Page 1
Dinamika Pengalaman Kecemburuan pada Pertemanan Remaja
Putri
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Koleta Acintya Saraswati
139114048
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 4
iv
PERSEMBAHAN
Teruntuk semua remaja
yang pernah merasa tertinggal ataupun kesepian,
yang harus memendam dan tidak tahu harus bercerita kepada siapa
karena melihat teman yang banyak menghabiskan waktu dengan orang lain,
ketahuilah,
kalian tidak pernah sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 5
v
MOTTO
“if the hurt comes
so will the happiness
- be patient”
Rupi Kaur
“there will always be a reason to cry.
We don’t laugh on the same joke again and again,
then why do we cry on the same problem again?
It depends on you whether you want to smile,
or cry tears.”
Gaur Gopal Prabhu
“Sometimes the journey can be longer than expected,
but be patient,
everything will work out.
Each step takes you closer to your goals.
Keep positive state of mind
and don’t give up.”
Heather Stillufsen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 6
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 7
vii
DINAMIKA PENGALAMAN KECEMBURUAN DALAM PERTEMAN
REMAJA PUTRI
Koleta Acintya Saraswati
ABSTRAK
Kecemburuan merupakan suatu peristiwa yang seringkali terjadi dalam suatu relasi
dekat termasuk pertemanan, akan tetapi hal itu bukanlah merupakan suatu hal yang
wajar ketika terjadi dalam masa-masa remaja akhir. Pada kenyataannya,
kecemburuan tersebut ternyata masih sering terjadi pada remaja, bahkan tidak
semua remaja dapat menghadapi kecemburuan tersebut dengan baik. berangkat dari
alasan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana dan mengapa
kecemburuan dapat terjadi dalam suatu lingkup pertemanan. Untuk mendukung
tujuan tersebut, peneliti mengambil 3 orang remaja putri sebagai informan dan
melakukan wawancara semi terstuktur pada ketiga informan. Analisis yang
dilakukan pada data-data yang sudah terkumpul adalah Interpretative
Phenomenological Analysis. Melalui proses analisis tersebut ditemukan bahwa
kecemburuan pada pertemanan terjadi karena adanya ketergantungan seseorang
terhadap teman-temannya. Kecemburuan sendiri terjadi karena adanya perubahan
sikap dari salah satu pihak dalam pertemanan yang mengindikasikan bahwa orang
tersebut sedang dekat dengan teman yang lainnya. Merasa ditinggalkan dan
dinomorduakan merupakan perasaan dominan yang muncul ketika seseorang
merasakan kecemburuan. Pada penelitian ini terlihat bahwa seseorang akan
menghadapi kecemburuan dengan mencoba berpikir positif terhadap peristiwa
kecemburuan tersebut, meskipun sebelumnya seseorang akan memendam dan
berusaha mencari teman lain untuk mengisi kekosongan dirinya. Dari seluruh
proses kecemburuan yang terjadi, seseorang bisa melihat bahwa kecemburuan bisa
dijadikan sarana berefleksi untuk mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih
baik.
Kata kunci : kecemburuan dalam pertemanan, pertemanan, remaja putri, strategi
coping, pemaknaan peristiwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 8
viii
THE EXPERIENCE OF FRIENDSHIP JEALOUSY ON TEENAGE GIRLS
Koleta Acintya Saraswati
ABSTRACT
Jealousy is an event that usually occurs in some close relationship including
friendship, but it’s not a common thing when jealousy occurs in late adolescent
stage. The truth is there are some late adolescents who are still experiencing
jealousy and they can’t even cope with jealousy constructively. This study aims to
describe the experience of friendship jealousy, how and why friendship jealousy
happens in adolescents especially teenage girls. Researcher employed three teenage
girls as subjects and conducted semi-structured interview to gather data. Researcher
then used Interpretative Phenomenological Analysis to analyze the gathered data.
From this analysis, researcher found out that jealousy appears when someone has a
dependency on their friends. The friendship jealousy itself starts when someone
realizes that there are some changes on their friends’ behaviors indicating their
friends are in another close relationship with someone else. Feeling left behind is
the most dominant feeling when someone experiences friendship jealousy.
Researcher also found that to cope with friendship jealousy, someone will think
positively towards the jealousy itself, even though when experiencing jealousy
someone tends to keep it to herself and tries so hard to find another new friend to
fill the feeling of emptiness in the beginning Eventually in the end, someone will
reflect toward her experience of friendship jealousy and realizes that jealousy
makes them wanting to be a better person for herself and also their friends.
Key words : friendship jealousy, friendship, teenage girls, coping strategy,
meaning of events
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 9
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Koleta Acintya Saraswati
Nomor Mahasiswa : 139114048
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Dinamika Pengalaman Kecemburuan pada Pertemanan
Remaja Putri
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya
Dibuat di : Yogyakarta
Pada Tanggal : 4 Juni 2014
Yang menyatakan,
Koleta Acintya Saraswati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 10
x
KATA PENGANTAR
Masa remaja adalah suatu masa yang bisa dikatakan cukup menantang
untuk dijalani. Terkadang merasa tidak dimengerti, merasa sendiri, dan merasa
ditinggalkan merupakan perasaan-perasaan yang cukup sering muncul dalam
perkembangan seorang remaja. Akan tetapi di balik itu semua apabila seorang
remaja dapat melihatnya dari sudut pandang yang berbeda, ada suatu makna indah
yang mewarnai seluruh perjalannya sebagai seorang remaja. Penelitian ini juga
merupakan bentuk empati bagi para remaja yang sedang melalui masa-masa
sulitnya.
Proses pembuatan skripsi ini tentu dapat berjalan karena adanya berkat
melimpah dari Tuhan Yang Maha Esa, sampai pada akhirnya dapat selesai
dikerjakan. Selesainya penulisan skripsi ini juga tidak terlepas dari pihak-pihak
yang selalu hadir untuk mendukung, membantu, maupun membimbing peneliti
selama perjalanan pembuatan skripsi ini. Oleh sebab itu peneliti ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Titik Kristiyani M.Psi., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma.
2. Ibu Ratri Sunar Astuti M.Si selaku Wakil Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum M.App,Psych. Selaku Kepala
Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Passchedona Henrietta Puji Dwi Astuti Dian Sabbati S.Psi., M.A. selaku
Wakil Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
5. Ibu Ratri Sunar Astuti M.Si selaku dosen pembimbing skripsi, yang tidak
pernah lelah mendengarkan dan mendampingi seluruh proses peneliti dalam
mengerjakan skripsi.
6. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum M.App,Psych. dan Bapak Edward
Theodorus M.App.Psy yang sudah memberikan saran dalam proses
penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 11
xi
7. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
yang sudah membantu dan mendukung peneliti sampai saat ini.
8. Ketiga informan dalam penelitian ini yang telah bersedia untuk berbagi
kisah hidup dan mempercayai peneliti sebagai pendengar dan penulis
kembali cerita kehidupan mereka.
9. Bapak, Ibu, Ara, dan Arya, rumah untuk selalu pulang, rumah yang selalu
menawarkan kehangatan, yang selalu mengucap doa dan mendukung
seluruh langkah peneliti untuk menyelesaikan perjalanan perkuliahan.
10. Age Tiara Wimana, my human diary, yang tidak pernah lelah mendengar
dan memberikan kesejukan dalam tiap tapak yang peneliti ambil. Yang
selalu hadir dan bersedia menemani ketika hidup menjadi sedikit
menakutkan dan tidak adil.
11. Kaki, Nini, Tante Tita, om Antok dan saudara-saudara peneliti lainnya yang
selalu memberikan peneliti penguatan dan penenangan.
12. Giovana Engracia dan Edlyn Amadea, dua sahabat yang tidak pernah absen
menyemangati dan mengingatkan. Untuk semua canda dan kesegaran yang
diberikan dalam hari-hari peneliti.
13. Fransiska Citra, Elisabeth Yulia, Natalia Elisa, Agatha Ayu Lisa, Kenny
Kowira, Nikolash Riandika, dan Gregorius Bryan yang selalu bisa membuat
peneliti tersenyum dan tertawa lepas ketika awan kelam sedang
menyelimuti kehidupan.
14. Theresia Wira wanita kuat yang selalu meyakinkan bahwa peneliti bisa
melalui semua ini, Andreas Massetogiri, Pancaring Aruno, Katarina Novita
dan Bayu Indrarini yang selalu mendukung dan menguatkan peneliti ketika
berada dalam kesulitan.
15. Febiola Yulientin, Karla Novioleta, Margaretha Venny yang tidak pernah
absen membuat peneliti tenang dan selalu menjadi tempat berpulang setelah
berkelana jauh.
16. Seluruh teman-teman P2TKP, Grup Bimbingan Skripsi Bu Ratri,
D’Psychology, dan seluruh teman-teman Psikologi Universitas Sanata
Dharma yang telah mewarnai perjalanan peneliti selama perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 12
xii
17. Setiap pribadi yang tidak bisa peneliti sebutkan satu per satu namun selalu
memberikan dukungan dan memberikan cintanya bagi peneliti.
Penelitian ini tidak terlepas dari hadirnya kekurangan, kelemaha, dan
keterbatasan di dalamnya. Oleh karena itu, peneliti sangat terbuka akan adanya
kritik maupun saran agar dapat terus memperdalami topik penelitian ini.
Peneliti berharap agar tulisan ini dapat membantu masyarakat terutama remaja
putri di Indonesia. Sekali lagi, terima kasih dan salam hangat.
Yogyakarta, 22 Februari 2018
Koleta Acintya Saraswati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 13
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
PERSEMBAHAN .................................................................................................. iv
MOTTO .................................................................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ............. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xx
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xxi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xxii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Pertanyaan Penelitian .................................................................................. 9
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 10
1. Manfaat Teoritis .................................................................................... 10
2. Manfaat Praktis ..................................................................................... 10
BAB II TINJAUAN TEORITIS ........................................................................... 11
A. Kecemburuan dalam Pertemanan .............................................................. 11
1. Definisi Kecemburuan dalam Pertemanan ............................................ 11
2. Proses Kognitif dalam Penilaian Kecemburuan sebagai Suatu Stres.... 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 14
xiv
3. Kecemburuan Sebagai Suatu Hal yang Multidimensional ................... 16
4. Strategi Coping dalam Menghadapi Kecemburuan .............................. 16
5. Kecemburuan dan Strategi Coping ....................................................... 14
6. Strategi Coping Dalam Menghadapi Kecemburuan ............................. 14
B. Pertemanan ................................................................................................ 19
1. Definisi Pertemanan .............................................................................. 19
2. Tahapan Pemahaman mengenai Pertemanan ........................................ 21
C. Remaja Putri .............................................................................................. 24
1. Perkembangan Kognitif Remaja ........................................................... 24
2. Identitas Diri Seorang Remaja .............................................................. 26
3. Keadaan Emosi pada Masa Remaja ...................................................... 27
4. Perkembangan Sosial pada Remaja ...................................................... 29
D. Kecemburuan dalam Pertemanan Remaja ................................................ 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 35
A. Pendekatan Penelitian ............................................................................... 35
B. Fokus Penelitian ........................................................................................ 38
C. Refleksivitas Peneliti ................................................................................. 38
D. Subjek Penelitian ....................................................................................... 39
E. Metode Pengambilan Data ........................................................................ 40
F. Prosedur Pengumpulan Data ..................................................................... 41
G. Metode Analisis Data ................................................................................ 42
H. Instrumen .................................................................................................. 45
1. Protocol Guide Interview ...................................................................... 45
I. Kredibilitas Data ....................................................................................... 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 51
A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 51
1. Persiapan Penelitian .............................................................................. 51
2. Pelaksanaan penelitian .......................................................................... 53
B. Informan Penelitian ................................................................................... 54
1. Demografi Informan ............................................................................. 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 15
xv
2. Latar Belakang Informan ...................................................................... 55
a. Informan 1 (M) .................................................................................. 55
b. Informan 2 (S) ................................................................................... 56
c. Informan 3 (C) .................................................................................. 57
C. Hasil Penelitian ......................................................................................... 58
1. Informan 1 ............................................................................................. 59
a. Pertemanan yang menawarkan kenyamanan dapat membuat
seseorang berkembang .............................................................................. 59
Teman adalah sumber kenyamanan .............................................. 59
Pertemanan adalah sarana perkembangan diri .............................. 61
b. Ketakutan dikhianati dan berpisah dari teman .................................. 62
Ketidakpercayaan dan pengkhianatan adalah sumber kehancuran
dalam pertemanan ................................................................................. 63
Kerenggangan pertemanan yang timbul karena jarak ................... 64
c. Berani asertif dalam menyelesaikan masalah dengan teman ............ 65
d. Mempersepsikan datangnya kecemburuan dari perilaku teman ....... 66
Cemburu hadir secara tiba-tiba ..................................................... 66
Teman yang tidak lagi bercerita dan pergi bersama...................... 68
e. Cemburu menimbulkan perasaan tertinggal dan kehilangan ............ 69
Ketakutan ditinggalkan yang menjadi nyata ................................. 69
Hilangnya sosok teman di dalam hidup ........................................ 71
f. Menghadapi kecemburuan dengan berfokus pada pengolahan emosi
negatif ........................................................................................................ 72
Bangkit dari kesedihan yang Terpendam untuk
membuktikan diri .................................................................................. 72
Sikap positif dalam menghadapi kecemburuan............................. 74
g. Berani bertindak dalam menghadapi kecemburuan agar tetap
berteman .................................................................................................... 75
Mendekati rival karena masih adanya rasa kepedulian terhadap
teman ..................................................................................................... 76
Angkat bicara untuk dekat kembali dengan teman ....................... 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 16
xvi
h. Kecemburuan sebagai sarana berefleksi agar menjadi lebih baik ..... 78
Adanya evaluasi terhadap peristiwa kecemburuan ....................... 78
Kecemburuan mendorong perbaikan diri ...................................... 79
i. Teman akan selalu kembali meski sempat terpisah .......................... 81
2. Informan 2 ............................................................................................. 82
a. Kebutuhan mempunyai teman dekat yang tidak sejalan dengan
ketidakinginan menganggap sahabat......................................................... 82
Teman adalah pribadi yang memahami diri informan .................. 83
Menggantungkan diri kepada teman untuk kebaikan diri sendiri . 84
Kebutuhan untuk selalu dekat ....................................................... 86
Kesulitan menemukan sahabat karena menjunjung tinggi
gengsi .................................................................................................... 86
b. Kekecewaan dalam pertemanan yang berujung dengan memendam 88
Sikap skeptis yang timbul karena kekecewaan terhadap teman ... 88
Bersikap arsetif dalam pertemanan ............................................... 90
Konflik dihadapi dengan memendam dan melupakan setelah lelah
menjadi asertif ....................................................................................... 91
c. Penilaian datangnya kecemburuan dari perilaku teman dekat .......... 92
Kecemburuan yang hadir tiba-tiba membuat informan bingung
bagaimana harus betindak ..................................................................... 92
Hilangnya rutinitas yang biasa dilakukan bersama ....................... 93
d. Kekecewaan terhadap “mantan” teman yang membuat cemburu ..... 94
Kecemburuan menghadirkan perasaan ditinggalkan .................... 95
Mereka yang membuat cemburu bukanlah sahabat ...................... 96
Perasaan malas yang muncul akibat kecemburuan ....................... 97
e. Pemilihan cara menghadapi kecemburuan yang bergantung pada
karakteristik teman .................................................................................... 98
Berusaha untuk terlihat tangguh dengan cara memendam
perasaan ................................................................................................. 98
Teman yang supportive bisa diajak berbicara mengenai
kecemburuan ....................................................................................... 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 17
xvii
f. Kecemburuan dimaknai sebagai proses menerima kepergian sahabat
yang semakin sulit untuk ditemukan ....................................................... 101
Kecemburuan membuat semakin ragu untuk menganggap
sahabat ................................................................................................. 101
Kembali mengingat bahwa teman tetap boleh berteman dengan
yang lain .............................................................................................. 102
g. Kecemburuan membuat sadar akan proses mengalahkan ego untuk
menjadi pribadi yang lebih baik .............................................................. 102
Kecemburuan membuat informan ingin memperbaiki diri ......... 103
Cemburu membuat ingin melawan sikap “gengsi” yang
tinggi ................................................................................................... 104
3. Informan 3 ........................................................................................... 105
a. Terjalinnya pertemanan sehat yang perlu dijaga ............................. 105
Munculnya keinginan berteman dari kesamaan .......................... 105
Perbedaan juga dapat menyatukan teman ................................... 106
Pertemanan sehat adalah mereka yang selalu menemani dan saling
mengembangkan ................................................................................. 107
Komitmen yang perlu dijaga karena takut kehilangan ................ 109
b. Menghadapi permasalahan pertemanan dengan intuisi................... 110
Memendam rasa sakit hati ketika bermasalah dengan teman ..... 110
Berani membicarakan permasalahan dengan teman yang dianggap
bisa berbicara dengan baik .................................................................. 111
c. Hadirnya teman-teman baru dan tidak lagi pergi bersama mengawali
kecemburuan ........................................................................................... 113
d. Semua kesedihan akibat kecemburuan terjadi karena kesalahan diri
sendiri ...................................................................................................... 114
Ketakutan ditinggalkan yang benar terjadi karena
kecemburuan ....................................................................................... 114
Perasaan diduakan oleh teman yang berteman dengan
orang lain ............................................................................................. 116
Cemburu terjadi karena kesalahan sendiri .................................. 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 18
xviii
e. Hadirnya rasa kesal terhadap rival .................................................. 118
f. Usaha menutupi kesedihan akibat kecemburuan dengan meregulasi
segala emosi negatif yang ia rasakan ...................................................... 119
Menghadapi kecemburuan dengan memendam .......................... 119
Berusaha bangkit dengan menyakinkan diri bahwa masih ada
teman lain ............................................................................................ 120
Mencoba berpikir positif pada teman yang membuatnya
cemburu ............................................................................................... 121
g. Memberanikan diri untuk kembali menghubungi teman ................ 123
h. Kecemburuan sebagai sarana memperbaiki diri ............................. 123
i. Kecemburuan memperbanyak pengalaman dalam berteman .......... 124
Paham bagaimana menghadapi kecemburuan ............................ 124
Ingin lebih berfokus dalam mencari sahabat daripada banyak
teman ................................................................................................... 125
D. Analisis Data ........................................................................................... 125
1. Pandangan terhadap teman .................................................................. 126
a. Teman adalah sumber kenyamanan ................................................ 126
b. Teman adalah saran perkembangan diri .......................................... 129
c. Adanya ketergantungan terhadap teman ......................................... 131
2. Awal terjadinya kecemburuan............................................................. 135
a. Kecemburuan terjadi karena adanya perubahan perilaku dari
teman ....................................................................................................... 135
b. Adanya pengalaman kecemburan yang serupa di masa lalu ........... 140
3. Perasaan dan pemikiran yang muncul selama kecemburuan .............. 142
a. Perasaan ditinggalkan oleh teman yang berteman dengan
orang lain ................................................................................................. 142
b. Hadirnya perasaan kehilangan karena kecemburuan ...................... 145
4. Reaksi dan cara menghadapi kecemburuan ........................................ 149
a. Memendam perasaan agar terlihat tangguh..................................... 149
b. Mencari teman lain untuk membuktikan diri .................................. 153
c. Pemikiran positif dalam menghadapi kecemburuan ....................... 156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 19
xix
5. Makna dari Peristiwa Kecemburuan ................................................... 160
a. Adanya refleksi terhadap kecemburuan yaitu ingin menjadi pribadi
yang lebih baik ........................................................................................ 160
E. Pembahasan ............................................................................................. 163
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 178
A. Kesimpulan ............................................................................................. 178
B. Saran ........................................................................................................ 181
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 184
LAMPIRAN ........................................................................................................ 188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 20
xx
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel Pedoman Wawancara .................................................................... 45
Tabel 2. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ 53
Tabel 3. Demografi Informan ............................................................................... 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 21
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Informed Consent Informan 1 (M) ................................................ 192
Lampiran 2. Informed Consent Informan 2 (S) ................................................... 193
Lampiran 3. Informed Consent Informan 3 (C) .................................................. 194
Lampiran 4. Pernyataan Kesesuaian Hasil Informan 1 (M) ............................... 195
Lampiran 5. Pernyataan Kesesuaian Hasil Informan 2 (S) ................................. 196
Lampiran 6. Pernyataan Kesesuaian Hasil Informan 3 (C)................................. 197
Lampiran 7. Analisis Data Informan 1 (M) ....................................................... 198
Lampiran 8. Cluster of Meaning Informan 1 (M) ............................................. 240
Lampiran 9. Ringkasan Tema Besar dari Tiga Informan .................................... 246
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 22
xxii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Dinamika Kecemburuan dalam Pertemanan .......................... 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
“5 Cara Menyikapi Sahabat yang Punya Sahabat Baru”
“Cemburu Temanmu Diambil Orang? Langkah ini Bisa Balikin Persahabatan
Kalian”
“Sahabat… Aku Cemburu!”
Pernahkah Anda melihat tajuk-tajuk artikel seperti di atas beredar di
internet? Artikel-artikel tersebut (Audrey, 2016; Dini, 2017; Sumut Pos, 2010)
membahas mengenai bagaimana kecemburuan yang terjadi dalam suatu
pertemanan serta bagaimana cara menghadapi kecemburuan tersebut. Terlihat
bahwa permasalahan kecemburuan dalam pertemanan merupakan suatu masalah
nyata yang dialami oleh beberapa remaja di Indonesia terutama perempuan. Tidak
hanya terjadi pada suatu hubungan romantik, ternyata kecemburuan pun dapat
dialami dalam suatu relasi pertemanan. Sahana dan Ganth (2016) mengatakan
bahwa kecemburuan merupakan suatu hal yang wajar dan baik dalam suatu relasi
selama kecemburuan tersebut tidak berlebihan. Di satu sisi, seorang remaja
seharusnya sudah tidak lagi mengalami dan tidak menganggap kecemburuan
sebagai suatu masalah karena tuntutan untuk selalu dekat dengan teman sudah
mulai berkurang pada masa itu (Selman, 1990 dalam Tweed 2011). Wajar atau
tidaknya kecemburuan yang dialami oleh seseorang bergantung pada bagaimana ia
menghadapi dan juga memaknai kecemburuan tersebut (Maraziti et al., 2003).
Melihat dan memahami mengapa seorang remaja dapat merasakan kecemburuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 24
2
dalam pertemanan merupakan suatu hal yang penting untung dapat menghindari
kesulitan-kesulitan yang dialami nantinya oleh remaja itu sendiri, teman dekatnya,
atau lingkungan teman lainnya (Kim, Parker, dan Marciano, 2017).
Pertemanan sendiri merupakan suatu hal yang sangat penting terutama
dalam perkembangan seorang remaja. Banyak penelitian yang mengungkapkan
bahwa pertemanan dalam masa remaja banyak mempengaruhi fungsi-fungsi
psikologis seorang remaja, seperti well being (Rubin et al., 2004, dalam Deutz,
Lansu dan Cillessen, 2014). Terbentuknya suatu relasi pertemanan dapat membantu
seorang remaja dalam menemukan identitasnya, dimana tugas utama seorang
remaja pada tahapannya adalah pencarian identitas atau jati diri dan ketika gagal
mereka akan terjebak pada tahap kebingungan identitas (Erikson, 1968, dalam
Santrock 2014). Hadirnya teman-teman dapat menyediakan dukungan sosial bagi
diri remaja yang sedang terus mencari jati diri serta dukungan dalam menghadapi
berbagai masalah (Blomquist, 2014).
Hadirnya relasi pertemanan dalam tahap remaja membantu remaja untuk
membentuk suatu pola pikir mengenai bagaimana dinamika dari terbentuknya suatu
relasi intim atau suatu relasi yang dekat (Brown, Mory, dan Kinney, 1994; Erikson,
1968 dalam Blomquist, 2014). Persepsi mengenai suatu relasi intim yang
dikembangkan pada saat remaja memungkinkan untuk diterapkan pula pada saat ia
menjalin relasi-relasi dekat lain di tahapan perkembangan yang selanjutnya seperti
berpacaran, berumah tangga, dan lain sebagainya. Apabila seorang remaja
mengembangkan suatu persepsi yang tidak cukup baik pada suatu relasi intim,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 25
3
maka hal itu pula yang akan terjadi pada relasi-relasi seorang remaja yang
selanjutnya.
Remaja akan mulai sibuk dengan dunia di luar keluarga yang membuat
remaja lebih sering menghabiskan waktu dengan teman-teman di sekelilingnya
sehingga membuat pertemanan menjadi figur kelekatan yang utama (Corr, Nabe,
dan Corr, 2006; Furman dan Buhrmester, 1985; Larson dan Richards, 1991;
Lempers dan Clark-Lempers, 1992 dalam Blomquist, 2014). Maka sumber
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial seorang remaja, seperti keintiman,
penguatan akan harga diri, dan lain sebagainya, tidak lagi hanya berasal dari
keluarga melainkan juga dari teman-teman di sekitarnya (Sullivan, 1953 dan Cook,
Buehler, dan Blair, dalam Santrock, 2014).
Adanya kelekatan antara seorang remaja dengan teman-temannya ini tidak
jarang menimbulkan adanya tuntutan untuk menjadi “eksklusif” dalam suatu
pertemanan (Parker, Walker, Low, dan Gamm, 2005). Menjadi “eksklusif” dalam
suatu pertemanan adalah suatu keadaan di mana salah satu pihak dalam suatu
pertemanan menuntut pihak lain dalam pertemanan tersebut agar tidak menjalin
relasi dekat dengan pihak-pihak lain di luar lingkaran pertemanan mereka.
Sedangkan pada kenyataannya suatu relasi pertemanan bisa saja datang dan pergi
kapanpun ketika salah satu pihak memiliki ketertarikan-ketertarikan, nilai-nilai, dan
kompetensi yang diperbaharui sehingga tidak jarang seorang remaja pada suatu
waktu akan mencari teman lain yang lebih sesuai dengan ketertarikan-ketertarikan
atau nilai-nilai barunya (Bowker, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 26
4
Munculnya pihak ketiga (outsiders) di dalam suatu relasi pertemanan
merupakan suatu hal yang wajar. Hadirnya pihak ketiga ini bisa menimbulkan efek
yang berbeda antara satu relasi pertemanan dengan relasi pertemanan yang lainnya.
Salah satu efek yang bisa dimunculkan dalam hal ini adalah kecemburuan, yang
termasuk dalam efek negatif dari hadirnya pihak ketiga. Kecemburuan ini muncul
karena tidak terpenuhinya tuntutan eksklusifitas dalam suatu relasi pertemanan.
Kecemburuan dalam pertemanan sendiri didefinisikan sebagai suatu reaksi
atau respon negatif yang termanifestasikan baik secara emosional, kognitif, ataupun
behavioral yang muncul karena adanya ketertarikan ataupun tanda-tanda
ketertarikan dari partner pertemanan dengan orang lain di luar lingkaran
pertemanan tersebut (Parker, Low, Walker, dan Gamm, 2005). Bagaimana
seseorang mempersepsikan ia sedang mengalami kecemburuan tentu dipengaruhi
oleh proses penilaian kognitifnya yang di dalamnya mencakup penentuan strategi
coping.
Selman (1980, dalam Kraft dan Mayeux, 2016) pernah meneliti bahwa
remaja akan cenderung mengungkapkan rasa cemburu yang dirasakan terhadap
temannya. Seperti yang sudah dipaparkan di awal, tidak jarang reaksi atau
ungkapan yang ditimbulkan akibat kecemburuan adalah reaksi-reaksi yang tidak
konstruktif, seperti melakukan konfrontasi kepada teman dengan menggunakan
agresi baik secara verbal ataupun non verbal dan bahkan mengancam teman dengan
menggunakan kekerasan (Mullen dan Martin, 1994). Hampel dan Peterman (2005)
juga menyebutkan bahwa strategi-strategi coping seperti penghindaran pasif,
pemikiran yang berulang-ulang, pengunduran diri, dan agresi merupakan strategi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 27
5
yang kurang baik bagi seseorang dalam menghadapi suatu masalah, termasuk
dalam menghadapi kecemburuan.
Di Indonesia sendiri fenomena kecemburuan dalam pertemanan cukup
banyak terjadi. Untuk mendukung data tersebut peneliti telah melakukan survei
pada tanggal 21 – 28 April 2017 dengan menggunakan metode penyebaran survei
secara online. Responden dari survei ini adalah remaja yang berumur 12-21 tahun
dan bertempat tinggal di Indonesia. Dari survei tersebut peneliti mendapatkan
responden sebanyak 48 orang yang terdari dari 42 perempuan dan 6 laki-laki. Dari
survei yang sudah dilaksanakan peneliti menemukan bahwa 39 dari 42 responden
pernah mengalami kecemburuan di dalam pertemanan. Dari data tersebut maka
dapat terlihat bahwa kecemburuan di dalam suatu relasi pertemanan merupakan
masalah umum yang cukup banyak muncul pada pertemanan remaja Indonesia.
Survei tersebut menunjukkan bahwa sedih, iri, merasa diduakan,
menyakitkan, kesal, kesepian, kecewa, serta merasa tidak dianggap merupakan
perasaan-perasaan yang muncul ketika seseorang mengetahui bahwa teman
dekatnya memiliki teman dekat lain, bahkan terdapat 3 responden yang mengalami
pertemanan yang berakhir karena teman dekatnya memiliki atau dekat dengan
orang lain. Dalam survei tersebut juga terlihat bahwa sebagian besar responden
masih mengalami kecemburuan dalam pertemanan. Hal tersebut tidak sesuai
dengan yang dikatakan oleh oleh Selman (1990, dalam Tweed, 2011) mengenai
tahapan pemahaman mengenai pertemanan, di mana seorang remaja berada dalam
tahap Interdependent Understanding of Friendship. Pada tahapan tersebut seorang
remaja seharusnya sudah tidak lagi menuntut akan adanya eksklusivitas di dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 28
6
pertemanan, eksklusivitas sendiri merupakan salah satu penyebab dari terjadinya
kecemburuan.
Survei tersebut juga menunjukkan bahwa responden memiliki cara yang
bervariasi di dalam menghadapi kecemburuan dalam pertemanan. Beberapa
responden bisa menghadapi kecemburuan dengan tabah dan membuat
pemikirannya menjadi lebih positif, namun terdapat pula 14 responden yang
mengatasinya dengan cara menghindari permasalahan tersebut dan tidak berusaha
untuk menyelesaikan (passive avoidance). Seperti yang sudah dipaparkan
sebelumnya, strategi coping passive avoidance merupakan salah satu cara
menghadapi masalah yang maladaptive. Hal tersebut bertolak belakang dengan
ungkapan Selman yang mengatakan bahwa remaja akan cenderung
mengungkapkan rasa cemburu kepada temannya. Dalam penelitian yang dilakukan
oleh Griffith, Dubow, dan Ippolito (2000) ditemukan pula bahwa dalam
menghadapi permasalahan yang bersangkutan dengan pertemanan, remaja akan
cenderung menggunakan approach coping strategy dibandingkan dengan
avoidance. Terdapat perbedaan antara beberapa teori atau hasil penelitian dengan
hasil survei yang sudah peneliti lakukan. Hal ini lah yang menjadi permasalahan di
dalam suatu pertemanan remaja. Meskipun hanya 14 responden yang melakukan
strategi coping passive avoidance, hal tersebut tetap harus menjadi perhatian.
Selain kurang konstruktifnya seorang remaja dalam menghadapi
kecemburuan, banyak penelitian pula yang mengasosiasikan kecemburuan dengan
agresi dan menunjukkan suatu korelasi yang positif (Kraft dan Mayeux, 2016;
Lavelle dan Parker, 2009; Cullota dan Goldstein, 2008). Kecemburuan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 29
7
pertemanan juga seringkali diasosiasikan dengan hal-hal negatif yang seperti
penurunan self esteem, rendahnya kualitas pertemanan, meningkatnya konsumsi
alkohol, dan lain sebagainya (Farber, 1973; Mullen dan Martin, 1994). Bahkan
beberapa peneliti yang memandang kecemburuan sebagai suatu penyimpangan
seringkali mengkorelasikannya dengan beberapa gangguan kepribadian atau
bahkan gangguan mental (Mullen dan Martin, 1994). Tidak jarang pula
kecemburuan yang terjadi dalam suatu pertemanan akan berujung pada berakhirnya
relasi pertemanan tersebut.
Subjek yang akan diambil dalam penelitian ini adalah remaja perempuan.
Zarbatany, McDougall, dan Hymel (2000, dalam Kraft dan Mayeux, 2016)
mengungkapkan bahwa bagi perempuan, pertemanan sangatlah penting karena di
dalam suatu pertemanan seorang perempuan bisa membangun keterbukaan diri
dalam topik-topik yang sensitif. Perempuan juga memiliki kecenderungan untuk
bereaksi pada kecemburuan yang dirasakan dengan menggunakan agresi (Brown et
al., 1999 dalam Parker, Walker, Low, dan Gamm, 2005). Perempuan memiliki
kemungkinan yang lebih besar dalam mengalami gangguan bahkan penurunan
dalam self-esteem karena hadirnya kecemburuan di dalam pertemanan yang
bersangkutan (Mullen dan Martin, 1994).
Berangkat dari hal-hal yang sudah disebutkan di atas, peneliti melihat
adanya urgensi untuk melihat bagaimana dinamika kecemburuan dalam suatu relasi
pertemanan. Cukup banyak dampak negatif yang disebabkan karena munculnya
kecemburuan dalam pertemanan terutama karena strategi penanggulangan masalah
yang maladaptive. Selain itu melihat masih banyaknya remaja yang merasakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 30
8
cemburu meskipun sudah berada dalam tahapan yang seharusnya sudah tidak lagi
menganggap kecemburuan sebagai suatu masalah. Peneliti merasa akan menjadi
suatu hal yang penting untuk mengetahui bagaimana dan mengapa kecemburuan
dalam pertemanan dapat terjadi sehingga dampak-dampak negatif tersebut dapat
terhindar.
Dinamika yang akan dieksplorasi pada penelitian ini akan melihat proses
kognitif serta pengalaman emosional yang terjadi ketika seseorang mengalami
kecemburuan. Dimana proses kognitif sendiri akan membahas mengenai proses
observasi suatu peristiwa sebagai suatu stres (dalam hal ini kecemburuan),
penentuan strategi coping, dan proses refleksi atas peristiwa yang dialami (Lazarus
dan Folkman, 1984). Pengalaman emosional juga tidak jauh berbeda dari proses
kognitif, dimana pengalaman emosional kecemburuan akan membahas mengenai
hal yang menjadi penyebab dari kecemburuan, konteks kecemburuan tersebut
beserta pikiran dan perasaan selama mengalami kecemburuan, serta makna dari
peristiwa kecemburuan itu sendiri (Ellis dan Weinstein, 1986).
Peneliti juga merasa pentingnya diadakan penelitian mengenai
kecemburuan dalam pertemanan remaja putri di Indonesia juga disebabkan oleh
masih sedikitnya penelitian yang tersedia sedangkan melalui artikel-artikel yang
tersebar di internet, cemburu dengan teman merupakan permasalahan yang cukup
sering terjadi pada remaja Indonesia. Blomquist (2014) juga mengatakan bahwa
jumlah penelitian yang membahas mengenai dinamika kecemburuan pada remaja
dan pada relasi pertemanan yang dijalin masih sangat sedikit. Sebagian besar
penelitian yang membahas mengenai kecemburuan mengambil subjek yang sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 31
9
berada dalam suatu relasi romantik. Deutz, Lansu, dan Cillesen (2014) juga
mengatakan bahwa penelitian-penelitian selanjutnya mengenai kecemburuan
dalam pertemanan sebaiknya lebih berfokus pada perkembangan terbentuknya
kecemburuan tersebut. Kim, Walker, dan Marciano (2017) juga mengatakan bahwa
penting untuk memahami mengapa anak-anak ataupun remaja bisa mengalami
kecemburuan dalam pertemanan agar bisa menghindari kesulitan-kesulitan yang
akan dialami oleh anak ataupun remaja di dalam masa perkembangaannya.
Masih sedikitnya penelitian di Indonesia mengenai kecemburuan dalam
pertemanan menandakan bahwa masyarakat Indonesia belum memiliki wawasan
yang menyeluruh mengenai fenomena kecemburuan. Apabila penelitian-penelitian
mengenai kecemburuan dalam pertemanan tidak dilakukan atau tidak bertambah
maka hal ini menyebabkan terus terbatasnya wawasan masyarakat Indonesia
mengenai fenomena kecemburuan yang juga dapat terjadi dalam relasi pertemanan.
Selain itu penelitian-penelitian yang membahas mengenai kecemburuan dalam
pertemanan banyak menggunakan metode kuantitatif, sehingga belum ada
penelitian yang menjelaskan secara deskriptif dan eksploratif bagaimana dinamika
terjadinya kecemburuan dalam pertemanan. Maka dari itu penelitian ini dilakukan
untuk menjawab pertanyaan tersebut.
B. Pertanyaan Penelitian
Dari latar belakang yang sudah dingkapkan oleh peneliti, maka peneliti
mengajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut
“Bagaimana dinamika pengalaman terjadinya kecemburuan dalam
pertemanan pada remaja putri?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 32
10
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengalaman
kecemburuan dalam pertemanan pada remaja putri di Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah menyumbangkan ilmu
pengetahuan bagi Ilmu Psikologi mengenai dinamika kecemburuan pertemanan
pada remaja putri.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah menjadi dasar pemikiran bagi
remaja putri agar bisa mengetahui mengapa ia bisa merasakan kecemburuan
dalam pertemanan dan bagaimana proses kecemburuan tersebut terjadi. Selain
itu ada pula manfaat praktis dari penelitian ini adalah dapat menjadi dasar bagi
remaja putri di Indonesia untuk menentukan jenis strategi coping yang lebih
konstruktif atau lebih adaptif untuk menghadapi kecemburuan dalam
pertemanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 33
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Kecemburuan dalam Pertemanan
1. Definisi Kecemburuan dalam Pertemanan
Hadirnya kecemburuan dalam suatu relasi pertemanan tentunya
tidak akan jauh dari hadirnya rival yang mengancam hubungan tersebut
(Harris, 2004 dalam Wade dan Weinstein, 2011). Kecemburuan sendiri
menurut White dan Mullen adalah suatu reaksi emosional yang diikuti
dengan pemikiran, emosi-emosi lain, dan aksi-aksi terhadap hadirnya
seorang rival yang mengancam hubungan yang bersangkutan (1989, dalam
Sahana dan Ganth, 2016). Murphy dan Russell (2016) juga mendefinisikan
kecemburuan sebagai suatu reaksi emosional ketika seseorang menghadapi
suatu penolakan baik secara “real” maupun hanya dalam pikirannya. Hal
tersebut sering kali terjadi ketika seorang mengekspresikan tanda-tanda
hadirnya keinginan untuk meninggalkan relasi tersebut atau karena adanya
rival baik secara “real” ataupun hanya dalam pikirannya.
Kecemburuan dalam pertemanan sendiri secara spesifik
didefinisikan sebagai suatu reaksi negatif yang terlihat dari aspek emosi,
kognitif, maupun perilaku yang muncul ketika salah satu pihak dalam
pertemanan memiliki atau dirasa memiliki ketertarikan untuk menjalin
pertemanan dengan orang lain di luar lingkaran pertemanan itu sendiri
(Parker, Walker, Low, dan Gamm, 2005). Hadirnya pihak ketiga atau rival
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 34
12
ini tentunya akan memunculkan banyak permasalahan dan tekanan di dalam
pertemanan itu (Parker, Walker, Low, dan Gamm, 2005). Salah satu bentuk
dari konflik yang terjadi adalah munculnya rasa kompetisi atau keinginan
untuk memperebutkan perhatian serta waktu dari salah satu pihak.
Murphy dan Russell (2016) mengungkapkan bahwa kecemburuan
tidak termasuk dalam emosi primer melainkan merupakan suatu emosi
sekunder atau merupakan suatu emosi “turunan” dari emosi primer yang
dominan yaitu takut. Perasaan dominan yang muncul pada saat seseorang
merasakan kecemburuan adalah takut bahwa ia akan tergantikan oleh orang
lain sehingga pada akhirnya akan kehilangan relasi yang ia miliki dengan
orang yang bersangkutan (Parker, Walker, Low, dan Gamm, 2005). Selain
karena adanya ancaman berupa hadirnya rival, kecemburuan bisa juga
disebabkan oleh beberapa hal yaitu ketidakjelasan, perasaan tidak aman,
serta ancaman yang berasal dari internal (diri orang itu sendiri) dan
ekseternal (Sahana dan Ganth, 2016). Ada pula ahli yang mengatakan
bahwa kecemburuan juga merupakan reaksi emosional yang muncul karena
adanya ketakutan akan penolakan secara sosial (Murphy dan Russell, 2016).
Mereka yang mengalami kecemburuan akan mengalami beberapa
ketakutan-ketakutan di dalam dirinya. Ketakutan-ketakutan tersebut antara
lain adalah kehilangan partner dalam suatu relasi, kehilangan perhatian dan
waktu, hilangnya keintiman dalam suatu relasi yang dekat, serta rasa malu
dan penghinaan (Mullen dan Martin, 1994).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 35
13
Terdapat tiga elemen utama dan penting ketika seseorang
mengalami kecemburuan yaitu: 1) Adanya keterikatan yang terjalin antara
dua orang dalam pertemanan tersebut, 2) Adanya fungsi-fungsi atau
keuntungan-keuntungan yang terpenuhi melalui keterikatan yang terjalin
tersebut, dan 3) Hadirnya pihak ketiga yang mengganggu keterikatan yang
terjalin sehingga pada akhirnya orang ketiga tersebut dianggap oleh salah
satu pihak dapat menjadi penerima ataupun pemberi fungsi-fungsi yang
baru pada pihak lain dalam pertemanan tersebut (Ellis dan Weinstein, 1986).
Kedua ahli tersebut juga mengungkapkan bahwa apabila terjadi perbedaan
antara ketiga elemen tersebut atau salah satu elemen tidak hadir tentunya
akan menimbulkan efek dan reaksi yang berbeda pula. Bisa saja yang terjadi
bukanlah kecemburuan melainkan iri atau kemarahan.
Dari hal-hal di atas, terdapat beberapa poin penting yang harus
digarisbawahi mengenai ciri-ciri atau kriteria dari terjadinya kecemburuan
dalam pertemanan. Beberapa kriteria tersebut adalah hadirnya rival atau
orang ketiga baik secara “real” atau hanya di dalam pikiran, adanya
perasaan terancam, dan munculnya reaksi-reaksi baik secara emosional
ataupun behavioral terhadap peristiwa yang bersangkutan.
Kecemburuan sendiri memiliki beberapa bentuk, menurut Pfeifer
dan Wong (1989) kecemburuan terbagi menjadi tiga tipe, yaitu emotional,
cognitive, dan behavioral jealousy. Ketika seseorang mengalami emotional
jealousy, sesorang akan merasakan berbagai perasaan-perasaan yang
mengikuti munculnya kecemburuan tersebut, seperti ketakutan-ketakutan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 36
14
kemarahan, kekhawatiran, dan kesedihan. Pada cognitive jealousy,
seseorang akan memiliki pemikiran-pemikiran dan kecemasan yang tidak
berdasar mengenai perilaku orang yang dekat dengannya. Sedangkan
behavioral jealousy adalah kecemburuan yang melibatkan tindakan-
tindakan, seperti menguntit atau menggeledah barang-barang milik orang
terdekatnya.
2. Proses Kognitif dalam Penilaian Kecemburuan sebagai Suatu Stres
Bagaimana seseorang mempersepsikan suatu peristiwa sebagai
sumber stres tentunya tidak terlepas dari proses kognitif yang berlangsung
di dalam dirinya. Proses inilah yang disebut dengan cognitive appraisal atau
penilaian secara kognitif dimana Lazarus dan Folkman (1984)
mendefinisikannya sebagai proses kategorisasi suatu peristiwa beserta
keseluruhan sisi atau aspek dari peristiwa tersebut dan pengaruhnya
terhadap kesejahteraan hidup seseorang. Secara lebih spesifik Lazarus dan
Folkman (1984) di dalam bukunya yang berjudul Stress, Appraisal, and
Coping menjelaskan istilah “psychological stress” terjadi ketika adanya
penilaian mengenai relasi antara orang yang mengalami stres dengan
lingkungannya sedang berada dalam keadaan yang berlebihan atau
membebani sehingga dapat mengganggu kesejahteraan hidupnya.
Proses penilaian terhadap suatu peristiwa sendiri terdiri dari
beberapa aktivitas mental yang meliputi pertimbangan-pertimbangan,
diskriminasi terhadap hal-hal tidak relevan, dan beberapa aktivitas lainnya,
dimana sebagian besar proses yang terjadi dipengaruhi oleh pengalaman-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 37
15
pengalaman di masa lampau (Grinker dan Spiegel, 1945 dalam Lazarus dan
Folkman, 1984). Menurut Lazarus dan Folkman (1984), proses penilaian
kognitif terdiri dari tiga tahap, yaitu primary appraisal, secondary
appraisal, dan reappraisal.
Ketika dikaitkan dengan kecemburuan, stimulus-stimulus yang
membuat seseorang cemburu akan dipersepsikan sebagai sumber stres bagi
beberapa orang. Tahapan dimana seseorang akan menilai suatu peristiwa
sebagai sumber stres atau bukan dinamakan dengan primary appraisal.
Tahapan ini akan dimulai ketika seseorang menilai suatu peristiwa dan
mengelompokkannya ke dalam beberapa kategori. Terdapat tiga kategori
pada proses ini yaitu irrelevant, benign-positive, dan stressful (Lazarus dan
Folkman, 1984).
Kategori stressful merupakan keadaan dimana seseorang
menganggap peristiwa tersebut sebagai sumber atau dapat menimbulkan
stres. Kategori stressful dibagi kembali menjadi tiga kelompok yaitu
harm/loss (bahaya/kehilangan), dimana pada kategori ini suatu peristiwa
yang menimbulkan stres sudah terjadi. Lalu threat atau ancaman dimana
suatu peristiwa belum terjadi tetapi diperkirakan atau diantisipasi akan
terjadi sehingga menimbulkan stres. Kemudian challenge atau tantangan
merupakan suatu keadaan dimana terjadi peristiwa yang sebenarnya akan
berguna bagi perkembangan pribadi seseorang tetapi tidak jarang
menimbulkan emosi-emosi negatif seperti ketakutan, kecemasan, dan
kemarahan. Pada intinya proses penilaian primer ini akan membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 38
16
seseorang dalam menentukan peristiwa mana saja yang dikategorikan
sebagai sumber stres dan mana yang tidak (Lazarus dan Folkman, 1984).
Apabila dilihat kembali dalam definisi kecemburuan, stimulus yang
membuat seseorang merasakan kecemburuan akan dikelompokkan menjadi
peristiwa yang stressful dan dianggap sebagai suatu masalah. Seperti yang
sudah dikatakan sebelumnya pula bahwa kecemburuan dapat saja terjadi
hanya dengan hadirnya pihak ketiga dalam relasi pertemanan itu atau
bahkan hanya dengan membayangkan bahwa akan ada orang ketiga yang
merebut temannya. Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa kecemburuan
termasuk ke dalam kategori harm/loss dan/atau threat.
3. Kecemburuan Sebagai Suatu Hal yang Multidimensional
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa kecemburuan
hadir beserta pemikiran, emosi, dan aksi tertentu lainnya. Hal ini membuat
kecemburuan disebut sebagai suatu hal yang multidimensional (Pfeiffer dan
Wong, 1989). White (1984) mengungkapkan bahwa kecemburuan terdiri
dari tiga komponen dasar yaitu: pemikiran-pemikiran, perasaan-perasaan,
dan strategi-strategi coping. Pada dasarnya White mengungkapkan konsep
yang sama dengan Pfeiffer dan Wong serta Buunk dan Dijkstra.
4. Strategi Coping dalam Menghadapi Kecemburuan
Kehadiran suatu peristiwa yang mendorong munculnya stress, dalam
hal ini kecemburuan, merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari dalam
kehidupan sehari-hari. Tentunya setiap pribadi akan melakukan usaha-
usaha tertentu untuk menghadapi peristiwa tersebut atau dengan kata lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 39
17
menggunakan strategi coping tertentu. Strategi coping sendiri didefinisikan
sebagai usaha-usaha atau tindakan-tindakan baik dalam aspek kognitif
ataupun perilaku yang secara konstan berubah-ubah (Lazarus dan Folkman,
1984). Proses tersebut bertujuan untuk mengatur atau menanggulangi
tuntutan-tuntutan dari internal maupun eksternal yang dianggap sebagai
suatu hal yang membebani atau melewati batas.
Dalam tahapan ini, seseorang berada dalam proses secondary appraisal
dimana seseorang akan mengevaluasi hal-hal apa saja yang mungkin dan
bisa dilakukan. Proses penilaian sekunder ini lebih berfokus pada pemilihan
strategi coping atau strategi menghadapi permasalahan yang sekiranya
harus dilakukan dan dapat diterapkan secara efektif (Lazarus dan Folkman,
1984).
Proses coping juga terdiri dari beberapa macam strategi. Meskipun
sebenarnya setiap orang memiliki keputusan yang berbeda-beda di dalam
menentukan strategi coping mana yang akan dipakai. Akan tetapi masing-
masing jenis strategi ini memiliki tugasnya masing-masing untuk memenuhi
fungsi-fungsi tertentu. Jenis-jenis strategi coping menurut Lazarus dan
Folkman (1984) adalah sebagai berikut :
1) Emotion-focused Forms of Coping
Strategi coping jenis ini berfokus pada pengurangan emosi-
emosi negatif yang ditimbulkan dari sumber stres atau dengan kata
lain meminimalisir stres yang terjadi. Jenis-jenis tindakan yang
dilakukan pada strategi coping ini adalah penghindaran atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 40
18
avoidance, menjaga jarak, tindakan meminimalisir, selective
attention, perbandingan positif, dan melihat sisi positif dari
peristiwa negatif yang terjadi. Terdapat dua jenis strategi pada
emotion-focused ini yaitu merubah cara pandang mengenai suatu
peristiwa yang terjadi tanpa mengubah situasi objektifnya dan
mengubah hanya sedikit bagian makna yang didapat dari suatu
peristiwa bukan keseluruhannya. Menurut Sarafino dan Smith
(2011) strategi jenis emotion-focused ini terdapat dua jenis
pendekatan yaitu behavioral dan kognitif. Pada behavioral seorang
individu akan mengalihkan situasi stresnya pada kegiatan lain.
Sedangkan pada kognitif lebih kepada merubah kembali pandangan
seseorang mengenai suatu peristiwa stressful menjadi lebih positif.
2) Problem-focused Forms of Coping
Strategi ini berfokus pada tindakan-tindakan yang
berorientasi pada penyelesaian masalah yang sedang terjadi. Strategi
problem-focused ini mengurangi tekanan dari sumber stres dengan
cara mengembangkan sumber-sumber lain yang ada di sekitarnya
untuk menghadapi masalah tersebut (Sarafino dan Smith, 2011).
Seorang individu akan cenderung menggunakan strategi jenis ini
apabila ia merasa bahwa hal-hal yang mengitari sumber stres dari
suatu peristiwa dapat diubah. Proses yang terjadi pada problem-
focused strategy ini antara lain adalah membentuk solusi alternatif
dari suatu peristiwa, menimbang alternatif yang ada menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 41
19
keuntungan dan kerugian yang akan didapatkan nantinya, memilih
alternatif yang tepat lalu melakukan hal tersebut.
Beberapa strategi coping yang seringkali digunakan dalam menghadapi
kecemburuan adalah menghindari pertemuan dengan pihak yang
bersangkutan, memikirkan kembali situasi yang sedang terjadi, dan
melakukan komunikasi dengan pihak yang bersangkutan, secara lebih
spesifik, mengungkapkan apa yang sedang dirasakan dan menanyakan
mengenai peristiwa yang sesungguhnya sedang terjadi kepada pihak yang
bersangkutan. Tidak jarang pula seseorang akan menjadi depresi atau
melakukan kekerasan-kekerasan ketika menghadapi kecemburuan (Mullen
dan Martin, 1994; Mullen, 1990).
Setelah seseorang berhasil melalui peristiwa yang ia anggap sebagai
masalah, dalam hal ini kecemburuan, akan terjadi proses reappraisal. Pada
intinya proses reappraisal atau penilaian kembali ini adalah kegiatan
memodifikasi penilaian-penilaian yang sebelumnya. Terdapat bentuk lain
dalam proses reappraisal ini yaitu defensive reappraisal, dimana seseorang
akan menginterpretasi kembali suatu peristiwa yang merupakan sumber
stres dengan lebih positif atau menanggulangi bahaya atau ancaman yang
ada dengan cara yang lebih konstruktif (Lazarus dan Folkman, 1984).
B. Pertemanan
1. Definisi Pertemanan
Cukup banyak ahli yang sudah mendefinisikan apakah pertemanan
itu dan masih banyak pula ahli yang mencoba untuk menemukan definisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 42
20
pertemanan yang tepat. Apabila dikembalikan pada etimologinya, kata
“teman” sangat dekat artinya dengan cinta, kebebasan, dan pilihan. Maka
dari itu Lynch (2005) menyatakan bahwa pertemanan adalah suatu relasi
tanpa paksaan yang di dalamnya terdapat ikatan emosi yang saling timbal
balik dan sama rata, keinginan baik (goodwill) yang timbal balik serta sama
rata pula, dan juga di dalamnya terdapat kesenangan-kesenangan. Beberapa
ahli juga menyebutkan bahwa pertemanan adalah suatu sarana untuk saling
mendapatkan keuntungan, di sisi lain menjalin pertemanan juga merupakan
suatu tindakan yang dikatakan tulus.
Mereka yang digolongkan sedang menjalin pertemanan adalah
mereka yang memiliki ketertarikan atau preferensi antara satu orang dengan
yang lainnya. Dua orang yang tidak memiliki sesuatu yang spesial atau tidak
memiliki perbedaan perilaku ketika sedang bersama orang yang dianggap
teman dengan ketika ia bersama dengan orang-orang lain tidak bisa
digolongkan atau dianggap sedang menjalin pertemanan (Grunebaum,
2003).
Mengapa seseorang menjalin suatu relasi pertemanan dipengaruhi
oleh banyak hal. Banyak fungsi yang ditawarkan dari terjalinnya suatu relasi
pertemanan. Menurut Hartup (dalam Bowker, 2004), dengan menjalin suatu
pertemanan, seseorang bisa mendapatkan dasar dari kemampuan-
kemampuan bersosialisasi, menjadi tempat bertukar informasi dan saling
mengenal diri sendiri, dan pertemanan juga dapat menyediakan berbagai
dasar untuk menyelesaikan suatu masalah baik secara kognitif maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 43
21
emosional. Gottman dan Parker (1987, dalam Santrock, 2014)
mengungkapkan enam kategori dari fungsi pertemanan. Kategori-kategori
tersebut adalah Companionship, Stimulation, Physical Support, Ego
Support, Social Comparison, dan Intimacy/Affection.
