Page 1
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 1
1.1 Latar Belakangesehatan sebagai hak asasi manusia secara tegas
di amanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945,
dinyatakan bahwa setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan. Di dunia Internasional, konstitusi Organisasi
Kesehatan Sedunia (WHO) tahun 1948 juga menyatakan bahwa
Health is a fundamental right, yang mengandung suatu kewajiban
untuk menyehatkan yang sakit dan mempertahankan serta
meningkatkan yang sehat. Hal ini melandasi pemikiran bahwa sehat
sebagai hak asasi manusia dan sehat sebagai investasi.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral
pembangunan nasional, yang bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Dengan tercapainya derajat kesehatan maka
akan berdampak terhadap pencapaian visi dan misi Presiden
Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat,Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”.
Upaya untuk mewujudkan visi tersebut melalui 7 misi
pembangunan yaitu:
1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga
kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan
K
Page 2
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 2
mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan
demokratis berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta
memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi,
maju dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri,
maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam
kebudayaan.
Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan
NAWA CITA yang ingin diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap
bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga
Negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata
kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan
terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem
dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan
terpercaya.
Page 3
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 3
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar
Internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia.
Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan
berkonstribusi dalam tercapainya seluruh Nawa Cita terutama dalam
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Untuk itu didalam
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia tahun 2015-2019 maka dirumuskan tujuan yaitu:
1. meningkatnya status kesehatan masyarakat dan;
2. meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan
masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang
kesehatan.
Tujuan tersebut menggambarkan bahwa pembangunan
kesehatan didasarkan pada paradigma sehat. Pembangunan
kesehatan akan diarahkan pada peningkatan upaya promotif dan
preventif, disamping peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi
masyarakat miskin. Peningkatan kesehatan masyarakat (public
health) dilakukan dengan penekanan untuk hidup sehat, dengan
meningkatkan pencegahan penyakit, menular ataupun tidak
menular, dengan cara memperbaiki kesehatan lingkungan, gizi,
perilaku dan kewaspadaan dini.
Page 4
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 4
Dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan
Kabupaten Badung tahun 2016-2021, tidak dilengkapi Visi dan misi,
namun langsung menjabarkan visi dan misi Bupati/Wakil Bupati
terpilih. Adapun Visi Bupati dan Wakil Bupati Badung periode Tahun
2016-2021, yaitu :
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka ditempuh
melalui 9 (Sembilan) Misi yaitu :
1) Memperkokoh kerukunan hidup bermasyarakat dalam jalinan
keragaman adat, budaya dan agama
2) Memantapkan kualitas pelayanan publik melalui penerapan
teknologi informasi dan komunikasi
3) Memantapkan tata kelola pemerintahan dengan menerapkan
prinsip good governance dan clean government
4) Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan dan KeluargaBerencana (KB) dalam pengelolaan kependudukan
5) Memperkuat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai
pilar ekonomi kerakyatan
6) Mewujudkan tatanan kehidupan bermasyarakat yang
menjunjung tinggi penegakan hukum dan Hak Asasi Manusia
(HAM)
Memantapkan Arah PembangunanBadung Berlandaskan Tri Hita
Karana Menuju Masyarakat yangMaju, Damai Dan Sejahtera
Page 5
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 5
7) Meningkatkan perlindungan dan pengeloalaan sumber daya
alam, lingkungan hidup dan penanggulan bencana
8) Memperkuat daya saing daerah melalui peningkatan mutu
sumber daya manusia dan infrastruktur wilayah
9) Memperkuat pembangunan bidang pertanian, perikanan dan
kelautan yang bersinergi dengan kepariwisataan berbasis
budaya.
Dinas Kesehatan sebagai salah satu perangkat daerah
mengemban misi yang ke 4 yaitu Meningkatkan kualitas pendidikan,
kesehatan dan Keluarga Berencana (KB) dalam pengelolaan
kependudukan. Dengan rumusan misi keempat dan sesuai tugas
pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Badung mengemban
misi dalam rangka untuk meningkatkan kualitas kesehatan di
Kabupaten Badung. Dengan memperhatikan isu strategis sesuai
tugas pokok dan fungsi serta dikaitkan dengan dokumen
perencanaan strategis tingkat Nasional, Provinsi Bali dan Kabupaten
Badung maka ditetapkan tujuan yang hendak dicapai dari rencana
strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Badung pada periode Renstra
2016-2021:
Page 6
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 6
Adapun indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan
tersebut yaitu :
1. Menurunnya angka kematian ibu (AKI) dari 96,83 per 100.000
Kelahiran Hidup menjadi 85 per 100.000 Kelahiran Hidup
2. Menurunnya angka kematian balita (AKABA) dari 3,87 per
1000 Kelahiran Hidup menjadi 2,99 per 1000 Kelahiran Hidup
3. Menurunnya persentase Prevalensi kekurangan gizi (under
weight) pada anak balita dari 12,5% menjadi 10%
4. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) dari 0,25%
menjadi 0,22%
Dalam mengimplementasikan Visi dan Misi ini sangat
diperlukan adanya program dan kegiatan yang mendukung Visi dan
Misi tersebut. Untuk membuat suatu program dan kegiatan yang
berkualitas dan menyentuh kebutuhan masyarakat maka
data/gambaran kesehatan Kabupaten Badung sangat diperlukan,
sehingga setiap tahun terjadi perbaikan/perubahan menuju derajat
kesehatan masyarakat yang lebih baik. Perubahan–perubahan
tersebut nantinya akan dituangkan dalam profil kesehatan yang
selanjutnya akan dijadikan acuan dalam membuat program dan
kegiatan selanjutnya.
Profil Kesehatan pada intinya berisi berbagai data/informasi
yang menggambarkan tingkat pencapaian program pembangunan
kesehatan di tingkat Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan.
Disamping itu profil juga bermanfaat sebagai bahan untuk
perencanaan pembangunan kesehatan di tingkat Kabupaten. Oleh
karena itu data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat juga
Page 7
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 7
sangat dibutuhkan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan,
baik pada proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
evaluasi pembangunan kesehatan di Kabupaten Badung.
1.2 Tujuan1.2.1 Tujuan Umum
Tersedianya data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan
sesuai kebutuhan mengenai pembangunan kesehatan di kabupaten
Badung tahun 2018.
1.2.2 Tujuan KhususDengan tersusunnya profil kesehatan ini bertujuan untuk
memperoleh informasi mengenai :
a. Gambaran umum Kabupaten Badung meliputi aspek geografis
dan demografis, pendidikan dan perekonomian;
b. Situasi derajat kesehatan di Kabupaten Badung;
c. Situasi upaya pelayanan kesehatan di Kabupaten Badung;
d. Situasi sumber daya kesehatan di Kabupaten Badung
e. Tersedianya data dan informasi untuk penyusunan profil
kesehatan tingkat provinsi dan nasional.
1.3 Isi Ringkasan ProfilProfil Kesehatan Kabupaten Badung berisi narasi dan
gambaran analisis situasi umum dan lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan, situasi sumber daya, situasi upaya
kesehatan, situasi derajat kesehatan dan pembiayaan kesehatan.
Disamping narasi juga berisi tabel dan grafik untuk sajian
distribusi frekuensi untuk menggambarkan perkembangan/
perbandingan pencapaian program.
Page 8
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 8
1.4 Sistimatika PenyajianBab I. Pendahuluan
Bab ini secara ringkas menjelaskan maksud dan tujuan
disusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Badung. Dalam bab
ini juga diuraikan secara ringkas pula isi dan sistimatika dari
penyajiannya.
Bab II. Gambaran Umum Kabupaten BadungBab ini menyajikan tentang gambaran secara umum
Kabupaten Badung. Selain uraian tentang letak geografis,
administratif dan informasi lainnya, Bab ini juga mengulas
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap status kesehatan.
Bab III. Situasi Derajat KesehatanBab ini berisi uraian tentang berbagai indikator derajat
kesehatan yang mencakup tentang angka kematian, angka
kesakitan dan status gizi masyarakat.
Bab IV. Situasi Upaya KesehatanBab ini berisi uraian tentang pelayanan kesehatan dasar,
pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan
penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan
sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan
kefarmasian dan alat kesehatan.
Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam Bab ini
juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan
Page 9
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 9
kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Badung.
Bab V. Situasi Sumber Daya Kesehatan.Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga
kesehatan dan pembiayaan kesehatan.
Bab VI. KesimpulanBab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting mengenai
Profil Kesehatan Kabupaten Badung serta saran-saran untuk
perbaikan capaian program kesehatan dan kualitas profil
kesehatan pada tahun berikutnya
LampiranPada lampiran ini berisi tabel resume/angka pencapaian
Kabupaten Badung dan 81 tabel data kesehatan dan yang
terkait kesehatan yang responsif gender.
Page 10
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 9
2.1 Karakteristik Geografisa. Luas Wilayah
Kabupaten Badung terletak pada posisi 08o14'17" - 08o50'57"
Lintang Selatan dan 115o05'02" - 115o15' 09" Bujur Timur,
membentang di tengah-tengah Pulau Bali dengan batas wilayah:
Grafik 2.1 Peta Kabupaten Badung
Page 11
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 10
Bagian utara daerah ini merupakan daerah pegunungan yang
berudara sejuk, berbatasan dengan Kabupaten Buleleng, sedangkan
di bagian selatan merupakan dataran rendah dengan pantai berpasir
putih dan berbatasan langsung dengan Samudra Indonesia. Bagian
tengah merupakan daerah persawahan dengan pemandangan yang
asri dan indah, berbatasan dengan Kabupaten Gianyar dan Kota
Denpasar di sebelah Timur, sedangkan di sebelah Barat berbatasan
dengan Kabupaten Tabanan.
Secara administratif Kabupaten Badung mempunyai wilayah
seluas 418,52 km2 (7,43% luas Pulau Bali) terbagi menjadi 6 (enam)
wilayah Kecamatan yang terbentang dari bagian Utara ke Selatan
yaitu Kecamatan Petang, Abiansemal, Mengwi, Kuta, Kuta Utara, &
Kuta Selatan. Kecamatan Petang memiliki luas terbesar yaitu 115
Km2 dan kecamatan Kuta merupakan kecamatan terkecil dengan
luas 17,52 Km2 (lihat Tabel 2.1).
Tabel 2.1 Luas Wilayah Masing-Masing Kecamatan di KabupatenBadung
No. Kecamatan Luas (Km2) Persentase (%)
1. Kuta Selatan 101,13 24,16
2. Kuta 17,52 4,19
3. Kuta Utara 33,86 8,09
4. Mengwi 82,00 19,59
5. Abiansemal 69,01 16,49
6. Petang 115,00 27,48
Total 418,52 100
Sumber : Badung Dalam Angka 2017
Page 12
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 11
b. Keadaan IklimSeperti halnya Indonesia pada umumnya, Kabupaten Badung
merupakan daerah berikilim tropis yang memiliki dua musim yaitu
musim kemarau (April- Oktober) dan musim hujan (Nopember -
Maret), antara lain dipengaruhi oleh adanya arus angin yang
melintasi suatu daratan serta banyak tidaknya kandungan uap air,
Realisasi curah hujan di bawah normal terjadi pada bulan Januari,
Mei, Juni, Juli, Agustus, Oktober, Nopember dan Desember.
Sedangkan curah hujan di atas normal terjadi pada bulan Pebruari,
Maret, April, September dan Oktober. Curah hujan rata-rata
pertahun antara 893,4 - 2.702,6 mm. Suhu rata-rata 25 - 30oC
dengan Kelembaban udara rata-rata mencapai 79%. Keadaan suhu
tertinggi terjadi pada bulan oktober yaitu 31,1 oC, sedangkan suhu
terendah terjadi pada bulan juli yaitu 28,4o C.
2.2 Potensi Pengembangan WilayahBerdasarkan karakter geografis dan struktur jaringan
prasarana utama wilayah Kabupaten Badung, maka wilayah
pelayanan sistem perkotaan dibagi dalam tiga sistem perwilayahan
pelayanan perkotaan sebagai berikut :
1. Pelayanan Wilayah Pengembangan (WP) Badung Utara
a. cakupan wilayah seluruh Kecamatan Petang
b.pusat pelayanan di Kawasan Perkotaan Petang
c. fungsi utama Wilayah Pembangunan (WP) Badung Utara
adalah konservasi dan pertanian terintegrasi
2. Pelayanan Wilayah Pengembangan (WP) Badung Tengah
a. Cakupan wilayah meliputi :
1) Kecamatan Abiansemal
Page 13
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 12
2) Sebagian Kecamatan Mengwi (Desa Kuwum, Desa Sembung,
Desa Sobangan, Desa Werdi Bhuwana, Desa Baha, Desa
Penarungan, Desa Gulingan, Desa Mengwi, Desa
Mengwitani, Desa Kekeran, Kelurahan Kapal, Kelurahan
Lukluk, Kelurahan Sading, Kelurahan Sempidi, Kelurahan
Abianbase, Desa Buduk dan Desa Tumbak Bayuh), dan
3) Sebagian Kuta Utara (Desa Dalung dan Kelurahan
Kerobokan Kaja),
b.Pusat pelayanan di Kawasan Perkotaan Mangupura,
c. Sub pusat pelayanan di Kawasan Perkotaan Blakiuh, dan
Kawasan Perkotaan Dalung,
d.Fungsi utama pertanian berkelanjutan, ibukota kabupaten dan
pusat pelayanan umum skala regional
3. Pelayanan Wilayah Pengembangan (WP) Badung Selatan
a. Cakupan wilayah meliputi :
1) Sebagian Kecamatan Mengwi (Desa Pererenan, Desa Munggu
dan Desa Cemagi),
2) Sebagian Kecamatan Kuta Utara (Desa Canggu, Desa
Tibubeneng, Kelurahan Kerobokan dan Kelurahan
Kerobokan Kelod),
3) Kecamatan Kuta, dan
4) Kuta Selatan
b.Pusat pelayanan di kawasan perkotaan Kuta
c. Sub pusat pelayanan di Kawasan Perkotaan Jimbaran dan
Kawasan Perkotaan Kerobokan, dan
d.Fungsi utama kepariwisataan serta perdagangan dan jasa
skala nasional dan internasional.
Page 14
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 13
Grafik 2.2 Rencana Sistem Perkotaan Berdasarkan Perwilayah
Pelayanan
Secara ringkas potensi pengembangan wilayah Kabupaten
Badung dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini.
Badung Utara
Badung Tengah
Badung Selatan
Page 15
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 14
Tabel 2.2 Sistem Perkotaan Berdasarkan wilayah Pembangunan
SistemPelayanan
PusatPelayanan
Sub PusatPelayanan
KawasanPerkotaan
(Desa/Kelurahan)
Fungsi
BadungUtara
Petang -1. Petang - Pusat kegiatan perdaganganskala kecamatan
- Pusat pemerintahan skalakecamatan
- Pusat kesehatan skalakecamatan
- Pusat pendidikan skalakecamatan
- Pusat pengembangan kegiatanpertanian dan pengolahan hasilpertanian (agroindustri)
BadungTengah
Mangupura 1. Sempidi2. Lukluk3. Mengwitani4. Mengwi5. Kapal6. Abianbase7. Gulingan8. Sading9. Kekeran
- Pusat kegiatan transportasiregional
- Pusat pemerintahan kabupaten- Pusat kesehatan skala
kabupaten- Pusat pendidikan skala
kabupaten- Pusat pengembangan
permukiman- Pusat kegiatan industri kecil
dan menengahBlahkiuh Blakiuh - Pusat kegiatan perdagangan
hasil-hasil pertanian skalakabupaten
- Pusat pengembangan kegiatanpertanianPusat kegiatan transportasiuntuk skala kabupaten
Dalung-
1. Dalung2. Kerobokan Kaja
- Pusat pengembangan kegiatanpermukiman
- Pusat pemerintahan skalakecamatan
- Pusat kesehatan skalakecamatan
- Pusat pendidikan skalakecamatanPusat kegiatan industripendukung pariwisata
BadungSelatan
Kuta 1. Tuban2. Kuta3. Legian4. Seminyak
- Pusat kegiatan transportasiudara skala nasional daninternasional
- Pusat kegiatan pariwisata skalainternasional
- Pusat perekonomian, jasa danperdagangan pendukungpariwisata
- Pusat pendidikan skalakabupaten
Jimbaran
1. Kedonganan2. Jimbaran
- Pusat pemerintahan skalakecamatan
Page 16
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 15
SistemPelayanan
PusatPelayanan
Sub PusatPelayanan
KawasanPerkotaan
(Desa/Kelurahan)
Fungsi
3. Benoa4. Tanjung Benoa
- Pusat kegiatan pariwisatainternasional
- Pusat kesehatan skala wilayah- Pusat pendidikan skala regional
Pusat pengembanganpermukiman
Kerobokan 1. Kerobokan2. Kerobokan
Kelod
- Pusat pengembangan kegiatanpermukiman
- Pusat pemerintahan skalakecamatan
- Pusat kesehatan skalakecamatan
- Pusat pendidikan skalakecamatan
- Pusat kegiatan industripendukung pariwisata
Sumber : Hasil Perencanaan Tim Penyusun RTRWK Badung
2.3 Karakteristik Demografia. Jumlah Penduduk
Sebelum Tahun 1992 wilayah Kabupaten Badung mencakup
keseluruhan wilayah Kota Denpasar, yang meliputi Kecamatan
Denpasar Selatan, Denpasar Timur dan Denpasar Barat. Namun,
dengan adanya perubahan status pemerintahan menjadi Kota
Administrasi Denpasar pada bulan Pebruari 1992, maka sejak itu
pula Kabupaten Badung hanya mencakup Kecamatan Kuta (yang
sekarang dimekarkan menjadi 3 kecamatan yakni Kecamatan Kuta
Utara, Kuta dan Kuta Selatan), Mengwi, Abiansemal dan Petang.
Sedangkan luas wilayah Kabupaten Badung juga mengalami
pengurangan dari semula 520,73 km2 menjadi 418,52 km2. (Data
perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah Kabupaten
Badung, 2005)
Untuk mengetahui jumlah penduduk, selama ini masih
bertumpu pada hasil sensus penduduk dan hasil survey
kependudukan.
Page 17
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 16
Dimana sensus penduduk diadakan setiap 10 tahun sekali,
sedangkan survey dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. Untuk
memperbaiki sistem pencatatan kepedudukan beberapa usaha telah
dilaksanakan diantaranya mengajukan data registrasi
kependudukan dan penyebarannya secara teratur kepada kepala
desa/lurah. Registrasi kependudukan ini dimaksudkan untuk
mengisi kekurangan hasil sensus yang diadakan paling sedikit 10
tahun sekali (Keppres No. 52 tahun 1997).
Keberadaan penduduk dalam suatu daerah merupakan asset
pembangunan jika dapat diberdayakan dengan baik dan optimal.
Namun di satu sisi penduduk juga dapat menjadi beban bagi daerah
terutama bila dikaitkan dengan masalah sosial seperti penyediaan
lapangan pekerjaan, pengangguran, kemiskinan, dan masalah sosial
lainnya. Berdasarkan data statistik yang ada di Kabupaten Badung,
maka jumlah penduduk Kabupaten Badung tahun 2017 seperti
Tabel 2.3 berikut.
Grafik 2.3Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
di Kabupaten Badung Tahun 2017
Sumber data: Profil Kesehatan Kabupaten Badung
Page 18
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 17
Distribusi penduduk menurut golongan umur di Kabupaten
Badung tahun 2017 termasuk kelompok usia muda dimana
kelompok usia umur 15-44 tahun yang tertinggi. Tingginya jumlah
penduduk kelompok usia produktif akan mempengaruhi terhadap
prioritas pelayanan kesehatan terutama berhubungan dengan
pelayanan kesehatan reproduksi, keluarga berencana serta penyakit-
penyakit yang ditularkan melaui hubungan seksual (penyakit IMS).
Adapun distribusi jumlah penduduk menurut kelompok umur
sebagai berikut :
Grafik 2.4Distribusi Jumlah Penduduk Menurut kelompok umur
dan Jenis Kelamin di Kabupaten Badung 2017
Sumber data : BPS Kabupaten Badung
Sedangkan rasio jenis kelamin berdasarkan komposisi
penduduk Kabupaten Badung Tahun 2017 sebesar 101,5 dimana
komposisinya lebih banyak penduduk laki-laki.
Perkembangan Rasio beban tanggungan (rasio jumlah
penduduk golongan umur non produktif dibandingkan dengan
Page 19
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 18
golongan umur produktif) di Kabupaten Badung tahun tahun 2017
rasio beban tanggungan sebesar 42%. Dengan kondisi masih
tingginya angka ketergantungan maka menjadi beban bagi kelompok
usia produktif, hal ini akan mempengaruhi terhadap pembiayaan
kesehatan.
b. Kepadatan PendudukDalam pengambilan kebijakan pembangunan, kepadatan
penduduk dalam suatu wilayah sangat penting diketahui dan salah
satu bahan pertimbangan dalam merencanakan pembangunan
wilayah tersebut. Semakin padat suatu wilayah maka semakin besar
perhatian yang diperlukan dalam penyusunan kebijakan
pembangunan. Jika dikaitkan dengan masalah – masalah sosial,
kesehatan dan lingkungan hidup, maka semakin padat suatu
wilayah semakin besar kemungkinan terjadinya kerawanan sosial
serta dampaknya terhadap lingkungan sekitar. Kepadatan penduduk
di Kabupaten Badung dari tahun 2017 seperti Tabel 2.5 berikut :
Grafik 2.5Kepadatan Penduduk di Kabupaten Badung Tahun 2017
Sumber data: Profil Kesehatan Kabupaten Badung
Page 20
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 19
2.4 Aspek PendidikanKemampuan membaca dan menulis (baca tulis) merupakan
salah satu keterampilan minimum yang dibutuhkan oleh penduduk
untuk dapat menuju hidup sehat dan sejahtera.
Kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek huruf
penduduk untuk dapat menyerap informasi. Persentase penduduk
berumur 15 tahun keatas yang buta huruf digunakan kebanyakan
negara berkembang untuk memprediksi tingkat pendidikan
penduduk pada umumnya.
Berdasarkan Data BPS Kabupaten Badung, persentase
penduduk umur 15 tahun ke atas yang melek huruf Tahun 2017 di
Kabupaten Badung adalah 97,13% dengan distribusi untuk yang
laki-laki 99,08% dan perempuan 95,10%. Tahun 2016 disebutkan
bahwa persentase penduduk umur 15-24 tahun melek huruf di
Kabupaten Badung sebesar 100% dengan prosentase penduduk
umur 15-24 tahun yang melek huruf laki-laki adalah 100%
sedangkan yang perempuan adalah 100%.
