perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI DI SMA N 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012 Skripsi Oleh: NUR’AINI ARIFAH K7408245 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012
106
Embed
perpusakaan.uns.a.id digilib.uns.a/Penerapan...belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi di sma n 1 teras boyolali tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: nur’aini arifah k7408245 fakultas
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY
TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI
DI SMA N 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012
Skripsi
Oleh:
NUR’AINI ARIFAH
K7408245
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Nur’aini Arifah
NIM : K740245
Jurusan/Program Studi : PIPS/Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus : Pendidikan Tata Niaga
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENERAPAN MODEL
COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI DI SMA N 1 TERAS BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, 30 Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Nur’ aini Arifah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY
TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI
DI SMA N 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
NUR’AINI ARIFAH
K7408245
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Ekonomi BKK. P. Tata Niaga
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
April 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Nur’aini Arifah. PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPETWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DANHASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI DISMA N 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, juli2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan modelcooperative learning tipe two stay two stray untuk meningkatkan keaktifan danhasil belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi di SMA N 1 Teras Boyolalitahun ajaran 2011/2012.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Subjek penelitian ini yaitu siswa X-2 SMA N 1 Teras Boyolali tahunpembelajaran 20011/2012, yang berjumlah 36 siswa. Teknik pengumpulan datadilakukan melalui kegiatan: (a) observasi, (b) wawancara, (c) tes, dan (d)dokumentasi. Penelitian yang di gunakan terdapat 4 tahap yaitu: (1) perencanaantindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi; dan (4) analisis data sertarefleksi. Penelitin ini dilakukan sebanyanyak tiga siklus, setiap siklus dilakukansebanyak tiga kali pertemuan, setiap siklus selama 5 X 45 menit
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat di simpulkan bahwamodel pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray dapatmeningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas X-2 tahun pembelajaran20011/2012. Hal ini terbukti pada siklus I sampai siklus III keaktifan dan hasilbelajar siswa mengalami peningkatan. Sebelum diterapkan medel prmbelajarancooperative learning tipe two stay two stray nilai rata-rata kelas adalah 67,30 ataupresentase ketuntasan 41,67%. Sedangkan keaktifan siswa pada aspek mentalactivities 41,66%, oral ativities 48,61%, listening activities 51,38% dan writingactivities 60,66%. Pada siklus I nilai rata-rata kelas adalah 75,6 atau denganpresentase ketuntasan 58,33%. Sedangkan keaktifan siswa pada aspek mentalactivities 80,56%, oral ativities 75%, listening activities 77,88% dan writingactivities 66,66%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas adalah 76,55 atau denganpresentase ketuntasan 69,44%. Sedangkan keaktifan siswa pada aspek mentalactivities 91,67%, oral ativities 93,06%, listening activities 81,35%, writingactivities 88,78%.pada siklus III nilai rata-rata kelas adalah 78,83 atau denganpresentase ketuntasan 78,83 Sedangkan keaktifan siswa pada aspek mentalactivities 95,83%, oral ativities 95,83%, listening activities 92,36% dan writingactivities 100%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapanmodel pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray dapatmeningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.
Kata kunci: model pembelajaran cooperative learning, two stay two tray,keaktifan siswa, hasil belajar ekonomi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Nur’aini Arifah. THE TWO STAY TO STRAY TYPE OF COOPERATIVELEARNING MODEL APPLICATION TO IMPROVE STUDENTACTIVENESS AND LEARNING ACHIEVEMENT IN ECONOMICLEARNING IN SMA N 1 TERAS OF BOYOLALI IN THE SCHOOLYEAR OF 2011/2012. Thesis, Teacher Training and Education Faculty ofSurakarta Sebelas Maret University. July 2012.
The objective of research is to find out a description of the two stay totray type of cooperative learning model application to improve student activenessand learning achievement in economic learning in SMA N 1 Teras of Boyolali inthe school year of 2011/2012.
This study was a Classroom Action Research (CAR). The subject ofresearch was the X-2 graders of SMA N 1 Teras of Boyolali in the school year of2011/2012, containing 36 students. Technique of collecting data was conductedthrough such activities as: (a) observation, (b) interview, (c) test, and (d)documentation. This research used involved 4 stages: (1) planning, (2) acting, (3)observing, and (4) analyzing data and reflecting. This research was conducted inthree cycles, each of which was carried out in three meetings and each cycle lastedfor 5 x 45 minutes.
Based on the research conducted, it could be concluded that two stay twotray type of cooperative learning model could improve the student activeness andlearning achievement of X-2 graders in the school year of 2011/2012. It could beseen from the improvement of student activeness and learning achievement fromcycles I to III. Before the two stay to tray type of cooperative learning modelapplication, the mean class value was 67.30 or with passing proportion of 41.67%.Meanwhile, the student activeness in mental activities aspect was 41.66%, oralactivities 48.61%, listening activities 51.38%, and writing activities 60.66%. Incycle I, the mean class value was 75.6 or with passing proportion of 58.33%.Meanwhile, the student activeness in mental activities aspect was 80.56%, oralactivities 75%, listening activities 77.88%, and writing activities 66.66%. In cycleII, the mean class value was 76.55 or with passing proportion of 69.44%.Meanwhile, the student activeness in mental activities aspect was 91.67%, oralactivities 93.06%, listening activities 81.35%, and writing activities 88.78%. Incycle III, the mean class value was 78.83 or with passing proportion of 77.78%.Meanwhile, the student activeness in mental activities aspect was 95.83%, oralactivities 95.83%, listening activities 92.36%, and writing activities 100%. Thus,it could be concluded that the two stay to tray type of cooperative learning modelapplication could improve student activeness and learning achievement ineconomy subject.
Keywords: Cooperative learning model, two stay to stray, student activeness,learning achievement economy.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
# Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)
yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S.
Alam Nasyroh: 6-8) #
# Man jadda wa jadda .... barang siapa bersungguh-sungguh pasti akan berhasil
(Q.S Alam Nasyrah : 5 dan 8) #
# Hidup penuh perjuangan jangan menyerah (penulis) #
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:
“Bapak dan Ibu”
Doamu yang tiada henti engkau panjatkan kepada-Nya, kerja keras
yang tiada henti, pengorbanan yang tak terbatas engkau lakukan demi putrimu
ini. Tiada kasih sayang yang seindah dan seabadi kasih sayangmu. Terimakasih
Bapak, terimakasih Ibu.
“Kakakku tersayang Oktiana Kurniawati”
Terimakasih atas doa, dorongan, motivasi, dan kasih sayang yang
engkau berikan padaku.
“Teman-teman kos Annisa 2”
Trimakasih atas segala bantuan baik fikiran maupun tenaga serta , doa,
dorongan dan motivasi.
“Teman-teman BKK PTN 08 ”
Terimakasih saya ucapkan untuk teman-teman BKK PTN angkatan
2008 yang telah membantu baik fikiran maupun tenaga serta terimakasih atas
doa, motivasi dan semangat yang kalian berikan.
“FKIP Universitas Sebelas Maret, Almamater tercinta”
Tempatku menimba ilmu, pengetahuan, dan pengalaman, serta tempat
yang mempertemukanku dengan teman-teman yang peduli padaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi
ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaiakan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL
COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI DI SMA N 1 TERAS BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2011/2012 ”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Pendidikan Keahlian Khusus
Pendidikan Tata Niaga, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis
menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. M.Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs Saiful Bachri, M.pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Sri Wahyuni, M.M selaku Ketua Program Pendidikan Keahlian Khusus
Pendidikan Tata Niaga yang memberikan bimbingan, pengarahan dengan
kebijaksanaan.
4. Dra. Dewi Kusuma Wardani, M.Si., selaku Pembimbing I, yang selalu
memberi motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Leny Noviani, S.Pd, M.Si, selaku Pembimbing II, yang selalu memberi
pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
6. Kepala SMA Negeri 1 Teras Boyolali, yang telah memberi kesempatan dan
tempat guna pengambilan data dalam penelitian.
7. Sri Mulyani, S,pd., selaku Guru mata pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1Teras
Boyolali, yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.
8. Para siswa SMA Negeri 1 Teras Boyolali yang telah bersedia untuk
berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.
9. Babak, ibu, mb Ana dan keluarga tercintaku yang selalu memberiku dorongan,
motivasi, kasih sayang , serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi penulis
hingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar
Dalam unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif
ada dua pertanggung jawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan
yang di tugaskan kepada kelompok. Kedua, kelompok secara individu
mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.
2) Personal responsibility (Tanggung Jawab Perseorangan)
Unsur kedua ini akan muncul pada diri siswa jika dilakukan
pengukuran dari keberhasilan kelompok. Selain itu tanggung jawab
perseorangan merupakan kunci untuk menjamin semua yang diperkuat
oleh kegiatan belajar mengajar bersama sehingga anggota diberikan
kewajiban tak hanya mengikuti kelompok belajar bersama namun juga
anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama, hal ini
akan menjadikan anggota kelompok yang memiliki pribadi yang kuat
notabene menjadi tujuan pembelajaran kooperatif ini.
3) Face to face promotive interaction (Interaksi Promotif)
Pada unsur ini kelompok di berikan kesempatam untuk bertatap muka
dan berdiskusi, dengan diskusi tersebut angota dapat membagi
pengalaman dan memahami perbedaan dengan memanfaatkan
kelebihan dan kekurangan masing-masing, hal ini dapat menghasilkan
saling ketergantungan positif.
4) Interpersonal skiil (Komunikasi antar anggota)
Keberhasilan suatu kelompok dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan guru juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk
saling mengenal dan saling menghargai, mampu berkomunikasi secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
akurat, saling menerima dan saling mendukung, mampu menyelesaikan
konflik secara konstruktrif .
5) Grup prosessing (pemprosesan kelompok)
Unsur ini memiliki arti menilai. Melalui pemprosesan kelompok dapat
diiidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan
dari anggota kelompok. Siapa yang sangat membantu dan siapa yang
tidak membantu, hal ini memiliki tujuan untuk meningkatkan
efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan
kolaboratif untuk mencapai kegiatan kelompok.
(David dalam Suprijono, 2010)
d. Sintak Model Cooperative Learning
Dalam pembelajaran kelompok kebanyakan guru hanya membagi
peserta didik dalam kelompok kemudian memberi tugas untuk
menyelesaikan sesuatu tanpa pedoman mengenai hal yang dikerjakan. Hal
ini mengakibatkan peserta didik merasa dilantarkan karena mereka belum
berpengalaman, mereka merasa bingung dan tidak mengerti harus
bagaimana bekerjasama menyelesaikan tugas tersebut. Akibatnya kelas
menjadi gaduh, untuk mengatasi hal tersebut guru seharusnya memahami
sintak model pembelajaran kelompok.
Sedangkan fase-fase sintak model pembelajaran koooperatif yang
harus di lakukan seorang guru sebagai berikut :
Tabel 2.1 Sintak Model Pembelajaran Kooperatif
FASE- FASE PERILAKU GURU
Fase 1: menyampaikantujuan dan menyiapkanpeserta didik
Menjelaskan tujuan pembelajaran danmempersiapkan peserta didik siap belajar.
Fase 2: menyampaikaninformasi
Mempersentasikan informasi kepada pesertadidik secara verbal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Fase 3: menggorganisasidalam tim-tim belajar
Memberikan penjelasan kepada peserta didiktentang tata cara pembentukan tim belajar danmembantu kelompok melakukan transaksiyang efisien.
Fase 4: membantu kerja timdan belajar
Membantu tim-tim selama peserta didikmengerjakan tugasnya.
Fase 5: mengevaluasi Menguji pengetahuan peserta didik mengenaiberbagi materi pembelajaran aturan kelompok-kelompok mempresentasikan hasil belajar.
Fase 6: memberikanpengakuan atau penghargaan
Mempersiapkan cara untuk mengakui usahadan presentasi individu maupun kelompok.
(Sumber, Suprijono, 2010: 65)
Pemaparan fase di atas sebagai berikut :
1) Fase pertama: guru mengklasifikasikan tujuan pembelajaran kooperatif.
Hal ini penting untuk dilakukan karena peserta didik harus memahami
dengan jelas prosedur dan aturan dalam pembelajaran
2) Fase kedua: guru menyampaikan materi pembelajaran
3) Fase ketiga: transisi pembelajaran dari dan ke kelompok-kelompok
belajar harus di konsentrasikan dengan cermat, sejumlah elemen perlu
di pertimbangkan dalam menstrukturisasikan tugasnya dengan
menjelaskan bahwa peserta didik harus saling bekerjasama di dalam
kelompok dan menyelesaikan tugas bersama sehingga tiap kelompok
memiliki akuntabilitas individu untuk mencapai tujuan kelompok, tidak
saling tergantung antar individu dan terjadi kekacauan tidak terjadi pada
fase ini.
4) Fase keempat: guru mendampingi tim-tim belajar, mengingatkan
tentang tugas-tugas yang harus dikerjakan dengan cara memberikan
petunjuk-petunjuk dan pengarahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
5) Fase kelima: guru melakukan evaluasi dengan mengunakan strategi
evaluasi yang konsisten dan tujuan pembelajaran.
6) Fase keenam:di dalam fase ini guru mempersiapkan struktur reward
yang akan diberikan kepada peserta didik
e. Tujuan Cooperative Learning
Pembelajaran cooperative learning dikembangkan untuk
mencapai tiga tujuan pembelajaran penting, seperti dinyatakan oleh
Ibrahim,dkk (Isjoni, 2009), yaitu:
1) Hasil belajar akademik
Meskipun cooperative learning mencakup beragam tujuan sosial, juga
memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademik penting lainnya.
Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu
siswa memahami konsep-konsep sulit.
2) Penerimaan terhadap perbedaan individu
Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai
latar belakang dan kondisi untuk bekerja sama pada tugas-tugas
akademik. Melalui model cooperative learning akan belajar saling
menghargai satu sama lain.
3) Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting cooperative learning adalah mengajarkan kepada siswa
keterampilan bekerjasama dan kolaborasi. Keterampilan sosial penting
dimiliki siswa, karena saat ini banyak anak muda masih kurang dalam
keterampilan sosial.
f. Model Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray
Model cooperative learning tipe two stay two stray merupakan
salah satu teknik dalam metode diskusi yang berbasis cooperative
learning. “Model cooperative learning tipe two stay two stray
dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992” (Lie, 2007: 61).
Menurut lie (2007), “Model ini dapat digunakan dalam semua mata
pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik” (hlm. 60). Cooperative
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
learning tipe two stay two stray ini dilakukan dengan membentuk
kelompok-kelompok kecil dan terdapat ciri khas dalam pembentukan
kelompoknya yaitu anggota-anggota kelompoknya bersifat heterogen.
Model pembelajaran two stay two stray (dua tinggal dua tamu) merupakan
model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada kelompok untuk
membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya. Hal ini
dilakukan dengan cara saling bertamu antar kelompok untuk berbagi
informasi.
Lie (2007:62) menjelaskan tentang langkah-langkah pembelajaran two stay
two stray. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut ini:
1) Siswa bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang.
2) Setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu kedua
kelompok yang lain.
3) Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil
kerja dan informasi ke tamu mereka.
4) Tamu kembali ke kelompok mereka masing-masing serta melaporkan
temuan mereka yang diperoleh dari kelompok lain.
5) Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka.
6) Kesimpulan.
Berikut disajikan gambaran skema diskusi Model cooperative learningtipe two stay two stray
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
: siswa bertamu ke kelompok lain
Gambar 2.1 Skema diskusi model Cooperative Learning tipe Two Stay
Two Stray
Keterangan :
Menurut Santoso (2011) Berdasarkan langkah-langkah dalam
pelaksanaan pembelajaran tersebut, siswa mendapatkan banyak manfaat
antara lain:
1) Siswa dalam setiap kelompok mendapatkan informasi sekaligus dari
dua kelompok yang berbeda;
2) Siswa belajar untuk mengungkapkan pendapat kepada siswa lain;
3) Siswa dapat meningkatkan prestasi dan daya ingatnya;
4) Siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis;
5) Siswa dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan siswa
lainnya; dan
6) Meningkatkan hubungan persahabatan.
1b 2b
3b 4b
1a 2a
3a 4a
1f 2f
3f 4f
1e 2e3e 4e
1d 2d
3d 4d44d
1c 2c
3c 4c
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Menurut Santoso (2011) Model cooperative learning tipe two stay
two stray memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan sebagai berikut :
1) Kelebihan model cooperative learning tipe two stay two stray antara
lain:
a) Memberikan kesempatan terhadap siswa untuk menentukan konsep
sendiri dengan cara memecahkan masalah;
b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menciptakan
kreatifitas dalam melakukan komunikasi dengan tema pada
kelompoknya;
c) Membiasakan siswa untuk bersikap terbuka terhadap teman;
d) Meningkatkan motivasi belajar siswa; dan
e) Membantu guru dalam pencapaian pembelajaran, karena langkah
pembelajaran kooperatif mudah diterapkan di sekolah.
2) Kekurangan dari model cooperative learning tipe two stay two stray
antara lain:
a) Membutuhkan waktu yang lama.
b) Siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok.
c) Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi, dana dan
tenaga).
d) Guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas.
Menurut Susanto (2011) Kekurangan di dalam model cooperative
learning tipe two stay two stray dapat diatasi dengan cara guru terlebih
dahulu membentuk kelompok-kelompok belajar yang heterogen, yaitu di
dalam masing-masing kelompok terdapat siswa laki-laki dan perempuan.
Selain itu di dalam setiap kelompok terdapat siswa dengan kemampuan
akademik yang tinggi dan sedang, sehingga diharapkan masing-masing
siswa akan dapat saling mengajar dan saling mendukung. Hal ini akan
memudahkan guru dalam mengelola kelas dan tidak memakan waktu yang
banyak.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model
cooperative learning tipe two stay two stray merupakan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
yang memberikan kesempatan kepada suatu kelompok untuk saling
menyampaikan informasi dengan kelompok lainnya. Hal ini dilakukan
dengan cara masing-masing kelompok saling bertamu untuk berbagi
informasi, sehinga siswa akan lebih aktif di dalam kelas dan hasil belajar
siswa pun dapat meningkat.
4. Hakikat Keaktifan Belajar
a. Pengertian Keaktifan Belajar
Menurut Hamalik (2003), pada hakekatnya keaktifan belajar
terjadi dan terdapat pada semua perbuatan belajar, tapi kadarnya yang
berbeda-beda tergantung pada jenis kegiatannya, materi yang di pelajari
dan tujuan yang hendak dicapai. Sudjana (2010) berpendapat “Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA) adalah suatu proses kegiatan belajar mengajar
yang subjek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional sehingga ia
betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan
belajar”.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
keaktifan belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa, yang
dapat membawa perubahan ke arah yang lebih pada diri siswa karena
adanya peran dan partisipasi aktif dalam melakukan kegiatan
pembelajaran. Keaktifan itu ada yang dapat diamati dan ada pula yang
tidak dapat diamati secara langsung, setiap proses pembelajaran melalui
asimilasi, akomodasi kognitif untuk mengembangkan pengetahuan,
tindakan, serta pengalaman langsung dalam rangka membentuk
keterampilan (motorik, kognitif, dan sosial) penghayatan serta internalisasi
nilai-nilai dalam pembentukan sikap.
Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar dapat dilihat dari
beberapa kegiatan diantaranya:
1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya2) Terlibat dalam pemecahan masalah3) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untukpemecahan masalah
5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah sejenisnya8) Kesempatan menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam
menyelesaikan tugasnya/ persoalan yang dihadapi.(Sudjana, 2010: 61)
Ciri-ciri yang harus tampak dalam proses belajar yang aktif
sebagi berikut
1) Situasi siswa menentang siswa melakukan kegiatan belajar secara
bebas, tetapi terkendali.
2) Guru tidak mendominasi pembicaraan, tetapi lebih banyak memberikan
rangsangan berpikir kepada siswa untuk memecahkan masalah
3) Guru menyediakan dan mengusahakan sumber belajar bagi siswa, bisa
sumber tertulis, sumber manusia, misalnya murid itu sendiri
menjelaskan permasalahan kepada murit lainnya
4) Kegiatan siswa bervariasi: ada kegiatan yang sifatnya bersama-sama
dilakukan oleh semua siswa, ada kegiatan belajar yang dilakukan secara
berkelompok dalam bentuk berdiskusi, dan ada pula yang dilakukan
siswa secara mandiri
5) Hubungan guru dengan siswa harus mencerminkan hubungan
manusiawi seperti hubungan orang tua-anak, bukan hubungan pimpinan
dan bawahan.
6) Situasi dan kondisi kelas tidak kaku terikat dan monoton, tetapi
sewaktu-waktu diubah sesuai dengan kebutuhan siswa
7) Belajar tidak hanya dilihat dan diukur dari hasil yang dicapai siswa,
tetapi juga diukur dari segi proses belajar yang dilakukan oleh siswa
8) Adanya keberaniaan siswa mengajukan pendapatnya melalui
pertanyaan atau pernyataan gagasannya, baik yang diajukan kepada
guru maupun kepada siswa lain dalam pemecahan masalah belajar.
9) Guru senantiasa menghargai pendapat siswa, terlepas dari benar atau salahdan mendorong siswa agar selalu mengajukan pendapat secara bebas.
( Sudjana, 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Mulyasa menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran
setidaknya 75% siswa terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun sosial
(2010). Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keaktifan
adalah kegiatan siswa yang menuju ke arah perbaikan ditunjukkan dari
adanya peningkatan interaksi di antara para siswa. Indikator suatu kelas
dikatakan aktif jika 75% siswa dalam kelas tersebut telah terlibat secara
aktif baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran.
b. Jenis Jenis Keaktifan
Keaktifan belajar terbagi menjadi beberapa jenis antara lain:
1) Visual activities, seperti membaca, memperhatikan gambar,memperhatikan demontrasi orang lain.
2) Oral activities, seperti : mengatakan, merumuskan, bertanya, memberisaran, mengeluarkan pendapat, diskusi.
3) Listening activities, seperti : mendengarkan. pidato, uraian, percakapan.4) Writing activities, seperti : menulis, cerita, karangan, laporan, tes,
angket.5) Drawing activities, seperti: membuat grafik, diagram, peta6) Motor activities, seperti: melakukan percobaan, bermain, berkebun,
characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory,
pre-rautine, dan routinized. Psikomotor juga mencakup ketrampilan
produktif, teknik, fisikal, sosial, menejerial, dan intelektual (Blom dalam
Suprijono, 2009).
Menurut Sudjana kriteria keberhasilan belajar siswa berkisar
antara 75-80% (2010). Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa hasil belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang
meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Penelitian ini
menggunakan presentase ketuntasan hasil belajar yaitu 75% dari siswa di
kelas tersebut memperoleh nilai sama dengan atau di atas KKM yang
disyaratkan.
b. Fungsi Hasil Belajar
Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan tingkah
laku pada diri siswa. Oleh karena itu, dalam penilaian hendaknya diperiksa
sejauh mana perubahan tingkah laku siswa setelah mengalami proses
belajar. Dengan mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, dapat
diambil tindakan perbaikan proses pembelajaran dan perbaikan siswa yang
bersangkutan. Oleh sebab itu, penilaian hasil dari proses belajar mengajar
saling berkaitan satu sama lain, yang mana hasil belajar dicapai siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
merupakan akibat pembelajaran yang ditempuhnya. Fungsi-fungsi
evaluasi hasil belajar sebagai berikut:
1) Fungsi administratif untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian bukuraport.
2) Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan.3) Fungsi diagnistik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan
merencanakan program perbaikan pengajaran.4) Sumber data BP untuk memasok data siswa tertentu yang memerlukan
bimbingan dan penyuluhan.5) Bahan pertimbangan pengembangan pada yang akan datang meliputi
pengembangan kurikulum, metode, dan alat-alat PBM.(Syah, 2011: 142)
c. Tujuan Hasil Belajar
Sejalan dengan fungsi penilaian diatas maka tujuan dari penilaian
hasil belajar adalah untuk:
1) Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat
diketahui kelebihan dan kekurangan dalam berbagai bidang studi atau
mata pelajaran yang ditempuhnya. Dengan pendeskripsian kecakapan
tersebut dapat diketahui posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan
siswa lainnya.
2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran di
sekolah, dalam aspek intelektual, sosial, emosional, moral, dan
keterampilan yakni sejauh mana keefektifannya dalam mengubah
tingkah laku para siswa kearah tujuan pendidikan yang diharapkan.
Keberhasilan pendidikan dan pembelajaran penting artinya mengingat
peranannya sebagai upaya membudayakan manusia, dalam hal ini para
siswa agar menjadi manusia yang berkualitas.
3) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pembelajaran serta
strategi pelaksanaannya. Kegagalan para siswa dalam hasil belajar yang
dicapainya hendaknya tidak dipandang sebagai kekurangan pada diri
siswa semata-mata, tetapi juga bisa disebabkan oleh program
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
pembelajaran yang diberikan kepadanya atau oleh kesalahan strategi
dalam melaksanakan program tersebut.
4) Memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak
yang berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi pemerintah,
masyarakat, dan para orang tua siswa. Dalam mempertanggung jawabkan
hasil-hasil yang telah dicapainya, sekolah memberikan laporan berbagai
kekuatan dan kelemahan pelaksanaan sistem pendidikan serta kendala
yang terjadi.
d. Penilaian Hasil Belajar
Dalam penilaian hasil belajar siswa dapat dibagi menjadi dua
macam yaitu penilaian tes dan penilaian non tes.
1) Tes
Menurut Purwanto “Tes hasil belajar merupakan tes penguasaan, karena
tes ini mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh
guru atau dipelajari oleh siswa” (1993: 66). Tes diujikan setelah siswa
memperoleh sejumlah materi sebelumnya dan pengujian dilakukan untuk
mengetahui penguasaan siswa atas materi tersebut. Macam-macam tes
menurut Purwanto (2011) yaitu:
a) Tes Formatif
Tes formatif digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah
terbentuk setelah mengikuti proses belajar mengajar. Setiap pokok
bahasan membentuk perilaku tertentu sebagaimana dirumuskan
dalam tujuan pembelajarannya.
b) Tes Sumatif
Tes sumatif digunakan untuk mengetahui penguasaan siswa atas
semua jumlah materi yang disampaikan dalam satuan waktu
tertentu seperti semesteran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
c) Tes Diagnostik
Tes diagnostik digunakan untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang
mengalami masalah dan menelusuri jenis masalah yang dihadapi.
d) Tes Penempatan
Tes penempatan adalah pengumpulan data tes hasil belajar yang
diperlukan untuk menempatkan siswa dalam kelompok siswa
sesuai dengan minat dan bakatnya.
2) Non Tes
Penilaian non tes merupakan prosedur yang dilalui untuk memperoleh
gambaran mengenai karakteristik, minat, sifat, dan kepribadian.
Menurut Purwanto (2011) penilaian non tes melalui:
a) Pengamatan, yakni alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh
guru atas dasar pengamatan terhadap perilaku siswa, baik
perorangan maupun kelompok, di kelas maupun diluar kelas.
b) Skala sikap, yaitu penilaian yang digunakan untuk mengungkapkan
sikap siswa melalui pengerjaan tugas tertulis dengan soal-soal yang
lebih mengukur daya nalar atau pendapat siswa.
c) Angket, yaitu alat penilaian yang menyajikan tugas-tugas atau
mengerjakan dengan cara tertulis.
d) Catatan harian, yaitu catatan mengenai perilaku siswa yang
dipandang mempunyai kaitan dengan perkembangan pribadinya.
e) Daftar cek, yaitu suatu daftar yang dipergunakan untuk mengecek
terhadap perilaku siswa telah sesuai dengan yang diharapkan atau
belum.
Menurut Bloom dalam Sudjana (2010), ada tiga ranah (domain) hasil
belajar, yaitu:
1) Ranah afektif
Merupakan aspek yang berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat
penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
2) Ranah psikomotor
Merupakan aspek yang berkaitan dengan kemampuan melakukan
pekerjaan yang melibatkan anggota badan, kemampuan yang berkaitan
dengan gerak fisik,
3) Ranah kognitif
Merupakan aspek yang berkaitan dengan kemampuan berpikir,
kemampuan memperoleh pengetahuan, kemampuan yang berkaitan
dengan perolehan pengetahuan, pengenalan, pemahaman,
konseptualisasi, penentuan dan penalaran.
e. Keterkaitan Antara Model Pembelajaran Cooperative Learning tipeTwo Stay Two Stray dan Peningkatkan Keaktifan dan Hasil BelajarSiswa
Model pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray
menuntut siswa untuk aktif berinteraksi, baik dalam berdiskusi, tanya
jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan menyimak materi yang
dijelaskan kepada siswa, karena dalam metode ini siswa harus berani
mengungkapkan pandapat kepada siswa lain, sehinga dapat melatih
keberanian siswa untuk aktif di dalam kelas dan dapat meningkatkan
kemampuan berkomunikasi dengan siswa lain, hal ini akan meningkatkan
keaktifan siswa.
Model pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray
ini dapat meningkatkan kesatuan kelompok, tingkah laku kerja sama dan
relasi antar kelompok melalui prosedur pembelajaran kooperatif. Dengan
demikian kelompok kerjasama dalam tipe two stay two stray dapat
meningkatkan energi yang kemudian akan dapat meningkatkan
pembelajaran karena dalam model tipe two stay two stray mengusahakan
suatu ruang kelas yang terorganisir dengan baik, siswa mengerjakan tugas
dalam sebuah kelompok dengan berdiskusi, dan siswa akan mendapatkan
informasi sekaligus dari dua kelompok yang berbeda akan mendapat
pengetahuan pada diri siswa yang akan membantu menangkap maksut dari
soal yang ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Prestasi, daya ingat dan kemampuan berpikir kritis siswa pun
dapat meningkat melalui model pembelajaran ini, sehingga hasil belajar
siswa yang sebelumnya masih rendah dapat meningkat. Selain hal tersebut,
siswa akan lebih tertarik pada materi, meningkatkan konsentrasi di dalam
proses pembelajaran, meningkatkan keaktifan belajar di dalam kelas yang
akan berdampak pada meningkatnya pemahaman siswa dan rasa ingin tahu
siswa terhadap materi yang sedang dipelajari.
B. Penelitian yang relevan
1. Penelitian tentang model two stay two stray yang pernah dilakukan Ita
Qomariyah dan Badriyah dalam penelitiannya berjudul upaya peningkatan
ketrampilan berargumentasi pendidikan Agama Islam dengan metode model
two stay two stray pada siswa kelas XI di SMA Al-Muniroh Ujung Pangkah
Gresik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model two stay two dapat
meningkatkan ketrampilan berargumentasi pendidikan Agama Islam.
Dengan hasil sebagai berikut ketuntasan belajar siswa pada kegiatan
mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu siklus I
ketuntasan belajar siswa pada kegiatan pembelajaran 6,2%, pada siklus II
ketuntasan belajar pada kegiatan pembelajaran 8,6%, sedangkan untuk
penerapan pembelajaran two stay two stray termasuk kategori cukup baik,
dengan presentase sebesar 49,3% dan ketrampilan berargumentasi siswa
sebesar 41,7%.
2. Penelitian tentang model two stay two stray yang pernah dilakukan Mirzan
(2008) dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Meningkatkan 5 Unsur Pembelajaran Kooperatif dan Prestasi
Belajar Siswa Kelas X–B Semester II MAN 3 Malang. Disimpulkan bahwa
penerapan pembelajaran kooperatif model two stay two stray dapat
meningkatkan prestasi siswa dan 5 unsur kooperatif siswa. Dengan hasil
sebagai berikut, 5 unsur kooperatif siswa dari siklus I ke siklus II, yaitu pada
siklus II tingkat K sebesar 1,248%, tingkat C sebesar 11,248%, dan tingkat
B sebesar 87,5%, dan Prestasi belajar siswa yang diukur dengan skor rata-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
rata dan persentase ketuntasan belajar secara klasikal dari data awal, siklus
I, dan siklus II. Skor rata-rata diperoleh hasil (54.7, 67.5, dan 81.4) dan
ketuntasan belajara klasikal diperoleh hasil (12,9%, 53,12%, dan 93,75%)
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah subjek
penelitian ini adalah siawa SMA N 1 Teras Boyolali kelas X-2 dengan objek
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray untuk
meningkatakan keaktifan dan hasil belajar ekonomi.
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran merupakan upaya mengubah siswa yang belum
berpengetahuan menjadi berpengetahuan. Pembelajaran dikatakan baik dan efektif
jika terjadi proses belajar dalam diri siswa. Di samping itu proses pembelajaran
yang efektif dapat dilihat dari adanya komunikasi yang baik antara guru dan
siswa. Hal ini akan dapat meningkatkan interaksi dan keaktifan siswa.
Pelaksanaan pembelajaran ekonomi di kelas X-2 SMA N 1 Teras
Boyolali masih mengunakan sistem pembelajaran yang berpusat pada guru dan
masih monoton. Sistem pembelajaran tersebut tidak memberikan komunikasi
yang efektif antara guru dan siswa sehingga berdampak pada keaktifan dan hasil
belajar siswa yang rendah. Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka dapat diuraikan kerangka pemikiran dalam penelitian ini
bahwa hasil belajar optimal apabila proses pembelajaran terihat dari adanya
komunikasi antara guru dan siswa. Model pembelajaran yang dipilih harus mampu
menciptakan komunikasi sehingga terjadi keaktifan belajar siswa dan tidak
menimbulkan kejenuhan bagi siswa saat belajar. Oleh karena itu, guru harus
membuat variasi atau kombinasi model mengajar inovatif yang pada akhirnya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan permasalahan di atas, diperlukan suatu model pembelajaran
yang dapat menimbulkan suasana belajar yang menyenangkan. Melalui model
pembelajaran yang menyenangkan tersebut diharapakan dapat meningkatkan
partisipasi dan keaktifan siswa di dalam kelas dan sesuai dengan materi pelajaran,
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Salah satu model yang tepat untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
mengatasi masalah siswa kelas X-2 SMA N 1 Teras Boyolali adalah model
cooperative learning tipe two stay two stray yang dapat diterapkan pada semua
semua mata pelajaran. two stay two stray mengusahakan suatu ruang kelas yang
terorganisir dengan baik, siswa mengerjakan tugas dalam sebuah kelompok
dengan berdiskusi, dan siswa akan mendapatkan informasi sekaligus dari dua
kelompok yang berbeda akan mendapat pengetahuan pada diri siswa yang akan
membantu menangkap maksud dari soal yang ada, sehinga siswa secara aktif
mencari informasi dan memberikan informasi yang akan berdampak pada
meningkatnya pamahaman sehingga hasil belajar siswa meningkat. Penyelesaian
permasalahan yang penulis rumuskan dalam bab sebelumnya digambarkan dalam
sebuah kerangka berfikir, sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Gambar 2.2 Skema Kerangka Berpikir
Kondisi pembelajaranekonomi
Pembelajaran monoton dan berpusatpada guru
Siswa jenuh akan pembelajaran dankurang aktif dalam pembelajaran
Hal ini mengakibatkanrendahnya keaktifan belajarsiswa, sehingga hasil belajar
siswa menjadi rendah
Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learningtipe Two Stay Two Stray dapat mengurangi kejenuhan siswa, meningkatkan
partisispasi aktif siswa dan mempermudah pemahaman siswa terhadap materi
Dari segi Keaktifan :75% siswa aktif dalam prosespembelajaran dengan meningkatnya mentalactivities (memecahkan masalah,menanggapi pendapat teman) oralactivities(bertanya, mengeluarkanpendapat, memberi saran, diskusi) ,listening activities(mendengarkan uraianmateri, mendengarkan pendapat teman,diskusi) dan writing activities (membuatlaporan).
Dari segi hasil belajar :75% siswa memperoleh nilai diatas KKM sebesar 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran yang dikemukakan di
atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Penerapan Model
Pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray untuk Meningkatkan
Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembalajaran Ekonomi di SMA N 1
Teras Boyolali”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Teras Boyolali, beralamatkan
di Jl.Raya Sudimoro-Teras Km 02 Boyolali, di pimpin oleh Sunarno,M.Pd.
penelitian akan difokuskan pada kelas X-2 karena terdapat permasalahan
keaktifan dan hasil belajar yang masih kurang dalam pembelajaran ekonomi.
Alasan peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Teras
Boyolali dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. SMA Negeri 1 Teras Boyolali belum pernah digunakan penelitian sejenis,
sehingga terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang.
b. Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 1 Teras Boyolali terdapat
permasalahan rendahnya keaktifan dan hasil belajar siswa kelas X-2 pada
pembelajaran ekonomi.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2010/2011 dimulai pada bulan Desember sampai bulan Juli 2011. Pelaksanaan
penelitian ini dilakukan secara bertahap. Adapun tahap-tahap pelaksanaannya
sebagai berikut:
a. Tahap persiapan, meliputi pengajuan judul skripsi, permohonan
pembimbing, pembuatan proposal, perijinan penelitian, survei dan
observasi sekolah yang bersangkutan, dan konsultasi instrumen penelitian.
b. Tahap penelitian, yaitu semua kegiatan yang dilaksanakan di tempat
penelitian yang meliputi observasi, pengambilan data (pelaksanaan siklus-
siklus) yang disesuaikan dengan alokasi waktu penyampaian materi.
c. Tahap penyelesaian, yaitu meliputi pengolahan data dan penyusunan
laporan.
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini yaitu kelas X-2 SMA N 1 Teras Boyolali karena
terdapat permasalahan :
a. Masih rendahnya keaktifan siswa kelas X-2 SMA N 1 Teras Boyolali.
b. Masih rendahnya hasil belajar siswa kelas X-2 SMA N 1 Teras Boyolali.
2. Obyek Penelitian
Objek penelitian merupakan berbagai kegiatan yang terjadi didalam
kelas selama berlangsungnya proses belajar mengajar yang terdiri dari :
a. Proses pelaksanaan model cooperative learning tipe two stay two stray
b. Keaktifan siswa dalam melaksanakan model cooperative learning tipe two
stay two stray
c. Hasil belajar siswa setelah dilaksanaan model pembelajaran cooperative
learning tipe two stay two stray
C. Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian tindakan kelas (class action
research) adalah segala peristiwa yang mengandung informasi yang berkaitan
dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti. Data tersebut meliputi
data primer dan data sekunder antara lain :
1. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh langsung
melalui media perantara. Data sekunder dalam penelitian ini antara lain:
dokumen atau arsip sekolah mengenai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), silabus, daftar nilai hasil ulangan semester siswa
2. Data Primer
Merupakan sumber data yang didapatkan secara langsung dari
sumber asli. Data primer dapat berupa opini orang secara individu atau
kelompok, hasil obrsevasi terhadap suatu benda, kejadian atau kegiatan, dan
hasil pengujian. Adapun sumber data primer diperoleh dari :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
a. Guru ekonomi SMA N 1 Teras Boyolali, data yang diperoleh berupa
keadaan siswa saat proses pembelajaran mengunakan model cooperative
learning tipe two stay two stray dan tangapan guru mengenai model
cooperative learning tipe two stay two stray.
b. Siswa kelas X-2 SMA N 1 Teras Boyolali, data yang diperoleh berupa
hasil belajar siswa setelah diterapkanya model cooperative learning tipe
Two Stay Two Stray dan tangapan siswa mengenai model cooperative
learning tipe two stay two stray.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data utama yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi:
1. Observasi
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2008), ”Observasi
(observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik mengumpulkan data
dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung” (hlm. 220). Observasi dapat dilakukan secara partisipatif dan
nonpartisipatif.
a. Observasi partisipatif (participatory observation).
Menurut Iskandar (2009), ”dalam observasi partisipatif, peneliti
dituntut untuk berperan serta dalam kegiatan-kegiatan atau aktivitas-
aktivitas subjek yang sesuai dengan tema atau fokus masalah yang
dijadikan penelitian” ( hlm. 68).
b. Observasi nonpartisipatif (nonparticipatory)
Peneliti hanya bersifat sebagai pengamat, tidak ikut serta dalam
proses penelitian. Observasi digunakan untuk memperoleh data keaktifan
siswa. Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan langsung di kelas
tentang kondisi siswa. Hasil observasi dicatat pada lembar pengamatan
yang berupa format penilaian keaktifan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Dalam peneliatian ini mengguanakan observasi nonpartisipatif
dimana peneliti dalam pelaksanaan tindakan berperan sebagai observer dan
guru sebagi pelaksana.
2. Wawancara
”Wawancara atau interview dilaksanakan secara lisan dalam
pertemuan tatap muka secara individual” (Sukmadinata, 2008 : 216).
Klasifikasikan wawancara ada dua bentuk yaitu wawancara terstruktur dan
tidak terstruktur.
a. Wawancara terstruktur adalah seorang pewawancara atau peneliti telahmenentukan format masalah yang akan diwawancarai, yang berdasarkanmasalah yang akan diteliti.
b. Wawancara tidak terstruktur merupakan seorang peneliti bebasmenentukan fokus masalah wawancara, kegiatan wawancara mengalirseperti dalam percakapan biasa, yaitu mengikut dan menyesuaikan dengansituasi dan kondisi responden.
(Iskandar, 2009: 72)
Peneliti menggunakan bentuk wawancara tidak terstruktur, yaitu
wawancara yang bebas menentukan fokus masalah, sehingga peneliti bisa
luwes dalam melakukan wawancara dengan arah yang terbuka dan mendapat
data dari informan mengenai kesulitan dan faktor-faktor penyebab kesulitan
tersebut yang dialami dalam pembelajaran ekonomi. Selain itu dengan bentuk
wawancara ini peneliti mengetahui tanggapan penerapan model mengenai
cooperative learning tipe two stay two stray dan tanggapan siswa mengenai
model pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
3. Tes
Tes ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh hasil belajar siswa
setelah di berikan tindakan apakah sudah memenuhi target yang sudah
ditetapkan atau belum, sehingga peneliti memperoleh data mengenai hasi
belajar. Tes ini ditempatkan pada waktu awal pembelajaran, ketika proses
pembelajaran berlangsung dan setelah selesai pembelajaran.
4. Kajian Dokumentasi.
Kajian dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada,
seperti kurikulum, rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat guru, buku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
atau materi pelajaran, hasil nilai ulangan ekonomi, dokumentasi saat
pembelajaran berlangsung berupa foto-foto yang diambil peneliti saat
melakukan observasi.
E. Uji Validitas Data
Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa
validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat
dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan (Suwandi, 2009).
Validatas data yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan triangulasi
sumber, Menurut Moleong (1999), ”Triangulasi sumber yaitu membandingkan
dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda” (hlm. 178). Hasil pengamatan dibandingkan dengan
hasil wawancara, observasi dan hasil tes tiap siklus sehingga kesimpulan yang
diambil mengenai peningkatan hasil belajar dan keaktifan pembelajaran ekonomi.
Penelitian ini menggunakan trianggulasi sumber dengan cara mengumpulkan dan
mencatat semua data dalam kegiatan penelitian, selain itu juga melakukan
wawancara terhadap guru dan siswa, sehingga peneliti dapat membandingkan
dengan dua sudut pandang lain untuk menguji kebenarannnya, yaitu penilaaan
dari guru terhadap respons siswa pada waktu pembelajaran berlangsung dan
penilaian dari siswa terhadap kinerja guru dalam mencapai tujuan penebelajaran.
F. Teknik Analisis Data
Menurut Kunandar (2008) bahwa dalam penelitian tindakan kelas data
yang dikumpulkan dapat berbentuk data kualitatif (berupa kata dan kalimat) dan
kuantitatif (berupa angka-angka). Teknik analisis data yang digunakan seharusnya
sesuai dengan data yang dikumpulkan. Data penelitian ini dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis data sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif Komparatif
Analisis deskriptif komparatif dilakukan dengan membandingkan
antara kondisi awal sebelum dilakukannya tindakan dengan hasil yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
diperoleh pada siklus I dan siklus II sehingga dapat dilihat adanya perbedaan
sebelum dan sesudah dilakukannya tindakan.
2. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengolah hasil belajar
siswa yang diperoleh dari tes formatif. Data kuantitatif yang digunakan
adalah kuantitatif sederhana yang berupa penghitungan nilai rata-rata, nilai
tertinggi, nilai terendah, dan persentase jumlah siswa yang mencapai batas
ketuntasan. Dari informasi ini dapat diketahui sampai sejauh manakah
keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.
3. Analisis Data Kualitatif
Analisis kualitatif berupa catatan lapangan yang disajikan secara
rinci dan lengkap selama proses penelitian berlangsung. Analisis data
kualitatif diperoleh berdasarkan hasil observasi, refleksi dari tiap-tiap siklus,
dan membandingkan kinerja siswa maupun guru dalam hasil pengamatan
dengan parameter atau teori tertentu.
G. Indikator Kinerja Penelitian
Indikator kinerja/keberhasilan penelitian adalah indikator ketercapaian
pemahaman siswa dalam proses pembelajaran yang dapat dinyatakan dalam
bentuk presentase. Indikator yang ditetapkan oleh peneliti sebagai berikut :
Tabel 3.1 Indikator Ketercapaian Penelitian
Permasalahan Indikator kinerja Ukuran keberhasilan1. Rendahnya keaktifan
siswaKeaktifan siswa dalampembelajaran yang ditunjukkan dengan:1) Meningkatnya mental
2. Rendahnya hasil siswadalam mata pelajaranekonomi terlihat darisiswa yang tuntas hanya41,67%
Meningkatnya hasilbelajar siswa pada matapelajaran ekonomi
75% kelas X-2memperoleh hasilbelajar di atas batastuntas (> 75).
H. Prosedur Penelitian
Langkah–langkah yang digunakan dalam model penelitian tindakan kelas
ini model spiral. Menurut Hopkins dalam Suharsimi Arikunto (2007: 177) terdiri
dari: tahap rencana tindakan (planning), tindakan (acting), pengamatan
(observising) dan refleksi (reflecting), kegiatan ini merupakan kegiatan satu siklus
kegiatan pemecahan masalah. Berikut pemaparan yang akan dilakukan dalam
tiap-tiap langkah tersebut :
1. Tahap Perencanaan
a. Mengumpulkan informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan hasil
belajar siswa yang bermanfaat bagi pembelajaran pada penelitian dengan
kesepakatan guru bidang studi ekonomi dan peneliti, proses pembelajaran
akan dilaksanakan dengan pemanfatan media melalui PenerapanModel
Pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray.
b. Membuat kesepakatan bersama guru ekonomi untuk menetapkan materi
yang diajarkan.
c. Merancang program pembelajaran yang meliputi rencana pembelajaran
(RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) dan soal ulangan post- test serta
lembar pengamatan observasi atau pengamatan keaktifitas siswa, soal tes
kognitif, pedoman wawancara, dan dokumentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
d. Menetapakan indikator ketercapaiaan
e. Menetapkan rencana skenario atau rencana pelaksanaan pembelajaran
cooperative learning tipe two stay two stray yang akan dilakukan sebanyak
3 kali pertemuan (5 X 45 menit).
Pertemuan pertama
1) Guru membuka pelajaran, absensi dan menciptakan situasi pembelajaran
yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa agar terlibat aktif
dalam pembelajaran.
2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik
untuk siap belajar dan guru menerangkan jalanya pembelajaran model
cooperative learning tipe two stay two stray .Guru menerangkan materi
pembelajaran secara garis besar yang ditayangkan dalam slide power
point.
3) Guru memberikan kesempatan siswa melakukan tanya jawab terhadap
materi yang belum jelas.
4) Guru membagi siswa secara heterogen yang terdiri dari 4 siswa dan
meminta untuk duduk dengan teman satu kelompok.
5) Guru bersama peneliti membagikan LKS yang berisi studi kasus untuk
dipecahkan bersama dan lembar jawaban kepada masing-masing
kelompok. Siswa bekerja sama dengan temanya untuk menyelesaikan
kasus tersebut.
6) Setelah masing-masing kelompok dapat memecahan masalah selanjutnya
mengevaluasi dan menyeleksi berbagai gagasan tentang strategi
pemecahan masalah, sehingga diperoleh solusi yang tepat dengan
bimbingan guru. Selanjutnya guru meminta siswa yang di tunjuk sebagai
tamu segera segera bertamu kekelompok lain.
7) Guru meminta dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas
membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka. Kemudian duta
juga menginformasikan hasil kerja mereka., bila terdapat kejanggalan
mereka mendiskusikan bersama Setelah selesai guru meminta kelompok
tamu kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan penemuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
mereka dari kelompok lain dan mencocokkan dan membahas hasil kerja
mereka dengan menulisnya sebagai laporan.
8) Guru memberitahukan bahwa laporan dikumpulkan pertemuan
berikutnya dan ada 3 kelompok dipilih secara acak untuk
mempresantasikan sehingga seluruh kelompok dapat mempersiapkan diri
untuk mempresentasikan ke depan kelas setelah diskusi selesai.
9) Guru menyimpulkan bersan-sama dengan siswa menyimpulkan materi
yang telah di jelaskan.
10) Salam penutup.
Pertemuan kedua
1) Guru membuka pelajaran, absensi dan menciptakan situasi pembelajaran
yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa agar terlibat aktif
dalam pembelajaran.
2) Guru meminta siwa untuk duduk berdekatan dengan siswa satu
kelompok.
3) Guru meminta siswa melanjutkan diskusi pertemuan kemaren.
4) Guru memilih 3 kelompok secara untuk mempresentasikan hasil diskusi
dan bertamu dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
5) Guru memberikan tanggapan dan penguatan dari presentasi maupun sesi
tanya jawab.
6) Guru menginformasikan kepada siswa pertemuan yang akan datang
diadakan tes evaluasi.
7) Guru mengahiri pembelajaran dengan salam penutup.
Pertemuan ketiga
1) Guru membuka pertanyaan dengan salam dan melakukan absensi.
2) Guru bersama peneliti membagikan soal kuis dan meminta siswa untuk
mengerjakan secara individu.
3) Selama siswa mengerjakan kuis, guru bersama peneliti mengawasu
dengan baik agar hasil kuis benar-benar mencerminkan kemampuan
mereka.
4) Setelah waktu habis guru meminta lembar siswa dikumpulkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
5) Guru mengumumkan kelompok terbaik dan memnberikan penghargaan
terhadap kelompok terbaik.
6) Guru mengahiri pertemuan dengan salam penutup.
2. Tahap Pelaksanaan atau Tindakan
Setelah semua perencanaan dibuat dengan baik, langkah
selanjutnya ialah pelaksanaan tindakan. Pada tahap pelaksanaan tindakan ini,
peneliti bersama guru melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana yang
di buat dan peneliti dalam pelaksanaan tindakan berperan sebagai observer.
Pembelajaran yang dilakukan adalah melaksanakan cooperative learning tipe
two stay two stray. Langkah-langkah atau fase-fase pembelajaran sebagai
berikut :
Tabel 3.2 Tahapan pelaksanaan
FASE- FASE PRILAKU GURUFase 1: menyampaikan tujuan danmenyiapkan peserta didik
a. Guru membuka pelajaran, absensidan menciptakan situasipembelajaran yang kondusif untukmembangkitkan minat siswa agarterlibat aktif dalam pembelajaran
Fase 2: menyampaikan informasi b. Guru menjelaskan tujuanpembelajaran dan mempersiapkanpeserta didik untuk siap belajar
c. Guru memberikan pengarahantentang model cooperative learningtipe two stay two stray yang akanditerapkan dan menyampaikanmateri pelajaran secara garis besar
Fase 3: menggorganisasi dalam tim-timbelajar
d. Guru membagi siswa secaraheterogen yang terdiri dari 4 siswadan meminta untuk duduk denganteman satu kelompok
Fase 4: membantu kerja tim dan belajar e. Guru membagikan LKS yang berisistudi kasus untuk dipecahkanbersama dan lembar jawabankepada masing-masing kelompok.Siswa bekerja sama dengantemanya untuk menyelesaikankasus tersebut.
f. Setelah masing-masing kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
dapat memecahan masalahselanjutnya mengevaluasi danmenyeleksi berbagai gagasantentang strategi pemecahanmasalah, sehingga diperoleh solusiyang tepat dengan bimbingan guru.Selanjutnya guru meminta siswayang di tunjuk sebagai tamu segerabertamu kekelompok lain
g. Guru meminta dua orang yangtinggal dalam kelompok bertugasmembagikan hasil kerja daninformasi ke tamu mereka.Kemudian duta jugamenginformasikan hasil kerjamereka, bila terdapat kejanggalanmereka mendiskusikan bersamaSetelah selesai guru memintakelompok tamu kembali kekelompok mereka sendiri danmelaporkan permuan mereka darikelompok lain dan mencocokkandan membahas hasil kerja mereka
Fase 5: mengevaluasi h. Guru meminta siswa membuatlaporan hasil kerja masalah yangtelah di diskusikan
i. Guru memberikan kuis untukdikerjakan seluruh siswa secaraindividual
Fase 6: memberikan pengakuan ataupenghargaan
Guru menghitung skor kemajuanindividual dan skor tim, kemudianmemberikan penghargaan kepadatim dengan skor tertinggi
3. Tahap Observasi dan Evaluasi
Tahap ini dilaksanakan bersamaam dengan tahap tindakan. Tujuan
obsevasi ini untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang
sedang berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan yang
diinginkan. Tahap orsevasi ini dilakukan dengan pengamatan terhadap siswa
ketika proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pengamatan tersebut
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Selain
melakukan pengamatan, di akhir siklus dilakukan evaluasi hasil belajar siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
berupa tes formatif dengan bentuk soal-soal obyektif dan uraian yang
dikerjakan secara individu yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman
siswa terhadap materi yang telah dipelajari dan untuk mengetahui
peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.
4. Tahap Refleksi
Pada tahap ini, hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan
evaluasi yang berupa tes formatif dikumpulkan kemudian dianalisis. Dari data
tersebut akan dilihat apakah telah memenuhi target yang diharapkan dalam
ketuntasan belajar yang telah ditetapkan yaitu 75% siswa mendapatkan nilai
sesuai dengan KKM yaitu 75. 75% siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran. Jika pada siklus 1 belum memenuhi target maka akan
dilanjutkan ke siklus berikutnya. Kelemahan pada siklus I ini akan diperbaiki
pada siklus berikutnya yaitu siklus II dan seturusnya hingga kriteria
terpenuhi. Langkah-langkah yang dilaksanakan pada siklus II dan seterusnya
sama dengan langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus I, meliputi
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Tahapan-tahapan
prosedur penelitian dapat digambarkan sebagi berikut :
Gambar 3.1 Siklus PTK (Arikunto, 2009:105)
Perencanaan
PelaksanaanSiklus IRefleksi
Pengamatan
Perencanaan
Siklus II PelaksanaanRefleksi
?
Pengamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Pra Tindakan
Wawancara dan observasi di lakukan sebelum pelaksanaan model
cooperative learning tipe two stay two stray untuk mengetahui lebih mendalam
permasalahan yang di alami oleh siswa. Wawancara dilakukan kepada guru mata
pelajaran ekonomi. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran
ekonomi, dapat diketahui bahwa siswa kelas X-2 memiliki permasalahan hasil
belajar yang rendah terbukti dengan nilai perolehan nilai rata-rata kelas 67,30.
Siswa yang tuntas hanya 15 siswa dengan presentase ketuntasan 41,67%.
Hasil wawancara dipertegas dengan observasi kelas untuk mengetahui
keadaan siswa yang sesungguhnya. Melalui observasi awal yang dilakukan pada
siswa kelas X-2 SMA N 1 Teras Boyolali pada tanggal 31 Maret 2012 dapat
diketahui bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran masih rendah. Rendahnya
keaktifan siswa dapat ditunjukkan dari tabel dibawah ini :
Tabel 4.1. Keaktifan Siswa Dengan Model Pembelajaran Pra Observasi.
KS 18,06% 20,83% 17,36% 0%Sumber: Data pengamatan pra observasi.
Keterangan:
BS : Baik Sekali
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
KS : Kurang Sekali
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Berdasarkan pengukuran tingkat keaktifan siswa kelas X-3 seperti dalam
tabel 4.1, di peroleh hasil sebagai berikut :
1. Aspek Mental Activities
Hasil pengukuran pada aspek mental activities dalam tabel 4.1
menunjukan bahwa 19,44% siswa menjawab pertanyaan baik dalam
diskusi maupun presentasi dengan jawaban hampir benar dan mau
menanggapi pendapat teman dengan percaya diri namun terlalu panjang
dan kurang tepat. Siswa benar menjawab pertanyaan dalam diskusi
maupun presentasi namun masih memerlukan waktu untuk menjawab dan
Siswa memberi pendapat teman dengan ragu-ragu namun benar sebesar
22,22%. Siswa kurang tepat menjawab pertanyaan dalam diskusi maupun
presentasi dengan memerlukan waktu untuk bertanya dan siswa memberi
pendapat teman dengan ragu-ragu dan salah sebanyak 40,28%. Siswa
sama sekali tidak menjawab pertanyaan yang di berikan dalam diskusi
maupun presentasi jawaban dan sama sekali tidak menanggapi pendapat
teman sebesar 18,06%.
2. Aspek oral activites
Hasil pengukuran pada aspek oral activites dalam tabel 4.1
menunjukan bahwa 22,22% siswa mau memberikan pertanyaan, pendapat
dan saran dengan cepat, penuh percaya diri dan sesuai dengan materi
dalam bertanya, benar dalam memberikan pendapat dan saran sedangkan
dalam diskusi siswa yang bekerjasama dengan baik, menghargai pendapat
teman dan mau memberikan penjelasan kepada teman sekelompok yang
mengalami kesulitan terhadap suatu masalah yang sedang dipelajari. Siswa
memberikan pertanyaan, pendapat dan saran dengan cepat, penuh percaya
diri namun pertanyaan yang diberikan terlalu panjang, pendapat dan saran
yang diberikan kurang benar sedangkan dalam diskusi siswa dapat
bekerjasama dengan baik, menghargai pendapat dari teman namun
kurang sabar menghadapi teman yang mengalami kesulitan sebanyak
26,39%. Siswa memberikan pertanyaan, pendapat dan saran dengan ragu-
ragu dengan pertanyaan yang diberikan menyimpang dari materi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
diberikan, saran dan pendapat yang di berikan kurang tepat sedangkan
dalam diskusi jika siswa kurang dapat bekerjasama dengan siswa dalam
satu kelompok sebanyak 31,94%. Siswa sama sekali tidak memberikan
pertanyaan pendapat maupun saran berdalam diskusi siswa sama sekali
tidak dapat bekerjasama dengan baik sebanyak 18,06%.
3. Aspek Listening Activites
Hasil pengukuran pada aspek listening activites dalam tabel 4.1
menunjukan bahwa 19,44% siswa sering mendengarkan uraian materi baik
dari guru atau kelompok lain juga pendapat teman atau kelompok lain.
31,94% siswa kadang-kadang mendengarkan uraian materi baik dari guru
atau kelompok lain juga pendapat teman. Siswa jarang selalu
mendengarkan uraian materi baik dari guru atau kelompok lain juga
pendapat teman atau kelompok lain sebanyak 31,25%. Siswa tidak
mendengarkan uraian materi baik dari guru atau kelompok lain juga
pendapat teman atau kelompok lain sebanyak 17,36%.
4. Aspek Writing Activities
Hasil pengukuran pada aspek writing activities dalam tabel 4.1
menunjukan bahwa 30,55% laporan siswa rapi, kurang lengkap dan benar.
laporan siswa kurang rapi, lengkap namun tidak benar sebanyak 30,11%.
Laporan tidak rapi lengkap namun tidak benar. Laporan siswa tidak rapi
lengkap namun tidak benar sebanyak 33,33%.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, perlu dilakukan tindakan
untuk perbaikan pembelajaran dalam rangka meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar siswa. Salah satu alternatif yang digunakan untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah menerapkan model cooperative learning tipe two stay two stray.
Alasan memilih metode pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray
karena model dalam pembelajaran ini siswa belajar untuk mengungkapkan dan
menanggapi pendapat siswa lain. Selain itu, di dalam penerapan model ini
membuat siswa aktif mempelajari bahan diskusi atau hal yang akan dilaporkan,
karena setiap siswa memiliki peran dan tanggung jawab untuk mempelajari bahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
tersebut bersama kelompok ketika menjadi tamu maupun tuan rumah, aktivitas
siswa meningkat dan pengetahuan maupun wawasan siswa berkembang sehingga
memberikan dampak pada hasil belajar yang meningkat.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Penelitian Siklus I
a. Perencanaa Tindakan
Perencanaan tindakan merupakan suatu kegiatan untuk
merencanakan keseluruhan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
pembelajaran ekonomi dengan menerapkan model cooperative learning tipe
two stay two stray. Kegiatan perencanaan siklus I dilakukan oleh peneliti
bersama guru mata pelajaran ekonomi pada tanggal 5 April 2012 di ruang
guru SMA N 1 Teras Boyolali. Guru bersama peneliti mendiskusikan
rencana tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Guru dan
peneliti sepakat melaksanakan tindakan siklus I akan dilaksanakan dalam 3
kali pertemuan atau 5 X 45 menit, yakni setiap hari Sabtu mulai tanggal 7
April hingga 21 April 2012. Kegiatan perencanan tindakan siklus I sebagai
berikut :
1) Menyiapkan perangkat pembelajaran
Guru dibantu peneliti menyiapkan silabus mata pelajaran ekonomi kelas
X untuk memperlancar jalannya proses kegiatan tindakan, kemudian
peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
mendiskusikannya bersama guru, sekenario pembelajaran yang
direncanakan sebagai berikut :
Pertemuan 1( Sabtu, 7 April 2012)
Alokasi waktu: 2 X 45 Menit
a) Membuka pelajaran dan sosialisasi model pembelajaran cooperative
learning tipe two stay two stray .
b) Penyampaian tujuan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
c) Penyampaiaan materi pembelajaran oleh guru secara garis besar.
d) Sesi tanya jawab terhadap materi yang belum jelas.
e) Pembentukan kelompok secara heterogen yang terdiri dari 4 siswa dan
meminta untuk duduk dengan teman satu kelompok.
f) Pembagian LKS yang berisi studi kasus untuk dan lembar jawaban
untuk didiskusikan.
g) Setelah diskudi kelompok inti selesai guru meminta siswa yang di
tunjuk sebagai tamu segera bertamu kekelompok lain.
h) Guru menginformasikan laporan dikumpulkan pada pertemuan
berikutnya dan ada 3 kelompok dipilih secara acak untuk
mempresentasikan sehingga seluruh kelompok dapat mempersiapkan
diri untuk mempresentasikan ke depan kelas setelah diskusi selesai.
i) Guru menyimpulkan bersama-sama dengan siswa materi yang telah di
jelaskan.
j) Salam penutup.
Pertemuan 2( Sabtu, 14 April 2012)
Alokasi waktu: 2 X 45 Menit
a) Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
b) Melanjutkan diskusi pertemuan sebelumnya.
c) Mempresentasikan hasil diskusi dan bertamu yang terpilih 3 kelompok
secara acak untuk dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
d) Tanggapan dan penguatan dari guru baik pelurusan maupun
tambahan presentasi
e) Pemberitahuan bahwa pertemuan yang akan datang diadakan tes
evaluasi, siswa di minta mempersiapkan diri .
f) Salam penutup
Pertemuan 3( Sabtu, 21 April 2012)
Alokasi waktu: 1 X 45 Menit
a) Membuka pelajaran dengan salam dan melakukan absensi.
b) Pembagikan soal kuis dan meminta siswa untuk mengerjakan secara
individu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
c) Selama siswa mengerjakan kuis, guru bersama peneliti mengawasi
dengan baik agar hasil kuis benar-benar mencerminkan kemampuan
mereka.
d) Setelah waktu habis guru meminta lembar siswa dikumpulkan.
e) Pengumumkan kelompok terbaik dan memberikan penghargaan
terhadap kelompok terbaik.
2) Menyiapkan intrumen penelitian dan pedoman wawancara. (Kriteria
keaktifan siswa dan pedoman wawancara terlampir)
3) Menyiapkan materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Materi pokok yang digunakan dalam penerapan
model cooperative learning tipe two stay two stray pada siklus I adalah
uang.
Standar Kompetensi : Memahami konsep ekonomi uang dan
perbankan.
Konsep Dasar : Menjelaskan konsep permintaan dan penawaran
uang.
4) Mendesain alat evaluasi berupa soal tes untuk mengetahui hasil belajar
siswa setelah penerapan metode pembelajaran cooperative learning tipe
two stay two stray.
b. Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan sebanyak 3 kali
pertemuan setiap hari Sabtu dengan alokasi waktu masing-masing 2 x 45
menit dan 1 x 45 menit. Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti berperan
sebagai observer sedangkan yang mengajar adalah guru.
Materi pada pelaksanaan tindakan I adalah mempelajari tentang
uang. Kegiatan awal yang dilakukan guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam dilanjutkan dengan melakukan absensi, menjelaskan
tujuan pembelajaran dan pengarahan tentang model pembelajaran
cooperative learning tipe two stay two stray. Pengarahan model
pembelajaran ini bertujuan untuk penerapan model pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
cooperative learning tipe two stay two stray dapat dipahami siswa sehingga
proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Pengarahan tersebut
berisi garis besar langkah-langkah pembelajaran cooperative learning tipe
two stay two stray yang meliputi: mendengarkan penjelasan materi yang
disampaikan guru, diskusi kelompok membahas soal diskusi dan menjadi
tamu untuk menerangkan hasil diskusi, anggota yang lain menerima tamu
untuk menerangkan hasil diskusi, presentasi, tanya jawab dan yang terahir
evaluasi. Dengan penjelasan tersebut siswa dapat memperoleh gambaran
mengenai proses pembelajaran yang akan dilakukan, sehingga siswa akan
dapat melaksanakan dengan baik tahapan-tahapan dalam pembelajaran
cooperative learning tipe two stay two stray. Selain itu guru juga
memberikan penjelasan aspek yang akan dinilai dalam penerapan model
pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray antara lain
keaktifan siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa dan untuk
meningkatkan motivasi dan antusiasme siswa guru menjelaskan bahwa akan
ada penghargaan untuk kelompok terbaik berdasarkan nilai pengamatan.
Tabel 4.2 Urutan Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus 1
No Uraian Kegiatan KeteranganPertemuan I ( Sabtu, 7 April 2012)
1) Guru membuka pelajaran denganmengucapkan salam
2) Guru menciptakan situasi pembelajaranyang kondusif untuk membangkitkanminat siswa dengan mengecek kehadirandan kondisi siswa. Semua siswa masuktidak ada yang izin atau sakit.
3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran danmenerangkan bahwa pembelajaran akanmengunakan model cooperative learningtipe two stay two stray. Siswamemperhatikan penjelaskan denganseksama karena model pembelajaranmerupakan hal yang baru bagi mereka
Perencanaan danpersiapan
4) Guru menerangkan materi pembelajaranuang secara garis besar. Pada saat guru
Perencanaan danpersiapan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
menerangkan, sebagian besar siswamemperhatikan dan mecatat materi yang disampaikan, namun ada siswa yang kurangmemperhatikan terutama siswa putra yangduduk paling belakang terlihat ngobrolsendiri dan tidak fokus pada pelajaran.Guru meminta siswa untuk tanya jawabterhadap materi dan ada beberapa siswayang bertanya
5) Guru membacakan anggota-anggota setiapkelompok yang telah di susun sebelumnyasecara heterogen dan meminta siswa untukbergabung dengan kelompoknya. Siswaterbagi menjadi 9 kelompok beranggotakan4 siswa dengan jumlah siswa dalam satukelas berjumlah 36 siswa.
Perencanaan danpersiapan
6) Guru membagikan kertas folio dan LKSpada setiap kelompok dan gurumenerangkan untuk pemecahan masalahsiswa dapat menggunakan referensi lainyang dapat mendukung.
Perencanaan danpersiapan
7) Guru mengarahkan siswa untuk mencaripemecahan masalah dan pemilihan siapayang akan menjadi tamu. Secarakeseluruhan proses diskusi berjalan denganlancar, sebagian siswa secara aktifberdiskusi dalam kelompoknya namun adabeberapa siswa yang kurang antusiasdiskusi dalam kelompok sehingga yangbekerja hanya sebagian anggota kelompokdan yang lain hanya bersikap acuh
Perencanaan danpersiapan
8) Guru meminta dua orang yang tinggaldalam kelompok bertugas membagikanhasil kerja dan informasi ke tamu mereka.Kemudian duta juga menginformasikanhasil kerja mereka. bila terdapatkejanggalan mereka mendiskusikanbersama. Setelah selesai guru memintakelompok tamu kembali ke kelompokmereka sendiri dan melaporkan penemuanmereka dari kelompok lain danmencocokkan, membahas hasil kerjamereka dengan menulisnya sebagailaporan, selama proses diskusi bertamu danmenerima tamu sebagian siswa berantusiasuntuk menerangkan hasil diskusi kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
tamu atau tuan rumah, namun adabeberapa siswa yang sekedar membacaatau hanya mendengarkan tanpamenerangkan maupun berpendapat.
9) Guru memberitahukan bahwa laporandikumpulkan pertemuan berikutnya danada 3 kelompok dipilih secara acak untukmempresantasikan sehingga seluruhkelompok dapat mempersiapkan diri secaramaksimal untuk mempresentasikan kedepan kelas setelah diskusi selesai.
10) Guru menyimpulkan bersama-samadengan siswa materi yang telah di jelaskan
11) Guru menutup pelajaran denganmengucapkan salam
Pertemuan kedua ( Sabtu, 14 April 2012)1) Guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam2) Guru membuka pelajaran, absensi dan
menciptakan situasi pembelajaran yangkondusif untuk membangkitkan minatsiswa agar terlibat aktif dalampembelajaran.
3) Guru menyampaikan rencana kegiatanyang akan dilakukan dalam pembelajaran
4) Guru meminta siswa untuk dudukberdekatan dengan siswa satu kelompokdan melanjutkan diskusi pertemuansebelumnya.
5) Guru memilih 3 kelompok secara acakuntuk mempresentasikan hasil diskusi danbertamu dilanjutkan dengan sesi tanyajawab namuan hanya 5 orang yg bertanyayaitu Arifa, Pipit, Tegar, Tri , EgaDari kelima anak ini yang paling aktifmengeluarkan pendapat adalah EgaAnugrah
6) Guru memberikan tanggapan terhadappresentasi siswa, tanggapan bisa berupapelurusan dari penjelasan siswa yangkurang tepat dan tambahan materi dari apayang siswa belum jelaskan.
Refleksi
7) Guru menginformasikan kepada siswapertemuan yang akan datang diadakan tesevaluasi
8) Guru menutup pelajaran dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
mengucapkan salamPertemuan ke tiga ( Sabtu, 21 April 2012)
1) Guru membuka pelajaran denganmengucapkan salam.
2) Guru mengecek kehadiran siswa danmenciptakan suasana pembelajaran yangkondusif dan meminta siswa untukmenyimpan buku dan materi-materiekonomi karena sesuai dengan perjanjianpertemuan kemaren akan diadakan tesevaluasi. Tes diikuti oleh seluruh siswakarena seluruh siswa hadir
3) Guru bersama peneliti membagikan soalkuis dan meminta siswa untukmengerjakan secara individu
Evaluasi
4) Selama siswa mengerjakan kuis, gurubersama peneliti mengawasi dengan baikagar hasil kuis benar-benar mencerminkankemampuan mereka
Evaluasi
5) Setelah waktu habis guru meminta lembarsiswa dikumpulkan
6) Guru mengumumkan kelompok terbaikdan memberikan penghargaan terhadapkelompok terbaik, yaitu kelompok 7 yaituDomeina, Mustika, Sundari, Widyana
7) Guru mengahiri pertemuan dengan salampenutup
Wawancara yang dilakukan terhadap guru untuk mengetahui
tanggapan dan kesulitan yang dialami guru. Guru menjelaskan bahwa
pembelajaran two stay two stray dapat meningkatkan keaktifan siswa dan
hasil belajar siswa, terbukti siswa lebih aktif dalam berdiskusi, bertanya,
menanggapi, menjelaskan dalam diskusi, banyak siswa juga lebih paham
akan materi terbukti dengan meningkatnya nilai ketuntasan siswa. Guru
dalam siklus I masih belum menguasai model pembelajaran sehingga guru
kurang dapat menguasai kelas, dan kurang memotivasi siswa untuk saling
berdiskusi dan berkerjasama dengan setiap anggota kelompok. Berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan kepada siswa, secara umum siswa sudah
cukup aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan mereka merasa
cocok mengunakan model cooperative learning tipe two stay two stray
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
dalam mempelajari ekonomi. Mereka lebih dapat memahami materi
sehingga mempengaruhi nilai mata pelajaran ekonomi mereka.
c. Pengamatan
Pelaksanaan tindakan penelitian ini bersamaan dengan dilakukannya
observasi selama pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan oleh peneliti,
mengacu pada lembar observasi yang telah disusun. Observasi ini
digunakan untuk mengevaluasi guru dalam penerapan model pembelajaran
dan mengetahui keaktifan siswa selama pelaksanaan penerapan metode
pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray.
Pada saat observasi berlangsung, kegiatan peneliti adalah memantau
pelaksanaan model pembelajaran cooperative learning tipe two stay two
stray. Guru menerangkan tentang pelaksanaan model pembelajaran
cooperative learning tipe two stay two stray dan penjelasan garis besar
materi tentang uang. Selama observasi berlangsung guru memantau
pelaksanaan model pembelajaran cooperative learning tipe two stay two
stray, membantu dan membimbing siswa dalam memecahkan masalah saat
diskusi, mengamati jalannya cooperative learning tipe two stay two stray
serta memberikan evaluasi dan refleksi terhadap pemecahan masalah yang
diberikan. Guru juga melakukan penilaian terhadap keaktifan siswa dengan
berkolaborasi dengan peneliti.
Awal penerapan cooperative learning tipe two stay two stray pada
saat guru menerangkan, sebagian besar siswa memperhatikan dan mencatat
materi yang di sampaikan, namun ada siswa yang kurang memperhatikan
terutama siswa putra yang duduk paling belakang terlihat ngobrol sendiri
dan tidak fokus pada pelajaran, namun pembelajaran tetap kondusif. Guru
memberikan kesempatan siswa untuk tanya jawab terhadap materi namun
hanya sedikit siswa yang bertanya. Ketika guru mengumumkan pembagian
kelompok dan memulai diskusi siswa terlihat antusias karena merupakan hal
yang baru untuk mereka. Diskusi kelompok berjalan dengan baik sebagian
siswa berpartisipasi aktif dalam kelompok dan terlihat antusias pada saat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
mereka bertamu maupun menerima tamu, hal ini ditunjukkan dengan
banyaknya siswa yang bersemangat untuk menerangkan walaupun hanya
membaca maupun mendengarkan hasil diskusi, namun sedikit yang
mengutarakan pendapat mereka, pertemuan kedua siswa terlibat lebih aktif
dan antusias dengan jalanya cooperative learning tipe two stay two stray
dan sesi tanya jawab pada saat presentasi. Pertemuan ketiga semua siswa
mengerjakan soal tes dengan baik dan mandiri.
Berikut ini hasi observasi penilaian penerapan pembelajaran model
cooperative learning tipe two stay two stray sebagai berikut :
Tabel 4.3. Pengukuran Keaktifan Siswa Dengan Model CooperativeLearning Tipe Two Stay Two Stray Siklus I
3) Menyiapkan materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Materi pokok yang digunakan dalam penerapan
model cooperative learning tipe two stay two stray pada siklus II adalah
bank.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Standar Kompetensi : Memahami konsep ekonomi uang dan
perbankan.
Kompetensi Dasar : Membedakan peran bank umum dan bank
sentral.
4) Mendesain alat evaluasi berupa soal tes untuk mengetahui tingkat
prestasi belajar siswa setelah penerapan metode pembelajaran
cooperative learning tipe two stay two stray.
b. Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan sebanyak 3 kali
pertemuan seperti siklus I dimana masing-masing pertemuan selama
2X45 menit dan 1X45 menit, pada tanggal 21, 28 April, 5 Maret.
Pelaksanana tindakan siklus II dengan meteri pembelajaran bank.
Pertemuan pertama pada siklus II guru menerangkan garis basar
materi bank, kemudian guru membagi kelompok menjadi 9 kelompok
untuk mendiskusikan permasalahan, bertamu dan menerima tamu. Pada
pertemuan kedua melanjutkan kegiatan bertamu dan menerima tamu
serta selanjutnya melakukan presentasi kemudian sesi tanya jawab dan
berahir dengan evaluasi pada pertemuan ketiga.
Tabel 4.2 Urutan Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus IINo Uraian Kegiatan Keterangan
Pertemuan I ( Sabtu, 21 April 2012)1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan
salam2) Guru menciptakan situasi pembelajaran yang
kondusif untuk membangkitkan minat siswa denganmengecek kehadiran dan kondisi siswa. Siswasemua masuk tidak ada yang izin atau sakit.
3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada hariini, dan akan mengunakan model pembelajaranseperti pertemuan sebelumnya.
Perencanaandanpersiapan
4) Guru menerangkan materi pembelajaran banksecara garis besar. Guru menerangkan dengan jelas
Perencanaandan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
dan tidak menyimpang dari materi dan guru terlebihdahulu menghimbau agar siswa benar-benarmemperhatikan penjelasan yang diberikan
persiapan
5) Guru membacakan anggota-anggota setiapkelompok yang telah di susun sebelumnya secaraheterogen dan meminta siswa untuk bergabungdengan kelompoknya. Siswa terbagi menjadi 9kelompok beranggotakan 4 siswa dengan jumlahsiswa dalam satu kelas berjumlah 36 siswa.
Perencanaandanpersiapan
6) Guru membagikan kertas folio dan LKS pada setiapkelompok dan guru menerangkan untukmemecahkan masalah referensi lain yang dapatmendukung.
Perencanaandanpersiapan
7) Guru mengarahkan siswa untuk mencari pemecahanmasalah dan pemilihan siapa yang akan menjaditamu. Secara keseluruhan proses diskusi berjalandengan lancar, sebagian siswa secara aktifberdiskusi dalam kelompoknya.
Perencanaandanpersiapan
8) Guru meminta dua orang yang tinggal dalamkelompok bertugas membagikan hasil kerja daninformasi ke tamu mereka. Kemudian duta jugamenginformasikan hasil kerja mereka. Bila terdapatkejanggalan mereka mendiskusikan bersama.Setelah selesai guru meminta kelompok tamukembali ke kelompok mereka sendiri danmelaporkan penemuan mereka dari kelompok laindan mencocokkan serta membahas hasil kerjamereka dengan menulisnya sebagai laporan, selamaproses diskusi bertamu dan menerima tamusebagian siswa berantusias untuk menerangkanhasil diskusi kepada tamu atau tuan rumah,
9) Guru memberitahukan bahwa laporan dikumpulkanpertemuan berikutnya dan ada 3 kelompok dipilihsecara acak untuk mempresantasikan sehinggaseluruh kelompok dapat mempersiapkan diri secaramaksimal untuk mempresentasikan ke depan kelassetelah diskusi selesai.
10) Guru menyimpulkan bersama-sama dengan siswamateri yang telah di jelaskan
11) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkansalam
Pertemuan kedua ( Sabtu, 28 April 2012)1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan
salam2) Guru membuka pelajaran, absensi dan menciptakan
situasi pembelajaran yang kondusif untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
membangkitkan minat siswa agar terlibat aktifdalam pembelajaran.
3) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akandilakukan dalam pembelajaran
4) Guru meminta siswa untuk duduk berdekatandengan siswa satu kelompok dan melanjutkandiskusi pertemuan sebelumnya
5) Guru memilih 3 kelompok secara acak untukmempresentasikan hasil diskusi dan bertamudilanjutkan dengan sesi tanya jawab dalam sesi inisiswa sudah mulai aktif bertanya dan mengutarakanpendapat namun keaktifan masih terhitung sedikit
6) Guru memberikan tanggapan terhadap presentasisiswa, tanggapan bisa berupa pelurusan daripenjelasan siswa yang kurang tepat dan tambahanmateri dari apa yang siswa belum jelaskan.
Refleksi
7) Guru menginformasikan kepada siswa pertemuanyang akan datang diadakan tes evaluasi
8) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkansalamPertemuan ke tiga ( Sabtu, 5 Mei 2012)
1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkansalam.
2) Guru mengecek kehadiran siswa, pada hari itu ada 3siswa yang tidak masuk yaitu Agung Ardianto,Billy Danu Raharjo, Wisnu Setiaji. Gurumenciptakan suasana pembelajaran yang kondusifdan meminta siswa untuk menyimpan buku danmateri-materi ekonomi karena sesuai denganperjanjian pertemuan yang lalu bahwa akandiadakan tes evaluasi. Tes diikuti oleh seluruh siswakarena seluruh siswa hadir
3) Guru bersama peneliti membagikan soal kuis danmeminta siswa untuk mengerjakan secara individu
Evaluasi
4) Selama siswa mengerjakan kuis, guru bersamapeneliti mengawasi dengan baik agar hasil kuisbenar-benar mencerminkan kemampuan mereka
Evaluasi
5) Setelah waktu habis guru meminta lembar siswadikumpulkan
6) Guru mengumumkan kelompok terbaik danmemberikan penghargaan terhadap kelompokterbaik, yaitu kelompok 9 yaitu Domaina,Miftahullia, Putriana, Wisnu
7) Guru mengahiri pertemuan dengan salam penutupWawancara yang dilakukan terhadap guru seperti di siklus I untuk
mengetahui tanggapan dan kesulitan yang dialami guru. Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
menjelaskan bahwa pembelajaran two stay two stray dapat lebih
meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa daripada siklus I,
karena mereka lebih paham akan model pembelajaran dan ketuntasan
meningkat mencapai 11,11%. Guru dalam siklus II lebih dapat
menguasai kelas namuan belum dapat lebih mengaktifkan siswa dalam
bertanya dan mengutarakan pendapat. Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan kepada siswa, siswa sudah lebih aktif dalam dalam proses
pembelajaran daripada siklus. Hal ini dikarenakan mereka merasa senang
mengunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dalam
mempelajari ekonomi karena lebih pahan dengan model cooperative
learning tipe two stay two stray dan siswa merasa lebig pahamdan
mendapatkan nilai lebih baik.
c. Pengamatan
Pelaksanaan tindakan penelitian ini bersamaan dengan
dilakukannya observasi selama pelaksanaan tindakan. Observasi
dilakukan oleh peneliti, mengacu pada lembar observasi yang telah
disusun. Observasi ini digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa dan
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan penerapan metode pembelajaran cooperative learning tipe
two stay two stray.
Pada saat observasi berlangsung, kegiatan peneliti adalah
memantau pelaksanaan model pembelajaran cooperative learning tipe
two stay two stray. Guru menerangkan pelaksanaan model pembelajaran
cooperative learning tipe two stay two stray dan penjelasan garis besar
materi tentang bank. Selama observasi berlangsung guru memantau
pelaksanaan model pembelajaran cooperative learning tipe two stay two
stray, membantu siswa dan membimbing siswa memecahkan masalah
dalam diskusi, mengamati jalannya cooperative learning tipe two stay
two stray serta memberikan evaluasi dan refleksi terhadap pemecahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
masalah yang diberikan. Guru juga melakukan penilaian terhadap
keaktifan siswa dengan berkolaborasi dengan peneliti.
Peran siswa di siklus II mengalami peningkatan dibanding siklus
I. Siswa lebih antusias dan fokus pada materi yang disampaikan baik oleh
guru maupun dari temannya namun keaktifan siswa belum mencapai
kriteria ketuntasan, hal ini dapat dilihat hasil observasi penilaian
pemaparan pembelajaran model cooperative learning tipe two stay two
stray sebagai berikut :
Tabel 4.3. Pengukuran Keaktifan Siswa Dengan Model Cooperative LearningTipe Two Stay Two Stray Siklus II Sebagai Berikut :
3) Menyiapkan materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Materi pokok yang digunakan dalam penerapan
model cooperative learning tipe two stay two stray pada siklus III
adalah kebijakan moneter.
Standar Kompetensi : Memahami konsep ekonomi uang dan
perbankan.
Kompetensi Dasar : Mendiskripsikan kebijakan pemerintah di
bidang moneter.
4) Mendesain alat evaluasi berupa soal tes untuk mengetahui tingkat
prestasi belajar siswa setelah penerapan metode pembelajaran
cooperative learning tipe two stay two stray.
b. Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus III dilaksanakan sebanyak 3 kali
pertemuan seperti siklus satu dimana masing-masing pertemuan selama 2
X 45 menit dan 1 menit, pada tanggal 12 Mei hingga 26 Mei 2011.
Pelaksanana tindakan siklus III dengan meteri pembelajaran kebijakan
pemerintah di bidang moneter.
Pertemuan pertama pada siklus III guru menerangkan garis basar
materi kebijakan pemerintah di bidang moneter, kemudian guru membagi
kelompok menjadi 9 kelompok untuk mendiskusikan permasalahan dan
bertamu dan menerima tamu. Pada pertemuan kedua melanjutkan kegiatan
bertamu dan menerima tamu dan selanjutnya melakukan presentasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
kemudian sesi tanya jawab dan berahir dengan evaluasi pada pertemuan
ketiga.
Tabel 4.2 Urutan Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus III
No Uraian Kegiatan KeteranganPertemuan I ( Sabtu, 12 Mei 2012)
1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkansalam.
2) Guru menciptakan situasi pembelajaran yangkondusif untuk membangkitkan minat siswadengan mengecek kehadiran dan kondisi siswa.Siswa semua masuk tidak ada yang izin atausakit.
3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran padahari ini dan akan menggunakan modelpembelajaran seperti pertermuan sebelumnya.
Perencanaandan persiapan
4) Guru menerangkan materi pembelajarankebijakan pemerintah di bidang moneter secaragaris besar. Guru menerangkan dengan jelasdan tidak menyimpang dari materi dan guruterlebih dahulu menghimbau agar siswa benar-benar memperhatikan penjelasan yangdiberikan
Perencanaandan persiapan
5) Guru membacakan anggota-anggota setiapkelompok yang telah di susun sebelumnyasecara heterogen dan meminta siswa untukbergabung dengan kelompoknya. Siswa terbagimenjadi 9 kelompok beranggotakan 4 siswadengan jumlah siswa dalam satu kelasberjumlah 36 siswa.
Perencanaandan persiapan
6) Guru membagikan kertas folio dan LKS padasetiap kelompok dan guru menerangkan untukmemecahkan masalah referensi lain yang dapatmendukung.
Perencanaandan persiapan
7) Guru mengarahkan siswa untuk mencaripemecahan masalah dan pemilihan siapa yangakan menjadi tamu. Secara keseluruhan prosesdiskusi berjalan dengan lancar, sebagian siswasecara aktif berdiskusi dalam kelompoknya.
Perencanaandan persiapan
8) Guru meminta dua orang yang tinggal dalamkelompok bertugas membagikan hasil kerja daninformasi ke tamu mereka. Kemudian duta jugamenginformasikan hasil kerja mereka. Bila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
terdapat kejanggalan mereka mendiskusikanbersama. Setelah selesai guru memintakelompok tamu kembali ke kelompok merekasendiri dan melaporkan penemuan mereka darikelompok lain dan mencocokkan sertamembahas hasil kerja mereka denganmenulisnya sebagai laporan, selama prosesdiskusi bertamu dan menerima tamu sebagiansiswa berantusias untuk menerangkan hasildiskusi kepada tamu atau tuan rumah, namunsedikit siswa yang aktif dalam mengutarakanpendapat dan bertanya
9) Guru memberitahukan bahwa laporandikumpulkan pertemuan berikutnya dan ada 3kelompok dipilih secara acak untukmempresantasikan sehingga seluruh kelompokdapat mempersiapkan diri secara maksimaluntuk mempresentasikan ke depan kelas setelahdiskusi selesai.
10) Guru menyimpulkan bersama-sama dengansiswa menyimpulkan materi yang telah dijelaskan
11) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkansalam
Pertemuan kedua ( Sabtu, 19 Mei 2012)1) Guru membuka pelajaran dengan menucapkan
salam2) Guru membuka pelajaran, absensi dan
menciptakan situasi pembelajaran yangkondusif untuk membangkitkan minat siswaagar terlibat aktif dalam pembelajaran.
3) Guru menyampaikan rencana kegiatan yangakan dilakukan dalam pembelajaran
4) Guru meminta siswa untuk duduk berdekatandengan siswa satu kelompok dan melanjutkandiskusi pertemuan sebelumnya.
5) Guru memilih 3 kelompok secara untukmempresentasikan hasil diskusi dan bertamudilanjutkan dengan sesi tanya jawab dalam sesiini siswa sudah mulai aktif bertanya danmengutarakan pendapat dan keaktifan siswamulai muncul.
6) Guru memberikan tanggapan terhadap Refleksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
presentasi siswa, tanggapan bisa berupapelurusan dari penjelasan siswa yang kurangtepat dan tambahan materi dari apa yang siswabelum jelaskan.
7) Guru menginformasikan kepada siswapertemuan yang akan datang diadakan tesevaluasi.
8) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkansalam.
Pertemuan ke 3 ( Sabtu, 26 Mei 2012)1) Guru membuka pelajaran dengan menucapkan
salam.2) Guru mengecek kehadiran siswa, dan guru
menciptakan suasana pembelajaran yangkondusif dan meminta siswa untuk menyimpanbuku dan materi-materi ekonomi karena sesuaidengan perjanjian pertemuan kemaren akandiadakan tes evaluasi. Tes diikuti oleh seluruhsiswa karena seluruh siswa hadir.
3) Guru bersama peneliti membagikan soal kuisdan meminta siswa untuk mengerjakan secaraindividu.
Evaluasi
4) Selama siswa mengerjakan kuis, guru bersamapeneliti mengawasi dengan baik agar hasil kuisbenar-benar mencerminkan kemampuanmereka.
Evaluasi
5) Setelah waktu habis guru meminta lembarsiswa dikumpulkan.
6) Guru mengumumkan kelompok terbaik danmemberikan penghargaan terhadap kelompokterbaik. Yaitu kelompok 8 yaitu Anisa, Arifah,Dini, Putri.
7) Guru mengahiri pertemuan dengan salampenutup.
Wawancara dilakuan untuk memperoleh respon terkait penerapan
model pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray.
Menurut guru pembelajaran model pembelajaran ini dapat menigkatkan
keaktifan siswa terbukti dengan suasana kelas yang lebih hidup dan
membuat siswa tertarik untuk mempelajari materi sehingga perestasi
siswa menjadi meningkat. Hasil wawancar siswa menunjukkan respon
yang positif. Siswa merasa pembelajaran ekonomi lebih menyengkan
karena mereka merasa lebih komunikatif, lebih berani mengutarakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
pendapat, lebih memahami materi karena mendapat masukan dari teman
dan adanya tangung jawab untuk menerangkan materi.
c. Pengamatan
Pelaksanaan tindakan penelitian ini bersamaan dengan
dilakukannya observasi selama pelaksanaan tindakan. Observasi
dilakukan oleh peneliti, mengacu pada lembar observasi yang telah
disusun. Observasi ini digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa dan
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan penerapan metode pembelajaran cooperative learning tipe
two stay two stray.
Pada saat observasi berlangsung, kegiatan peneliti adalah
memantau pelaksanaan model pembelajaran cooperative learning tipe
two stay two stray. Guru melakukan penyajian kelas tentang pelaksanaan
model pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray dan
penjelasan garis besar materi tentang materi moneter. Selama observasi
berlangsung guru memantau pelaksanaan model pembelajaran
cooperative learning tipe two stay two stray, membantu siswa dan
membimbing siswa dalam memecahkan masalah dalam diskusi,
mengamati jalannya cooperative learning tipe two stay two stray serta
memberikan evaluasi dan refleksi terhadap pemecahan masalah yang
diberikan. Guru juga melakukan penilaian terhadap keaktifan siswa
dengan berkolaborasi dengan peneliti.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti peran
siswa sangat mengalami peningkatan dan siswa lebih aktif dalam
pembelajaran dibandingkan siklus II, dan mereka mau mengutarakan
pendapat dan berani bertanya dengan guru maupun teman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Tabel 4.3. Pengukuran Keaktifan Siswa Dengan Model Cooperative Learning