1 AKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA PURWOKERTO JL. D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO LEMBAR PENGESAHAN DIKTAT KULIAH MATA KULIAH : Sistem Komunikasi Satelit Diketahui dan disahkan pada tanggal 31 Agustus 2006 Oleh Direktur AKATEL Ketua Program Studi Sandhy Putra Purwokerto D-III Teknik Telekomunikasi Rachmat Effendi, BSc. Wahyu Pamungkas, ST.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
AKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA PURWOKERTO
JL. D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
LEMBAR PENGESAHAN
DIKTAT KULIAH MATA KULIAH :
Sistem Komunikasi Satelit
Diketahui dan disahkan pada tanggal 31 Agustus 2006 Oleh
Direktur AKATEL Ketua Program Studi Sandhy Putra Purwokerto D-III Teknik Telekomunikasi
− Penghitungan Side Lobe ...............................................................
34
34
36
41
43
45
47
48
50
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 51
3
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat
menyelesaikan Diktat Kuliah Sistem Komunikasi Satelit ini.
Isi dari Diktat Kuliah Sistem Komunikasi Satelit ini sebagian dari
materi yang seharusnya ada dalam Kurikulum D3 Teknik Telekomunikasi
Akatel SP, diantaranya adalah Pengenalan Siskomsat, Orbit Satelit,
Parameter yang sering digunakan, Ground Segment dan Space Segment
, Manajemen Transponder serta perhitungan tentang ASI ( Adjacent
Satellite Interference ). Penyusunan Diktat ini dimaksudkan untuk
mempermudah mahasiswa dalam mempelajari materi Siskomsat dan
mempermudah Dosen dalam menyampaikan materi dalam perkuliahan.
Meskipun isi dari Diktat kuliah ini belum mencakup semua materi namun
diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan nilai dengan mempelajari isi
dari diktat kuliah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa buku ini masih jauh dari
yang diharapkan. Oleh karena itu, tanggapan dan kritik yang sehat dan
membangun dari para pembaca demi perbaikan Diktat ini sangat penulis
harapkan.
Penulis,
Wahyu Pamungkas, ST
4
BAB I
PENGANTAR SISKOMSAT
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang konsep penggunaan satelit, sejarah
penggunaan satelit, serta pengenalan parameter.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS :
1. Memahami pengertian satelit
2. Memahami konsep tentang pergerakan satelit, penempatan satelit di orbit.
3. Menghitung ketinggian satelit GEO
4. Memahami blok diagram sistem komunikasi satelit
a Dasar Komsat
• Pengertian Satelit
Satelit pada awalnya merupakan sebuah ungkapan yang mewakili semua
obyek yang mengitari bumi. Planet bumi yang kita tempati sekarang ini
mempunyai obyek-obyek yang mengitari dirinya. Diantara obyek-obyek tersebut
adalah bulan, meteor dan benda angkasa lainya. Masing-masing planet
mempunyai jumlah satelit (bulan) yang berbeda-beda, contoh : bumi hanya satu,
venus minimal ada 4, merkurius ada 8 dll. Planet bumi itu sendiri merupakan
satelit bagi benda angkasa yang lebih besar, matahari contohnya, karena bumi
mengelilingi matarahari. Ingat bahwa selain berputar pada porosnya ( rotasi yang
memakan waktu 24 jam) bumi juga berevolusi yang memakan waktu 365 ¼ hari.
Gambar di bawah ini akan memperjelas uraian di atas:
Gambar Konfigurasi Bumi, Satelit dan Matahari
5
Keterangan:
• Lingkaran kuning : Matahari
• Lingkaran hijau : Planet Bumi sebagai satelit matahari
• Lingkaran abu2 : Bulan sebagai satelit bumi
• Hubungan Satelit dengan Sistem Komunikasi
Sistem Telekomunikasi yang berkembang pasca PD II masih menggunakan
sistem komunikasi hamburan troposfier sebagai media transmisi untuk
menghubungkan dua daerah yang terpisah cukup jauh. Perkembangan
selanjutnya ditemukan teknologi gelombang mikro yang memungkinkan transmisi
dilakukan secara terestrial (tidak melalui atmosfer ). Selanjutnya serat optis
menjadi teknologi yang diharapkan dapat menjawab solusi untuk menyatukan
dunia dalam satu sistem Telekomunikasi. Pertanyaan yang mendasar adalah :
Efektifkah kedua sistem transmisi di atas untuk menyatukan seluruh dunia dalam
sebuah sistem telekomunikasi ? THINK GLOBALLY
Gagasan tentang komunikasi satelit pertama kali dicetuskan Arthur C Clark,
seorang penulis fiksi ilmiah dari Inggris, yang terkenal dalam tulisannya yang
berjudul “EXTRA TERRESTRIAL RELAY” pada tahun 1945. Dia berpendapat
bahwa dengan menempatkan satelit pada orbit equator dengan ketinggian
sedemikian rupa sehingga satelit mempunyai waktu periodik 24 jam, maka posisi
satelit akan selalu tetap terhadap setiap titik di permukaan bumi, sehingga satelit
demikian disebut Satelit Sinkron atau disebut pula “GEOSTATIONARY
SATTELITE”.
Lebih jauh dikembangkan dalam khayalan Arthur C Clarke bahwa satelit
tersebut dapat dipergunakan sebagai repeater (pengulang) untuk keperluan
komunikasi, yaitu dengan menggunakan tiga buah satelit dengan orbit seperti
diatas tetapi terpisah 120 derajat maka komunikasi antara dua tempat dari
hampir seluruh dunia dapat dilakukan, hanya sebagian kecil dari bumi yaitu
daerah kutub utara dan selatan yang tidak tercakup oleh sistem demikian.
6
Gambar Ilustrasi Khayalan Arthur C Clarke
MILESTONE SATELIT SYSTEM
• 1945 Arthur C. Clarke Article: "Extra-Terrestrial Relays" • 1955 John R. Pierce Article: "Orbital Radio Relays" • 1956 First Trans-Atlantic Telephone Cable: TAT-1 • 1957 Sputnik: Russia launches the first earth satellite. • 1960 1st Successful DELTA Launch Vehicle • 1960 AT&T applies to FCC for experimental satellite communications
license • 1961 Formal start of TELSTAR, RELAY, and SYNCOM Programs • 1962 TELSTAR and RELAY launched • 1962 Communications Satellite Act (U.S.) • 1963 SYNCOM launched • 1964 INTELSAT formed • 1965 COMSAT's EARLY BIRD: 1st commercial communications satellite • 1969 INTELSAT-III series provides global coverage • 1972 ANIK: 1st Domestic Communications Satellite (Canada) • 1974 WESTAR: 1st U.S. Domestic Communications Satellite • 1975 INTELSAT-IVA: 1st use of dual-polarization • 1975 RCA SATCOM: 1st operational body-stabilized comm. satellite • 1976 MARISAT: 1st mobile communications satellite • 1976 PALAPA: 3rd country (Indonesia) to launch domestic comm. satellite • 1979 INMARSAT formed. • 1988 TAT-8: 1st Fiber-Optic Trans-Atlantic telephone cable
7
Tabel Satelit TELKOM yang sudah dan akan diluncurkan
• Bagaimana Menentukan Ketinggian Satelit
Pada khayalan Arthur C Clarke bahwa sebuah satelit yang mengorbit pada
ketinggian tertentu yang mempunyai periode sama dengan periode bumi
berputar akan sangat efektif dalam sistem komunikasi karena antena tidak perlu
untuk mengikuti pergerakan satelit ( lihat ilustrasi video). Untuk bisa menentukan
ketinggian orbit satelit yang dipakai maka diperoleh perhitungan sebagai berikut.
Ketinggian yang diperlukan untuk orbit geostasioner dapat diturunkan dari
dinamika gerak untuk suatu orbit lingkaran pada ketinggian h diatas tanah. Jika
kelilingnya adalah 2� (a+h), di mana a = 6371 km adalah jari-jari bumi
pergerakan dalam sebuah lingkaran. Berarti bahwa kecepatan kelilingnya V
adalah konstant, karena itu waktu satu orbit adalah ;
2 � (a+h)
T =
V
Dari mekanika gaya sentripental pada sebuah satelit dengan massa M adalah :
8
MV2
Fs =
a + h
MV2
Mg’ =
a + h
Dimana g’ adalah percepatan gravitasi pada ketinggian satelit dan akhirnya
dihubungkan dengan percepaan gravitasi g = 9,8 m/s pada permukaan bumi oleh
persamaan;
a2
g’ =g …………………………………………………………(1.1)
a + h
Dengan Mensubsitasi persamaan (1.1) ke dalam persamaan (1.2) diperoleh
a 2 MV2
Mg = ………………………………………….(1.2)
a + h a+h
Karena itu diperoleh
g
V = a ………………………………………………………(1.3)
a + h
Dengan memasukkan persamaan (1.3) kedalam persamaan (1.1) dan
menyelesaikan untuk h adalah :
h = ( 5075 T 2/3 – 6371 ) km ……………………………………………..(1.4)
Di mana T adalah waktu dalam jam, dengan kenaikan nilai T = 24 jam diperoleh
h = 38,855 km. Dan nilai h ini sebagai ketinggian dari orbit geostasioner.
9
� Parameter Umum Sistem Komunikasi Satelit
Dalam menjalankan sistem komunikasi dalam sebuah komunikasi satelit ada
dua elemen dasar yang ikut berperan di dalamnya mereka adalah Stasion Bumi (
Ground Segment ) dan Satelit ( Space Segment ). Stasion Bumi akan
mengirimkan sinyal informasi ke arah satelit dengan menggunakan frekuensi
yang dinamakan Frekuensi Up Link dan sebaliknya satelit sebagai repeater
tunggal di luar angkasa akan meneruskan sinyal informasi ke arah tujuan dengan
menggunakan Frekuensi Down Link. Masing-masing besaran frekuensi up link
dan down link tersebut mengikuti aturan yang distandarisasi oleh ITU-T dengan
mengkategorikan besarnya frekuensi sesuai dengan Band nya seperti di bawah
ini:
TABLE 1
BAND UPLINK (GHz) DOWNLINK (GHz) Bandwidth (MHz) C 5.9 - 6.4 3.7 - 4.2 500 X 7.9 - 8.4 7.25 - 7.75 500 Ku 14 - 14.5 11.7 - 12.2 500 Ka 27 - 30 17 - 20 Not fixed 30 - 31 20 - 21 Not Fixed
Tabel di atas memperlihatkan susunan Band frekuensi untuk up link dan
down link dari komunikasi satelit yang berlaku secara seragam di seluruh dunia.
Sama seperti aplikasi di komunikasi gelombang mikro maka pertimbangan
pemilihan band frekuensi didasarkan atas tingkat kebutuhan aplikasi satelit
tersebut. Jika sistem komunikasi satelit yang dibangun membutuhkan bandwidth
yang lebar maka lebih baik untuk memilih Band frekuensi yang besar seperti Ku
atau Ka. Sedangkan untuk efisiensi daya maka dipilih band width yang kecil.
Faktor lain yang harus diperhatikan dalam pemilihan band frekuensi adalah
bahwa semakin tinggi frekuensinya maka redaman yang diakibatkan oleh air
hujan akan semakin tinggi. Bagaimana aplikasinya di Indonesia?
Satelit yang ditempatkan di atas ruang angkasa akan menjangkau wilayah
yang luas di daratan bumi. Semakin besar daya yang dipunyai oleh satelit
10
tersebut maka luas wilayah yang dapat dijangkau akan semakin lebar.
Jangkauan wilayah satelit tersebut sering dikenal dengan istilah foot print.
Gambar: Foot Print sebuah satelit
Gambar : Foot Print Satelit Telkom 2
11
12
Contoh Soal:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sistem komunikasi satelit
2. Jelaskan latar belakang penggunaan SISKOMSAT
3. Sebutkan keuntungan dan kerugian penggunaan SISKOMSAT
13
Jawaban Soal:
1. Sistem komunikasi satelit adalah sistem komunikasi yang menggunakkan
satelit sebagai repeater
2. Latar belakang penggunaan SISKOMSAT
� Jarak hubungan antara stasiun cukup jauh (tidak terjangkau oleh sistem
transmisi lainnya)
� Medan geografis cukup sulit (tidak memungkinkan untuk dibangun
sistem,transmisi lain)
� Untuk keperluan back up
� Untuk keperluan HANKAM
� Efesiensi penggunaan band frekuensi
� Dll.
3. Keuntungan Dan Kerugian Komunikasi satelit.
Keuntungan dari satelit komunikasi diantaranya adalah:
� Satelit dengan GSO dapat mencakup daerah yang sangat luas untuk
cakupan seluruh dunia hanya 3 buah satelit.
� Propagasi gelombang radionya yang terpanjang justru di luar daerah
atmosfir, sehingga gangguan atmosfir seperti hujan, awan, salju, dan lain-
lain relatif lebih kecil.
� Biaya untuk bangun sarana telekomunikasi untuk menghubungkan antara
dua tempat tidak tergantung jarak (untuk tempat-tempat yang terletak
dalam cakupan satelit), mudah dibangun . Tanpa terhalang oleh biaya
akibat sulitnya kondisi geografi.
� Memungkinkan dibangun hubungan multiple acces dan broadcast.
Sehingga memudahkan pengumpulan dan penyebaran informasi ke lokasi
yang terpencar.
� Setelah satelit tersedia, pembangunan stasiun bumi dengan mudah dan
cepat dapat dilaksanakan dimanapun di dalam daerah cakupan
satelit.VSAT (Very Small Apperture terminal)memungkinkan dipasang
langsung di rumah pelanggan tanpa perlu jaringan lokal.
14
� Satelit dengan mudah melayani telekomunikasi tetap dan telekomunikasi
bergerak seperti pesaswat telepon, kapal laut, dan kendaraan bergerak
lainnya.
4. Adapun kerugiannya adalah:
� Biaya permulaan sangat tinggi
� Untuk luas angkasa harus tersedia peralatan-peralatan:
a. Satelit
b. launcher (kendaran peluncur)
c. Asuransi peluncuran.
d. Stasiun pengendali, baik untuk peluncuran maupun saat
beroperasi.
� Untuk luas bumi :
a. Stasiun bumi
b. Hubungan ekor
� Jarak satelit GSO cukup jauh, hal ini mengakibatkan delay time yang
cukup lama (600 ms) yang memungkinkan dapat menimbulkan masalah
dalam signaalling dan komunikasi data.
� Jika terjadi gangguan pada satelit dapat melumpuhkan seluruh system.
15
BAB II
ORBIT SATELIT
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang penempatan satelit dalam orbit,
jenis orbit satelit, jenis satelit berdasarkan layananya dan tentang
pengendalian satelit.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS :
1. Memahami jenis orbit satelit beserta karakteristiknya
2. Memahami konsep tentang pergerakan satelit, penempatan satelit di orbit.
3. Mengetahui karakteristik satelit berdasarkan jenis layananya
4. Memahami sistem pengendalian satelit
� JENIS ORBIT SATELIT
Jenis-jenis tempat beredarnya satelit mengelilingi permukaan bumi dinamkan
dengan Orbit. Orbit sebuah Satelit dapat dibedakan menjadi 3 macam jenis yaitu:
a. Orbit Stasioner
Merupakan sebuah orbit yang menempatkan satelit untuk terus tetap berada
pada posisinya mengacu pada sebuah titik atau lokasi. Satelit yang
ditempatkan pada orbit stasioner kebanyakan bergerak dari arah timur ke
barat mengikuti pergerakan rotasi bumi. Pada orbit stasioner ini dibedakan
berdasarkan ketinggianya menjadi:
- Low Earth Orbit ( LEO )
Satelit jenis LEO merupakan satelit yang mempunyai ketinggian 320 – 800
km di atas permukaan bumi. Karena orbit mereka yang sangat dekat dengan
bumi, satelit LEO harus mempunyai kecepatan yang sangat tinggi supaya
tidak terlempar ke atmosfer. Kecepatan edar satelit LEO mencapai 27.359
Km/h untuk mengitari bumi dalam waktu 90 menit. Aplikasi dari satelit jenis
LEO ini biasanya dipakai pada sistem Remote Sensing dan Peramalan
Cuaca karena jarak mereka dengan permukaan bumi yang tidak terlalu jauh.
Pada masa sekarang satelit LEO yang mengorbit digunakan untuk aplikasi
16
komunikasi selular. Karena jarak yang tidak terlalu jauh dan biaya yang
murah, satelit LEO sangat banyak diluncurkan untuk berbagai macam
aplikasi. Akibatnya bahwa jumlah satelit LEO sudah sangat padat, tercatat
sekarang ada 8000 lebih satelit yang mengitari bumi pada orbit LEO seperti
pada gambar di bawah ini:
Gambar Jumlah Satelit LEO yang beredar di orbit
Gambar Orbit Satelit LEO
17
Berikut adalah keuntungan dan kerugian satelit LEO:
- MEO (Medium Earth Orbit)
Satelit pada orbit ini merupakan satelit yang mempunyai ketinggian di atas
10000 km dengan aplikasi dan jenis yang sama seperti orbit LEO. Namun karena
jarak yang sudah cukup jauh jumlah satelit pada orbit MEO tidaklah sebanyak
satelit pada orbit LEO. Satelit jenis MEO ini mempunyai delay sebesar 60 – 80
ms dengan keuntungan dan kerugian sebagai berikut:
18
- GEO ( Geostationery Earth Orbit)
Satelit GEO merupakan sebuah satelit yang ditempatkan dalam orbit yang
posisinya tetap dengan posisi suatu titik di bumi. Karena mempunyai posisi yang
tetap maka waktu edarnyapun sama dengan waktu rotasi bumi. Posisi orbit
satelit GEO sejajar dengan garis khatulistiwa atau mempunyai titik lintang nol
derajat.
Gambar Orbit Satelit GEO
Satelit GEO mempunyai jarak sebesar 35786 Km dari permukaan bumi.
Pada satelit dengan orbit GEO inilah yang akan banyak dibahas dan dijadikan
sebagai contoh perhitungan soal. Keuntungan satelit orbit GEO ini salah satunya
adalah dalam mentracking antena pengendalian dari suatu stasion bumi tidak
perlu mengikuti pergerakan satelit karena satelit tersebut sama periodenya
dengan rotasi bumi. Bandingkan dengan tracking antena pada satelit LEO yang
harus mengikuti pergerakan satelitnya yang tidak sama dengan periode bumi
berputar. Kerugian dari satelit orbit GEO adalah karena jarak yang sangat jauh
dari permukaan bumi maka daya pancar sinyal haruslah tinggi dan sering terjadi
delay yang cukup signifikan. Cakupan satelit GEO pun sebenarnya tidak
mencakup semua posisi di permukaan bumi. Lokasi yang berada di kutub utara
dan selatan tidak dapat terjangkau dengan menggunakan satelit GEO karena
foot printnya yang terbatas seperti gambar di bawah ini.
19
Gambar satelit GEO yang tidak bisa mencakup seluruh permukaan bumi
Selengkapnya keuntungan dan kerugian satelit GEO adalah sebagai berikut:
Untuk menunjukan posisi satelit pada orbitnya seringkali digunakan istilah
yang menggantikan bujur dan lintang. Istilah bujur akan diganti dengan
Longitude dan istilah Lintang akan diganti dengan Latitude. Penjelasan dari
longitude dan latitude ada di gambar di bawah ini:
20
Gambar Latitude dan Longitude Bumi
Gambar Posisi Satelit di Orbit GEO
Orbit Polar
Satelit yang mengorbit pada orbit polar merupakan satelit yang mempunyai
inklinasi (penyimpangan) sebesar 90° dari orbit geostationer. Atau boleh
dikatakan bahwa satelit ini mengitari bumi dari arah selatan ke utara. Karena
arah perputaranya yang tidak sinkron dengan arah rotasi bumi maka satelit jenis
polar ini jarang digunakan.
21
Gambar Orbit Sateli Jenis Polar
b Orbit Eliptical
Satelit dengan orbit elips merupakan satelit yang mengorbit dengan bentuk
orbit yang elips terhadap bumi. Dengan bentuk orbit yang ellips tersebut maka
menghasilkan suatu jarak yang tidak sama (sinkron) pada setiap posisi dengan
permukaan bumi. Bentuk orbit eliptical pada sebuah satelit dapat ditunjukan pada
gambar di bawah ini:
Gambar Orbit Eliptical
Pada satelit dengan orbit eliptical maka akan terjadi satu posisi terjauh dari
permukaan bumi dan satu posisi terdekat dari permukaan bumi. Posisi terjauh
dari permukaan bumi dinamakan dengan posisi apogee. Posisi terdekat dengan
permukaan bumi dinamakan dengan posisi perigee.
22
Gambar gabungan orbit satelit
� JENIS SATELIT BERDASARKAN LAYANANYA
Dari beberapa satelit yang sudah disebutkan di atas merupakan satelit2 yang
mengorbit pada ketinggian tertentu dan dengan jenis orbit yang berbeda.
Masing-masing satelit tersebut juga didesain untuk aplikasi tertentu seperti
tercantum di bawah ini:
− Fixed Services Satellite
Merupakan satelit yang dedesain untuk melayani panggilan telepon, transmisi
data ( internet) atapun untuk TV Broadcasting. Satelit model ini mempunyai daya
pancar yang rendah sekitar 10 – 20 watts per transmit carrier sehingga
diperlukan antena penerima yang mempunyai diameter cukup besar untuk dapat
menangkap frekuensi downlinknya.
− Direct Broadcast Satelit
Merupakan satelit yang didesain secara khusus untuk melayani aplikasi
Broadcasting TV dan Radio sehingga memerlukan daya yang sangat besar.
23
Daya pada satelit DBS ini berkisar sampai dengan 10 kali lipat daya pada satelit
FSS. Dengan daya yang besar maka user yang ada di Ground Segment dapat
menggunakan antena dengan diameter yang kecil untuk menangkap siaranya.
− Mobile Satelit Services
Merupakan satelit yang khusus diaplikasikan untuk keperluan telepon
nirkabel. Konsepnya sama dengan telepon selular hanya daerah cakupanya
tidak terbatas pada sel yang bersangkutan saja tapi seluas foot print satelit yang
bersangkutan. Satelit ini menggunakan konfigurasi frekuensi up link dan down
link seperti di bawah ini:
− Medium Power Satellite
Merupakan satelit yang mempunyai daya sekitar 50 watt. Karena dayanya
berada diantara FSS dan DBS maka penggunaan satelit ini dikhususkan untuk
aplikasi umum dan juga untuk militer. Konfigurasinya ada di gambar di bawah
ini:
24
Gambar: Konfigurasi umum satelit untuk broadcasting
� PERGERAKAN SATELIT
Satelit yang mengitari bumi pada orbitnya akan dikendalikan oleh Master
Control Station di Stasion Bumi. Pengenalian satelit yang berada puluhan ribu
kilometer dari bumi menggunakan sistem otomatis yang didasarkan atas dua
sistem pengendalian sebagai berikut:
− Spin Stablilized Satellite
Merupakan metode pengendalian satelite dengan cara menggerakan body
satelit secara berputar untuk menuju ke suatu posisi tertentu yang diinginkan.
Satelit yang secara teori akan diam pada posisinya di orbit pada kenyataanya
akan bergeser dari orbit yang sebenarnya. Dengan metode Spin Stabillized
Satellite ini dibagi atas empat kontrol dasar yaitu:
� Spin Axis Atitude Control System
Merupakan bagian yang akan mengontrol pergerakan satelit dari arah atas
dan bawah atau dengan kata lain tinggi satelit dari permukaan bumi dikendalikan
melalui bagian ini.
� Orbit Control System
25
Merupakan bagian yang akan mengontrol pergerakan satelit dari arah barat
dan timur (east – west station keeping) dan simpangan utara- selatan (north –
west station keeping)
� Spin Rate Control System
Merupakan bagian yang akan mengontrol kecepatan putar satelit dalam
bergerak kembali ke posisi yang diinginkan.
� Active Nutation Control
Merupakan bagian yang mendeteksi posisi satelit pada bujur dan lintang yang
diinginkan. Satelit akan mengirimkan sinyal yang mendakan posisi dirinya
setiap beberapa detik sekali lewat active nutation control.
− Three Axis Body Stabilized
Merupakan pengontrolan posisi satelit berdasarkan sumbu koordinat X, Y dan
Z. Dari ketiga sumbu koordinat tersebut akan dipetakan menjadi posisi pitch, roll
dan yaw. Lebih jelasnya adalah sesuai dengan gambar di bawah ini:
roll
yaw pitch
Dalam mengendalikan sebuah satelit di ruang angkasa terkadang timbul
beberapa kejadian yang disebabkan oleh konfigurasi orbit dengan lingkungan
sekitarnya termasuk matahari dan bulan. Beberapa kejadian yang mengganggu
kinerja sebuah satelit adalah sebagai berikut:
1. Sun Outage
Merupakan sebuah kejadian di mana satelit berada di tengah antara bumi
dan matahari. Dengan posisi ini maka satelit akan menghalangi sinar matahari
26
yang mengarah ke bumi. Atau dengan kata lain bahwa pada posisi sun outage ini
jarak satelit dengan matahari mencapai jarak terdekat. Dengan jarak yang sangat
dekat antara satelit dengan matahari menyebabkan perangkat yang ada di space
segment juga akan mengalami panas yang meningkat drastis, akibatnya akan
mengurangi performa atau kinerja satelit itu sendiri.
Gambar fenomena Sun Outage
2. Gerhana ( Eclipse )
Merupakan sebuah kejadian di mana posisi satelit terhalang oleh posisi bumi
dari sinar matahari. Akibat dari gerhana ini maka catu daya satelit yang
mengandalkan sinar matahari akan terganggu.Satelit akan mendapat catu daya
dari battere selama gerhana berlangsung. Perpindahan catuan dari solar cell ke
battere terkadang menyebabkan gangguan pada satelit.
Gambar fenomena gerhana pada satelit
27
BAB III
GROUND SEGMENT DAN SPACE SEGMENT
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang konfigurasi Ground Segment dan Space
Segment serta dapat mengetahui dasar manajemen transponder.