SKRIPSI DIDIK SISWANTORO METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI YANG TEPAT TERHADAP PRODUK UNTUK MENGHASILKAN HARGA POKOK PRODUK JADI YANG TEPAT DI PT INDUSTRI SANDANG PATAL GRATI PASURUAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS AIBLANGGA 1985 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
136
Embed
DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SKRIPSI
DIDIK SISWANTORO
METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI YANG TEPAT TERHADAP
PRODUK UNTUK MENGHASILKAN HARGA POKOK PRODUK JADI YANG TEPAT DI PT INDUSTRI SANDANG PATAL GRATI
PASURUAN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS AIBLANGGA
1985
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI YANG TEPAT TERHADAP
PRODUK UNTUK MENGHASILKAN HARGA POKOK PRODUK JADI
YANG TEPAT DI PT INDUSTRI SANDANG1 PATAL GRATI
PASURUAN
a ! s r
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperlengkapi Syarat-Syarat dalam
Memperolefi Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Akuntansi
m i l i k |_____*brpustakaan f"•ttlVERSITAS AIRLANOOA",_ S U R A B A Y A I
O le h :
DIDIK SISWANTORO
No.Pokok : 048111037
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS A3RLANGGA
1985
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
/O- i - laSkL- Surabaya,...................................
D isetujui dan diterima baik
oleh:
Dosen Pembimbing : Ketua Jurusan :
( Drs. Parwoto Wignjohartojo
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
Surabaya,. . .............•
Disetujui untuk d iu ji
oleh :
Dosen Pembimbing :
/( Drs. Soenaryo, Ak ) . /
/
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
KATA PENGANTAH
Bismillahirrohmanirrahim.
Dengan memanjatkan rasa syukur kehadirat Allah Sij
bhanahu Wataala yang telah melimpahkan rahmat serta hida
yahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesai
kan skripsi in i yang d iberi judul "METODE PEMBEBANAN BI£
YA PRODUKSI YANG TEPAT TERHADAP PRODUK UNTUK MENGHASIL -
KAN HARGA POKOK PRODUK JADI YANG TEPAT DI PT INDUSTRI
SANDANG PATAL GRATI - PASURUAN".
Penyusunan skripsi in i adalah merupakan salah sa
tu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi Jurusan
Akuntansi. Untuk in i penulis telah berusaha menyusun
skripsi in i dengan sekuat kemampuan yang ada, namun peryj
l i s yakin dan menyadari bahwa penyusunan skripsi in i ma
sih banyak kekurangannya. Karena itu penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Dengan selesainya skripsi in i penulis mengucapkan
terima kasih kepada t
1. Bapak Drs. Soenaryo, Ak selaku Dosen Pembimbing
yang membimbing penulis dalam rangka penyusunan
skripsi in i hingga selesai.
2. Bapak Tjokorda Gde Ngurah Artana Bk.Teks., sela
ku Manajer PT. Industri Sandang Fatal Grati yang
i
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
ijinkan penulis untuk mengadakan penelitian guna
memperoleh data-data yang dlperlukan oleh penulis
secara langsung*
3. Bapak Drs. And! Raswandi selaku Kepala Bagian
Umum, Bapak Drs. Siswanto T j. selaku Kepala Bagi
an Administrasi dan Keuangan beserta segenap staf
yang telah memberikan i j in dan keterangan- kete
rangan kepada penulis dalam rangka penyusunan
skripsi in i.
b, Ibu Dekan dan semua Bapak/Ibu Dosen Fakultas Eko
nomi Universitas Airlangga Surabaya yang telah
memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi penulis
selama masa perkuliahan.
5« Bapak dan Ibu penulis yang tercinta , yang telah
memberikan dorongan semangat serta do'a restu
hingga tersusunnya skripsi in i.
6. Rekan penulis Ramdhani dan Iman Daryanto, yang de
ngan setia membari dorongan semangat serta keper-
luan la in yang berperan penting bagi penulis da
lam penyusunan skripsi in i.
7. Pihak-pihak lain yang turut membantu dalam penu-
lisan skripsi in i, yang tidak dapat penulis sebu&
kan satu persatu.
Mudah-mudahan segala amal beliau-beliau diterima
i i
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
oleh Allah SWT dan dibalasNya dengan berlipat ganda.
Akhirnya penulis berharap agar skripsi yang seder-
hana in i berguna bagi penulis sendiri dan pihak la in yang
berkepentingan. Dan tak lupa penulis sangat mengharapkan
saran-saran maupun k r it ik dari pembaca, yang semuanya
akan diterima oleh penulis dengan senang hati.
Surabaya, 12 Oktober 1 9 8 5
Penulis,
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
DAFTAR ISI
Halaraan
KATA EKNGANTAR............................................ ............... i
JJAPTAR ISI .................................................................... iv
DAi’TAR TABEL................................................................ v i
CAi'TAR GAMBAR................................................................ v i i i
B A B :
I . PENDAHULUAN .................................................... 1
biaya pemeliharaan bangunan perumahan karyawan dan
biaya lainnya yang tidak ada hubungarmya dengan
proses produksi, seluruhnya dibebankan terhadap
produk*Dengan adanya penyimpangan hal-hal tersebut d i atas, akan
raengakibatkan harga pokok produk jadi yang dihasilkan t i
dak benar karena d in ila i terla lu tinggi*
6.2* Hipotesa kerja*
Jika perusahaan di dalam menghitung harga pokok
produknya mempergunakan metode pembebanan f u l l costing de
ngan benar, dalam a rti bahwa hanya biaya-biaya yang berhy
bungan dengan proses produksi yang dibebankan kepada pro
duk, maka akan dihasilkan harga pokok produk Jadi yang te
pat.
6*3* Scope analisa.
Huang lingkup analisa yang akan dibahas meliputi
komponen biaya produksi yang membentuk harga pokok produk
kecuali biaya bahan baku* Hal in i disebabkan biaya bahan
baku telah dibebankan ke dalam produk dengan metode pembe
banan yang oenar, yang dalam hal in i adalah metode f u l l
costing. Jadi yang menjadi t i t lk berat adalah pembebanan
biaya tak langsung pabrik termasuk biaya tenaga kerja ber
11
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
12dasarkan metode tersebut. Di aini penulis akan menganali
sa mengenai unsur-unsur biaya apa saja yang terdapat d i-
dalam biaya tenaga kerja yang berhubungan dengan proses
produksi. Analisa yang la in adalah unsur-unsur biaya jang
menjadi bagian dari biaya tak langsung pabrik, penentu-
an tarip yang ditentukan d i muka dan pembebanannya terh&
dap produk atas dasar tarip tersebut. Penulis dalam hal
in i tidak menganalisa tentang se lis ih atau varian anta-
ra biaya tak langsung yang dibebankan dengan biaya tak
langsung yang sesunggubnya serta pengaruhnya terhadap la
poran rugi laba karena penulis lebih menitik beratkan pa
da penerapan metode pembebanan fu l l costing tersebut.
6. *f. Prosedur pengumpulan dan pengolahan data.
6.* f.l. Prosedur pengumpulan data.
a) Pengumpulan data diperoleh dengan jalan
mengadakan penelitian dan pengamatan se
cara langsung terhadap kegiatan-kegiat-
an pembukuan dalam perusahaan, yaitu
dengan melakukan interview atau vawancfl
ra dengan pimpinan, staf dan karyawan
yang membidangi dalam masalah yang d i-
hadapi penulis, guna memperoleh gambar-
an yang je las dan praktis yang dibutuh-
kan penulis dalam melengkapi penulisan skripsi in i.
M I L I K_____ PERPUSTAKAAN"VBWERSITAS AIRLANOOA”
S U R A B A Y A
l ill. . f o jtAUAAI :
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
13
b) Pengumpulan data te o r it is :
Yaitu pengumpulan data-data yang penu
l i s dapatkan dari litera tu r - literatur
yang berhubungan dengan permasalahan -
yang ada atau buku-buku perpustakaan la
in yang dapat menunjang.
6.W.2. Prosedur pengolahan data t
a) Data praktis dan data te o r it is yang te
lah dapat dikumpulkan diolah lag i dan
dihubungkan satu dengan yang lain se
hingga akhirnya diperoleh suatu uraian
yang menyatu, sistim atis dan praktis u&
tuk digunakan dalam penyusunan skripsi
tersebut.
b) Analisa data.
Dari hasil yang diperoleh, pengolahan
data praktis dibandingkan dengan hasil
pengolahan data secara te o r it is maka u&
tuk selanjutnya akan dapat d itarik sua
tu kesimpulan dan dapat disajikan saran
yang akan berguna dalam membantu peme-
cahan masalah yang timbul dana perusaha
an*
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
B A B II
LAITDASAK TEORI
1. Pengertlan Metode Pembebanan Full Costing
Di dalam membebankan biaya produksi terhadap pro
duk, dapat digunakan salah satu dari dua konsep pembeban
an biaya produksi yaitu :
a. IConsep metode pembebanan fu l l costing atau absorjD
tion coating atau konsep conventional costing.
b. Konsep metode pembebasan direct costing.
Pengertian metode pembebanan fu l l costing atau me
tode absorption costing menurut Profesor Matz dan Usry-
adalah sebagai berikut :
Absorption, fu ll or conventional costing as singns direct materials and direct labor costs and a sha
re o f both fixed and variable factory overhead to units
o f production". 1
Jadi konsep metode pembebanan fu l l costing atau absorpti
on costing, yaitu membebankan semua elemen biaya produk
s i , baik biaya tetap maupun biaya variabel, ke dalam har
ga pokok produk, Oleh karena itu elemen biaya produksi-
pada konsep metode pembebanan fu l l costing meliputi bia
ya bahan baku biaya tenaga kerja langsung dan biaya over head pabrik.
]Matz Adolph and Milton F. Usry, Cost Accounting
Planing; and Control. Sevent Edition, South-Westgiti Pu - bliahing Co., Cincinnati, Ohio, 1980, hal. 627.
14
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
Bahan baku langsung dan upah langsung diga'oung menjadi sij
atu penggolongan lag ! yaitu biaya primer, Upah langsung
dan biaya overhead dapat diga'oung ke dalam golongan yang
disebut biaya pengolahan, yang merupakan biaya untuk meng
olah bahan langsung menjadi barang jad i.
Bahan langsung adalah semua bahan yang membentuk
suatu kesatuan yang tak terpisahkan dari barang jadi yang
langsung dapat diperhitungkan ke dalam harga pokok dari
barang ja d i, seperti papan untuk membuat mebel, baja un
tuk membuat kerangka mobil dan minyak mentah untuk raembu-
at bensin, Kemudahan untuk menelusuri bahan itu dari ba
han itu dari barang jadi merupakan pertimbangan pokokyang
menempatkannya sebagai bahan langsung. Perekat dan paku
untuk membentuk perkakas merupakan bagian dari barang ja
d i, tetapi untuk pembiayaan bahan tersebut dapat digolong
kan sebagai bahan tak langsung untuk kelancaran kerja.
Upah langsung adalah upah tenaga kerja untuk yang
berhubungan secara langsung dengan barang ja d i, Biaya da
r i upah yang dibayarkan kepada peker ja ah li atau bukan aji
l i yang dapat dibebankan kepada suatu unit tertentu yang
diproduksi disebut upah langsung,
Biaya overhead juga disebut overhead paorikasi, b£
aya pabrikasi atau beban pabrik dapat diartikan sebagai
biaya dari bahan, upah tak langsung dan semua biaya pa -
brikasi yang tidak dapat dibebankan kepada suatu unit, pe
kerjaan atau hasil pekerjaan. Dapat dikatakan biaya over-
15
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
16
bead adalah semua biaya pabrikasi kecuali bahan dan upah
langsung, yang dalam hal in i berlaku bagi pengumpulan bi&
ya produksi dengan menggunakan metode harga pokok pesanan.
Tetapi jika pengumpulan biaya produksi menggunakan metode
harga pokok proses, maka biaya overhead pabrik adalah se
mua biaya pabrikasi kecuali biaya bahan langsung dan tak
langsung serta biaya tenaga kerja baik langsung maupun -
tak langsung.
Bahan tak langsung (bahan pembantu) adalah semua
yang diperlukan untuk pembuatan hasil produksi yang beru
pa produk jad i, yang penggunaannya terla lu k ec il dan ter
lalu rumit untuk menganggapnya sebagai bahan langsung. Pe
rekat, benang, paku, paku jamur, keling dan sebagainya
termasuk dalam kelompok in i. Persediaan pabrik semacam
han tak langsung, yang te rd ir i dari minyak pelumas, gemuk
lap pembersih dan semua yang diperlukan untuk memeiihara
kebersihan llngkungan kerja dan mesin-mesin.
Upah tak langsung sebagai kebalikan dari upah lang
sung, dapat dikatakan sebagai upah buruh yang tidak seca
ra langsung mempengaruhi pembentukan-pembentukan atau pem buatan dari barang jad i. Upah tak langsung in i mencakup
biaya pengawas (supervisor), Biaya penyusutan dan pemeli-
haraan gedung, a ir , gas, telepon, l is t r ik dan pekerjaan
jasa lainnya yang secara f is ik tidak berkaitan dengan prc,
duksi.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
17
2. Pengertlan Metodq Pembebanan Direct Costing
Metode pembebanan d irect costing dapat d id efin si-
kan sebagai berikut :
Direct costing charges products with only those manufacturing costs that vary d irectly with volume. Only prime costs (d irect materials and d irect labor) plus variable factory overhead expenses are assigned to inventories, both work in process and finished goods, and to the cost o f good sold . 2
Jadi konsep penentuan harga pokok dengan metode d irect
costing hanya memasukkan biaya produksi variabel sebagai
elemen harga pokok produk, biaya produksi tetap dianggap
sebagai biaya periode atau biaya waktu (period cost)yang
langsung dibebankan kepada rugi-laba periode terjadinya
dan tidak diperlakukan sebagai oiaya produksi.
Dari pengertian tersebut dapat disebutkan bahwa
konsep metode pembebanan d irect costing didasarkan pada
pemisahan biaya dalam suatu perusahaan ke dalam elemen
biaya variabel, oleh karena itu terhadap biaya yang ber-
s ifa t semi variabel perlu dipisahkan dengan teknik ter-
tentu.
Untuk dapat membebankan harga pokok produk dengan
tepat, perlu dibahas elemen biaya apa saja yang termasuk
harga pokok produk dalam konsep metode d irect costing,ya
itu :
2I b ld ., hal. 629.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
18
2.1. Biaya bahan baku.
Secara umum biaya banan baku diperlakukan sebagai
elemen biaya variabel sehingga dalam konsep penentuan har
ga pokok dengan metode pembebanan d irect costing, biaya
bahan baku adalah merupakan elemen biaya produksi varia -
bel.Apabila diinginkan penentuan harga pokok yang te
pat, maka perlu diadakan analisa lebih lanJut tentang ele
men apa saja yang membentuk harga pokok bahan baku. Dalam
hal in i perusahaan dapat memilih salah satu dari dua pe-
ngertian harga pokok bahan baku seperti yang dikemukakan
oleh Drs. R.A. Supriyono, Ak sebagai- berikut j
a. Harga pokok bahan baku adalah meliputi harga fak- tur ditambah biaya-biaya lainnya yang terjafci dalam rangka perolehan bahan baku sampai dengan siap dipakai, baik yang berhubungan dengan biaya peme - sanan (ordering cost) maupun biaya penyimpanan (ca rying cost).
b. Harga pokok bahan baku hanyalan sebesar harga fa& tur dari bahan oaku yang d ib e li , sedangkan biaya biaya lainnya yang terjad i dalam rangka . p^role.^an bahan baku sampai dengan siap dipakai tidak diperlakukan sebagai elemen harga pokok bahan baku,akan tetapi diperlakukan sebagai elemen biaya overhead pabrik. 3Apabila perusahaan di dalam menentukan harga pokok
banan baku dengan metode pembebanan fu l l costing seperti
pengertian (a) d i atas, maka seiuruh oiaya yang terjad i
RA Supriyono, Akuntansi biava Perencanaan dan Pe- ngendalian Biaya serta Data Kelevan untuk Pembuatan Ketjt - t^ a n . Edisi satu, Bagian Penerbitan Fak'ultas Ekonomi UGH Bulaksumur, Yogyakarta, 1982, hal. 2?9*
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
dalara rangka perolehan bahan oaku sampai dengan siap pa-
kai adalah merupakan komponen harga pokok bahan baku.
Tetapi untuk perusahaan yang menggunakan konsep me
tode pembebanan d irect costing seperti pengertian (b) d i-
atas, maka elemen harga pokok bahan baku hanyalah seoesar
harga faktur yang dianggap sebagai biaya variabel,sedang-
kan biaya-biaya yang la in yang terjad i dalam rangka per
olehan bahan baku sampai siap untuk dipakai diperlakukan
sebagai biaya overhead pabrik tetap dan dengan sendirinya
merupakan biaya periode (period cost).
2.2. Biaya tenaga kerja langsung.
Seperti halnya biaya bahan baku, umumnya biaya te
naga kerja langsung diperlakukan sebagai elemen biaya va
r ia b e l, sehingga dalam konsep penentuan harga pokok de
ngan metode pembebanan d irect costing, biaya tenaga kerja
langsung adalah elemen biaya produksi. Dalam hal in i John
G. Blocker dan Weltmer mengemukakan pendapatnya sebagai
berikut :
"Direct labor consists o f the labor o f employees
which can be identified ,as in the case of d irect materials,
with the manufacture o f a product or group o f products ini+a manufacturing concern11*
Sebenarnya perlu dianalisa terlebih dahulu apakah
kJohn G. Blocker and W.Keith Weltmer, Cost Accoun
ting , Third Edition, Me Graw H ill Book, New York, 1 9 ,Mil. 18*
19
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
20
biaya tenaga kerja langsung merupakan elemen biaya tetap
atau merupakan unsur biaya variabel. Dalam hal in i RA Su-
priyono menggolongkan sistem penggajian perusahaan seba
gai berikut s
2 .2 .1 . Sistem upah per potong (buah) produk.Pada sistim in i besarnya upah biaya tenaga ker ja langsung ditentukan dari jumlah produk yang dihasilkan dikalikan tarip upah per potong atau per buah. Semakin oesar jumlah produk, se makin besar pula upah tenaga kerja langsung.
2 .2 .2 . Sistem upah perjam kerja langsung.Pada sistem in i besarnya upah tenaga kerja langsung ditentukan dari jumlah jam kerja yang terjad i dikalikan upah per jam kerja. Semakin
besar jam kerja , akan mengakibatkan semakin be sar pula upah tenaga kerja langsung. ~
2.2.3* Sistem upah tetap per bulan.Pada sistem in i besarnya upah tenaga kerja langsung besarnya tetap sama untuk setiap bulan, tidak dipengaruhi oleh besarnya jumlah - produk yang dihasilkan atau lamanya jam kerja langsung, dalam satu bulan. 5
Dari sistem pengupahan tersebut, tarapak baixwa pada
sistem upah per potong atau sistem upah per jam akan meng
akibatkan biaya tenaga kerja langsung sifatnya variabel.
Semakin k ec il kegiatan, maka semakin k ec il pula biaya te
naga kerja langsung. Oleh karena itu apabila digunakan
sistem upah per potong atau per jam, elemen biaya tenaga
kerja langsung merupakan elemen biaya produksi.
Untuk perusahaan yang menggunakan sistem upah per
bulan secara tetap, maka biaya tenaga kerja langsung ia-
lah merupakan elemen biaya tetap, sehingga biaya tenaga
RA Supriyono, Op c i t . . hal. 260.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
kerja langsung bukan merupakan elemen biaya produksi akan
tetapi merupakan elemen biaya periode.
Jadi di dalam pembahasan di atas dianggap sistem
upah yang digunakan adalah sistem upah per potong, sehing
ga bersifa t variabel dan diperlakukan sebagai elemen bia
ya produksi.
2.3« Biaya overhead pabrik.
Biaya overhead pabrik atas dasar tingkah lakunya
atau variabilitasnya dapat dikelompokkan menjadi t
2 .3 .1 . Biaya overhead pabrik variabel.
Dalam golongan in i meliputi semua elemen biaya
overhead pabrik yang akan berubah secara pro -
porsional dengan perubahan volume atau kegiat-
an perusahaan. Semakin besar kegiatan semakin
besar pula jumlah to ta l biaya. Sebaliknya sem&
kin k ec il kegiatan, semakin k ec il pula jumlah
tota l biaya. Pada konsep penentuan harga pokok
dengan metode direct costing, semua elemen bia
ya overhead pabrik variabel adalah merupakan elemen biaya produksi.
2 .3 .2 . Biaya overhead pabrik tetap.
Dalam golongan in i meliputi semua elemen biaya
overhead pabrik yang jumlah totalnya tetap korj
stan tidak terpengaruh oleh perubahan volume
atau aktivitas sampai dengan tingkatan terten-
21
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
tu. Pada konsep penentuan harga pokok dengan meto
de d irect costing, semua elemen biaya overhead pa
brik tetap tidak merupakan elemen biaya produksi,
akan tetapi sebagai elemen biaya periode.
Jadi sekali la g ! penentuan harga pokok produk de
ngan menggunakan metode d irect costing mengandung penger-
tian bahwa konsep tersebut didasarkan pada pemisahan bia
ya dalam suatu perusahaan ke dalam elemen biaya tetap dan
biaya variabel, yang nantinya hanya biaya produksi varia
bel yang menjadi elemen harga pokok produk.
3* Penearuh Perbedaan Antara Metode Full Costing dan Meto
de Direct Costing
Perbedaan konsep metode fu l l costing dan metode di
rect costing terletak pada tujuan utama dari kedua konsep
tersebut. Konsep metode pembebanan d irect costing mempu-
nyai tujuan utama untuk pelaporan internal, sedangkan korj
sep metode pembebanan f u l l costing mempunyai tujuan utama
untuk pelaporan eksternal. Adanya perbedaan tersebut meng
akibatkan perbedaan perlakuan terhadap biaya produksi te
tap yang selanjutnya mempengaruhi i
"a# Penentuan besarnya harga pokok produk dan besar
nya harga pokok persediaan.
b. Penggolongan dan penyajian d i dalam laporan rugi-
laba" . 6
RA Supriyono, Op c i t . * hal. 26*k
22
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
Dalam membahas perbedaan konsep metode fu l l cos
ting dan metode d irect costing lebih lan jut, agar lebih
je las akan diperinci dari segi *
1. Penentuan harga pokok produk*
2« Penentuan harga pokok persediaan.
3. Penyajian laporan rugi - laba.
ad. 1* Penentuan harga pokok produk.
Di dalam pembahasan d i muka telah dikemukakan bah-
wa pada konsep metode f u l l costing, semua elemen biaya -
produksi baik tetap maupun variabel, dibebankan ke dalam
harga pokok produk. Oleh karena itu elemen harga pokok
produk meliputi t
a. Biaya bahan baku.
b• Biaya tenaga kerja langsung.
c . Biaya overhead pabrik variabel.
d. Biaya overhead pabrik tetap.
Dari pengertian konsep penentuan harga pokok de
ngan metode d irect costing yang sudah diuraikan di muka
dapat pula diketahui bahwa pada konsep metode d irect cos
ting hanya memasukkan atau membebankan biaya produksi va-
riabel ke dalam harga pokok produk. Oleh karena itu e le
men harga pokok produk meliputi :
a. Biaya bahan baku.
b• Biaya tenaga kerja langsung.
c. Biaya overhead pabrik variabel.
23
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
Perbedaan penentuan harga pokok produk dengan meng
gunakan kedua konsep tersebut di atas dapat diperbanding-
kan dalam bentuk tabel yang dapat d ilih a t pada tabel 1 .*
Agar lebih je las la g i, maka d i s in i penulis membe
rikan contoh sebagai berikut sDalam menghasilkan sebuah produk ja d i, PT X telah mengelu
arkan sejumlah biaya produksi yang berupa biaya bahan ba
ku sebesar Rp. 300,- biaya tenaga kerja langsung Rp. 750,-
serta biaya overhead pabrik tetap sebesar Rp. 350,- dan
biaya overhead pabrik variabel Rp. 275?- Untuk dapat me-
ngetahui berapa harga pokok produk dengan menggunakan ke
dua metode tersebut d i atas, dapat d ilih a t pada tabel 2*
21*
TABEL * 1
PERBANDINGAN ELEMEN HARGA POKOK
PRODUK
Elemen biayaMetodeFull Costing
MetodeDirectCosting
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead pabrik variabel.
Biaya overhead pabrik tetap
Rp. xx
X X
X X
X X
Rp xx
X X
X X
Rp. xx Rp xx
Sumber* Supriyono, Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengerj dalian Biaya serta Data Relevan untuk Pembuatan Keputusan, Edisi Pertama, Liberty O ffset, Yogya - karta, 1962, hal. 266.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
25
TABELi 2
PERBANDINGAN ELEMEN HARGA POKOK
PRODUK
Elemen BiayaMetode
Full CostingMetode
Direct Costing
Biaya bahan baku Rp. 300, - Rp. 300,-
Biaya tenaga kerja langsung 750,- 750,-
Biaya overhead pabrik variabel 275,- 275,-Biaya overhead pabrik tetap 350,- -
Rp. 1.675,- Rp.1.325?"
Di dalam tabel tersebut d i atas terlihat bahwa j i -
ka digunakan metode f u l l costing, maka harga pokok sebuah
produk yang dihasilkan akan sebesar Rp. 1 .675,- sedang -
kan b ila digunakan metode d irect costing, harga produk
akan sebesar Rp* 1.325?- Perbedaan harga pokok sebesar:
Rp. 1.325?- Perbedaan harga pokok sebesar Rp. 350,- Merij
pakan se lis ih yang berupa biaya overhead pabrik tetap, -
yang d i dalam metode d irect costing biaya in i akan dibe
bankan sebagai biaya periode.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
26
ad* 2* Penentuan harga pokok persediaan*
Dalam suatu periode akuntansi tertentu, pada
umumnya jumlah produk yang dihasilkan berbeda dengan -
jumlah produk yang d iju a l, sehingga perusahaan memili-
ki persediaan.
Dengan adanya perbedaan pembebanan elemen biaya
produksi terhadap produk antara konsep metode pembeban
an f u l l costing dengan konsep metode pembebanan d irect
costing, mengakibatkan pula perbedaan harga pokok persg
diaan. Pada konsep metode pembebanan f u l l costing, bia
ya overhead pabrik tetap dibebankan ke dalam harga po
kok produk. Oleh karena itu apabila sebagian produk ma-
sih ada dalam persediaan atau belum ter ju a l, maka seba
gian biaya overhead pabrik tetap, masih tetap melekat
pada harga pokok persediaan. Konsep metode pembebanan
d irect costing tidak membebankan biaya overhead pabrik
tetap ke dalam harga pokok produk, akan tetapi dibeban
kan langsung ke dalam rugi - laba sebagai biaya perio
de. Oleh karena itu produk yang masih terdapat dalam
persediaan atau belum terju a l, hanya dibebani biaya prgi
duksi variabel atau biaya overhead pabrik tetap tidak
melekat pada harga pokok persediaan.
Secara matematika, perbedaan penentuan harga po
kok persediaan antara kedua konsep tersebut d i atas, da
pat dinyatakan dengan rumus eabagai berikut i
PHP = KP (BVS + BTS )
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
27
PHV = KP (BVS)
PHP - PHV = KP (BTS)
d l mana;
PHP = Persediaan pada konsep metode pembebanan
f u l l costing,
PHV = Persediaan pada konsep metode pembebanan d i
rect costing.
KP = Kuantitas persediaan.
BVS = Biaya produksi variabel satuan.
BTS = Biaya produksi tetap satuan.
Untuk contoh yang sama seperti pembahasan yang ter
dabulu, jik a PT X mempunyai persediaan barang jadi yang
belum terjua l sebanyak 30 unit, maka perbedaan harga po
kok persediaan dengan menggunakan kedua metode tersebut
dapat dihitung sebagai berikut t
Dengan metode f u l l costing, akan dihasilkan harga pokok
sebesar Rp* 50.250,- 30 unit x (Rp. 1 .325,- + Rp.350,- )*
Sedangkan dengan metode d irect costing akan dihasilkan -
harga pokok sebesar Rp. 39*750,- (30 unit x Rp.l.325>-)»
Selisihnya sebesar Rp* 10.500,- adalah merupakan biaya overhead tetap.
ad. 3* Penyajian laporan rugi - laba.
Perbedaan di dalam penyajian laporan rugi-laba an-
tara konsep metode pembebanan fu l l costing dengan metode
pembebanan d irect costing, dapat ditin jau dari segi s
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
28
a, Penggolongan biaya d i dalam laporan rugi-laba.
b, Struktur atau susunan penyajian laporan rugi-laba.
c, Besarnya laba bersih.
Dalam pembahasan in i penulis akan menguraikan seca
ra singkat masing-masing segi tersebut di atas.
a. Penggolongan biaya di dalam laporan rugi - laba.
Pada konsep metode pembebanan fu l l costing, biaya
digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu j
1) Biaya produksi dan
2) Biaya non produksi.
Biaya produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, biaya overhead pabrik tetap dan variabel.
Semua biaya produksi diperlakukan sebagai harga pokok pro,
duk dan baru dipertemukan dengan penghasilan penjualan pa
da periode d i mana produk tersebut laku d iju a l dengan ca-
ra menentukan besarnya harga pokok penjualan. Biaya non
produksi pada metode f u l l costing in i disebut pula dengan biaya periode (period cos t). Pengertian biaya periode pa
da konsep in i adalah semua biaya yang tidak termasuk d i-
dalam harga pokok produk sehingga harus dibebankan lang
sung kepada rugi - laba periode terjadinya, yang meliputi
semua biaya tetap maupun variabel untuk fungsi pemasaran,
administrasi dan umum dan finansia l.
Pada konsep metode pembebanan d irect costing, bia
ya digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu i (1) Biaya variabel
i. i i l i;k ;wtakaak
", I jYEf ITA* te r1
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
dan (2) Biaya tetap. Biaya variabel meliputi semua biaya
yang jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubaban volu
me kegiatan. Biaya in i dikelompokkan ke dalam (a) Biaya
produksi variabel yang meliputi biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead variabel, (b) Bi
aya non produksi variabel yang meliputi biaya pemasaran -
variabel, biaya administrasi dan umum variabel serta bia
ya finansia l variabel.
Biaya tetap pada konsep in i disebut dengan biaya
periode. Biaya in i meliputi biaya overhead pabrik tetap
biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap,
serta biaya finansial tetap*
b. Struktur atau susunan penyajian laporan rugi-laba.
Untuk menggambarkan perbedaan d i dalam penyajian
laporan rugi - laba antara konsep metode pembebanan fu l l
costing dengan metode pembebanan d irect costing, penulis
akan memberikan contoh sebagai berikut s
Misalkan kapasitas normal atau pabrik adalah 20.000 unit
per bulan,atau 2^0.000 per tahun. Biaya variabel per unit
adalah : bahan baku langsung Rp. 3 ,- upah langsung
Rp. 2 ,2? dan biaya overhead pabrik variabel Rp.0,75 atau
jumlah seluruh biaya variabel adalah Rp. 6 , - Biaya over
head pabrik tetap adalah Rp. 300.000,- per tahun atau
Rp. 25.000,- per bulan atau Rp. 1,25 per unit pada kapasi
tas normal. Unit atas dasar produksi digunakan untuk pem-
29
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
30
bebanan biaya overhead pabrik. Biaya administrasi dan pe
masaran tetap sebesar Rp* 5*000,- per bulan atau
Rp. 60.000,- setahun dan biaya administrasi variabel se
besar Rp. 3 .000,- Keterangan contoh d i atas d iik u ti de
ngan asumsi-asumsi sebagai berikut \
- Biaya overhead pabrik variabel terpakai dan se-
sungguhnya sama besarnya.
- Tidak ada varian bahan baku dan upah.
- Tidak ada persediaan awal maupun akhir barang da
lam proses.
- Biaya standard hanya dibebankan pada barang jad i.
Harga pokok per unit sebesar Rp. 10,- Produksi se
sungguhnya, penjualan dan persediaan barang selesa i da
lam unit adalah sebagai berikut :
Saldo awal persediaan (unit) 1.000, diproduksi 20.000 -
unit, d iju a l 16.500 unit; saldo akhir k* 500 unit. Dari
keterangan di atas, penulis dapat menyusun daftar rugi
laba seperti terlihat pada tabel 3 pada halaman berikut
in i.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
TABEL i 3
PERBANDINGAN LAPORAN RUGI - LABA
31
K e t e r a n g a n Metode Full Costing
Metode Direct Costing
Penjualan Rpt 165.000.- Ru. 165,000,- .Bahan bakuBiaya upah langsung
S umber; Adolph Matz and Milton F* Usry, Cos Accounting, Planning and Control, terjemahan Taufik Salim, Moh.Gandhi, Slamet, C.Manurung, Jakarta, hal. 229.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
32
c* Besarnya laba bersih*
Seperti terlih at pada tabel 3? maka dengan digun&
kannya metode pembebanan fu l l costing, besarnya laba her
sih yang dihasilkan adalah Rp. 37.375*- Sedangkan dengan
metode d irect costing laba bersih menjadi Rp. 33*000,-
Selisih sebesar Rp.lf.375,- merupakan akibat biaya tetap yang dibebankan dalam persediaan yang belum terjual dan
dibebankan sebagai biaya untuk periode selanjutnya, jika
digunakan metode f u l l costing. Agar penyebab perbedaan
in i dapat diketahui, maka perlu diadakan analisa sebagai
berikut s
Metode f u l l costing t
Laba bersih operasi
Metode d irect costing t
Laba bersih operasi
Metode f u l l costing j
Perubahan persediaan (saldo akhir
dikurangi saldo awal), naik sebe
sar .................................. *.................... Rp. 25.375,-Metode d irect costing:
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
33
Perbedaan in i merupakan hasil perkalian antara
perubahan persediaan dalam unit dengan bagian tetap da
r i tarip biaya tak langsung sebesar Rp. 1,25.
k, Pembahasan Biaya Bahar Baku. Biava Tenaga Kerja, dan
Biaya Overhead Pabrik dalam Metode Full Costing
Di dalam pembahasan yang la lu telah dijelaskan
bahwa elemen biaya produksi dalam metode pembebanan fu l l
costing adalah meliputi biaya bahan baku langsung dan
tak langsung, biaya tenaga kerja langsung dan tak lang
sung serta biaya overhead pabrik. Di dalam pembahasan ka
l i in i , penulis akan menguraikan secara lebih terperinci
tentang masing-masing elemen biaya produksi yang terkan
dung d i dalam harga pokok produk dalam metode f u l l cos
ting.
*f. 1. Biaya bahan baku.
Berbeda halnya dengan metode pembebanan d irect-
costing, di raana hanya membebankan biaya variabel, maka
metode f u l l costing akan membebankan seluruh elemen bia
ya produksi baik yang sifatnya tetap maupun variabel. De
mikian pula halnya biaya bahan baku. Jika diinginkan pe
nentuan harga pokok yang tepat, maka perlu diketahui le
bih lanjut tentang unsur apa saja yang membentuk harga -
pokok bahan baku. Seperti halnya yang dikemukakan oleh
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
3^
Adolph Matz dan Milton F. Usry sebagai berikut :
A guiding princip le in accounting fo r the cost o f materials is that a l l costs incurred in entering a unit o f materials into factory production should be included. Acquisition costs, such as the vendor's ifl voice price and transportation charges, are v is ib le costs of the purchased goods. 7
*f. 1.1. K lasifik asi biaya bahan baku.
Di dalam perusahaan yang berproduksi massa, biasa
nya jen is produk yang diproduksi dari hari ke hari ada
lah sama. Oleh karena itu di dalam metode harga pokok
proses, tidak dladakan pembedaan antara biaya bahan lang
sung (d irect material cost) dengan biaya bahan baku tak
langsung (in d irect materials co s t). Jika d i dalam metode
harga pokok pesanan, biaya bahan tak langsung yang dipa-
kai oleh departemen produksi digolongkan sebagai e le
men biaya overhead pabrik, maka di dalam metode harga p&
kok proses, biaya bahan baku tak langsung diperlakukan -
sebagai kelompok biaya tersendiri (tidak termasuk seba
gai kelompok biaya tersendiri (tidak terraasuk sebagai
elemen biaya overhead pabrik, maupun biaya bahan baku)
atau digolongkan dalam satu kelompok biaya bahan baku
dan penolong.
tz Adolph and Milton F. Usry, O p c i t . T hal,318
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
35
lf .l* 2 . Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai da
lam produksi.
Karena dalam satu periode akuntansi seringkali -
ter jad i fluktuasi harga, maka harga b e ll bahan baku juga
berbeda dari pembelian yang satu dengan pembelian yang
lain* Hal in i menyebabkan persediaan bahan baku yang ada
d i gudang mempunyai harga pokok persatuan yang berbeda -
beda maskipun jenisnya sama. Hal in i menimbulkan masalah
dalam menentukan harga pokok bahan baku yang dipakai da
lam produksi.
Untuk in i ada berbagai macam metode penentuan ha£
ga pokok bahan baku yang dipakai (materials costing me
thod) , diantaranya menurut Matz and Usry adalah t
(a) F irs t-in , f ir s t -o u t ( f i f o ) .(b) Average cost.(c ) Last-in, f ir s t -o u t ( l i f o ) .(d) Other methods—such as month-end average cost,
la st purchase price or market price at date o f issue, and standard cost. 8
(a) Metode F irst in f i r s t out.
Metode pembiayaan f i f o in i digunakan untuk mem-
perkenalkan tentang pembiayaan bahan baku. Pema-
kaian metode in i didasarkan anggapan bahwa bahan
yang pertama k a li dipakai, dibebani dengan harga
perolehan persatuan dari bahan yang pertama kali
c it . . hal. 318
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
masuk ke gudang bahan atau harga perolehan bahan
persatuan yang pertama ka li masuk ke gudang ba
han akan digunakan untuk menentukan harga per
olehan per satuan bahan yang dipakai pertama ka
l i , disusul harga perolehan per satuan yang ma
suk berilcutnya '
Untuk lebih jelasnya akan diberikan contoh tran-
saksi seperti d i bawah in i.
1 Pebruari t Saldo awal 8 unit a Rp. 6 ,—
setiap unit.
h Pebruari : Dikeluarkan 2 unit.
10 Pebruari s Dikeluarkan 2 unit.
11 Pebruari : D ibeli 3 unit a'Rp. 7 ,- s e t i
ap unit.
12 Pebruari : Diterima 1 unit dari pabrik.
20 Pebruari ; Dikeluarkan 6 unit.
Perhitungan transaksi tersebut seperti berikut in i.
Gambaran yang dibahas dalam tabel h berikut in i
adalah beranggapan adanya sistem persediaan per
petual, begitu pula dengan pembahasan metode-me-
tode yang la in .
36
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
37
TABEL k
METODE PEMBIAYAAN FIFO
Penerimaan Pengeluaran S 1 s a
1 Februari 1 Feb 8 a'Rp. 6 ,-
= Rp. H-8,-
b Feb 2 a'Rp. 6 ,- Feb 6 a'Rp. 6 ,-
= Rp. 12,- = Rp. 36 ,-
10 Feb 2 a fRp. 6,~ 10 Feb b a'Rp. 6 ,-
= Rp. 12,- = Rp. 2^,-
11 Feb 3 a' 11 Feb b a 'Rp.6 , - -
Rp.7,-=Rp« 21,- = Rp. 2b}-
3 a'Rp. 7 ,-
= Rp.21,-
12 Feb 1 a'Rp. 6 ,- 12 Feb 5 a'Rp. 6 ,-
= Rp. 6 ,- = Rp. 30 ,-
3 a ,Rp.7i-*Rp*2120 Feb 5 a 'R p.6 ,- 20 Feb 2 a 'Rp.7 ,-
= Rp. 30,- = Rp. 1^,-
1 a*Rp.7,-= Rp.7,-
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
(b) Metode Las in F irst out.
Pemakaian metode Last in f i r s t out atau masuk
akhir keluar pertama mendasarkan anggapan bahwa
bahan yang pertama kali dipakai dibebani dengan
harga perolehan bahan per satuan bahan dari yang
terakhir masuk, disusul dengan harga perolehan p&
han per satuan yang masuk sebelumnya dan seterus-
nya. Dengan contoh data seperti pada metode f i f o
apabila menggunakan metode l i f o , adalah sebagai
berikut (Lihat tabel 5)•
(c) Metode biaya rata-rata.
Pemakaian metode rata-rata (average costing me
thod) didasarkan pada anggapan bahan yang dikon -
sumsi dibebani dengan harga pokok per satuan ba
han rata-rata^ Perhitungan dengan metode biaya r&
ta-rata untuk contoh yang sama seperti pada tabel
5 dapat d ilih at pada gambar 2A .
(d) Metode lain untuk pembiayaan bahan baku.
d . l . Metode biaya rata-rata akhir bulan.
Untuk menjamin pembiayaan yang tepat dan la
poran yang cepat tentang pekerjaan atau ha
s i l produksi yang sudah se lesa i, beberapa pe
rusahaan pada akhir setiap bulan menetapkan
biaya rata-rata untuk masing-masing jenis b&
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
39
TABEL 5
METODE PEMBIAYAAN LIFO
Pener imaan Pengeluaran S i s a
1 Feb. 1 Feb 8 a !Rp. 6 ,-
= Rp. W ,-
b Feb 2 a 'R p.6 ,- b Feb 6 a !Rp.6,-
= Rp* 12,- = Rp. 36 ,-
10 Feb 2 a 'R p .6 ,- 10 Feb a'Rp*6,-
= Rp,12,- = Rp. 2^,-
11 Feb 3 a'Rp. 7 11 Feb k a'Rp. 6 ,-
= Rp* 21,- = Rp. 2^,-
3 a lRp*71-=Rp*2l,-12 Febla'Rp.6,- 12 Feb 5 a 'R p.6 ,-
= Rp.6,- = Rp.30,-
3 a'Rp. 7 ,-
= Rp. 21,-
20 Feb 3 a'Rp*7?- 20 Feb 2 a 'Rp.6 ,-
= Rp, 21,-
3 a'Rp. 6 ,-
= Rp.18,-
= Rp. 12,-
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
bo
TABEL 6
METODE PEMBIAYAAN RATA-RATA
Penerimaan Pengeluaran S i s a
1 Feb. 1 Feb 8 a ' R p . -
= Rp.W ,-
b Feb 2 a'Rp. 6 ,- b Feb 6 a'Rp. 6 ,-
= Rp. 12,- = Rp.36,-
10 Feb 2 a'Rp. 6 ,- 10 Feb b a 'Rp.6 ,-
= Rp. 12,- = Rp.2^,-
11 Feb 3 a 'R p.7 11 Feb 7 a 'R p.6,^
= Rp.21,- = Rp. 5>-12 Feb 1 a 'Rp.6 ,- 12 Feb 8 a 'R p.6,^
= Rp. 6 ,- = Rp.51,-20 Feb 6 a'Rp.6,^ 20 Feb 2 a 'R p.6,3
= Rp.38,1* = Rp*12,6
han yang tersedia di gudang dan menggunakan me
tode in i untuk seluruh pengeluaran selama bu
lan berikutnya. Apabila prosedur pembiayaan uij
tuk menghitung biaya bahan baku yang sudah d i-
digunakan ataupun dikonsumsi. Biaya yang sudah
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
digunakan diperoleh dengan menambahkan baik
jumlah kuantitas maupun jumlah harga pembeli
annya pada persediaan awal, dan dengan demiki
an memperoleh suatu biaya rata-rata.
d*2. Metode harga pasar pada tanggal pengeluaran.
Bahan baku yang d iberi standart secara tepat
dan diperdagangkan atas dasar pertukaran ba-
rang-barang, seperti kapas, gandum, tembaga,
atau minyak mentah kadang-kadang dimasukkan ke
dalam biaya produksi dengan harga menurut ku-
tipan atau at quoted price pada tanggal penge
luaran. Sebagai akibatnya prosedure in i meng-
gantikan biaya pengganti untuk biaya yang su-
dah dialami atau dikonsumsi dan mempunyai keku
atan membebankan bahan baku untuk produksi de
ngan harga yang sedang atau masih.
d.3. Metode biaya standar.
Metode in i membebani bahan baku yang dikeluar-\
kan dengan harga yang ditetapkan sebelumnya ,
atau yang d itaksir , yang mencerminkan harga
yang normal atau harga akan datang yang diha-
rapkan.
. Biaya tenaga kerja.
Biaya tenaga kerja adalah semua balas jasa yang di
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
berikan oleh perusahaan kepada semua karyawan. Elemen bia
ya tenaga kerja yang merupakan bagian dari biaya produksi
adalah biaya tenaga untuk karyawan pabrik. Pada perusaha
an yang r e la t i f k e c il d i mana jumlah karyawan juga re la -
t i f sed ik it umumnya digunakan dua sistem penggajian, seba
gian karyawan d ig a ji dengan jumlah tetap per bulan dan se
bagian lag i d ig a ji atas dasar hari kerja atau jam kerja.
Sedangkan pada perusahaan yang r e la t if besar, s ifa t pro-
duksinya massa, dan memiliki jumlah karyawan yang r e la t i f
banyak sistem penggajian dapat digunakan dasar kontrak -
perjanjian kerja dengan organisasi karyawan, p en e liti-
an atas produktivitas, evaluasi jabatan atau pekerjaan ,
program pembagian laba, program insentip, program jaminan
upah minimum dan sebagainya.
Sebelum memuahas tentang biaya tenaga kerja lebih
jauh, di dalam hal in i akan dibahas lebih dahulu tentang
penggolongan kegiatan tenaga kerja. Di dalam perusahaan
penggolongan kegiatan tenaga kerja dapat dilakukan seba-
berikut s
a. Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisa
s i perusahaan.
Organisasi dalam perusanaan manufaktur dapat diba-
g i ke dalam tiga fungsi pokok : pabrik, pemasaran
dan administrasi. Oleh karena itu perlu ada pengj^
longan dan pempedaan antara tenaga kerja pabrik -
**2
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
3
dan bukan pabrik, karena upah dan g a ji tenaga ker
ja pabrik merupakan unsur harga pokok produk, se-
dangkan g a ji dan upah tenaga kerja bukan pabrik('o&
gian pemasaran dan administrasi) merupakan biaya
yang dibebankan ke dalam biaya periode yang ber
sangkutan.
b. Penggolongan menurut kegiatan departemen-departe -
men dalam perusahaan.
Misalnya pabrik terd ir i dari tiga departemen yaitu
Departemen Pulp, Departemen kertas, dan Departemen
Penyempurnaan (dalam pabrik kertas) maka tenaga -
kerja digolongkan sesuai dengan departemen-departe
men yang ada.
c. Penggolongan menurut jenis pekerjaan.
Dalam suatu departemen, tenaga kerja dapat digo -
longkan menurut s ifa t pekerjaannya. Misalnya dalam
Departemen Pulp, tenaga kerja digolongkan sebagai
berikut : operator, raandor dan superintended Peng
golongan semacam in i dapat dipakai sebagai dasar
penetapan deferensiasi upah dan standar kerja.
d* Penggolongan menurut hubungannya dengan produk.
Dalam hubungannya dengan produk, tenaga kerja diba
gi menjadi tenaga kerja langsung dan tidak lang
sung. Seperti telah disebutkan di muka, tenaga ker
M I L I KPERPUSTAKAAN
"®EZVERSITAS A1R1ANOOA™ J U S A f i A Y A
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
ja pabrik yang mengerjakan produk disebut tenaga
kerja langsung, sedangkan tenaga yang tidak secara
langsung mengerjakan produk disebut tenaga kerja
tak langsung. Upah tenaga kerja langsung dibeban -
kan langsung ke rekening Barang dalam proses dan
upah tenaga kerja tidak langsung sebagai bagian da
r i biaya overhead.
Biaya tenaga kerja menurut Drs. Mulyadi dapat diba
g i ke dalam :
(1) Gaji dan upah reguler yaitu jumlah g a ji - dan upah kotor dikurangi dengan potongan potongan serta pajak upah, asuransi dan se bagainya.
(2) Premi lembur.(3) Biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga
kerja (labor related cos t). 9
*+.2.1. Biaya g a ji dan upah.
Dalam perusahaan ada berbagai macam cara perhitung
an ga ji dan upah karyawan. Salah satu cara adalah dengan
mengalikan tarip upah dengan jam kerja karyawan.
Untuk perusahaan yang menggunakan metode harga po
kok pesanan, dokumen pokok untuk mengumpulkan waktu kerja
karyawan adalah kartu jam hadir (clock card) dan kartu
jam kerja (job time t ick e t). Kartu jam hadir adalah suatu
catatan jam hadir karyawan di perusahaan. Kartu in i menu&
jukkan jam kerja reguler dan jam kerja lembur selama se-
^Mulyadi, ftkutansi Biava Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian Biaya. Edisi ketiga, Bagian Penerbitan Faku2 tas Ekonomi UGM, Yogyakarta, 1981, hal. 161.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
minggu. Pada umumnya karyawan diharuskan memasukkan kartu
jam hadir tersebut ke dalam suatu alat (yang secara otoma-
t is mencap jam kedatangan karyawan) baik pada saat karya
wan tiba di perusahaan maupun pada saat pulang. Pada s e t i-
ap akhir minggu, kartu jam hadir dikirim ke bagian pembuat '
daftar g a ji dan upah untuk dipakai sebagai dasar perhitung
an g a ji dan upah karyawan.
Kartu jam kerja adalah kartu catatan yang menunjuk-
kan bagaimana karyawan memakai waktunya d i antara oerbagai
pekerjaan. Kartu jam kerja untuk setiap karyawan kemudian
disesuaikan dengan waktu yang tercantum dalam kartu jam ha
d ir dan dikirim ke bagian akuntansi biaya untuk pembagi-
an gaji dan upah. Untuk metode harga pokok pesanan, kartu
jam kerja in i tidak perlu.
Dalam hubungannya denga'n ga ji dan upah, perusahaan
memberikan insentip kepada karyawannya agar dapat beker-
ja lebih baik. Insentip dapat didasarkan atas waktu kerja
hasil yang diproduksi atau kombinasi diantara keduanya.Ada beberapa cara pemberian insentip antara la in !
a. Stright piecework with a guaranted hourly minimum
plan.
Karyawan dibayar atas dasar tarip per jam un
tuk menghasilkan jumlah satuan output standar.Untuk
hasil produksi yang melebihi jumlah standar terse
but, karyawan menerima jumlah upah tambahan sebesar
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
jumlah kelebihan satuan output d i atas standar d i-
kalikan tarip upah per satuan. Tarip upah per satu
an dihitung dengan cara merabagi upah standar per -
jam dengan satuan out put standar per jam.
Contoh ;
Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan sa
tuan produk sebesar satu satuan sebesar lima menit
maka jumlah output standar per jam adalah 12 satuan.
Jika upah pokok sebesar Rp. 2%2 per jam, maka ta-
rip upah per satuan adalah Rp, 2,10 (Rp. 25,2 : 12)
Karyawan yang tidak dapat menghasilkan jumlah stan
dar per jam tetap mendapatkan upah Rp. 25,2 per jam.
Tetapi b ila ia dapat memhuat 1*+ satuan per jam (ada
kelebihan dari jumlah satuan standar per jam), maka
upahnya dihitung sebagai berikut :
Upah dasar per ja m .......................... Rp. 25*20
Insentip s Rp.25*20 s 1 2 .............. *+,20
Upah yang diterima pekerja per jam Rp. 29,^0
b. Taylor d iffe ren tia l piece rate plan.
