perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH PEMBERIAN JUS MANGGA (Mangifera indica L.) TERHADAP KERUSAKAN STRUKTUR HISTOLOGIS PARU MENCIT YANG DIPAPAR ASAP ROKOK SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran TARIDA DOROTHY G0007021 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
43
Embed
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ... · dibagi dalam 3 kelompok yaitu kelompok ... Asap rokok mengandung 4000 zat kimia berbahaya bagi kesehatan ... Setiap batang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH PEMBERIAN JUS MANGGA (Mangifera indica L.)
TERHADAP KERUSAKAN STRUKTUR HISTOLOGIS PARU MENCIT
YANG DIPAPAR ASAP ROKOK
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
TARIDA DOROTHY
G0007021
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSETUJUAN
Proposal Penelitian / Skripsi dengan judul:
Pengaruh Pemberian Jus Mangga (Mangifera Indica L) Terhadap Kerusakan
Struktur Histologis Alveolus Paru Mencit yang Dipapar Asap Rokok
Tarida Dorothy, G0007021, Tahun 2010
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Validasi Proposal Penelitian /
Tim Uji Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari ............, Tanggal ..................... 2010
Pembimbing Utama Penguji Utama
Mutmainah, dr., M.Kes Isdaryanto, dr.
NIP 196607021998022001 NIP 195009131980031002
Pembimbing Pendamping Anggota Penguji
Riza Novierta Pesik, dr., M.Kes. Cr. Siti Utari, Dra
NIP 196511171997022001 NIP 196005301989031001
Tim Skripsi
Muthmainah, dr., M.Kes
NIP 196607021998022001
PERNYATAAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta,.....................
Tarida Dorothy
G0007021
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK Tarida Dorothy, G0007021, 2010. Pengaruh Pemberian Jus Mangga (Mangifera indica L.) terhadap Kerusakan Struktur Histologis Paru Mencit yang Dipapar Asap Rokok, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pengaruh proteksi jus mangga (Mangifera indica L.) terhadap kerusakan histologis paru mencit yang dipapar asap rokok. Metode Penelitian : Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan post test only control group design. Mencit galur Swiss webster jantan sebanyak 30 ekor dibagi dalam 3 kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompok perlakuan I, dan kelompok perlakuan II. Pada kelompok kontrol (KK) diberi aquades 0,2 ml/20g BB mencit, kelompok perlakuan I (KPI) diberi paparan asap rokok 1 batang per hari, kelompok perlakuan II (KPII) diberi paparan asap dari 1 batang rokok tiap hari, 2 jam sebelumnya mencit telah diberi 0,2 ml/20g BB mencit jus mangga selama 14 hari. Pada hari ke-15 mencit dikorbankan dengan cara dislokasi leher dan diambil parunya untuk pembuatan preparat. Kerusakan paru mencit diamati dengan melihat adanya destruksi septum alveolar, edema paru, dan infiltrasi sel radang. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan Kruskall Wallis dan Mann Whitney (α = 0,05). Hasil Penelitian : Hasil uji statistik Kruskall Wallis menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara ketiga kelompok penelitian p = 0,000 (p<0,050). Hasil uji statistik Mann Whitney menunjukkan perbedaan yang signifikan antara KK-KPI, KPI-KPII, dan ditemukan perbedaan yang tidak signifikan antara KK-KPII. Simpulan Penelitian : Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pemberian jus mangga dapat mencegah kerusakan struktur histologist paru mencit yang disebabkan oleh paparan asap rokok. Kata kunci : jus mangga, asap rokok, kerusakan histologis paru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT Tarida Dorothy, G0007021, 2010. The Effect of Mango (Mangifera indica L.) Juice on Mice Histological Lung Damage which Exposed by Cigarette Smoke, Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta. Objectives : The purpose of this experiment is to know the effect of Mango (Mangifera indica L.) juice to prevent mice histological lung damage which exposed by cigarette smoke. Methods : This was a pure experiment with post test only control group design. Thirty male mice Swiss webster strain divided into 3 groups; control group, group I, and group II. The first group was used as negative control group (KK) which given no treatment beside aquadest dose 0,2 ml/20g BB mice, second group (KPI) was exposed by cigarette smoke and the last group (KPII) was given mango juice 0,2 ml/20g BB mice then exposed by cigarette smoke during 14 days. On the 15th day, all of mice were sacrificed for lung histopathological study. The histological lung damage were observed by destruction of septum, lung oodema, and inflitration of the inflamatory cells. Then the data was analyzed using Kruskall Wallis and Mann Whitney (α = 0,05). Results : The results of Kruskall Wallis statistical test showed a significant difference among the three groups, p = 0,000 (p <0,050). The results of Mann Whitney test also showed a significant differences between KK-KPI, KPI-KPII, and not significant between KK-KPII groups. Conclusion : From this experiments, it can be concluded that the mango juice (Mangifera indica L.) can prevent mice histological lung damage which exposed by cigarette smoke. Key words : mango juice, cigarette smoke, histological damage of lung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
PRAKATA ........................................................................................................ vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ ...... 3
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... ..... 3
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... ..... 4
Merokok adalah aktivitas menghirup dan menghembuskan asap dari
pembakaran tembakau dengan berbagai cara (Encarta, 2009). Saat ini
diestimasikan ada sekitar 1,3 milyar orang perokok di dunia. Jumlah kematian
akibat konsumsi rokok adalah 5 juta orang/tahun, jika pola konsumsi yang ada
terus berlangsung, jumlah kematian akan berlipat ganda, mendekati 10 juta orang
pada tahun 2020 (World Health Organization, 2006). Seorang ahli statistik
mengukur bahwa pada perokok selama 5-8 tahun, setiap batang rokok
mengurangi harapan hidup 5,5 menit (Robbins dan Kumar, 1995). Gangguan
kesehatan yang ditimbulkan oleh rokok berasal dari asap utama dan asap samping
pembakaran rokok. Asap samping mengandung kandungan racun yang lebih
tinggi dari asap utama, sehingga berbahaya bagi orang di sekitar lingkungan asap
rokok tersebut (Aditama, 2003).
Asap rokok mengandung 4000 zat kimia berbahaya bagi kesehatan dan
terdapat lebih dari 43 macam racun. Asap rokok itu mengandung antara lain
karbon monoksida (CO), nikotin, dan polycyclic aromatic hidrocarbon yang
mengandung zat pemicu terjadinya kanker, selain itu asap rokok yang dihirup
juga mengandung radikal bebas yang berbahaya (Afriansyah, 2001). Radikal
bebas dapat menimbulkan kerusakan pada protein, lipid, karbohidrat dan asam
nukleat. Paru merupakan organ yang paling sering terpapar dengan radikal bebas
(Koentjahja, 2000). Efek radikal bebas dalam tubuh akan dinetralisir oleh
antioksidan. Tubuh manusia, sebenarnya dapat menghasilkan antioksidan tetapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
jumlahnya sering sekali tidak cukup untuk menetralkan radikal bebas yang masuk
ke dalam tubuh (Hariyatmi 2004). Kekurangan antioksidan membutuhkan asupan
dari luar. Beberapa antioksidan dapat dihasilkan dari produk alam seperti rempah,
herbal, sayuran, dan buah (InfoPOM, 2005).
Mangga merupakan buah yang banyak digemari oleh anak-anak maupun
dewasa. Mangga memiliki kandungan beta-karoten dan vitamin C yang berfungsi
sebagai antioksidan di samping kandungan lain yang terdapat di dalamnya
(Afriansyah, 2001). Namun, sejauh ini pengaruh pemberian jus mangga terhadap
kerusakan histologis paru yang dipapar asap rokok belum diketahui.
Beta-karoten dan vitamin C mencegah kerusakan tubuh dengan melindungi
protein, sel, jaringan, dan organ sasaran radikal bebas (Afriansyah, 2001). Beta-
karoten dan vitamin C bekerja sebagai antioksidan yang menstabilkan radikal
bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan
menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas yang
dapat menimbulkan stres oksidatif (Hariyatmi, 2004).
Berdasarkan uraian di atas peneliti bermaksud ingin mengetahui apakah
mangga yang biasa dikonsumsi masyarakat sehari-hari dapat memberikan efek
proteksi terhadap kerusakan histologis paru akibat paparan asap rokok.
B. Perumusan Masalah
Apakah pemberian jus mangga (Mangifera indica L.) dapat memberikan
efek proteksi terhadap kerusakan histologis paru mencit yang dipapar asap rokok?
C. Tujuan Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efek proteksi jus
mangga (Mangifera indica L.) terhadap kerusakan histologis paru mencit yang
dipapar asap rokok.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis :
a. Memberikan informasi ilmiah mengenai efek proteksi mangga terhadap
kerusakan histologis paru mencit yang dipapar asap rokok.
b. Sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian lebih lanjut,
misalnya penelitian dengan subjek manusia.
2. Manfaat Aplikatif
Memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat mengenai manfaat buah
mangga sebagai pelindung paru dari efek asap rokok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Rokok
Rokok adalah produk yang secara keseluruhan atau bagiannya terbuat
dari daun tembakau sebagai bahan mentah yang kemudian dibentuk untuk
digunakan sebagai rokok, dihisap, dikunyah atau dibaui (World Health
Organization, 2006). Asap rokok adalah salah satu sumber pencemaran
udara. Berdasarkan klasifikasi yang dikeluarkan oleh Enviromental
Protection Agency (EPA), asap rokok merupakan karsinogen penyebab
kanker paru-paru (Schrier, 1994). Asap rokok dibentuk oleh side stream
smoke yaitu asap dari ujung rokok yang terbakar dan main stream smoke
yaitu asap dari ujung filter yang dihisap ke dalam mulut dan paru-paru.
Polusi udara yang ditimbulkan oleh asap rokok utama dan asap rokok
sampingan yang dihembuskan lagi oleh perokok disebut asap rokok
lingkungan (Environmental Tobacco Smoke/ETS) (Tjandra, 2001).
Kandungan bahan kimia pada asap rokok sampingan (side stream smoke)
ternyata lebih tinggi dibanding asap rokok utama, antara lain karena
tembakau terbakar pada temperatur rendah ketika rokok sedang tidak
dihisap, pembakaran menjadi kurang lengkap sehingga mengeluarkan lebih
banyak bahan kimia (Sudoyo, 2006).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lingkungan asap rokok
adalah penyebab berbagai penyakit bagi perokok aktif maupun perokok pasif
yang terpaksa harus turut menghisap asap rokok. Paparan asap rokok yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terus menerus pada manusia sehat akan menambah risiko terkena penyakit
paru-paru dan jantung sebesar 20-30% (Fauzan dkk, 2003).
Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan 4000 bahan
kimia beracun yang membahayakan dan bisa menyebabkan kematian yang
50 di antaranya diketahui sebagai zat karsinogenik (Triswanto, 2007). Asap
rokok mengandung komponen berupa gas kimia 92% dan bahan padat 8%
atau partikel aerosol yang terbentuk dari pembakaran tembakau (Yani, 2006).
Setiap satu hirupan asap rokok akan mengandung 1017 molekul Reactive
Oxygen Species (ROS). Reactive Oxygen Species (ROS) diproduksi secara
endogen melalui pengaktifan sel-sel inflamasi seperti neutrofil dan
makrofag. Stress oksidatif yang disebabkan oleh asap rokok akan
menginduksi terjadinya respons inflamasi yang dapat mendestruksi septum
alveolar paru (Sianturi, 2003).
Untuk mendapatkan gambaran mengenai unsur-unsur dalam asap
rokok, dapat diamati pada tabel 1 berikut :
Tabel 1. Unsur Asap Rokok
Senyawa Efek I. Fase Partikel a. Tar Karsinogen b. Hidrokarbon aromatik polinuklear Karsinogen c. Nikotin Stimulator, depresor ganglion,
kokarsinogen d. Fenol Kokarsinogen dan iritan e. Kresol Kokarsinogen dan iritan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
f. b-Naftilamin Karsinogen g. N-Nitrosonomikotin Karsinogen h. Benzo(a)piren Karsinogen i. logam renik Karsinogen j. Indol Akselerator tumor k. Karbazol Akselerator tumor l. Katekol Kokarsinogen II. Fase gas a. Karbonmonoksida Pengurangan transfer dan
Pemakaian O2 b. Asam Hidrosianat Sitotoksin dan iritan c. Asetaldehid Sitotoksin dan iritan d. Akrolein Sitotoksin dan iritan e. Amonia Sitotoksin dan iritan f. Formaldehid Sitotoksin dan iritan g. Oksida dari Nitrogen Sitotoksin dan iritan h. Nitrosamin Karsinogen i. Hidrozin Karsinogen j. Vinil Klorida Karsinogen
(Purnamasari, 2006).
2. Mangga (Mangifera indica L.)
Mangga atau mango (Mangifera indica L.) merupakan tanaman buah
tahunan yang berasal dari Negara India. Tanaman ini kemudian menyebar
lebih dari 4000 tahun yang lalu ke wilayah Asia Tenggara termasuk
Malaysia dan Indonesia. Jenis yang banyak ditanam di Indonesia Mangifera
indica L. yaitu mangga arumanis, golek, gedong, dan cengkir dan Mangifera
foetida yaitu kweni dan kemang. Saat ini terdapat lebih dari 1000 varietas
mangga di seluruh dunia.
Berdasarkan taksonomi tumbuhan, mangga diklasifikasikan sebagai
berikut (Warintek, 2000) :
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sub-Divisi : Angiospermae
Klas : Dicotyledonae
Subklas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Anarcadiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica L.
Gambar 1. Mangifera indica L.
Mangga merupakan tanaman yang cocok hidup di daerah tropis dan
sub-tropis dengan musim kering selama tiga bulan. Masa kering diperlukan
sebelum dan sewaktu berbuah. Mangga ditanam di daerah dataran rendah
dan menengah dengan ketinggian 0-500 meter (Warintek, 2005). Pohon
mangga dapat tumbuh hingga 60 kaki dan berbuah setelah 4-6 tahun tanam
(Stewart & Strauss, 2002).
Mangga matang dalam setiap 100 gram terkandung air sekitar 84
persen, vitamin C 65 mg, beta-karoten sebesar 553 µg,dan energi 66 Kal.
Selain itu juga terdapat vitamin A sebesar 3890 SI dan kalium sebesar 189
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mg. Sebagian besar energi mangga berasal dari karbohidrat berupa gula,
yang membuatnya terasa manis. Kandungan gula ini didominasi oleh gula
golongan sukrosa. Kandungan gula dalam mangga berkisar 7-12 persen
(Afriansyah, 2001).
Mangga pun merupakan sumber beta-karoten, kalium, dan vitamin C.
Beta-karoten adalah zat yang di dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A
(zat gizi yang penting untuk fungsi retina). Beta-karoten dan vitamin C
merupakan antioksidan yang menjaga kesehatan dan menghambat proses
penuaan. Selain itu beta-karoten dapat mencegah dan menekan pertumbuhan
sel kanker serta melindungi asam lemak tidak jenuh ganda dari proses
oksidasi (Avianto, 2006).
3. Struktur Histologis Paru
Sistem pernafasan terdiri atas paru dan saluran-saluran napas, dibagi
atas bagian konduksi dan bagian respirasi. Bagian konduksi terdiri dari
rongga hidung, nasofaring, laring, trakea, bronki, bronkioli, dan bronkioli
terminalis. Sedangkan bagian respirasi terdiri dari bronkiolus respiratorius,
duktus alveolaris, sakus alveolaris, dan alveoli (Eroschenko, 2001).
Paru-paru merupakan organ yang elastis, berbentuk kerucut, dan
letaknya di dalam rongga dada atau toraks (Price & Wilson, 1995). Paru-paru
merupakan kelenjar tubulo alveolar kompleks dengan permukaannya yang
ditutup oleh jaringan ikat longgar yang dilapisi mesotel (Craigmile, 1987).
Paru dibungkus membran serosa yang disebut pleura. Pleura terdiri atas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lapisan jaringan ikat tipis, fibroblas, dan serat elastin (Bloom dan Fawcett,
1994). Pleura yang melapisi rongga dada disebut pleura parietalis. Pleura
yang menyelubungi paru-paru disebut pleura visceralis. Di antara pleura
parietalis dan pleura visceralis terdapat suatu lapisan tipis yang berfungsi
untuk memudahkan permukaan bergerak selama pernafasan dan untuk
mencegah pemisahan toraks dan paru (Price & Wilson, 1995).
a. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan jalan napas intralobular bergaris tengah 5
mm atau kurang, tidak memiliki tulang rawan maupun kelenjar dalam
mukosanya (Junqueira, 1995). Pada tingkat bronkiolus sudah tidak ada
sel goblet dan epitelnya terdiri atas sel-sel bersilia dan sel-sel bronkial
tanpa silia, disebut sel Clara. Sel-sel ini kolumner dengan apeks bulat
yang menonjol di atas sel epitel lain (Bloom dan Fawcett, 1994). Fungsi
sel Clara diduga ikut berperan terhadap pembentukan cairan bronkiolar.
Sel clara mengandung protein, glikoprotein, dan kolesterol. Sel-sel ini
juga mengeluarkan sejumlah surfaktan yang terdapat di dalam sekret
bronkiolar (Leeson dkk, 1996).
b. Bronkiolus terminalis
Bronkiolus terminalis merupakan saluran udara terkecil yang
tidak mengandung alveoli. Bronkiolus terminalis memiliki garis tengah
kurang lebih 1 mm tanpa diperkuat cincin tulang rawan (Price & Wilson,
1995). Bronkiolus terminalis menampakkan mukosa yang berombak
dengan epitel silindris bersilia dan pada daerah ini tidak terdapat sel
goblet. Lamina propria tipis, selapis otot polos yang berkembang baik,
dan masih ada adventitia pada bronkiolus terminalis (Eroschenko, 2001).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Bronkiolus Respiratorius
Setiap bronkiolus terminalis bercabang menjadi dua atau lebih
bronkiolus respiratorius yang berfungsi sebagai daerah peralihan antara
bagian konduksi dan bagian respirasi dari sistem pernapasan.
Dindingnya diselingi oleh banyak alveolus sakular tempat terjadi
pertukaran gas (Junqueira, 1995).
d. Duktus Alveolaris
Bagian terminal dari setiap bronkiolus respiratorius bercabang
menjadi beberapa duktus alveolaris. Dinding duktus alveolaris biasanya
dibentuk oleh sederetan alveoli yang saling bersebelahan (Eroschenko,
2001).
e. Alveolus
Alveoli dilapisi sel alveolus tipe I (sel alveolus pipih) yang
berfungsi mengadakan sawar dengan ketebalan minimal yang dengan
mudah dilalui gas. Sel tipe II (sel alveolus kuboid) ditemukan di antara
sel alveolar tipe I. Sel-sel ini mengandung badan berlamel yang
menghasilkan materi yang menyebar di atas permukaan alveolus,
memberi lapisan alveolar ekstraselular yang berfungsi menurunkan
ketegangan pulmoner yaitu surfaktan pulmoner (Junqueira, 1995). Sel
alveolar tipe I merupakan lapisan tipis yang menyebar menutupi lebih
dari 90 persen daerah di permukaan paru (Price & Wilson, 1995).
4. Pertahanan Saluran Pernapasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Permukaan paru-paru yang luas, yang hanya dipisahkan oleh
membran tipis dari sistem sirkulasi, secara teoritis mengakibatkan seseorang
mudah terserang oleh masuknya benda asing (debu) dan bakteri yang masuk
bersama udara inspirasi, tetapi saluran repirasi bagian bawah dalam keadaan
normal adalah steril. Terdapat beberapa mekanisme pertahanan yang
mempertahankan sterilitas ini. Lapisan mukus mengandung faktor-faktor
yang mungkin efektif sebagai pertahanan, yaitu imunoglobulin (terutama
IgA), sel PMN (Polimorfonuklear), interferon dan antibodi spesifik. Refleks
batuk merupakan suatu mekanisme lain yang lebih kuat untuk mendorong
sekresi ke atas sehingga dapat ditelan atau dikeluarkan. Makrofag alveolar
merupakan pertahanan yang paling akhir dan paling penting terhadap invasi
bakteri ke dalam paru-paru. Makrofag alveolar merupakan sel fagositik
dengan sifat dapat bermigrasi dan aktivitas enzimatik yang unik. Sel ini
bergerak bebas pada permukaan alveolus dan meliputi serta menelan benda
atau bakteri. Sesudah meliputi partikel mikroba maka enzim litik yang
terdapat dalam makrofag akan membunuh dan mencerna mikroorganisme
tersebut tanpa menimbulkan reaksi peradangan yang nyata. Partikel debu
atau mikroorganisme ini kemudian diangkut oleh makrofag ke pembuluh
limfe atau ke bronkiolus di mana mereka akan dibuang oleh eskalator
mukosiliaris. Merokok, tertelannya etil alkohol dan pemakaian kortikosteroid
akan mengganggu mekanisme pertahanan ini (Price dan Wilson, 1995).
Paru-paru juga dilindungi oleh proteinase inhibitor. Proteinase
inhibitor ini memberi efek protektif terhadap paru dari proteinase yang
dihasilkan oleh fagositosis dan respons inflamasi dalam melawan agen atau
benda asing yang masuk ke paru. Proteinase inhibitor ini antara lain terdiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dari a1-antitrypsin (a1-AT), a2-macroglobulin, a1-antichymotrypsin, inter-a-
trypsin inhibitor, dan secretory leukocyte protease inhibitor (Simmons,
1991).
5. Hubungan Asap Rokok dengan Mekanisme Pertahanan Paru
Asap rokok adalah penyebab utama kerusakan paru. Salah satu
kerusakan nyata yang disebabkan oleh asap rokok adalah stres oksidatif.
Kondisi stres oksidatif yang diakibatkan oleh asap rokok berkaitan dengan
inaktivasi enzim-enzim proteinase inhibitor, kerusakan epitel saluran napas,
peningkatan sekuestrasi netrofil di mikrovaskuler pulmonal serta ekspresi
gen-gen proinflamasi (Marwan, 2005).
Oksidan dalam asap rokok menimbulkan respons inflamasi dalam
saluran pernapasan. Jejas sel epitel dan aktivasi makrofag menyebabkan
lepasnya faktor kemotaktik yang mengikat neutrofil, lepasnya TNFa, IL-8,
LTB4, dan ROS dalam sirkulasi. IL-8 dan LTB4 dikenal sebagai faktor
kemotaktik neutrofil yang akan mengaktifkan dan merekrut neutrofil ke
saluran napas. Makrofag dan neutrofil yang telah teraktivasi lalu melepaskan
protease dan juga superoxide anion (O2-) yang bersama dengan matrix
metalloproteinase (MMPs) dan neutrophil elastase mengakibatkan
hipersekresi mukus, fibrosis, dan proteolisis pada jaringan paru. Sel T CD8+
sitotoksik juga terlibat dalam proses inflamasi ini (Hansel dan Barnes, 2004).
Makrofag alveolar yang terstimulasi oleh asap rokok dapat
menginaktivasi a1-AT sebagai proteinase inhibitor dalam paru melalui dua
cara yaitu dengan memproduksi elastase sebagai metalloenzim yang dapat
menghambat dan menghidrolisa a1-AT serta dengan memproduksi Reactive
Oxygen Species (ROS) yang akan secara langsung menghambat a1-AT.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Elastase dapat merusak struktur protein paru, salah satunya adalah destruksi
septum alveolar (Simmons, 1991).
Merokok menyebabkan meningkatnya jumlah sirkulasi fagosit dan
fagosit yang muncul dapat menstimulasi timbulnya sistem Reactive Oxygen
Species (ROS). Peningkatan jumlah fagosit yang teraktivasi dapat menambah
stres oksidatif lebih besar daripada stres oksidatif akibat merokok itu sendiri.
Kejadian yang penting adalah jejas pada jaringan merupakan peningkatan
adhesi perlekatan fagosit pada dinding kapiler, yang sebelumnya didahului
oleh perlekatan fagosit ke dalam jaringan dan merupakan pusat proses imun
dan inflamasi terutama jejas pada jaringan yang berhubungan dengan ROS.
Asap rokok menyebabkan peningkatan radikal bebas ROS dan RNS
(Reactive Nitrogen Species) yang mengandung komponen kimia yang toksik,
mengaktivasi fagosit yang akhirnya menyebabkan berbagai penyakit. Masih
sedikit bukti bahwa stres oksidatif merupakan penyebab utama penyakit
akibat asap rokok, dan terjadinya peningkatan kebutuhan nutrisi antioksidan
pada perokok dapat disebabkan karena perokok biasanya mempunyai tingkat
sirkulasi nutrisi antioksidan yang menurun (Purnamasari, 2006).
Kebiasaan merokok akan merusak mekanisme pertahanan paru yang
disebut muccociliary clearance. Bulu-bulu getar dan bahan lain di paru tidak
mudah “membuang” infeksi yang sudah masuk karena bulu getar dan alat
lain di paru rusak akibat asap rokok. Selain itu, asap rokok meningkatkan
tahanan jalan napas (airway resistance) dan menyebabkan “mudah
bocornya” pembuluh darah di paru, terjadi kenaikan permeabilitas endotel
kapiler, sehingga menyebabkan protein plasma keluar bersama cairan dan
tertimbun di jaringan serta menyebabkan edema. Asap rokok juga diketahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dapat menurunkan respons terhadap antigen sehingga kalau ada benda asing
masuk ke paru tidak lekas dikenali dan dilawan (Aditama, 2003).
Pada perokok aktif kronis, terjadi obstruksi kronik berat saluran
napas, diketahui terjadi inflamasi, atrofi, metaplasia sel goblet, metaplasia sel
squamosa, dan sumbatan lendir pada bronkiolus terminalis dan bronkiolus
respiratorius yang mengakibatkan penyempitan saluran napas (Sudoyo,
2006).
Asap rokok meningkatkan tahanan jalan napas (airway resistance).
Akibatnya, pembuluh darah di paru mudah bocor. Juga merusak sel pemakan
bakteri pengganggu dan menurunkan respons terhadap antigen, sehingga bila
benda asing masuk ke dalam paru-paru, tidak ada pendeteksinya. Asap rokok
juga memberikan pengaruhnya terhadap fungsi imunologis yaitu peningkatan
jumlah leukosit polimorfonuklear terutama neutrofil yang memberikan
gambaran mikroskopis berupa sequestrasi leukosit polimorfonuklear
terutama neutrofil pada mikrovaskuler paru-paru, limfosit T, dan beberapa
kasus ditemukan penigkatan IgE (Rosmawati, 2008).
6. Interaksi Antioksidan dalam Mangga dan Asap Rokok
Biomarker mengenai hubungan antioksidan dan asap rokok terdiri
dari tiga kategori yaitu stres oksidatif, kerusakan DNA, dan fungsi endotel.
Biomarker dari stres oksidatif terdiri dari antibodi LDL teroksidasi, kuantitas
Malondialdehid (MDA), dan Thiobarbituric Reactive Substances (TBARS).
Asap rokok menyebabkan peningkatan antibodi LDL teroksidasi, MDA, dan
TBARS sehingga terjadi peningkatan stres oksidatif dan ketidakseimbangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
proses imun. Asap rokok juga menyebabkan fungsi endotel menjadi
abnormal dan terjadi peningkatan adhesi leukosit ke endotel (Kelly, 2002).
Mangga mengandung elemen-elemen antioksidan yang dapat
menangkal radikal bebas. Elemen tersebut berupa karotenoid yang
merupakan prekursor vitamin A dan vitamin C. Karotenoid yang terkandung
dalam mangga adalah beta-karoten (Afriansyah, 2001).
Beta-karoten selain sebagai antioksidan juga memiliki kemampuan
dalam memperbaiki komunikasi intrasel, imunomodulator, dan aktivitas
antikarsinogenik. Sebagai antioksidan, beta-karoten berperan sebagai
penghancur singlet oxygen (O2-), radical peroxyl scavenger, dan
menghambat peroksidasi lipid. Asupan beta-karoten dapat mengurangi
antibodi LDL teroksidasi, kerusakan DNA, kadar serum peroksidasi lipid
dan serum Malondialdehid (MDA). Beta-karoten lebih efektif dalam
pencegahan kerusakan terhadap oksidan yang masuk ke dalam tubuh, yakni
sebelum terjadinya fase inisiasi (pdrhealth, 2000).