2. Tahapan Pemahaman mengenai Pertemanan
Pertemanan pada masing-masing masa perkembangan memiliki
karakterisiknya tersendiri. Terbentuknya relasi pertemanan pada masing-
masing tahapan dipengaruhi oleh perkembangan sosial kognitif yang
dimiliki oleh individu tersebut. Salah satu ahli yang mengungkapkan
tahapan perkembangan pertemanan tersebut adalah Selman, dimana Selman
mendasarkan teori tahapan pertemanan tersebut pada tahapan koordinasi
perspektif sosialnya. Dimana tahapan koordinasi perspektif sosial tersebut
menjelaskan mengenai kemampuan seseorang di dalam membedakan serta
mengkoordinasikan perspektif-perspektif sosial di dalam relasi
interpersonal yang terjalin (Tweed, 2011). Tahapan-tahapan pertemanan
tersebut adalah sebagai berikut (Selman, 1990 dalam Tweed, 2011) :
a. Level 0: Egocentric Understanding of Friendship
Tahapan ini terjadi pada saat seseorang berumur 3-6 tahun. Pada
tahapan ini anak akan lebih cenderung lebih banyak melakukan hal-
hal atau aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan fisik. Anak belum
melakukan dan mengerti hal-hal yang memuaskan kebutuhan-
kebutuhan psikologisnya.
b. Level 1: Unilateral Understanding of Friendship
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 44
22
Level 1 akan berlangsung selama umur 5-9 tahun. Pada tahapan
ini anak sudah dapat memahami bahwa hal yang dapat membuat
pertemanan tersebut tetap berlangsung atau berakhir adalah
keinginan-keinginan serta perasaan-perasaan yang mereka miliki
sendiri. Keinginan atau perasaan yang sama dapat menyatukan anak-
anak dalam menjalin pertemanan, namun hal tersebut juga tetap
dapat memecah belah pertemanan mereka. Di dalam menghadapi
beberpa peristiwa, anak pada tahapan ini akan menerjemahkan
peristiwa tersebut hanya dari sudut pandangnya saja belum dari
sudut pandang orang lain. Anak pada tahapan ini juga belum mampu
membedakan ekspresi yang dikeluarkan oleh seseorang bisa saja
berbeda dengan apa yang sesungguhnya orang tersebut rasakan di
dalam.
c. Level 2: Reciprocal Understanding of Friendship
Tahapan ini terjadi pada umur 7-12 tahun. Anak sudah mulai
bisa memahami sudut pandang dari orang lain, sehingga anak sudah
bisa memahami pula ekspektasi-ekpektasi dari teman
sepermainannya mengenai perilaku, perasaan, dan keinginan yang
mereka harapkan dari pertemanan tersebut. Pada tahapan ini pula
seseorang akan menerjemahkan beberapa konsep-konsep dalam
pertemanan seperti kepercayaan, kecemburuan, dan penolakan.
Berbeda dari tahapan sebelumnya, di tahapan ini anak dapat
mengetahui bahwa seseorang bisa memiliki perasaan yang berbeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 45
23
atau dengan kata lain memakai “topeng” untuk menutupi perasan
yang sebenarnya orang tersebut rasakan. Anak juga dapat
memahami bahwa dalam waktu yang sama, seseorang dapat
memiliki beberapa perasaan sekaligus.
d. Level 3: Mutual Understanding of Friendship
Selain memahami sudut pandang dari orang lain, pada tahapan
yang berlangsung pada umur 10-15 tahun ini seorang anak juga
sudah dapat mengerti bahwa di dalam pertemanan juga harus terjalin
suatu komitmen. Komitmen terbangun tidak dalam sekejap
melainkan selama pertemanan tersebut berlangsung serta melalui
cerita-cerita atau pengalaman-pengalaman yang dialami bersama.
Kesepakatan konsep-konsep dalam pertemanan yang sudah muncul
di tahapan sebelumnya (seperti kepercayaan, kecemburuan, dan
penolakan) juga sudah secara otomatis akan terlibat di dalam
terbangunnya komitmen tersebut. Satu ciri khas yang pasti dalam
tahapan ini adalah adanya permintaan yang tinggi terkait terjalinnya
relasi yang eksklusif di dalam pertemanan. Anak pada tahapan ini
juga bisa memandang relasi pertemanan yang terjalin secara
objektif, tidak lagi terkurung dalam pemikiran dirinya ataupun sudut
pandang temannya.
e. Level 4: Interdependent Understanding of Friendship
Tahapan ini berlangsung selama masa-masa remaja sampai
masa dewasa. Pada tahap ini eksklusivitas pada relasi pertemanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 46
24
yang terjalin sudah mulai berkurang, karena seorang individu mulai
menyadari bahwa teman-temannya tetap seorang individu yang bisa
berdiri sendiri dan individu yang independen. Selama berada di
tahap ini seseorang juga bisa menyadari bahwa pandangannya
maupun orang lain bisa saja terpengaruh oleh ketidaksadarannya
sehingga ia dapat melakukan tindakan-tindakan tidak objektif dan
tidak didasari pada proses refleksi dirinya. Proses pertemanan pada
tahapan ini sudah melalui proses yang cukup panjang sehingga
individu yang berada dalam tahapan ini sudah bisa memahami apa
yang akan temannya sampaikan atau berkomunikasi antara satu
dengan yang lain hanya dengan gerakan-gerakan fisik atau gestur
tertentu.
C. Remaja Putri
1. Perkembangan Kognitif Remaja
Masa remaja adalah suatu periode transisi antara masa kanak-kanak
dan dewasa dimana dalam prosesnya akan terjadi perubahan baik secara
biologis, kognitif, dan sosioemosi, dimana tugas utama dari seorang remaja
adalah melakukan persiapan-persiapan untuk memasuki masa dewasa
(Santrock, 2014). Proses perkembangan dalam masa remaja sendiri dibagi
menjadi dua proses yaitu remaja awal dan remaja akhir. Menurut Santrock
(2014) masa remaja awal dimulai dari umur 10-13 tahun hingga 15 tahun,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 47
25
sedangkan masa remaja akhir dimulai pada umur 15 tahun hingga sekitar 20
tahun.
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa masa remaja
adalah masa dimana seorang remaja mengalami banyak sekali perubahan.
Salah satu perubahan yang terjadi adalah pada perkembangan kognitif
seseorang. Menurut Piaget (dalam Santrock, 2014), perkembangan kognitif
seorang remaja sedang berada dalam tahap Formal Operasional. Dalam
tahapan Formal Operasional ini pemikiran seorang remaja akan cenderung
lebih abstrak dan tidak lagi terbatasi oleh pemikiran-pemikiran yang konkrit
(Santrock, 2014). Hal tersebut menyebabkan seorang remaja dapat
membayangkan terjadinya suatu peristiwa tanpa perlu menyaksikan secara
langsung dan berpikir secara logis terkait peristiwa tersebut.
Terdapat dua proses kognisi penting yang terjadi dalam proses yaitu
metakognisi dan hypothetical-deductive reasoning. Metakognisi adalah
suatu kondisi dimana seorang remaja memikirkan alasan-alasan dibalik
pemikiran-pemikirannya sendiri. Hypothetical-deductive reasoning lebih
berkaitan dengan bagaimana seorang remaja menyelesaikan masalah-
masalahnya. Melalui proses hypothetical-deductive reasoning seorang
remaja akan membangun hipotesis-hipotesis mengenai apa yang akan ia
lakukan untuk menghadapi masalah yang bersangkutan sehingga ia dapat
memperkirakan manakah tindakan yang terbaik (Santrock, 2014). Disinilah
letak perbedaan cara menghadapi masalah antara remaja dan anak-anak.
Anak-anak akan menerapkan sistem trial and error dalam penyelesaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 48
26
masalahnya tanpa memikirkan terlebih dahulu tindakan untuk menghadapi
permasalahan tersebut.
Salah satu kemampuan kognitif lain yang akan semakin berkembang
dari waktu ke waktu adalah kontrol kognitif. Diamond (dalam Santrock,
2014) mendefinisikan kontrol kognitif sebagai kemampuan dalam
mengkontrol pikiran dan bersikap fleksibel dalam berpikir di dalam
beberapa area serta kemampuan untuk lebih mengontrol perilaku sesuai apa
yang dianggap lebih efektif atau penting dibandingkan bertindak
berdasarkan keinginan-keinginannya. Bersikap fleksibel dalam berpikir
berarti seorang remaja secara sadar mengetahui bahwa di dalam
menyelesaikan suatu masalah terdapat pilihan-pilihan atau alternatif-
alternatif lain di dalam penyelesaian masalah tersebut, tidak hanya terpaku
pada satu pemikiran saja. Agar dapat berpikir secara fleksibel seorang
remaja juga dituntut untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Menurut Diamond (dalam Santrock, 2014) kontrol kognitif meliputi
beberapa hal seperti mengontrol kemana mengarahkan atensi dan
mengurangi pikiran-pikiran yang mengganggu.
2. Identitas Diri Seorang Remaja
Masa remaja dianggap sebagai suatu masa yang sangat penting di
dalam perkembangan identitas seseorang, karena pada masa inilah
seseorang beralih dari anak-anak menuju dewasa. Identitas sendiri
didefinisikan sebagai bagaimana seseorang memandang dirinya dan
bagaimana seseorang mempercayai dirinya sebagai “seorang manusia”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 49
27
(Santrock, 2014). Pada tahapan Erikson, seorang remaja berada dalam tahap
identity versus identity confusion, dimana pada masanya seorang remaja
akan mencari siapa diri mereka sebenarnya. Selama proses pencarian
identitas ini seorang remaja akan mencoba berbagai macam “peran” dalam
hidupnya yang sekiranya dapat diterima oleh lingkungan atau budaya yang
ada di sekitarnya (Santrock, 2014).
Pembentukan identitas seorang remaja tidak terlepas dari pengaruh
lingkungan di sekitarnya termasuk orangtua, teman-teman, hubungan
romantis yang terjalin, dan budaya di sekitar. Galliher dan Kerpelmen
(2012, dalam Santrock, 2014) menemukan bahwa proses pencarian identitas
seorang remaja sangat terpengaruh oleh bagaimana kualitas pertemanan
yang terjalin saat itu. Pertemanan yang terjalin juga memberikan suatu
dasaran yang “aman” bagi seorang remaja untuk terus mencari jati dirinya,
karena melalui pertemanan yang baik seseorang dapat terus mengevaluasi
diri seseorang melalui komentar-komentar teman-temannya (McLean dan
Jennings, 2012 dalam Santrock 2014).
3. Keadaan Emosi pada Masa Remaja
Seperti yang sudah sering disebutkan bahwa masa remaja adalah
suatu masa dimana seseorang mengalami storm and stress, akan tetapi
tahapan tersebut tidak akan berlangsung selama tahapan remaja (Santrock,
2014). Di sisi lain seorang ahli berpendapat bahwa terkadang emosi yang
dikeluarkan oleh seorang remaja tidak sesuai dengan proporsinya atau
dengan kata lain emosi yang dikeluarkan ketika menghadapi suatu peristiwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 50
28
terkadang berlebihan (Steinberg, 2011 dalam Santrock, 2014). Pada
masanya banyak remaja yang belum mengetahui bagaimana
mengekspresikan emosi yang terkadang berlebihan tersebut, sehingga
akhirnya remaja banyak meluapkan emosinya tersebut kepada orang lain
meskipun tidak ada trigger tertentu (Santrock, 2014).
Dua hal penting yang terjadi pada masa remaja dan terkait mengenai
emosi adalah regulasi emosi dan komptensi emosi. Regulasi emosi
merupakan kemampuan seseorang untuk mengatur dan mengontrol emosi
yang dirasakan secara efektif (Hum, Manassis, dan Lewis, 2013; Raver dan
others, 2013 dalam Santrock, 2014). Semakin bertambahnya usia seorang
remaja maka ia akan cenderung menggunakan strategi-strategi kognitif di
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi (Calkins, 2012; Thompson,
2013c, d, dalam Santrock 2014). Dari hal tersebut terlihat bahwa
kemampuan seorang remaja meregulasi emosinya akan berpengaruh pada
bagaimana ia menghadapi suatu masalah dan bagaimana ia memilih suatu
strategi coping tertentu. Selain kemampuan dalam meregulasi emosi, hal
lain yang mempengaruhi bagaimana seorang remaja mengambil suatu
strategi coping tertentu adalah kompetensi emosi. Kompetensi emosi adalah
suatu kemampuan seseorang dalam memahami apa yang ia rasakan dan
mereprensentasikan apa yang ia rasakan kepada lingkungannya (Santrock,
2014). Meningkatnya kompetensi emosi seseorang membuat individu
tersebut dapat memilih strategi coping yang lebih adaptif (Santrock, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 51
29
4. Perkembangan Sosial pada Remaja
Meskipun sudah berada dalam suatu tahapan yang baru, orangtua
tetap berperan di dalam perkembangan seorang remaja. Perpindahan dari
masa kanak-kanak ke remaja inilah yang membuat proses monitoring
orangtua sangatlah penting. Proses monitoring ini sendiri terdiri dari
beberapa tindakan seperti melakukan supervisi pada pemilihan remaja
terhadap peraturan sosial yang ia anut, aktivitas-aktivitas yang dilakukan,
teman-teman yang dipilih, dan juga usaha-usaha di dalam mencapai prestasi
akademil (Santrock, 2013). Bagaimana seorang remaja bersedia
mengungkapkan pilihan-pilihannya dengan terbuka tentunya dipengaruhi
oleh seberapa positif praktek orangtua di dalam mengasuh anaknya atau
positive parenting practices (Rote dan others, 2012 dalam Santrock, 2013).
Di sisi lain salah satu keinginan seseorang pada saat remaja adalah
mencapai autonomy atau kemandirian. Hal ini cukup menimbulkan
pertentangan antara seorang remaja dengan orangtuanya, dimana remaja
seringkali menuntut untuk dibiarkan melakukan segala sesuatu sendiri atau
mencapai kemandiriannya, sedangkan orangtua tetap harus memonitor anak
remajanya yang sedang bertumbuh (Santrock, 2013). Konflik yang terjadi
tersebut terkadang membingungkan orangtua dan tidak jarang membuat
orangtua terganggu. Bagaimanapun juga seorang remaja tetap harus
terkoneksi dengan keluarga di rumah, sehingga tercipta keseimbangan
antara kebebasan dan kontrol dari orangtua (Schwarz, Stutz, dan
Ledermann, 2012 dalam Santrock, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 52
30
Selain dengan orangtua, relasi yang juga krusial di dalam
perkembangan seorang remaja adalah pertemanan. Sullivan (1953, dalam
Santrock, 2013) mengatakan bahwa selama masa remaja pertemanan
sangatlah penting bagi seorang remaja untuk dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan sosialnya dan apabila seorang remaja tidak bisa menjalin
pertemanan yang dekat, maka ia akan merasa kesepian dan tidak jarang ada
yang mengalami penurunan self-worth. Sama seperti orangtua, relasi
seorang remaja dengan temannya juga tidak akan terlepas dari suatu konflik.
Salah satu konflik yang paling sering timbul adalah kecenderungan seorang
remaja yang lebih banyak melakukan konformitas kepada teman-temannya
dibandingkan pada tahapan kanak-kanak (Santrock, 2013), sehingga banyak
pula remaja yang terlibat dalam perilaku-perilaku negatif karena mengikuti
trend yang sedang terjadi di dalam pertemanannya.
D. Kecemburuan dalam Pertemanan Remaja
Pertemanan adalah suatu faktor yang sangat penting dalam masa
perkembangan seorang remaja. Banyak sekali fungsi-fungsi yang ditawarkan
dari terbentuknya suatu pertemanan dalam dinamika kehidupan seorang remaja.
Menurut Berndt (1982) dan Buhrmester (1996) (dalam Kraft dan Mayeux, 2016)
pertemanan dalam masa-masa remaja akan memberikan dukungan secara emosi
pada orang-orang yang di dalamnya. Pertemanan juga membantu seorang remaja
dalam beradaptasi di lingkungannya serta peningkatan kemampuan-kemampuan
sosial dan kesejahteraan diri seorang remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 53
31
Mereka yang berada dalam tahapan remaja akan menganggap pertemanan
sebagai suatu hal yang “eksklusif” dan tidak jarang seorang remaja akan terus
menuntut adanya eksklusifitas di dalam pertemanan tersebut. Eksklusifitas yang
dimaksudkan disini adalah ketidakinginan seseorang untuk “berbagi” teman
yang dimiliki dengan orang lain (Ratner, 2000). Tuntutan untuk menjadi
eksklusif ini merupakan salah satu faktor dari munculnya kecemburuan dalam
relasi pertemanan.
Pada dasarnya, penyebab dari kecemburuan dari berbagai konteks sama,
yaitu hadirnya pihak ketiga dalam relasi tersebut. Pihak ketiga dalam suatu relasi
pertemanan biasa disebut dengan “outsider” atau “interloper”. Hadirnya
interloper dalam suatu relasi pertemanan bisa berdampak positif ataupun negatif
pada relasi pertemanan tersebut. Ketika dilihat dari dampak yang negatif,
hadirnya interloper di dalam relasi pertemanan dapat menjadi sumber
munculnya tekanan ataupun konflik di dalam relasi tersebut (Parker, Walker,
Low, dan Gamm, 2005).
Dari hal-hal tersebut, Parker, Walker, Low, dan Gamm (2005)
mendefinisikan kecemburuan dalam pertemanan sebagai suatu reaksi negatif
yang terlihat dari aspek emosi, kognitif, maupun perilaku yang muncul ketika
salah satu pihak dalam pertemanan memiliki atau dirasa memiliki ketertarikan
untuk menjalin pertemanan dengan orang lain di luar lingkaran pertemanan itu
sendiri. Suatu keadaan dapat digolongkan sebagai “kecemburuan” ketika
seseorang yakin dan menganggap bahwa pihak ketiga dalam suatu pertemanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 54
32
merupakan suatu ancaman bagi relasi pertemanan tersebut yang dapat membuat
posisinya terganti atau membuat relasi pertemanan tersebut berakhir.
Terjadinya kecemburuan dalam suatu relasi pertemanan seringkali
dikaitkan dengan berbagai dampak negatif. Menurut Mathes (dalam Lavalle dan
Parker, 2009), ketika seorang remaja merasakan kecemburuan dalam relasi
pertemanannya, ia akan cenderung mengalami penurunan self worth, karena
sering membandingkan dirinya dengan pihak interloper. Selain itu munculnya
kecemburuan juga menyebabkan seseorang menjadi insecure terhadap dirinya
sendiri maupun keberlangsungan relasi pertemanan tersebut. Kecemburuan juga
seringkali memunculkan sikap posesif dalam seorang individu. Sikap posesif
yang dimaksudkan disini adalah keingian untuk menjaga atau “memiliki”
seorang teman seutuhnya tanpa membagikannya kepada orang lain (Ratner,
2000). Seorang individu akan cenderung merasa lebih kesepian dan memiliki
pandangan yang buruk mengenai relasi pertemanan pada masa itu ketika ia
mengalami kecemburuan dalam relasi pertemanan (Lavelle dan Parker, 2009).
Penelitian ini akan mengambil subjek remaja putri dikarenakan beberapa
alasan. Menurut Selman (1980, dalam Kraft dan Mayeux, 2016) ketika
mengalami kecemburuan dalam relasi pertemanan, anak-anak tidak akan
mengungkapkan rasa cemburunya tersebut. Namun ketika sudah menginjak
masa remaja, individu akan cenderung mengekspresikan dan mengungkapkan
rasa cemburunya kepada pihak-pihak yang bersangkutan. Lavelle dan Parker
(2009) juga mengungkapkan bahwa perempuan dan mereka yang masih muda
memiliki tingkat kecemburuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 55
33
dan mereka yang sudah lebih dewasa. Apabila dilihat dari sisi pertemanannya
sendiri, perempuan memiliki relasi pertemanan yang lebih intim apabila
dibandingkan dengan laki-laki (Dindia, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 56
34
Gambar 1. Skema Dinamika Kecemburuan dalam Pertemanan
Terjalinnya Suatu
Pertamanan sebagai
Aspek Penting dalam
Kehidupan Remaja
Hal yang Menyebabkan
Terjadinya
Kecemburuan dalam
Pertemanan
Tidak Terpenuhinya
Tuntutan untuk
Menjadi Eksklusif
Hadirnya Pihak Ketiga
dalam Pertemanan
Adanya Ketertarikan
untuk Menjalin Relasi
Pertemanan Lain oleh
Salah Satu Pihak
Terjadinya
Kecemburuan
Ekspresi dari
Kecemburuan
Strategi Coping yang
Digunakan dalam
Menghadapi
Kecemburuan
Proses Primary
Appraisal
Proses Secondary
Appraisal
Proses Reappraisal
Emotion-focused
Coping
Problem-focused
Coping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 57
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kualitatif berdasarkan
beberapa pertimbangan tertentu. Penelitian kualitatif bertujuan untuk
mengeksplorasi dan memahami bagaimana dan apa yang sebenarnya terjadi
pada diri seseorang atau suatu grup terkait suatu fenomena sosial yang ada
(Creswell, 2014). Seperti yang sudah dikatakan di awal bahwa penelitian ini
akan mengeksplorasi bagaimana dinamika pengalaman kecemburuan dalam
pertemanan dan pengambilan strategi coping yang dialami oleh remaja putri,
serta apa makna di balik peristiwa tersebut, maka hal ini sesuai dengan tujuan
dari diadakannya penelitian kualitatif. Selain itu peneliti juga menggunakan
metode kualitatif untuk menghindari adanya pengeneralisasian data dari
keseluruhan subjek penelitian karena tentu di dalam menghadapi
kecemburuan, satu orang dengan orang yang lain dapat menimbulkan respon
yang berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Willig (2013)
terkait data yang akan dikumpulkan di dalam penelitian kualitatif haruslah
bersifat natural. Natural yang dimaksudkan disini adalah tidak mereduksi atau
mengurangi sedikitpun data yang sudah terkumpul atau menerjemahkannya ke
dalam angka-angka.
Peneliti menggunakan metode kualitatif juga dengan alasan karena masih
sedikitnya atau terbatasnya teori yang membahas atau mengeksplor secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 58
36
mendalam bagaimana kecemburuan dalam pertemanan terjadi dan bagaimana
cara menghadapinya. Hal inilah yang menjadikan metode kualitatif tepat untuk
digunakan, yaitu karena masih sedikitnya teori atau kerangka konseptual yang
ada terkait fenomena yang diangkat (Supratiknya, 2015).
Pendekatan kualitatif yang akan peneliti gunakan adalah pendekatan
fenomenologis. Willig (2013) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif
akan berusaha menghasilkan tiga jenis teori berdasarkan pendekatannya, salah
satu teori yang dihasilkan adalah melalui pendekatan fenomenologis. Menurut
Willig, teori yang dihasilkan berdasarkan pendekatan fenomenologis akan
berfokus pada pengalaman subjektif dari subjek yang bersangkutan dan
berusaha untuk memahami hal tersebut sebagai suatu pengalaman individual
terlepas dari penilaian sosial mengenai bagaimana sebetulnya peristiwa
tersebut terjadi dan apakah betul peristiwa tersebut terjadi. Hal ini sesuai
dengan tujuan dari dilakukannya penelitian ini, dimana peneliti akan
mengeksplorasi pengalaman seorang remaja saat mengalami friendship
jealousy dan bagaimana ia mengambil strategi coping untuk menghadapi hal
tersebut. Selain itu peneliti juga melihat bahwa respon satu orang dengan orang
yang lain akan berbeda dalam menghadapi kecemburuan dalam pertemanan,
maka penting untuk menekankan pada pengalaman subjektif dari masing-
masing subjek. Hal tersebut juga sesuai dengan yang diungkapkan oleh Willig
(2013) bahwa pendekatan fenomenologis akan mengungkapkan bagaimana
seseorang akan menanggapi suatu peristiwa yang dikategorikan “sama” dengan
cara yang berbeda-beda. Cara yang berbeda-beda ini sudah dapat terlihat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 59
37
survei yang sebelumnya sudah dilakukan oleh peneliti yaitu adanya perbedaan
cara menghadapi kecemburuan dalam pertemanan antara satu partisipan
dengan partisipan yang lainnya.
Peneliti akan menggunakan metode fenomenologi interpretatif, dimana
fenomenologi interpretatif ini akan menghasilkan suatu pemahaman yang lebih
mendalam mengenai sifat dasar dan kualitas dari suatu fenomena yang dialami
oleh partisipan (Willig, 2013). Willig juga mengungkapkan bahwa
fenomenologi interpretatif akan menggunakan konsep hermeneutik yaitu
peneliti akan mengelompokkan data yang terkumpul ke dalam tema-tema
tertentu berangkat dari perkiraan peneliti menuju suatu interpretasi kemudian
meninjau kembali perkiraan yang sebelumnya dan begitu seterusnya. Kategori-
kategori ini dapat terbentuk melalui interaksi peneliti dengan data yang
terkumpul.
Peneliti akan menggunakan Interpretative Phenomenological Analysis
(IPA) sebagai metode di dalam menganalisis data. Melalui proses analisis
inilah peniliti akan menghasilkan suatu interpretasi terhadap pengalaman
partisipan melalui data yang terkumpul (Willig, 2013). Interpretative
Phenomenological Analysis akan berfokus untuk mengeksplorasi dan berusaha
menjelaskan secara detil pengalaman personal partisipan terkait dengan
fenomena yang diteliti, makna yang dapat diambil dari peristiwa tersebut, serta
bagaimana partisipan mempersepsikan peristiwa tersebut di dalam
kehidupannya (Smith, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 60
38
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa pendekatan
fenomenologis akan menggunakan konsep hermeneutik, pada IPA akan
digunakan double hermeneutic dimana peneliti akan mencoba untuk
menginterpretasi jawaban-jawaban partisipan yang dihasilkan dari interpretasi
partisipan terhadapa peristiwa yang dialaminya (Smith, 2010). Smith (2010)
juga mengatakan bahwa melalui IPA peneliti akan melihat secara detil dari
kasus-kasus yang sudah terkumpul secara individual, akan tetapi peneliti juga
akan mencoba untuk menemukan pola dari gabungan atau keseluruhan kasus-
kasus dari partisipan-partisipan penelitian. Hal tersebut akan menjadi dasar
pembelajaran bagi peneliti untuk melihat reaksi-reaksi baik secara behavioral
ataupun emosional dari partisipan terkait peristiwa yang dialami.
B. Fokus Penelitian
Fokus pada penelitian ini adalah dinamika pengalaman seorang remaja
ketika mengalami kecemburuan dalam pertemanan serta pengambilan strategi
coping untuk menghadapi kecemburuan tersebut. Peneliti akan melihat
bagaimana pengalaman terjadinya kecemburuan di dalam pertemanan yang
meliputi hal-hal seperti perasaan dan pemikiran serta bagaimana seorang remaja
putri mengelola kondisi-kondisi yang muncul akibat terjadinya kecemburuan
dalam pertemanan.
C. Refleksivitas Peneliti
Pada penelitian ini peneliti menyadari bahwa peneliti sendiri merupakan
salah seorang yang pernah mengalami dan merasakan kecemburuan di dalam
pertemanan. Selain itu peneliti juga memiliki seorang adik yang seringkali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 61
39
kembali ke rumah dengan menangis dan raut muka murung karena merasa
bahwa ia tidak memiliki teman dan teman-temannya banyak yang
meninggalkannya untuk berteman dengan orang lain. Adik peneliti merasa
bahwa dirinya bukan apa-apa dibandingkan dengan teman-teman yang saat ini
menjadi teman dekat dari teman yang dicemburuinya. Hal tersebutlah yang
pada akhirnya membuat peneliti tergerak untuk melakukan penelitian ini
sebagai bentuk empati peneliti terhadap remaja putri yang merasa dirinya tidak
cukup baik bagi teman-teman di sekitarnya.
Terdapat beberapa pertimbangan personal selain pertimbangan teoritis yang
menggerakkan peneliti untuk melakukan penelitian. Maka dari itu peneliti akan
berusaha untuk terus mawas diri dan menyadari kedudukannya sebagai peneliti
dalam penelitian ini agar tidak terbawa dengan bias-bias yang peneliti miliki
terkait fenomena yang diambil. Pada penelitian ini peneliti juga akan secara
murni menjadi pihak di luar kehidupan informan yang berusaha untuk
menyampaikan apa yang dialami dan dirasakan oleh informan mengenai
kecemburuan tanpa mengubah sedikitpun maksud yang disampaikan oleh
informan.
D. Subjek Penelitian
Informan yang diteliti pada penelitian ini adalah remaja putri yang pernah
mengalami kecemburuan dalam pertemanan. Rentang usia remaja yang dipakai
oleh peneliti adalah 10-20 tahun sesuai dengan yang diungkapkan oleh
Santrock.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 62
40
E. Metode Pengambilan Data
Pendekatan data dalam penelitian ini akan menggunakan metode
wawancara semi terstruktur. Metode wawancara semi terstruktur inilah yang
lazim digunakan pada pendeketan penelitian fenomenologis (Smith, 2010;
Willig, 2013). Wawancara dalam penelitian diartikan sebagai proses
pembicaraan di antara dua orang yang mana interaksi diantara kedua orang
tersebut akan menghasilkan data yang akan dianalisis nantinya (Willig, 2013).
Dari definisi tersebut maka tidak menutup kemungkinan bahwa melalui
wawancara partisipan akan memunculkan suatu pemikiran atau pandangan
baru mengenai peristiwa yang sudah ia alami sebelumnya, begitu pula dengan
peniliti yang akan mendapatkan suatu teori atau sudut pandang baru terkait
fenomena yang sedang diteliti.
Dalam wawancara semi terstruktur peniliti dapat mendapatkan data berupa
cerita dari partisipan mengenai suatu aspek tertentu terkait pengalaman
hidupnya atau fenomena tertentu melalui pertanyaan-pertanyaan yang
dilontarkan (Willig, 2013), lebih tepatnya dalam penelitian ini adalah
pengalaman kecemburuan di dalam pertemanan serta pemilihan strategi
coping. Jenis dan peran dari pertanyaan pada wawancara semi terstruktur inilah
yang menjadi pembeda dengan tipe wawancara terstruktur dan tidak
terstruktur. Pada wawancara semi terstruktur, pertanyaan yang dilontarkan oleh
peneliti berperan sebagai pendorong atau trigger yang membuat partisipan mau
berbicara (Willig, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 63
41
Tujuan dari wawancara semi terstruktur adalah mendengar cerita
pengalaman hidup partisipan, sehingga akan tepat apabila pertanyaan yang
dilontarkan adalah pertanyaan-pertanyaan yang terbuka. Akan tetapi dalam
wawancara semi terstruktur, peneliti juga harus mengontrol kemana arah
wawancara tersebut. Maka pertanyaan pada wawancara semi terstruktur harus
bisa memancing partisipan untuk banyak bercerita mengenai pengalaman
hidupnya, seperti pertanyaan terbuka, dan juga harus bisa menyetir kemana
arah wawancara tersebut akan berjalan (Willig, 2013). Menurut Willig (2013)
berhasil atau tidaknya wawancara semi terstruktur ini sangat bergantung pada
rapport yang terjalin di awal. Rapport hendaknya meliputi pembahasan secara
etikal dan sensitif sehingga akan akan membuat partisipan lebih nyaman untuk
bercerita. Nyaman atau tidaknya partisipan bercerita juga dipengaruhi oleh
identitas sosial yang dimiliki oleh partisipan maupun peniliti Willig (2013).
Identitas sosial tersebut meliputi gender, umur, ras, dan lain sebagainya,
sehingga akan mempengaruhi bagaimana gaya peneliti di dalam mewawancara
(formal atau tidak). Partisipan pada penelitian ini adalah remaja putri, maka
peneliti akan menggunakan gaya wawancara yang tidak formal dengan harapan
akan membuat partisipan lebih nyaman untuk bercerita.
F. Prosedur Pengumpulan Data
1. Peneliti mencari subjek penelitian dengan kriteria: pernah mengalami
friendship jealousy dan berumur 10-20 tahun melalui survei yang sudah
pernah disebarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 64
42
2. Peneliti menghubungi calon-calon subjek yang bersangkutan terkait
ketersediaan menjadi subjek penelitian dan membuat janji untuk melakukan
wawancara.
3. Peneliti bertemu dengan subjek lalu berdiskusi terkait informed consent serta
penandatanganan informed consent. Informed consent sendiri akan meliputi
identitas peneliti, tujuan penelitian, partisipan penelitian, metode
pengambilan data, hak dan kewajiban partisipan, metode penyimpanan data,
kerahasiaan data, serta lembar kesediaan partisipan untuk menjalani dan
mengikuti proses penelitian.
4. Peneliti melakukan wawancara dengan partisipan yang sudah
menandatangani informed consent di tempat dan waktu yang sudah disepakati
bersama antara peneliti dengan partisipan.
5. Setelah keseluruhan wawancara selesai, peneliti akan menyalin data suara
yang terekam ke dalam transkrip atau verbatim kemudian menganalisisnya.
6. Peneliti akan mengirim kembali hasil transkrip yang sudah di analisis kepada
partisipan untuk mendapatkan participant validation agar analisis yang
dibuat sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh partisipan sebelumnya.
7. Peneliti menyampaikan kepada partisipan bahwa proses pengambilan data
sudah selesai atau melakukan de briefing.
G. Metode Analisis Data
Penelitian ini akan menggunakan metode analisis data Interpretative
Phenomenological Analysis (IPA). Willig (2013) mengungkapkan beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 65
43
tahapan dalam melakukan proses IPA, tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Membaca dan kembali membaca ulang transkrip wawancara
Pada tahapan ini peneliti akan membaca kembali data-data yang sudah
didapatkan melalui wawancara. Melalui proses membaca ini peneliti dapat
menghindari terjadinya reduksi pada data partisipan serta semakin
memahami data yang dimiliki. Peneliti juga akan mulai memberikan
beberapa catatan pada proses ini. Catatan-catatan ini nantinya akan
membantu peneliti sebagai “alat” untuk melakukan analisis terhadap data
yang bersangkutan meskipun tidak menjamin bahwa catatan-catatan
tersebut akan selalu berguna bagi peneliti. Mengacu pada Smith (2009
dalam Willig, 2013) catatan-catatan yang sebaiknya diberikan merupakan
descriptive comments dan conceptual comments. Catatan deskriptif akan
berisikan catatan-catatan terkait pengalaman individual dari partisipan,
sedangkan catatan konseptual akan lebih berfokus pada konteks dari
pengalaman pribadi partisipan dan terkadang juga menjadi penjalasan bagi
ungkapan-ungkapan yang lebih abstrak sehinga membantu peneliti untuk
bisa lebih memahami konteks dari partisipan tersebut.
2. Mengindentifikasi dan memberikan tema yang menggambarkan
karakter dari masing-masing bagian transkrip
Peneliti akan mulai mengelompokkan bagian transkrip tertentu ke
dalam tema-tema tertentu pada tahapan ini. Pemberian tema-tema pada data
bertujuan untuk menangkap suatu kualitas yang tergambarkan melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 66
44
ungkapan-ungkapan partisipan. Isitilah-istilah psikologis dapat digunakan
dalam proses ini. Karena penelitian fenomenologis bertujuan untuk
mengeksplorasi suatu fenomena maka sangat penting untuk memilih tema
atau istilah yang tepat agar betul-betul merepresentasikan maksud dari
partisipan dan tidak mengubah konten dari ungkapan partisipan.
3. Memasukkan struktur ke dalam proses analisis
Pada tahapan ini peneliti akan mencari koneksi atau hubungan dari satu
tema dengan tema yang lainnya. Maka proses tahap ini adalah
mengelompokkan lagi tema-tema yang muncul menjadi suatu cluster yang
lebih besar. Tema-tema yang sudah diberikan sebelumnya mungkin saja
secara natural akan berbagi konsep atau makna yang sama, ada pula tema-
tema yang bisa digabungkan menjadi satu cluster karena terdapat hubungan
hirarki. Kluster-kluster pada tahapan ini dapat dibuat berdasarkan suatu
label deskriptif, kutipan singkat, atau bahkan diambil dari kata-kata yang
diungkapkan oleh partisipan sendiri (in vivo). Penamaan tema dan kluster
hendaknya selalu didasarkan pada data atau ungkapan partisipan karena
tujuan dan fokus utama pada penelitian fenomenologis adalah partisipan itu
sendiri bukanlah interpretasi dari peneliti. Tidak semua tema-tema yang
sudah dibuat oleh peneliti harus dipakai, beberapa tema bisa saja diabaikan
tergantung dari kepentingan atau ketertarikan dari peneliti sendiri.
4. Membuat tabel ringkasan dari tema-tema
Setelah semua tema terkelompokkan ke dalam cluster tertentu,
langkah selanjutnya adalah memindahkan semua ungkapan yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 67
45
digolongkan ke dalam tema dan tema yang sudah dimasukkan ke dalam
cluster tertentu ke dalam tabel.
H. Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah protocol guide
interview.
1. Protocol Guide Interview
Tabel 1. Tabel Pedoman Wawancara
No. Daftar Pertanyaan Tujuan Pertanyaan
1. Menurut anda apakah
pertemanan itu?
Membangun rapport dengan
informan dengan mengetahui
bagaimana pandangan
informan terhadap
pertemanan.
2. Menurut anda seperti apakah
pertemanan yang baik dan sehat?
3. Menurut Anda saat ini lebih
penting peran orangtua atau
teman? Boleh dijelaskan
mengapa?
4. Menurut anda apakah komitmen
di dalam pertemanan penting?
Mengapa?
Untuk mengetahui ada di
tahapan pertemanan mana
partisipan saat ini.
5. Komitmen seperti apa yang
terjalin di antara anda dan
temanmu? Apakah ada
perjanjian-perjanjian khusus?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 68
46
6. Apakah boleh diceritakan dari
awal bagaimana awal
pertemanan anda dengan teman-
teman anda saat ini?
Mengetahui latar belakang
dan tujuan dari relasi
pertemanan informan saat ini.
7. Bisa tolong diceritakan atau
dideskripsikan gimana dinamika
pertemanan kalian?
8. Dampak apa saja yang sudah
anda dapatkan selama berteman
dengan teman-teman anda saat
ini? Baik positif maupun negatif.
9. Ketakutan-ketakutan seperti apa
yang anda alami selama menjalin
pertemanan yang sekarang?
10. Menurut anda hal apa saja yang
bisa membuat suatu pertemanan
berakhir?
11. Kalau selama ini masalah-
masalah apa saja yang pernah
anda alami dengan teman-teman
anda? Bagaimana cara anda
menghadapi permasalahaan
tersebut?
Untuk mengetahui strategi
coping apa yang biasa
partisipan lakukan untuk
menghadapi masalah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 69
47
12. Menurut anda eksklusifitas
dalam pertemanan penting tidak?
Mengapa?
Mengetahui bagaiamana
pandangan subjek terhadap
kecemburuan dalam
pertemanan dan menentukan
ada di tahapan pertemanan
partisipan berada.
13. Apa yang anda rasakan ketika
anda tahu bahwa teman anda
mempunyai teman dekat lain atau
tertarik untuk menjalin
pertemanan dengan orang yang
lain?
Mengetahui apakah subjek
mengalami friendship
jealousy.
14. Kalau suatu saat anda tiba-tiba
melihat teman anda pergi dengan
teman lainnya dan anda tidak
ikut, bagaimana perasaan anda?
15. Apakah di dalam relasi
pertemanan kamu yang sekarang,
anda pernah merasakan
cemburu? Atau takut teman anda
meninggalkan anda karena
berteman dengan orang lain?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 70
48
16. Bagaimana awal cerita anda bisa
mengalami kejadian seperti itu?
Melihat dinamika terjadinya
friendship jealousy pada
pertemanan partisipan. 17. Bagaimana kejadian tersebut
mempengaruhi dirimu?
18. Apa saja reaksi yang timbul
ketika anda mengalami hal itu
(kecemburuan dalam
pertemanan)?
Untuk melihat jenis
kecemburuan seperti apa yang
dialami oleh partisipan
(behavioral, cognitive, atau
emotional) dan melihat
apakah kejadian kecemburuan
masuk ke dalam kejadian
stressful bagi partisipan saat
mempersepsikan kecemburan
sebagai suatu masalah.
19. Apa saja usaha yang sudah anda
lakukan untuk mengatasi
kejadian kecemburuan tersebut?
Mengetahui proses
pengambilan strategi coping
dan jenis yang apa untuk
menghadapi friendship
jealousy.
20. Menurutmu apakah cara anda
menghadapi kecemburuan
tersebut sudah sesuai dengan apa
yang anda inginkan? Bisa
dijelaskan mengapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 71
49
21. Dengan menggunakan strategi
coping yang sama dengan
menghadapi kecemburuan, anda
biasanya menghadapi masalah
seperti apalagi dengan cara
seperti itu?
22. Apa hal yang anda dapatkan
melalui kejadian kecemburuan
ini? Pandangan seperti apakah
yang berubah setelah anda
menghadapi kecemburuan dan
sudah berusaha menghadapinya?
Melihat makna seperti apa
yang partisipan dapatkan
melalui kejadian friendship
jealousy.
I. Kredibilitas Data
Kredibilitas data merupakan bentuk validitas dari penelitian kualitatif. Valid
atau tidaknya suatu penelitian ditentukan dari sesuai atau tidaknya penjelasan
hasil yang dibuat oleh peneliti dengan tujuan awal dari dilakukannya penelitian
tersebut (Willig, 2013). Validitas suatu data pada metode kualitatif bisa
didapatkan melalui proses participant validation dan pada penelitian ini
peneliti akan menggunakan metode validasi partisipan tersebut. Validasi
partisipan didapatkan dengan cara menanyakan kembali informasi-informasi
dan kategori-kategori yang telah dibuat kepada partisipan yang bersangkutan,
sehingga partisipan dapat memberikan feedback kepada peneliti apakah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 72
50
informasi yang diterima oleh peneliti sudah sesuai dengan apa yang sebenarnya
partisipan sampaikan (Willig, 2013). Willig (2013) juga mengatakan bahwa
selain validasi yang dihasilkan oleh partisipan terdapat juga validasi ekologis
yang didapatkan dari lingkungan eksternal penelitian tersebut. Wawancara
nantinya akan dilakukan pada lingkungan yang natural atau menggunakan real
life settings. Pada penelitian kualitatif, peneliti tidak perlu membuat situasi
tertentu untuk mendapatkan suatu data sehingga dari hal ini tentunya akan
menjamin validitas ekologis yang lebih tinggi (Willig, 2013).
Peran peneliti merupakan hal yang penting ketika melakukan penelitian
kualitatif. Peran peneliti pada suatu penelitian disebut dengan reflektivitas,
dimana reflektivitas sendiri adalah kemampuan seorang peneliti untuk
merefleksikan atau “menunjukkan” dirinya pada penelitian dan data yang
terkumpul (Willig, 2013). Bagaimana refleksi seorang peneliti tertuang dalam
penelitiannya bergantung pada reaksi-reaksi peneliti yang muncul ketika
menanggapi suatu data sehingga memungkinkan munculnya pemahaman-
pemahaman tertentu terkait data tersebut serta menyadari adanya kemungkinan
“bias-bias” personal yang ada dalam diri peneliti itu sendiri dan berusaha untuk
tidak larut di dalamnya (Willig, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 73
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan Penelitian
Peneliti melibatkan tiga orang remaja putri sebagai informan dalam
penelitian ini. Pencarian informan dalam penelitian ini dilakukan dengan
menghubungi beberapa responden yang sudah pernah mengisikan survei
yang sudah pernah peneliti sebarkan mengenai kecemburuan dalam
pertemanan. Kemudian peneliti melakukan penjadwalan pengambilan data
dengan informan yang bersangkutan. Peneliti membebaskan informan
untuk menentukan tanggal serta tempat untuk melakukan pengambilan data.
Peneliti kemudian bertemu dengan informan sesuai dengan jadwal
dan tempat yang sudah disepakati sebelumnya antara peneliti dengan
informan. Pada saat bertemu peneliti kemudian menjalin obrolan singkat
(rapport) dengan informan untuk mencairkan suasana dan menjalin
kedekatan dengan informan. Setelah peneliti merasa bahwa suasana sudah
cukup kondusif untuk menyampaikan informasi mengenai penelitian,
peneliti memberikan informed consent.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti juga sudah membuat
informed consent yang berisikan mengenai tujuan penelitian serta hak dan
kewajiban sebagai seorang informan. Peneliti lalu menjelaskan terlebih
dahulu kepada informan terkait tujuan penelitian sejujur-jujurnya dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 74
52
meminta bantuan kepada informan untuk memberikan informasi terkait
pengalaman informan. Kemudian peneliti meminta informan untuk
membaca informed consent terlebih dahulu dan meminta informan untuk
bertanya apabila ada hal yang tidak dipahami. Setelah informan memahami
penelitian yang akan dilakukan serta bersedia untuk menjadi informan
dalam penelitian, peneliti memulai pertanyaan pendahuluan pada
informaPertanyaan pendahuluan yang disampaikan oleh peneliti sendiri
bertujuan untuk menjalin kedekatan dengan informan sehingga informan
dapat merasa nyaman dan aman dalam bercerita kepada peneliti.
Pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti menggunakan metode
wawancara semi terstruktur. Peneliti memilih metode ini agar dapat
menentukan alur wawancara dengan fleksibel dan tidak terbatas dengan
pertanyaan panduan wawancara yang sudah dibuat sebelumnya sehingga
memudahkan informan pula dalam melakukan probing. Dalam melakukan
wawancara, peneliti menggunakan bahasa sehari-hari (informal) agar
membuat suasana pengambilan data menjadi lebih santai dan nyaman bagi
informan. Di dalam pelaksanaan wawancara, peneliti memberikan informan
waktu untuk berpikir dan menenangkan sendiri sejenak apabila pertanyaan
yang diberikan oleh peneliti menimbulkan perasaan yang tidak nyaman.
Selama proses wawancara dilakukan peneliti menggunakan alat perekam
berupa ponsel untuk perekaman data, seperti yang sudah tertulis di informed
consent dan disepakati di awal. Hasil rekaman data yang didapatkan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 75
53
peneliti kemudian ditranskripkan ke dalam bentuk tertulis sehingga
menghasilkan verbatim yang kemudian dipakai untuk langkah analisis data.
2. Pelaksanaan penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan tiga informan pada waktu
serta tempat yang berbeda-beda. Berikut ini adalah waktu dan tempat
pelaksanaan kegiatan pengambilan data :
Tabel 2. Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan Informan 1 (M) Informan 2 (S) Informan 3 (C)
Wawancara • Hari/Tanggal :
Minggu/10
September
2017
• Jam : 12.00 –
14.45
• Tempat :
Restoran
McDonald
Jalan
Magelang
• Hari/Tanggal :
Selasa/19
September
2017
• Jam : 11.10 –
12.30
• Tempat :
Coffee no. 27
• Hari/Tanggal :
Sabtu/30
September
2017
• Jam : 11.30 –
13.40
• Tempat :
Restoran
McDonald
Jalan
Sudirman
• Hari/Tanggal :
Kamis/5
Oktober 2017
• Hari/Tanggal :
Jumat/29
September
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 76
54
• Jam : 14.40 –
16.00
• Tempat :
Raminten
House Kota
Baru
• Jam : 11.30 –
12.30
• Tempat : Café
Tickles
B. Informan Penelitian
1. Demografi Informan
Tabel 3. Demografi Informan
Keterangan Informan 1 Informan 2 Informan 3
Inisial M S C
Usia 17 tahun 17 tahun 18 tahun
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Perempuan
Urutan
Kelahiran
Anak ke-2 dari 2
bersaudara
Anak ke-2 dari 2
bersaudara
Anak ke-3
dari 3
bersaudara
Pendidikan
Terakhir
SMP SMA SMP
Pekerjaan Pelajar Mahasiswi Pelajar
Suku Jawa Jawa Jawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 77
55
Agama Katolik Kristen
Protestan
Katolik
2. Latar Belakang Informan
a. Informan 1 (M)
Informan merupakan seorang pribadi yang menjalin pertemanan
dengan orang-orang yang karakterstiknya tidak terlalu berbeda. Bagi
informan kesamaan pemikiran antara dirinya dan temannya merupakan
suatu hal yang penting. Kesamaan pemikiran ini bisa terjalin ketika
informan dan temannya sering bertukar cerita mengenai apa yang disukai
dan tidak. Dikarenakan informan cenderung memilih teman dengan
pemikrian yang sama, maka meskipun informan sudah berada di dalam
lingkaran kelompok teman-teman dekatnya informan hanya bisa dekat
dengan beberapa orang saja. Bagi informan teman merupakan sarana
bercerita dan informan juga salah satu pribadi yang dipercaya oleh
teman-temannya sebagai tempat bercerita. Hal tersebutlah yang
membuat informan ingin selalu mengetahui cerita-cerita terbaru dari
teman-temannya. Hal itulah yang membuat informan memiliki keinginan
untuk selalu dekat dengan temannya. Selain itu hadirnya teman dalam
hidup informan juga banyak membawa perubahan positif bagi dirinya.
Informan menaruh banyak kepercayaan kepada teman-temannya, akan
tetapi informan juga memiliki ketakutan akan dikhianati oleh temannya.
Informan juga memiliki ketakutan ditinggalkan oleh teman-temannya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 78
56
maka ketika ada teman yang meninggalkan dirinya dan lebih dekat
dengan orang lain (baik sebagai teman maupun pacar) ia akan merasa
cemburu. Cemburu membuat informan kehilangan semua fungsi
pertemanan yang ia temukan dalam teman-temannya.
b. Informan 2 (S)
Bagi hidup informan saat ini, teman mengambil peran lebih banyak
dibandingkan dengan orangtua karena temanlah yang selalu ada dalam
kehidupan informan sehari-hari. Bagi informan peran orangtua saat ini
lebih kepada mengingatkan informan mengenai kesehatan informan dan
pola hidup informan, seperti jangan pulang terlalu malam ketika bersama
teman-teman. Mengenai pertemanan yang sedang dijalani informan saat
ini, informan menginginkan lingkungan pertemanan yang nyaman dan
hal tersebut didapatkan dengan memilih teman yang suasana hatinya
tidak mudah berubah-ubah. Selain itu adanya mood yang mudah
berubah-ubah membuat informan bingung mengenai cara berkomunikasi
yang tepat.
Informan sendiri merupakan seorang pribadi yang suka menjahili
temannya dan bahkan pernah sampai membuat temannya menjauh.
Informan juga membiasakan komunikasi yang terbuka antara dirinya dan
teman-temannya. Informan merupakan pribadi yang menjadikan teman
sebagai sarana bercerita dan perkembangan dirinya. Namun di sisi lain
informan adalah pribadi yang sulit memberikan kepercayaannya kepada
temannya, ia bahkan sangat sulit untuk menganggap orang lain sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 79
57
sahabat. Hal ini pula yang membuat informan hanya mau bercerita pada
teman-teman yang ia yakini tidak akan menyebarkan ceritanya. Hal lain
yang bertabrakan dengan sifat informan yang menjunjung tinggi gengsi
adalah adanya ketakutan akan kehilangan seseorang. Maka ketika
kecemburuan datang karena temannya dekat dan pergi bersama orang
lain, informan sama sekali tidak memperkirakan hal tersebut akan datang
karena seharusnya ada komunikasi yang terbuka antara dirinya dan
teman-temannya. Maka dari itu setelah informan merasa cemburu ia
meyakinkan diri bahwa mereka yang membuat cemburu bukanlah
sahabatnya.
c. Informan 3 (C)
Informan mendeskripsikan dirinya sebagai seseorang dengan
perasaan yang sensitif. Selain itu apabila dibandingkan dengan teman-
teman lainnya, informan adalah pribadi yang sangat mudah terbawa
perasaan. Hadirnya orang-orang di sekitar lingkungan informan
merupakan salah satu faktor yang membuat sifat informan berubah-ubah,
karena ia merasa dirinya sangat mudah terbawa suasana lingkungannya.
Sifat informan yang sangat sensitif bahkan membuat beberapa teman
informan ingin menjauhi diri informan. Dalam menjalin pertemanan
sendiri informan tidak mempermasalahkan apakah temannya memiliki
sifat yang sama maupun berbeda dengan dirinya karena bagi informan
perbedaan dalam pertemananlah yang membuat satu dengan yang
lainnya bisa saling belajar. Informan sangat dekat dengan teman-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 80
58
temannya karena bagi informan teman merupakan salah satu sarana bagi
informan untuk berkembang dan temanlah yang selalu menemani
kehidupan informan. Kedekatan informan dengan temannya membuat
informan memahami bagaimana temannya ingin diperlakukan dan
bagaimana kondisi ketika temannya sedih sedih atau tidak mood. Di sisi
lain informan memiliki ketakutan dijauhi ataupun kehilangan teman-
teman dekatnya, maka dari itu ia merasa menjaga komitmen dalam suatu
pertemanan merupakan hal yang penting. Sifat informan yang sangat
dekat dengan teman dan takut dijahi oleh mereka membuat informan
merasakan kecemburuan ketika teman dekat informan pergi atau dekat
dengan orang lain. Ketika merasa cemburu informan menganggap
dirinya sedang dinomorduakan oleh teman dekatnya dan akhirnya
informan menyalahkan dirinya sendiri untuk rasa cemburu yang ia
rasakan. Informan merupakan pribadi yang sering memendam ketika ada
permasalahan dengan temannya, maka pada awalnya informan
menghadapi kecemburuan dengan memendam. Setelah itu ia mencoba
untuk melihat sisi positif dari terjadinya kecemburuan itu hingga
akhirnya berani untuk membicarakan hal tersebut.
C. Hasil Penelitian
Dari penelitian yang sudah dilakukan, hasil wawancara sudah didapatkan
dari masing-masing informan. Pada analisis ini peneliti melakukan proses
membaca dan membaca kembali dan memberikan beberapa catatan-catatan
baik berupa deskriptif ataupun konseptual. Kemudian peneliti melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 81
59
pemberian tema yang merepresentasikan masing-masing transkrip yang
bersangkutan. Setelah tema-tema diberikan, peneliti mengelompokkannya ke
dalam cluster-cluster tertentu, dimana pada masing-masing cluster tema-
temanya berbagi hubungan yang sama. Dari pengelompokkan inilah peneliti
mendapatkan tema yang lebih besar. Setelah semua terkelompokkan, peneliti
lalu membuat suatu tabel ringkasan tema yang sudah digolongkan pada masing-
masing cluster yang bersangkutan. Peneliti kemudian memaparkan secara
naratif mengenai penjelasan dari masing-masing tema yang muncul.
1. Informan 1
a. Pertemanan yang menawarkan kenyamanan dapat membuat
seseorang berkembang
M (17) memiliki pandangannya sendiri mengenai definisi seorang
teman dalam hidupnya. Ia memandang relasi pertemanan dalam
hidupnya merupakan suatu sumber kenyamanan dimana ia bisa bercerita
mengenai apapun dan mendapatkan dukungan dalam setiap tindakannya.
M juga merasa bahwa perkembangan dirinya sangat bergantung pada
kehadiran teman dalam hidupnya, ia akan menjadi pribadi yang lebih
baik selama ada teman yang bisa menuntunnya menuju hal-hal yang
lebih positif.
Teman adalah sumber kenyamanan
Teman bagi M merupakan tempat ia bercerita mengenai berbagai
macam hal. Bagi M, dengan bercerita kepada teman inilah ia dapat
mengurangi beban-beban pikirannya dan juga meminta saran dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 82
60
temannya apabila ia sedang memiliki permasalahan. M merasa bahwa
temanlah yang bisa membantu dirinya dalam menyelesaikan masalah,
maka informan akan selalu mempertimbangkan bahkan mengikuti
saran yang diberikan oleh temannya.
M juga berpandangan bahwa teman haruslah saling mendukung satu
dengan yang lainnya. Bentuk mendukung yang dapat dilakukan adalah
dengan tidak saling menjatuhkan satu dengan yang lainnya serta saling
mengerti. M juga ingin agar komunikasi dalam pertemanannya dapat
saling terbuka satu dengan yang lainnya. Terbuka dalam hal ini adalah
tidak menyembunyikan suatu cerita atau hanya menyimpan tersebut
sendiri.
Dikarenakan oleh anggapan informan terkait pertemanan, informan
juga memiliki kebutuhan untuk terus mengetahui cerita-cerita terbaru
dari temannya. Baginya sangatlah penting untuk mengetahui semua
cerita dari teman dekatnya. Apabila temannya tidak membagikan cerita
pada dirinya maka ia akan merasa bahwa temannya tersebut bukanlah
teman baiknya atau ia biasa sebut dengan ‘kanca tipis’.
Dari semua pemikiran M mengenai pertemanan, ia ingin memiliki
teman yang penuh dengan pemahaman dan pengertian agar dapat selalu
menemaninya dengan segala pemikirannya. M juga ingin temannya
mengerti bahwa merupakan hal yang penting bagi informan untuk terus
bertemu secara fisik dengan temannya agar ia bisa bercerita dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 83
61
nyaman. Maka dari itu M akan cenderung berteman dengan mereka
yang memiliki pemikiran serta pola pikir yang sama dengannya.
Semakin sering informan bercerita dan bertemu dengan seorang
teman maka ia juga akan semakin menganggap temannya adalah
seorang teman dekat. Seringnya bertemu dengan teman ini jugalah yang
membuat M merasa bahwa teman berperan sangat penting pada
hidupnya saat ini. Selain itu adanya kesamaan pemikiran dan cara
berpikir dengan teman-temannya juga membuat informan lebih bisa
bercerita dan mendekatkan diri dengan teman-temannya daripada
orangtuanya. Pada intinya, informan mendapatkan kenyamanan di
setiap pribadi yang menjadi teman dekatnya.
Pertemanan adalah sarana perkembangan diri
Hadirnya kenyamanan yang diberikan oleh teman-teman M,
membuatnya semakin bisa mengembangkan dirinya dan mengubah dirinya
menjadi pribadi yang lebih positif serta lebih baik dari sebelumnya. M
memberikan contoh bahwa ia menjadi lebih sering belajar dan ke tempat
ibadah ketika teman-teman hadir di hidupnya. Meskipun beberapa kali M
menjadi lebih sering mengeluarkan uang untuk keluar dengan teman-
temannya, hadirnya teman bagi M juga menjadi sarana pengingat baginya
agar tidak terlalu banyak mengeluarkan uang. Selain itu teman M juga selalu
mengingatkannya terkait tugas-tugas sekolah sehingga membuatnya
menjadi lebih sering mengerjakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 84
62
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa M adalah pribadi
yang sering bercerita kepada teman-temannya, ia juga merasa bahwa ia
seringkali mendapat tanggapan yang positif dari teman-temannya. Apabila
ia mengalami suatu masalah dengan lingkungannya, maka teman-teman
akan memberikan tanggapan-tanggapan yang M rasa bertujuan untuk
melindungi dirinya. Teman-teman juga sering memberikan pertimbangan-
pertimbangan lain ketika M memiliki suatu pendapat atau ketika
menghadapi suatu permasalahan.
Hal lain yang teman-teman berikan pada diri M yang dirasa sangat
berdampak besar bagi dirinya adalah ketika ia dipercaya sebagai tempat
bercerita dari teman-temannya. Ia merasa bahwa hadirnya teman-teman
membantunya dalam meningkatkan kepercayaannya terhadap dirinya
sendiri. Bagaimana M diperlakukan oleh teman-temannya membuatnya
merasa bahwa ternyata dirinya lebih hebat dari apa yang pernah ia
bayangkan sebelumnya.
b. Ketakutan dikhianati dan berpisah dari teman
M yang sangat menggantungkan kenyamanan dan perkembangan
hidupnya pada seorang teman membuatnya memiliki ketakutan-
ketakutan tertentu selama menjalin pertemanan. Ia memiliki ketakutan
bahwa suatu saat temannya akan meninggalkannya dan juga berpisah
dari teman-temannya. Ia juga memiliki ketakutan akan dikhianati oleh
teman-temannya yang tidak saling percaya antara satu sama lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 85
63
Ketidakpercayaan dan pengkhianatan adalah sumber kehancuran
dalam pertemanan
Terdapat beberapa hal yang dapat menghancurkan suatu pertemanan
bagi M. Salah satu hal bagi M yang dapat menghancurkan
pertemanannya adalah ketika ada teman yang berkhianat. Maksud dari
berkhianat disini adalah teman dekat dari M menyukai orang yang sama
dengan yang disukai oleh dirinya. Selain itu hal yang membuatnya
merasa terkhianati juga adalah ketika temannya meninggalkan atau
menjauhi dirinya. Pada dasarnya M memiliki ketakutan bahwa suatu saat
temannya akan meninggalkan dirinya dan menjadi lebih dekat dengan
orang lain, baik teman ataupun pacar. Ketika hal-hal seperti itu terjadi,
pertemanan yang terjalin antara M dengan temannya bisa saja berakhir.
Hal lain bagi M yang bisa menghancurkan pertemanannya adalah
ketika ketidakpercayaan hadir dalam pertemanan tersebut. Bagi M
hadirnya ketidakpercayaan dapat membuat seseorang berprasangka
buruk mengenai orang lainnya dalam lingkup pertemanan tersebut dan
akhirnya menjadi banyak pembicaraan-pembicaraan di belakang.
Prasangka buruk inilah yang bagi M akan membuat suatu pertemanan
renggang. Ketika seorang teman berprasangka buruk terhadap teman
lainnya, maka ia akan cenderung menghindari teman yang bersangkutan
tersebut.
M sempat mengalami ketidakpercayaan terhadap beberapa
temannya, ia takut dan berprasangka bahwa ia akan dibicarakan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 86
64
belakang oleh teman-temannya sendiri. M juga sempat mengalami
keraguan ketika ada teman dekatnya berkomunikasi dengan pacarnya, ia
sempat bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Adanya keraguan
terhadap temannya sendiri merupakan salah satu bentuk dari hadirnya
ketidakpercayaan dalam pertemanan. Akan tetapi pada akhirnya M tetap
meyakinkan dirinya bahwa mereka teman-teman dekatnya dan paham
betul mengenai diri informan serta tidak akan melakukan hal tersebut.
Setiap mengalami keraguan, M selalu meyakinkan dirinya dan kembali
menumbuhkan kepercayaan terhadap temannya.
Kerenggangan pertemanan yang timbul karena jarak
Berakhirnya suatu pertemanan bagi M juga bisa dikarenakan oleh
adanya jarak antara M dengan teman dekatnya. Sebagai seorang
pribadi, M memiliki keinginan untuk sering bertemu secara fisik
dengan teman-temannya. Hal tersebut terjadi karena adanya kebutuhan
yang besar untuk mendengar dan membagikan cerita pada teman-
temannya, dimana M jauh lebih nyaman dalam bercerita bila langsung
bertemu.
M memiliki pemikiran bahwa ketika teman dekatnya bersekolah di
kota yang berbeda maka akan membuat pertemanan yang terjalin
semakin merenggang. Kembali lagi karena M memiliki kebutuhan
untuk terus bertemu secara fisik. M berpikiran meskipun suatu saat
nanti ia pergi ke sekolah yang berbeda dengan teman-teman dekatnya,
ia ingin terus bertemu. Apabila ia tidak secara rutin bertemu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 87
65
teman-temannya, maka ia menganggap bahwa pertemanan bisa
berakhir disana.
c. Berani asertif dalam menyelesaikan masalah dengan teman
Di dalam pertemanan tentunya tidak akan terlepas dari suatu
permasalahan, bagaimana M menghadapi permasalahan-permasalahan
yang ia alami dalam pertemanan tidak terlepas dari peristiwa-peristiwa
sebelumnya. M belajar mengenai cara yang tepat bagi dirinya untuk
menghadapi suatu permasalahan dalam pertemanan dari peristiwa yang
sudah pernah ia lalui sebelumnya. Ia memilah mana saja sikap yang ia
rasa efektif dalam menyelesaikan masalah serta teman-teman mana saja
yang bisa ia ajak bicara dan mana teman yang akan ia diamkan. M
memiliki cara yang berbeda dalam menyelesaikan masalah dengan
teman-teman yang berbeda pula, bergantung pada karakteristik teman
yang bersangkutan.
M cenderung menggunakan komunikasi yang terbuka saat ia
menghadapi suatu permasalahan dengan temannya. Ia akan cenderung
langsung mengungkapkan apa yang ia rasakan kepada teman yang
bersangkutan dan mempertanyakan mengenai masalah yang sedang
dialami. Di awal ia mengalami masalah, M akan berusaha untuk mengerti
terlebih dahulu mengapa masalah tersebut dapat terjadi dan mengapa
temannya berperilaku seperti itu. Akan tetapi, M berpikiran bahwa
apabila ia terus menerus mengerti tanpa mengkonfrontasi, ia bisa saja
diperlakukan semena-mena nantinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 88
66
M juga merasa bahwa masalah yang tidak dikomunikasikan secara
langsung hanya akan membuat permasalahan tersebut berkembang menjadi
semakin fatal. Maka dari itu, informan memilih untuk langsung
mengungkapkan apa yang ia rasakan dan menyelesaikan masalah tersebut
daripada menunda penyelesaiannya. Akan tetapi ada perbedaaan cara M
menyelesaikan masalah dengan teman-teman yang ia anggap sebagai teman
“biasa” atau bukan teman yang sering menghabiskan waktu dengannya.
Ketika ia memiliki masalah dengan teman yang tidak begitu dekat, M akan
cenderung diam dan pasif. Ia tidak akan terlalu berusaha untuk
membicarakan apa yang ia rasakan dan tanggapannya terhadap
permasalahan tersebut.
d. Mempersepsikan datangnya kecemburuan dari perilaku teman
Pada saat awal kecemburuan datang, ia tidak menyangka bahwa
cemburu akan hadir dalam hidupnya, karena ia hanya mengetahui bahwa
dirinyalah satu-satunya teman dekat dari temannya. Bagaimana ia
mempersepsikan bahwa ia sedang merasakan kecemburuan dipengaruhi
oleh bagaimana temannya berperilaku. Ia melihat bahwa temannya mulai
menjauh dari dirinya ketika ia tidak lagi diajak bercerita dan pergu bersama.
Sejak saat itulah M mulai merasakan kecemburuan.
Cemburu hadir secara tiba-tiba
Cemburu yang dirasakan oleh M datang secara tiba-tiba. Ia
merasakan cemburu pada teman-teman yang ia anggap teman dekat.
Saat M merasakan kecemburuan terhadap seorang teman, biasanya ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 89
67
sudah menjalin relasi pertemanan yang cukup lama dengan teman
tersebut. M beranggapan bahwa karena pertemanan yang sudah terjalin
cukup lama maka ia dengan teman dekatnya sudah saling memahami
satu dengan yang lainnya. Pemahaman antara satu dengan yang lain ini
didapatkan melalui seringnya M saling membagikan hatinya lewat
bercerita. Selain saling memahami, M juga terbiasa menggunakan
komunikasi yang terbuka diantaranya dan juga tena-teman dekatnya.
Adanya komunikasi yang terbuka serta terbiasa berbagi cerita
membuat M beranggapan bahwa tidak ada hal yang ditutup-tutupi atau
tidak ada hal yang tidak ia ketahui dari teman-temannya. Maka dari itu
M sama sekali tidak menyangka bahwa kecemburuan akan datang
dalam hidupnya. Ia tidak menyangka bahwa teman dekatnya memiliki
teman lain, karena hal tersebut tidak pernah disebutkan selama M
menjalin pertemanan dengan teman dekatnya.
M terkejut ketika mengetahui bahwa teman dekatnya berteman
dekat dengan orang lain selain dirinya. M sudah sejak awal berteman
dengan teman dekatnya dan ia merasa bahwa ia dengan teman dekatnya
banyak menghabiskan waktu bersama tanpa adanya orang lain. Maka
ketika mengetahui bahwa teman dekatnya memiliki teman dekat lain,
ia merasa cemburu. Cemburu yang dirasakan oleh M sama sekali tidak
terantisipasi sebelumnya karena teman dekatnya tidak pernah bercerita
serta tidak pernah terlihat bahwa ia dekat dengan teman lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 90
68
Teman yang tidak lagi bercerita dan pergi bersama
Bagaimana M mempersepsikan bahwa ia sedang mengalami
kecemburuan terbentuk dari beberapa peristiwa awal yang ia alami. Hal
awal yang membuat M berpikiran bahwa temannya dekat dengan orang
lain adalah ketika temannya lebih sering bersama dan menghabiskan
waktu dengan orang lain yang bersangkutan. Salah satu contoh kecilnya
adalah ketika M memperhatikan teman dekatnya lebih sering duduk
bersama orang lain, sedangkan biasanya duduk dengan dirinya. Pada saat
itulah M mulai merasakan cemburu dan lebih memilih untuk dekat dengan
teman yang lainnya.
Selain itu M juga mulai merasakan cemburu adalah ketika melihat
bahwa teman dekatnya lebih sering bercerita pada orang lain, dalam hal
ini dengan rivalnya. Mengapa M merasa cemburu ketika teman dekatnya
bercerita dengan orang lain adalah karena bercerita merupakan komponen
yang penting dalam kehidupan pertemanan M. Bagi M kunci dari teman
yang saling memahami adalah seringnya bercerita dan ketika teman
dekatnya bercerita dengan orang lain, inti dari pertemanan tersebut akan
hilang hingga ia merasa cemburu. Salah satu contoh peristiwa yang
membuatnya vcemburu adalah ketika teman dekatnya saling bercerita
kepada teman barunya mengenai teman laki-laki yang saat ini disukai
temannya, sedangkan dirinya tidak tahu mengenai cerita itu sama sekali.
M juga akan merasa cemburu bila teman-temannya pergi tanpa dirinya.
Ia akan bertanya-tanya mengapa dirinya tidak diajak pergi, padahal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 91
69
biasanya mereka selalu pergi bersama. Salah satu alasan mengapa M
menganggap orang lain teman dekatnya adalah karena banyaknya waktu
yang ia habiskan bersama temannya. Ketika ia seringkali melakukan
pertemuan secara fisik dan pergi bersama temannya, maka teman
tersebutlah yang bisa menjadi teman dekat M. Maka ketika ada salah satu
teman dekat M yang meninggalkannya pergi bersama dengan orang yang
lainnya, ia akan kehilangan rutinitas yang biasa ia lakukan bersama teman
dekatnya, sehingga ia merasa cemburu.
e. Cemburu menimbulkan perasaan tertinggal dan kehilangan
Ketika ia sedang mengalami kecemburuan, banyak perasaan dan
emosi yang muncul dalam dirinya. Dua perasaan yang paling dominan
adalah merasa tertinggal dan merasa kehilangan. Seperti yang sudah
dikatakan sebelumnya bahwa ditinggalkan merupakan salah satu
ketakutan yang ia alami dalam pertemanan, maka hadirnya peristiwa
kecemburuan dalam diri M membuatnya merasa bahwa ketakutannya
tersebut menjadi benar nyata. Selain itu M juga merasa sangat
kehilangan sosok seorang teman yang beperan sangat besar dan
menjalankan banyak fungsi dalam hidupnya.
Ketakutan ditinggalkan yang menjadi nyata
Pada dasarnya ketika menjalin suatu pertemanan, M
memiliki ketakutan ia akan dilupakan ataupun ditinggalkan oleh
teman yang sudah menjadi teman dekatnya. Maka dari itu M merasa
bahwa hadirnya suatu komitmen dalam pertemanan merupakan hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 92
70
yang penting, karena salah satu wujud komitmen bagi M adalah
belajar setia kawan dan tidak menjadi teman yang “kacang lupa
kulit”. Teman “kacang lupa kulit” sendiri bagi M merupakant teman
yang menjalin kedekatan dengannya lalu meninggalkannya begitu
saja. Hal tersebut juga merupakan salah satu ketakutan M, dimana
ia takut teman dekatnya meninggalkan dirinya lalu lebih dekat
dengan orang lain, baik statusnya sebagai teman lain ataupun pacar.
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa
ditinggalkan merupakan awal M merasakan kecemburuan. Ketika M
memiliki teman yang baginya “kacang lupa kulit”, ia akan merasa
terkhianati begitu pula ketika ia mengalami kecemburan. Ia merasa
bahwa dirinyalah yang menemani mereka sejak awal dan mereka
dengan mudahnya meninggalkan diri M. Hadirnya kecemburuan
membuat M merasa kesal serta kecewa terhadap perilaku temannya
yang meninggalkan dirinya.
Selain itu selama mengalami kecemburuan M sempat
merasakan kebingungan serta bertanya-tanya mengapa dirinya harus
ditinggalkan, atau mengapa dirinya tidak diajak pergi. M juga
bertanya-tanya mengapa teman dekatnya lebih memilih berteman
dengan orang lain daripada dirinya, padahal yang selalu ada untuk
temannya adalah dirinya. M bahkan bertanya-tanya apa yang kurang
dari dirinya sehingga membuat temannya lebih memilih berteman
dengan orang lain. Pada akhirnya semua perasaan yang M rasakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 93
71
serta hindari di awal mengenai hadirnya kecemburuan membuat
ketakutan ditinggalkannya menjadi nyata.
Hilangnya sosok teman di dalam hidup
Perasaan lain yang M rasakan ketika mengalami kecemburuan
adalah kehilangan. Tentunya rasa kehilangan muncul karena teman
dekatnya yang pergi bersama orang lain hingga segala peran teman
dalam hidupnya ikut pergi bersama temannya. Salah satu peran teman
dalam kehidupan M adalah sebagai pengingat terutama yang berkaitan
dalam hal akademik. Bahkan ia merasa bahwa ia kesulitan dalam
mengerjakan tugas-tugas akademiknya bila sedang mengalami
kecemburuan akibat ditinggalkan oleh teman dekatnya. M juga
kehilangan teman yang selalu mengingatkan untuk menghindari hal-hal
yang negatif.
Salah satu komponen penting dari seorang teman dalam kehidupan
M adalah sebagai sarana bercerita. Maka ketika M mengalami peristiwa
kecemburuan akibat ditinggalkan temannya, ia akan kehilangan sarana
berceritanya, padahal mengungkapkan isi hati bagi M merupakan hal
yang penting. M berusaha untuk bercerita pada teman lainnya akan
tetapi ia justru tidak bisa mengungkapkan perasaannya secara leluasa,
ia membatasi hal-hal yang ia ceritakan. Maka ia merasa bahwa
kemanapun ia pergi dan kemanapun ia mencari sarana bercerita baru,
ia tidak akan bisa menemukan “tempat” atau “rumah” yang cocok
untuknya serta akan tetap merasa kehilangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 94
72
f. Menghadapi kecemburuan dengan berfokus pada pengolahan emosi
negatif
M memiliki beberapa cara yang ia lakukan untuk menghadapi
kecemburuan. Pertama ia akan mencoba untuk mengelola semua emosi
negatif yang ia rasakan. Pengelolaan emosi negatif tersebut bertujuan
untuk meringankan stres yang hadir akibat kecemburuan. Ia mencoba
untuk melupakan kesedihannya untuk membuktikan bahwa dirinya tetap
bisa baik-baik saja meski tanpa temannya. Ia juga mencoba untuk
berpikiran positif mengenai kecemburuan yang ia alami, mencoba untuk
melihat apa alasan dibalik perilaku temannya yang membuatnya
cemburu. Kedua hal ini ia lakukan karena ia memutuskan untuk
memendam apa yang sebenarnya ia rasakan ketika mengalami
kecemburuan.
Bangkit dari kesedihan yang Terpendam untuk membuktikan diri
Setelah M merasa ditinggalkan dan kehilangan temannya selama
mengalami peristiwa kecemburuan, muncul juga perasaan malas untuk
bertemu dengan temannya yang sedang dekat dengan orang lain.
Perasaan malas ini muncul karena temannya lebih banyak
menghabiskan waktu dengan teman yang lainnya dan tidak lagi
membagi waktu dengan dirinya.
Perasaan malas bertemu teman inilah yang kemudian memunculkan
keyakinan bahwa ia masih memiliki teman lain. Selain itu M juga
merasa bahwa penantiannya untuk dekat kembali dengan teman yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 95
73
dicemburui merupakan suatu pertanyaan yang tidak terjawab-jawab,
sehingga ia memutuskan untuk mencari teman lain saja. M juga
menjadi bersikap cuek dengan temannya dan membiarkan temannya
untuk berteman dengan orang lain. Selama mengalami kecemburuan,,
M juga berusaha meyakinkan dirinya bahwa ia masih memiliki teman
yang lainnya. Usaha meyakinkan diri bahwa masih ada teman lain
inilah yang merupakan salah satu bentuk dari usaha M untuk menghibur
dirinya sendiri ketika ia sedang merasa cemburu.
Setelah meyakinkan dirinya sendiri, M mewujudkan keyakinannya
tersebut dengan berusaha berteman dekat dengan teman lainnya. Hal ini
dilakukan karena M ingin menyamakan kondisinya dengan teman yang
dicemburui. Kondisi yang dimaksudkan disini adalah berteman dekat
dengan orang yang lain. Tindakan mencari teman baru dan berteman
dekat ini juga merupakan usaha M untuk membuktikan bahwa dirinya
tetap bisa bahagia meskipun tidak lagi berteman dengan teman yang
dicemburui. Pada awalnya M mengkhawatirkan bagaimana pandangan
teman yang ia cemburui serta rivalnya terhadap dirinya. Ia memiliki
ketakutan dipandang kasihan oleh teman yang dicemburui karena ia
tidak lagi memiliki teman dekat, maka dari itu M akan berusaha untuk
berteman dekat dengan teman lainnya.
Hal lain yang menyebabkan M berusaha berteman dekat dengan
orang lain adalah karena ada sedikit keinginan untuk membalas apa
yang sudah dilakukan oleh teman yang dicemburui. Ia juga ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 96
74
berteman dekat dengan orang lain agar teman yang dicemburui juga
merasakan apa yang dirasakan oleh M. Ketakutan dipandang kasihan,
keinginan untuk menyamakan keadaan, serta keinginan untuk membuat
temannya merasakan apa yang ia rasakan inilah yang membuat M ingin
membuktikan diri bahwa ia juga tetap bisa berteman dengan orang
lainnya dan tetap merasa bahagia.
Sikap positif dalam menghadapi kecemburuan
Di samping semua perasaan-perasaan negatif yang M rasakan
selama mengalami kecemburuan, ia akhirnya mencoba untuk berpikir
secara positif mengenai peristiwa kecemburuan yang ia alami. Ia
mencoba untuk mendasari pemikirannya bahwa ia tidak boleh bersikap
egois di dalam pertemanan yang sedang ia jalani. Tidak bersikap egois
berarti tidak membatasi teman dekatnya untuk berteman dengan
siapapun. Selain itu M juga berpikiran bahwa ia juga memiliki teman
lain, maka ia tidak boleh egois terhadap temannya dan melarang
temannya berteman dengan orang lain.
Meskipun M mengalami kecemburuan, ia tetap memahami bahwa
di dalam pertemanan juga terdapat batasan-batasan tertentu. Bagi M
terdapat sikap-sikap tertentu yang tidak layak untuk dilakukan di dalam
pertemanan, salah satunya adalah membatasi temannya untuk berteman
dengan orang lain atau pergi dengan orang lain. M juga mencoba untuk
memahami alasan dari setiap tindakan teman yang ia cemburui. Seperti
ketika teman dekatnya tidak mengajaknya pergi bersama, ia mencoba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 97
75
memahami pasti teman dekatnya memiliki maksud tersendiri ketika
tidak mengajak dirinya dan hal tersebut tidak secara sengaja dilakukan
untuk membuat M cemburu.
Contoh lain dari usaha M untuk memahami peristiwa penyebab
kecemburuan adalah ketika temannya sudah tidak begitu sering
menghabiskan waktu dengan dirinya. Ia mencoba utuk memahami
bahwa temannya memang sibuk dan ada hal lain yang harus dilakukan
terlebih dahulu. Kemudian salah satu peristiwa yang membuat M
cemburu adalah ketika temannya tidak membagikan cerita kepada
dirinya tapi justru memberitahukan cerita tersebut kepada teman
lainnya. Setelah mengalami hal tersebut, M mencoba untuk
meyakinkan dirinya bahwa sekali lagi ada alasan mengapa temannya
tidak membagikan cerita tersebut pada dirinya. Ia juga memahami
bahwa tidak semua cerita mengenai kehidupan temannya harus ia
ketahui karena ia menganggap bahwa pasti temannya tidak akan dan
tidak harus menceritakan segala cerita pada diri M.
g. Berani bertindak dalam menghadapi kecemburuan agar tetap
berteman
Meskipun di awal M memutuskan untuk memendam yang ia
rasakan, ia memiliki cara lain untuk menghadapi kecemburuan yang ia
rasakan. Pada satu titik M akan merasakan bahwa temannya lah yang
sudah bersama dirinya sejak awal, maka rasa kepedulian tersebut masih
hadir dalam diri M meskipun ia dan temannya sudah saling menjauh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 98
76
karena hadirnya teman baru. Ia juga akhirnya memutuskan untuk
bertanya kepada temannya terkait peristiwa yang menyebabkan
kecemburuan, meskipun ia telat membalut pertanyaannya dengan canda.
Mendekati rival karena masih adanya rasa kepedulian terhadap
teman
Selain berusaha untuk membuat pemikirannya menjadi lebih
positif, M juga melakukan beberapa tindakan untuk menghadapi
kecemburuan yang ia alami. Cemburu yang dirasakan oleh M juga
membuatnya mengambil keputusan untuk mendekati rivalnya atau
teman baru dari teman yang dicemburui. Ketika melakukan hal
tersebut M sempat merasa dirinya jahat karena juga ikut mendekati
rivalnya dan membagikan cerita yang tidak diketahui oleh teman
yang dicemburui.
Alasan dibalik tindakan M yang mendekati rivalnya adalah
karena sesungguhnya ia ingin mengetahui kabar terbaru dari teman
yang ia cemburui. Renggangnya kedekatan M dengan teman
dekatnya membuat dirinya tidak mengetahui cerita-cerita terbaru
dari teman yang bersangkutan. Maka dari itu ia mencoba mendekati
rivalnya agar mengetahui kabar terbaru dari teman yang dicemburui.
M menyadari bahwa ia memiliki kepedulian yang mendalam akan
teman yang dicemburui karena memang sudah sejak awal berteman
dan ada sesuatu yang hilang ketika ia tidak mengetahui bagaimana
kabar dari teman dekatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 99
77
Angkat bicara untuk dekat kembali dengan teman
M melihat dirinya sebagai pribadi yang selalu mengatakan apa yang
ia rasakan ketika memiliki masalah dengan teman dekatnya. Ia tidak
selalu langsung mengatakannya, tetapi terkadang ia membalut hal yang
ditujukan untuk menyindir teman yang bersangkutan dengan bercanda.
Meskipun di awal menghadapi kecemburuan M akan cenderung
memendam, namun akhirnya ia memutuskan untuk
mengungkapakannya kepada teman yang ia cemburui.
Sama seperti sebelumnya, M tidak langsung mengungkapkan apa
yang ia rasakan namun ia menyindir temannya dengan cara bercanda.
Contoh sindiran yang M lontarkan adalah mengenai temannya yang
tidak pernah lagi bercerita kepada dirinya sehingga ia tidak tahu
mengenai kabar terbaru dari teman yang ia cemburui. M akan selalu
mengungkapkan sindiran yang berisi perasaan selama mengalami
kecemburuan kepada teman yang dicemburui dengan dibalut
menggunakan candaan agar tidak menyakiti hati teman yang
bersangkutan.
Setelah M mengungkapkan sindirannya, teman yang
dicemburui juga akan mengemukakan alasan mengapa ia melakukan
hal yang ternyata membuat M cemburu. Teman yang dicemburui
berusaha menjelaskan setiap tindakannya. Bagi M ketika teman
yang dicemburui berusaha menjelaskan apa yang terjadi maka ia
dapat berteman kembali dengan teman yang bersangkutan. Melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 100
78
proses yang cukup panjang akhirnya M dapat berteman kembali
dengan teman yang dicemburuinya, sedangkan rivalnya juga sudah
mulai menjauh dan lebih dekat dengan teman lainnya. Meskipun M
sudah kembali berteman dekat dengan teman yang pernah ia
cemburui, ia tetap memiliki perasaan tidak enak karena sedikit
meninggalkan teman yang sempat ia dekati selama mengalami
kecemburuan.
h. Kecemburuan sebagai sarana berefleksi agar menjadi lebih baik
Salah satu proses yang ia lalui selama mengalami kecemburuan
adalah adanya refleksi akan hal tersebut. Setelah segala hal yang ia lalui,
ia mengevaluasi keseluruhan prosesnya dalam menghadapi
kecemburuan. Kecemburuan yang ia rasakan juga membuatnya ingin
memperbaiki dirinya menjadi lebih baik lagi agar tidak membuatnya
ditinggalkan oleh temannya dan merasakan kecemburuan lagi.
Adanya evaluasi terhadap peristiwa kecemburuan
Kecemburuan yang dialami oleh M membuatnya melakukan
proses evaluasi terhadap peristiwa tersebut. Salah satu hasil proses
evaluasi yang dilakukan adalah pandangannya terhadap pertemanan.
Kecemburuan tidak membuatnya memiliki pandangan yang lebih
negatif terhadap pertemanan. Peristiwa kecemburuan juga tidak
membuatnya takut untuk menjalin pertemanan kembali meskipun ia
sudah mengetahui bahwa kecemburuan bisa saja terjadi di dalam
pertemanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 101
79
Meskipun sudah melalui peristiwa kecemburuan, M tidak
ingin mengubah sedikitpun kondisi pertemanan yang ia jalani saat
ini. Baginya, meskipun sudah mengalami kecemburuan, teman
dekatnya memiliki insiatif untuk menjelaskan alasan dibalik
peristiwa yang memicu kecemburuan. Selain itu pada akhirnya M
juga tetap dapat berteman kembali dengan teman dekatnya atau
dengan kata lain tidak kehilangan teman dekatnya tersebut.
M juga melakukan evaluasi terhadap caranya dalam
menghadapi peristiwa kecemburuan. Bagi M caranya dalam
menghadapi kecemburuan sudah dianggap baik. Meskipun di awal
ia sempat memendam perasaannya, pada akhirnya ia juga berani
melakukan tindakan untuk mengetahui kabar dari teman dekatnya
dan juga mengungkapkan perasaannya kepada temannya melalui
sindiran-sindiran tertentu. M juga merasa bahwa caranya
menghadapi peristiwa kecemburuan tidak akan merugikan dirinya
maupun temannya karena ia tidak meminta teman dekatnya untuk
merubah sifatnya atau melarangnya berteman dengan orang lain.
Kecemburuan mendorong perbaikan diri
Selain sebagai sarana mengevaluasi diri dalam dan setelah
menghadapi kecemburuan, peristiwa kecemburuan juga mendorong M
untuk memperbaiki dirinya. Ia belajar melalui peristiwa kecemburuan
bahwa ada beberapa sikap dari dirinya yang menurutnya harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 102
80
diperbaiki. Salah satunya adalah kesadaran yang ia dapatkan setelah
mengalami kecemburuan mengenai pentingnya menjaga komunikasi.
Bagi M teman yang disebut dengan “kacang lupa kulit” adalah
teman yang paling ia hindari dan ketika mengalami kecemburuan, hal
yang ia hindari pun akhirnya harus ia hadapi. Pengalaman menghadapi
kecemburuan tersebut membuat M menyadari bahwa ia juga tidak
boleh menjadi teman yang meninggalkan teman lainnya dan hal
tersebut bisa dimulai dengan terus menjaga komunikasi. Dengan terus
menjaga intensitas komunikasi maka ia tidak akan membuat temannya
merasa tertinggalkan.
Selain itu M juga menyadari bahwa semua tindakan yang ia lakukan
terdapat sisi benar dan salahnya pula. Melalui caranya dalam
menghadapi kecemburuan membuat M menyadari hal tersebut. Ketika
ia menghadapinya dengan memendam, akan membuatnya terus
menyimpan sendiri kesedihannya tetapi tidak akan membuat
ketakutannya terwujud mengenai ia yang takut dibicarakan di belakang.
Di sisi lain ketika ia memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya
akan membuat ia lebih lega namun tetap ada resiko membuat
pertemanan tersebut menjadi canggung dan bisa saja menjadi bahan
pembicaraan di antara teman-teman dekatnya.
Hal lain yang juga ia sadari setelah mengalami kecemburuan adalah
ia harus memperbaiki cara bicaranya ketika berhadapan dengan teman.
M menyadari bahwa ketika ia berbicara dengan teman ia cenderung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 103
81
berbicara dengan nada yang cukup keras dan kata-katanya mungkin
terkadang menyinggung temannya. Menurutnya hal tersebutlah yang
membuat teman-temannya menjauh dan meninggalkan dirinya untuk
berteman dengan orang lain. Maka untuk menghindari ia mengalami
kecemburuan lagi atau ditinggalkan temannya lagi, ia akan berusaha
untuk memperbaiki cara berkomunikasinya dengan teman-temannya.
i. Teman akan selalu kembali meski sempat terpisah
Selain kedua hal di atas, M juga menemukan hal lain setelah ia
mengalami kecemburuan. Ia menemukan bahwa relasi pertemanan juga
sama halnya dengan relasi romantis. Ia menemukan permasalahan-
permasalahan dan dinamika pertemanan juga sama dengan relasi
romantik. Salah satu hal yang membuatnya berpikir demikian adalah
ketika ia menyadari bahwa meskipun sudah sempat terpisah sebelumnya
apabila memang sudah berteman dekat dari awal, mereka akan kembali
berteman.
Kecemburuan membuatnya sempat saling menjauh dengan teman
dekatnya karena teman dekatnya lebih sering menghabiskan waktu
dengan orang lain. Selama mengalami kecemburuan M juga berusaha
untuk mencari teman dekat lainnya. Akan tetapi pada akhirnya M dan
juga teman yang dicemburui kembali berteman karena menurutnya ialah
yang paling mengerti diri M seluruhya begitu pula dengan teman
dekatnya. Maka ketika dua orang sudah saling memahami dan mengerti
satu dengan yang lainnya, mereka akan kembali dekat meskipun sempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 104
82
saling menjauhi. Maka M meyakinkan dirinya untuk tidak perlu takut
apabila temannya berteman dengan orang lain.
Hal tersebut sesuai dengan prisnip awal M mengenai pertemanan
yaitu teman akan selalu datang pergi dan itu adalah hal yang wajar. M
kembali meyakinkan dirinya bahwa hal tersebut merupakan hal yang
wajar dan prinsip tersebutlah yang seharusnya dipegang. Hal lain yang
merupakan prinsip awal M mengenai pertemanan adalah peran
komitmen di dalam pertemanan tersebut. Komitmen dalam pertemanan
bagi M merupakan suatu hal yang penting, namun hadirnya komitmen
tersebut jangan sampai dijadikan alasan untuk membatasi lingkup sosial
teman. Ia tetap harus memperbolehkan temannya untuk berteman dengan
siapa saja.
2. Informan 2
a. Kebutuhan mempunyai teman dekat yang tidak sejalan dengan
ketidakinginan menganggap sahabat
M (17) memiliki pandangan-pandangan tertentu mengenai
pertemanan yang terjalin dalam hidupnya. Ia memiliki kebutuhan untuk
selalu dekat dengan teman-temannya karena bagi dirinya, teman adalah
seseorang yang dapat memahami diri M secara keseluruhan. M juga
akan menggantungkan perkembangan dirinya pada hadirnya teman
dalam hidupnya, karena temanlah yang bisa menuntunnya menuju hal
yang lebih positif. Akan tetapi M juga memiliki konflik dengan dirinya
sendiri, dimana ia merupakan seorang pribadi yang sangat menjunjung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 105
83
tinggi harga diri atau gengsinya. Hal ini membuatnya sulit menemukan
sahabat dalam hidupnya, meskipun ia memiliki keinginan untuk terus
dekat dengan temannya.
Teman adalah pribadi yang memahami diri informan
Hal pertama yang S perhatikan ketika berteman adalah
adanya kesamaan sifat dan pemikiran dengan dirinya. Adanya
kesamaan yang terjalin di antara S, dalam hal apapun, merupakan
suatu hal yang penting bagi dirinya. Hal ini disebabkan oleh
pemikiran S yang menyatakan bahwa dengan adanya kesamaan
antara ia dan temannya, maka temannya lebih dapat memahami diri
S. Pengertian dari temannya juga merupakan hal yang penting bagi
diri S ketika menjalin pertemanan.
Selain itu salah satu hal yang dibutuhkan S dari seorang
teman adalah kehadirannya. Ia membutuhkan teman yang bisa selalu
hadir dalam kesehariannya baik dalm keadaan sedih ataupun senang.
Kebutuhan S akan teman yang selalu hadir ini didukung juga oleh
keadaannya di dalam keluarga dimana ia sangat jarang bercerita.
Maka hadirnya teman merupakan sarana bagi S untuk memenuhi
kebutuhannya yang tidak terpenuhi dalam keluarga salah satunya
bercerita. Dengan bercerita S dapat mengurangi stress yang sedang
ia alami.
Bagi S teman adalah tempat dimana ia membagikan
kehidupan pribadi dan isi hatinya, maka dari itu teman berfungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 106
84
sebagai sarana bercerita bagi dirinya. Kebutuhan untuk membagikan
dirinya dengan bercerita inilah yang membuatnya ingin selalu
bertemu dengan temannya. Maka dari itu pula, dianggapnya
seseorang sebagai teman dekat S atau tidak bergantung pada
intensitas mereka saling bertemu. Semakin seringnya teman yang
bersangkutan pergi bersama S maka semakin besar pula
kemungkinan teman tersebut dianggap sebagai teman dekat.
Menggantungkan diri kepada teman untuk kebaikan diri
sendiri
Dalam menjalani relasi pertemanan S memiliki
kekhawatiran akan kehilangan teman dekatnya, karena
kesehariannya yang banyak dihabiskan bersama teman-temannya. Ia
beranggapan seperti itu karena baginya teman hadir untuk
menuntunnya menuju jalan yang dianggap “benar” atau dengan kata
lain S terhitung cukup menggantungkan dirinya pada teman-teman
dekatnya. Hal ini terlihat dari anggapan S mengenai kehidupan yang
lebih baik atau “jalan yang benar” dapat tercapai ketika teman
dekatnya memberikan motivasi serta nasehat bagi dirinya ketika
menghadapi berbagai macam masalah, maka teman dekat yang ada
dalam kehidupan S membatunya untuk semakin berkembang.
Selain memberikan nasehat dan motivasi, hadirnya teman
dekat bagi S adalah untuk mengingatkannya agar terhindar dari
berbagai macam hal negatif. Seperti yang sudah dikatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 107
85
sebelumnya bahwa S mengandalkan teman dekatnya untuk terus
menjaganya agar berada di “jalan yang benar”, maka teman juga
sekaligus sebagai penghindar hal-hal negatif bagi dirinya. Adanya
teman yang selalu mengingatkan dalam berbagai macam hal
terutama dalam menghindari hal-hal yang dianggap negatif
membuat S merasa terlindungi.
Kesenangan juga merupakan dampak yang diberikan oleh
hadirnya teman-teman bagi diri S. Tidak hanya dalam perilaku,
hadirnya teman-teman bagi S membuatnya sering merasakan emosi-
emosi positif dalam hidupnya. Ia mengatakan bahwa ia menjadi
lebih banyak tersenyum dan tertawa ketika ia sedang bersama
dengan temannya.
Banyaknya dampak positif serta fungsi yang dijalankan oleh
teman dalam kehidupan S membuatnya memiliki kekhawatiran akan
kehilangan teman-teman terdekat. Ketika ia kehilangan teman
dekatnya maka ia juga akan kehilangan semua dampak positif yang
diberikan oleh teman dekatnya. Takut akan kehilangan inilah yang
membuat S merasa bahwa suatu komitmen penting untuk dibangun
dalam suatu relasi pertemanan. Bagi S hadirnya komitmen dalam
pertemanan dapat mencegahnya akan kehilangan teman-teman
dekatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 108
86
Kebutuhan untuk selalu dekat
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa S memiliki
keinginan yang besar untuk selalu bertemu dengan teman-teman
dekatnya dan juga memiliki kekhawatiran akan kehilangan teman
dekatnya. S memang merasa bahwa dirinya memiliki kebutuhan
untuk terus berteman dekat dan tidak ditinggalkan oleh teman-
temannya. Terlebih S mengalami ketakutan akan ditinggalkan
secara tiba-tiba karena ia pernah mengalami peristiwa membekas
mengenai hal tersebut sehingga meninggalkan perasaan yang tidak
mengenakkan hati dan perasaannya.
Pada saat ditinggalkan oleh teman dekatnya S akan
merasakan kesedihan dan baginya tingkat kebahagiaannya akan
berkurang beberapa persen. Tentunya ia juga akan merasa
kehilangan peran dari teman-teman di sekitarnya. Kesedihan yang
timbul karena ditinggalkan inilah yang akan membuat S mengalami
ketakutan untuk percaya kembali kepada temannya sendiri bahkan
kepada orang lain.
Kesulitan menemukan sahabat karena menjunjung tinggi
gengsi
Pada intinya S memiliki kebutuhan akan teman yang selalu
ada untuk dirinya. Ia membutuhkan teman yang selalu mau
membuka dirinya bagi S serta memberikan saran-saran yang
membangun diri S. Di sisi lain S juga berpegang pada prinsipnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 109
87
mengenai istilah “sahabat”. Ia merasa bahwa selama ini kata
“sahabat” belum pernah keluar dari mulutnya, karena menurut
dirinya memanggil sesama dengan kata “sahabat” bukanlah
karakteristik dirinya. Selain itu S juga merasa bahwa dirinya adalah
seorang pemalu dan juga sangat menjunjung tinggi gengsinya.
Gengsi yang sangat dijunjung tinggi itulah yang membuat S
tidak akan menganggap orang lain sahabat sebelum orang lain
menganggapnya sahabat terlebih dahulu. Selain itu ia juga menjadi
pribadi yang tidak mau mengajak temannya berbicara terlebih
dahulu ketika ia mengalami suatu konflik. Bahkan karena sifat
menjunjung gengsi tersebut membuat S tidak akan ragu untuk
langsung melepaskan seorang teman yang menjauhinya. Sifat
gengsi ini jugalah yang membuat S merasa bahwa ditemukan atau
tidaknya seorang sahabat dalam hidupnya sangat bergantung pada
faktor eksternal atau karakteristik dari teman yang bersangkutan.
Ia merasa bahwa bagaimana orang lain memperlakukan
dirinya akan mempengaruhi apakah ia akan menganggap orang lain
tersebut seorang sahabat atau bukan. Karakteristik seseorag juga
akan mempengaruhi mengenai datang perginya orang tersebut atau
dengan kata lain mempengaruhi kemungkinan orang tersebut
menjauhi S atau tidak. Sering datang perginya seorang teman inilah
yang juga menjadi alasan ia tidak mau menganggap sahabat. Ia takut
bahwa suatu saat ia akan ditinggalkan oleh seorang teman yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 110
88
sudah ia anggap sebagai sahabat. Ia sudah pernah mengalami
peristiwa seperti itu bahkan sampai membuat ia mengubah
pandangannya mengenai komitmen dalam pertemanan. Ia tidak lagi
memandang bahwa hadirnya komitmen penting, karena memang
pada kenyataannya ia merasa bahwa teman selalu datang pergi.
b. Kekecewaan dalam pertemanan yang berujung dengan memendam
Dalam menghadapi permasalahan dalam pertemanan, S memiliki
beberapa cara dalam mengatasinya. Konflik-konflik yang pernah timbul
sebelumnya tidak jarang membuat S menjadi kecewa. Kekecewaan inilah
yang saat ini membuatnya menjadi seorang yang terus mempertanyakan
mengenai perilaku mereka dan tidak jarang berprasangka pula kepada
mereka, atau dengan kata lain bersikap skeptis. Selain bersikap skeptic,
S juga merupakan pribadi yang cukup asertif. Ketika menghadapi
permasalahan dengan temannya, ia juga bisa langsung mengungkapkan
apa yang ia rasakan dan pikirkan. Akan tetapi ada kalanya ketika S
merasa lelah menjadi pribadi yang terus terbuka, sehingga akan ada
beberapa waktu dimana ia lebih memilih untuk memendam apa yang ia
rasakan.
Sikap skeptis yang timbul karena kekecewaan terhadap teman
S memiliki beberapa pengalaman tidak mengenakkan dalam
kehidupan pertemanannya. Pengalaman-pengalaman inilah yang
membuat S membangun sikap-sikap tertentu dalam dirinya ketika
menjalani pertemanan. Salah satunya adalah ketika ia mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 111
89
pertemanan dengan teman yang dianggap bermuka dua atau munafik
oleh dirinya, sehingga menimbulkan perasaan kecewa dan kesal.
Peristiwa itu juga menyebabkan S menjadi berpandangan bahwa teman
yang munafik dapat merusak suatu pertemanan. Hal lain yang bagi S
yang dianggapnya dapat merusak suatu pertemanan adalah seorang
teman yang mood-nya sering berubah-ubah karena bagi S hal tersebut
membuat suasana dalam pertemanan menjadi tidak enak atau canggung
dan akhirnya akan membuat pertemanan berakhir karena saling
menjauhi.
Salah satu peristiwa yang juga menimbulkan perasaan kecewa
selama menjalin pertemanan adalah ketika seorang teman sudah
membuat janji dengan dirinya dan janji tersebut tidak ditepati.
Contohnya adalah ketika sudah berjanji untuk pergi bersama tetapi pada
akhirnya mereka tidak jadi pergi bersama. Hal-hal seperti itu dapat
menimbulkan kekecewaan dalam diri S.
Kumpulan dari peristiwa-peristiwa yang mengecewakan inilah yang
membbuat S memunculkan sikap sulit untuk percaya terhadap teman-
teman di sekitarnya. Kesulitan untuk mempercayai teman lain inilah
yang membuat S seringkali berpikir skeptis pada teman-temannya pula.
Ia seringkali meragukan apa yang dikatakan atau dilakukan oleh
temannya bahkan berpikiran negatif terhadap temannya. Selain itu
menueur S sikap skeptisnya juga muncul karena ia merasa tidak tegas
dengan dirinya sendiri. Ketidaktegasan yang dimaksudkan disini adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 112
90
kurang mampunya S untuk memutuskan agar tidak memikirkan suatu
hal atau orang lain yang bahkan belum tentu orang lain tersebut
memikirkan diri S juga.
Di sisi lain, S menyadari bahwa sikap skeptisnya ini bisa saja
merugikan dirinya. Ia menyadari bahwa sikap skeptis dapat
menghancurkan suatu pertemanan yang terjalin. Ia berpandangan
bahwa sikap skeptis atau sikap yang terus mempertanyakan mengenai
tindakan orang lain ini dapat membuat seseorang menyadari bahwa
banyak keinginan dalam dirinya yang tidak tercapai dalam pertemanan
tersebut. Dikarenakan oleh banyaknya keinginan yang tidak tercapai
inilah yang membuat seseorang dapat saling menjauhi satu sama lain.
Sikap skeptis ini jugalah yang digunakan S ketika ia menghadapi suatu
konflik dengan teman-temannya.
Bersikap arsetif dalam pertemanan
Selain memandangnya dengan sikap skeptis, S juga mencoba untuk
bersikap arsetif ketika menghadapi suatu konflik dalam
pertemanannya. S akan mencoba untuk mengungkapkan pandangannya
atau apa yang ia rasakan ketika ia menemukan suatu hal yang kurang ia
sukai dalam suatu pertemanan. Akan tetapi ia tidak langsung
mengungkapkannya begitu saja, ia akan membalut hal yang akan ia
bicarakan dengan canda. Ia tetap tidak mengungkapkan keseluruhan
yang ia rasakan secara gamblang akan tetapi ia balut dengan candaan
yang di dalamnya mengandung sindiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 113
91
Konflik dihadapi dengan memendam dan melupakan setelah lelah
menjadi asertif
S sudah mencoba untuk mengungkapkan mengenai
ketidaksukaannya atau perasaannya terhadap suatu hal, akan tetapi bisa
saja hal tersebut tidak dijawab atau tidak menimbulkan respon sesuai
dengan apa yang ia inginkan. Ketika hal ini terjadi maka S akan
cenderung mendiamkan dan membiarkan masalah tersebut terjadi tanpa
berusaha menyelesaikannya. Ia akan kembali memendam apa yang ia
rasakan karena ia merasa bahwa tidak ada jawaban yang akan
menjawab kebingungannya selama menghadapi masalah tersebut.
Ia memutuskan untuk memendam segala perasaan dan
pemikirannya jugs agar ia terlihat biasa saja di depan teman-temannya,
agar tidak ada teman-teman yang berpikiran bahwa dirinya sedang
kecewa atau sedih. Hal ini juga merupakan salah satu bentuk dari sikap
S yang menjunjung tinggi gengsinya. Maka ketika memiliki suatu
konflik dengan teman, ia akan bersikap acuh tak acuh terhadap teman
yang sudah pernah mengecewakannya. Lalu ia akan berusaha untuk
bersikap tegas terhadap dirinya sendiri agar tidak terlalur dengan
kesedihan. Menegaskan diri S lakukan dengan tidak terlalu
memikirkan masalah tersebut. Jadi selain mengabaikan masalah
tersebut, ia juga akan mengabaikan teman yang mengecewakannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 114
92
c. Penilaian datangnya kecemburuan dari perilaku teman dekat
Cemburu yang dirasakan oleh S bukanlah suatu konflik yang sudah
ia duga sebelumnya. Ia tidak menyangka bahwa kecemburuan tersebut
akan ia rasakan sehingga ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. S
mempersepsikan bahwa ia sedang merasakan kecemburuan dari
bagaimana temannya berperilaku. Ia merasa bahwa ia dan temannya
tidak lagi melakukan berbagai macam rutinitas bersama. Sejak saat itulah
ia mulai merasa bahwa ia sedang cemburu.
Kecemburuan yang hadir tiba-tiba membuat informan bingung
bagaimana harus betindak
Ketika kecemburuan datang dalam pertemanan S, ia
mengalami kebingungan, karena cemburu yang ia alami datang
dengan tiba-tiba. Seja awal S tidak diberitahu ketika temannya lebih
dekat dengan orang lain atau lebih sering pergi bersama orang lain.
Hal tersebut menyebabkan S mengalami kebingungan ketika ia
mengetahui bahwa temannya sering pergi bersama orang lain yang
menimbulkan rasa cemburu dalam diri S. Ia tidak tahu harus berbuat
apa dalam menghadapi peristiwa yang menyebabkan kecemburuan
dan perasaan kecemburuan itu sendiri. Ia bahkan juga merasa
bingung bagaimana harus bertanya atau berkomunikasi dengan
temannya tersebut mengenai alasan di balik terjadinya peristiwa
kecemburan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 115
93
Hadirnya kecemburuan membuat S merasa kebingungan
mengapa hal tersebut bisa terjadi, mengapa temannya pergi dengan
orang lain dan mengapa temannya dekat dengan orang lain.
Kebingungan merupakan hal awal paling dominan yang ia rasakan,
sehingga ia akan cenderung untuk menyembunyikan perasaannya
saja. Ia akan menyembunyikan kesedihan, kekecewaan serta
kebingungan yang ia rasakan dari hadapan teman yang
bersangkutan. Akan tetapi apabila S sudah merasa cukup dekat
dengan temannya tersebut ia mencoba bertanya mengapa ia tidak
diajak pergi bersama. Namun bila ia merasa bahwa temannya tidak
begitu dekat, ia hanya akan membahasnya dengan orang lain
mengapa dirinya tidak diajak dan mengapa temannya lebih dekat
dengan yang lainnya.
Hilangnya rutinitas yang biasa dilakukan bersama
Bagaimana S mempersepsikan bahwa ia sedang mengalami
kecemburuan dimulai saat ia menyadari bahwa banyaknya rutinitas
yang biasa dilakukan bersama namun perlahan menghilang. Salah satu
hal yang baginya hilang hingga menyebabkan kecemburuan adalah
ketika teman dekatnya lebih sering bercerita dengan teman lainnya.
Bagi S bercerita merupakan hal yang penting untuk dilakukan dalam
pertemanan, karena ia lebih sering bercerita pada teman bukan keluarga
dan melalui bercerita ia dapat mengurangi stres yang ia rasakan. Maka
ketika rutinitas bercerita tersebut tidak lagi hadir dalam pertemanannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 116
94
dan temannya lebih memilih untuk membagikan cerita dengan orang
lain S akan merasakan cemburu.
Hal lain yang membuat S cemburu adalah ketika ia tidak lagi diajak
pergi bersama teman-temannya. Ia dengan teman-temannya terbiasa
menghabiskan waktu bersama dan juga pergi bersama. Ketika teman
yang bersangkutan lebih memilih untuk pergi bersama dengan orang
lain dan tidak mengajak S maka ia akan merasa cemburu. Adanya
teman yang tidak mengajaknya pergi membuat S berpikiran bahwa
temannya terlalu sering menghabiskan waktu dengan teman barunya
sedangkan dirinya tidak dibagi waktu sama sekali.
S memiliki cara tersendiri dalam menentukan bagaimana
“tingkatan” kecemburuan yang ia rasakan. Ia berapandangan bahwa ada
rasa cemburu yang ia anggap sebagai suatu hal yang biasa saja,
bukanlah rasa cemburu yang harus ia pikirkan atau khawatirkan.
Bagaimana S menentukan hal tersebut bergantug pada alasan mengapa
ia tidak diajak pergi bersama. Cemburu yang ia anggap biasa akan ia
rasakan ketika ia mengetahui bahwa bukan temannya lah yang
memutuskan untuk tidak mengajak S dan bukan temannya yang
merencanakan kegiatan pergi bersama tersebut.
d. Kekecewaan terhadap “mantan” teman yang membuat cemburu
Selama merasakan kecemburuan banyak hal yang membuatnya
merasa kecewa. Kekecewaan itu terjadi karena adanya perasaan
ditinggalkan oleh teman-teman yang selama ini menghabiskan waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 117
95
bersama dirinya. Ketika ada yang teman yang meninggalkan, ia akan
merasakan bahwa ia kehilangan seluruh peran yang biasa dijalankan oleh
teman dalam hidupnya. Kekecewaan-kekecewaan ini membuatnya
berpikiran bahwa mereka yang membuat S merasakan kecemburuan
bukanlah seorang teman atau sahabat yang baik. Ia juga bahkan menjadi
malas untuk bertemu dengan teman yang dahulu mengisi kehidupannya
sehari-hari.
Kecemburuan menghadirkan perasaan ditinggalkan
Hadirnya cemburu yang muncul karena adanya rutinitas
yang hilang seperti bercerita bersama dan menghabiskan waktu
bersama membuat S merasa ditinggalkan. Kecemburuan juga
menyebabkan S merasa bahwa dirinya hanyalah teman biasa dalam
pertemanan yang ia jalin karena ia seringkali menyaksikan teman
dekatnya bercerita dan pergi bersama orang lain tanpa dirinya. Hal
tersebut juga menyebabkan S merasa dirinya merupakan pelengkap
dalam pertemanan karena sebenarnya inti dari pertemanan tersebut
adalah relasi antara teman dekatnya dengan teman lainnya bukanlah
dengan dirinya.
Selain itu kecemburuan juga menyebabkan hilangnya emosi-
emosi atau rasa-rasa yang hadir selama ia menjalin pertemanan. Ia
tidak lagi merasakan hadirnya emosi positif yang membuatnya
sering tersenyum dan tertawa karena teman dekatnya yang
meninggalkannya berteman dengan orang lain. Sebelumnya S sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 118
96
menjalin pertemanan yang dianggap cukup lama oleh dirinya
dengan teman-teman yang dicemburuinya. Hal itu pula yang
membuatnya merasa ditinggalkan, ia merasa terkhianati karena
pertemanan yang sudah berlangsung cukup lama tersebut tiba-tiba
dilupakan begitu saja setelah banyak peristiwa yang dilalui bersama.
Selain merasa ditinggalkan, S juga merasakan banyak
kekecewaan akibat peristiwa yang membuatnya cemburu. Rasa
kecewa inilah yang membuatnya tidak mau lagi berusaha untuk
mencari tahu mengenai teman dekatnya. Kekeewaan yang dialami
membuatnya menjadi bersikap acuh tak acuh kepada “mantan”
temannya tersebut. Akan tetapi selain menghindari temannya, S juga
sempat menyalahkan dirinya sendiri. Ia merasa bahwa salah satu
alasan mengapa teman dekatnya meninggalkannya adalah karena
sifat dirinya yang sangat cuek atau tidak perhatian kepada temannya,
hingga pada akhirnya temannya lebih memilih berteman dengan
teman lainnya.
Mereka yang membuat cemburu bukanlah sahabat
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa ketika menghadapi
suatu masalah S akan cenderung bersikap skeptis terhadap orang yang
bersangkutan. Sama halnya ketika ia menghadapi kecemburuan, ia akan
berprasangka negatif terhadap teman yang meninggalkannya berteman
dengan orang lain. Ketika ada teman dekatnya yang lebih sering
menghabiskan waktu dengan orang lain ia akan cenderung memikirkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 119
97
hal-hal negatif terkait temannya tersebut. Seperti contohnya ketika ada
teman yang tiba-tiba menjauhinya dan lebih dekat dengan teman
lainnya ia sempat berpikiran bahwa temannya tersebut pada dasarnya
iri dengan diri S yang memiliki lebih banyak teman daripada dirinya.
Dari segala kekecewaan dan juga prasangka-prasangka negatif
mengenai temannya, ia mencoba untuk mengabaikan hal tersebut dan
bersikap biasa saja. Ia terus meyakinkan dirinya bahwa mereka yang
membuat S cemburu dengan cara berteman dekat dengan orang lain
atau dengan tidak mengajaknya pergi bersama bukanlah sahabat
untuknya. Ia akan terus meyakinkan dirinya seperti itu agar pada
akhirnya ia tidak terlihat sedih di depan teman-temannya.
Perasaan malas yang muncul akibat kecemburuan
Peristiwa-peristiwa yang menimbulkan kecemburuan bisa saja
menimbulkan rasa malas dalam diri S ketika peristiwa tersebut terjadi
berulang kali. Bahkan ketika peristiwa tersebut terus menerus terjadi,
timbul juga rasa malas kepada teman yang menyebabkan terjadinya
peristiwa tersebut. Yang pada awalnya S masih memiliki keinginan
untuk menanyakan mengapa dirinya tidak diajak atau apa yang terjadi,
makin lama keinginan tersebut makin menghilang hingga pada
akhirnya membuat S malas untuk kembali bertanya. Rasa malas yang
timbul ini pada akhirnya membuat S enggan untuk kembali menjalin
komunikasi dengan teman yang pernah dicemburui.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 120
98
e. Pemilihan cara menghadapi kecemburuan yang bergantung pada
karakteristik teman
Bagaimana S menghadapi kecemburuan yang ia rasakan sangat
bergantung pada bagaimana karateristik temannya dan bagaimana
temannya memperlakukan dirinya. Ketika menghadapi kecemburuan
akibat teman-teman yang dirasa kurang supportive dan mood-nya sangat
mudah berubah, ia akan cenderung memendam perasaannya terhadap
kecemburuan. Sedangkan bila ia menghadapi teman yang supportive dan
mudah dirasa bisa diajak berbicara baik-baik, maka ia berani untuk
bertanya kepada teman yang membuatnya cemburu. Untuk menghindari
terjadinya sakit hati, ia tetap membalut pembicaraannya dengan canda.
Berusaha untuk terlihat tangguh dengan cara memendam
perasaan
Sama seperti ketika S menghadapi permasalahan-
permasalahan dalam hidupnya, dalam menghadapi kecemburuan ia
akan cenderung untuk memendam apa yang ia rasakan.
Perbedaannya, ketika menghadapi beberapa teman yang
membuatnya cemburu, ia tidak berusaha untuk mengungkapkan apa
yang menjadi pikiran dan perasaannya atau menjadi asertif. Terlebih
ketika teman yang membuatnya cemburu merupakan pribadi yang
suasana hatinya mudah berubah, ia hanya akan mendiamkan
temannya. Apabila ia ingin mendapatkan suatu jawaban atas
pertanyaannya seputar mengapa ia ditinggalkan atau mengapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 121
99
temannya lebih dekat dengan orang lain, ia hanya menanyakannya
pada pihak ketiga atau teman lain yang juga berada di lingkaran
pertemanan yang sama. Ia tidak akan bertanya langsung kepada
teman yang sedang ia cemburui.
Alasan lain mengapa S memutuskan untuk memendam
adalah agar ia terlihat biasa saja di depan teman-temannya. Ia
berharap agar teman-temannya terlebih teman yang dicemburui
tidak berpikiran bahwa ia sedang bersedih atau kecewa. S memilih
memendam juga dikarenakan oleh ketakutan yang ia miliki bahwa
ia akan dibicarakan oleh orang lain apabila ia memutuskan untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaannya selama mengalami
kecemburuan. Ia memiliki ketakutan dibicarakan di belakang oleh
teman-temannya karena pernah mengalami peristiwa yang serupa.
Maka agar hal tersebut tidak terjadi lagi ia memutsukan untuk diam
saja ketika ia menghadapi kecemburuan.
Selain memendam, S juga akan berusaha untuk melupakan
kecemburuan yang sedang ia alami beserta peristiwa-peristiwa yang
membuatnya cemburu. Ia melupakan hal tersebut dengan mencoba
untuk tidak memikirkan hal-hal yang menyebabkannya cemburu.
Usaha S untuk melupakan kecemburuan yang sedang ia rasakan
pada akhirnya membuat dirinya bersikap cuek atau tak acuh kepada
teman yang membuatnya cemburu. Di sisi lain S juga mencoba
untuk berpikiran positif bahwa ia tidak boleh membatasi temannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 122
100
untuk berteman dengan siapa saja. Dengan bepikiran seperti itu S
menjadi lebih mudah untuk melupakan kecemburuan yang sedang
ia alami.
Teman yang supportive bisa diajak berbicara mengenai
kecemburuan
S merupakan pribadi yang sulit menganggap seseorang sebagai
teman dekat atau sahabatnya. Ketika teman yang dirasa sudah cukup
dekat olehnya membuatnya cemburu, ia berani memutuskan untuk
mengungkapkan apa yang ia rasakan. Ia hanya mau mengungkapkan
apa yang ia pikirkan atau rasakan mengenai rasa cemburunya kepada
teman yang benar-benar sudah ia kenal karakteristiknya dan yang
suasana hatinya tidak dengan mudah berubah.
Ketika ia merasakan cemburu dengan teman-teman dekatnya, ia
akan langsung menanyakan kepada teman yang bersangkutan, seperti
mengapa ia tidak diajak. Namun seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya, S tetap akan membalut ungkapannya dengan canda.
Ungkapan perasaan S ini ditanggapi pula dengan baik oleh teman-
teman dekatnya. Mereka berusaha menjelaskan mengapa ia tidak diajak
pergi bersama dan mengapa mereka lebih banyak menghabiskan waktu
dengan orang lain tanpa diri S.
S sangat mengapresiasi teman-teman yang menyadari bahwa ia
sudah membuat S cemburu lalu mencoba menjelaskan dan
mengajaknya kembali pergi serta menghabiskan waktu bersama. Di sisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 123
101
lain S sangat tidak menyukai tipikal teman yang tidak menyadari telah
membuatnya cemburu dan tidak melakukan hal apa-apa akan
kecemburuan yang dirasakan S. Melihat dari respon teman-teman
dekatnya ketika ia sedang mengalami kecemburuan, S merasa bahwa
caranya menghadapi kecemburuan sudah cukup baik apabila berkaitan
dengan teman dekatnya. Hal ini dikarenakan pada akhirnya S akan
kembali dirangkul oleh teman-teman dekatnya yang sempat
menghabiskan waktu dengan orang lain.
f. Kecemburuan dimaknai sebagai proses menerima kepergian
sahabat yang semakin sulit untuk ditemukan
Bagi S kecemburuan yang ia alami membuatnya merefleksikan
beberapa hal mengenai pertemanan. Pengalaman kecemburuannya akan
membuatnya semakin sulit untuk memberikan kepercayaanya kepada
orang lain, sehingga semakin sulit pula untuk mencari sahabat. Di sisi
lain kecemburuan juga membuatnya menjadi lebih rela untuk
melepaskan temannya berteman dekat dengan orang lain.
Kecemburuan membuat semakin ragu untuk menganggap
sahabat
Kecemburuan yang dialami oleh S membuat beberapa
pertemanannya berakhir. Pertemanan yang berakhir karena
kecemburuan ini membuatnya semakin sulit untuk mempercayai
orang lain. Ia juga sudah menanamkan ke dalam dirinya bahwa
jangan sampai dengan mudahnya langsung percaya dengan orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 124
102
lain. Semakin sulitnya S mempercayai orang lain maka semakin sulit
pula ia menemukan sahabat, S pun sudah menyadari hal tersebut.
Selain itu, kecemburuan juga membuatnya menyadari bahwa ia
bukanlah pribadi yang bisa selalu memberikan perhatian kepada
teman-temannya. S menganggap dirinya malas terlalu mengurusi
pertemanannya. Refleksi S mengenai rasa malasnya itu juga
membuat S semakin ragu untuk menganggap orang lain sahabat.
Kembali mengingat bahwa teman tetap boleh berteman dengan
yang lain
Meskipun kecemburuan S semakin sulit dalam menemukan sahabat
ke depannya, kecemburuan juga membuatnya menyadari bahwa ia
harus rela untuk melepas temannya lebih dekat dengan orang lain.
Kecemburuan membuatnya sadar bahwa tidak seharusnya mengekang
temannya untuk berteman dengan orang lain, karena S pun tidak mau
dikekang oleh temannya. Selain berteman dekat dengan orang lain, S
juga menyadari bahwa temannya tidak seharusnya dibatasi untuk tidak
boleh pergi bersama orang lain. Pada intinya kecemburuan
membuatnya menjadi lebih mudah dalam melepas temannya pergi dan
berteman dekat dengan orang lain.
g. Kecemburuan membuat sadar akan proses mengalahkan ego untuk
menjadi pribadi yang lebih baik
Selain pandangannya mengenai pertemanan, kecemburuan juga
membuat S berefleksi mengenai dirinya sendiri. Kecemburuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 125
103
membuatnya sadar bahwa dirinya masih memiliki beberapa kekurangan
yang bisa saja menjadi alasan temannya berteman dengan orang lain.
Kecemburuan yang ia alami membuatnya ingin memperbaiki
kekurangan-kekurangannya agar menjadi teman yang lebih baik bagi
teman-temannya. Kecemburuan juga membuatnya menyadari bahwa ia
memiliki ego yang sangat tinggi. Sehingga ia memutuskan untuk
menurunkan egonya dengan cara mulai membuka diri untuk mau
menganggap orang lain sahabatnya.
Kecemburuan membuat informan ingin memperbaiki diri
Meskipun kecemburuan bukanlah pengalaman yang
menyenangkan, S dapat memakai peristiwa tersebut sebagai sarana
untuk berpikir kembali mengenai segala sesuatu yang sudah ia
lakukan dalam pertemanan. S merupakan pribadi yang selalu belajar
dari pengalaman-pengalaman yang sudah ia lewati termasuk dalam
peristiwa kecemburuan ini. Ketika ia berefleksi, muncul rasa
penyesalan mengenai bagaimana ia berbicara dengan teman-
temannya. Ia juga menyesal atas sikap tak acuh dan tidak perhatian
kepada teman-temannya. Melalui penyesalan-penyesalan dari
peristiwa kecemburuan tersebut S memiliki keinginan untuk
menjadi teman yang lebih baik lagi bagi teman-temannya. Di sisi
lain, banyak kenangan yang masih S ingat dari pertemanannya
dengan “mantan-mantan” teman yang pernah ia cemburui sehingga
semakin mendukungnya untuk menjadi teman yang lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 126
104
Menjadi lebih baik bagi teman-temannya dapat dilakukan
dalam beberapa hal menurut S, salah satunya adalah lebih berhati-
hati dalam menyampaikan candanya kepada teman-temannya agar
tidak menyakiti hati temannya. Selain itu ia ingin menjadi pribadi
yang lebih perhatian kepada teman-temannya, mengurangi sikap
cueknya dan lebih berinisiatif untuk menanyakan kabar dan keadaan
dari teman-temannya. Hal-hal tersebut yang S rasa membuat teman-
temannya tidak begitu nyaman berteman dengan dirinya, sehingga
apabila ia mengubah sifat-sifat itu ia tetap bisa berteman dengan
teman-temannya dan tidak lagi terjadi kecemburuan.
Cemburu membuat ingin melawan sikap “gengsi” yang tinggi
Selain sebagai sarana untuk memperbaiki diri, kecemburuan
juga membuatnya ingin melawan sikap menjunjung tinggi gengsi
yang ada pada dirinya. Ia ingin memulai untuk memberanikan diri
menganggap orang lain sebagai sahabatnya. S ingin melakukan hal
tersebut agar ia tidak mengecewakan teman dekatnya yang sudah
menganggapnya sahabat terlebih dulu. Gengsi lain yang ingin ia
lawan adalah menjalin komunikasi terlebih dahulu. Sebelumnya
sudah dijelaskan bahwa S merupakan pribadi yang cuek dan tidak
ingin menjalin komunikasi terlebih dahulu termasuk ketika ia
sedang berkonflik dengan temannya. Ia ingin mencoba untuk
memulai komunikasi terlebih dahulu agar tetap bisa menjaga
kedekatannya dengan teman-teman dekatya. Melalui peristiwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 127
105
kecemburuan, S ingin menjadi pribadi yang lebih baik dan tidak lagi
terlalu menjunjung tinggi gengsi.
3. Informan 3
a. Terjalinnya pertemanan sehat yang perlu dijaga
C memiliki beberapa pandangan idelanya mengenai pertemanan
yang ia jalani. Ia merasa bahwa pertemanan diawali dari adanya kesamaan
antara satu orang dengan orang lainnya. Akan tetapi, adanya perbedaan
dalam pertemanan itu juga bukan merupakan suatu masalah karena justru
perbedaan dapat menyatukan. Selain itu C juga berpandangan bahwa
pertemanan yang sehat bagi dirinya merupakan pertemanan yang bisa
saling mengembangkan antara satu teman dengan teman yang lainnya.
Dikarenakan adanya relasi yang sangat dekat dan adanya ketergantungan
terhadap teman, C merasa bahwa hadirnya komitmen dalam pertemanan
merupakan hal yang penting agar mencegah dirinya kehilangan teman-
temannya.
Munculnya keinginan berteman dari kesamaan
Dalam menjalin suatu pertemanan, C memiliki pandangan-
pandangannya tersendiri mengenai teman yang ideal. Bagi C teman
yang memiliki kesamaan-kesamaan tertentu dengan dirinya merupakan
pribadi yang bisa dijadikan teman dekatnya. Adanya minat yang sama
juga merupakan suatu hal yang penting bagi dirinya. Adanya kesamaan-
kesamaan tersebut membuat terjalinnya suatu topik pembicaraan antara
C dan teman dekatnya. Seringnya C berbincang dan bercerita dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 128
106
temannya menimbulkan suatu kecocokan antara dirinya dan temannya.
Selain itu C juga memiliki keinginan untuk bisa berteman dekat dengan
pribadi-pribadi yang dianggap memberikan dampak positif bagi diri C.
Perbedaan juga dapat menyatukan teman
Selain memiliki kriteria yang ideal mengenai seorang teman, C juga
memiliki beberapa pandangan mengenai sikap-sikap dari temannya
yang tidak akan cocok dengan dirinya. Salah satu karakteristik yang
paling tidak C sukai adalah ketus. Bahkan ketika C berkenalan dengan
pribadi teman yang ketus, muncul rasa malas dalam dirinya untuk
berteman dengan orang tersebut. C juga bisa menjauhi teman dengan
karakteristik yang tidak cocok dengan dirinya, apabila ia merasa bahwa
ia belum terlalu dekat dan juga teman tersebut tidak terlalu berdampak
besar dalam hidupnya.
Akan tetapi setelah melalui banyak pengalaman dalam relasi
pertemanan, C menyadari bahwa dalam kehidupan tidak mungkin ia
akan selalu bertemu dengan pribadi dengan karakteristik yang sama
dengan dirinya. Ia berpikiran bahwa adanya perbedaan karakteristik
dan pemikiran justru bisa membuat orang-orang dalam lingkup
pertemanan tersebut saling belajar dari satu sama lain. Dalam
kenyataannya pun C memiliki banyak teman dengan karakteristik yang
berbeda-beda akan tetapi bisa tetap saling berteman dekat.
C juga ingin pertemanannya terdiri dari orang-orang yang bisa
melupakan perbedaan-perbedaan tersebut dan tetap bersatu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 129
107
saling mendukung satu dengan yang lainnya. Ia juga ingin mengelilingi
dirinya dengan orang-orang yang bisa mengalahkan egonya dan
melupakan kekurangan satu sama lain untuk tujuan yang lebih besar,
yaitu mempertahankan pertemanan. Baginya orang-orang yang egois
dan hanya mengangkat kekurangan satu sama lain hanya akan membuat
pertemanan tersebut berakhir. Apabila C menemukan pribadi-pribadi
dengan pemikiran seperti itu ia akan terus mempertahankan pertemanan
tersebut meskipun sebenarnya banyak ketidakcocokan dengan pribadi-
pribadi tersebut.
Pertemanan sehat adalah mereka yang selalu menemani dan saling
mengembangkan
Di dalam proses pertemanannya, C melakukan proses
membandingkan relasi pertemanannya dengan orang-orang lain di
sekitarnya. Ia melihat bahwa ada jenis pertemanan yang justru
kehilangan inti dari pertemanan itu sendiri, pertemanan yang hanya
mencari sarana agar bisa mengangkat status sosialnya di masyarkat. Ia
juga melihat pertemanan seperti itu hanya berlangsung dalam waktu
yang singkat. Melalui proses mengamati tersebut, C menyadari bahwa
pertemanan yang terjalin antara dirinya dengan teman-temannya
merupakan pertemanan yang tergolong sehat.
Bagi C pertemanan yang sehat adalah pertemanan yang di dalamnya
tetap bisa bersenang-senang akan tetapi tetap tau batas. Selain itu
pertemanan yang sehat bagi dirinya juga dirasa ketika teman-temannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 130
108
membantu C mengembangkan dirinya menjadi lebih positif. Ketika ia
menghindari teman yang dianggapnya memiliki sikap-sikap yang
negatif maka ia tidak akan mendampatkan dampak negatif pula.
Terdapat beberapa hal dalam pertemanan yang membuat C menjadi
jauh lebih berkembang. Hal tersebut adalah hadirnya teman yang selalu
mendukung dirinya, hingga pada akhirnya membuat C nyaman dengan
dirinya sendiri. Hadirnya teman sebagai penyemangat dan penenang
membuat diri C bisa lebih mengembangkan potensi-potensi yang ada
pada dirinya daripada sebelumnya. Hadirnya dukungan berupa
semangat dan motivasi inilah yang membuat C menjadi lebih percaya
diri dan juga menghargai dirinya sendiri, sehingga pada akhirnya ia bisa
menunjukkan dirinya yang sebenarnya ketika bersama dengan teman-
temannya. Hadirnya teman juga mendorong C untuk semakin rajin
dalam hal akademik.
Selain itu mengapa C menggolongkan pertemanannya sebagai
pertemanan sehat karena teman-temannya selalu hadir untuk C dalam
keadaan apapun. Adanya teman yang menemaninya dalam keadaan
sulit, termasuk ketika sulit beradaptasi, membuatnya berhasil bertahan
dalam keadaan sulit itu. C juga memiliki teman-teman yang selalu ada
untuk mendengarkan cerita mengenai dirinya, termasuk ketika C
mengalami waktu-waktu yang sulit.
Hal lain yang membuat pertemanannya sehat adalah karena hadirnya
kejujuran dalam relasi pertemanan C. Bagi dirinya kejujuran dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 131
109
pertemanan akan menciptakan suasana nyaman dalam pertemanan
tersebut. Selain hadirnya kenyamanan, teman juga membuatnya lebih
bahagia dalam menjalani hari-harinya. Pada akhirnya teman dalam
hidup C dengan segala bentuk dukungan serta kehadirannya, membuat
C merasa sangat bersyukur dan merasa terlindungi.
Komitmen yang perlu dijaga karena takut kehilangan
Bagi C terjalinnya komitmen dalam relasi pertemanannya
merupakan hal yang penting untuk menghindari terjadinya perpecahan
dalam kelompok pertemanannya. Ia beranggapan seperti itu karena
pernah memiliki pengalaman ditinggalkan temannya dan juga
mengalami perpecahan dalam kelompok pertemanannya, maka dari itu
ia menganggap komitmen penting dalam pertemanan. Pada dasarnya C
memiliki ketakutan akan dijauhi oleh teman-temannya yang
menimbulkan rasa kehilangan. Ketakutan tersebut membuat ia sangat
mementingkan hadirnya komitmen dalam hidup pertemanannya dan
sangat mementingkan relasi pertemanan itu sendiri. Hal itu terlihat dari
keputusannya untuk tetap memilih sahabat apabila ia dihadapkan
dengan pilihan sahabat atau pacar.
C memiliki beberapa cara dalam mewujudkan komitmennya dalam
pertemanan agar ia tidak dijauhi dan tidak terjadi perpecahan. Ia akan
terus mencoba untuk menjadi pribadi yang terbuka dan mempercayai
teman-temannya. Baginya apabila ada hal yang ditutup-tutupi antara
satu sama lain bisa saja membuat pertemanan tersebut berakhir.Ia juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 132
110
akan berusaha untuk menerima kekurangan dari teman-temannya dan
terus mendukung mereka apapun yang terjadi. Hal-hal tersebut
tentunya harus berlaku timbal balik, tidak hanya datang dari diri C saja
melainkan teman-temannya juga. Selain itu C juga beranggapan bahwa
salah satu bentuk komitmen lain adalah dengan mengusahakan untuk
tetap saling bertemu. C melihat bahwa ketika ada jarak yang terjalin
antara ia dengan temannya maka akan membuat pertemanan tersebut
terpecah karena temannya bisa saja menemukan teman baru, maka dari
itu intensitas pertemuan merupakan hal yang penting.
b. Menghadapi permasalahan pertemanan dengan intuisi
Bagaimana cara C menghadapi suatu permasalahan pada hidupnya
dipengaruhi dari peristiwa-peristiwa yang sudah pernah ia alami
sebelumnya. Melalui konflik-konflik yang sudah pernah ia alami
sebelumnya, tumbuh suatu intuisi dalam diri C. Intuisi inilah yang ia
andalkan untuk mendeteksi apakah ada teman yang merasa memiliki
masalah dengan dirinya dan bagaimana cara yang tepat dalam
menghadapi masalah tersebut. Intuisi inilah yang menentukan apakah ia
akan memendam perasaannya atau membicarakannya kepada teman
yang bersangkutan.
Memendam rasa sakit hati ketika bermasalah dengan teman
Terdapat beberapa permasalahan dalam pertemanan yang
membuat C sedih dan membuatnya lebih memilih untuk memendam
kesedihan yang ia rasakan. Salah satu konflik yang membuatnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 133
111
sakit hati adalah ketika ia mendengar ucapan dari teman-temannya
yang ia rasa tidak disaring terlebih dahulu. Terutama ketika ucapan
tersebut berkaitan dengan diri C. Ketika ia merasa sakit hati karena
mendengar perkataan dari temannya, ia akan cenderung untuk
mendiamkannya terlebih dahulu dan memendam perasaan sedihnya.
Hal lain yang membuat sedih juga adalah ketika ia merasa ada
temannya yang mendiamkannya secara tiba-tiba.
Ketika menghadapi permasalahan-permasalahan seperti itu
C bisa terus menerus menghabiskan pemikirannya mengenai
masalah tersebut. Ia bertanya-tanya dimana letak salahnya dan
mengapa permasalahan seperti itu bisa terjadi. Terlarutnya C dalam
pemikiran mengenai permasalahan tersebut bahkan bisa membuat C
menangis. Meskipun ia sampai menangis, C tetap memilih untuk
memendam perasaannya. Alasan dibalik keputusan C memendam
perasaannya adalah karena ia takut menganggu temannya dan
sebenarnya ia takut respon yang keluar dari temannya tidak sesuai
dengan yang ia harapkan.
Berani membicarakan permasalahan dengan teman yang dianggap
bisa berbicara dengan baik
Ada perbedaan cara penyelesaian masalah dengan teman yang ia
anggap dapat berbicara dengan baik dan teman yang tidak. Bagaimana
ia membedakan teman-temannya adalah dengan mengandalkan intuisi
yang ia miliki. Seperti yang dikatakan sebelumnya intuisi ini tumbuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 134
112
dari konflik-konflik yang pernah ia hadapi sebelumnya dan dari
berbagai macam latar belakang serta karakteristik yang dimiliki oleh
teman-temannya.
Ketika ia menghadapi teman yang ia rasa bisa diajak bicara dengan
baik-baik, ia akan langsung membicarakan permasalahan yang sedang
ia alami dengan temannya. Contohnya ketika ia secara tiba-tiba
didiamkan oleh temannya, berbeda dengan sebelumnya, ia bisa
langsung menanyakan kepada temannya yang memang ia rasa bisa
berdiskusi dengan baik-baik. C juga memiliki usaha-usaha untuk
mencegah terjadinya konflik yang sama dengan teman-temannya.
Apabila masalah yang dialami adalah saling mendiamkan, agar tidak
terjadi lagi seperti itu ia akan meperingatkan temannya terlebih dahulu
untuk menghadapi perbedaan-perbedaan pendapat dengan bijak, karena
memang alasan utama ia dan temannya saling mendiamkan adalah
karena hadirnya perbedaan pendapat.
C juga belajar mengenai hal-hal lain dari konflik yang ia alami
dengan temannya agar bisa menjadi lebih asertif. Ia memutuskan untuk
tidak menggunakan nada keras ketika ia berdiskusi dengan temannya,
agar diskusi bisa berjalan lebih lancar. Akan tetapi bagaimana C
memutuskan untuk menjadi asertif dan bagaimana ia menghadapi
perbedaan pendapat sekali lagi dipengaruhi oleh karakteristik teman
yang bersangkutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 135
113
c. Hadirnya teman-teman baru dan tidak lagi pergi bersama
mengawali kecemburuan
Salah satu konflik yang juga dialami C selama menjalin pertemanan
adalah merasakan kecemburuan. Cemburu merupakan salah satu konflik
yang cukup terngiang dalam kehidupannya. Bahkan ada beberapa nama
yang langsung terlintas di pikirannya ketika ia mendengar kata cemburu.
Bagi C sendiri terdapat beberapa hal yang membuatnya merasakan
kecemburuan. Ia juga paham bahwa ketika ada sesuatu yang mengganjal
dalam hatinya saat melihat temannya dengan teman lain, maka ia sedang
merasa cemburu. Kecemburuan sendiri mulai ia rasakan ketika ia
merasakan bahwa teman dekatnya mulai menjauh dari dirinya, lalu
alasan di balik menjauhnya teman dekatnya adalah karena hadirnya
teman lain. Hal itu merupakan salah satu penyebab C merasa cemburu
yaitu hadirnya teman lain yang lebih dekat dengan temannya. Terlebih
ketika temannya tidak lagi berkumpul atau menghabiskan waktu bersama
dengan alasan adanya teman baru.
Menjauhnya seorang teman juga bisa ia lihat ketika temannya lebih
sering pergi bersama orang lain dan tidak lagi menghabiskan waktu
bersama dengan dirinya. Bagi C hal ini membuat ia merasa cemburu juga
karena ia tidak lagi diajak untuk pergi bersama. C merasa ketika ada
orang lain yang tidak diajak pergi bersama, maka ia akan merasa
tersingkirkan. Seringnya teman C menghabiskan waktu dengan teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 136
114
dekat barunya tanpa membaginya dengan C membuatnya tidak lagi dekat
dengan temannya tersebut.
Di balik rasa cemburu yang ia rasakan, C juga melihat bahwa teman
dekatnya juga merasakan kecemburuan pada dirinya. Ia merasa bahwa
saat itu dirinya juga sedang dekat dengan teman lain dan hal itulah yang
membuat teman dekatnya menjauh darinya. Ketika teman dekatnya
menjauh, teman dekatnya juga menemukan teman dekat lain yang pada
akhirnya membuat C merasakan kecemburuan.
d. Semua kesedihan akibat kecemburuan terjadi karena kesalahan diri
sendiri
Kecemburuan yang ia alami menimbulkan kesedihan-kesedihan
dalam dirinya. Ia sedih karena ketakutan yang dimiliknya yaitu
ditinggalkan, akhirnya benar terjadi dalam peristiwa kecemburuan ini. Ia
juga sedih karena ia diduakan oleh teman yang dulunya selalu menemani
dirinya. Seluruh perasaan sedih itu C rasa bisa terjadi karena kesalahan
dirinya sendiri yang membuat teman-temannya tidak nyaman berteman
dengan dirinya.
Ketakutan ditinggalkan yang benar terjadi karena
kecemburuan
Pengalaman C saat ditinggalkan oleh temannya secara tiba-
tiba menyisakan perasaan yang mengganjal hingga membuatnya
menjadi takut dijauhi lagi oleh teman-temannya. Terkadang bahkan
C merasa tertekan ketika ia akan mengira akan dijauhi lagi oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 137
115
temannya. Pengalaman ia ditinggalkan ini membuat C memiliki
kekhawatiran ditinggalkan oleh temannya karena adanya teman
baru. Ia juga menginginkan agar ia tetap menjadi sahabat yang
paling dekat dalam hidup temannya meskipun temannya sudah
memiliki orang baru dalam hidupnya.
Cemburu yang dirasakan oleh C juga disebabkan oleh
temannya yang pergi meninggalkannya berteman dekat dengan
orang lain. Kecemburuan yang ia rasakan merupakan wujud
ketakutannya akan ditinggalkan yang menjadi nyata. Salah satu
perasaan dominan yang timbul ketika ia merasakan kecemburuan
karena ditinggalkan temannya adalah perasaan kehilangan.
Selama peristiwa kecemburuan C merasa kehilangan
beberapa hal yang ia dapatkan dari temannya. Salah satu komponen
penting dari teman bagi dirinya adalah sebagai sarana bercerita.
Ketika temannya meninggalkan dirinya karena berteman dengan
orang lain maka ia kehilangan tempat untuk membagikan perasaan
dan juga pikirannya. Ia juga merasa kehilangan pribadi yang selalu
menemaninya dalam kehidupan sehari-harinya. Baginya teman
selalu hadir dalam keadaan apapun dan ketika ia mengalami
kecemburuan, teman tidak lagi selalu hadir dalam kehidupannya.
Selain menjadi sarana bercerita dan berkembang, teman juga
merupakan sarana bagi C untuk menikmati waktunya dengan
bersenang-senang. Selama peristiwa kecemburuan terjadi, ia tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 138
116
lagi bisa bersenang-senang dengan teman-temannya dan juga tidak
lagi merasakan emosi-emosi positif yang diberikan temannya.
Pada intinya ketika C merasakan kecemburuan, ia merasa
bahwa dirinya tidak lagi utuh seperti yang sebelumnya. Teman
mengambil peran yang cukup penting dalam kehidupannya, maka
ketika teman dekat tidak lagi hadir dalam hidupnya karena berteman
dengan orang lain ia akan merasa ada bagian dari hidup dan dirinya
yang hilang juga. Kecemburuan juga membuatnya menjadi diliputi
oleh rasa sedih karena tidak hadirnya teman yang memberikan
emosi postif dalam hidup C. Selain seluruh perasaan yang ia rasakan
selama kecemburuan, C juga ternyata mengalami kerinduan
terhadap teman yang membuatnya cemburu.
Perasaan diduakan oleh teman yang berteman dengan orang
lain
Perasaan lain yang juga dominan selama mengalami
peristiwa kecemburuan adalah perasaan dinomorduakan. Ia merasa
bahwa temannya sudah tidak pernah ada waktu lagi untuk dirinya
karena sudah adanya teman dekat baru. Teman yang seharusnya
hadir dalam kesehariannya lalu pergi meninggalkan dirinya karena
hadirnya teman baru membuat C merasa tidak dianggap dan
terlupakan. Ia merasa bahwa temannya tersebut secara lambat laun
melupakan dirinya karena ia sudah menemukan teman baru. Ia juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 139
117
merasa dirinya terbuang oleh teman yang sudah pernah mengisi
hidupnya dan menemani dirinya setelah sekian lama.
Cemburu terjadi karena kesalahan sendiri
Merasa dinomorduakan bukanlah satu-satunya reaksi yang
muncul ketika ia mengalami kecemburuan. Ia juga mengalami
kebingungan mengenai apa yang menyebabkan hal tersebut bisa
terjadi. Ia bertanya-tanya mengapa temannya bisa dekat dengan
orang lain dan mengapa temannya tidak lagi mengajaknya pergi
bersama. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul inilah yang
membuatnya terus berpikir sehingga pada akhirnya ia justru
menyalahkan dirinya sendiri atas peristiwa yang terjadi.
C merasa bahwa semua kesalahan berasal dari dirinya. Ia
beranggapan bahwa dirinya sendirilah yang menjadi alasan teman
dekatnya menjauhinya. Sifat dan perasaannya yang sangat sensitif
lah yang membuat ia sulit diterima dalam lingkungan pertemanan.
Ketika menjalin pertemanan ia juga merasa bahwa ia sangat mudah
terbawa perasaannya sehingga bisa saja menimbulkan
ketidaknyamanan dalam relasi pertemanan itu. Selain itu ia juga
merasa bahwa ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan teman
lainnya sampai menyebabkan teman dekatnya tersebut tidak
terperhatikan lalu menjauh dari diri C. Ia merasa bahwa dirinyalah
yang menjadi penyebab awal peristiwa kecemburuan itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 140
118
Terjadinya kecemburuan membuatnya terus berpikir apa yang
salah dari dirinya, akan tetapi proses berpikir tersebut membuat C
kesal dan marah dengan dirinya sendiri. Ia menyesal mengapa ia
harus menjadi pribadi yang sangat sensitif sehingga menyebabkan
temannya meninggalkannya berteman dengan orang lain. akan tetapi
di sisi lain, C juga merasa kesal dengan lingkungannya karena tidak
ada satupun teman yang bisa mengerti dirinya dan malah menjauhi
dirinya.
Di samping hal itu semua, C memiliki pengecualian mengenai
perasaan yang ia rasakan ketika ia mengalami kecemburuan. Ia tidak
akan merasa bersalah apabila ia memang tidak terlebih dahulu dekat
dengan teman lainnya atau dengan kata lain ia tidak menjadi
penyebab kecemburuan tersebut terjadi. Ia tidak akan merasa
bersalah apabila memang teman dekatnyalah yang memiliki teman
baru terlebih dahulu.
e. Hadirnya rasa kesal terhadap rival
C juga sempat mengalami kekesalan terhadap temannya ketika ia
sedang merasakan kecemburuan. Rasa kesal ini akan muncul apabila ia
merasa bahwa teman dekatnya saat itu dekat dengan orang yang menurutnya
tidak tepat. C akan selalu mencoba untuk mengingatkan temannya apabila
C merasa bahwa temannya mengambil keputusan yang tidak tepat. Akan
tetapi ia akan kesal apabila temannya memilih untuk tidak mendengarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 141
119
C. Rasa kesal juga muncul ketika ia mengetahui bahwa ketika bersama
teman yang dicemburuinya justru membawa rivalnya untuk ikut berkumpul.
f. Usaha menutupi kesedihan akibat kecemburuan dengan meregulasi
segala emosi negatif yang ia rasakan
C menghadapi peristiwa kecemburuan ini dengan beberapa cara.
Pada awalnya ia lebih berfokus untuk meregulasi perasaan-perasaan
negatif yang ia rasakan. Yang ia lakukan pertama adalah memendam
untuk menghindari timbulnya masalah lain. Lalu ia juga berusaha untuk
menghadapi kecemburuan tersebut dengan meyakinkan diri bahwa
masih ada teman lainnya. Hal ini ia lakukan agar tidak terus menerus
termakan oleh pikiran-pikirannya mengenai kecemburuan. Lalu pada
akhirnya ia mencoba untuk mengubah segala emosi negatif yang ia
rasakan menjadi pikrian positif. Ia mencoba untuk berpikir positif
mengenai peristiwa-peristiwa yang menyebabkannya cemburu.
Menghadapi kecemburuan dengan memendam
Segala emosi negatif yang dirasakan selama mengalami
kecemburuan membuat C seringkali menangis. Meskipun ia sering
menangis dan juga ada rasa mengganjal dalam hatinya terkait
kecemburuan yang dialami, ia lebih memilih untuk tidak
membicarakan hal tersebut. Ia lebih memilih untuk memendam
perasaannya agar tidak membuat suasana pertemanan yang sudah
keruh menjadi semakin canggung. C bahkan lebih memilih untuk
bercerita kepada pihak ketiga, dalam hal ini pacarnya, mengenai apa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 142
120
yang ia alami dan apa yang ia rasakan terhadap kecemburuan. Selain
itu, C memutuskan untuk memendam perasaannya juga untuk
menghindari timbulnya masalah-masalah baru antara dirinya dan
teman-temannya. C
Hal lain yang juga membuat C tidak mau membicarakan
mengenai pengalaman kecemburuannya kepada teman yang
bersangkutan adalah ketika kecemburuan tersebut sudah
berlangsung terlalu lama. Ia berpikiran bahwa ia tidak ingin
membawa-bawa masalah yang sudah lalu dalam kehidupannya yang
sekarang. Rentang waktu yang cukup lama selama mengalami
kecemburuan ini tentunya tidak menutup kemungkinan bagi C
maupun teman yang dicemburui untuk memiliki teman dekat baru.
Hal tersebut juga semakin mendukung C untuk tidak menjalin
komunikasi lagi kepada teman yang dicemburui karena adanya
perasaan tidak enak kepada teman barunya.
Berusaha bangkit dengan menyakinkan diri bahwa masih ada
teman lain
Dalam menghadapi kecemburuan, C juga melakukan
beberapa usaha untuk tetap kuat dalam menghadapi konflik tersebut.
Ia meyakinkan dirinya bahwa kecemburuan dan menjauhnya
seorang teman bukanlah suatu masalah besar. Ia juga memutuskan
untuk bangkit dari keterpurukan dan segala rasa sedih yang ia alami.
C merasa bahwa terlalu sayang untuk menghabiskan hidupnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 143
121
hanya untuk memikirkan kecemburuan yang ia alami, ia tetap harus
melanjutkan hidupnya. Ia juga tidak bisa terus menerus bergantung
pada teman-teman yang meninggalkannya, ia tetap harus tetap bisa
berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.
Selama mengalami kecemburuan, C juga sempat berpikiran
bahwa mereka yang membuat C cemburu bukanlah teman yang baik
bagi dirinya. C juga berpikiran bahwa mungkin saja teman-teman
yang menjauhinya dan membuatnya cemburu memang tidak mau
dan tidak nyaman berteman dengannya. Maka dari itu ia
meyakinkan dirinya bahwa masih banyak teman yang bisa dicari
untuk menemani kesehariannya dan mungkin saja teman-teman
tersebut bisa menerima dirinya apa adanya. Dari hal tersebut C
memutuskan untuk berusaha mencari teman dekat lain dan
memutsukan untuk menghabiskan waktu lebih banyak dengan
teman-teman lainnya tersebut agar terhindar dari perasaan dan
pemikiran negatif mengenai kecemburuan yang dialami.
Mencoba berpikir positif pada teman yang membuatnya
cemburu
Di samping segala rasa kecewa dan usahanya untuk
melupakan temannya dan kecemburuan yang ia rasakan, C tetap
mencoba untuk berpikir positif mengenai kecemburuan yang ia
alami. Ia mencoba untuk memahami bahwa setiap orang memiliki
hak untuk berteman dengan siapapun dan memiliki seorang teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 144
122
baru merupakan suatu hal yang wajar. C juga mencoba untuk
memahami bahwa ketika ada teman yang memutuskan untuk
menjauhinya dan tidak berteman dengan dirinya merupakan hak
yang dimiliki oleh orang tersebut. Ia juga menghargai keputusan
teman dekatnya apabila ia memang masih mau berteman dengan
orang yang C cemburui atau rivalnya, meskipun sebenarnya masih
ada rasa mengganjal.
Pada akhirnya ia akan memaklumi teman yang memiliki
teman baru dan tidak lagi mengajaknya pergi maupun ketika ada
teman yang sedang tidak mau berbicara dengannya. Cara yang
dilakukan C untuk bisa memaklumi hal tersebut adalah dengan
mencoba memposisikan dirinya sebagai temannya yang juga
menyaksikan C memiliki teman baru, karena tidak emnutup
kemungkinan juga bahwa ke depannya C juga akan memiliki teman
baru. Ia mencoba untuk memahami pemikiran dan juga perasaan-
perasaan yang sekiranya akan muncul. Ia juga berusaha meyakinkan
diri bahwa masalah tersebut sudah berlalu maka tidak perlu
diungkit-ungkit lagi agar tidak terus menerus terbawa emosi negatif
dari kecemburuan. Meskipun sebenarnya C masih berharap agar
ketika teman dekatnya memang memiliki teman baru, jangan sampai
teman dekatnya melupakan teman-teman yang sudah pernah
menemani dan mengisi harinya sebelum itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 145
123
g. Memberanikan diri untuk kembali menghubungi teman
Setelah segala proses yang C lalui selama mengalami kecemburuan,
ia akhirnya memberanikan dirinya untuk kembali berbicara dengan yang
menjauh darinya atau teman yang dicemburuinya. Ia akan kembali berusaha
untuk tetap me njalin komunikasi dengan teman yang dicemburuinya. Akan
tetapi tetap dengan kondisi bahwa teman tersebut C anggap bisa
menyelesaikan masalah dan berdiskusi dengan baik tanpa sakit hati. Ia
menyadari bahwa ketika ia sudah berhasil berbicara dan mengungkapkan
perasaannya, suasana pertemanan tersebut tentu akan menjadi canggung. C
memiliki caranya tersendiri untuk mengatasi kecanggungan tersebut dan
membuat ia serta temannya dekat kembali. Baginya dengan cara
membagikan hati dan saling bercerita dapat membuat mereka merasa saling
menyadari bahwa mereka memang merupakan sumber kenyamanan bagi
satu sama lain. Suasana canggung yang terjadi juga bisa dihadapi dengan
saling bercerita dan bercanda.
h. Kecemburuan sebagai sarana memperbaiki diri
Di balik semua yang sudah ia alami selama kecemburuan, ia
menemukan makna di balik terjadinya kecemburuan tersebut. C menyadari
bahwa kecemburuan yang ia alami bisa menjadi sarana berefleksi agar bisa
menjadi pribadi yang lebih baik. Kecemburuan yang ia alami membuatnya
ingin mengubah dirinya. Ia ingin menjadi seorang teman yang lebih bisa
menjaga perasaan serta lebih peduli kepada teman-teman di sekitarnya.
Peristiwa kecemburuan yang disebabkan oleh adanya teman yang menjauhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 146
124
dan menemukan teman lain membuatnya ingin mengubah sifatnya yang
sangat sensitif, karena ia merasa bahwa sifat sensitifnya inilah yang
membuat temannya menjauh. Adanya teman yang menjauh juga
membuatnya merefleksikan sifat-sifat buruk apa saja yang ada pada dirinya
dan akan berusah mengubah hal tersebut. Adanya keinginan untuk
mengubah sifat-sifat yang dianggapnya buruk ini membuat C lebih mudah
untuk berpasrah menerima segala proses yang ia alami dalam pertemanan.
i. Kecemburuan memperbanyak pengalaman dalam berteman
Selain sebagai pendukung untuk semakin memperbaiki diri,
kecemburuan juga membuatnya semakin kayak dalam pengalaman
bertemannya. Ia juga menjadi lebih mengenal setiap pribadi yang menjadi
temannya secara lebih mendalam. Hadirnya kecemburuan juga membuat C
menjadi semakin paham bagaimana ia harus menghadapi kecemburuan.
Kecemburuan juga membuatnya menyadari bahwa lebih baik berfokus
untuk mencari sahabat daripada banyak teman.
Paham bagaimana menghadapi kecemburuan
Hadirnya kecemburuan dalam hidupnya membuat C bisa
mengevaluasi caranya dalam menghadapi peristiwa tersebut. Ia menjadi
paham bagaimana cara yang baik dalam menghadapi kecemburuan.
Baginya caranya di dalam menghadapi kecemburuan sebelumnya sudah
dirasa cukup baik, karena pada akhirnya ia dapat mengungkapkan yang
ia rasakan dan tetap bisa menjalin pertemanan ataupun komunikasi
dengan teman yang dicemburui. Ia juga menyadari bahwa memendam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 147
125
dalam menghadapi kecemburuan bukanlah suatu hal yang baik, karena
memendam tidak akan membantunya menyelesaikan masalah dan justru
akan terus menerus membuat perasaannya mengganjal karena masih ada
masalah yang belum selesai. C juga menyadari bahwa dalam
menghadapi kecemburuan, lebih baik berbicara baik-baik daripada
menggunakan nada yang keras saat berdiskusi karena tidak akan
membuat temannya sakit hati.
Ingin lebih berfokus dalam mencari sahabat daripada banyak teman
Kecemburuan yang sempat dirasakannya membuatnya ingin terus
dekat dengan teman-teman yang ada di sekitarnya saat ini maupun
dengan teman yang sempat dicemburuinya. Keinginan untuk selalu dekat
yang timbul karena sempat mengalami kecemburuan ini membuat C
tidak perlu memiliki teman dekat yang terlalu banyak, karena semakin
banyak teman yang ia miliki maka semakin besar pula kemungkinan ia
tersakiti oleh temannya. Lebih baik memiliki beberapa sahabat yang
memang tulus dibandingkan dengan banyak teman yang bisa saja
menyakitinya.
D. Analisis Data
Pada bagian ini peneliti akan mencoba untuk memaparkan tema-tema secara
garis besar yang muncul pada ketiga informan dan juga menjelaskan secara
lebih terperinci mengenai keterkaitan yang ada antar tema-tema yang muncul.
Diharapkan agar dengan pemaparan bisa didapatkan gambaran yang lebih jelas
mengenai dinamika pengalaman kecemburuan dalam pertemanan remaja putri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 148
126
Pada penelitian ini, ditemukan lima cluster besar yang merepresentasikan data
dari informan yaitu pandangan terhadap teman, awal terjadinya kecemburuan,
pikiran dan perasaan slama kecemburuan, reaksi dan cara menghadapi
kecemburuan, dan makna dari peristiwa kecemburuan.
1. Pandangan terhadap teman
a. Teman adalah sumber kenyamanan
Masing-masing informan memiliki pandangannya tersendiri
mengenai pertemanan dalam kehidupannya. Namun ada beberapa hal yang
serupa dalam pandangan masing-masing informan terhadap pertemanan. M
(17) memandang bahwa teman merupakan sarana bercerita, sumber
dukungan, dan tempat meminta saran. M memiliki pandangan bahwa
teman-teman yang hadir di dalam hidupnya merupakan tempat dimana ia
mendapatkan kenyamanan.
“Apa ya pertemanan tu ya tadi kan relasi aku sama orang lain terus
mungkin juga bisa apa ya emm temen itu kan sarana buat cerita
buat apa ya berkeluh kesah lah kalo lagi ada masalah gitu” (M, 5-
8)
“Ehm sama minta saran juga sih. Kan kalo misalnya butuh saran
apa gitu kan lebih enak minta sarannya ke temen kita sebaya.” (M,
14-16)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 149
127
“Yang pastinya saling support satu sama lain, saling mengerti terus
gak menjatuhkan emmm iya sih kayak gitu. Selama ini sih sering
cerita-cerita, sering ketemu juga kalo misalnya mau cerita kan ga
enak ya kalo chat ya jadinya sering ketemu.” (M, 32-36)
Begitu pula dengan S (18) yang juga menganggap bahwa
pertemanan adalah tempat dimana ia bisa membagikan kehidupan
pribadinya dan tempat dimana ia bisa meringankan beban stresnya yang
tidak ia dapatkan di keluarga. Sama seperti M, S juga merasa bahwa
temannya juga menawarkan kenyamanan di luar keluarganya, karena
teman-temanlah yang hadir dalam hidupnya untuk menemani
kesehariannya. Adanya teman yang menemani kesehariannya membuat
dirinya semakin bersemangat di dalam menjalani hari demi hari.
“Kayak ada saatnya senang susah, terus bisa nemenin kita dimana
aja gitu.” (S, 13-14)
“Ya itu biar ga stress juga saat tertentu. Soalnya kan ada kayak
ehmm tempat buat kita curhat kayak gitu, kan aku juga cenderung
ehmm tertutup sama keluarga. Jadi makanya ke temen gitu larinya.”
(S, 17-20)
“Seneng, jadi seneng. Terus kayak ada jadi temen yang kayak
nyemangatin juga, ada temen bercanda juga. Terus jadi kayak lebih
semangat gitu.” (S, 346-348)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 150
128
Hal yang sama juga terjadi pada diri C (17), dimana ia berpandangan
bahwa teman-teman merupakan tempat dimana ia bisa bercerita mengenai
hal apapun. Teman juga merupakan individu yang selalu menemani C baik
dalam keadaan baik maupun susah. Teman juga berfungsi untuk
memberikan semangat dan juga ketenangan bagi C ketika ia sedang
menghadapi suatu masalah. Hadirnya teman-teman itulah yang juga
menjadi faktor C semakin bahagia dalam menjalani hari.
“Cuman tuh kayak cara mereka menenangkan aku gitu loh kak.
Kayak kalo emang aku lagi down, mereka bisa kayak nyemangatin
aku juga. Jadi bukannya kayak bikin aku tambah down gitu enggak.
Kadang kayak bercanda-bercanda gitu terus aku lebih percaya diri
aja sih kak.” (C, 221-226)
“Aku sama Regina sering cerita-cerita kak, apalagi dulu aku cerita,
waktu awal-awal di Jogja aku kayak kan kalo dulu belum kerasan
banget disini. Jadinya aku apa-apa sering cerita ke dia. Pokoknya
kita tuh kayak sering cerita banyak banget ke Regina” (C, 440-444)
“Ya seneng aja gitu loh sama mereka. Tanpa aku harus yang kayak
jaim gitu ya gak perlu malu gitu.” (C, 505-507)
Ketiga informan berpandangan bahwa temanlah sumber
kenyamanan dalam hidup mereka, karena teman yang selalu bisa menjadi
tempat ketiga informan bercerita dan selalu menemani mereka di kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 151
129
apapun. Temanlah yang merupakan rumah kedua bagi mereka yang selalu
hadir di dalam hidupnya dalam keadaan apapun.
b. Teman adalah saran perkembangan diri
Selain menjadi sumber kenyamanan bagi informan, masing-masing
dari ketiga informan juga memandang bahwa temanlah yang bisa membuat
diri mereka menjadi pribadi yang lebih baik. Teman juga hadir untuk
membimbing M, S, dan C menuju ke arah yang lebih positif.
“nah kalo gak ada temen aku jadinya gak gereja waktu itu, sering
lah pokoknya dulu tuh sering banget gak gereja. Terus akhirnya
kalo ada mereka kan akhirnya jadi ngajak gereja bareng itu kan ke
arah yang lebih baik kan. Terus kadang-kadang juga itu ngerjain
tugas bareng, misalnya ya misalnya waktu itu ada PR matematika,
ngerjainnya bareng karena semuanya remed. Ya gitu-gitu aja sih.
Terus misalnya ada presentasi apa ngerjainnya bareng aja.” (M,
68-78)
“Dampak negatifnya, oh aku jadi jajan terus. Tapi dia juga sadar
sih apa “kok kita jajan terus ya” terus kadang-kadang kalo
misalnya pulang gereja nih “eh pulang gereja kita gak usah jajan
ya soalnya kemaren kan kita udah jajan-jajan terus” gitu. Terus
misalnya mau pergi pengen keluar cerita ya kita cari misalnya lagi
tanggal tua ya kita cari tempat yang pas sama kantong kita gitu.”
(M, 339-345)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 152
130
Bagi M sendiri hadirnya teman membuatnya menjadi lebih rajin
mengerjakan tugas dan ke gereja, yang baginya merupakan suatu dampak
yang positif. Selain itu teman juga hadir dalam hidupnya untuk
mengingatkan agar tetap menyesuaikan kegiatan yang mereka lakukan tetap
sesuai dengan batas yang mereka miliki. Contohnya ketika M dan temannya
merasa sudah menghabiskan banyak uang untuk pergi dan makan bersama,
teman M akan mengingatkan untuk tetap melihat keuangan yang mereka
miliki.
Hal ini pula lah yang terjadi pada diri S dimana S merasa bahwa
teman dalam hidupnya berfungsi untuk terus mengingatkan agar tidak
terjerumus ke dalam hal-hal negatif dan terus berkembang ke arah yang
lebih positif. Teman bagi S juga merupakan pembangkit semangat S melalui
motivasi dan juga nasehat yang diberikan oleh teman S.
“Yang bisa kayak membimbing kita ke jalan yang benar. Maksudnya
jalan yang benar tuh ya kayak apa namanya ehmm misalnya orang
pinter. Misalnya kalo kita deket sama orang pinter tuh ntar kita bisa
emm berdampak buat kita juga” (S, 30-34)
“Emm kayak contoh kasusnya, kayak ngajak belajar bareng kayak
gitu. Terus emm apa kayak ada temenku yang ngerokok atau apa
dilarang gitu sama temenku. Saling memberitahu juga” (S, 40-43)
C juga berpandangan bahwa teman-teman yang ada dalam hidupnya
akan terus membantu dirinya untuk terus mengembangkan dirinya ke arah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 153
131
yang lebih positif. Bsgi C sendiri teman membuatnya mau menunjukkan
dirinya apa adanya tanpa harus menutup-nutupi. Teman juga membuat C
lebih percaya diri dan juga membuatnya merasa bahwa dirinya sangat
berharga.
“Kalo temen SMA, dulu kan aku seringnya sendiri sampe dulu aku
pernah dikatain ansos terus ehm kalo dari temen SMA sendiri
karena juga cewek semua aku tuh jadi bisa lebih apa ya aku jadi
lebih berani buat menunjukkan diri aku sedangkan dulu. Terus aku
lebih kayak lebih rajin belajar sih jadinya, soalnya aku lebih berani
buat terbuka dibandingkan dulu. Terus kalo dari temen-temen SMP
aku, apa yaa. Hampir sama sih, tapi dulu tuh kayak… yang lebih
banyak berperan sekarang temen-temen SMA ku sih dibandingkan
temen SMP ku. Kita kayak lebih sering sharing, terus sekarang aku
lebih nyaman sama diri aku sendiri, dulu aku SMP kayak insecure
banget gitu kak.” (C, 199-210)
“Cuman ternyata penilaian disini tuh beda sama orang disana
kayak kalo disana tuh standar nya tinggi banget. Dulu aku merasa
rendah, kalo disini tuh kayak apa kayak merasa dihargain aja sih
kak kalo disini.” (C, 236-240)
c. Adanya ketergantungan terhadap teman
Dari pandangan-pandangan ketiga informan tersebut, dapat tergambar
bahwa M, S, dan C melihat teman sebagai sumber kenyamanan dan juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 154
132
sarana untuk terus mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih positif.
Teman-teman bagi ketiga informan tersebut seringkali menyediakan apa
yang mereka butuhkan atau apa yang tidak mereka dapatkan dalam keluarga
mereka. Pandangan-pandangan seperti ini pada akhirnya membuat ketiga
informan memiliki ketergantungan terhadap teman-temannya, karena
teman-temannya lah yang mengambil peran paling banyak dalam kehidupan
ketiga informan. Pandangan-pandangan ini juga menyebabkan M, S, dan C
memiliki ketakutan yang sama yaitu ketakutan kehilangan ataupun
ditinggalkan oleh teman-teman terdekatnya.
M sendiri memiliki ketakutan bahwa ia akan ditinggalkan ataupun
dilupakan oleh teman-teman dekatnya. Ia pernah memiliki pengalaman
mengenai teman yang pergi meninggalkannya dan sejak saat itulah M sangat
menghindari pertemanan yang “kacang lupa kulit”. M juga merasa bahwa
adanya jarak yang hadir di dalam pertemanannya juga dapat membuat
pertemanan tersebut berakhir. Maka dari itu ia berpandangan bahwa selama
ia dengan temannya berada di kota yang sama, pertemanan tersebut akan
tetap terjalin.
“Ya yang pertemanan mungkin pentingnya dari menjaga komitmen
itu ntar dulu. Ya belajar setia kawan juga, gak kacang lupa kulit.”
(M, 90-92)
“Oh iya-iya waktu itu pernah waktu kuliah bilang tetap harus sering
ketemu bahkan sampe nikah udah bilangnya gitu.” (M, 134-136)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 155
133
“Apa ya ya paling takut tiba-tiba udah sama, misalnya udah deket
sama cowonya terus jadi dia jadi gak apa ya gak deket lagi sama
aku.” (M, 352-354)
Hal ini pula yang terjadi pada diri S, dimana ia juga mengalami
ketakutan untuk ditinggalkan oleh teman-teman dekatnya. Ketakutannya
tersebut membuat S ingin selalu berteman dekat dengan teman-teman yang
dimilikinya saat ini. Ketika ia dtinggalkan, ia akan merasa bahwa
kebahagiaannya berkurang dari yang biasanya. Ia bahkan merasa bahwa
ketika ia ditinggalkan oleh temannya, hal itu akan membuatnya semakin
sulit dalam mempercayai orang lain.
“Gak ada sih kak. Kalo secara umum sih takut kalo mereka tiba-
tiba diem kayak temenku satu itu sih. Paling takutnya cuma kayak
gitu. Lebih takut mereka tiba-tiba menjauh tanpa alasan.” (S, 421-
424)
“Ya kayak ininya, kayak semangat cerianya tuh jadi berkurang aja.
Soalnya kan yang biasanya ceria kayak gini jadi berkurang berapa
persen kayak gitu. Itu paling jadi bikin aku jangan gampang
percaya sama orang, kayak lebih ati-ati juga kalo sama orang.” (S,
431-436)
Ketika S ditanyakan apakah ia memiliki keinginan agar temannya
tetap berteman paling dekat dengan dirinya, ia menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 156
134
“Penting, soalnya kalo gak punya perasaan itu temen deket ini bisa
ngejauh. Aku juga ngerasain kayak gitu.
Kalo kayak ya pokoknya kalo dia main-main sama temennya ya
gakpapa tapi jangan lupa sama kita-kita juga.” (S, 563-565 dan
566-568)
Sama dengan kedua informan sebelumnya, C juga memiliki
ketakutan bahwa ia akan ditinggalkan oleh teman-temannya, sehingga dapat
menimbulkan rasa kehilangan. Maka dari itu ia merasa bahwa penting untuk
menjaga komitmen dalam pertemanan untuk menghindari terjadi
perpecahan dan menghindari temannya menjauh. Adanya teman dekat yang
menjauh atau adanya jarak yang timbul dalam pertemanan inilah yang bagi
C dapat membuat temannya menemukan teman dekat lain. Maka dari itu
salah satu contoh manifestasi usaha menjaga komitmen bagi diri C adalah
dengan sering bertemu dengan temannya agar tidak terjalin jarak di antara
mereka.
“Dari aku sendiri kayaknya pernah deh, soalnya kayak aku pernah
deh kak pernah pernah sekali. Tapi sama Karin sama Rachel sih.
Kalo aku balik kumpul ya, aku bilang kayak gitu” (C, 155-158)
“Ehm kalo buat temenan itu sama sih kak sebenernya takut kayak
tiba-tiba dijauhin gitu aku takutnya. Kehilangan mereka juga.” (C,
518-520)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 157
135
“Jadi kelas 7 kan aku sekelas sama Irene terus kelas 8 gak sekelas,
tapi karena kelas kita sebelahan. Nah Irene tuh satu kelas sama
Renita, mungkin dari situ mereka udah deket kan kak. Terus aku
masih kayak ya chat-chat kayak cerita-cerita gitu masih. Terus kelas
9 kan aku dibawah, Irene kelasnya di atas. Terus aku kayak eh terus
kalo istirahat sama temenku yang satu grup itu sering kumpul. Tapi
kalo Irene tuh enggak. Nah dari situ tuh… terus kalo pulang sekolah
biasanya kita masih kayak ngumpul bareng dulu. Nah Irene disitu
engga.” (C, 827-836)
Ketergantungan dengan teman terjadi pada ketiga informan dan hal
itu juga yang membuat ketiga informan memiliki ketakutan akan
ditinggalkan atau dijauhi oleh teman dekatnya. Sedangkan kecemburuan
sendiri terjadi karena adanya salah satu pihak yang menjauh karena adanya
teman baru lain yang hadir dalam kehidupan pihak yang bersangkutan.
2. Awal terjadinya kecemburuan
a. Kecemburuan terjadi karena adanya perubahan perilaku dari teman
dan hadirnya pihak ketiga
Pada awal mengalami kecemburuan ketiga informan tentunya
memiliki caranya masing-masing dalam mempersepsikan bahwa ia sedang
mengalami kecemburuan yang muncul akibat peristiwa-peristiwa yang
terjadi di sekitarnya. Ketika di awal mengalami kecemburuan, M
mempersepsikan bahwa ia sedang merasa cemburu karena temannya dekat
dengan teman lain bermula dari observasi yang dilakukannya kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 158
136
teman dekatnya. Ia melihat bahwa teman dekatnya tidak lagi bercerita
dengan dirinya ataupun mengajaknya berpergian bersama. Sedangkan
dahulu ketika mereka masih berteman dekat, bagi M bercerita dan bertemu
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pertemanan. Sejak saat
itulah ia memiliki pandangan bahwa temannya sedang dekat dengan teman
lainnya.
“Berusaha memahami aja sih. Tapi pas pertama mungkin ini kali
ya, aku juga ngerti, kalo misalnya tentang cowo, aku mungkin juga
gak ngerti sifatnya cowok itu kayak gimana, Regina lebih ngerti
tentang dia, jadi ya dia cerita ke Regina.” (M, 499-503)
“Terus bilang ya aku bilang “eh kok gak ngajak-ngajak sih?” gitu
terus “iya soalnya si Anya mau cerita tentang cowonya” gitu.
Soalnya Anya kalo cerita tentang cowonya itu ke Kornel kan soalnya
aku juga ga begitu deket sama cowonya si Anya ini.” (M, 564-569)
“Jadi makrab itu kan Regina juga deket sama cowok, nah terus
kayak mungkin Regina lebih sering cerita ke Kornel gitu deh. Aku
juga bingung kenapa dia deket ya dulu kenapa mereka bisa deket
ya. Iya sih kayaknya karena cerita tentang cowok. Terus kan Kornel
juga lebih banyak kenal sama anak ** ****** kan jadinya mungkin
Regina lebih bisa cerita ke Kornel gitu. Gimana ya? Susah ya kak
ngomongnya.” (M, 772-779)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 159
137
“Paling ya mereka duduk bareng terus. Kan waktu kelas 10 sekelas,
mereka tuh duduk bareng terus sama ada dua temennya lagi.
Yaudah aku jadinya kayak sama Maria sama Celine sama temen-
temenku dari Tangerang juga sama kayak aku. Jadi ya kita malah
berempat-empat jadinya. Kan berdelapan awalnya terus jadinya
kayak berempat-berempat. Gitu. Terus apa ya jarang satu kelompok
juga sama dia. Dia kan seringnya satu kelompok sama Regina.
Terus sering main ke rumah Regina juga kan ya aku tau dari
snapchat, kan dulu kan masih snapchat. Iya tau dari snapchat terus
mereka ngeshare foto terus kan aku jadi tau “Oh sekarang Kornel
jadi lebih deket sama mereka” gitu. Jadi ya dari itu aja sih.” (M,
789-801)
Hal ini juga dialami oleh S, dimana ia merasa bahwa peristiwa yang
menjadi trigger munculnya kecemburuan adalah ketika temannya tidak lagi
bercerita dan menghabiskan waktu bersama dirinya. Bagi S saling bercerita
dan menghabiskan waktu dengan pergi bersama merupakan rutinitas yang
biasa ia lakukan bersama dengan temannya. Maka hilangnya rutinitas-
rutinitas tersebut merupakan awal dari terjadinya kecemburuan yang ia
alami.
“Terus habis itu dia tuh kayak menjauh. Jadi cuma main sama
temenku satunya, jadi aku kayak ngerasa “ih kok cuma berdua
doang sih?”. Terus kan dia kuliahnya di atma, berdua juga. Terus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 160
138
kalo mau ambil raport atau cap tiga jari tuh gak pernah bilang-
bilang. Terus yaudah aku gak begitu deket jadinya.” (S, 501-507)
“Curhat juga soalnya kalo dicurhatin, aku gak begitu bisa ngasih
saran. Mungkin dia juga udah nyaman sama Juli, terus dia juga
udah lama duduk bareng sama Juli. Kan selama dua tahun itu dia
duduk terus sama Juli. Terus kalo curhat tuh juga ke dia bukan ke
aku. Jadi, dan aku juga kayak gak mau tau urusan orang lain. jadi
makanya mereka cuma berdua kayak gitu.” (S, 701-707)
“Kalo Juli sama Risa cemburunya karena mereka ehmm tuker
rahasia, cuma mereka berdua aja yang tau. Gitu. Kayak aku cuma
pelengkapnya tu lho.” (S, 765-767)
Hal ini pula lah yang terjadi pada diri C. Kecemburuan yang dialami
oleh C berawal dari pandangannya yang mengenai temannya yang tiba-tiba
menjauh. Ia juga merasa bahwa temannya tidak lagi menghabiskan banyak
waktu dengan dirinya dengan berpergian bersama dan tidak lagi berbagi
cerita dengan dirinya. Hal-hal itu menimbulkan adanya perasaan
mengganjal di hati dan sejak saat itulah ia menyadari bahwa ia sedang
merasakan kecemburuan.
“Namanya Irene, dulu tuh aku deket banget sama dia kak, kelas 1
tapi kita beda kelas. Sampe skype waktu itu sering banget lah cerita-
cerita gitu. Terus kelas 9 Irene punya temen baru namanya Renita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 161
139
Disitu tuh kita kayak bener-bener udah gakdeket kan. Terus aku tuh
cemburu aku temenan deket sama Renita terus gak ada waktu buat
temennya yang dulu-dulu. Terus nah di situ awal perpecahan juga
sih kak, aku tuh disitu juga sedih sih kenapa sih kok kayak gini, jadi
gak pernah cerita-cerita lagi kayak gitu-gitu.” (C, 589-598)
“Ehm aku pernah gak ya, kayaknya pernah deh kak. Waktu itu aku
kayak “ya ilah kok gak diajak si?” aku mikir kayak gitu. Terus aku
yang kayak yaudahlah ya mungkin emang mereka lagi gak mau
ngajak aku jadi kayak yaudah deh. Aku kayak yaudahlah meskipun
kayak sedih cuman yaudah. Kayaknya sedih mulu ya kayaknya aku.
Berusaha cuek gitu loh kak.” (C, 624-630)
Ketika ditanyakan mengenai apa yang ia ketahui mengenai
kecemburuan, C merasa bahwa ia sudah pernah mengalami kecemburuan
yang disebabkan oleh teman yang dekat dengan teman lain.
“Ehm yang daritadi kakak tanyain sih, kayak misalkan temen kamu
punya temen baru nah itu sih aku mikirnya yang kayak gitu. Tadi
aku juga udah terlintas yang masalahku sama Regina cemburu
dalam pertemanan kayak gitu kali ya. Ya disitu sih aku merasanya.”
(C, 634-638)
Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya bahwa ketiga informan
memiliki cara penilaian yang sama mengenai kecemburuan. Ketiga
informan merasa bahwa adanya teman yang mulai menjauh dengan lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 162
140
sering bercerita dengan orang lain serta tidak lagi pergi bersama merupakan
awal dari terjadinya kecemburuan. Hal-hal di atas juga menunjukkan bahwa
pada saat itu ketiga informan sudah bisa mengobservasi bahwa pihak ketiga
atau outsiders hadir di dalam relasi pertemanan ketiga informan.
b. Adanya pengalaman kecemburuan yang serupa di masa lalu
Hal lain yang juga membuat ketiga informan merasakan
kecemburuan ketika melihat temannya berteman dekat dengan orang lain
adalah karena adanya pengalaman yang serupa di masa lalu. Meskipun
tidak selalu kepada teman, namun ada beberapa stimulus serupa yang
dialami ketiga informan ketika mengalami kecemburuan sebelumnya.
Terlihat pada M bahwa ia sudah pernah mengalami kecemburuan
sebelumnya dan sampai saat ini masih menjadi ketakutannya. Ia pernah
mengalami temannya yang pada akhirnya lebih dekat dengan kekasihnya
dibandingkan dengan dirinya. Hal tersebut pada akhirnya membuat M
mengalami beberapa perasaan yang sama pada saat ia mengalami
kecemburuan dengan temannya saat ini.
“Apa ya ya paling takut tiba-tiba udah sama, misalnya udah
deket sama cowonya terus jadi dia jadi gak apa ya gak deket
lagi sama aku.” (M, 352-354)
Hal yang sama terjadi pada S dimana ia sudah pernah merasakan
cemburu sebelumnya dengan teman dengan stimulus yang sama yaitu ia
yang tidak lagi diajak bertukar rahasia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 163
141
“Kalo si Risa sama si Juli itu karena cuma mereka berdua
tu lho yang tau, nah gitu….
Kalo Juli sama Risa cemburunya karena mereka ehmm tuker
rahasia, cuma mereka berdua aja yang tau. Gitu. Kayak aku
cuma pelengkapnya tu lho.” (S, 763-767)
Begitu pula dengan C, ia juga pernah merasa cemburu dengan teman
sebelumnya yaitu semasa SMP. Ia merasa bahwa teman SMP nya sudah
tidak lagi berkumpul bersama dirinya dan teman-teman dekat lainnya.
Hal ini lah yang C saat ini rasakan ketika mengalami kecemburuan
dengan teman-temannya saat ini.
“Terus kelas 9 kan aku dibawah, Irene kelasnya di atas.
Terus aku kayak eh terus kalo istirahat sama temenku yang
satu grup itu sering kumpul. Tapi kalo Irene tuh enggak. Nah
dari situ tuh… terus kalo pulang sekolah biasanya kita masih
kayak ngumpul bareng dulu. Nah Irene disitu engga.” (C,
831-836)
Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa adanya pengalaman serupa di
masa lalu membuat ketiga informan menjadi kembali merasa cemburu
ketika ia dihadapkan oleh stimulus yang serupa dengan teman-temannya
saat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 164
142
3. Perasaan dan pemikiran yang muncul selama kecemburuan
a. Perasaan ditinggalkan oleh teman yang berteman dengan orang lain
Ketika mengalami kecemburuan, ketiga informan memiliki
pemikiran dan perasaan tertentu di dalam dirinya. Tentunya masing-
maing informan memiliki cara pandang yang berbeda-beda mengenai
kecemburuan yang dialami, sehingga memungkinkan munculnya
perasaan dan pemikiran yang berbeda-beda pula. Akan tetapi ketiga
informan memiliki beberapa perasaan dominan yang sama antara satu
dengan yang lainnya.
Pada saat M mengalami kecemburuan, salah satu perasaan dominan
yang muncul adalah kekecewaan. Kekecewaan ini sendiri disebabkan
oleh adanya perasaan ditinggalkan. Ia merasa bahwa ia telah menjalin
pertemanan yang cukup lama dengan teman yang bersangkutan, tetapi ia
meninggalkan M begitu saja seperti tidak mengingat segala hal yang
sudah mereka lalui bersama. Hal itu juga membuat M merasa dikhianati
oleh teman dekatnya.
“Ya kesel lah pasti, kayak ga inget aja dulu lo cerita sama siapa,
siapa yang mau nemenin lo, siapa yang selalu nyemangatin lo. Dia
tuh orangnya tuh kayak gak percaya diri gitu juga tu lho orangnya.
“Ya gapapa dicoba aja dulu” aku bilangin gitu kan kayak misalnya
kayak butuh disemangatin gitu lho dia tuh. Tapi sekarang dia kayak
gitu.” (M, 116-122)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 165
143
“Ya yaudah sih gakpapa, soalnya kan Anya juga deketnya sama
Kornel terus ya ceritanya sama Kornel yaudah. Ya lama-lama
memahami sih. Tapi di awal kayak “kurangajar nih anak gak ngajak
gue” gitu. Apa ya kayak kesel mungkin.” (M, 580-584)
“Perasaan yang muncul kalo dia deket sama orang lain. Apa ya,
pastinya kayak kecewa lah ya orang selama ini udah, ceritanya
udah sama aku terus udah, sering jalan bareng berdua juga
pokoknya udah bareng-bareng kok tiba-tiba udah dia sama yang
lainnya. Pastinya kayak apa ya gimana sih kayak ya gitu lah
kecewa.” (M, 596-606)
Kekecewaan yang dirasakan oleh M juga dialami oleh S. Ia kecewa
mengapa temannya meninggalkannya setelah banyak hal yang mereka lalui
bersama. Ia juga merasa bahwa ia ditinggalkan, bahkan ia merasa bahwa
dirinya hanyalah sebagai pelengkap di dalam relasi pertemanannya saat itu.
“Oh aku lebih yang ke kayak “oh yaudah kayak gitu. Jadi cuma
segini aja”.Ya kecewa tapi ya juga “kok gak ngajak-ngajak sih”
kayak gitu. Ya soalnya kita udah kayak tiga tahun bareng terus,
pergi kemana-mana juga bareng juga. Tapi dianya malah kayak gitu
ya, yaudah kayak gitu.” (S, 583-589)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 166
144
“Kalo Juli sama Risa cemburunya karena mereka ehmm tuker
rahasia, cuma mereka berdua aja yang tau gitu. Kayak aku cuma
pelengkapnya tu lho.” (S, 765-767)
“Soalnya ini apa namanya, mereka kan juga duduk berdua gitu.
Terus mereka juga temenan sama aku karena kita udah tiga tahunan
temenan kayak gitu. Terus aku cuma duduknya depan belakang
depan belakang kayak gitu. Terus kalo pergi mereka tuh cuma
berdua, kalo misalnya setelah lulus, kalo sebelum lulus kan
biasanya mereka ngajak-ngajak gitu. Tapi setelah lulus tuh gak
pernah. Kayak aku tuh kayak cuma temen-temen biasa doang buat
mereka gitu. Ya karena mereka bener-bener cuma jalan sendiri
kayak gitu lho. Terus kalo cerita juga cerita-cerita sendiri. Ya kayak
gitu.” (S, 770-780)
C juga merasakan hal yang serupa dengan kedua informan
sebelumnya. Ketika ia mengalami kecemburuan, ia merasa kecewa oleh
teman yang meninggalkannya. Bahkan ia merasa kecewa karena tidak ada
satupun yang dapat memahami dirinya. Selain itu, adanya teman yang
meninggalkannya berteman dengan orang lain juga membuat dirinya
merasa dinomorduakan.
“Ehm aku mikir ehm dia kayak bakal apa ya lupa sama aku gitu.”
(C, 610-611)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 167
145
“Ehm awal-awal itu disitu, aku jadi ngerasa ya kayak apa ya kayak
ya aku ngerasa sih kak dinomerduain juga ngerasa, sedih juga iya,
kesel juga iya.” (C, 707-709)
“Ehm karena mungkin dari yang tadinya kita deket gitu ya kak.
Terus kayak dijauhin pelan-pelan gitu kan jadi kayak merasa gak
dianggap aja. Mungkin terus kayak gimana ya, ngerasa kehilangan
gitu kak gimana ya kok aku gak bisa jelasin sih. Pokoknya ya kayak
gak enak aja gitu loh di hati, ganjel. Jadinya kayak kenapa sih gitu
loh aku mikirnya kayak gitu.” (C, 718-724)
“Terus aku sebel kadang juga aku mikir duh kenapa sih gak ada
yang bisa ngerti sama aku yang kayak gini. Aku sempet mikir kayak
gitu juga.” (C, 759-761)
b. Hadirnya perasaan kehilangan karena kecemburuan
Selain adanya rasa ditinggalkan, perasaan dominan lain adalah
adanya perasaan kehilangan. Melihat dari bagaimana hadirnya teman
sangat berarti dalam kehidupan ketiga informan, tidak diherankan
apabila ketiga informan akan merasa kehilangan ketika mengalami
kecemburuan. Rasa kehilangan ini sendiri disebabkan oleh teman yang
tidak lagi dekat serta menghabiskan waktu dengan dirinya dan lebih
memilih untuk pergi bersama orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 168
146
Bagi M, kecemburuan yang ia alami membuatnya merasa
kehilangan beberapa fungsi teman dalam hidupnya. Ia kehilangan sarana
bercerita dalam kehidupan sehari-harinya. Ia juga kehilangan teman yang
selalu membantunya dalam permasalahan akademik. Teman yang
seharusnya hadir untuk terus mengingatkan agar tetap berperilaku sesuai
dengan batasnya juga tidak lagi menemaninya. M mengalami kesulitan
untuk menemukan kembali “rumah keduanya”.
“Soalnya kan kalo kita udah nyaman istilahnya sebagai sahabat kan
udah, berarti udah kayak klop banget gitu kan. Tapi dia sama orang
lain kayak rasanya kayak ya bingung gitu lho nanti cerita tuh ke
siapa gitu walaupun punya temen yang lainnya. Tapi kan kalo
nyamannya udah sama yang itu ceritanya ya merasa kehilangan
juga.” (M, 361-366)
“Jadi ya kayak, mana kelompok, mana yang berempat ini aku,
Celine, Maria, sama Karina ini kayak apa ya kalo ada tugas
kelompok tuh kayak apa ya kok susah gak dapet feelnya ngerjain
barengnya itu lho. Soalnya kalo Celine tuh kalo gak di “Ayo to Cel
kita ngerjain tugas” dia tuh gak bakal mau mulai ngerjain gitu lho.
Maria juga kalo gak diingetin dia juga gak bakal ngerjain tugasnya.
Jadi kayak gimana ya, itu Karina juga, Karina jarang apa ya,
jarang apa sih namanya, jarang apa mau terlibat ngerjain tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 169
147
gitu lho. Jadi aku kadang-kadang kalo gak sekelompok sama Kornel
tuh jadi susah ngerjainnya gitu.” (M, 839-849)
“Gimana ya jadi kayak gak enak gitu loh gak semuanya keluar gitu.
Soalnya kalo ke Celine atau ke Maria kan biasanya paling kayak
“ahelah si Bayu gini gini gini doang” gitu. Kalo sama Kornel tuh
lebih ke detailnya gitu.” (M, 931-934)
S yang memiliki pandangan yang serupa dengan M mengenai
pertemanan dalam hidupnya, juga mengalami rasa kehilangan yang sama.
Akan tetapi S tidak menyebutkan secara detil mengenai perasaan apa saja
yang hilang dalam pertemanan tersebut. Ia hanya merasa bahwa
pertemanannya tidak lagi berjalan seperti yang biasanya.
“Biasa sih. Tapi aku ngerasanya kayak ada yang kurang kayak gak,
kayak gak seperti biasanya kayak gitu lah.” (S, 992-994)
Rasa kehilangan yang serupa juga terjadi pada diri C. C merasa
dengan adanya kecemburuan dalam kehidupannya, ia juga merasa
kehilangan tempat ia bercerita dan juga kehilangan pribadi yang selalu
menemaninya dalam kehidupan sehari-hari. Ia juga kehilangan sosok teman
yang bisa membuatnya merasa bahagia dengan bersenang-senang. Pada
intinya, ketika ada teman yang menjauhinya karena dekat dengan teman lain
akan membuat dirinya merasa tidak utuh lagi. Selain merasa kehilangan, C
juga merasakan hadirnya perasaan rindu akan teman yang saat itu
dicemburuinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 170
148
“Terus dia nunjukkin dm nya mereka. terus disitu tuh Regina bilang,
kayak cerita ke Raka eh Raka bilang ke Regina “Kornel tuh
sebenernya kangen sama kamu”. Tapi emang iya kak, karena aku
dari kelas satu deket sama dia jadi merasa kehilangan juga jadinya
kan.” (C, 410-414)
“Kalo buat aku kehilanganku tuh, gimana ya kak. Aduh itu tuh
kayaknya kalo aku kayaknya lebih mrioritasin temen sih daripada
pacar. Jadi kayak lebih ya dua duanya bisa juga sih kalo kehilangan
gitu, tapi kayak lebih sedih aja gitu kak. Soalnya kayak mereka kan
yang biasanya selalu ada disana buat kita, bisa kita ceritain apa
aja, tapi kalo mereka tiba-tiba ilang tuh kayak aduh bagian dariku
ada yang ilang gitu haduh, kayak jadi gak lengkap gitu.” (C, 523-
530)
“Ehm karena mungkin dari yang tadinya kita deket gitu ya kak.
Terus kayak dijauhin pelan-pelan gitu kan jadi kayak merasa gak
dianggap aja. Mungkin terus kayak gimana ya, ngerasa kehilangan
gitu kak gimana ya kok aku gak bisa jelasin sih. Pokoknya ya kayak
gak enak aja gitu loh di hati, ganjel. Jadinya kayak kenapa sih gitu
loh aku mikirnya kayak gitu.” (C, 718-724)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 171
149
“Kayak biasanya kan ehm suka chat gitu kan kak. Suka cerita-
cerita, itu jadi kayak gak ada. Cerita terus lagi seneng juga gak bisa
cerita, kan gak mungkin cerita kalo lagi sedih doang kan gak.
Maksudnya kalo seneng juga mau cerita. Jadi ya kayak kehilangan
tempat bercerita, kehilangan temen buat bercanda have fun gitu,
buat pergi bareng gitu jadi udah gak ada lagi.” (C, 728-734)
Dalam mengalami kecemburuan, ketiga informan mengalami rasa
kehilangan yang sungguh besar karena adanya teman yang meninggalkan
mereka berteman dengan orang lain. Kecemburuan yang dialami juga
membuat mereka menjadi tidak lagi utuh dan kesulitan dalam menemukan
teman atau “rumah” lain dalam kehidupannya.
4. Reaksi dan cara menghadapi kecemburuan
Ketika sedang menghadapi kecemburuan, ketiga informan memiliki
caranya masing-masing untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sebagai
seorang individu yang memiliki karakteristiknya masing-masing, tentunya
akan membuat adanya perbedaan cara penyelesaian masalah pada masing-
masing informan. Akan tetapi ketiga informan memiliki beberapa kesamaan
dalam menghadapi kecemburuan.
a. Memendam perasaan agar terlihat tangguh
Salah satu hal yang dilakukan oleh ketiga informan dalam
menghadapi kecemburuan adalah memendam. Ketika dihadapkan dengan
kecemburuan, M justru lebih memilih untuk memendam perasaannya dan
membiarkan temannya berteman dengan orang lain. Ia juga lebih berfokus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 172
150
untuk menghibur dirinya dan meyakinkan bahwa masih ada teman-teman
lain di luar sana, dibandingkan dengan membicarakannya kepada teman
yang dicemburui. Alasan dibalik sikap memendam M adalah karena ia
tidak mau terus menunggu jawaban yang tidak pasti. Baginya ketika ia
membicarakan perasaannya mengenai kecemburuan, belum tentu ia akan
mendapatkan jawaban yang ia inginkan dari temannya.
“Mmm apa yaa kalo secara perilaku, emm apa ya paling gimana ya
aku juga jadi bingung deh. Ngga terlalu ngepoin mereka juga, aku
juga jadi kayak santai aja gitu. Kalo mereka udah punya temen lain
yaudah. Aku sama temen yang lainnya aja” (M, 908-912)
“Mmm apa yaa kalo secara perilaku, emm apa ya paling gimana ya
aku juga jadi bingung deh. Ngga terlalu ngepoin mereka juga, aku
juga jadi kayak santai aja gitu. Kalo mereka udah punya temen lain
yaudah. Aku sama temen yang lainnya aja.” (M, 833-837)
“Ya itu tadi, kepikiran kan, daripada, orang masih banyak yang
dipikirin tugas, kepanitiaan, masa mau mikirin yang menurut aku
itu sepele sih jadi dibawa sepele aja sih. Ngapain dipikirin sampe
berat-berat gitu.
…..Yaa yaelah daripada bertanya-tanya terus daripada kepo terus
yaudah gak usah dipikirin aja gitu loh. Daripada malah bertanya-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 173
151
tanya terus, apa juga jawabannya coba belum pasti ada juga kan.”
(M, 1036-1045)
Hal yang serupa juga terjadi pada diri S, terlihat ketika menghadapi
kecemburuan ia juga lebih memilih untuk memendam. Selain itu ia juga
memutuskan untuk melupakan kecemburuan yang ia rasakan serta peristiwa
penyebabnya. S juga akan menghadapi kecemburuan tersebut dengan
bersikap acuh tak acuh. Semua ini ia lakukan agar ia tampak biasa saja di
hadapan teman-temannya atau dengan kata lain agar teman-temannya tidak
melihatnya bersedih.
“Ya tetep biasa aja, aku cuma berpikir di dalem tapi di depan
mereka gak menunjukkan. Aku males aja sih kalo suruh nanyak-
nanyakin terus. Soalnya kayaknya udah pernah sih sekali dua kali
tak tanyain terus. Tapi kalo kelama-lamaan kan jadi males juga
nanyainnya.” (S, 782-786)
“Oh enggak sih, kalo kayak gitu aku enggak selalu maksudnya cuma
dipendem gitu doang. Cuma dipendem doang, tapi kalo aku di luar
nganggepnya yaudah biasa aja.
….Ya aku sih cuma kecewa terus mikir-mikir dia tuh orangnya
kayak gimana kayak gitu. Tapi di depan temen-temen aku gak
menunjukkan itu.” (S, 478-485)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 174
152
“Yang kalo misalnya gak mau ikut campur juga ke urusan temen-
temen. Terus kayak “ih yaudah kalo emang gak mau cerita yaudah
ngapain lagi”, ngapain aku ngurusin kayak gitu. Sempet mikir dulu
sih kayak “kok dia gak cerita sih?” tapi yaudahlah kalo dia gak mau
cerita yaudah. Tak gituin. Lebih ke memendam sih kak.” (S, 729-
734)
C juga menghadapinya dengan cara yang serupa. Ketika mengalami
kecemburuan ia juga memutuskan bahwa ia tidak akan membicarakan hal
tersebut dengan temannya meskipun ada perasaan mengganjal di dalam
dirinya. Hal ini ia lakukan untuk menghindari terjadinya suasana yang
semakin canggung dan juga agar tidak menimbulkan suatu masalah yang
baru. Sikap memendam C tersebut juga disertai dengan tangisan, karena
sebenarnya kecemburuan membuatnya cukup terbebankan.
“Aku gak bahas juga, sempet aku tadinya mau nanyak ke dia cuman
aku kayak enggak lah gak mau malah nanti tuh takutnya nimbulin
masalah karena itu juga udah lama. Kadang kalo aku baca chatnya
itu kadang aku ngerasanya juga sakit hati sih kak, sakit hati
sebenernya waktu itu cuman yaudah.” (C, 684-690)
“Kalo kayak bahas masalah yang kayak gitu sih engga kak. Aku
menghindari apa ya menghindari takutnya nanti kita jadinya
canggung. Tapi kalo emang ada masalah aku pasti berusaha selalu
ngomongin, kalo emang ada something yang buat aku yang gak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 175
153
nyaman sama dia itu pasti aku berusaha ngomong. Tapi kalo buat
bahas masalah-masalah yang dulu aku engga deh. Sebenernya
pingin sih kak, tapi… kan malah jadi kayak ganjel gitu kan. Cuman
ya karena aku mikir gitu jadi yaudah tahan ajalah.” (C, 784-792)
Ketiga informan memiliki alasannya masing-masing ketika
memutuskan untuk memendam rasa cemburu serta perasaan-perasaan
lain yang menyertainya. Akan tetapi dari ketiga informan tersebut sama-
sama merasakan perasaan yang cukup negatif yang timbul dari
kecemburuan tersebut.
b. Mencari teman lain untuk membuktikan diri
Selain memendam, ketiga informan juga memiliki cara lain untuk
menghadapi kecemburuan. Pada M ia akan mencoba untuk mencari
teman lain untuk mengisi kehidupannya. Berawal dari sikap M yang terus
meyakinkan dirinya bahwa ia masih memiliki teman lain, ia kemudian
berusaha untuk mendekatkan dirinya dengan teman lain. M melakukan
hal tersebut dengan tujuan menyamakan keadaan dirinya dengan
temannya yang saat ini dekat dengan teman baru. Selain itu ia juga
memiliki keinginan untuk membalas apa yang sudah temannya lakukan
kepadanya dan juga membuktikan bahwa ia tetap dapat bahagia tanpa
temannya. Ia juga tidak ingin dipandang kasihan oleh teman yang
dicemburuinya maka ia membuktikkan diri.
“Pernah sih dulu aku pas di Jakarta kan, terus kan pindah sini.
Terus ngeliat temen-temen di Jakarta udah punya temen baru lagi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 176
154
yaudah ternyata mereka punya kelompok lagi disana yaudah terus
yaudah aku disini sama kelompok ku yang ada disini.” (M, 1180-
1184)
“Apa ya, yaa dia bisa seneng-seneng sama Regina, bisa temenan
deket sama Regina ya aku juga sama temenku yang lain gitu ya
berusaha kayak apa ya kayak nunjukkin “ini gue juga punya temen
gitu lho, temen gue gak cuma elu”.…nyamain lah istilahnya.” (M,
989-994)
“Gimana ya, mungkin biar gak dikira “kok Monik sendiri ya, setelah
gua deket sama Regina”. Mungkin aku takut dia mikir kayak gitu,
tapi kan ya balik lagi ke akunya, masa aku mau sendiri terus sih?
Masa gak ada Kornel terus aku sendiri? Kan gak ada Kornel aku
juga bisa sama yang lainnya, gak harus sama Kornel terus. Takut
Kornel memandang kasihan sih soalnya sendiri terus.” (M, 1000-
1006)
“Aku merasa jahat soalnya Kornel deket sama Regina terus kok
tiba-tiba aku deketin Regina kan aku jahat ya. …..Aku kan jadinya
kan aku jadi sering cerita ke Regina gini gini gini. Terus kayak
sering merahasiakan sesuatu yang aku sama Regina tau tapi Kornel
gak tau.” (M, 642-648)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 177
155
S juga memiliki keinginan untuk membuktikan bahwa ia juga masih
memiliki teman lainnya. S terus meyakinkan diri bahwa masih ada teman
lain di luar sana selain teman yang ia cemburui.
“Oh enggak sih, kalo kayak gitu aku enggak selalu maksudnya cuma
dipendem gitu doang. Cuma dipendem doang, tapi kalo aku di luar
nganggepnya yaudah biasa aja. Kan ada teman lain juga.” (S, 478-
481)
C juga merasa bahwa ketika menghadapi kecemburuan ia tidak bisa
terus terpuruk dan ia harus bangkit. Ia terus meyakinkan diri bahwa masih
banyak teman lain di luar sana yang bahkan lebih bisa memahami dirinya
dan teman-teman yang membuat cemburu bukanlah sahabatnya. Maka dari
itu, ketika ia merasa cemburu, C akan mencoba lebih banyak menghabiskan
waktu dengan teman-teman lainnya.
“Terus aku juga lebih sering, semenjak Regina lebih deket sama
Indah gitu, aku lebih sering ngabisin waktu juga sama Monik kak,
pergi bareng.” (C, 470-472)
“Ehm lama-lama kalo misalkan aku merasa aku kebuang gitu kak,
yang kayak mereka menjauh gitu, usaha ku aku kayak harus bangkit
lagi gitu loh kak. Terus yaudah aku masih punya temen yang lain
juga yang mungkin masih bisa menerima aku kayak gimana. Jadi
aku kayak tetep bergaul sama yang lain juga. Karena aku mikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 178
156
mungkin temen aku gak cuman mereka itu loh. Jadi aku bisa cari
orang lain gitu loh kak, gitu sih.”. (C, 764-771)
“Karena kalo misalkan aku tetep sedih, tetep kayak mikirin mereka
dan bergantung sama mereka aku gak bakal berkembang gak sih
kak. Maksudnya kayak aku harus ohh gitu loh aku pokoknya harus
tetep ngelanjutin hidup kalo mereka ehm mungkin dengan mereka
ngejauhin aku, aku juga jadi tau kalo mereka bukan yang terbaik.
Aku bisa cari lainnya yang lebih baik.” (C, 775-781)
Ketiga informan memilih untuk mencari teman lain karena merasa
bahwa mereka tidak ingin menghabiskan waktunya hanya untuk
memikirkan kecemburuan yang mereka alami.
c. Pemikiran positif dalam menghadapi kecemburuan
Meskipun banyak emosi negatif yang ketiga informan rasakan
ketika mengalami kecemburuan. Bahkan M merasa bahwa ia ingin
membalas apa yang sudah temannya lakukan kepadanya. Ketiga informan
tetap mencoba untuk melihat kecemburuan yang mereka rasakan dari sisi
lainnya. Ketiga informan mencoba untuk menumbuhkan pemikiran positif
mengenai kecemburuan yang sedang dialami.
Pada diri M sendiri, ia mencoba untuk melihat temannya dari sisi
yang lebih positif. Ia mencoba untuk memahami bahwa pasti ada alasan di
balik perilaku teman yang membuatnya cemburu seperti contohnya ketika
temannya tidak membagikan cerita kepadanya hal itu berarti tidak semua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 179
157
cerita bisa temannya ceritakan pada diri M. Ia juga terus menyadarkan
dirinya bahwa ia tidak boleh egois di dalam menghadapi kecemburuan. M
juga mencoba menyadari bahwa ada batasan dalam setiap pertemanan.
“Ya gapapa sih gak terlalu, gak terlalu gak enak juga. Soalnya kan
tiap orang juga punya privasi kan jadi mungkin dia gak mau
ngumbar-ngumbar atau apa. Gakpapa sih aku lebih ke gapapa.
Berusaha memahami aja sih. Tapi pas pertama mungkin ini kali ya,
aku juga ngerti, kalo misalnya tentang cowo, aku mungkin juga gak
ngerti sifatnya cowok itu kayak gimana, Regina lebih ngerti tentang
dia, jadi ya dia cerita ke Regina gapapa.” (M, 496-503)
“Engga sih soalnya dia juga bebas temenan sama yang lain, aku
juga temenan sama yang lain. kalo kayak gitu nanti egois dong masa
cuma sama aku doang. Nanti gak bersosialisasi ke yang lainnya
juga.” (M, 542-546)
“Apa ya, ya pertama kayak “kok lu gak ngajak gue sih?” tapi nanti
dia jelasin soalnya waktu itu kan dia sama Anya tuh main ke
rumahnya Kornel biasanya ada aku juga sih kayak Kornel ngajak
aku juga. Terus bilang ya aku bilang “eh kok gak ngajak-ngajak
sih?” gitu terus “iya soalnya si Anya mau cerita tentang cowonya”
gitu. Soalnya Anya kalo cerita tentang cowonya itu ke Kornel kan
soalnya aku juga ga begitu deket sama cowonya si Anya ini. Terus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 180
158
ya yaudah kalo misalnya butuh waktu buat ngomongin cowonya ini
yaudah gitu. Kan aku juga gak tau urusannya dia.” (M, 561-571)
S juga memiliki pemikiran yang serupa dengan M. S mencoba untuk
meyakinkan bahwa di dalam pertemanan, ia tidak berhak untuk membatasi
temannya pergi dan berteman dengan siapapun.
“Ya biasa aja sih. Aku gak mau ngebatesin orang lain juga kan. Aku
cuma mikir, aku kok, aku tuh lebih mikir ke Iva nya bukan ke Naya
sama Dilpotnya.” (S, 909-911)
“Ehmm ya dia juga kehidupan yang lain sih. Jadi lebih ke biasa aja.
Ya kan soalnya aku juga punya temen lain, ntar kalo misalnya aku
dibatasin kan aku juga gak suka, mending dibebasin aja yang
penting tetep ketemu tetep chat.” (S, 576-580)
Hal yang sama juga terjadi pada diri C, yaitu mencoba untuk melihat
alasan dibalik perilaku teman yang membuatnya cemburu. Ia mencoba
untuk berpikir positif terhadap peristiwa-peristiwa yang membuatnya
cemburu, seperti misalnya selalu ada alasan dibalik teman yang tidak
mengajaknya pergi bersama. C juga mencoba untuk memposisikan dirinya
di posisi orang lain yang melihatnya memiliki teman lain. Kemudian pada
akhirnya ia akan meyakinkan dirinya bahwa memiliki teman baru
merupakan hal yang wajar dan ia harus menghargai keputusan temannya
apabila temannya memang memiliki orang lain yang lebih dekat dengan
temannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 181
159
“…terus pilihannya dia ya tetep gitu ya aku nerima aja gitu. Karena
kan kalo berdasarkan realita yang ada kan juga wajar punya temen
baru gitu kan.” (C, 900-902)
“Terus tapi kalo aku mikir sih ya wajar juga sih kak kalo misalnya
kita punya temen baru. Karena kita juga kan butuh bersosialisasi
sama orang lain yang baru gitu kan. Terus aku sendiri pasti juga
bakal punya temen baru dan mungkin temenku bakal ngerasain apa
yang aku rasain ketika aku melihat dia punya temen baru. Jadi
kayak ya aku berusaha menerima meskipun sedih tapi ya aku bakal
berusaha juga tetep nanyain dia gimana gimana kayak gitu supaya
dia bisa pokoknya tetep keep in touch meskipun udah gak deket.”
(C, 611-620)
“Ehm aku pernah gak ya, kayaknya pernah deh kak. Waktu itu aku
kayak “ya ilah kok gak diajak si?” aku mikir kayak gitu. Terus aku
yang kayak yaudahlah ya mungkin emang mereka lagi gak mau
ngajak aku jadi kayak yaudah deh. Aku kayak yaudahlah meskipun
kayak sedih cuman yaudah.” (C, 624-629)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 182
160
5. Makna dari Peristiwa Kecemburuan
a. Adanya refleksi terhadap kecemburuan yaitu ingin menjadi pribadi
yang lebih baik
Kecemburuan yang dialami oleh ketiga informan tentunya tidak
hanya berhenti pada cara menghadapinya saja. Bagi ketiga informan
kecemburuan juga dijadikan sebagai sarana berefleksi, dimana ketiga
informan bisa belajar dari pengalaman kecemburuan tersebut.
Ketika mencoba berefelksi mengenai kecemburuan yang ia
alami, M memiliki keinginan untuk memperbaiki dirinya menjadi pribadi
yang lebih baik. Ia menyadari bahwa ia memiliki cara bicara yang bisa
saja menyakiti hati orang lain sehingga pada akhirnya membuat orang
lain tersebut menjauh. Maka dari itu ia akan mencoba untuk memperbaiki
cara berkomunikasinya dengan orang lain agar pada akhirnya ia terhindar
dari teman yang meninggalkannya sehingga menimbulkan rasa cemburu.
Selain itu, cemburu juga membuatnya belajar untuk tidak menjadi teman
yang “kacang lupa kult”, maka ia akan mencoba untuk terus menjaga
komunikasinya dengan teman-teman dekatnya.
“Cara bicara yang pertama. Soalnya takutnya dari cara
ngomongku nanti orang sakit hati atau gimana ini pelan-pelan mau
coba aku ubah, aduh kok aku kasar banget ya orangnya, mungkin
karena kebiasa di Jakarta. Tapi aku sadar sih kalo asal jeplak nanti
orangnya gak suka. Tapi aku udah mulai bilang bercanda-bercanda
ke orang yang aku bilangin.” (M, 1216-1222)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 183
161
Ketika ditanyakan apa alasan dari sikap M yang terus ingin menjaga
komunikasi dengan teman-temannya meskipun sudah terpisah jarak, ia
menjawab
“Ya itu biar gak kacang lupa kulit soalnya kan dulu sedih sama
siapa, terus apa lagi ya, sedih sama siapa, yang semangatin siapa,
yang nemenin terus kan siapa gitu.” (M, 1174-1178)
Keinginan untuk memperbaiki diri juga muncul dalam diri S. Ia
merasa bahwa teman yang menjauh hingga membuatnya cemburu tersebut
disebabkan oleh dirinya yang tidak hati-hati dalam bercanda, maka ia ingin
menjadi lebih berhati-hati. Selain itu rasa cemburu yang sempat ia rasakan
juga membuatnya ingin mengurangi sikap cueknya p"ada teman-teman di
sekitarnya agar bisa terus menjalin kedekatan dengan mereka. Kemudian
pada akhirnya S juga ingin mengurangi sikap menjunjung tinggi harga
dirinya dan ingin menjadi lebih terbuka untuk menganggap sahabat.
“Cuma kayak lebih ini sih kayak lebih hati-hati. Kan belum tentu
bercandaannya sama kayak gitu.” (S, 905-907)
“Cueknya sih soalnya aku juga dibilangin sama mbak Rani tuh aku
orangnya cuek banget. Sama orang tuh cuek banget jadi kalo bisa
aku mau merubah cueknya itu. Tapi emang dasarnya aku kayak gini,
jadi sulit.” (S, 962-965)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 184
162
“Jangan cuek juga kak. Kayak misalnya kalo aku chat ke Risa Juli
juga cuma seperlunya, jadi maksudnya cuek itu cuek cuma kayak
seperlunya aja. Gak ngechat kayak cerita-cerita gitu.” (S, 1005-
1008)
“Ya kalo bisa sih jangan. Soalnya kalo misalnya mereka temen-
temenku udah nganggep aku sahabat, dan aku belum nganggep
mereka. Ntar merekanya yang kecewa terus malah menjauh lagi.”
(S, 1017-1020)
C juga merefleksikan hal yang sama, yaitu ingin menjadi pribadi
yang lebih baik lagi bagi teman-temannya. Ia ingin menjadi pribadi yang
lebih peduli dan juga menjaga perasaa teman-teman di sekitarnya. C juga
menyadari bahwa teman-temannya tidak menyukai dan bahkan menjauhi
dirinya karena sikap sensitifnya, sikap sensitifnya jugalah yang pada
akhirnya membuat C merasakan kecemburuan. Maka dari itu C
memutuskan untuk mengurangi sikap sensitifnya.
“Cuman aku juga sadar, disitu aku juga salah karena aku ya terlalu
baper itu terlalu sensitif. Terus temen-temenku gak terlalu suka
sama sikap aku yang kayak gitu. Yaudah disitu aku berusaha belajar
buat ngurangin perasaan aku yang sensitif itu, yang baper itu. Biar
ya sama-sama enak gitu loh.” (C, 709-715)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 185
163
“Jadi aku kayak misalnya kan apa sih sebenernya, kalo aku udah
sadar aku pasti kayak berubah jadi lebih baik seperti yang mereka
mau.” (C, 742-744)
“Jadi ngerti temenku satu-satu tuh kayak gimana. Terus ehm jadi
paham harus apa ya, harus menjaga perasaan temen, ngehargain
temen-temen aku juga, mikirin temen aku, peduli sama mereka. terus
aku juga ngerasa dari pengalaman itu ada yang bisa aku ambil
misalnya jadi berubah menjadi lebih baik lagi.” (C, 927-932)
Pada pengalaman ketiga informan ini bisa dilihat bahwa
kecemburuan bukan hanya dinilai sebagai suatu pengalaman yang negatif
atau kurang mengenakkan. Akan tetapi kecemburuan juga bisa dipandang
sebagai suatu hal yang bisa dijadikan sebagai sarana perbaikan diri.
Cemburu juga bisa dijadikan saran berefleksi untuk kembali menilik diri,
hal apa saja dalam diri masing-masing informan yang bisa saja menjadi
penyebab kecemburuan itu sendiri. Hingga pada akhirnya ketiga informan
bisa memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih positif atau lebih baik,
tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga untuk teman-teman di sekitarnya.
E. Pembahasan
Berdasarkan pemaparan hasil analisis data yang sudah dilakukan
sebelumnya, didapatkan beberapa tema besar yang menjadi kesamaan dan
muncul keterkaitan yang ada pada data dari ketiga informan. Seperti yang
sudah dikatakan sebelumnya bahwa data-data yang didapatkan dari ketiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 186
164
informan terbagi menjadi 5 kelompok besar yaitu pandangan terhadap teman,
awal terjadinya kecemburuan, pikiran dan perasaan selama kecemburuan,
reaksi dan upaya menghadapi kecemburuan dan makna dari peristiwa
kecemburuan. Kelima tema besar tersebut merupakan gambaran jawaban dari
pertanyaan penelitian yang sudah diajukan oleh peneliti, yaitu mengenai
dinamika pengalaman kecemburuan pada pertemanan remaja putri.
Dari analisis data yang dilakukan pada ketiga informan, ketiga informan
tersebut memiliki kesamaan pada masing-masing kluster tersebut dan juga
kluster-kluster saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Melalui
analisis data dapat terlihat bahwa ketiga informan memiliki pandangan yang
sama terhadap pertemanan, dimana mereka memandang bahwa teman adalah
sumber kenyamanan dan perkembangan diri, sehingga menyebabkan
munculnya ketergantungan terhadap teman dalam diri ketiga informan.
Ketergantungan terhadap teman tersebut akhirnya membuat informan lebih
rentan dalam mengalami kecemburuan. Ketiga informan dapat mengetahui
bahwa mereka sedang merasakan kecemburuan melalui observasi yang
dilakukan pada teman dekatnya. Perilaku yang menurut ketiga informan
merupakan awal dari suatu kecemburuan adalah teman yang tidak lagi bercerita
dengan informan serta tidak lagi mengajak informan pergi dan lebih banyak
menghabiskan waktu dengan teman lain. Dalam menghadapi kecemburuan,
ketiga informan memutuskan untuk memendam perasaannya dan mencari
teman lain yang bisa mengisi hidupnya. Akan tetapi pada akhirnya ketiga
informan dapat melihat kecemburuan melalui sudut pandang yang lebih positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 187
165
Peristiwa kecemburuan yang dialami oleh ketiga informan membuat informan
berefleksi dan memutuskan untuk mengubah dirinya menjadi pribadi yang
lebih baik bagi teman-temannya.
Bagaimana peristiwa kecemburuan dapat terjadi berawal dari bagaimana
seseorang memandang akan makna teman dalam hidupnya. Ketiga informan
memiliki pandangan yang serupa mengenai hadirnya teman dalam kehidupan
mereka. Ketiga informan memandang bahwa teman merupakan sumber
kenyamanan mereka. Hal tersebut sesuai dengan pandangan Santrock (2014)
mengenai pertemanan, dimana ia mengartikan teman sebagai orang-orang yang
saling menemani dan mendukung satu sama lain serta terikat dalam suatu
keintiman (Santrock, 2014). Seperti yang dikatakan oleh Gottman dan Parker
(1987, dalam Santrock 2014) salah satu fungsi pertemanan adalah
menyediakan seorang partner yang bersedia menemani individu yang
bersangkutan kapanpun dan dalam kegiatan apapun. Pandangan tersebut juga
dimiliki oleh ketika informan yang memandang sebagai tempat dimana ketiga
informan bisa bercerita mengenai apapun karena temanlah yang seharusnya
selalu hadir di kehidupan mereka dalam keadaan apapun pula. Teman bagi
ketiga informan juga merupakan sarana untuk bersenang-senang dan pergi
bersama.
Selain sebagai sumber kenyamanan, teman juga merupakan sarana ketiga
informan untuk terus berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Teman juga
merupakan tumpuan bagi ketiga informan untuk membimbing mereka ke arah
yang lebih positif serta menghindari hal-hal yang negatif. Hal ini sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 188
166
ungkapan yang dikemukakan oleh Gottman dan Parker (1987, dalam Santrock
2014) mengenai fungsi-fungsi pertemanan. Gottman dan Parker
mengungkapkan bahwa salah satu fungsi pertemanan adalah menyediakan ego
support melalui dukungan-dukungan, penguatan-penguatan serta feedback
yang dapat membuat temannya selalu berkembang dan mempertahankan sikap-
sikap yang membuatnya menjadi individu yang berharga. Ketiga informan
mengandalkan teman-temannya untuk selalu menemaninya dan membantunya
berkembang karena hal tersebut tidak mereka dapatkan di keluarga mereka.
Santrock (2014) juga berpendapat demikian, bahwa teman merupakan bagian
yang penting dalam kehidupan remaja karena temanlah yang menyediakan
informasi-informasi penting mengenai kehidupan di luar keluarga. Santrock
berpandangan bahwa teman-temanlah yang bisa memberikan feedback kepada
sesama remaja mengenai kemampuan mereka sehingga mereka dapat lebih
memaksimalkan perkembangan potensi mereka.
Pandangan-pandangan ketiga informan mengenai pertemanan ini bisa saja
menimbulkan ketakutan akan berpisah atau kehilangan. Maka dari itu ketiga
informan memandang bahwa komitmen merupakan hal yang penting untuk
dijaga dalam pertemanan agar tidak terjadi perpecahan dan mencegah teman-
temannya untuk pergi meninggalkan mereka. Hal ini serupa dengan yang
dikatakan oleh Youniss dan Smollar (1985, dalam Collins dan Madsen, 2006)
bahwa dalam pertemanan remaja perempuan sangat penting untuk
menghadirkan komitmen dan keintiman di dalamnya. Ketakutan akan
kehilangan teman yang berteman dengan orang lain dan adanya urgensi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 189
167
menjaga komitmen merupakan tanda dari masih adanya tuntutan untuk
menjadi eksklusif pada pertemanan tersebut. Menjadi “eksklusif” dalam suatu
pertemanan adalah suatu keadaan di mana salah satu pihak dalam suatu
pertemanan menuntut pihak lain dalam pertemanan tersebut agar tidak
menjalin relasi dekat dengan pihak-pihak lain di luar lingkaran pertemanan
mereka (Parker, Walker, Low dan Gamm, 2005). Pada saat remaja, seseorang
berada dalam Level 4 pada tahapan perkembangan pemahaman mengenai
pertemanan. Level 4 disebut dengan Interdependent Understanding of
Friendship, di mana pada tahapan ini tuntutan seorang remaja akan
eksklusivitas akan berkurang. Tuntutan untuk menjadi “eksklusif” merupakan
salah satu faktor yang menyebabkan seseorang dapat merasakan cemburu,
maka apabila tuntutan akan eksklusivitas berkurang seharusnya kecenderungan
untuk merasakan cemburu berkurang juga.
Selain itu ketakutan akan ditinggalkan serta pandangan-pandangan yang
dimiliki oleh ketiga informan mengenai pertemanan bisa saja menimbulkan
sikap ketergantungan antara satu dengan yang lainnya. Hal ini merupakan
suatu hal yang bisa saja terjadi pada remaja, karena menurut Collins dan
Madsen (2006) sikap saling ketergantungan antara satu teman dengan yang
lainnya akan semakin terlihat dan berkembang pada saat remaja. Diperlukan
pula suatu kompetensi sosial tertentu untuk menjaga serta memelihara
ketergantungan tersebut agar tetap dalam batasnya. Menentukan seseorang
memiliki ketergantungan atau tidak dapat terlihat dari tinggi atau rendahnya
seseorang merasa bahwa semua kebutuhan-kebutuhan yang ia cari dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 190
168
terpenuhi di dalam relasi tersebut dan apakah partner dalam relasinya saat ini
benar-benar memberikan apa yang ia butuhkan (Thibaut dan Kelly, 1959 dalam
Simpson, Fletcher dan Campbell, 2003). Dalam hal ini terlihat bahwa ketiga
informan merasakan bahwa teman-temannya saat ini memang memberikan apa
yang mereka butuhkan dan bahkan apa yang tidak mereka dapatkan dalam
keluarga, maka ketiga informan jelas memiliki ketergantungan terhadap
teman-temannya saat ini.
Hadirnya ketergantungan dalam suatu relasi tentunya akan mempengaruhi
banyak sekali hal di dalamnya. Rusbult, Arriaga, dan Agnew (2003)
mengungkapkan bahwa hadirnya saling ketergantungan dalam suatu relasi
akan mempengaruhi bagaimana interaksi yang terbangun dalam relasi tersebut
dan tentunya mempengaruhi bentuk relasi itu sendiri. Selain itu ketergantungan
juga berperan dalam pembentukan diri seseorang serta bagaimana individu
tersebut memandang serta menanggapi suatu peristiwa yang terjadi. Sama
halnya dengan ketiga informan, hadirnya ketergantungan dalam relasi
pertemanan mereka membuat adanya pandangan-pandangan tertentu mengenai
pertemanan, salah satunya adalah teman yang harus selalu ada untuk
menemani, teman yang harus selalu mengajak pergi, dan teman yang harus
selalu berbagi cerita satu dengan yang lainnya. Hal-hal tersebut termasuk
dalam perilaku-perilaku yang dilakukan oleh ketiga informan untuk menjaga
keberlangsungan pertemanan tersebut.
Sama seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa hadirnya
ketergantungan merupakan suatu hal yang wajar terjadi dalam suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 191
169
pertemanan, akan tetapi selama relasi tersebut masih sesuai dengan batasnya.
Ketergantungan yang meninggi biasanya dipengaruhi oleh tingginya
kemungkinan salah satu pihak akan mengakhiri pertemanan tersebut atau akan
membangun suatu relasi dekat yang baru (Rusbult, Arriaga, dan Agnew, 2003).
Ahli-ahli tersebut juga mengatakan bahwa hadirnya ketergantungan juga bisa
saja menjadi sumber permasalahan dalam relasi tersebut. Tidak hanya menjadi
sumber permasalahan, ketergantungan juga bisa membuat seseorang menjadi
sangat rapuh dan lemah karena ketergantungan merupakan sarana seseorang
untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang ada pada dirinya melalui
orang lain. Dari hal tersebut bisa dilihat bahwa kecemburuan juga bisa
dimunculkan dari adanya ketergantungan terhadap orang lain tersebut, karena
memang pada masa seseorang menginjak masa awal remajanya, usaha
mempertahankan dan tetap berada dalam lingkup pertemanan merupakan suatu
hal yang penting bagi diri mereka (Kim, Parker, dan Marciano, 2017). Maka
mereka yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap teman tentunya akan
lebih rentan dalam mengalami kecemburuan dalam pertemanan, karena akan
melakukan usaha lebih untuk menjaga pertemanan tersebut. Akan tetapi di satu
sisi lain ketika seorang remaja sudah berada di tahapan akhir remaja, rasa
cemburu tersebut seharusnya sudah mulai mengikis karena adanya kesadaran
bahwa hadirnya pihak ketiga dalam pertemanan tidak akan memberikan
dampak negatif dalam kehidupannya (Brown dan Larson, 2009; Smetana, 2010
dalam Kim, Parker, dan Marciano, 2017), namun hal tersebut tidak terjadi
dalam diri ketiga informan maka kecemburuan masih ia rasakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 192
170
Selain adanya ketergantungan antara ketiga informan dengan teman-
temannya, hal-hal di atas juga menunjukkan bahwa terjadi keterikatan antara
ketiga informan dengan teman-teman dekatnya (Ellis dan Weinstein, 1986).
Hal tersebut terlihat dari adanya ketakutan untuk berpisah dan ketakutan
ditinggalkan oleh teman-temannya. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan ketiga
informan oleh teman-temannya juga terjadi. Kedua hal tersebut, hadirnya
keterikatan dan adanya pemberian serta penerimaan fungsi-fungsi pertemanan
antara ketiga informan dan teman-teman dekatnya, merupakan dua komponen
penting dalam peristiwa kecemburuan (Ellis dan Weinstein, 1984) sehingga hal
tersebut memperkuat ketiga informan dalam mengalami kecemburuan.
Kecemburuan sebagai suatu peristiwa yang dialami tentunya dimulai dari
hadirnya satu stimulus. Dalam hal ini kecemburuan dipandang sebagai suatu
stress dan stress tentunya terdiri dari stimulus serta respon untuk
menghadapinya (Lazarus dan Folkman, 1984 dan Sarafino dan Smith, 2011).
Lazarus dan Folkman (1984) melihat bahwa di dalam penentuan stimulus dari
munculnya suatu stress terjadi karena adanya proses penilaian (appraisal)
terhadap stimulus yang bersangkutan. Pada proses penilaian tersebut seseorang
akan mengalami tiga tahap penilaian yaitu primary appraisal, secondary
appraisal, dan reappraisal. Ketiga informan juga mengalami tahapan-tahapan
tersebut dalam menghadapi kecemburuan.
Di awal ketika kecemburuan terjadi, ketiga informan melakukan observasi
terhadap adanya perubahan perilaku yang ada pada diri teman dekatnya. Pada
saat tersebut, ketiga informan sedang melakukan primary appraisal untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 193
171
menentukan apakah stimulus-stimulus tersebut tergolong dalam penyebab
stress atau bukan, yang dalam hal ini merupakan kecemburuan. Ketiga
informan melihat bahwa banyaknya rutinitas dalam relasi pertemanan yang
hilang merupakan awal dari terjadinya kecemburuan. Ketiga informan melihat
bahwa teman dekatnya tidak lagi membagikan cerita dengan mereka dan juga
tidak lagi mengajak mereka pergi bersama. Selain itu ketiga informan juga
melihat teman dekatnya menjadi lebih sering menghabiskan waktu bersama
dengan teman lainnya. Hal-hal tersebut yang mengindikasikan bahwa
temannya saat itu sedang lebih dekat dengan orang lain dan ketiga informan
merasakan kecemburuan. Seperti yang dikatakan Harris (2004 dalam Wade
dan Weinstein, 2011) dan Parker, Walker, Low, dan Gamm (2005)
kecemburuan memang akan terjadi apabila hadir seorang rival yang dirasa
mengancam hubungan tersebut serta adanya salah satu pihak dari pertemanan
yang memiliki ketertarikan untuk menjalin pertemanan dengan orang lain.
Adanya pihak ketiga yang mencuri atau mengambil segala fungsi dan
keuntungan yang diberikan oleh teman ketiga informan juga merupakan
komponen yang penting dalam kecemburuan (Ellis dan Weinstein, 1986).
Terlihat bahwa ketiga komponen penting dalam kecemburuan menurut Ellis
dan Weinstein (1986) sudah terpenuhi, sehingga pada akhirnya benar adanya
bahwa ketiga informan memang sedang dan sudah pernah mengalami
kecemburuan dalam pertemanan. Menurut Ellis dan Weinstein pula (1986)
tahap hadirnya pihak ketiga ini merupakan tahap intrusi dalam kecemburuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 194
172
Dalam peristiwa yang dialami oleh ketiga informan, ketiga informan
melihat teman dekatnya menjadi lebih sering pergi dan bercerita dengan orang
lain. Bercerita dan pergi bersama merupakan suatu hal spesial yang ketiga
informan jalin bersama teman-teman dekatnya, akan tetapi hal tersebut sudah
direbut atau diambil oleh orang ketiga yang hadir dalam relasi pertemanan
tersebut. Hal ini pulalah yang membuat seseorang mengalami kecemburuan
yaitu hilangnya eksklusivitas atau hal spesial yang biasanya terjalin antara
seseorang dan teman dekatnya karena hadirnya pihak ketiga (Ellis dan
Weinstein, 1986).
Setelah ketiga informan merasakan kecemburuan, ada berbagai macam
perasaan dan pemikiran yang mengikuti munculnya kecemburuan tersebut.
Seperti yang dikatakan oleh Pfeiffer dan Wong (1989) yang berpandangan
bahwa kecemburuan merupakan suatu hal yang multidimensional yang di
dalamnya terdapat perasaan-perasaan, pemikiran-pemikiran dan juga strategi-
strategi coping. Perasaan-perasaan yang muncul antara lain adalah merasa
kehilangan teman yang selama ini selalu menemani hari-harinya, teman yang
merupakan sumber kenyamanan dalam hidupnya, dan teman yang
membantunya untuk mengembangkan diri. Ketiga informan juga merasa
bahwa dirinya dinomorduakan, setelah segala sesuatu yang dilaluinya dan
teman-temannya, tetapi temannya lebih memilih meninggalkan mereka dan
berteman dengan orang lain.
Dari pemaparan di atas, dapat terlihat bahwa ada beberapa perasaan yang
muncul dari diri ketiga informan yaitu kekecewaan, kesedihan, dan kehilangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 195
173
sesuatu yang berharga dan memang betul hal-hal itulah yang akan dirasakan
seseorang ketika mengalami kecemburuan, karena kecemburuan merupakan
perpaduan dari beberapa perasaan-perasaan tersebut (Ellis dan Weinstein,
1986). Perasaan-perasaan tersebut jugalah yang merupakan reaksi negatif dari
kecemburuan itu sendiri seperti yang diungkapkan oleh Parker, Walker, Low,
dan Gamm (2005).
Hadirnya perasaan-perasaan dan pemikiran-pemikiran tersebut merupakan
tahapan “separation between you and me” atau pemisahan diri antara orang
yang mengalami kecemburuan dengan teman dekatnya dalam tahapan
kecemburuan yang diungkapkan oleh Ellis dan Weinstein (1986). Selain itu hal
lain yang juga meperkuat pernyataan bahwa ketiga informan merasakan
kecemburuan adalah hadirnya ketiga komponen penting kecemburuan menurut
Ellis dan Weinstein (1986), sehingga yang ketiga informan ungkapkan
mengenai perasaannya memanglah kecemburuan, bukan iri, sakit hati, atau
perasaan-perasaan lainnya.
Ketiga informan juga memandang bahwa mereka yang membuatnya merasa
cemburu bukanlah teman yang baik sehingga berujung pada pencarian teman
lain. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Lavelle dan Parker (2009)
bahwa ketika seseorang mengalami kecemburuan dalam pertemanan maka ia
akan cenderung merasa kesepian dan memiliki pandangan yang lebih buruk
mengenai relasi pertemanan.
Dari perasaan-perasaan yang timbul selama mengalami kecemburuan dapat
terlihat bahwa kecemburuan yang terjadi pada ketiga informan merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 196
174
kecemburuan jenis emosional. Pfeiffer dan Wong (1989, dalam Buunk dan
Dijkstra, 2006) melihat emotional jealousy merupakan jenis kecemburuan
yang orang-orang di dalamnya lebih berfokus pada perasaan-perasaan yang
dirasakan seperti ketakutan, kemarahan, kekecewaan maupun kekhawatiran.
Perasaan kehilangan dan diduakan yang dirasakan oleh ketiga informan
muncul dari adanya kekecewaan terhadap teman yang tiba-tiba meninggalkan
ketiga informan tanpa mengingat apa yang sudah mereka lalui bersama.
Setelah mengalami primary appraisal ketiga informan juga mengalami
secondary appraisal dimana pada proses ini individu akan melihat penilaian-
penilaian mengenai strategi coping yang bisa dilakukan untuk menghadapi
permasalahan (Lazarus dan Folkman, 1984), dalam hal ini kecemburuan.
Dalam menghadapi kecemburuan, ketiga informan menghadapinya dengan
cara memendam perasaan yang mereka rasakan selama menghadapi
kecemburuan. Memendam perasaan merupakan bentuk dari penghindaran
terhadap masalah yang dialami yang termasuk dalam jensi strategi coping
emotion-focused, hal ini bertujuan untuk mengurangi perasaan kurang nyaman
yang ditimbulkan oleh stress yang dialami (Lazarus dan Folkman, 1984). Akan
tetapi hal ini kurang sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Selman (1980,
dalam Kraft dan Mayeux, 2016) yang mengungkapkan bahwa remaja putri
akan cenderung mengungkapkan pemikiran dan perasaan mereka ketika
mengalami kecemburuan pada pihak-pihak yang bersangkutan. Hal ini
mungkin disebabkan oleh adanya kecenderungan memendam perasaan dan
amarah yang biasa dilakukan oleh individu yang bersuku Jawa (Dewi, 2005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 197
175
dalam Suciati dan Agung, 2016), dimana ketiga informan pada penelitian ini
semuanya bersuku Jawa dan saat ini tinggal di Yogyakarta.
Berbeda dengan strategi coping dalam menghadapi kecemburuan lainnya,
hal lain yang dilakukan oleh ketiga informan untuk menghadapi kecemburuan
adalah mencari teman lain yang dirasa lebih baik dari teman yang dicemburui.
Hal ini bertujuan untuk membuktikan kepada teman yang dicemburui bahwa
mereka tetap bisa bahagia tanpa teman yang dicemburui dan mereka masih
memiliki teman-teman lainnya. Cara menghadapi ini termasuk dalam strategi
coping problem-focused, karena disini ketiga informan mencoba untuk
berfokus pada penyelesaian masalah (Lazarus dan Folkman, 1984). Masalah
yang dihadapinya saat itu adalah kehilangan teman yang biasa menemani
dalam keseharian, maka solusi untuk menghadapi permasalahan tersebut
adalah mencari teman lain untuk mengisi kekosongan tersebut. Adanya
kecenderungan memendam dan justru mencoba untuk mencari teman lain ini
kurang sesuai dengan yang diungkapkan oleh (Selfhout, Branje dan Meeus,
2009) bahwa dalam masa remaja dan dalam pertemanan yang saling
bergantung antara satu teman dengan yang lainnya, penyelesaian masalah yang
digunakan harusnya adalah penyelesaian masalah yang konstruktif. Ahli-ahli
tersebut juga berpendapat bahwa pertemanan yang orang-orang di dalamnya
saling bergantung seharusnya secara aktif saling berdiskusi dan bernegosiasi
mengenai cara berpikir dan cara penyelesaian masalah mereka, sehingga
menimbulkan cara penyelesaian yang konstruktif. Remaja pada pertemanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 198
176
jenis itu justru seharusnya tidak menerapkan cara penyelesaian masalah yang
saling menghindari atau saling menyalahkan satu sama lain.
Meskipun ketiga informan telah memendam dan berusaha mencari teman
lain ketika menghadapi kecemburuan. Ketiga informan juga tetap berusaha
untuk mencoba melihat sisi positif di balik terjadinya kecemburuan. Terdapat
satu lagi jenis coping strategy emotion-focused yang dilakukan oleh ketiga
informan, dimana ketiga informan mencoba untuk menghadirkan pemikiran-
pemikiran positif mengenai kecemburuan yang sedang dialami. Melihat suatu
sisi positif dari peristiwa negatif yang sedang terjadi merupakan salah satu
bentuk dari strategi coping emotion-focused (Lazarus dan Folkman, 1984).
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Cocorada dan Mihalascu (2012) salah
satu cara untuk bepikiran positive terhadap suatu permaslahan disebut dengan
positive reinterpretation merupakan salah satu bentuk strategi coping yang
sering digunakan pada masa remaja.
Proses terakhir yang dilalui oleh ketiga informan pada saat mengalami
kecemburuan adalah proses reappraisal. Pada tahapan ini seseorang akan
melakukan peninjauan kembali dan terjadi refleksi atas keseluruhan
permasalahan yang terjadi, bermula dari stimulus sampai cara menghadapinya
(Lazarus dan Folkman, 1984). Jenis lain dari appraisal adalah defensive
appraisal, dimana pada proses ini seseorang akan melihat kembali suatu
permasalahan yang dialami secara lebih positif sehingga dapat menanggulangi
bahaya atau ancaman yang akan datang lagi nantinya secara lebih positif pula
(Lazarus dan Folkman).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 199
177
Hal tersebut juga dilakukan oleh ketiga informan, di mana ketiga informan
melakukan refleksi atas peristiwa kecemburuan yang dialami dan melihat
makna yang ada di balik peristiwa tersebut. Hasil refleksi yang dilakukan oleh
ketiga informan membuat ketiga informan ingin memperbaiki diri mereka
menjadi pribadi yang lebih baik bagi diri mereka sendiri dan bagi teman-
temannya. Mereka berharap agar dengan perubahan diri ini bisa membuat
teman-temannya lebih nyaman dengan diri ketiga informan dan ketiga
informan tidak akan dijauhi lagi sehingga tidak akan menimbulkan kembali
peristiwa kecemburuan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Lazarus
dan Folkman (1984) mengenai usaha berpikir positif agar menghindari
peristiwa tersebut terulang kembali. Adanya penilaian kembali secara lebih
positif ini tentunya akan berguna untuk relasi pertemanan ketiga informan ke
depannya agar bisa menghadapi kecemburuan dengan lebih positif lagi. Sesuai
dengan yang diungkapkan oleh m Hal tersebut terwujud dalam tindakan
informan 1 yang ingin memperbaiki cara komunikasinya dengan teman-
temannya. Lalu pada informan 2 ingin lebih berhati-hati dalam bercanda, lebih
peduli serta mengurangi sikap menjunjung gengsi yang tinggi. Hal yang sama
juga terjadi pada informan 3 yang ingin menjadi lebih peduli dan peka pada
teman-temannya, serta mengurangi sifat sensitifnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 200
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Melalui penelitian didapatkan gambaran secara garis besar mengenai
dinamika pengalaman kecemburuan dalam pertemanan remaja putri.
Pengalaman kecemburuan itu sendiri terbagi menjadi beberapa kelompok atau
cluster besar yaitu pandangan terhadap pertemanan, awal terjadinya
kecemburuan, pemikiran dan perasaan selama kecemburuan, reaksi dan upaya
menghadapi kecemburuan, serta makna dari peristiwa kecemburuan.
Suatu pengalaman kecemburuan dimulai dari bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan pertemanan dalam hidupnya. Mereka yang
memandang bahwa teman-teman merupakan sumber kenyamanan tempat
dimana semua kebutuhannya terpenuhi dan sebagai suatu sarana untuk
membantu mengembangkan diri, akan mengalami ketakutan kehilangan teman
dekatnya. Hal-hal tersebut membuat seseorang menjadi sangat bergantung
kepada teman-teman dekatnya.
Ketergantungan dan keterikatan yang terjalin antara ketiga informan dengan
teman dekatnya merupakan salah satu komponen penting di dalam peristiwa
kecemburuan. Melalui ketergantungan itulah ketiga informan menjadi lebih
banyak melakukan usaha untuk mempertahankan pertemanan tersebut.
Sehingga pada akhirnya ketika ketiga informan dihadapkan pada stimulus-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 201
179
stimulus tertentu di lingkungannya yang membuatnya menjadi cemburu, ketiga
informan akan mempersepsikan hal tersebut sebagai suatu stres.
Observasi terhadap stimulus-stimulus di lingkungan sekitarnya yang
membuat ketiga informan mengalami kecemburuan merupakan proses primary
appraisal dalam proses penilaian kognitif. Stimulus-stimulus yang ditangkap
oleh ketiga informan antara lain adalah adanya perubahan sikap dari teman-
teman yang tidak lagi bercerita dan menghabiskan waktu bersama ketiga
informan. Hal tersebut menandakan bahwa suatu hal yang awalnya secara
eksklusif hanya dimiliki oleh ketiga informan dengan teman dekatnya tidak
lagi menjadi suatu hal yang spesial.
Stimulus lain yang ditangkap oleh ketiga informan adalah hadirnya pihak
ketiga dalam pertemanan tersebut yang mengambil alih semua keuntungan
serta fungsi-fungsi pertemanan yang pada awalnya hanya ada di pertemanan
ketiga informan dan teman dekatnya. Tahapan ini merupakan tahapan Intrusi
dalam proses pengalami kecemburuan, di mana pihak ketiga hadir di dalam
relasi tersebut.
Kedua stimulus itulah yang merupakan hasil observasi ketiga informan
terhadap lingkungan sekitarnya sebelum pada akhirnya ketiga informan
melihat bahwa kedua stimulus tersebut merupakan suatu stres yang
menyebabkan ketiga informan mengalami kecemburuan. Hal lain yang juga
mempengaruhi ketiga informan mengalami kecemburuan adalah adanya
pengalaman kecemburuan yang serupa di masa lalu, sehingga ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 202
180
dihadapkan pada stimulus-stimulus yang serupa pula maka ketiga informan
juga akan mengeluarkan reaksi yang sama yaitu kecemburuan.
Hal lain yang juga memantik ketiga informan merasakan kecemburuan
adalah masih adanya pemikiran bahwa hadirnya pihak ketiga di dalam relasi
pertemanan mereka akan mengancam mereka dan membuat pertemanan
tersebut berakhir. Sedangkan yang seharusnya terjadi ketika seseorang
menginjak masa akhir remajanya adalah menyadari bahwa hadirnya pihak
ketiga tidak akan menimbulkan negatif dan tidak akan merugikan diri mereka.
Setelah ketiga informan menyadari bahwa mereka sedang mengalami
kecemburuan, akan timbul beberapa pemikiran dan perasaan dalam diri
mereka. Ketiga informan berpikir bahwa dirinya ditinggalkan oleh teman-
teman dekatnya. Sedangkan perasaan-perasaan yang muncul dalam diri ketiga
informan adalah kekecewaan, kesedihan, dan perasaan kehilangan teman-
teman dekatnya. Ketiga informan juga merasa bahwa dirinya sudah
dinomorduakan dan hanya menjadi pelengkap di dalam pertemanan tersebut.
Pada tahapan ini terjadi tahap pemisahan diri antara ketiga informan dan teman
dekatnya (separation between you and me) dalam proses tahapan
kecemburuan. Perasaan-perasaan negatif itulah yang juga merupakan bentuk
dari reaksi negatif dari peristiwa penyebab kecemburuan yang dialami oleh
ketiga informan.
Adanya perasaan yang mengganggu mengenai kecemburuan ini tentunya
harus dihadapi dengan cara-cara tertentu. Dalam tahapan penilaian kognitif,
tahap ini disebut dengan secondary appraisal, di mana ketiga informan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 203
181
berusaha mencari penyelesaian masalah yang bisa digunakan untuk
menghadapi kecemburuan tersebut. Melalui proses pencarian itu, ketiga
informan menggunakan strategi coping berupa memendam apa yang ia rasakan
dan tidak membicarakan hal tersebut kepada teman dekatnya. Ketiga informan
juga menghadapi kecemburuan dengan cara mencari teman lain yang dirasa
lebih baik dan dirasa bisa memenuhi segala fungsi pertemanan yang hilang dari
teman sebelumnya. Di sisi lain, meskipun ketiga informan berusaha
menghindar dari kecemburuan yang ia rasakan, ketiga informan tetap berusaha
untuk berpikir secara positif kecemburuan yang ia alami. Ketiga informan
mencoba memahami alasan dibalik perilaku teman dekatnya yang membuatnya
cemburu.
B. Saran
1. Remaja Putri yang Mengalami Kecemburuan
Saran bagi semua remaja putri yang juga mengalami kecemburuan
di dalam relasi pertemanan yang dijalaninya saat ini, agar bisa semakin
mengenal dan mengantisipasi terjadinya kecemburuan itu sendiri melalui
penelitian ini, dengan cara menumbuhkan kesadaran dari dalam diri bahwa
hadirnya pihak ketiga di dalam pertemanan tidak akan merugikan diri
remaja putri ataupun pertemanan yang sedang berlangsung. Disarankan
juga agar remaja putri bisa belajar mengenai cara menghadapi kecemburuan
yang tepat bagi pribadinya masing-masing agar menghindari terjadinya
pertemanan yang berakhir karena kecemburuan. Penelitian ini juga bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 204
182
menjadi sarana bagi remaja putri untuk mengetahui bahwa ada sisi positif
yang bisa dilihat dari segala proses dalam pertemanan yang dilalui oleh
remaja putri, termasuk dalam kecemburuan.
2. Masyarakat
Saran yang ditujukan bagi masyarakat adalah agar masyarakat lebih
bisa menyadari bahwa kecemburuan adalah permasalahan yang bisa saja
terjadi dalam perkembangan remaja putri di Indonesia. Masyarakat juga
diharapkan agar bisa menanggapi kecemburuan tersebut dengan baik dan
supportive, yaitu dengan mencoba memahami posisi remaja yang
mengalami kecemburuan dan mendengarkan, serta tidak memandang
kecemburuan dalam pertemanan dengan sebelah mata dan tidak
menganggapnya sebagai suatu hal yang tabu.
3. Peneliti Selanjutnya
Peneliti menyadari bahwa penelitian yang sudah dilakukan ini tidak
luput dari adanya kelemahan. Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian
ini salah satu kelemahannya adalah kuranya waktu untuk menjalin
kedekatan dengan informan yang bersangkutan, maka disarankan agar
peneliti selanjutnya lebih banyak menyisihkan waktu untuk menjalin
kedekatan tersebut, agar para informan menjadi lebih nyaman dan terbuka
dalam menyampaikan perasaan yang dialami sesungguhnya selama
peristiwa kecemburuan. Pada penelitian ini ditemukan suatu hal menarik
yaitu bervariasinya strategi coping yang dilakukan oleh informan-informan
dalam menghadapi kecemburuan. Maka dari itu untuk peneliti selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 205
183
disarankan pula untuk membuat penelitian yang berfokus pada strategi
coping yang digunakan untuk menghadapi kecemburuan pada masing-
masing informan dan hal apa yang dapat membuat satu informan berbeda
dengan informan lainnya dalam menghadapi kecemburuan.
Proses terakhir yang terjadi dalam proses penilaian kognitif adalah
reappraisal atau proses berefleksi. Setelah mengalami kecemburuan, ketiga
informan mencoba untuk berefleksi agar dapat menemukan makna dari
kecemburuan dan segala proses yang ketiga informan alami. Melalui proses
refleksi tersebut, ketiga informan menemukan bahwa kecemburuan
membuat ketiga informan ingin menjadi pribadi yang lebih baik dari
sebelumnya, baik bagi dirinya sendiri ataupun teman-teman dekatnya.
Proses ini merupakan proses defensive appraisal, di mana ketiga informan
berusaha memperbaiki diri mereka agar tidak mengalami hal yang sama
lagi. Dalam hal ini ketiga informan berusaha mengubah dirinya agar tidak
lagi dijauhi teman-temannya hingga pada akhirnya tidak mengalami
kecemburuan lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 206
184
Daftar Pustaka
Audrey. (2016). “5 Cara Menyikapi Sahabat yang Punya Sahabat Baru”. Diakses
pada 22 Februari 2018 melalui http://cewekbanget.grid.id/Love-Life-And-
Sex-Education/5-Cara-Menyikapi-Sahabat-Yang-Punya-Sahabat-Baru
Aune, K. A. dan Comstock, J. (1991). Experience and Expression of Jealousy:
Comparison Between Friends and Romantics. Psychological Reports. 315-
319.
Bagwell, C. L., Kochel, K. P., dan Schmidt, M. E. (2015). Friendship and
Happiness: Across the Life-Span and Cultures. Arizona: Springer.
Blomquist, K.P. (2014). Jealousy in Close Relationships Among Emerging Adults.
Duke University, North Carolina.
Bowker, J. C. (2011). Examining Two Types of Best Friendship Dissolution During
Early Adolescence. Journal of Early Adolescence, 656-670.
Buunk, A. P., dan Dijkstra, P. (2006). Temptation and Threat: Extradyadic
Relations and Jealousy. In A. L. Vangelisti, dan D. Perlman, The Cambridge
Handbook of Personal Relationship (pp. 533-555). New York: Cambridge
University Press.
Creswell, J. W. (2014). Research Design : Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approaches. Thousand Oaks, California, United States of
America: SAGE Publications, Inc.
Cocorada, E., dan Mihalascu, V. (2012). Adolescent coping strategies in secondary
school. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 188-192.
Collins, W. A., dan Madsen, S. D. (2006). Personal Relationships in Adolescence
and Early Adulthood. In A. L. Vangelisti, dan D. Perlman, The Cambridge
Handbook of Personal Relationship (pp. 191-210). New York, United
States of America: Cambridge University Press.
Cullota, C. M., dan Goldstein, S. E. (2008). Adolescents' Aggresive and Prosocial
Behavior: Associations With Jealousy and Social Anxiety. The Journal of
Genetic Psychology, 21-33.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 207
185
Deutz, M. H., Lansu, T. A., dan Cillessen, A. H. (2014). Children's Observed
Interactions With Best Friends: Associations With Friendship Jealousy and
Satisfaction. Social Development, 24, 39-56.
Dillon, L. (2013). Functional Aspects of Jealousy Across the Lifespan . Human
Ethology Bulletin, 13-26.
Dindia, K. (2009). Encyclopedia of Human Relationship. (H. T. Reis, dan S.
Sprecher, Eds.) SAGE Publications.
Dini. (2017). “Cemburu Temanmu Diambil Orang? Langkah ini Bisa Balikin
Persahabatan Kalian”. Diakses pada 22 Februari 2018 melalui
https://relationship.popbela.com/single/amp/megadini/cemburu-teman-
baik-kamu-diambil-orang-tenang-langkah-ini-bisa-mengembalikan-
persahabatan-kalian.
Ellis, C. dan Weinstein, E. (1986). Jealousy and the Social Psychology of
Emotional Experience. Journal of Social and Personal Relationships, 337-
357.
Glyshaw, K., Cohen, L. H., dan Towbes, L. C. (1989). Coping Strategies and
Psychological Distress: Prospective Analyses of Early and Middle
Adolescents. American Journal of Community Psychology , 607-623.
Griffith, M. A., Dubow, E. F., dan Ippolito, M. F. (2000). Developmental and
Cross-Situational Differences in Adolescents' Coping Strategies . Journal
of Youth and Adolescence, 183-204.
Grunebaum, J. O. (2003). Friendship: Liberty, Equality, and Utility. New York
City, United States of America: State University of New York Press Albany.
Hampel, P., dan Petermann, F. (2005). Age and Gender Effects on Coping in
Children and Adolescents. Journal of Youth and Adolescence, 73-83.
Hruschka, D. J. (2010). Friendship: Development, Ecology, and Evolution of a
Relationship. California: The Regents of the University of California.
Kim, H., Parker, J. G., dan Marciano, A. R. W. (2017). Interplay of self-esteem,
emotion regulation, and parenting in young adolescents’ friendship
jealousy. Journal of Applied Developmental Psychology, 170-180.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 208
186
Kraft, C., dan Mayeux, L. (2016). Associations Among Friendship Jealousy, Peer
Status, and Relational Aggression in Early Adolescence. Journal of Early
Adolescence, 1-23.
Lavallee, K. L., dan Parker, J. G. (2009). The Role of Inflexible Friendship Beliefs,
Rumination, and Low Self-worth in Early Adolescents' Friendship Jealousy
and Adjustment. Journal of Abnormal Children Psychology, 873-885.
Lazarus, R. S., dan Folkman, S. (1984). Stress, Appraisal, and Coping . New York:
Springer Publishing Company, Inc.
Mullen, P. E. (1990). A Phenomenology of Jealousy. Australian and New Zealand
Journal of Psychiatry, 17-28.
Mullen, P. E., dan Martin, J. (1994). Jealousy: A Community Study. British Journal
of Psychiatry, 35-43.
Murphy, A. M., dan Russell, G. (2016). Rejection Sensitivity, Jealousy, and the
Relationship to Interpersonal Aggression. Journal of Interpersonal
Violence , 1-12.
Parker, J. G., Kruse, S. A., dan Aikins, J. W. (2010). Handbook of Jealousy: Theory,
Research, and Multidisciplinary Approaches. (S. L. Hart, dan M. Legerstee,
Eds.) Oxford: Blackwell Publishing Ltd.
Parker, J. G., Walker, A. R., Low, C. M., dan Gamm, B. K. (2005). Friendship
Jealousy in Young Adolescents: Individual Differences and Links to Sex,
Self-Esteem, Aggression, and Social Adjustment. Developmental
Psychology, 235-250.
Pfeiffer, S. M., dan Wong, P. T. (1989). Multidimensional Jealousy. Journal of
Social and Personal Relationships, 181-196.
Phelps, S. B., dan Jarvis, P. A. (1994). Coping in Adolescence: Empirical Evidence
for a Theoretically Based Approach to Assessing Coping. Journal of Youth
and Adolescence , 359-371.
Ratner, C. (2000). A Cultural-Psychological Analysis of Emotions. Culture dan
Psychology, 5-39.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 209
187
Recklitis, C. J., dan Noam, G. G. (1999). Clinical and Developmental Perspectives
on Adolescent Coping . Child Psychiatry and Human Development , 30(2),
87-101.
Rusbult, C. E., Arriaga, X. B., dan Agnew, C. R. (2003). Interdependence in Close
Relationship. In G. J. Fletcher, dan M. S. Clark, Blackwell Handbook of
Social Psychology: Interpersonal Processes (pp. 359-387). Oxford, United
Kingdom: Blackwell Publishers Ltd.
Sahana, S., dan Ganth, D. B. (2016). The Green-Eyed Monster: Exploring the
Associations of Ego Defenses and Relationship Closeness on Romantic
Jealousy. International Journal of Psychology and Behavioral Sciences ,
14-19.
Santrock, J. W. (2013). Life-Span Development. New York: McGraw-Hill.
Santrock, J. W. (2014). Adolescence. New York: McGraw-Hill Education.
Sarafino, E. P., dan Smith, T. W. (2011). Health Psychology: Biopsychosocial
Interactions . Hoboken: John Wiley dan Sons, Inc.
Selfhout, M. H., Branje, S. J., dan Meeus, W. H. (2009). Developmental
Trajectories of Perceived Friendship Intimacy, Constructive Problem
Solving, and Depression from Early to Late Adolescence. Journal of
Abnormal Children Psychology, 251-264.
Simpson, J. A., Fletcher, G. J., dan Campbell, L. (2003). The Structure and Function
of Ideal Standards in Close Relationships. In G. J. Fletcher, dan M. S. Clark,
Blackwell Handbook of Social Psychology: Interpersonal Processes (pp.
86-106). Oxford, United Kingdom: Blackwell Publishers Ltd.
Smith, J. A. (2010). Evaluating the Contribution of Interpretative
Phenomenological Analysis. Health Psychology Review, 5, 9-27.
Suciati, R., dan Agung, I. M. (2016). Perbedaan Ekspresi Emosi pada orang Batak,
Jawa, Melayu dan Minangkabau. Jurnal Psikologi, 12(2), 99-108.
Sumut Pos. (2010). “Sahabat… Aku Cemburu!”. Diakses pada 22 Februari 2018
http://sumutpos.co/2011/04/04/sahabat-aku-cemburu/amp/.
Supratiknya, A. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dalam
Psikologi. Yogyakarta, Indonesia: Penerbit Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 210
188
Tweed, P. C. (2011). Selman's Stages of Friendship Development. In S. Goldstein,
dan J. A. Naglieri, Encyclopedia of Child Behavior and Development (pp.
1327-1328). New York: Springer US.
Wade, T. J., dan Weinstein, A. B. (2011). Jealousy Induction: Which Tactics Are
Perceived As Most Effective? Journal of Social, Evolutionary, and Cultural
Psychology, 231-238.
White, G. L. (1981). Jealousy and Partner's Perceived Motives for Attraction to a
Rival. Social Psychology Quarterly, 24-30.
Willig, C. (2013). Introducing Qualitative Research in Psychology (3rd Edition
ed.). Berkshire, England: McGraw-Hill Education.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 211
189
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 212
190
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Kampus III Universitas Sanata Dharma Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman
LEMBAR PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Lembar persetujuan ini dibuat terkait dengan penelitian yang akan dilakukan oleh:
Nama : Koleta Acintya Saraswati
Status : Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
NIM : 139114048
yang akan berperan sebagai peneliti dalam proses pengambilan data sehubungan
dengan penulisan skripsi. Penelitian ini akan melibatkan informan dengan kriteria
seorang remaja putri yang berusia 15-20 tahun. Mengacu pada kriteria tersebut,
saya memohon kesediaan Anda :
Nama :
Sebagai : Informan
untuk berpartisipasi dalam penelitian karena Anda memenuhi kriteria tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami dinamika pertemanan yang di dalamnya
mencakup terjadinya kecemburuan dalam pertemanan serta proses yang Anda
alami selama menghadapinya. Proses pengambilan data dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 213
191
menggunakan metode wawancara yang melibatkan pertanyaan-pertanyaan
mengenai kasus yang sedang saya teliti. Proses pengambilan data juga akan
menggunakan alat perekam yang digunakan untuk membantu keseluruhan proses.
Dalam proses pengambilan data ini Anda juga bebas untuk mengajukan keberatan
apabila Anda merasa ada hal yang tidak sesuai dengan harapan. Anda juga berhak
menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Sehingga apabila Anda telah
bersedia mengikuti penelitian ini, Anda juga bebas mengundurkan diri setiap saat.
Diharapkan melalui penelitian ini Anda dapat semakin memahami diri Anda
melalui refleksi yang Anda lakukan selama menjawab pertanyaan yang diajukan,
serta membantu remaja lain yang mengalami hal yang sama melalui jawaban yang
Anda berikan.
Informasi yang Anda sampaikan selama keseluruhan proses pengambilan data ini
murni untuk kepentingan penelitian dan bersifat rahasia. Keterangan mengenai
identitas serta informasi yang Anda berikan akan sepenuhnya menjadi
tanggungjawab peneliti sehingga Anda diharapkan dapat memberikan informasi
dengan apa adanya sesuai dengan apa yang Anda rasakan sesungguhnya.
Koleta Acintya Saraswati,
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 219
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 220
Lampiran 7. Analisis Data Informan 1 (M)
198
No. Verbatim Descriptive Comments Conceptual Comments
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
27. 28.
Okay kita langsung mulai…
Nah langsung aja nih Mon, menurut Monik
pertemanan itu apa?
Pertemanan itu ya relasi kita sama orang lain sih apa ya..
aduh mikir agak lama gakpapa ya? Apa ya pertemanan tu
ya tadi kan relasi aku sama orang lain terus mungkin juga
bisa apa ya emm temen itu kan sarana buat cerita buat apa
ya berkeluh kesah lah kalo lagi ada masalah gitu.
Okay, menurut Monik kenapa sih kok kita harus
menceritakan atau mengeluarkan sesuatu ke temen?
Soalnya kalo dipendem terus kan kayak kepikiran gitu juga
kan. Yaudah lah diceritain aja lah di apa, di sharing kan ke
temen-temen. Daripada kalo misalnya dipendem gitu nanti
malah jadi kepikiran juga. Ehm sama minta saran juga sih.
Kan kalo misalnya butuh saran apa gitu kan lebih enak
minta sarannya ke temen kita sebaya.
Nah selama ini, Monik kalo minta saran ke temen-
temen dalam hal apa saja sih Mon?
Apa ya hmm sarannya ya, jadi kan waktu itu, ya tentang
cowok sih. Jadi waktu itu kan sempet udahan sama Bayu
habis itu Bayu tuh ngechat lagi terus aku tanya “gimana
dong harus diladenin atau engga?” gitu. Terus bilang
“yaudah cobain dulu aja, jalanin” gitu. Terus yaudah
ternyata, ya udah sampe sekarang, yaudah. Apa lagi ya?
Apa lagi ya sarannya tuh. Ehmm paling gak jauh-jauh dari
cowok sih.
Berarti sejauh ini kalo Monik menjalin pertemanan
sama orang lain sering cerita-cerita gitu ya. Nah terus
Pertemanan menurut informan adalah
relasi dengan orang lain yang bisa
dijadikan sarana untuk saling bercerita
dan berkeluh kesah (4-8)
Informan merasa bahwa dengan
menceritakan sesuatu ia dapat
mengurangi pikiran-pikiran yang ada
dalam dirinya. Dengan bercerita
informan juga dapat meminta saran dari
teman-temannya (11-16)
Saran yang diminta oleh informan lebih
banyak berkaitan mengenai relasi
romantik yang diajalani oleh informan.
Ketika teman informan memberikan
saran, informan akan mendengarkannya
(19-26)
Pertemanan adalah sarana untuk
bercerita
Pertemanan merupakan sarana
untuk mengurangi beban pikiran
Teman merupakan individu yang
dipercaya oleh informan untuk
membantu dalam menghadapi
masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 221
199
29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36.
37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55.
56. 57.
nih Mon menurut Monik sendiri pertemanan yang
sehat atau pertemanan yang baik itu pertemanan yang
kayak gimana?
Yang pastinya saling support satu sama lain, saling
mengerti terus gak menjatuhkan emmm iya sih kayak gitu.
Selama ini sih sering cerita-cerita, sering ketemu juga kalo
misalnya mau cerita kan ga enak ya kalo chat ya jadinya
sering ketemu.
Okay, terus Mon kan sekarang Monik SMA nih Monik
bakal lebih sering menghabiskan waktu di luar sama
temen-temen apalagi Monik mau ada acara konser kan
nih besok, mungkin Monik lebih sering menghabiskan
waktu di luar daripada di rumah. Menurut Monik
sendiri untuk saat ini yang berperan lebih penting atau
lebih banyak di kehidupannya Monik itu orangtua atau
teman-teman?
Imbang sih ya soalnya mama juga support, temen-temen
juga support apa yang aku lakuin. Tapi lebih ke temen sih
ya kayaknya, tapi ya orangtua tetep.
Kenapa Mon kok merasa lebih ke temen-temen?
Ya satu pemikiran dan sebaya juga jadinya lebih ngerti lah
daripada orangtua. Pernah ada masalah ga sepandangan sih
sama orangtua, kalo sama temen-temen sih lebih satu
pemikiran lah pokoknya. Karena kan aku sama temenku
kan sebaya, mungkin mereka juga tau apa yang aku rasain,
apa yang aku pikirin gitu jadi kayaknya lebih enak ke
temen aja sih daripada ke orangtua.
Okay, terus Monik kan udah mulai SMA nih, tipe
pertemanannya beda mungkin dari yang sebelum-
Menurut informan pertemanan yang
sehat adalah pertemanan yang
menyediakan sistem support (32)
Penekanan bahwa ketika menjalin
pertemanan informan akan bercerita
dengannya (34-36)
Ketika bercerita informan lebih memilih
untuk langsung bertemu daripada haya
lewat sosial media (34-36)
Informan merasa bahwa teman
memegang peranan yang lebih penting
saat ini dibandingkan orangtua (45-47)
Alasan mengapa informan merasa
teman-teman memegang peranan yang
lebih penting, dimana informan merasa
bahwa ia lebih satu pemikiran dengan
teman-temannya serta merasa bahwa
temannya tau apa yang informan
rasakan dan pikirkan (49-55)
Pertemanan yang sehat adalah
pertemanan yang saling support
Keinginan untuk bertemu secara
fisik
Pertemanan lebih penting
daripada orangtua
Teman adalah pribadi yang
penuh pemahaman dan
pengertian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 222
200
58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65.
66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78.
79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87.
sebelumnya. Setelah Monik lebih gede Monik kan akan
menjalin pertemanan yang lebih serius dan bisa saja
terjalin komitmen. Nah menurut Monik sendiri penting
gak sih komitmen dalam pertemanan?
Ya penting sih soalnya apa ya aku juga kalo mau temenan
kan pokoknya bisa apa jadiin aku lebih baik gitu kan. Kan
gak mungkin temenan sama yang ngajak gitu. Yang
berpengaruh negatif sih kak.
nah menurut Monik yang menjadi lebih baik tuh yang
kayak gimana Mon?
Ehm misalnya nih, aku kan kalo ke gereja itu sendiri terus
maksudnya ya mama ku gereja sendiri, kakak ku gereja
sendiri. Gitu kan, terus nah kalo gak ada temen aku jadinya
gak gereja waktu itu, sering lah pokoknya dulu tuh sering
banget gak gereja. Terus akhirnya kalo ada mereka kan
akhirnya jadi ngajak gereja bareng itu kan ke arah yang
lebih baik kan. Terus kadang-kadang juga itu ngerjain
tugas bareng, misalnya ya misalnya waktu itu ada PR
matematika, ngerjainnya bareng karena semuanya remed.
Ya gitu-gitu aja sih. Terus misalnya ada presentasi apa
ngerjainnya bareng aja.
Nah terus kalo menurut Monik nih, kita perlu menjaga
komitmen dalam pertemanan gak?
Ehmm perlu sih tapi ya jangan egois juga. Jangan egois
yang kayak gimana Mon? kayak misalnya komitmen
harus bareng-bareng terus nih sampe nanti kuliah, harus
misalnya sering ketemu gitu. Tapi ya jangan egois gitu
kayak “lu tu harusnya bolehnya ketemu sama gua” gitu kan
engga. Pasti kan nanti di kuliah kan ketemu temen yang
beda lagi gitu kan. Gitu.
Informan merasa bahwa ia akan
berteman dengan individu-individu
yang bisa membuatnya menjadi lebih
baik dan menghindari teman yang
membawa pengaruh negatif (62-65)
Informan menceritakan pengalamannya
ketika tidak ada teman yang
menemaninya ke gereja, ia tidak akan
pergi ke gereja. Informan juga bercerita
bahwa hadirnya teman dapat
membantunya dalam mengerjakan
tugas-tugas sekolahnya (68-78)
Informan memandang bahwa penting
untuk menghadirkan komitmen dalam
pertemanan akan tetapi jangan sampai
meminta teman untuk bertemu hanya
dengannya (81-87)
Pertemanan adalah sarana bagi
informan untuk berkembang
Pertemanan membuat informan
menjadi pribadi yang lebih baik
dari sebelumnya
Komitmen bukanlah alasan
untuk membatasi lingkup sosial
teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 223
201
88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.
118.
Nah kalo menurut Monik jangan egosinya kan kayak
gitu tuh. Nah kalo pentingnya kenapa Mon?
Ya yang pertemanan mungkin pentingnya dari menjaga
komitmen itu ntar dulu. Ya belajar setia kawan juga, gak
kacang lupa kulit. Menurut Monik, orang yang kacang
lupa kulit itu yang kayak gimana tuh Mon?
Ada nih temenku JB. Jadi dulu dia kan deket sama Kornel,
jadi dia kalo apa-apa ceritanya sama aku, yang dia deket
sama Bayu itu juga gitu loh. Jadi dia cerita apa-apa sama
aku, kayak minta pendapatku gitu juga, terus mau minta
maaf ke Kornel terus gak bisa disampein juga lewat aku,
apalah segala macem. Terus sekarang udah gak kayak gitu
lagi. Sekarang malah kayak apa ya, ya mungkin karena ada
ada masalah yang.. nah tapi sekarang ya gitu sih gak terlalu
deket juga terus kalo ketemu dia juga lebih sering diem.
Terus kayak, oh sama ada satu lagi juga anak JB. Ehm
kayak sombong gitu sih sekarang, padahal dulu kalo dia,
dia kan merasa kayak gak punya temen, dia merasa kayak
paling gimana gitu lho di JB. Nah terus akhirnya kita
temenan sama dia kan, kita temenan sama dia terus kita
juga sering chat sama dia. Sekarang gak penah, sekarang
udah hits dia soalnya sekarang. Sekarang bener-bener gak
pernah chat, gak pernah sapa-sapaan. Terakhir sapa-sapaan
waktu di DBL, aku bilang “sombong lu” terus dia malah
bilang “emang” hahaha kurangajar. Kurangajar banget sih
aku bilang kayak gitu.
Nah kalo misalnya ada yang kayak gitu nih Mon,
Monik ngerasainnya gimana?
Ya kesel lah pasti, kayak ga inget aja dulu lo cerita sama
siapa, siapa yang mau nemenin lo, siapa yang selalu
nyemangatin lo. Dia tuh orangnya tuh kayak gak percaya
Wujud komitmen bagi informan adalah
belajar untuk setia kawan atau dengan
kata lain tidak menjadi kacang lupa
kulit (90-92)
Cerita informan mengenai beberapa
informan yang dirasa “kacang lupa
kulit”, kedua temannya tersebut tiba-
tiba meninggalkan informan karena
alasan tertentu. Relasi informan dengan
teman-teman informan tersebut saat ini
sudah tidak sedekat yang dulu bahkan
sudah tidak pernah saling menyapa (94-
113)
Ketika ada beberapa teman informan
yang tidak lagi dekat dengan informan,
Adanya ketakutan informan
untuk dilupakan atau
ditinggalkan teman
“Kacang lupa kulit” adalah
teman yang pada awalnya dekat
lalu meninggalkannya begitu
saja
Adanya teman yang
meninggalkan membuat
informan merasa terkhianati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 224
202
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
136.
137.
138.
139.
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
diri gitu juga tu lho orangnya. “Ya gapapa dicoba aja dulu”
aku bilangin gitu kan kayak misalnya kayak butuh
disemangatin gitu lho dia tuh. Tapi sekarang dia kayak
gitu.
Terus berarti misalnya nih Mon, kalo misalnya
temennya Monik melupakan Monik karena temenan
sama orang lain kayak gitu. Yang Monik rasain gimana
Mon?
Apa ya, ya itu tadi lah kayak “ih kok lo gitu sih sama gua,
gak inget apa dulu”, pertama kayak gitu sih rasanya terus
lebih ke apa ya, mungkin kehilangan teman kali ya. Tapi
gakpapa sih kan ada temen lainnya.
Kalo Monik sama teman-teman Monik sempet ada
perjanjian-perjanjian khusus gak? Kayak misalnya
harus sering ketemu?
Oh iya-iya waktu itu pernah waktu kuliah bilang tetap
harus sering ketemu bahkan sampe nikah udah bilangnya
gitu. Nanti kalo apa kalo nikah anaknya Celline nanti jadi
itu ya jadi yang ngiringin aku ya udah sampe kayak gitu.
Soalnya ada temenku satu yang pingin cepet-cepet gitu lho
umur 23 udah pingin nikah.
Pernah ada tuntutan-tuntutan gak Mon? Dan
komitmen seperti apa sih yang terjalin antara Monik
sama temen-temen?
Ya pokoknya kalo istilah jaman sekarang jangan kontip
gitu.
Hah jangan apa? Wah apa tuh?
Kontip, kanca tipis, kalo misalnya ada masalah ya cerita
atau kalo lagi deket sama siapa gitu pokoknya ya cerita gitu
infoman akan merasa kesal dan
bertanya-tanya apakah teman tersebut
tidak mengingat apa saja yang pernah
informan lakukan untuknya (116-122)
Ketika informan ditinggalkan karena
temannya berteman dengan orang lain,
informan akan kembali merasa
kehilangan dan bertanya-tanya, akan
tetapi informan menekankan pada
dirinya kembali bahwa ia memiliki
teman lain (127-130)
Informan dengan teman-temannya
mengatakan bahwa setelah kuliah
mereka harus tetap saling bertemu (134-
139)
Salah satu pertemanan yang dihindari
informan adalah pertemanan yang
menyembunyikan banyak cerita dan
menyimpannya sendiri (143-149)
Terjadinya friendship jealousy
(F.J.) membuat informan merasa
dikhianati
Ketika mengalami F.J. informan
akan menekankan pada dirinya
bahwa ia memiliki teman lain
Memiliki keinginan untuk terus
bertemu degan temannya meski
sudah terpisah sekolah
Bagi informan, pertemanan
haruslah terbuka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 225
203
148.
149.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
174.
175.
jangan disembunyiin. Jangan sampai menyimpan sesuatu
sendiri. Harus semuanya diceritain.
Komitmennya masih terjaga gak Mon sampai
sekarang?Ya mungkin kalo sama temenku sama yang satu
ini cuman kalo dia tuh kurang nyaman cerita sama temen
yang lainnya jadi aku kan temenan deket itu berdelapan,
tapi dia lebih suka cerita sama aku sama temenku satu lagi
jadi kayak cuma suka bertiga gitu lho. Dia lebih kayak
percaya apa gimana ya pokoknya lebih enak cerita sama
aku sama temenku satu lagi. Terus dia kadang suka bilang
“jangan cerita ke ini soalnya dia kayak gini gini gini”.
Soalnya apa ya kriteria kita kan beda-beda kan gitu soalnya
kalo si temenku yang lain masih kayak anak kecil jadi
nanggepinnya kurang dewasa kak.
nah pas Monik tau nih ternyata Monik adalah salah
satu orang yang Kornel bisa percaya, bisa cerita
apapun, perasaannya Monik gimana Mon pas tau kalo
kayak gitu?
Pertama kayak apa ya, kok bisa sih aku dijadiin kayak gitu
soalnya aku kan juga cuek kan, Kornel juga kalo cerita
apa-apa aku juga cuma he em he em (sambil
menganggukan kepala). Gitu kan, tapi kok dia bisa cerita
sama aku. Tapi ya gapapa sih malah jadi, akunya jadi
seneng, berarti orang lain tuh apa, nyaman kalo cerita sama
aku. Gitu aja sih.
Oh oke, ini temen-temen apa nih Mon?
Temen-temen sekolah sih, tapi beda kelas. Kan IPS cuma
dua jadi ya tetep deket juga.
Ada satu teman informan yang lebih
sering bercerita (K) dengan informan
dan temannya satu lagi. Informan
merasa temannya tersebut lebih percaya
dengan informan dibandingkan dengan
teman-teman lainnya (151-161)
Ketika dijadikan tempat bercerita oleh
teman dekatnya, informan bertanya-
tanya mengapa ia bisa seperti itu karena
informan merasa dirinya cuek. Dari hal
tersebut informan merasa senang karena
ada orang yang nyaman bercerita
dengan dirinya (166-172)
Informan saat ini dekat dengan teman-
teman sekolahnya (79-80)
Informan merupakan pribadi
yang dipercaya oleh salah satu
temannya menjadi sarana
bercerita
Hadirnya teman dan
kepercayaan kepada informan
membuatnya menyadari bahwa
dirinya lebih dari apa yang ia
pikirkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 226
204
176.
177.
178.
179.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.
187.
188.
189.
190.
191.
192.
193.
194.
195.
196.
197.
198.
199.
200.
201.
202.
203.
204.
205.
206.
Okay, berarti sekarang Monik paling deket sama
berdelapan ini ya? Nah terus tadi kayak yang Monik
bilang, ada salah satu atau beberapa orang yang paling
deket. Dan itu wajar banget terjadi kalo kita lebih sama
beberapa. Coba sekarang Monik sambil
membayangkan salah satu temennya Monik yang
paling deket sama Monik di geng nya Mon. Boleh
diceritain awalnya gimana Mon awalnya bisa temenan
sama dia?
Oh iya, jadi kan awalnya dia dari Bekasi. Iya ini ada
hubungannya sama adeknya kakak hahaha. Jadi dia tu kan
dari ****** di Bekasi, jadi di angkatan ku itu cuma dia
yang dari ******. Nah terus aku dari Tangerang kan
berdua sama temenku, ya kita tetep berdua terus kok dia
tuh sendiri soalnya kasian deh. Ya aku samperin lah ya
tanyalah namanya siapa dari mana gitu. Kan duduknya
cuma dia di depan aku, aku di belakangnya kan jadi ya
ngobrol aja terus akhirnya…
Ini satu SMA? Kelas satu SMA pas MOS. Jadi ya tanya-
tanya kan ada name tag nya. Kan name tag nya suruh
temple foto cita-cita kita, kamu tuh cita-citanya jadi apa
soalnya fotonya dia tuh ga jelas. “kamu cita-citanya jadi
apa?” “Jadi jurnalis” terus dia cerita ini tuh aku fotonya
gini gini gini pokoknya ya cerita lah dia. Terus akhirnya
yaudah itu MOS hari pertama, terus seterusnya MOS hari
kedua hari ketiga dia bareng aku. Terus dari kelas 10 kan
sekelas dari kelas 10, 11, 12 sekarang juga sekelas terus.
Jadinya ya deket.
Jadi berawal dari MOS karena dia sendirian terus
Monik ngajak kenalan ya. Sampai sekarang berarti
temen yang paling deket?
Cerita awal informan mengenai
bagaimana ia bisa berteman dekat
dengan temannya saat ini. Berawal dari
masa orientasis siswa di awal sekolah
lalu informan mengajak temannya untuk
berbincang terlebih dahulu (185-193)
Setelah berkenalan, informan dan K
menjadi lebih sering bersama dan
tergabung dalam kelas yang sama dari
kelas 10-12 (194-203)
Pertemanan dekat informan
terjalin karena intensitas
pertemuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 227
205
207.
208.
209.
210.
211.
212.
213.
214.
215.
216.
217.
218.
219.
220.
221.
222.
223.
224.
225.
226.
227.
228.
229.
230.
231.
232.
233.
234.
235.
Ho oh, ini nanti aku mau ke rumahnya.
Oh oke, berarti dia kenal adek ku? Iya kenal. Wah jauh
juga ya dari ****** ke sini ya. Okay namanya siapa
tadi Mon? Kornel. Oke nanti aku coba tanya adek ku
kenal apa engga. Sama Kornel ini kenapa Monik bisa
merasa paling deket ?
Apa ya mungkin apa emm nyambung gitu lho ngomongnya
terus langsung dong, kalo aku ngomong ini dong kalo dia
ngomong ini aku dong. Terus ngerti perasaannya juga.
Berarti dapet tek toknya ya sama si Kornel ini. Oke,
emm mungkin kira-kira apa ya yang membuat Monik
sama Kornel bisa saling tek toknya dapet kayak gitu?
Ooo hehe awalnya itu gara-gara kan kita makrab sama **
****** nah dia dapet pasangan aku dapet pasangan kan.
Terus ternyata cowo yang deket sama dia dan cowo yang
deket sama aku itu satu kos kan jadi kita sering kadang-
kadang tu apa namanya grup call berempat terus habis itu
hehe he eh kayak deket berempat. Terus lama-lama si
Kornel sama cowonya ini kan udah gak lagi kan dari kelas
10 itu udah gak lagi. Terus ya dia cerita kalo gini gini gini
terus otomatis aku sama cowo satu kosnya itu kan tau kan.
Jadinya cerita terus tentang cowo itu, jadinya ya makin
deket gitu.
Oke karena dari awal emang udah deket terus jadinya
sering cerita-cerita ya. Okay, nah menurut Monik nih.
Temenannya Monik sama Kornel itu temenan yang
kayak gimana sih? Boleh di deskripsikan?
Gimana ya aku sama dia temenannya? Emmm jadi
bingung. Ya pastinya pertemanan yang sehat ya orang dia
Alasan mengapa informan dengan
temannya saat ini bisa dekat dan
penekanan akan adanya sikap saling
mengerti satu dengan yang lain (213-
215)
Cerita informan mengapa bisa menjadi
lebih dekat dan saling mengerti.
Berawal dari acara perkumpulan
bersama lalu informan dan teman
informan mulai saling bercerita satu
dengan yang lainnya (219-229)
Deskripsi pertemanan informan dengan
teman dekatnya. Menurut informan,
Informan dengan teman
dekatnya saling memahami satu
dengan yang lainnya
Proses saling memahami
bermula dari seringnya berbagi
cerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 228
206
236.
237.
238.
239.
240.
241.
242.
243.
244.
245.
246.
247.
248.
249.
250.
251.
252.
253.
254.
255.
256.
257.
258.
259.
260.
261.
262.
263.
264.
265.
ga pernah ngajakin yang aneh-aneh juga. Terus aku sama
dia tuh ya gimana ya, ya nyambung aja. Aku sama dia tuh
kayak apa ya punya sifat yang gak jauh beda terus habis itu
ya gimana ya kak ngomongnya. Pokoknya aku sama dia
tuh udah sama gitu lah.
kenapa Monik kenal sama Kornel dan deket sama
temen-temen deketnya Monik karena satu pemikiran
tuh Mon. menurut Monik kenapa sih Monik sama
temen-temennya Monik bisa satu pemikiran kayak
gitu?
Ehmm kalo aku bandingin sama temen kelompok yang
lain, yang lain tuh lebih suka apa ya kayak girly girly gitu.
Itu ada kelompok yang kayak gitu, sukanya korea korea
gitu. Nah kalo misalnya aku, Kornel sama temen-temen
lainnya itu kalo ya biasa santai gitu. Terus gak suka yang
kayak band-band korea gitu kan. Tapi kayaknya kalo
Kornel suka deh, dramanya. Ya gitu sih pokoknya ya beda
gitu lah sama kelompok yang lainnya.
Oke udah nyambung banget ya pokoknya? Nah terus
nih Mon selama mungkin Monik berteman sama
Kornel ini dan pastinya di pertemanan manapun kan
ga mungkin kan gak ada masalahnya pasti ada naik
turunnya. Sama Kornel ini kira-kira Monik pernah
mengalami permasalahan apa aja Mon?
Pernah waktu kelas 11 tuh tiba-tiba kok dia diem kalo dia
diem aku juga jadi gak enak juga kan mau ngmng sama dia
atau gimana jadinya yaudah diem aja terus diem. Seminggu
atau apa tuh gak duduk bareng terus gak tau kenapa itu.
Baikannya itu kalo nanyak “Monik kenapa sih kok diem?”
“Lah kan lu yang diemin gua duluan, kok kayak gini sih”.
temannya tidak pernah mengajaknya
melakukan hal yang “aneh-aneh” serta
memiliki sifat yang tidak jauh berbeda
(234-240)
Informan merasa teman-teman dalam
kelompoknya berbeda dengan
kelompok-kelompok lainnya, karena hal
tersebut informan merasa bahwa dirinya
dan teman-teman kelompoknya
memiliki pemikiran yang sama (246-
253)
Permasalahan yang dihadapi oleh
informan dengan teman dekatnya.
Masalah yang pernah terjadi adalah
ketika informan dan teman dekatnya
tiba-tiba saling mendiamkan dan
Informan akan cenderung
menjalin pertemanan dengan
orang yang memiliki sifat yang
tidak jauh berbeda
Kesamaan pemikiran antar
informan dan temannya muncul
dari adanya kesamaan mengenai
hal yang disukai dan tidak
disukai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 229
207
266.
267.
268.
269.
270.
271.
272.
273.
274.
275.
276.
277.
278.
279.
280.
281.
282.
283.
284.
285.
286.
287.
288.
289.
290.
291.
292.
293.
294.
295.
Gitu kayak terus oalah paling cuma gara-gara apa emm
cuma gara-gara kayak Kornel ngira aku marah terus aku
ngira dia marah.
Ohh oke jadi mulai diem-diemannya padahal barengan
ya. Iya gatau kenapa kok tiba-tiba diem aja. Sama waktu
itu dia kan pernah chat sama cowok ku kan nah habis itu
kok ada yang ngompor-ngomporin gitu lho “Kornel jadi
chat sama Bayu tau Mon, Kornel chat sama Bayu gini gini
gini”. Terus “ah masa sih?” tapi aku ya yaudah gitu
soalnya kan emang kita berempat kan udah kenal kan. Tapi
ini posisinya Kornel udah gak sama cowo yang temennya
cowo ku lagi. Gitu habis itu yaudah kan Kornel pasti juga
gak enak sama aku kan kalo dipanas-panasinnya kok
depannya Kornel sama aku kan Kornel jadi gak enak sama
aku kan terus dia jadi ya diem lagi gitu soalnya ada satu
temenku yang kayak kompor banget.
Padahal satu geng itu? Engga-engga beda geng.
perasaannya Monik gimana tuh Mon waktu itu?
“ah masa sih?” gitu kan. Dia kan udah punya sendiri, masa
mau ngechat-ngechat Bayu juga. Atau kalau misalanya
kalau Bayu ngechat dia juga apa dia nanyak itu kan,
kenapa Monik kok gini gini gini. Mungkin kayak gitu.
Tapi Monik gimana Mon perasaannya pas tau?
Ya biasa aja sih, orang aku juga masih temenan sama
Kornel, tapi Kornelnya ngerasanya gak enak juga kan. Tapi
aku bilang enggak lah Nel, lagian dia juga tau, maksudnya
dia juga tau kalo Monik tuh sama Bayu gitu.
Ada lagi? Kira-kira ada masalah apa yang sering
dialami? Udah sih paling kalo sama dia diem-dieman aja.
mengalami kebingungan siapa yang
memulai terlebih dahulu (260-268)
Cerita informan mengenai salah satu
teman satu kelompok informan yang
pernah “memanas-manasi” informan
terkait relasi romantiknya (270-281)
Hal tersebut menyebabkan informan
dan teman dekatnya menjadi saling
mendiamkan lagi (277-281)
Ketika ada teman yang memanas-
manasi, informan sempat mencurigai
dan bertanya-tanya mengenai kejadian
tersebut (284-287)
Pada akhirnya informan mempercayai
bahwa teman dekatnya tidak akan
melakukan apa-apa (289-292)
Ketika terdapat masalah antara
informan dengan temannya,
informan tidak langsung
mengkomunikasikan hal tersebut
Hadirnya kepercayaan dalam
pertemanan informan dengan
teman dekatnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 230
208
296.
297.
298.
299.
300.
301.
302.
303.
304.
305.
306.
307.
308.
309.
310.
311.
312.
313.
314.
315.
316.
317.
318.
319.
320.
321.
322.
323.
324.
325.
326.
Oke, jadi Monik lebih mendapatkan kepercayaan
bahwa orang lain juga bisa percaya sama Monik. Terus
waktu itu nih Mon, kan Monik sempet diem-dieman
sama Kornel kan. Waktu itu perasaannya gimana
Mon?
Ya itu, kenapa ya kok dia kayak gitu, diemin, apa mungkin
ada salah apa atau apa, tapi gak berani nanyak juga sih
soalnya dia tuh kalo diem bener-bener, yang ya kayak
orang ansos (anti sosial) gitu. Dia kalo diem ya bener-bener
diem gitu, jadi ya gak berani nanyain juga. Paling sama
temen yang lain “eh Kornel kenapa, Kornel kenapa?”, “gak
tau, gak tau” gitu. Perasaannya kayak gimana ya, ya
bertanya-tanya juga sih kenapa kok kayak gitu tapi aku
juga gak bisa nanyak ke dia, soalnya dia kayak gitu.
Nah Monik menghadapinya kayak gimana tuh Mon?
Ya memberanikan diri sih, waktu itu kayaknya pernah deh.
Nanyain dia atau gak dia duluan yang “kenapa sih Mon?”
gitu.
Nah terus selama Monik menjalani pertemanan sama
Kornel ini udah dari lama nih ya, udah dari awal SMA.
Kira-kira dampak positif apa yang Monik dapatkan
dari Kornel.
Emm Kornel tuh sering ngajak nugas bareng terus dia
orangnya juga kalo ngerjain tugas tuh gak apa ya, gak
nanti-nanti aja gitu lho kayak ya harus diselesaiin terus
ngingetin kalo ada tugas apa. Tadi dia ngingetin juga kalo
ada tugas sastra inggris yaudah oke. Terus habis itu apa
lagi ya, ya ini nanti aku ke rumahnya dia mau cari materi
soalnya kan besok Senin kita tuh ngajar ada di sekolah
Pingit gitu. Kan kita kan mau ujian praktek, ujian
prakteknya tuh suruh kayak terlibat gitu lho kayak baksos
Ketika informan dan teman dekatnya
tiba-tiba saling mendiamkan, informan
tidak langsung menanyakan hal tersebut
kepada teman dekatnya, melainkan
berdiskusi dengan teman-teman lainnya.
Informan melakukan hal tersebut karena
sudah mengetahui bagaimana reaksi
dari teman dekatnya ketika sedang
berdiam diri (301-313)
Informan menyadari mengenai dampak
positif yang diberikan oleh teman
dekatnya, yaitu teman dekat informan
sering mengingatkan terkait tugas-tugas.
Selain itu, teman dekat informan juga
menjadi tempat informan bercerita
(318-321 & 331-337)
Ketika menghadapi masalah
informan tidak langsung
membicarakannya
Cara informan menyelesaikan
masalah dipengaruhi oleh
pengalaman-pengalaman
sebelumnya
Pertemanan menghadirkan
sarana untuk saling berkembang
dan membantu menyelesaikan
masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 231
209
327.
328.
329.
330.
331.
332.
333.
334.
335.
336.
337.
338.
339.
340.
341.
342.
343.
344.
345.
346.
347.
348.
349.
350.
351.
352.
353.
354.
355.
356.
gitu terus besok Senin kita ngajar di Pingit. Ooh oke SD?
Aku sama dia dapetnya SD. Nah terus, itu ya Kornel
sering ngingetin tugas. Iya terus kalo ngerjain tugas juga
apa namanya juga gak berlarut-larut. Okee, terus apa lagi
Mon? Tadi sering cerita-cerita ya? Iya sering, dia juga
sering cerita-cerita. Kalo pas cerita feedback nya
gimana? Emm ya kalo misalnya aku cerita tentang
cowonya tuh udah salah ya feedback nya “udah lah gak
usah sama cowo itu” atau gimana. Ya dia juga gitu “udah
Mon gak usah sama ini, udah lah lebih baik sama ini aja”
Gitu. Oh oke berarti saling menjaga juga ya.
Oke nah kalau dampak negatifnya nih Mon kira-kira
ada gak? Dampak negatifnya, oh aku jadi jajan terus. Tapi
dia juga sadar sih apa “kok kita jajan terus ya” terus
kadang-kadang kalo misalnya pulang gereja nih “eh pulang
gereja kita gak usah jajan ya soalnya kemaren kan kita
udah jajan-jajan terus” gitu. Terus misalnya mau pergi
pengen keluar cerita ya kita cari misalnya lagi tanggal tua
ya kita cari tempat yang pas sama kantong kita gitu. Sering
jajan tapi juga ngingetin ya kalau udah keseringan. Iya
ngingetin bener, tapi ya sering sih.
Nah terus selama Monik berteman sama Kornel ini
pernah gak sih ada ketakutan-ketakutan tertentu yang
timbul dari pikiran Monik pas temenan sama Kornel?
Emm apa ya takutnya cuman eh sebentar ketakutan takut
apa ya? Apa ya ya paling takut tiba-tiba udah sama,
misalnya udah deket sama cowonya terus jadi dia jadi gak
apa ya gak deket lagi sama aku. Tapi selama dia deket
sama cowonya sih ngga sih, aku malah waktu itu diajak
bareng sama dia sama cowonya aku jadi nyambung kan.
Feedback yang diberikan oleh teman
dekat informan ketika informan
bercerita (333-337)
Dampak negatif yang didapatkan lebih
terkait ke perilaku informan yang
menjadi lebih sering jajan akan tetapi
informan dan teman dekatnya tetap
saling mengingatkan (339-345)
Ketakutan informan selama menjalin
relasi dengan teman dekatnya.
Ketakutan yang dialami informan
adalah takut apabila teman dekat
informan menjadi lebih dekat teman
lelakinya (351-356)
Adanya sikap saling melindungi
dalam pertemanan
Teman adalah individu yang
bertugas saling mengingatkan
Informan memiliki ketakutan
ditinggalkan oleh teman
dekatnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 232
210
357.
358.
359.
360.
361.
362.
363.
364.
365.
366.
367.
368.
369.
370.
371.
372.
373.
374.
375.
376.
377.
378.
379.
380.
381.
382.
383.
384.
385.
386.
Oh oke berarti saling mengajak ya. Tapi gak ada
ketakutan yang sampe takut banget kehilangan itu engga.
Nah kenapa sih Monik kalo takut kayak gitu soalnya
kenapa?
Soalnya kan kalo kita udah nyaman istilahnya sebagai
sahabat kan udah, berarti udah kayak klop banget gitu kan.
Tapi dia sama orang lain kayak rasanya kayak ya bingung
gitu lho nanti cerita tuh ke siapa gitu walaupun punya
temen yang lainnya. Tapi kan kalo nyamannya udah sama
yang itu ceritanya ya merasa kehilangan juga.
Nah terus kalau menurut Monik sendiri nih, terlepas
dari pertemanannya Monik sama Kornel, menurut
Monik kira-kira ehmm jadi pertemanan kan bisa juga
berakhir nih. Menurut Monik kira-kira hal apa aja
yang membuat pertemanan itu bisa sampe “udah kita
gak usah temenan lagi deh” atau pertemananya bubar
tengah jalan gitu kira-kira apa aja Mon? Pertama pasti
karena cowo deh misalnya aku punya pacar terus tiba-tiba
pacarku suka sama Kornel terus Kornel juga suka sama
pacarku gitu kan pasti bisa itu. Terus apa lagi ya yang bisa
saling merusak tuh emm kalo gak saling percaya sih. Kalo
gak saling percaya kan apa ya, ya gitu, kayak ya sering
berprasangka buruk gitu kan jadinya. Terus habis itu, kalo
pisah sekolah tuh bisa gak sih? Nah menurut Monik bisa
gak? Kan udah mau kuliah nih. Tapi kayaknya kalo
masih di satu kota gapapa deh masih temenan gitu. Oh
oke, Kornel mau kuliah dimana Mon? Dia juga masih
bingung sih, dia kayaknya mau atma jaya tapi beda jurusan
sih. Berarti Kornel disini sekarang ngekos? Engga, sama
mamanya. Oke berarti tadi yang pertama cowo, kedua
Ketika ada sahabat informan yang lebih
dekat dengan orang lain, informan akan
merasa kebingungan akan bercerita
dengan siapa. Informan juga
berpandangan bahwa ketika sudah
nyaman dengan seseorang, meskipun ia
juga memiliki teman lainnya, ia akan
tetap kehilangan (361-366)
Hal-hal yang dapat merusak suatu
pertemanan menurut informan: laki-laki
yang disukai oleh informan juga
menyukai teman dekat informan,
adanya sikap saling tidak percaya dan
berprasangka buruk (373-379)
Menurut informan ketika masih berada
di kota yang sama meskipun berbeda
tempat kuliah, pertemanan tetap dapat
terjalin, akan tetapi apabila berpisah
kota dapat saja merusak pertemanan
(379-380 & 381-382 & 388-389)
Terjadinya Friendship Jealousy
(F.J.) membuat informan
kehilangan sarana untuk
bercerita.
F.J. membuatnya sulit
menemukan “rumah” baru
Pengkhianatan dan
ketidakpercayaan dapat
menghancurkan pertemanan
Agar pertemanan tetap
berlangsung informan dan
temannya hendaknya berada di
kota yang sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 233
211
387.
388.
389.
390.
391.
392.
393.
394.
395.
396.
397.
398.
399.
400.
401.
402.
403.
404.
405.
406.
407.
408.
409.
410.
411.
412.
413.
414.
415.
saling ga percaya yang akhirnya berprasangka buruk
terus yang terakhir karena beda kota? Iya beda kota dan
udah gak nyatu lagi, beda jalur.
nah menurut Monik, kenapa sih kok kalo orang saling
gak percaya?
Soalnya kalo gak percaya kan pasti dia berprasangka buruk
terus kan, nah kalo tadi aku kan percaya sama Kornel kalo
dia gak ngapa-ngapain sama Bayu, jadi temenannya sampe
sekarang. Kalo misalnya waktu itu aku gak percaya sama
Kornel kalo dia chat sama Bayu, kan jadi kayak renggang
juga kan hubunganku sama Kornel. Ya penting sih percaya
supaya menghindari bertanya-tanya.
Nah terus yang lain juga kan yang bisa menghancurkan
pertemanan. Misalnya nih Monik suka sama satu cowo
terus cowok itu juga suka sama temen deketnya Monik.
Menurut Monik kenapa kayak gitu bisa
menghancurkan pertemanan?
Yakan namanya sayang sama cowok ini, kalo dia direbut
sama temen sendiri kan kayak rasanya gimana gitu ya “dia
bukan temen gua gitu, bukan bener-bener temen gua”.
Gitu.
Menurut Monik kenapa sih kalo kuliah beda kota bisa
merenggangkan pertemanan kenapa Mon?
Soalnya pasti dia juga bakal sibuk sama komunitasnya
disana, jadi kayak gak sempet kan masa harus setiap saat
ya kita ketemuan ngabarin satu sama lain kan enggak.
Kuliah juga kan kayak sibuk sama apa kegiatannya dia di
kampusnya atau kegiatanku di kampusku, jadi kayak jadi
Menurut informan ketidakpercayaan
yang ada dalam suatu pertemanan akan
menyebabkan munculnya prasangka
buruk sehingga dapat membuat suatu
pertemanan merenggang (392-398)
Ketika ada teman informan yang juga
menyukai orang yang informan sukai,
informan merasa bahwa ia bukan benar-
benar teman dari informan (404-407)
Ketika informan dan temannya berpisah
kota, informan berpandangan bahwa
mereka akan sibuk dengan kegiatan
masing-masing dan akan jarang bertemu
sehingga pertemanan dapat merenggang
(410-417)
Prasangka buruk yang
disebabkan oleh
ketidakpercayaan dapat
menyebabkan renggangnya
pertemanan
Tidak adanya pertemuan secara
fisik dapat merenggangkan
pertemanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 234
212
416.
417.
418.
419.
420.
421.
422.
423.
424.
425.
426.
427.
428.
429.
430.
431.
432.
433.
434.
435.
436.
437.
438.
439.
440.
441.
442.
443.
444.
jarang ketemu gitu kan jadinya tapi kalo satu kota masih
bisa.
Oke, nah sejauh ini nih Monik sama Kornel, Monik
sendiri pernah gak ada muncul prasangka buruk gitu
sama Kornel? Apa ya berprasangka buruk sama Kornel,
engga sih gak pernah. Kalo dia mau ngomongin aku sih
gapapa ngomongin aja. Soalnya kadang-kadang “ah
jangan-jangan ini Kornel mau ngomongin gue nih”.
Soalnya kan kalo Kornel pergi sama cowonya dia kan pasti
ngomongin aku, terus aku juga kalo pergi sama cowok ku
ngomongin Kornel. Tapi gak ada sih yang prasangka buruk
sampe kayak gitu, kayak paling cuma itu aja takut
diomongin pas lagi sama pacar.
Kenapa Monik bisa takut akan hal itu?
Ya jangan-jangan dia ngomonginnya yang jelek-jelek lagi.
Ya kan. Tapi selama ini kalo dia ngechat sama bayu tapi
dia ngasih tau aku sih. Aku juga gitu, kan Raka ngechat
aku ya aku ngasih tau Kornel. Tapi aku kayak ngasih
taunya kayak marah-marah gitu sih soalnya aku kesel sama
Raka. Yang freak itu loh, karena kayak egois gitu loh
orangnya.
Nah terus nih Monik, berarti tadi kan masalah yang
pernah Monik hadapi sama Kornel itu yang tiba-tiba
kalian jadi diem-dieman, tapi juga gak tau ya
alesannya kenapa? Kayak mood swings gitu? Gak tau
kenapa, kalo Kornel mood-moodan sih. Soalnya kalo
Kornel apa ya misalnya adala masalah dikit tuh pasti
langsung kayak merenung stress gitu lho dia tuh. Pokoknya
kalo lagi males tuh ketawan, kelihatan deh jawabnya cuma
Informan pernah berpikiran bahwa ia
pernah dibicarakan di belakang oleh
teman dekatnya (420-428)
Informan takut apabila temannya
membicarakan hal-hal buruk mengenai
informan akan tetapi teman informan
selalu memberitahu informan ketika ia
melakukan hal-hal tertentu (430-436)
Informan mengungkapkan bahwa teman
dekat informan seringkali berganti
mood dan berakibat pada orang-orang di
sekitarnya (440-449)
Ketakutan akan dibicarakan di
belakang oleh temannya sendiri
Pertemanan informan adalah
pertemanan dengan komunikasi
terbuka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 235
213
445.
446.
447.
448.
449.
450.
451.
452.
453.
454.
455.
456.
457.
458.
459.
460.
461.
462.
463.
464.
465.
466.
467.
468.
469.
470.
471.
472.
473.
apa singkat-singkat terus apa raut wajahnya juga keliatan
banget pokoknya. Mungkin itu ya, Kornel badmood
terus jadi diem. Hu uh, dia soalnya kalo badmood
semuanya kena, kayak aku ya kena dia juga marah iya
kayak gitu deh.
Nah terus Monik menghadapi masalah itu kayak
gimana Mon? Misalnya sampe Kornel badmood terus
dia marah-marah ke Monik? Ya aku langsung aja “Lu
ngapain sih marah-marah yaelah gak penting” aku gituin.
Jadi langsung aja to the point gitu sama dia. Soalnya apa ya
udah biasa aja gitu, kalo misalnya mau dikata-katain di
depannya dia juga gapapa.
Monik kan kalo dalam menyelesaikan masalah, Monik
langsung to the point gitu kan orangnya. Kenapa kalo
Monik kayak gitu?
Biar cepet selesai lah, biar cepet selesai daripada nyindir-
nyindir gak selesai-selesai kan. Nyindir tuh yang anak-anak
Jb nyindir Kornel, itu langsung aku chat. Langsung aku
chat dia bilang “Iya mon maaf Mon”. langsung aku chat aja
biar selesai masalahnya. Lagian kan juga kasian Kornelnya
juga kan, sampe akhirnya tuh katanya jadi langsung aku
chat. Itu udah fatal banget sih jadi aku chat aja sekalian.
Kalo menurut Monik kalo ngundur-ngundur masalah
gitu kenapa sih emangnya?
Ya yang kayak masalah kemarin aja, belum dikasih tau aja
udah fatal banget gimana ga dikasih tau coba. Daripada
makin parah masalahnya. Mending langsung ngomong aja.
Oh oke karena udah temenenan deket Monik bisa
ngomong apa aja lah ya? Pernah gak ada kejadian
Ketika menghadapi teman dekatnya
yang seringkali moody, informan
langsung menyampaikan perasaannya
kepada teman dekatnya. Informan
mengungkapkan dirinya merupakan
pribadi yang “to the point” (452-456)
Informan memilih untuk langsung
membicarakan suatu permasalahan
karena informan tidak mau masalah
terus berlanjut dengan cara sindir
menyindir sehingga mengundur
penyelesaian masalah tersebut. Bagi
informan masalah yang terus terundur
dapat berkembang menjadi lebih fatal
(460-471)
Cara penyelesaian informan
adalah dengan langsung
mengomunikasikan hal tersebut
kepada pihak yang bersangkutan
(dalam hal ini ketika temannya
moody)
Bagi informan penundaan
penyelesaian masalah hanya
akan membuat masalah tersebut
semakin fatal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 236
214
474.
475.
476.
477.
478.
479.
480.
481.
482.
483.
484.
485.
486.
487.
488.
489.
490.
491.
492.
493.
494.
495.
496.
497.
498.
499.
500.
501.
502.
503.
misalnya Monik gak suka sama salah satu sikapnya
Kornel terus langsung protes? Pernah gak ya emm
pernah deh kayaknya dulu aku bilang kalo aku gak suka
kalo dia apa ya kalo dia, lupa aku. Kayaknya kalo dia diem
itu deh, “Lo kenapa sih kok tiba-tiba diem gini gini gini”
ya paling dia “ih iya soalnya gue tuh lagi mikirin ini lah
atau stress stress stress atau apa ya ya gitu deh. Oh oke
berarti Monik bisa langsung ngomong ke Kornel ya?
Iya dia juga bisa langsung ngomong ke aku.
Oh oke berarti kalian gak pernah memendam? Kalo
lagi ada masalah satu sama lain misalnya? Memendam,
emm ya paling Kornelnya sih yang nggak mau cerita. Tapi
dia lama-lama juga gak tahan pasti, kadang-kadang
misalnya nih lagi dia chat sama siapa kan hpnya kayak kos-
kosan cowo kan jadi dia kayak yang “ah jangan liat dong
jangan liat dong” “ah elah males banget pasti kontip nih
gak cerita kan” abis itu lama-lama “eh gua mau cerita deh
gini gini gini” eh akhirnya diceritain yang itu. Tapi
kayaknya sih ada yang di pendem juga. Oh oke gak semua
diceritain ke Monik juga ya berarti? He em.
Menurut Monik, pas Kornel kayak gitu, yang Monik
rasain apa?
Ya gapapa sih gak terlalu, gak terlalu gak enak juga.
Soalnya kan tiap orang juga punya privasi kan jadi
mungkin dia gak mau ngumbar-ngumbar atau apa.
Gakpapa sih aku lebih ke gapapa. Berusaha memahami aja
sih. Tapi pas pertama mungkin ini kali ya, aku juga ngerti,
kalo misalnya tentang cowo, aku mungkin juga gak ngerti
sifatnya cowok itu kayak gimana, Regina lebih ngerti
tentang dia, jadi ya dia cerita ke Regina gapapa.
Salah satu hal yang tidak begitu
informan sukai dari teman dekat
informan adalah ketika teman dekatnya
tiba-tiba diam. Ketika terjadi hal seperti
itu, informan langsung menanyakan apa
yang sebenarnya terjadi (475-482)
Ketika teman dekatnya tidak bercerita
maka ia akan mengejek temannya
“kontip” (kanca tipis) (484-493)
Meskipun ketika teman dekat informan
tidak menceritakan suatu hal pada
awalnya informan akan merasa kecewa
akan tetapi di akhir informan akan
mencoba memahami bahwa tidak semua
cerita ingin diceritakan kepada informan
(496-503)
Informan adalah pribadi yang
cukup asertif dalam
menyelesaikan masalah dalam
pertemanannya
Informan memiliki kebutuhan
untuk mengetahui cerita-cerita
dari teman dekatnya
Salah satu bentuk F.J. lain
adalah ketika ada teman dekat
informan yang tidak
membagikan cerita kepada
informan.
Dalam menghadapinya,
informan akan meyakinkan
dirinya bahwa tidak semua cerita
ingin temannya ceritakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 237
215
504.
505.
506.
507.
508.
509.
510.
511.
512.
513.
514.
515.
516.
517.
518.
519.
520.
521.
522.
523.
524.
525.
526.
527.
528.
529.
530.
531.
532.
533.
Oh oke berarti kalo ada masalah sama Kornel, Monik
bisa langsung ngomong ya? Bisa. Nah kalo sama temen-
temen yang lain misalnya temen-temen satu gengnya
Monik? Kalo misalnya Monik gak suka nih atau ada
masalah sama mereka? Engga, kalo misalnya gak suka
yaudah diemin aja dianya didiemin aja. Kalo misalnya kita
lagi bareng-bareng gitu ya aku ya sering aku diemin sih.
Dia ngomong apa ya ditanggepinnya ya seadanya aja.
Nah tapi kan Monik sama orang-orang tertentu
memilih untuk yaudah didiemin aja gitu ya.
Perbedaannya kenapa Mon?
Apa ya mungkin karena aku apa, aku apa ya gimana ya,
beda orang sih. Misalnya aku yang sama anak IPA itu yang
anak paduan suara itu, gimana ya, dia tuh orangnya soalnya
kayak ya sama ini sama itu itu terus. Terus aku nah
mungkin ini kayaknya orangnya emang kalo gak suka ya
gak suka banget. Yaudah aku cerita sama yang lain aja.
Yang bisa ngertiin juga, mungkin dia kalo diomongin juga
takutnya makin marah gitu loh, makin gak suka sama aku.
Jadi daripada dia maki gak suka sama aku yaudah aku
ceritanya sama temenku yang lain.
Menurut Monik orang yang kayak gimana Mon yang
Monik bisa ajak ngomong langsung to the point kayak
gitu?
Ehmm yang, yang mau ini kali ya yang sadar kalo dirinya
salah. Yang bisa sadar kalo dirinya salah. Ya aku bisa tau
kalo misalnya dia aku kasih tau dia makin marah gitu. Jadi
aku udah punya feeling gitu sih, kayak ketawan gitu.
Oh oke berarti cuma sama Kornel ya yang Monik bisa
langsung ngomong? Iya sama Kornel, Celline sama Maria
Dengan teman yang tidak dianggap
dekat informan maka akan cenderung
mendiamkan ketika sedang mengalami
masalah dengan mereka (508-511)
Ketika dengan orang lain yang memilik
karakteristik yang berbeda informan
akan cenderung mendiamkan orang
tersebut ketika memiliki masalah.
Menurut informan, informan dapat
mengetahui mana pribadi yang bisa
diajak berdiskusi dan mana yang tidak.
Bagi informan orang yang bisa diajak
berdiskusi adalah orang yang dapat
menyadari bahwa dirinya salah (515-
531)
Perbedaan cara penyelesaian
masalah antara teman dekat
dengan teman “biasa”
Dalam menyelesaikan masalah
dalam pertemanan, informan
belajar dari pengalaman-
pengalaman yang sebelumnya,
sehingga membentuk suatu pola
pikir yang baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 238
216
534.
535.
536.
537.
538.
539.
540.
541.
542.
543.
544.
545.
546.
547.
548.
549.
550.
551.
552.
553.
554.
555.
556.
557.
558.
559.
560.
561.
562.
563.
ya berempat deh kita. Tapi kalo paling deket ya ke Kornel,
tapi berempat ini juga deket. Oh oke mungkin secara
emosi paling deket ke Kornel ya. Iya he eh.
Oke, nah terus nih Mon, jadi di dalam pertemanan itu
emm bisa aja satu atau kedua belah pihak bisa berpikir
kalo misalnya “eh kamu jangan temenan sama yang
lain dong” atau misalnya ingin memprioritaskan satu
temennya itu. Menurut Monik itu terjadi gak di
pertemanannya Monik? Engga sih soalnya dia juga bebas
temenan sama yang lain, aku juga temenan sama yang lain.
kalo kayak gitu nanti egois dong masa cuma sama aku
doang. Nanti gak bersosialisasi ke yang lainnya juga.
Berarti kalian terbuka ya maksudnya kalo mau
temenan ya silahkan. He eh.
Tapi menurut Monik sendiri, misalnya nih Kornel
temenan sama orang lain emm tapi Monik sendiri
mungkin gak secara sadar juga sih, pernah gak Monik
terlintas atau langsung ngomong ke Kornel kalo
misalnya “eh kamu tetep harus temenan yang paling
deket sama aku”. Engga lah gak pernah Oke tetep bebas
temenan sama siapa aja.
Nah terus misalnya nih Mon sekarang kan lagi jaman
banget kan lagi jalan sama siapa terus update di
sosmed. Nah misalnya nih Mon, Monik ngeliat Kornel
lagi jalan sama temen yang lain tapi gak bilang Monik
atau gak ngajak Monik lah gitu misalnya, yang Monik
rasain apa?
Apa ya, ya pertama kayak “kok lu gak ngajak gue sih?”
tapi nanti dia jelasin soalnya waktu itu kan dia sama Anya
tuh main ke rumahnya Kornel biasanya ada aku juga sih
Meskipun satu kelompok berdelapan
informan hanya dekat dengan beberapa
orang (533-536)
Informan merasa bahwa teman dekatnya
bebas berteman dengan siapa saja.
Informan merasa dirinya egois apabila
tidak membebaskan temannya berteman
dengan siapa saja (542-545 & 533)
Ungkapan kekecewaan informan karena
tidak diajak pergi (561-565)
Informan hanya dekat dengan
beberapa orang dalam
kelompoknya
Dasar pemikiran ketika
mengalami F.J. adalah
meyakinkan dirinya bahwa ia
tidak boleh egois dalam
pertemanan
Bentuk F.J. lain adalah ketika
tidak diajak berpergian bersama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 239
217
564.
565.
566.
567.
568.
569.
570.
571.
572.
573.
574.
575.
576.
577.
578.
579.
580.
581.
582.
583.
584.
585.
586.
587.
588.
589.
590.
591.
kayak Kornel ngajak aku juga. Terus bilang ya aku bilang
“eh kok gak ngajak-ngajak sih?” gitu terus “iya soalnya si
Anya mau cerita tentang cowonya” gitu. Soalnya Anya
kalo cerita tentang cowonya itu ke Kornel kan soalnya aku
juga ga begitu deket sama cowonya si Anya ini. Terus ya
yaudah kalo misalnya butuh waktu buat ngomongin
cowonya ini yaudah gitu. Kan aku juga gak tau urusannya
dia. Biasa aja sih sebenernya.
Waktu itu yang main di rumahnya dia. Yang sama Anya
apa ya, Anya main ke rumahnya dia terus dia bilang “iya
nih gue lagi sama Anya”. Tapi dia bilang ke aku “lagi sama
Anya di rumah gue” gitu. Terus aku bilang “dasar gak
ngajak” aku kan kayak sukanya kayak gitu kan, sukanya
langsung ngomong tapi bercanda kayak gitu. Tapi ya pasti
ada maksud tersendiri kalo dia pergi sama orang lain kayak
“iya soalnya Anya mau cerita nih tentang cowonya dia”
gini gini gini. Ya yaudah sih gakpapa, soalnya kan Anya
juga deketnya sama Kornel terus ya ceritanya sama Kornel
yaudah. Ya lama-lama memahami sih. Tapi di awal kayak
“kurangajar nih anak gak ngajak gue” gitu. Apa ya kayak
kesel mungkin.
Menurut Monik, kok Monik bisa memberikan waktu
buat Kornel sama orang lain dulu?
Ya itu tadi kan gak boleh egois juga kan walaupun
sahabatan tapi kan gak selamanya harus berdua terus,
bertiga terus, berempat terus gitu kan. Kan dia juga pasti
punya temen lain, punya teman cerita yang lainnya. Masa
harus berdua terus?
Teman dekat informan menjelaskan
kepada informan alasan mengapa ia
tidak mengajak informan pergi (565-
571)
Ketika informan tidak mengetahui suatu
cerita dari seorang teman ia tidak akan
mencari tahu akan hal itu (568-571)
Ketika informan tidak diajak teman
dekatnya untuk pergi bersama, pada
awalnya informan akan merasa kesal
dan bertanya mengapa ia tidak diajak,
dengan cara bercanda. Akan tetapi di
akhir informan akan mencoba
memahami bahwa ada maksud
tersendiri ketika teman dekatnya tidak
mengajaknya pergi (572-584)
Informan berpandangan bahwa di dalam
pertemanan tidak boleh ada yang egois
karena teman dekatnya juga pasti
memiliki teman dan tempat bercerita
lain (587-591)
Dalam mengalami F.J. informan
akan bertanya-tanya mengapa ia
tidak diajak dan merasa
ditinggalkan
Meskipun mengalami F.J,
informan tetap memahami
batasan dalam pertemanan.
Ketika mengalami F.J. informan
bingung dan kesal karena merasa
ditinggalkan
Cara menghadapi F.J. adalah
dengan meyakinkan diri bahwa
ada alasan mengapa ia tidak
diajak
Ketika mengalami F.J. informan
kembali meyakinkan dirinya
agar tidak egois dan ia masih
memiliki teman lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 240
218
592.
593.
594.
595.
596.
597.
598.
599.
600.
601.
602.
603.
604.
605.
606.
607.
608.
609.
610.
611.
612.
613.
614.
615.
616.
617.
618.
619.
620.
621.
622.
Oke, terus kalo misalnya nih Mon itu kalo jalan ya.
Kalo misalnya suatu saat Kornel punya temen deket
lagi, temen deket yang lain. emm perasaan yang
muncul di dirinya Monik gimana? Bebas Mon, Monik
boleh ngomong apa aja. Perasaan yang muncul kalo dia
deket sama orang lain. Apa ya, pastinya kayak kecewa lah
ya orang selama ini udah, ceritanya udah sama aku terus
udah, sering jalan bareng berdua juga pokoknya udah
bareng-bareng kok tiba-tiba udah dia sama yang lainnya.
Pastinya kayak apa ya gimana sih kayak ya gitu lah
kecewa. Oke lebih ke kecewa ya? Itu udah pernah
terjadi belum Mon selama ini? Udah waktu itu dia lebih
deket ke sama deket banget sama Regina. Beda geng
atau? Sama satu geng. Sekarang Regina malah lebih deket
sama orang lain terus dia sama aku.
Nah pas terjadi kayak gitu yang Monik rasain lebih ke
kecewa ya? Nah terus nih Mon, jadi di dalam
pertemanan itu bisa aja terjadi kecemburuan dan itu
hal yang wajar. Gak cuma sama pacar atau di keluarga
misalnya cemburu sama kakak, ternyata di relasi
pertemanan itu juga bisa terjadi. Nah cemburu sama
iri dua hal yang berbeda nih Mon. Kalo cemburu itu
dia deket sama orang lain dia lebih deket sama orang
lain dan aku merasa cemburu. Kalo iri misalnya lebih
ke Kornel punya nilai yang lebih tinggi terus Monik
“oh kok dia bisa sih dapet nilai yang lebih tinggi?”.
Kalo iri pernah lah rangkingnya dia lebih tinggi. Tapi kok
kayaknya aku yang nilai-nilainya tinggi yak. Tapi kok
rangkingnya dia lebih tinggi gitu, di kelas. Aku juga
bingung. Mungkin kalo aku karena sifatnya ya. Sikapnya
aku sama Kornel kan beda jadi kan sikap mempengaruhi
Ungkapan perasaan ketika teman dekat
informan menjalin pertemanan dekat
dengan orang lain yang didominasi
dengan rasa kecewa karena setelah
melalui semuanya mengapa dia lebih
memilih dengan yang lain (596-606)
Ketika F.J. terjadi informan
merasa kecewa dan ditinggalkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 241
219
623.
624.
625.
626.
627.
628.
629.
630.
631.
632.
633.
634.
635.
636.
637.
638.
639.
640.
641.
642.
643.
644.
645.
646.
647.
648.
649.
650.
651.
nilai. Apa ya aku tuh kalo ada, apa ya, kalo misalnya guru
gimana aku ya nyablak ajalah kalo Kornel lebih ke yang
diem sopan. Terus dia juga apa ya gak pernah yang, kalo di
kelas tuh gak yang gak berisik gitu lah. Kalo aku kan gitu.
Mungkin karena nilai sikap kali ya. Iya kayaknya SMA
ada nilai sikapnya juga ya dulu pas aku SMa juga gitu.
Kan nilai sikapnya di tiap-tiap pelajaran. Oh gitu oke,iya
bisa jadi ya. Tapi positifnya kalian sering nugas bareng
bisa sharing ilmu lah ya.
Oke kalo cemburu sendiri nih Mon pernah terjaid gak
kamu sama Kornel? Cemburu tuh, ya tadi yang pas
Kornel sama Regina itu kan.
Oke berarti selain kecewa Monik juga merasa cemburu
berarti ya Mon? Terus pas tau nih ternyata Kornel
lebih deket ke Regina perasaan yang muncul selain
kecewa apa? Atau pikiran apa yang muncul dari
Monik? Emm yaa “Kornel kok sama Regina ya, deket
banget gitu” Padahal kita kan satu geng juga terus aku
malah kayak cenderung aku jadi deket kayak deketin
Regina gitu lho. Kayak gitu aku jahat gak sih? Aku merasa
jahat soalnya Kornel deket sama Regina terus kok tiba-tiba
aku deketin Regina kan aku jahat ya. Kenapa kok bisa
berpikiran jahat gitu? Aku kan jadinya kan aku jadi
sering cerita ke Regina gini gini gini. Terus kayak sering
merahasiakan sesuatu yang aku sama Regina tau tapi
Kornel gak tau. Dulu yang terjadi kayak gitu? Jadi
Monik juga deketin Regina juga ya? Hu uh kayak gitu.
Tapi ya lama-lama Regina kok jadi sama temen lain. Ya
malah jadinya aku sama Kornel deh.
Ungkapan subjek secara sadar pernah
mengalami kecemburuan (633-634)
Informan bertanya-tanya mengapa
teman dekatnya lebih dekat dengan
orang lain (639-641)
Informan berusaha mendekati teman (R)
dari K dan merasa hal tersebut jahat
(641-644)
Informan menjadi dekat dengan R lalu
sering bercerita dan merahasiakan
sesuatu yang K tidak tahu (645-648)
Pada akhirnya informan berteman dekat
lagi dengan K karena R dekat dengan
teman lainnya (410-412)
F.J. membuat informan bingung
mengapa temannya lebih
memilih berteman dekat dengan
yg lain
Karena mengalami F.J.,
informan lalu berusaha
mendekati rivalnya
F.J. membuat informan ingin
membalas apa yang sudah
dilakukan oleh teman dekatnya
Informan akhirnya berteman
dekat kembali dengan K
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 242
220
652.
653.
654.
655.
656.
657.
658.
659.
660.
661.
662.
663.
664.
665.
666.
667.
668.
669.
670.
671.
672.
673.
674.
675.
676.
677.
678.
679.
680.
681.
682.
Waktu itu yang pas Kornel lebih deket sama Regina
pas di awal itu. Menurut Monik perasaan apa yang
muncul Mon?
Ehm bentar kak. Ya pikiranku yang muncul “ternyata ada
orang lain juga selain gue” gitu. Ternyata dia deket juga ya
sama Regina gak cuman sama aku. Ya aku kayak gitu aja
sih tapi aku kayak gakpapa, balik lagi ke tadi kan gak boleh
egois.
Jadi kalo Monik bertanya-tanya kayak gitu, saat Monik
mikir kayak gitu perasaan yang timbul kayak apa?
Lebih kayak hmm gimana kayak ga bisa dijelasin
perasaannya. Lebih ke bertanya-tanya gitu sih. Soalnya kan
aku kira Kornel deketnya sama aku doang. Terus tiba-tiba
kok sama Regina sekarang oh berarti dia kayak sering
cerita-certa ke Regina gitu.
Oke, yaa mungkin itu hal yang wajar ya terjadi di
pertemanan. Apa lagi Monik baru SMA kan dan cewek
semua SMA nya, jadi persaingan antar temannya ada
ya.
Oke sampai situ dulu cemburunya, menurut Monik
sendiri nih. Kan Monik dari Jakarta ya bedanya
pertemanan di Jakarta sama di Jogja apa Mon? Beda
banget lah. Soalnya kalo, dari lingkup sekolah aja ya. Kan
kalo di Jakarta ada cowonya juga terus aku temenannya
sama ada geng juga bersepuluh kalo ini. SMP ya itu ya?
Iya, bersepuluh cowonya satu. Tapi agak melambai. Nah
jadi tuh kenapa di geng ku ini kok ada satu temen yang
kayak istilahnya kayak ketuanya gitu lho. Nah terus kok
sukanya tuh kayak apa ya sukanya kayak ngebully temenku
yang cupu. Jadi dia tuh kayak suka apa ya ngajak kita
“udahlah itu kerjain aja kerjain aja” kerjain Dilan. Dilan
Informan berpikir dan bertanya-tanya
bahwa ternyata ada orang lain yang juga
dekat dengan teman dekat informan
akan tetapi informan memahami bahwa
ia tidak boleh egois (655-666)
Informan tidak melihat adanya
“warning” sebelum mengalami
F.J.
Dalam menghadapi F.J. lagi-lagi
informan menekankan pada
dirinya agar tidak egois.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 243
221
683.
684.
685.
686.
687.
688.
689.
690.
691.
692.
693.
694.
695.
696.
697.
698.
699.
700.
701.
702.
703.
704.
705.
706.
707.
708.
709.
710.
711.
712.
713.
714.
dulu namanya, nah kan kantinnya jauh ya kita di lantai
empat terus kantinnya harus ngelewatin SD dulu, harus
turun gitu kan. Jadi “udah suruh Dilan beliin makanan
ajalah”. Tapi kok aku kayak “ih kasian banget”, Dilan tuh
kasian banget sumpah kak Dilan tuh kasian banget kalo
disuruh-suruh sama Yasmin gitu kan. Ya aku kasian tapi
aku ikut-ikut juga gimana ya. Aku kasian tapi aku juga
diem aja sih. Terus apa ya kalo yang disini kan siapa juga
yang mau dibully. Terus juga temennya cewek semua. Apa
ya perbedaannya paling ya dulu aku suka ngebully
sekarang engga. Iya mungkin karena lingkungannya di
Jakarta ya jadi mungkin bully lebih gampang terjadi.
Iya lebih gampang terjadi terus apa ya kalo disana tuh juga
pergi terus sih. Tapi kalo disana kan bedanya kan perginya
ke mall ya terus nonton. Itu dulu aku sering banget nonton
loh. Sering banget nonton, sampe pokoknya film-film itu
gak ada yang ketinggalan gak ditonton. Kalo disini itu
jalannya lebih kayak apa ya ngerjain tugas, japok. Soalnya
disana tuh belajarnya beda juga sama disini. Kalo disana
kan santai, tugasnya jarang banget. Kayaknya dulu aku
juga gitu deh, kayaknya dulu SMA aku gak pernah
yang namanya japok pergi kemana terus ngerjain tugas
bareng kayaknya gak pernah deh, pasti kalo pergi kalo
gak nonton, jalan ke mall, makan.
Oke, kan pas Monik SMP berarti temenannya cowok
cewek nih, kan heterogen sekolahnya terus sekarang
Monik pindah ke ***** yang cewek semua, ngerasain
perbedaan juga gak? Beda lah, soalnya kan aku kan lebih
deket ada temenku cowo kan. Lebih deket kan, gimana ya
kan aku dulu tomboy tomboy ya jadinya gimana ya hihihi
aku jadi bingung deh. Gimana kak tadi kak ulangin kak.
Bedanya sekolah yang ada cewek cowoknya sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 244
222
715.
716.
717.
718.
719.
720.
721.
722.
723.
724.
725.
726.
727.
728.
729.
730.
731.
732.
733.
734.
735.
736.
737.
738.
739.
740.
741.
742.
743.
744.
sekolah yang cewek semua. Pastinya kalo ada cowoknya
tuh bisa cuci mata lah hehe kalo sekarang udah gak bisa.
Paling nunggu ** ****** ngajak makrab kan. Ooh kalian
tuh pasti makrab ya? Tergantung ** ****** yang ngajak
kita, kalo gak ada ngajak yaudah. Iya dan kalian cewe
semua dan sama ** ****** jauh jadi gak bisa deket
juga. Kalo ada cowoknya tuh ya tadi bisa cuci mata abis
itu mmm apa ya bisa merasa terlindungi kali ya. Soalnya
kalo misalnya kita pergi ada cowonya kan jadinya merasa
apa “oh ada yang ngelindungin nih” ada yang jagain gitu.
Kalo cewe semua kan kalo pergi pulang malem kan juga
takut kan. Itu aja sih kayaknya.
Oke, terus ini Mon. Oh ini mungkin gak sih kan Monik
sama Kornel sama-sama dari daerah mepet ibukota.
Kira-kira ada gak sih? Gara-gara dari daerah yang
sama dan cara temenannya sama pas SMP terus
akhirnya sekarang jadi lebih deket? Emm iya kayaknya
sih gitu sih kak, soalnya yang dari satu daerah cuma aku
sama dia sih. Ada juga satu lagi eh dua dari Bekasi cuma
kayak kurang deket gitu. Kayak gak tau, kayak beda aja
gitu. Sifatnya.
Nah terus Mon, kan pasti Monik ada temen-temen dari
asli jogja nih, emm Monik merasa langsung bisa masuk
atau? Engga, bingung lah dia Bahasanya juga beda. Ada
istilah-istilah apa kayak tadi kontip itu aja aku baru tau
disini. Rjj juga aku baru tau ada disini, kadang-kadang ya
susah memahami bahasnya nya dia kok kayak gini. Terus
kan beda juga ya pasti apa pertemanannya di Jogja sama di
Jakarta. Jadinya ya mesti menyesuaikan diri dulu. Tapi
Monik sekarang merasa lebih bisa menjalin relasi
Mengapa informan dekat dengan teman
dekatnya saat ini juga dipengaruhi oleh
kesamaan kota asal sedangkan dengan
beberapa teman lainnya ia merasa
adanya perbedaan sifat (731-735)
Proses adaptasi subjek di lingkungan
perkotaan baru (738-743)
Informan menjalin pertemanan
dengan individu yang memiliki
sifat yang sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 245
223
745.
746.
747.
748.
749.
750.
751.
752.
753.
754.
755.
756.
757.
758.
759.
760.
761.
762.
763.
764.
765.
766.
767.
768.
769.
770.
771.
772.
773.
774.
775.
dengan mereka atau masih ada susah banget sih ini
masuk ke mereka. Mungkin kalo sesama IPS bisa, kalo
sama anak IPA tuh susah. Kenapa Mon susahnya?
Mungkin kalo sama-sama IPS tuh kayak santai aja gitu kan
orang kelas kita juga deket. Iya cuma dua juga jadi deket.
Kalo sama IPA tuh kayak lebih anak IPA tuh kemaki gitu.
Kayak apa ya kan aku ikut paduan suara nih kan dulu di
paduan suara itu dari IPS 2 itu cuma aku yang keterima
jadi aku kayak gak ada temen, apalagi kan kelas 10 kan ya.
Jadi kayak gak ada temen, jadi aku kayak lebih sering diem
aja. Makanya aku tuh pingin keluar dari paduan suara
karena gak ada temen yang deket gitu lho. Tapi setelah aku
pikir-pikir lagi, “aduh masuk paduan suara tuh susah kok
kamu mau keluar gitu aja kan”. Jadi ya tahan aja lah.
Tahan aja lah walaupun ansos-ansos dikit gakpapa lah.
Gitu kan. Jadi ya gitu. Oke agak lebih susah masuk lah
ya apalagi temen-temen yang di IPA. Kalo yang di IPS
gampang ya, mau dari Jogja mau darimana aja juga tetep
masuk.
Oke sekarang kita balik lagi ke tadi Kornel sama
Regina ya namanya. Nah ehmm boleh diceritain gak
Mon awalnya gimana sih kok kan kalian awalnya
berdua deket nih lama-lama kok Kornel bisa lebih
deket sama Regina gimana ceritanya?
Emm kenapa ya waktu itu Kornel sama Regina deket. Ini
kelas berapa? Satu deh kayaknya eh kelas dua eh, kelas
satu semester dua gitu. Jadi awalnya tuh kayaknya berawal
dari makrab itu deh. Jadi makrab itu kan Regina juga deket
sama cowok, nah terus kayak mungkin Regina lebih sering
cerita ke Kornel gitu deh. Aku juga bingung kenapa dia
deket ya dulu kenapa mereka bisa deket ya. Iya sih
Informan merasa adanya perbedaan sifat
antar siswa yang berbeda jurusan(746-
763)
Awal mula teman dekat informan bisa
berteman dekat dengan orang lain.
Bermula dari satu kelas seta K (teman
dekat informan) banyak bercerita
mengenai teman lawan jenis kepada R
begitu pula sebaliknya (769-784)
Informan mulai merasa F.J.
karena teman dekatnya lebih
sering bercerita kepada rivalnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 246
224
776.
777.
778.
779.
780.
781.
782.
783.
784.
785.
786.
787.
788.
789.
790.
791.
792.
793.
794.
795.
796.
797.
798.
799.
800.
801.
802.
803.
804.
805.
kayaknya karena cerita tentang cowok. Terus kan Kornel
juga lebih banyak kenal sama anak ** ****** kan jadinya
mungkin Regina lebih bisa cerita ke Kornel gitu. Gimana
ya? Susah ya kak ngomongnya. Oke oke paham, jadi
mungkin karena Kornel lebih banyak kenal sama anak
** ****** terus… Iya terus Regina kan juga dari Jogja
kan terus lebih kenal anak ** ****** lebih banyak jadi ya
mungkin mereka lebih sering cerita tentang anak **
******.
Okay, nah terus ehmm Monik taunya gimana nih “Oh
ternyata mereka sekarang, Kornel lebih deket ke
Regina” Monik taunya dari sifatnya Regina atau ada
hal tertentu yang bisa bikin Monik kalo Kornel lebih
deket ke Regina. Paling ya mereka duduk bareng terus.
Kan waktu kelas 10 sekelas, mereka tuh duduk bareng
terus sama ada dua temennya lagi. Yaudah aku jadinya
kayak sama Maria sama Celine sama temen-temenku dari
Tangerang juga sama kayak aku. Jadi ya kita malah
berempat-empat jadinya. Kan berdelapan awalnya terus
jadinya kayak berempat-berempat. Gitu. Terus apa ya
jarang satu kelompok juga sama dia. Dia kan seringnya
satu kelompok sama Regina. Terus sering main ke rumah
Regina juga kan ya aku tau dari snapchat, kan dulu kan
masih snapchat. Iya tau dari snapchat terus mereka
ngeshare foto terus kan aku jadi tau “Oh sekarang Kornel
jadi lebih deket sama mereka” gitu. Jadi ya dari itu aja sih.
Nah, kalo misalnya dulu nih, Monik sempet sering
duduk sama Kornel gitu kan. Terus tiba-tiba Kornel
lebih sering duduk sama Regina, itu gimana
perasaannya Monik?
Informan melihat K dan R menjadi
lebih sering duduk bersama. Sehingga
membuat informan lebih dekat dengan
teman-teman lainnya (789-793)
Kelompok pertemanan informan sempat
terpecah menjadi dua kubu (793-795)
Teman dekat informan lebih sering satu
kelompok dengan R dan lebih sering
main ke rumahnya (796-801)
Timbulnya persepsi bahwa
teman dekatnya dekat dengan
teman lain
Dekatnya K dengan R membuat
kelompoknya terpecah menjadi
dua kubu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 247
225
806.
807.
808.
809.
810.
811.
812.
813.
814.
815.
816.
817.
818.
819.
820.
821.
822.
823.
824.
825.
826.
827.
828.
829.
830.
831.
832.
833.
834.
835.
Gimana ya, ya mungkin Kornel duduk sama Regina tuh ya
mungkin tadi karena cerita tentang yang aku gak tau,
maksudnya bukan aku banget gitu mungkin ya. Sedangkan
kalo Kornel cerita ke Regina itu tentang, tentang apa ya
emh tentang cowo tapi yang cowonya bukan yang
maksudnya bukan aku banget gitu. Dia cerita tentang Theo
gini gini gini, kan kalo Theo di mata ku kan kayak “apaan
dah Theo” gitu kan. Ya mungkin di mata Regina kan
Regina deket sama Theo jadinya Kornel mungkin ceritanya
sama Regina yang kenal. Atau ada yang lebih nyambung
ke regina mungkin.
Terus tapi pas mereka sering duduk berdua yang
muncul di pikirannya Monik apa?
Apa ya mereka tuh sering duduk berdua soalnya aku
duduknya sama Celine jadi kan Celine sama aku terus kan,
mungkin dia juga gak enak mugkin kalo mau duduk sama
aku atau apa. Tapi pas kelas 11 tuh jarang duduk bareng,
tapi pas kelas 12 ini duduk terus soalnya cuma dia
temennya. Ada Regina cuman Regina tuh juga sama, kayak
aku sama Kornel, nah Regina tuh sama Indah. Jadi Regina
lebih condong ke Indah gitu. Jadinya sekarang Regina
duduk sama Indah, Kornel duduk sama aku. Ke Celine sih
aku juga gitu.
Nah terus pas Monik tau Kornel lebih deket ke Regina
waktu itu, emm itu mempengaruhi dirinya Monik
kayak gimana? Misalnya jadi emm gampang bt atau
misalnya jadi males ngerjain tugas tadi kan temen
ngerjain tugas juga nih. Emmm iya sih. Ya gak juga sih
kayaknya. Soalnya kalo Kornel deket sama yang lain ya
aku kan ada temen yang ini juga, kan temenku gak cuma
Informan mencoba memahami dan
berasumsi bahwa teman dekatnya lebih
sering duduk dengan orang lain karena
ia butuh bercerita mengenai seseorang
yang tidak begitu disukai oleh informan
(806-816)
Ketika informan dan teman dekatnya
tidak duduk bersama, keduanya sama-
sama memiliki perasaan tidak enak
untuk meninggalkan teman
sebangkunya waktu itu untuk kembali
duduk bersama (819-828)
Ketika teman dekat informan (K) dekat
dengan teman lainnya, informan merasa
bahwa ia masih memiliki teman lainnya.
Ketika mengalami F.J. informan
mencoba berpikir positif
mengenai teman dekatnya
Informan ingin kembali dekat
dengan K akan tetapi muncul
perasaan tidak enak kepada
teman lainnya
Ketika mengalami F.J. informan
akan menghibur dirinya dengan
meyakinkan masih ada teman
lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 248
226
836.
837.
838.
839.
840.
841.
842.
843.
844.
845.
846.
847.
848.
849.
850.
851.
852.
853.
854.
855.
856.
857.
858.
859.
860.
861.
862.
863.
864.
Kornel kan. Jadi ya aku ya sama temenku yang ini Celine
sama Maria ini. Walaupun kadang ya mereka walaupun
gak ngingetin tugas atau apa ya tapi kan aku kan nyatet
sendiri kan. Jadi ya kayak, mana kelompok, mana yang
berempat ini aku, Celine, Maria, sama Karina ini kayak apa
ya kalo ada tugas kelompok tuh kayak apa ya kok susah
gak dapet feelnya ngerjain barengnya itu lho. Soalnya kalo
Celine tuh kalo gak di “Ayo to Cel kita ngerjain tugas” dia
tuh gak bakal mau mulai ngerjain gitu lho. Maria juga kalo
gak diingetin dia juga gak bakal ngerjain tugasnya. Jadi
kayak gimana ya, itu Karina juga, Karina jarang apa ya,
jarang apa sih namanya, jarang apa mau terlibat ngerjain
tugas gitu lho. Jadi aku kadang-kadang kalo gak
sekelompok sama Kornel tuh jadi susah ngerjainnya gitu.
Sebenernya Regina juga enak sih kalo ngerjain tugas,
cuman kalo Regina kalo ngerjain tugas tuh kayak gak
ngajak gitu. Kayak tiba-tiba udah jadi aja.
Oke terus tadi Monik kan ngerasa sedih, kecewa, sama
cemburu itu berpengaruh apa sama dirinya Monik?
Emmm apa ya. Mungkin jadi lebih sering sedih? Engga
sih ya kan aku masih punya temen yang lainnya.
Berarti dalam sosial juga ga begitu terpengaruh ya
Mon? he eh kayaknya ga begitu berpengaruh deh. Cuma
Monik jadi lebih sering mikirin Kornel mungkin? Emm
paling ya gak ada temen cerita yang pas aja gitu. Oke jadi
kurang bisa bercerita ya sama temen-temen lainnya.
Oke nah terus pas Monik tau Kornel lebih deket sama
Regina waktu itu dan ternyata Monik merasa kecewa
dan cemburu. Reaksi apa aja Mon yang muncul, secara
Akan tetapi teman informan lainnya
tidak sering s akan tugas dan informan
merasa tidak mendapat “feel” ketika
mengerjakan tugas bersama mereka
(833-848)
Informan merasa apabila tidak
sekelompok dengan K maka ia
mengalami kesulitan dalam
mengerjakan (848-849)
Informan merasa ia masih memiliki
teman-teman lainnya (855-856)
Informan kehilangan teman cerita ketika
teman dekatnya berteman dengan orang
lain (857-860)
F.J. membuat informan merasa
kehilangan teman yang
membantunya mengerjakan
tugas
F.J. yang dialami informan
membuat informan merasa
kehilangan teman yang selalu
mengingatkan
Meskipun F.J. membuatnya
sedih, ia tetap meyakinkan
dirinya bahwa ia masih memiliki
teman lain
F.J. menyebabkan informan
kehilangan sarana untuk
bercerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 249
227
865.
866.
867.
868.
869.
870.
871.
872.
873.
874.
875.
876.
877.
878.
879.
880.
881.
882.
883.
884.
885.
886.
887.
888.
889.
890.
891.
892.
893.
894.
emosi Monik merasa apa? Ya pasti itu lah, kayak, gimana
ya kayak jadi males gitu lho sama dianya. Jadi kadang-
kadang. Jadi gimana ya dulu kita berdelapan tapi kan
kepecah jadi empat-empat gitu tadi tu lho. Jadinya kayak
males gitu lho sama mereka, ngeliat gitu kok, kalo ngeliat
kelompok itu kok kayak gimana gitu ya kayak aku sinisin
gitu sih. Ya gitu deh aku susah ngomongnya. Oh oke jadi
yaa “apa sih?” gitu ya liatnnya.
Ternyata kan sempet nih, karena waktu itu Kornel
lebih deket sama Regina terus jadi kepecah empat-
empat gitu kan Mon. nah perasaannya Monik gimana
pas kalian kepecah jadi empat gitu?
Apa ya kayak ehm lebih ke kok kayak gini sih kok kepecah
empat, kita punya grup berdelapan tapi kok kepecah empat.
Mungkin kepecahnya tuh secara tidak langsung ya kayak
awalnya duduknya sama itu-ittu terus kok lama-lama
kepecah jadi empat gitu lho. Perasaannya lebih ke aku juga
kalo misalnya mau nanyak ke mereka kenapa sih kok kita
kepecah gitu kan juga gak enak. Terus yaudah aku kan
lebih milih diem aja sih nanti juga akur lagi. Kalo di grup
juga nyatu lagi. Ya sebenernya kalo aku sih santai ya
orangnya kalo, ya kalo lo mau bareng lagi ya ayo kalo
engga yaudah.
Waktu itu kan Monik karena kepecah jadi bermepat-
empat itu Monik sempet memandang mereka males
banget nih. Kenapa Mon yang membuat jadi males?
Apa ya sebenernya aku gak marah sama mereka sih cuman
gimana ya. Mungkin mereka yang males sama aku.
Soalnya yang pecah berempat itu kan aku, Maria, Celine,
Karina. Nah mungkin Karina nya tuh kayak “eh ini kita
Informan menjadi merasa malas dan
sinis kepada teman dekatnya (865-871)
Ketika kelompok informan terpecah
menjadi dua kubu informan bertanya-
tanya mengapa kelompoknya bisa
seperti itu. Karena hal tersebut akhirnya
informan lebih memilih untuk berdiam
diri dengan harapan di akhir mereka
bisa berkumpul bersama lagi (877-885)
Informan merasa bahwa ia adalah
pribadi yang santai → apabila mau
berteman lagi silahkan dan apabila
tidak, informan tidak bekeberatan (885-
887)
Rasa malas untuk saling bertemu
sebenarnya disebabkan karena
ketakutan informan akan pandangan
teman-teman di kelompok satunya.
F.J. membuat informan merasa
malas bertemu dengan teman
dekatnya
Informan dalam menyelesaikan
masalah juga dapat berdiam diri
dan hanya berharap agar
masalah tersebut cepat selesai
Informan tidak berkeberatan
apabila teman terus menerus
datang pergi
Ketika mengalami F.J., informan
memiliki kekhawatiran
mengenai pandangan teman
dekat serta rivalnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 250
228
895.
896.
897.
898.
899.
900.
901.
902.
903.
904.
905.
906.
907.
908.
909.
910.
911.
912.
913.
914.
915.
916.
917.
918.
919.
920.
921.
922.
923.
924.
berempat aja berempat aja” kayak Karina nya yang gitu.
Jadi kalo misalnya bikin kelompok atau apa gitu kan
“berempat aja berempat aja”. Jadi kayak aku lebih diem aja
kayak terserah apa kata Karina ajalah. Tapi sebenernya gak
enak juga sih sama mereka.
Tapi pandangannya Monik ke grup yang satunya
gimana Mon?
Ya tetep temen sih tetep. Walaupun apa ya walaupun
jarang bareng-bareng gitu tapi kan satu grup. Agak
canggungnya karena takut mereka yang males sama aku
sih.
Emm terus kalo secara perilaku nih Monik reaksi apa
yang muncul? Selain tadi nyinisin? Atau tadi yang
Monik ngedeketin Regina itu juga? Mmm apa yaa kalo
secara perilaku, emm apa ya paling gimana ya aku juga
jadi bingung deh. Ngga terlalu ngepoin mereka juga, aku
juga jadi kayak santai aja gitu. Kalo mereka udah punya
temen lain yaudah. Aku sama temen yang lainnya aja.
Kalo misalnya Monik waktu itu yang pas Kornel deket
sama Regina, Monik kan cenderung yang kayak
“yaudah aku masih punya temen lain” gitu kan.
Kenapa bisa meyakinkan diri kayak gitu Mon?
Apa ya? Hehe tapi emang bener sih kenyataannya kan aku
masih punya temen lain bukan cuman Kornel doang yang
bisa diajak cerita kan. Kan bisa cerita ke Celine juga, bisa
cerita ke Maria juga walaupun mereka berdua rada gak bisa
memberi saran soalnya aduh terlalu childish banget deh.
Gimana ya daripada ga meyakinkan diri nanti malah itu
tadi kepikiran lagi kenapa Kornel kok gini. Jadi ya itu tadi
sih dimengerti aja Kornel kenapa maunya gini dan lagi
Selain itu informan juga menuruti kata
salah satu temannya yang ingin mereka
hanya berempat saja, akan tetapi
sebenarnya informan merasa tidak enak
dengan kubu satunya (891-899)
Informan tidak terlalu mencari tahu
mengenai K dan teman dekat barunya.
Informan akan berteman dengan teman
lainnya (908-912)
Informan kembali meyakinkan dirinya
bahwa ia memang masih memiliki
teman lainnya meskipun sebenarnya
informan tetap mengalami kehilangan
teman berceritanya (917-921)
Informan berusaha meyakinkan dirinya
agar terhindar dari pikiran-pikiran
mengenai teman dekatnya (922-926)
Ketika merasa F.J. informan
akan berusaha untuk
membiarkannya dan berteman
dengan orang lain
Ketika merasa F.J., informan
memperkuat pandangannya
adanya teman yang lain
Informan berusaha meyakinkan
kalau dirinya masih memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 251
229
925.
926.
927.
928.
929.
930.
931.
932.
933.
934.
935.
936.
937.
938.
939.
940.
941.
942.
943.
944.
945.
946.
947.
948.
949.
950.
951.
952.
cerita apa yang lebih cocok ke orang itu. Jadi dimengerti
aja.
Kayak tadi nih Monik kan bilang kalo Monik cerita
sama Celine sama Maria, itu mereka gak bisa
memberikan saran gitu kan karena terlalu childish.
Nah Monik gimana rasanya Mon?
Gimana ya jadi kayak gak enak gitu loh gak semuanya
keluar gitu. Soalnya kalo ke Celine atau ke Maria kan
biasanya paling kayak “ahelah si Bayu gini gini gini
doang” gitu. Kalo sama Kornel tuh lebih ke detailnya gitu.
Ya aku tetep cerita ke Kornel tapi kan dulu gak terlalu
deket jadi gak kayak “ini loh Nel bayu gini gini gini” tapi
kan Kornel tau aku sama Bayu tuh udah dari kelas 10 jadi
mungkin dia kalo gitu sih nanyak “gimana sama Bayu”
gitu sih. Jadi tetep nanyain sih.
Jadi lebih berdampak ke Monik yang gak bisa
ceritanya plong sama temen-temen yang lain. Iya sih.
Nah terus, tadi yang Monik cerita ngedeketin Regina
nih jadi Kornel deket sama Regina, terus Monik
berusaha mendekati Regina juga? Gak berusaha
mendekati sih. Soalnya kan awalnya kita udah deket emang
udah temenan ya. Tapi aku jarang cerita terus aku jadi
sering cerita ke Regina karena Regina sama Kornel itu tadi.
Terus pas Monik lebih sering cerita ke Regina Kornel
kayak gimana Mon? Gimana ya dia? Emm gak tau aku
kalo dia gimana gak pernah cerita soalnya. Kalo dia gak
suka aku deket sama Regina, gak pernah cerita. Tapi
Kornel pernah gak jutekin Monik mungkin gara-gara
Ketika teman dekat informan menjauh,
informan menjadi tidak bisa
mengeluarkan semua cerita yang ia
miliki (931-939)
Informan juga menjadi sering bercerita
kepada R (944-947)
Informan tidak pernah tau apa yang K
rasakan ketika informan menjadi sering
cerita kepada R (949-954)
teman lain agar tidak terlalu
memikirkan teman dekatnya
F.J. menyebabkan informan
tidak bisa mengungkapkan cerita
sepenuhnya kepada orang lain
Karena merasa F.J., informan
juga mendekati rivalnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 252
230
953.
954.
955.
956.
957.
958.
959.
960.
961.
962.
963.
964.
965.
966.
967.
968.
969.
970.
971.
972.
973.
974.
975.
976.
977.
978.
979.
980.
981.
Monik juga deket sama Regina? Engga deh kayaknya,
tapi aku juga gak tau ya tapi kayaknya sih enggak.
Terus Monik deketin Regina biar apa Mon? pas Regina
deket sama Kornel?
Emm ya kan awalnya aku deket sama Kornel terus tau
ceritanya tentang Kornel. Ya kalo deket sama Regina kan
otomatis aku juga deket sama Kornel kan jadinya. Ya cerita
tentang Kornel nya juga. Tapi sebenernya gak buruk juga
sih deketin Regina niatnya gak buruk juga.
Nah ehm kenapa menurut Monik, kenapa pingin tetep,
pas dulu deketin Regina kan salah satu tujuannya
supaya tau Kornel ada cerita apa sih, menurut Monik
kenapa sih kok tetep pingin tau itu?
Hehe gimana ya kan dari awal ceritanya udah sama Kornel,
pergi sama Kornel kayak kalo ada satu yang gak diceritain
rasanya gimana gitu kan. Gimana ya, ya pingin tau aja sih
sebenernya sekarang Kornel deket sama siapa, kan dia kan
cowoknya banyak jadi sekarang aku kepo sekarang sama
siapa aja gitu. Dan ada rasa peduli juga sih karena dari dulu
temenan deket.
Dan kalian memang udah deket kan.
Itu berapa lama deketnya Mon Kornel deket sama
Regina? Waktu kelas 10 akhir sampai kelas… soalnya
sampai kelas dua itu. Kelas dua itu Kornel lebih sering
duduk sama Regina sih. Soalnya kan kita kepisah lagi
berdelapan ini, yang dua itu di kelas satunya. Ya itu Kornel
sering duduk sama Regina sih tapi ya aku gakpapa sih.
Soalnya waktu aku kelas 11 itu aku lebih deket sama si
Celine. Oh okay, berarti kelas 11 Monik lebih deket
Informan menjadi sering bercerita
kepada R agar ia juga mengetahui cerita
dari teman dekatnya (K) (957-961)
Meskipun sedang tidak begitu dekat,
informan tetap memiliki keinginan
untuk mengetahui kabar teman dekatnya
karena merasa sudah bersama sejak
awal (966-972)
Teman dekat informan (K) dekat
dengan R mulai dari kelas 10 akhir
sampai kelas 11 (975-981)
F.J. membuat informan ingin
tahu apa yang terjadi dengan
teman dekatnya melalui
pendekatan dengan rival
F.J. membuat munculnya
kepedulian kepada teman yang
sudah bersama sejak awal
Informan sudah berteman lama
dengan teman dekatnya (awal
cerita F.J.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 253
231
982.
983.
984.
985.
986.
987.
988.
989.
990.
991.
992.
993.
994.
995.
996.
997.
998.
999.
1000.
1001.
1002.
1003.
1004.
1005.
1006.
1007.
1008.
1009.
1010.
sama Celine juga ya? Tapi akhirnya kalian berdua
deket berdua lagi? He eh tapi ya tetep deket sama Celine
sih.
Okay, terus pas Monik ngerasa sadar bahwa Monik
merasa kecewa dan cemburu pas tau Kornel deket
sama Regina, Monik mengatasinya dengan cara apa
Mon?
Apa ya, yaa dia bisa seneng-seneng sama Regina, bisa
temenan deket sama Regina ya aku juga sama temenku
yang lain gitu ya berusaha kayak apa ya kayak nunjukkin
“ini gue juga punya temen gitu lho, temen gue gak cuma
elu”. Okay jadi Monik berusaha…nyamain lah
istilahnya.
Kan monik juga sempet cerita nih pas kepecah jadi
empat-empat, Monik juga pingin nunjukkin tu lho ke
mereka kalo “ini loh aku masih punya temen yang
lain”. menurut Monik kenapa Monik mau
menunjukkan itu ke Kornel dan grup yang satunya itu?
Gimana ya, mungkin biar gak dikira “kok Monik sendiri
ya, setelah gua deket sama Regina”. Mungkin aku takut dia
mikir kayak gitu, tapi kan ya balik lagi ke akunya, masa
aku mau sendiri terus sih? Masa gak ada Kornel terus aku
sendiri? Kan gak ada Kornel aku juga bisa sama yang
lainnya, gak harus sama Kornel terus. Takut Kornel
memandang kasihan sih soalnya sendiri terus.
Sama merubah mind set mungkin ya kalo kamu juga
bisa bahagia sama temen yang lain. Oke tapi Monik
pernah ngomong langsung gak ke Kornel kalau Monik,
apa yang Monik rasakan pas Kornel deket sama
Ketika teman dekat informan dekat
dengan R, informan menjalin relasi
dekat pula dengan teman lainnya
Informan juga ingin menunjukkan
kepada teman dekatnya bahwa ia juga
tetap memiliki teman lainnya dan tetap
bisa senang (989-994)
Informan berusaha menunjukkan ke
teman dekatnya bahwa ia tetap memiliki
teman lainnya karena tidak ingin teman
dekatnya memandangnya dengan
kasihan (karena terus sendiri) (1000-
1006)
F.J. membuat informan berusaha
mencari teman dekat lain
F.J. membuat informan mencari
pembuktian bahwa ia tetap dapat
bahagia tanpa teman dekatnya
Ketika mengalami F.J ada
ketakutan bahwa informan akan
dipandang kasihan oleh teman
dekatnya sehingga ia
membuktikan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 254
232
1011.
1012.
1013.
1014.
1015.
1016.
1017.
1018.
1019.
1020.
1021.
1022.
1023.
1024.
1025.
1026.
1027.
1028.
1029.
1030.
1031.
1032.
1033.
1034.
1035.
1036.
1037.
Regina. Ohh ini, tapi ini kayak, kan kita kan kalo ngomong
langsung njeplak aja gitu kan. Kayak ehm misalnya Kornel
bilang “eh gua udah cerita belum sih yang ini gini gini
gini” terus ya aku tiba-tiba bilang gini aja “ya mana gua tau
orang lo aja sering ceritanya sama siapa” ya kayak gitu ya
langsung aja. Tapi sebenernya tu ya kayak bercanda tapi
sekalian nyindir lah ya. Soalnya aku kalo ngomong ya
langsung aja gitu.
Oke tapi Monik gak secara gamblang nyebutin ya?
Engga sih cuma nyindir aja. Tapi dia nya juga kayak “ah
apaan sih engga, engga” gitu. Ya dia tau lah kalo bercanda
tapi ya ada unsur menyindirnya juga.
Nah terus dari caranya Monik menghadapi itu, yang
Monik berusaha untuk juga “aku juga bisa bahagia
sama temen-temen yang lain”, sama juga bercanda
nyindir gitu. Menurut Monik itu udah sesuai dengan
harapan Monik belum cara penyelesaian masalahnya?
Emm gimana ya, ya itu kan bukan masalah yang terlalu
besar gitu jadi ya lebih santai aja nanganinnya ya kayak
gitu tadi. Yaudah gitu kayak gimana ya yaudah aku biasa
juga gitu. Tapi juga ga nuntut dia buat gimana-gimana gitu
sih. Jadi Monik udah cukup puas lah ya dengan
penyelesaian masalahnya, toh akhirnya… Iya akhirnya
dia juga temenan sama aku.
Kenapa Monik bisa beranggapan kayak gitu?
Ya itu tadi, kepikiran kan, daripada, orang masih banyak
yang dipikirin tugas, kepanitiaan, masa mau mikirin yang
Ketika teman dekat informan
menanyakan apakah ia sudah pernah
bercerita, informan mengungkapkan
sindirannya yang berupa canda bahwa
teman dekatnya lebih sering bercerita
dengan orang lain (1011-1018)
Informan tidak secara jelas
menyebutkan ketidaksukaannya ketika
teman dekatnya berteman dekat dengan
orang lain, hanya berupa bahan
bercanda akan tetapi ada maksud
menyindir (1020-1022)
Informan merasa bahwa cara
menyelesaikannya sudah baik dan tidak
menuntut teman dekatnya menjadi
seperti yang informan inginkan (1028-
1032)
Informan merasa bahwa daripada
dirinya bertanya-tanya terus dan
Informan menghadapi F.J.
dengan canda
F.J. yang dialami dihadapi
dengan canda yang di dalamnya
terkandung sindiran
Cara informan menghadapi F.J.
sudah dianggap baik karena
tidak menuntut temannya untuk
berubah
Ketika menghadapi F.J.
informan akan terus berusaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 255
233
1038.
1039.
1040.
1041.
1042.
1043.
1044.
1045.
1046.
1047.
1048.
1049.
1050.
1051.
1052.
1053.
1054.
1055.
1056.
1057.
1058.
1059.
1060.
1061.
1062.
1063.
1064.
1065.
1066.
1067.
menurut aku itu sepele sih jadi dibawa sepele aja sih.
Ngapain dipikirin sampe berat-berat gitu.
Prosesnya gimana sih Mon dari yang mulai mikir
kayak gitu sampe memikirkan ada temen lain?
Yaa yaelah daripada bertanya-tanya terus daripada kepo
terus yaudah gak usah dipikirin aja gitu loh. Daripada
malah bertanya-tanya terus, apa juga jawabannya coba
belum pasti ada juga kan.
Terus mon, kalo sama temen-temen Monik yang lain
misalnya nih ada temen Monik lainnya yang deket
sama temen lain. Monik menyelesaikannya juga kayak
gitu atau? Oh he he jadi waktu itu Celine lebih deket sama
adek kelas sama anak ** ****** jadi dia mainannya sama
aduh kayak brondong-brondong gitu loh sama yang
angkatan bawah. Kayak aku sama Kornel tuh Celine deket
banget sama si ini. Ada namanya Ageng apa ya sama
Ageng sama Zeta coba. Terus kita kayak “dasar
demenannya main sama brondong-brondong” gitu kan tapi
ya kita langsung aja “Dasar lu Cel, sekarang kan lu udah
jarang pergi sama kita” jadi kita kayak, kayak langsung
ngomong aja gitu. Lebih baik langsung ngomong aja.
Dari Monik yang sering langsung ngomong sama
Kornel sama Celine? Sampai sakit hati atau? Ya kayak
Kornel tadi sih kayak “engga ah gue cuma temenan gitu
doang, cuma dia itu adek asrama”. Jadi si Zeta ini anak
asrama, satu kamar jadi seringnya itu diajak main sama
temennya Zeta yang anak ** ****** bawah tadi. Jadi
kalian nanggepinnya santai aja ya? Kalo berempat lebih
suka yang kayak langsung ngomong terus kayak bercanda-
canda gitu sih. Ya walaupun ada unsur nyindirnya itu tadi
menunggu jawaban yang tidak jelas ia
lebih baik meyakinkan dirinya bahwa
masih ada teman lain (1036-1045)
Ketika berhadapan dengan teman yang
dirasa dekat selain K, ketika ada hal
yang tidak disetujui oleh informan,
informan juga langsung
mengungkapkan apa yang ia rasakan
juga (1049-1058)
Adanya usaha pula untuk menjelaskan
apa yang terjadi dari teman dekat
informan (1060-1064)
Informan merasa ketika dengan tiga
teman dekatnya ia akan
meyakinkan dirinya agar ia tidak
terus menunggu jawaban yang
tidak jelas
Dalam menghadapi masalah
secara umum informan akan
tetap terbuka dan
mengungkapkan apa yang ia
rasakan
Ketika menghadapi F.J., teman
dekat informan juga memberi
penjelasan
Dalam menghadapi masalah
general dengan teman dekat ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 256
234
1068.
1069.
1070.
1071.
1072.
1073.
1074.
1075.
1076.
1077.
1078.
1079.
1080.
1081.
1082.
1083.
1084.
1085.
1086.
1087.
1088.
1089.
1090.
1091.
1092.
1093.
1094.
1095.
1096.
1097.
1098.
tapi ya biar dia langsung sadar aja kan. Iya daripada
mendem ya, jadi lebih langsung yaudah nyindir aja tapi
mereka juga, Monik sendiri juga nanggepinnya…
gapapa, biar langsung sadar kayak “oh gue kayak gini ya,
kok gak bareng-bareng sama mereka lagi, kok lebih sering
sama yang ini gitu.
Okay, kalo misalnya nih Monik selain berdelapan itu
misalnya Monik sama temen yang ga begitu deket tapi
temenan biasa aja terus ada masalah nih sama mereka,
sama yang gak begitu deket. Itu Monik gimana cara
penyelesaian masalahnya? Aku diemin sih, aku cuekin.
Terus kayak lebih gimana ya, ya tadi kayak temenku yang
ini tadi suruh proposal itu kan gak deket kan. Soalnya dia
tuh kayak apa ya nyuruh-nyuruh seenaknya aja gitu lho,
mentant-mentang dia panitia inti terus aku cuma publikasi,
dia semalem tuh nyuruh ngedit jam 11 malem. Aku jam
setengah dua tuh baru tidur, terus aku bilang apa, bilang
“lah kamu kan katanya kamu mau revisi” gitu terus “tapi
aku gak tau kapan mau nyetak”. Terus dia malah ngebela
dirinya “loh kan kemaren aku gini gini gini” terus “okey ini
aku lagi buka laptop” kayak aku lebih sinisin sama aku
lebih apa namanya, jutekin aja sih. Tapi waktu itu dia
sempet bilang “kamu merasa aku ini ngga, kamu merasa
dikejar kejar gak?” terus aku bilang “iya merasa tapi
yaudah gakpapa.” Aku gituin. Oke, jadi kalo sama
temen-temen lain kamu tetep ngomong apa adanya tapi
juga yaudah lah gak begitu ditanggepin ya lebih ke
cuek gitu ya. He eh lebih ke cuek soalnya kalo njeplak
langsung kan mereka kan takutnya kalo ada yang sakit hati.
Iya soalnya ga begitu deket ya.
mengungkapkan apa yang ia rasakan
dengan bentuk bercanda agar teman
dekatnya langsung menyadari (1065-
1073)
Ketika berhadapan dengan orang yang
tidak dianggap tidak begitu dekat,
informan akan cenderung mendiamkan
akan tetapi tetap berusaha untuk terbuka
(1078-1092 & 1095-1096)
akan tetap membalut sindiran
dengan canda
Perbedaan cara penyelesaian
masalah dengan teman yang
tidak begitu dekat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 257
235
1099.
1100.
1101.
1102.
1103.
1104.
1105.
1106.
1107.
1108.
1109.
1110.
1111.
1112.
1113.
1114.
1115.
1116.
1117.
1118.
1119.
1120.
1121.
1122.
1123.
1124.
1125.
1126.
1127.
1128.
1129.
Dari proses temenannya Monik sama Kornel dan
daritadi proses yang cukup panjang yang Kornel deket
sama Regina dan lain sebagainya dan kalian berdua
deket lagi. Kira-kira nih Mon, Monik mendapatkan hal
apa sih, ada hal baru gak yang Monik dapetin dari
pengalaman-pengalaman itu. Apa ya hal baru? Ya iya sih
intinya kalo emang udah nyambung, udah satu pemikiran
pokoknya feelnya dapet banget juga nanti pasti dia bakalan
ceritanya ke aku gitu. Kayak mungkin, mungkin lho
mungkin dia mikirnya kayak “cuma dia nih yang bisa
ngertiin tentang masalah ini”.
Oke, entah mampir kemana aja… iya pasti nanti bakal
balik lagi, ya kayak cowok juga kan kayak gitu. Iya ini aku
udah dua kali lho, kayak apa ya kan soalnya dia itu
awalnya orangnya kayak jutek gitu cowok ku ini orangnya
jutek atau apa gitu kan. Kayak ya aku sih sabar lah sama
dia terus ngertiin dia lah misalnya dia lagi ngapa-ngapain
ya aku berpikir positif aja sih sebenernya. Kalo misalnya
dia gak bales chat ku lama ya mungkin dia lagi ngerjain
tugas atau apa gitu kan. Yaudah gitu terus sampe akhirnya
dia memutuskan untuk ya kita udah aja gitu. Terus yaudah
gitu kan aku juga gak masalah sih kalo emang yaudah ya
yaudah aja gitu kan. Terus aku bilang “yaudah oke” gitu
doang. Terus dia gak ngechat lama itu tapi dia pasti
ngechat lagi nanti, kayak mau mnta maaf apalah pasti balik
lagi. Nah terus pernah waktu itu emm dia balik lagi ke aku
terus yaudah kita chat chat chat chat lagi terus kok tiba-tiba
dia mutusin lagi, mutusin lagi hubungan ku sama dia ini
kan. Yaudah tapi aku yaudah biasa aja gitu lho, kalo emang
itu mau lu yaudah. Tapi aku disini kayak kesannya bodoh
gitu loh kak, he eh kok mau nerima lagi nerima lagi gitu
Hal baru yang informan dapatkan
setelah mengalami kecemburuan dalam
pertemanan yaitu bahwa meskipun
berpisah, apabila memang dari awal
sudah nyaman dan dekat, suatu
pertemanan akan tetap kembali
bersama(1104-1109)
Informan melihat bahwa dinamika
dalam pertemanan juga sama dengan
dinamika dalam relasi romantik (1110-
1112)
F.J. membuat informan
menyadari bahwa pertemanan
akan kembali rekat meskipun
sudah terpisah, karena hanya
teman itulah yang benar-benar
dapat mengerti
F.J. dalam pertemanan membuat
informan menyadari bahwa
pertemanan juga sama halnya
dengan relasi romantik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 258
236
1130.
1131.
1132.
1133.
1134.
1135.
1136.
1137.
1138.
1139.
1140.
1141.
1142.
1143.
1144.
1145.
1146.
1147.
1148.
1149.
1150.
1151.
1152.
1153.
1154.
1155.
1156.
1157.
1158.
1159.
1160.
1161.
lho. Terus akhirnya dia pergi dia mutusin untuk udahlah
sama aku, tapi nanti dia balik lagi dan itu aku gak tau tiba-
tiba pokoknya tiba-tiba dia ngirim bunga ke rumah, tapi itu
ya sebenernya aku tau. Soalnya gara-gara kan Kornel,
waktu itu aku lagi sama Kornel. Kornel tuh nunjukkin sini
Mon liat video, kita liat video di youtube tuh waktu itu
video ** **** ultah bareng di gereja. Liat deh gini gini
gini. Terus pas liat tiba-tiba ada muncul chat line Bayu
“Nel minta alamat rumahnya Monik”. Dia bilang gitu terus
kayak “hah ngapain lagi ni orang?” terus akhirnya kayak
dikasih kan. Terus tiba-tiba ada bunga gitu terus yaudah
aku nungguin mana nih kok gak di chat chat gitu kan.
Terus akhirnya dia ngechat dia bilang mau minta maaf gitu
kan. Itu waktu itu pas valentine. Dia akhirnya minta maaf
terus “oh yaudah ya gapapa” aku bilang gitu kan. Lagian
aku juga udah maafin dari dulu, aku bilang gitu kan. Habis
itu tapi dia tetep apa ya kayak heran gitu sama aku kayak
“kok kamu masih mau nerima lagi? Kok kamu masih mau
maafin lagi?” terus waktu itu dia, tapi itu gak jadian. Terus
waktu itu dia nembak aku terus aku tanyaklah “lah kenapa
kok kamu mau sama aku?” aku bilang gitu kan. Terus dia
bilang “ya soalnya gak ada yang sesabar, sebaik,
sepengertian”. Soalnya kan sebelumnya dia deket sama
adek kelas, dan adek kelasnya itu kayak gimana ya kayak
maunya Bayu terus yang ngertiin. Terus dia bilang kayak
apa ya “soalnya gak ada yang ngertiin lagi, gak ada yang
sabar lagi”. Terus aku kayak “yeuu balik lagi” kayak gitu.
Tapi akhirnya mau juga, ya iya sih soalnya aku tuh
orangnya kalo udah sayang tuh susah. Susah lupanya.
Okay, dan ternyata itu juga berlaku di… pertemanan
juga ya. Ya kalo udah dapet feelnya… pasti bakal balik
lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 259
237
1162.
1163.
1164.
1165.
1166.
1167.
1168.
1169.
1170.
1171.
1172.
1173.
1174.
1175.
1176.
1177.
1178.
1179.
1180.
1181.
1182.
1183.
1184.
1185.
1186.
1187.
1188.
1189.
1190.
1191.
Terus ada ga, kan tadi hal baru nih yang Monik belajar
tentang temen dan ternyata juga bisa kayak gitu. Kalo
pandangan Monik tentang pertemanan ada yang
berubah gak? Tetep sama aja sih, ya terserah lah kalo dia
punya temen ya yaudah. Ya kayak masa harus nuntut sama
aku terus kan gak mungkin. Jadi ya gapapa sih kalo dia
temenan sama ya yang lainnya, ya gapapa kan aku temenan
sama yang lainnya juga.
Nah ehmmm kalo misalnya Monik sendiri, ehm kenapa
Monik bisa merasa, kan waktu itu Monik cerita kalo
udah sampe pisah kuliah Monik akan berusaha
berkomunikasi sama mereka, kenapa soalnya Mon?
Ya itu biar gak kacang lupa kulit soalnya kan dulu sedih
sama siapa, terus apa lagi ya, sedih sama siapa, yang
semangatin siapa, yang nemenin terus kan siapa gitu. Tapi
itu dari pandanganku sih, jadi gak menutup kemungkinan
orang lain mikir “oke ini lingkungan yang baru, yaudah
gue sama lingkungan yang baru”. Itu bisa aja pikiran orang
lainnya. Pernah sih dulu aku pas di Jakarta kan, terus kan
pindah sini. Terus ngeliat temen-temen di Jakarta udah
punya temen baru lagi, yaudah ternyata mereka punya
kelompok lagi disana yaudah terus yaudah aku disini sama
kelompok ku yang ada disini. Ya masih tetep chat sih.
Terus di grup sering “iya lo sekarang mainnya sama ini ini
ini kan?”.
Kalo di kuliah nanti Mon?
Ya tadi sih mencoba mengerti. Hidupku kok mengerti terus
ya? Ya itu sih mungkin dia punya kehidupan sendiri,
mungkin dia mau punya waktu sama komunitasnya dia
disana. Terus pasti kan dia juga sibuk belajar terus.
Tidak ada pandangan yang berubah
mengenai pertemanan setelah
mengalami kecemburuan (1165-1169)
Ingin terus menjaga komunikasi
meskipun sudah terpisah kota agar tidak
menjadi “kacang lupa kulit” yang
dimaksudkan oleh informan (1175-
1178)
Informan terbuka dengan adanya
pandangan dari orang lain yang bisa
saja melupakan masa lalunya dan hanya
menjalani lingkungan barunya saja
(1178-1181)
Ketika melihat teman-teman informan
di Jakarta yang sudah sibuk masing-
masing, informan juga akan
menyibukkan dirinya di lingkungan
baru (1181-1186)
Ketika teman dekatnya sibuk dengan
lingkungan baru informan mencoba
memahami kesibukannya (1188-1191)
F.J. tidak membuat ada
pandangan yang berubah
mengenai pertemanan
F.J. yang dialami membuat
informan ingin terus menjaga
komunikasi agar tidak menjadi
kacang lupa kulit
Ketika merasa F.J., informan
akan berusaha terus
menyamakan kondisinya dengan
teman-teman lain
Meskipun merasa F.J., informan
tetap mencoba memahami
kesibukan temannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 260
238
1192.
1193.
1194.
1195.
1196.
1197.
1198.
1199.
1200.
1201.
1202.
1203.
1204.
1205.
1206.
1207.
1208.
1209.
1210.
1211.
1212.
1213.
1214.
1215.
1216.
1217.
1218.
1219.
1220.
Nah menurut Monik sendiri nih, kan yaudah
dimengerti aja. Nah menurut Monik, kalo bersikap
kayak gitu bakal ada dampak apa ke Monik?
Takutnya kalo orang lain tuh kayak jadi semena-mena
sama aku, sama halnya kayak Bayu sih. Terus ya kalo
terlalu dimengerti terus takutnya dia ngulangin
kesalahannya lagi tu loh jadi kadang-kadang harus
difrontalin gitu sih. Sejauh ini sih udah nyoba frontalin. Ya
kalo udah dingertiin tapi dia gak ngertiin aku ya mending
frontalin aja sekalian.
Nah dari Monik sendiri, Monik mau merubah sesuatu
gak?
Ya gimana lagi ya kalo gak dingertiin nanti dibilangnya
egois. Ya kan, nanti dikira cuma mikirin diri sendiri.
Sebenernya semua keputusan tuh bisa serba salah gitu loh,
kalo mengerti gini kalo gak ngerti nanti dibilang egois. Jadi
di awal-awal mending dimengerti dulu kalo kurangajar
baru frontalin. Baru diajak ngomong.
Kalo dari Monik sendiri, Monik berharap akan ada
yang akan diubah gak dari temenannya Monik?
Apa ya kayaknya engga sih, soalnya temenan yang
sekarang udah enak sih, udah saling terbuka. Kalo ada
perubahan nanti biar waktu yang menjawab aja lah.
Kalo dari diri Moniknya sendiri?
Cara bicara yang pertama. Soalnya takutnya dari cara
ngomongku nanti orang sakit hati atau gimana ini pelan-
pelan mau coba aku ubah, aduh kok aku kasar banget ya
orangnya, mungkin karena kebiasa di Jakarta. Tapi aku
sadar sih kalo asal jeplak nanti orangnya gak suka. Tapi
Informan merasa dengan cara
menghadapi masalahnya yang terus
mencoba terus mengerti keadaan orang
lain ia bisa saja diperlakukan semena-
mena, akan tetapi informan juga berani
untuk langsung mengkonfrontasi orang
tersebut (1195-1201)
Informan tidak ingin merubah caranya
dalam menghadapi masalah karena
merasa bahwa segala tindakan yang
dilakukannya bisa saja serba salah
(1204-1209)
Informan tidak ingin mengubah apapun
terkait pertemanan yang saat ini
informan jalani (1211-1214)
Informan ingin untuk memperbaiki cara
berbicara informan ketika berhadapan
dengan teman (mengurangi kata-kata
yang bisa saja menyakiti orang lain)
(1216-1222)
Meskipun berusaha mengerti,
informan tetap berusaha untuk
mengkonfrontasi agar tidak
diperlakukan semena mena.
Dari F.J. informan memahami
bahwa semua tindakan terdapat
sisi benar dan salahnya
Ketidakinginan informan untuk
mengubah kondisi pertemanan
Dari F.J., informan memiliki
keinginan untuk memperbaiki
cara bicaranya ketika
berhadapan dengan teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 261
239
1221.
1222.
aku udah mulai bilang bercanda-bercanda ke orang yang
aku bilangin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 262
240
Lampiran 8. Cluster of Meaning Informan 1 (M)
Conceptual Comments Sub Tema Tema Besar
Informan merupakan pribadi yang
dipercaya oleh salah satu temannya
menjadi sarana bercerita
Latar Belakang
Informan
Informan memiliki kebutuhan untuk
mengetahui cerita-cerita dari teman
dekatnya
Informan hanya dekat dengan beberapa
orang dalam kelompoknya
Informan akan cenderung menjalin
pertemanan dengan orang yang memiliki
sifat yang tidak jauh berbeda
Pertemanan dekat informan terjalin karena
intensitas pertemuan
Informan menjalin pertemanan dengan
individu yang memiliki sifat yang sama
Kesamaan pemikiran antar informan dan
temannya muncul dari adanya kesamaan
mengenai hal yang disukai dan tidak
disukai
Perbedaan cara penyelesaian masalah
antara teman dekat dengan teman “biasa”
Cluster :Pandangan Informan Terhadap Teman
Pertemanan adalah sarana untuk bercerita
Teman adalah Sumber
Kenyamanan Pertemanan yang
Menawarkan
Kenyamanan
dapat Membuat
Seseorang
Berkembang
Pertemanan merupakan sarana untuk
mengurangi beban pikiran
Teman merupakan individu yang dipercaya
oleh informan untuk membantu dalam
menghadapi masalah
Pertemanan yang sehat adalah pertemanan
yang saling support
Teman adalah pribadi yang penuh
pemahaman dan pengertian
Bagi informan, pertemanan haruslah
terbuka
Pertemanan lebih penting daripada
orangtua
Informan memiliki kebutuhan untuk
mengetahui cerita-cerita dari teman
dekatnya
Pertemanan dekat informan terjalin karena
intensitas pertemuan
Pertemanan membuat informan menjadi
pribadi yang lebih baik dari sebelumnya
Adanya sikap saling melindungi dalam
pertemanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 263
241
Teman adalah individu yang bertugas
saling mengingatkan
Pertemanan adalah
Sarana Perkembangan
Diri
Pertemanan adalah sarana bagi informan
untuk berkembang
Hadirnya teman dan kepercayaan kepada
informan membuatnya menyadari bahwa
dirinya lebih dari apa yang ia pikirkan
Pengkhianatan dan ketidakpercayaan dapat
menghancurkan pertemanan
Ketidakpercayaan adalah
Sumber Kehancuran
dalam Pertemanan
Ketakutan
Dikhianati dan
Berpisah dari
Teman
Prasangka buruk yang disebabkan oleh
ketidakpercayaan dapat menyebabkan
renggangnya pertemanan
Hadirnya kepercayaan dalam pertemanan
informan dengan teman dekatnya
Ketakutan akan dibicarakan di belakang
oleh temannya sendiri
Keinginan untuk bertemu secara fisik
Kerenggangan
Pertemanan yang Timbul
karena Jarak
Memiliki keinginan untuk terus bertemu
degan temannya meski sudah terpisah
sekolah
Agar pertemanan tetap berlangsung
informan dan temannya hendaknya berada
di kota yang sama
Dalam menghadapi masalah secara umum
informan akan tetap terbuka dan
mengungkapkan apa yang ia rasakan
Berani Asertif
dalam
Menyelesaikan
Masalah Dengan
Teman
Meskipun berusaha mengerti, informan
tetap berusaha untuk mengkonfrontasi agar
tidak diperlakukan semena mena.
Ketika terdapat masalah antara informan
dengan temannya, informan tidak langsung
mengkomunikasikan hal tersebut
Cara informan menyelesaikan masalah
dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman
sebelumnya
Cara penyelesaian informan adalah dengan
langsung mengomunikasikan hal tersebut
kepada pihak yang bersangkutan (dalam
hal ini ketika temannya moody)
Informan adalah pribadi yang cukup asertif
dalam menyelesaikan masalah dalam
pertemanannya
Informan dalam menyelesaikan masalah
juga dapat berdiam diri dan hanya berharap
agar masalah tersebut cepat selesai
Bagi informan penundaan penyelesaian
masalah hanya akan membuat masalah
tersebut semakin fatal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 264
242
Perbedaan cara penyelesaian masalah
antara teman dekat dengan teman “biasa”
Cluster : Awal Terjadinya Kecemburuan
Informan sudah berteman lama dengan
teman dekatnya (awal cerita F.J.)
Cemburu Hadir Secara
Tiba-tiba
Mempersepsikan
Datangnya
Kecemburuan
yang Tidak
Terantisipasi dari
Perilaku Teman
Informan dengan teman dekatnya saling
memahami satu dengan yang lainnya
Proses saling memahami bermula dari
seringnya berbagi cerita
Pertemanan informan adalah pertemanan
dengan komunikasi terbuka
Informan tidak melihat adanya “warning”
sebelum mengalami F.J.
Timbulnya persepsi bahwa teman dekatnya
dekat dengan teman lain
Teman yang Tidak Lagi
Bercerita dan Pergi
Bersama
Informan mulai merasa F.J. karena teman
dekatnya lebih sering bercerita kepada
rivalnya
Salah satu bentuk F.J. lain adalah ketika
ada teman dekat informan yang tidak
membagikan cerita kepada informan
Bentuk F.J. lain adalah ketika tidak diajak
berpergian bersama
Cluster : Pikiran dan Perasaan yang Muncul Selama Kecemburuan
Adanya ketakutan informan untuk
dilupakan atau ditinggalkan teman
Ketakutan Ditinggalkan
yang Menjadi Nyata Cemburu
Menimbulkan
Perasaan
Tertinggal dan
Kehilangan
Informan memiliki ketakutan ditinggalkan
oleh teman dekatnya
Adanya teman yang meninggalkan
membuat informan merasa terkhianati
“Kacang lupa kulit” adalah teman yang
pada awalnya dekat lalu meninggalkannya
begitu saja
Terjadinya friendship jealousy membuat
informan merasa dikhianati
Dalam mengalami F.J. informan akan
bertanya-tanya mengapa ia tidak diajak
dan merasa ditinggalkan
Ketika mengalami F.J. informan bingung
dan kesal karena merasa ditinggalkan
Ketika F.J. terjadi informan merasa
kecewa dan ditinggalkan
F.J. membuat informan bingung mengapa
temannya lebih memilih berteman dekat
dengan yg lain
Terjadinya Friendship Jealousy (F.J.)
membuat informan kehilangan sarana
untuk bercerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 265
243
F.J. membuat informan merasa kehilangan
teman yang membantunya mengerjakan
tugas
Hilangnya Sosok Teman
di Dalam Hidup F.J. yang dialami informan membuat
informan merasa kehilangan teman yang
selalu mengingatkan
F.J. menyebabkan informan kehilangan
sarana untuk bercerita
F.J. menyebabkan informan tidak bisa
mengungkapkan cerita sepenuhnya kepada
orang lain
F.J. membuatnya sulit menemukan
“rumah” baru
Cluster : Reaksi dan Upaya dalam Menghadapi Kecemburuan
F.J. membuat informan merasa malas
bertemu dengan teman dekatnya
Bangkit dari Kesedihan
yang Terpendam untuk
Membuktikan Diri
Menghadapi
Kecemburuan
dengan Berfokus
Pada Pengolahan
Emosi Negatif
Ketika merasa F.J. informan akan berusaha
untuk membiarkannya dan berteman
dengan orang lain
Ketika merasa F.J., informan akan
berusaha terus menyamakan kondisinya
dengan teman-teman lain
Ketika mengalami F.J. informan akan
menghibur dirinya dengan meyakinkan
masih ada teman lain
Meskipun F.J. membuatnya sedih, ia tetap
meyakinkan dirinya bahwa ia masih
memiliki teman lain
Ketika mengalami friendship jealousy
informan akan menekankan pada dirinya
bahwa ia memiliki teman lain
F.J. membuat informan mencari
pembuktian bahwa ia tetap dapat bahagia
tanpa teman dekatnya
Ketika mengalami F.J., informan memiliki
kekhawatiran mengenai pandangan teman
dekat serta rivalnya
Ketika mengalami F.J ada ketakutan
bahwa informan akan dipandang kasihan
oleh teman dekatnya sehingga ia
membuktikan diri
Ketika menghadapi F.J. informan akan
terus berusaha meyakinkan dirinya agar ia
tidak terus menunggu jawaban yang tidak
jelas
Ketika merasa F.J., informan memperkuat
pandangannya adanya teman yang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 266
244
F.J. membuat informan ingin membalas
apa yang sudah dilakukan oleh teman
dekatnya
Ketika mengalami F.J. informan mencoba
berpikir positif mengenai teman dekatnya
Kepositifan dalam
Menghadapi
Kecemburuan
Dasar pemikiran ketika mengalami F.J.
adalah meyakinkan dirinya bahwa ia tidak
boleh egois dalam pertemanan
Meskipun mengalami F.J, informan tetap
memahami batasan dalam pertemanan
Cara menghadapi F.J. adalah dengan
meyakinkan diri bahwa ada alasan
mengapa ia tidak diajak
Ketika mengalami F.J. informan kembali
meyakinkan dirinya agar tidak egois dan ia
masih memiliki teman lain
Dalam menghadapi F.J. lagi-lagi informan
menekankan pada dirinya agar tidak egois.
Meskipun merasa F.J., informan tetap
mencoba memahami kesibukan temannya
Dalam menghadapinya, informan akan
meyakinkan dirinya bahwa tidak semua
cerita ingin temannya ceritakan.
Karena merasa F.J., informan juga
mendekati rivalnya
Mendekati Rival karena
Masih Adanya Rasa
Kepedulian Terhadap
Teman
Berani Bertindak
dalam
Menghadapi
Kecemburuan
agar Tetap
Berteman
F.J. membuat informan ingin tahu apa
yang terjadi dengan teman dekatnya
melalui pendekatan dengan rival
F.J. membuat munculnya kepedulian
kepada teman yang sudah bersama sejak
awal
Karena mengalami F.J., informan lalu
berusaha mendekati rivalnya
Dalam menghadapi masalah general
dengan teman dekat ia akan tetap
membalut sindiran dengan canda
Angkat Bicara untuk
Dekat Kembali dengan
Teman
Ketika menghadapi F.J., teman dekat
informan juga memberi penjelasan
Informan akhirnya berteman dekat kembali
dengan K
Informan ingin kembali dekat dengan K
akan tetapi muncul perasaan tidak enak
kepada teman lainnya
Informan menghadapi F.J. dengan canda
F.J. yang dialami dihadapi dengan canda
yang di dalamnya terkandung sindiran
Cluster : Makna dari Mengalami Peristiwa Kecemburuan
Ketidakinginan informan untuk mengubah
kondisi pertemanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 267
245
F.J. tidak membuat ada pandangan yang
berubah mengenai pertemanan
Adanya Evaluasi
Terhadap Peristiwa
Kecemburuan
Kecemburuan
Sebagai Sarana
Berefleksi Agar
Menjadi Lebih
Baik
Cara informan menghadapi F.J. sudah
dianggap baik karena tidak menuntut
temannya untuk berubah
F.J. yang dialami membuat informan ingin
terus menjaga komunikasi agar tidak
menjadi kacang lupa kulit
Kecemburuan
Mendorong Perbaikan
Diri
Dari F.J. informan memahami bahwa
semua tindakan terdapat sisi benar dan
salahnya
Dari F.J., informan memiliki keinginan
untuk memperbaiki cara bicaranya ketika
berhadapan dengan teman
F.J. dalam pertemanan membuat informan
menyadari bahwa pertemanan juga sama
halnya dengan relasi romantik
Teman akan
Selalu Kembali
Meski Sempat
Terpisah
F.J. membuat informan menyadari bahwa
pertemanan akan kembali rekat meskipun
sudah terpisah, karena hanya teman itulah
yang benar-benar dapat mengerti
Informan tidak berkeberatan apabila teman
terus menerus datang pergi
Komitmen bukanlah alasan untuk
membatasi lingkup sosial teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 268
246
Lampiran 9. Ringkasan Tema Besar dari Tiga Informan
Informan 1 Informan 2 Informan 3
Tema dari Masing-masing
Informan
No.
Verbatim
Tema dari Masing-masing
Informan
No.
Verbatim
Tema dari Masing-masing
Informan
No.
Verbatim
Cluster : Pandangan Terhadap Teman
Tema Besar :
a) Teman adalah sumber kenyamanan
b) Teman adalah sarana perkembangan diri
c) Adanya ketergantungan terhadap teman
Teman adalah sumber
kenyamanan
5-8, 14-16,
32-36, 49-
55, 484-493
Teman adalah pribadi yang
memahami informan
8-9&13-
14, 17-20,
227-234
Pertemanan sehat adalah mereka
yang selalu menemani dan
mengembangkan
199-210,
221-226,
236-240,
440-444,
505-507
Pertemanan adalah sarana
perkembangan diri
68-78, 318-
321, 331-
337, 339-
345
Menggantungkan diri kepada
teman untuk kebaikan diri
sendiri
30-34, 40-
43, 46-49,
57-64,
168-177,
184-188,
346-352
Komitmen yang perlu dijaga
karena takut kehilangan
155-158,
518-520,
827-836
Kerengganan pertemanan timbul
karena jarak
34-46, 79-
82, 410-417
Kebutuhan untuk selalu dekat 421-424,
432-436,
567-570
Cluster : Awal Terjadinya Kecemburuan
Tema Besar : Kecemburuan terjadi karena adanya perubahan perilaku dari teman
Teman yang Tidak Lagi
Bercerita dan Pergi Bersama
769-784,
789-793,
500-503,
561-565
Hilangnya Rutinitas yang Biasa
dilakukan Bersama
501-507,
701-707,
765-767,
Hadirnya Teman-Teman Baru
dan Tidak Lagi Pergi Bersama
Mengawali Kecemburuan
592-598,
624-629,
634-638,
836-841
Cluster : Perasaan dan Pemikiran yang Muncul Selama Kecemburuan
Tema Besar :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 269
247
a) Perasaan ditinggalkan oleh teman yang berteman dengan orang lain
b) Hadirnya perasaan kehilangan karena kecemburuan
Ketakutan Ditinggalkan yang
Menjadi Nyata
116-122,
580-584,
596-606
Kecemburuan Menghadirkan
Perasaan Ditinggalkan
583-589,
765-767,
770-780,
900-903,
992-994
Ketakutan Ditinggalkan yang
Benar Terjadi karena
Kecemburuan
411-414,
523-530,
718-724,
728-734,
759-761
Hilangnya Sosok Teman di
Dalam Hidup
361-366,
839-849,
931-934,
Perasaan Diduakan oleh Teman
yang Berteman dengan Orang
Lain
610-611,
707-709,
718-724,
Cluster : Reaksi dan Cara Menghadapi Kecemburuan
Tema Besar :
a) Memendam perasaan agar terlihat tangguh
b) Mencari teman lain untuk membuktikan diri
c) Pemikiran positif dalam menghadapi kecemburuan
Bangkit dari Kesedihan yang
Terpendam untuk Membuktikan
Diri
642-648,
833-837,
908-912,
989-994,
1180-1184,
1000-1006,
1036-1045
Berusaha untuk Terlihat
Tangguh dengan Cara
Memendam Perasaan
478-485,
576-580,
729-734,
782-786,
909-911,
Menghadapi Kecemburuan
dengan Memendam
684-690,
784-792
Kepositifan dalam Menghadapi
Kecemburuan
496-503,
542-546,
561-571
Berusaha Bangkit dengan
Meyakinkan Diri Bahwa Masih
Ada Teman Lain
470-472,
775-781,
764-771
Mencoba Berpikir Positif pada
Teman yang Membuatnya
Cemburu
611-620,
624-629,
900-902
Cluster : Makna dari Peristiwa Kecemburuan
Tema Besar : Adanya refleksi terhadap kecemburuan (ingin menjadi pribadi yang lebih baik)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 270
248
Kecemburuan Mendorong
Perbaikan Diri
1174-1178,
1216-1222
Kecemburuan Membuat
Informan Ingin Memperbaiki
Diri
905-907,
962-965,
1005-1008
Kecemburuan Sebagai Sarana
Memperbaiki Diri
709-715,
742-744,
927-932
Cemburu Membuat Ingin
Melawan Sikap “Gengsi” yang
Tinggi
1017-1020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI