perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EFEK ANTIFUNGI PERASAN KULIT JERUK PURUT (Citrus hystrix) TERHADAP PERTUMBUHAN Trichophyton mentagrophytes SECARA in vitro SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran ESTI RAHMAWATI SURYANINGRUM G0007064 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
61
Embed
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK ANTIFUNGI ...eprints.uns.ac.id/7901/1/178991111201110581.pdf · kulit buah jeruk sekitar 70-92% (Prabasari, 2009). Daun, kulit dan buah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
EFEK ANTIFUNGI PERASAN KULIT JERUK PURUT (Citrus hystrix)
TERHADAP PERTUMBUHAN Trichophyton mentagrophytes
SECARA in vitro
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
ESTI RAHMAWATI SURYANINGRUM
G0007064
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul : Efek Antifungi Perasan Kulit Jeruk Purut (Citrus
hystrix) terhadap Pertumbuhan Trichophyton mentagrophytes
Secara In Vitro
Esti Rahmawati Suryaningrum, G0007064, Tahun 2011
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, Januari 2011
Esti Rahmawati Suryaningrum
NIM : G0007064
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
ABSTRAK Esti Rahmawati Suryaningrum, G0007064, 2011. Efek Antifungi Perasan Kulit Jeruk Purut (Citrus hystrix) terhadap Pertumbuhan Trichophyton mentagrophytes Secara in vitro. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya efek antifungi perasan kulit jeruk purut (Citrus hystrix) terhadap pertumbuhan Trichophyton mentagrophytes secara in vitro. Metode : Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium kuasi dengan teknik random sampling. Subyek penelitian menggunakan biakan Trichophyton mentagrophytes pada Sabouraud Dextrose Agar plate. Penelitian menggunakan 6 kelompok perlakuan, yaitu akuades sebagai kontrol negatif, perasan kulit jeruk purut dengan konsentrasi 70%, 80%, 90% dan 100%, serta flukonazol 25 µg sebagai kontrol positif. Hasil diameter zona hambatan yang dihasilkan dianalisis menggunakan uji Kruskal Wallis dan uji Mann Whitney dengan a = 0,05. Hasil : Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan adanya perbedaan diameter zona hambat pada semua kelompok perlakuan. Dari hasil uji Mann Whitney didapat kesimpulan adanya perbedaan diameter zona hambat antara semua kelompok pasangan kelompok, kecuali antara kelompok perasan kulit jeruk purut konsentrasi 90% dengan kelompok perasan kulit jeruk purut konsentrasi 100%. Simpulan : Perasan kulit jeruk purut (Citrus hystrix) mempunyai efek antifungi terhadap pertumbuhan Trichophyton mentagrophytes secara in vitro. Kata kunci : Efek Antifungi, Perasan Kulit Jeruk Purut, Trichophyton
mentagrophytes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRACT
Esti Rahmawati Suryaningrum, G0007064, 2011. In Vitro Antifungal Effect of Leather Lime Juice (Citrus Hystrix) on The Growth of Trichophyton mentagrophytes. Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta. Objective : The aim of this research was to know in vitro antifungal effect of leather lime juice (Citrus hystrix) on the growth of Trichophyton mentagrophytes. Methods : This research is a laboratorium experimental kuasi with random sampling technique. The subject of this research was Trichophyton mentagrophytes on Sabouraud Dextrose Agar plate. This research used 6 treatment groups, there were aquades as negative control, leather lime juice with concentration 70%, 80%, 90% and 100%, and also flukonazol 25 µg as positive control. The inhibition zone diameter that resulted was analyzed by Kruskal Wallis test and then continued with Mann Whitney test at a = 0,05 Results : The result of Kruskal Wallis test showed that there was inhibition zone diameter difference in all groups. The result of Mann Whitney test showed that there was inhibition zone diameter difference between all pair groups, except between leather lime juice concentration 90% group and leather lime juice concentracion 100% group. Conclusion : Leather lime juice (Citrus hystrix) has in vitro antifungal effect on the growth of Trichophyton mentagrophytes. Keywords : Antifungal effect, Leather lime juice, Trichophyton mentagrophytes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih dan karunia yang dilimpahkanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Efek Antifungi Perasan Kulit Jeruk Purut (Citrus hystrix) terhadap Pertumbuhan Trichophyton mentagrophtes secara in vitro”.
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan bantuan dari semua pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini, yaitu: Berkat segala bimbingan dan bantuan, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yaitu : 1. Prof. Dr. A.A. Subijanto, dr., MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Muthmainah, dr., M.Kes, selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret, Surakarta. 3. Murkati, dr., M. Kes, Sp.ParK, selaku Pembimbing Utama yang telah
menyediakan waktu untuk memberikan bimbingan dan saran bagi penulis. 4. Yulia Sari, S.Si., M.Si, selaku Pembimbing Pendamping yang telah
memberikan bimbingan, saran dan motivasi bagi penulis. 5. Ruben Dharmawan, dr., Ir., Ph.D, selaku Penguji Utama yang telah
memberikan saran, nasehat, dan melengkapi kekurangan penulisan skripsi ini. 6. Sulistyo Santosa, dr, selaku Penguji Pendamping yang telah memberikan
saran, nasehat, dan melengkapi kekurangan dalam penulisan skripsi ini. 7. Bagian skripsi Fakultas Kedokteran UNS, yang telah berkenan memberikan
informasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 8. Dosen dan Staf Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran UNS. 9. Bapak Jatmiko dan Ibu Yuli yang membantu penelitian penulis di
Laboratorium Mikrobiologi Universitas Setia Budi Surakarta. 10. Bapak, Ibu, Mbak Dhian yang telah memberikan banyak dukungan, doa dan
semangat bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 11. Teman teman penulis: Tya, Brigitta, Priska, Galuh, Joice, Andreas, Charina,
Anggi, Monika, Tiur, Fatna, Andra, Rani, Senda, Endah, dan teman teman lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas bantuan, dorongan semangat, motivasi, dukungan doa, dan saran yang telah diberikan.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Sehingga saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tuhan memberkati.
Surakarta, Januari 2011
Esti Rahmawati Suryaningrum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
DAFTAR ISI
hal. PRAKATA ...................................................................................................... v DAFTAR ISI ................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Perumusan Masalah .................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 5 A. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 5 B. Kerangka Pemikiran .................................................................. 22 C. Hipotesis .................................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 24 A. Jenis Penelitian .......................................................................... 24 B. Lokasi Penelitian ........................................................................ 24 C. Subjek Penelitian ....................................................................... 24 D. Teknik Sampling ........................................................................ 24 E. Identifikasi Variabel Penelitian…………………………………. 24 F. Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................... 25 G. Rancangan Penelitian …………………………......................... 28 H. Alat dan Bahan Penelitian ........................................................... 30 I. Cara Kerja ................................................................................... 31 J. Analisis Data……......................................................... .............. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 41 A. Data Hasil Penelitian ................................................................. 41 B. Analisis Data ............................................................................. 44
BAB V PEMBAHASAN ............................................................................. 47 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 51
A. Simpulan ................................................................................... 51 B. Saran .......................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 52 LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR TABEL Tabel 1. Rerata Diameter Zona Hambat Tricophyton mentagrophytes pada
Uji Pendahuluan ............................................................................ 41 Tabel 2 Rerata Diameter Zona Hambat Tricophyton mentagrophytes Dari
Tiga Kali Perasan ............................................................................ 42 Tabel 3 Ringkasan Hasil Uji Mann Whitney ................................................ 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran .................................................... 22 Gambar 2. Skema Uji Pendahuluan ........................................................... 28 Gambar 3. Skema Uji Penelitian ................................................................ 29 Gambar 4. Diagram Rerata Diameter Zona Hambat Masing-Masing
Kelompok Perlakuan Pada Uji Pendahuluan .......................... 42 Gambar 5. Diagram Rerata Diameter Zona Hambat Masing-Masing
Kelompok Perlakuan Pada Uji Penelitian ............................... 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Trichophyton
mentagrophytes pada Uji Pendahuluan Lampiran 2. Tabel Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Trichophyton
mentagrophytes Perasan I Lampiran 3. Tabel Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Trichophyton
mentagrophytes Perasan II Lampiran 4. Tabel Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Trichophyton
mentagrophytes Perasan III Lampiran 5. Hasil Uji Normalitas Kolmogorof Smirnof dan Uji homogenitas
Levene Test Lampiran 6. Hasil Uji Non Parametrik Kruskal Wallis Lampiran 7. Hasil Uji Mann Whitney Lampiran 8. Tabel Chi-square Lampiran 9. Foto Hasil Penelitian Lampiran 10. Surat Ijin Telah Melakukan Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Infeksi jamur superfisialis (mikosis superfisialis) pada kulit termasuk
penyakit yang paling sering dijumpai di dunia. Angka insidensi pada tahun
1998 yang tercatat melalui Rumah Sakit Pendidikan Kedokteran di Indonesia
sangat bervariasi, dimulai dari persentase terendah sebesar 4,8 persen
(Surabaya) hingga persentase tertinggi sebesar 82,6 persen (Surakarta) dari
seluruh kasus infeksi jamur superfisialis (Adiguna, 2001).
Perkembangan infeksi jamur di Indonesia terutama karena udara
lembab dan tingkat kesehatan yang kurang, baik karena lingkungan padat
penduduk atau sosial ekonomi yang rendah (Isselbacher et al., 1999). Pada
penyakit kulit karena infeksi jamur superfisial, seseorang terkena penyakit
tersebut oleh karena kontak langsung dengan jamur tersebut, atau benda-benda
yang sudah terkontaminasi oleh jamur, atau pun kontak langsung dengan
penderita (Nasution, 2005).
Dermatofitosis merupakan salah satu jenis mikosis superfisialis.
Dermatofitosis adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk,
misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut, kuku yang disebabkan
golongan jamur dermatofita (Djuanda, 2000). Salah satu golongan jamur
dermatofita adalah Trichophyton mentagrophytes.
Golongan jamur dermatofita mempunyai sifat mencernakan keratin.
Salah satu sifat keratofilik masih banyak sifat yang sama di antara dermatofita,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
misalnya sifat faali, taksonomis, antigenic, kebutuhan zat makanan untuk
pertumbuhannya, dan penyebab penyakit (Djuanda, 2000).
Selain itu, terjadinya infeksi berulang sangat mengganggu penderita
baik dari segi psikososial dan ekonomi (Nurjanti, 2006).
Obat antifungi mempunyai kemampuan untuk menghambat
pertumbuhan jamur dengan diikuti kecepatan pengelupasan kulit (Isselbacher
et al., 1999). Akan tetapi pemakaian obat antifungi masih banyak kendalanya,
diantaranya biaya obat yang mahal dan tidak semua daerah tersedia, serta
resistensi terhadap obat akibat pemakaian yang tidak adekuat seperti
pengobatan dosis tinggi waktu singkat, intermitten, dan dosis rendah jangka
lama (Hapson dan Rahmawati, 2008).
Pemilihan obat alternatif antifungi dari herbal ini karena beberapa
alasan. Pertama, obat-obat alamiah ini lebih aman dan diyakini kurang
memberikan efek samping jika dibanding obat-obat farmasetik, kalaupun ada
efek samping munculnya lambat (Herman, 2001). Juga untuk mengatasi fungi
yang telah resisten terhadap beberapa obat farmasetik.
Pemanfaatan bahan tumbuh-tumbuhan untuk tujuan pengobatan
penyakit kulit akibat jamur dikenal juga oleh nenek moyang kita, umumnya
pemakaiannya berdasarkan pengalaman. Oleh karena itu, penilaian dan
pengkajian khasiatnya secara ilmiah perlu dilakukan baik secara in vitro
maupun in vivo (Sundari dan Winarno, 2001).
Salah satu tanaman tradisional yang diharapkan dapat digunakan untuk
pengobatan dermatofitosis adalah kulit jeruk purut. Kandungan utama kulit
jeruk adalah pektin dan minyak atsiri. Kandungan pektin dalam kulit jeruk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
berkisar 15-25% dari berat kering. Sedangkan kandungan minyak atsiri dalam
kulit buah jeruk sekitar 70-92% (Prabasari, 2009). Daun, kulit dan buah jeruk
purut juga mengandung senyawa minyak atsiri, tetapi kadar minyak atsiri
yang paling tinggi terdapat pada bagian kulit buah (Mardiyati, 2008).
Komponen utama dalam minyak atsiri kulit jeruk purut yang berfungsi sebagai
antifungi adalah senyawa limonene (29,2%) dan β-pinene (30,6%).
Selain minyak atsiri, kulit jeruk purut juga mengandung senyawa
saponin dan metabolit sekunder seperti flavonoid, kumarin, dan steroid
triterpenoid. Saponin dan flavonoid merupakan golongan terbesar dari fenol.
Jawetz (1992) menyatakan bahwa fenol dan persenyawaan dari fenolik
merupakan unsur antikuman yang kuat pada konsentrasi yang biasa digunakan
(larutan air 1 – 2%). Fenol dan derivatnya dapat menimbulkan denaturasi
protein. Saponin diketahui memiliki sifat antimikroba, sedangkan flavonoid
mampu merusak membran mikroba (Volk dan Wheeler, 1988).
Berdasarkan uraian di atas penulis melakukan penelitian untuk
mengetahui bagaimana efek antifungi perasan kulit jeruk purut (Citrus hystrix)
terhadap pertumbuhan Trichophyton mentagrophytes secara in vitro.
B. Perumusan Masalah
Apakah perasan kulit jeruk purut (Citrus hystrix) mempunyai efek
antifungi dan berapa konsentrasi optimalnya terhadap pertumbuhan
Trichophyton mentagrophytes secara in vitro?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui adanya efek antifungi perasan kulit jeruk purut (Citrus
hystrix) terhadap pertumbuhan Trichophyton mentagrophytes secara in
vitro.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui konsentrasi optimal perasan kulit jeruk purut (Citrus
hystrix) terhadap pertumbuhan Trichophyton mentagrophytes secara in
vitro.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memiliki data bahwa perasan kulit jeruk purut (Citrus hystrix)
memiliki efek antifungi terhadap pertumbuhan Trichophyton
mentagrophytes secara in vitro
2. Manfaat Aplikatif
Sebagai informasi kepada peneliti selanjutnya untuk dilakukan uji pra
klinik perasan kulit jeruk purut (Citrus hystrix) terhadap pertumbuhan
Trichophyton mentagrophytes yang terbukti sebagai kandidat antifungi