Jan 02, 2016
DEFINISI• Penyakit kusta adalah suatu penyakit
menular yang menahun yang menyerang primer syaraf tepi sekunder kulit yang disebabkan oleh M.Leprae
• Bukan karena kutukan atau keturunan.• Yang dapat menimbulkan problem sosial,
ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan Nasional.
• Pada umumnya terdapat di negara-negara yang sedang berkembang
SEJARAH1. Zaman Purbakala Dapat ditemui pada hampir semua
kitab agama antara lain : Agama Hindu (kitab Weda 1400 SM Kustha) Agama Kong Hu Cu (Ta Feng) Agama Kristen ( Zaraath) Agama Islam (di Alqur’an dikenal Al-Abras,
dan di hadist dikenal dg Al-Majrum)
SEJARAH2. Zaman Pertengahan (abad ke 13)
Pada abad ini di Eropa banyak penderita kusta yang takut terhadap penguasa sehingga penderita cenderung diasingkan karena penyakit ini belum ditemukan obatnya.
3. Zaman Modern Kuman kusta ditemukan oleh G.A Hansen
pada th.1873
SEJARAH4. Di Indonesia orang yang mempelopori
pengobatan kusta adalah Dr.Sitanala.Perkembangan pengobatan Kusta di Indonesia
Tahun 1951 menggunakan DDS Tahun 1969 Kusta di intregasikan di
Puskesmas Tahun 1982 menggunakan MDT (24 bulan) Tahun 1988 MDT digunakan di Indonesia Tahun 1997 Pengobatan MDT menjadi 12 bulan
EPIDEMIOLOGI• Pengertian :
– Ilmu yang mempelajari distribusi dan faktor-faktor yang menentukan dari suatu kejadian yg berhubungan dengan penyakit pd sekelompok masyarakat.
– 6 komponen rantai infeksi yang sangat berperanan dalam proses penularan penyakit kusta: 1).Penyebab, 2).Sumber Penularan, 3).Cara keluar dari sumber penularan, 4). Cara penularan, 5).Cara masuk ke penjamu, 6).Penjamu
EPIDEMIOLOGI2. Distribusi penyakit menurut waktu &
tempat.• Dari 122 negara di dunia Indonesia urutan
ke 3 setelah India dan Brazil.• Dari 33 propinsi di Indonesia 16 propinsi
mempunyai kasus kusta yang masih tinggi, sementara Jawa Timur menempati urutan ke 1 dari jumlah penderita karena 35 % penderita nasional ada di Jawa Timur.
EPIDEMIOLOGI3. Distribusi menurut orang.
Bahwa umur yang paling banyak terserang kusta antara 10 – 20 th.
Jenis kelamin Laki-laki banyak terkena kusta dibanding perempuan.
Di asia tipe MB lebih banyak dibandingkan dengan tipe PB
EPIDEMIOLOGI4. Faktor–faktor yg menentukan terjadinya peny
kusta.a. Penyebab : “Mycobacterium leprae”• Waktu belah 12 – 14 hari, bisa hidup diluar tubuh
manusia sampai 9 hari, petumbuhan optimal pd suhu 27 – 30 C
b. Sumber penularan :Hanya manusia satu-satunya sebagai sumber penularan
c. Cara keluar dari HostLuka dikulit dan mucosa hidung yg merupakan sumber keluarnya kuman dan tipe MB merupakan sumber penularan dan penderita yg belum berobat sekali bernafas 10 – 10.
d. Cara penularan• Masa inkubasi 2 – 5 th• Hanya kuman yg solid yang bisa menularkan.• Butuh waktu yg lama dan terus menerus untuk
dapat ketularan
EPIDEMIOLOGIe. Cara masuk ke dalam Host
Tempat masuk kuman kusta sampai saat ini belum diketahui secara pasti, para ahli sepakat bahwa masuknya kuman melalui saluran pernafasan bagian atas & kulit yg tidak utuh.
f. Penjamu (Host)Hanya orang yg mempunyai imunitas rendah thd kuman kusta yg dpt tertular.
Berdasarkan hasil penelitian para ahli bahwa :Dari 100 orang yang terpapar dg penderita kusta maka 95 % kebal (tidak tertular), 3 orang ditemukan gejala klinis tapi sembuh dg sendirinya, 2 orang jadi sakit dan perlu pengobatan untuk dpt sembuh.
INFEKSI KUSTA
Perilaku hidup + / -
-Makanan-Tempat-Hygien- Sarung tangan
Genetics + / -
Immunitas
Kel
DesaMasy BCG
(+)
MDT (+)
2 minggu pengob. (-) menularPend.Kusta
Orang.terinfeksiPendrt.Kusta didepan
Incubasi : 3-10 tahunInfeksi : droplet hidungPenyakit : - Sos.Ek. ( org miskin )
- MenularStigma
Influence
DIAGNOSIS PENYAKIT KUSTA DITEGAKKAN
JIKA SESEORANG MEMPUNYAI SATU ATAU
LEBIH TANDA UTAMA ( CARDINAL SIGN )
KUSTA YANG DITEMUKAN PADA WAKTU
PEMERIKSAAN KLINIS.
DIAGNOSE PENYAKIT KUSTA
1. Ditemukan lesi kulit yang mati rasa{kelainan kulit ini bisa berwarna kemerah-merahan(eritematous) atau hypopigmentasi}.
2. Penebalan syaraf tepi yg disertai dg gangguan fungsi (sensoris, motoris & otonom).
3. Adanya kuman tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit (BTA +).Seseorang bisa dinyatakan positif kusta apabila ditemukan minimal 1 (satu) cardinal sigh pada diri penderita.Apabila seseorang tersebut tidak ditemukan cardinal sign maka dianggap sebagai suspek, di evaluasi 3 – 6 bulan kemudian dilakukan pemeriksaan ulangan.
ALUR TATALAKSANA PENDERITA KUSTA
TANDA UTAMA
ADA RAGU TIDAK ADA
KUSTA TERSANGKA BUKAN KUSTA
JUMLAH BERCAK
1-5 >5
PB MB
PERIKSA ULANG
3-6 BLN
TANDA UTAMA
ADA RAGU TAK ADA
RUJUK
TANDA-TANDA TERSANGKA KUSTA
1. Tanda – tanda pada kulit. Bercak/kelainan kulit yg merah / putih
dibagian tubuh. Kulit mengkilap Bercak yg tidak gatal Adanya bagian tubuh yg tidak
berkeringat/tidak berambut. Lepuh tidak nyeri
TANDA-TANDA TERSANGKA KUSTA
2. Tanda-tanda pada syaraf. Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada
anggota badan atau muka. Gangguan gerak anggota badan atau bagian
muka. Adanya cacat (deformitas) Luka (ulkus) yang tidak mau sembuh.
Catatan : Tanda-tanda tersebut merupakan tanda-tanda
tersangka penderita kusta, jangan dipakai sebagai dasar diagnose penyakit kusta.
Syaraf tepi yg biasa terganggu
Nama syaraf Organ yang terganggu
Nervi Fasialis Mata
Nervi Radialis Motorik tangan
Nervi Medianus Ibu jari,jari telunjuk &jari tengah
Nervi Ulnaris Pada jari kelingking,jari manis
Nervi Perineos Motorik Kaki
Nervi Tb.Posterior
Pada permukaan kaki
KLASIFIKASI1. Dasar Klasifikasi
1) Manifestasi klinik.2) Hasil pemeriksaan bacteriologis.
2. Tujuan1) Menentukan jenis & lamanya pengobatan
peny2) Waktu penderita dinyatakan RFT3) Perencanaan logistik
3. Jenis klasifikasi1) Madrid2) Ridley – Jopling3) India4) WHO
KLASIFIKASI• Untuk kepentingan program pemberantasan
kita menggunakan klasifikasi WHO yaitu :
Tanda Utama Pausi Basiler (PB)
Multi Basiler (MB)
Bercak kusta Jumlah 1 s/d 5 Jumlah > 5
Gangguan fungsi
Hanya 1 syaraf
Lebih dari 1 Syaraf
Sediaan hapusan
BTA Negatif BTA Positif
PENGOBATAN1. Tujuan
– Memutus matai rantai penularan– Menyembuhkan penyakit penderita– Mencegah terjadinya cacat
2. Obat yang dipakaiA. DDS (Dapsone, Diamino Diphenyl Sulfone)
• Bentuknya tablet berwarna putih dg takaran 100 mg dan 50 mg dan dosisnya harian
• Sifatnya bacteriostatik (menghambat pertumbuhan kuman)
• Efek samping : yang paling sering Anemia
PENGOBATANB. Lamprene (B663) / Clofazimine
– Sifatnya Bacteriostatik, Bacterisid lemah– Anti reaksi– Bentuknyakapsul berwarna coklat, dg takaran 100
dan 50 mg dosisnya bulanan dan harian.– Efek samping : Dapat merubah warna kulit
C. Rifampicin– Sifatnya Bacteriosid, bentuknya kapsul atau tablet dg
takaran 150, 300, 450 dan 600 mg– Pemberiannya bulanan, dengan efektifitas 1 x minum
99% kuman akan mati.– Efek samping : Flu syndrum, air seni
berwarna merah
PENGOBATAN3. Regimen Pengobatan MDT
Untuk kasus anak umur < 10 th dengan mengunakan kg/Bb yaituDDS : 1 - 2 mg/kg/bbRifampicin : 10 – 15 mg/kg/bb.Lamprene : bulanan 100 mg, harian 50mg/2x/mgg
Jenis Obat
PB Dewasa
PB Anak(10-14 th)
MB Dewasa
MB Anak(10-14 th)
Keterangan(minumnya)
Rifampisin
600 mg 450 mg 600 mg 450 mg Bulanan
Lamprene
- - 300 mg 150 mg Bulanan
DDS 100 mg 50 mg 100 mg 50 mg Harian
Lamprene
50 mg 50 mg / 3x / minggu
Harian
PENGOBATAN GRATIS
Untuk tipe Basah/MB pengobatan 12 blister
selama 12 bulandengan 3 macam obat
Untuk tipe Kering/PB pengobatan 6 blister
selama 6 bulandengan 2 macam obat
Estimasi Biaya Untuk Pengobatan Penderita Kusta
Harga Obat :• Harga MDT MB per blister : Rp.185.000,-• Harga MDT PB per blister : Rp.20.000,-
Kebutuhan biaya untuk 1 orang penderita MB adalah :
MB: 1 or x Rp.185.000 x 12 blistes Rp.2.220.000,-
REAKSI KUSTAa) Suatu episode dalam perjalanan kronis penyakit
kusta yg merupakan suatu reaksi antigen antibodi yang kejadiannya mendadak kelihatan penyakitnya lebih parah dari sebelumnya serta merugikan penderita.
b) Reaksi ini merupakan penyulit dari pada program, tetapi tidak semua penderita mengalami reaksi berdasarkan penelitian bahwa penderita yg mengalami reaksi sekitar 20 – 30 % dari jumlah penderita diobati.
c) Reaksi kusta dapat terjadi Sebelum pengobatan, selama dan setelah
pengobatanReaksi ini dapat menyebabkan kecacatan yang
permanen kalau tidak diketahui dengan cepat baik oleh penderita sendiri maupun petugas kesehatan.
REAKSI KUSTAHal-hal yg mempermudah(pencetus)
terjadinya reaksi kusta,• Penderita dalam keadaan kondisi lemah.• Kehamilan, setelah melahirkan.• Sesudah mendapat imunisasi.• Infeksi, Malaria, karies gigi, bisul &
cacingan dll.• Stres fisik dan mental.• Kurang gizi.
Reaksi Kusta tipe 2 ( Eryhtema Nodosum Leprosum / ENL )
Erythema Nodosum Leprosum (ENL)