perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS RASIO KE PADA PERU FAKULT EUANGAN TERHADAP PREDIKSI PER USAHAAN MANUFAKTUR YANG TERD DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2010 SKRIPSI Oleh: NURVIYANTI K7408244 TAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 RUBAHAN LABA DAFTAR KAN
118
Embed
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS RASIO .../Analisis...analisis rasio keuangan terhadap prediksi perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP PREDIKSI PERUBAHAN LABA
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2008-2010
SKRIPSI
Oleh:
NURVIYANTI
K7408244
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012i
ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP PREDIKSI PERUBAHAN LABA
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2008-2010
SKRIPSI
Oleh:
NURVIYANTI
K7408244
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012i
ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP PREDIKSI PERUBAHAN LABA
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2008-2010
SKRIPSI
Oleh:
NURVIYANTI
K7408244
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP PREDIKSI PERUBAHAN LABA
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2008-2010
Oleh:
NURVIYANTI
K7408244
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKART
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
ABSTRAK
Nurviyanti. ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP PREDIKSI PER-UBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTARDI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2010. Skripsi, Fakultas Keguruan danIlmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh analisis rasio keuanganterhadap prediksi perubahan laba perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia dan apakah ukuran perusahaan dapat menjadi moderator kemampuan analisisrasio keuangan terhadap prediksi perubahan laba perusahaan manufaktur atau tidak.
Populasi dalam penelitian ini adalah 148 perusahaan manufaktur yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010. Pengambilan sampel dilakukan denganmetode purposive sampling dan diperoleh sebanyak 68 perusahaan manufaktur yangkemudian dikelompokkan menjadi 15 perusahaan berukuran besar dan 53 perusahaanberukuran kecil dengan menggunakan dummy. Pengujian analisis dilakukan dengananalisis regresi linier berganda. Analisis regresi model pertama untuk menjawabhipotesis pertama yaitu apakah analisis rasio keuangan mampu memprediksi perubahanlaba perusahaan manufaktur, sedangkan pada model regresi kedua menggunakan ukuranperusahaan sebagai variabel moderator yang diklasifikasikan dengan menggunakandummy.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) analisis rasio keuangan secara simultanberpengaruh signifikan terhadap prediksi perubahan laba perusahaan manufaktur dengannilai signifikan F (0.000) < 0.05, sedangkan secara persial terdapat dua rasio keuanganyang mampu memprediksi perubahan laba yaitu Debt Ratio dan Leverage Ratio dengannilai signifikan t < 0.05, yaitu pada model regresi pertama nilai signifikan t pada DebtRatio sebesar 0.011 dan nilai signifikan t pada Leverage Ratio sebesar 0.000, sedangkanpada model regresi kedua nilai signifikan t pada Debt Ratio sebesar 0.021 dan nilaisignifikan t pada Leverage Ratio sebesar 0.000. 2) Hasil penelitian menunjukkan bahwaukuran perusahaan berpengaruh signifikan yang artinya ukuran perusahaan dapatmenjadi moderator kemampuan analisis rasio keuangan terhadap prediksi perubahanlaba perusahaan manufaktur yang ditunjukkan dengan nilai signifikan F (0,000) < 0,05.
Simpulan dari penelitian ini adalah analisis rasio keuangan mampu memprediksiperubahan laba perusahaan manufaktur dan ukuran perusahaan dapat menjadi moderatorkemampuan analisis rasio keuangan terhadap prediksi perubahan laba perusahaanmanufaktur.
Kata kunci: analisis rasio keuangan,ukuran perusahaan, perubahan laba.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
ABSTRACT
Nurviyanti. A FINANCIAL RATIO ANALYSIS ON THE PROFIT CHANGEPREDICTION IN THE MANUFACTURING COMPANIES ENLISTED ININDONESIAN STOCK EXCHANGE IN 2008-2010. Thesis, Teacher Training andEducation Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, July 2012.
The objective of research is to find out the effect of financial ratio analysis on theprofit change prediction in the manufacturing companies enlisted in Indonesian StockExchange and whether or not the firm size can be a moderating variable for thecapability of ratio analysis in predicting the profit change in manufacturing companies.
The population of research was 148 manufacturing companies enlisted inIndonesia Stock Exchange in 2008-2010. The sampling method used was purposivesampling, obtaining 68 manufacturing companies divided into 15 large-scale companiesand 53 small-scale companies using dummy variable. The analysis was done using amultiple linear. The first model of regression analysis answered the first hypothesis thatwhether or not the financial ratio analysis can predict the profit change of manufacturingcompanies, while the second model used firm size as moderating variable that wasclassified using dummy.
The result of research showed that 1) the financial ratio analysis simultaneouslyaffected significantly the prediction of profit change in manufacturing companies withsignificance value F (0.000) < 0.05, while partially there were two financial ratios thatcould predict the profit change: Debt Ratio and Leverage Ratio with significance value t< 0.05, in which in the first regression model, the significance value t in Debt Ratio was0.011 and that in Leverage Ratio was 0.000. Meanwhile in second regression, thesignificance value t in Debt Ratio was 0.021 and that in Leverage Ratio was 0.000. 2)The result of research showed that the firm size affected significantly meaning that itcould become a moderating variable for the capability of financial ratio analysis inpredicting the manufacturing companies’ profit change as indicated by the significancevalue F (0.000) < 0.05).
The conclusion of research was that the financial ratio analysis could predict theprofit change in manufacturing companies and firm size could become a moderatingvariable for the capability of financial ratio analysis in predicting the manufacturingcompanies’ profit change.
Keywords: financial ratio analysis, firm size, profit change.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
MOTTO
“Jangan banyak bersikap ragu, tetapi diam berfikir dan berusahalah”
(Penulis)
“Berbuatlah terbaik bagi diri Anda sendiri, karena disitulah
terletak segala sesuatu yang mengangkat diri Anda”
(Ralph Wald Emerson)
Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin. Dengan mencoba sesuatu yang tidak
mungkin, anda akan bisa mencapai yang terbaik dari yang mungkin anda capai.
(Mario Teguh)
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai
(dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan
hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap.
(Q.S Al-Insyirah : 6-8)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang, rasa cinta penulis
dan terima kasih penulis kepada:
Ibu Samiatun dan Bapak Parwoto yang saya sayangi, cintai dan hormati yang selalu
memberikan motivasi, dukungan, pengorbanan dan doa yang luar biasa dan tiada
hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Saudara-saudaraku, mas Supri, mas Agus, mbak Tin, tole Zaky, mbak Umi, mbak Ning,
dan mas Tanto, yang selalu memberikan bantuan, semangat, motivasi dan doa.
Anto yang selalu setia memberikan dukungan, semangat, cinta dan doa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS RASIO KEUANGAN
TERHADAP PREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2010”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapat-
kan gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bombingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan akuntansi.
4. Prof. Dr. Siswandari, M. Stat, selaku pembimbing Akademik.
5. Dra. Sri Witurachmi, MM, selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan motivasi,
bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
6. Sohidin, SE, M.Si, Akt, selaku pembimbing II, yang selalu memberikan pengarahan,
bimbingan, saran dalam penyusunan skripsi ini.
7. Prof. Dr. Sigit Santoso, M.Pd selaku ketua penguji skripsi atas bantuan dan penilaian
yang diberikan kepada penulis.
8. Drs. Sukrman, MM selaku terima kasih atas bantuan dan penilaian yang diberikan
kepada penulis.
9. Bapak, Ibu dan keluarga yang selalu memberikan motivasi, dukungan, pengorbanan,
doa yang luar biasa dan tiada hentinya.
10. Teman-teman Wisma Ratna, Dana, mba Ayu, Okta, Watin, Nita dan Yuyun, terima
kasih atas semua bantuan, kebersamaan dan semangat yang pernah tercipta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
11. Sahabat-sahabatku, Eny, Abram, Unink, dan Dandy, terima kasih atas semangat
to Sales (NIS), Return On Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), Total Assets
Turnover (TAT), Sales to Currents Liabilities (SCL).
Harsari (2008) menggunakan lima rasio keuangan yaitu Total Debt to
Equity ratio (TDER), Net Profit margin (NPM), Return On Investment (ROI),
Return On Equity (ROE), dan Debt to Assets (DA).
Suwarno (2004) menggunakan sembilan rasio yang dipilih dengan
stepwise regression yaitu Long Term Liabilities to Shareholders Equity (LTLSE),
Operating Profit to Profit Before Texas (OPBBT), Net Income to Sales (NIS),
Inventory to Working Capital (IWC), Operating Income to Total liabilities
(OITL), Net Worth to Total Liabilities (NWTL), Sales to Current Liabilities
(SCL), Total Liabilities to Current Liabilities (TLTA), dan Profit After Taxes to
Fixed Assets (PATFA).
Penelitian ini menggunakan 12 rasio yaitu Current Ratio (CR), Inventory
Turnover (IT), Total Assets Turnover (TAT), Debt Ratio (DR), Debt to Equity
Ratio (DER), Leverage Ratio (LR), Gross Profit Margin (GPM), Net Profit
Margin (NPM), Operating Profit Margin (OPM), Return On Investment (ROI),
Return On Equity (ROE) dan Sales to Current Liabitities (SCL). Variable
moderating sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Juliana & Sulardi (2003),
namun bedanya dalam penelitiannya Juliana & Sulardi (2003) menggunakan pen-
jualan sebagai alat ukur pengukuran ukuran perusahaan, sedangkan penelitian ini
menggunakan nilai aktiva karena dianggap paling stabil.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin melalukan pengujian kembali
dengan judul “Analisis Rasio Keuangan terhadap Prediksi Perubahan Laba pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut :
1. Apakah rasio keuangan mampu memprediksi perubahan laba perusahaan
manufaktur?
2. Apakah ukuran perusahaan mampu menjadi moderator kemampuan rasio keuang-
an dalam memprediksi perubahan laba perusahaan manufaktur?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka didapat tujuan penelitian sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan
laba perusahaan manufaktur.
2. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan mampu menjadi moderator ke-
mampuan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba perusahaan
manufaktur.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni khususnya di bidang akuntansi.
b. Sebagai bahan referensi dan pengembangan teori bagi peneliti lain di masa
yang akan datang di bidang dan permasalahan yang sejenis atau bersangkutan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat membantu memberikan kontribusi praktis bagi perusahaan
dalam memprediksi laba, evaluasi dan pengambilan keputusan yang ber-
hubungan dengan laba.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b. Bagi Pemakai Informasi Laporan Keuangan
Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pengambilan keputusan
ekonomi.
c. Bagi Peneliti
Dapat memperoleh gambaran secara langsung mengenai manfaat rasio ke-
uangan dalam memprediksi perubahan laba perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan
Mengenai pengertian dari laporan keuangan Munawir berpendapat
bahwa “Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut” (2004: 2). Harahap dalam
penjelasannya mengenai laporan keuangan memaparkan bahwa laporan ke-
uangan dapat memberikan gambaran kondisi keuangan dan hasil usaha dari
perusahaan sebagai media komunikasi dan pertanggungjawaban antara per-
usahaan dan para pemiliknya atau pihak lainnya pada saat tertentu atau jangka
waktu tertentu (2011).
Menurut Juliana dan Sulardi (2003) laporan keuangan didefinisikan
sebagai berikut “Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses
akuntansi yang bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai posisi ke-
uangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan yang bermanfaat besar bagi
pemakai dalam pengambilan keputusan”. Menurut Harahap (2011) menyata-
kan bahwa “Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil
usaha suatu perusahaan pada saat tertentu dan jangka waktu tertentu”
(hlm.105).
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang
berupa data keuangan dan aktivitas dari suatu perusahaan yang bertujuan se-
bagai media komunikasi dan pertanggungjawaban antara perusahaan dan para
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
pemiliknya atau pemakai dalam pengambilan keputusan serta untuk memberi
gambaran mengenai kondisi keuangan, hasil usaha, dan kinerja perusahaan
pada periode tertentu.
b. Jenis laporan Keuangan
Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi
yang penting di samping informasi lain seperti informasi industri, kondisi per-
ekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya. Me-
nurut Hanafi dan Halim (2007: 49-59) ada tiga pokok laporan keuangan yang
pokok, yaitu:
1) Neraca
Neraca menampilkan sumber daya ekonomis (aset), kewajiban
ekonomis (hutang), modal saham, dan huibungan antaritem tersebut.
Neraca tidak memberikan informasi nilai perusahaan secara langsung, te-
tapi informasi tersebut bias dilihat dengan mempelajari neraca digabung
dengan laporan keuangan yang lain. Secara lebih spesifik, neraca di-
maksudkan membantu pihak eksternal untuk menganalisis: (1) likuiditas
perusahaan, (2) fleksibelitas keuangan, (3) kemampuan operasional, dan
(4) kemampuan menghasilkan pendapatan selama periode tertentu.
2) Laporan Rugi Laba
Laporan laba rugi adalah laporan yang memberikan informasi me-
ngenai tingkat keuntungan, risiko, fleksibilitas keuangan, dan ke-mampu-
an operasional perusahaan pada periode waktu tertentu.
3) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas melaporkan: kas yang mempengaruhi operasi se-
lama suatu periode tertentu, transaksi investasi, transaksi pembiayaan, ke-
naikan atau penurunan kas bersih kas selama satu periode tertentu.
c. Pemakai Laporan Keuangan
Laporan keuangan digunakan untuk mengetahui perkembangan suatu
perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan. Pada dasarnya, laporan keuang-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
an merupakan hasil dari proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan
dari kejadian-kejadian yang bersifat keuangan dengan cara setepat-tepatnya
sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang ber-
kepentingan terhadap laporan keuangan maupun perkembangan suatu per-
usahaan adalah (Munawir, 2004: 2-5):
1) Pemilik perusahaan
Pemilik perusahaan yang pimpinannya diserahkan kepada manajer,
memerlukan laporan keuangan untuk menilai kinerja manajer dalam me-
mimpin perusahaannya dan kesuksesan seorang manajer diukur/dinilai
dari laba yang diperoleh perusahaan. Berdasarkan hasil analisis laporan
keuangan, jika hasil yang dicapai oleh manajemen perusahaan tidak me-
muaskan, maka pemilik perusahaan dapat mengambil suatu tindakan se-
perti mengganti manajemennya atau bahkan menjual saham-saham yang
dimilikinya.
2) Manager
Bagi seorang manajer, laporan keuangan merupakan alat per-
tanggungjawaban kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang di-
berikan kepadanya. Selain itu, laporan keuangan digunakan untuk meng-
ukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan, menilai hasil kerja
tiap-tiap divisi yang telah diberi wewenang dan tanggung jawab terhadap
tugasnya dan menentukan kebijakan atau prosedur baru untuk mencapai
hasil yang lebih baik.
3) Kreditur
Para kreditur sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau
menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan, perlu mengetahui ter-
lebih dulu posisi keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Laporan
keuangan diperlukan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
membayar hutang, beban bunga, juga untuk mengetahui apakah kredit
yang akan diberikan itu cukup mendapat jaminan dari perusahaan tersebut.
4) Investor
Para investor berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu per-
usahaan sebagai penentuan kebijaksanaan penanaman modalnya, apakah
perusahaan mempunyai prospek yang baik dan akan memperoleh ke-
untungan yang baik. Prospek keuntungan dimasa mendatang dan per-
kembangan perusahaan selanjutnya dipakai untuk mengetahui jaminan
investasinya.
5) Pemerintah
Pemerintah berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu per-
usahaan untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung per-
usahaan tersebut.
6) Karyawan
Karyawan memerlukan laporan keuangan untuk mengetahui ke-
mampuan perusahaan dalam memberi upah/gaji dan jaminan sosial dan
menilai apakah pemberian bonus cukup layak dibandingkan dengan
tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan pada periode tertentu.
2. Laba
Soemarso (2004) berpendapat bahwa pengertian laba bruto adalah “Selisih
antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan disebut laba bruto (gross
profit) atau margin kotor (gross margin) Disebut bruto karena jumlah ini masih
harus dikurangi dengan beban-beban usaha” (hlm. 226). Pengertian dari laba
bruto dengan laba usaha juga berbeda berikut pendapat dari Soemarso (2004)
“Laba usaha adalah selisih antara laba bruto dan beban usaha disebut laba usaha
(income from operation) atau laba operasi (operating income). Laba usaha adalah
laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan” (hlm. 227).
Menurut Juliana dan Sulardi (2003), laba didefinisikan sebagai berikut “Laba
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
(penghasilan bersih) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan dan penambahan aktiva atau penurunan ke-
wajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal”.
Dari beberapa pengertian di atas maka peneliti dapat menyimpulkan
pengertian laba adalah selisih antara laba bruto dan beban usaha yang menunjuk-
kan kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal yang diperoleh
sematamata dari kegiatan utama perusahaan. Laba dapat dijadikan sebagai alat
ukur keberhasilan suatu perusahaan yang tercermin dalam kinerja manajemen-
nya. Informasi mengenai kinerja masa lalu yang terdapat pada informasi laba
dapat digunakan untuk memprediksi kinerja masa depan perusahaan, walaupun
kesuksesan masa lalu tidak menjamin kesuksesan masa yang akan datang akan te-
tapi prediksi mengenai laba yang akan datang dapat dilakukan jika ada hubungan
yang cukup kuat antara kinerja masa lalu dengan kinerja masa depan.
Bagi para investor informasi laba dapat digunakan sebagai faktor utama
dalam meramalkan distribusi deviden di masa yang akan datang yang merupakan
faktor penting untuk menetapkan nilai berjalan atas sebagian saham atau atas ke-
seluruhan perusahaan, sedangkan bagi pemegang obligasi dan kreditur informasi
laba dapat digunakan untuk menilai tingkat pengembalian tahunan dan menerima
pembayaran kembali pokok pinjaman pada saat hutang tersebut telah jatuh tempo.
Prediksi laba sering digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
investasi dan penilaian kinerja manajemen suatu perusahaan untuk masa yang
akan datang. Penilaian terhadap kemampuan manajemen dan tersedianya
informasi yang memadai merupakan faktor penting dalam membuat prediksi laba
untuk masa yang akan datang. Laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah
laba akuntansi dengan indikator perubahan laba yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pajak sebelum pajak. Penggunaan laba sebelum pajak dimaksudkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
untuk menghindari pengaruh tarif pajak yang berbeda antar periode yang di-
analisis.
3. Analisis Rasio Keuangan
a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata yaitu analisis dan
laporan keuangan. Kata analisis berarti memecahkan atau menguraikan se-
suatu unit menjadi unit terkecil, sedangkan laporan keuangan terdiri dari tiga
hal pokok yaitu neraca, rugi-laba dan arus kas (dana). Dari pengertian tersebut
maka Harahap (2011) menjelaskan pengertian analisis laporan keuangan
yaitu:
Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yanglebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atauyang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara datakuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk menge-tahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam prosesmenghasilkan keputusan yang tepat (hlm. 190).
Hal tersebut sesuai dengan simpulan Bernstein (1983) bahwa analisis
laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analitis atas lapor-
an keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran
dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan ke-
putusan (Harahap, 2011: 190). Foster (1986) mengemukakan pengertian yang
sama mengenai pengertian analisis laporan keuangan yaitu untuk mempelajari
hubungan-hubungan dalam satu set laporan keuangan pada suatu saat tertentu
dan kecenderungan-kecenderungan dari hubungan ini sepanjang waktu
(Harahap, 2011: 193). Helfert (1982) memberikan pengertian mengenai
analisis laporan keuangan sebagai alat yang digunakan dalam memahami
masalah dan peluang yang terdapat dalam laporan keuangan (Harahap, 2011:
193).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
analisis laporan keuangan adalah penerapan metode dan teknik analitis atas
laporan keuangan dan data lainnya untuk menguraikan pos-pos laporan ke-
uangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya
yang bersifat signifikan dan digunakan dalam memahami masalah dan pluang
yang terdapat dalam laporan keuangan yang sangat berguna dalam proses
pengambilan keputusan keuangan.
Agar lebih jelas alasan mengapa laporan keuangan harus dianalisis
maka Atmaja (2008) menyatakan bahwa :
Perusahaan publik memiliki stakeholders yang bervariasi seperti: pe-megang saham, pemegang obligasi, banker, kreditur, supplier,karyawan dan manajemen. Para stakeholders perlu mengetahui bagai-mana bagaimana kinerja perusahaan. Untuk itu mereka bergantungpada laporan keuangan perusahaan yang diumumkan secara periodikuntuk menyediakan informasi mendasar tentang kinerja keuangan per-usahaan. Laporan keuangan yang dianalisis adalah (1) laporan labarugi (income statement), dan (2) neraca (balance sheet) (hlm. 411).
b. Pengertian Rasio Keuangan
Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis
kelemahan dan kekuatan financial akan sangat membantu dalam menilai
prestasi manajemen di masa lalu dan prospeknya di masa yang akan datang.
Dengan analisis keuangan, dapat diketahui kekuatan serta kelemahan yang di-
miliki oleh seorang business enterprises. Rasio ini dapat memberikan indikasi
apakah perusahaan masih memiliki kas yang cukup untuk memenuhi ke-
wajiban financialnya, besarnya piutang yang cukup rasional, efisiensi manaje-
men persediaan, perencanaan pengeluaran investasi yang baik, dan struktur
modal yang sehat sehingga tujuan maksimumkan kemakmuran pemegang
saham dapat dicapai.
Harahap (2011: 297) menjelaskan bahwa “Rasio keuangan adalah
angka yang diperoleh dari dasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan
dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
(berarti)”. Menurut Atmaja (2008: 415) “Rasio keuangan didesain untuk
memperlihatkan hubungan antara item-item pada laporan keuangan (neraca
dan laporan rugi laba)”. Berdasarkan beberapa devinisi tersebut maka peneliti
dapat menyimpulkan bahwa rasio keuangan adalah indeks yang mempunyai
hubungan relevan dan signifikan antara dua angka dalam pos-pos laporan ke-
uangan dengan membandingkan angka-angka tersebut dalam satu periode atau
beberapa periode yang mampu memperlihatkan hubungan antara item-item
pada laporan keuangan.
Penelitian ini menggunakan analisis rasio sesuai dengan tujuan dari
penelitian yang ingin mengetahui apakah rasio keuangan dapat digunakan
untuk memprediksi laba perusahaan. Harahap (2011: 298) memaparkah
bahwa salah satu keuanggulan dari analisis rasio yaitu dapat melakukan
prediksi di masa yang akan datang.
c. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Demawan dan Amir (2011) mengatakan bahwa “Rasio keuangan
adalah alat yang digunakan untuk memprediksi laba yang akan datang”.
Ada lima jenis rasio keuangan menurut Hanafi (2007: 36-37):
a. Rasio likuiditas: rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhikewajiban jangka pendek.
b. Rasio aktivitas: rasio yang mengukur kemampuan perusahaan mengguna-kan asetnya dengan efisien.
c. Rasio utang/leverage: rasio yang mengukur kemampuan perusahaan me-menuhi total kewajibannya.
d. Rasio keuntungan/profitabilitas: rasio yang mengukur kemampuan per-usahaan menghasilkan profitabilitas.
e. Rasio pasar: rasio yang mengukur prestasi pasar relatif terhadap nilaibuku, pendapatan, dan dividen.
Sedangkan pembagian rasio keuangan menurut Sartono (2001) dibagi
menjadi empat yaitu:
a. Rasio likuiditas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk me-menuhi kewajiban financial yang berjangka pendek tepat pada waktunya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
b. Rasio aktivitas, menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalammenggunakan assets untuk memperoleh penjualan.
c. Financial leverage ratio, menunjukkan kapasitas perusahaan untuk me-menuhi kewajiban baik itu jangka pendek maupu jangka panjang.
d. Rasio profitabilitas, dapat mengukur seberapa besar kemampuan per-usahaan memperoleh laba baik dalam hubungan dengan penjualan, assetsmaupun laba bagi modal sendiri (hlm.114)
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya
dilakukan untuk melihat prospek dan resiko perusahaan. Prospek untuk me-
ngetahui tingkat keuntungan (profitabilitas) sedangkan resiko untuk me-
ngetahui perusahaan tersebut sedang mengalami kesulitan keuangan atau
tidak. Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan analisis rasio ke-
uangan. Empat macam kategori analisis rasio keuangan menurut Sartono
(2001), yaitu:
a. Rasio Likuiditas
Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban financial jangka pendek tepat pada waktunya,
dimana likuiditas perusahaan tersebut ditunjukkan dengan besar kecilnya
aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk diuangkan atau menjadi kas
seperti kas, piutang, surat berharga dan persediaan (Sartono, 2001: 116).
Hanafi (2008: 37) menjelaskan bahwa “Rasio likuiditas mengukur ke-
mampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat besarnya
aktiva lancar relatif terhadap utang lancarnya. Utang dalam hal ini
merupakan kewajiban perusahaan”.
Sama seperti apa yang dinyatakan oleh Subramanyam dan Wild
“Likuiditas merujuk pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi ke-
wajiban keuangan jangka pendek” (2010: 45). Subramanyam dam Wild
juga memberikan batasan bahwa rasio likuiditas akan lebih bermanfaat
apabila dibandingkan dari masa ke masa. Dengan demikian maka peneliti
dapat mengartikan bahwa rasio likuiditas mengukur kemampuan per-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
usahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek dengan me-
lihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya. Rasio
likuiditas dalam peneliotian ini diproyeksikan dengan rasio lancar.
1) Rasio Lancar
Rasio lancar ini dapat menunjukkan sejauh manakah aktiva
lancar yang dimiliki oleh perusahaan dapat menutupi kewajiban lancar
yang harus dibayar oleh perusahaan (Harahap, 2011). Sartono (2001)
menjelaskan lebih lanjut bahwa “Semakin tinggi Current Ratio maka
semakin besar kemampuan perusahaan untuk me-menuhi kewajiban
financial jangka pendek” (hlm. 116). Rumus dari rasio lancar (Current
Ratio) menurut Sartono (2001) adalah sebagai berikut:
Rasio lancar =
Dari pengukuran rasio ini, Demawan dan Amir (2011) me-
ngatakan apabila rasio lancar tinggi, dapat menunjukkan bahwa per-
usahaan dapat membayar semua utang lancarnya dengan persediaan
aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Namun apabila rasio ini terlalu
tinggi, perusahaan juga belum dikatakan baik, Wibowo dan Pujiati
(2011) dan Hanafi (2008) menjelaskan lebih lebih lanjut bahwa ke-
lebihan aktiva lancar akan mempunyai pengaruh yang tidak baik ter-
hadap perubahan laba, karena aktiva lancar pada umumnya menghasil-
kan return yang lebih rendah dibandingkan dengan aktiva tetap.
b. Rasio Aktivitas
Agus Sartono menyatakan bahwa “Rasio aktivitas menunjukkan
bagaimana sumber daya yang telah dimanfaatkan secara optimal,
kemudian dengan cara membandingkan rasio aktivitas dengan standar
industri, maka dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam industri”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
(hlm. 118). Hanafi (2008: 38) menjelaskan bahwa “Rasio ini melihat se-
berapa besar efisiensi penggunaan aset oleh perusahaan. Rasio ini melihat
seberapa besar dana tertanam pada aset perusahaan. Jika dana yang ter-
tanam pada aset tertentu cukup besar, sementara dana tersebut mestinya
bisa dipakai untuk investasi pada aset lain yang lebih produktif, maka
profitabilitas perusahaan tidak sebaik yang seharusnya”.
Secara singkat rasio ini dapat diartikan oleh Harahap sebagai peng-
gambaran aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasi
perusahaan baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lain-
nya (2011). Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut maka peneliti
dapat menyimpulkan bahwa rasio aktivitas merupakan rasio yang me-
nunjukkan aktivitas perusahaan berdasarkan pada penggunaan sumber
daya yang dimiliki perusahaan secara optimal. Dalam penelitian ini rasio
aktivitas diproyeksikan dengan Inventory Turnover, Total Assets Turnover
dan Sales to Current Liabitities.
1) Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Harahap menjelaskan bahwa rasio perputaran persediaan me-
nunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi
yang normal (2011). Semakin besar rasio ini menurut Harahap se-
makin baik karena hal tersebut menunjukkan bahwa kegiatan penjual-
an berjalan cepat (2011). Sebaliknya, perputaran persediaan yang
rendah menandakan kurangnya pengendalian persediaan yang efektif
karena semakin besar dana yang tertanam pada aset persediaan ter-
sebut (Hanafi, 2008). Rumus dari perputaran persediaan (Inventory
Turnover) menurut Sartono (2001) sebagai berikut:
Perputaran persediaan =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Tingkat perputaran persediaan yang lambat dapat mengakibat-
kan penurunan pendapatan dan mengurangi laba dimasa yang akan
datang (Demawan & Amir, 2011).
2) Perputaran total aktiva (Total Assets Turnover)
Rasio perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan, hal
ini dapat menunjukkan sejauh mana kemampuan dari aktiva dalam
menciptakan penjualan (Harahap, 2011). Demawan dan Amir (2011)
mengatakan bahwa “Rasio ini dapat digunakan untuk memprediksi
laba karena total aktiva dan penjualan merupakan komponen dalam
menghasilkan laba”. Rasio perputaran total aktiva menghitung efektif-
itas penggunaan total aktiva. Rumus perputaran total aktiva tetap
(Total Assets Turnover) menurut Sartono (2001) adalah sebagai be-
rikut:
Perputaran total aktiva tetap =
Pengaruh rasio perputaran total aktiva terhadap perubahan laba
adalah semakin cepat tingkat perputaran aktiva maka laba bersih yang
dihasilkan akan semakin meningkat, karena perusahaan dapat me-
manfaatkan aktiva secara optimal untuk meningkatkan penjualan yang
berpengaruh terhadap pandapatan dan kenaikan laba (Hanafi & Halim,
2007).
3) Sales to Current Liabitities
Sales to Current Liabitities merupakan rasio aktivitas dengan
unsur penjualan dan utang lancar yang keduanya mempunyai pengaruh
terhadap laba yang dihasilkan (Demawan & Amir, 2011). SCL me-
nurut Demawan dan Amir (2011) digunakan untuk mengukur seberapa
efektif kinerja perusahaan dalam hal memperoleh laba pada tingkat
penjualan yang telah dilakukan. Dengan adanya kenaikan penjualan
Demawan dan Amir (2011) mengatakan akan mempengaruhi ke-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
mampuan perusahaan membayar utang lancarnya. Dengan demikian
dengan penurunan Sales to Current Liabitities dapat menurunkan per-
ubahan laba yang disebabkan karena penurunan volume penjualan di-
ikuti dengan penurunan tingkat utang lancar (Demawan & Amir,
2011). Rumus dari Sales to Current Liabitities (SCL) menurut
Demawan dan Amir (2011) adalah sebagai berikit:
Sales to Current Liabitities =
c. Rasio Leverage
Sartono (2001) merumuskan pengertian rasio leverage sebagai
berikut :
Financial leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utanguntuk membiayai investasinya. Perusahaan yang tidak mempunyaileverage berarti penggunaan modal sendiri 100%. Penggunaanutang itu sendiri bagi perusahaan mengandung tiga dimensi : (1)pemberi kredit akan menitikberatkan pada besarnya jaminan ataskredit yang diberikan, (2) dengan menggunakan utang maka apa-bila perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar daribeban tetapnya maka pemilik perusahaan keuntungannya akan me-ningkat dan (3) dengan penggunaan utang maka pemilik mem-peroleh dana dan tidak kehilangan pengendalian perusahaan (hlm.120-121).
Hanafi (2008: 40) menjelaskan bahwa “Rasio ini mengukur ke-
mampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjang. Perusahaan
yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total utangnya lebih besar di-
bandingkan dengan total asetnya. Rasio ini memfokuskan pada sisi kanan
atau kawajiban perusahaan”.
Dari beberapa pengertian di atas maka peneliti dapat menyimpul-
kan bahwa rasio leverage adalah rasio yang menunjukkan proporsi atas
penggunaan utang untuk membiayai investasinya dan mengukur ke-
mampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
leverage dalam penelitian ini diproyeksikan dengan Debt Ratio, Total
Debt to Equity Ratio dan Leverage Ratio.
1) Debt Ratio
Menurut Slamet (2003) rasio Debt Ratio ini digunakan untuk
menghitung seberapa besar dana yang disediakan oleh kreditur untuk
perusahaan. Dengan kata lain bahwa rasio ini menunjukkan peng-
gunaan utang terhadap terhadap total asset yang dimiliki oleh per-
usahaan (Wibowo & Pujiati, 2011). Rasio Debt Ratio yang tinggi ber-
arti perusahaan menggunakan utang yang tinggi dan penggunaan utang
yang tinggi dapat meningkatkan profitabilitas karena dapat mem-
perlancar aktivitas perusahaan yang kemudian akan menunjang ke-
giatan produksi dan penjualan untuk menghasilkan laba. Namun jika
perusahaan menggunakan utang yang tinggi tanpa ditunjang dengan
penjualan yang tinggi maka resiko yang dihadapi oleh perusahaan juga
tinggi (Hanafi, 2008). Harahap (2011: 304) mengatakan bahwa
“Supaya aman porsi utang terhadap aktiva harus lebih kecil”. Rumus
dari Debt Ratio menurut Sartono (2001) adalah sebagai berikut:
Debt Ratio =
2) Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio menggambarkan kemampuan modal
sendiri menjamin utang. Dengan kata lain bagian utang yang dapat di-
jamin dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan
(Moeljadi, 2006: 51). Sartono (2001: 121) menjelaskan bahwa se-
makin tinggi Total Debt to Equity Ratio maka semakin besar resiko
yang dihadapi oleh perusahaan, dan investor akan meminta tingkat
keuntungan yang semakin tinggi. Total Debt to Equity Ratio yang
tinggi menurut Sartono menunjukkan proporsi modal modal sendiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
yang rendah untuk membiayai aktiva (2001). Rumus dari Debt to
Equity Ratio menurut Sartono (2001) adalah sebagai berikut:
Debt to Equity Ratio =
3) Leverage Ratio (LR)
Harahap (2011) menjelaskan bahwa “Rasio ini menggambar-
kan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset.
Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang
atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan
oleh modal. Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi
modal yang lebih besar dari utang” (hlm. 306). Rumus dari Leverage
Ratio (LR) menurut Harahap (2011) adalah sebagai berikut:
Leverage Ratio =
d. Rasio Profitabilitas
Pengertian rasio profitabilitas menurut Sartono (2001) yaitu
“Kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total aktiva maupun modal sendiri” (hlm. 122). Hanafi (2008:
42) menjelaskan bahwa “Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan (profitatabilitas) pada tingkat penjualan, aset,
dan modal saham tertentu”. Harahap (2011: 304 menjelaskan bahwa
“Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapat-
kan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiat-
an penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagai-
nya”.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka peneliti dapat me-
nyimpulkan bahwa rasio keuangan adalah rasio yang dapat mengukur ke-
mampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua sumber
daya yang dimiliki. Dengan demikian maka akan penting sekali bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
investor dalam analisis rasio profitabilitas tersebut yaitu berguna melihat
keuntungan yang benar-benar akan diterimanya dalam bentuk deviden
(Sartono, 2001: 122). Menurut Sartono (2001) lima rasio profitabilitas
yang sering digunakan yaitu sebagai berikut:
1) Gross Profit Margin (GPM)
Pengerian Gross Profit Margin menurut Munawir (2004: 99)
adalah Perimbangan antara Gross Profit (laba kotor) yang diperoleh
perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang
sama”. Sartono (2001) mengungkapkan bahwa “Rasio ini sangat di-
pengaruhi oleh harga kotor penjualan” (hlm. 123). Smakin tinggi rasio
ini maka semakin baik. Juliana dan sulardi (2003) menyatakan bahwa
GPM dapat digunakan untuk memprediksi laba. Rumus dari Gross
Profit Margin (GPM) menurut Sartono (2001) adalah sebagai berikut:
Gross Profit Margin =
2) Net Profit Margin (NPM)
Melihat dari rumusnya Net Profit Margin (NPM) dipengaruhi
oleh laba setelah pajak dan penjualan. Rumus dari Net Profit Margin
(NPM) menurut Sartono (2001) yaitu sebagai berikut:
Net Profit Margin =
Wibowo dan pujiati (2011) menyatakan bahwa apabila rasio ini
naik maka dapat menunjukkan pendapatan di masa yang akan datang
diharapkan meningkat, hal ini disebabkan pendapatan laba bersihnya
lebih besar dari pendapatan operasionalnya sehingga kemempuan
untuk mendapatkan laba bersih pun dapat meningkat yang akhirnya
meningkatkan pendapatan. Hal tersebut sesuai dengan kesimpulan dari
Slamet (2003) bahwa dengan adanya NPM yang tinggi maka me-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
nandakan adanya kemampuan perusahaan yang tinggi untuk meng-
hasilkan laba pada penjualan tetentu (Wibowo & Pujiati, 2011).
3) Operating Profit Margin (OPM)Munawir (2004: 100) menyatakan bahwa rasio ini mencermin-
kan tingkat efisiensi perusahaan, sehingga rasio yang tinggi menunjuk-
kan keadaan yang kurang baik, hal ini disebabkan setiap rupiah pen-
jualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk
laba kecil. Rumus Operating Profit Margin (OPM) menurut Munawir
(2004) adalah sebagai berikut:
Operating Profit Margin =
4) Return On Investment (ROI)
Sartono (2001) mengatakan bahwa “Return On Investment
(ROI) atau Return on Assets (ROA) menunjukkan kemampuan per-
usahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan” (hlm.
123). Lebih lanjut Munawir menjelaskan fungsi dari Return On
Investment adalah mengukur kemampuan perusahaan berdasarkan
pada keseluruhan dana, dengan kata lain Return On Investment dapat
mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang di-
tanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan
untuk mendapatkan keuntungan (2004: 89). mengukur Rumus dari
Return On Investment (ROI) menurut Sartono (2001) yaitu sebagai be-
rikut:
Return On Investment =
Semakin besar Return On Investment maka akan menunjukkan
efisiensi dan efektivitas pengelolaan aset yang kemudian akan mem-
perbesar laba (Hanafi, 2008).
5) Return On Equity (ROE)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
(Sartono,2001) menjelaskan bahwa Return On Equity (ROE)
mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia
bagi pemegang saham. Hanafi mengatakan makin besar rasio ini maka
semakin bagus. Rumus dari Return On Equity (ROE) menurut Sartono
(2001) adalah sebagai berikut:
Return On Equity =
4. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan alat yang digunakan dalam mengukur
besar kecilnya perusahaan. Ada beberapa ukuran umum yang dapat digunakan
dalam menentukan besar kecilnya ukuran perusahaan, Hart dan Oulton (1996)
memberikan batasan dalam ukuran perusahaan yaitu karyawan, aktiva, penjualan,
market value dan value added (Juliana & Sulardi, 2003). Fama dan French (2000)
mengatakan bahwa perusahaan kecil sangat rentan terhadap kondisi ekonomi dan
cenderung kurang menguntungkan. Peneliti Fama dan French yang menguji
faktor size dan book to market ratio memperoleh hasil bahwa size dan book to
market ratio berhubungan dengan profitabilitas (Juliana & Sulardi, 2003).
Fama dan French (2000); Elton dan Gruber (2000); serta Scherer (1989)
memberikan penjelasan mengenai pengaruh dari ukuran perusahaan yaitu per-
usahaan dengan ukuran kecil sangat rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi
cenderung kurang menguntungkan, perusahaan yang berukuran besar akan lebih
mudah akses ke pasar modal dibandingkan dengan perusahaan dengan ukuran
kecil. Di samping itu, saham perusahaankecil tingkat frekuensi perdagangannya
tidak secepat dan semudah saham perusahaan besar (Juliana & Sulardi, 2003).
Dengan demikian perusahaan besar akan mendapatkan resiko yang lebih kecil di-
bandingkan dengan perusahaan ukuran kecil, karena perusahaan besar cenderung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
diikuti dengan earning yang lebih tinggi dan pola pertumbuhan yang lebih stabil
serta dapat berubah lebih cepat dibandingkan perusahaan yang berukuran kecil.
Penelitian Damayanti (2000) dan Machfoedz (1994) menunjukkan hasil
bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kemampuan prediksi rasio
keuangan terhadap perubahan laba perusahaan di masa yang akan datang (Juliana
& Sulardi, 2003). Dimana dalam penelitian tersebut menggunakan total aktiva se-
bagai dasar perhitungan ukuran perusahaan manufaktur. Namun berbeda dengan
Sulardi dan Juliana (2003) yang dalam penelitian yang telah dilakukan mendapat-
kan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kemampuan
prediksi rasio keuangan terhadap laba perusahaan
Ukuran perusahaan yang dipergunakan peneliti dalam menentukan besar
kecilnya perusahaan adalah total aktiva. Pemilihan aktiva sebagai ukuran per-
usahaan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sudarmadji dan Sularto
(2007) dari beberapa variabel, nilai aktiva dianggap paling stabil dalam mengukur
ukuran perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini, disajikan dalam table 2.1 sebagai berikut :
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Peneliti danPeriode
Penelitian
JudulPenelitian
Variabel Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Variabel Independen: Current Ratio (CR), Gross Profit
Margin (GPM), Operating Profit Margin
(OPM), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Inventory Turnover (ITO), Total Assets Turnover (TAT), Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Leverage Ratio (LR).
Variabel Dependen:Perubahan laba
Variabel Moderator:Ukuran perusahaan
Objek Penelitian:Perusahaan manufaktur
Variabel Independen: Seles to Current
Liabilities (SCL), Debt Ratio (DR).
Periode Penelitian:2008-2010
Variabel Moderator:Ukuran perusahaandengan total aktivasebagai alat ukurnya,sedangkan Julianadan Sulardimenggunakanpenjualan
Variabel Independen: Current Ratio (CR), Gross Profit Margin
(GPM), Operating Profit Margin
(OPM), Net Incime to Sales (NIS), Return On Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), Total Assets Turnover
(TAT), Sales to Currents
Liabilities (SCL).
Variabel Dependen:Perubahan laba
Hasil peneelitianyang dilakukanoleh Demawandan Amir inimenunjuikkanbahwa hanyarasio CR, OPM,NIS dan SCLmampumemprediksiperubahan labayang akan datang.
Variabel Independen: Current Ratio (CR), Gross Profit Margin (GPM), Return On Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), Total Assets Turnover (TAT), Operating Profit Margin
Tidak terjadi multikolinearitasTidak terjadi multikolinearitas
Tidak terjadi multikolinearitas
Tidak terjadi multikolinearitasTidak terjadi multikolinearitas
Tidak terjadi multikolinearitas
Tidak terjadi multikolinearitasTidak terjadi multikolinearitas
Tidak terjadi multikolinearitas
Tidak terjadi multikolinearitasTidak terjadi multikolinearitas
Sumber: Hasil pengolahan data
Dari tabel 4.3 dan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa tidak terjadi multikolinearitas
pada kedua model regresi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai tolerance lebih besar dari
0.01 dan nilai VIF lebih kecil dari 10.
3. Uji Autokorelasi
Uji korelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (sebelummnya) (Ghozali, 2006: 99). Autokorelasi adalah hubungan
yang terjadi antar anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
rangkaian waktu. Pendekatan yang digunakan untuk menguji apakah terjadi
autokorelasi atau tidak dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji Durbin-
Watson satu sisi karena variabel independent lebih dari lima. Jika dw > du maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif.
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi Model Regresi Pertama
DW test du 4-du Keterangan
Durbin Watson 2.236 2.026 1.974 Tidak terdapat autokorelasi
Sumber: Hasil pengolahan data
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi Model Regresi Kedua
DW test du 4-du Keterangan
Durbin Watson 2.277 2.066 1.934 Tidak terdapat autokorelasi
Sumber: Hasil pengolahan data
Hasil pengujian autokorelasi model regresi pertama, dihasilkan dw sebesar
2,236 dengan n=68 dan k=12 diperoleh nilai kritis sebesar 2,026, maka dw (2,236)
> du (2,026) sehingga model regresi pertama tidak terjadi autokorelasi positif.
Sedang-kan dari hasil pengujian autokorelasi model regresi kedua dihasilkan dw
sebesar 2,277 dengan n=68 dan k = 13 diperoleh nilai kritis sebesar 2,066, maka dw
(2,277) > du (2,0660) sehingga model regresi kedua tidak terjadi autokorelasi positif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
4. Uji Heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain (Ghozali, 2006: 125). Dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser untuk men-
deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dari tingkat signifikan. Jika tingkat
signifikan berada di atas 5% berarti tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dan
apabila dibawah 5% berarti terjadi gejala heteroskedastisitas. Berikut ini adalah hasil
pengujian heteroskedastisitas:
Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas.
Uji Heteroskedastisitas Model Regresi Pertama
VariabelTerikat
VariabelBebas
t Sig Keterangan
Absres 1 CR
DR
DER
LR
GPM
OPM
NPM
IT
TAT
ROI
ROE
.892
.381
-.338
-1.083
.446
-1.268
-1.143
1.649
-1.442
.626
.777
.376
.705
.737
.284
.658
.210
.258
.105
.155
.534
.441
Tidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
SCL -.376 .708
Sumber: Hasil pengolahan data
Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas.
Uji Heteroskedastisitas Model Regresi Kedua
VariabelTerikat
VariabelBebas
t Sig Keterangan
Absres 2 CR
DR
DER
LR
GPM
OPM
NPM
1.247
.162
-.360
-1.046
.490
-1.283
-1.370
.218
.872
.721
.300
.626
.205
.176
Tidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
IT
TAT
ROI
ROE
SCL
Dummy
1.674
-1.064
.874
.872
-.789
-.185
.100
.292
.386
.387
.434
.854
Sumber: Hasil pengolahan data
Dari tabel uji di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikan masing-masing
variabel independen (bebas) berada di atas nilai 0.05 (5%) sehingga dapat disimpul-
kan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
C. Pengujian Hipotesis
Setelah melakukan pengujian normalitas dan pengujian atas asumsi klasik, maka
langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian atas hipotesis. Analisis data untuk me-
lakukan pengujian dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS for window tabel
berikut ini adalah hasil analisis regresi pertama atas hipotesis apakah rasio keuangan
ber-pengaruh terhadap prediksi perubahan laba perusahaan manufaktur: