
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM KERJA (GBPK)OSIS SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA
PERIODE 2013/2014
A. PENGERTIAN
1. GBPK OSIS ini merupakan pokok – pokok program kerja yang ditetapkan oleh MPK dalam mewujudkan tujuan OSIS khususnya dan tujuan Pendidikan Nasional umumnya.
2. GBPK ini merupakan pedoman bagi OSIS dalam melaksanakan kegiatan yang sifatnya mengikat untuk dilaksanakan oleh setiap pengurus OSIS.
3. GBPK ini perlu direalisasikan ke dalam program kerja operasional OSIS dalam setiap kinerjanya.
4. GBPK ini merupakan tindak lanjut dalam meningkatkan dan menyempurnakan GBPK OSIS sebelumnya.
GBPK OSIS ini dimaksud untuk menetapkan sasaran serta langkah – langkah OSIS dalam usaha mewujudkan kegiatan Intrakulikuler
C. ASAS DAN LANDASAN
1. Pancasila dan UUD 19452. GBHN dan Keputusan – Keputusan Pemerintah.3. Keputusan Menteri Pendididkan Nasional.4. Keputusan Kepala SMP Negeri 215 SSN Jakarta5. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga OSIS.6. Musyawarah Perwakilan Kelas.
D. SIFAT DAN FUNGSI
1. GBPK OSIS SMP Negeri 215 SSN Jakarta ini memiliki ciri dan sifat yang konsepsional.
2. GBPK OSIS SMP Negeri 215 SSN Jakarta ini berfungsi sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan OSIS secara bertahap dan berkesinambungan.
E. PELAKSANAANGBPK OSIS ini dilakasanakan oleh seluruh Pengurus OSIS yang direalisasikan dalam bentuk kegiatan kerja.
F. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup GBPK ini disesuaikan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.054/U/1984 tentang Pembinaan dan Kesiswaan Bab IV Pasal 4.
1. Pembinaan Ketakwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.2. Pembinaan Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Berdasarkan Pancasila.3. Pembinaan Pendahuluan Bela Negara.4. Pembinaan Budi Pekerti Luhur.5. Pendidikan Berorganisasi, Pendidikan Politik dan Kepemimpinan6. Pembinaan Keterampilan dan Kewirausahaan.7. Pembinaan Kesegaran Jasmani dan Daya Kreasi.8. Pembinaan Persepsi Apresiasi dan Daya Kreasi Seni.
G. SASARAN DAN TARGET
OSIS mengusahakan kelancaran dalam melaksanakan program pembinaan generasi muda di sekolah melalui kegiatan ekstrakulikuler dengan data sebagai berikut:
1. Pembinaan Ketakwaan Terhadap Tuhan Yang Maha EsaMempertinggi etika moral dengan :• Memperingati hari besar Keagamaan di sekolah.• Melakukan ceramah – ceramah keagamaan / diskusi keagamaan.• Melaksanakan shalat Dzuhur berjamaah.
2. Pembinaan Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Berdasarkan Pancasila.Memperdalam rasa kesadaran berbangsa dan bernegara dengan cara :
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 36
• Memperingati Hari Besar Nasional.• Menginstruksikan dan memeriksa ke tiap kelas untuk melengkapi perlengkapan kelas
Yang menunjang rasa kebangsaan, bekerjasama dengan seksi IV.• Mengadakan Upacara Bendera setiap hari Senin dan Latihan Upacara Bendera setiap sebelum pelaksanaan.• Melengkapi sarana Upacara Bendera.• Mengadakan pembentukan paduan suara inti, bekerjasama dengan seksi VIII.• Pembinaan dan pembentukan Paskibra sekolah.• Mengadakan pembentukan petugas Upacara inti.
3. Pembinaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara• Mengadakan pembinaan mental dan fisik dalam rangka pembangunan.• Mengadakan wisata siswa yang bermanfaat.• Pembentukan dan Pengembangan Ekstrakulikuler.• Mengembangkan Kegiatan Pencinta Alam.• Mengadakan Bakti Sosial.
4. Pembinaan Kepribadian dan Budi Pekerti LuhurMengembangkan kegiatan berupa :• Mengadakan lomba kebersihan dan kerapihan kelas.• Mengadakan razia secara menyeluruh.• Mengadakan diskusi kenakalan remaja.• Mengadakan penyuluhan tentang narkoba.
5. Pembinaan Berorganisasi, Pendidikan Politik dan Kepemimpinan • Mengembangkan ceramah tentang organisasi secara praktis :
1) Mengadakan Latihan Kepemimpinan Siswa yang meliputi teori dan pengendalian secara praktis.Pembuatan dan Penyelenggaraan majalah dinding (Mading) yang berguna2) untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam hal tulis menulis.
2) Membantu pelaksanaan Masa Orientasi Peserta Didik (MOPD) pada awal tahun ajaran baru.• Pembinaan organisasi yang meliputi :1) Perbaikan administrasi OSIS.2) Pembinaan dalam pemasukan dan pengeluaran uang bekerja sama dengan
seksi VI.
6. Pembinaan Keterampilan dan Kewirausahaan • Meningkatkan dan mengaktifkan Koperasi Sekolah sesuai dengan peraturan.• Mengadakan kerjasama dengan pihak luar dalam pengadaan barang koperasi• Mengadakan Bazar hasil kreasi siswa, bekerjasama dengan seksi VIII.
7. Pembinaan Kesegaran Jasmani dan Daya Kreasi• Membina dan mengembangkan olahraga• Menignkatkan prestasi olahraga• Membantu melengkapi perlengkapan olahraga• Mengadakan ekstrakulikuler• Mengadakan lomba bidang olahraga antar siswa • Mengadakan pertandingan persahabatan dengan sekolah lain.• Mengadakan kegiatan olah raga pada siswa baru dalam MOS
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 37
8. Pembinaan Persepsi Apresiasi dan Daya Kreasi Seni• Memajukan kesenian di sekolah dengan cara :• Membina dan mengembangkan kreasi seni di lingkunhan sekolah • Mengikuti pameran pementasan pergelaran dalam rangka meningkatkan daya apresiasi dan daya kreasi seni dan daya kreasi seni.• Membantu dan berusaha melengkapi alat – alat kesenian dan memperbanyak latihan serta pemantapan dalam bidang seni• Mengadakan latihan kesenian secara rutin• Mengadakan lomba aktifitas dan krteatifitas antar siswa • Membentuk sanggar seni
ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS)
SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA Jl. Melati Taman Meruya Ilir Blok B Kembangan Jakarta Barat
a. Organisasi ini berdasarkan Pancasila dan Undang-undang dasar 1945
b. Organisasi ini berdasarkan kekeluargaan dan gotong royong
Pasal 3
Tujuan
a. Organisasi ini bertujuan mempersiapkan siswa sebagai kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional dengan memberikan bekal keterampilan, kepemimpinan, kesegaran jasmani, daya kreasi, patriotisme, kepribadian dan budi luhur.
b. Organisasi ini bertujuan melibatkan siswa dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara serta pelaksanaan pembangunan nasional
c. Organisasi ini bertujuan membina siswa berorganisasi untuk pengembangan kepemimpinan
Pasal 4
Sifat Organisasi
Organisasi ini bersifat intra sekolah dan merupakan satu – satunya wadah yang menampung kegiatan ekstrakurikuler sekolah yang menunjang
kurikulum yang sah mewakili siswa dari sekolah tersebut.
Pasal 5
Bentuk Organisasi
Organisasi ini berbentuk kesatuan
Pasal 6
Lambang
Lambang OSIS bersifat nasional dan digunakan bersama-sama dengan lembaga sekolah lainnya
Pasal 7
Keanggotaan
a. Anggota organisasi ini adalah siswa SMP Negeri 215 SSN Jakarta
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 39
b. Keanggotaan berakhir apabila siswa tidak menjadi siswa lagi atau meninggal dunia
Pasal 8
Hak dan Kewajiban
Setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam OSIS
Pasal 9
Keuangan
Keuangan organisasi ini diperoleh dari dan Bantuan Oprasional Pendidikan (BOP) maupu dari Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) dan sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat serta usaha – usaha lain yang sah.
BAB II
Pasa 10PERANGKAT ORGANISASI
Perangkat organisasi terdiri dari:
a. Musyawarah Perwakilan Kelas, disingkat MPK
b. Pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah
c. Majelis Pembimbing OSIS, disingkat MBO.
BAB III
Pasal 11
Musyawarah Perwakilan Kelas
a. Anggota-anggota MPK adalah merupakan perwakilan kelas, sehingga setiap kelas dari sekolah yang bersangkutan memiliki wakilnya yang duduk dalam MPK
b. Sebelum sah menjadi anggota MPK, setiap anggota harus mengucapkan janji secara sungguh-sungguh dihadapan kepala sekolah atau dihadapan pejabat yang ditunjuk/dikuasakan oleh kepala sekolah untuk mengambil janji
c. Perumusn bunyi janji diatur tersendiri secara nasional
d. MPK bertanggung jawab kepada kepala sekolah LDKS OSIS SMPN 215 SSN
Jakarta Th. 2014/2015 40
Pasal 12
MPK menetapkan anggaran rumah tangga (ART) dan garis-garis besar program kegiatan (GBPK) OSIS di sekolah dan disahkan oleh kepala sekolah
BAB IV
Pasal 13
Pengurus OSIS
a. OSIS dipimpin oleh seorang Ketua dengan dibantu oleh seorang wakil ketua yang disebut MITRATAMA dan MITRAMUDA
b. Ketua dan wakil ketua OSIS harus warga negara indonesia yang duduk dikelas VIII tidak kelas terakhir
c. Ketua dan wakil ketua OSIS dipilih oleh MPK dengan suara terbanyak
d. Pengurus OSIS bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan kepada MPK dalam suatu musyawarah yang dilakukan oleh MPK
Pasal 14
a. Ketua dan wakil ketua OSIS bekerja menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
b. Dalam melakukan kewajiban ketua dan wakil ketua OSIS dibantu oleh para pembantunya
c. Ketua dan wakil ketua OSIS memegang jabatannya selama satu tahun
d. Didalam melaksanakan tugasnya pengurus OSIS dibimbing oleh pembimbing
Pasal 15
a. Ketua dan wakil ketua OSIS mendapat petunjuk pelaksanaan untuk menjalankan peraturan sebagaimana mestinya
b. Ketua dan wakil ketua OSIS didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dibimbing oleh pembimbing
Pasal 16
Jika Ketua dan Wakilketua OSIS meninggal dunia, berhenti atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia diganti oleh anggota pengurus lainnya yang ditetapkan oleh kepala sekolah
Pasal 17
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 41
Sebelum memangku jabatannya, ketua dan wakil ketua mengucap janji dengan sungguh-sungguh dengan tuntunan kepala sekolah selaku ketua majelis pembimbing dihadapan sidang lengkap MPK sebagai berikut:
JANJI KETUA DAN WAKIL KETUA
Atas dasar kehormatan, kami berjanji:
1. Akan menjalankan selaku ketua dan /atau wakil ketua dengan sungguh-sungguh
2. Akan menjalankan semua ketentuan sesuai dengan Anggaran Dasar sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dengan penuh tanggung jawab sebagai banti kami kepada sekolah, bangsa dan negara
3. Akan menjalankan tugas kami dengan jiwa persatuan dan kesatuan atas dasar semoga Tuhan Yang Maha Esa meridoi janji kami ini dengan taufiq dan hidayah-Nya.
Pasal 18
ketua OSIS mengangkat dan memberhentikan pembantunya atas persetujuan kepala sekolah
BAB V
Pasal 19
Majelis Pembimbing OSIS
1. Majelis pembimbing OSIS merupakan badan pembimbing OSIS yang beranggotakan guru-guru yang ditetapkan oleh kepala sekolah
2. Majelis pembimbing OSIS dipimpin/diketuai oleh kepala sekolah
Pasal 20
Majelis pembimbing wajib memberikan pembimbingan secara terus menerus kepasa OSIS dalam melaksanakan tugasnya
ATURAN TAMBAHAN
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dalam peraturan lain yang sah
Ditetapkan di : JakartaPada Tanggal : November 2014
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 42
MAJELIS PERWAKILAN KELAS SMPN 215 SSN JAKARTA
ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS)
SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA Jl. Melati Taman Meruya Ilir Blok B Kembangan Jakarta Barat
Dalam proses pendidikan dikenal dua kegiatan yang cukup elementer, yaitu kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan kurikuler merupakan kegiatan pokok pendidikan yang di dalamnya terjadi proses belajar-mengajar antara peserta didik dan pendidik untuk mendalami materi-materi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tujuan pendidikan dan kemampuan yang hendak diperoleh peserta didik. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan sekitarnya.
B. Pengertian Ekstrakurikuler
Kata ekstrakurikuler memiliki arti kegiatan tambahan di luar rencana pelajaran, atau pendidikan tambahan di luar kurikulum. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki peserta didik, baik yang berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya
maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran biasa. Kegiatan ini dilaksanakan pada sore hari bagi sekolah-sekolah yang masuk paggi, dan dilaksanakan pada pagi hari bagi sekolah-sekolah yang masuk sore. Kegiatan ekstrakurikuler ini sering dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian, dan berbagai kegiatan keterampilan dan kepramukaan (Tim Dosen Jurusan AP FIP IKIP Malang, 1989:122).
Dengan demikian, yang dimaksud dengan ekstrakurikuler adalah berbagai kegiatan sekolah yang dilakukan dalam rangka memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan potensi, minat, bakat, dan hobi yang dimilikinya yang dilakukan di luar jam pelajaran normal.
Adapun yang dimaksud dengan manajemen kegiatan ekstrakurikuler adalah seluruh proses yang direncanakan dan diusahakan secara terorganisir mengenai kegiatan sekolah yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki peserta didik, baik berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan.
F. Fungsi dan Tujuan Ekstrakurikuler
Sebagai kegiatan pembelajaran dan pengajaran di luar kelas, ekstrakurikuler mempunyai fungsi dan tujuan sebagai berikut:
2. Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam semesta
1. Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya
2. Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggungjawab dalam menjalankan tugas
3. Mengembangkan etika dan akhlak yang mengintegrasikan hubungan dengan Tuhan, Rasul, manusia, alam semesta, bahkan diri sendiri
4. Mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam melihat persoalan-persoalan sosial-keagamaan sehingga menjadi insan yang produktif terhadap permasalahan sosial keagamaan
5. Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta didik agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan, dan terampil
6. Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk komunikasi (human relation) dengan baik, secara verbal dan nonverbal.
G. Sasaran dan Prinsip Pelaksanaan
Sasaran kegiatan ekstrakurikuler adalah seluruh peserta didik di sekolah, madrasah, maupun lembaga-lembaga pendidikan nonformal lainnya, seperti pesantren. Pengelolaannya diutamakan ditangani oleh peserta didik itu sendiri, dengan tidak
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 44
menutup kemungkinan bagi keterlibatan guru atau pihak-pihak lain jika diperlukan sebagai pembimbing.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini dilakukan di luar jam pelajaran atau di luar kelas. Kegiatan ini sebaiknya juga dilakukan lintas kelas. Namun untuk hal-hal tertentu yang berkaitan dengan aplikasi dan praktik materi pelajaran di kelas, maka kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan dan diikuti secara tertib oleh mereka yang satu kelas dan satu tingkat.
Bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler juga perlu dikembangkan dengan mempertimbangkan tingkat pemahaman dan kemampuan peserta didik serta tuntutan-tuntutan lokal dimana sekolah maupun madrasah berada. Sehingga ,elalui kegiatan yang diikutinya, peserta didik mampu belajar untuk memecahkan masalah-masalah yang berkembang di lingkungannya dengan tetap tidak melupakan masalah-masalah global tertentu saja yang juga harus pula diketahui oleh peserta didik.
H. Macam-macam Kegiatan Ekstrakurikuler
Macam-macam kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah diantaranya sebagai berikut:
4. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
Organisasi siswa di kelas merupakan tanggung jawab wali kelas masing-masing, meskipun tanggung jawab terakhir tetap ada di tangan kepala sekolah. Organisasi siswa di kelas pada umumnya sekedar disebut pengurus kelas dengan seorang ketua kelas dilengkapi dengan beberapa pengurus yang lain sesuai dengan keperluan, seperti wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi. Berikutnya melalui pengurus kelas dapat dilakukan musyawarah untuk membentuk pengurus siswa di sekolah berupa pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).
Pengurus kelas dan OSIS dalam lingkup masing-masing harus dibina oleh kepala sekolah agar mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi semua siswa. Melalui OSIS dapat disalurkan berbagai inisiatif, kreativitas, dan kemampuan memimpin dapat dikembangkan. Disamping itu, organisasi tersebut dapat pula dimanfaatkan untuk mengembangkan proses belajar-mengajar agar tujuan utama orang tua dan siswa sendiri tidak disaingi oleh kegiatan-kegiatan yang dapat menghambat pencapaian tujuan berupa keberhasilan siswa dalam belajar. Untuk membuat dua kepentingan yang pada dasarnya sejalan tetapi kerap juga saling mendesak itu menjadi harmonis, diperlukan kebijakan wali kelas dan kepala sekolah serta guru-guru dalam memimpin, mengarahkan, dan membimbing siswa (Nawawi, 1989:166).
Nilai yang terdapat dalam OSIS adalah nilai berorganisasi, antara lain: pengalaman memimpin, pengalaman bekerja sama, hidup demokratis, berjiwa toleransi, dan pengalaman mengendalikan organisasi. Sedangkan fungsi OSIS adalah fungsi pembinaan siswa, tujuannya agar siswa nantinya dapat menjadi warga negara yang baik dan berguna. Dengan demikian, pembinaan siswa meliputi pembentukan kepribadian dan sikap, pembentukan pengetahuan, dan pembentukan keterampilan.
Menurut Tim Dosen Jurusan AP FIP IKIP Malang (1989:126) secara umum, tujuan OSIS dapat dirumuskan sebagai berikut:
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 45
1) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang memiliki jiwa pancasila, kepribadian luhur, moral yang tinggi, berkecakapan serta memiliki pengetahuan yang siap untuk diamalkan
2) Mempersiapkan persatuan dan kesatuan agar menjadi warga yang mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, tanahy air dan bangsanya
3) Menggalang persatuan dan kesatuan siswa yang kokoh dan akrab di sekolah dalam satu wadah OSIS
4) Menghindari siswa dari pengaruh-pengaruh yang tidak sehat dan mencagah siswa dijadikan sasaran perebutan pengaruh serta kepentingan suatu golongan (dalam usaha peningkatan ketahanan sekolah).
5. Pramuka Sekolah
Dalam suatu sekolah diperlukan suatu situasi yang memungkinkan siswa mendapat kesempatan mengembangkan diri dengan program dan kegiatan yang bersifat nonformal. Salah satu bentuknya dapat diwujudkan dalam bentuk kegiatan pramuka sekolah yang diselenggarakan di luar jam belajar. Dengan demikian, kegiatan pramuka memungkinkan sekolah membantu siswa menggunakan dan mengisi waktu senggangnya secara berdaya dan berhasil guna bagi pertumbuhan dan perkembangan masing-masing.
Dengan demikian kegiatan pramuka merupakan salah satu bentuk pendidikan nonformal yang keanggotaannnya bersifat sukarela. Untuk itu kepala sekolah dan guru perlu melakukan usaha dalam menyadarkan dan mendorong siswa agar bersedia menjadi anggota pramuka di sekolahnya. Untuk mewujudkan kegiatan pramuka secara kontinu dan berdaya guna, setiap kepala sekolah perlu melakukan kegiatan pengendalian, antra lain:
1) Menunjuk dan mengangkat guru sebagai pembina pramuka yang bertanggungjawab kepada kepala sekolah
2) Mengusahakan agar para pembina pramuka mendapat penataran atau Kursus Mahir Dasar (KMD) dan Kursus Mahir Lanjutan (KML)
3) Melakukan koordinasi dengan kwartir daerah pramuka atau kwartir cabang untuk membentuk Gugus Depan (Gudep) di sekolah
4) Ikut serta sebagai Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan (Kamabigus) dan tidak segan-segan untuk berpakaian pramuka
5) Membantu mengadakan alat kelengkapan gudep dan bahkan alat kelengkapan pramuka secara perseorangan melalui kerja sama dengan koperasi sekolah
6) Menyediakan diri untuk mendiskusikan program pramuka dan secara berkala mengontrol pelaksanaannya
7) Mendorong agar terwujud kerja sama dengan gugus depan dari sekolah lain.
Perhatian dan kesediaan kepala sekolah untuk ikut serta dalam kegiatan pramuka sekolah sangat besar pengaruhnya pada kelangsungan gugus depan yang sudah dibentuk. Kepala sekolah harus berusaha agar pelaksanaan pramuka di
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 46
sekolahnya tidak sekedar sebagai kegiatan musiman, yang sekali waktu muncul dan untuk jangka waktu yang lama tenggelam. Namun kepala sekolah sedapat mungkin mengusahakan dan memrogramkan pramuka menjadi kegiatan yang bersifat kontinu dan berkesinambungan.
6. Olahraga dan Kesenian Sekolah
Olahraga dan kesenian sebenarnya sudah diselenggarakan dalam bentuk bidang studi yang disediakan jam pelajaran khusus. Namun untuk mewujudkan kedua bidang tersebut di luar jam pelajaran, setiap kepala sekolah sebagai pemimpin perlu menaruh perhatian, meskipun mungkin secara pribadi kurang tertarik pada salah satu atau kedua bidang tersebut. Perhatian itu dimanifestasikan dalam usaha melakukan pengendalian pelaksanaannya antara lain:
1) Menunjuk dan mengangkat guru sebagai penanggungjawab pelaksanaannya (koordinator bidang) yang bertanggungjawab kepada kepala sekolah
2) Mengusahakan agar para guru yang bersangkutan mendapat kesempatan mengikuti penataran atau kursus-kursus mengenai bidang tersebut
3) Membantu mengadakan alat kelengkapan yang diperlukan.
Diharapkan dengan kegiatan yang bersifat nonformal seperti olahraga dan kesenian ini, sekolah dapat mewujudkan hubungan manusia yang intensif. Siswa belajar menghormati keberhasilan orang lain, bersikap sportif, berjuang untuk mencapai suatu prestasi secara jujur, dan lain sebagainya.
2. Majalah Sekolah
Selain kegiatan-kegiatan yang disebutkan di atas, ada juga kegiatan yang bisa memuat karya siswa. Kegiatan ekstrakurikuler ini biasanya sering disebut dengan majalah sekolah. Majalah sekolah dapat dapat memuat berbagai karya siswa berupa prosa atau puisi dan berita-berita mengenai kehidupan sekolah. Disamping itu majalah sekolah juga dapat digunakan untuk memuat aspirasi-aspirasi siswa, termasuk saran-sarannya mengenai kehidupan sekolah. Di pihak lain, guru juga dapat memanfaatkannya untuk kepentingan menyampaikan materi-materi yang telah disampaikannya melalui proses belajar-mengajar. Materi-materi itu mungkin pula berupa pengetahuan praktis untuk meningkatkan keterampilan siswa.
Kepala sekolah dapat juga memanfaatkan majalah sekolah untuk menyampaikan berbagai peraturan dan penjelasan-penjelasan serta nasihat kepada siswa. Sedangkan bagi orang tua siswa, majalah sekolah berfungsi untuk mengetahui dan mengikuti perkembangan dan kemajuan sekolah tempat anak-anak belajar. Dengan demikian tidak mustahil timbul hasrat untuk membantu sekolah, jika menemukan sesuatu yang dipandangnya patut dibantu demi kepentingan siswa.
Jelas bahwa majalah sekolah memungkinkan berlangsungnya komunikasi tertulis untuk menunjang seluruh program sekolah dalam melaksanakan tugas-tugas yang dipercayakan kepada lembaga tersebut. Dalam batas-batas kemampuan yang dimiliki majalah sekolah harus diusahakan agar terbit dalam bentuk yang menarik dan mendorong orang untuk membacanya. Untuk mendorong kontinuitas terbitnya
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 47
majalah tersebut, bisa saja dipungut biaya dari para siswa namun besarannya tidak memberatkan mereka.
Dari uraian di atas jelas bahwa banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari usaha menerbitkan majalah sekolah. Manfaat itu memang tidak dapat ditunjukkan secara fisik (material) karena bersifat abstrak berkaitan dengan aspek psikologis pembacanya. Oleh karenanya, usaha menerbitkan majalah sekolah tidak dapat dikatakan sebagai suatu pemborosan.
Kepala sekolah perlu menaruh perhatian yang besar terhadap penerbitan majalah sekolah agar dapat terbit secara kontinu. Di pihak lain guru yang dipercayakan melakukan koordinasi untuk menerbitkan majalah harus berusaha menjalankan tanggung jawab sebaik-baiknya, termasuk juga menjaga agar majalah tersebut tidak disalah gunakan. Dengan kata lain, majalah sekolah harus diusahakan untuk tidak menjadi ajang menantang kebijakan pengembangan sekolah (Nawawi, 1989:185).
2. Palang Merah Remaja (PMR)
Palang Merah Remaja (PMR) adalah sebuah wadah atau organisasi pelajar yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pelayanan-pelayanan kesehatan dan medis terhadap para korban atau pasien yang membutuhkan pertolonan, baik di lingkungan internal sekolah maupun masyarakat yang berada di sekitarnya. Peran dan fungsi organisasi ini juga sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), dan dalam banyak hal PMR bekerja sama dengan PMI untuk mengembangkan program-program pelayanan kesehatan dan medis kepada masyarakat.
Tujuan dikembangkannya kegiatan PMR ini adalah:
1) Membentuk sebuah wadah di sekolah yang siap dan terampil dalam melakukan pelayanan kesehatan dan medis terhadap masyarakat, khususnya untuk teman di sekolah
2) Membentuk mental dan karakter peserta didik sehingga memiliki kepekaan dan solidaritas sosial yang tinggi serta siap berkorban demi kepentingan orang lain
3) Menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan keagamaan pada diri peserta didik sehingga senantiasa siap berbuat baik dan memberi manfaat kepada sesamanya.
Sebagai mitra, abdi dan pelayan masyarakat, PMR bisa melakukan kegiatan-kegiatan antara lain:
1) Melayani masyarakat sekolah maupun masyarakat sekitar kapan dan dimanapun dibutuhkan pada tahap pertolongan pertama
2) Mengadakan program pelayanan kesehatan bagi masyarakat
3) Mengadakan pelatihan pelayanan kesehatan dan medis kepada masyarakat, baik untuk tenaga sukarelawan, anggota PMR sendiri, maupun untuk para peserta didik secara umum
4) Mengadakan penyuluhan dan bimbingan tentang tata cara hidup yang bersih dan sehat serta tata cara pengobatan beberapa penyakit ringan.
Dari semua kegiatan di atas, sekolah sebagai pengelola kegiatan pendidikan mempunyai tanggung jawab dalam mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik. Dan salah satu cara
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 48
yang dapat dilakukan sekolahn dalam mengembangkan potensi peserta didik adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler.
ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS)
SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA Jl. Melati Taman Meruya Ilir Blok B Kembangan Jakarta Barat
sendirinya menuntut sikap toleransi serta solidaritas yang tinggi dan hal itu
menghasilkan suatu dunia baru dimana masyarakat menjadi sangat
heterogen dalam suatu wilayah tempat tinggal, maka solidaritas dan
toleransi telah menjadi syarat utama dalam membangun kehidupan
bersama.
4. Fundamentalisme agama adalah suatu sikap hidup beragama yang militan, yang juga tidak menghendaki idiologi - idiologi lain hidup disampingnya karena nilai-nilai kebenaran hanya ada pada dirinya
KERUKUNAN DITINJAU DARI SUDUT PANDANG PANCASILA DAN UUD 1945
Titik pijak dari pengembangan kerukunan adalah pancasila dan
pembukaan UUD 1945 yang dituangkan dalam sila ke 5 tentang “
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ” dan UUD 1945 pasal 29
ayat 1 dan 2 mengatakan tentang:
1. Negara berdasarkan ketuhanan yang maha esa,
2. Negara menjamin kemerdekaan tiap - tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing - masing dan untuk beribadah menurut agamanya
dan kepercayaannya itu.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang pluralis dari segi suku, agama
dan budaya kita. Berbagai arus pemikiran modern, setiap agama berbulat
dengan persoalan adaptasi, dialog sekaligus identitas. Disatu pihak
agama harus berakar pada sejarah dan tradisi, tetapi agama harus
membuktikan diri sebagai kekuatan atau gerakan liberatif yang terbuka
terhadap dialog dan kerja sama. Sikap pluralisme menjadi jembatan
terciptanya toleransi, persaudaraan dan persahabatan antarumat
beragama, antar suku dan bangsa.
MANFAAT KERUKUNAN BERAGAMA
Umat Beragama Diharapkan Perkuat Kerukunan Jika agama dapat
dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka ia akan memberikan
stabilitas dan kemajuan negara.
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 50
Cara Menjaga Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama
Indonesia yang multikultural terutama dakam hal agama membuat
Indonesia menjadi sangat rentang terhadap konflik antar umat beragama.
Maka dari itu menjaga kerukunan antar umat beragama sangatlah
penting. Dalam kaitannya untuk menjaga kehidupan antar umat beragama
agar terjaga sekaligus tercipta kerukunan hidup antar umat beragama
dalam masyarakat khususnya masyarakat Indonesia misalnya dengan
cara sebagai
berikut:
1. Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap pemeluk
agama lain yaitu dengan cara mengubah rasa curiga dan benci
menjadi rasa penasaran yang positf dan mau menghargai keyakinan
orang lain.
2. Jangan menyalahkan agama seseorang apabila dia melakukan
kesalahan tetapi salahkan orangnya. Misalnya dalam hal terorisme.
3. Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya jangan olok-olok mereka
karena ini bagian dari sikap saling menghormati.
4. Hindari diskriminasi terhadap agama lain karena semua orang berhak
mendapat fasilitas yang sama seperti pendidikan, lapangan pekerjaan
dan sebagainya.
Dengan memperhatikan cara menjaga kerukunan hidup antar umat
beragama tersebut hendaknya kita sesama manusia haruslah saling
tolong menolong dan kita harus bisa menerima bahwa perbedaan
agama dengan orang lain adalah sebuah realitas dalam masyarakat
yang multikultural agar kehidupan antar umat beragma bisa terwujud.
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 51
ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS)
SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA Jl. Melati Taman Meruya Ilir Blok B Kembangan Jakarta Barat
Etika Istilah etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang berarti watak atau kebiasaan. Dalam bahasa sehari-hari kita sering menyebutnya dengan etiket yang berarti cara bergaul atau berperilaku yang baik yang sering juga disebut sebagai sopan santun. Istilah etika banyak dikembangkan dalam organisasi sebagai norma-norma yang mengatur dan mengukur perilaku profesional seseorang. Kita mengenal saat ini banyak dikembangkan etika yang berkaitan dengan profesi yang disebut sebagai etika profesi seperti etika kedokteran, etika hukum, etika jurnalistik, etika guru, dan sebagainya
Etika berkaitan dengan baik dan buruk, benar dan salah, betul dan tidak, bohong dan jujur. Dalam berinteraksi dengan lingkungannya orang-orang dapat menunjukkan perilaku yang dinilai baik atau buruk, benar atau salah ketika melakukan suatu tindakan. Hal tersebut sangat bergantung kepada nilai-nilai yang berlaku dalam lingkungan di mana orang-orang berfungsi. Tidak jarang terdapat penilaian yang berbeda terhadap suatu perilaku dalam lingkungan yang berbeda.
Etika menggambarkan suatu kode perilaku yang berkaitan dengan nilai tentang mana yang benar dan mana yang salah yang berlaku secara obyektif dalam masyarakat. Dengan demikian, etika dapat diartikan sebagai perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Secara lengkap etika diartikan sebagai nilai-nilai normatif atau pola perilaku seseorang atau badan/lembaga/organisasi sebagai suatu kelaziman yang dapat diterima umum dalam interaksi dengan lingkungannya. Moral Moral adalah istilah yang berasal dari bahasa Latin yaitumos yang berarti cara hidup atau kebiasaan. Moral dalam bahasa Inggris dapat diartikan sebagai dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang berkaitan dengan etika. Moralitas dilandasi oleh nilai-nilai tertentu yang diyakini oleh seseorang atau organisasi tertentu sebagai sesuatu yang baik atau buruk, sehingga bisa membedakan mana yang patut dilakukan dan mana yang tidak sepatutnya dilakukan.
Di sisi lain, konsepsi moralitas dimaksudkan untuk menentukan sampai seberapa jauh seseorang memiliki dorongan untuk melakukan tindakan sesuai dengan prinsip-prinsip etika moral. Pada dasarnya dalam diri setiap orang ada dorongan untuk mencari kebenaran. Perbedaannya adalah pada pada kadar kuat tidaknya dorongan tersebut.
Dari uraian di atas dapat dibedakan antara etika dan moralitas sebagai suatu sistem nilai dalam diri seseorang atau organisasi. Moralitas merujuk kepada nilai-nilai yang diyakini dan menjadi semangat dalam diri seseorang atau suatu organisasi untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Sedangkan etika merupakan nilai-nilai perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang atau organisasi ketika berinteraksi dengan lingkungannyaNilai-nilai, Moral, dan Budaya Organisasi
Perilaku seseorang sebagaimana diketahui merupakan cerminan dari nilai-nilai yang dianut oleh orang tersebut. Nilai-nilai yang diyakini oleh individu tersebutlah yang mendasarinya untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan/perilaku. Nilai-nilai itu pula yang menyebabkan seseorang terdorong atau memiliki semangat untuk melakukan hal yang baik atau buruk, salah atau benar. Seseorang akan melakukan suatu tindakan apabila dia yakin bahwa tindakannya benar dan tidak akan melakukan suatu tindakan apabila diyakininya bahwa tindakan itu salah, baik menurut nilai-nilai yang dianutnya atau nilai- nilai yang berlaku dalam lingkungannya. Nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari diacu juga sebagai moral atau moralitas.
Dalam organisasi, peran individu sangat penting, karena organisasi terbentuk dengan adanya sekelompok orang yang saling berinteraksi dalam mewujudkan tujuan tertentu. Organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengoordinasikan suatu usaha individu atau kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi juga dapat dipandang sebagai koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi berdasarkan hierarki otoritas dan tanggung jawab. Dengan demikian, organisasi dapat dipandang sebagai entitas sosial yang terkoordinasi dengan batas-batas yang relatif dapat diidentifikasi dan relatif berfungsi secara kontinyu untuk mencapai tujuan bersama.
Dari beberapa pengertian tentang organsasi dapat diketahui bahwa dalam organisasi terdapat interaksi atau hubungan antarindividu dan/atau antarkelompok untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama. Interaksi antarorang atau antarkelompok yang memiliki nilai serta latar belakang yang berbeda-beda akan saling memengaruhi satu sama lain sehingga membentuk suatu nilai baru yang akan melandasi perilaku individu untuk bersama-sama mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian, etika organisasi dapat pula diartikan sebagai pola sikap dan perilaku yang diharapkan dari setiap individu dan kelompok dalam organisasi, yang pada akhirnya akan membentuk budaya organisasi yang sejalan dengan visi, misi, dan tujuan organisasi
PRINSIP-PRINSIP ETIKA
Dalam peradaban sejarah manusia sejak abad keempat sebelum Masehi para pemikir telah mencoba menjabarkan berbagai corak landasan etika sebagai pedoman hidup bermasyarakat. Para pemikir itu telah mengidentifikasi sedikitnya terdapat ratusan macam ide agung (great ideas). Seluruh gagasan atau ide agung tersebut dapat diringkas menjadi enam prinsip yang merupakan landasan penting etika, yaitu keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan, dan kebenaran. Prinsip Keindahan
Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa senang terhadap keindahan. Berdasarkan prinsip ini, manusia memperhatikan nilai-nilai keindahan dan ingin menampakkan sesuatu yang indah dalam perilakunya. Misalnya dalam berpakaian, penataan ruang, dan sebagainya sehingga membuatnya lebih bersemangat untuk bekerja. Prinsip Persamaan
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 53
Setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga muncul tuntutan terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta persamaan dalam berbagai bidang lainnya. Prinsip ini melandasi perilaku yang tidak diskrminatif atas dasar apapun.
Prinsip Kebaikan
Prinsip ini mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip ini biasanya berkenaan dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat- menghormati, kasih sayang, membantu orang lain, dan sebagainya. Manusia pada hakikatnya selalu ingin berbuat baik, karena dengan berbuat baik dia akan dapat diterima oleh lingkungannya. Penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sesungguhnya bertujuan untuk menciptakan kebaikan bagi masyarakat.
Prinsip Keadilan
Pengertian keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa yang semestinya mereka peroleh. Oleh karena itu, prinsip ini mendasari seseorang untuk bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain.
Prinsip Kebebasan
Kebebasan dapat diartikan sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak bertindak sesuai dengan pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia, setiap manusia mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri sepanjang tidak merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain. Oleh karena itu, setiap kebebasan harus diikuti dengan tanggung jawab sehingga manusia tidak melakukan tindakan yang semena-mena kepada orang lain. Untuk itu kebebasan individu disini diartikan sebagai: 1. Kemampuan untuk berbuat sesuatu atau menentukan pilihan 2. Kemampuan yang memungkinkan manusia untuk melaksana-kanpilihannya
tersebut 3. Kemampuan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Prinsip Kebenaran
Kebenaran biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil pemikiran yang logis/rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran itu dapat diyakini oleh individu dan masyarakat. Tidak setiap kebenaran dapat diterima sebagai suatu kebenaran apabila belum dapat dibuktikan.
Semua prinsip yang telah diuraikan itu merupakan prasyarat dasar dalam pengembangan nilai-nilai etika atau kode etik dalam hubungan antarindividu, individu dengan masyarakat, dengan pemerintah, dan sebagainya. Etika yang disusun sebagai aturan hukum yang akan mengatur kehidupan manusia, masyarakat, organisasi, instansi pemerintah, dan pegawai harus benar-benar dapat menjamin terciptanya keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan, dan kebenaran bagi setiap orang.
DIMENSI ETIKA DALAM ORGANISASI
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 54
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa etika merupakan cara bergaul atau berperilaku yang baik. Nilai-nilai etika tersebut dalam suatu organisasi dituangkan dalam aturan atau ketentuan hukum, baik tertulis maupun tidak tertulis. Aturan ini mengatur bagaimana seseorang harus bersikap atau berperilaku ketika berinteraksi dengan orang lain di dalam suatu organisasi dan dengan masyarakat di lingkungan organisasi tersebut. Cukup banyak aturan dan ketentuan dalam organisasi yang mengatur struktur hubungan individu atau kelompok dalam organisasi serta dengan masyarakat di lingkungannya sehingga menjadi kode etik atau pola perilaku anggota organisasi bersangkutan.
Birokrasi
Nilai-nilai yang berlaku dalam suatu organisasi secara konseptual telah dikembangkan sejak munculnya teori tentang organisasi. Salah satu teori klasik tentang organisasi yang cukup dikenal dan sangat berpengaruh terhadap pengembangan organisasi adalah birokrasi. Menurut teori ini, ciri organisasi yang ideal yang sekaligus menjadi nilai-nilai perilaku yang harus dianut oleh setiap anggota organisasi adalah:
Adanya pembagian kerja Hierarki wewenang yang jelas Prosedur seleksi yang formal Aturan dan prosedur kerja yang rinci, serta Hubungan yang tidak didasarkan atas hubungan pribadi.
Teori birokrasi menempatkan setiap anggota organisasi dalam suatu hierarki struktur yang jelas, setiap pekerjaan harus diselesesaikan berdasarkan prsedur dan aturan kerja yang telah ditetapkan, dan setiap orang terikat secara ketat dengan aturan-aturan tersebut. Selain itu, hubungan antarindividu dalam organisasi dan dengan lingkungan di dalam organisasi hanya dibatasi dalam hubungan pekerjaan sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing. Dalam model organisasi ini pola perilaku yang berkembang bersifat sangat kaku dan formal.
Prinsip Manajemen Organisasi
Berbeda dengan teori birokrasi terdapat teori lain yang mengidentifi- kasi prinsip-prinsip manajemen organisasi. Prinsip-prinsip ini cukup banyak diadopsi oleh para pimpinan organisasi, baik publik maupun swasta. Prinsip-prinsip ini bahkan ditemukan juga dalam oragnisasi yang dikelola secara birokratis. Prinsip-prinsip tersebut adalah pembagian kerja, wewenang, disiplin, kesatuan perintah (komando), koordinasi, mendahulukan kepentingan organisasi, remunerasi, sentralisasi versus desentralisasi, inisiatif, dan kesektiakawanan kelompok.
Pembagian kerja
Pembagian kerja yang sangat spesifik dapat meningkatkan kinerja dengan cara membuat para pekerja lebih produktif. Para spesialis dipandang akan sangat mahir dengan spesialisasinya karena hanya melakukan bagian tertentu dari suatu pekerjaan. Wewenang Untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, setiap anggota harus diberi kewenangan tertentu seimbang dengan tugas yang dipikulnya. Selanjutnya setiap wewenang yang diberikan harus diikuti dengan tanggung jawab yang seimbang pula.
Disiplin
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 55
Para pegawai harus menaati dan menghormati peraturan yang mengatur organisasi. Disiplin yang baik merupakan hasil dari kepemimpinan yang efektif, saling pengertian yang jelas antara pimpinan dan para pegawai tentang peraturan organisasi, serta penerapan sanksi yang adil bagi yang menyimpang dari peraturan tersebut. Kesatuan Perintah Setiap pegawai hanya menerima perintah dari satu orang atasan. Tidak boleh terjadi ada dua nakhoda dalam satu kapal.
Koordinasi
Pimpinan harus sanggup menyelaraskan aktivitas bawahan ke arah tujuan yang ditetapkan. Mendahulukan kepentingan organisasi Kepentingan organisasi lebih diutamakan ketimbang kepentingan perseorangan.
Remunerasi/Pengupahan yang Wajar
Para pegawai harus digaji sesuai dengan kinerja yang mereka tunjukkan. Ini yang sekarang diacu sebagai penghargaan berbasis kinerja (performance based reward). Sentralisasi Versus Desentralisasi Dalam pengambilan keputusan perlu dipilih cara yang paling menguntungkan, karena sentralisasi dan desentralisasi masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan.
Inisiatif
Organisasi hidup dalam lingkungan masyarakat yang selalu berkembang dan bersaing dengan organisasi lainnya. Agar dapat bertahan hidup dan berkembang, organisasi harus membuka diri dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut. Untuk itu, diperlukan inisiatif untuk melakukan inovasi. Pimpinan harus memiliki inisiatif dan mampu menciptakan iklim yang memungkinkan munculnya berbagai inisiatif baru yang inovatif. Dalam menghadapi situasi yang bersifat rutin pun inisiatif tetap diperlukan.
Kesetiakawanan kelompok
Pimpinan harus mampu menggalang rasa kesetiakawanan (Esprit de corps) antaranggota organisasi sehingga mereka memiliki semangat sebagai satu tim yang solid. Perasaan ini sangat penting karena hal tersebut akan menimbulkan kekuatan dan semangat kelompok, kebanggaan terhadap organisasi, dan kesetiaan anggota kepada organisasi.
Prinsip Manajemen Keilmuan
Prinsip lain yang juga cukup berpengaruh dalam pengembangan pola perilaku dalam organisasi adalah prinsip organisasi yang diacu sebagai manajemen keilmuan. Prinsip ini berkenaan dengan gerakan perubahan sikap/perilaku dari dua pihak yang terlibat langsung dalam organisasi yaitu pegawai (buruh) dan pemilik (majikan). Prinsip- prinsip yang terkandung dalam manajemen keilmuan antara lain sebagai berikut.
Dalam melaksanakan pekerjaan digunakan pedoman kerja atau
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 56
aturan kerja yang disusun berdasarkan hasil penelitian. Sifat dan karakteristik setiap jenis pekerjaan harus diteliti sehingga diperoleh pedoman khusus bagi setiap jenis pekerjaan sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
Para pegawai harus dipilah secara keilmuan yang didasarkan atas penelitian terhadap bakat dan keahlian yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan. Sementara itu, pegawai yang sudah ada perlu dididik dan dilatih sehingga memiliki tingkat kemampuan dan keterampilan yang tinggi. Organisasi dapat mencapai tingkat efisiensi yang tinggi jika para pegawai melaksanakan tugas dengan memanfaatkan keahliannya secara maksimal.
Pembinaan hubungan kerja sama yang baik antara pimpinan dan pegawai.
Adanya tanggung jawab bersama antara pimpinan dan pegawai dalam pelaksanaan tugas.
Kinerja pegawai dihargai sesuai dengan tingkat produktivitas yang ditunjukkan Beberapa pendapat tersebut di atas mengatur tentang perilaku dalam organisasi yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, pada dasarnya semua teori tersebut pada hakikatnya mengatur bagaimana hubungan antaranggota dalam organisasi (bawahan dengan pimpinan, bawahan dengan bawahan, pimpinan dengan pimpinan) serta organisasi dengan lingkungannya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dimensi perilaku individu dalam organisasi atau etika organisasi dapat dikelompokkan sebagai berikut.
Hubungan anggota dengan organisasi. Hubungan anggota organisasi dengan sesama anggota lainnya dan antara anggota dan pimpinan
ETIKA ORGANISASI PEMERINTAH
Hubungan anggota organisasi yang bersangkutan dengan anggota dan organisasi lainnya;
Hubungan anggota organisasi dengan masyarakat yang dilayani/lingkungannya.
PEMBENTUKAN ETIKA ORGANISASI
Sebagaimana diuraikan sebelumnya, etika merupakan nilai-nilai perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang atau suatu organisasi dalam interaksinya dengan lingkungan. Nilai-nilai perilaku yang ditunjukkan oleh individu sangat dipengaruhi oleh nilai nilai yang dianut oleh individu tersebut serta nilai-nilai yang berlaku dan berkembang dalam organisasi yang kemudian menjadi suatu kebiasaan yang berakumulasi menjadi budaya yang akan dianut oleh organisasi tersebut.
Pembentukan nilai-nilai yang berlaku dalam organisasi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 57
Setiap individu memiliki karakter dan sifat yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Perilaku individu tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai hal, baik yang timbul dari dalam dirinya maupun karena pengaruh lingkungannya. Pengaruh yang cukup besar yang datang dari dalam individu sendiri antara lain meliputi kemampuan dan kebutuhan individu yang bersangkutan dalam berbagai aspek kehidupan. Hal lain yang juga cukup berpengaruh dalam diri seseorang adalah keyakinan terhadap sesuatu hal, baik yang bersumber dari nilai-nilai agama maupun budaya, pengalaman, serta harapan yang ingin dicapainya. Karakterisik tersebut akan dibawa oleh individu dalam berinteraksi dengan individu yang lain dalam organisasi atau lingkungannya yang akan memengaruhi perilaku organisasi. Perilaku individu dalam organisasi sangat berpengaruh terhadap upaya mencapai tujuan organisasi. Itu sebabnya, perilaku beragam dari setiap individu harus dipadukan secara integral sesuai dengan tujuan organisasi
Organisasi memiliki visi, misi, dan tujuan yang diharapkan akan dicapai melalui interaksi dan kerja sama seluruh anggota organisasi. Sebagai anggota organisasi individu dituntut untuk menyesuaikan diri dengan apa yang telah ditetapkan oleh organisasi. Setiap orang dalam organisasi memiliki tugas, tanggung jawab, dan wewenang sesuai dengan peran atau kedudukannya dalam organisasi tersebut. Selain itu, penghargaan yang diberikan oleh organisasi kepada anggotanya juga turut memengaruhi perilaku individu dalam organisasi. Kesemuanya ini disebut sebagai karakteristik organisasi.
Adanya interaksi antara karakteristik individu dengan karakteristik organisasi akan mewujudkan perilaku organisasi. Dengan demikian, dalam suatu organisasi terdapat dua kepribadian, yaitu kepribadian perorangan dan kepribadian organisasi. Gabungan kedua kepribadian tersebut harus saling menunjang untuk mencapai tujuan organisasi. Perilaku organisasi inilah yang kemudian diwujudkan dalam tindakan- tindakan individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya baik di dalam maupun di luar organisasi.
Pola tindakan tersebut secara umum adakalanya dituangkan ke dalam berbagai ketentuan atau aturan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota organisasi. Pola perilaku atau tindakan yang telah disepakati bersama oleh setiap anggota organisasi akan mewarnai setiap tindakan individu dalam berinteraksi dengan individu yang lain atau dengan lingkungannya. Pola ini akan dianut oleh anggota individu sehingga menjadi suatu kebiasaan. Pola kebiasaan ini lama kelamaan menjadi suatu budaya dalam organisasi yang akan menjadi ciri khas organisasi bersangkutan.
ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS)
SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA Jl. Melati Taman Meruya Ilir Blok B Kembangan Jakarta Barat
Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media communication. Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communication atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of mass communication. Massa mengandung pengertian orang banyak, mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama, mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama. Berlo (dalam Wiryanto, 2005) mengartikan massa sebagai meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran.
A. Unsur-Unsur Komunikasi Massa
Harold D. Lasswell (dalam Wiryanto, 2005) memformulasikan unsur-unsur komunikasi dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut ”Who Says What in Which Channelto Whom With What Effect?”
1. Unsur who (sumber atau komunikator). Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi (institutionalized person). Yang dimaksud dimaksud dengan lembaga dalam hal ini adalah perusahaan surat kabar, stasiun radio, televisi, majalah, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud institutionalized person adalah redaktur surat kabar (sebagai contoh). Melalui tajuk rencana menyatakan pendapatnya dengan fasilitas lembaga. Oleh karena itu, ia memiliki kelebihan dalam suara atau wibawa dibandingkan berbicara tanpa fasilitas lembaga.
Pers adalah suatu suatu lembaga sosial. Dalam UU RI no 40 tahun 1999 tentang pers, pasal 1 ayat (1) menyatakan: ”Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, megolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.” bentuk institusi media massa dipertegas lagi pada pasal 1 ayat (2) yang menyatakan: ” Perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers meliputi perusahaan media cetak, media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan media lainnya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan atau menyalurkan informasi.”
McQuail (1987) menyebutkan ciri-ciri khusus institusi (lembaga) media massa sebagai berikut:
a. Memproduksi dan mendistribusikan pengetahuan dalam wujud informasi, pandangan, dan budaya. Upaya tersebut merupakan respon terhadap kebutuhan sosial kolektif dan permintaan individu.
b. Menyediakan saluran untuk menghubungkan orang tertentu dengan orang lain: dari pengirim ke penerima, dari anggota audien ke anggota audien lainnya, dari seseorang ke masyarakat dan institusi masyarakat terkait. Semua itu bukan sekedar saluran fisik jaringan komunikasi, melainkan juga merupakan saluran tatacara dan pengetahuan yang menentukan siapakah sebenarnya yang patut atau berkemungkinan untuk mendengar sesuatu dan kepada siapa ia harus mendengarnya.
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 59
c. Media menyelenggarakan sebagian besar kegiatannya dalam lingkungan publik, dan merupakan institusi yang terbuka bagi semua orang untuk peran serta sebagai penerima (atau dalam kondisi tertentu sebagai pengirim). Institusi media juga mewakili kondisi publik, seperti yang tampak bilamana media massa menghadapi masalah yang berkaitan dengan pendapat publik (opini publik) dan ikut berperan membentuknya (bukan masalah pribadi, pandangan ahli, atau penilaian ilmiah).
d. Partisipasi anggota audien dalam institusi pada hakikatnya bersifat sukarela, tanpa adanya keharusan atau kewajiban sosial. Bahkan lebih bersifat suka rela daripada beberapa institusi lainnya, misalnya pendidikan, agama atau politik. Partisipasi anggota audien lebih mengacu pada mengisi waktu senggang dan santai, bukannya berkenaan dengan pekerjaan dan tugas. Hal tersebut dikaitkan juga dengan ketidakberdayaan formal institusi media: media tidak dapat mengandalkan otoritasnya sendiri dalam masyarakat, serta tidak mempunyai organisasi yang menghubungkan pemeran-serta ”lapisan atas” (produsen pesan) dan pemeran-serta ”lapisan bawah” (audien).
e.Industri media dikaitkan dengan industri dan pasar karena ketergantungannya pada imbalan kerja, teknologi, dan kebutuhan pembiayaan.
f. Meskipun institusi media itu sendiri tidak memiliki kekuasaan, namun institusi ini selalu berkaitan dengan kekuasaan negara karena adanya kesinambungan pemakaian media, mekanisme hukum, dan pandangan-pandangan menentukan yang berbeda antara negara yang satu dengan lainnya.
Komunikator dalam proses komunikasi massa selain merupakan sumber pesan, mereka juga berperan sebagai gate keeper (lihat McQuail, 1987; Nurudin, 2003). Yaitu berperan untuk menambah, mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami oleh audien-nya. Bitner (dalam Tubbs, 1996) menyatakan bahwa pelaksanaan peran gate keeper dipengaruhi oleh: ekonomi; pembatasan legal; batas waktu; etika pribadi dan profesionalitas; kompetisi diantara media; dan nilai berita.
2. Unsur says what (pesan). Pesan-pesan komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau audien yang sangat banyak. Pesan-pesan itu berupa berita, pendapat, lagu, iklan, dan sebagainya. Charles Wright (1977) memberikan karakteristik pesan-pesan komunikasi massa sebagai berikut: a. publicly. Pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditujukan
kepada orang perorang secara eksklusif, melainkan bersifat terbuka, untuk umum atau publik.
b. rapid. Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audien yang luas dalam waktu yang singkat serta simultan.
c. transient. Pesan-pesan komunikasi massa untuk memenuhi kebutuhan segera, dikonsumsi sekali pakai dan bukan untuk tujuan yang bersifat permanen. Pada umumnya, pesan-pesan komunikasi massa cenderung dirancang secara timely, supervisial, dan kadang-kadang bersifat sensasional.
3. Unsur in which channel (saluran atau media). Unsur ini menyangkut semua peralatan yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 60
massa. Media yang mempunyai kemampuan tersebut adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, internet, dan sebagainya.
4. Unsur to whom (penerima; khalayak; audien). Penerima pesan-pesan komunikasi massa biasa disebut audien atau khalayak. Orang yang membaca surat kabar, mendengarkan radio, menonton televisi, browsing internet merupakan beberapa contoh dari audien.
Menurut Charles Wright (dalam Wiryanto, 2005), mass audien memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
a. Large yaitu penerima-penerima pesan komunikasi massa berjumlah banyak, merupakan individu-individu yang tersebar dalam berbagai lokasi;
b. Heterogen yaitu penerima-penerima pesan komunikasi massa terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, beragam dalam hal pekerjaan, umur, jenis kelamin, agama, etnis, dan sebagainya;
c. Anonim yaitu anggota-anggota dari mass audien umumnya tidak saling mengenal secara pribadi dengan komunikatornya.
5. Unsur with what effect (dampak). Dampak dalam hal ini adalah perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri audien sebagai akibat dari keterpaan pesan-pesan media. David Berlo (dalam Wiryanto, 2005) mengklasifikasikan dampak atau perubahan ini ke dalam tiga kategori, yaitu: perubahan dalam ranah pengetahuan; sikap; dan perilaku nyata. Perubahan ini biasanya berlangsung secara berurutan.
B. Ciri-ciri komunikasi massa
Sedangkan ciri-ciri komunikasi massa, menurut Elizabeth Noelle Neumann (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994) adalah sebagai berikut:
1. Bersifat tidak langsung, artinya harus melalui media teknis;2. Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi;3. Bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim;4. Mempunyai publik yang secara tersebar.
Pesan-pesan media tidak dapat dilakukan secara langsung artinya jika kita berkomunikasi melalui surat kabar, maka komunike kita tadi harus diformat sebagai berita atau artikel, kemudian dicetak, didistribusikan, baru kemudian sampai ke audien. Antara kita dan audien tidak bisa berkomunikasi secara langsung, sebagaimana dalam komunikasi tatap muka. Istilah yang sering digunakan adalah interposed. Konsekuensinya adalah, karakteristik yang kedua, tidak terjadi interaksi antara komunikator dengan audien. Komunikasi berlangsung satu arah, dari komunikator ke audien, dan hubungan antara keduanya impersonal.
Karakteristik pokok ketiga adalah pesan-pesan komunikasi massa bersifat terbuka, artinya pesan-pesan dalam komunikasi massa bisa dan boleh dibaca, didengar, dan ditonton oleh semua orang. Karakteristik keempat adalah adanya intervensi pengaturan secara institusional antara si pengirim dengan si penerima. Dalam berkomunikasi melalui media massa, ada aturan, norma, dan nilai-nilai yang harus dipatuhi. Beberapa aturan perilaku normatif ada dalam kode etik, yang dibuat oleh organisasi-organisasi jurnalis atau media.
Dengan demikian, komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audien yang tersebar, heterogen, dan anonim
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 61
melalui media massa cetak atau elektrolit sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
FUNGSI KOMUNIKASI MASSA
Sejumlah upaya mencoba mensistimasisasikan fungsi utama komunikasi massa, yang pada mulanya dimulai oleh Lasswell (1948) yang memberikan ringkasan/kesimpulan mengenai fungsi dasar komunikasi sebagai berikut: pengawasan lingkungan; pertalian (korelasi) bagian-bagian masyarakat dalam memberikan respon terhadap lingkungannya; transmisi warisan budaya. Fungsi pengawasan sosial merujuk pada upaya penyebaran informasi dan interpretasi yang obyektif mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di dalam dan di luar lingkungan sosial dengan tujuan kontrol sosial agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Fungsi korelasi sosial merujuk pada upaya pemberian interpretasi dan informasi yang menghubungkan satu kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya atau antara satu pandangan dengan pandangan lainnya dengan tujuan mencapai konsensus. Fungsi sosialisasi merujuk pada upaya pewarisan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi lainnya, atau dari satu kelompok ke kelompok lainnya.
Sasa Sendjaja (2003), memberikan ilustrasi tentang fungsi komunikasi massa dari Lasswell sebagai berikut:
Kita ambil contoh pemberitaan tentang “konflik” yang sekarang sangat dominan dikemukakan oleh berbagai media elektrolit maupun media cetak. Pemberitaan konflik yang terjadi, menurut fungsi pengawasan sosial, seharusnya ditujukan agar masyarakat waspada dan mencegah agar konflik tersebut tidak meluas. Penyajian opini dari elit-elit atau kelompok-kelompok yang bertikai, menurut fungsi kaorelasi sosial, seharusnya dikorelasikan dengan opini-opini dari berbagai kalangan masyarakat lainnya. Ini berarti, isi pemberitaan jangan hanya menyajikan pandangan dari pihak-pihak yang bertengkar saja. Pandangan-pandangan dari berbagai kalangan masyarakat baik yang berasal dari lapisan atas, menengah atau kalangan masyarakat bawah, perlu disajikan secara eksplisit termasuk dampak konflik terhadap kondisi kehidupan nyata sehari-hari. Tujuannya mencapai konsensus agar konflik dapat segera berakhir karena yang akan menjadi nkorban adalah masyarakat. Sementara itu, media massa juga seharusnya menjalankan fungsi sosialisasi. Pesan utama yang perlu disosialisasikan dalam konteks konflik yang terjadi sekarang ini adalah perlunya menjaga integrasi bangsa. Pesan-pesan lainnya yang relevan disosialisaikan antara lain adalah toleransi dan apresiasi terhadap perbedaan pandangan, perlunya menegakkan supremasi hukum, serta anti segala bentuk tindakan kekerasan.
Charles Robert Wright (1960) menambahkan fungsi entertainment (hiburan) dalam fungsi komunikasi massa. Jay Black dan frederick C, Whitney (1988) mendefinisikan fungsi komunikasi massa sebagai: (a) to inform (menginformasikan), (b) to entertaint (memberi hiburan), (c) to persuade (membujuk), dan (d) transmission of the culture (transmisi budaya). John Vivian dal bukunya The Media of Mass Communication (1991) mendefinisikan fungsi komunikasi massa sebagai : (a) providing information, (b) providing entertainment, (c) helping to persuade, dan (d) contributing to social cohesion (mendorong kohesi sosial). Joseph R. Dominick dalam bukunya The Dynamics of Mass Communication (1981) mendefinisikan fungsi komunikasi massa sebagai berikut: (a) surveillance (pengawasan), (b) interpretation (interpretasi), (c) linkage (hubungan), (d) socialitation (sosialisasi), dan (e) entertainment (hiburan) (lihat Nurudin, 2003). Sedangkan
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 62
Onong Uchjana Effendy (1994) mendefinisikan fungsi komunikasi massa sebagai berikut: (a) menyampaikan informasi (to inform), (b) mendidik (to educate), (c) menghibur (to entertain), dan (d) mempengaruhi (to influence).
Beberapa definisi “lanjutan” fungsi komunikasi massa tersebut di atas walaupun secara tersurat berbeda-beda, namun pada hakekatnya mempunyai kesamaan dan bersifat melengkapi definisi fungsi komunikasi massa dari Lasswell, seiring dengan perkembangan produk (pesan-pesan) yang dibawakan oleh media massa itu sendiri.
Sebagai ilustrasi, kita ambil contoh definisi fungsi komunikasi massa dari Dominick, fungsi pengawasan dan interpretasi dari dominick hakekatnya sama dengan fungsi pengawasan sosial dari Lasswell, fungsi hubungan dari dominick hakekatnya mempunyai kesamaan dengan fungsi korelasi sosial dari Lasswell, sedangkan fungsi hiburan dari Dominick merupakan fungsi tambahan dari ketiga fungsi komunikasi massanya Lasswell, seperti definisi fungsi komunikasi massa “lanjutan”nya Wright atau yang lainnya.
Sifat melengkapi dengan lebih detail, dikemukakan oleh McQuail (1987), ia melihat fungsi komunikasi massa dalam dua kategoris: a. Fungsi komunikasi massa untuk masyarakat; dan b. fungsi komunikasi massa untuk individu.
A. Fungsi Komunikasi Massa untuk Masyarakat.
McQuail menyatakan bahwa fungsi komunikasi massa untuk masyarakat meliputi:
1. Informasi:a. Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan
dunia.b. Menunjukkan hubungan kekuasaan.c. Memudahkan inovasi, adaptasi, dan kemajuan
2. Korelasi:
a. Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi.
b. Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan.
c. Melakukan sosialisasi.
d. Mengkoordinasi beberapa kegiatan. Membentuk kesepakatan.
e. Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif.
3. Kesinambungan:
a. Mengepresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan khusus (subculture) serta perkembangan budaya baru.
b. Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.
4. Hiburan:
a. Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi.
b. Meredakan ketegangan sosial.
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 63
5. Mobilisasi: Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang, pembangunan ekonomi, pekerjaan, dan kadang kala juga dalam bidang agama.
A. Fungsi Komunikasi Massa untuk Individu
Sedangkan fungsi komunikasi massa untuk individu meliputi:
1. Informasi:
a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.
b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan.
c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat minum.
d. Belajar, pendidikan diri sendiri.
e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.
2. Identitas pribadi:
a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.
b. Menemukan model perilaku.
c. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media).
d. Meningkatkan pemahamna tentang diri-sendiri.
3. Integrasi dan interaksi sosial:
a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati sosial.
b. Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki.
c. Menemukan bahan percakapan dan interkasi sosial.
d. Memperoleh teman selain dari manusia.
e. Membantu menjalankan peran sosial.
f. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak –keluiarga, teman, dan masyarakat.
4. Hiburan:
a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan.
b. Bersantai.
c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis. LDKS OSIS SMPN 215 SSN
Jakarta Th. 2014/2015 64
d. Mengisi waktu. Penyaluran emosi.
e. Membangkitkan gairah seks.
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Secara yuridis formal, fungsi komunikasi massa di atur dalam UU RI no: 40 tahun 1999 pasal 3 ayat (1) dan (2), juga pada UU RI no: 32 tahun 2003 pasal 4 ayat (1) dan (2). Masing-masing pasal berbunyi sebagai berikut:
Pasal 3 UU 40/1999(1) Pers Nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan,
hiburan, dan kontrol sosial.(2) Di samping fungsi-fungsi tersebut ayat (1), pers nasional dapat berfungsi
sebagai lembaga ekonomi. Pasal 4 UU32/2003
(1) Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial.
(2) Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), penyiaran juga mempunyai fungsi ekonomi dan kebudayaan.
C. Peran Mediasi
Dalam menjalankan fungsi komunikasi massa, institusi media massa menjalankan peran mediasi (penengah/penghubung). Dalam hal ini, McQuail (1987) menyebutkan peran media massa sebagai berikut:
1. Jendela pengalaman yang meluaskan pandangan kita dan memungkinkan kita
mampu memahami apa yang terjadi di sekitar diri kita, tanpa campur tangan pihak
lain atau sikap memihak.
2. Juru bahasa yang menjelaskan dan memberi makna terhadap peristiwa atau hal
yang terpisah dan kurang jelas.
3. Pembawa atau penghantar informasi dan pendapat.
4. Jaringan interaktif yang menghubungkan pengirim dengan penerima melalui
berbagai macam umpan balik.
5. Pan penunjuk jalan yang secara aktif menunjukkan arah, memberikan bimbingan
atau intruksi.
6. Penyaring yang memilih bagian pengalaman yang perlu diberi perhatian khusus
dan menyisihkan aspek pengalaman lainnya, baik secara sadar dan sistematis atau
tidak.
7. Cermin yang memantulkan citra masyarakat terhadap masyarakat itu sendiri;
biasanya pantulan citra itu mengalami perubahan (distorsi) karena adanya
LDKS OSIS SMPN 215 SSN Jakarta Th. 2014/2015 65
penonjolan terhadap segi yang ingin dilihat oleh para anggota masyarakat, atau
seringkali pula segi yang ingin mereka hakimi atau cela.
8. Tirai atau penutup yang menutupi kebenaran demi pencapai tujuan propaganda
Ilmiah (Penulisan Makalah, Referensi, dan Tesis). Bengkulu: Prodi MAMP PPs FKIP Universitas Bengkulu
18 Sudjana. 1982. Metode Statistika. Bandung: Tarsito19 Supranto, J. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga20 Tim Penyusun. 2006. Panduan Pelaksanaan Pengembangan Diri.
Yayasan Sari Insan)22 http://cippad.usc.edu/ai/themes/cfm/culture_b23 Dr. Ali Masrur, M.Ag.,2004,Problem dan Prospek Dialog
Antaragama. Artikel. cfm24 Ansari, Zafar Ishaq & John L. Esposito, eds., 2001, Muslims and the
West: Encounter and Dialogue, Islamabad & Washington DC., Islamic Research Institute, International Islamic University & Center for Muslim-Christian Understanding, Georgetown University