2.5 Aspek PerekonomianUpaya untuk meningkatkan perekonomian di Kabupaten
Badung telah banyak dilakukan, salah satunya dengan
meningkatkan kunjungan wisatawan, mendorong pertumbuhan
ekonomi dan pembentukan struktur ekonomi Kabupaten Badung.
Pertumbuhan tersebut telah berimplikasi pada perluasan lapangan
kerja sehingga secara bertahap pengangguran di Kabupaten Badung
dapat dikurangi.
Adapun pertumbuhan ekonomi Kabupaten Badung periode
lima tahunan (2013–2017) dapat disajikan pada grafik 2.6 seperti
berikut ini.
Page 21
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 20
Grafik 2.6Laju Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Badung Tahun 2013-2017 (Milyar Rupiah)
Sumber Data : BPS Kabupaten Badung
Selain indikator pertumbuhan ekonomi, kualitas
pembangunan di suatu daerah juga dapat diukur dengan gini rasio.
Koefisien Gini (Gini Ratio) menjadi alat dalam mengukur
ketidakmerataan atau ketimpangan agregat (secara keseluruhan)
yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga
satu (ketimpangan yang sempurna). Kisaran nilai indeks gini rasio
dari 0 - < 0,35 menunjukkan tingkat ketimpangan yang rendah,
kisaran 0,35 - 0,5 menunjukkan tingkat ketimpangan sedang dan
kisaran nilai indeks gini rasio > 0,5 menunjukkan tingkat
ketimpangan tinggi.
Perkembangan gini rasio Kabupaten Badung pada tahun
2013 hingga tahun 2017 menunjukkan ketimpangan pendapatan di
Kabupaten Badung masih dalam tingkat ketimpangan rendah,
namun trennya menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan.
Tentu hal ini yang perlu diantisipasi melalui berbagai program
Page 22
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 21
pembangunan agar tidak bergerak naik menjadi ketimpangan
sedang atau bahkan tinggi. Perbandingan gini rasio Kabupaten
Badung, Provinsi Bali dan nasional tahun 2013 hingga tahun 2017
dapat dilihat pada Grafik 2.7 berikut.
Grafik 2.7Indeks Gini Kabupaten Badung, Provinsi Bali dan Nasional
Tahun 2013-2017
Sumber Data : BPS Kabupaten Badung
Page 23
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 22
erajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh
multi faktor, dan secara garis besar dipengaruhi
faktor kesehatan dan faktor non kesehatan.
Faktor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan
sarana dan prasarana kesehatan sangat menentukan derajat
kesehatan masyarakat. Faktor lain diluar kesehatan yang tak kalah
penting berperan dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat
adalah keadaan sosial ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial,
keturunan dan faktor lainnya (Depkes, 2010). Pada bagian ini derajat
kesehatan masyarakat Kabupaten Badung akan digambarkan
melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA),
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kesakitan beberapa penyakit
yang ada di Kabupaten Badung.
3.1 MortalitasAngka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat
tertentu dikenal dengan mortalitas (Depkes, 2010). Mortalitas selain
dapat menggambarkan keadaan dan derajat kesehatan masyarakat
suatu wilayah dapat juga digunakan sebagai dasar perencanaan di
bidang kesehatan. Tingkat kematian secara umum sangat
berhubungan erat dengan tingkat kesakitan.
Sebab-sebab kematian ada yang dapat diketahui secara
langsung dan ada pula yang tidak langsung. Beberapa faktor yang
mempengaruhi tingkat mortalitas dan morbiditas adalah sosial
D
Page 24
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 23
ekonomi, pendapatan perkapita, pendidikan, perilaku hidup sehat,
lingkungan, upaya kesehatan dan fertilitas.
Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka kematian bayi (AKB) adalah Jumlah kematian
penduduk yang berusia di bawah satu tahun per 1000 kelahiran
hidup pada tahun tertentu disuatu. AKB merupakan indikator yang
sangat berguna untuk mengetahui status kesehatan anak
khususnya bayi dan dapat mencerminkan tingkat kesehatan ibu,
kondisi kesehatan lingkungan secara umum, status kesehatan
penduduk secara keseluruhan serta tingkat perkembangan sosial
ekonomi masyarakat.
Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Badung dalam
lima tahun terakhir seperti pada grafik di bawah ini.
Grafik 3.1Angka Kematian Bayi di Kabupaten Badung Tahun 2013 – 2017
Sumber : Bina Kesehatan Keluarga
Page 25
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 24
Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Badung
cenderung menurun setiap tahunnya. Hasil pencapaian indikator
AKB tahun 2017 sebesar 3 per 1.000 kelahiran hidup lebih
rendah dibandingkan tahun 2016 adalah 3,16 per 1.000
kelahiran hidup. Realisasi tersebut telah mencapai target dibawah
angka Capaian Provinsi Bali sebesar 4,8 per 1.000 KH dan target
SDGs sebesar 12 per 1.000 Kelahiran Hidup.
Adapun penyebab kematian bayi pada tahun 2017
sebanyak 26 kasus oleh beberpa faktor yaitu: (1) BBLR, (2)
Asfiksia (3) Kelainan kongenital (4) Cerna (5) Pneumonia
selengkapnya seperti pada grafik berikut:
Grafik 3.2Penyebab Kematian Bayi
di Kabupaten Badung Tahun 2016-2017
Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat
Page 26
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 25
Angka Kematian Balita (AKABA)
Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang
dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai
usia 5 (lima) tahun dan dinyatakan per 1.000 balita. AKABA
menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak-anak dan
faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita
seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan.
Angka Kematian Balita (AKABA) di Kabupaten Badung
memiliki kecenderungan adanya penurunan angka kematian balita.
Hasil capaian angka kematian balita di Kabupaten Badung tahun
2017 sebesar 3 per 1.000 Kelahiran Hidup lebih rendah
dibandingkan capaian tahun 2016 sebesar 4,04 per 1.000 Kelahiran
Hidup. Hasil capaian angka kematian balita (AKABA) telah mencapai
target RPJMD/Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Badung tahun
2017 sebesar 3,74 per 1000 kelahiran hidup. Pencapaian angka
kematian balita ini masih dibawah capaian Provinsi Bali sebesar 5,6
per 1.000 kelahiran hidup dan target SDG’s 25 per 1.000 kelahiran
hidup.
Grafik 3.3Angka Kematian Balita di Kabupaten Badung Tahun 2013 -2017
Page 27
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 26
Jumlah kematian balita di Kabupaten Badung tahun 2017
sebanyak 29 orang, disebabkan oleh komplikasi beberapa penyakit.
Penyebab turunnya angka kematian balita (AKABA) di Kabupaten
Badung oleh karena baiknya gizi balita, rendahnya faktor risiko yang
mengakibatkan kematian bagi balita, perilaku orang tua dalam
pemberian gizi anak cukup baik serta peranan dari petugas
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka kematian ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang
meninggal pada tahun tertentu dengan penyebab kematian yang
terkait gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk
kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan
masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan
lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Indikator ini secara
langsung digunakan untuk memonitor kematian terkait kehamilan.
Angka Kematian Ibu Maternal berguna untuk
menggambarkan tingkat perilaku hidup sehat, status gizi, kesehatan
ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan
terutama untuk ibu hamil, waktu melahirkan dan masa nifas.
Indikator AKI dipakai untuk mengukur keberhasilan pembangunan
sektor kesehatan.
Hasil capaian Angka Kematian Ibu Maternal di Kabupaten
Badung tahun 2017 sebesar 57,5 per 100.000 kelahiran hidup lebih
tinggi dibandingkan tahun 2016 sebesar 0 per 100.000 kelahiran
hidup, tetapi masih rendah dari target RPJMD/Renstra Dinas
Page 28
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 27
Kesehatan Kabupaten Badung tahun 2017. Hasil pencapaian AKI di
Kabupaten Badung lebih rendah dari capaian Provinsi Bali yang
sebesar 68,6 per 100.000 kelahiran hidup serta target SDGs sebesar
70 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) di
Kabupaten Badung Tahun 2017 seperti pada grafik 3.4 berikut:
Grafik 3.4Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Badung Tahun 2013-2017
3.2 MorbiditasAngka kesakitan baik insiden maupun prevalen dari suatu
penyakit disebut morbiditas. Morbiditas menggambarkan kejadian
penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu dan
berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.
Page 29
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 28
3.2.1. Penyakit Menulara. TB Paru
Penyakit TB Paru merupakan penyakit re-emerging yang
masih terus ditemukan di Provinsi Bali. Secara nasional TB Paru
merupakan penyakit tropis yang sangat erat kaitannya dengan
kemiskinan. TB Paru merupakan penyakit yang masih tinggi angka
kejadiannya bahkan merupakan yang tertinggi ketiga di dunia.
SDGs menetapkan penyakit TB Paru sebagai salah satu
target penyakit yang harus diturunkan selain HIV AIDS dan Malaria.
Dalam program penanggulangan penyakit TB. Paru dikenal
tipe penyakit TB. Paru diantaranya kasus baru dan kasus
lama/kambuh.
Kasus baru adalah Penderita yang belum pernah diobati
dengan obat anti tuberkulosis atau sudah pernah menelan OAT
kurang dari 1 bln (30 dosis harian) sedangkan kasus lama/kambuh
adalah Penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat
pengobatan TB dan telah dinyatakan sembuh, kemudian kembali
berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif.
Cakupan kesembuhan pengobatan penderita TB. Paru (Cure
Rate) di Kabupaten Badung sebesar 94,17% serta pengobatan
lengkap sebesar 3,14% sehingga Sucses Rate (SR) sebesar 97,31%.
Hasil capaian cakupan kesembuhan penderita TB. Paru telah
melampaui target sebesar 85%.
Distribusi cakupan kesembuhan menurut puskesmas
menunjukkan puskesmas dengan cakupan cure rate sebesar 100%
dicapai Puskesmas Petang I, Petang II, Abansemal I-IV, Mengwi I dan
Mengwi II. Hasil capaian pengobatan penderita TB. Paru di
Kabupaten Badung tahun 2017 seperti grafik 3.5 berikut:
Page 30
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 29
Grafik 3.5Cakupan Pengobatan Penderita TB. Paru
di Kabupaten Badung Tahun 2017
Sumber: Bidang P2PL
Jumlah penderita TB. Paru dengan BTA positif yang diobati
sebanyak 223 penderita dimana penderita yang sembuh sebanyak
210 penderita, penderita dengan pengobatan lengkap sebanyak 7
penderita, sedangkan yang meninggal sebanyak 12 orang. Tingginya
kematian disebabkan beberapa fator yaitu : parahnya penderita
tuberculosis, lambatnya pengobatan serta penemuan penderita yang
lambat.
b. PneumoniaInfeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit
infeksi akut yang menyerang pernapasan mulai dari hidung hingga
alveoli. Penyakit ISPA yang menjadi masalah dan masuk dalam
program penanggulangan penyakit adalah pneumonia karena
merupakan salah satu penyebab kematian anak. Pneumonia adalah
infeksi akut yang menyerang jaringan paru (alveoli).
Page 31
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 30
Infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, virus atau
kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi
rentan yang terserang pneumonia adalah anak umur < 2 tahun.
Penemuan dan tatalaksana kasus adalah salah satu kegiatan
program penanggulangan.
Cakupan penemuan dan pengobatan penderita pneumonia
pada balita di Kabupaten Badung Tahun 2017 sebesar 4,05% atau
sebanyak 261 kasus dari target yang ditetapkan sebanyak 6,437
kasus. Hasil capaian ini jauh dibawah target yang ditetapkan sebesar
80%. Hasil cakupan penemuan dan pengobatan penderita
pneumonia pada balita di Kabupaten Badung Tahun 2017 seperti
terlihat pada grafik berikut ini.
Grafik 3.6Cakupan Penemuan dan Pengobatan Penderita Pneumonia
pada Balita di Kabupaten Badung Tahun 2017
Sumber : Bidang P2PL (data diolah)
Jumlah kasus pneumonia di Kabupaten Badung tahun 2017
sebanyak 261 kasus, lebih tinggi daripada kasus yang ditemukan
pada tahun 2016 sebanyak 190 kasus.
Page 32
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 31
Upaya penanganan kasus pnemonia sesuai program ISPA yaitu
pelaksanaan manajemen terpadu balita sakit (MTBS) serta
pelaksanaan manajemen terpadu bayi muda (MTBM). Selain upaya
tersebut juga dilakukan dengan cara menghilangkan faktor penyebab
itu sendiri melalui peningkatan status gizi bayi/balita, peningkatan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), peningkatan sanitasi
lingkungan tempat tinggal serta peningkatan status imunisasi
bayi/balita.
c. Aquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS)HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang
system kekebalan tubuh penderitanya sehingga penderita mengalami
penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah terinfeksi
berbagai macam penyakit yang lain. Sebelum memasuki fase AIDS,
penderita terlebih dahulu dinyatakan sebagai HIV positif. HIV positif
dapat diketahui dengan 3 cara yaitu VCT, sero survey dan survey
terpadu biologis dan perilaku (STBP).
Jumlah kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Badung tahun
2017 sebanyak 412 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 10
orang. Adapun rinciannya meliputi jumlah kasus HIV sebanyak 291
kasus dan jumlah kasus AIDS sebanyak 121 kasus.
Jumlah kasus HIV dan AIDS menurut kelompok jenis
kelamin menunjukkan bahwa kasus terbanyak pada jenis kelamin
laki-laki. Distribusi jumlah kasus HIV dan AIDS serta kematian
Akibat AIDS menurut jenis kelamin di Kabupaten Badung Tahun
2017 dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Page 33
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 32
Grafik 3.7Distribusi Jumlah Kasus dan kematian Akibat HIV dan AIDSmenurut Jenis Kelamin di Kabupaten Badung Tahun 2017
Sumber : Bidang P2PL (Data diolah)
Dari grafik di atas, diketahui bahwa jumlah kasus HIV dan
kasus AIDS di Kabupaten Badung Tahun 2017 lebih banyak
ditemukan pada penderita dengan jenis kelamin laki-laki.
d. Penyakit SifilisPenyakit Sifilis merupakan penyakit kelamin menular yang
disebabkan oleh bakteri spiroseta, atau lebih dikenal dengan nama
Treponema pallidum.
Penularan biasanya melalui kontak seksual, tetapi ada
beberapa contoh lain seperti kontak langsung dan kongenital sifilis
penularan melalui ibu ke anak dalam uterus. Sifilis dapat
Page 34
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 33
menyebabkan efek serius seperti kerusakan sistem saraf, jantung,
atau otak serta dapat berakibat fatal sampai menimbulkan kematian.
Jumlah kasus baru sifilis yang terlaporkan di Kabupaten Badung
Tahun 2017 sebanyak 250 kasus, dengan distribusi menurut jenis
kelamin yaitu kasus pada laki-laki sebanyak 248 kasus dan pada
perempuan sebanyak 2 kasus. Adapun kelompok umur yang paling
banyak kasusnya yaitu kelompok umur 25-49 tahun dengan 174
kasus.
e. DiareDiare dapat didefinisikan sebagai kejadian buang air besar
berair lebih dari tiga kali namun tidak berdarah dalam 24 jam, bila
disertai dengan darah disebut disentri. Penyakit diare masih
merupakan masalah kesehatan di Kabupaten Badung, karena angka
kesakitannya cukup tinggi.
Penyakit gastroenteritis lain seperti diare berdarah dan tifus
perut klinis juga termasuk ke dalam sepuluh besar penyakit baik di
Puskesmas maupun catatan rawat inap di rumah sakit. Meskipun
jumlah kasus diare cukup tinggi, namun angka kematiannya relative
rendah. Serangan penyakit yang bersifat akut mendorong
penderitanya untuk segera mencari pengobatan ke pelayanan
kesehatan. Dalam perjalanan alamiahnya sebagian besar penderita
sembuh sempurna.
Penanggulangan diare di Kabupaten Badung dititikberatkan
pada penanganan penderita untuk mencegah kematian dan promosi
kesehatan tentang higiene sanitasi dan makanan untuk mencegah
KLB.
Hasil capaian cakupan penemuan kasus diare di Kabupaten
Badung tahun 2017 sebesar 53,6% atau sebanyak 9.315 kasus dari
Page 35
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 34
target yang ditetapkan sebanyak 17,374 kasus. Hasil capaian pada
tahun 2017 lebih tinggi dari capaian tahun 2016 sebesar 47,07%.
Cakupan penemuan kasus diare tahun 2017 masih dibawah target
yang ditetapkan sebesar 80%. Distribusi capaian cakupan kasus
diare menurut puskesmas menunjukkan capaian tertinggi dicapai
Puskesmas Abiansemal IV sebesar 137,7% sedangkan capaian
terendah Puskesmas Kuta Utara sebesar 10,7%. Capaian cakupan
penemuan kasus diare di Kabupaten Badung tahun 2017 seperti
grafik berikut :
Grafik 3.8Cakupan Penemuan Kasus Diare menurut puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2017
Sumber : Bidang P2PL
Upaya yang dilakukan oleh jajaran kesehatan baik oleh
puskesmas maupun dinas kesehatan adalah meningkatkan
penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, kaporitisasi air minum
dan peningkatan sanitasi lingkungan.
Page 36
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 35
f. KustaKusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium leprae yang terutama menyerang saraf tepi,
kulit dan organ tubuh lain kecuali susunan saraf pusat. Cara
Penularan penyakit kusta yaitu :
- manusia merupakan satu satunya sumber penularan.
- penularan terjadi dari penderita kusta yang tidak diobati ke
orang lain melalui pernafasan atau kontak kulit yang lama.
Diagnosis penyakit kusta ditegakkan jika seseorang
mempunyai satu atau lebih tanda utama (cardinal sign) kusta
yang ditemukan pada waktu pemeriksaan klinis.
Adapun tanda utama penyakit kusta yaitu kelainan kulit
yang mati rasa, penebalan syaraf dengan gangguan fungsi syaraf
serta pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA) positif.
Dari ketiga tanda utama maka penyakit kusta
dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu:
Tabel 3.1.Klasifikasi Penyakit Kusta
Cardinal Sign Kusta tipe PB Kusta tipe PB
Bercak mati rasa <5 >5
Penebalan syaraf dgn gangguanfungsi syaraf
Hanya 1 >1
Pemeriksaan BTA Negatif Positif
Strategi global WHO menetapkan indikator eliminasi kusta
adalah angka penemuan penderita/ new case detection rate (NCDR).
New case detection rate penyakit kusta di Kabupaten Badung pada
tahun 2017 sebesar 0,00, sedangkan tahun 2016 sebesar 0,11 per
100.000 penduduk.
Page 37
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 36
Indikator yang dipakai dalam menilai keberhasilan program
kusta adalah angka proporsi cacat tingkat II (cacat yang dapat dilihat
oleh mata). Angka ini dapat dipakai untuk menilai kinerja petugas,
bila angka proporsi kecacatan tingkat II tinggi berarti terjadi
keterlambatan penemuan penderita akibat rendahnya kinerja
petugas dan rendahnya pengetahuan masyarakat tentang
tanda/gejala penyakit kusta. Penyakit Kusta di Kabupaten Badung,
Cacat tingkat II tidak diketemukan, ini berarti kinerja petugas cukup
baik.
Indikator lain yang dipakai menilai keberhasilan program
adalah adanya penderita anak diantara kasus baru, yang
mengindikasikan bahwa masih terjadi penularan kasus di
masyarakat. Kasus kusta pada anak di Kabupaten Badung tidak
ditemukan.
Jumlah penemuan kasus penderita kusta pada tahun 2017
di Kabupaten Badung sebanyak 0 kasus. Berdasarkan hasil capaian
tersebut dapat dilihat bahwa kinerja petugas sudah cukup baik
dalam melakukan tindakan penemuan dan pencegahan penularan
kusta di masyarakat. Sedangkan kasus pada tahun 2016 sebanyak 7
kasus penderita kusta.
g. Penemuan dan Penanganan Penyakit Acute Flaccid ParalysisDalam rangka pelaksanaan eradikasi polio (ERAPO) yaitu
menghilangkan kasus polio maka dilakukan kegiatan imunisasi polio
secara rutin dan imunisasi secara khusus melalui kegiatan Pekan
Imunisasi nasional (PIN), Sub PIN. Upaya pemantauan terhadap
kasus polio dilakukan melalui surveilans AFP yaitu pengamatan yang
terus-menerus terhadap kasus Acute Flacid Paralysis (AFP) yang
terjadi di masyarakat.
Page 38
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 37
Acute Flacid Paralysis adalah semua anak berusia kurang
dari 15 tahun dengan kelumpuhan yang sifatnya flacid (layuh) terjadi
secara akut (mendadak) dan bukan disebabkan oleh rudapaksa.
Kasus AFP non polio adalah kasus AFP yang pada pemeriksaan
spesimennya tidak ditemukan virus polio liar atau kasus AFP yang
ditetapkan oleh tim ahli sebagai kasus AFP non polio dengan kriteria
tertentu.
AFP rate per 100.000 penduduk <15 tahun adalah jumlah
kasus AFP non Polio yang ditemukan diantara 100.000 penduduk
<15 tahun pertahun di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
Penemuan kasus AFP pada tahun 2017 di Kabupaten
Badung sebanyak 4 kasus dengan AFP Rate sebesar 2,61 per
100.000 penduduk < 15 tahun, sedangkan pada tahun 2016
ditemukan 4 kasus AFP. Menurut hasil pemeriksaan laboratorium,
dari 4 kasus yang diperiksa semua menunjukan negatif polio berarti
tidak ditemukan virus polio liar). Adapun distribusi kasus AFP
sebagai berikut :
Tabel 3.2.Jumlah Kasus AFP Menurut Puskesmas
Di Kabupaten Badung Tahun 2017
KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH
KASUS AFP(NON POLIO)
KUTA UTARA Kuta Utara 1MENGWI Mengwi 1 2
Mengwi 3 1Jumlah 4
Page 39
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 38
h. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiUntuk mencegah supaya tidak terjadi kasus penyakit ada beberapa
langkah yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah dengan
imunisasi. Beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
antara lain:
1. Difteri
Difteri adalah penyakit akibat terjangkit bakteri yang
bersumber dari Corynebacterium diphtheriae. Masa inkubasi
(saat bakteri masuk ke tubuh sampai gejala muncul) penyakit
ini umumnya dua hingga lima hari. Tahun 2017 tidak
ditemukan kasus penyakit difteri di Kabupaten Badung.
2. Pertusis
Pertusis adalah infeksi saluran pernapasan akut berupa batuk
yang sangat berat atau batuk intensif. Nama lain tussis quinta,
wooping cough, batuk rejan. Pada tahun 2017 kasus Pertusis
tidak ditemukan di Kabupaten Badung.
3. Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum (TN) disebabkan oleh basil Clostridium
tetani, yang masuk ke tubuh melalui luka. Penyakit ini dapat
menginfeksi bayi baru lahir pada saat pemotongan tali pusat
tidak dilakukan dengan steril. Pada tahun 2017 di Kabupaten
Badung tidak ditemukan kejadian tetanus neonatorum.
4. Campak
Penyakit campak adalah penyakit menular disebabkan oleh
virus myxovirus viridae meales yang ditularkan melalui droplet
penderita. Adapun gejala-gejala penyakit campak yaitu:
demam, bercak kemerahan, batuk pilek, conjuctivitis (mata
Page 40
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 39
merah) selanjutnya timbul ruam pada muka, leher kemudian
keseluruh tubuh. Komplikasi penyakit campak : diare hebat,
peradangan pada telinga dan pneumonia. Kasus penyakit
campak pada balita tahun 2017 sebanyak 71 kasus, tahun
2016 dan tahun 2015 tidak ada kasus sedangkan tahun 2014
sebesar 493 kasus dan tahun 2013 sebanyak 8 kasus.
Berbagai upaya yang dilakukan untuk menekan kasus campak
melalui pelaksanaan imunisasi campak secara rutin baik di
tingkat puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu serta
sarana kesehatan lainnya, penyediaan sarana vaksin yang
sudah memadai, tenaga yang mencukupi serta kesadaran
masyarakat untuk mendapatkan imunisasi campak bagi
bayi/balitanya.
5. Polio dan Hepatitis B
Kasus polio pada tahun 2017, 2016 dan tahun 2015 tidak
ditemukan, sedangkan kasus hepatitis pada tahun 2014
sebanyak 4 kasus.
i. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang
ditandai dengan :
1. Panas mendadak berlangsung terus-menerus selama 2–7
hari tanpa sebab yang jelas
2. Tanda-tanda perdarahan (sekurang-kurangnya uji Torniquet
positif)
3. Disertai/tanpa pembesaran hati (hepatomegali)
4. Trombositopenia (Trombosit ≤100.000/μl)
Page 41
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 40
5. Peningkatan hematokrit ≥20%
Penderita DBD adalah penderita penyakit yang memenuhi sekurang-
kurangnya 2 kriteria klinis dan 2 kriteria laboratorium di bawah ini :
a. Kriteria Klinis :
1) Panas mendadak 2–7 hari tanpa sebab yang jelas
2) Tanda–tanda perdarahan (minimal uji Torniquet positif)
3) Pembesaran hati
4) Syock
b. Kriteria Laboratorium
1) Trombositopenia (Trommbosit ≤100.000/μl)
2) Hematokrit naik ≥20%
Atau penderita yang menunjukkan hasil positif pada pemeriksaan HI
test atau hasil positif pada pemeriksaan antibodi dengue Rapid
Diagnosis Test (RDT) /ELISA.
Kabupaten Badung merupakan daerah endemis DBD baik
tingkat desanya maupun kecamatan, karena selama tiga tahun
berturut – turut selalu dilaporkan adanya kasus DBD.
Angka kesakitan demam berdarah dengue (DBD) di
Kabupaten Badung tahun 2017 sebesar 149,4 per 100.000
penduduk sedangkan tahun 2016 sebesar 634,6 per 100.000
penduduk. Angka kesakitan demam berdarah dengue di Kabupaten
Badung Tahun 2017 lebih rendah dari target renstra dinas
Kesehatan sebesar 275 per 100.000 penduduk serta target nasional
sebesar 51 per 100.000 penduduk. Adapun angka kesakitan demam
berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Badung tahun 2013 s/d 2017
seperti grafik 3.9 berikut :
Page 42
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 41
Grafik 3.9Penderita Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Badung
Tahun 2013 – 2017
Jumlah kasus DBD pada tahun 2017 sebanyak 941 kasus
sedangkan pada tahun 2016 sebanyak 3.998 kasus DBD, hal ini
menunjukkan kasus DBD pada tahun 2017 lebih sedikit jika
dibandingkan dengan tahun 2016.
Masih tingginya kasus DBD di Kabupaten Badung
disebabkan oleh beberapa faktor meliputi: (1) Lingkungan: sanitasi
lingkungan yang kurang memadai, (2) vektor (nyamuk aedes
aegypty): tingkat kepadatan populasi nyamuk aedes aegypty yang
tinggi, dan (3) Manusia: kepadatan, perilaku dan migrasi
penduduk serta masih kurangnya peran serta masyarakat dalam
pemberantasan sarang nyamuk.
Upaya penangulangan penyakit DBD di Kabupaten
Badung diantaranya : Penemuan secara dini dan pengobatan yang
Page 43
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 42
akurat sehingga tidak terjadi over diagnosis, Fogging sebelum
musim penularan maupun fokus, Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN) melalui program 3 M plus yaitu menguras, menutup dan
mengubur plus menabur larvasida, Penyuluhan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat, Pembentukan kader juru pemantau jentik
(jumantik) disetiap banjar dengan jumlah 632 orang di Kabupaten
Badung, Lomba PSN serta Peningkatan sanitasi lingkungan serta
upaya lainnya seperti: 1) Peningkatan surveilans penyakit dan
surveilans vektor, 2) diagnosis dini dan pengobatan dini, 3)
peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD.
j. MalariaAngka kesakitan malaria untuk Jawa dan Bali diukur dengan
Annual Parasite Rate Incidence (API). Pada tahun 2017 ditemukan
kasus malaria positif sebanyak 6 orang dengan hasil pemeriksaan
laboratorium sedangkan tahun 2016 tidak ditemukan kasus malaria
positif, tahun 2015 sebanyak 1 orang dengan hasil pemeriksaan
laboratorium. Pada tahun 2013 tidak ditemukan kasus Malaria. Pada
tahun 2012 dan tahun 2011 ditemukan kasus penyakit malaria
positif sebanyak 2 orang dengan hasil pemeriksaan laboratorium.
3.3 Status giziBalita adalah anak usia di bawah 5 tahun (anak usia 0 s/d 4
tahun 11 bulan) yang ada di kabupaten/kota. Gizi buruk adalah
status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan
Z-score <-3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus,
kwasshiorkor dan marasmus-kwashiorkor).
Page 44
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 43
Hasil capaian balita gizi buruk di Kabupaten Badung 2017
sebesar 0,31% sedangkan Tahun 2016 sebesar 0,32%. Hasil capaian
ini telah mencapai target yang ditetapkan sebesar 0,4%.
Grafik 3.10Prosentase Balita Gizi Buruk
di Kabupaten Badung Tahun 2013 – 2017
Upaya yang dilakukan untuk menangani gizi buruk di
Kabupaten Badung meliputi:
a. Penimbangan balita secara ketat dengan meningkatkan
cakupan D/S (balita ditimbang dibagi seluruh balita)
b. Melakukan investigasi terhadap balita yang dicurigai gizi
buruk
c. Melakukan rujukan kasus gizi buruk
d. Pemberian PMT kepada balita gizi kurang/buruk
berdasarkan indikator BB/U
e. Monitoring dan evaluasi
Page 45
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 44
ntuk mewujudkan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginyabagi masyarakat,
diselenggarakan upaya kesehatan dalam bentuk
kegiatanpromotif, preventif, kuratif, danrehabilitatif yang
dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan.
Upaya Pelayanan kesehatan terdiri atas:
a. pelayanan kesehatan perseorangan ditujukan untuk
menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan dan keluarga.
b. pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit suatu kelompok dan masyarakat
Upaya pelayanan kesehatan ditujukan terhadap semua
masyarakat baik dalam kondisi sehat maupun sakit. Beberapa upaya
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Kabupaten Badung
seperti berikut:
4.1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara
khusus berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas
dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan di semua jenis fasilitas
pelayanan kesehatan, dari posyandu, puskesmas, Rumah Sakit
U
Page 46
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 45
Pemerintah maupun fasilitas pelayanan kesehatan swasta. Adapun
pelayanan Kesehatan ibu dan anak meliputi :
4.1.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil Kontak Pertama (K1)
Pelayanan kesehatan ibu hamil (antenatal care) adalah
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil oleh petugas
kesehatan pada trimester pertama kehamilan. Setiap ibu hamil
berkunjung kesarana kesehatan minimal satu kali pada trimester
pertama. Cakupan K1 menggambarkan besaran ibu hamil yang telah
melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal.
Hasil capaian cakupan kunjungan ibu hamil kontak pertama
(K1) di Kabupaten Badung tahun 2017 sebanyak 9.638 ibu hamil
dari target sasaran sebanyak 11.329 sehingga persentase cakupan
K1 sebesar 85,07%. Cakupan pada tahun 2017 mengalami
penurunan dibandingkan cakupan tahun 2016 sebanyak 8.624 ibu
hamil dari target sasaran sebanyak 8.714 sehingga persentase
cakupan K1 sebesar 99,00%.
4.1.2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil Kontak Pertama (K4)
Kunjungan Ibu Hamil Kontak Pertama (K4) adalahpelayanan
kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil oleh petugas
kesehatansesuai dengan standar pelayanan kebidanan minimal 4
kali dengan distribusi pelayanan yang dianjurkan minimal satu kali
pada kehamilan trimester I (kontak pertama), minimal satu kali pada
trimester II (kontak kedua) dan minimal dua kali pada trimester III
(kontak ketiga dan kontak keempat).
Page 47
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 46
Adapun pelayanan antenatal yang sesuai standar meliputi
Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, Ukur tekanan darah,
Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas), Ukur tinggi fundus uteri,
Tentukan presentasi janin dan denyut jantung (DJJ), Screening
status imunisasi tetanus toksoid, Pemberian tablet besi (minimal 90
tablet selama kehamilan), Temu wicara (pemberian komunikasi
interpersonal atau konseling), Test laboratorium sederhana (Hb,
protein urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV,
Malaria, TBC) dan Tatalaksana kasus.
Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh
tenaga kesehatan serta memenuhi standar pemeriksaan kehamilan.
Standar jenis pelayanan dan waktu pelayanan antenatal tersebut
dianjurkan untuk menjamin perlindungan kesehatan terhadap ibu
hamil, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan
komplikasi.
Cakupan K4 ditujukan untuk mengukur kemampuan
manajemen program KIA untuk melindungi ibu hamil sehingga
kesehatan janin terjamin melalui penyediaan pelayanan
antenatal.Hasil pencapaian pelayanan antenatal lengkap (K4)
terhadap ibu hamil tahun 2017 sebanyak 8.569 ibu hamil dari total
perkiraan ibu hamil yang ditargetkan sebanyak 11.329 ibu hamil
sehingga cakupan sebesar 75,64%. Sedangkan untuk tahun 2016
sebanyak 8.164 ibu hamil dari total perkiraan ibu hamil yang
ditargetkan sebanyak8.714 ibu hamil sehingga cakupan sebesar
93,69%. Hasil capian cakupan K4 pada tahun 2017 lebih rendah
dibandingkan capaian tahun 2016.Hasil pencapaian indikator K4
belum mencapai target Nasional sebesar 100%.Hasil pencapaian
cakupan K4 selama 5 (lima) tahun seperti berikut :
Page 48
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 47
Grafik 4.1Cakupan Pelayanan ANC (K4)
di Kabupaten Badung Tahun 2013-2017
Berdasarkan grafik pencapaian cakupan K4 selama 5 (lima)
tahun (2013-2017) menunjukkan bahwa hasil pencapaian cakupan
pelayanan antenatal ibu hamil di Kabupaten Badung belum
mencapai target yang ditetapkan secara Nasional sebesar 100%.
Upaya-upaya untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan
ibu hamil (K4) meliputi :
(1) Pelatihan program perencanaan persiapan persalinan dan
komplikasi (P4K),
(2) Pembuatan PWS KIA oleh masing-masing bidan di
pustu/BKIA/puskesmas,
(3) Monitoring dan evaluasi pelaksaan program.
Cak. (%)
Target Nas.
0
20
40
60
80
100
120
Cak.
(%)
Cakupan Pelayanan ANC K4)di Kabupaten Badung Tahun 2013-2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 47
Grafik 4.1Cakupan Pelayanan ANC (K4)
di Kabupaten Badung Tahun 2013-2017
Berdasarkan grafik pencapaian cakupan K4 selama 5 (lima)
tahun (2013-2017) menunjukkan bahwa hasil pencapaian cakupan
pelayanan antenatal ibu hamil di Kabupaten Badung belum
mencapai target yang ditetapkan secara Nasional sebesar 100%.
Upaya-upaya untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan
ibu hamil (K4) meliputi :
(1) Pelatihan program perencanaan persiapan persalinan dan
komplikasi (P4K),
(2) Pembuatan PWS KIA oleh masing-masing bidan di
pustu/BKIA/puskesmas,
(3) Monitoring dan evaluasi pelaksaan program.
2013 2014 2015 2016
93,3 95,3 90,36 93,69
95,00 95,00 95,00 95,00
Cakupan Pelayanan ANC K4)di Kabupaten Badung Tahun 2013-2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 47
Grafik 4.1Cakupan Pelayanan ANC (K4)
di Kabupaten Badung Tahun 2013-2017
Berdasarkan grafik pencapaian cakupan K4 selama 5 (lima)
tahun (2013-2017) menunjukkan bahwa hasil pencapaian cakupan
pelayanan antenatal ibu hamil di Kabupaten Badung belum
mencapai target yang ditetapkan secara Nasional sebesar 100%.
Upaya-upaya untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan
ibu hamil (K4) meliputi :
(1) Pelatihan program perencanaan persiapan persalinan dan
komplikasi (P4K),
(2) Pembuatan PWS KIA oleh masing-masing bidan di
pustu/BKIA/puskesmas,
(3) Monitoring dan evaluasi pelaksaan program.
2016 2017
93,69 75,64
95,00 100,00
Page 49
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 48
4.1.3 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan
proses pelayanan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
dengan kompetensi kebidanan. Proses pertolongan persalinan oleh
tenaga dengan kompetensi kebidanan akan memastikan pelayanan
yang diberikan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Sterilitas atau pencegahan infeksi dengan menerapkan
minimal 3 bersih yaitu : bersih tangan penolong, bersih alat
pemotong tali pusat, bersih tempat ibu berbaring
b. Metode pertolongan persalinan yang sesuai dengan standar
pelayanan
c. Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih
tinggi
Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
adalah tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan klinis
kebidanan sesuai standar. Indikator ini adalah untuk mengukur
kemampuan manajemen program KIA dalam menyelenggarakan
pelayanan persalinan yang profesional.
Upaya yang dilakukan pemerintah pusat untuk
meningkatkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan melalui kebijakan yang disebut
Jaminan Persalinan (Jampersal). Kebijakan Jaminan Persalinan
dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan finansial bagi ibu
hamil untuk mendapatkan jaminan persalinan, yang
Page 50
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 49
didalamnyatermasuk pemeriksaan kehamilan, pelayanan nifas
termasuk KB pasca persalinan, dan pelayanan bayi baru lahir.
Pada dasarnya Jaminan Persalinan adalah perluasan
kepesertaan dari Jamkesmas dan tidak hanya mencakup masyarakat
miskin saja. Manfaat yang diterima oleh penerima manfaat Jaminan
Persalinan terbatas pada pelayanan kehamilan, persalinan, nifas,
bayi baru lahir dan KB pasca persalinan.
Dalam implementasi kebijakan jaminan persalinan maka
semua persalinan dilakukan di sarana pelayanan kesehatan dasar
dan rujukan baik pemerintah dan swasta. Khusus untuk swasta
maka Dinas Kesehatan melakukan kerjasama dengan bidan praktek
swasta, klinik swasta.
Hasil pencapaian cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
terlatih pada tahun 2017 sebesar 80,12% atau jumlah persalinan ibu
hamil sebanyak 8.664 orang dari total perkiraan persalinan
sebanyak 10.814 orang. Jika dibandingkan dengan tahun 2016
sebesar 95,73% atau jumlah persalinan ibu hamil sebanyak 7.964
orang dari total perkiraan persalinan sebanyak 8.319 orang. Hasil
cakupan persalinan tahun 2017belum mencapai target Nasional
sebesar 100%. Hasil capaian cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh
tenaga kesehatan terlatih tahun 2013 s/d 2017 seperti berikut :
Page 51
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 50
Grafik 4.2Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih
di Kabupaten Badung Tahun 2013 s/d 2017
Berdasarkan grafik pencapaian cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih selama 5 (lima) tahun
menunjukkan bahwa pertolongan persalinan di Kabupaten Badung
pada umumnya telah mencapai target yang ditetapkan secara
Nasional sebesar 100%.
Distribusi hasil cakupan persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Terlatih di Kabupaten Badung menunjukkan puskesmas belum
mencapai target Renstra dan nasional sebesar 100%.
Cak. (%)
Target Nas.
Target Renstra
0
20
40
60
80
100
120
Cak.
(%)
Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatihdi Kabupaten Badung Tahun 2013 s/d 2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 50
Grafik 4.2Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih
di Kabupaten Badung Tahun 2013 s/d 2017
Berdasarkan grafik pencapaian cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih selama 5 (lima) tahun
menunjukkan bahwa pertolongan persalinan di Kabupaten Badung
pada umumnya telah mencapai target yang ditetapkan secara
Nasional sebesar 100%.
Distribusi hasil cakupan persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Terlatih di Kabupaten Badung menunjukkan puskesmas belum
mencapai target Renstra dan nasional sebesar 100%.
2013 2014 2015 2016
95,7 99,7 94,24 95,73
90,00 90,00 90,00 90,00
Target Renstra 96,6 96,6 96,6 96,6
Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatihdi Kabupaten Badung Tahun 2013 s/d 2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 50
Grafik 4.2Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih
di Kabupaten Badung Tahun 2013 s/d 2017
Berdasarkan grafik pencapaian cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih selama 5 (lima) tahun
menunjukkan bahwa pertolongan persalinan di Kabupaten Badung
pada umumnya telah mencapai target yang ditetapkan secara
Nasional sebesar 100%.
Distribusi hasil cakupan persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Terlatih di Kabupaten Badung menunjukkan puskesmas belum
mencapai target Renstra dan nasional sebesar 100%.
2016 2017
95,73 80,12
90,00 100,00
96,6 100,00
Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatihdi Kabupaten Badung Tahun 2013 s/d 2017
Page 52
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 51
Hasil Capaian cakupan persalinanoleh tenaga kesehatan
terlatih di Kabupaten Badung seperti pada grafik berikut :
Grafik 4.3Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Terlatih
di Kabupaten Badung Tahun 2017
Beberapa penyebab masih belum tercapainya cakupan
persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih sesuai target yang telah
ditetapkan, meliputi:
a. Perkiraan jumlah ibu hamil yang tinggi yang disebabkan
jumlah penduduk pendatang meningkat namun angka
kelahirannya kecil.
b. Belum optimalnya pendataan sasaran riil ibu dengan
melibatkan pihak swasta (dokter, bidan, rumah sakit dan
klinik)
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan cakupan
persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih antara lain:
a. Memperbaiki perhitungan ibu hamil dengan data proyeksi
Petang IPetang IIAbiansemal IAbiansemal IIAbiansemalIIIAbiansemal
IVMengwi IMengwi IIMengwi IIIKuta IKuta IIKuta SelatanKuta UtaraKab
Cak. (%) 83 98 77 93 79 75 72 99 83 87 99 57 98 80
0
20
40
60
80
100
120
Cak.
(%)
Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Terlatihdi Kabupaten Badung Tahun 2017
Page 53
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 52
b. Melakukan pertemuan koordinasi dengan pihak swasta
mengenai pendataan ibu hamil
c. Pembentukan jejaring kerjasama antara dinas kesehatan,
rumah sakit, puskesmas dan pihak swasta tentang
pelayanan persalinan.
d. Pembuatan kantong persalinan
e. Pemantapan sistim rujukan dari pelayanan dasar ke
pelayanan rujukan/RS.
f. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
g. Pemantapan Pelayanan Obsterik Neonatal Emergensi
Dasar (PONED) dan Pelayanan Obsterik Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK)
h. Monitoring dan evaluasi
4.1.4 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas (KF3)
Pelayanan kesehatan ibu nifas merupakan pelayanan
kesehatan sesuai standar yang diberikan pada ibu mulai 6 jam
sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Pelayanan
kunjungan nifas didefinisikan sebagai kontak ibu nifas dengan
tenaga kesehatan baik di dalam gedung maupun di luar gedung
fasilitas kesehatan (termasuk bidan di desa/ polindes/ poskesdes)
dan kunjungan rumah.
Pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan meliputi: 1)
pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu; 2)
pemeriksaan tinggi fundus uteri; 3) pemeriksaan lokhia dan
pengeluaran pervagina lainnya; 4) pemeriksaan payudara dan
anjuran ASI Ekslusif 6 bulan; 5) pemberian kapsul vitamin A
Page 54
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 53
200.000 IU sebanyak dua kali; dan 6) pelayanan KB pasca
persalinan
Hasil capaian pelayanan ibu nifas tahun 2017 sebesar
76,1% atau jumlah ibu nifas sebanyak 8.226ibu nifas dari total
perkiraan persalinan sebanyak 10.814 orang. Tahun 2016 sebesar
91,6% atau jumlah ibu nifas sebanyak 8.319 ibu nifas dari total
perkiraan persalinan sebanyak 8.714 orang, ini berarti mengalami
peningkatan sebesar 1,46%.Hasil capaian pelayanan ibu nifas
menurut puskesmas seperti grafik dibawah ini.
Grafik 4.4Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF3) Menurut Puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2017
Sementara target cakupan kunjungan ibu nifas berdasarkan
target standar pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan tahun
2017 adalah 100%. Jadi capaian pelayanan ibu nifas Kabupaten
Badung belum mencapai target yang ditetapkan.
Petang IPetang IIAbiansemal I
Cak. (%) 79 98
0
20
40
60
80
100
120
Cak.
(%)
Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF3) Menurut Puskesmasdi Kabupaten Badung Tahun 2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 53
200.000 IU sebanyak dua kali; dan 6) pelayanan KB pasca
persalinan
Hasil capaian pelayanan ibu nifas tahun 2017 sebesar
76,1% atau jumlah ibu nifas sebanyak 8.226ibu nifas dari total
perkiraan persalinan sebanyak 10.814 orang. Tahun 2016 sebesar
91,6% atau jumlah ibu nifas sebanyak 8.319 ibu nifas dari total
perkiraan persalinan sebanyak 8.714 orang, ini berarti mengalami
peningkatan sebesar 1,46%.Hasil capaian pelayanan ibu nifas
menurut puskesmas seperti grafik dibawah ini.
Grafik 4.4Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF3) Menurut Puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2017
Sementara target cakupan kunjungan ibu nifas berdasarkan
target standar pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan tahun
2017 adalah 100%. Jadi capaian pelayanan ibu nifas Kabupaten
Badung belum mencapai target yang ditetapkan.
Petang IIAbiansemal IAbiansemal IIAbiansemal IIIAbiansemal IVMengwi IMengwi IIMengwi IIIKuta I Kuta IIKuta Selatan
98 68 94 83 76 70 97 83 72 98
Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF3) Menurut Puskesmasdi Kabupaten Badung Tahun 2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 53
200.000 IU sebanyak dua kali; dan 6) pelayanan KB pasca
persalinan
Hasil capaian pelayanan ibu nifas tahun 2017 sebesar
76,1% atau jumlah ibu nifas sebanyak 8.226ibu nifas dari total
perkiraan persalinan sebanyak 10.814 orang. Tahun 2016 sebesar
91,6% atau jumlah ibu nifas sebanyak 8.319 ibu nifas dari total
perkiraan persalinan sebanyak 8.714 orang, ini berarti mengalami
peningkatan sebesar 1,46%.Hasil capaian pelayanan ibu nifas
menurut puskesmas seperti grafik dibawah ini.
Grafik 4.4Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF3) Menurut Puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2017
Sementara target cakupan kunjungan ibu nifas berdasarkan
target standar pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan tahun
2017 adalah 100%. Jadi capaian pelayanan ibu nifas Kabupaten
Badung belum mencapai target yang ditetapkan.
Kuta IIKuta SelatanKuta UtaraKab
98 58 93 76
Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF3) Menurut Puskesmasdi Kabupaten Badung Tahun 2017
Page 55
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 54
4.1.5 Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil
Penyakit tetanus merupakan penyakit menular yang
merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan tingginya angka
kematian pada bayi. Upaya pencegahan dilakukan dengan
memberikan imunisasi dengan sasaran bayi, balita, anak sekolah
dan wanita usia subur (WUS) termasuk ibu hamil. Program untuk
pencegahan penyakit tetanus melalui program maternal neonatal
tetanus elimination (MNTE)dengan strategi :
1. Imunisasi Rutin Dasar lengkap pada Bayi (DPT 3 Dosis),
sehingga bayi tersebut telah menjadi status T2.
2. Melalui kegiatan BIAS ( Pemberian TT ) pada anak SD, MI kelas
1, 2, 3, sehingga anak tersebut menjadi status T3, T4, dan T5.
3. Lakukan sweeping TT WUS mulai dari daerah Risiko Tinggi,
sampai daerah tersebut berstatus T5 untuk semua WUS
Dengan program ini maka setiap wanita usia subur (WUS)
telah mendapat imunisasi tetanus toxoid sebanyak 5 (lima) kali
sehingga memiliki kekebalan diatas 25 tahun atau seumur hidup.
Hasil capaian imunisasi TT 5 dosis untuk ibu hamil di
Kabupaten Badung tahun 2017 sebanyak 5.640 ibu hamil dari target
sebanyak 11.329 ibu hamil, berarti cakupannya sebesar 49,8%.
Sedangkan untuk tahun 2016 sebanyak 3.884 ibu hamil dari target
sebanyak 8.714 ibu hamil yang artinya cakupannya sebesar 44,6%.
Distribusi cakupan imunisasi TT 5 dosis untuk ibu hamil
yang tertinggi dicapaiPuskesmas Mengwi III sebesar 85% sedangkan
terendah dicapai oleh Puskesmas Kuta I.
Rendahnya capaian imunisasi TT 5 pada ibu hamil
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: kurangnya
Page 56
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 55
informasimengenai riwayat imunisasisebelumnya serta belum
optimalnya sweeping imunisasi.
Grafik 4.5Cakupan Pelayanan Imunisasi TT 5 Pada Ibu Hamil Menurut
Puskesmasdi Kabupaten Badung Tahun 2016-2017
4.1.6 Cakupan pemberian tablet besi (Fe)
Upaya penanggulangan anemia gizi diprioritaskan pada
kelompok rawan yaitu ibu hamil, balita, anak usia sekolah, wanita
usia subur termasuk remaja putri dan pekerja wanita. Selama ini
upaya penanggulangan anemia gizi difokuskan kepada sasaran ibu
hamil dengan suplementasi tablet besi folat (200 mg feSO4 dan 0,25
mg asam folat) dengan memberikan setiap hari 1 tablet selama
minimal 90 hari berturut-turut.
Hasil capaian cakupan pemberian tablet Fe3tahun 2017
sebesar 78,52% sedangkan tahun 2016 sebesar 93,06%. Distribusi
Petang IPetang IIAbiansemal I
2016 59 61
2017 80 49
00
20
40
60
80
100
120
Cak
(%)
Cakupan TT 5 Dosis Pada Ibu Hamildi Kabupaten Badung Tahun 2016-2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 55
informasimengenai riwayat imunisasisebelumnya serta belum
optimalnya sweeping imunisasi.
Grafik 4.5Cakupan Pelayanan Imunisasi TT 5 Pada Ibu Hamil Menurut
Puskesmasdi Kabupaten Badung Tahun 2016-2017
4.1.6 Cakupan pemberian tablet besi (Fe)
Upaya penanggulangan anemia gizi diprioritaskan pada
kelompok rawan yaitu ibu hamil, balita, anak usia sekolah, wanita
usia subur termasuk remaja putri dan pekerja wanita. Selama ini
upaya penanggulangan anemia gizi difokuskan kepada sasaran ibu
hamil dengan suplementasi tablet besi folat (200 mg feSO4 dan 0,25
mg asam folat) dengan memberikan setiap hari 1 tablet selama
minimal 90 hari berturut-turut.
Hasil capaian cakupan pemberian tablet Fe3tahun 2017
sebesar 78,52% sedangkan tahun 2016 sebesar 93,06%. Distribusi
Petang IIAbiansemal IAbiansemal IIAbiansemal IIIAbiansemal IVMengwi IMengwi IIMengwi IIIKuta I Kuta IIKuta Selatan
61 80 36 84 97 10 58 51 08 29
49 80 47 69 72 48 54 85 23 35
Cakupan TT 5 Dosis Pada Ibu Hamildi Kabupaten Badung Tahun 2016-2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 55
informasimengenai riwayat imunisasisebelumnya serta belum
optimalnya sweeping imunisasi.
Grafik 4.5Cakupan Pelayanan Imunisasi TT 5 Pada Ibu Hamil Menurut
Puskesmasdi Kabupaten Badung Tahun 2016-2017
4.1.6 Cakupan pemberian tablet besi (Fe)
Upaya penanggulangan anemia gizi diprioritaskan pada
kelompok rawan yaitu ibu hamil, balita, anak usia sekolah, wanita
usia subur termasuk remaja putri dan pekerja wanita. Selama ini
upaya penanggulangan anemia gizi difokuskan kepada sasaran ibu
hamil dengan suplementasi tablet besi folat (200 mg feSO4 dan 0,25
mg asam folat) dengan memberikan setiap hari 1 tablet selama
minimal 90 hari berturut-turut.
Hasil capaian cakupan pemberian tablet Fe3tahun 2017
sebesar 78,52% sedangkan tahun 2016 sebesar 93,06%. Distribusi
Kuta IIKuta SelatanKuta UtaraKab
29 50 61 45
35 45 60 50
Cakupan TT 5 Dosis Pada Ibu Hamildi Kabupaten Badung Tahun 2016-2017
Page 57
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 56
cakupan pemberian tablet Fe3 menurut puskesmas menunjukkan
bahwa puskesmas dengan capaian pemberian tablet Fe3 yang
tertinggi yaitu Puskesmas Kuta Utarasebesar 99,63%. Cakupan
pemberian tablet Fe di Kabupaten Badung tahun 2017 secara rinci
seperti berikut:
Grafik 4.6Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe) pada Ibu Hamil Menurut
Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2016-2017
4.1.7Penanganan Komplikasi Obstetri dan Neonatal
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah
ibudengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada
kurunwaktu tertentu yang mendapat penanganan definitif sesuai
denganstandar oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat
pelayanan dasardan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas
PONED, RumahBersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK).
Petang IPetang IIAbiansemalI
2016 97 108
2017 80,4 91,8 80,7
0020406080
100120140
Cak
(%)
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 56
cakupan pemberian tablet Fe3 menurut puskesmas menunjukkan
bahwa puskesmas dengan capaian pemberian tablet Fe3 yang
tertinggi yaitu Puskesmas Kuta Utarasebesar 99,63%. Cakupan
pemberian tablet Fe di Kabupaten Badung tahun 2017 secara rinci
seperti berikut:
Grafik 4.6Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe) pada Ibu Hamil Menurut
Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2016-2017
4.1.7Penanganan Komplikasi Obstetri dan Neonatal
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah
ibudengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada
kurunwaktu tertentu yang mendapat penanganan definitif sesuai
denganstandar oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat
pelayanan dasardan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas
PONED, RumahBersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK).
Petang IIAbiansemalI
AbiansemalII
AbiansemalIII
AbiansemalIV Mengwi IMengwi IIMengwi IIIKuta I Kuta II
98 116 99 89 92 100 104 89 107
80,7 91,8 83,5 73,4 70,8 98,0 92,6 79,4 98,1
Cakupan Pemberian Fe3 Pada Ibu Hamildi Kabupaten Badung Tahun 2016-2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 56
cakupan pemberian tablet Fe3 menurut puskesmas menunjukkan
bahwa puskesmas dengan capaian pemberian tablet Fe3 yang
tertinggi yaitu Puskesmas Kuta Utarasebesar 99,63%. Cakupan
pemberian tablet Fe di Kabupaten Badung tahun 2017 secara rinci
seperti berikut:
Grafik 4.6Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe) pada Ibu Hamil Menurut
Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2016-2017
4.1.7Penanganan Komplikasi Obstetri dan Neonatal
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah
ibudengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada
kurunwaktu tertentu yang mendapat penanganan definitif sesuai
denganstandar oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat
pelayanan dasardan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas
PONED, RumahBersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK).
Kuta II KutaSelatanKuta UtaraKab
107 82 94 93
98,1 54,2 99,6 79
Page 58
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 57
Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil,
ibubersalin dan ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu
dan/ataubayi. Komplikasi dalam kehamilan diantaranya:
(1) Abortus,
(2) Hiperemesis Gravidarum,
(3) Perdarahan per vaginam,
(4) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia),
(5) Kehamilan lewat waktu,
(6) Ketuban pecah dini.
Komplikasi dalam persalinan diantaranya :
(1) Kelainan letak/presentasi janin,
(2) Partus macet/distosia,
(3) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia),
(4) Perdarahan pasca persalinan,
(5) Infeksi berat/sepsis,
(6) Kontraksi dini/persalinan premature,
(7) Kehamilan ganda.
Komplikasi dalam nifas diantaranya:
(1) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia),
(2) Infeksi nifas,
(3) Perdarahan nifas.
Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian
tindakanterakhir untuk meyelesaikan permasalahan setiap kasus
komplikasikebidanan.
Indikator ini untuk mengukur kemampuan
manajemenprogram KIA dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan secaraprofesional kepada ibu (hamil, bersalin, nifas)
dengan komplikasi.
Page 59
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 58
Hasil capaian penanganan komplikasi kebidanan di
Kabupaten Badungtahun 2017sebanyak 925 ibu hamil dari
perkiraan ibu hamil yang resiko tinggi mengalami komplikasi
sebanyak 2.266 ibu hamil, atau sebesar 40,8%. Sedangkan untuk
tahun 2016 sebanyak 1.092 ibu hamil dari perkiraan ibu hamil yang
resiko tinggi mengalami komplikasi sebanyak 1.743 ibu hamil, atau
sebesar 62,65%.
Hasil capaian penanganan komplikasi neonatal di
Kabupaten Badungtahun 2017sebanyak 563bayi dari perkiraan bayi
yang resiko tinggi mengalami komplikasi sebanyak 1.545bayi, atau
sebesar 36,4%.Secara lengkap capaian ibu hamil risti/komplikasi
ditangani seperti berikut:
Grafik 4.7Capaian Ibu Hamil Risti/Komplikasi Obstetri dan Neonatal yang
ditangani Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2017
Petang IPetang IIAbiansemal IAbiansemalIIAbiansemal
IIIAbiansemal
IVMengwi IMengwi IIMengwi IIIKuta IKuta IIKuta SelatanKuta UtaraKab
Cak. Kpl Kebidanan 10 122 24 04 97 76 38 68 54 23 72 37 37 41
Cak. Kpl. Neonatal 30 84 18 19 16 54 36 65 38 20 92 41 31 36
00
20
40
60
80
100
120
140
cak
(%)
Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Neonataldi Kabupaten Badung Tahun 2017
Page 60
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 59
Hasil capaian ibu hamil risti/komplikasi ditangani menurut
puskesmas menunjukkan bahwa puskesmas dengan capaian diatas
target nasional 100% sebanyak 1 puskesmas yaitu Puskesmas
Petang II. Sedangkan hasil cakupan komplikasi neonatal yang
ditangani menurut puskesmas menunjukkan puskesmas belum
mencapaian target nasional sebesar 100%.
4.1.8Kunjungan Neonatal
Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan
terhadap bayi baru lahir umur 0 sampai 28 hari. Pelayanan
kesehatan terhadap bayi baru lahir sangat penting karena kelompok
umur ini memiliki risiko gangguan kesehatan yang paling tinggi.
Hasil Riskesdas 2007 menyebutkan bahwa 78,5% kematian
neonatus terjadi pada minggu pertama kehidupan (0-6 hari).
Mengingat besarnya risiko kematian pada minggu pertama
ini, setiap bayi baru lahir harus mendapatkan pemeriksaan sesuai
standar untuk mendeteksi adanya penyakit atau tanda bahaya
sehingga dapat dilakukan intervensi sedini mungkin untuk
mencegah kematian. Pelayanan pada kunjungan neonatus (bayi
umur 0 – 28 hari) sesuai dengan standar mengacu pada pedoman
Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM) sebanyak tiga kali yang
meliputi pemeriksaan tanda vital, konseling perawatan bayi baru
lahir dan ASI Ekslusif, injeksi Vitamin K, Imunisasi (Jika belum
diberikan saat lahir, penanganan dan rujukan kasus, serta
penyuluhan perawatan neonatus di rumah dengan menggunakan
buku KIA).
Hasil pencapaian kunjungan neonatal lengkap (KN3) di
Kabupaten Badung Tahun 2017 sebanyak 8.188 bayi (79,50%) dari
Page 61
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 60
total lahir hidup sebanyak 10.299 bayi. Sedangkan hasil cakupan
kunjungan neonatal lengkap (KN3) di Kabupaten Badung Tahun
2016 sebanyak 7.410 bayi (93,57%) dari total lahir hidup sebanyak
7.919 bayi. Distribusi capaian cakupan kunjungan neonatal lengkap
menurut puskesmas paling tinggi adalah Puskesmas Mengwi II
sebesar 105,8% dan paling rendah adalah puskesmas Kuta Selatan
sebesar 61,4%.Distribusi pencapaian cakupan kunjungan neonatal
lengkap seperti berikut:
Grafik 4.8Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN3)
Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2016-2017
4.1.9Pelayanan Kesehatan Bayi
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh
dokter, bidan dan perawat yang memiliki kompetensi klinis
Petang IPetang IIAbiansemalI
AbiansemalII
AbiansemalIII
AbiansemalIV Mengwi IMengwi IIMengwi IIIKuta I Kuta II Kuta
SelatanKuta UtaraKab
2016 98 98 100 94 101 100 101 99 99 82 100 88 100 94
2017 85 104 81 96 85 79 76 106 88 68 102 61 98 80
00
20
40
60
80
100
120
Cak
(%)
Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN3)di Kabupaten Badung Tahun 2016-2017
Page 62
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 61
kesehatan, paling sedikit empat kali di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.
Kunjungan bayi adalah kunjungan bayi umur 29 hari–11
bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas,
rumah bersalin dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu,
tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya melalui
kunjungan petugas. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan
minimal empat kali yaitu satu kali pada umur 29 hari–3 bulan, 1 kali
pada umur 3–6 bulan, 1 kali pada umur 6–9 bulan dan 1 kali pada
umur9–11 bulan.
Pelayanan kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi
dasar (BCG, DPT/HB 1-3, Polio 1–4, Campak), stimulasi deteksi
intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan
perawatan kesehatan bayi (meliputi konseling ASI eksklusif,
pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan,
perawatandan tanda bahaya bayi sakit (sesuai MTBS), pemantauan
pertumbuhan dan pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6–
11bulan). Indikator ini untuk mengukur kemampuan manajemen
program KIA dalam melindungi bayi sehingga kesehatannya terjamin
melalui penyediaan pelayanan kesehatan.
Hasil capaian pelayanan kesehatan bayi di Kabupaten
Badung pada tahun 2017sebanyak 8.279 dari target sasaran jumlah
bayi sebesar 10.299 bayi sehingga cakupannya sebesar 80,4%.
Sedangkan padatahun2016 ebanyak 7.517(94,9%) dari target
sasaran jumlah bayi sebesar 7.922 bayi.
Hasil capaian cakupan pelayanan kesehatan bayi di
Kabupaten Badung seperti pada grafik berikut:
Page 63
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 62
Grafik 4.9Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2017
Terpenuhinya target cakupan kunjungan bayi sangat
dipengaruhi oleh keaktifan posyandu tiap bulannya, peran kader dan
partisipasi keluarga untuk membawa bayi ke posyanduserta
keaktifan tenaga puskesmas dalam membina posyandu.
4.1.10 Pelayanan Kesehatan Balita
Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan
kesehatan pada anak umur 12 – 59 bulan sesuai standar meliputi
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan.
Pemantauan pertumbuhan minimal delapan kali setahun
dilakukan dengan pengukuran berat badan pertinggi badan/panjang
badan dan pelayanan kesehatan seperti pemberian vit A dua kali
setahun pada setiap bulan Pebruari dan Agustus. Pemantauan
perkembangan minimal dua kali setahun meliputi perkembangan
Petang IPetang IIAbiansemal IAbiansemal II
2017 119 99 61
0020406080
100120140
Cak
(%)
Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut PuskesmasDi Kabupaten Badung Tahun 2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 62
Grafik 4.9Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2017
Terpenuhinya target cakupan kunjungan bayi sangat
dipengaruhi oleh keaktifan posyandu tiap bulannya, peran kader dan
partisipasi keluarga untuk membawa bayi ke posyanduserta
keaktifan tenaga puskesmas dalam membina posyandu.
4.1.10 Pelayanan Kesehatan Balita
Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan
kesehatan pada anak umur 12 – 59 bulan sesuai standar meliputi
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan.
Pemantauan pertumbuhan minimal delapan kali setahun
dilakukan dengan pengukuran berat badan pertinggi badan/panjang
badan dan pelayanan kesehatan seperti pemberian vit A dua kali
setahun pada setiap bulan Pebruari dan Agustus. Pemantauan
perkembangan minimal dua kali setahun meliputi perkembangan
Petang IIAbiansemal IAbiansemal IIAbiansemal IIIAbiansemal IVMengwi IMengwi IIMengwi IIIKuta IKuta IIKuta Selatan
61 104 84 109 70 101 59 74 97
Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut PuskesmasDi Kabupaten Badung Tahun 2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 62
Grafik 4.9Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2017
Terpenuhinya target cakupan kunjungan bayi sangat
dipengaruhi oleh keaktifan posyandu tiap bulannya, peran kader dan
partisipasi keluarga untuk membawa bayi ke posyanduserta
keaktifan tenaga puskesmas dalam membina posyandu.
4.1.10 Pelayanan Kesehatan Balita
Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan
kesehatan pada anak umur 12 – 59 bulan sesuai standar meliputi
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan.
Pemantauan pertumbuhan minimal delapan kali setahun
dilakukan dengan pengukuran berat badan pertinggi badan/panjang
badan dan pelayanan kesehatan seperti pemberian vit A dua kali
setahun pada setiap bulan Pebruari dan Agustus. Pemantauan
perkembangan minimal dua kali setahun meliputi perkembangan
Kuta IIKuta SelatanKuta UtaraKab
97 68 94 80
Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut PuskesmasDi Kabupaten Badung Tahun 2017
Page 64
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 63
gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, daya dengar dan daya
lihat serta sosialisasi dan kemandirian. Jika ada keluhan atau
kecurigaan terhadap anak, dilakukan pemeriksaan untuk gangguan
mental emosional, autisme serta gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktifitas. Bila ditemukan penyimpangan atau gangguan
perkembangan harus dilakukan rujukan kepada tenaga kesehatan
yang lebih memiliki kompetensi.
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak
usia 12–59 bulan dilaksanakan melalui pelayanan SDIDTK minimal
2 kali pertahun (setiap 6 bulan) dan tercatat pada Kohort Anak Balita
dan Prasekolah atau pencatatan pelaporan lainnya. Pelayanan
SDIDTK dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, ahli gizi, penyuluh
kesehatan masyarakat dan petugas sektor lain yang dalam
menjalankan tugasnya melakukan stimulasi dan deteksi dini
penyimpangan tumbuh kembang anak.
Indikator ini untuk mengukur kemampuan manajemen
program KIA dalam melindungi anak balita sehingga kesehatannya
terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan
Hasil capaian indikator cakupan pelayanan kesehatan anak
balita pada tahun 2017 sebesar 158,4% atau 31.156balitadari total
perkiraanbalita yang ditetapkan sebanyak 19.663balita. Ini berarti
telah mencapai target yang ditetapkan dalam Renstra tahun 2017
sebesar 100%.
Hasil capaian cakupan pelayanan kesehatan anak
balitatahun 2017 lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil capaian
tahun 2016 sebesar 69,7%. Demikian pula hasil capaian cakupan
Page 65
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 64
pelayanan kesehatan anak balitatahun 2017 menunjukkan trend
meningkat diatas target yang ditetapkan dibandingkan dengan hasil
capaian tahun sebelumnya periode tahun 2013 sampai 2016.
Perbandingan data capaian cakupan pelayanan kesehatan
anak balita di Kabupaten Badung dengan target Nasional dan
capaian Provinsi Bali seperti pada grafik 4.10 berikut :
Grafik 4.10Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita di Kabupaten
Badung,Capaian Provinsi Bali dan Target NasionalTahun 2013 s/d 2017
Distribusi hasil capaian indikator cakupan pelayanan
kesehatan anak balita menurut puskesmas pada tahun 2016
menunjukkan bahwa hanya 3 (tiga) puskesmas yang sudahmencapai
target renstra yang ditetapkan sebesar 100% yaitu Puskesmas
Abiansemal I, Puskesmas Mengwi II dan Puskesmas Kuta Utara.
Data capaian menurut Puskesmas seperti pada grafik 4.11 berikut :
Grafik 4.11
2013 2014 2015 2016 2017
Capaian Kab. Badung 91,58 92,89 89,25 69,65 158,4
Target Nas. 83 85 85 85 85
Capaian Prov. Bali 83,43 81,94 93 105,5 117
Target Renstra 82,4 86,2 90 93 100
020406080
100120140160180
Cakupan Pelayanan Anak Balita di Kabupaten Badung CapaianProvinsi Bali dan Target Nasional
Tahun 2013-2017
Page 66
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 65
Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Menurut Puskesmasdi Kabupaten BadungTahun 2016 s/d 2017
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian
indikator ini adalah:
a. Peningkatan pelayanan kesehatan anak balita melalui lomba
balita sehat indonesia
b. Penjaringan di posyandu, TK dan Puskesmas
c. Monitoring dan evaluasi.
Hambatan/kendala yang dihadapi dalam pencapaian
indikator cakupan pelayanan kesehatan balita diantaranya masih
adanya balita yang tidak memeriksakan balitanya ke posyandu atau
sarana pelayanan kesehatan lainnya.
Strategi/upaya pemecahan permasalahan untuk
meningkatkan capaian cakupan pelayanan kesehatan balita yaitu:
a. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
pentingnya pemeriksaan anak balita
Petang IPetang IIAbiansemalI
2016 61,9 63,7
2017 92,2 96,1
0
50
100
150
200
250
Cak
(%)
Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balitadi kabupaten Badung Tahun 2016 s/d 2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 65
Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Menurut Puskesmasdi Kabupaten BadungTahun 2016 s/d 2017
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian
indikator ini adalah:
a. Peningkatan pelayanan kesehatan anak balita melalui lomba
balita sehat indonesia
b. Penjaringan di posyandu, TK dan Puskesmas
c. Monitoring dan evaluasi.
Hambatan/kendala yang dihadapi dalam pencapaian
indikator cakupan pelayanan kesehatan balita diantaranya masih
adanya balita yang tidak memeriksakan balitanya ke posyandu atau
sarana pelayanan kesehatan lainnya.
Strategi/upaya pemecahan permasalahan untuk
meningkatkan capaian cakupan pelayanan kesehatan balita yaitu:
a. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
pentingnya pemeriksaan anak balita
Petang IIAbiansemalI
AbiansemalII
AbiansemalIII
AbiansemalIV Mengwi IMengwi IIMengwi IIIKuta I Kuta II
63,7 60,5 80,9 56,7 78,7 79,7 57,1 52,7 92,7 205,
96,1 94,8 142, 87,4 83,5 64,7 113, 77,3 56,5 89,0
Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balitadi kabupaten Badung Tahun 2016 s/d 2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 65
Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Menurut Puskesmasdi Kabupaten BadungTahun 2016 s/d 2017
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian
indikator ini adalah:
a. Peningkatan pelayanan kesehatan anak balita melalui lomba
balita sehat indonesia
b. Penjaringan di posyandu, TK dan Puskesmas
c. Monitoring dan evaluasi.
Hambatan/kendala yang dihadapi dalam pencapaian
indikator cakupan pelayanan kesehatan balita diantaranya masih
adanya balita yang tidak memeriksakan balitanya ke posyandu atau
sarana pelayanan kesehatan lainnya.
Strategi/upaya pemecahan permasalahan untuk
meningkatkan capaian cakupan pelayanan kesehatan balita yaitu:
a. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
pentingnya pemeriksaan anak balita
Kuta II KutaSelatanKuta UtaraKab
205, 76,4 48,4 69,6
89,0 59,1 116, 158,
Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balitadi kabupaten Badung Tahun 2016 s/d 2017
Page 67
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 66
b. Mengoptimalkan kemitraan dengan lintas sektor ditingkat
desa/kelurahan dan kecamatan.
c. Mengoptimalkan pelayanan di sarana pendidikan usia dini
(PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK).
4.1.11Cakupan ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi mulai
dari lahir sampai berumur 6 bulan tanpa diberi makanan tambahan
apapun karena sampai umur tersebut kebutuhan zat gizi bayi bisa
dipenuhi dari ASI atau air susu ibu saja.
Cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten BadungTahun
2017sebanyak 2.185 bayi dari target total sebanyak 3.145 bayi
dibawah usia 6 bulan, sehingga cakupannya sebesar 69,5%. Capaian
ini meningkat dari capaian sebelumnya yaitu tahun 2016 sebesar
67,0%.
Grafik 4.12Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Menurut Puskesmas
di Kabupaten BadungTahun 2017
Petang IPetang IIAbiansemalI
2017 83 66
00102030405060708090
cak
(%)
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 66
b. Mengoptimalkan kemitraan dengan lintas sektor ditingkat
desa/kelurahan dan kecamatan.
c. Mengoptimalkan pelayanan di sarana pendidikan usia dini
(PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK).
4.1.11Cakupan ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi mulai
dari lahir sampai berumur 6 bulan tanpa diberi makanan tambahan
apapun karena sampai umur tersebut kebutuhan zat gizi bayi bisa
dipenuhi dari ASI atau air susu ibu saja.
Cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten BadungTahun
2017sebanyak 2.185 bayi dari target total sebanyak 3.145 bayi
dibawah usia 6 bulan, sehingga cakupannya sebesar 69,5%. Capaian
ini meningkat dari capaian sebelumnya yaitu tahun 2016 sebesar
67,0%.
Grafik 4.12Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Menurut Puskesmas
di Kabupaten BadungTahun 2017
Petang IIAbiansemalI
AbiansemalII
AbiansemalIII
AbiansemalIV Mengwi IMengwi IIMengwi IIIKuta I Kuta II
71 69 65 72 80 77 50 60 71
Cakupan Pemberian ASI Ekslusifdi Kabupaten Badung Tahun 2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 66
b. Mengoptimalkan kemitraan dengan lintas sektor ditingkat
desa/kelurahan dan kecamatan.
c. Mengoptimalkan pelayanan di sarana pendidikan usia dini
(PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK).
4.1.11Cakupan ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi mulai
dari lahir sampai berumur 6 bulan tanpa diberi makanan tambahan
apapun karena sampai umur tersebut kebutuhan zat gizi bayi bisa
dipenuhi dari ASI atau air susu ibu saja.
Cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten BadungTahun
2017sebanyak 2.185 bayi dari target total sebanyak 3.145 bayi
dibawah usia 6 bulan, sehingga cakupannya sebesar 69,5%. Capaian
ini meningkat dari capaian sebelumnya yaitu tahun 2016 sebesar
67,0%.
Grafik 4.12Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Menurut Puskesmas
di Kabupaten BadungTahun 2017
Kuta II KutaSelatanKuta UtaraKab
71 71 56 69
Page 68
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 67
Rendahnya cakupan ASI Eksklusif disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya karena kebanyakan ibu-ibu yang
memiliki bayi bekerja mencari nafkah untuk menunjang kebutuhan
keluarga sehingga tidak ada kesempatan untuk memberikan ASI
secara eksklusif mulai sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan dan
lebih banyak memberikan susu formula pada bayinya.
4.1.12 Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Wanita usia subur adalah wanita yang berusia antara 15-49
tahun. Untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan
kelahiran wanita usia subur atau pasangannya diprioritaskan untuk
menggunakan alat kontrasepsi.
Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana dapat
dilihat dari cakupan peserta KB aktif (peserta KB yang sedang
menggunakan alat/metode kontrasepsi), cakupan peserta KB yang
baru menggunakan alat/metode kontrasepsi, tempat pelayanan KB
dan jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor.
Hasil cakupan peserta KB aktif pada tahun 2017 sebanyak
56.760 peserta KB Aktif dari total target sebanyak 67.987 KB Aktif,
sehingga cakupannya sebesar 83,5%. Sedangkan tahun 2016
sebesar 82,6% dan tahun 2015 sebesar 85,7%. Target SPM bidang
kesehatan untuk peserta KB aktif pada tahun 2017 adalah 100%
sehingga capaian Kabupaten Badung belum seluruhnya memenuhi
target. Hasil cakupan peserta KB aktif pada tahun 2017 seperti
grafik berikut.
Page 69
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 68
Grafik 4.13Cakupan KB Aktif Menurut Puskesmasdi Kabupaten Badung tahun 2016–2017
4.2. Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat
Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat merupakan
pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan umum, kesehatan
gigi dan mulut terhadap murid kelas 1 SD/MI yang dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan bersama guru dan dokter kecil. Adapun
tujuan dari penjaringan kesehatan adalah untuk mendeteksi sedini
mungkin adanya kelainan atau penyakit peserta didik, sehingga
dapat dilakukan tindakan secepatnya untuk mencegah keadaan
lebih buruk.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya terpadu lintas
program dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan kemampuan
hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak
usia sekolah yang berada di sekolah.
Petang IPetang IIAbiansemalI
2016 70,4 93,5 95,3
2017 81,2 87,1 83,4
020406080
100120140
Cakupan Peserta KB Aktifdi Kabupaten Badung Tahun 2016-2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 68
Grafik 4.13Cakupan KB Aktif Menurut Puskesmasdi Kabupaten Badung tahun 2016–2017
4.2. Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat
Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat merupakan
pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan umum, kesehatan
gigi dan mulut terhadap murid kelas 1 SD/MI yang dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan bersama guru dan dokter kecil. Adapun
tujuan dari penjaringan kesehatan adalah untuk mendeteksi sedini
mungkin adanya kelainan atau penyakit peserta didik, sehingga
dapat dilakukan tindakan secepatnya untuk mencegah keadaan
lebih buruk.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya terpadu lintas
program dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan kemampuan
hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak
usia sekolah yang berada di sekolah.
Petang IIAbiansemalI
AbiansemalII
AbiansemalIII
AbiansemalIV Mengwi IMengwi IIMengwi IIIKuta I Kuta IIKuta Selatan
95,3 117, 79,5 79,0 72,1 96,8 76,2 81,7 82,1
83,4 81,2 84,4 83,2 82,7 92,8 87,6 79,3 83,9
Cakupan Peserta KB Aktifdi Kabupaten Badung Tahun 2016-2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 68
Grafik 4.13Cakupan KB Aktif Menurut Puskesmasdi Kabupaten Badung tahun 2016–2017
4.2. Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat
Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat merupakan
pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan umum, kesehatan
gigi dan mulut terhadap murid kelas 1 SD/MI yang dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan bersama guru dan dokter kecil. Adapun
tujuan dari penjaringan kesehatan adalah untuk mendeteksi sedini
mungkin adanya kelainan atau penyakit peserta didik, sehingga
dapat dilakukan tindakan secepatnya untuk mencegah keadaan
lebih buruk.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya terpadu lintas
program dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan kemampuan
hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak
usia sekolah yang berada di sekolah.
Kuta IIKuta SelatanKuta UtaraKab
82,1 82,9 76,7 82,6
83,9 80,6 80,9 83,5
Cakupan Peserta KB Aktifdi Kabupaten Badung Tahun 2016-2017
Page 70
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 69
Sekolah Dasar setingkat adalah Sekolah Dasar Negeri,
Sekolah Dasar Swasta, Sekolah Dasar Luar Biasa, Madrasah
Ibtidaiyah serta satuan pendidikan keagamaan termasuk ponpes
baik jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah.
Tenaga Kesehatan adalah tenaga medis, keperawatan atau
petugas Puskesmas lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga
pelaksana UKS/UKGS. Guru UKS/UKGS adalah guru kelas atau
guru yang ditunjuk sebagai pembina UKS/UKGS di sekolah dan
telah dilatih tentang UKS/UKGS. Dokter kecil adalah kader
kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari murid kelas 4 dan 5
SD dan setingkat yang telah mendapatkan pelatihan dokter kecil.
Indikator ini untuk mengukur kemampuan manajemen
program Usaha Kesehatan Anak Sekolah dalam melindungi anak
sekolah sehingga kesehatannya terjamin melalui pelayanan
kesehatan.
Hasil capaian indikator cakupan penjaringan kesehatan
siswa SD dan setingkat pada tahun 2017 sebesar 100% yaitu 9.903
siswa dari total perkiraansiswa yang ditetapkan sebanyak 9.903
siswa. Ini berarti telah mencapai target yang ditetapkan dalam
Renstra tahun 2017 sebesar 100%, atau kinerjanya sebesar 100%
termasuk kategori sangat baik.
Hasil capaian cakupan penjaringan kesehatan siswa SD
tahun 2017 sama dengan hasil capaian tahun 2016 sebesar 100%.
Demikian pula hasil capaian cakupan penjaringan kesehatan siswa
SDtahun 2014-2017 menunjukkan trend capaian sesuai target yang
ditetapkan dibandingkan dengan hasil capaian tahun sebelumnya
periode tahun 2011-2013 masih dibawah target yang ditetapkan.
Hasil capaian cakupan penjaringan kesehatan siswa SD
pada tahun 2017 telah mencapai target yang ditetapkan sebesar
Page 71
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 70
100%. Hasil capaian cakupan penjaringan kesehatan siswa SD di
Kabupaten Badung tahun 2017 telah melampaui target Nasional
sebesar 95%. Perbandingan data capaian cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD di Kabupaten Badung dengan target Nasional
dan capaian Provinsi seperti pada grafik 4.14 berikut :
Grafik 4.14Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD di Kabupaten
Badung,Capaian Provinsi Bali dan Target NasionalTahun 2013 s/d 2017
Distribusi hasil capaian indikator cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD menurut puskesmas pada tahun 2017
menunjukkan bahwa semua puskesmas sudah mencapai target yang
ditetapkan sebesar 100%. Data capaian menurut Puskesmas seperti
pada grafik 4.15 berikut :
Realisasi Kab. Badung
Target Nas.
Capaian Prov. Bali
Target Renstra
100101
%
Cakupan Penjaringan Anak Sekolah SD dan Setingkat diKabupaten Badung Tahun 2013-2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 70
100%. Hasil capaian cakupan penjaringan kesehatan siswa SD di
Kabupaten Badung tahun 2017 telah melampaui target Nasional
sebesar 95%. Perbandingan data capaian cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD di Kabupaten Badung dengan target Nasional
dan capaian Provinsi seperti pada grafik 4.14 berikut :
Grafik 4.14Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD di Kabupaten
Badung,Capaian Provinsi Bali dan Target NasionalTahun 2013 s/d 2017
Distribusi hasil capaian indikator cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD menurut puskesmas pada tahun 2017
menunjukkan bahwa semua puskesmas sudah mencapai target yang
ditetapkan sebesar 100%. Data capaian menurut Puskesmas seperti
pada grafik 4.15 berikut :
2013 2014 2015 2016
Realisasi Kab. Badung 99,3 100 100 100
94 95 95 95
Capaian Prov. Bali 97,69 99,48 99,96 100
Target Renstra 100 100 100 100
919293949596979899
100101
%
Cakupan Penjaringan Anak Sekolah SD dan Setingkat diKabupaten Badung Tahun 2013-2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 70
100%. Hasil capaian cakupan penjaringan kesehatan siswa SD di
Kabupaten Badung tahun 2017 telah melampaui target Nasional
sebesar 95%. Perbandingan data capaian cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD di Kabupaten Badung dengan target Nasional
dan capaian Provinsi seperti pada grafik 4.14 berikut :
Grafik 4.14Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD di Kabupaten
Badung,Capaian Provinsi Bali dan Target NasionalTahun 2013 s/d 2017
Distribusi hasil capaian indikator cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD menurut puskesmas pada tahun 2017
menunjukkan bahwa semua puskesmas sudah mencapai target yang
ditetapkan sebesar 100%. Data capaian menurut Puskesmas seperti
pada grafik 4.15 berikut :
2016 2017
100 100
95 95
100 100
100 100
Cakupan Penjaringan Anak Sekolah SD dan Setingkat diKabupaten Badung Tahun 2013-2017
Page 72
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 71
Grafik 4.15Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD
di Kabupaten BadungTahun 2016-2017
Capaian indikator cakupan penjaringan kesehatan siswa SD
sampai tahun 2017 sebesar 100% berarti telah mencapai target yang
ditetapkan sampai akhir renstra Dinas Kesehatan sebesar 100%.
Untuk mencapai target indikator penjaringan kesehatan
siswa SD dan setingkat didukung program upaya kesehatan
masyarakat dengan kegiatan :
a. Pembinaan sekolah sehat tingkat TK, SD,SMP, SMA/K
Kab/Prov
b. Lomba UKS tk. TK, SD, SMP, SMA/K Kabupaten dan
propinsi
c. Pelatihan petugas Kantin Sehat tingkat SD
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian
indikator ini adalah:
a. Tersedianya sumber daya yang mencukupi untuk
pelaksanaan kegiatan penjaringan anak sekolah dasar.
b. Adanya dukungan dari pihak sekolah.
Petang IPetang IIAbiansemalI
AbiansemalII
AbiansemalIII
AbiansemalIV Mengwi IMengwi IIMengwi IIIKuta I Kuta II Kuta
SelatanKuta UtaraKab
2016 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
2017 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
0
20
40
60
80
100
120
%
Cakupan Penjaringan Kesehatan Anak SD dan Setingkatdi Kabupaten Badung Tahun 2016-2017
Page 73
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 72
Hambatan/kendala yang dihadapi dalam pencapaian
indikator cakupan penjaringan anak sekolah diantaranya saat
pemeriksaan siswa SD tidak masuk sekolah oleh karena berbagai
alasan seperti sakit, keluar wilayah dll.
Strategi/upaya pemecahan permasalahan untuk
meningkatkan capaian cakupan pelayanan kesehatan balita yaitu:
a. Melakukan kunjungan ulang untuk pemeriksaan anak
sekolah bagi siswa yang absensi pada saat dilakukan
pemeriksaan kesehatan dengan mengintegrasikan kegiatan
lain yang ada disekolah.
b. Mengoptimalkan kemitraan dengan lintas sektor terutama
sekolah dasar.
4.3 Pelayanan Imunisasi
Pelayanan imunisasi ditujukan untuk mencegah atau
menanggulangi penyakit-penyakit melalui imunisasi yang
dilaksanakan secara rutin maupun khusus dengan sasaran bayi,
balita, anak sekolah maupun Wanita Usia Subur.
Bayi dan anak-anak memiliki risiko yang lebih tinggi
terserang penyakit menular yang dapat mematikan, seperti: Difteri,
Tetanus, Hepatitis B, Radang Selaput Otak, Radang Paru-Paru.
Salah satu pencegahan yang terbaik dan sangat vital agar kelompok
berisiko ini terlindungi adalah melalui imunisasi.
Tujuan program imunisasi adalah menurunkaan morbiditas
dan mortalitas penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Keberhasilan program imunisasi dapat dilihat dari cakupan
desa/kelurahan yang mencapai Universal Child Imunization (UCI)
yaitu 100% sasaran mendapatkan imunisasi lengkap. Target
keberhasilan program imunisasi adalah 100% desa mencapai UCI.
Page 74
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 73
Cakupan Desa/Kelurahan UCI di Kabupaten Badung pada tahun
2017 dan 2016 telah mencapai 100%.
Bayi yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap
meliputi satu kali imunisasi Hepatitis B, satu kali imunisasi BCG,
tiga kali imunisasi DPT-HB, empat kali imunisasi polio, dan satu kali
imunisasi campak.
Hasil imunisasi dasar lengkap menurut Puskesmas
menunjukkan bahwa puskesmas dengan capaian 100% sebanyak 3
(tiga) puskesmas. Pencapaian cakupan imunisasi per puskesmas
tahun 2017 seperti tabel berikut:
Tabel 4.1Imunisasi Dasar Lengkap di Kabupaten Badung Tahun 2017
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BAYI IMUNISASI LENGKAPL P L+P JUMLAH %
1 Petang Petang I 123 118 241 227 94,19Petang II 65 62 127 121 95,28
2 Abiansemal Abiansemal I 224 215 439 421 95,90Abiansemal II 176 170 346 321 92,77Abiansemal III 172 165 337 343 101,78Abiansemal IV 163 156 319 294 92,16
3 Mengwi Mengwi I 381 367 748 707 94,52Mengwi II 408 392 800 835 104,38Mengwi III 288 277 565 606 107,26
4 Kuta Kuta I 1.006 967 1.973 1.844 93,46Kuta II 152 145 297 277 93,27
5 Kuta Selatan Kuta Selatan 1.349 1.298 2.647 2.468 93,246 Kuta Utara Kuta Utara 743 717 1.460 1.413 96,78
Jumlah 5.250 5.049 10.299 9.877 95,90
Page 75
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 74
4.4 Penanganan KLB < 24 Jam
Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang ditangani
<24 jam adalah desa/kelurahan mengalami KLB yang ditangani
<24jam oleh kabupaten/kota terhadap KLB periode/kurun waktu
tertentu.
Desa/kelurahan mengalami KLB bila terjadi peningkatan
kesakitan atau kematian penyakit potensial KLB, penyakit karantina
atau keracunan makanan. KLB adalah timbulnya atau meningkatnya
kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu desa/kelurahan dalam waktu tertentu.
Ditangani adalah mencakup penyelidikan dan penanggulangan KLB.
Pengertian kurang dari 24 jam adalah sejak laporan W1 diterima
sampai penyelidikan dilakukan dengan catatan selain formulir W1
dapat juga berupa fax atau telepon.
Penyelidikan KLB adalah rangkaian kegiatan berdasarkan
cara epidemiologi untuk memastikan adanya suatu KLB, mengetahui
gambaran penyebaran KLB dan mengetahui sumber dan cara-cara
penanggulangannya. Penanggulangan KLB adalah upaya untuk
menemukan penderita atau tersangka penderita, penatalaksanaan
penderita, pencegahan peningkatan, perluasan dan menghentikan
suatu KLB.
Secara umum seluruh desa/kelurahan yang terkena KLB di
Kabupaten Badung tahun 2017sudah ditangani dalam waktu kurang
dari 24 jam. Jumlah kejadian KLB selama tahun 2017 sebanyak 9
kejadian.
Page 76
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 75
4.5 Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Sekolah
Pelayanan kesehatan gigi dasar meliputi pelayanan
tumpatan gigi tetap dan pencabutan gigi tetap. Jumlah masyarakat
yang sudah mendapatkan pelayanan dasar gigi dasar berupa
tumpatan gigi tetap pada tahun 2017 sebanyak 2.289, tahun 2016
sebanyak 3.329 orang sedangkan tahun 2015 sebanyak 3.404orang.
Pelayanan pencabutan gigi tetap pada tahun 2017 sebanyak 2.489,
tahun 2016sebanyak 2.445 orang dan tahun 2015 sebanyak 2.531
orang. Dari data tersebut menunjukkan bahwa pelayanan
pencabutan gigi tetap lebih banyak dari pelayanan tumpatan gigi
tetap.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah
dasar/MI menunjukkan bahwa dari 278 SD/MI yang ada semuanya
mendapat pelayanan kesehatan gigi dan melakukan sikat gigi
massal.
Cakupan pemeriksaan murid SD/MI sebanyak 8.401 murid
dari total seluruh murid sebanyak 55.896 murid SD/MI, sehingga
cakupannya sebesar 15,0%.
Grafik 4.16Cakupan Pemeriksaan Gigi Murid SD
di Kabupaten Badung Tahun 2017
Petang IPetang IIAbiansemal IAbiansemalIIAbiansemal
IIIAbiansemal
IVMengwi IMengwi IIMengwi IIIKuta IKuta IIKuta SelatanKuta UtaraKab
Cakupan 16, 79, 28, 54, 34, 55, 0,0 25, 21, 8,2 15, 0,0 9,7 15,
0,020,040,060,080,0
100,0
% C
ak.
Cakupan Pemeriksaan Gigi Murid SDdi Kabupaten Badung Tahun 2017
Page 77
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 76
4.6Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut (Pra Usila) dan UsiaLanjut (Usila)
Masyarakat yang tergolong pra usia lanjut adalah mereka
yang telah menjalani lebih dari setengah dari masa hidupnya dan
berumur antara 45 – 59 tahun. Sedangkan mereka yang tergolong
usia lanjut adakah mereka yang telah mencapai umur di atas 60
tahun. Pemerintah Kabupaten Badung telah berupaya untuk
menjaga agar kondisi para pra usia lanjut dan usia lanjut tetap sehat
dan produktif di masyarakat dan tidak menjadi beban bagi keluarga.
Upaya tersebut telah terintegrasi melalui program posyandu usia
lanjut.
Hasil cakupan pelayanan kesehatan bagi usia lanjut di
Kabupaten Badung pada tahun 2017 sebanyak 11.353 lansia dari
target total sebanyak 48.801 lansia sehingga cakupannya sebesar
23,26%. Pada tahun 2016 sebanyak 11.315 dari sasaran usila
sebanyak 48.796 orang (23,19%).
Grafik 4.17Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2017
Petang IPetang IIAbiansemalI
2017 25 22
00
05
10
15
20
25
30
35
40
45
Cak.
(%)
Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila Menurut Puskesmasdi Kabupaten Badung Tahun 2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 76
4.6Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut (Pra Usila) dan UsiaLanjut (Usila)
Masyarakat yang tergolong pra usia lanjut adalah mereka
yang telah menjalani lebih dari setengah dari masa hidupnya dan
berumur antara 45 – 59 tahun. Sedangkan mereka yang tergolong
usia lanjut adakah mereka yang telah mencapai umur di atas 60
tahun. Pemerintah Kabupaten Badung telah berupaya untuk
menjaga agar kondisi para pra usia lanjut dan usia lanjut tetap sehat
dan produktif di masyarakat dan tidak menjadi beban bagi keluarga.
Upaya tersebut telah terintegrasi melalui program posyandu usia
lanjut.
Hasil cakupan pelayanan kesehatan bagi usia lanjut di
Kabupaten Badung pada tahun 2017 sebanyak 11.353 lansia dari
target total sebanyak 48.801 lansia sehingga cakupannya sebesar
23,26%. Pada tahun 2016 sebanyak 11.315 dari sasaran usila
sebanyak 48.796 orang (23,19%).
Grafik 4.17Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2017
Petang IIAbiansemalI
AbiansemalII
AbiansemalIII
AbiansemalIV Mengwi IMengwi IIMengwi IIIKuta I Kuta II Kuta
Selatan
19 19 41 19 39 18 21 21 41
Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila Menurut Puskesmasdi Kabupaten Badung Tahun 2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 76
4.6Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut (Pra Usila) dan UsiaLanjut (Usila)
Masyarakat yang tergolong pra usia lanjut adalah mereka
yang telah menjalani lebih dari setengah dari masa hidupnya dan
berumur antara 45 – 59 tahun. Sedangkan mereka yang tergolong
usia lanjut adakah mereka yang telah mencapai umur di atas 60
tahun. Pemerintah Kabupaten Badung telah berupaya untuk
menjaga agar kondisi para pra usia lanjut dan usia lanjut tetap sehat
dan produktif di masyarakat dan tidak menjadi beban bagi keluarga.
Upaya tersebut telah terintegrasi melalui program posyandu usia
lanjut.
Hasil cakupan pelayanan kesehatan bagi usia lanjut di
Kabupaten Badung pada tahun 2017 sebanyak 11.353 lansia dari
target total sebanyak 48.801 lansia sehingga cakupannya sebesar
23,26%. Pada tahun 2016 sebanyak 11.315 dari sasaran usila
sebanyak 48.796 orang (23,19%).
Grafik 4.17Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2017
Kuta II KutaSelatanKuta UtaraKab
41 23 12 23
Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila Menurut Puskesmasdi Kabupaten Badung Tahun 2017
Page 78
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 77
Pelayanan kesehatan pada kelompok pra usila dan usila di
Kabupaten Badung terintegrasi dalam posyandu usia
lanjut.Pelayanan yang diberikan posyandu usia lanjut meliputi
senam lansia, pemberian paket obat, PMT dan pemeriksaan
kesehatan.
4.7. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan merupakan upaya
pembiayaan kesehatan baik keanggotaannya secara sukarela
maupun wajib yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah dan
diselenggarakan dengan kendali biaya. Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan terdiri dari :
1. Kartu Indonesia Sehat (KIS) merupakan asuransi kesehatan
yang dikelola oleh BPJS Kesehatan yang para anggota
adalahNon Penerima Bantuan Iuran (non-PBI) merupakan
golongan masyarakat mampu yang bisa membayar premi
secara mandiri dan Penerima Bantuan Iuran (PBI) merupakan
golongan masyarakat tidak mampu yang preminya dibayarkan
oleh negara.
2. BPJS Ketenagakerjaan merupakan badan hukum publik yang
langsung di bawah naungan Presiden yang memberikan
perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi resiko sosial
ekonomi tertentu dan penyelenggaraannya menggunakan
mekanisme asuransi sosial.
3. Kartu Badung Sehat (KBS) merupakan langkah stategis
Pemerintah Kabupaten Badung dalam mewujudkan Universal
Health Coverageyangberupa asuransi kesehatan gratis bagi
seluruh masyarakat kabupaten badung. Kartu Badung Sehat
Page 79
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 78
(KBS) khususnya diperuntukkan bagi masyarakat yang
sebelumnya tidak terdaftar sebagai peserta di BPJS
Kesehatan.Kartu Badung Sehat (KBS) bisa digunakan untuk
mendapatkan pelayanan dan fasilitas medis di seluruh pusat
pelayanan kesehatan di Kabupaten Badung yang berpusat di
Rumah Sakit Umum Mangusada Kabupaten Badung..
Hasil pencapaian Jaminan Pelayanan Kesehatan (JPK) tahun
2017 terdiri dari peserta PBI APBN sebesar 9,7%, PBI APBD 40,2%,
Pekerja penerima upah (PPU) sebesar 22,7%, Pekerja bukan
penerima upah (PBPU)/Mandiri sebesar 2,9%%, Bukan pekerja
sebesar 4,1%.
4.8. Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap
Kunjungan Rawat Jalan merupakan Pelayanan keperawatan
kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa,
pengobatan, rehabilitasi medik tanpa tinggal di ruang rawat inap
pada sarana kesehatan. Cakupan Rawat Jalan merupakan Cakupan
kunjungan rawat jalan baru di sarana kesehatan pemerintah dan
swasta di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.Cakupan
kunjungan rawat jalan tahun 2017 di Kabupaten Badung ke sarana
pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta sebesar 131,5%,
sedangkan tahun2016 sebesar 87,5%, ini berarti ada peningkatan
kunjungan ke sarana pelayanan kesehatan. Kunjungan Pasien baru
adalah Kunjungan pertama seseorang di sarana kesehatan pada
kurun waktu tertentu. Cakupan rawat inap baru adalah cakupan
kunjungan rawat inap baru di sarana pelayanan kesehatan meliputi
antara lain; rumah sakit pemerintah dan swasta, puskesmas, balai
Page 80
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 79
pengobatan pemerintah dan swasta, praktek bersama dan
perorangandi satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Cakupan kunjungan rawat inap di sarana pelayanan kesehatan
pemerintah dan swasta pada tahun 2017 sebesar 15,8%, sedangkan
tahun 2016 sebesar 1,9%.
Kunjungan pasien yang mengalami gangguan kejiwaan, yang
meliputi gangguan pada perasaan, proses pikir dan perilaku, yang
menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam
melaksanakan peran sosialnya. Tahun 2017 jumlah kunjungan
pasien gangguan jiwa sebanyak 4.251 kasus, sedangkan tahun
2016sebanyak 3.639 kasus, ini berarti ada peningkatan kasus
gangguan jiwa sebesar 16,8%. Data ini diperoleh dari hasil laporan
puskesmasdan beberapa Rumah Sakit baik swasta maupun
pemerintah di Kabupaten Badung.
Mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit dapat diketahui
dengan memperhatikan beberapa indikator, antara lain :
a. Angka Kematian Netto (Net Death Rate/NDR)
Angka kematian Netto atau NDR merupakan angka kematian
48 jam setelah pasien dirawat per 1000 pasien keluar hidup dan
mati. Indikator ini digunakan untuk melihat mutu pelayanan rumah
sakit. Capaian NDR di Kabupaten Badung Tahun 2017 sebesar 34,1
per 1.000 pasien keluar mati dan hidup, sedangkan tahun 2016
sebesar 0,04per 1000 pasien keluar mati dan hidup. Ini berarti
gambaran mutu pelayanan rumah sakit menurun.
b. Angka Kematian Umum (Gross Death Rate/GDR)
Page 81
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 80
Angka Kematian Umum (Gross Death Rate) merupakan angka
kematian total pasien rawat inap yang keluar rumah sakit per 1000
penderita keluar hidup dan mati. Capaian GDR di Kabupaten
Badung Tahun 2017 sebesar 48,8 per 1000 pasien, sedangkan tahun
2016 sebesar 1,5 per 1000 pasien. Angka kematian umummeningkat
jika dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya hal ini berarti
adanya penurunan kualitas pelayanan kesehatan.
c. Angka Penggunaan Tempat Tidur (Bed Occupation Rate/BOR)
BOR merupakan indikator yang dapat menggambarkan tinggi
rendahnya pemanfaatan tempat tidur yang ada di rumah sakit.Nilai
parameter BOR yang ideal antara 60-85% (Depkes RI, 2005). Capaian
BOR rumah sakit di Kabupaten Badung tahun 2017 yang terdata
adalah RSK BIMC Kuta dengan BOR sebesar 60,3%, RS Siloam
dengan BOR sebesar 59,9%, RSK BIMC Nusa Dua dengan BOR
sebesar 11,68%, RS Kasih Ibu Kedonganan dengan BOR sebesar
65,5% dan RSUD Badung dengan BOR sebesar 99,8%. Capaian BOR
paling tinggi adalah RSUD Badung yang menunjukkan bahwa
pemanfatan tempat tidur di rumah sakit pemerintah cukup banyak
dipilih oleh masyarakat kabupaten badung. Hal ini dikarenakan
adanya komitmen pemerintah kabupaten badung untuk menjamin
pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakatnya yang dituangkan
dalam bentuk kartu KBS (Krama Badung Sehat).
d. Lamanya Pasien dirawat (Length Ot Stay/LOS)
LOS merupakan lamanya pasien dirawat. Indikator ini
memberi gambaran tingkat efisiensi serta mutu pelayanan rumah
sakit. Lamanya pasien dirawat idealnya antara 4-6 hari.
Page 82
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 81
Capaian LOS rumah sakit di Kabupaten Badung pada tahun
2017 yang terdata adalah RSK BIMC Kuta dengan LOS sebesar 0,2%,
RS Siloam dengan LOS sebesar 3,7%, RSK BIMC Nusa Dua dengan
LOS sebesar 2,0 %, RS Kasih Ibu Kedonganan dengan LOS sebesar
2,0% dan RSUD Badung dengan LOS sebesar 3,7%. Hasil capaian
telah mencapai target ideal untuk lamanya pasien dirawat.
e. Tenggang perputaran (Turn Over Interval/TOI)
TOI merupakan rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini
memberikan gambaran tingkat efesiensi penggunaan tempat tidur.
Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Capaian TOI rumah sakit di Kabupaten Badung pada tahun
2017 sebesar 1,6 hari, tahun 2016 sebesar 3,8 hari dan tahun 2015
sebesar 3,4 hari.Hasil capaian tahun 2017 telah mencapai target
ideal yang menggambarkan tingkat efesiensi penggunaan tempat
tidur rumah sakit.
f. Angka Perputaran Tempat Tidur (Bed Turn Over/BTO)
BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu
periode, beberapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu
tertentu. Idealnya dalam satu tahun, tempat tidur rata-rata dipakai
40-50 kali.
Capaian BTO rumah sakit di Kabupaten Badung pada tahun
2017 sebesar 90,1 kali, tahun 2016 sebesar 95,93 kali, dan tahun
2015 sebesar 49,36 kali. Hasil capaian untuk tahun 2017menurun
dari tahun 2016 tetapi belum memenuhitarget ideal untuk
Perputaran Tempat Tidur, hal ini menunjukkan jumlah tempat tidur
yang tersedia di rumah sakit masih sedikit dibandingkan dengan
pemakaian yang melebihi ideal rata-rata dalam setahun.
Page 83
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 82
4.9 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS) adalah Sekumpulan
perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat
menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan-aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakatnya.
Penerapan PHBS ditujukan semua komponen di
masyarakat, namun ada beberapa prioritas penerapannya yaitu
tatanan rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan dan
tempat-tempat umum.
Kriteria yang digunakan untuk menilai penerapan PHBS di
tatanan rumah tangga sebanyak 10 indikator terdiri dari Pertolongan
persalinan oleh nakes, Balita diberi ASI eksklusif, Menimbang Balita
Setiap Bulan, Menggunakan air bersih, Mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun, Menggunakan jamban sehat, Pemberantasan
jentik, Makan buah dan sayur setiap hari, Melakukan aktifitas fisik
setiap hari dan Tidak merokok di dalam rumah.
Hasil capaian indikator cakupan perilaku hidup bersih dan
sehat pada tatanan rumah tangga di Kabupaten Badung tahun 2017
sebesar 82,1% atau sebanyak 10.690 rumah tangga yang berperilaku
hidup bersih dan sehat dari 13.020 rumah tangga yang dilakukan
survey diseluruh Kabupaten Badung. Hasil capaian tersebut
meningkat dari tahun 2016 (81,51%) dan telah mencapai target
RPJMD. Distribusi hasil capaian cakupan perilaku hidup bersih dan
sehat pada tatanan rumah tangga menurut puskesmas seperti
tabel4.2berikut :
Page 84
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 83
Tabel4.2Cakupan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan RumahTangga Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2017
NO KECAMATAN PUSKESMAS
RUMAH TANGGAJUMLAH
RTJUMLAH
DIPANTAU%
DIPANTAUJUMLAH
BER-PHBS
%BER-PHBS
1 Petang Petang I 5.022 1.050 20,9 830 79,0Petang II 3.057 420 13,7 366 87,1
2 Abiansemal Abiansemal I 7.094 1.050 14,8 921 87,7AbiansemalII 4.576 1.050 22,9 882 84,0AbiansemalIII 4.847 630 13,0 549 87,1AbiansemalIV 2.977 1.050 35,3 868 82,7
3 Mengwi Mengwi I 11.258 1.890 16,8 1364 72,2Mengwi II 9.037 1.470 16,3 1.287 87,6Mengwi III 6.665 840 12,6 701 83,5
4 Kuta Kuta I 10.092 630 6,2 491 77,9Kuta II 2.347 420 17,9 340 81,0
5 Kuta Utara Kuta Utara 17.242 1.260 7,3 1.041 82,66 Kuta Selatan Kuta Selatan 25.062 1.260 5,0 1.050 83,3
JUMLAH (KAB/KOTA) 109.276 13.020 11,9 10.690 82,1
Sedangkan capaian PHBS di Kabupaten Badung untukmasing-masing indikator seperti grafik 4.18berikut :
Grafik4.18Cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Tatanan Rumah
Tangga Menurut Indikator di Kabupaten BadungTahun 2017
Tidak Merokok di dalam…
Melakukan Aktifitas Fisik…
Makan Sayur dan Buah…
Memberantas Jentik Nyamuk
Menggunakan Jamban Sehat
Menggunakan Air Bersih
Menuci Tangan dg Air…
Menimbang Bayi/Balita…
ASI Eksklusif
Persalinan Nakes
Capaian PHBS Per Indiktor di Kabupaten Badung Tahun 2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 83
Tabel4.2Cakupan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan RumahTangga Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2017
NO KECAMATAN PUSKESMAS
RUMAH TANGGAJUMLAH
RTJUMLAH
DIPANTAU%
DIPANTAUJUMLAH
BER-PHBS
%BER-PHBS
1 Petang Petang I 5.022 1.050 20,9 830 79,0Petang II 3.057 420 13,7 366 87,1
2 Abiansemal Abiansemal I 7.094 1.050 14,8 921 87,7AbiansemalII 4.576 1.050 22,9 882 84,0AbiansemalIII 4.847 630 13,0 549 87,1AbiansemalIV 2.977 1.050 35,3 868 82,7
3 Mengwi Mengwi I 11.258 1.890 16,8 1364 72,2Mengwi II 9.037 1.470 16,3 1.287 87,6Mengwi III 6.665 840 12,6 701 83,5
4 Kuta Kuta I 10.092 630 6,2 491 77,9Kuta II 2.347 420 17,9 340 81,0
5 Kuta Utara Kuta Utara 17.242 1.260 7,3 1.041 82,66 Kuta Selatan Kuta Selatan 25.062 1.260 5,0 1.050 83,3
JUMLAH (KAB/KOTA) 109.276 13.020 11,9 10.690 82,1
Sedangkan capaian PHBS di Kabupaten Badung untukmasing-masing indikator seperti grafik 4.18berikut :
Grafik4.18Cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Tatanan Rumah
Tangga Menurut Indikator di Kabupaten BadungTahun 2017
69,5
80,12
Tidak Merokok di dalam…
Melakukan Aktifitas Fisik…
Makan Sayur dan Buah…
Memberantas Jentik Nyamuk
Menggunakan Jamban Sehat
Menggunakan Air Bersih
Menuci Tangan dg Air…
Menimbang Bayi/Balita…
ASI Eksklusif
Persalinan Nakes
Capaian PHBS Per Indiktor di Kabupaten Badung Tahun 2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 83
Tabel4.2Cakupan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan RumahTangga Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2017
NO KECAMATAN PUSKESMAS
RUMAH TANGGAJUMLAH
RTJUMLAH
DIPANTAU%
DIPANTAUJUMLAH
BER-PHBS
%BER-PHBS
1 Petang Petang I 5.022 1.050 20,9 830 79,0Petang II 3.057 420 13,7 366 87,1
2 Abiansemal Abiansemal I 7.094 1.050 14,8 921 87,7AbiansemalII 4.576 1.050 22,9 882 84,0AbiansemalIII 4.847 630 13,0 549 87,1AbiansemalIV 2.977 1.050 35,3 868 82,7
3 Mengwi Mengwi I 11.258 1.890 16,8 1364 72,2Mengwi II 9.037 1.470 16,3 1.287 87,6Mengwi III 6.665 840 12,6 701 83,5
4 Kuta Kuta I 10.092 630 6,2 491 77,9Kuta II 2.347 420 17,9 340 81,0
5 Kuta Utara Kuta Utara 17.242 1.260 7,3 1.041 82,66 Kuta Selatan Kuta Selatan 25.062 1.260 5,0 1.050 83,3
JUMLAH (KAB/KOTA) 109.276 13.020 11,9 10.690 82,1
Sedangkan capaian PHBS di Kabupaten Badung untukmasing-masing indikator seperti grafik 4.18berikut :
Grafik4.18Cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Tatanan Rumah
Tangga Menurut Indikator di Kabupaten BadungTahun 2017
82,08
98,44
96,71
98,43
100
96,07
82,1
88
80,12
Capaian PHBS Per Indiktor di Kabupaten Badung Tahun 2017
Page 85
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 84
Hasil capaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada
tatanan rumah tangga di Kabupaten Badung tahun 2017 lebih tinggi
bila dibandingkan dengan hasil capaian tahun 2016 sebesar 81,51%.
Hasil pencapaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat
pada tatanan rumah tangga di Kabupaten Badung tahun 2017telah
mencapaitarget yang ditetapkan pada akhir Renstra/RPJMD sebesar
82%.
Hasil capaian indikator cakupan perilaku hidup bersih dan
sehat pada tatanan rumah tangga di Kabupaten Badung selalu lebih
tinggi setiap tahunnya bila dibandingkan dengan capaian cakupan
perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga Provinsi
Bali.
Hasil capaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada
tatanan rumah tangga tahun 2017 di Kabupaten Badung telah
melampaui target yang telah ditetapkan secara Nasional (Renstra
Kementerian Kesehatan RI) tahun 2017 sebesar 70%. Secara rinci
capaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan
rumah tanggatahun 2013-2017 seperti grafik 4.19 berikut:
Grafik4.19Cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Tatanan Rumah
Tangga di Kabupaten BadungTahun 2013-2017
Target RPJMD
Target Nas.
Capaian Prov. Bali
%
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 84
Hasil capaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada
tatanan rumah tangga di Kabupaten Badung tahun 2017 lebih tinggi
bila dibandingkan dengan hasil capaian tahun 2016 sebesar 81,51%.
Hasil pencapaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat
pada tatanan rumah tangga di Kabupaten Badung tahun 2017telah
mencapaitarget yang ditetapkan pada akhir Renstra/RPJMD sebesar
82%.
Hasil capaian indikator cakupan perilaku hidup bersih dan
sehat pada tatanan rumah tangga di Kabupaten Badung selalu lebih
tinggi setiap tahunnya bila dibandingkan dengan capaian cakupan
perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga Provinsi
Bali.
Hasil capaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada
tatanan rumah tangga tahun 2017 di Kabupaten Badung telah
melampaui target yang telah ditetapkan secara Nasional (Renstra
Kementerian Kesehatan RI) tahun 2017 sebesar 70%. Secara rinci
capaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan
rumah tanggatahun 2013-2017 seperti grafik 4.19 berikut:
Grafik4.19Cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Tatanan Rumah
Tangga di Kabupaten BadungTahun 2013-2017
2013 2014 2015 2016
Target RPJMD 60 65 70 79,2
65 70 70 70
Capaian Prov. Bali 74,25 69,95 74,33 77,4
0102030405060708090
Persentase Rumah Tangga Ber-PHBSdi Kabupaten Badung Tahun 2013-2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 84
Hasil capaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada
tatanan rumah tangga di Kabupaten Badung tahun 2017 lebih tinggi
bila dibandingkan dengan hasil capaian tahun 2016 sebesar 81,51%.
Hasil pencapaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat
pada tatanan rumah tangga di Kabupaten Badung tahun 2017telah
mencapaitarget yang ditetapkan pada akhir Renstra/RPJMD sebesar
82%.
Hasil capaian indikator cakupan perilaku hidup bersih dan
sehat pada tatanan rumah tangga di Kabupaten Badung selalu lebih
tinggi setiap tahunnya bila dibandingkan dengan capaian cakupan
perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga Provinsi
Bali.
Hasil capaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada
tatanan rumah tangga tahun 2017 di Kabupaten Badung telah
melampaui target yang telah ditetapkan secara Nasional (Renstra
Kementerian Kesehatan RI) tahun 2017 sebesar 70%. Secara rinci
capaian cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan
rumah tanggatahun 2013-2017 seperti grafik 4.19 berikut:
Grafik4.19Cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Tatanan Rumah
Tangga di Kabupaten BadungTahun 2013-2017
2016 2017
79,2 82
70 70
77,4 79,3
Persentase Rumah Tangga Ber-PHBSdi Kabupaten Badung Tahun 2013-2017
Page 86
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 85
Upaya yang dilakukan untuk pencapaian cakupan perilaku
hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga meliputi:
a. Pengadaan form/kuesioner survey PHBS
b. Pengadaan kartu, poster dan stiker PHBS tatanan rumah
tangga
c. Pengadaan buku pedoman pembinaan dan penilaian PHBS
d. Pembinaan dalam rangka lomba desa PHBS
e. Pelaksanaan survey PHBS oleh tenaga kesehatan dan kader
f. Sosialisasi kawasan tanpa rokok (KTR)
g. Pembuatan baliho kawasan tanpa rokok
4.10 Kesehatan Lingkungan
Faktor kesehatan lingkungan merupakan faktor yang sangat
besar mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Adapun
beberapa faktor yang harus dikendalikan berupa sanitasi dasar
meliputi : Rumah sehat, Sarana air bersih, jamban, pengelolaan
sampah serta saluran pembuangan air limbah.
4.10.1 Persentase Rumah Sehat
Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi kriteria sehat
minimum 3komponen meliputi: rumah, sarana sanitasi dan perilaku.
Adapun kriteria dari masing-masing parameter sebagai berikut:
1). Komponen rumah meliputi ; Langit-langit, Dinding, Lantai,
Jendela Kamar Tidur, Jendela Ruang Keluarga, Ventilasi,
Sarana pembuangan asap dapur, Pencahayaan.
Page 87
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 86
2). Komponen sarana sanitasi adalah : Sarana Air Bersih
(SGL/SPT/PP/KU/PAH). Milik sendiri dan atau bukan milik
sendiri dan memenuhi syarat kesehatan, Jamban (sarana
pembuangan kotoran), Sarana Pembuangan air limbah
(SPAL), Sarana Pembuangan Sampah.
3). Komponen Perilaku yaitu menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat
Hasil pencapaian cakupan rumah sehat di Kabupaten
Badung tahun 2017 sebanyak 94.371 rumah dari total rumah yang
diperiksa sebanyak 109.276 rumah (86,36%).Hasil pencapaian
indikator ini belum mencapai target renstra Dinas Kesehatan sebesar
91%. Hasil capaian tahun 2017 lebih rendah daripada hasil capaian
2016 sebesar 90,59%. Secara rinci cakupan rumah sehat seperti
grafik 4.20 berikut:
Grafik 4.20Cakupan Rumah Sehat di Kabupaten Badung
Tahun 2013–2017
Target Renstra
Realisasi
84
85
86
87
88
89
90
91
92
cak.
(%)
Cakupan Rumah Sehatdi Kabupaten Badung Tahun 2013-2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 86
2). Komponen sarana sanitasi adalah : Sarana Air Bersih
(SGL/SPT/PP/KU/PAH). Milik sendiri dan atau bukan milik
sendiri dan memenuhi syarat kesehatan, Jamban (sarana
pembuangan kotoran), Sarana Pembuangan air limbah
(SPAL), Sarana Pembuangan Sampah.
3). Komponen Perilaku yaitu menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat
Hasil pencapaian cakupan rumah sehat di Kabupaten
Badung tahun 2017 sebanyak 94.371 rumah dari total rumah yang
diperiksa sebanyak 109.276 rumah (86,36%).Hasil pencapaian
indikator ini belum mencapai target renstra Dinas Kesehatan sebesar
91%. Hasil capaian tahun 2017 lebih rendah daripada hasil capaian
2016 sebesar 90,59%. Secara rinci cakupan rumah sehat seperti
grafik 4.20 berikut:
Grafik 4.20Cakupan Rumah Sehat di Kabupaten Badung
Tahun 2013–2017
2013 2014 2015 2016
87 87 87 90
88,9 88,85 90,13 90,59
Cakupan Rumah Sehatdi Kabupaten Badung Tahun 2013-2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 86
2). Komponen sarana sanitasi adalah : Sarana Air Bersih
(SGL/SPT/PP/KU/PAH). Milik sendiri dan atau bukan milik
sendiri dan memenuhi syarat kesehatan, Jamban (sarana
pembuangan kotoran), Sarana Pembuangan air limbah
(SPAL), Sarana Pembuangan Sampah.
3). Komponen Perilaku yaitu menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat
Hasil pencapaian cakupan rumah sehat di Kabupaten
Badung tahun 2017 sebanyak 94.371 rumah dari total rumah yang
diperiksa sebanyak 109.276 rumah (86,36%).Hasil pencapaian
indikator ini belum mencapai target renstra Dinas Kesehatan sebesar
91%. Hasil capaian tahun 2017 lebih rendah daripada hasil capaian
2016 sebesar 90,59%. Secara rinci cakupan rumah sehat seperti
grafik 4.20 berikut:
Grafik 4.20Cakupan Rumah Sehat di Kabupaten Badung
Tahun 2013–2017
2016 2017
90 91
90,59 86,36
Page 88
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 87
Distribusi pencapaian cakupan rumah sehat menurut
puskesmas di Kabupaten Badung tahun 2017 menunjukkan bahwa
puskesmas yang telah mencapai target renstra sebanyak 4(empat)
puskesmas. Puskesmas dengan cakupan diatas target renstra Dinas
Kesehatan Kabupaten Badung meliputi: Puskesmas Abiansemal I,
Puskesmas Mengwi I, Puskesmas Kuta Selatan dan Puskesmas Kuta
Utara. Secara rinci capaian cakupan seperti grafik 4.21 berikut:
Grafik 4.21Cakupan Rumah Sehat Menurut Puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2017
Distribusi rumah sehat menurut Kecamatan/Puskesmas
menunjukkan capaian Kecamatan/puskesmas yang paling tinggi
oleh Kecamatan Mengwi/Puskesmas Mengwi I. Secara rinci capaian
rumah sehat seperti tabel 4.3berikut:
Petang I
Petang II
Abiansemal
I
Abiansemal
II
Abiansemal
III
Abiansemal
IV
Mengwi I
Mengwi II
Mengwi III Kuta I Kuta
II
KutaSelat
an
KutaUtara Kab
2017 83,1 87,1 91,0 88,9 80,3 72,4 96,4 87,5 54,2 68,9 72,0 93,4 96,0 86,4
0
20
40
60
80
100
120
Cakupan Rumah Sehat Berdasarkan Puskesmasdi Kabupaten Badung Tahun 2017
Page 89
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 88
Tabel4.3Jumlah Rumah Sehat Menurut Puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2017
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAHYANGADA
JUMLAHYANG
MEMENUHISYARAT
%RUMAHSEHAT
1 Petang Petang I 5.022 4.175 83,13Petang II 3.057 2.662 87,08
2 Abiansemal Abiansemal I 7.094 6.455 90,99Abiansemal II 4.576 4.068 88,90Abiansemal III 4.847 3.892 80,30Abiansemal IV 2.977 2.155 72,39
3 Mengwi Mengwi I 11.258 10.849 96,37Mengwi II 9.037 7.904 87,46Mengwi III 6.665 3.612 54,19
4 Kuta Kuta I 10.092 6.954 68,91Kuta II 2.347 1.689 71,96
5 Kuta Selatan Kuta Selatan 25.062 23.441 93,416 Kuta Utara Kuta Utara 17.242 16.545 95,96
Jumlah Kabupaten 109.276 93.371 86,36
Sumber : Data Dasar Profil Dinas Kesehatan Kab. Badung tahun 2017
Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam
pencapaian target rumah sehat di Kabupaten Badung antara lain :
a. Meningkatnya ekonomi masyarakat sehingga memiliki
kemampuan untuk membangun rumah sesuai syarat
kesehatan baik aspek fisik bangunan & kelengkapan
sanitasi.
b. Pembinaan dan pengawasan program rumah sehat
c. Adanya integrasi dengan program kabupaten sehat serta
kesatuan gerak PKK, KB dan kesehatan melalui program
lomba desa.
d. Monitoring dan evaluasi.
Page 90
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 89
4.10.2 Persentase Tempat Tempat Umum Sehat
Tempat umum sehat adalah suatu tempat yang
dimanfaatkan oleh masyarakat umum seperti hotel, terminal, pasar,
pertokoan, depot air isi ulang, bioskop, jasa boga, tempat wisata,
kolam renang, tempat ibadah, restoran dan lain-lain yang memiliki
akses sanitasi dasar (air, jamban, limbah, sampah), terlaksananya
pengendalian vektor, higiene sanitasi makanan minuman,
pencahayaan dan ventilasi sesuai dengan kriteria, persyaratan dan
atau standar kesehatan.
Hasil pencapaian cakupan tempat – tempat umum sehat di
Kabupaten Badung tahun 2017 sebesar 100% atau sebanyak 819
TTU sehat dari 819 yang diperiksa. Pencapaian indikator cakupan
tempat-tempat umum sehat telah melampaui target yang ditetapkan
sebesar 94,6%. Secara rinci hasil capaian cakupan TTU sehat seperti
grafik berikut:
Grafik 4.22Cakupan Tempat-Tempat Umum (TTU) Sehat
di Kabupaten Badung tahun 2013-2017
Target Renstra
Realisasi
85
87
89
91
93
95
97
99
%
Cakupan Tempat-Tempat Umum (TTU) Sehatdi Kabupaten Badung Tahun 2013-2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 89
4.10.2 Persentase Tempat Tempat Umum Sehat
Tempat umum sehat adalah suatu tempat yang
dimanfaatkan oleh masyarakat umum seperti hotel, terminal, pasar,
pertokoan, depot air isi ulang, bioskop, jasa boga, tempat wisata,
kolam renang, tempat ibadah, restoran dan lain-lain yang memiliki
akses sanitasi dasar (air, jamban, limbah, sampah), terlaksananya
pengendalian vektor, higiene sanitasi makanan minuman,
pencahayaan dan ventilasi sesuai dengan kriteria, persyaratan dan
atau standar kesehatan.
Hasil pencapaian cakupan tempat – tempat umum sehat di
Kabupaten Badung tahun 2017 sebesar 100% atau sebanyak 819
TTU sehat dari 819 yang diperiksa. Pencapaian indikator cakupan
tempat-tempat umum sehat telah melampaui target yang ditetapkan
sebesar 94,6%. Secara rinci hasil capaian cakupan TTU sehat seperti
grafik berikut:
Grafik 4.22Cakupan Tempat-Tempat Umum (TTU) Sehat
di Kabupaten Badung tahun 2013-2017
2013 2014 2015 2016
90 90 90 90
93,21 93,48 96,61 96,64
Cakupan Tempat-Tempat Umum (TTU) Sehatdi Kabupaten Badung Tahun 2013-2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 89
4.10.2 Persentase Tempat Tempat Umum Sehat
Tempat umum sehat adalah suatu tempat yang
dimanfaatkan oleh masyarakat umum seperti hotel, terminal, pasar,
pertokoan, depot air isi ulang, bioskop, jasa boga, tempat wisata,
kolam renang, tempat ibadah, restoran dan lain-lain yang memiliki
akses sanitasi dasar (air, jamban, limbah, sampah), terlaksananya
pengendalian vektor, higiene sanitasi makanan minuman,
pencahayaan dan ventilasi sesuai dengan kriteria, persyaratan dan
atau standar kesehatan.
Hasil pencapaian cakupan tempat – tempat umum sehat di
Kabupaten Badung tahun 2017 sebesar 100% atau sebanyak 819
TTU sehat dari 819 yang diperiksa. Pencapaian indikator cakupan
tempat-tempat umum sehat telah melampaui target yang ditetapkan
sebesar 94,6%. Secara rinci hasil capaian cakupan TTU sehat seperti
grafik berikut:
Grafik 4.22Cakupan Tempat-Tempat Umum (TTU) Sehat
di Kabupaten Badung tahun 2013-2017
2016 2017
90 94,6
96,64 100
Cakupan Tempat-Tempat Umum (TTU) Sehatdi Kabupaten Badung Tahun 2013-2017
Page 91
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 90
Distribusi pencapaian cakupan tempat – tempat umum
(TTU) sehat menurut puskesmas di Kabupaten Badung tahun 2017
semua puskesmas telah mencapai target renstra sebesar 94,6%.
Cakupan tempat – tempat umum (TTU) sehat menurut puskesmas di
Kabupaten Badung tahun 2016-2017 seperti grafik 4.23berikut:
Grafik 4.23Cakupan Tempat-Tempat Umum Sehat Menurut Puskesmas
di Kabupaten Badung Tahun 2016-2017
Untuk mencapai capaian indikator cakupan TTU sehat
melalui program program pengembangan lingkungan sehat dengan
kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Tempat-Tempat Umum.
Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk pencapaian target
TTU sehat yaitu: pendataan sasaran, pembinaan dan pemeriksaan
TTU serta monitoring dan evaluasi.
Petang IPetang IIAbiansemalI
AbiansemalII
AbiansemalIII
AbiansemalIV Mengwi IMengwi IIMengwi IIIKuta I Kuta II Kuta
SelatanKuta UtaraKab
2016 96,0 94,0 96,0 100, 95,0 100, 100, 95,0 100, 95,0 94,0 97,5 98,0 96,6
2017 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
91,0
92,0
93,0
94,0
95,0
96,0
97,0
98,0
99,0
100,0
Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) Sehatdi Kabupaten Badung Tahun 2016-2017
Page 92
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 91
4.11 Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah standar pelayanan
minimal yang harus didapatkan oleh masyarakat dan menjadi
program yang ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pelaksanaannya
diwajibkan kepada pemerintah daerah sesuai dengan sumber daya
dan kemampuan daerah. SPM dibidang kesehatan terdiri dari empat
pelayanan kesehatan dengan 18 indikator. Adapun pelayanan
kesehatan dalam SPM meliputi: pelayanan kesehatan dasar,
pelayanan kesehatan rujukan, Penyelidikan Epidemiologi dan
Penanggulangan Kejadian Luar Biasa /KLB dan Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat.
4.11.1 Target SPM
Target yang harus dicapai program kesehatan setiap tahunnya
telah tertuang dalam Standar Pelayanan Minimal Kesehatan. Standar
Pelayanan Minimal bidang kesehatan mengacu pada Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2016. Adapun Standar
Pelayanan Minimal (SPM) dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Pelayanan Kesehatan dasar:
1. Cakupan kunjungan Ibu Hamil K4 100% pada tahun 2017
2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 100% pada
tahun 2017
3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan 100% pada tahun 2017
4. Cakupan pelayanan nifas 100% pada tahun 2017
5. Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani 100%
pada tahun 2017
6. Cakupan kunjungan bayi 100% pada tahun 2017
Page 93
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 92
7. Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization
(UCI) 100% pada tahun 2017
8. Cakupan pelayanan anak balita 100% pada tahun 2017
9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak
usia 6 – 24 bulan keluarga miskin 100% pada tahun 2017
10. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100% pada
tahun 2017
11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
100% pada tahun 2017
12. Cakupan peserta KB Aktif 100% pada tahun 2017
13. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
100% pada 2017
14. Cakupan Pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
100% pada tahun 2017
b. Pelayanan Kesehatan Rujukan
1. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat
miskin 100% pada tahun 2017
2. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus
diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota 100%
pada tahun 2017
c. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar
Biasa /KLB
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi < 24 jam 100% pada tahun 2017
d. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Cakupan Desa siaga aktif 100% pada tahun 2017
Page 94
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 93
4.11.2 Capaian SPM di Kabupaten Badung
Tabel 4.4 Capaian Indikator SPM Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2016 s/d 2017No Jenis Pelayanan Indikator Kinerja SPM 2016 SPM 2017
SASARAN REALISASI % SASARAN REALISASI %
1 Pelayanan KesehatanDasar
1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4)mendapat pelayanan kehamilan palingsedikit 4 kali sesuai standar) 8.714 8.164 93,69 11.329 8.569 75,64
2 Cakupan Komplikasi Kebidanan Yangditangani 1.743 1.092 62,65 2.266 925 40,82
3 Pertolongan Persalinan oleh TenagaKesehatan Yang memiliki KompetensiKebidanan 8.319 7.964 95,73 10.814 8.664 80,12
4 Cakupan pelayanan Nifas 8.319 7.618 91,6 10.814 8.226 76,065 Cakupan Neonatus dengan komplikasi
yang ditangani 1.188 972 81,8 1.545 563 36,44
6 Cakupan kunjungan Bayi 7.922 7.517 94,9 10.299 8.188 79,507 Desa/Kelurahan Universal Child
Immunization (UCI) 62 62 100 62 62 100
8 Cakupan pelayanan Anak Balita 19.874 13.843 69,7 19.633 31.156 158,4
Page 95
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 94
No Jenis Pelayanan Indikator Kinerja SPM 2016 SPM 2017
SASARAN REALISASI % SASARAN REALISASI %
9 Cakupan Pemberian MakananPendamping ASI pada anak Usia 6-24Bulan keluarga Miskin 25 25 100
10 Cakupan Balita Gizi Buruk MendapatPerawatan 4 4 100 4 4 100
11 Cakupan penjaringan Siswa SD dansederajat 29.258 29.258 100 9.903 9.903 100
12 Cakupan Peserta KB Aktif 73.210 60.499 82,6 67.987 56.760 83,513 Cakupan Penemua dan Penangganan
Penderita Penyakit Acute FlacidParalysis ( AFP) rate 100000Penduduk<15 th
4 4 100.00 4 4 100
14 Penemua dan Penangganan PenderitaPenyakit Pneumonia Balita 190 190 100.00 261 261 100
15 Penemua dan Penangganan PenderitaPenyakit Pasien Baru TB BTA Positip 223 176 78,9 245 223 91,02
16 Penemua dan Penangganan PenderitaPenyakit Penderita DBD yangditangani
3.998 3.998 100 941 941 100
17 Penemua dan Penangganan PenderitaPenyakit Penderita Diare 13.482 6.339 47,0 17.374 9.315 53,6
Page 96
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 95
No Jenis Pelayanan Indikator Kinerja SPM 2016 SPM 2017
SASARAN REALISASI % SASARAN REALISASI %
18 Cakupan Pelayanan Kesehatan DasarPasien Masyarakat Miskin
71.132 20.305 28,55Kesehatan dasar ( Puskesmas/Balai/praktek bersama dan Perorangan
2 Pelayanan Kesehatankhusus
19 Cakupan Pelayanan KesehatanRujukan Pasien Masyarakat Miskin 71.132 20.305 28,55
20 Cakupan pelayanan Gawat DaruratLevel 1 yang harus diberikan SaranaKesehatan (RS) di Kab/Kota
9 9 100 7 7 100
3 PenyelidikanEpidemiologiPenanggulanganKejadian Luar Biasa(KLB)
21 Desa/Kelurahan mengalami KLB yangdilakukan Penyelidikan Epidemiologi< 24 Jam 16 16 100 9 9 100
4 Promosi Kesehatan danPemberdayaankesehatan Masyarakat
22 Desa Siaga Aktif
62 62 100 62 62 100
Page 97
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 96
No JENIS PELAYANAN INDIKATOR SPM TARGET CAPAIANDASAR NAS
20172013 2014 2015 2016 2017
1 Pelayanan KesehatanDasar
1 Cakupan Kunjungan Bumil K4 100 93,28 95,3 95 93,69 75,64
2 Cakupan Komplikasi Kebidanan yangDitangani
100 80,62 72,99 80 62,65 40,82
3 Pertolongan Persalinan Oleh TenagaKesehatan yang Memiliki KompetensiKebidanan
100 95,7 99,72 90 95,73 80,12
4 Cakupan Pelayanan Nifas 100 71,33 95,66 90 91,6 76,06
5 Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yangDitangani
100 80,83 79,36 80 81,8 36,4
6 Cakupan Kunjungan Bayi 100 96,77 93,86 90 94,9 79,50
7 Cakupan Desa/ Kel. Universal ChildImmunization (UCI)
100 100 100 100 100 100
8 Cak. Pelayanan Anak Balita 100 90,29 92,89 90 69,7 158,4
Page 98
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 97
No JENIS PELAYANAN INDIKATOR SPM TARGET CAPAIANDASAR NAS
20172013 2014 2015 2016 2017
9 Cakupan Pemberian Makanan PendampingASI pada Anak usia 6 - 24 bulan KeluargaMiskin
100 100 100 100 100 100
10 Cakupan Balita Gizi Buruk MendapatPerawatan
100 100 100 100 100 100
11 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SDdan Setingkat
100 99,7 100 100 100 100
12 Cakupan Peserta KB Aktif 100 77,9 85,53 70 82,64 83,5
13 Cakupan Penemuan Dan PenangananPenderita Penyakit
Page 99
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 98
No JENIS PELAYANAN INDIKATOR SPM TARGET CAPAIANDASAR NAS
20172013 2014 2015 2016 2017
a. Cakupan Penemuan Dan PenangananPenderita Penyakit - Acute Flacid Paralysis(AFP) rate per 100.000 penduduk < 5 tahun
100 100 100 100 100 100
b. Penemuan Dan Penanganan PenderitaPenyakit - Penemuan Penderita PneumoniaBalita
100 93,4 100 100 100 100
c. Penemuan Dan Penanganan PenderitaPenyakit - Penemuan pasien baru TB BTAPositif
100 51.8 53,8 85 78,9 91,02
d. Penemuan Dan Penanganan PenderitaPenyakit - Penderita DBD yang ditangani
100 100 100 100 100 100
Page 100
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 99
No JENIS PELAYANAN INDIKATOR SPM TARGET CAPAIANDASAR NAS
20172013 2014 2015 2016 2017
e. Penemuan Dan Penanganan PenderitaPenyakit - Penemuan penderita diare
100 85 100 100 47 53,6
14 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar PasienMasyarakat Miskin
25,9 25,91 100 28.55
2 Pelayanan KesehatanKhusus
1 Cakupan Pelayanan Kesehatan RujukanPasien Masyarakat Miskin
100 91 100 100 100
2 Cakupan Pelayanan Gawat Darurat level 1yang harus diberikan Sarana Kesehatan (RS)di Kab/ Kota
100 100 100 100 100 100
3 PenyelidikanEpidemiologi danPenanggulanganKejadian LuarBiasa/KLB
1 Desa/kelurahan mengalami KLB yangdilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam
100 100 100 100 100 100
Page 101
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 100
No JENIS PELAYANAN INDIKATOR SPM TARGET CAPAIANDASAR NAS
20172013 2014 2015 2016 2017
4 Promosi Kesehatandan PemberdayaanMasyarakat
1 Desa Siaga Aktif 100 100 100 100 100 100
Page 102
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 101
5.1. Sarana Kesehatan
5.1.1 Puskesmas
Dalam rangka meningkatkan pemerataan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, sampai dengan tahun 2017 di
Kabupaten Badung telah dibangun 13 unit Puskesmas induk yang
telah memiliki kemampuan gawat darurat serta kemampuan
laboratorium. Jumlah puskesmas pembantu di Kabupaten Badung
tahun 2017 sebanyak 54 unit.
5.1.2 Rumah Sakit
Rumah sakit yang ada di Kabupaten Badung tahun 2017
terdiri dari 1 unit rumah sakit pemerintah (RSUD Badung) dan 6
unit rumah sakit swasta yang seluruhnya termasuk dalam Rumah
Sakit Tipe C, Adapun rumah sakit yang berada diwilayah Kabupaten
Badung yaitu :
1. RSUD Badung
2. RSU Siloam
3. RSK Bedah BIMC Kuta
4. RSK Bedah BIMC Nusa Dua
5. RSU Kasih Ibu Kedonganan
6. RSU Bali Jimbaran
7. RSU Surya Husadha Nusa Dua
Page 103
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 102
Rumah sakit yang ada telah memiliki kemampuan gawat
darurat, memiliki kemampuan laboratorium kesehatan dan
seluruhnya sudah memiliki 4 (empat) spesialis dasar serta memiliki
akses ketersediaan darah untuk ibu hamil dan neonatus
resti/komplikasi yang dirujuk, serta 2 rumah sakit khusus bedah
(BIMC) yang berada di Kuta dan Nusa Dua.
5.1.3 Sarana Kesehatan Lainnya
Disamping Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas
Keliling dan Rumah Sakit masih banyak terdapat sarana kesehatan
lainnya sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.1Sarana Pelayanan Kesehatan Lainnya
Di Kabupaten Badung Tahun 2014-2017
No Sarana Kesehatan 2014 2015 2016 2017
1 Posyandu 573 Unit 573 Unit 575 Unit 543 Unit
2 Desa/Kel. Siaga 62 Ds/Kel 62 Ds/Kel 62 Ds/Kel 62 Ds/Kel
3 Gudang Farmasi 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit
4 Klinik/RB/BPG 42 Unit 29 Unit 43 Unit 29 Unit
5 Praktek Dokter
Perorangan
1.167 Unit 499 Unit 566 Unit 1.167 Unit
6 Apotik 189 unit 207 unit 207 unit 189 unit
7 Toko Obat berijin 42 Unit 46 Unit 46 Unit 42 Unit
Sarana kesehatan yang merupakan jaringan pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan secara geografis mudah dijangkau oleh
masyarakat dengan berdirinya posyandu serta desa siaga.
Sedangkan distribusi klinik/rumah bersalin, dokter praktek, apotik
Page 104
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 103
dan toko obat berijin lebih banyak terletak di wilayah badung bagian
tengah dan selatan.
Keberadaan sarana kesehatan dan penunjang lainnya
merupakan faktor yang sangat mendukung peningkatan status
derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Badung.
5.2 Tenaga Kesehatan
Rasio tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Badung
pada tahun 2017 seperti terlihat pada grafik berikut ini.
Grafik 5.1Rasio Tenaga Kesehatan di Kabupaten Badung Tahun 2017
Tahun dr.Spesialis
dr.Umum
dr.Gigi
Bidan Perawat
Farmasi
Gizi Kesmas
Sanitasi
TeknisiMedis
Fisioterapis
2014 17,6 26,9 7,3 92,1 64,5 9,3 3,5 7,3 4,5 1,3 1,32015 17,20 27,74 6,98 92,71 64,08 2,92 1,62 7,46 4,38 1,14 0,162016 0,79 11,42 5,71 34,6 20,95 8,25 1,59 1,9 4,38 0,95 0,312017 23 32 8,4 38 64 3 4 3 3 4 1StdWHO
6 40 11 100 117,5 10 22 40 40
Page 105
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 104
Standar tenaga kesehatan menurut WHO per 100.000 penduduk
a. Dokter spesialis : 6/100.000 pddk
b. Dokter Umum : 40/100.000 pddk
c. Dokter gigi : 11/100.000 pddk
d. Tenaga farmasi : 10/100.000 pddk
e. Tenaga Gizi : 22/100.000 pddk
f. Perawat : 117,5/100.000 pddk
g. Bidan : 100/100.000 pddk
h. Kesehatan masyarakat : 40/100.000 pddk
i. Sanitasi : 40/100.000 pddk
Berdasarkan grafik 5.1 diperoleh informasi bahwa rasio
tenaga kesehatan di Kabupaten Badung tahun 2017 belum sesuai
dengan standar WHO. Rasio tenaga kesehatan tahun 2017 yang
sesuai dengan standar WHO adalah rasio dokter spesialis.
5.3 Pembiayaan Kesehatan
Alokasi anggaran Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit
Kabupaten Badung yang bersumber dari APBD tahun 2017 sebesar
Rp. 616.876.985.202,- atau sebesar 12,10% dari total APBD
Kabupaten Badung sebesar Rp. 5.096.064.815.541,-. Adapun rincian
pembiayaan kesehatan Kabupaten Badung (Dinas Kesehatan dan
Rumah Sakit Umum Badung) sebagai berikut :
a. APBD Kabupaten Badung : Rp. 5.096.064.851.541,-
b. APBN BOK : Rp. 8.012.637.400,-
Alokasi anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Badung yang
bersumber dari APBD tahun 2017 sebesar Rp. 372.677.979.392,44dengan rincian seperti tabel 5.2 berikut :
Page 106
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 105
Tabel 5.2Jumlah Anggaran Pembangunan Kesehatan
di Kabupaten Badung bersumber APBD Tahun 2017
No JENIS BELANJA ANGGARAN REALISASI %
Anggaran Kesehatan 372.677.979.392 325.712.290.515 87,40I Belanja Tidak Langsung 105.651.858.471 87.390.890.521 82,72
II Belanja Langsung 267.026.120.921 238.321.399.994 89,25
a. Belanja Pegawai 814.423.125 781.184.800 95,92b. Belanja Barang & Jasa 208.174.753.601 190.970.217.171 91,74c. Belanja Modal 58.036.944.195 46.569.998.023 80,24
Realisasi anggaran pembangunan kesehatan bersumber dari
APBD Kabupaten Badung sebesar 87,40% terdiri dari realisasi
belanja tidak langsung sebesar 82,72% dan belanja langsung sebesar
89,25%.
Alokasi dan realisasi anggaran Belanja Langsung untuk
masing-masing program dan kegiatan seperti berikut :
Page 107
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 106
KEUANGAN KEUANGAN(Rp) (Rp)
1 Program Pengadaan Obat dan PerbekalanKesehatan
1.1 Pengadaaan Obat dan Perbekalan Kesehatan 13.54 Pusk/Pustu
2,498,646,000 13.54 Pusk/Pustu
100.00 1,966,919,175 78.72
1.2 Peningkatan kualitas pengelolaan obat 13.54 Pusk/Pustu
23,800,800 13.54 Pusk/Pustu
100.00 21,784,800 91.53
2 Program Upaya Kesehatan Masyarakat2.1. Pembinaan dalam rangka Lomba Peningkatan
Upaya Kesehatan di Puskesmas13 Pusk 13,059,100 13 Pusk 100.00 11,681,600 89.45
2.2 Pembinaan dalam rangka Lomba PeningkatanUpaya Kesehatan di Sekolah
40 sekolah 189,553,000 40 sekolah 100.00 186,241,400 98.25
2.3 Pengembangan Desa Siaga 62 desa 52,581,300 62 desa 100.00 50,351,300 95.762.4 Pembinaan dan Penberdayaan Masyarakat untuk
melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat12.12 Desa,
Kader 30,190,200 12.12 Desa,
Kader 100.00 28,297,700 93.73
2.5 Pembinaan Posyandu 573 Posy 51,453,400 573 Posy 100.00 49,124,650 95.472.6 Pelatihan Kader Posyandu 100 org kader 26,466,725 100 org kader 100.00 26,366,725 99.622.7 Monitoring Jaminan Kesehatan Masyarakat Bali
Mandara (JKBM), Jaminan Kesehatan nasional(JKN), dan Jaminan Kesehatan Krama Badung(JKKB) Manguwaras
13 Pusk 29,405,200 13 Pusk 100.00 26,667,700 90.69
2.8 Peningkatan Penanggulangan Kanker Serviks 2500 org 4,723,409,500 2500 org 100.00 3,951,353,565 83.652.9 Penanggulangan Terhadap Gangguan Kesehatan
Mata Masyarakat13 Pusk 15,523,100 13 Pusk 100.00 14,905,600 96.02
2.10 Program Jaminan Kesehatan Masyarakat diPuskesmas dan Jaringannya
13 pusk 990,265,400 13 pusk 100.00 970,013,000 97.95
TARGET KEUANGAN
FISIK FISIK % %
TABEL5.3TARGET DAN REALISASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN
PADA DINAS KESEHATAN
NO URAIAN
Page 108
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 107
2.11 Pembinaan Penanggulangan KankerTerpadu (PKTP) Tingkat Sekolah diKabupaten Badung
9 Sekolah 19,113,000 9 Sekolah 100.00 15,318,000 80.14
2.12 Posyandu Paripurna Balita dan Lansiadi 6 Kecamatan se Kabupaten Badung
6 Kec 785,008,700 6 Kec 100.00 723,058,150 92.11
2.13 Sosialisasi dan PemeriksaanGolongan Darah
6 Kec 68,914,650 6 Kec 100.00 66,360,050 96.29
2.14 Jaminan Kesehatan Krama Badung(JKKB) Manguwaras
395829 jiwa 13,948,794,000 395829 jiwa 100.00 9,746,393,249 69.87
2.15 Sosialisasi Kanker KepadaMasyarakat
6 Kec 35,830,600 6 Kec 100.00 34,411,150 96.04
2.16 Pencegahan dan PemberantasanPenyalahgunaan dan PeredaranGelap narkoba
16 lokasi 24,328,400 16 lokasi 100.00 23,688,400 97.37
2.17 Lomba dalam Rangka PeningkatanUpaya Kesehatan di Sekolah
40 sekolah 66,365,900 40 sekolah 100.00 64,703,400 97.49
2.18 Lomba Posyandu 6 Kec 16,002,400 6 Kec 100.00 13,857,400 86.602.19 Pelatihan Petugas Kantin Sehat
Tingkat SD50 org 22,352,000 50 org 100.00 22,352,000 100.00
2.20 Lomba Pelaksanaan Terbaik ProgramPKTP sekolah Tingkat Kabupaten danProvinsi
9 Sekolah 147,706,600 9 Sekolah 100.00 146,677,600 99.30
2.21 Penyediaan Penunjang Kinerja kaderdan Pengurus Posyandu
4584 orang 1,651,398,600 4584 orang 100.00 1,651,398,600 100.00
2.22 Pembinaan dan PengawasanKawasan Tanpa Rokok
7 tatanan 10,947,700 7 tatanan 100.00 9,565,200 87.37
2.23 Pencegahan Penyakit Tidak Menular(PTM)
13 puskesmas 676,756,700 13 puskesmas 100.00 566,002,400 83.63
2.24 Layanan Pemeriksaan KankerPayudara
1200 wanitaUsia/Subur
(WUS)
288,338,000 1200 wanitaUsia/Subur
(WUS)
100.00 279,739,325 97.02
2.25 Pelatihan Pembinaan KSPAN danTutor Sebaya
261 org 66,427,225 261 org 100.00 66,427,225 100.00
2.26 Lomba dalam rangka PeningkatanUpaya Kesehatan Masyarakat diPuskesmas
13 Pusk 75,333,000 13 Pusk 100.00 72,495,500 96.23
2.27 Deteksi Dini Penyakit Akibat DampakAspa Rokok
13 Pusk 602,303,100 13 Pusk 100.00 280,897,564 46.64
2.28 Jambore Kelompok Siswa PeduliAIDS dan Narkoba tingkat ProvinsiBali
41 Pusk 50,084,600 41 Pusk 100.00 42,372,100 84.60
3 Program Pengawasan Obat danMakanan
3.1 Penyelenggaraan PenyuluhanKeamanan Pangan
30 produsen P-IRT
10,661,100 30 produsen P-IRT
100.00 10,661,100 100.00
3.2 Pengawasan Obat di Apotik dan TokoObat Swasta di Wilayah KabupatenBadung
85 Apotek danToko Buku
9,784,700 85 Apotek danToko Buku
100.00 8,264,700 84.47
3.3 Pengawasan dan pengendalianmakanan dan kesehatan makananhasil produksi RT
75 IndustriRumahTangga
56,749,000 75 IndustriRumahTangga
100.00 56,131,500 98.91
4 Program Perbaikan Gizi Masyarakat
4.1 Penanggulangan Kurang EnergiProtein (KEP), Anemia Gizi Besi,Gangguan Akibat kurang Yodium(GAKY), Kurang Vitamin A, danKekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya
6 Kec 220,430,800 6 Kec 100.00 217,267,100 98.56
4.2 Pemantauan Perkembangan Keluargasadar Gizi
6 Kec 126,140,500 6 Kec 100.00 123,567,800 97.96
4.3 Sosialisasi Peningkatan ASI (PPASI)dan Penggunaan garam Beryodiumdalam rangka Gerakan NasionalSadar Gizi
180 org 33,179,700 180 org 100.00 32,894,700 99.14
5 Program PengembanganLingkungan Sehat
5.1 Kabupaten Sehat 6 Kec 230,178,400 6 Kec 100.00 184,780,300 80.28
5.2 Pembinaan dan pengawasan Tempat-Tempat Umum , Pengawasan KualitasAir Bersih, Air Minum dan PenyehatanLingkungan Pemukiman
668 sampel air 214,338,900 668 sampel air 100.00 206,603,900 96.39
LANJUTAN TABEL 5.3
Page 109
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 108
6 Program Pencegahan danPenanggulangan PenyakitMenular
6.1 Pemberantasan danpencegahan penyakitbersumber binatang (P2B2)
62 desa 2,447,612,800 62 desa 100.00 2,086,174,900 85.23
6.2 Pencegahan penyakit denganimunisasi
100% 611,182,200 100% 100.00 592,567,970 96.95
6.3 Pengamatan danpenanggulangan Kejadian LuarBiasa (KLB) Penyakit yangberpotensi wabah
6 Kec 105,864,800 6 Kec 100.00 101,843,225 96.20
6.4 Pemberantasan PenyakitMenular (P2M)
6 Kec 1,401,208,850 6 Kec 100.00 1,314,138,850 93.79
6.5 Pemberantasan PenyakitMenular Rabies
6 Kec 3,485,835,400 6 Kec 100.00 211,908,400 6.08
6.6 Penyuluhan dan PenyegaranKader Tuberculosis
6 Kec 703,451,400 6 Kec 100.00 685,753,900 97.48
6.7 Pencegahan danPenanggulangan HIV dan AIDS
6 Kec 872,643,000 6 Kec 100.00 823,815,000 94.40
7 Program StandarisasiPelayanan Kesehatan
7.1 Layanan UGD Puskesmas 24Jam
6 Pusk 2,202,991,400 6 Pusk 100.00 2,091,468,000 94.94
7.2 Penerbitan Ijin Saranapelayanan Kesehatan Swasta
672pengusaha
kesh swasta
37,464,100 672pengusaha
kesh swasta
100.00 32,779,100 87.49
7.3 Konsultasi PendampinganPenerapan dan Sertifikasi ISO9001 : 2008
2 Pusk 629,868,500 2 Pusk 100.00 514,536,900 81.69
8 Program Pengadaan,Peningkatan dan PerbaikanSarana dan PrasaranaPuskesmas / PuskemasPembantu dan Jaringannya
8.1 Pengadaan Mesin Incineratordan Instalasi Pengolahan AirLimbah
3 Paket 1,743,002,600 3 Paket 100.00 1,730,215,100 99.27
8.2 Pengadaan Alat PemadamKebakaran Ringan di UPTDinas Kesehatan
22 Unit 166,150,800 22 Unit 100.00 155,788,800 93.76
8.3 Pengadaan AC 55 Unit 469,900,000 55 Unit 100.00 312,000,006 66.40
8.4 Pengadaan Terali 4 paket 153,277,400 4 paket 100.00 85,341,016 55.68
8.5 Pengadaan Meubelair 1 Paket 186,850,000 1 Paket 100.00 173,558,000 92.89
8.6 Rehab Total Gedung RumahMedis Puskesmas Petang II
1 Paket 776,341,400 1 Paket 100.00 559,933,900 72.12
8.7 Pembnagunan Ruang Rapat,Gudang logistik dan ObatPuskesmas Petang II
1 Paket 984,255,400 1 Paket 100.00 577,774,400 58.70
8.8 Rehab Atap Gedung danTempat Suci Puskesmas KutaUtara
2 Paket 696,031,400 2 Paket 100.00 671,546,400 96.48
8.9 Rehab Tembok Penyengkerdan Gedung Pustu Tuban
1 Paket 109,365,400 1 Paket 100.00 108,917,336 99.59
8.10 Rehab Tempat Suci danPenataan Halaman PustuKutuh
2 Paket 196,590,400 2 Paket 100.00 194,858,773 99.12
8.11 Rehab Tempat Suci danTembok Penyengker PustuDalung
2. Paket 258,780,400 2. Paket 100.00 205,086,876 79.25
8.12 Pembuatan Kanopi UPT DinasKesehatan
3 Paket 66,256,400 3 Paket 100.00 61,306,216 92.53
8.13 Rehab Total Gedung PustuSading
1 Paket 1,546,308,200 1 Paket 100.00 990,540,200 64.06
8.14 Rehab PengembanganGedung Pustu Buduk
1 Paket 984,679,000 1 Paket 100.00 656,860,000 66.71
8.15 Pengadaan Alat PengukurKolesterol, Asam Urat dan gulaDarah di UPT Dinas Kesehatan
39 Unit 443,855,200 39 Unit 100.00 335,181,700 75.52
8.16 Pengadaan Sarana danPrasarana PenyemprotanMesin ULV
2 Paket 537,316,200 2 Paket 100.00 536,963,700 99.93
LANJUTAN TABEL 5.3
Page 110
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 111
6.1 Kesimpulan1. Secara umum derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten
Badung Tahun 2017 telah menunjukkan keberhasilan dengan
menurunnya angka kematian bayi dan balita serta gizi buruk
rata-rata dibawah target nasional yang ditetapkan.
2. Upaya pelayanan kesehatan meliputi pelayanan kesehatan, akses
dan mutu pelayanan kesehatan, Perilaku Hidup Masyarakat dan
keadaan lingkungan sebagian besar telah mencapai hasil sesuai
target yang ditetapkan baik SPM maupun target renstra Dinas
Kesehatan Kabupaten Badung.
3. Sumber daya kesehatan seperti sarana pelayanan kesehatan dan
pembiayaan secara umum telah memadai, sedangkan untuk
tenaga kesehatan secara umum menurut jenis ketenagaan masih
dibawah target atau masih kurang.
6.2 SaranUntuk meningkatkan kualitas Profil Kesehatan Kabupaten
Badung, maka beberapa saran yang perlu diperhatikan adalah :
1. Puskesmas agar melakukan pemutakhiran atau validasi data
sebagai data dasar penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten
Badung.
Page 111
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
| Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017 111
2. Puskesmas agar membuat profil kesehatan diwilayahnya dengan
mengadopsi format baku dari Kementerian Kesehatan sehingga
dapat dipakai untuk pemetaan permasalahan kesehatan.
3. Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, masing-masing Kepala
Bidang dengan Seksi, membuat analisis data program atau hasil
kegiatan yang dikirim oleh puskesmas untuk mempercepat
proses pembuatan Profil Kesehatan.
4. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait yang
berhubungan dengan kebutuhan data Profil Kesehatan terutama
dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung dan Rumah
Sakit Swasta.
5. Program-program yang telah mencapai target agar dipertahankan
dan ditingkatkan, namun untuk program yang belum mencapai
target yang telah ditetapkan agar melakukan analisis kajian
mengenai faktor-faktor penyebab belum tercapaianya target dan
selanjutnya merumuskan langkah-langkah perbaikan untuk
pencapaian target yang telah ditetapkan.