perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH STORE KONSUMEN DI PUTR BIDANG KEAH PROGR FAKULTAS UN i E IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEM I ASSALAAM HYPERMARKET SURAKAR TAHUN 2012 SKRIPSI Disusun Oleh : RI DYAH AYU VITHALOKA DEWI K7408042 HLIAN KHUSUS PENDIDIKAN TATA NIA RAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI S KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN NIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 MBELIAN RTA AGA N
89
Embed
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH STORE .../Pengaruh... · partially on customer purchasing decisions at Assalaam Hypermarket Surakarta in ... mini market yang lain
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH STORE IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
KONSUMEN DI ASSALAAM HYPERMARKET SURAKARTA
TAHUN 2012
SKRIPSI
Disusun Oleh :
PUTRI DYAH AYU VITHALOKA DEWI
K7408042
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN TATA NIAGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
i
PENGARUH STORE IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
KONSUMEN DI ASSALAAM HYPERMARKET SURAKARTA
TAHUN 2012
SKRIPSI
Disusun Oleh :
PUTRI DYAH AYU VITHALOKA DEWI
K7408042
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN TATA NIAGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
i
PENGARUH STORE IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
KONSUMEN DI ASSALAAM HYPERMARKET SURAKARTA
TAHUN 2012
SKRIPSI
Disusun Oleh :
PUTRI DYAH AYU VITHALOKA DEWI
K7408042
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN TATA NIAGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PENGAJUAN
PENGARUH STORE IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
KONSUMEN DI ASSALAAM HYPERMARKET SURAKARTA
TAHUN 2012
SKRIPSI
Disusun Oleh :
PUTRI DYAH AYU VITHALOKA DEWI
K7408042
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Putri Dyah Ayu Vithaloka Dewi. K7408042. PENGARUH STORE IMAGETERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI ASSALAAMHYPERMARKET SURAKARTA TAHUN 2012. Skripsi. Surakarta: FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari2013.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Ada tidaknyapengaruh store image yang terdiri dari lokasi, produk, harga, pelayanankonsumen, dan fasilitas fisik secara simultan terhadap keputusan pembeliankonsumen pada Assalaam Hypermarket Surakarta tahun 2012. (2) Ada tidaknyapengaruh store image yang terdiri dari lokasi, produk, harga, pelayanankonsumen, dan fasilitas fisik secara parsial terhadap keputusan pembeliankonsumen pada Assalaam Hypermarket Surakarta tahun 2012.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif.Populasi dalam penelitian adalah konsumen yang saat itu melakukan keputusanpembelian konsumen di Assalaam Hypermarket Surakarta tahun 2012. Teknikpengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling dan quotasampling. Sampel pada penelitian ini adalah 100 responden. Teknik pengumpulandata yang digunakan adalah teknik kuesioner dengan skala likert. Teknik analisisdata yang digunakan adalah Regresi Berganda.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Hasil dari ujiF diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000 ≤ 0,05, maka HO ditolak sehinggadapat disimpulkan adanya pengaruh store image yang terdiri dari lokasi, produk,harga, pelayanan konsumen, dan fasilitas fisik secara simultan terhadap keputusanpembelian konsumen di Assalaam Hypermarket Surakarta tahun 2012. (2) Hasildari uji t diperoleh variabel lokasi yang memiliki tingkat signifikansi 0,008,variabel produk memiliki tingkat signifikansi 0,000, variabel harga memilikitingkat signifikansi 0,001, variabel pelayanan konsumen memiliki tingkatsignifikansi 0,010 dan variabel fasilitas fisik memiliki tingkat signifikansi 0,002.Berdasarkan hasil perhitungan uji t tersebut diketahui nilai probabilitas masing-masing variabel (lokasi, produk, harga, pelayanan kosumen, dan fasilitas fisik) ≤0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel lokasi, produk, harga, pelayanankosumen, dan fasilitas fisik berpengaruh secara parsial terhadap keputusanpembelian konsumen di Assalaam Hypermarket Surakarta tahun 2012 .
Kata Kunci: Store Image, Keputusan Pembelian Konsumen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Putri Dyah Ayu Vithaloka Dewi. K7408042. EFFECT OF STORE IMAGE ONCUSTOMER PURCHASE DECISIONS AT ASSALAM HYPERMARKETSURAKARTA IN 2012. Thesis. Surakarta: Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, January 2013.
The purpose of this study are to determine: (1) There is the effect of storeimage that consisting of location, product, price, customer service, and physicalfacilities simultaneously on customer purchasing decisions at AssalaamHypermarket Surakarta in 2012. (2) There is the effect of store image thatconsisting of location, product, price, costomer service, and physical facilitiespartially on customer purchasing decisions at Assalaam Hypermarket Surakarta in2012.
This study used a descriptive quantitative research method. Thepopulation is a customer who was doing the customer purchasing decisions inAssalaam Hypermarket Surakarta in 2012. The sampling technique was usedaccidental sampling and quota sampling. The sample size in this study was 100respondents. The data collection technique was used a questionnaire with likerttechnique. Multiple regression was used as a data analysis technique
Based on these results it can be concluded that: (1) The result obtained byF test probability value of 0.000 ≤ 0.05 then Ho is rejected, so it can be concludedthat the image store variables consisting of location, product, price, customerservice, and physical facilities jointly influence the purchasing decisions ofcustomers in Assalaam Hypermarket Surakarta in 2012. (2) The result obtained byt test location variable that data have a significance level of 0.008, the productsvariable have a significance level of 0.000, the price variable has a significancelevel of 0.001, customer service variable has a significance level of 0.010 andphysical facilities variable has a significance level of 0.002. Based on the result oft test calculation, there are probabilities value of each variable (location, product,price, customer service, and physical facilities) ≤ 0.05, it can be conclude that thelocation, product, price, customer service, and physical facilities variablespartially influence the purchasing decisions of customers in AssalaamHypermarket Surakarta in 2012.
