Diaper Dermatitis

7/21/2019 Diaper Dermatitis

http://slidepdf.com/reader/full/diaper-dermatitis-56e02dc415ff9 1/13

Diaper Dermatitis

7/21/2019 Diaper Dermatitis

http://slidepdf.com/reader/full/diaper-dermatitis-56e02dc415ff9 2/13

7/21/2019 Diaper Dermatitis

http://slidepdf.com/reader/full/diaper-dermatitis-56e02dc415ff9 3/13

Tatalaksana

1.Mengelola inkontinensia dengan mengidentifikasi danmengobati penyebab yang reversible (infeksi saluran kemih

konstipasi, diuretik)

2.Meningkatkan kebersihan popok dan perawatan kulit

terstruktur meminimalisir hidrasi berlebihan pada strat

korneum mencegah perburukan lebih lanjut pada keada

kulit.

3.Penggunaan agen barrier mekanikal

4.Mengatasi infeksi sekunder fungal

5.Mengatasi infeksi sekunder bakterial

6.Pencegahan infeksi berulang

7/21/2019 Diaper Dermatitis

http://slidepdf.com/reader/full/diaper-dermatitis-56e02dc415ff9 4/13

Tatalaksana

•

Perawatan kulit terstruktur

 pembersihan dan perlindungan kulit• Pembersih kulit senyawa surfaktan mengurangi tarikan pada

permukaan kulit kotoran dan debris dapat dibuang dengan gesekan

minimal

• Surfaktan non ionic lebih dipilih lebih lembut

• Beberapa prinsip pembersihan kulit

•

Pembersihan teratur dan setiap episode inkontinensia• Hindari penggosokan pada kulit gunakan teknik yang lembut

• Hindari sabun standar (pH basa)

• Memilih pembersih cair khusus untuk inkontinensia dengan pH serup

normal

• Apabila memungkinkan, gunakan pakaian dari bahan yang lembut da

sekali pakai

• Keringkan kulit dengan lembut bila diperlukan

7/21/2019 Diaper Dermatitis

http://slidepdf.com/reader/full/diaper-dermatitis-56e02dc415ff9 5/13

Tatalaksana

Tipe Surfaktan Contoh

Non-Ionik

-. Tanpa muatan

-. Lebih tidak mengiritasi disbanding anionik

- Polyethylene glycol (PE

- Acyl-polygylcoside (AP

- Polysorbates

- Octoxynols

 Anionik-. Muatan negative

-. pH tinggi

-

Sodium Lauryl Sulfate- Sodium Laureth Sulfa

- Sodium Sulphosuccina

- Sodium Stearate

 Amfoterik

-. Muatan positif dan negative

-. Lebih tidak mengiritasi disbanding anionik

- Cocamido propyl betain

7/21/2019 Diaper Dermatitis

http://slidepdf.com/reader/full/diaper-dermatitis-56e02dc415ff9 6/13

Tatalaksana

•

Penggunaan agen barier mekanikal• Zinc oxide ointment

• Petrolatum

• Dimethicone

• Acrylate terpolimer

•

Pengaplikasian agen barrier dengan frekuensi konsisten dan merataseluruh area yang mengalami kontak dengan urin dan feses

• Zinc oxide 

• Protektor dengan properti antiseptik, astringenm dan berperan

signifikan dalam penyembuhan luka.

• Rendah risiko untuk terjadi dermatitis kontak alergi atau iritan

7/21/2019 Diaper Dermatitis

http://slidepdf.com/reader/full/diaper-dermatitis-56e02dc415ff9 7/13

Tatalaksana

Deskripsi Catatan

Petrolatum

(petroleum

 jelly)

Turunan dari proses

petroleum

Dasar umum ointment

- Membentuk lapisan oklusif, me

hidrasi kulit

- Dapat mempengaruhi pengamb

pada produk inkontinensia

- Transparan bila diaplikasikan t

Zinc oxide Bubuk putih bercampur

dengan pembawa

membentuk krim opak,

ointment atau pasta

- Dapat sulit untuk dibersihkan (

- Opak, perlu untuk dibersihk

keperluan inspeksi kulit

Dimethicone Dasar silikon, dikenal juga

sebagai siloxane

- Tidak oklusif, tidak mem

penyerapan dari produk inkonti

- Opak, perlu untuk dibersihk

keperluan inspeksi kulit

 Acrylate Polimer membentuk selaput- Tidak perlu dibersihkan

7/21/2019 Diaper Dermatitis

http://slidepdf.com/reader/full/diaper-dermatitis-56e02dc415ff9 8/13

Tatalaksana

•

Pada infeksi sekunder fungal• Golongan azol (flukonazol, ketokonazol, klotrimazol, atau ekonaz

• Flukonazol 100-200mg/hari selama 7 hari

• Pada pasien obesitas, diperlukan peningkatan dosis

• Interkasi obat golongan azol dengan obat hipoglikemik

•

Golongan azol

 meningkatkan potensi obat hipoglikemik or• Pada pasien diabetes pengawasan kadar gula darah

7/21/2019 Diaper Dermatitis

http://slidepdf.com/reader/full/diaper-dermatitis-56e02dc415ff9 9/13

Tatalaksana• Pada infeksi sekunder bacterial

•

Mikroorganisme yang sering :• Stafilokokus aureus

• Streptokokus β hemolitikus grup A

• Pseudomonas aeruginosa

• Proteus mirabilis

• Proteus vulgaris 

• Pengobatan optimal (1 atau lebih regimen):

• Terapi topical: mupirosin, eritromisin

• Antibiotik oral: penisilin, sefalosporin generasi pertama

• Steroid topical potensi rendah: krim hidrokortison 1% selama 3 hari p

• Eritrasma kutaneus eritromisin topikal 2x/hari hingga ruam menghil

eritromisin peroral 4x250mg selama 2 minggu• Eritromisin eroral lebih efektif dibandin toikal namun daat menimb

7/21/2019 Diaper Dermatitis

http://slidepdf.com/reader/full/diaper-dermatitis-56e02dc415ff9 10/13

Tatalaksana

•

Pencegahan infeksi berulang• Menjaga daerah ruam popok tetap kering dan terpapar udara luar

• Mengurangi paparan terhadap urin dan feses mengurangi maserasi

iritasi

7/21/2019 Diaper Dermatitis

http://slidepdf.com/reader/full/diaper-dermatitis-56e02dc415ff9 11/13

7/21/2019 Diaper Dermatitis

http://slidepdf.com/reader/full/diaper-dermatitis-56e02dc415ff9 12/13

7/21/2019 Diaper Dermatitis

http://slidepdf.com/reader/full/diaper-dermatitis-56e02dc415ff9 13/13

Daftar Pustaka

• Shobhana J. Diaper dermatitis in children. International Journal of Current Resear2015;7:16963-7.

• Visscher MO, Hoath SB. Diaper dermatitis. Dalam: Chew AL, Maibach HI. IrritantEdisi ke-1. Germany: Springers; 2006. h. 37-51.

• Karla MG, Higgins KE, Kinney BS. Intertrigo and secondary skin infections. Am Fa2014;89:569-73.

• Beeckman D, Campbell J, Campbell K, Chimentao D, Coyer F, Domansky R, et al. In

associated dermatitis: moving prevention forward. London: Wounds International; 2

• Li CH, Zhu ZH, Dai YH. Diaper dermatitis: a survey of risk factors for children agedin China. The Journ of Int Med Res. 2012;40:1752-60.

• Sibbald RG, Kelley J, Kennedy-Evans KL, Labrecque C, Waters N. A practical approprevention and management of intertrigo, or moisture-associated skin damage, due perspiration. Wound Care Canada. 2013;11:1-21.

• McPhee SJ, Papadakis MA. Current Medical Diagnosis and Treatment. Edisi ke-48.

McGraw-Hill;2009. h. 93-159