TUGAS PPK BLOK ORGAN INDERA DERMATITIS KONTAK IRITAN Nama : Vivi Alviantinin gsih 10711157 Dinda Tulus Redani 10711170 Putrinda Ellanika kuswanda 10711176 Kelompok : 8 Nama Tutor : dr. Binta Setya Febrina Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2013
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Pada punggung jari tangan dan kaki sebelah kanan dan kiri terdapat vesikel
multiple tersebar dan sebagian bergerombol dengan di sebagian lokasi terdapat
skuama dan krusta.
D. DIAGNOSIS BANDING :
1. Dermatitis Kontak Iritan
2. Dermatitis Kontak Alergi
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan
F. DIAGNOSIS : Dermatitis Kontak Iritan
G. TERAPI :
Kortikosteroid :
- sistemikdexametason
- topical hidrokortisone
Antihistamin : CTM
Kalk
H. SARAN :
Kebersihan pada daerah yang terkena iritasi di jaga
Menghindari pajanan bahan iritan
8/16/2019 Diana Rifa
http://slidepdf.com/reader/full/diana-rifa 5/13
Konsumsi obat teratur
I. PROGNOSIS : Dubia et Bonam
8/16/2019 Diana Rifa
http://slidepdf.com/reader/full/diana-rifa 6/13
BAB II
PEMBAHASAN
A. Interpretasi Anamnesis
Identitas
Dari identitas diketahui bahwa pasien laki-laki berusia 40 tahun dan bekerja
sebagai buruh serabutan, disini terdapat factor predispoisi untuk dermatitis kontak
iritan dan dermatitis kontak alergi karena berhubungan dengan pekerjaan pasien
yang bekerja sebagai buruh serabutan dimana pasien dicurigai terinfeksi bahan-
bahan yang bersifat toksik ataupun alergik misalnya seperti detergen, sabun, serbuk
padi, minyak pelumas, bahan pelarut dll (Adhi Djuanda, 2009).
Keluhan utama dan Riwayat penyakit sekarang
Selain dari faktor pekerjaan, diketahui juga dari pernyataan tetangganya yang
mengantarkan pasien ke puskesmas bahwa pasien mengeluhkan punggung jari-jari
tangan dan kaki terasa gatal setelah mencuci piring di acara pernikahan tetangganya
4 hari yang lalu, diikuti dengan timbulnya peninggian kulit yang berisi cairan (vesikel)
tampak tersebar dan ada yang bergerombol dan menjadi luka apabila digaruk. Disini
bisa dipastikan bahwa pasien mengalami iritasi karena sabun cuci piring yang
dipakai saat pasien mencuci piring di acara pernikahan tetangganya yangmenyebabkan pasien mengeluhkan keluhan yang dialaminya saat ini.
Riwayat penyakit dahulu dan Riwayat penyakit keluarga
Dari pernyataan tetangga pasien yang mengantarkan pasien ke puskesmas
diketahui bahwa pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya
walaupun pasien sering berkerja di kebun, selain itu juga tidak didapatkan bahwa
pasien memiliki riwayat alergi. Disini pasien dicurigai tidak mempunyai alergi
terhadap benda, makanan ataupun bahan lainnya. Diketahui juga bahwa pasien
tinggal seorang diri, orang tua pasien telah meninggal dunia, saudara kandung telah
lama meninggalkan pasien. Keluarga tidak pernah mengalami keluhan sama seperti
yang dialami oleh pasien dan keluarga juga tidak mempunyai riwayat alergi. Untuk itu
kemungkinan pasien tidak memiliki riwayat alergi sangat besar.
8/16/2019 Diana Rifa
http://slidepdf.com/reader/full/diana-rifa 7/13
B. Analisis Pemeriksaan
Pemeriksaan yang telah dilakukan kepada pasien diantaranya berupa
pemeriksaan fisik, berupa keadaan umum, vital sign yang meliputi: tekanan darah,
respirasi, dan tekanan nadi, dan juga pemeriksaan ujud kelainan kulit (UKK).
Pada pemeriksaan keadaan umum pasien, kesadaran tampak compos
mentis yang artinya pasien dalam keadaan sadar penuh. Pasien juga tidak terlihat
tampak sesak nafas, namun pasien tampak meringis karena pasien merasakan
sangat gatal pada kedua sela kaki dan tangannya. Pasien juga merasakan tangan
nya sedikit kaku semenjak keluhan gatal dan kelainan pada kulitnya muncul. Namun,
pada saat dilakukan pemeriksaan, pasien tidak dapat berkomunikasi dengan baik
sepenuhnya, jadi terkadang tetangga yang menemaninya ke puskesmas
membantunya untuk berbicara.
Pada saat pemeriksaan vital sign, kami melakukan pemeriksaan tekanan
darah pada pasien yang hasilnya 100/70 mmHg menandakan bahwa tekanan darah
pada pasien normal, tidak tampak peningkatan maupun penurunan. Begitupun
dengan pemeriksaan respirasi dengan hasil 21x/menit dan pemeriksaan nadi
75x/menit keduanya masih dalam keadaan normal. Disini untuk pemeriksaan suhu
tidak bisa kami lakukan sehubungan dengan keterbatasan alat yang ada.
Pemeriksaan yang terakhir dilakukan adalah pemeriksaan Ujud Kelainan Kulit
(UKK). Pada punggung jari tangan dan kaki sebelah kanan dan kiri terdapat vesikel
multiple tersebar dan sebagian bergerombol dengan di sebagian lokasi terdapat
skuama dan krusta. Adanya krusta merupakan bekas garukan yang dilakukan oleh
pasien.
C. Analisis diagnosis/diagnosis banding
Dari hasil anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, di
dapatkan kemungkinan pasien menderita Dermatitits Kontak Iritan. Dermatitis
merupakan reaksi peradangan kulit sebagai respon terhadap pengaruh factor
endogen dan factor eksogen yang menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi
polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal
(Adhi Djuanda, 2009). Ini sesuai dengan yang terjadi pada pasien, yang mana pasien
mengalami peradangan pada punggung kulit tangan kanan dan juga kirinya dan
pada sela kaki kanan dan kiri mengalami kelainan kulit dengan adanya edema,
eritema dan juga terdapat vesikel.
8/16/2019 Diana Rifa
http://slidepdf.com/reader/full/diana-rifa 8/13
Dermatitis kontak merupakan dermatitis yang disebabkan oleh bahan atau
substansi yang menempel pada kulit, ini berhubungan dengan yang dikeluhkan
pasien pada saat anamnesis dimana pasien merasakan timbulnya keluhan beberapa
saat setelah kontak dengan sabun pencuci piring ketika dia bekerja.
Oleh karena itu, diagnosis kerja yang dapat di tegakan pada pasien diatas
adalah dermatitis kontak Iritan. Diantaranya data yang mendukung adalah : Pada
saat dilakukan anamnesis didapatkan hasil bahwa pasien mulai mengalami keluhan
beberapa saat setelah pasien kontak dengan sabun pencuci piring yang kemudian
mengakibatkan pasien mengalami keluhan gatal pada punggung tangan kiri nya
kemudian ke punggung tangan kanannya dan ke punggung kedua jari kaki nya yang
di rasakan panas dan kulitnya memerah kemudian menjadi berwarna cokelat
disertai adanya vesikula dan sebagian tampak adanya krusta. Ini sesuai dengan
gejala dan tanda yang terdapat pada dermatitis kontak iritan tersebut, yang mana
dermatitis kontak iritan sendiri terjadi karena kulit berkontak dengan bahan iritan.
Bahan iritan tersebut yang mana pada kebanyakan orang dapat
mengakibatkan kerusakan sel bila dioleskan pada kulit pada waktu tertentu dan
jangka waktu tertentu. Bahan iritan ini dapat merusak kulit dengan cara
menghabiskan lapisan tanduk secara bertahap melalui denaturasi keratin sehingga
mengubah kemampuan kulit untuk menahan air. Bahan iritan tersebut diantaranyaterbagi menjadi beberapa jenis, yaitu: Iritan yang kuat, Rangsangan mekanik (serbuk
kaca/serat (fiberglas),wol), Bahan kimia (air sabun), Bahan Biologik (dermatitis
popok). (Marwali Harahap, 2000)
Etiologi atau penyebab dari munculnya dermatitis jenis ini ialah yang bersifat
iritan, misalnya bahan pelarut, detergen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk
kayu. Kelainan kulit yang terjadio selain di tentukan oleh ukuran molekul, daya larut,
konsentrasi bahan tersebut, dan vehikulum juga di pengaruhi oleh factor yang lain.
Faktor yang dimaksud diantaranya: lama kontak, kekerapan (terus menerus atau
berselang), adanya oklusi menyebabkan kulit lebih permeable, demikian pula
gesekan dan trauma fisis. Suhu dan kelembaban lingkungan juga ikut berperan.
Faktor individu juga ikut berpengaruh pada dermatitis kontak iritan, misalnya
perbedaan ketebalan kulit di berbagai tempat menyebabkan perbedaan
permeabilitas; Usia, Ras, Jenis Kelamin, Penyakit kulit yang pernah atau sedang
dialami, dsb.
8/16/2019 Diana Rifa
http://slidepdf.com/reader/full/diana-rifa 9/13
Diagnosis banding dari kasus ini adalah Dermatitis Kontak Alergi. Yang
mana, pada tanda dan gejala yang di dapat kan pada Dermatitis kontak sendiri
memiliki manifestasi yang sama. Hanya saja, pasien mengalami kesulitan dalam hal
menyampaikan informasi sehingga di dapatkan kesulitan untuk menggali lebih dalam
lagi mengenai riwayat atopi atau alergi yang dimiliki pasien maupun keluarganmya,
walaupun berdasarkan keterangan dari tetangga yang mengantar pasien ke
puskesmas diketahui bahwa pasien tidak pernah mengalami hal serupa sehingga
dapat menyebabkan alergi pada pasien tersebut, akan tetapi, keluhan ini muncul
setelah pasien mencuci piring di acara pernikahan tetangganya. Pernyataan dari
tetangga pasien yang mengantarkan pasien ke puskesmas cukup menguatkan untuk
di diagnosis bahwa pasien mengalami dermatitis karna iritan atau dermatitis kontak
iritan, karena seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa salah satu penyebab
dermatitis kontak iritan salah satunya adalah karena iritasi dari sabun.
D. Analisis Terapi
Pasien telah diberikan terapi dexametasone, Kalk, dan CTM oral serta salep
hidrocortison.
Dexametasone
Pada pasien diberika dexametasone oral, untuk menekan prose peradangan akut.
Sehingga dapat mengurangi reaksi peradangan pada dermatitis kontak iritan yangdiderita pasien, Dexametasone oral terdiri dari sediaan tablet 0,5 mg dan 0,75mg.
Dosis untuk dewasa 0,5mg – 9mg per hari.
Calsium Lactate (Kalk)
Suplemen kalsium 1000mg. Untuk memenuhi kebutuhan kalsium. Pada pasien
diberikan klak untuk mengkompensasi efek samping musculoskeletal dari
dexametasone
Salep Hidrokortison
Hidrokortisone adalah suatu senyawa antiradang digunakan sebagai anti inflamasi,
anti alergi dan antipruritus yang sangat efektif untuk obat kulit, merupakan obat
topikal golongan kortikosteroid potensi lemah. Pasien mengalami dermatitis kontak
iritan akut sehingga diberikan kortikosteroid potensi lemah terlebih dahulu. Lesi pada
kulit pasien tergolong kering sehingga di berikan terapi topikal berupa salep. Dosis
nya adalah 1% 2-3 kali sehari.Dioleskan tipis pada kulit 2 - 3 kali sehari.
8/16/2019 Diana Rifa
http://slidepdf.com/reader/full/diana-rifa 10/13
CTM
CTM memiliki indeks terapetik (batas keamanan) cukup besar dengan efek
samping dan toksisitas relatif rendah. Menurut Dinamika Obat (ITB,1991), CTM
merupakan salah satu antihistaminika H1 (AH1) yang mampu mengusir histamin
secara kompetitif dari reseptornya (reseptor H1) dan dengan demikian mampumeniadakan kerja histamin. Histamin memegang peran utama pada proses
peradangan dan pada sistem imun. Pada pasien CTM iberikan untuk mengurangi
efek peradangan khususnya rasa gatal pada dermatitis yang diderita. Dosis CTM