Top Banner

of 47

Dina Dina

Apr 02, 2018

Download

Documents

Didit Agus
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/27/2019 Dina Dina

    1/47

    1

    STATUS PENDERITA NEUROLOGI

    IDENTIFIKASI

    Nama : Tn S

    Umur : 53 Tahun

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Alamat : Desa bantun baru. OKI

    Agama : Islam

    MRS Tanggal : 30 Maret 2013

    ANAMNESA

    Penderita dirawat di bangsal syaraf RSUD Palembang Bari karena tidak

    dapat berjalan yang disebabkan oleh kelemahan pada lengan kanan dan tungkai

    kanan yang terjadi secara tiba-tiba.

    3 hari SMRS, pada saat penderita bangun tidur tiba-tiba penderita

    terjatuh kemudian lengan kiri dan tungkai kiri mengalami kelumpuhan. Saat

    serangan penderita tidak mengalami jantung berdebar-debar disertai sesak napas

    dan tanpa disertai sakit kepala, mual dan muntah tanpa disertai penurunan

    kesadaran. Kelemahan pada tungkai kiri dan lengan kiri dirasakan sama beratnya.

    Sehari-hari penderita bekerja dengan tangan kanan. Penderita tidak dapat

    mengungkapkan isi pikirannya baik secara lisan, tulisan dan isyarat. Penderita

    juga tidak dapat mengerti isi pikiran orang lain yang diungkapkan secara lisan,

    tulisan dan isyarat.

    Riwayat hipertensi sejak 1 tahun terakhir, tetapi penderita tidak berobat

    teratur. Riwayat DM disangkal.

    Penyakit ini diderita untuk kedua kalinya. Pertama penderita juga

    mengalami kelemahan pada lengan kanan dan tungkai kanan 2 bulan yang lalu.

    Penderita masih bisa bicara tetapi suara berubah dan mulut mengot ke kiri. Saat

    serangan pertama, pasien sedang memancing dan tiba-tiba tercebur ke sungai

    tetapi tanpa disertai penurunan kesadaran.

  • 7/27/2019 Dina Dina

    2/47

    2

    PEMERIKSAAN FISIK

    Pemeriksaan dilakukan pada 30 Maret 2013

    a. Status PraesensStatus Generalis

    Kesadaran : E4M4V1

    Gizi : Kurang

    Suhu Badan : 36,5 0C

    Nadi : 68 x/menit

    Pernapasan : 20 x/menit

    Tekanan Darah : 160/100 mmHg

    Status Internus

    Jantung : S1-S2 normal, Murmur (-), Gallop (-)

    Paru : Vesikuler (+) normal, Ronki (-)/(-), Wheezing (-)/(-)

    Hepar : tidak teraba

    Lien : tidak teraba

    Anggota Gerak : lihat status neurologikus

    Genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan

    b.Status PsikisSikap : tidak kooperatif

    Perhatian : tidak ada

    Ekspresi Muka : tidak sesuai

    Kontak Psikis : tidak ada

    c. Status Neurologis1. Kepala

    Bentuk : brachiocephali

    Ukuran : normocephali

    Simetris : simetris

  • 7/27/2019 Dina Dina

    3/47

    3

    2. LeherSikap : lurus

    Torticollis : tidak ada

    Kaku kuduk : tidak ada

    Deformitas : tidak ada

    Tumor : tidak ada

    Pembuluh darah : tidak ada pelebaran

    3. Syaraf-Syaraf OtakA.N. Olfaktorius

    Kanan Kiri

    Penciuman Belum bisa dinilai Belum bisa dinilai

    Anosmia Belum bisa dinilai Belum bisa dinilai

    Hyposmia Belum bisa dinilai Belum bisa dinilai

    Parosmia Belum bisa dinilai Belum bisa dinilai

    B.N. OptikusKanan Kiri

    Visus Belum bisa dinilai Belum bisa dinilai

    Campus visi

    Anopsia Belum bisa dinilai Belum bisa dinilai

    Hemianopsia Belum bisa dinilai Belum bisa dinilai

    Fundus Oculi Kanan Kiri

    Papil edema Tidak diperiksa Tidak diperiksa

    Papil atrofi Tidak diperiksa Tidak diperiksa

    Perdarahan retina Tidak diperiksa Tidak diperiksa

  • 7/27/2019 Dina Dina

    4/47

    4

    C.N. Oculomotorius, Trochlearis, dan AbducenKanan Kiri

    Diplopia Belum bisa dinilai Belum bisa dinilai

    Celah mata Simetris Simetris

    Ptosis Tidak ada Tidak ada

    Sikap Bola mata

    - Strabismus- Exophtalmus- Enophtalmus- Deviation Conjuge

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    Pupil

    - Bentuk- Diameter

    Bulat

    3 mm

    Bulat

    3 mm

    - Iso/Anisokor Isokor- Midriasis/Miosis- Refleks cahaya

    Langsung

    Konsensuil

    Akomodasi

    - Argyl Robertson

    Tidak ada

    Ada

    Ada

    Ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    Ada

    Ada

    Ada

    Tidak ada

    D.N. TrigeminusKanan Kiri

    Motorik

    - Menggigit- Trismus- Refleks kornea

    Belum bisa dinilaiTidak ada

    Baik

    Belum bisa dinilaiTidak ada

    Baik

    Sensorik

    - Dahi- Pipi- Dagu

    Belum bisa dinilai

    Belum bisa dinilai

    Belum bisa dinilai

    Belum bisa dinilai

    Belum bisa dinilai

    Belum bisa dinilai

  • 7/27/2019 Dina Dina

    5/47

    5

    E.N. FacialisKanan Kiri

    Motorik

    - Mengerut dahi Belum bisa dinilai- Menutup mata- Menunjukkan gigi- Lipat nasolabialis

    Lagophtalmus tidak ada

    Tidak ada kelainan

    Tidak ada kelainan

    Lagophtalmus tidak ada

    Tidak ada kelainan

    Tidak ada kelainan

    - Bentuk mukaIstirahat Tidak ada kelainan

    Bicara/bersiul Tidak ada kelainan

    Sensorik

    - 2/3 depan lidah Belum bisa dinilaiOtonom

    - Salivasi- Lakrimasi

    Normal

    Normal

    Chovsteks Sign Tidak ada

    F.N. CochlearisKanan Kiri

    - Suara bisikan- Detik arloji

    Belum bisa dinilai

    Belum bisa dinilai

    Belum bisa dinilai

    Belum bisa dinilai

    - Test Weber- Test Rinner

    Tidak dilakukan

    Tidak dilakukan

    Tidak dilakukan

    Tidak dilakukan

    G.N. Vagus dan GlossopharingeousKanan Kiri

    - Arcus pharynx- Uvula- Gangguan menelan- Suara bicara-

    Denyut jantung

    Simetris

    Di tengah

    Tidak ada

    Tidak ada

    Normal

  • 7/27/2019 Dina Dina

    6/47

    6

    - RefleksMuntah

    Batuk

    Oculocardic

    Sinus caroticus

    Tidak dilakukan pemeriksaan

    Tidak dilakukan pemeriksaan

    Tidak dilakukan pemeriksaan

    Tidak dilakukam pemeriksaan

    - Sensorik1/3 belakang lidah Belum bisa dinilai

    H.N. AcessoriusKanan Kiri

    - Mengangkat bahu Belum bisa dinilai Belum bisa dinilai- Memutar kepala Tidak ada kelainan

    I. N. HypoglosusKanan Kiri

    - Menjulur lidah Tidak ada kelainan- Fasikulasi- Atrofi papil- Disatria

    Belum bisa dinilai

    Tidak ada kelainan

    Belum bisa dinilai

    4. Columna Vertebralis- Kyphosis : tidak ada- Scoliosis : tidak ada- Lordosis : tidak ada- Gibbus : tidak ada- Deformitas : tidak ada- Tumor : tidak ada- Meningocele : tidak ada- Hematoma : tidak ada- Nyeri ketok : tidak ada

  • 7/27/2019 Dina Dina

    7/47

    7

    5. Badan dan Anggota GerakA.Motorik

    Lengan Kanan Kiri

    Gerakan Cukup Kurang

    Kekuatan 5 0

    Tonus Normal Menurun

    Refleks Fisiologis

    - Biceps- Triceps- Periost radius- Periost ulna

    Normal

    Normal

    Normal

    Normal

    Menurun

    Normal

    Normal

    Normal

    Refleks Patologis

    - Hoffman Tromner Negatif

    Tungkai Kanan Kiri

    Gerakan Cukup Kurang

    Kekuatan 5 0

    Tonus Normal Menurun

    Klonus

    - Paha- KakiRefleks Fisiologis

    - KPR- APRRefleks Patologis

    - Babinsky- Chaddock- Oppenheim- Gordon

    Tidak ada

    Tidak ada

    Normal

    Normal

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    Menurun

    Normal

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

  • 7/27/2019 Dina Dina

    8/47

    8

    - Schaffer- Rossolimo- Mendel Bechtreyev

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    Refleks Kulit Perut

    - Atas- Tengah- Bawah- Tropik

    Tidak ada kelainan

    Tidak ada kelainan

    Tidak ada kelainan

    Tidak ada kelainan

    B.SensorikBelum bisa dinilai

    GAMBAR

    Keterangan : Hemiplegia Sinistra

    Gerakan : kurang

    Kekuatan : 0

    Gerakan : kurang

    Kekuatan : 0

  • 7/27/2019 Dina Dina

    9/47

    9

    6. Gejala Rangsang MeningealKanan Kiri

    - Kaku kuduk Tidak ada- Kernig- Lassergue

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    - BrudzinskyNeck

    Cheek

    Symphysis

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    - Leg I Tidak ada Tidak ada- Leg II Tidak ada Tidak ada

    7. Gait dan KeseimbanganGait

    - Ataxia : belum dapat dinilai- Hemiplegic : belum dapat dinilai- Scissor : belum dapat dinilai- Propulsion : belum dapat dinilai- Histeric : belum dapat dinilai- Limping : belum dapat dinilai- Steppage : belum dapat dinilai- Astasia-abasia : belum dapat dinilaiKeseimbangan

    - Romberg : belum dapat dinilai- Dysmetri : belum dapat dinilai

    Jari-jari : belum dapat dinilai

    Jari-hidung : belum dapat dinilai

    Tumit-tumit : belum dapat dinilai

    Dysdiadochokinesis : belum dapat dinilai

    Trunk ataxia : belum dapat dinilai

    Limb ataxia : belum dapat dinilai

  • 7/27/2019 Dina Dina

    10/47

    10

    8. Gerakan Abnormal- Tremor : tidak ada- Chorea : tidak ada- Athetosis : tidak ada- Ballismus : tidak ada- Dystoni : tidak ada- Myoclonic : tidak ada

    9. Fungsi Vegetatif- Miksi : tidak ada kelainan- Defekasi : tidak ada kelainan- Ereksi : tidak dilakukan pemeriksaan

    10. Fungsi Luhur- Afasia motorik : Ada- Afasia sensorik : Ada- Afasia nominal : Belum dapat dinilai- Apraksia : Belum dapat dinilai- Agrafia : Belum dapat dinilai- Alexia : Belum dapat dinilai

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    a. Laboratorium1. Darah

    PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL

    Hb 13,8 g/dl 1214

    Leukosit 8.800 /ul 5000 - 10000

    Trombosit 173.000 /ul 150.000 - 400.000

    Hematokrit 41 % 4048

    Hitung jenis

    Basofil

    Eosinofil

    Batang

    0

    1

    1

    %

    %

    %

    0 - 1

    1 - 3

    2 - 6

  • 7/27/2019 Dina Dina

    11/47

    11

    Segmen

    Limfosit

    Monosit

    78

    14

    6

    %

    %

    %

    50 - 70

    20 - 40

    28Glukosa Sewaktu 122 mg/dl < 180

    Na 154 mmol/dl 135155

    K 4,57 mmol/dl 3,6 - 6,5

    Cl 102,84 mmol/dl 95108

    Trigleserida 214 mg/dl < 200

    Kolesterol total 165 mg/dl < 200

    Kolesterol HDL 43 mg/dl > 50

    Kolesterol LDL 72 mg/dl < 130

    Bilirubin Total 1,4 mg/dl < 1,1

    Bilirubin Direct 0,2 mg/dl < 0,35Bilirubin Indirect 1,2 mg/dl < 0,75

    2. FaecesTidak dilakukan pemeriksaan

    b.L iquor Cerebro SpinalTidak dilakukan pemeriksaan

    c. Pemeriksaan Khusus- Rontgen foto cranium : tidak dilakukan pemeriksaan- Rontgen foto thoraks : tidak dilakukan pemeriksaan- Rontgen foto columna vertebralis : tidak dilakukan pemeriksaan- Electroencephalography : tidak dilakukan pemeriksaan- Arteriography : tidak dilakukan pemeriksaan- Electrocardiography : tidak dilakukan pemeriksaan- Pneumography : tidak dilakukan pemeriksaan- Lain-lain : -

    ct-scan kepala : infark cerebri pada daerah frontal dan occipital kiri.

  • 7/27/2019 Dina Dina

    12/47

    12

    RINGKASAN

    a. AnamnesisPenderita dirawat di bangsal syaraf RSUD Palembang Bari karena tidak

    dapat berjalan yang disebabkan oleh kelemahan pada lengan kanan dan

    tungkai kanan yang terjadi secara tiba-tiba.

    3 hari SMRS, pada saat penderita bangun tidur tiba-tiba penderita

    terjatuh kemudian lengan kiri dan tungkai kiri mengalami kelumpuhan. Saat

    serangan penderita tidak mengalami jantung berdebar-debar disertai sesak

    napas dan tanpa disertai sakit kepala, mual dan muntah tanpa disertai

    penurunan kesadaran. Kelemahan pada tungkai kiri dan lengan kiri dirasakan

    sama beratnya. Sehari-hari penderita bekerja dengan tangan kanan. Penderita

    tidak dapat mengungkapkan isi pikirannya baik secara lisan, tulisan dan

    isyarat. Penderita juga tidak dapat mengerti isi pikiran orang lain yang

    diungkapkan secara lisan, tulisan dan isyarat.

    Riwayat hipertensi sejak 1 tahun terakhir, tetapi penderita tidak berobat

    teratur. Riwayat DM disangkal.

    Penyakit ini diderita untuk kedua kalinya. Pertama penderita juga

    mengalami kelemahan pada lengan kanan dan tungkai kanan 2 bulan yang

    lalu. Penderita masih bisa bicara tetapi suara berubah dan mulut mengot ke

    kiri. Saat serangan pertama, pasien sedang memancing dan tiba-tiba tercebur

    ke sungai tetapi tanpa disertai penurunan kesadaran.

    b.Pemeriksaan :Status Generalis

    Kesadaran : E4M4V1

    Gizi : Kurang

    Suhu Badan : 36,5 0C

    Nadi : 68 x/menit

    Pernapasan : 20 x/menit

    Tekanan Darah : 160/100 mmHg

  • 7/27/2019 Dina Dina

    13/47

    13

    Status Neurologicus

    Nn. Cranialis : Belum bisa dinilai

    Fungsi Motorik

    C.MotorikLengan Kanan Kiri

    Gerakan Cukup Kurang

    Kekuatan 5 0

    Tonus Normal Menurun

    Refleks Fisiologis

    - Biceps- Triceps- Periost radius- Periost ulna

    Normal

    Normal

    Normal

    Normal

    Menurun

    Normal

    Normal

    Normal

    Refleks Patologis

    - Hoffman Tromner Negatif

    Tungkai Kanan Kiri

    Gerakan Cukup Kurang

    Kekuatan 5 0

    Tonus Normal Menurun

    Klonus

    - Paha- KakiRefleks Fisiologis

    - KPR- APRRefleks Patologis

    - Babinsky- Chaddock

    Tidak ada

    Tidak ada

    Normal

    Normal

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    Menurun

    Normal

    Tidak ada

    Tidak ada

  • 7/27/2019 Dina Dina

    14/47

    14

    - Oppenheim- Gordon- Schaffer- Rossolimo- Mendel Bechtreyev

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    Tidak ada

    Refleks Kulit Perut

    - Atas- Tengah- Bawah- Tropik

    Tidak ada kelainan

    Tidak ada kelainan

    Tidak ada kelainan

    Tidak ada kelainan

    Fungsi Sensorik : Belum bisa dinilai

    Gejala Rangsang Meningeal : Tidak ada

    Fungsi Gait dan Keseimbangan : belum dapat dinilai

    Gerakan Abnormal : tidak ada

    Fungsi Vegetatif : tidak ada kelainan

    Fungsi Luhur : terganggu

    DIAGNOSA KLINIK

    Hemiplegia Sinistra

    DIAGNOSA TOPIK

    Subcortex Hemisferium cerebri

    DIAGNOSA ETIOLOGI

    Trombosis Cerebri

  • 7/27/2019 Dina Dina

    15/47

    15

    PENGOBATAN

    a. Perawatan- Bedrest.- Diet bubur biasa.

    b. Medikamentosa- IVFD RL gtt XX/menit- Inj. Citicolin 2 x 500 mg- Inj. Radin 2 x 1 amp- Neurodex 1 x 1 tab- Aspillet 1 x 1 tab

    PROGNOSA

    Quo ad vitam : dubia ad bonam

    Quo ad functionam : dubia ad bonam

  • 7/27/2019 Dina Dina

    16/47

    16

    FOLLOW UP

    Tanggal / Pukul Perjalanan Penyakit Instruksi

    2 April 2013 /

    07.00 wib

    el : susah tidur

    Status Generalis :

    Kesadaran : E4M4V1TD : 160/100 mmHgNadi : 68 x/menitRR : 20 x/menitTemp : 36.5 0C

    Status Neurologikus

    Nn. Cranialis : belum bisa dinilai

    Fungsi Motorik

    LENGAN Ka Ki

    Gerakan cukup kurang

    Kekuatan 5 0

    Tonus normal menurun

    Refleks fisiologis

    - Biceps normal menurun- Triceps normal normal- Radius normal normal- Ulna normal normal

    TUNGKAI Kanan Kiri

    Gerakan cukup kurang

    Kekuatan 5 0

    Tonus normal menurun

    Klonus

    - Paha tidak ada tidak ada- Kaki tidak ada tidak ada

    -IVFD RL gtt XX-Inj. citicolin 2x 500 mg-Inj. Radin 2x 1 amp-neurodex 1x 1 tab-aspilet 1x 1 tab

  • 7/27/2019 Dina Dina

    17/47

    17

    Refleks fisiologis

    - K P R normal menurun- A P R normal normal

    Refleks patologis

    - Babinsky tidak ada tidak ada

    DK : Hemiplegia Sinistra

    DT : Subcortex Hemisferium cerebri

    DE : Trombosis Serebri

    April 2013 /

    7.00 wib

    el : susah tidur

    Status Generalis :

    Kesadaran : E4M4V1TD : 140/90 mmHgNadi : 74 x/menitRR : 20 x/menitTemp : 36.3 0C

    Status Neurologikus

    Nn. Cranialis : belum bisa dinilai

    Fungsi Motorik

    LENGAN Ka Ki

    Gerakan cukup kurang

    Kekuatan 5 0

    Tonus normal menurun

    Refleks fisiologis

    - Biceps normal menurun- Triceps normal normal- Radius normal normal- Ulna normal normal

    -IVFD RL gtt XX-Inj. citicolin 2x 500 mg-Inj. Radin 2x 1 amp-neurodex 1x 1 tab-aspilet 1x 1 tab

  • 7/27/2019 Dina Dina

    18/47

    18

    TUNGKAI Kanan Kiri

    Gerakan cukup kurang

    Kekuatan 5 0

    Tonus normal menurun

    Klonus

    - Paha tidak ada tidak ada- Kaki tidak ada tidak ada

    Refleks fisiologis

    - K P R normal menurun- A P R normal normal

    Refleks patologis

    - Babinsky tidak ada tidak ada

    DK : Hemiplegia Sinistra

    DT : Subcortex Hemisferium cerebri

    DE : Trombosis Serebri

    8 April 2013 /

    07.00 wib

    el : susah tidur

    Status Generalis :

    Kesadaran : E4M4V1TD : 140/100 mmHgNadi : 68 x/menitRR : 20 x/menitTemp : 36.3 0C

    Status Neurologikus

    Nn. Cranialis : belum bisa dinilai

    Fungsi Motorik

    LENGAN Ka Ki

    Gerakan cukup kurang

    -IVFD RL gtt XX-Inj. citicolin 2x 500 mg-Inj. Radin 2x 1 amp-neurodex 1x 1 tab-aspilet 1x 1 tab-fisioterapi

  • 7/27/2019 Dina Dina

    19/47

    19

    Kekuatan 5 2

    Tonus normal normal

    Refleks fisiologis

    - Biceps normal meningkat- Triceps normal normal- Radius normal normal- Ulna normal normal

    TUNGKAI Kanan Kiri

    Gerakan cukup kurang

    Kekuatan 5 3

    Tonus normal normal

    Klonus

    - Paha tidak ada tidak ada- Kaki tidak ada tidak ada

    Refleks fisiologis

    - K P R normal meningkat- A P R normal normal

    Refleks patologis

    - Babinsky tidak ada tidak ada

    DK : Hemiparese Sinistra tipe spastik

    DT : Subcortex Hemisferium cerebri

    DE : Trombosis Serebri

    11 April 2013 /

    07.00 wib

    el : -

    Status Generalis :

    Kesadaran : E4M4V1TD : 130/90 mmHgNadi : 70 x/menitRR : 18 x/menitTemp : 36.5 0C

    -IVFD RL gtt XX-Inj. citicolin 2x 500 mg-Inj. Radin 2x 1 amp-neurodex 1x 1 tab-aspilet 1x 1 tab-fisioterapi-Dulcolax supp

  • 7/27/2019 Dina Dina

    20/47

    20

    Status Neurologikus

    Nn. Cranialis : belum bisa dinilai

    Fungsi Motorik

    LENGAN Ka Ki

    Gerakan cukup kurang

    Kekuatan 5 2

    Tonus normal normal

    Refleks fisiologis

    - Biceps normal meningkat- Triceps normal normal- Radius normal normal- Ulna normal normal

    TUNGKAI Kanan Kiri

    Gerakan cukup kurang

    Kekuatan 5 3

    Tonus normal normal

    Klonus

    - Paha tidak ada tidak ada- Kaki tidak ada tidak ada

    Refleks fisiologis

    - K P R normal meningkat- A P R normal normal

    Refleks patologis

    - Babinsky tidak ada tidak ada

    DK : Hemiparese Sinistra tipe Spastik

    DT : Subcortex Hemisferium cerebri

    DE : Trombosis Serebri

  • 7/27/2019 Dina Dina

    21/47

    21

    DISKUSI

    A.Diagnosis banding topik

    1. Lesi di korteks hemisferium cerebri

    dextra, gejalanya:

    Pada penderita ditemukan gejala:

    Defisit motorik (hemiparese sinistra) Hemiparese sinistra tipe spastik

    Gejala iritatif (kejang pada sisi kiri) Tidak ada kejang pada sisi yang

    lemah

    Gejala fokal (kelumpuhan tidak sama

    berat)

    Kelemahan lengan dan tungkai kiri

    sama berat

    Defisit sensorik pada sisi yang

    lumpuh

    Belum bisa dinilai

    Jadi kemungkinan lesi di cortex cerebri hemisferium dextra dapat

    disingkirkan.

    2. Lesi di capsula interna hemisferiumdextra, gejalanya:

    Pada penderita ditemukan gejala:

    Hemiparese/hemiplegi typica Hemiparese sinistra tipe spastik

    Parese n.VII sinistra sentral Tidak ada Parese n.VII sinistra sentral

    Parese n.XII sinistra sentral Tidak ada Parese n.XII sinistra sentral

    Kelemahan sisi yang lumpuh sama

    berat

    Kelemahan sisi yang lumpuh sama

    berat

    Jadi kemungkinan lesi di capsula interna hemisferium sinistra dapat

    disingkirkan

    3. Lesi di subkorteks hemisferium cerebri

    dextra, gejalanya:

    Pada penderita ditemukan gejala:

    Defisit motorik (hemiparese sinistra) Hemiparese sinistra tipe spastik

    Afasia motorik Ada afasia motorik murni

  • 7/27/2019 Dina Dina

    22/47

    22

    Jadi kemungkinan lesi di subcortex hemisferium cerebri sinistra belum

    dapat disingkirkan.

    Kesimpulan:

    Diagnosis topik : subcortex hemisferium cerebri

    B. Diagnosis banding Etiologi:

    1.Hemoragia cerebri

    2. Emboli cerebri3. Trombosis cerebri

    1. Hemoragia cerebri, gejalanya: Pada penderita ditemukan gejala:

    - Kehilangan kesadaran > 30 menit - Tidak ada kehilangan kesadaran

    - Terjadi saat aktifitas - Terjadi saat bangun tidur

    - Didahului sakit kepala, mual danMuntah

    - Tanpa didahului sakit kepal, disertaimuntah dan mual

    - Riwayat hipertensi - Ada riwayat hipertensi

    Jadi kemungkinan etiologi hemoragia cerebri dapat disingkirkan.

    2. Emboli cerebri, gejalanya: Pada penderita ditemukan gejala:

    - Kehilangan kesadaran < 30 menit - Tidak ada kehilangan kesadaran

    - Ada arterial fibrilasi - Tidak ada arterial fibrilasi

    - Terjadi saat aktifitas - Terjadi saat bangun tidur

    Jadi kemungkinan etiologi emboli cerebri dapat disingkirkan

  • 7/27/2019 Dina Dina

    23/47

    23

    3. Trombosis cerebri, gejalanya: Pada penderita ditemukan gejala:

    - Tidak ada kehilangan kesadaran - Tidak ada kehilangan kesadaran- Terjadi saat istirahat - Terjadi saat bangun tidur

    Jadi kemungkinan etiologi trombosis cerebri belum dapat disingkirkan.

    Kesimpulan:

    Diagnosis etiologi: Trombosis cerebri

  • 7/27/2019 Dina Dina

    24/47

    24

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. Definisi StrokeSecara umum, stroke digunakan sebagai sinonim Cerebro Vascular

    Disease (CVD) dan kurikulum Inti Pendidikan Dokter di Indonesia (KIPDI)

    mengistilahkan stroke sebagai penyakit akibat gangguan peredaran darah otak.

    Stroke atau gangguan aliran darah di otak disebut juga sebagai serangan otak

    (brain attack), merupakan penyebab cacat (disabilitas, invaliditas). 1

    Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebihdari 24 jam, berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan oleh

    gangguan peredaran darah otak sepintas, tumor otak, stroke sekunder karena

    trauma maupun infeksi .2

    2. Anatomi OtakSistem saraf merupakan salah satu sistem dalam tubuh yang dapat

    berfungsi sebagai media komunikasi antar sel maupun organ dan dapat berfungsi

    sebagai pengendali berbagai sistem organ lain yang berjalan relatif cepat

    dibandingkan dengan sistem humoral, karena komunikasi berjalan melalui proses

    penghantaran impuls listrik disepanjang saraf. Berdasarkan struktur dan

    fungsinya, sistem saraf secara garis besar dapat dibagi dalam sistem saraf pusat

    (SSP) yang terdiri dari otak dan medula spinalis dan sistem saraf tepi (SST).

    Didalam sistem saraf pusat terjadi berbagai proses analisis informasi yang masuk

    serta proses sintesis dan mengintegrasikannya. 3

    Otak merupakan bagian sistem saraf pusat dimana dalam pembagiannya

    digolongkan menjadi korteks serebri, ganglia basalis, thalamus dan hypothalamus,

    mesenchepalon, batang otak, dan serebelum. Bagian ini dilindungi oleh tiga

    selaput pelindung (meningens) yaitu duramater, arachnoidea, piamater dan

    dilindungi oleh tulang tengkorak .4

    Otak terdiri dari neuron neuron, sel glia, cairan serebrospinalis, dan

    pembuluh darah. Semua orang memiliki jumlah neuron yang sama yaitu sekitar

    100 miliar tetapi jumlah koneksi diantara berbagai neuron tersebut berbeda

  • 7/27/2019 Dina Dina

    25/47

    25

    beda. Orang dewasa yang mengkonsumsi sekitar 20% oksigen dan 50% glukosa

    di dalam darah arterinya hanya membentuk sekitar 2% atau 1,4 kg koneksi neuron

    dari berat tubuh total.5

    Otak harus menerima lebih kurang satu liter darah per menit, yaitu sekitar

    15% dari darah total yang dipompa oleh jantung saat istirahat agar berfungsi

    normal. Otak mendapat darah dari arteri. Yang pertama adalah arteri karotis

    interna yang terdiri dari arteri karotis (kanan dan kiri), yang menyalurkan darah ke

    bagian depan otak disebut sebagai sirkulasi arteri serebrum anterior. Yang kedua

    adalah vertebrobasiler, yang memasok darah ke bagian belakang otak disebut

    sebagai sirkulasi arteri serebrum posterior. Selanjutnya sirkulasi arteri serebrum

    anterior bertemu dengan sirkulasi arteri serebrum posterior membentuk suatu

    sirkulus willisi.6

    Gambar 1. Pembuluh Darah di Otak

    Ada dua hemisfer di otak yang memiliki masing-masing fungsi. Fungsi-

    fungsi dari otak adalah otak merupakan pusat gerakan atau motorik, sebagai pusat

    sensibilitas, sebagai area broca atau pusat bicara motorik, sebagai area wernicke

    atau pusat bicara sensoris, sebagai area visuosensoris, dan otak kecil yang

  • 7/27/2019 Dina Dina

    26/47

    26

    berfungsi sebagai pusat koordinasi serta batang otak yang merupakan tempat jalan

    serabut-serabut saraf ke target organ.6

    Gambar 2. Bagian Otak dan Fungsi Otak

    Jika terjadi kerusakan gangguan otak maka akan mengakibatkan

    kelumpuhan pada anggota gerak, gangguan bicara, serta gangguan dalam

    pengaturan nafas dan tekanan darah. Gejala di atas biasanya terjadi karena adanyaserangan stroke .6

    3. Stroke Non HemoragikIskemia jaringan otak timbul akibat sumbatan pada pembuluh darah serviko-

    kranial atau hipoperfusi jaringan otak oleh berbagai faktor seperti aterotrombosis,

    emboli, atau ketidakstabilan hemodinamik.7

    Aterotrombosis terjadi pada arteri-arteri besar dari daerah kepala dan leher

    dan dapat juga mengenai pembuluh arteri kecil atau percabangannya. Trombus

    yang terlokalisasi terjadi akibat penyempitan pembuluh darah oleh plak

    aterosklerotik sehingga menghalangi aliran darah pada bagian distal dari lokasi

    penyumbatan. Gejala neurologis yang muncul tergantung pada lokasi pembuluh

    darah otak yang terkena. .7

  • 7/27/2019 Dina Dina

    27/47

    27

    3.1.Klasifikasi Stroke Non HemoragikSecara non hemoragik, stroke dapat dibagi berdasarkan manifestasi klinik

    dan proses patologik (kausal) . 1

    a. Berdasarkan Manifestasi Klinik- Serangan Iskemik Sepintas/ Transient Ischemic Attack(TIA)

    Gejala neurologi yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak

    akan menghilang dalam waktu 24 jam.

    - Defisit Neurologik Iskemik Sepintas (Reversible Ischemic NeurologicalDeficit)

    Gejala neurologi yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih lama

    dari 24 jam, tetapi tidak lebih dari satu minggu.

    - Stroke Progresif (Progressive Stroke)Gejala neurologi makin lama makin berat

    - Stroke Komplet (Completed Stroke/permanent Stroke)Kelainan neurologi sudah menetap, dan tidak berkembang lagi.

    b. Berdasarkan Kausal Stroke Trombotik

    Stroke trombotik terjadi karena adanya penggumpalan pada pembuluh

    darah di otak. Trombotik dapat terjadi pada pembuluh darah yang besar

    dan pembuluh darah yang kecil. Pada pembuluh darah besar trombotik

    terjadi akibat aterosklerosis yang diikuti oleh terbentuknya gumpalan

    darah yang cepat. Selain itu, trombotik juga diakibatkan oleh tingginya

    kadar kolesterol jahat atau Low Density Lipoprotein (LDL). Sedangkan

    pada pembuluh darah kecil, trombotik terjadi karena aliran darah ke

    pembuluh darah arteri kecil terhalang. Ini terkait dengan hipertensi dan

    merupakan indikator penyakit aterosklerosis .1

    Thrombosis serebral (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau

    leher) dapat disebabkan oleh arteriosklerosis serebral dan perlambatan

    sirkulasi serebral, adanya sumbatan atau oklusi akan menghambat aliran

    darah ke bagian distal, sehingga terjadi hipoperfusi, hipoksia,

  • 7/27/2019 Dina Dina

    28/47

    28

    terganggunya nutrisi selular dan akhirnya akan infark, sedangkan tanda

    terjadinya thrombosis serebral antara lain sakit kepala, pusing, perubahan

    kognitif atau dapat pula kejang, namun ada beberapa gejala awal yang

    mendahului seperti kehilangan bicara, hemiplegia, parestesia setengah

    tubuh yang mendahului awitan paralysis berat pada beberapa jam atau

    hari. 1

    Stroke EmboliStroke emboli terjadi karena adanya gumpalan dari jantung atau lapisan

    lemak yang lepas. Sehingga, terjadi penyumbatan pembuluh darah yang

    mengakibatkan darah tidak bisa mengaliri oksigen dan nutrisi ke otak.8

    20-30% penyebab stroke adalah emboli, emboli dapat berasal dari jantung,

    arteri besar dan pembuluh darah vena. Satu dari 6 stroke iskemik (15%)

    disebabkan oleh kardioemboli. Frekuensi terjadinya tipe emboli yang

    berbeda variasi tergantung dari umur penderita, emboli yang berasal dari

    katup jantung rematik terdapat pada usia muda, emboli yang berasal dari

    atherosclerosis lebih banyak ditemukan pada usia tua. 8

    3.2.Gejala Stroke Non HemoragikGejala stroke non hemoragik yang timbul akibat gangguan peredaran darah

    di otak bergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokasi

    tempat gangguan peredaran darah terjadi, maka gejala-gejala tersebut adalah.9

    Gejala akibat penyumbatan arteri karotis interna 10- Buta mendadak (amaurosis fugaks).- Ketidakmampuan untuk berbicara atau mengerti bahasa lisan

    (disfasia) bila gangguan terletak pada sisi dominan.

    - Kelumpuhan pada sisi tubuh yang berlawanan (hemiparesiskontralateral) dan dapat disertai sindrom Horner pada sisi sumbatan.

    Gejala akibat penyumbatan arteri serebri anterior11- Hemiparesis kontralateraldengan kelumpuhan tungkai lebih menonjol.- Gangguan mental.

  • 7/27/2019 Dina Dina

    29/47

    29

    - Gangguan sensibilitas pada tungkai yang lumpuh.- Ketidakmampuan dalam mengendalikan buang air.- Bisa terjadi kejang-kejang. Gejala akibat penyumbatan arteri serebri media- Bila sumbatan di pangkal arteri, terjadi kelumpuhan yang lebih ringan.

    Bila tidak dipangkal maka lengan lebih menonjol

    - Gangguan saraf perasa pada satu sisi tubuh- Hilangnya kemampuan dalam berbahasa (aphasia) Gejala akibat penyumbatan sistem vertebrobasiliar- Kelumpuhan di satu sampai keempat ektremitas- Meningkatnya refleks tendon- Gangguan dalam koordinasi gerakan tubuh- Gejala-gejala sereblum seperti tremor dan kepala berputar (vertigo)- Ketidakmampuan untuk menelan (disfagia)- Gangguan motoris pada lidah, mulut, rahang dan pita suara sehingga

    pasien sulit bicara (disatria)

    - Kehilangan kesadaran sepintas (sinkop), penurunan kesadaran secaralengkap (strupor), koma, pusing, gangguan daya ingat, kehilangan daya

    ingat terhadap lingkungan (disorientasi).

    - Gangguan penglihatan, seperti penglihatan ganda (diplopia), gerakan arahbola mata yang tidak dikehendaki (nistagmus), penurunan kelopak mata

    (ptosis), kurangnya daya gerak mata, kebutaan setengah lapangan pandang

    pada belahan kanan atau kiri kedua mata (hemianopia homonim).

    - Gangguan pendengaran- Rasa kaku di wajah, mulut dan lidah. Gejala akibat penyumbatan arteri serebri posterior- Koma- Hemiparesis kontralateral- Ketidakmampuan membaca (aleksia)- Kelumpuhan saraf kranialis ketiga Gejala akibat ganggua fungsi luhur9

  • 7/27/2019 Dina Dina

    30/47

    30

    - Aphasia yaitu hilangnya kemampuan dalam berbahasa. Aphasia dibagi duayaitu, Aphasia motorik adalah ketidakmampuan untuk berbicara,

    mengeluarkan isi pikiran melalui perkataannya sendiri, sementara

    kemampuannya untuk mengerti bicara orang lain tetap baik. Aphasia

    sensorikadalah ketidakmampuan untuk mengerti pembicaraan orang lain,

    namun masih mampu mengeluarkan perkataan dengan lancar, walau

    sebagian diantaranya tidak memiliki arti, tergantung dari luasnya

    kerusakan otak.

    - Alexia adalah hilangnya kemampuan membaca karena kerusakan otak.Dibedakan dari Dyslexia (yang memang ada secara kongenital), yaitu

    Verbal alexia adalah ketidakmampuan membaca kata, tetapi dapat

    membaca huruf. Lateral alexia adalah ketidakmampuan membaca huruf,

    tetapi masih dapat membaca kata. Jika terjadi ketidakmampuan keduanya

    disebut Global alexia.

    - Agraphia adalah hilangnya kemampuan menulis akibat adanya kerusakanotak.

    - Acalculia adalah hilangnya kemampuan berhitung dan mengenal angkasetelah terjadinya kerusakan otak.

    - Right-Left Disorientation & Agnosia jari (Body Image) adalah sejumlahtingkat kemampuan yang sangat kompleks, seperti penamaan, melakukan

    gerakan yang sesuai dengan perintah atau menirukan gerakan-gerakan

    tertentu. Kelainan ini sering bersamaan dengan Agnosia jari (dapat dilihat

    dari disuruh menyebutkan nama jari yang disentuh sementara penderita

    tidak boleh melihat jarinya).

    - Hemi spatial neglect(Viso spatial agnosia) adalah hilangnya kemampuanmelaksanakan bermacam perintah yang berhubungan dengan ruang.

    - Syndrome Lobus Frontal, ini berhubungan dengan tingkah laku akibatkerusakan pada kortex motor dan premotor dari hemisphere dominan yang

    menyebabkan terjadinya gangguan bicara.

  • 7/27/2019 Dina Dina

    31/47

    31

    - Amnesia adalah gangguan mengingat yang dapat terjadi pada traumacapitis, infeksi virus, stroke, anoxia dan pasca operasi pengangkatan massa

    di otak.

    - Dementia adalah hilangnya fungsi intelektual yang mencakup sejumlahkemampuan.

    3.3.Diagnosis Stroke Non HemoragikDiagnosis didasarkan atas hasil 9,10,12

    A. Penemuan Klinisa. AnamnesisTerutama terjadinya keluhan/gejala defisit neurologik yang mendadak.

    Tanpa trauma kepala, dan adanya faktor risiko stroke.

    b. Pemeriksaan FisikAdanya defisit neurologik fokal, ditemukan faktor risiko seperti hipertensi,

    kelainan jantung dan kelainan pembuluh darah lainnya.

    B. Pemeriksaan tambahan/Laboratoriuma. Pemeriksaan Neuro-RadiologikComputerized Tomography Scanning(CT-Scan), sangat membantu

    diagnosis dan membedakannya dengan perdarahan terutama pada fase

    akut.Angiografi serebral(karotis atau vertebral) untuk mendapatkan

    gambaran yang jelas tentang pembuluh darah yang terganggu, atau bila

    scan tak jelas. Pemeriksaan likuor serebrospinalis, seringkali dapat

    membantu membedakan infark, perdarahan otak, baik perdarahan

    intraserebral (PIS) maupun perdarahan subarakhnoid (PSA).

    b. Pemeriksaan lain-lainPemeriksaan untuk menemukan faktor resiko, seperti: pemeriksaan darah

    rutin (Hb, hematokrit, leukosit, eritrosit), hitung jenis dan bila perlu

    gambaran darah. Komponen kimia darah, gas, elektrolit, Doppler,

    Elektrokardiografi (EKG).

  • 7/27/2019 Dina Dina

    32/47

    32

    4. Stroke Hemoragik4.1.Klasifikasi Stroke Hemoragik13Menurut WHO, dalamInternational Statistical Classification of Diseases and

    Related Health Problem 10th Revision, stroke hemoragik dibagi atas:

    a. Perdarahan Intraserebral (PIS)Perdarahan Intraserebral (PIS) adalah perdarahan yang primer berasal dari

    pembuluh darah dalam parenkim otak dan bukan disebabkan oleh trauma.

    Perdarahan ini banyak disebabkan oleh hipertensi, selain itu faktor penyebab

    lainnya adalah aneurisma kriptogenik, diskrasia darah, penyakit darah seperti

    hemofilia, leukemia, trombositopenia, pemakaian antikoagulan angiomatosa

    dalam otak, tumor otak yang tumbuh cepat, amiloidosis serebrovaskular.

    b. Perdarahan Subarakhnoidal (PSA)Perdarahan Subarakhnoidal (PSA) adalah keadaan terdapatnya/masuknya

    darah ke dalam ruangan subarakhnoidal. Perdarahan ini terjadi karena

    pecahnya aneurisma (50%), pecahnya malformasi arteriovena atau MAV

    (5%), berasal dari PIS (20%) dan 25% kausanya tidak diketahui.

    c. Perdarahan SubduralPerdarahan subdural adalah perdarahan yang terjadi akibat robeknya vena

    jembatan ( bridging veins) yang menghubungkan vena di permukaan otak

    dan sinus venosus di dalam durameter atau karena robeknya araknoidea.

    4.2.Gejala Stroke Hemoragika. Gejala Perdarahan Intraserebral (PIS)

    Gejala yang sering djumpai pada perdarahan intraserebral adalah: nyeri

    kepala berat, mual, muntah dan adanya darah di rongga subarakhnoid pada

    pemeriksaan pungsi lumbal merupakan gejala penyerta yang khas.

    Serangan sering kali di siang hari, waktu beraktivitas dan saat

    emosi/marah. Kesadaran biasanya menurun dan cepat masuk koma (65%

    terjadi kurang dari setengah jam, 23% antara 1/2-2 jam, dan 12% terjadi

    setelah 3 jam). 9

    b. Gejala Perdarahan Subarakhnoid (PSA)

  • 7/27/2019 Dina Dina

    33/47

    33

    Pada penderita PSA dijumpai gejala: nyeri kepala yang hebat, nyeri di

    leher dan punggung, mual, muntah, fotofobia. Pada pemeriksaan fisik

    dapat dilakukan dengan pemeriksaan kaku kuduk, Lasegue dan Kernig

    untuk mengetahui kondisi rangsangan selaput otak, jika terasa nyeri maka

    telah terjadi gangguan pada fungsi saraf. Pada gangguan fungsi saraf

    otonom terjadi demam setelah 24 jam. Bila berat, maka terjadi ulkus

    pepticum karena pemberian obat antimuntah disertai peningkatan kadar

    gula darah, glukosuria, albuminuria, dan perubahan pada EKG . 9

    c. Gejala Perdarahan SubduralPada penderita perdarahan subdural akan dijumpai gejala: nyeri kepala,

    tajam penglihatan mundur akibat edema papil yang terjadi, tanda-tanda

    deficit neurologik daerah otak yang tertekan. Gejala ini timbul berminggu-

    minggu hingga berbulan-bulan setelah terjadinya trauma kepala . 13

    4.3.Diagnosis Stroke Hemoragika. Perdarahan Intraserebral (PIS)

    Diagnosis didasarkan atas gejala dan tanda-tanda klinis dari hasil

    pemeriksaan. Untuk pemeriksaan tambahan dapat dilakukan dengan

    Computerized Tomography Scanning (CT-Scan), Magnetic Resonance

    Imaging (MRI), Elektrokardiografi (EKG), Elektroensefalografi (EEG),

    Ultrasonografi (USG), danAngiografi cerebral.9

    b. Perdarahan Subarakhnoid (PSA)Diagnosis didasarkan atas gejala-gejala dan tanda klinis. Pemeriksaan

    tambahan dapat dilakukan dengan Multislices CT-Angiografi, MR

    Angiografi atauDigital Substraction Angiography (DSA). 9

    c. Perdarahan SubduralDiagnosis didasarkan atas pemeriksaan yaitu dilakukan foto tengkorak

    anteroposterior dengan sisi daerah trauma. Selain itu, dapat juga dilakukan

    dengan CT-Scan dan EEG . 9

  • 7/27/2019 Dina Dina

    34/47

    34

    Oleh karena tidak seluruh Rumah Sakit memiliki alat-alat di atas,

    maka untuk memudahkan pemeriksaan dapat dilakukan dengan sistem

    lain, misalnya sistem skoring yaitu sistem yang berdasarkan gejala klinis

    yang ada pada saat pasien masuk Rumah Sakit . 9

    5. EpidemiologiInsidens

    Stroke adalah penyakit kematian tersering ketiga orang dewasa di Amerika

    Serikat. Angka kematian stroke tiap tahun akibat stroke baru atau rekuren

    sekitar 200.000. Orang menderita stroke pada usia berapapun, dua pertiga

    stroke terjadi pada orang berusia lebih dari 65 tahun. Bedasarkan data dari

    seluruh dunia, statistiknya bahkan lebih mencolok: penyakit jantung koroner

    dan stroke adalah penyebab kematian tersering pertama dan kedua dan

    menempati urutan kelima dan keenam sebagai penyebab utama kecacatan.8

    Morbiditas

    Stroke adalah penyebab utama kecacatan pada orang dewasa. Kemungkinan

    meninggal akibat stroke inisial adalah 30%-35%, kemungkinan cacatan

    mayor pada yang selamat adalah35-40%. Sekitar sepertiga dari semua pasien

    yang selamat dari stroke akan mengalami stroke berikutnya dalam 5 tahun;

    5%-14% dari mereka akan mengalami stroke ulangan dalam tahun pertama. 8

    6. EtiologiSistem klasifikasi lama biasnya membagi stroke menjai tiga kategori

    berdasarkan penyebab, Trombotik, Embolik, dan Hemoragik. Ketegori ini sering

    didiagnosis berdasarkan riwayat perkembangan dan evolusi gejala. Penyebab

    antara thrombus dan embolus sebagai penyebab stroke iskemik masih belum

    tegas sehingga saat ini keduanya digolongkan ke dalam kelompok yang sama

    stroke iskemik. Dengan demikian, dua kategori dasar gangguan sirkulasi yang

    menyebabkan stroke adalah iskemia-infark (80%-85%) dan pendarahan

    intrakranium (15%-20%) .8,14

  • 7/27/2019 Dina Dina

    35/47

    35

    Iskemia serebrum disebabkan oleh berkurangnya aliran darah yang

    berlangsung selama beberapa detik sampai bebrapa menit; apabila melebihi

    beberapa menit, maka terjadi infark di jaringan otak. 1, 15

    Pendarahan intrakranium (hemoragik) dapat terjadi jaringan otak itu sendiri

    (parenkim), ruang subaraknoid, atau ruang subdural atau eopidural. Hematom

    subdural dan epidural biasanya disebabkan oleh trauma. Sebagaian besar

    perdarahan intraserebrum berkaitan dengan hipertensi. Perdarahan subaraknoid

    biasnaya terjadi akibat aneurysma sakular (Berry) atau, yang lebih jarang, suatu

    malformasi arteriovena. 13

    7. Faktor RisikoFaktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi:

    9

    - UmurDengan meningkatnya usia resiko stroke juga turut meningkat. The

    Farmingham Study menunjukkan resiko stroke meningkat sebesar 22%,

    32%, 83% pada kelompok umur 45-55, 55-64, 65-74 tahun. Stroke

    iskemik kebanyakan muncul pada pasien yang berusia lebih dari 65 tahun.

    - Jenis kelaminStroke lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan.

    Akan tetapi karena angka harapan hidup wanita lebih tinggi dari pada laki-

    laki, tidak jarang pada studi-studi tentang stroke didapatkan pasien wanita

    lebih banyak.

    - Ras/etnisOrang kulit hitam, Hispanic American, Cina dan Jepang memiliki insiden

    stroke yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang kulit putih.

    - Riwayat keluargaRiwayat keluarga pernah mengalami serangan stroke, maternal maupun

    paternal, berhubungan dengan meningkatnya insiden stroke. Hal ini

    disebabkan oleh banyak faktor diantaranya faktor genetik, pengaruh

    budaya dan gaya hidup dalam keluarga, interaksi antara genetik dan

    pengaruh lingkungan.

  • 7/27/2019 Dina Dina

    36/47

    36

    Faktor resiko yang dapat dimodifikasi : 9

    - H ipertensiHipertensi merupakan faktor resiko stroke yang utama, baik iskemik

    maupun hemoragik. Mengendalikan hipertensi terbukti menurunkan

    insiden stroke.

    - Diabetes Mell itusDiabetes melitus merupakan faktor risiko untuk stroke, namun tidak sekuat

    hipertensi. Diabetes melitus dapat mempercepat terjadinya aterosklerosis

    (pengerasan pembuluh darah) yang lebih berat sehingga berpengaruh

    terhadap terjadinya stroke.

    - Transient I schemic Attack(TIA)Sekitar 1 dari seratus orang dewasa akan mengalami paling sedikit 1 kali

    serangan iskemik sesaat (TIA) seumur hidup mereka. Jika diobati dengan

    benar, sekitar 1/10 dari para pasien ini kemudian akan mengalami stroke

    dalam 3,5 bulan setelah serangan pertama, dan sekitar 1/3 akan terkena

    stroke dalam lima tahun setelah serangan pertama. Risiko TIA untuk

    terkena stroke 35-60% dalam waktu lima tahun.

    - ObesitasObesitas berhubungan erat dengan hipertensi, dislipidemia, dan diabetes

    melitus. Obesitas meningkatkan risiko stroke sebesar 15%. Obesitas dapat

    meningkatkan hipertensi, jantung, diabetes dan aterosklerosis yang

    semuanya akan meningkatkan kemungkinan terkena serangan stroke.

    - HiperkolesterolemiaKondisi ini secara langsung dan tidak langsung meningkatkan faktor

    risiko, tingginya kolesterol dapat merusak dinding pembuluh darah dan

    juga menyebabkan penyakit jantung koroner. Kolesterol yang tinggi

    terutamaLow Density Lipoprotein (LDL) akan membentuk plak di dalam

    pembuluh darah dan dapat menyumbat pembuluh darah baik di jantung

    maupun di otak. Kadar kolesterol total > 200 mg/dl meningkatkan risiko

    stroke 1,31-2,9 kali.

  • 7/27/2019 Dina Dina

    37/47

    37

    - MerokokMerokok menyebabkan penyempitan dan pengerasan arteri di seluruh

    tubuh (termasuk yang ada di otak dan jantung), sehingga merokok

    mendorong terjadinya aterosklerosis, mengurangi aliran darah, dan

    menyebabkan darah mudah menggumpal.

    - AlcoholKonsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengganggu metabolisme tubuh,

    sehingga terjadi dislipidemia, diabetes melitus, mempengaruhi berat badan

    dan tekanan darah, dapat merusak sel-sel saraf tepi, saraf otak dan lainlain.

    Semua ini mempermudah terjadinya stroke. Konsumsi alcohol berlebihan

    meningkatkan risiko terkena stroke 2-3 kali.

    - Penyalahgunaan ObatPada orang-orang yang menggunakan narkoba terutama jenis suntikan

    akan mempermudah terjadinya stroke, akibat dari infeksi dan kerusakan

    dinding pembuluh darah otak. Di samping itu, zat narkoba itu sendiri akan

    mempengaruhi metabolisme tubuh, sehingga mudah terserang stroke.

    Hasil pengumpulan data dari rumah sakit Jakarta tahun 2001 yang

    menangani narkoba, didapatkan bahwa lebih dari 50% pengguna narkoba

    dengan suntikan berisiko terkena stroke.

  • 7/27/2019 Dina Dina

    38/47

    38

    8. Patofisiologi 8,9,13

  • 7/27/2019 Dina Dina

    39/47

  • 7/27/2019 Dina Dina

    40/47

    40

    3. NEUROPROTEKTIF.a. Mencegah iskemia dini.

    b. Mencegah akibat dari reperfusi.4. ANTI-EDEMA.

    a. Antiedema sitotoksik.b. Antiedema vasogenik.

    ANTITROMBOTIK

    a. Obat anti-trombosit (zat antiplatelat) memblokade agregasi trombosit.1.Aspirin yang diberikan dalam 48 jam pada stroke iskhemik akut

    memperbaiki sedikit prognosis (consensus Asia Pasifik, 1998). Pada

    umumnya manfaat aspirin pada pengobatan stroke akut dan pencegahan

    stroke memberikan kepastian tetapi hasilnya sedang-sedang saja. Batas

    pemberian aspirin setiap hari 30-1300 mg. Efek samping utama aspirin

    adalah rasa tidak enak diperut, perdarahan saluran cerna pada 1-5%.

    Pengobatan gabungan dengan platelet lain yang dapat meningkatkan

    manfaat dari kerja aspirin.

    2.Tiklopidin menghambat jalur ADP membran trombosit secarareversible, mengurangi kadar fibrinogen dan menaikkan defomabilitas

    eritrosit. Dosis dianjurkan 250 mg tiap 12 jam. Tiklopidin mempunyai

    lebih banyak efek samping dibanding aspirin termasuk diare, mual,

    dyspepsia dan rash kulit.

    3.Clopidrogel obat baru dengan mekanisme sama dengan tiklopidin tetapiefek samping lebih ringan dan lebih efektif dibandingkan aspirin untuk

    stroke akut.

    b. Antikoagulan : menghambat generasi thrombin dan pembentukan fibrin.Penderita stroke iskhemik disebabkan oleh emboli dari jantung sering diobati

    dengan heparin intravena diikuti oleh warfarin. Belum ada fakta yang didapat

    dari penelitian klinis yang mensahkan pengobatan ini untuk stroke akut,

    walaupun secara teori sangat menarik. Selain itu, karena bahaya resiko

  • 7/27/2019 Dina Dina

    41/47

    41

    perdarahan pada daerah iskhemik, belum ada consensus yang menuliskan kapan

    waktu terbaik untuk memulai pemberian pengobatan antikoagulansia.

    OBAT TROMBOLITIK.

    a. Trombolisis intravena.Recombinant tissue plasminogen activator (r-tPA), streptokinase,

    urokinase, ankrod (enzim bisa ular), SVTA-3 (snake venom-antitrombotic

    enzyme-3). Satu-satunya obat trombolitik yang diakui oleh FDA untuk stroke

    iskemik akut adalah r-tPA. Obat ini harus diberikan dalam 3 jam setelah gejala

    stroke dengan dosis 0,9 mg/KgBB, maksimal 90 mg, dengan 10% dari dosis

    diberikan sebagai bolus dan sisanya lewat infus selama 60 menit. Pemberian r-

    tPA harus memenuhi kriteria indikasi dan kontraindikasi.

    b. Trombolitik intra-arterial.Pro-urokinase intra-arterial (pro ACT II 1999), gabungan r-tPA intravena

    dan intra-arterial, gabungan neuroprotektan dengan r-tPA serta gabungan

    penghambat IIb IIIa dengan r-tPA muncul sebagai alternatif pengobatan tetapi

    dikatakan masih memerlukan penyelidikan lebih lanjut untuk mendapatkan

    pengakuan dari FDA Amerika Serikat.

    OBAT-OBAT NEUROPROTEKTIF

    a. Obat-obat mencegah iskemia dini.L-glutamate, suatu neurotransmitter perangsang alami bekerja sebagai

    neurotoksin endogen. Kadar tinggi asam-amino perangsang (EAA)

    mengakibatkan rangsangan sinaptik berlebihan, dengan akibat perangsangan

    berlebihan dan kematian sel. Atas dasar ini dicari obat-obatan pencegah

    rangsangan EAA (EAA antagonis). NMDA serta glutamate bloker lain

    diharapkan dapat mengatasi toksisitas karena glutamate dan CA. Stabilisator

    membran, citicholine bekerja memperbaiki membran sel dengan cara

    menambah sintesis fosfatidilkolin dan mengurangi kadar asam lemak bebas.

    Menaikkan sintesis asetilkolin, suatu neurotransmitter untuk fungsi kognitif.

    Therapeutik window 2-14 hari. Piracetam, cara kerjanya tidak diketahui

    secara pasti. Diperkirakan mengikat pada membran sel, memperbaiki

  • 7/27/2019 Dina Dina

    42/47

    42

    integritas sel, memperbaiki fluiditas membran dan menormalkan fungsi

    membran. Bermanfaat bila diberikan dalam 7 jam setelah serangan stroke.

    Pentoksifilin bekerja dengan menurunkan viskositas darah, menambah

    deformabilitas butir sel darah merah, menurunkan kadar fibrinogen,

    menghambat agregasi trombosit dan menaikkan darah ke otak.

    b. Obat-obat mencegah reperfusi.Antibody-antiadesi.

    Enlimobab, antibody monoclonal dapat memblokade molekul adesi

    interseluler (intercellular antibody adhesion molecule, ICAM) pada endotel

    untuk mencegah adhesi dari sel darah putih pada dinding pembuluh darah.

    Antibody antitrombosit, antibody ini menghambat agregasi trombosit,

    mencegah kerusakan iskhemik tambahan waktu reperfusi dan memacu

    pekerjaan trombolitik.

    OPERASI

    Pertimbangkan konsultasi bedah saraf bila perdarahan serebelum diameter

    lebih dari 3 cm atau volum lebih dari 50 ml untuk dekompresi atau

    pemasangan pintasan ventrikulo-peritoneal bila ada hidrosefalus obstruktif

    akut atau kliping aneurisma.

    FISIOTERAPI& REHABILITASI MEDIK19

    Penatalaksanaan rehabilitasi medik pada pasien stroke meliputi: observasi

    kesadaran, tanda vital, kognitif, dan komunikasi.

    Tujuan rehabilitasi

    Secara teori, tujuan rehabilitasi tidak terlepas dari pengertian sehat, yaitu

    keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohani (mental), dan sosial, dan

    bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Selain

    itu program rehabilitasi bertujuan untuk memaksimalkan ability fungsional

    pasien yang meliputi:

    Self-care skills Bowel and blader function

  • 7/27/2019 Dina Dina

    43/47

    43

    Nutritional intake and swallowing

    Mobility and locomotion Speech and language Cognitive function and leisure skills

    Prinsip-prinsip rehabilitasi

    Rehabilitasi dimulai sedini mungkin Tak ada seorang penderita pun yang boleh berbaring satu hari lebih lama

    dari waktu yang diperlukan Rehabilitasi merupakan terapi secara multidisipliner terhadap seorang

    penderita, dan rehabilitasi merupakan terapi terhadap seorang penderita

    seutuhnya

    Salah satu faktor penting dari rehabilitasi adalah adanya kontinuitasperawatan

    Perhatian rehabilitasi tidak dikaitkan dengan sebab kerusakan jaringanotak, melainkan lebih dikaitkan dengan sisa kemampuan fungsi

    neuromuskular yang masih ada.

    Program rehabilitasi harus bersifat individual, dan tidak ada atau tidakdapat diberlakukan suatu standard hemiplegia regimen.

    Dalam pelaksaan rehabilitasi termasuk pula upaya untuk menanggulangiterjadinya serangan ulang

    9. Komplikasi 9,13Komplikasi Dini (0-48 jam pertama)

    1). Edema serebri: defisit neurologis cenderung memberat, dapat

    mengakibatkan peningkatan tekanan intrakranial, herniasi, dan akhirnya

    menimbulkan kematian.

    2). Infark miokard: penyebab kematian mendadak pada stroke stadium awal.

  • 7/27/2019 Dina Dina

    44/47

    44

    Komplikasi Jangka pendek (1-14 hari pertama)

    1). Pneumonia: Akibat immobilisasi lama

    2). Infark miokard

    3). Emboli paru: Cenderung terjadi 7 -14 hari pasca stroke, seringkali pada

    saat penderita mulai mobilisasi.

    4). Stroke rekuren: Dapat terjadi pada setiap saat.

    Komplikasi Jangka panjang

    Stroke rekuren, infark miokard, gangguan vaskular lain: penyakit vaskular

    perifer.komplikasi yang terjadi pada pasien stroke yaitu: 18

    - Hipoksia serebral diminimalkan dengan memberi oksigenasi- Penurunan darah serebral- Embolisme serebral.

    10. Preventif dan Promotif19Adapun, untuk menghindari stroke seseorang bisa melakukan tindakan

    pencegahan termasuk membiasakan diri menjalani gaya hidup sehat. Berikut

    ada langkah yang dapat Anda lakukan guna menghindarkan diri dari serangan

    stroke.

    1. Hindari dan hentikan kebiasaan merokok.

    Kebiasaan ini dapat menyebabkan atherosclerosis (pengerasan dinding

    pembuluh darah) dan membuat darah Anda menjadi mudah menggumpal.

    2. Periksakan tensi darah secara rutin.Tekanan darah yang tinggi bisa membuat pembuluh darah Anda

    mengalami tekanan ekstra. Walaupun tidak menunjukkan gejala, ceklah

    tensi darah secara teratur.

    3. Atasi dan kendalikan stres dan depresi.Stres dan depresi dapat menggangu bahkan menimbulkan korban fisik.

    Jika tidak teratasi, dua hal ini pun dapat menimbulkan problem jangka

    panjang.

    4. Makanlah dengan sehat.

  • 7/27/2019 Dina Dina

    45/47

    45

    Anda mungkin sudah mendengarnya ribuan kali, namun penting artinya

    bila Anda disiplin memakan sedikitnya lima porsi buah dan sayuran setiap

    hari. Hindari makan daging merah terlalu banyak karena lemak jenuhnya

    bisa membuat pembuluh darah mengeras. Konsumsi makanan berserat

    dapat mengendalikan lemak dalam darah.

    5. Kurangi garam.Karena garam akan mengikatkan tekanan darah.

    6. Pantau berat badan Anda.Memiliki badan gemuk atau obes akan meningkatkan risiko Anda

    mengalami tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan diabetes, dan

    semuanya dapat memicu terjadinya stroke.

    7. Berolahraga dan aktif.Melakukan aktivitas fisik secara teratur membantu Anda menurunkan tensi

    darah dan menciptakan keseimbangan lemak yang sehat dalam darah.

    8. Kurangi alkohol.Meminum alkohol dapat menaikkan tensi darah, oleh karena itu

    menguranginya berarti menghindarkan Anda dari tekanan darah tinggi.

    http://id.88db.com/Health-Medical/Health-Care/ad-274920/http://id.88db.com/Health-Medical/Health-Care/ad-274920/
  • 7/27/2019 Dina Dina

    46/47

    46

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Israr, Y. 2008. Stroke. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas KedokteranUniversitas Riau. Rumah Sakit Umum Arifin Achmas Pekanbaru.

    2. WHO. Manual version. 19863. Adam H.P., Zoppo G.J.D. & Kummer R.V. 2002. Management of stroke :A practical guide for the prevention, evaluation, and treatment of acute

    stroke, Professional Communications, NC, A Medical Publishing

    Company.

    4. Chusid, JG 1993; Neuroanatomi Korelatif Dan Neurologi Fungsional,cetakan ke empat, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

    5. Feigin, V, 2006; Stroke , Bhuana Ilmu Populer Jakarta.6. Snell, RS. 2006. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6 :

    alih bahasa Lilianan Sugiharto. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.Indonesia.

    7. Goetz Christopher G. Cerebrovascular Diseases. In : Goetz: Textbook ofClinical Neurology, 3rd ed. Philadelphia : Saunders. 2007.

    8. Japardi, I. 2002. Pathogenesis Stroke Infark Kardioemboli. FakultasKedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan

    9. Sudoyo, Aru W dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu penyakit dalam, Edisi 4, BalaiPenerbitan FKUI, Jakarta.

    10.Setyopranoto, I. 2011. Stroke : Gejala dan Penatalaksanaan. Karya TulisIlmiah. SMF Ilmu Penyakit Saraf RSUP Dr Sardjito. Fakultas Kedokteran

    Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Indonesia.

    11.Hartono, Simptomatologi dalam Neuro-oftamologi, Pustaka CendikiaPress, Yogyakarta, 2009

    12.Yusril. 2009. Diagnosis Topik Neurologi. Telaah Ilmiah. BagianNeurologi Rumah Sakit Umum Muhammad Hoesin Palembang.

  • 7/27/2019 Dina Dina

    47/47

    13.Hidayat, I. 2011. Stroke Hemoragik. Laporan Kasus. Bagian IlmuPenyakit Saraf. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan.

    14.Widjaja D. 2000. Stroke- Masa Kini dan Masa Yang Akan Datang.http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/13Stroke102.pdf/13Stroke102.

    diakses 10 Maret 2013.

    15.Fieschi C., Falcou A., Sacchetti M.L., and Toni D. 1998. Pathogenesis,Diagnosis and Epidemiology of Stroke. CNS Drugs ; 9 Suppl.1 : 1-9.

    16.Nuartha A.A.B.N. 1994. Beberapa aspek diagnostik dan penatalaksanaanstroke akut; Lab neurologi FK. Universitas Udayana, Denpasar.

    17.Widianingrum, T. 2009. Identifikasi Drug Related Problems (Drps)Potensial Kategori Ketidaktepatan Dosis Pada Pasien Hipertensi Geriatri

    Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta.

    Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

    Surakarta.

    18.Hacke W. 2003. Ischemic Stroke Prophilaxis and Treatment. EuropeanStroke Initiative Recommendations.

    19.Hernawati, Y.I. 2009. Penatalaksanaan Terapi Latihan Pada PasienPaska Stroke Hemorage Dextra Recovery. Karya Tulis Ilmiah. Program

    Studi Diploma III Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

    Surakarta.

    http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/13Stroke102.pdf/13Stroke102.%20diakses%2010%20Maret%202013http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/13Stroke102.pdf/13Stroke102.%20diakses%2010%20Maret%202013http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/13Stroke102.pdf/13Stroke102.%20diakses%2010%20Maret%202013http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/13Stroke102.pdf/13Stroke102.%20diakses%2010%20Maret%202013http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/13Stroke102.pdf/13Stroke102.%20diakses%2010%20Maret%202013