Keywords : Store Image, Customer Purchasing Decision
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
“Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu sedang
menyelesaikan sesuatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh”
(Terjemahan Qur’an Surat Al Insyiroh ayat 6-7)
“Allah mendengar lebih dari yang manusia ucapkan, menjawab lebih dari yang
manusia minta, memberi lebih dari yang manusia bayangkan dengan waktu dan
caraNya sendiri”
(Penulis)
“Image menjadi hal yang penting dalam hidup. Image menjadi ukuran pandangan
seseorang tentang diri atau suatu hal”
(Penulis)
“Dengan store image, konsumen dapat mengetahui perbedaan ritel satu dengan
ritel lainnya dan dapat memilih dengan cermat ritel yang sesuai dengan keinginan
konsumen dalam keputusan pembelian.”
(Penulis)
“Taruh mimpimu 5 cm di depan keningmu agar tetap ingat dan dapat terus di
lihat, mengantung di depan kening mu untuk dapat terus menggapainya”
(Film 5 cm)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya kecil ini untuk:
Allah SWT atas semua pertolongan dan segala nikmat yang diberikan, semoga
karya ini mempunyai nilai ibadah di hadapan-Mu
Ibu dan Bapak tercinta yang selau memberi semangat, berdoa, dan berkorban
tanpa henti untuk anaknya agar hidup lebih baik
Adikku tersayang Ricky Andrian Firmanda yang selalu memberi semangat dan
dukungan tiada henti
Teristimewa kepada sahabatku Oky, Evy, Duta, Deppy, Heru, Bambang, Rohmat
terima kasih atas seluruh bantuan dan dukungan yang kalian berikan
Teman baikku Wiwit, Mita, Rosita, Widi, Atik, Dona, Ratri, Erna, Mas Aan, dan
Mas Budi terima kasih atas seluruh dukungan yang kalian berikan
Ria, Mba Nunung, Mba Anis dan Mba Wiwit) yang selalu memberi semangat
untuk menyelesaikan skripsi ini
Teman-teman PTN 2008
Adik-adik PTN 2009
Dan Almamater kebanggaanku UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT pemilik kehidupan
dan kepada-Nya saya kembali atas segala nikmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. dengan judul: ” PENGARUH STORE
IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI
ASSALAAM HYPERMARKET SURAKARTA TAHUN 2012”. Skripsi ini
disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Tata
Niaga.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak
lepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin
menyusun skripsi.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin menyusun
skripsi.
4. Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin
menyusun skripsi
5. Jonet Ariyanto Nugroho, SE, MM selaku Pembimbing Akademik yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan kuliah selama
ini.
6. Dra. Harini, M.Pd selaku Pembimbing I yang penuh kesabaran memberikan
bimbingan dan pengarahan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
7. Jonet Ariyanto Nugroho, SE, MM selaku pembimbing II yang penuh
kesabaran memberikan bimbingan dan pengarahan, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
8. Haryadi Nurwanto, S.Psi, Psi yang telah memberikan informasi dan ijin
kepada penulis untuk mengadakan penelitian di Assalaam Hypermarket
Surakarta.
9. Seluruh staf dan karyawan Assalaam Hypermarket yang telah memberikan
informasi dan bantuan kepada penulis.
10. Seluruh pelanggan Assalaam Hypermarket yang menjadi responden dalam
penelitian ini yang telah memberi informasi kepada penulis dengan
menjawanb kuesioner yang diberikan.
11. Semua pihak yang telah memberikan semangat, dukungan dan bantuan yang
tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mambantu dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari
Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan bagi penulis. Penulis
berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi
semua pihak.
Surakarta, Januari 2013
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan perdagangan terus mengalami peningkatan, khususnya
pada perdagangan ritel. Ritel dianggap sebagai usaha yang menguntungkan karena
masyarakat yang saat ini menginginkan untuk mendapatkan segala kebutuhan
dengan mudah, murah, cepat, dan nyaman. Hal ini membuka peluang usaha yang
potensial bagi pembisnis, terlihat dengan banyak gerai-gerai retail yang telah
dibuka di Surakarta. Ritel modern dianggap sebagai tempat belanja yang menarik
karena berubahnya pola kebutuhan manusia akan belanja dari tradisional ke
modern yang disebabkan oleh beralihnya kebutuhan berbelanja bukan sekedar
untuk memperoleh barang atau produk yang akan dikonsumsi namun juga sebagai
sarana rekreasi.
Ritel modern menawarkan tempat belanja yang nyaman, bersih, penataan
produk yang rapi, informasi yang jelas, harga bersaing, barang-barang yang
lengkap, cara pembayaran yang mudah, promosi yang menarik, tempat yang luas,
dan tempat parkir yang aman membuat konsumen nyaman sehingga betah
berlama-lama di dalam toko yang juga sebagai sarana rekreasi bagi konsumen.
Selain itu, banyak konsumen yang memilih berbelanja ke retail modern karena
retail modern mempunyai beberapa kelebihan yaitu kepraktisan dengan istilah
one stop shopping artinya semua kebutuhan konsumen dapat terpenuhi dalam satu
tempat, menghemat waktu karena konsumen tidak perlu tawar menawar dalam
berbelaja, dan sebagai sarana rekreasi karana tersedianya tempat bermain bagi
anak-anak. Hal ini membuat banyak peritel di Surakarta yang membuka gerai-
garai retail dari yang berskala kecil sampai berskala besar yang berupa mini
market, supermarket dan hypermarket. Perkembangan retail di Surakarta sangat
pesat terlihat dari banyak gerai-gerai yang terdapat di pusat kota sampai pinggiran
kota. Adapun data jumlah industri retail yang ada di Surakarta sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Tabel 1.1 Jenis Perusahaan Retail di SurakartaJenis Nama JumlahH
HypermarketCarrefourHypermartAssalaam
321
Grosir Lotte Mart 1
SupermarketLuwes GroupGaint
81
MinimarketIndo Maret, Alfamart, Asgross, danmini market yang lain
35
(Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Surakarta Tahun 2011)
Perkembangan perusahan-perusahan retail di Surakarta sangat pesat, baik
perusahaan retail kecil, menengah dan besar. Semakin pesatnya pertumbuhan
jumlah perusahaan retail, maka persaingan dibidang pemasaran retail semakin
ketat. Persaingan pada perusahaan retail yang terjadi menuntut perusahaan retail
untuk dapat beradaptasi dan mengantisipasi segala perubahan yang terjadi.
Perusahaan retail diharapkan dapat menerapkan strategi pemasaran yang tepat
sehingga dapat bertahan dan lebih unggul dibandingkan dengan para pesaingnya.
Store Image menjadi salah satu strategi pemasaran dalam bentuk bukti
fisik yang dirasakan konsumen setelah melakukan keputusan pembelian. Store
image dapat digunakan untuk penanaman konsep toko di benak konsumen. “Store
image adalah gambaran keseluruhan yang lebih dari sekedar penjumlahan per
bagian, dimana masing-masing bagian berinteraksi satu sama lain dalam pikiran
konsumen” (Utami, 2010: 270). Store image memberikan gambaran atau konsep
toko di benak konsumen sehingga konsumen mampu mengingat toko, memiliki
kesan terhadap toko, dan dapat kembali berkunjung ke toko lagi.
Konsumen menilai sebuah toko berdasarkan pengalamanan mereka atas
toko tersebut. Sebagai hasilnya, konsumen akan tetap melakukan keputusan
pembelian suatu produk di toko tersebut walaupun di toko lain juga menyediakan
produk tersebut. Store Image menjadi faktor penting bagi keberhasilan pemasaran
suatu retail. Ketika konsumen mempunyai pengalaman yang baik terhadap toko,
maka konsumen akan mempunyai image positive pada toko sehingga saat akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
melakukan pembelanjaan di waktu yang berbeda, konsumen akan kembali ke toko
tersebut dan menjadi loyal. Store Image terhadap peritel berhubungan dengan
sikap yang berupa keyakinan terhadap toko atau bisnis ritel.
Peritel membentuk store image dengan menggabungkan variabel-
variabel yang mempengaruhinya, yaitu lokasi, produk, harga, pelayanan
konsumen, dan fasilitas fisik. Variabel-variabel tersebut akan menggambarkan
toko yang pada akhirnya akan membentuk store image. Store image menjadi
gambaran toko yang dilihat dan dirasakan konsumen sehingga saat konsumen
telah merasa nyaman di toko maka akan melakukan keputusan pembelian di toko
tersebut. Keputusan pembelian konsumen sebagai hasil nyata dari store image
yang terbentuk sehingga konsumen tertarik dan merasa nyaman terhadap toko.
Assalaam Hypermarket Surakarta sebagai salah satu yang berbentuk
hypermarket di Surakarta yang bergerak pada bisnis ritel, memiliki image yang
berbeda dengan ritel lainnya. Image yang ditampilkan dalam Assalaam
Hypermarket bernuansa Islami terlihat dari namanya Assalaam yang artinya
selamat dengan maksud perusahaan dan konsumen selamat dunia dan akhirat
dalam berbelanja. Selain itu image Assalaam hypermarket juga terlihat dalam
toko seperti produk-produk yang dijual halal, musik yang 75% islami, karyawan
menggunakan jilbab, dan beberapa acara-acara yang islami.
Assalaaam Hypermarket Surakarta memiliki lokasi yang berada di jalur
cepat dan dipinggiran kota Surakarta. Hypermarket biasanya berada dipusat kota
dan dijadikan tempat berbelanja kebutuhan sehari-hari bagi seluruh konsumen di
kota tersebut. Namuan Assalaaam Hypermarket yang memilik lokasi dijalur cepat
dan dipinggiran kota Surakarta yang hanya menjangkau konsumen yang berada di
sekitar Assalaaam Hypermarket. Store image yang terbentuk menjadikan
Assalaaam Hypermarket menjadi toko yang berbeda dengan toko yang lain
sehingga konsumen akan tetap berbelanja di Assalaaam Hypermarket walau di
Hypermarket lain menjual produk tersebut. Keputusan pembelian pada Assalaam
Hypermarket menjadi bukti nyata dari store image yang telah bentuk.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian mengenai pengaruh store image terhadap keputusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
pembelian di Assalaam Hypermarket Surakarta. Adapun judul dari penelitian
adalah: “PENGARUH STORE IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN KONSUMEN DI ASSALAAM HYPERMARKET
SURAKARTA TAHUN 2012”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan
pembatasan masalah yang telah dikemukakan, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Apakah store image yang terdiri dari lokasi, produk, harga, pelayanan
konsumen, dan fasilitas fisik memiliki pengaruh secara simultan terhadap
keputusan pembelian konsumen pada Assalaam Hypermarket Surakarta?
2. Apakah store image yang terdiri dari lokasi, produk, harga, pelayanan
konsumen, dan fasilitas fisik memiliki pengaruh secara parsial terhadap
keputusan pembelian konsumen pada Assalaam Hypermarket Surakarta?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dari
peneliti ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh store image yang terdiri dari lokasi, produk,
harga, pelayanan konsumen, dan fasilitas fisik secara simultan terhadap
keputusan pembelian konsumen pada Assalaam Hypermarket Surakarta.
2. Untuk mengetahui pengaruh store image yang terdiri dari lokasi, produk,
harga, pelayanan konsumen, dan fasilitas fisik secara parsial terhadap
keputusan pembelian konsumen pada Assalaam Hypermarket Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis dan praktis, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pengetahuan ilmu
pemasaran khususnya mengenai store image dalam mata kuliah manajemen
pemasaran dan manajemen retail.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Assalaam Hypermarket Surakarta sebagai bahan pertimbangan dan
masukan berkaitan dengan store image yang terbentuk selama ini dalam
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dan sebagai bahan
evaluasi terhadap store image yang telah terbentuk.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan
bagi bisnis retail untuk dapat meningkatkan penjualan dalam menghadapi
persaingan yang ketat dengan store image.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Landasan teori dalam suatu penelitian berisi pengkajian terhadap
pengetahuan ilmiah yang sudah ada. Pengkajian dapat berbentuk asumsi dan
konsep dalam lingkup studi yang akan diteliti.
A. Tinjauan Pustaka dan Penelitian yang Relevan
Dalam pengkajian variable-variabel penelitian diperlukan teori-teori yang
relevan, dimana teori-teori tersebut dikaji dalam tinjauan pustaka. Tinjauan
pustaka pada dasarnya merupakan pengkajian terhadap pengetahuan tentang
konsep-konsep, hukum-hukum, dan prinsip-prinsip yang relevan dengan
permasalahan. Dalam permasalahan ini dilihat dari penelitian maka tinjauan
pustaka yang dikaji adalah sebagai berikut:
1. Tinjauan Tentang Pemasaran Jasa
a. Pengertian Pemasaran Jasa
Pengertian pemasaran jasa menurut William J. Stanton adalah
“Kegiatan yang dapat diidentifikasikan secara tersendiri yang pada
hakekatnya bersifat tak teraba (intangible) yang merupakan pemenuhan
kebutuhan dan tidak harus terikat pada penjualan produk atau jasa lain”
(1985: 7). Pengertian lain menurut Fandy Tjiptono menyatakan “Pemasaran
jasa adalah merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan
untuk dijual” (2002: 23). Jadi dapat disimpulkan bahwa pemasaran jasa
merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang sifatnya tidak bisa diraba
(intangabel) yang ditawarkan untuk dijual. Contohnya: ritel, bengkel, salon
kecantikan, hotel, rumah sakit, bank, kantor konsultan, kantor pengacara
dan lain sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
b. Karakteristik Pemasaran Jasa
Menurut Fandy Tjiptono (2008) pemasaran jasa memiliki 4
karakteristik pokok yang membedakannya dengan barang yaitu:
1) Tidak Berwujud (intangibility)
Jasa bersifat intangible, artinya tidak dapat dilihat, diraba, dirasa atau
dicium sebelum jasa tersebut dibeli dan dikonsumsi. Konsep intangible
pada jasa memiliki 2 pengertian, yaitu:
a) Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa.
b) Sesuatu yang tidak mudah didefinisikan dan diformulasikan atau
dipahami secara rohaniah.
Dalam hal ini untu kmengurangi ketidak pastian dalam hubungannya
dengan karakteristik tidak berwujud, maka konsumen akan
memperhatikan tanda-tanda atau bukti kualitas jasa tersebut. Konsumen
akan menyimpulkan kualitas jasa berdasarkan tempat (place), orang
(people), peralatan (equipment), bahan komunikasi (communication
material), symbol dan harga.
2) Tidak Dapat Dipisahkan (inseparatibility)
Proses memproduksi dan konsumsi jasa terjadi dalam waktu yang
bersamaan. Dalam hal ini interaksi antara penyedia jasa dengan
konsumen merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa dan akan
mempengaruhi hasil (outcome) jasa tersebut.
3) Keberagaman (variability)
Jasa banyak memiliki variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung pada
siapa, kapan, dimana jasa tersebut dihasilkan serta penerima jasa dan
kondisi dimana jasa tersebut diberikan.
4) Tidak Tahan Lama (perishability)
Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama, tidak dapat disimpan,
meskipun demikian ada pengecualian dalam karakteristik ini. Dalam
kasus tertentu jasa dapat disimpanya itu dalam bentuk pemesanan
(reservasi kamar), peningkatan permintaan akan suatu jasa pada saat
permintaan dan penun dan jasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
c. Retail
Retailing meliputi kegiatan yang langsung berhubungan dengan
penjualan barang dan jasa kepada konsumen akhir untuk penggunaan
pribadi dan bukan bisnis. Menurut Ma’ruf menyatakan bahwa ”Pengecer
(retailer) adalah pengusaha yang menjual barang atau jasa secara eceran
kepada masyarakat sebagai konsumen” (2005: 71). Berman dan Evans
dalam Sujana “Retailing is those business activities involved in the sale of
good and sevice to consumers for their personal, family or household use”
artinya retailing adalah keseluruhan aktivitas bisnis yang menyangkut
penjualan barang atau jasa kepada konsumen untuk digunakan oleh mereka
sendiri, keluarga, atau rumah tangganya (2005: 11). Berdasarkan pendapat
yang telah diuraikan dapat ditarik kesimpulan bahwa retailing adalah suatu
bentuk usaha menjual produk dan jasa yang langsung pada konsumen akhir
untuk dikonsumsi.
d. Karakteristik Bisnis Retailing
Berikut ini beberapa karakteristik bisnis retail yang
membedakannya dengan bisnis lainnya. Menurut Berman dan Evans dalam
Sujana (2005), karakteristik bisnis retail ada 3 yaitu :
1) Small Enough Quantity
Penjualan barang dan jasa dalam small enough quantity (partai
kecil, dalam jumlah secukupnya untuk dikonsumsi sendiri dalam
periode waktu tertentu). Meskipun retailer mendapatkan barang dari
supplier dalam bentuk kartonan(cases), namun retailer mendisplay dan
menjualnya dalam pecahan per unit (piece(s)).
2) Impulse Buying
Yaitu kondisi yang tercipta dari ketersediaan barang dalam jumlah
dan jenis yang sangat variatif sehingga dapat menimbulkan banyak
pilihan dalam proses belanja konsumen. Seringkali konsumen dalam
proses belanjanya, keputusan yang diambil untuk membeli suatu barang
adalah yang sebelumnya tidak tercantum dalam belanja barang (out of
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
purchase list). Keputusan ini muncul begitu saja tersetimulasi oleh
variasi bauran produk (assortment) dan tingkat barang yang ditawarkan.
3) Store Condition
Kondisi lingkungan dan interior dalam toko/gerai yang dipengaruhi
oleh lokasi toko, efektifitas penerangan barang, open hour (jam buka
toko) dan tingkat harga yang bersaing.
Berdasarkan karakteristik bisnis retail dapat disimpulkan terdapat
tiga karakteristik yaitu pertaman small enough quantity yaitu partai kecil
dalam jumlah secukupnya untuk dikonsumsi sendiri dalam periode waktu
tertentu. Kedua impulse buying yaitu kondisi yang tercipta dari ketersediaan
barang dalam jumlah dan jenis yang sangat variatif sehingga dapat
menimbulkan banyak pilihan dalam proses belanja konsumen sehingga
terjadi pembelian yang belum direncanakan sebelumnya. Ketiga store
condition yaitu kondisi lingkungan dan interior dalam toko/gerai.
Karakteristik bisnis retail digunakan retail untuk memuaskan kebutuhan
konsumen dalam keputusan pembelian konsumen.
e. Tipe Bisnis Retailing
Menurut Berman dan Evans dalam Sujana (2005) terdapat tipe
bisnis retail dapat di klasifikasikan menjadi empat, yaitu:
1) Tipe Bisnis Retailer Atas Kepemilikan (Ownership)a) Single Store Retailer
Merupakan tipe bisnis retail yang paling banyak jumlahnya denganukuran toko umumnya dibawah 100 m2. Mulai dari kios atau toko dipasar tradisional sampai dengan mini market moderen dengankepemilikan secara individu.
b) Rantai Toko RetailerToko retail dengan banyak (lebih dari satu) cabang dan biasanyadimiliki oleh suatu intitusi bisnis bukan perorangan, melainkandalam bentuk perseroan (company owned retail chain)
c) Toko Waralaba (Franchise Store)Toko retail yang dibangun berdasarkan kontrak kerja waralaba (bagihasil). Antara waralaba (franchisee) yakni pengusaha investorperorangan (independent business person) dengan pewaralaba(franchisor) yang merupakan pemegang lisensi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2) Tipe Bisnis Retailer Atas Merchandise Categorya) Specialty Store (Toko Khas)
Merupakan toko retail yang menjual suatu jenis kategori barang atausuatu tentang kategori barang yang sempit/sedikit. Contoh: Apotek,Optik Store, Gallery.
b) Grocery Store (Toko Serba Ada)Merupakan toko retail yang menjual sebagian besar kategoribarangnya adalah barang groceries(kebutuhan sehari-hari). Contoh:Hero, Laris, Lotte Market.
c) Department StoreSebagian assortment yang dijual adalah merupakan non-basic itemsatau bukan merupakan kebutuhan pokok yang berupa produk fashiondan branded item (bermerek). Contoh: Matahari, Ramayana,Borobudur.
d) HyperstoreMenjual barang-barang dalam rentang kategori barang yang sangatluas. Menjual hampir semua jenis barang kebutuhan setiap lapisankonsumen. Mulai dari barang grocery, househoid, textile, appliance,optical, dan lainnya dengan konsep one-stop-shopping. Contoh:Assalaam, Carrefour, dan Hypermart
3) Tipe Bisnis Retailer Berdasarkan Luas Sales Areaa) Small Store/Kios
Sebuah toko kecil (kios) yang umumnya, merupakan toko retailtradisional, dioprasikan sebagai usaha kecil dengan sales areakurang dari 100 m2.
b) MinimarketDioprasikan dengan luasan sales area antara 100 m2 sampai dengan1000 m2.
c) SupermarketDioprasikan dengan luasan sales area antara 1000 m2 sampai dengan5000 m2
d) HypermarketDioperasikan dengan luasan sales area lebih dari 5000 m2
4) Non – Store Retailera) Multi-Level-Marketing (MLM)
Sebuah model penjualan barang secara langsung dengan systemkomisi penjualan berperingkat berdasarkan setatus keanggotaanperingkat distribusi. Dalam model distribusi MLM terdapat 3komponen, yaitu: rect-seller, merchandise user, dan manufacture.
b) Mail and Phone Older RetailingPerusahaan yang melakukan penjualan berdasarkan pesanan melaluisurat atau telepon.
c) Internet/Online StoreBisnis yang transaksi jual-belinya dilakukan lewat internet, mulaidari memamerkan produk, pemesanan produk, dan cara bertransaksi(hlm. 17).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2. Tinjauan Pembentuk Store Image
a. Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan utama perusahaan dalam
rangka mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan upaya
memperoleh keuntungan. Kotler dan Armstrong berpendapat bahwa
“Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan, dan pertukaran produk serta dengan pihak lain” (2006: 6).
Pengertian lain dikemukakan oleh Stanton dalam Harini bahwa “Pemasaran
sebagai suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik
kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial” (2008: 9).
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran
mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasikan
kebutuhan untuk keinginan konsumen yang ada maupun kebutuhan
konsumen potensial, menentukan produk apa yang akan diproduksi,
menentukan harga, kemudian menentukan cara-cara berpromosi dan
mendistribusikan produk tersebut kepada konsumen. Kegiatan pemasaran
akan lebih baik dan mencapai hasil yang diinginkan bila di koordinasi dan
di kelola dengan cara yang baik melalui manajemen pemasaran.
b. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran mengajarkan bahwa kegiatan pemasaran suatu
perusahaan harus dimulai dengan usaha mengenal, merumuskan keinginan
dan kebutuhan dari konsumen. Perusahaan harus mampu memprediksikan
hal-hal yang menjadi harapan konsumen untuk menimbulkan kepuasan
konsumen sehingga akan menciptakan kesetiaan pelanggan pada toko.
Dibawah ini akan dijelaskan mengenai tiga unsur pokok dalam
konsep pemasaran menurut Swastha dan Handoko (2011) adalah sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
1) Orientasi pada konsumen
Perusahaan yang benar-benar ingin memperhatikan konsumen harus:
a) Menentukan kebutuhan pokok (basic needs) dari pembelian yang
akan dilayani dan dipenuhi.
b) Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran
penjualan, karena perusahaan tidak mungkin dapat memenuhi segala
kebutuhan konsumen maka perusahaan harus memilih kelompok
pembeli dengan kebutuhan tertentu. Perusahaan dalam melayani
kelompok pembeli, tidak semua kelompok pembeli mendapat
perhatian yang sama.
c) Menentukan produk dan program pemasarannya untuk kebutuhan
yang berbeda-beda dari kelompok pembeli yang dipilih sebagai
sasaran, perusahaan dapat menghasilkan barang-barang dengan tipe
model yang berbeda-beda dan dipasarkan dengan program
pemasaran yang berlainan.
d) Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai,
dan menafsirkan keinginan, sikap, serta perilaku mereka.
e) Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah
menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, atau
model yang menarik.
2) Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral (integrated marketing)
Pengintegrasian kegiatan pemasaran berarti bahwa setiap bagian
dalam perusahaan turut berkecimpung dalam suatu usaha terkoordinir
untuk memberikan kepuasan konsumen, sehingga tujuan perusahaan
dapat direalisir dengan baik. Adanya penyesuaian dan koordinasi
bauran pemasaran yang terdiri dari variabel produk, harga, saluran
distribusi, dan promosi untuk menciptakan hubungan pertukaran yang
kuat dengan konsumen. Usaha-usaha ini perlu juga dikoordinasikan
dengan waktu dan tempat yang sesuai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
3) Kepuasan konsumen (customer satisfaction)
Faktor yang akan menentukan apakah perusahaan dalam jangka
panjang akan mendapatkan laba, adalah banyak sedikitnya kepuasan
konsumen yang dapat dipenuhi oleh perusahaan. Sehubungan dengan
hal ini, perusahaan harus mendapatkan laba dengan cara memberikan
kepuasan kepada konsumen. Perkembangan masyarakat dan teknologi
menyebabkan perkembangan konsep pemasaran, dimana perusahaan
dituntut untuk dapat menanggapi cara-cara atau kebiasaan masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan yang diinginkan sesuai dengan selera
mereka.
Berdasarkan konsep pemasaran diatas, dapat disimpulkan bahwa
ada tiga unsur pokok, yaitu pertama orientasi pada konsumen dengan
memenuhi kebutuhan konsumen, menentukan kelompok pembeli yang akan
menjadi sasaran penjualan, menentukan program pemasaran yang berbeda
sesuai sasaran, mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur,
menilai, menafsirkan keinginan, dan menentukan strategi yang baik bagi
konsumen. Kedua penyusunan kegiatan pemasaran secara integral yaitu
penyesuaian dan koordinasi bauran pemasaran yang terdiri dari variabel
produk, harga, saluran distribusi, dan promosi untuk menciptakan hubungan
pertukaran yang kuat dengan konsumen. Ketiga kepuasan konsumen yaitu
perusahaan harus meningkatkan kepuasan konsumen terhadap produk yang
dipasarkan untuk mendapatkan laba. Dalam perkembangannya, perusahaan
dituntut untuk dapat menanggapi cara-cara atau kebiasaan masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan yang diinginkan sesuai dengan selera mereka.
c. Strategi Pemasaran
Menurut Kotler & Amstrong (2008), strategi pemasaran adalah
logika pemasaran dimana unit bisnis berharap untuk menciptakan nilai dan
mendapatkan keuntungan dari hubungannya dengan konsumen. Pengertian
lain menurut Lupiyoadi, strategi pemasaran adalah membagi pasar menjadi
kelompok pembeli yang dibedakan menurut kebutuhan, karakteristik, atau
tingkah laku yang mungkin membutuhkan produk yang berbeda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
d. Bauran Pemasaran
Menurut Fandy Tjiptono (2004) bauran pemasaran adalah
seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk
karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Bauran pemasaran
jasa ada 7 P yaitu:
1. Products (produk) merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang
ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan
kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dalam konteks ini, produk bisa
berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun yang tidak
berwujud) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu.
2. Pricing (harga) merupakan keputusan pembelian harga berkenaan
dengan kebijakan strategi dan trik seperti tingkay harga, struktur
diskon, syarat pembayaran, dan tingkat diskriminasi harga antara
berbagai kelompok pelanggan. Biasanya karakteristik intangible jasa
menyebabkan harga menjadi indikator signifikan atas kualias.
3. Promotion (promosi) merupakan bauran promosi meliputu berbagai
metode untuk mengomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan
potensial dan aktual. Metode-metode tersebut terdiri atas periklanan,
promosi penjualan, direct marketing, personal selling, dan public
relations.
4. Place (distribusi) merupakan keputusan distribusi menyangkut
kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial.
Keputusan ini meliputikeputusan lokasi fisik (misalnya keputusan
mengenai dimana ritel harus didirikan), keputusan mengenai
penggunaan perantaran untuk meningkatkan aksesibilitas jasa bagi pasa
pelanggan (misalnya pengantaran), dan keputusan nonlokasi yang
Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini
yaitu untuk mengetahui pengaruh store image terhadap keputusan pembelian
konsumen di Assalam Hypermarket Surakarta pada tahun 2012, maka rancangan
penelitian disusun sebagai berikut :
Store Image dalam penelitian ini terdiri dari lima variabel yaitu lokasi
(X1), produk (X2), harga (X3), pelayanan konsumen (X4) dan fasilitas fisik (X5).
Sedangkan variabel Y adalah keputusan pembelian konsumen di Assalam
Hypermarket. Kedua variabel akan melalui proses pengolahan data untuk
diorganisasikan ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.
Kegiatan yang dilakukan adalah mengatur urutan data serta mengorganisasikan ke
dalam suatu pola dasar sehingga mudah dilakukan penafsiran. Hubungan antar
variabel diidentifikasi sebagai hubungan fungsional yaitu variabel bebas
mempengaruhi variabel terikat yang akan diuji melalui regresi linier berganda
dengan bantuan program SPSS 19 for windows.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Arikunto mengemukakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian” (2010: 173). Pengertian lain dikemukakan oleh Sugiyono,
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulan” (2012: 80). Menurut dua
pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan
individu yang menjadi subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini
merupakan populasi infinit atau populasi yang tidak diketahui jumlah
populasinya secara pasti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pengunjung di Assalam Hypermarket Surakarta pada tahun 2012.
2. Sampel
Menurut Siswandari, “Sampel merupakan sebagian anggota populasi”
(2009: 5). Pengertian lain dikemukakan oleh Arikunto,“Sampel adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (2010: 174). Menentukan besarnya
sampel merupakan salah satu masalah penelitian yang rumit, karena sulit
merumuskan kriteria bagi sifat representatif dan kewajaran yang ditentukan
sebagai syarat sampel. Sifat representatif penting sebagai syarat sampel sebab
data atau kesimpulan diperoleh dari sampel yang terbatas itu dipakai sebagai
dasar untuk meramalkan sesuatu di dalam populasi dan merupakan kesimpulan
penelitian.
Menurut Hair, Joseph F penentuan besarnya sampel untuk populasi
infinite atau populasi yang tidak diketahui jumlahnya secara pasti untuk
penelitian dengan analisis regresi berganda berikut ini :
In addition to its role in determining statistical power, sample size also affectsthe generalizability of results by the ratio of observations to independentvariables. A general rule is that the ratio should never fall below 5 to 1,meaning that there should be five observations are made for each independentvariable in the variate. Althought the minimum ratio is 5 to 1, desired level isbetween 15 to 20 observations for each independent variable. When this levelis reached, the result should be generalized if the sample is representative.However, if a stepwise procedure is employed, the recommended levelincreases to 50 to 1 because this technique selects only the strongestrelationship within the data set and suffers from a greater tendency to becomesample-specific. In cases for which the available sample does not meet thesecriteria, the researcher should be certain to validate the generalizability of theresults (2010 : 175).
Berdasarkan Hair, Joseph F penentuan besarnya sampel dapat
dilakukan dengan cara mengalikan jumlah variabel bebas dengan tingkatan
perkalian 15 sampai 20. Atas dasar inilah maka jumlah sampel yang akan
digunakan sebesar:===Maka jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 100 sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai
kriteria sampel yaitu: konsumen Assalaam Hypermarket yang telah melakukan
keputusan pembelian di Assalaam Hypermarket, bersedia mengisi kuesioner
yang telah diajukan, berusia 15 tahun ke atas dengan asumsi telah mengetahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
keputusan pembelian yang dilakukan konsumen, berkelamin wanita atau pria,
dan bukan merupakan pramuniaga atau karyawan Assalaam Hypermarket.
D. Teknik Pengambilan Sampling
Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan dalam penelitian ini
adalah teknik Non Probability Sampling. Menurut Sugiyono, “Non Probability
Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel” (2010: 120). Non Probability Sampling meliputi sampling sistematis,
sampling kuota, sampling aksidental, sampling jenuh, purposive sampling, dan
snowball sampling.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan quota
sampling dan accidental sampling. Quota sampling adalah teknik untuk
menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai
dengan jumlah yang diinginkan. Dalam penelitian ini menggunakan sampel
sebesar 100 orang. Accidental sampling merupakan teknik pengambilan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/ insidental bertemu
dengan peneliti dapat dijadikan sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data. Penelitian ini menggunakan teknik
accidental sampling dikarenakan tidak diketahui berapa banyak jumlah konsumen
yang saat itu melakukan keputusan pembelian di Assalam Hypermarket sehingga
pengumpulan sempel dengan memberikan angket atau instrumen pertanyaan pada
siapa saja yang ditemui peneliti dengan ketentuan saat itu melakukan keputusan
pembelian di Assalam Hypermarket.
Pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti menemui subyek yang
memenuhi persyaratan ciri-ciri populasi, tanpa menghiraukan dari mana asal
subjek tersebut selama masih dalam populasi. Biasanya yang ditemui adalah
subjek yang mudah dijumpai, sehingga pengumpulan datanya mudah. Hal yang
penting untuk diperhatikan di sini adalah terpenuhinya jumlah (quotum) yang
telah ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
E. Pengumpulan Data
Menurut Arikunto menyatakan bahwa “Teknik pengumpulan data adalah
bagaimana peneliti menemukan metode setepat-tepatnya untuk memperoleh data
kemudian disusul dengan alat pembantunya yaitu instrumen” (2010: 265). Teknik
pengumpulan data dalam suatu penelitian harus tepat karena akan berpengaruh
terhadap hasil penelitian. Dalam sebuah penelitian diperlukan data yang obyektif
karena data merupakan suatu hal yang sangat mendasar yang akan menentukan
hasil penelitian. Apabila keliru dalam meneliti teknik pengumpulan datanya maka
mengakibatkan hasil penelitian tidak tepat.
1. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Menurut Priyatno (2008) mengelompokkan jenis data menjadi
dua, yang pertama adalah data kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam
bentuk bukan angka, tetapi berbentuk kata, kalimat, gambar atau bagan.
Data yang kedua adalah data kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam
bentuk angka. Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif.
b. Sumber Data
Menurut Arikunto mengatakan bahwa “Sumber data dalam
penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh” (2006: 129).
Penelitian tidak mungkin diselenggarakan di sembarang tempat, melainkan
di tempat yang sudah ditentukan. Menurut Sugiyono mengatakan bahwa
“Data primer adalah data yang langsung diberikan kepada pengumpul data,
sedangkan data sekunder adalah data yang tidak langsung diberikan
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat
dokumentasi” (2012: 224). Data primer dalam penelitian ini diperoleh
langsung dari konsumen selaku responden melalui daftar pertanyaan yang
berupa angket, untuk memperoleh data mengenai keputusan pembelian
konsumen atas store image atau citra toko yang ditampilkan oleh Assalam
Hypermarket. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik
Surakarta berupa data retail di Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
2. Metode Pengumpulan Data
Kegiatan penelitian, cara memperoleh data dikenal sebagai
metode atau teknik pengumpulan data. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket atau kuesioner dan
dokumentasi.
a. Pengertian Angket atau Kuesioner
Menurut Sugiyono mengatakan bahwa “Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya” (2012: 142). Pengertian lain
dikemukakan oleh menurut Arikunto berpendapat bahwa “Kuesioner
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
hal-hal yang diketahuinya” (2010: 193). Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa kuesioner adalah daftar pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
b. Macam-macam Angket atau Kuesioner
Arikunto (2010) mengemukakan bahwa angket atau
kuesioner dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan
beberapa sudut pandang, yaitu:
1) Dipandang dari cara menjawaba) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden
untuk menjawab dengan kalimat sendiri.b) Kuesioner tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih.2) Dipandang dari jawaban yang diberikan
a) Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya.b) Kuesioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang
responden.3) Dipandang dari bentuknya
a) Kuesioner pilihan ganda sama dengan kuesioner tertutup.b) Kuesioner lisan sama dengan kuesioner terbuka.c) Check list () yaitu sebuah daftar dan responden tinggal
membutuhkan tanda check pada kolom yang sesuai.d) Rating scale (skala bertingkat) yaitu sebuah pertanyaan yang
diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
misalnya mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju (hlm.194).
Dalam penelitian ini, kuesioner yang peneliti gunakan yaitu
kuesioner bentuk langsung tertutup dengan model rating scale. Sedangkan
skala penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert.
Menurut Sugiyono (2010: 132) mengatakan bahwa “Skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok
tentang fenomena sosial”. Menurut Sugiyono (2010: 133) jawaban setiap
instrumen yang menggunakan data likert mempunyai gradasi penilaian
sebagai berikut:
1. Sangat setuju
2. Setuju
3. Ragu-ragu
4. Tidak setuju
5. Sangat tidak setuju
Penyusunan angket ini alternatif jawaban ragu-ragu dapat
dihilangkan karena alternatif jawaban tersebut menpunyai arti ganda dan
dapat menimbulkan kecenderungan responden untuk memilih alternatif
jawaban tersebut. Hal ini sesuai pendapat Arikunto (2010) yang menyatakan
bahwa:
Jika pembaca berpendapat bahwa ada kelemahan lima alternatif,karena responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karenadirasa paling aman dan paling gampang karena hampir tidak berpikir) danalasan itu memang ada benarnya. Maka memang disarankan alternatifpilihannya hanya empat saja. Alternatif “Sangat Setuju” dan “Setuju” ada diposisi kubu awal (atau akhir) sedang dua pilihan lain yaitu “Tidak Setuju”dan “Sangat Tidak Setuju” di sisi kubu akhir (atau awal). Dalam hal inidapat kita pahami karena “Sangat Setuju” dan “Setuju” sebetulnya beradapada sisi “Setuju”, tetapi dengan gradasi yang menyangatkan. Demikianjuga dengan pilihan “Sangat Tidak Setuju” yang pada dasarnya adalah“Tidak Setuju” (hlm. 195).
Berdasarkan pendapat di atas maka setiap instrument mempunyai
empat alternatif jawaban. Pengukuran store image yang diciptakan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
keputusan pembelian digunakan model skala likert dengan operasional
pengukurannya sebagai berikut:
1. SS : Sangat setuju bobot 4.
2. S : Setuju bobot 3.
3. TS :Tidak setuju bobot 2.
4. STS : Sangat tidak setuju bobot 1.
c. Syarat-syarat Penulisan Kuesioner yang Baik
Menurut Slamet (2006) syarat-syarat penulisan kuesioner yang baik yaitu:
1) Beri judul penelitian pada sampul kuesioner.
2) Tunjukkan surat keterangan dan surat ijin.
3) Singkirkan pertanyaan yang peka yang tidak perlu.
4) Buatlah kesan bahwa responden itu adalah “orang penting”.
5) Peneliti bermaksud memperoleh kenyataan.
6) Jawaban yang diinginkan peneliti adalah apa yang dirasakan responden
dan pendapat responden.
7) Berikan penjelasan dan contoh atau memperdalam maksud pertanyaan.
F. Validitas Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto mengatakan bahwa “Instrumen yang baik harus
memenuhi dua syarat yang penting yaitu valid dan reliabel” (2010: 203).
Untuk lebih jelasnya akan peneliti jabarkan sebagai berikut:
1. Validitas
Menurut Arikunto “validitas adalah suatu ukuran yang
menunujukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instumen” (2010:
211). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
kita inginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti
secara tepat. Untuk menguji validitas konstruk dilakukan dengan cara
mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya.
Rumus yang digunakan untuk menguji validitas instrumen ini
adalah Product Moment dari Karl Pearson, sebagai berikut: