perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN FREE CASH FLOW TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2006-2009 SKRIPSI Disusun untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat dalam Mengajukan Skripsi serta Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Oleh: IVAN NUGROHO F 0207079 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
82
Embed
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/6740/1/212691812201101311.pdfDisusun untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat dalam Mengajukan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN
FREE CASH FLOW TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI) TAHUN 2006-2009
SKRIPSI
Disusun untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
dalam Mengajukan Skripsi serta Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Oleh:
IVAN NUGROHO
F 0207079
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya kecil ini kupersembahkan untuk:
Kedua orang tua dan kakakku yang
tak pernah putus memberikan
doa dan dukungan-dukungannya
Teman-teman seperjuangan yang
telah memberikan persahabatan
terindah dan pelajaran hidup
yang berharga
Almamaterku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN MOTTO
"Karena Yesus Kristus adalah Allah dan telah mati bagiku,
maka tidak ada pengorbanan yang terlalu besar untuk kupersembahkan
bagi-Nya"
(C.T. Studd)
“Kau memperoleh kekuatan, keberanian dan rasa percaya diri
dari setiap pengalaman yang membuatmu berhenti sejenak untuk
menghadapi rasa takutmu”
(Eleanor Roosevelt)
“Sola Fide (hanya oleh iman), Sola Gratia (hanya oleh Anugerah),
dan Sola Scriptura (hanya oleh Alkitab sebagai Firman Allah)”
(Martin Luther)
“Hidup merupakan suatu pilihan maka tentukan pilihan hidupmu sesuai
dengan hati nurani walaupun itu bertentangan dengan orang lain”
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Salam Sejahtera,
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang
telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul ”ANALISIS KEPEMILIKAN
INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN FREE CASH FLOW TERHADAP
KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2006-2009”.
Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian dan penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis dari
bantuan berbagai pihak, karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu Dra. Endang Suhari, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Reza Rahardian, SE, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
4. Bapak Drs. Harmadi, M.M., selaku pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis dan atas
segenap kesempatan yang diberikan untuk berdiskusi banyak hal.
5. Ibu Dra. Soemarjati Tj., M.M. selaku pembimbing akademik yang senantiasa
memberikan masukan-masukan yang membangun, serta pengarahan yang
sangat bermanfaat.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap karyawan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
7. Teman-teman manajemen keuangan, yaitu Trisu, Ida, Arip, Tami, Bobi,
Lailam, Azifa, dan Tiffani. Teman-teman dekat di akhir semester, yaitu Ayu
dan Cita. Teman-teman kampus, yaitu Putri, Diana, Yeyen, Bambang, Mili,
Ardian, Dj, Purwo, Sakti, dan Yuda. Mereka adalah teman yang bisa diajak
berbagi canda tawa, pengalaman, dan ilmu yang berharga.
8. Semua pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi
penyempurnaan skripsi ini.
Surakarta, 15 Maret 2011
Penulis
Ivan Nugroho
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. iv HALAMAN MOTTO …………………………………………………… v KATA PENGANTAR ............................................................................. vi DAFTAR ISI ............................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................... x DAFTAR TABEL .................................................................................... xi ABSTRAK ................................................................................................ xii BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………............ 1 B. Rumusan Masalah …………………………………………….. 7 C. Tujuan Penelitian ……………………………………………… 8 D. Manfaat Penelitian …………………………………………….. 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Keagenan ……………………………………….. 10 2. Kebijakan Hutang …………………………………….. 12 3. Kepemilikan Institusional …………………………….. 16 4. Profitabilitas …………………………………………... 18 5. Free Cash Flow ……………………………………….. 20 6. Konsep Investment Opportunity Set (IOS) …………... 22
B. Penelitian Terdahulu ………………………………………….. 27 C. Kerangka Pemikiran …………………………………………... 29 D. Hipotesis ………………………………………………………. 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian 1. Tujuan Studi …………………………………………… 36 2. Tipe Hubungan Antar Variabel ……………………….. 36 3. Lingkungan (Setting) Penelitian ………………………. 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
4. Unit Analisis …………………………………………... 37 5. Horison Waktu ………………………………………… 37 6. Pengukuran Construct …………………………………. 38
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel …………. 38
C. Pengukuran Variabel 1. Variabel Dependen ……………………………………. 40 2. Variabel Independen …………………………………... 40 3. Variabel Pengontrol …………………………………… 42
D. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik ……………………………………... 43 2. Analisis Regresi Linier Berganda ……………………... 46
BAB IV ANALISIS DATA
A. Deskripsi Data …………………………………………………. 50 B. Statistik Deskriptif ……………………………………………... 51 C. Uji Asumsi Klasik
D. Analisis Regresi Linier Berganda 1. Uji F atau Uji Secara Simultan …..…………………… 57 2. Uji T atau Uji Secara Parsial ………………………….. 59 3. Koefisien Determinasi (R2) …………………………… 64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………….... 66 B. Keterbatasan ………………………………………………….. 67 C. Saran ………………………………………………………….. 67
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 69 LAMPIRAN ……………………………………………………………... 72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR GAMBAR Gambar II. C …………………………………………………………….... 29 Gambar IV. C. 3 …………………………………………………………... 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Tabel II. B …………………………………………………………………. 27 Tabel IV. A ………………………………………………………………... 49 Tabel IV. B. 1 ……………………………………………………………... 50 Tabel IV. B. 2 ……………………………………………………………... 51 Tabel IV. C. 1 ……………………………………………………………... 53 Tabel IV. C. 2 ……………………………………………………………... 54 Tabel IV. C. 4……………………………………………………………… 56 Tabel IV. D. 1-1 …………………………………………………………... 57 Tabel IV. D. 1-2 …………………………………………………………... 60 Tabel IV. D. 2-1 …………………………………………………………... 62 Tabel IV. D. 2-2 …………………………………………………………... 62 Tabel IV. D. 3-1 …………………………………………………………... 63 Tabel IV. D. 3-2 …………………………………………………………... 64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
ABSTRAK ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, DAN
FREE CASH FLOW TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI) TAHUN 2006-2009
IVAN NUGROHO F0207079
Penelitian ini berkaitan tentang bagaimana cara mengurangi konflik keagenan yang terjadi pada perusahaan melalui kebijakan hutang. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti pengaruh kepemilikan institusional, profitabilitas, dan free cash flow terhadap kebijakan hutang. Penelitian ini juga menggunakan satu variabel pengontrol, yaitu Investment Opportunity Set (IOS) dengan proksi market to book value of assets. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI dengan sampel perusahaan manufaktur selama tahun 2006-2009. Metode pengumpulan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel yang diperoleh yaitu 131 perusahaan. Alat analisis yang digunakan yaitu regresi linier berganda dengan menggunakan bantuan Software SPSS Statistics 17.0. Untuk memenuhi syarat model regresi dilakukan pengujian normalitas, multikolonieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Pengujian hipotesis dilakukan berdasar pada t-value dan F-value. Hasil yang diperoleh dari uji F bahwa kepemilikan institusional (INST), profitabilitas (ROA), dan free cash flow (FCF) berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang (LEV) sebelum dan sesudah dimasukkan variabel pengontrol IOS (MBVA). Dari uji T diperoleh hasil bahwa kepemilikan institusional (INST) dan free cash flow (FCF) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan hutang (LEV), sedangkan profitabilitas (ROA) dan IOS (MBVA) berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Kata kunci: konflik keagenan, kepemilikan institusional, profitabilitas, free
cash flow, kebijakan hutang, market to book value of assets
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
ABSTRACT
AN ANALYSIS OF INSTITUTIONAL OWNERSHIP, PROFITABILITY, AND FREE CASH FLOW ON DEBT POLICY IN MANUFACTURING
COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX) DURING 2006-2009
IVAN NUGROHO
F0207079 This study relates about how to reduce the agency conflict that occurs in the company through debt policy. The purpose of this study was to obtain evidence of the influence of institutional ownership, profitability, and free cash flow to debt policy. This study also uses a single control variable, there is Investment Opportunity Set (IOS) with the proxy market to book value of assets. The population in this study are all companies listed on the Stock Exchange with a sample of manufacturing firms during 2006-2009. Method of sample collection by using purposive sampling technique. The samples came from 131 companies. The analysis instrument used was a multiple linear regression with SPSS Statistics 17.0 software. To qualify for regression model testing normality, multikolonierity, heteroscedasticity, and autocorrelation. Hypothesis testing is done based on the t-value and F-value. The results obtained from the F-test that institutional ownership (INST), profitability (ROA), and free cash flow (FCF) significantly affects the debt policy (LEV) before and after the control variables included IOS (MBVA). From T test it is found that institutional ownership (INST) and free cash flow (FCF) was not significantly affect the debt policy (LEV), while the profitability (ROA) and IOS (MBVA) significantly affects debt policy. Keywords: agency conflicts, institutional ownership, profitability, free cash flow,
debt policy, market to book value of assets
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat, telah
menuntut berbagai perusahaan baik manufaktur, dagang, maupun jasa untuk
bersaing dan mengembangkan usahanya dalam berbagai kondisi. Untuk itu,
perusahaan memerlukan dana yang berasal dari pihak investor (shareholder)
guna menumbuhkan perusahaannya. Perusahaan bertujuan untuk
memaksimalkan kesejahteraan pemilik (shareholder) melalui keputusan atau
kebijakan investasi, kebijakan pengambilan hutang, keputusan pendanaan, dan
keputusan dividen yang tercermin dalam harga saham di pasar modal,
demikian jika dilihat dari sudut pandang manajemen keuangan.
Perusahaan yang dikelola oleh manajer diharapkan oleh pemilik untuk
menghasilkan keuntungan yang tinggi dan memberikan keuntungan tersebut
kepada pemilik sebagai konsekuensi modal yang telah diberikan pada
perusahaan. Untuk perusahaan yang telah go public dan mencatatkan
sahamnya pada bursa efek, hasil yang diberikan oleh perusahaan pada pemilik
(pemegang saham) tersebut dikenal dengan sebutan dividen. Para pemilik
modal mengharapkan pembayaran dividen yang tinggi, namun terkadang
pengelola perusahaan atau manajer memiliki kepentingan lain tentang
pembayaran dividen yang berbeda dengan kepentingan para pemilik, seperti
menahan pembayaran dividen untuk diinvestasikan ke dalam perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Pada suatu perusahaan sering terjadi konflik antara pemegang saham dengan
manajer. Konflik tersebut terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antara
pemegang saham dan manajer yang disebut sebagai masalah keagenan
(agency problem). Masalah keagenan tersebut dapat terjadi antara pemilik
(shareholders) dengan manajer, manajer dengan debtholder, serta antara
manajer, shareholders dan debtholder.
Agency problem akan terjadi bila proporsi kepemilikan manajer atas
saham suatu perusahaan kurang dari seratus persen, sehingga manajer
mendapatkan insentif dan kesempatan untuk melakukan tindakan yang tidak
menguntungkan bagi pemilik lain, melainkan cenderung bertindak untuk
mengejar kepentingan dirinya. Insentif tersebut ada karena manajer
memperoleh keuntungan dari tindakan mereka tanpa harus menanggung
semua biaya finansial atas kesalahan dalam pengambilan keputusan dan tidak
berdasarkan maksimalisasi nilai dalam keputusan pendanaan. Sedangkan
kesempatan (peluang) muncul sebagai akibat ketidakmampuan pemegang
saham luar untuk melakukan pengawasan atas semua tindakan yang dilakukan
oleh pihak manajemen (Jensen dan Meckling, 1976). Apabila keputusan yang
diambil manajer salah, pemegang sahamlah yang merasakan akibatnya, seperti
apabila perusahaan kekurangan dana, investasi yang dilakukan oleh pemegang
sahamlah yang akan dipakai selain hutang. Jensen (1976) menyatakan bahwa
perusahaan yang semakin besar akan potensial terkena agency problem
sebagai akibatnya adanya pemisahan antara fungsi pengambilan keputusan
dan penanggung risiko.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Konflik kepentingan antara manajemen dan pemegang saham dapat
diminimalkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat
menyejajarkan kepentingan-kepentingan tersebut. Namun adanya mekanisme
pengawasan akan menimbulkan biaya yang disebut sebagai agency cost.
Agency cost pun dapat berupa pemberian insentif yang layak kepada manajer.
Terdapat beberapa mekanisme untuk mengatur konflik keagenan (Jensen &
Meckling, 1976). Pertama, meningkatkan kepemilikan saham perusahaan
oleh manajemen. Analisisnya menyatakan bahwa proporsi kepemilikan saham
yang dikontrol oleh manajer dapat mempengaruhi kebijakan-kebijakan
perusahaan. Selain itu kepemilikan manajerial akan menyejajarkan
kepentingan manajemen dan pemegang saham, sehingga manajer akan
merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dengan benar dan
akan merasakan kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan
yang salah. Kedua, meningkatkan dividend payout ratio, sehingga tidak
tersedia cukup banyak free cash flow dan manajemen terpaksa harus mencari
sumber dana eksternal untuk pembiayaan investasi. Perusahaan yang
membagikan dividen dapat saja diartikan bahwa perusahaan tersebut benar-
benar mengalami keuntungan sehingga keuntungan yang ada di perusahaan
dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen. Ketiga, meningkatkan
pendanaan dengan hutang yang akan menurunkan free cash flow yang ada
dalam perusahaan sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan yang
dilakukan oleh manajemen (Jensen et al., 1992). Keempat, yaitu dengan
adanya kepemilikan institusional sebagai monitoring agent. Adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
kepemilikan pemegang saham dari luar yaitu kepemilikan institusional seperti
perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain
akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja
manajemen (Jensen dan Meckling, 1976). Penelitian ini mengambil salah satu
alternatif untuk mengurangi biaya keagenan yaitu pendanaan melalui hutang.
Dalam penelitian ini, terdapat tiga variabel independen dan satu
variabel pengontrol. Alasan penulis memakai tiga variabel independen dan
satu variabel pengontrol ini adalah:
1. Variabel free cash flow dan profitabilitas ini diambil dari penelitian Neti
(2009). Penelitian ini digunakan untuk membuktikan bahwa penelitiannya
sudah konsisten atau belum dan mengembangkan penelitian terdahulu.
Dimana terdapat beberapa perbedaan pada penelitian terdahulu yaitu
seperti sampel yang digunakan oleh Neti (2009) adalah perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI sedangkan dalam penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, tahun yang digunakan pun
lebih baru (up to date) yaitu 2006-2009 dengan kriteria sampel tertentu
sesuai dengan yang dikehendaki peneliti.
2. Ada satu variabel yang belum konsisten pada penelitian terdahulu, yaitu
kepemilikan institusional. Pada penelitian yang dilakukan Isrina (2006)
dan Lisya (2009) dimana kepemilikan institusional tidak berpengaruh
signifikan terhadap hutang, sedangkan menurut Neti (2009) kepemilikan
institusional berpengaruh signifikan terhadap hutang. Oleh karena itu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
peneliti ingin melakukan penelitian ulang terhadap variabel kepemilikan
institusional.
3. Variabel pengontrol IOS (Investment Opportunity Set) dengan proksi
market to book value of asset memang dalam penelitian terdahulu belum
dimasukkan ke dalam penelitian. Oleh karena itu, dengan adanya variabel
ini peneliti ingin mengembangkan lebih lanjut lagi penelitian yang
sebelumnya apakah ketiga variabel independen ini memang benar-benar
memiliki pengaruh yang kuat dan signifikan terhadap kebijakan hutang
meskipun terdapat variabel pengontrol.
Kepemilikan institusional merupakan persentase kepemilikan saham
oleh investor-investor institutional seperti perusahaan investasi, bank,
perusahaan asuransi maupun berupa kepemilikan lembaga dan perusahaan-
perusahaan lain. Dengan peningkatan mekanisme pengawasan dalam
perusahaan yaitu dengan mengaktifkan monitoring melalui investor-investor
institutional dapat mengurangi agency cost. Dengan adanya kepemilikan
institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal
terhadap kinerja manajemen. Wahyudi dan Pawestri (2006) menyatakan
struktur kepemilikan yang dimiliki perusahaan diharapkan dapat berpengaruh
terhadap keputusan pendanaan perusahan. Semakin tinggi kepemilikan
institusional maka semakin kuat kontrol eksternal terhadap perusahaan dan
mengurangi agency cost, sehingga perusahaan akan menggunakan dividen
yang rendah. Dengan adanya kontrol yang ketat, menyebabkan manajer
menggunakan hutang pada tingkat rendah untuk mengantisipasi kemungkinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
terjadinya financial distress dan risiko kebangkrutan. Para pemilik perusahaan
lebih suka perusahaan menciptakan hutang pada tingkat tertentu untuk
menaikkan nilai perusahaan.
Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu. Kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba merupakan indikator bahwa semakin tinggi profitabilitas
yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin kecil kebijakan hutang yang
diambil oleh perusahaan sehingga dapat mengurangi agency cost. Hal ini
dikarenakan semakin tinggi tingkat hutang perusahaan akan semakin tinggi
kemungkinan perusahaan mengalami kebangkrutan atau risiko tinggi jika
tidak mampu membayar hutang.
Obyek lain yang memungkinkan terjadinya agency cost yaitu free cash
flow. Free cash flow merupakan kas lebih perusahaan yang dapat
didistribusikan kepada pemegang saham yang tidak digunakan untuk operasi
atau investasi. Pemegang saham menginginkan kelebihan dana tersebut
dibagikan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, sedangkan manajer
berkeinginan menggunakan kelebihan dana yang ada untuk investasi pada
proyek-proyek yang menguntungkan karena pada masa yang akan datang akan
menambah insentif bagi manajer. Para manajer mempunyai kecenderungan
untuk menggunakan kelebihan keuntungan untuk konsumsi dan perilaku
opportunistik yang lain karena mereka menerima manfaat yang penuh dari
kegiatan tersebut tetapi kurang mau menanggung risiko dari biaya yang
dikeluarkan tersebut. Dengan kata lain manajer lebih mementingkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
kepentingan pribadinya. Dengan adanya utang dapat digunakan untuk
mengendalikan penggunaan free cash flow yang berlebihan oleh manajer.
Dengan demikian dapat menghindari investasi yang sia-sia karena ketika
hutang meningkat maka manajer harus menyisihkan dana yang lebih besar
untuk membayar bunga dan pinjaman pokoknya secara periodik, sehingga
dana yang tersisa menjadi kecil.
Dalam penelitian ini, penulis hanya membatasi variabel-variabel yang
digunakan, seperti kebijakan hutang, kepemilikan institusional, profitabilitas,
dan free cash flow, selain itu ada satu variabel tambahan sebagai variabel
kontrol dalam penelitian ini, yaitu proksi set kesempatan investasi (IOS).
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “ANALISIS KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL,
PROFITABILITAS, DAN FREE CASH FLOW TERHADAP KEBIJAKAN
HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2006-2009”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan
masalah pada penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh kepemilikan institusional terhadap kebijakan
hutang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
2. Apakah terdapat pengaruh Profitabilitas terhadap kebijakan hutang
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
3. Apakah terdapat pengaruh free cash flow terhadap kebijakan hutang
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
4. Apakah terdapat pengaruh kepemilikan institusional, profitabilitas dan free
cash flow terhadap kebijakan hutang perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh kepemilikan
institusional terhadap kebijakan hutang yang pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI
2. Untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh Profitabilitas
terhadap kebijakan hutang perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
3. Untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh free cash flow
terhadap kebijakan hutang perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
4. Untuk menemukan bukti empiris secara simultan mengenai pengaruh
kepemilikan manajerial, pengaruh kepemilikan institusional, profitabilitas
dan free cash flow terhadap kebijakan hutang perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian, yaitu:
1. Bagi kalangan akademik, dapat memberikan bukti empiris berupa
gambaran tentang pengaruh struktur kepemilikan institusional,
profitabilitas, dan free cash flow perusahaan terhadap kebijakan hutang
dan juga sebagai referensi tambahan tentang isu agency cost, terutama
perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia dan terdaftar di BEI.
Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan dasar dan perbandingan
dalam mengembangkan penelitian selanjutnya.
2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
kepada investor mengenai faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh
perusahaan dalam menentukan kebijakan hutang.
3. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan mampu memberikan
pemahaman kepada manajer agar dapat membuat kebijakan keuangan
yang baik. Kebijakan hutang, profitabilitas dan free cash flow diharapkan
menjadi hal yang diperhatikan oleh manajer dalam upaya mengurangi
konflik keagenan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Teori Keagenan
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa teori keagenan
mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal (beberapa orang) dan
manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak
oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham.
Untuk itu manajemen diberikan sebagian kekuasaan untuk membuat
keputusan bagi kepentingan terbaik pemegang saham. Oleh karena itu,
manajemen wajib mempertanggungjawabkan semua upayanya kepada
pemegang saham. Karena unit analisis dalam teori keagenan adalah
kontrak yang melandasi hubungan antara prinsipal (pemegang saham) dan
agen, maka fokus dari teori ini adalah pada penentuan kontrak yang paling
efisien yang mendasari hubungan antara prinsipal dan agen. Jika kedua
belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk
memaksimumkan keuntungan dari dana yang ada, maka diyakini agen
akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan prinsipal.
Berbagai konflik kepentingan dalam perusahaan baik antara
manajer dengan pemegang saham, manajer dengan kreditur atau antar
pemegang saham, kreditur dan manajer disebabkan adanya hubungan
keagenan atau agency relationship. Pihak prinsipal dapat membatasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
perbedaan kepentingannya dengan memberikan tingkat insentif yang layak
kepada agen dan harus bersedia mengeluarkan biaya pengawasan atau
monitoring cost untuk mencegah penyimpangan (hazard) dari agen. Hal
tersebut dinamakan dengan biaya keagenan atau agency cost. Biaya
keagenan merupakan jumlah dari pengeluaran-pengeluaran monitoring
oleh pemegang saham, pengeluaran-pengeluaran penggunaan hutang oleh
manajer, residual loss.
Sedangkan konflik yang disebabkan oleh pemisahan antara
kepemilikan dan fungsi pengelolaan dalam teori keuangan disebut konflik
keagenan atau agency conflict. Jika suatu perusahaan berbentuk
perseorangan dan dikelola sendiri oleh pemiliknya, maka dapat
diasumsikan bahwa manajer-pemilik tersebut akan mengambil setiap
tindakan yang mungkin untuk memperbaiki kesejahteraannya, terutama
diukur dalam bentuk peningkatan kekayaan perorangan dan fasilitas
eksekutif seperti tunjangan, kantor yang mewah fasilitas transportasi dan
sebagainya.
Konflik keagenan yang terjadi dalam perusahaan pada hubungan
antara (1) pemegang saham dan manajer, (2) manajer dan kreditor, (3)
manajer, pemegang saham dan kreditor (Brigham & Gapenski, 1999
dalam Nuringsih, 2005), sedangkan biaya yang timbul atau dikeluarkan
oleh perusahaan untuk mengatasi konflik keagenan disebut biaya
keagenan. Penyebab lainnya dalam konflik antara manajer dengan
pemegang saham adalah keputusan pendanaan. Para manajer lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
menginginkan pendanaan dibiayai dari modal internal yang berasal dari
laba ditahan sedangkan para pemilik modal menentang hal itu dan
menginginkan laba ditahan dibagikan kepada para pemegang saham
sebagai dividen dan cenderung lebih menyukai pendanaan dari hutang.
2. Kebijakan Hutang
Kebijakan pendanaan dalam sebuah perusahaan haruslah bertujuan
untuk memaksimalkan kemakmuran. Dalam hal ini kebijakan tersebut
harus mempertimbangkan dan menganalisa kombinasi sumber-sumber
dana yang ekonomis bagi perusahaan guna membiayai kebutuhan-
kebutuhan rutin serta investasi perusahaan. Hutang merupakan salah satu
mekanisme untuk menyatukan kepentingan manajer dengan pemegang
saham, hutang memberikan sinyal tentang status kondisi keuangan
perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Kebijakan hutang merupakan
salah satu alternatif pendanaan perusahaan selain menjual saham di pasar
modal. Hutang adalah instrumen yang sangat sensitf terhadap perubahan
nilai perusahaan. Wahyudi dan Pawestri (2006) mengemukakan bahwa
dalam jangka panjang tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan nilai
perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin
sejahtera pula pemiliknya. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga
pasar saham perusahaan.
Kebijakan utang perusahaan yang merupakan hasil pembagian
antara kewajiban jangka panjang dengan jumlah total antara kewajiban
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
jangka panjang dan modal sendiri. Pendanaan dari luar akan menurunkan
besarnya konflik antara pemegang saham dengan manajemen disamping
itu utang juga akan menurunkan excess cash flow (free cash flow) yang
ada dalam perusahaan sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan
yang dilakukan manajemen. Tetapi bila penggunaan hutang terlalu besar
dapat berdampak pada financial distress dan kebangkrutan sehingga
membuat para investor pun resah.
Jensen dan Meckling (1976) menyebutkan bahwa dalam teori
keagenan dijelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan
pemegang saham mungkin bertentangan. Pemegang saham menginginkan
agar pendanaan tersebut dibiayai hutang karena dengan penggunaan
hutang, hak pemegang saham terhadap perusahaan tidak akan berkurang.
Akan tetapi, pihak manajer tidak menyukai dengan alasan bahwa hutang
mengandung risiko tinggi.
Dalam penelitian ini, fokus utama penelitian yaitu tentang sumber
pendanaan yang diperoleh dari hutang. Hutang atau leverage dalam
manajemen keuangan adalah penggunaan assets dan sumber dana (sources
of fund) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan
maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham.
Leverage juga meningkatkan variabilitas (risiko) keuntungan, karena jika
perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan yang lebih rendah dari
biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
pemegang saham. Brigham dan Houston (2006) mengemukakan bahwa
penggunaan hutang memiliki keuntungan dan kelemahan bagi perusahaan.
Adapun keuntungan dalam penggunaan hutang, yaitu:
1. Biaya bunga yang dibayarkan perusahaan dapat mengurangi
penghasilan kena pajak sehingga dapat menurunkan biaya
efektif atas hutang yang digunakan perusahaan tersebut.
2. Pemegang hutang (debtholder) mendapat pengembalian yang
tetap atas biaya bunga yang relatif tetap, sehingga kelebihan
keuntungan merupakan klaim bagi pemilik perusahaan.
Sedangkan kelemahan penggunaan hutang, yaitu:
1. Semakin tinggi rasio hutang yang dimiliki perusahaan maka
akan semakin tinggi pula risiko yang dihadapi perusahaan atas
penggunaan hutang tersebut.
2. Apabila suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan
laba operasi tidak mencukupi untuk menutup beban bunga,
maka pemegang sahamnya harus menutup kekurangan itu dan
perusahaan akan mengalami kebangkrutan apabila tidak
sanggup menutup beban bunga tersebut.
Menurut Husnan, leverage dibagi menjadi dua macam, yaitu
operating leverage dan financial leverage. Operating leverage merupakan
hutang yang terjadi setiap saat perusahaan mempunyai biaya tetap yang
harus ditutup berapapun unit yang dihasilkan. Konsekuensinya analisa
operating leverage ini menyangkut hanya analisa jangka pendek. Apabila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
suatu perusahaan kekurangan dana pada biaya tetapnya, maka
digunakanlah dana eksternal untuk menutupinya yang disebut dengan
operating leverage. Dengan menggunakan operating leverage, perusahaan
mengharapkan bahwa perubahan penjualan akan mengakibatkan
perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar. Oleh karena
itu, operating leverage digunakan untuk mengukur seberapa besar
penggunaan biaya tetap operasi dalam suatu perusahaan.
Sedangkan financial leverage merupakan hutang yang menyangkut
penggunaan dana yang diperoleh pada biaya tetap tertentu dengan harapan
bisa meningkatkan bagian pemilik modal sendiri dan memberikan
tambahan keuntungan. Dengan kata lain financial leverage bisa dikatakan
menguntungkan (“favorable”) apabila perusahaan memperoleh
keuntungan lebih besar dari dana yang “dibeli” tadi daripada biaya tetap
penggunaan dana tersebut. Penggunaan dana tersebut menimbulkan biaya
tetap yaitu bunga atau dividen.
Pada penelitian ini, menggunakan jenis financial leverage karena
dalam hubungannya dengan konflik agensi, pihak manajemen perusahaan
(manajer) menginginkan perusahaan yang telah ia jalankan terus tumbuh
dan berkembang. Hasil penggunaan financial leverage pun dapat berupa
dividen sehingga tidak hanya pihak manajemen perusahaan saja yang
diuntungkan tetapi pihak shareholder pun diuntungkan juga. Jadi dalam
hal ini untuk mengurangi konflik agensi digunakanlah hutang dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
harapan diperiode mendatang financial leverage tersebut bisa
menguntungkan perusahaan.
3. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional menggambarkan tingkat kepemilikan
saham oleh institusional dalam perusahaan sebagai monitoring agent, yang
termasuk pemilik institusional antara lain perusahaan asuransi, bank,
perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi lain. Adanya
kepemilikan institusional ini dimaksudkan untuk mengawasi manajemen
suatu perusahan agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Selain itu,
monitoring agent dapat memainkan peranan secara aktif dan konsisten
guna melindungi investasi saham yang dipertaruhkan di dalam perusahaan.
Rachmawati dan Triatmoko (2007) dalam Ari (2010) menyatakan
bahwa dalam hubungannya dengan fungsi monitor, investor institusional
diyakini memiliki kemampuan untuk memonitor tindakan manajemen
lebih baik dibandingkan investor individual. Ada dua perbedaan pendapat
mengenai investor institusional, yaitu
1. Pendapat pertama didasarkan pada pandangan bahwa investor
institusional adalah pemilik sementara (transfer owner) sehingga
hanya terfokus pada laba sekarang (current earnings). Perubahan pada
laba sekarang dapat mempengaruhi keputusan investor institusional.
Jika perubahan ini dirasakan tidak menguntungkan oleh investor, maka
investor dapat melikuidasi sahamnya. Investor institusional biasanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
memiliki saham dengan jumlah besar, sehingga jika mereka
melikuidasi sahamnya akan mempengaruhi nilai saham keseluruhan.
2. Pendapat kedua memandang investor institusional sebagai investor
yang berpengalaman (sophisticated). Menurut pendapat ini, investor
lebih fokus pada laba masa datang (future earnings) yang lebih besar
relatif dari laba sekarang. Lebih lanjut Rachmawati dan Triatmoko
(2007) menyebutkan bahwa investor institusional akan melakukan
monitoring secara efektif dan tidak akan mudah diperdaya dengan
tindakan manipulasi yang dilakukan manajer.
Kepemilikan institusional diharapkan dapat membantu mengurangi
biaya keagenan atas free cash flow dan menjadi pengganti dari hutang jika
kepemilikan institusi dapat memonitor aktivitas manajemen. Adanya
pengawasan yang efektif berkaitan dengan kebijakan hutang maka
penggunaan hutang pun bisa menurun karena peranan hutang sebagai
salah satu alat monitoring sudah diambil alih oleh pihak institusional. Hal
ini disebabkan karena kepemilikan mewakili suatu sumber kekuasaan
(source of power) yang dapat digunakan untuk mendukung atau
sebaliknya terhadap keberadaan manajemen. Semakin tinggi kepemilikan
institusional diharapkan semakin kuat kontrol internal terhadap perusahaan
dimana akan dapat mengurangi agency cost pada perusahaan.
Menurut Jensen (1986), Semakin besar prosentase saham yang
dimiliki investor institusional akan menyebabkan pengawasan yang
dilakukan menjadi lebih efektif karena dapat mengendalikan perilaku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
oportunistik manajer dan mengurangi agency cost. Adanya kontrol ini
membuat manajer menggunakan utang pada tingkat rendah untuk
mengantisipasi kemungkinan terjadinya kesulitan keuangan dan
kebangkrutan perusahaan. Investor institusional memiliki beberapa
kelebihan dibanding investor individual, antara lain:
1. Investor institusional memiliki sumber daya yang lebih dibanding
investor individual untuk mendapatkan informasi.
2. Investor institusional memiliki profesionalisme dalam
menganalisis informasi sehingga dapat menguji tingkat keandalan
informasi.
3. Investor institusional secara umum memiliki relasi bisnis yang
lebih kuat dengan manajemen.
4. Investor institusional memiliki motivasi yang kuat untuk
melakukan pengawasan lebih ketat atas aktivitas perusahaan.
5. Investor institusional lebih aktif dalam melakukan jual beli saham
sehingga dapat meningkatkan jumlah informasi secara cepat
tingkat harga saham.
4. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu. Kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba merupakan indikator bahwa semakin tinggi profitabilitas yang
dimiliki oleh perusahaan maka semakin kecil kebijakan hutang yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
diambil oleh perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk
mengetahui sejauhmana investasi yang dilakukan investor di suatu
perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang
disyaratkan investor, misalnya bagi pemegang saham dalam memprediksi
keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen. Oleh
karena itu, dividen diambil dari keuntungan bersih yang berhasil diperoleh
perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya
dividend payout ratio yang dibagikan perusahaan.
Profitabilitas periode sebelumnya merupakan faktor penting dalam
menentukan struktur modal. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan
akan senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan utang. Hal
ini sesuai dengan pecking order theory yang menyarankan bahwa manajer
lebih senang menggunakan pembiayaan dari pertama, laba ditahan,
kemudian utang dan terakhir penjualan saham baru. Meskipun secara
teoritis sumber modal yang biayanya paling murah adalah utang,
kemudian saham preferen dan yang paling mahal adalah saham biasa serta
laba ditahan (Sartono, 2001).
Pada tingkat profitabilitas yang tinggi, perusahaan mengalokasikan
dividen yang rendah. Hal ini dikarenakan perusahaan mengalokasikan
sebagian besar keuntungan sebagai sumber dana internal untuk
membangun perusahaan. Pada ROA tinggi dibayarkan dividen rendah
karena keuntungan digunakan untuk meningkatkan laba ditahan. Dengan
cara ini sumber dana internal meningkat sehingga perusahaan dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
menunda penggunaan utang atau emisi saham baru. Sebaliknya bila ROA
rendah maka dibayarkan dividen yang tinggi. Hal ini dilakukan karena
perusahaan mengalami penurunan profit sehingga untuk menjaga reputasi
di mata investor, perusahaan akan membagikan dividen besar. Oleh karena
itu, tinggi rendahnya profitabilitas berpengaruh pada jumlah kompensasi
bagi manajemen yang salah satu bentuknya berupa saham untuk