Top Banner
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DINI DENGAN PERTUMBUHAN BERAT BADAN BAYI DI POSYANDU KECAMATAN MOJOSONGO BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan Oleh : Ella Novita Hening Pramithasari R0108051 PROGAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
54

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

Mar 28, 2019

Download

Documents

phamhanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DINI

DENGAN PERTUMBUHAN BERAT BADAN BAYI DI POSYANDU

KECAMATAN MOJOSONGO BOYOLALI

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

Oleh :

Ella Novita Hening Pramithasari

R0108051

PROGAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

HALAMAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DINI

DENGAN PERTUMBUHAN BERAT BADAN BAYI DI POSYANDU

KECAMATAN MOJOSONGO BOYOLALI

ELLA NOVITA HENING PRAMITHASARI

R0108051

Telah disetujui oleh Pembimbing untuk diujikan di hadapan Tim Penguji

Pada tanggal 2012

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

(drg. Suhanantyo, M. SiMed)

NIP. 195106061986011001

(Sri Mulyani, S. Kep, Ns, M. Kes)

NIP. 196702141993032001

Ketua Tim KTI

(Erindra Budi C.,S.Kep.,Ns.,M.Kes)

NIP.1978022020050101001

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

HALAMAN PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DINI DENGAN PERTUMBUHAN BERAT BADAN BAYI DI POSYANDU

KECAMATAN MOJOSONGO BOYOLALI

ELLA NOVITA HENING PRAMITHASARI R0108051

Telah dipertahankan dan disetujui di hadapan Tim Penguji KTI Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran UNS

Pada Hari Selasa, 31 Juli 2012

Pembimbing Utama

drg. Suhanantyo, M. SiMed

NIP. 195106061986011001

Pembimbing Pendamping

Sri Mulyani, S. Kep, Ns, M. Kes

NIP. 196702141993032001

Ketua Penguji

Drs. Widardo, M.Sc

NIP. 196312161990031002

Sekretaris

Sri Anggarini P, S.SiT, M.Kes

NIP. 197706212010122001

Ketua Tim KTI Ketua Program Studi

D IV Kebidanan FK UNS

Erindra Budi C., S.Kep, Ns, M.Kes dr. Tri Budi Wiryanto, Sp.OG (K)

NIP. 197802202005011001 NIP. 195104211980111002

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

ABSTRAK

Ella Novita Hening Pramithasari. R0108051. Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Poyandu Kecamatan Mojosongo Boyolali. Program studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2012.

Latar Belakang : Data dari Dinas Kesehatan kota Boyolali tahun 2011 menunjukkan bahwa dari 8.349 bayi, 4.663 bayi (55,9 %) mendapatkan ASI eksklusif, 3.686 bayi (44,1 %) sudah mendapatkan makanan tambahan sebelum usia 6 bulan. Bayi usia 0-6 bulan seharusnya hanya diberikan ASI saja, karena akan mempengaruhi pertumbuhan berat badannya.

Tujuan : untuk mengetahui hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan berat badan bayi. Adapun tujuan khususnya adalah mengidentifikasi pemberian makanan tambahan, pertumbuhan berat badan usia 0-6 bulan, pemberian makanan tambahan dini.

Metode : metode observasional analitik dengan rancangan penelitian yaitu cross sectional, teknik sampling yang digunakan adalah quota sampling dan menggunakan rumus rule of thumb (30 untuk ASI eksklusif, 30 untuk makanan tambahan dini), data yang dipakai adalah data nominal dan nominal, dan analisis data menggunakan uji chi square.

Hasil : ada pengaruh pemberian makanan tambahan dini terhadap pertumbuhan berat badan bayi.

Kesimpulan : ada hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan berat badan bayi.

Kata Kunci : makanan tambahan dini, pertumbuhan berat badan bayi

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

ABSTRACT

Ella Novita Hening Pramithasari. R0108051. Relationship Between Early Supplementary Feeding and The Baby Weight Growth in In integrated service post at Mojosongo Boyolali. DIV Educator Midwifery Study Program of Medical Faculty of Sebelas Maret University Surakarta, 2012. Background: Data from the city Health Department Boyolali in 2011 showed that of 8349 babies, 4663 babies (55.9%) were exclusively breastfeed, 3686 babies (44.1%) had to get supplementary food before the age of 6 months. Infants aged 0-6 months should only be given only breast milk, because it will affect the growth of weight. Objectives: to determine the relationship between early feeding with the baby's weight. The specific objectives are to identify additional feeding, weight gain 0-6 months of age, early supplementary feeding. Methods: analytical observational method with cross sectional research design, namely, the sampling technique used was quota sampling and using the rule of thumb formula (30 for exclusive breastfeeding, 30 for extra food early), the data used is nominal and nominal data, and analysis data using chi square test. Results: There is the influence of early supplementary feeding on the growth of the baby weight. Conclusion : There is a relationship between early feeding and baby weight growth. Key Words: Early supplementary food, the growth of the baby weight.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul

”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat

Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan Mojosongo Boyolali” .

Selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapat bantuan,

bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kepala Progran Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas

Sebelas Maret Surakarta, H. Tri Budi Wiryanto, dr. Sp.OG(K)

2. Sekretaris Program Studi D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas

Sebelas Maret Surakarta, sekaligus pembimbing pendamping, Sri Mulyani, S.

Kep, Ns, M. Kes

3. Pembimbing utama, drg. Suhanantyo., MsiMed, atas segala petunjuk, bimbingan,

motivasi dan saran bagi penulis.

4. Ketua tim KTI, Erindra Budi C, S. Kep, Ns, M. Kes, atas bimbingannya.

5. Kepala Puskesmas Mojosongo Boyolali, atas bimbingan dan izin yang telah

diberikan.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

6. Seluruh Dosen dan karyawan Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas

kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membantu dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Para responden pada penelitian ini, terimaksh telah bersedia menjadi responden.

8. Orang tua dan saudara-saudara tersayang, terimakasih atas motivasi, doa, dan

nasehatnya.

9. Teman baik penulis, terimakasih karena selalu memberikan inspirasi, masukan

dan motivasi bagi penulis.

10. Teman-teman satu bimbingan dan teman-teman Mahasiswa D IV Bidan Pendidik

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret angkatan 2008 yang selalu bersama

dalam suka duka menjalani pendidikan ini.

11. Semua pihak yang terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah membantu dalam penulisan Studi Kasus ini.

Penulis menyadari keterbatasan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini,

sehingga kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis

harapkan.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan

bagi pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. iii

ABSTRAK................................................................................................ iv

ABSTRACT.............................................................................................. v

KATA PENGANTAR............................................................................... vi

DAFTAR ISI ............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 3

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum .................................................................... 3

2. Tujuan Khusus .................................................................... 3

D. Manfaat ................................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pemberian Makanan Tambahan.......................................... 5

2. Pemberian Makanan Tambahan Dini.................................. 8

3. Pertumbuhan....................................................................... 10

4. Berat Badan........................................................................ 15

5. Hubungan Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan

Pertumbuhan Berat Badan Bayi.......................................... 17

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

B. Kerangka Konseptual.............................................................. 18

C. Hipotesis.................................................................................. 19

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian.................................................................. 20

B. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................. 21

C. Populasi Penelitian............................................................... 21

D. Sampel dan Teknik Sampel.................................................. 21

E. Besar Sampel........................................................................ 22

F. Kriteria Restriksi.................................................................. 23

G. Definisi Operasional Variabel.............................................. 24

H. Cara Kerja Penelitian........................................................... 24

I. Analisa Data........................................................................ 30

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Responden..................................................... 32

B. Analisis Data....................................................................... 34

BAB V PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden..................................................... 36

B. Hubungan Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan

Pertumbuhan Berat Badan Bayi.......................................... 38

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan.............................................................................. 41

B. Saran.................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Makanan Tambahan Pada Bayi............................... 8

Tabel 2. 2 Rekomendasi Pemberian Makanan Bayi.............................................. 8

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel................................................................ 24

Tabel 3.2 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi.............. 32

Tabel 4.1 Cross Tabulation Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan

Pertumbuhan Berat Badan Bayi........................................................... 35

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Konsep............................................................... 18

Gambar 3.1 Desain Penelitian Cross Sectional ................................................ 20

Gambar 3.2 Skema Cara Kerja Penelitian......................................................... 25

Gambar 4.1 Distribusi Responden Menurut Umur Ibu..................................... 32

Gambar 4.2 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Formal......... 33

Gambar 4.3 Distribusi Responden Menurut Status Pekerjaan.......................... 33

Gambar 4.4 Distribusi Responden Menurut Lokasi Posyandu......................... 34

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Konsultasi Pembimbing Utama

Lampiran 2. Lembar Konsultasi Pembimbing Pendamping

Lampiran 3. Surat Permohonan Pengambilan Data

Lampiran 4. Kuesioner Pemberian Makanan Tambahan Dini

Lampiran 5. Lembar Observasi Berat Badan Bayi

Lampiran 6. Tabulasi Data

Lampiran 7. Hasil Uji SPSS

Lampiran 8. Jadwal Penelitian

Lampiran 9. Daftar Riwayat Hidup

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

ASI merupakan makanan alami pertama untuk bayi dan harus

diberikan tanpa makanan tambahan sekurang-kurangnya sampai usia 6

bulan (WHO, 2005). ASI harus menjadi makanan utama selama tahun

pertama bayi dan menjadi makanan penting selama tahun kedua. ASI

selalu memberikan faktor-faktor anti infeksi unik yang tidak dapat

diberikan oleh makanan lain (Rosidah, 2008).

Makanan tambahan dapat diberikan setelah usia 4 atau 6 bulan,

namun pemberiannya harus dilakukan dengan tepat, meliputi kapan

memulai pemberian, apa yang harus diberikan, berapa jumlah yang

diberikan dan frekuensi pemberian untuk menjaga kesehatan bayi

(Rosidah, 2008). Sehingga saat mulai diberikan makanan tambahan harus

disesuaikan dengan maturitas saluran pencernaan bayi dan kebutuhannya

(Narendra, dkk, 2008).

Pemberian makanan tambahan dini masih dilakukan di beberapa

daerah di Indonesia. Kebiasaan ini sangat berbahaya karena usus bayi

belum dapat mencerna makanan padat atau bahkan setengah padat.

Akibatnya terjadi sumbatan usus yang dapat mengakibatkan kebocoran

usus atau infeksi yang dapat berakibat fatal. Dengan memberikan makanan

tambahan sesuai dengan waktunya, bayi akan memperoleh haknya untuk

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

mengkonsumsi ASI saja sampai otot-otot mulutnya cukup kuat untuk

mengunyah, menelan makanan setengah padat, dan pencernaannya

dilengkapi dengan enzim-enzim pencernaan guna mencerna makanan

setengah padat yang diberikan (Sastroasmoro, 2007).

Pemberian makanan tambahan beberapa hari setelah bayi lahir

masih sering dijumpai di Indonesia terutama di daerah pedesaan.

Kebiasaan ini kurang baik karena pemberian makanan tambahan dini

dapat mengakibatkan bayi lebih sering menderita diare, mudah alergi

terhadap suatu zat makanan tertentu, terjadi malnutrisi atau gangguan

pertumbuhan anak, dan produksi ASI menurun (Narendra, 2008).

Pada dasarnya diharapkan tidak akan makan secara berlebihan

yaitu diberi makan tambahan dini karena akan berakibat pertambahan

berat badan berlebihan (Behrman dan Vaughan, 2005).

Data dari Dinas Kesehatan kota Boyolali tahun 2011 menunjukkan

bahwa dari 8.349 bayi, 4.663 bayi (55,9 %) mendapatkan ASI eksklusif,

3.686 bayi (44,1 %) sudah mendapatkan makanan tambahan sebelum usia

6 bulan, di Puskesmas Kecamatan Mojosongo yang membawahi Posyandu

di seluruh kecamatan tersebut, didapatkan data dari 423 bayi, 324 bayi

(76,6 %) sudah mendapatkan makanan tambahan sebelum usia 6 bulan

(Dinkes Boyolali, 2011)

Berdasarkan masih banyaknya ibu yang memberikan makanan

tambahan pada usia dini kepada bayinya, maka penulis tertarik untuk

mengambil penelitian dengan judul “Hubungan Antara Pemberian

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di

Posyandu Kecamatan Mojosongo Boyolali”. Penelitian serupa pernah

dilakukan oleh Asdan Padang (2007), mahasiswa pascasarjana di

Universitas Sumatra Utara, pada hasil tesisnya yang berjudul “Analisa

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP –ASI Dini

Di Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2007”, hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa 89,9 % dari 147 bayi telah diberi

makanan tambahan sebelum usia 6 bulan. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya adalah terletak pada subjek,

tempat, judul, dan desain penelitiannya.

B. Rumusan Masalah

Adakah hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan

pertumbuhan berat badan bayi?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara pemberian makanan tambahan dini

dengan pertumbuhan berat badan bayi.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pemberian makanan tambahan

b. Mengidentifikasi pertumbuhan berat badan usia 0-6 bulan.

c. Mengidentifikasi pemberian makanan tambahan dini.

d. Mengidentifikasi hubungan antara pemberian makanan tambahan

dini dengan pertumbuhan berat badan bayi.

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

a. Menambah wawasan bagi penulis dalam mengembangkan dan

meningkatkan pengetahuan tentang pemberian makanan tambahan.

b. Menambah wawasan dalam bidang gizi mengenai hubungan antara

pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan berat badan

bayi.

b. Manfaat Aplikatif

a. Sebagai bahan pengambilan kebijakan pemerintah dalam

menggalakkan program ASI eksklusif dan pemberian makanan

tambahan.

b. Mengubah pola pikir masyarakat yang masih memberikan makanan

tambahan dini kepada anaknya sehingga dapat memberikan makanan

tambahan sesuai dengan waktu yang seharusnya.

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pemberian Makanan Tambahan

a. Definisi

Makanan tambahan pada bayi adalah makanan atau

minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan pada bayi atau

anak berusia 6-24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi selain

dari ASI (Depkes RI, 2006). Makanan tambahan adalah makanan

lain selain ASI oleh karena ASI merupakan makanan alami

pertama untuk bayi dan harus diberikan tanpa makanan tambahan

sekurang-kurangnya sampai usia 6 bulan (WHO, 2005).

Menurut Depkes RI (2004) menyatakan bahwa makanan

tambahan atau makanan pendamping ASI adalah makanan yang

diberikan kepada bayi disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan

gizinya. Makanan pendamping ASI diberikan mulai usia 6-24

bulan, dan merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan

keluarga, pengenalan dan pemberian makanan pendamping ASI

harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlah.

b. Tujuan

Menurut Narendra, dkk (2008), tujuan pemberian makanan

tambahan yaitu :

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

1) Memenuhi kebutuhan zat makanan yang adekuat untuk

keperluan hidup, memelihara kesehatan dan untuk aktivitas

sehari-hari.

2) Menunjang tercapainya tumbuh kembang optimal.

3) Mendidik anak supaya terbina selera dan kebiasaan makan yang

sehat, memilih dan menyukai makanan sesuai dengan keperluan

anak.

c. Jenis

Menurut Husaini dan Anwar (2006), jenis makanan

tambahan, antara lain :

1) Makanan pendamping cair, seperti sari buah.

2) Makanan lunak atau lembek, seperti bubur susu, nasi tim saring,

dan lain-lain.

3) Makanan padat, seperti nasi tim, nasi dan makanan orang

dewasa lainnya.

d. Persyaratan

Menurut Narendra, dkk (2008), makanan bayi harus

memenuhi persyaratan, yaitu :

1) Kebutuhan zat-zat makanan terpenuhi secara adekuat, yaitu

tidak berlebihan/kekurangan.

2) Mudah diterima dan dicerna.

3) Jenis makanan dan cara pemberian sesuai dengan pemberian

kebiasaan makanan yang sehat.

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

4) Terjamin kebersihannya dan terbebas dari bibit penyakit.

5) Susunan menu seimbang (berasal dari 10-15% dari protein, 25-

35% dari lemak, dan 50-65% dari karbohidrat).

e. Waktu

Tanda bahwa seorang bayi sudah siap untuk menerima

makanan tambahan adalah bahwa bayi tersebut :

1) Sekurangnya berusia 4 bulan karena pada umur 4 bulan tersebut

bayi sudah mengeluarkan air liur lebih banyak dan produksi

enzim amylase lebih banyak pula, sehingga bayi siap menerima

makanan lain selain ASI.

2) Kebutuhan energi bayi untuk pertumbuhan dan aktivitas makin

bertambah, sedangkan produksi ASI relatif tetap, sehingga

diperlukan tambahan makanan selain ASI yang dimulai pada

umur 4-6 bulan untuk membiasakan bayi makan makanan lain

selain ASI.

3) Saat bayi didudukkan sudah mampu menyangga kepalanya.

4) Bayi tidak akan menjulurkan lidahnya untuk mengeluarkan

makanan tersebut ketika diberi makan.

5) Bayi mampu mengunyah.

6) Bayi mampu mengambil makanan dengan tangannya dan

memasukkan ke dalam mulut.

7) Keinginan untuk menyusu lebih lama atau sering.

8) Bayi terlihat bersemangat untuk ikut serta pada saat makan.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

f. Jadwal Pemberian Makanan

Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Makanan Tambahan Pada Bayi

Umur (bulan) Makanan Jumlah Sehari 0-6 ASI saja Sesuka bayi 6-9 ASI Sesuka bayi

Buah 2 kali Bubur susu 1 kali Nasi tim saring 2 kali

9-12 ASI Sesuka bayi Buah 2 kali

Nasi tim saring 3 kali Sumber : Perinasia, 2008

Tabel 2. 2 Rekomendasi Pemberian Makanan Bayi

Mulai menyusui Dalam waktu 30-60 menit setelah melahirkan

Menyusui eksklusif Umur 0-6 bulan pertama Makanan tambahan/makanan pendamping ASI (MP ASI)

Mulai diberikan pada umur antara 4-6 bulan (umur yang tepat bervariasi atau bila bayi menunjukkan kesiapan neurologis dan neuromuskuler)

Berikan makanan tambahan/MP ASI.

Pada semua bayi yang telah berumur lebih dari 6 bulan

Teruskan pemberian ASI Sampai anak berumur 2 tahun atau lebih

Sumber : Perinasia, 2008

2. Pemberian Makanan Tambahan Dini

a. Definisi

Pemberian makanan tambahan dini adalah memberikan

makanan selain ASI sebelum bayi berusia 6 bulan (Rosidah, 2008).

b. Dampak

Pemberian makanan tambahan yang terlalu dini dapat

mengakibatkan hal-hal di bawah ini, yaitu :

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

1) Bayi lebih sering menderita diare karena pembentukan zat anti

oleh usus bayi yang belum sempurna.

2) Bayi mudah alergi terhadap zat makanan tertentu. Keadaan ini

terjadi akibat usus bayi masih permeabel, sehingga mudah

dilalui oleh protein asing.

3) Terjadi malnutrisi/gangguan pertumbuhan anak karena zat

essensial yang diberikan secara berlebihan untuk jangka waktu

yang panjang akan mengakibatkan pertumbuhan zat gizi

tersebut sehingga menimbulkan keadaan obesitas dan dapat

merupakan racun bagi tubuh.

Menurut Boedihardjo (2003), bayi yang mendapat ASI

maupun yang mendapat makanan buatan mempunyai pola

pertumbuhan yang sama selama tiga bulan pertama

kehidupannya, pertumbuhan berat badan akan lebih besar pada

bayi yang mendapatkan makanan tambahan, dengan perbedaan

lebih dari 410 gram lebih banyak pada saat bayi berusia satu

tahun pada bayi laki-laki dan pada bayi wanita terjadi

perbedaan lebih dari 750 gram.

4) Produksi ASI menurun. Karena bayi sudah kenyang dengan

makanan tambahan tersebut, maka frekuensi menyusui menjadi

lebih jarang, akibatnya dapat menurunkan produksi ASI dan

bayi kekurangan zat-zat yang dibutuhkan sebelum usia 4 bulan

atau 6 bulan yang tidak dapat diberikan oleh makanan lain.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

5) Tingginya solute loud dari makanan tambahan yang diberikan,

sehingga dapat menimbulkan hiperosmolaritas yang

meningkatkan beban ginjal.

6) Menurunkan daya tahan tubuh bayi karena bayi kekurangan

protein yang sangat dibutuhkan selama masa pertumbuhan.

7) Terjadi obstruksi usus karena usus bayi belum mampu

melakukan gerak peristaltik secara sempurna (Narendra, 2008).

3. Pertumbuhan

a. Definisi

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan

dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ

maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram,

poun, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan

keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh)

(Soetjiningsih, 2004).

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel

serta jaringan intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan

struktur tubuh dalam arti sebagian atau keseluruhan. Jadi bersifat

kuantitatif sehingga dengan demikian dapat diukur dengan

menggunakan satuan panjang dan satuan berat (Narendra, 2008).

b. Faktor Yang Mempengaruhi

Menurut Pudjiadi (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan antara lain :

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

1) Faktor Internal

Yang terdiri dari :

a) Perbedaan ras/etnik atau bangsa

b) Keluarga

c) Umur

d) Jenis kelamin

e) Kelainan genetik dan kelainan kromosom.

f) Pengetahuan

2) Faktor Eksternal/Linkungan

a) Faktor Pranatal.

Faktor pranatal (post natal) menurut Soetjiningsih (2004) terdiri

dari :

(1) Gizi ibu pada waktu hamil

Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun

pada saat hamil, lebih sering menghasilkan BBLR (Berat

Badan Lahir Rendah) atau lahir mati dan jarang

menyebabkan cacat bawaan. Anak yang lahir dari ibu dengan

gizi kurang dan hidup di lingkungan miskin maka mengalami

kurang gizi juga dan mudah terkena infeksi dan pada

pertumbuhan selanjutnya akan menghasilkan anak dengan

berat dan tinggi yang kurang pula.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

(2) Mekanis

Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan

kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan. Demikian pula

dengan posisi janin pada uterus dapat mengakibatkan talipes,

dislokasi panggul, tortikolis kongenital, palsi fasialis, atau

kranio tabes.

(3) Toksin/zat kimia

Keracunan logam berat pada ibu hamil, misalnya karena mata

ikan yang terkontaminasi merkuri dapat menyebabkan

mikrosefali dan palsi serebralis.

(4) Endokrin

Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan

janin adalah somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid,

insulin, dan peptida-peptida lain dengan aktifitas mirip

insulin (Insulin-like growth factors/IGFs).

(5) Radiasi

Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat

menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali,

atau cacat bawaan lainnya. Sedangkan efek radiasi pada

orang laki-laki dapat menyebabkan cacat bawaan pada

anaknya.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

(6) Infeksi

Infeksi TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus,

Herpes Simplex),varisela, coxsakie, Echovirus, malaria, HIV,

polio, campak, leptospira, mikoplasma, influensa, hepatitis

merupakan infeksi-infeksi yang menyebabkan cacat bawaan

pada janin.

(7) Kelainan imunologi

Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan

abortus, hidrops fetalis, kern ikterus, atau lahir mati.

(8) Anoksia embrio

Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada

plasenta atau tali pusat menyebabkan berat badan lahir

rendah.

(9) Psikologi ibu.

Stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat

mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat

bawaan, kelainan kejiwaan, dan lain-lain.

b) Faktor Persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi, terutama trauma kepala dan

asfiksia, dapat mengganggu perkembangan jaringan otak.

c) Pasca Natal

Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu

sistem yang sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

ke suatu sistem yang tergantung pada kemampuan genetik dan

mekanisme homeostatik bayi itu sendiri.

Menurut Soetjiningsih (2004) lingkungan post natal yang

mempengaruhi pertumbuhan seorang anak yaitu :

(1) Ras/ suku bangsa

(2) Jenis kelamin

Dikatakan anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan

anak perempuan, tetapi belum diketahui secara pasti

mengapa demikian.

(3) Umur

Umur yang paling rawan adalah pada masa balita, oleh

karena pada masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi

kurang gizi. Disamping itu masa balita merupakan dasar

pembentukan kepribadian anak. Sehingga diperlukan

perhatian khusus.

(4) Gizi

Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh

kembang anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan

kebutuhan orang dewasa, karena makanan bagi anak

dibutuhkan juga untuk pertumbuhan, dimana dipengaruhi

oleh ketahanan makanan (food security) keluarga.

(5) Perawatan kesehatan

(6) Kepekaan terhadap penyakit

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

(7) Penyakit kronis

(8) Fungsi metabolisme

Khusus pada anak, karena adanya perbedaan yang mendasar

pada proses metabolisme pada berbagai umur, maka

kebutuhan akan berbagai nutrien harus didasarkan pada

perhitungan yang tepat atau setidak-tidaknya memadai.

(9) Hormon

4. Berat Badan

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan

paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Pada masa bayi-

balita, berat badan dapat digunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik

maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi,

asites, edema, dan tumor. Disamping itu pula berat badan dapat digunakan

sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan (Soetjiningsih, 2004).

Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air, dan

mineral pada tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat dan

protein menurun. Pada orang yang edema dan asites terjadi penambahan

cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapt menurunkan jaringan lemak dan

otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi (Supariasa, dkk, 2006).

Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai

pertimbangan, antara lain :

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

a) Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu

yang singkat karena perubahan-perubahan konsumsi makanan dan

kesehatan.

b) Memberikan gambaran status gizi sekarang dan jika dilakukan secara

periodic memmberikan gambaran yang baik mengenai pertumbuhan.

c) Merupakan ukuran antropometri yang telah dipakai secara umum dan

luas di Indonesia.

d) KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang baik

untuk pendidikan dan memonitor kesehatan anak yang juga

menggunakan berat badan sebagai dasar pengisiannya.

e) Karena masalah umur merupakan faktor penting untuk penilaian status

gizi, berat badan terhadap tinggi badan telah dibuktikan dimana-mana

sebagai indeks yang tidak bergantung pada umur.

f) Alat pengukur dapat diperoleh di daerah pedesaan dengan ketelitian

yang tinggi dengan menggunakan dacin yang sudah dikenal oleh

masyarakat.

(Supariasa, dkk, 2006).

Faktor-faktor yang menyebabkan berat badan yang tidak memadai

pada bayi menurut Riordan (2004) antara lain :

a) Pembatasan durasi menyusui.

b) Menyusui sangat lama, ditandai dengan bayi yang terlihat ingin tidur

atau graze.

c) Pembatasan jumlah menyusui-mengantuk.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

d) Pemberian makanan tambahan sebelum usia 6 bulan.

e) Hisapan yang tidak efektif atau tidak teratur.

f) Masalah kesehatan.

Menurut Soetjiningsih (2004), kenaikan berat badan anak pada

tahun pertama, jika mendapat gizi yang baik, adalah berkisar antara :

a) 700-1000 gram/bulan pada triwulan I

b) 500-600 gram/bulan pada triwulan II

c) 350-450 gram/bulan pada triwulan III

d) 250-350 gram/bulan pada triwulan IV

Dapat pula digunakan rumus yang dikutip dari Behrman untuk

memperkirakan berat badan anak adalah sebagai berikut :

a) Lahir : 3,25 kg

b) 3-12 bulan : ௨௨ (௨)ାଽଶ

c) 1-6 tahun : Umur (tahun) x 2 + 8

d) 6-12 tahun : ௨ (௧௨)௫ ହଶ

5. Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan

Pertumbuhan Berat Badan Bayi

Pemberian makanan tambahan dini mengandung energi yang

berlebihan, zat gizi essensial yang diberikan secara berlebihan untuk

jangka waktu yang panjang akan mengakibatkan penimbunan zat gizi

tersebut sehingga dapat menimbulkan keadaan obesitas (gangguan

pertumbuhan berat badan) dan dapat merupakan racun bagi tubuh melalui

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

mal digesti (gangguan pencernaan) dan mal absorbsi (gangguan

penyerapan) (Supariasa, dkk, 2006).

Menurut Boedihardjo (2003), bayi yang mendapat ASI maupun

yang mendapat makanan buatan mempunyai pola pertumbuhan yang sama

selama tiga bulan pertama kehidupannya, pertumbuhan berat badan akan

lebih besar pada bayi yang mendapatkan makanan tambahan, dengan

perbedaan lebih dari 410 gram lebih banyak pada saat bayi berusia satu

tahun pada bayi laki-laki dan pada bayi wanita terjadi perbedaan lebih dari

750 gram.

B. Kerangka Konsep

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.1. Skema Kerangka Konsep

Faktor Internal : • Ras/etnik • Keluarga • Umur • Jenis Kelamin • Genetik • Kromosom

Faktor Eksternal :

• Mekanis • Toksin/zat kimia • Radiasi • Infeksi • Imunologi • Penyakit kronis/kelainan • Psikologi • Sosial Ekonomi • Lingkungan Pengasuhan • Stimulasi

Gizi (pemberian makanan tambahan)

Pertumbuhan berat badan bayi

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

C. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tinjauan pustaka

dan kerangka konsep maka dapat disusun hipotesis penelitian yaitu ada

hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan

berat badan bayi.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberian makanan

tambahan dini dengan pertumbuhan berat badan bayi. Observasional yaitu

pengukuran penelitian yang dilaksanankan dengan cara pengamatan

terhadap suatu subjek yang dipandu dengan kuesioner. Pendekatan yang

digunakan adalah Cross Sectional, yaitu suatu penelitian untuk

mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek,

dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada

suatu saat (point the time approach). Artinya tiap subjek penelitian hanya

diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter

atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa

semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama (Notoatmodjo,

2008).

Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian

Sampel

ASI Eksklusif

Makanan

tambahan dini

Pertumbuhan

Baik

Pertumbuhan

Buruk

Populasi Pertumbuhan

Baik

Pertumbuhan

Buruk

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu yang berada di Kecamatan

Mojosongo Kabupaten Boyolali. Waktu penelitian yaitu mulai bulan

Maret–Juli tahun 2012.

C. Populasi Penelitian

Populasi adalah kumpulan lengkap dari seluruh subjek, individu, atau

elemen lainnya, yang secara implisit akan dipelajari dalam sebuah

penelitian (Murti, 2010).

1. Populasi Target

Populasi target adalah populasi yang memenuhi kriteria sampling

dan menjadi sasaran akhir penelitian (Nursalam, 2009). Populasi target

dalam penelitian ini adalah pasangan ibu dan bayinya yang berusia 0-6

bulan.

2. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau adalah populasi yang memenuhi kriteria

penelitian dan biasanya dapat dijangkau oleh peneliti dari kelompoknya

(Nursalam, 2009). Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah

pasangan ibu dan bayinya yang berusia 0-6 bulan yang berada di Posyandu

wilayah kecamatan Mojosongo, Boyolali.

D. Sampel dan Teknik Sampling

1. Sampel

Sampel merupakan hasil pemilihan subjek dari populasi untuk

memperoleh karakteristik populasi (Taufiqurrahman, 2008). Sampel

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

yang digunakan diambil sesuai dengan pertimbangan/ kriteria peneliti

dari populasi terjangkau yaitu bayi usia 0-6 bulan yang bertempat

tinggal di wilayah kerja Puskesmas Mojosongo Boyolali dan memenuhi

kriteria restriksi.

2. Teknik Sampling

Dalam penelitian ini menggunakan teknik quota sampling

sejumlah 30 bayi untuk masing-masing kelompok, dimana jumlah

subjek telah ditetapkan berdasarkan kapasitas atau daya tampung yang

diperlukan, dengan tujuan untuk mendapatkan jumlah subjek yang

memadai untuk mewakili subjek penelitian (Murti, 2010).

E. Besar Sampel

Murti (2010) menyatakan bahwa menurut patokan umum, dalam

bahasa Inggris disebut rule of thumb, setiap penelitian yang datanya akan

dianalisis secara statistik dengan analisis bivariat membutuhkan sampel

minimal 30 subjek penelitian. Ukuran sampel sebesar 30 bubjek tersebut

merupakan ukuran sampel minimal setelah peneliti melakukan restriksi

terhadap populasi sumber sampel.

Dalam penelitian ini akan digunakan sampel sejumlah 30 subjek untuk

kelompok ASI eksklusif dan 30 subjek untuk kelompok makanan

tambahan, di mana sebelumnya peneliti akan melakukan restriksi terhadap

populasi sumber.

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

F. Kriteria Restriksi

1. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:

a. Kelompok makanan tambahan dini :

1) Pasangan ibu dan bayinya yang datang ke posyandu dan

bersedia untuk diteliti

2) Bayi berusia 0-6 bulan yang memiliki KMS

3) Bayi telah diberi makanan tambahan

4) Bayi tidak memiliki kelainan kongenital

5) Bayi yang rutin mengikuti posyandu dalam 2 bulan terakhir.

b. Kelompok ASI eksklusif

1) Pasangan ibu dan bayinya yang datang ke posyandu dan

bersedia untuk diteliti

2) Bayi berusia 0-6 bulan yang memiliki KMS

3) Bayi hanya diberikan ASI saja

4) Bayi tidak memiliki kelainan kongenital

5) Bayi yang rutin mengikuti posyandu dalam 2 bulan terakhir.

2. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:

a. BBLR

b. Bayi dalam keadaan sakit

c. Bayi dengan riwayat diabetes mellitus

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

G. Definisi Operasional Variabel

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Pengukuran

a. b.

Pemberian makanan tambahan dini Berat badan bayi

Pemberian makanan tambahan pada bayi sebelum usia 6 bulan. berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu pada bayi yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram) melalui timbangan bayi dan KMS.

Kuesioner Timbangan, lembar observasi berat badan, dan KMS.

1) Eksklusif: Bayi umur 0-6 bulan diberi ASI, vitamin, mineral dan obat saja.

2) Diberi makanan tambahan dini : bayi sebelum usia 6 bulan telah diberi makanan/minuman selain ASI

1) Normal:berat badan bayi mengikuti kurva KMS, naik atu mendekati garis meridian KMS (garis hijau.

2) Tidak normal:berat badan bayi mendatar/turun, jauh dari garis mersdian (garis hijau)

Nominal Nominal

H. Cara Kerja

1. Teknik Penelitian

Penelitian hubungan pemberian makanan tambahan dini dengan

pertumbuhan berat badan bayi pada bayi usia 0-6 bulan dilaksanakan

dalam beberapa tahap, yaitu :

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini meliputi penyusunan proposal termasuk instrumen

penelitian.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

b. Pengambilan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer. Data tersebut diperoleh langsung dari hasil jawaban yang

diberikan oleh ibu dari bayi usia 0-6 bulan di Posyandu kecamatan

Mojosongo Boyolalidan juga data sekunder utnuk mendapatkan data

berat badan pada bulan sebelumnya.

Cara pengumpulan data yang dilakukan dengan membagikan

kuesioner kepada responden dan dalam pengisian kuesioner tersebut

peneliti mendampingi responden agar tidak terjadi kesalahan

penafsiran oleh responden. Kuesioner yang telah diisi diserahkan

kembali kepada peneliti untuk diolah dan dianalisis.

Gambar 3.2 Skema Cara Kerja Penelitian

Ibu dan bayi usia 6 bulan

Ibu diberi kuesioner

Bayi ditimbang

Dianalisa

Identifikasi pemberian makanan

tambahan

Identifikasi pertumbuhan berat badan

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

c. Pengolahan Data

Fajar (2009) menyatakan bahwa pengolahan data adalah kegiatan

mengubah atau membuat seluruh data yang dikumpulkan menjadi

suatu bentuk yang dapat disajikan, dianalisis dan ditarik suatu

kesimpulan. Secara umum, kegiatan pengolahan data dapat dibagi

dalam beberapa tahapan pokok, yaitu:

1) Editing

Merupakan kegiatan memeriksa kuesioner (daftar

pertanyaan) yang telah diisi pada saat pengumpulan data, yang

meliputi memeriksa apakah semua jawaban responden dapat

dibaca, apakah semua pertanyaan yang diajukan kepada

responden telah dijawab, apakah hasil isian yang diperoleh sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dan apakah masih

ada kesalahan-kesalahan lain yang terdapat pada kuesioner.

2) Coding

Merupakan kegiatan mengubah data ke dalam bentuk yang

lebih ringkas dengan menggunakan kode-kode tertentu untuk

mempermudah dalam pengolahan data.

a) Variabel pemberian makanan tambahan dini :

(1) Bayi mendapat makanan tambahan dini : 1

(2) Bayi mendapatkan ASI eksklusif : 2

b) Variabel pertumbuhan berat badan bayi :

(1) Pertumbuhan berat badan bayi normal : 1

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

(2) Pertumbuhan berat badan bayi tidak normal : 2

3) Tabulasi

Tabulasi yaitu membuat tabel untuk pengorganisasian data

yang telah terkumpul agar mudah dijumlah, disusun dan ditata

untuk disajikan dan dianalisis.

4) Entry Data

Memasukkan data yang telah dikumpulkan untuk diolah

menggunakan program komputer untuk dianalisis.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur masing-masing

variabel dalam penelitian ini berupa kuesioner, yaitu sejumlah pertanyaan/

pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia

ketahui (Arikunto, 2006).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

a. Kuesioner

Untuk mengetahui pemberian makanan tambahan dini,

kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dengan

memberikan jawaban alternatif kepada responden. Apabila responden

mengalami kebingungan dalam menjawab pertanyaan dalam kuesioner

maka peneliti akan menerangkan dahulu hingga ibu paham.

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

b. Lembar observasi berat badan

Untuk mencatat hasil penimbangan berat badan disesuaikan

dengan usia.

c. KMS (Kartu menuju Sehat)

Pemantauan pertumbuhan bayi dilakukan dengan menggunakan

KMS (Narendra, 2002). Parameter status gizi bayi dan balita yang

umum digunakan di Posyandu seluruh Indonesia adalah berat badan

menurut umur (Marimbi, 2010).

KMS mempunyai garis tegak yang merupakan skala berat badan

dalam kilogram, garis datar merupakan skala umur dalam bulan, dan

kurva berat badan dengan bentuk garis melengkung.

Anak dengan pertumbuhan baik, menunjukkan kurva

pertumbuhan yang selalu naik tiap bulan. Garis pertumbuhannya naik

mengikuti salah satu pita warna atau pindah ke pita warna diatasnya

(Purwoko, 2011).

Sebaliknya pada anak dengan pertumbuhan buruk menunjukkan

kurva pertumbuhan turun, mendatar, dan garis pertumbuhan naik tapi

pindah ke pita warna dibawahnya (Sidi, 2004).

d. Timbangan bayi

Penimbangan dilakukan oleh peneliti dan alat ukur yang

digunakan adalah timbangan dacin logam dengan merek Budi memiliki

kapasitas sebesar 25 kg dan memiliki ketelitian 0,1 kg dengan nomor

seri 8408871. Alat ukur telah dilakukan Tera ulang pada tanggal 7 Mei

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

2012 oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Balai Metrologi

Wilayah Surakarta dengan Surat Keterangan Pengujian No.

116/STU/5/2012.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menimbang bayi antara

lain pakaian dibuat seminim mungkin, bayi ditidurkan didalam kain

sarung. Saat dilakukan penimbangan, catat berat badan dengan teliti

sampai satu angka desimal (Suparyanto, 2010). Prosedur penimbangan

bayi dengan menggunakan dacin ada sembilan tahap yaitu:

1) Dacin digantungkan pada dahan pohon, pelana rumah, atau

penyangga kaki tiga.

2) Dacin diperiksa kembali apakah sudah tergantung kuat dengan

mencoba menarik kuat-kuat batang dacinnya ke arah bawah.

3) Sebelum timbangan digunakan, bandul geser diletakkan pada angka

nol.

4) Sarung timbang yang kosong dipasang pada dacin.

5) Dacin yang sudah dibebani sarung timbang diseimbangkan dengan

cara memasukkan pasir ke dalam kantung plastik di ujung batang

timbangan.

6) Anak ditimbang dan timbangan diseimbangkan sampai jarum

timbang tegak lurus.

7) Berat badan anak ditentukan dengan membaca angka di ujung

bandul geser.

8) Hasil penimbangan anak dicatat di atas secarik kertas.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

9) Bandul geser dikembalikan ke angka nol, kemudian ujung batang

dacin dimasukkan ke tali pengaman. Setelah itu baru anak

diturunkan (Depkes, 2002).

I. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Menganalisis secara deskriptif terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari

tiap variabel (Notoatmojo, 2005). Variabel yang dianalisis secara

univariat pada penelitian ini adalah karakteristik responden, variabel

pemberianmakanan tambahan dini dan berat badan bayi umur 0-6

bulan.

Presentase hitung diperoleh dengan menggunakan rumus:

= ቀݔቁ× 100%

Keterangan:

P : Presentase

x : Jumlah yang dihasilkan

n : Jumlah semua jawaban yang benar

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diteliti

yaitu pemberian makanan tambahan dini dan pertumbuhan berat badan

bayi. Kedua variabel tersebut menggunakan skala nominal, maka dalam

penelitian ini dilakukan pengujian statistik dengan uji Chi Square untuk

mengetahui hubungan antara pemberian makanan tambahan dini

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

dengan pertumbuhan berat badan bayi. Analisis data ini akan dilakukan

melalui proses komputerisasi dengan bantuan SPSS for Windows versi

17.

Uji yang digunakan pada analisis ini yaitu uji Chi Square dengan

ketentuan H0 diterima jika 2 hitung < 2 tabel, berarti tidak ada

hubungan yang bermakna dan H0 ditolak jika 2 hitung >2tabel, berarti

ada hubungan atau pengaruh (Fajar dkk., 2009).

Kuat lemahnya hubungan antara kedua variabel (koefisien korelasi)

bisa dilihat dari tabel berikut:

Tabel 3.2 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

0,20 – 0,399

0,40 – 0,599

0,60 – 0,799

0,80 – 1,000

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat kuat

Sumber: Sugiyono, 2009

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan untuk mengamati pengaruh pemberian maknan

tambahan dini dengan pertumbuhan berat badan bayi. Penelitian dilakukan dengan

cara menimbang BB bayi kemudian membandingkan dengan BB bulan berikutnya

pada grafik KMS pada buku Kesehatan Ibu dan Anak Departemen Kesehatan RI.

Adapun hasil penelitian sebagai berikut :

A. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah 60 ibu dan bayi berumur 0-6

bulan yang terdapat di lingkup kerja Puskesmas Mojosongo, Kabupaten

Boyolali pada bulan Mei-Juli 2012. Penelitian dilakukan dengan menimbang

bayi dan menganalisis pertumbuhannya dengan menggunakan KMS. Data

dikumpulkan melalui pemberian kuesioner dan diolah secara kuantitatif

untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas. Adapun hasilnya adalah

sebagai berikut:

1. Distribusi responden menurut umur ibu.

Gambar 4.1 Distribusi Responden Menurut Umur Ibu

010203040

19-22 23-26 27-30 >30

5(8,3%)

32(53,3%)

19(31,6%)

4(6,6%)

Umur Ibu

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Hasil distribusi responden berdasarkan umur ibu dapat diketahui bahwa

sebagian besar responden berumur 23-36 tahun, yaitu sebanyak 32 orang

(53%).

2. Distribusi responden menurut tingkat pendidikan formal.

Gambar 4.2 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Formal

Hasil distribusi responden berdasarkan pendidikan dapat diketahui bahwa

sebagian besar responden merupakan ibu yang telah mendapatkan pendidikan

formal SMA/SMK yaitu sebanyak 48 ibu (80%).

3. Distribusi responden menurut status pekerjaan.

Gambar 4.3 Distribusi Responden Menurut Status Pekerjaan

0

20

40

60

PT SD SMP SMA/SMK

1(1,6%)

4(6,6%)

7(11,6%)

48(80%)

Tingkat Pendidikan

010203040

IRT SWASTA KARYAWAN

40(66,6%)

5(8,3%)

15(25%)

Status Pekerjaan

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Hasil distribusi responden berdasarkan pekerjaan dapat diketahui

bahwa mayoritas responden merupakan ibu rumah tangga, yaitu sebanyak 40

responden (66,67%).

4. Distribusi responden menurut lokasi posyandu.

Gambar 4.4 Distribusi Responden Menurut Lokasi Posyandu

Hasil distribusi responden berdasarkan lokasi posyandu dapat diketahui

jumlah responden terbanyak dari posyandu Selorejo yaitu 10 bayi (16,67%).

B. Analisis Data

Dari data yang diperoleh dilakukan analisis data menggunakan uji Chi

Square. Hasil analisis yang didapatkan adalah sebagai berikut:

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

2(3,3%)

8(13,3%)

4(6,6%)

8(13,3%)

5(8,3%)

2(3,3%)

4(6,6%)

1(1,6%)

1(1,6%)

3(5%)

10(16,6%)

5(8,3%)

5(8,3%)

2(3,3%)

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Tabel 4.1 Cross Tabulation Pemberian Makanan Tambahan Dini Terhadap

Pertumbuhan Berat Badan Bayi

Pertumbuhan BB Baik

Pertumbuhan BB Buruk

ASI Eksklusif 29 1 Makanan tambahan 7 23

Hasil perhitungan Chi Square dilakukan dengan menggunakan bantuan

program komputer SPSS for Windows versi 17. Berdasarkan hasil perhitungan

diperoleh nilai x2 hitung=25,452, df=1 diperoleh nilai x2 tabel=3,841.

Perbandingan antara x2 hitung dengan x2 tabel diketahui bahwa x2 hitung lebih

besar dari x2 tabel (25,452 > 3,841) sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, berarti

bahwa ada pengaruh yang signifikan pada pemberian makanan tambahan dini

terhadap pertumbuhan berat badan bayi umur 0-6 bulan.

Kuat-lemahnya hubungan antara pemberian makanan tambahan dengan

pertumbuhan berat badan bayi ini kemudian dianalisis lebih lanjut dengan

menggunakan Contingency Coefficient dalam SPSS for Windows versi 17. Hasil

analisis pada penelitian ini menunjukkan bahwa kemungkinan hubungan antara

kedua variabel dalam penelitian ini adalah 0,546.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

BAB V

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Penelitian yang berjudul “Hubungan Antara pemberian Makanan

Tambahan Dini dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu

Keecamatan Mojosongo Boyolali” yang telah dilakukan di wilayah

Mojosongo Boyolali mendapatkan sampel dengan karakteristik sebagai

berikut: dari 30 bayi yang mendapatkan ASI eksklusif terdapat 29 bayi

dengan pertumbuhan berat badan yang baik, dan 1 bayi yang mengalami

pertumbuhan berat badan yang buruk. Dari 30 bayi yang telah mendapatkan

makanan tambahan dini terdapat 10 bayi yang mengalami pertumbuhan berat

badan yang baik, dan 20 bayi mengalami pertumbuhan berat badan yang

buruk.

Hasil dari karakteristik responden adalah sebagai berikut :

1. Distribusi responden menurut umur ibu

Hasil distribusi responden menurut umur ibu didapatkan bahwa sebagian

besar responden yaitu 32 orang (53%) ibu berumur 23-36 tahun. Hal ini

dikarenakan pada usia tersebut merupakan usia reproduktif.

2. Distribusi responden menurut tingkat pendidikan formal

Hasil distribusi responden menurut tingkat pendidikan formal diketahui

bahwa sebagian besar responden merupakan ibu yang telah mendapatkan

pendidikan formal SMA/SMK yaitu sebanyak 48 ibu (98%). Hal ini

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

merupakan suatu indikasi bahwa para responden telah mendapatkan

pendidikan yang cukup layak.

3. Distribusi responden menurut status pekerjaan

Hasil distribusi responden menurut jenis pekerjaan didapatkan sebagian

besar responden merupakan ibu rumah tangga yaitu sebanyak 40

responden (66,67%). Hal ini merupakan cerminan bahwa para responden

tidak terlalu sibuk sebagaimana wanita yang bekerja sebagai pekerja

kantoran.

4. Distribusi responden menurut menurut lokasi posyandu

Hasil distribusi responden berdasarkan lokasi posyandu didapatkan lokasi

posyandu terbanyak respondennya adalah di posyandu Selorejo yaitu 10

bayi (16,67%). Selorejo merupakan wilayah terpinggir dari kecamatan

Mojosongo Boyolali dan merupakan daerah jangkauan posyandu yang

paling jauh dari pusat kecamatan Mojosongo, sehingga sering terabaikan

apabila ada program promosi kesehatan..

Penelitian ini menggunakan responden ibu dan bayi berusia 0-6 bulan

sejumlah 60 sampel dengan pembagian 30 sampel untuk bayi dengan

makanan tambahan dan 30 sampel untuk bayi dengan ASI eksklusif. Dari

penelitian ini sebagian besar bayi yang mendapatkan makanan tambahan dini

mengalami pertumbuhan berat badan yang buruk. Pertumbuhan yang buruk

disini maksudnya adalah bahwa ada bayi yang berat badannya melampaui

garis meredian (garis hijau) pada KMS, dan ada pula yang masih dibawah

garis meredian atau bahkan menurun. Hal ini dikarenakan ibu maupun

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

keluarga beranggapan bahwa bayi yang hanya diberi ASI saja merasa kurang

kenyang.

Makanan tambahan yang diberikan kepada bayi juga tidak jelas

macamnya karena ibu memberikan makanan kepada bayinya layaknya orang

dewasa, sehingga ragam makanan yang diberikan pun sudah lupa. Hal ini

menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah kecamatan Mojosongo Boyolali

belum begitu mengerti bahwa kebutuhan bayi hingga usia 6 bulan sudah

dapat tercukupi dengan asupan ASI saja, atau dengan kata lain pengetahuan

ibu mengenai ASI eksklusif dan makanan tambahan masih kurang.

B. Hubungan Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan

Berat Badan Bayi

Dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa jumlah bayi dengan

pertumbuhan berat badan yang buruk pada bayi yang telah diberi makanan

tambahan sebelum usia 6 bulan lebih tinggi , yaitu 20 bayi, daripada bayi

yang hanya diberi ASI saja hingga usia 6 bulan, yaitu 10 bayi. Data ini dapat

dilihat pada tabel 4.1. Hasil ini menunjukkan terdapat hubungan antara

pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan berat badan bayi.

Banyak faktor yang mempengaruhi didapatkannya hasil tersebut, sesuai

dengan teori yang dikemukakan Pudjiadji (2008), bahwa pertumbuhan dari

seorang bayi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Narendra (2008), yang

menyatakan bahwa pemberian makanan tambahan dini dapat memberikan

dampak yang buruk bagi bayi, yaitu terjadi malnutrisi/gangguan pertumbuhan

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

anak karena zat essensial yang diberikan secara berlebihan untuk jangka

waktu yang panjang akan mengakibatkan pertumbuhan zat gizi tersebut

sehingga menimbulkan keadaan obesitas dan dapat merupakan racun bagi

tubuh.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan pemberian makanan

tambahan dini kepada bayi mengakibatkan berat badan bayi tidak dapat

bertambah sesuai dengan kurva pertumbuhan pada KMS, artinya

pertumbuhan berat badan bayi buruk. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Riordan (2004) bahwa salah satu faktor yang menyebabkan pertumbuhan bayi

tidak optimal ialah dikarenakan pemberian makanan tambahan sebelum usia 6

bulan.

Hasil analisis data dengan perhitungan Chi Square dilakukan

menggunakan program komputer SPSS for Windows versi 17. Berdasarkan

hasil perhitungan diperoleh nilai x2 hitung=25,452, diperoleh nilai x2

tabel=3,841. Perbandingan antara x2 hitung dengan x2 tabel diketahui bahwa

x2 hitung lebih besar dari x2 tabel (25,452> 3,841) sehingga H0 ditolak dan Ha

diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan

berat badan bayi.

Kuat-lemahnya hubungan antara pemberian makanan tambahan dini

dengan pertumbuhan berat badan bayi ini kemudian dianalisis lebih lanjut

dengan menggunakan Contingency Coefficient dalam SPSS for Windows versi

17. Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan bahwa kemungkinan

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

hubungan antara kedua variabel dalam penelitian ini adalah 0,546. Sugiyono

(2009) menyatakan bahwa kemungkinan hubungan antara kedua variabel

sebesar 0.40 – 0.599 termasuk dalam kategori sedang.

Hasil penelitian ini terkait dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Asdan Padang (2010) dengan judul “Analisa Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini Di Kecamatan Pandan

Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2007” yang menyatakan bahwa masih

banyak bayi dibawah usia 6 bulan telah mendapatkan makanan tambahan dini

(89,8%), yang kemudian dapat dikembangkan pada penelitian ini bahwa bayi

di bawah usia 6 bulan yang telah mendapatkan makanan tambahan dini akan

berdampak kurang baik terhadap pertumbuhan berat badannya.

Kendala yang dihadapi peneliti dalam penelitian ini diantaranya ialah

mendapatkan responden dengan jawaban yang jujur, karena yang didapatkan

dalam penelitian ini responden ternyata tidak paham mengenai kapan

makanan tambahan seharusnya diberikan kepada bayi. Selain itu sebagian

responden juga tidak rutin mengikuti posyandu di setiap bulannya, sehingga

responden sedikit kesulitan untuk melihat pertumbuhan berat badan bayi. Hal

yang dapat dilakukan peneliti dalam menghadapi kendala tersebut yaitu

peneliti menerangkan dahulu arti dari pemberian makanan tambahan sehingga

ibu bisa membedakan apa yang disebut ASI eksklusif dan apa yang disebut

makanan tambahan dini. Kendala lain yang dihadapi peneliti yaitu waktu

penelitian yang dirasa kurang banyak dikarenakan terbentur jadwal yang telah

ditetapkan oleh kampus.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Kelemahan dari penelitian ini ialah hanya menggunakan metodologi

penelitian yang sederhana, karena disini hanya mengamati dalam 2 bulan

saja. Sehingga masih memungkinkan apabila waktu penelitian ditambah maka

dapat diamati perkembangan berat badan lebih dari 2 bulan.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA .../Hubungan... · ”Hubungan Antara Pemberian Makanan Tambahan Dini Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi Di Posyandu Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Ada hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan

pertumbuhan berta badan bayi, dengan x2 hitung = 25,452.

B. SARAN

1. Ibu dan Keluarga

a. Rutin membawa bayinya ke Posyandu, agar kesehatan dan

pertumbuhan bayi dapat terkontrol dengan baik.

b. Rutin mengikuti Posyandu agar promosi kesehatan mengenai ASI

eksklusif yang diberikan oleh tenaga kesehatan dapat diterima dengan

baik.

2. Dinas Kesehatan Kota dan Puskesmas

a. Memberikan penyuluhan dengan jadwal yang lebih berkesinambungan.

b. Meningkatkan dan memeratakan promosi kesehatan mengenai ASI

eksklusif ke daerah-daerah yang jangkauannya jauh sekalipun.

3. Bagi peneliti lain

Menganalisa lebih dalam mengenai hubungan antara pemberian makanan

tambahan dini terhadap pertumbuhan berat badan bayi yaitu dengan

menggunakan waktu pengamatan pertumbuhan berat badan yang lebih

lama, sehingga semakin menguatkan hasil penelitian ini.