Cara pemberian insentip in i adalah semacam stright
piece rate plan yang menggunakan tarip tiap potong-
untuk jumlah output rendah per jam dan tarip tiap
potong yang lain untuk jumlah out put tinggi per Jam.
k6
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
Contoh :Karyawan dapat menerima upah Rp. 1.200,- per
hari (untuk 8 jam k erja ). Misalkan rata-rata seorang
karyawan dapat menghasilkan 12 satuan per jam, se-
hingga upahnya per satuan Rp. 12,50 (upah per hari
dibagi dengan jumlah yang dihasilkan per hari sebe
sar Rp. 1.200 s 12 : 8 ). Dalam Taylor plan in i misal
nya ditetapkan tarip upah per satuan Rp. 10,- untuk
karyawan yang menghasilkan 15 satuan atau lebih . J i-
ka seorang karyawan menghasilkan 1^ satuan atau ku-
rang per jam dan Rp. l5 j - per satuan untuk karyawan
yang menghasilkan 15 satuan atau lebih . Jika seorang
karyawan dapat menghasilkan 16 satuan per jam, maka
upah per jamnya dihitung sebagai berikut : Rp.15,-d i
kalikan 16 (Rp.2^0,- per jam). Sedangkan b ila karya
Dapat disebutkan di s in i bahwa cara pemberian insen
tip yang la in adalah t Gant task and bonus plan; Has,
ley premium plan; Emersen e ffic ien cy plan; Measured
daywork; Group bonus system.
.2 . Premi lembur.
Dalam perusahaan, kalau karyawan bekerja le
bih dari *+0 jam satu minggu, maka mereka berhak m£
nerima uang lembur dan premi lembur. Misalnya da-
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
lam satu minggu seorang karyawan bekerja selama bb jam de-
ngan tarip upah (dalam jam kerja biasa maupun jam lembur )
Rp. 25?- per jam, Premi lembur dihitung 50 % dari tarip
upah. Upah karyawan tersebut dihitung sebagai berikut :
Jam b ia s a ............ Vo x Rp. 25,- Rp* 1.000,-
Lembur .................. b x Rp. 25,- Rp* 100,-
Premi lembur . . . . b x Rp. 12,50 Rp. 50,-
Rp. 1.150,-
Perlakuan terhadap premi lembur tergantung atas
alasan-alasan terjadinya lembur tersebut. Premi lembur da
pat ditambahkan pada upah tenaga kerja langsung dan dibe-
baskan pada pekerjaan atau departemen di mana lembur terse
but ter ja d i. Perlakuan in i dapat dibenarkan b ila pabrik
telah bekerja pada kapasitas penuh dan langganan / pemesan
mau menerima beban tambahan karena lembur tersebut.
Premi lembur dapat diperlakukan sebagai elemen bia
ya overhead pabrik atau dikeluarkan dan dianggap sebagai
biaya periode. Perlakuan yang terakhir in i dapat dibenar -
kan jika lembur tersebut terjad i karena ketidak efisienan
atau pemborosan waktu kerja biasa.
^ .2 .3 . Biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja
(labor related costs ).
^ 2 * 3 .1 . Setup time.
Baringkali terjad i diperlukan waktu dan sejumlah
bB
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
k9
uang untuk memulai produksi. Biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk memulai produksi disebut se
tup costs* Setup terjad i pada waktu pabrik atau
proses dibuka atau dibuka kembali atau pada vak
tu produk baru diperkenalkan. Setup costs meli
puti pengeluaran-pengeluaran untuk pembuatan de
sighn, latihan bagi karyawan dan kerugian-keru-
gian yang timbul akibat belum adanya pengalaman.
Ada 3 (tiga ) cara perlakuan terhadap setup
costs s
a, Dimasukkan ke dalam upah tenaga kerja lang
sung.
Bila setup costs dapat diidentifikasikan pa
da pesanan, maka seringkali diperlakukan se
bagai upah tenaga kerja langsung dan dibeban
kan langsung ke rekening barang dalam proses.
b, Dimasukkan sebagai biaya overhead pabrik.
Jurnal untuk membukukan setup costs adalah
sebagai berikut :
Biaya overhead pabrik sesungguhnya xx
Kas xx
Hutang dagang xx
Persediaan xx
c, Setup costs dibebankan kepada pesanan terten
tu, tetapi tidak sebagai unsur biaya tenaga
kerja langsung*
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
5o
*+.2.3.2. Biaya waktu menganggur.
Di dalam mengolah produk, seringkali ter jad i ham
batan-hambatan, kerusakan mesin atau kekurangan
pekerjaan. Hal in i menimbulkan waktu menganggur.
Biaya-biaya yang dikeluarkan selama waktu meng
anggur in i diperlakukan sebagai beban dalam reke
ning Biaya overhead pabrik sesungguhnya. Contoh
yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut s
Seorang karyawan dalam satu minggu harus beker
ja selama *4-0 jam. Upahnya Rp. 30 ,- per jam. Da
r i ko jam kerja tersebut misalnya 5 jam merupg
kan waktu menganggur, maka jurnal untuk menca-
tat biaya tenaga kerja adalah :
B D P - Biaya tenaga kerja langsung . .R p.1.050,
Biaya overhead pabrik sesungguhnya.. . . ” 150,
Gaji dan upah .............................................. Rp
^.3* Biaya overhead pabrik (Biaya tak langsung pabrik)./
D efin isi biaya overhead pabrik menurut Prof.John G.
Blocker dan W. Keith Weltmer adalah sebagai berikut :
"Overhead costs are operating costs o f a business -
enter price which cannot be traced d irectly to a particu -
lar unit of output.
10John G. Blocker and W. Keith Weltmer, O p.C it.T - hal. 113*
.1200,-
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
51
Biaya overhead pabrik d i dalam metode fu l l costing
in i cukup baik biaya overhead pabrik tetap maupun biaya
overhead variabel, maka seluruh elemen biaya overhead in i
adalah merupakan elemen biaya produksi. Untuk memperjelas
d e fin is i biaya overhead baik tetap maupun variabel, maka
penulis menyajikan pendapat dari Blocker dan W.K. Weltmer
sebagai berikut s
Fixed costs are commonly described as those which do not vary in to ta l amount with increases or decreases in productive a ctiv ity or volume o f output fo r a given period o f time, usually a year. Examples include management sa laries , building depreciation, rent, property taxes, and amortization o f Jeasaholds.
Variable costs include repairs, power, work men's compensation, suplies, and indirect labor, wich are - typ ica l o f costs varying in to ta l amount with changes in productive a ctiv ity . 11
^•3.1. Pembagian Biaya Overhead Pabrik ke dalam departe -
men produksi dan departemen pelayanan.
Sebelum menjelaskan biaya-biaya dari masing-masing
departemen tersebut di atas, kini akan dibahas lebih dahu
lu tentang pengertian departemen produksi dan departemen
pelayanan itu sendiri. Berikut in i pendapat dari Profesor
A Matz dan M.F. Usry s
A Producing department engages in the actual manufacture o f the product by changing the shape, form or nature of the material worked upon, or by assembling the parts into a finished a rtic le .
A Service department renders a service that contri butes in an indirect manner to the manufacture o f the
■^John G. Blocker and W.Keith Weltmer, Loc c i t »
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
52
product but which does not i t se lf chang the shape. - form or nature of the material that is converted into the finished product. 12
Setelah pembahasan tersebut, maka berikut in i pem£
l i s akan menyajikan beberapa contoh dari departemen produk
s i dan pelayanan. Departemen Produksi antara lain adalah
departemen pemotongan, penyerutan, perakitan, pemintalan,
permesinan, penyepuhan, penyulingan dan pengadukan.
Departemen Pelayanan :
Peralatan
Pemeliharaan bahan
Pemeriksaan
Penggudangan
Kelompok biaya umum
Pabrik.
Keamanan
Pembelian
Penerimaan
Pengiriman
Pengobatan
Pengawasan produksi
Personalia
Kafetaria
Garis besar dari biaya overhead pabrik langsung dari
departemen-departemen dapat dikelompokkan sebagai berikut :
(a) Pengawasan, upah tidak langsung dan upah kerja lem
bur.
(b) Tunjangan-tunjangan buruh
(c) Bahan tidak langsung dan perbekalan pabrik
(d) Reparasi dan perawatan a la t-a la t.
(e) Penyusutan a la t-a la t.
Kelompok biaya-biaya in i biasanya dapat segera dihu-
12Matz Adaiph and Milton F. Usry, Op c i t . , hal. 236.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
bungkan dengan departemen yang menciptakannya, baik depar
temen produksi maupun departemen pelayanan. Dalam uraian
berikut in i akan diberikan pandangan yang terperinci dari
setiap kelompok biaya overhead langsung departemen-departe
men*
(a) Upah tidak langsung dan upah lembur (over time).
Kelompok tenaga kerja pabrik in i, berlainan dengan
pekerja langsung tidaklah mempengaruhi bentuk ataupun i s i
hasil produksi, mereka merupakan pelengkap dari pembuatan
nya. Perlu diketahui bahwa setiap pekerja pabrik yang t i
dak termasuk dalam kelompok pekerja langsung dengan sendi-
rinya masuk ke dalam kelompok overhead pabrik.
Karena biaya overhead dibebankan kepada semua hasil
produksi, kelalaian ataupun kesalahan dalam pengelompok-
an dapat menyebabkan dibebankannya upah langsung kepada
satu jen is produk saja dan ditempatkan sebagai baya upah
tidak langsung dalam bentuk biaya overhead bagi jenis pro
duk lainnya, yang dengan demikian memperkecil harga pokok
dari satu jen is produk dan memperbesar harga pokok dari pro,
duk lainnya. Oleh sebab itu keputusan untuk menggolongkan -
suatu biaya sebagai biaya langsung atau bukan, mempunyai pe
ngaruh langsung terhadap ta r if biaya overhead. Oleh karena
biaya upah langsung biasanya dipakai sebagai landasan untuk
menetapkan ta r if-ta r i f . Dalam hal yang demikian, suatu kepij
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
tusan untuk menggolongkan suatu tindakan sebagai pekerja-
an tidak langsung dapat memperkecil penyebut dan memperbe
sar pembilang dalam perbandingan (biaya overhead 5 biaya
upah langsung) yang dipakai dalam perhitungan ta r if biaya
overhead. Contoh berikut in i menunjukkan kemungkinan- ke-
mungkinan yang timbul karena kesalahan penempatan upah
langsung sebesar Rp. 1.000,- sebagai upah tidak langsung :
5^
Penempatan yang
benar sebagai
upah langsung.
Upah langsung.............. Rp. 6«000T-
Biaya overhead:
Upah tidak langsung. Rp. 5*000,-
Biaya overhead lainnya R.P.*.__ tr
Jumlah biaya overhead. Rp. 6.000.-
Tarif biaya overhea =
Biaya overhead Rp.6000,-
Biaya upah langsung
= 100 %Rp. 6000,-
Penempatan yang
salah sebagai
upah tidak lang
sung.
Rp. 5 .000 .-
Rp. 6.000,-
Rp. 1.000.-
Rp. 7.000t-
Rp. 7.000,-
Rp. 5*000,-
Bagian teroesar dari upah lembur yang dibayar seha-
rusnya dibebankan sebagai biaya overhead dari departemen
dari departemen di mana kerja lembur tersebut dilakukan.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
Metode in i barus d iikuti untuk setiap pekerjaan
pada hal-hal khusus. Namun demikian bagian upah lembur
yang dibayarkan kepada karyawan pekerja langsung harus d i
bebankan kepada upah langsung.
(b) Tunjangan tambahan.
Tunjangan tambahan bagi buruh termasuk tunjangan
untuk cu ti, pajak pendapatan, ganti rugi pekerja, asuran
s i , dana pensiun, tunjangan kesehatan. Tunjangan tambahan
in i merupakan tambahan bagi biaya tenaga kerja dan harus
jika tambahan in i menyangkut tenaga kerja langsung ditam-
bahkan pada biaya tenaga kerja langsung.
(c ) Bahan pembantu dan suku cadang pabrik.
Kesalahan dalam membedakan antara bahan langsung
dengan bahan tidak langsung - bahan pembantu (yang d ise
but terakhir in i merupakan bagian dari biaya overhead pa
brik ) mempunyai akibat yang sama dengan kesalahan dalam
memisahkan dengan tepat antara upah langsung dengan upah
tidak langsung dalam menentukan harga pokok dari hasil
produksi. Akan tetapi untuk membedakan bahan langsung de
ngan bahan tidak langsung tidaklah terla lu s u lit . Dalam
usaha manufaktur, bahan langsung adalah semua yang beru-
bah bentuknya oleh suatu proses produksi dan menjadi bagi
an yang tidak terpisahkan dari hasil akhir produksi. Ba
han tidak langsung adalah merupakan bahan pembantu dalam
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
tindakan pemrosesan dan tidak menjadi bagian dari barang ja
d i atau menjadi bagian dari barang jad i tetapi nilainya sa
ngat k ec il b ila dibandingkan dengan bahan baku.
(d) Reparasi dan perawatan.
Dalam hal biaya reparasi dan perawatan, adalah pen-
ting sekali untuk menentukan pengawasan atas jumlah biaya
yang dikeluarkan oleh departemen reparasi dan perawatan dan
menciptakan cara yang paling tepat untuk membebankan biaya
perawatan kepada departemen yang menerima jasa pelayanan -
tersebut.
Pada dasarnya, pekerjaan dari kelompok reparasi dan
perawatan diawasi oleh kepala bagian reparasi dan perawatan
sehingga Jumlah biaya perawatan harus dibebankan kepada de
partemen perawatan dan jumlahnya dapat ditekan sesuai de
ngan anggaran perawatan. Akan tetapi karena perawatan meru
pakan kegiatan pelayanan maka biaya yang terjad i harus d i-
bagi-bagi kepada departemen yang menerima jasa perawatan -
tersebut.
Kebanyakan pekerjaan perawatan yang dilakukan bagi
suatu departemen merupakan pekerjaan yang berulangkali dil&
kukan dan pembebanan dilakukan secara merata sepanjang ta
hun. Hamun demikian beberapa jenis pekerjaan perawatan se
p erti kerusakan atau re v is i besar jarang sekali terjad i se-
dangkan biaya yang dikeluarkan cukup besar. Dalam hal demi
kian perusahaan yang menganut anggaran departemen dapat me-
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
57
ngadakan pembagian secara merata terhadap biaya reparasi
besar sepanjang tahun dan melakukan pembebanan bulanan de
ngan dasar tarip yang ditentukan sebelumnya. Tarip - tarip
itu biasanya dibuat berdasarkan tahun-tahun yang lampau.
Potongan bulanan dibebankan kepada ongkos perawatan dan di
kreditkan ke dalam perkiraan cadangan. Biaya reparasi yang
sebenarnya dibebankan ke dalam perkiraan cadangan in i. De
ngan cara in i maka biaya perawatan yang besar dibebankan -
kepada usaha perusahaan menurut bagian dari tingkat usaha
yang k ira-k ira sebanding dengan daya tahan dari peralatan
yang digunakan.
(e) Penyusutan a la t-a la t.
Penyusutan biasanya merupakan biaya yang tidak da
pat dikontrol oleh kepala-kepala bagian. Namun demikian pe
makaian mereka atas a la t-a la t mempengaruhi biaya perawat
an dan penyusutan. Hal in i berlaku bagi semua jenis aktiva
yang dapat disusutkan, seperti mesin-mesin dan alat - alat
gedung-gedung, kendaraan, meubel dan perkakas. Untuk peneii
tuan biaya dan pengawasan yang tepat guna, penyusutan bia
sanya dikaitkan dengan departemen yang menggunakan akti
va yang bersangkutan serta biayanya dibebankan langsung ke
pada departemen tersebut. Metode yang dipakai adalah de
ngan menghitung penyusutan menurut departemen, berdasarkan
harga peralatan yang tercatat pada catatan perincian akti
va tersebut. Jika tidak terdapat catatan yang terperinci,
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
58
atau bilaraana barang itu dipakai bersama oleh dua bagian
atau lebih dalam perusahaan, biaya penyusutan dihimpun da
lam kelompok perkiraan biaya umum pabrik.
W.3*2. Biaya Tak Langsung Departemen*
Bila suatu jenis biaya seperti biaya tenaga l is t r ik
penerangan, sewa dan penyusutan pabrik dipikul bersama
oleh beberapa departemen dalam perusahaan, maka pembebanan
nya tidaklah dilakukan langsung terhadap departemen-depar-
temen itu . Pengeluaran semacam in i tidak oerasal dari su&
tu departemen tertentu. Biaya itu adalah untuk kepentingan
bersama dan karenanya harus dibagi secara merata kepada s.§
tiap departemen, atau semua departemen yang mempergunakan
nya.
Suatu patokan pokok mengenai pemakaian setiap depax
temen harus diketahui untuk dapat membebankan biaya setiap
bagian secara a d il. Sebagai contoh, ukuran luas ruangan
yang dipakai oleh suatu bagian dapat dipakai sebagai pedo-
man dalam membebankan biaya sewa pada departemen yang ber-
sangkutan. Dalam pabrik di mana suatu departemen mengguna
kan sebagian ruang pabrik dengan tinggi atap yang berbeda
oeda maka dapat digunakan ukuran i s i ruangan (per kubik)
sebagai pedoman pembebanan biaya tersebut. Ruangan yang di
gunakan untuk tangga naik, elevator, eskalator, lorong-lo-
rong dan galery juga diperhitungkan.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
B A B III
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
1* Se.larah Berdirirya perusahaan
1.1. Ma a konsepsi.
Proyek pabrik Peraintalan Grati adalah merupakan -
proyek mandataris yang diatur dalam ketetapan MPRS Nomor
II/MPRS/I96O, tanggal 3 Desember i 960, dan termasuk bagi
an dari rencana Pembangunan Nasional Semesta Berencana
Delapan Tahun.
Dapat ditambahkan di s in i bahwa proyek tersebut
merupakan rea lisa s i kredit dari Inggris, yang dalam hal
in i adalah perusahaan Platt Bross (Sales) Ltd.Oldham Eng
land dengan pemerintah Republik Indonesia c .q . Departe -
men Perindustrian Rakyat. Kontrak in i ditanda tangani p
da tanggal 1 Pebruari 1961.
Setelah melalui penelitian beberapa waktu, team
survey dari P.N.P.R. Leppin Karya Yasa menetapkan plant
side untuk pendirian pabrik pemintalan in i d i Grati, se-
buah Kecamatan di kawasan Kabupaten Pasuruan.
1*2. M sp. pelaksanaan proyek.
Untuk pelaksanaan pembangunan proyek pabrik pemin
talan di Grati, oleh pemerintah telah ditunjuk P.N.P.R.
Leppin Karya Yasa (dengan P.P. So. 19V1961).
59
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
Tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dihada-
p i dalam pelaksanaan pembangunan tersebut. Tidak saja d i-
bidang tehnis, tetapi juga d i bidang pengadaan bahan- ba
han/material serta keadaan harga yang terus meningkat.
Juga situasi p o lit ik dan keamanan pada waktu itu -
tidak sta b il. Kita ingat adanya perjuangan Trikora dan ke
mudian disusul dengan adanya Dwikora.
Namun berkat kerja keras dengan penuh kesadaran -
serta semangat membangun, maka kesulitan serta hambat
an tersebut dapat ditanggulangi, sehingga proyek pemintal
an in i dapat diselesaikan. Pelaksanaan pembangunan proyek
pabrik peraintalan d i Grati memakan waktu yang cukup lama
akibat dari situasi tersebut d i atas.
1*3* Masa pengelolaan.
Pengelolaan menejemen atas proyek pabrik pemintal-
an Grati hingga kini dapat diriwayatkan secara ringkas se
U70 Penyusutan Enrolasemen sU70 . 00.00 - Jalan dan jembatan 337,-U70. 01.00 - Pagar I . 3U6 , -U70. 02.00 - Halaman dan tanaman Uo,-U70. 03.00 - Lapangan olah raga 188, -U7C.05.00 - Riol/selokan Uo.-
1 .951,-
U71 Penyusutan Baneunan s
U71 . 00.00 - Bangunan pabrik 15.055,-U71 . 01.00 - Bangunan kantor 1.796,-U7 1 .02.00 - Bangunan pembangkit tenaga 832,-U71 . 0U.00 - Bangunan ruang tunggu 799,-U71 . 03.00 - Bangunan ruraah dinas 2.115,-U7 1 . 05.00 - Bangunan bengkel 211,-U71 . 06.00 - Bangunan gudang 918,-U7 1 . 09.00 - Bangunan polik lin ik 1 . 13U,-
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
76
Kode Jenis Biaya Jumlah1 2 3
U71.10.00 - Bangunan pos penjagaan 17U,-
U7 1 . 11.00 - Bangunan mess 65,-
>+71.12.00 - Bangunan rumah ibadah 211,-
U71.l5.00 - Bangunan STK. , - . . 15.9,,-
23.U79,-
U72 . Penvusutan Instalasi 2
U72 . 00.02 Umum U2U,-
U72 .OI. OU Instalasi air 1-963,-
U72 . 02.05 D iesel/ l is t r ik 6.371,-
U72 . 03.06 AC 6.255.-15.013
U73 Penvusutan Mesin Pabrik 1
U73 . 00.13 - Mesin blowing 20. um , -
U7 3 . 01. 1U - Mesin carding 39.087,-U7 3 . 06.19 - Mesin drawing 8.U51,-
U7 3 . 07.20 - Mesin speed 10.856,-
U7 3 . 08.21 - Mesin ring spindmg 91.712,-
U73 . 09.22 - Mesin doubling 2 .U3 1 , -U7 3 . 10. 2U - Mesin ring twisting U.578,-
Rp. 10.255,- yang terbagi pengeluarannya oleh bagian umum
sejumlah Rp. 8 .360,- bagian bengkel Rp. 8U,-; d ie s e l / l is -
tr ik sebesar Rp. 278,-; untuk AC Rp. 8 7 , - sedangkan mai^
tenance produksi sejumlah Rp.l.lU-6,-
Pengeluaran biaya pelumas yang direncanakan sebesar Rp. 32.887,- Biaya ini akan didistribusikan ke bagian umum sejumlah Rp. 660,- untuk bengkel Rp. Uo,- bagian die sel /listrik akan dikeluarkan Rp. 27.120,- bagian AC sebg sar Rp. 235,- dan terakhir bagian maintenance sebesar Rp. U.832,-
Rencana pengeluaran biaya bahan pembantu lain mem-
butuhkan biaya sebesar Rp. 8.13^,- yang te rd ir i dari pe
ngeluaran untuk kebutuhan bengkel Rp. 1.179,- untuk air
Rp, U 8l,- d ie s e l/l is t r ik sebesar Rp. Uo,- bagian AC sebe
sar Rp. U.363 , - maintenance produksi Rp. U88,- untuk b io-
82
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
ro0
0
co
ONS s! _ *dw3saynfiaanK?*a«4
M. HH<*y
-Jis«hI 4 ) «*hmo9siaUa
,
o-i tJ
• 'i>
on
T>0
>- PUft1 •nffi
f{£l
sa * • tJ
H O
li
L
1"'
Isa*ft
-J
-J-
OJ
ftOJnc\,
On
-4ftOJ
CMCMC\|
ON
au
I i
i I
i I
i I
i i
I I
i I
i i
I i
I I
i i
t i
I 1
I I
I l
I
j l
i
•O ft
ss
«
. «
OJ ON
«o ft
to,5
On
Os
I t
J J
I i
1 1
i I
I I
I I
I 1
I 1
*1
11
11
O
ft
-4•ocot*-
| I
I I
«0 I
I I
I I
I I
1 I
1 I
1 I
I 1
I I
1 I
U> l
I I
1 I
• •
o
-4
OtoCOoO
nft
I I
1 1
« I
I I
I I
I I
I i
I I
I I
I I
I l
I I
I 1
I *
ICO
M
r- r»
in
-4*
3
^ 3
&
(M
I !
| °.
^ ^
I *°
I »
I I
I *
1 I
I »
1 *
I *
1 *
* ^
1 1
’ 1
1O
n
-4NOinCO
ftCMO
i- 80
IA^
Q
. .
On
i i
i i
as -=
? i
• •
oj *-
OJ
1 I
i i
i I
i »
i I
i i
J i
1 I
l t
I I
l•O
»\C>
oOn
t*-eoO
11
11
*1
1
| I
I I
I I
| 1
I I
I 1
I 1
1 I
1 ♦
I I
I *
iU
\ C
a1-
ft
_4 -4
o
*£
IA
t> *3.
SiCM
£
Uw
«UNr.
-4o<i
i
M*-»•rti!fd
• r
nc >
NCIAftOa
co n
h w
«o
\r. t-?
«o ft
co. on
-4
. on
eo
r*w -J- tJ 3-
rn ON
I ^
*
i <
I I
I i
1 I
I I
I t
I I
I 1
I J
J I
O
I- -J
ft ft ft
oj
[■—
t- r-
O O
\Q ft
O
ft|
1 1
I O
I 1
1 I
1 i
1 I
1 I
I 1
I !
I I
1 1
t 1
1 I
I I
NOo*NO
ON>
9
IACVONi
i i
i i
i i
1 i
i *
>ii
11
11
i
ll
*
11
O T-
CM
r*\CJn
Oi
1 1
1 •
1 I
W 1
1 1
I 1
1 1
I I
I I
I 1
1 I
I I
1 1
I I
I I
OJ
1 I
1 1
I I
1 1
1 1
1 1
1 1
1 I
1 1
1 1
I I
1 1
1 1
I I
I I
incr0
O
m «o
in
io r\
vr) oj
(•J ft
5A
I 1
• ♦
■ -j -d
•0 UN
^ I
1 1
1 I
I I
I 1
I I
I 1
1 I
1 a
1 1
1 I
1 I
*\Q
N-
COo
Q.
O'
r-h
-<\J
-if T"
r-O
ir+
•t
coP
-ft
NOr-•T—CVJ
ft
ooOJI
1 1
1 1
1 1
1 1
I 1
I 1
I I
I
t- m
S-I
1 I
I 1
I I
1 1
1 I
1 1
I 1
I I
1 I
I 1
1 I
• 1
1 1
I I
I
4
Q
ON r
—t
Omj.
1 1
1 I
I 1
1 1
1 I
I I
1 I
1 I
i J
i J
I i
ll
•o o
ONinto
Ot
nQ
Ni
nO
J
\C
rr\ ^Z
t r*>
» i
l 1
l l
i 1
t i
Sl
i
i 1
O
i•
•
§o
«o
or
nm
uo
*o
o
in oj
o
m vo
-T «o Q. no
3
*■ 3 ^
• •
• •
•O
n 4
4
’-1
I I
1 1
1 1
1 1
1 I
1 I
in
Or-
f>o.
On
•1
r—T~
11
11
11
1
ftm
h--t
min
x/in
oo
toC i
ftU'V
- tUi
«oft
ONft
r-r-
<3in
nin
NP>*>
tor-
T“o
l/Nin
NOL\
NPh-
T“•
••
••
»«
••
ONNCr-•or-
O]ft40
<30ONO
p-ftr“
ft3-
-4"O)P'\n
ftT-4
ft«o
oit- \
m*•
»—ft
<■).*»
On
oC)
ina
••
••
•*
T~ft
inCO
inr<-
CMo
T»(\J
533■P
l!ou
108 I
r~i6)•H•r>
(D P<
(U PI
*i
uoaowI
a&&6
fjto
-Pq
a0
3•*?Q
03rl
36-i
dO
Jh•to
du
•a
7]H
tua*
ct
r-l,11^
t
•a «
w »h
I g
I I
3cCOc(U
514cCPBa5TJ
II
>> b d
>»rcqwQH
WP-.&
,psCL.CL, i-i•H
•rlV,
Oi4J
o
h
a,
a
d•
•n
»»
jf~4-1
••
•>>
IPH
n.iU
ilCOL
V)0)
iH•H
Ctf
1*•rl
du4*
€\
ii-P
oI ^41
: \* 1
H•
••
»»
k -i>
i,
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
TQbel & ( Lonjutftn
'i3t-CX)5ca
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
wing Rp* 15U,-; untuk bagian mesin ring sebesar Rp,1.011
dan winding Rp. Ul8 , -
Jumlah biaya g a ji yang dianggarkan berjumlah:
Rp. 608.195?- Biaya in i didistribusikan ke bagian umum
Rp. 66.205,- ; bagian bengkel sebesar Rp. 1U.96I,-;untuk
bagian d ie s e l / l is t r ik sejumlah Rp. 3 3 * 3 1 9 bagian AC
Rp. lU .528,-; bagian administrasi dan keuangan sebesar
Rp, 21A 93,- 5 untuk g a ji bagian gudang Rp. 10.360,- peng
awas produksi Rp. 60.307,-; bagian maintenance produksi
sebesar Rp. 33-396,-; bagian blowing Rp. 22.97^,-; bagi
an carding Rp. 15.686,-; bagian mesin drawing Rp.22.3^1,-
bagian speed Rp. 23.607,-; untuk bagian ring Rp.1^0.361,-
bagian doubling Rp. 18 .280 ,-; twisting dan winding ma
sing-masing sebesar Rp. 10.88U,- dan Rp. 99**+935 —
Anggaran biaya upah yang berjumlah Rp. 37.735,- -
akan didistribusikan untuk upah bagian umum sebesar
Rp. 639,-; bagian d ie s e l/l is t r ik Rp. 363 ,-; bagian penga
was produksi Rp. 1 .001 ,-; bagian maintenance produksi
Rp. 3*9^7,-; bagian drawing Rp. I.U0 8 , - ; bagian ring se
besar Rp. 29.U95,- dan terakhir bagian winding sebesar
Rp. 882, '1"Biaya honorer yang direncanakan sebesar Rp. 1 .075,-
hanya dibebankan untuk bagian umum.
Biaya lembur yang diperkirakan sebesar Rp.3*575,-
akan terbagi untuk biaya lembur bagian umum Rp. 3 ^ 2 ,-;ba
8U
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
gian bengkel Rp. II1* , - ; bagian d ie s e l / l is t r ik Rp. 200,-;
bagian AC Rp. 9 $ )-; bagian administrasi keuangan Rp.200,-
bagian gudang Rp. 6 7 ,- ; biaya pengawas produksi Rp. 361,-
bagian maintenance produksi Rp. 198?-; bagian blowing se
besar Rp. 130 ,-; bagian carding Rp. 9 0 ,- ; bagian drawing
Rp* 9 5 )-; speed Rp. lU l ,- ; ring Rp. 83^ ,-; doubling sebe
sar Rp. 9 0 ,- ; dan bagian twisting dan winding masing -ma-
sing sebesar Rp. 76,- dan Rp. 539?-
Untuk anggaran pengeluaran biaya-biaya pengobatan
sebesar Rp. U0.500,-; biaya transport Rp. 1 .650 ,-; perang
sang tahunan Rp. 49 .528,-; pakaian dinas Rp. 2^.600,-; mg
kanan/minuraan Rp. 59*753?-; emolumen Rp. 3# 165?-5 cuti se
besar Rp. 840,-p ; biaya pesangon sebesar Rp.4-.380,-; dan
biaya asuransi karyawan Rp. 4-1.4o8,~ seluruhnya menjadi
beban untuk tempat biaya pembantu bagian sos ia l, dan d i-
tambah biaya karyawan lain sebesar Rp. 860,-
Anggaran oiaya persediaan sejumlah Rp. 11.069,-ada
lah dioebankan untuk tempat biaya gudang.
Anggaran biaya umum berkala yang merupakan beban
bagi bagian umum diperkirakan sebesar Rp. 12.166,-
Biaya pajak yang ditaksir untuk bangunan sebesar
Rp. 7*000,- sedangkan taksiran pajak yang menjadi beban
bagian umum sebesar Rp. 353?- sehingga to ta l anggaran pa
jak sejumlah Rp. 7*353?-
Biaya umum in siden til akan menjadi tanggungan bagi
an umum sebesar Rp. 16.004-,-
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
Biaya penyusutan emplaseraen yang dianggarKan sebe
sar Rp. 1.951j- yaitu untuk penyusutan tanah lapang, ha-
laman, r i o l - r i o l , pagar, ja lan-jalan sekeliling perusaha
an dan la in -la in yang merupakan beban bagi bagian bangun
an.
Biaya penyusutan bangunan yang ditaksir sebesar
Rp. 23*4-79,- yang menjadi beban bagi bangunan.
Anggaran biaya penyusutan instalasi yang terd iri
dari in sta lasi d i bagian umum Rp. 4-24-,- in sta lasi air
Rp. 1 .963)-; instalasi d ie s e l/ l is t r ik dan AC masing- ma-
sing sebesar Rp. 6.371*- dan Rp. 6 .255,- Sehingga tota l
penyusutan sebesar Rp. 15*013,-
Untuk penyusutan mesin pabrik yang terd ir i dari
penyusutan mesin blowing Rp. 20.468,-; mesin carding se
besar Rp. 39-087,-; mesin drawing Rp. 8 .4-51,-; mesin
speed Rp. 10.856,-; mesin ring Rp. 91 .712 ,-; mesin dou
bling Rp. 2.4-31,-; mesin twisting dan winding masing-ma
sing sebesar Rp. 4*.578,- dan Rp. 30.4-15,- Total penyusut
an mesin pabrik sebesar Rp. 208.018,-
Penyusutan mesin d iesel pembangkit tenaga l is t r ik
dianggarkan sebesar Rp. 15.031,-
Penyusutan mesin bengkel ditaksir sebesar Rp.502,-
dan juga penyusutan kendaraan sebesar Rp. 2.925)- yang
masing-masing dibebankan untuk bagian bengkel dan bagian
gudang.
86
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
Penyusutan inventaris yang masing-masing untuk in
ventaris bagian umum Rp. 1.023,- dan inventaris mainte -
nance produksi sebesar Rp. 2 .9 2 ?,- Sehingga to ta l penyu
sutan Bp. 3.04-1, ~
Penyusutan immaterial yang dibebankan kepada mana
jer sebesar Rp. 385,-
Untuk biaya pemeliharaan emplasemen dan pemeliha
raan bangunan masing-masing sebesar Rp. 6 .103,- dan
Rp* 6 .378,- yang kesemuanya menjadi beban bagi bagian ba1
ngunan.
Biaya pemeliharaan instalasi yang te rd ir i dari ifl
sta lasi untuk bagian umum sebesar Rp. 703 ,-; in sta lasi
a ir Rp. 4-18,-; insta lasi d ie s e l/l is t r ik Rp. 15 . 897, - dan
AC Rp. 12.277,- Total biaya in i sebesar Rp. 29.295*-
Anggaran biaya pemeliharaan mesin produksi yang
terd ir i dari mesin blowing sebesar Rp. 25*984-,-; mesin -
carding Rp. 60.363,-; mesin drawing Rp. 3*38?,-; mesin
speed Rp. 7*970,-; mesin ring sebesar Rp.6l . i 36 , - ; mesin
doubling Rp. 5*737,-; mesin twisting dan mesin winding -
masing-masing sejumlah Rp. 6.4-54-,- dan Rp. 24-.24-6,-
Biaya pemeliharaan mesin d iesel yang menjadi be
ban bagian d ie s e l/l is t r ik sebesar Rp. 40.4-25)-
Biaya pemeliharaan mesin bengkel yang ditaksir se
oesar Rp. 825,- yang menjadi beban bagian bengkel.
Biaya pemeliharaan kendaraan yang menjadi beban -
87
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
88
bagian umum sebesar Rp, k .5935- Sedangkan biaya pemeliha
raan inventaris untuk bagian umum sejumlah Rp, 1.223,-dan
bagian maintenance produksi Rp. 2.UlU,- Sehingga to ta l bi
aya pemeliharaan inventaris berjumlah Rp. 3*637,-
Biaya asuransi kebakaran bangunan yang menjadi be
ban bagian bangunan sebesar Rp. 526,-
Sedangkan biaya asuransi untuk kebakaran insta lasi
yang dalam hal in i te rd ir i dari instalasi d iese l/ l is t r ik
dan AC masing-masing sebesar Rp. 55?- dan Rp. 50,-
Biaya asuransi kebakaran mesin, yaitu untuk mesin
bengkel sebesar Rp. 15 )-; mesin d iese l Rp. 833?-5 mesin
blowing Rp. 502,- mesin carding Rp. 1 .1 6 5 ,-; mesin dra
wing Rp. 6 6 ,-; mesin speed sebesar Rp. 15^,-; mesin ring
Rp. 1 .1 8 0 ,-; mesin doubling Rp. I l l , - ; twisting dan win
ding masing-masing sebesar Rp. 1255- dan Rp. HU5,-
Biaya asuransi kebakaran inventaris bagi maintenaji
ce produksi dianggarkan sebesar Rp. 90 ,-
Sedangkan biaya penjualan yang berjumlah R p.l500,-
d i s in i tidak termasuk elemen biaya produksi melainkan -
menjadi elemen tersendiri sebagai biaya penjualan yang
nantinya dibebankan terhadap masing-masing produk jadi me
la lu i tarip yang diperhitungkan atas jumlah bal (#) yang
diproduksi bagi tiap-tiap jenis produk tersebut.
Untuk memperjelas keterangan tersebut di atas, da-
pat juga d ilih a t di dalam tabel 7 yang merupakan peyinci-
an dari sebagian pos-pos di dalam spreading biaya.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
89
U.3. Pembebanan Biaya Tak Langsung pabrik.
Setelah penjelasan secara terperinci tentang pema-
kaian atau pengeluaran yang dianggarkan dari biaya tak
langsung pabrik, maka pada kesempatan in i penulis akan
memberikan penjelasan mengenai pembebanan biaya produksi
tak langsung pabrik atau biaya overhead pabrik terha -
dap produk.
Seperti terlihat d i dalam tabel 8, yaitu dalam
spreading biaya tak langsung pabrik, d i sana tampak bahwa
sesudah semua biaya tak langsung pabrik yang dianggarkan
didistribusikan dan dialokasikan maka sebagai hasil akhir
biaya tak langsung pabrik untuk departemen produksi akan
bertambah sesuai dengan jumlah alokasi biaya yang d ite r i-
ma dari seluruh departemen pemoantu yang ada. Departemen
produksi yang dimaksud d i s in i adalah departemen Blowing
Carding, Drawing, Speed, Ring, Doubling, twisting dan Win
ding. Dalam tabel tersebut terlinat pula, bahwa biaya tak
langsung masing-masing departemen produksi setelah meneri
ma alokasi biaya dari departemen pembantu adalah sebagai
berikut (dalam ribuan rupiah) s untuk departemen blowing
sebesar Rp. 1^7 . 131,-5 departemen Carding Rp. 2*+7.*+59,- ;
departemen Drawing Rp. 119*136,-; departemen Speed sebe
sar Rp. 137-107,-; departemen Ring Rp. lA 5 5 .5 ll» -J depar
temen doubling Rp. 91-880,-; departemen Twisting sebesar:
Rp. 137*252,- dan departemen Winding Rp. 375.809,-
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
90
Pembebanan biaya tak langsung pabrik ke dalam pro
duk yang terjadi di Patal Grati dilakukan dengan menggunfi
kan tarip biaya tak langsung pabrik per delivery hours
(DH). Untuk selanjutnya tarip in i dikalikan dengan jumlah
DH per produk yang dihasilkan untuk tiap-tiap departemen
produksi. Sehingga akhirnya akan dapat diketahui biaya -
proses per bal untuk tiap -tiap produk jadi yang d ihasil -
kan#
Sebelum dilakukan perhitungan tarip biaya tak lang
sung pabrik dari masing-masing departemen produksi terse
but, maka delivery hours terpakai dari tiap-tiap departe
men produksi harus diperbitungkan lebih dahulu. Untuk in i
penulis menyajikan hasil perhitungan akhir DH terpakai se
lama setahun sebagai berikut j departemen Blowing sebesar
17.281 DH; departemen Carding sebesar 706.031 DH; departe
men Drawing 38U.936 DH; departemen Speed 7-OlU.oUl DH; de
partemen Ring 302.906.016 DH; departemen Doubling sebesar
3.663.512 DH; departemen Twisting 39.275.76U DH; dan de-
par temen Winding 8.126.279 DH.
Sesudah jumlah DH diketahui, maka perhitungan ta
rip per DH untuk masing-masing departemen produksi adalan
sebagai berikut ;
- Departemen Blowing Rp.8.51U.03275 (Rp.IU7 . 131.000,- :
17.281 DH ).
Rp.2U7 A 59.OOC,-- Departemen Drawing Rp.309,U9560U (-------------------------- )
706.031 DH
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
atau 90,6 % dari Rp. 1.408.000,- ) ; dan biaya karyawan
lain sebesar Rp. 779.000,- (90,6 /» dari Rp.860.000,-)*
10 U
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
105
Biaya umum berkala :Biaya umum berkala te rd ir i dari biaya a la t- alat
tulis/barang cetakan, biaya telepon telex telegram, bia
ya langganan koran dan majalah yang keseluruhannya ber-
jumlah Rp. 12.166.000,-. F.enurut pendapat penulis selu
ruh biaya tersebut adalah menjadi elemen biaya umum dan
administrasi keuangan terkecuali untuk sebagian biaya
a la t-a la t tulis/barang /barang cetakan yang dikonsumsi-
oleh bagian pembantu produksi yang digunakan untuk adsi n istra s i dibagian produksi. Jumlah biaya yang menjadi -
unsur biaya produksi in i menurut pengamatan penulis ada
lah sepertiga bagian dari sejumlah Rp. 6.523.000,- atau
sebeaar Rp. 2.174.333,-
Pajak :
Biaya pajak yang dian^arkan in i te rd ir i atas pa
jak kekayaan, pajak Ipeda dan Ireda dan pajak kendaraan
Menurut pendapat penulis paj^k kekayaan dan Ipeda, seta
gian ada yang merupakan unsur biaya produksi dan lain -
nya adalah unsur biaya umum dan adninistrasi. tntuk pa
jak kendaraan seluruhnya adalah unsur biaya umum dan ad
m irU trasi keuangan, karena binya in i adalah untuk pa -
jak kendaraan bermotor yang digunakan untuk bagian uirum
dan administrasi. Pemisahan pajak kekayaan adalah berda
sarkan pada kekayaan yang berupa aktiva tetap dari ma -
sing-masing banian atau departemen. Berdasarkan peng -
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
106 '
amatan penulis jumlah n ila i kekayaan untuk departemen pro
duksi dan departemen pembaritunya adalah sekitar 80$ dari
to ta l kekayaan yang ada, Sedangkan ; $ lainnya merupakan
kekayaan bagian umum dan administrasj.. Untuk Ipeda dan
Ireda pemisahan biaya berlandaakan pada luas bangunan da
r i masing-masing departemen, j-uas bangunan umum dan admi-2
n ietrasi keuangan sebesar 123.796,56 m atau 32 $ dari se2luruh luas bangunan yang ada yaitu 386.374,92 m * Sedang-
kan 68 $ sisanya adalah luas bangunan produksi beserta -
pembantu produksi,
Periiitungan biaya pajak yang menjadi elemen biaya
umum dan administrasi keuangan adalah sebagai berikut :
Pajak kekayaan sebesar Rp. 8*600,- (20$ dari Rp.43.000 , -
yang dapat d ilihat pada tabel 7 ) dan Ipeda maupun Ireda-
eebesar kurang lebih Rp. 2.240.000,- (32$ dari to ta l Ipe
da dan Ireda sejumlah Rp. 7.000.000,- ) , Sedangkan jumlah
pajak yang merupakan unsur biayo produksi adalah sebagai-
berikut : Pajak kekayaan sejumlah Rp. 34.400,- (80$ dari
Rp. 43.000,-) dan Ipeda maupun Ireda sebesar Rp.4.760.000
Biaya Umum Insidentil;
Biaya in i te rd ir i dari biaya rapat, biaya tamu,bia
ya perayaan, biaya keamanan, birya p^rj^lanan dinas, bia
ya peraeriksaan akuntan,biaya oltth raga/rekreasi dan biaya
insidentil lainnya secara to ta l berjumlah Rp.16.004.000,-
Penulis berpendapat bahwa semua biaya in i menjadi un^ur-
biaya umum dan administrasi keuanga, nehingga tidak ada
biaya yang menjadi beban bagian produksi.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
t
Biaya ini terdiri dari biaya penyusutan jalan dan - jembatan, pagar, halaman dan tanaman, lapangan olah ra^a serta selokan. Menurut pendapat penulis, semua biaya terse but kecuali biaya penyusutan lapangan olah raga, ada yang menjadi unsur biaya umum, dan aisanya merupakan elemen bia ya produksi. Dasar pemisahan ini berdasarkan pada luas bangunan masing-masing bagian, dengan alasan bahwa semakin - luas bangunan, maka semakin beaar pula kebutuhan akan sar£ na tersebut di atas.
Jumlah biaya penyusutan yang merupakan elemen biaya umum dan administrasi adalah aebagai berikut :Biaya penyusutan sebesar Rp. 107.840,- untuk jalan dan jem batan yang berasai dari 32% x Rp. 337.000,-; biaya penyu - sutan pagar sejumlah Rp. 430.7?0,- (32/S dari Rp.l.346,000)
biaya penyusutan halaman dan tanaman Rp. 12.800,- (32% dari Rp.40.000,-); dan biaya penyui:utan riool/selokan sebe - aar Rp. 12.800,-. Sedangkan bi^ya penyujutan emplasemen- sisanya yang menjadi elemen bicyfi. produksi seluruhnya berjumlah Rp. 1.198.840,- ( 68 *4 dari Rp. 337.000,- + Rp.40.CC0 + Rp. 40.000,- ). Sedangkan biaya penyusutan lapangan olf-h raga seluruhnya merupakan unsur biaya umum, karena pemakal. an lapangan tersebut ditujukan untuk seluruh karyawan perusahaan*
107
Biaya Penyusutan Emplasemen s
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
Biaya in i te rd ir i dari biaya penyusutan bangunan
pabrik, kantor, pembangkit tenaga, rumah dinas, ruang
tunggu, bengkel,gudang, p o lik lin ik , pos penjagaan, mess
rumah ibadah dan St£* Jumlah secara terperifaci seperti
pada tabel 7* Penulis berpendapat bahwa biaya penyusut
an bangunan yang menjadi elemen biaya umum dan adminis-
tra s i keuangan adalah biaya penyusutan bangunan kantor,
bangunan rumah dinas, bangunan pos penjagaan, bangunan
mess, rumah ibadah dan STK, yang berjumlah seluruhnya -
Rp, 4.520,000,-. Sedangkan sisanya menjadi elemen biaya produksi yang keseluruhannya berjumlah Rp. 18.959,000,- Jumlah ini berasal dari jumlah total penyusutan bangunan sebesar Rp. 23.479.000,- dikurangi dengan sejumlah Rp, 4.520.000,-.
Biaya Penyusutan Instalasi
Seperti terlihat pada tabel 7, maka penulis ber
pendapat semua biaya in i adalah merupakan beban bagian
produksi terkecuali untuk biaya penyusutan in sta lasi-
telepon dan telekom yang terletak di kantor bagian umum
dan administrasi, Oleh karena itu biaya in i, menurut-
pendapat penulis, lebih tepat menjadi unsur biaya umum
dan administrasi keuangan, yaitu sejumlah Rp.424,000,-
1C'8
Biaya Penyusutan Bangunan ;
M l h l K
'TRQVHftSl f AS AIRLANCCLV S U R A B A Y A
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
Biaya in i meliputi penyusutan inventaris pabrik,
inventaris kantor, maubelair, inventaris rumah tangga
dan Toole, Menurut pendapat penulis, maka yang terma -
suk elemen biaya umum dan administrasi meliputi biaya -
penyusutan inventaris kantor, meubelair, dan inventaris
rumah tangga yang jumlah keseluruhannya adalah
Rp, 1.023.000,- , Sedangkan biaya penyusutan inventaris
pabrik dan inventaris toole merupakan elemen biaya pro
duksi, yaitu berjumlah Rp, 2.018,000,-
Biaya Penyusutan Aktiva Immaterial :
Penulis berpendapat, bahwa seluruh biaya in i ada
lah merupakan unsur biaya umum dan administrasi yang
berjumlah sebesar Rp, 385,000,-, Aktiva in i adalah akti
va tetap yang berada di ruang kerja manager perusahaan,
Biaya Pemeliharaan Emplasemen
Seperti halnya biaya penyusutan emplasemen yang
la lu , maka dasar perhitungan untuk memisahkan biaya in i
menjadi dua k la sifik a si biaya umum dan administrasi ada
lah sama, yaitu berdasarkan luas bangunan dari masing -
masing bagian kecuali untuk biaya pemeliharaan lapangan
olah raga, Elemen biaya urpum dan administrasi adalah
sebagai berikut ; Biaya pemeliharaan jalan dan jembatan
sebesar Rp, 318,720,000,- (32 % dari Rp. 9 9 6 ,0 00 ,-);bia
10$Biaya penyusutan Inventaris :
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
ya pemeliharaan pagar Rp. 271.04-0,- atau 32% dari
Rp. 847.000,- ; biaya pemeliharaan halaman dan tanaman-
Rp, 853.440,- ( 32% dari Rp. 2.667.000,- ) dan yang ter
akhir biaya pemeliharaan selokan Rp. 365.760,- ( 32% da
r i Rp. 1.143.000,- ) . Sedangkan untuk elemen biaya pro
duksi adalah sebesar Rp. 3 .844.040,- atau 86^ dari
kan/minum, emulumen, cu ti, pesangon, asuransi kar
yawan dan biaya karyawan lainnya.
Untuk pemisahan biaya yang berdasarkan luas lan -
ta i atau luas bangunan te rd ir i atas biaya pajak -
yaitu Ipeda dan Ireda, biaya penyusutan dan peme
liharaan emplasemen kecuali lapangan olah ra^a
dan biaya asuransi kebakaran bangunan,
Biaya penyusutan bangunan aebaiknya dipisahkan me
nurut harga perolehan masine-masing bangunan yjai^
ada.
122
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
123
Bagi biaya umum berkala yang dalara hal in i adalah
biaya alat tu lis dan cetakan, sebaiknya dipisah -
kan menurut jumlah pemakaian untuk tiap -tiap de -
pertemen. Sedangkan pemisahan biaya pajak kekaya-
an lebih tepat apabila berdasarkan pada n ila i ak
tiva tetap di masing-masing bagian/departemen.
Untuk biaya pemeliharaan bangunan sebaiknya d ip i-
sahkan menurut perhitungan yang telah ada seperti
pada tabel 7 yang la lu .
- Biaya penjualan yang adaf sebaiknya dibuatkan per
kirakan tersendiri yaitu perkiraan biaya penjual
an. Nantinya biaya in i bersama dengan biaya umum
dan administrasi keuangan menjadi beban rugi laba
dan bukan menjadi beban biaya produksi.
M I L * *
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO
DAFTAR BUKU
Blocker, John G., and W, KeithWeltmer, Cost Accounting, - the Me Graw H ill Book Company , Inc. New York 1954.
Katz, Adolph, and Milton P. Usry, Cost Accounting Plan - nlng and Control, Seventh Edition, South-Western l*u - blishing Co, Cincinnati Ohio, 1980,
frulyadi, Akuntansi Biaya Penentuan Harga Pokok dan Pengen dalian M aya, fedisi Xe Tiga. feglan Penerbitan ffakul- tas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta,1981#
RA. Supriyono, Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendali Biaya Serta Data Relevan untuk Fembuatan Keputusan. - EdiBi "^erEama, Bagian Fenerbitan_!Pakuitas Ekonomi "Uni versitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1982*
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO