perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 PENERAPAN MEDIA GAMBAR KARIKATUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X-E SMA NEGERI 1 JOGOROGO KABUPATEN NGAWI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Fachrurr Roza X 1206056 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
116
Embed
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MEDIA ... · kualitas hasil pembelajaran dapat dilihat dari nilai rata-rata karangan siswa. Pada siklus I 62,87 ketuntasan hasil
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
PENERAPAN MEDIA GAMBAR KARIKATUR
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X-E SMA NEGERI 1
JOGOROGO KABUPATEN NGAWI
TAHUN AJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Oleh:
Muhammad Fachrurr Roza
X 1206056
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENERAPAN MEDIA GAMBAR KARIKATUR
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X-E SMA NEGERI 1
JOGOROGO KABUPATEN NGAWI
TAHUN AJARAN 2009/2010
Oleh:
Muhammad Fachrurr Roza
X 1206056
Skripsi
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I,
Drs. Slamet Mulyono, M. Pd. NIP 19620728 199003 1 002
Pembimbing II,
Drs. Purwadi. NIP 19540103 198103 1 003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. NIP 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Muhammad Fachrurr Roza. X 1206056. PENERAPAN MEDIA GAMBAR KARIKATUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X-E SMA NEGERI 1 JOGOROGO TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi . Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan: (1) kualitas proses pembelajaran menulis argumentasi melalui penerapan media gambar karikatur pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo; dan (2) kualitas hasil pembelajaran menulis argumentasi melalui penerapan media gambar karikatur pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo. Bentuk Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo dengan jumlah siswa 38 siswa (17 siswa putra dan 21 siswa putri) serta guru Bahasa Indonesia kelas X-E. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Analisis data yang digunakan adalah analisis kritis. Proses penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus yang meliputi empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran menulis argumentasi baik kualitas proses maupun hasil melalui penerapan media gambar karikatur. Peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi melalui penerapan media gambar karikatur dapat disimpulkan sebagai berikut Pada siklus I, persentase keaktifan siswa mencapai 55%. Pada siklus II, siswa yang aktif mencapai 68% sedangkan pada siklus III mencapai 74%. Peningkatan kualitas hasil pembelajaran dapat dilihat dari nilai rata-rata karangan siswa. Pada siklus I 62,87 ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 42% (16 siswa). Pada siklus II 67,05 ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 66% (25 siswa) dan pada siklus III 73,60 ketuntasan hasil belajar sebesar 92% (35 siswa) telah mencapai batas nilai ketuntasan yang ditetapkan, yaitu 65. Sejumlah 3 siswa belum mencapai KKM.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
“Allah akan memberi kemudahan bagi seseorang yang memberi kemudahan bagi
orang lain”
( Ungkapan Ma’tsur dalam kalam hikmah )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini sebagai wujud syukur,
dan terima kasihku kepada:
1. Kedua orang tuaku, Bapak Mintarto dan Ibu
Anjar Rokhana atas dukungan, kasih sayang,
doa yang tak akan pernah putus;
2. Adik-adikku tersayang Sofia, Ardi, Nanda
yang selalu memberiku kecerian;
3. Sahabatku (Afni, Anas, Anis, Asih, Eni,
Sinta, Julian, Tanti , Robet, Siti, Dian,
Wahyu) semoga persahabatan kita tak cukup
hanya di bangku kuliah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt, atas rahmat dan
hidayah-Nya karena penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret.
Penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang tulus kepada semua pihak yang turut membantu, terutama
kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., selaku Dekan FKIP UNS yang
telah mengesahkan skripsi yang telah peneliti susun;
2. Drs. Suparno, M. Pd., selaku Ketua Jurusan PBS yang telah memberikan izin
untuk penulisan skripsi ini;
3. Drs. Slamet Mulyono, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Pembimbing Akademik, dan selaku Pembimbing Skripsi
yang telah memberikan bimbingan, dukungan dan motivasi selama menyusun
skripsi serta izin untuk menyusun skripsi ini;
4. Drs. Purwadi., selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan,
arahan, dan motivasi kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan lancar;
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Bahasa dan Sastra Indonesia yang secara tulus
memberikan ilmunya kepada peneliti;
6. Drs. Santoso, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Jogorogo yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan PTK di SMA Negeri 1
Jogorogo;
7. Ibu Umi Khafifah, S. Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas
X-E yang telah banyak membantu dan berpartisipasi aktif dalam proses
penelitian ini;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
8. Siswa-siswi kelas X E SMA Negeri 1 Jogorogo yang telah berpartisipasi aktif
sebagai subjek penelitian dan membantu pelaksanaan penelitian ini;
9. Mahasiswa Bastind angkatan 2006 yang telah memberi semangat dan motivasi
dalam proses penelitian ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak mendapatkan imbalan dari ALLAH
SWT. Harapan penulis, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
ilmu pengetahuan terutama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Surakarta, Juli 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
PENGAJUAN SKRIPSI ......................................................................... ii
PERSETUJUAN ..................................................................................... iii
PENGESAHAN ...................................................................................... iv
ABSTRAK .............................................................................................. v
MOTTO .................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................ viii
DAFTAR ISI........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii
DAFTAR TABEL................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................... 6
D. Indikator Keberhasilan ....................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ............................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori................................................................... 9
1. Hakikat Keterampilan Menulis ................................... 9
a. Pengertian Menulis ............................................... 9
b. Tahap-tahap Menulis ............................................ 10
c. Asas-asas Menulis................................................. 12
d. Jenis-jenis Tulisan................................................. 14
2. Hakikat Menulis Argumentasi .................................... 16
a. Pengertian Argumentasi........................................ 16
b. Dasar Penulisan Argumentasi............................... 17
c. Mengemukakan Argumen..................................... 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
3. Hakikat Pembelajaran Menulis Argumentasi SMA.... 20
a. Hakikat Belajar dan Pembelajaran........................ 20
b. Pembelajaran Menulis Argumentasi ..................... 22
c. Penilaian Keterampilan Menulis Argumentasi ..... 24
4. Penilaian Proses Belajar Mengajar ............................. 28
a. Hakikat Penilaian Proses Belajar Mengajar.......... 28
b. Kriteria dalam Menilai Proses Belajar Mengajar . 29
5. Hakikat Media Pembelajaran ...................................... 33
a. Pengertian Media .................................................. 33
b. Fungsi dan Manfaat Media ................................... 34
c. Jenis-Jenis Media dalam Pembelajaran ................ 35
d. Pemilihan Media Pembelajaran ............................ 36
6. Gambar Karikatur sebagai Media Pembelajaran ........ 36
a. Pengertian Media Gambar .................................... 36
b. Manfaat Media Gambar ........................................ 37
c. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar........... 38
d. Syarat Gambar sebagai Media Pembelajaran ....... 39
e. Gambar Karikatur ................................................. 40
B. Penelitian yang Relevan..................................................... 41
C. Kerangka Berpikir.............................................................. 42
D. Hipotesis Tindakan............................................................. 44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 45
B. Subjek Penelitian............................................................... 46
C. Bentuk dan Strategi Penelitian.......................................... 46
D. Sumber Data Penelitian..................................................... 48
E. Teknik Pengumpulan Data................................................ 49
F. Uji Validitas Data.............................................................. 50
G. Teknik Analisis Data......................................................... 51
H. Prosedur Penelitian............................................................ 51
I. Tahap Penyusunan Laporan .............................................. 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian.................................................. 56
halaman Gambar 1: Alur Kerangka Berpikir ........................................................ 44 Gambar 2: Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) .............................. 48 Gambar 3: Alur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ................................. 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Skala Nilai Keterampilan Menulis Argumentasi Survei Awal .... 4
Tabel 2. Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian.................................... 7
Tabel 3. Model Penilaian Menulis Argumentasi dengan Skala Interval .... 26
Tabel 4. Penilaian Proses Kegiatan Menulis Argumentasi ........................ 32
Tabel 5. Rincian Kegiatan, Waktu, dan Jenis Kegiatan Penelitian ............ 46
Tabel 6. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Survei Awal.......................... 59
Tabel 7. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi
Tabel 8. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus I.................................. 67
Tabel 9. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi
Siklus II ........................................................................................ 72
Tabel 10. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus II ................................ 76
Tabel 11. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi
Siklus III ....................................................................................... 81
Tabel 12. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus III ............................... 84
Tabel 13. Hasil Tindakan Ditinjau dari Indikator Ketercapaian PTK.......... 86
Tabel 14. Rekapitulasi Nilai Menulis Argumentasi dari Siklus ke Siklus ... 95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
1. Silabus Pembelajaran Menulis Argumentasi ............................................. 105
2. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Survei Awal .................................... 106
3. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Survei Awal .................................... 109
4. Catatan Lapangan Hasil Observasi Awal .................................................. 114
5. Hasil Pekerjaan Siswa pada saat Pretes ..................................................... 117
6. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Survei Awal ....................................... 120
7. Foto Pembelajaran Menulis Argumentasi Survei Awal............................. 121
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus I ......... 122
9. Catatan Lapangan Siklus I ....................................................................... 130
10. Contoh Gambar Karikatur dan Pengembangan dalam wacana
Argumentasi Siklus I ................................................................................ 133
11. Materi Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus I ................................. 135
12. Gambar Karikatur Siklus I ........................................................................ 137
13. Hasil Pekerjaan Siswa Siklus I .................................................................. 138
14. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus I....... 141
15. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus I ............................................... 143
16. Foto Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus I .................................... 145
17. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus II........ 146
18. Catatan Lapangan Menulis Argumentasi Siklus II .................................... 154
19. Gambar Karikatur Siklus II........................................................................ 157
20. Hasil Pekerjaan Siswa Siklus II ................................................................. 158
21. Keaktifan Siswa dalam Menulis Argumentasi Siklus II............................ 161
22. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siswa Siklus II ................................... 163
23. Foto Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus II ................................... 165
24. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus III ...... 166
25. Catatan Lapangan Menulis Argumentasi Siklus III................................... 174
26. Gambar Karikatur Siklus III ...................................................................... 177
27. Hasil Pekerjaan Siswa Siklus III................................................................ 178
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
28. Keaktifan Siswa dalam Menulis Argumentasi Siklus III........................... 181
29. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus III ............................................ 183
30. Rekapitulasi Nilai Menulis Argumentasi dari Siklus ke Siklus................. 185
31. Foto Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus III.................................. 186
32. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Pascatindakan ................................. 187
33. Surat Izin Penelitian................................................................................... 190
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari empat aspek yang
terlibat dalam keterampilan berbahasa. Empat aspek tersebut adalah menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Pengajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi. Komunikasi
tersebut tentunya dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar,
baik secara lisan maupun tulis. Salah satu keterampilan berbahasa yang cukup
kompleks adalah menulis. Pernyataan ini dikuatkan oleh pendapat salah seorang
tokoh, yaitu Farris (2008: 1) menyatakan bahwa menulis merupakan kegiatan
yang paling kompleks untuk dipelajari dan diajarkan. Keterampilan menulis
diajarkan di sekolah mulai dari taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD),
sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas / kejuruan
(SMA/SMK) dengan tujuan agar siswa mampu menuangkan ide, gagasan, pikiran,
pengalaman, dan pendapatnya dengan baik. Pada umumnya, pelaksanaan
pembelajaran menulis di sekolah masih banyak mengalami hambatan dan belum
dapat dilaksanakan secara efektif.
Menulis merupakan tingkat keterampilan berbahasa yang paling tinggi
tingkat kesulitannya dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya.
Keterampilan menulis sebagai sebuah kompetensi linguistik verbal membutuhkan
dukungan keterampilan berbahasa lainnya, seperti berbicara, menyimak, dan
membaca. Menulis merupakan proses menuangkan ide, pendapat, dan pikiran
untuk disampaikan kepada orang lain. Pendapat yang diungkapkan The Liang Gie
(2002: 7) dinyatakan bahwa menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang
mengungkapkan buah pikirannya melalui bahasa tulis untuk dibaca dan
dimengerti oleh orang lain. Tujuan pembelajaran keterampilan menulis yang
diharapkan adalah agar peserta didik mampu mengungkapkan gagasan, ide,
pendapat, dan pengetahuan secara sistematis dan tertulis serta memiliki
kegemaran menulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Keterampilan menulis dapat dijadikan sebagai sarana pengembangan
kreativitas peserta didik dan sarana peningkatan kemampuan mereka dalam
menggunakan bahasa, khususnya bahasa tulis sebagai sarana komunikasi.
Yant Mujianto, dkk. (2000: 70) mengemukakan bahwa secara umum
tujuan pembelajaran keterampilan menulis, yaitu siswa mampu menuangkan ide,
gagasan/pendapat secara tertulis ataupun sebagai kegiatan mengekspresikan ilmu
pengetahuan, pengalaman hidup, ide, imaji, aspirasi. Melalui pembelajaran
menulis diharapkan siswa tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan
membuat karangan. Siswa juga cermat untuk membuat argumen, dan
kemampuan untuk menuangkan ide dengan cara membuat karangan yang
menarik untuk dibaca. Siswa juga harus mampu menyusun dan menghubungkan
antara kalimat satu dengan yang lain sehingga menjadi karangan utuh.
Kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang
bersangkutan sekalipun. Hal itu disebabkan keterampilan menulis menghendaki
penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang
akan menjadi isi karangan.
Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan latihan, seperti pendapat
Enang Rokajat Asura (2005: 8) mengatakan “keterampilan menulis didapat dari
sebuah latihan, bukan pemberian alam”. Alam memang telah memberi talenta,
tetapi talenta saja tidak akan menjadi apa-apa tanpa melalui proses latihan.
Sebagai sebuah konsekuensi dan keterampilan yang ingin disampaikan, tidak akan
mungkin seseorang akan mampu menulis tanpa ia mempraktikkan keterampilan
itu. Perlu mendapatkan penekanan bahwasanya pembelajaran menulis bukan
hanya penyampaian teori tanpa mempraktikkannya. Hendaknya ada sinergi yang
nyata antara teori dan praktik sehingga ruh dalam pembelajaran menulis akan
tampak ketika dilaksanakan melalui latihan-latihan yang terstruktur. Syamsi
(dalam Pangesti Wiedarti, 2005: 134) menyatakan bahwa keprihatinan
pembelajaran menulis disebabkan pembelajaran bahasa Indonesia masih sering
diberikan secara teoretis yang mengakibatkan keterampilan bahasa siswa kurang.
Sehubungan dengan pernyataan di atas, pembelajaran keterampilan
menulis pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dari jenjang sebelumnya. Siswa diharapkan dapat menyerap aspek-aspek dasar
dari keterampilan menulis untuk menjadi bekal ke jenjang yang lebih tinggi.
Keterampilan menulis di SMA Negeri 1 Jogorogo Ngawi berdasar data
lapangan yaitu wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru, siswa kelas X-E
dan hasil tes survei awal ditemukan masalah yaitu rendahnya kemampuan menulis
argumentasi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil
wawancara survei awal Peneliti dengan guru (Ibu Umi Khafifah,S.Pd) guru kelas
X-E SMA Negeri 1 Jogorogo, rendahnya keterampilan menulis disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu: (1) siswa kurang berminat pada pembelajaran keterampilan
menulis. Sebagian besar siswa mengeluh ketika diberi tugas menulis, mereka
mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat, kurang menguasai kosa kata, dan
kurang mampu mengembangkan ide. Kesulitan tersebut menyebabkan mereka
tidak mampu menyampaikan pikiran dan gagasan dengan baik sehingga siswa
menjadi enggan untuk menulis, (2) guru mengalami kesulitan untuk
membangkitkan minat siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis. Guru
mengeluh bahwa konsentrasi sebagian besar siswa pada saat proses pembelajaran
sedang berlangsung tidak terfokus pada pelajaran. Pada umumnya, siswa deretan
paling depan yang memerhatikan penjelasan guru, sedangkan siswa yang duduk di
deretan tengah dan belakang lebih banyak melakukan aktivitas lain selain
memerhatikan materi yang disampaikan guru. Seperti siswa berbicara dengan
teman sebangku, siswa tertidur dalam kelas saat pembelajaran bahkan siswa ada
yang asyik main Hp (handphone), (3) guru mengalami kesulitan untuk
menemukan alternatif metode dan media pembelajaran yang tepat untuk
mengajarkan keterampilan menulis kepada siswa selain buku teks Bahasa
Indonesia dan LKS yang biasa digunakan.
Berdasar hasil tes survei awal pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1
Jogorogo rendahnya kemampuan menulis argumentasi teridentifikasi dari nilai
rata-rata menulis argumentasi yakni 58,97 (sumber dari nilai menulis Argumentasi
siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo) hanya 10 siswa (26,31%) yang tuntas,
sedangkan 28 siswa (73,68%) belum mencapai ketuntasan belajar dari 38 siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
(standar ketuntasan belajar minimal mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia
adalah 65). Data tersebut dapat dirinci pada tabel berikut.
Rentangan nilai 40-75
Tabel 1. Skala Nilai Keterampilan Menulis Argumentasi Survei Awal
No. Skala Frekuensi
1. 40 – 45 4
2. 46 – 50 2
3. 51 – 55 7
4. 56 – 60 6
5. 61 – 65 9
6. 66 – 70 7
7. 71 – 75 3
Jumlah 38
Rendahnya keterampilan menulis argumentasi siswa diindikasikan oleh
kurangnya kemampuan siswa dalam mengorganisasikan ide dengan baik,
pengembangan kerangka karangan, dan penyusunan kalimat serta kosakata yang
digunakan masih terbatas. Mereka masih belum memahami penggunaan ejaan
yang benar. Selain itu, masalah rendahnya keterampilan menulis argumentasi
siswa juga dipengaruhi oleh beberapa hal, misalnya: (1) kurangnya media yang
digunakan, (2) siswa masih kurang memanfaatkan media pembelajaran sebagai
sarana menuangkan ide, gagasan, atau pendapat mereka, (3) masih digunakannya
model pembelajaran yang konvensional (ceramah), dan (4) siswa membutuhkan
waktu yang lama untuk memproduksi sebuah tulisan.
Berdasar pada proses pembelajaran menunjukkan kualitas yang rendah.
Hasil observasi yang peneliti lakukan pada saat survei awal terungkap bahwa
siswa menunjukkan sikap kurang peduli pada saat berlangsungnya pembelajaran
menulis. Saat proses pembelajaran berlangsung, siswa terlihat pasif. Beberapa
siswa memang tampak memerhatikan keterangan guru namun tidak sedikit pula
siswa yang sibuk beraktivitas sendiri, seperti mengobrol dengan teman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Berdasarkan hasil pantauan peneliti saat pembelajaran menulis argumentasi hanya
ada 5 siswa saja (13,16%) yang mau bertanya saat pembelajaran berlangsung.
Merefleksi fenomena di atas dan upaya mengatasi masalah pembelajaran
menulis peneliti dan guru berkolaborasi menetapkan untuk menerapkan media
gambar karikatur pada kegiatan pengajaran keterampilan menulis dalam bentuk
penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun alasan pemilihan media tersebut sebagai
berikut. Melalui gambar karikatur siswa akan menemukan poin-poin penting
karena dalam karikatur tersirat permasalahan, beserta pernyataan yang bersifat
menegaskan pembacanya serta dari gambar karikatur siswa juga menangkap
pesan-pesan moral yang bersifat mendidik serta relevan dengan kondisi di sekitar
siswa. Hal ini akan memberi dampak yang baik bagi kepekaan menulis siswa.
Pada umumnya karikatur diartikan sebagai gambar sindiran yang bersifat
sinis atau sarkasme yang berbentuk humor sebagai refleksi dari suatu keadaan
sosial; politik, ekonomi dan kebudayaan. Dalam hal ini, gambar karikatur
berfungsi untuk merangsang minat belajar siswa untuk menuangkan ide,
gagasanya dalam menulis argumentasi. Bertolak dari latar belakang di atas,
peneliti berusaha mengkaji masalah dengan judul penelitian “Penerapan Media
Gambar Karikatur Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Argumentasi Pada
Siswa Kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo Kabupaten Ngawi Tahun Ajaran
2009/2010”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang ingin dijawab pada
penelitian ini adalah:
1. Apakah media gambar karikatur dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas X-E SMA
Negeri 1 Jogorogo?
2. Apakah media gambar karikatur dapat meningkatkan kualitas hasil
pembelajaran keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas X-E SMA
Negeri 1 Jogorogo?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan membuktikan:
1. Peningkatan kualitas proses pembelajaran keterampilan menulis argumentasi
pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo dengan media gambar
karikatur.
2. Peningkatan kualitas hasil pembelajaran keterampilan menulis argumentasi
pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo dengan media gambar
karikatur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
D. Indikator Ketercapaian Tujuan
Peneliti dan guru menentukan indikator ketercapaian dengan
memperhatikan kondisi/setting kelas X-E SMAN 1 Jogorogo sesuai dengan fakta
yang ada yaitu tingkat kemampuan siswa dalam mengembangkan tulisan menjadi
wacana argumentasi. Untuk mengetahui ketercapaian tujuan penelitian di atas,
dapat dilihat pada indikator keberhasilan peneliti sebagai berikut:
Tabel 2. Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian
Aspek yang Diukur
Persentase
Target
Capaian
Siklus Akhir
Cara Mengukur
Keaktifan siswa selama
pembelajaran menulis
argumentasi 70%
Diamati saat pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi oleh
peneliti dan dihitung dari jumlah
siswa yang menampakkan keaktifan
dalam pembelajaran.
Kemampuan siswa dalam
mengembangkan ide ke
dalam tulisan argumentasi 75%
Diamati dari hasil kerja siswa
berupa tulisan argumentasi dan
dihitung dari jumlah siswa yang
mampu menulis argumentasi
dengan baik.
Ketuntasan hasil belajar
(keterampilan menulis
argumentasi siswa dengan
menyusun kalimat yang
runtut,memerhatikan
aspek menulis meliputi isi,
organisasi, kosakata,
pengebahasaan, mekanik)
75%
Diamati dari hasil kerja siswa
berupa tulisan argumentasi dan
dihitung dari jumlah siswa yang
memeroleh nilai menulis
argumentasi yang mencapai standar
ketuntasan belajar minimal untuk
mata pelajaran Bahasa Indonesia
yaitu 65.
Diadopsi dari Enco Mulyasa (2006:209)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dipakai untuk:
1. Manfaat Teoretis
a. Memperluas wawasan dalam khasanah keilmuan pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya pembelajaran keterampilan menulis argumentasi.
b. Sebagai acuan pembelajaran keterampilan menulis dengan dengan model
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
(PAIKEM).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Memberikan kemudahan bagi siswa dalam menemukan ide tulisan;
2) Menyajikan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa;
3) Meningkatkan kemampuan menulis argumentasi siswa.
b. Bagi Guru
1) Meningkatkan kemampuan guru dalam mengatasi kendala
pembelajaran keterampilan menulis argumentasi;
2) Menjadi sarana bagi guru untuk membuat pembelajaran menulis
argumentasi lebih kreatif dan inovatif.
c. Bagi Sekolah
1) Hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan inovasi
pembelajaran bagi para guru lain dalam mengajarkan materi menulis;
2) Kualitas hasil pembelajaran meningkat, terutama hasil pembelajaran
menulis argumentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Keterampilan Menulis
a. Pengertian Menulis
Menulis merupakan komponen keterampilan berbahasa yang penting
untuk dikuasai siswa. Setiap siswa memiliki kemampuan untuk
mengekspresikan pikiran, perasaan, dan sikapnya. Kemampuan
mengekpresikan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk tulisan seperti puisi,
artikel, maupun ke bentuk karangan. Menulis merupakan aktivitas berbahasa
yang bersifat ekspresif, produktif, dan kreatif Yant Mujianto, dkk. (2000: 64).
Menulis dikatakan bukanlah hal yang sulit apabila menulis hanya diartikan
sebagai aktivitas mengungkapkan gagasan melalui lambang-lambang grafis
tanpa memerhatikan unsur penulisan dan unsur di luar penulisan seperti
membaca. Sementara itu, sebagian besar orang berpendapat bahwa menulis
bukan hal yang mudah sebab di perlukan banyak bekal bagi seorang untuk
terampil menulis. Burhan Nurgiyantoro (2001: 273) menyatakan bahwa
menulis adalah aktivitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa.
Batasan yang dibuat Burhan sangat sederhana. Menurutnya, menulis tidak
lepas dari mudah tidaknya tulisan tersebut dipahami oleh pembaca.
Berbeda dari kedua pakar di atas, Tarigan (2008: 3), menyatakan
bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Kegiatan menulis sendiri pada dasarnya merupakan kegiatan yang baik
dilakukan oleh anak. Dengan menulis berarti seorang anak sedang bergumul
dengan proses kreatif sehingga kreativitas anak semakin meningkat. Ketika ia
menulis, berarti anak menciptakan sesuatu, yang juga berarti melontarkan
pertanyaan-pertanyaan, mengalami keraguan dan kebingungan, sampai
akhirnya menemukan pemecahan. Ketika proses kreatif tersebut semakin
dilatih, anak akan semakin mudah untuk mengalihkan keahliannya kepada
bidang lain yang juga membutuhkan solusi kreatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
The Liang Gie (2002: 3) berpendapat bahwa menulis diistilahkan
mengarang yaitu segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan
gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca
untuk dipahami. Menurut Hernowo (2002: 215) berpendapat bahwa menulis
merupakan aktivitas intelektual praktis yang dapat dilakukan oleh siapa saja
dan amat berguna untuk mengukur sudah seberapa tinggi pertumbuhan ruhani
seseorang. Lebih lanjut beliau menyatakan bahwa aktivitas menulis juga
bermanfaat menyeimbangkan fungsi kerja kedua belah otak, baik otak kanan
maupun otak kiri.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting
dalam kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi
juga sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Keterampilan menulis itu
sangat penting karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
harus dimiliki oleh siswa. Dengan menulis, siswa dapat mengungkapkan atau
mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang
dimiliki. Selain itu, dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa
dalam menulis.
Berdasar pada pendapat di atas peneliti dapat menarik kesimpulkan
bahwa menulis merupakan kegiatan menyusun dan mengkomunikasikan
gagasan melalui media bahasa tulis yang dilakukan penulis kepada pembaca
sehingga terjadi interaksi antar keduanya demi tercapainya suatu tujuan.
b. Tahap-tahap Menulis
Menulis merupakan suatu proses, yaitu proses penulisan. Di dalamnya
terdapat beberapa tahap - tahap penulisan, meliputi tahap prapenulisan, tahap
penulisan, dan tahap revisi. Ketiga tahap penulisan itu menunjukkan kegiatan
utama yang berbeda. Nurudin (2007: 92), mengemukakan tahap-tahap yang
harus dilalui dalam menulis meliputi:
1) Tahap Prapenulisan
Tahap ini merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis, di
dalamnya mencakup beberapa langkah-langkah kegiatan menulis karangan
meliputi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
a) Menentukan Topik
Seorang penulis menentukan apa saja yang akan dibahas di dalam
tulisannya. Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber ilmu, pengalaman,
dan pengamatan.
b) Membatasi Topik
Membatasi topik berarti mempersempit lingkup pembicaraan. Untuk
mempermudah pembahasan digunakan gambar, bagan, diagram, atau cara
visualisasi yang lainnya.
c) Menentukan Tujuan Penulisan
Penentuan tujuan penulisan akan memberikan gambaran apa yang
akan dilakukan pada tahap penulisan, bahkan apa yang akan diberlakukan.
d) Menentukan Bahan Penulisan
Pengumpulan semua informasi atau data yang dipergunakan untuk
mencapai data penulisan.
e) Membuat Kerangka Karangan
Penyusunan kerangka karangan merupakan kegiatan terakhir pada
tahap persiapan penulisan.
2) Tahap Penulisan
Pada tahap ini penulis membahas setiap butir topik yang ada dalam
susunan kerangka. Dalam mengembangkan gagasan menjadi suatu kerangka
yang utuh, diperlukan bahasa. Penulis harus menguasai kata-kata yang akan
mendukung gagasan. Penulis harus mampu memilih kata dan istilah yang
tepat sehingga gagasan dapat dipahami pembaca dengan tepat pula. Kata-kata
harus dirangkaikan menjadi kalimat efektif selanjutnya kalimat-kalimat
tersebut harus disusun menjadi paragraf dan ditulis dengan ejaan yang berlaku
disertai penggunaan tanda baca secara tepat.
3) Tahap Revisi
Pada tahap ini sebuah tulisan perlu dibaca kembali. Penulis meneliti
secara menyeluruh mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan
kata, kalimat, paragraf, daftar pustaka dan sebagainya. Jika sudah melalui
revisi selesailah sebuah tulisan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
S. Effendi (dalam Yant Mujiyanto, dkk. 2000: 71) menjabarkan tahap-tahap yang harus ditempuh dalam menulis, yaitu: (1) mencatat pokok tulisan, (2) mengumpulkan bahan yang bertalian dengan pokok tulisan, (3) memilih bahan yang paling berkaitan dan menatanya dalam bentuk kerangka tulisan, (4) menguraikan rumusan kerangka tulisan ke dalam bentuk karangan, dan (5) menyunting karangan tersebut sebelum menerbitkannya. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan
menulis terbagi menjadi 3, yaitu prapenulisan, penulisan, dan revisi. Semua
kegiatan tersebut dilaksanakan dalam satu rangkaian kegiatan yang disebut
proses menulis. Penulis harus melampaui semua tahapan tersebut untuk
menghasilkan tulisan yang baik. Di dalam penelitian ini, guru dan peneliti
menerapkan teknik koreksi sendiri untuk menganalisis tulisan siswa. Siswa
diminta menganalisis kesalahan penulisan yang mereka lakukan dan guru
mengajarkan bagaimana cara membenahi tulisan mereka.
c. Asas-asas Menulis
The Liang Gie (2002: 33-37) mengemukakan enam asas menulis yang
disebut dengan asas menulis meliputi kejelasan, keringkasan, ketepatan,
kesatupaduan, pertautan, penegasan.
1) Kejelasan (clarifty)
Berdasarkan asas ini, setiap karangan haruslah jelas. Tulisan harus
mencari gagasan yang dapat dibaca dan dimengerti oleh pembacanya. Di
samping itu, tulisan yang jelas berarti tidak dapat di salahtafsirkan oleh
pembacanya. Kejelasan berarti tidak samar-samar, tidak kabur sehingga setiap
butir ide yang diungkapkan tampak nyata oleh pembaca. Yamada (2002: 143)
menyatakan bahwa tugas-tugas menulis yang meliputi teks-teks dengan topik
sama yang telah dipilih akan mengurangi beban leksikal pembacanya.
2) Keringkasan (conciseness )
Keringkasan yang dimaksud dalam asas menulis ini bukan berarti
setiap tulisan harus pendek. Keringkasan berarti suatu tulisan tidak boleh ada
penghamburan kata, tidak disampaikan dalam kalimat yang terlalu panjang.
Sebagaimana halnya dengan asas yang pertama, asas menulis yang kedua
tidak berlaku sepenuhnya untuk tulisan fiksi. Puisi terkadang diungkapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
dengan kata yang hemat meskipun pada dasarnya mengandung berbagai
gagasan. Lain halnya dengan novel dan cerpen yang diungkapkan dengan kata
yang berlebihan untuk memeroleh efek keindahan, memperkuat perwatakan
serta memperjelas setting.
3) Ketepatan (correctness )
Asas ketepatan mengandung ketentuan bahwa suatu penulisan harus
dapat menyampaikan butir-butir gagasan kepada pembaca dengan kecocokan
sepenuhnya seperti yang dimaksudkan oleh penulisnya. Untuk menepati asas
ini, penulis harus memerhatikan berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa,
ejaan, tanda baca serta kelaziman.
Seperti halnya dua asas sebelumnya, asas ketiga ini tidak berlaku
sepenuhnya untuk tulisan fiksi. Tulisan fiksi bersifat multitafsir. Pemahaman
pembaca bukan bergantung pada ketepatan tulisan, akan tetapi tingkat
apresiasi yang dimilikinya.
4) Kesatupaduan (unity)
Berdasarkan pada asas ini, segala hal yang disajikan dalam tulisan
memuat satu gagasan pokok atau sering disebut dengan tema. Tulisan yang
tersusun atas alinea-alinea tidak boleh ada uraian yang menyimpang serta
tidak ada ide yang lepas dari gagasan pokok tersebut. Asas yang sering disebut
dengan syarat kohesi suatu tulisan ini berlaku untuk semua jenis tulisan baik
fiksi maupun nonfiksi.
5) Pertautan (coherence)
Jika pada asas sebelumnya sebuah tulisan harus memuat satu gagasan
pokok, berdasar pada asas pertautan ini tiap alinea dalam satu tulisan
hendaklah berkaitan satu sama lain. Kalimat satu dengan kalimat yang lain
harus berkesinambungan. Asas yang sering disebut dengan prinsip koherensi
ini berlaku untuk semua tulisan baik jenis fiksi maupun nonfiksi.
6) Penegasan (emphasis)
Asas ini menegaskan bahwa dalam tulisan perlu ada penekanan atau
penonjolan tertentu. Hal ini diperlukan agar pembaca mendapatkan kesan
yang kuat terhadap suatu tulisan. Asas ini sangat perlu untuk diterapkan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
tulisan-tulisan fiksi meskipun tulisan nonfiksi juga perlu memerhatikan asas
ini.
d. Jenis-jenis Tulisan
Lauri S. Friedman, (2009: 1) ”Provides model essays on a current
controversial issue guiding students in writing a five-paragraph essay,
including persuasive, descriptive, expository and cause-and-effect essays”.
Artinya: Ada lima pembelajaran menulis yang dihadapi siswa yaitu persuasif,
deskriptif, eksposisi, dan sebab-akibat. Berbeda dengan Laminudin Finoza
(2002: 188) membagi karangan atau wacana menjadi lima jenis berdasarkan
cara penyajian dan tujuan umum yang tersirat di balik wacana tersebut, yaitu
eksposisi, argumentasi, persuasi, deskripsi, dan narasi.
a. Narasi
Menurut Nurudin (2007: 59) narasi merupakan bentuk wacana yang
berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-
olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Jenis tulisan ini
dapat berbentuk cerita fiktif (khayal) dan cerita nonfiktif (nyata). Narasi fiktif
dapat dijumpai pada karya sastra, seperti cerpen dan novel, sedangkan narasi
nonfiktif sering kali terdapat pada berita-berita di surat kabar. Tulisan jenis ini
memiliki penanda, antara lain:
(1) berupa cerita tentang peristiwa dan pengalaman manusia, (2) kejadian atau peristiwa yang disampaikan dapat berupa kejadian yang benar-benar terjadi dapat pula berupa imajinasi semata, (3) terdapat konflik yang dapat menarik pembaca, (4) memiliki nilai estetika, khususnya narasi fiktif; (5) menekankan susunan kronologis, dan (6) biasanya memuat dialog (Nurudin, 2007: 60)
b. Deskripsi
Deskripsi disebut juga pelukisan atau penggambaran. Hal itu
disebabkan rincian tentang objek tulisan dapat memberi pengaruh pada
sensitivitas dan imajinasi pembaca seolah ikut mendengar, merasakan, atau
mengalami langsung objek tersebut. Karangan ini berhubungan dengan
pengalaman panca indera pembaca seperti penglihatan seperti penglihatan,
pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan. Deskripsi adalah semacam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal
sedemikian rupa sehingga objek itu seolah-olah berada di depan mata kepala
pembaca; seakan-akan pembaca melihat sendiri objek tersebut (Abdul
Rani,dkk. 2006: 46).
c. Eksposisi
Eksposisi merupakan tulisan yang bertujuan menjelaskan atau
memberikan informasi tentang sesuatu (Masnur Muslich, 2007: 1). Eksposisi
dipaparkan suatu kejadian atau masalah secara analitis, spasial, dan kronologis
supaya pembaca dapat memahami informasi tersebut. karangan ini berusaha
menguraikan suatu objek yang mampu memperluas pengetahuan pembaca.
d. Argumentasi
Gorys Keraf (2007: 3) berpendapat argumentasi merupakan tulisan
yang berusaha membuktikan suatu kebenaran. Penulis berusaha meyakinkan
pembaca untuk menerima suatu kebenaran dengan mengajukan bukti-bukti
atau fakta-fakta yang menguatkan argumen penulis. Tulisan ini dikembangkan
dengan pola pemberian contoh-contoh, analogi, sebab-akibat, atau dengan
pola deduktif dan induktif. Pemaparan tulisan berdasarkan cara bernalar atau
berpikir yang logis sehingga pembaca dapat menerima kebenaran yang
disampaikan oleh penulis secara objektif.
e. Persuasi
Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan membuat pembaca
percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang
mungkin berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat/gagasan
ataupun perasaan seseorang (Laminudin Finoza, 2002: 199). Persuasi
merupakan bentuk tulisan yang menyimpang dari argumentasi. Hal itu
disebabkan dalam argumentasi terdapat usaha untuk membujuk dan
meyakinkan pembaca didasarkan pada kelogisan pembuktian fakta-fakta yang
disajikan. Sementara itu, dalam persuasi usaha untuk mempengaruhi tersebut
memanfaatkan aspek-aspek psikologis. Persuasi juga didasarkan pada
kemampuan penulis untuk mengendalikan emosi pembaca dan mengarahkan
mereka pada sasaran yang ingin dicapai penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan
tentang perbedaan kelima jenis tulisan tersebut. Tulisan narasi menekankan
urutan peristiwa dari waktu ke waktu, deskripsi memberikan gambaran
tentang objek tulisan dan berusaha menjadikan pembaca ikut merasakan
penggambaran tersebut, eksposisi menjelaskan suatu pengetahuan atau
informasi, argumentasi meyakinkan pembaca tentang kebenaran suatu hal
secara logis, sedangkan persuasi memengaruhi pembaca secara psikologis.
2. Hakikat Menulis Argumentasi
a. Pengertian Argumentasi
Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk
memengaruhi sikap dan pandangan orang lain, agar mereka itu percaya dan
akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau
pembicara (Gorys Keraf, 2007: 3). Melalui argumentasi penulis berusaha
merangkai fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menyampaikan
apakah suatu pendapat atau suatu hal itu benar atau tidak. Argumentasi
berbeda dengan empat bentuk wacana yang lain karena fungsi utamanya
adalah membuktikan. Bentuk wacana yang lain dapat juga dijumpai unsur-
unsur pembuktian tetapi pembuktian dalam keempat wacana lain (eksposisi,
persuasi, deskripsi, dan narasi) sangat berbeda dengan sifat pembuktian
argumentasi. Dapat diuraikan secara singkat, bahwa tulisan argumentasi
merupakan bentuk wacana tulis yang bertujuan mengubah pikiran, sikap,
pandangan dan perasaan seseorang dengan memberikan pembuktian (Dadot,
2009:1).
Lakhsmi (2009: 1) menyatakan bahwa argumentasi adalah tulisan yang
ditulis bertujuan untuk meyakinkan pembaca, kebenaran fakta-fakta yang
dipergunakan dapat menunjukan suatu peraturan yang logis menuju kepada
suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas peneliti menarik
kesimpulkan bahwa menulis argumentasi merupakan suatu bentuk
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang bahasa atau grafik untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
menuangkan ide ke dalam bahasa tulis secara jelas dan sistematis sebagai
proses bernalar secara logis dan kritis untuk memberikan kebenaran guna
meyakinkan, mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain (pembaca).
b. Dasar Penulisan Argumentasi
Argumentasi yang baik biasanya menggunakan kaidah-kaidah logika
yang benar (Gorys Keraf, 2007: 101-102). Silogisme sering digunakan dalam
mengungkapkan atau membentuk suatu paragraf argumentasi. Demikian juga
kesesuaian isi dengan realitas kehidupan sehari-hari merupakan suatu landasan
yang berguna dalam menyusun paragraf argumentasi. Dasar yang harus
diperhatikan sebagai titik tolak argumentasi adalah:
1) Pembicaraan atau pengarang harus mengetahui sedikit tentang subyek
yang akan dikemukakannya, sekurang-kurangnya mengetahui prinsip-
prinsip ilmiahnya. Karena argumentasi pertama-tama didasarkan pada
fakta, informasi, evidensi, dan jalan pikiran yang menghubungkan fakta-
fakta dan informasi tersebut.
2) Pengarang harus bersedia mempertimbangkan pandangan-pandangan atau
pendapat-pendapat yang bertentangan dengan pendapatnya sendiri.
Mempertimbangkan pendapat lawan adalah dengan tujuan untuk
mengetahui apakah diantara fakta-fakta yang diajukan lawan ada yang
dapat dipergunakannya, sehingga akan memperlemah pendapat lawan tadi.
dan dapat juga terjadi bahwa fakta dan evidensi lawanlah yang benar,
sehingga pendapat lawanlah yang harus diterima.
3) Pembicara atau penulis argumentasi harus berusaha untuk mengemukakan
pokok persoalannya yang jelas. Ia juga harus mengemukakan pola konsep-
konsep dan istilah yang tepat.
4) Pembicara atau penulis harus menyelidiki persyaratan mana yang masih
diperlukan bagi tujuan-tujuan lain yang tercakup dalam persoalan yang
dibahas itu, dan sampai dimana kebenaran dari pernyataan yang telah
dirumuskannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
5) Dari semua maksud dan tujuan yang terkandung dalam persoalan itu,
maksud yang mana lebih memuaskan pembicara atau penulis untuk
menyampaikan masalahnya.
c. Mengemukakan Argumen
Sebagai bentuk tulisan yang paling umum digarap, argumentasi selalu
terdiri dari tiga bagian utama, yaitu pendahuluan, tubuh argumentasi, dan
kesimpulan (Gorys Keraf, 2007: 104 ).
1) Pendahuluan
Pendahuluan berfungsi menarik perhatian pembaca dengan
menyajikan fakta-fakta pendahuluan memusatkan perhatian dan
memahami argumentasi yang akan disampaikan pada bagian isi karangan.
Dibagian pendahuluan ini dijelaskan latar belakang permasalahan. Secara
ideal pendahuluan mengandung cukup banyak bahan untuk menarik
perhatian pembaca yang tidak ahli sekalipun, serta memperkenalkan
kepada pembaca fakta-fakta yang diperlukan untuk memahami
argumentasinya. Kebanyakan penulis pemula menganggap pembaca sudah
mengetahui sebagian besar permasalahan yang dibicarakan. sikap ini
kurang menguntungkan dan hanya akan menggagalkan argumentasinya.
2) Tubuh Argumentasi
Seluruh isi argumentasi diarahkan kepada usaha penulis untuk
meyakinkan pembaca mengenai kebenaran dari permasalahan yang
dikemukakan sehingga kesimpulanya juga benar. Hal terpenting pada
bagian tubuh argumentasi adalah mengajukan pembuktian mengenai benar
tidaknya data dan informasi yang diperoleh berkaitan dengan
permasalahan yang dikemukakan. Kebenaran faktual ini harus didukung
proses penalaran yang sahih dan logis sehingga pendapat atau kesimpulan
yang diturunkan tidak dapat dibantah oleh siapapun. Kebenaran dalam
penalaran dan konklusi itu mencakup beberapa kemahiran: kecermatan
menyeleksi fakta yang benar, kekritisan dalam memberikan penilaian,
penyajian atau penyusunan bahan secara baik dan teratur. Penyajian fakta,
kesaksian, perumusan premis-premis, dan sebagainya dengan benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3) Kesimpulan
Penulis harus memerhatikan bahwa kesimpulan yang diturunkan
tetap menjaga pencapaian tujuan, yaitu membuktikan kebenaran untuk
mengubah sikap dan pendapat pembaca. Kesimpulan dapat berupa dalil
yang telah teruji kebenarannya dalam isi argumentasi, atau berupa
rangkuman umum dari materi yang telah dikemukakan.
Sementara itu, keberhasilan tulisan argumentasi terletak pada penulis
dalam membatasi persoalan dan menetapkan titik ketidaksesuaian. Saran yang
harus ditetapkan oleh setiap pengarang argumentasi untuk membatasi
persoalan dan menetapkan titik ketidaksesuaian menurut Amiruddin Aliah
(2009: 1) adalah sebagai berikut:
1) Tulisan argumentasi itu harus mengandung kebenaran untuk mengubah
sikap dan keyakinan orang mengenai topik yang akan diargumentasikan.
Untuk menunjukkan kebenaran tersebut, seorang penulis harus menyusun
fakta-fakta menuju suatu kesimpulan yang dapat diterima sehingga lawan
tidak bisa mengajukan kesimpulan yang bertentangan dengan
kesimpulannya itu.
2) Pengarang harus berusaha menghindari istilah yang dapat menimbulkan
prasangka tertentu. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa istilah harus
mewakili satu makna secara jelas dan tegas, terhindar dari perbedaan
penafsiran antara proposisi yang dikemukakannya dengan harus terhindar
dari makna yang diragukan.
3) Penulis harus membatasi pengertian istilah-istilah yang akan digunakan
agar dapat meminimalkan kemungkinan timbulnya ketidaksesuaian
pendapat karena perbedaan pengertian. Pembatasan definisi atau
pengertian sebuah istilah hanya sekedar merupakan proses pembentukan
makna untuk meletakkan dasar-dasar persamaan pengertian bagi istilah
yang akan digunakan. Pembatasan itu sangat penting supaya tujuan utama
jangan diabaikan atau terganggu hanya karena timbul ketidaksepakatan
baru mengenai istilah itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
4) Penulis harus menetapkan secara tepat ketidaksepakatan yang akan
diargumentasikan. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting
sebab seperti analisis yang dipaparkan harus tampak jelas di mana letak
perbedaan-perbedaan persoalan yang akan di argumentasikan itu. Dengan
demikian, arah dan sasaran tulisan hanya dipusatkan kepada titik
perbedaan itu.
3. Hakikat Pembelajaran Menulis Argumentasi SMA
a. Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil
atau tujuan, bukan hanya mengingat melainkan juga mengalami. Hasil belajar
bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan perilaku. Dengan
kata lain, bukti bahwa seseorang telah melakukan kegiatan belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut ke arah yang lebih baik.
Hasil belajar terlihat dari perubahan pada aspek-aspek tingkah laku manusia
seperti pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, keterampilan apresiasi,
emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti (etika), sikap, dan lain-lain.
Biggs dan Telfer (dalam Dimyati, 2002: 33) belajar sebagai sebuah
proses yang kompleks dan berkesinambungan memiliki unsur-unsur dinamis
di dalamnya, antara lain:
1) Motivasi siswa
Motivasi merupakan dorongan seseorang untuk melakukan suatu
perbuatan atau tindakan. Motivasi belajar dapat bersumber dari diri siswa
dan rangsangan dari luar siswa. Motivasi yang berasal dari dalam diri
siswa lebih baik daripada rangsangan dari luar. Akan tetapi, sering kali
untuk menumbuhkan motivasi dari dalam butuh rangsangan dari luar
sehingga muncul motivasi yang tinggi untuk belajar.
2) Bahan belajar
Bahan belajar merupakan hal-hal yang diajarkan kepada siswa.
Dalam menentukan bahan belajar, guru harus memerhatikan dan
menyesuaikan dengan tujuan belajar. Tujuan tersebut meliputi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan pengalaman yang diharapkan ada
pada diri siswa setelah mengalami proses belajar.
3) Alat bantu belajar
Alat bantu belajar dapat disebut alat peraga atau media belajar.
Media belajar merupakan peralatan yang digunakan selama proses belajar
supaya proses tersebut dapat berjalan dengan baik. Pemakaian media
dimaksudkan agar proses belajar lebih menarik, materi menjadi konkret
dan mudah dipahami, menghemat waktu dan tenaga, serta menjadikan
hasil belajar lebih bermakna. Media yang dapat digunakan bisa berupa
media yang dilihat saja (visual), yang dapat didengar saja (audio), yang
dapat dilihat dan didengar (audiovisual), ataupun media yang bersumber
dari peristiwa yang terjadi di masyarakat.
4) Suasana belajar
Suasana belajar merupakan kondisi yang tercipta selama proses
belajar. Suasana sangat mendukung keberhasilan belajar siswa dan dapat
menimbulakan motivasi siswa. Suasana yang menyenangkan dapat
memunculkan kegairahan belajar dan menunjang kegiatan belajar yang
efektif. Begitu pula sebaliknya, suasana yang membosankan menjadikan
siswa jenuh dan tidak bersemangat dalam belajar. Oleh karena itu, baik
guru maupun siswa perlu bekerja sama untuk menciptakan suasana belajar
yang baik dan menyenangkan.
5) Kondisi subjek belajar
Subjek belajar tidak lain adalah siswa itu sendiri. Kondisi siswa turut
membantu keberhasilan pembelajaran sebab dalam proses pembelajaran
terdapat tiga hal pokok yakni input, proses, output. Suatu pembelajaran
akan menghasilkan output yang baik manakala memiliki input dan proses
yang baik pula, termasuk di dalam lingkungan dan kelengkapan
pembelajaran yang lain. Kondisi subjek belajar disini meliputi kondisi
jasmani dan rohani yang turut mempengaruhi kelancaran dan mendukung
keberhasilan proses belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Pembelajaran merupakan peristiwa yang tidak dapat dipisahkan dari
belajar meskipun sebenarnya kedua hal tersebut adalah peristiwa yang
berbeda. sering kali orang menyamakan istilah pembelajaran dengan istilah
pengajaran karena tidak memahami hakikat kedua hal itu,memberikan batasan
yang berbeda tentang istilah pembelajaran dan pengajaran. Dalam pengajaran,
guru dan murid berada di kelas (ruang) formal sedangkan dalam pembelajaran,
kegiatan belajar mengajar dapat terjadi meski tanpa kehadiran guru. Secara
lebih lengkap, Dewi Salma Prawiradilaga (2008: 136) menyatakan bahwa
pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi
sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa. Dalam hal
ini, proses belajar menjadi hal yang lebih ditekankan daripada hasil.
Oemar Hamalik (2001: 57) mengemukakan bahwa pembelajaran
adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling memengaruhi
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Batasan tersebut membawa pengertian
bahwa pembelajaran tidak terbatas di dalam ruang saja tetapi juga
diselenggarakan di luar kelas bahkan luar sekolah. Pengertian pembelajaran
yang lain didasarkan teori-teori belajar yang telah ada.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat
siswa belajar guna mengubah perilaku yang lebih baik. Dalam usahanya guru
didukung oleh adanya materi pelajaran yang sesuai metode dan penggunaan
media yang tepat.
b. Pembelajaran Menulis Argumentasi
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan
apresiasi terhadap hasil karya sastra manusia Indonesia. Pada jenjang SMA,
standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi
minimal peserta didik yang menggambarkan pengguasaan pengetahuan,
keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk
memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global (Badan
Standar Nasional Pendidikan, 2006: 260)
Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan satu aspek
yang harus diajarkan kepada siswa yang terangkum dalam mata pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia. Di dalam kurikulum saat ini, untuk siswa kelas
X ada beberapa keterampilan menulis yang harus dikuasai oleh siswa baik
menulis dalam ranah kebahasaan maupun dalam ranah sastra. Salah satu
kemampuan yang menulis yang yang harus dikuasai oleh siswa kelas X SMA
adalah menulis paragraf argumentasi. Berdasarkan silabus mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas X Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
menulis argumentasi diberikan pada semester kedua dengan standar
kompetensi, mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks
pidato. Adapun kompetensi dasarnya adalah menulis gagasan untuk
mendukung pendapat dalam bentuk paragraf argumentasi.
Materi yang harus disampaikan guru dalam membelajarakan
keterampilan menulis argumentasi meliputi ciri-ciri paragraf argumentasi,
topi-topik paragraf argumentasi, kerangka paragraf argumentasi, dan
penggunaan kata penghubung antar klausa dalam paragraf argumentasi. Untuk
memperjelas materi tersebut, guru perlu memberikan contoh paragraf
argumentasi.
Selama pembelajaran menulis argumentasi berlangsung, kegiatan yang
diharapkan antara lain: (1) membaca paragraf argumentasi, (2)
mengidentifikasi karakteristik paragraf argumentasi, (3) menulis paragraf
argumentasi, (4) menggunakan kata penghubung antar klausa dalam paragraf
argumentasi, dan (5) menyunting paragraf argumentasi yang ditulis teman.
Di akhir pembelajaran menulis argumentasi diharapkan siswa mampu:
(1) mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf
salah satu model yang lebih rinci dalam melakukan penyekoran, yaitu dengan
mengunakan model skala interval untuk tiap tingkat tertentu pada tiap aspek
yang dinilai. Model penilaian ini lebih rinci dan teliti dalam memberikan skor,
Model Penilaian Tugas Menulis dengan Skala Interval kiranya lebih dapat
dipertanggungjawabkan. Model tersebut adalah model penilaian yang banyak
digunakan pada program ESL (English as a Second Language), yaitu sebagai
berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Tabel 3. Model Penilaian Tugas Menulis Argumentasi dengan Skala Interval
Aspek Skor Kriteria
I
S
I
27-30
22-26
17-21
13-16
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Pengembangan ide argumen tuntas * isi
karikatur dikembangkan dengan baik *
substansif argumen relevan dengan
permasalahan dan tuntas
Pengembangan ide argumen terbatas *
isi karikatur dikembangkan dengan
tidak lengkap * substansi cukup
relevan dengan masalah tetapi tak
lengkap
Pengembangan ide argumen kurang *
isi karikatur kurang dikembangkan *
substansi kurang * fakta pendukung
argumen kurang.
Tak berisi argumen* tak ada substansi
argumen * tak ada pengembangan
argumen * tak ada fakta argumen
O
R
G
A
N
I
S
A
S
I
18 -20
14-17
10 –13
7 – 9
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Gagasan diungkapkan dengan baik*
padat tertata urutan argumen yang logis
*urutan logis kohesif dan koheren
Argumen kurang terorganisasi tetapi
ide utama terlihat* bahan pendukung
argumen terbatas*urutan logis tetapi
tidak lengkap.
Gagasan kacau terpotong-potong*
urutan dan pengembangan argumen
tidak logis.
Argumen tidak terorganisir dengan baik
*tidak layak nilai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
K
O
S
A
K
A
T
A
18 -20
14-17
10– 13
7 – 9
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Pemanfaatan potensi kata maksimal *
pilihan dan ungkapan kata tepat *
menguasai pembentukan kata.
Pemanfaatan potensi kata cukup *
pilihan dan ungkapan kata kadang-
kadang kurang tepat tapi tidak
mengganggu.
Pemanfaatan potensi kata terbatas *
sering terjadi kesalahan penggunaan
kata dan dapat merusak makna.
Pemanfataan potensi kata asal-asalan *
pengetahuan tentang kosa-kata rendah
*tidak layak nilai
P
E
N
G
E
B
A
H
A
S
A
22 -25
18 - 21
11– 17
5 – 10
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Konstruksi kompleks tetapi efektif *
hanya terdapat sedikit kesalahan
penggunaan bentuk bahasa.
Konstruksi sederhana tetapi efektif *
kesalahan kecil pada kontruksi
kompleks *terjadi sejumlah kesalahan
tetapi makna tidak kabur
Terjadi kesalahan serius dalam
konstruksi kalimat * makna
membingungkan atau kabur.
Tidak menguasai aturan sintaksis *
terdapat banyak kesalahan * tidak
komunikatif * tidak layak nilai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
M
E
K
A
N
I
K
5
4
3
2
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Menguasai aturan penulisan * hanya
terdapat beberapa kesalahan ejaan
Kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan
tetapi tidak mengaburkan makna
Sering terjadi kesalahan ejaan * makna
membingungkan atau kabur
Tidak menguasai aturan penulisan*
terdapat banyak kesalahan ejaan
*tulisan tak terbaca * tak layak nilai
(Sumber : Burhan Nurgiyantoro, 2001: 307 – 308)
Skor Maksimum = 100
Cara menghitung hasil menulis argumentasi =
Keterangan:
N I = isi
N II = organisasi
N III = kosakata
N IV = pengembangan bahasa
N V = mekanik
Skor total dengan menjumlahkan hasil dari 5 aspek tersebut.
Standar Ketuntasan:
Siswa dinyatakan tuntas dalam aspek tersebut jika mencapai nilai minimal 65.
4. Penilaian Proses Belajar-Mengajar
a. Hakikat Penilaian Proses Belajar-mengajar
Proses belajar merupakan hal yang penting dalam pembelajaran. Dari
segi proses tersebut dapat diketahui proses siswa dalam memahami materi
yang diberikan oleh guru. Sikap, minat dan aktivitas siswa dalam mengikuti
penjelasan dari guru merupakan objek yang harus diamati dalam melakukan
N I+N II+N III+N IV+N V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
penilaian dalam proses pembelajaran Gino, dkk. (2000: 36-39). Hal ini sangat
penting, karena pembelajaran tidak semata-mata ditentukan oleh hasilnya.
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang
cenderung menunjukan hasil yang berciri antara lain:
1) kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Motivasi intrinsik adalah semangat juang untuk belajar yang tumbuh dari dalam diri siswa itu sendiri; 2) hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatanya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri, dan mengembangkan kreativitasnya; 3) hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh atau komprehensif, yaitu mencakup ranah kognitif, pengetahuan,atau wawasan; ranah afektif atau sikap dan apresiasi; serta ranah psikomotoris, keterampilan atau perilaku. Ranah kognitif terutama hasil yang diperolehnya, sedangkan ranah efektif dan psikomotoris diperoleh sebagai efek dari proses belajarnya, baik efek intruksional maupun efek samping yang tidak direncanakan dalam pengajaran (Nana Sudjana, 2006: 56).
b. Kriteria dalam Menilai Proses Belajar-mengajar
Dalam melakukan penilaian seorang guru tidak semata-mata
memberikan penghakiman atas segala hal yang dilakukan oleh siswa selama
pembelajaran. Akan tetapi, guru harus memiliki kriteria atau pedoman dalam
memberikan penilaian dalam proses pembelajaran di kelas Klien (dalam
Conny Semiawan, 2008: 4).
Menurut Nana Sudjana (2006: 59), kriteria dalam menilai proses
belajar mengajar meliputi beberapa hal. Pertama, konsistensi kegiatan belajar-
mengajar dengan kurikulum. Keberhasilan proses tersebut dapat dilihat
terlaksananya secara nyata dalam bentuk dan aspek, diantaranya; tujuan-tujuan
pengajaran, jenis kegiatan yang dilaksanakan, cara melaksanakan setiap jenis
kegiatan, dan penilaian yang digunakan untuk setiap tujuan.
Kriteria kedua adalah keterlaksanaannya oleh guru dan siswa.
Keterlaksanaan ini dapat dilihat dalam hal; mengkondisikan kegiatan belajar
siswa, menyiapkan alat, sumber, dan perlengkapan belajar, waktu yang
disediakan untuk belajar mengajar, memberikan bantuan dan bimbingan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
belajar kepada siswa, dan melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
Dalam segi keterlaksanaan oleh siswa, hal yang dinilai adalah siswa
memahami, mengikuti petunjuk yang diberikan guru, semua siswa turut serta
melakukan kegiatan belajar, dan menguasai tujuan-tujuan pengajaran yang
telah ditetapkan guru (Nana Sudjana, 2006: 59).
Ketiga motivasi belajar siswa dan keaktifan para siswa dalam kegiatan
belajar-mengajar. Dalam hal ini siswa menunjukan motivasi belajar pada saat
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat; minat dan
perhatian siswa terhadap pelajaran; semangat siswa untuk melaksanakan
tugas-tugas belajarnya; reaksi yang ditunjukan siswa terhadap stimulus yang
diberikan guru. Keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar-mengajar;
melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru (Nana Sudjana, 2006:
60).
Kriteria terakhir adalah kemampuan atau keterampilan guru dalam
mengajar dan interaksi antara guru dengan siswa. Berkenaan dengan
komunikasi yang terbangun pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini
dilihat dalam; tanya jawab atau dialog antara guru dengan siswa; bantuan guru
terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar; terampil menggunakan
berbagai alat dan sumber belajar; dan menguasai kelas sehingga dapat
mengendalikan kegiatan siswa (Nana Sudjana, 2006: 60).
Berbeda dengan pendapat Sarwiji Suwandi (2008: 89) penilaian proses
pembelajaran dalam kegiatan menulis dapat dilakukan dengan perhatian siswa
terhadap pembelajaran berlangsung. Sikap dan aktifitas siswa dalam
pembelajaran bermula dari yang terkait dengan kecenderungan seseorang
dalam merespon sesuatu/objek. Sikap terdiri dari 3 komponen, yakni afektif,
kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh
seseorang atau penilaiannya terdapat suatu objek, sedangkan komponen
kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek.
Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau
berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Sarwiji Suwandi (2008: 89-90) objek sikap yang perlu dinilai dalam
proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Sikap terhadap materi pelajaran. Dengan adanya sikap positif terhadap
materi pelajaran, dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang
minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi dan akan lebih mudah
menyerap materi pelajaran yang diajarkan.
2) Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik harus memiliki sikap positif
terhadap guru. Siswa yang bersikap negatif pada guru akan mengabaikan
hal-hal yang diajarkan oleh guru sehingga siswa menjadi sukar menyerap
materi pelajaran.
3) Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik harus memiliki sikap
positif terhadap proses pembelajaran yang mencakup suasana
pembelajaran, strategi, metodologi, dan dan teknik pembelajaran yang
digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman, dan
menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik
sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
4) Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu
materi pelajaran. Peserta didik harus memiliki sikap positif terhadap kasus
tertentu dalam materi pelajaran.
Dalam kegiatan observasi, perilaku siswa dalam kegiatan menulis
dapat diamati dengan format penilaian sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Tabel 4. Penilaian Proses Kegiatan Menulis Argumentasi
Indikator Nilai Ket
No. Subj
Nama
Perhatian terhadap kegiatan menulis
Memerhatikan penjelasan guru
Perhatian terhadap karikatur
Kesunggu- han siswa dalam dis- kusi
1 2 3 4
Catatan:
a. Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut
(diamati dari perilaku siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
menulis).
1= Sangat kurang (siswa tidak peduli dengan kegiatan belajar mengajar
yang sedang berlangsung, siswa melakukan aktivitas sendiri dan sama
sekali tidak memerhatikan guru, siswa acuh dengan karikatur yang
dibagikan guru, siswa melakukan aktivitas lain.
2= Kurang (siswa terlihat malas dan mengeluh tentang materi pelajaran
yang diberikan, siswa hanya memerhatikan penjelasan guru jika
ditegur guru, siswa menerima karikatur yang diberikan guru tetapi
hanya melihat sekilas, siswa melakukan aktivitas lain saat
mengerjakan tugas dan melihat hasil pekerjaan teman)
3= Sedang (siswa terlihat pasif dan diam dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar, pandangan siswa tertuju pada guru namun jika ditanya tidak
bisa menjawab, siswa mengerjakan tugas tetapi masih melakukan
aktivitas lain, seperti meminjam alat tulis temannya).
4= baik (saat pelajaran berlangsung siswa terlihat aktif mengikuti
pelajaran, siswa memerhatikan dan mencatat materi pelajaran yang
disampaikan guru, siswa menerima karikatur yang diberikan guru dan
mengamati serta mendiskusikan dengan teman sebangku, siswa fokus
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik dan tepat
waktu)
5= amat baik ( saat pelajaran berlangsung siswa terlihar antusias dan
bertanya pada guru, siswa memerhatikan penjelasan guru dan bertanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
jika kurang memahami, siswa sangat antusias menerima karikatur
yang dibagikan guru dan mengamati,mendiskusikan dengan teman
sebangku, siswa mengerjakan tugas, bekerja dengan sungguh-sungguh
dan selesai mengerjakan tepat waktu)
b. Nilai merupakan jumlah skor-skor tiap indikator perilaku.
c. Keterangan diisi dengan kriteria berikut:
1. Nilai 18 – 20 berarti amat baik
2. Nilai 14 – 17 berarti baik
3. Nilai 10 – 13 berarti sedang
4. Nilai 6 – 9 berarti kurang
5. Nilai 0 – 5 berarti sangat kurang
Berdasar pada pendapat di atas peneliti menarik kesimpulan bahwa
penilaian proses tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran. Penilaian ini
tidak hanya bermanfaat bagi guru, tetapi juga bagi siswa yang pada saatnya
akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapainya. Dari beberapa
kriteria tersebut penilai dapat melihat bagian-bagian yang telah dicapai dan
bagian-bagian yang belum dicapai untuk kemudian dilakukan tindakan dan
upaya memerbaikinya.
5. Hakikat Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan
(Arief S. Sadiman, 2007: 6). Hujair AH.Sanaky (2009: 3) menyatakan bahwa
media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk
menyampaikan pesan pembelajaran. Berbeda dengan Romiszowski (dalam
Basuki Wibawa dan Farida Mukti, 2001:12) memberikan batasan media
sebagai pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (yang dapat
berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Di dalam proses belajar-
mengajar penerima pesan itu adalah siswa, sedang pesan atau informasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
tersebut berasal dari sumber informasi, yaitu guru. Pembawa pesan (media) itu
berinteraksi dengan siswa melalui indera mereka, siswa dirangsang oleh
media, lalu inderanya digunakan untuk menerima informasi. Apabila media itu
membawa pesan/informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung
maksud pengajaran maka hal itu disebut media pembelajaran.
Gagne dan Briggs (dalam Azhar Arysad, 2005: 4) berpendapat bahwa
media pembelajaran adalah segala yang meliputi alat fisik yang digunakan
untuk menyampaikan isi materi pembelajaran dan menyajikan pesan sehingga
merangsang siswa untuk belajar atau sebagai alat bantu mengajar guru. Alat
bantu yang bisa dipakai biasanya berupa alat bantu visual, yaitu: gambar, kaset
CD, kamera, film slide, komputer dan alat-alat yang dapat memberikan
pengalaman konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan
retensi belajar siswa. Senada dengan Ardiani Mustikasari (2008: 1)
menyatakan Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam
pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana
pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim (guru) kepada penerima (siswa) sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses kegiatan belajar berhasil. Di dalam suatu proses belajar-
mengajar, pesan yang disalurkan oleh media dari sumber pesan kepada
penerima pesan itu ialah isi pelajaran. Pesan tersebut berasal dari kurikulum
yang disampaikan guru kepada siswa.
b. Fungsi dan Manfaat Media
Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar yang turut memengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang
ditata dan diciptakan oleh guru (Azhar Arsyad, 2005: 15). Menurut Suyatinah
(2006: 249) menyatakan penggunan media dalam pembelajaran akan
membantu kelancaran, efektivitas, dan efesiensi pencapaian tujuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Levie dan Lentz (dalam Azhar Arsyad, 2005: 16) mengemukakan
empat fungsi media pembelajaran, yaitu:
(1) fungsi atensi, (2) fungsi afektif, (3) fungsi kognitif, dan (4) fungsi kompensatoris. Menurut Kemp dan Dayton (dalam Azhar Arsyad, 2004: 19) media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu: (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi. Tujuan utama penggunaan media untuk memperjelas penyajian pesan
dan meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar (Siti Mariyah,
2005:160). Penggunaan media diharapkan dapat memperkonkret informasi
yang dikomunikasikan sehingga informasi tersebut diharapkan dapat diserap
semaksimal mungkin oleh si penerima informasi.
Manfaat yang dapat diambil berdasarkan penggunaan media
pembelajaran menurut Azhar Arsyad (2005: 26-27) dirumuskan sebagai
berikut:
(1) media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar; (2) media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar; (3) media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perha-tian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya; (4) media pembelajaran mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu; dan (5) media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka.
c. Jenis-jenis Media dalam Pembelajaran
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2009: 3) menjelaskan bahwa media
pembelajaran dapat dibedakan sebagai berikut:
1) Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik, dan lain-lain.
2) Media tiga dimensi, yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama, dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
3) Media proyeksi seperti slide, filmstrips, film, penggunaan OHP, dan lain-lain.
4) Penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran.
Hujair AH.Sanaky (2009: 40) membedakan media pembelajaran
sebagai berikut:
1) Dilihat dari aspek betuk fisik dibagi menjadi dua yaitu: a) media elektronik, seperti televisi, film, radio, slide, video, VCD, DVD,
LCD, komputer, internet, dan lain-lain. b) Media non-elektronik, seperti buku, handout, modul, diktat, media
grafis, dan alat peraga. 2) Dilihat dari aspek panca indera dengan membagi menjadi tiga, yaitu:
a) media audio b) media visual c) media audio visual
3) Dilihat dari aspek alat dan bahan yang digunakan, yaitu: a) alat perangkat keras (hardware) sebagai sarana yang menampilkan
pesan, dan b) perangkat lunak (software), sebagai pesan atau informasi.
d. Pemilihan Media Pembelajaran
Media yang digunakan dalam pengajaran harus menunjang proses
belajar siswa sehingga siswa mampu menguasai indikator belajar dalam
sebuah standar kompetensi. Pemilihan media dalam pembelajaran harus sesuai
dengan kebutuhan dan kapasitas siswa sebagai subjek yang diberdayakan
dalam pendidikan.
Azhar Arsyad (2005: 75-76) menyatakan bahwa beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam pemilihan media, yaitu (1) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai; (2) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi; (3) praktis, luwes dan bertahan; (4) guru terampil menggunakannya; (5) pengelompokan sasaran dan (6) mutu teknis.
6. Gambar Karikatur Sebagai Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Gambar
Media gambar merupakan salah satu jenis media visual atau grafis.
sesuai dengan pendapat Arief Sadiman, dkk. (2007: 29) mengatakan “media
grafis meliputi gambar/foto, sketsa, diagram, bagan (chart), grafik, kartun,
poster, peta dan globe”. Media gambar sangat umum digunakan dalam setiap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
pembelajaran karena kepraktisan dan kemudahannya dalam menggunakan,
Walaupun telah banyak digunakan dalam setiap pembelajaran, akan tetapi
media gambar tetap mampu menyita perhatian dari siswa dan mampu
memberikan visualisasi yang lebih jelas mengenai konsep yang akan
diberikan.
Media gambar adalah penyajian visual dua dimensi yang
memanfaatkan rancangan gambar sebagai sarana pertimbangan mengenai
kehidupan sehari-hari, misalnya yang menyangkut manusia, peristiwa, benda-
benda, tempat, dan sebagainya. Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai
(dalam Azhar Arsyad, 2007: 125) mengemukakan bahwa media gambar
adalah media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat
melalui kombinasi dan pengungkapan kata-kata dengan gambar.
Berdasar beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media
gambar atau sejenisnya adalah media yang memvisualisasikan konsep
kedalam sebuah gambar atau yang menampakkan benda dan peristiwa umum
digunakan dimana-mana, dapat dimengerti dan dinikmati dalam pembelajaran,
untuk mengatasi kesulitan mendapatkan atau menampilkan benda aslinya di
dalam ruangan kelas. Dengan media gambar akan memperjelas konsep
instruksi yang dikomunikasikan guru, sehingga siswa lebih mudah dimengerti
dan menyerap informasi atau pengetahuan yang disampaikan.
b. Manfaat Media Gambar
Untuk meningkatkan mutu proses belajar-mengajar, guru seharusnya
menggunakan media pembelajaran sebagai perantara. Sehingga guru akan
lebih mudah dalam menyampaikan materi pelajaran, oleh karena itu seorang
guru harus pandai memilih media yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Secara
umum, penggunaan media gambar sebagai media pembelajaran dapat
meningkatkan keterampilan menulis siswa, sesuai dengan hal itu penggunaan
media gambar dalam pembelajaran menulis diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan menulis siswa.
Penggunaan media gambar dalam pembelajaran akan dapat
membangkitkan keinginan dan minat siswa, membangkitkan motivasi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
rangsangan kegiatan belajar, serta membawa pengaruh psikologis terhadap
siswa. Selain itu, media gambar juga dapat berguna untuk membangkitkan
gairah belajar, memungkinkan siswa untuk belajar mandiri sesuai dengan
minat kemampuannya. Dengan menggunakan media gambar pada proses
belajar mengajar dapat rnengembangkan kemampuan visual, mengembangkan
imajinasi anak, membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal
yang abstrak atau perstiwa yang tidak mungkin dihadirkan di dalam kelas,
serta dapat membantu mengembangkan kepribadian anak.
Peneliti dapat simpulkan bahwa manfaat media gambar dalam
pembelajaran adalah untuk membangkitkan motivasi belajar siswa dan sebagai
alat komunikasi penyampaian pesan visual yang lebih konkret sehingga pesan
tersebut dapat Iebih mudah dipahami.
c. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar
Arief S. Sadiman,dkk. (2007: 29-31) berpendapat bahwa kelebihan
dari gambar adalah sebagai berikut:
1) Gambar sifatnya konkret, gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal; 2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, untuk mengingat kejadian masa lampau kemarin bahkan semenit yang lalu ataupun tempat yang jauh dari subjek, maka gambar sangat diperlukan; 3) Gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan, misal benda yang tidak dapat dilihat oleh mata dapat disajikan dengan jelas oleh gambar; 4) Gambar dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja. 5) Gambar murah harganya dan gampang didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.
Selain itu, Dapat diketahui bahwa kelebihan dari penggunaan media
gambar adalah media gambar relatif lebih efektif dan efisien, mampu
mengkonkretkan pengetahuan yang abstrak sehingga mudah dicerna siswa.
media dan gambar dapat menyita perhatian dan menumbuhkan motivasi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Adapun kelemahan dari media gambar menurut Arief S. Sadiman,dkk.
(2007: 31), adalah sebagai berikut :
(1) gambar hanya menekankan persepsi indera mata, (2) gambar benda yang terlalu komp1eks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran, dan (3) gambar ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar. Selain itu, kelemahan yang diperhatikan dalam penggunaan media gambar menurut Jadi, kelemahan dalam penggunaan media gambar adalah adanya keterbatasan persepsi yaitu hanya menekankan persepsi indera mata saja, dan perbedaan setiap anak dalam membaca gambar tersebut.
d. Syarat Gambar sebagai Media Pembelajaran
Arief S. Sadiman,dkk. (2007: 31-32), adapun syarat dan gambar yang
cocok dengan tujuan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Autentik, gambar tersebut haruslah secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang melihat benda sekitarnya.
2) Sederhana, komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok dalam gambar.
3) Ukuran relatif gambar dapat memperbesarkan atau memperkecil benda sebenarnya.
4) Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan, gambar yang baik tidak menunjukkan objek dalam keadaan diam tetapi memperlihatkan aktivitas tertentu.
5) Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran, walaupun dari segi mutu kurang.
6) Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Gambar hendaklah bagus dari sudut seni dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.