Top Banner

of 64

Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

Jul 06, 2018

Download

Documents

OkyWnd
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    1/64

    i

    UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BIJI BUAH

    PEPAYA ( Cari ca papaya  L.) TERHADAP BAKTERI PADA PLAK GIGI

    SECARA IN VITRO

    TUGAS AKHIR

    Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

    memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi

    Oleh :

    DIAN RINA PUSPITANINGTYAS

    NIM. M3509021

    DIPLOMA 3 FARMASI

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2012 

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    2/64

     

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    3/64

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    4/64

    iv 

    Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Buah Pepaya

    (Car ica papaya  L.) terhadap Bakteri pada Plak Gigi secara In Vitro  

    Dian Rina Puspitaningtyas

    Jurusan D3 Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    Universitas Sebelas Maret Surakarta

    INTISARI

    Prevalensi penyakit gigi berlubang (karies) di Indonesia berkisar 72,1%.

    Pencegahan penyakit gigi berlubang dapat dilakukan dengan mengontrol

     pembentukan plak gigi salah satunya dengan penggunaan obat kumur yang

    mengandung senyawa antibakteri, yakni alkohol. Namun, penggunaan alkohol ini

    dapat meningkatkan resiko kanker mulut sehingga perlu senyawa antibakteri

    alternatif yang efektif dengan efek samping yang rendah. Biji buah pepaya dapat

    digunakan sebagai salah satu alternatif senyawa antibakteri karena pada penelitian

    sebelumnya terbukti menghambat Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.

    Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak biji buah

     pepaya terhadap pertumbuhan bakteri pada plak gigi. Bakteri uji merupakan hasil

    isolasi dari koloni bakteri apusan plak gigi. Bakteri ini telah diisolasi sertadilakukan pengecatan Gram dan pengamatan morfologinya. Ekstrak biji buah

     pepaya diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Uji

    aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi sumuran dengan seri konsentrasi

    ekstrak adalah 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan kontrol

     berupa CMC-Na 0,1%, etanol 70% dan Amoksisilin 0,03%.

    Hasil isolasi koloni bakteri dari plak gigi didapatkan tiga bakteri gram positif

    yakni Staphylococcus sp., Streptococcus sp.,dan  Bacillus sp. Hasil uji aktivitas

    antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etanol biji buah pepaya pada konsentrasi

    70% efektif menghambat Bacillus sp dengan diameter daya hambat (DDH) 3,972

    mm, konsentrasi 90% efektif menghambat pertumbuhan Staphylococcus sp.

    dengan DDH sebesar 4,59 mm dan konsentrasi 30% efektif menghambatStreptococcus sp. dengan DDH sebesar 7,023mm.

    Kata kunci : antibakteri, plak gigi, biji pepaya, diameter daya hambat

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    5/64

    In Vitro Antibacterial Activity Test of Ethanol Extract of Papaya Seed

    (Carica papaya  L.) through Bacteria in Dental Plaque

    Dian Rina Puspitaningtyas

    Department of Pharmacy Faculty of Mathematics and Science

    Sebelas Maret University Surakarta

    ABSTRACT

    The precentage of dental caries in Indonesia is 72,1%. Prevention of dentalcaries can be done by controlling of plaque by mouthwash which consists

    antibacterial agent, that is alcohol. However, alcohol may increase mouth cancer

    risk. Therefore, need alternative antibacterial agent that is effective and it has low

    side effect. Carica papaya seed can be used as one of alternative of antibacterial

    agent. It can be proven by the earlier related study which shows that the extract of

     papaya seed can inhibit E. Coli and Staphylococcus aureus.

    The aims of this research is to find out the antibacterial activity the ethanol

    extract of papaya seed through dental plaque bacteria. Test bacteria are the result

    of the isolation from dental plaque bacteria which have been Gram colored and

    morphology observated. Carica papaya  seed extract obtained using maceration

    method with ethanol70%. Antibacterial activity test used agar well diffusion

    method, with the concentrations variation were 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%,

    70%, 80%, 90% and control CMC-Na 0,1%, ethanol 70% and Amoxicillin 0,03%.

    The results of the isolation in dental plaque bacteria show that there are

    three positive Gram test bacteria; they are Staphylococcus sp., Streptococcus

     sp.,and  Bacillus sp. The results of antibacterial activity test show that ethanol

    extract of Carica papaya seed in concentration 70% is effective to inhibit Bacillus

     sp. at 3,972 mm and the concentration in 90% is effective to inhibit

    Staphylococcus sp. at 4,59 mm. In addition, the concentration in 30% is effective

    to inhibit Streptococcus sp. at 7,023 mm.

    Keyword : antibacterial, dental plaque, Carica papaya seed, diameter of

    inhibition

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    6/64

    vi 

    MOTTO

    “Sesungguhnya sesudah kesul itan ada kemudahan, sesungguhnya sesudah

    kesul itan ada kemudahan ” 

    (QS. Al-Insyirah : 5-6)

    “Wahai orang -orang yang beriman. Mohonlah pertolongan (kepada Allah)

    dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar”

    (QS. Al-Baqarah :153).

    Keberhasi lan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari suatu

    kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehi langan semangat

    (Winston Churcill) 

    “... boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu dan

    boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu ...” 

    (QS. Al-Baqarah: 216)

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    7/64

    vii 

    PERSEMBAHAN

    Tugas akhir ini kupersembahkan teruntuk...

    Ibu dan adik-adikku tercinta yang selalu memberi doa, dukungan, motivasi dan kasih sayang selama ini,,

    Ibu Estu yang telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran, bimbingan, ilmu serta pengalamannya,,

    Te Ririt, Te Ummu, Te Ima, Te Inul terima kasih atas bantuan, doa dan dukungan yang selama ini

    diberikan,,

    Teman- teman “Rempong n Keppo” : dongsaeng Riva, Ulun, Cik Ciel, Rizky n Firda terima kasih telah

    menemani hari-hariku selama ini,,

    Teman- teman kos “BarDu” : Atika, Mb Yeni,Mb Beta, Mb Avi, Mb Novi dan teman-teman lainnya

    terima kasih telah menjadi saudara dan keluarga di rumah keduaku..

    Semua teman-temanku dan orang- orang disekelilingku atas do’a, kebersamaan dan dukungan yang

    diberikan selama ini.

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    8/64

    viii 

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah S.W.T yang telah

    melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

    Tugas Akhir yang berjudul “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Buah

    Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Bakteri pada Plak Gigi secara  In Vitro” 

    dengan baik dan lancar. Penyusunan laporan tugas akhir merupakan salah satu

    syarat untuk dapat memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi di Fakultas Matematika

    dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

    Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini penulis telah berusaha

    semaksimal mungkin untuk memberikan hasil yang terbaik. Dan tak mungkin

    terwujud tanpa adanya dorongan, bimbingan, semangat, motivasi serta bantuan

     baik moril maupun materiil, dan do’a dari berbagai pihak. Karena itu penulis pada

    kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada:

    1.  Prof. Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc.(Hons), Ph.D, selaku Dekan Fakultas

    Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    2. 

    Bapak Ahmad Ainurofiq, M.Si., Apt. selaku ketua program studi D3 Farmasi

    Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    3. 

    Ibu Estu Retnaningtyas N., S.TP.,M.Si. selaku pembimbing Tugas Akhir dan

     pembimbing akademik atas segala ketulusan, kesabaran dan keikhlasannya

    dalam memberikan arahan bimbingan, saran, dan ilmunya selama penulis

    melakukan penelitian.

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    9/64

    ix 

    4. 

    drg. Adi Prayitno, M.Kes yang telah membantu dalam pengambilan sampel uji

    untuk penelitian.

    5.  Ibu Sarinten Pasar Gede dan bapak penjual buah daerah jebres yang telah

    membantu dalam penyediaan bahan utama penelitian.

    6.  Mbak Nur dan Mbak Sari, laboran laboratorium mikrobiologi fakultas

    kedokteran UNS yang telah berbagi ilmu dan membantu jalannya penelitian.

    7.  Teman-teman seperjuangan yang telah banyak memberikan saran, ilmu dan

     pengalaman demi kelancaran penelitian.

    8. 

    Teman-teman D3 Farmasi UNS angkatan 2009 yang telah berbagi suka dan

    duka serta pengalaman selama masa-masa kuliah.

    9.  Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu

     pelaksanaan Tugas Akhir dan penyusunan laporan ini.

    Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan

    Tugas Akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang

    membangun dari semua pihak untuk perbaikan sehingga akan menjadi bahan

     pertimbangan dan masukan untuk penyusunan tugas-tugas selanjutnya. Penulis

     berharap semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada

    umumnya dan dapat menjadi bekal bagi penulis dalam pengabdian Ahli Madya

    Farmasi di masyarakat pada khususnya.

    Surakarta, 19 Oktober 2012

    Penulis

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    10/64

    x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii

    HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iii

    INTISARI ..................................................................................................... iv

    ABSTRACT ................................................................................................. v

    MOTTO ........................................................................................................ vi

    PERSEMBAHAN ......................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ................................................................................................ x

    DAFTAR TABEL.......................................................................................... xii

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................. . xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................ .................... xiv

    DAFTAR SINGKATAN ............................................................................. xv

    BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

    A.  Latar Belakang Masalah.................................................................... 1

    B.  Perumusan Masalah .......................................................................... 4

    C.  Tujuan Penelitian ............................................................................. 4

    D.  Manfaat Penelitian ........................................................................... 5

    BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................... 6

    A. 

    Tinjauan Pustaka ............................................................................... 6

    1. 

    Pepaya (Carica papaya Linn.) .............................................. 62.  Plak Gigi ............................................................................... 9

    3. 

    Kontrol Plak ......................................................................... 10

    4.  Bakteri .................................................................................. 11

    5.  Ekstraksi ............................................................................... 14

    6. 

    Senyawa Antibakteri ............................................................. 16

    7. 

    Uji Aktivitas Antibakteri ...................................................... 18

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    11/64

     

    xi

    B.  Kerangka Pemikiran ................................................................. ........ 20

    C.  Keterangan Empiris .......................................................................... 21

    BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................. 22

    A.  Desain Penelitian ............................................................................. 22

    B.  Alat yang digunakan ........................................................................ 22

    C. 

    Bahan yang digunakan ..................................................................... 23

    D.  Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 24

    E.  Tahapan Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 25

    1.  Determinasi dan Preparasi Sampel ........................................... 25

    2.  Ekstraksi .................................................................................... 25

    3. 

    Penyiapan Alat dan Pembuatan Media ..................................... 27

    4. 

    Pengambilan Apusan dan Isolasi Bakteri ................................. 27

    5.  Pengecatan Gram ……………………………………………..  29

    6.  Uji Aktivitas Antibakteri .......................................................... 32

    F.  Analisis Hasil .................................................................................... 35

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 36

    A. 

    Determinasi dan Pengumpulan Sampel ............................................ 36

    B. 

    Ekstraksi ............................................................................................ 36

    C.  Pengambilan Apusan Plak Gigi dan Pembiakan .............................. 38

    D.  Isolasi dan Pengecatan Gram Bakteri Plak Gigi ................................ 39

    E.  Uji Aktivitas Antibakteri ................................................................... 44

    BAB V. PENUTUP ...................................................................................... 49

    A. 

    Kesimpulan ...................................................................................... 49

    B. 

    Saran ................................................................................................ 49

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 50

    LAMPIRAN ................................................................................................. 54

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    12/64

     

    xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel I. Klasifikasi Organisme pada Plak Gigi ……………………………. 10

    Tabel II. Perbedaan Bakteri Gram Negatif dan Bakteri Gram Positif ……… 13

    Tabel III. Komposisi Pembuatan Seri Konsentrasi Ekstrak Biji

    Buah Pepaya ……………………………………………………… 33

    Tabel IV. Hasil Pengecatan Gram dan Pengamatan Morfologi 7 Koloni

    Bakteri dari Apusan Plak Gigi ......................................................... 40

    Tabel V. Hasil Pengamatan Koloni Bakteri Hasil Pemisahan pada

    Media Agar ...................................................................................... 42

    Tabel VI. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Buah Pepaya

    terhadap Bacillus sp., Staphylococcus sp., dan Streptococcus sp.

    Gram Positif .................................................................................... 45

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    13/64

     

    xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Biji Buah Pepaya ………………………………………………  6

    Gambar 2. Plak Gigi ………………………………………………………. 9

    Gambar 3. Zona Radikal dan Zona Iradikal ................................................. 19

    Gambar 4. Diagram Alir Preparasi Sampel dan Ekstraksi Biji

    Buah Pepaya ………………………………………………… .. 26

    Ganbar 5. Diagram Alir Pengambilan Apusan dan Isolasi Bakteri

    dari Plak Gigi …. ....................................................................... 28

    Gambar 6. Diagram Alir Pengecatan Gram …………………………... .... 31

    Gambar 7. Diagram Alir Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji

    Buah Pepaya terhadap Bakteri Hasil Isolasi dari Plak Gigi …… 34

    Gambar 8. Koloni Bakteri dari Apusan Plak Gigi ...................................... 39

    Gambar 9. Hasil Pengecatan Gram dan Pengamatan Morfologi ............... . 40

    Gambar 10. Koloni dari Ketiga Bakteri Uji ................................................ .. 43

    Gambar 11. Hasil Pengecatan Gram dan Pengamatan Morfologi Bakteri

    Hasil Isolasi (Bakteri Uji) .................................................... ..... 43

    Gambar 12. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Buah

    Pepaya (Carica papaya) terhadap Bacillus sp.,

    Staphylococcus sp., dan Streptococcus sp. Gram Positif ………  45

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    14/64

     

    xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Determinasi Tanaman Pepaya(Carica papaya)........................ 55

    Lampiran 2. Hasil Pemindahan 7 Koloni Bakteri dari Plak Gigi.................. 56

    Lampiran 3. Hasil Pengecatan 7 Koloni Bakteri dari Plak Gigi ................... 57

    Lampiran 4. Gambar Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji

    Buah Pepaya (Carica papaya) terhadap Bacillus sp.

    Gram Positif .... ......................................................................... 59

    Lampiran 5. Gambar Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol BijiBuah Pepaya (Carica papaya) terhadap Staphylococcus sp.

    Gram Positif .............................................................................. 60

    Lampiran 6. Gambar Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji

    Buah Pepaya (Carica papaya) terhadap Streptococcus sp.

    Gram Positif .............................................................................. 61

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    15/64

     

    xv

    DAFTAR SINGKATAN

    µL : mikroliter

    mL : mililiter

    mm : milimeter

    cm : centimeter

    CMC-Na : Natrium Carboxy Methyl Cellulose 

    DDH : Diameter Daya Hambat

    LAF : Laminar Air Flow 

    MHA : Mueller Hinton Agar  

     NA : Nutrient Agar

     NB : Nutrient Broth

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    16/64

     

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kesehatan gigi merupakan hal yang sangat penting. Apabila kesehatan

    gigi tidak diperhatikan mengakibatkan penyakit gigi. Penyebab utama penyakit

    gigi, yaitu plak, yang menyebabkan karies maupun radang periodonsium.

    Akibat dari penyakit gigi ini tidak hanya kehilangan gigi, namun bakteri dapat

    menyebar melalui aliran darah ke organ-organ tubuh yang penting lainnya

    (Zaenab, dkk. 2004). Data Departemen Kesehatan tahun 2007 menunjukkan

     bahwa 72,1 persen penduduk Indonesia mempunyai pengalaman karies atau

    gigi berlubang yang 46,6 persen di antaranya merupakan karies aktif yang

     belum dirawat (Anonim, 2008).

    Plak gigi merupakan kumpulan berbagai macam bakteri di atas pelikel

     permukaan gigi. Pembentukan plak didahului oleh pelikel yang terdiri dari

    glikoprotein dari saliva. Di atas pelikel ini akan menempel berbagai macam

     bakteri yang membentuk koloni (Prijantojo, 1996). Pencegahan penyakit gigi

    dapat dilakukan dengan mengontrol plak yang terbentuk. Kontrol plak adalah

     pengangkatan plak gigi dan pencegahan akumulasi plak pada gigi. Kontrol plak

    dapat dilakukan dengan cara mekanis dan kimiawi. Kontrol plak secara

    mekanis dilakukan dengan menggunakan sikat gigi atau dental floss,

    sedangkan secara kimiawi menggunakan obat kumur atau pasta gigi

    (Sunarintyas,dkk, 2008).

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    17/64

    2

    Untuk pencegahan plak secara optimal, para pakar di bidang

    Periodontologi melakukan penelitian menggunakan senyawa antibakteri.

    Pemakaian senyawa antibakteri sebagai obat kumur ataupun pasta gigi

    mempunyai peran ganda yaitu sebagai pencegahan langsung plak  supragingiva 

    dan sebagai terapi langsung terhadap plak subgingiva. Sampai sekarang kontrol

     plak secara kimia dengan menggunakan senyawa antibakteri dalam obat kumur

     berkembang dengan pesat di lingkungan dokter gigi maupun masyarakat

    ( Prijantojo, 1996). 

    Selama ini terdapat kendala dalam penggunaan senyawa antibakteri,

    khususnya dalam terapi gigi, karena adanya peningkatan resistensi dari bakteri

     patogen. Sebagai contoh, adanya resistensi bakteri terhadap sebagian besar

    antibiotik yang umum digunakan untuk mengobati infeksi oral seperti

     penisilin, sefalosporin, eritromisin, tetrasiklin dan turunannya serta

    metronidazol. Sementara itu  agen antibakteri lain yang digunakan dalam

     pencegahan dan pengobatan penyakit mulut adalah cetylpyridinium chlorida,

    chlorheksidin, amina fluorida yang umumnya terdapat dalam pasta gigi

    dilaporkan menunjukkan efek samping munculnya noda pada gigi. Etanol yang

    umumya terkandung dalam obat kumur dilaporkan dapat menimbulkan resiko

    kanker mulut apabila digunakan dalam jangka panjang (Enzo, 2011).

    Mengingat tingginya prevalensi penyakit karies gigi, peningkatan

    resistensi bakteri terhadap beberapa antibiotik serta efek samping dari beberapa

    agen antibakteri yang saat ini digunakan dalam terapi gigi maka dibutuhkan

    alternatif pencegahan dan pengobatan penyakit gigi yang aman dan efektif

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    18/64

    3

    serta ekonomis. Masyarakat Indonesia banyak menggunakan tumbuhan obat

    sebagai pilihan karena mudah diperoleh, harganya relatif murah dan efek

    sampingnya kecil. Selain itu pengolahan tumbuhan obat menjadi obat

    tradisional relatif mudah sehingga dapat dilakukan secara mandiri.

    Biji pepaya merupakan salah satu contoh bagian buah yang dapat

    dimanfaatkan sebagai obat tradisional yang berkhasiat sebagai antibakteri.

    Srivastava et al   (2010) menyatakan, ekstrak etanol biji buah pepaya mentah

    dapat menghambat pertumbuhan  Eschericia coli,  Bacillus subtilis,

    Staphylococcus aureus,  Micrococcus luteus dan  Pseudomonas aeruginosa 

    dengan diameter daya hambat untuk masing-masing bakteri sebesar 14 mm,

    10 mm, 8 mm, 10 mm dan 9 mm.

    Hasil uji fitokimia terhadap ekstrak etanol biji buah pepaya diketahui

    mengandung senyawa metabolit sekunder golongan alkaloid, tanin, flavonoid,

    saponin dan fenol. Diduga adanya senyawa golongan alkaloid,tanin dan fenol

    yang berperan dalam aktivitas antibakteri ekstrak biji pepaya terhadap keempat

     bakteri uji (Okoye, 2011).

    Berdasarkan uraian tersebut, peneliti terdorong untuk menguji aktivitas

    antibakteri ekstrak etanol biji buah pepaya matang (Carica papaya) terhadap

     bakteri pada plak gigi secara in vitro dan dari hasil pengujian akan didapatkan

    konsentrasi optimum dari ekstrak biji pepaya yang efektif menghambat

     pertumbuhan bakteri pada plak gigi.

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    19/64

    4

    B. Perumusan Masalah

    1. 

    Bagaimanakah bentuk dan susunan sel dari bakteri yang diisolasi dari plak

    gigi?

    2.  Bagaimanakah sifat gram dari bakteri yang diisolasi dari plak gigi?

    3.  Apakah ekstrak etanol biji buah pepaya (Carica papaya) mempunyai

    aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri yang diisolasi dari plak

    gigi? 

    4.  Berapakah konsentrasi optimum ekstrak etanol biji pepaya yang dapat

    menghambat pertumbuhan bakteri yang diisolasi dari plak gigi?

    C. Tujuan Penelitian

    1.  Mengetahui bentuk dan susunan sel dari bakteri yang diisolasi dari plak

    gigi.

    2.  Mengetahui sifat gram dari bakteri yang diisolasi dari plak gigi.

    3.  Mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol biji buah pepaya

    (Carica papaya) terhadap pertumbuhan bakteri yang diisolasi dari plak gigi.

    4.  Mengetahui konsentrasi optimum ekstrak etanol biji pepaya yang dapat

    menghambat pertumbuhan bakteri yang diisolasi dari plak gigi.

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    20/64

    5

    D. Manfaat Penelitian

    1. Diharapkan ekstrak biji pepaya dapat digunakan sebagai senyawa antibakteri

    alternatif yang berperan dalam pengurangan plak gigi dan pencegahan

     penyakit gigi.

    2. Diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan peneliti lain untuk

    mengembangkan sediaan senyawa antibakterri alternatif sebagai penunjang

     pencegahan penyakit gigi.

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    21/64

     

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A.  Tinjauan Pustaka

    1.  Pepaya (Carica papaya Linn.)

    a.  Klasifikasi Ilmiah

    Kingdom : Plantae

    Subkingdom : Tracheobionta

    Superdivisio : Spermatophyta

    Divisio : Magnoliophyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Subkelas : Dilleniidae 

    Ordo : Violales 

    Familia : Caricaceae 

    Genus : Carica 

    Spesies : Carica papaya Linn. (Van Steenis,1992)

    b.  Morfologi

    Tanaman pepaya merupakan jenis semak berbentuk pohon dengan

     batang yang lurus, bulat silindris, di atas bisa bercabang bisa tidak. Sebelah

    dalam serupa spons dan berongga, di luar terdapat tanda bekas daun yang

     banyak, tinggi 2,5 – 10 m. Daun berjejal pada ujung batang dan ujung

    cabang; tangkai daun bulat silindris, berongga, panjang 25  –   100 cm;

    helaian daun bulat telur bulat, bertulang daun menjari, bercangap menjari

    Gambar 1. Biji Buah Pepaya

    (Anonim,2009)

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    22/64

    7

     berbagi menjari, ujung runcing dan pangkal berbentuk jantung, garis tengah

    25  –   75 cm, taju selalu berlekuk menyirip tidak beraturan. Bunga hampir

    selalu berkelamin 1 dan berumah 2, tetapi kebanyakan dengan beberapa

     bunga berkelamin 2 pada karangan bunga yang jantan. Bunga jantan pada

    tandan yang serupa malai dan bertangkai panjang; kelopak sangat kecil;

    mahkota berbentuk terompet, putih kekuningan, dengan tepi yang bertaju 5

    dan tabung yang panjang, langsing, taju terputar dalam kuncup; kepala sari

     bertangkai pendek dan duduk. Bunga betina kebanyakan berdiri sendiri;

    daun mahkota lepas atau hampir lepas, putih kekuningkuningan, bakal buah

     beruang 1; kepala putik 5, duduk. Buah buni bulat telur memanjang atau

     bentuk “ peer ” (seperti bohlam lampu), berdaging dan berisi cairan. Jumlah

     biji banyak, dibungkus oleh selaput yang berisi cairan, di dalamnya berduri

    tempel berjerawat (Van Steenis,1992).

    c.  Kandungan kimia dan manfaat

    1)  Daun

    Daun pepaya mengandung alkaloid karpain, pseudokarpain dan

    dehidrokarpain I dan II, kolin, karposid, vitamin C dan E. Penggunaannya

    sebagai antimalaria, kejang perut, asma, beri-beri dan demam serta

    membalut luka(daun segar). Daun pepaya muda digunakan sebagai

    sayuran (Krishna et al.,2008, Prihatman,K.,2000).

    2)  Buah

    Buah pepaya mengandung protein, lemak, serat, karbohidrat,

    mineral, tiamin, riboflavin, niasin, karoten, vitamin C, dan komponen

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    23/64

    8

    volatil. Selain itu, buah pepaya juga mengandung alkaloid, benzyl β -

     Dglucoside, dan karpain. Untuk buah pepaya masak penggunaannya

    sebagai sumber vitamin C, diuretik, karminatif, disentri, diare kronis dan

    ekspektoran. Sedangkan untuk buah mentah penggunaannya sebagai

    laksatif, diuretik, anti bakteri (Astuti dan Krishna et al .,2008).

    3)  Biji

    Biji buah pepaya mengandung asam lemak, protein kasar,serat kasar

    dan minyak pepaya. Selain itu terkandung juga karpain,

    benzylisothiocyanate,  glucotropacolin, β-sitosterol, karikin dan enzim

    mirosin. Biji buah pepaya digunakan sebagai obat cacing gelang,

    gangguan pencernaan, diare, kontrasepsi pria dan penyakit kulit serta

     pengobatan infeksi yang disebabkan bakteri (Krishna et al .,dan

    Sukadana,I., 2008).

    4)  Getah

    Getah pepaya mengandung enzim, papain dan kemopapain,

     glutamine cyclotransferase, pektin, D-galaktase, L-arabinose, peptidase A

    dan B dan  lysozymes. Getah pepaya digunakan sebagai antihelmintik,

    mengurangi dispepsia, mengobati diare, penggunaan topikal untuk luka

     bakar (Anonim, 2000 b, Krishna et al .,2008).

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    24/64

    9

    2.  Plak Gigi

    Sebelum infeksi dimulai, di atas email gigi terbentuk suatu plak

    (semacam lempeng). Plak gigi dapat didefinisikan sebagai kumpulan bakteri

    dan bahan organik pada permukaan gigi. Jasad-jasad renik ini tertanam dalam

    matriks bahan organik yang sebagian besar terdiri dari protein dan

     polisakarida yang sebagian berasal dari liur dan sebagian dari hasil

    metabolisme bakteri. Matriks ini mengikatkan jasad-jasad renik pada

     permukaan gigi (Pelczar & Chan,1988).

    Gambar 2. Plak Gigi

    (Anonim, 2011)

    Haake et al , 2002 dalam Christianty, 2008 menyatakan plak gigi dapat

    diklasifikasikan menjadi dua jenis sebagai berikut:

    1.  Plak supragingival  

    Plak supragingival  terletak pada atas tepi gingiva. Plak  supragingival  yang

     berkontak langsung dengan tepi gingiva disebut plak marginal.

    2. 

    Plak subgingival  

    Plak  subgingival   terletak di bawah tepi gingiva, antara gigi dan jaringan

     sulcular gingiva.

    Komposisi utama plak gigi adalah mikroorganisme. Sedangkan 20-30%

     bagian plak gigi merupakan matriks materi ekstraselular yang terdiri dari

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    25/64

    10

    materi organik dan anorganik yang berasal dari saliva, produk-produk bakteri

    dan sisa makanan. Klaus et al, 1985 dalam Hatta, 2011 melaporkan klasifikasi

    mikroorganisme yang terdapat pada plak gigi yang dapat dilihat pada tabel I. 

    Tabel I. Klasifikasi Mikroorganisme pada Plak Gigi

    BENTUK

    GRAM (+) POSITIF GRAM (-) NEGATIF

    Anaerob

    FakultatifAnaerob Anaerob Fakultatif Anaerob

    Coccus

    ( bulat )Streptococcus

    S. MutanS. Mitis

    Staphylococcus

    Micrococcus

    Streptococcus

    S. Intermedius

    Peptostreptococcus

    Peptococcus

    Nesseria

    Branhamella

    Veilonnella

    Acidaminococcus

     Bacillus

    ( batang )Actinomyces

     A. nauslundii A. viscosus

    Bacterionema

    Rothia

    Lactobacillus

    Actinomyces

     A. israelli

    Arachina

    Eubacterium

    Bifidobacterium

    Propionibacterium

    Clostridium

    Actinobacilus

    Capnocytophaga

    C. gingivalis

    C. ochracea

    C. sputigena

    Eikenella E. corrodens

    Campylobacter

    Haemophilus

    Bacteroides

     B. gingivalis B. melaninogenicus

     B ss.intermedius

     B ss.melaninogenicus

    Fusobacterium

     F. naviforme F. nucleatum

    Spirochaeta TreponemaT. denticola

    T. macrodentiumT.oralis 

    3.  Kontrol Plak

    Kontrol plak gigi adalah pengangkatan plak gigi dan pencegahan

    akumulasi plak pada gigi dan yang berbatasan dengan permukaan gusi.

    Metode pengontrolan plak gigi dikatakan efektif apabila : semua plak gigi

    terangkat, jumlah plak gigi bekurang sampai di bawah batas ancaman

    terjadinya penyakit akibat plak gigi dan patogenesitas plak gigi hilang. Ada

    dua cara untuk mengontrol plak gigi yaitu secara mekanis dan kimiawi. Cara

    mekanis dilakukan dengan cara menyikat gigi dan penggunaan benang gigi

    (dental floss) sedangkan cara kimiawi dilakukan dengan cara mengontrol plak

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    26/64

    11

    dengan menggunakan bahan-bahan kimia yang pada umumnya

    dikombinasikan dalam bentuk sediaan pasta gigi dan obat kumur (Addy,

    1986, Haake et al , 2002).

    Agen kimiawi untuk kontrol plak antara lain :

    1.  Antibiotics

    2.  Enzymes

    3.  Bisbiguanides

    4.  Quaterary ammonium compounds

    5.  Natural compounds

    6. 

     Fluorides

    7.  Metal ions

    8.  Oxygenating agents

    9. 

    Other antiseptics (Addy.1986) 

    4. Bakteri

    Bakteri adalah mikroorganisme uniseluler yang tidak memiliki

    klorofil, sel bakteri mirip dengan sel tumbuhan atau hewan terdiri atas

    sitoplasma dan dinding sel. Bakteri berkembang biak dengan cara

     pembelahan diri, dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop (Dwijoseputro,

    1994). Bakteri dapat diklasifikasikan berdasarkan morfologi, biokimia dan

     perwarnaan Gram (bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif).

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    27/64

    12

    Berdasarkan morfologi, yaitu bentuk, ukuran dan susunan sel, bakteri

    dibagi dalam tiga bentuk utama, yaitu : bulat(coccus), batang(bacillus) dan

     spiral .

    a.  Coccus ( bulat )

    1)   Monococcus : bakteri yang hanya berbentuk satu bulat tunggal.

    2)   Diplococcus  : bakteri berbentuk bulat yang berpasangan.

    3)  Streptococcus  : bakteri berbentuk bulat yang tersusun seperti

    rantai.

    4)  Staphylococcus  : bakteri berbentuk bulat yang bergerombol tak

    teratur  seperti untaian buah anggur.

     b.   Bacillus ( batang )

    1) Basil tunggal : bakteri yang hanya berbentuk satu batang tunggal.

    2) 

     Diplobacillus : bakteri berbentuk batang yang berpasangan.

    3) Streptobacillus : bakteri berbentuk batang yang tersusun

    memanjang membentuk rantai.

    c.  Spiral

    1) 

    Vibrio  : berbentuk batang bengkok atau koma.

    2) 

    Spirillum  : berbentuk spiral kasar. Sel tubuhnya umumnya kaku.

    3) 

    Spirochaeta  : berbentuk spiral yang bersifat lentur. (Anonim 1993,

    Irianto, 2002).

    Berdasarkan pewarnaan Gram, bakteri dibedakan menjadi bakteri Gram

     positif dan bakteri Gram negatif. Perbedaan bakteri Gram positif dan bakteri

    Gram negatif dapat dilihat pada tabel III.

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    28/64

    13

    Tabel III. Perbedaan Bakteri Gram Negatif dan Bakteri Gram Positif

    ( Anonim,1993 & Irianto, 2002)

    Sifat Gram positif Gram negatifDinding sel :

    Lapisan peptidoglikan

    -  Kadar lipid Lebih tebal Lebih tipis

    1 –  4% 11 –  22%

    Toksin yang dibentuk Eksotoksin endotoksin

    Sifat tahan asam Ada yang tahan asam Tidak ada yang tahan

    asam

    Sensitifitas terhadap

    antibiotik

    Sensitif terhadap

     penisilin

    Sensitif terhadap

    streptomisin

    Sensitifitas terhadap

    senyawa alkali

    Resisten terhadap

    senyawa alkali

    Sensitif terhadap alkali

    Kelarutannya oleh 1%

    KOH

    Tidak larut oleh 1%

    KOH

    Larut oleh 1% KOH

    Sedangkan berdasarkan teori dasar (Anonim, 1993) perbedaan bakteri

    Gram positif dengan Gram negatif adalah sebagai berikut :

    a).  Teori Salton

    Teori ini berdasarkan kadar lipid yang tinggi (20%) di dalam dinding

    sel bakteri negatif Gam. Zat lipid ini larut selama pencucian dengan

    alkohol. Pori –  pori pada dinding sel membesar, sehingga zat warna yang

    sudah diserap mudah dilepaskan dan bakteri menjadi tidak berwarna.

    Bakteri positif Gram mengalami denaturasi protein pada dinding selnya

    oleh pencucian dengan alkohol. Protein menjadi keras dan beku, por-pori

    mengecil sehingga kompleks ungu kristal iodium dipertahankan dan sel

     bakteri tetap berwarna ungu. Bila dinding sel dilarutkan dengan lisosim

    maka terbentuklah protoplasma. Sel melepaskan kompleks ungu kristal

    iodium setelah dicuci dengan alkohol. Jadi dinding sel menahan keluarnya

    zat warna ungu.

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    29/64

    14

     b). 

    Permeabilitas dinding sel

    Teori ini berdasarkan tebal tipisnya lapisan peptidoglikan dalam

    dinding sel. Bakteri gram positif mempunyai susunan sel dinding yang

    kompak dengan lapisan peptidoglikan yang terdiri dari 30 lapisan.

    Permeabilitas kurang dan komplek ungu kristal iodium tidak dapat keluar.

    Bakteri gram negatif mempunyai lapisan peptidoglikan yang tipis, hanya

    1-2 lapisan dan susunan dinding sel tidak kompak. Permeabilitas dinding

    sel lebih besar, sehingga masih memungkinkan terlepasnya komplek ungu

    kristal iodium.

    5.  Ekstraksi

    Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

    sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.

    Tujuan dari ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang

    terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa

    komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada

    lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk kedalam pelarut (Anonim,

    2000

    a

    ).

    Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi

    senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan

     pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan

    dan masa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa hingga

    memenuhi baku yang telah ditetapkan (Anonim,1986).

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    30/64

    15

    a. 

    Cairan penyari

    Pemilihan cairan penyari harus mempertimbangkan banyak faktor.

    Cairan penyari yang baik harus memenuhi kriteria berikut :

    1).  Mudah diperoleh

    2).  Stabil secara fisika dan kimia

    3).  Bereaksi netral

    4).  Tidak mudah terbakar

    5).  Selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang dikehendaki

    6).  Tidak mempengaruhi zat berkhasiat

    7). 

    Diperbolehkan oleh peraturan (Anonim,1986).

     b.  Metode Ekstraksi

    Metode ekstraksi ada 2 tipe yakni cara dingin dan cara panas. Pada

     penelitian ini digunakan metode ekstraksi cara dingin salah satunya

    maserasi. Maserasi merupakan penyarian sederhana. Maserasi dilakukan

    dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan

     penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang

    mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan

    konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel,

    maka larutan yang terpekat didesak antara larutan di dalam sel dengan di

    luar sel. Pada umunya, maserasi dilakukan dengan cara 10 bagian simplisia

    dengan derajat kehalusan tertentu dimasukkan dalam bejana, kemudian

    dituang dengan 75 bagian cairan penyari. Keuntungan maserasi adalah

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    31/64

    16

     pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana dan mudah dilakukan

    ( Anonim,1986 ).

    6.  Senyawa Antibakteri

    Antibakteri adalah senyawa atau zat yang dapat membunuh atau

    menghambat pertumbuhan bakteri. Zat-zat ini dapat diperoleh secara alami,

    melalui semisintesis, dan melalui modifikasi molekul biosintetik, yang

     bekerja membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri (Madigan, et al .,

    2003). Antibakteri ada yang bersifat menghambat pertumbuhan bakteri,

    dikenal sebagai aktivitas bakteriostatik, dan ada yang bersifat membunuh

     bakteri dikenal sebagai aktivitas bakterisid (Santoso, 2007). Kriteria zat aktif

    yang dapat digunakan sebagai antibakteri adalah toksisitas zat aktif bersifat

    selektif (zat tersebut harus dapat menghambat atau mematikan bakteri seraya

    menyebabkan kerusakan kecil saja terhadap sel inang atau sama sekali tidak

    merusak), zat tersebut harus mampu menembus sel dan jaringan inang serta

    tidak mengubah mekanisme pertahanan alami sel inang tersebut, inang tidak

    menjadi alergi (sangat peka) terhadap zat aktif, organisme tidak mudah

    resisten terhadap zat aktif yang digunakan dan zat aktif itu harus mencapai

    tempat infeksi (Pelczar & Chan, 1988). Mekanisme kerja antibakteri dibagi

    menjadi 4 mekanisme antara lain :

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    32/64

    17

    a. Penghambatan sintesis dinding sel

    Antibakteri ini bekerja pada dinding sel. Oleh karena tekanan osmotik

    dalam sel kuman lebih tinggi daripada diluar sel maka kerusakan dinding

    sel kuman akan menyebabkan terjadinya lisis.

     b. Mengganggu fungsi membran sel

    Sitoplasma semua sel hidup dibatasi oleh selaput sitoplasma, yang

     bekerja sebagai penghalang dengan permeabilitas selekif, melakukan

    fungsi pengangkutan aktif, dan dengan demikian mengendalikan susunan

    dalam dari sel. Bila integritas fungsi selaput sitoplasma terganggu,

    makromolekuler dan ion akan lulus dari sel, dan terjadilah kerusakan atau

    kematian sel.

    c. Penghambatan sintesis protein

    Antibakteri ini bekerja dengan mengganggu sintesis protein yang

    dilakukan oleh mRNA dan tRNA yang berlangsung di ribosom.

    d. Penghambatan sintesis asam nukleat

    Antibakteri ini bekerja menghambat sintesis RNA bakteri atau DNA

     bakteri (Jawetz et al , 2007).

    Antibakteri dapat bekerja secara bakteriostatik maupun bakterisidal.

    Bakteriostatik merupakan kemampuan menghambat multiplikasi bakteri.

    Multiplikasi bakteri akan berlangsung kembali jika unsur tersebut tidak ada.

    Sedangkan bakterisidal merupakan kemampuan mematikan bakteri sehingga

     bakteri tidak dapat bermultiplikasi meskipun sudah tidak ada hubungan lagi

    dengan unsur itu (Jawetz et al ., Mycek et al .,2001).

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    33/64

    18

    7.  Uji aktivitas antibakteri

    Salah satu metode pengujian aktivitas antibakteri adalah metode

    difusi. Metode difusi dapat dilakukan 3 cara yaitu metode silinder, lubang dan

    cakram kertas. Metode silinder yaitu meletakkan beberapa silinder yang

    terbuat dari gelas atau besi tahan karat di atas media agar yang telah

    diinokulasi dengan bakteri. Tiap silinder ditempatkan sedemikian rupa hingga

     berdiri di atas media agar, diisi dengan larutan yang akan diuji dan

    diinkubasi. Setelah diinkubasi, pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat

    ada tidaknya daerah hambatan di sekeliling silinder. Metode lubang yaitu

    membuat lubang pada agar padat yang telah diinokulasi dengan bakteri.

    Jumlah dan letak lubang disesuaikan dengan tujuan peneitian, kemudian

    lubang diisi dengan larutan yang akan diuji. Metode cakram kertas yaitu

    meletakkan cakram kertas yang telah direndam larutan uji di atas media padat

    yang telah diinokulasi dengan bakteri (Kusmiyati,2007). Pada metode difusi

     juga dikenal dua macam zona hambat yaitu :

    a.  Zona Radikal

    Merupakan suatu daerah di sekitar disk dimana sama sekali tidak

    ditemukan pertumbuhan bakteri. Potensi antibakteri tersebut diukur

    dengan menggunakan diameter zona radikal tersebut.

     b.  Zona Irradikal

    Merupakan suatu daerah di sekitar disk dimana pertumbuhan

     bakteri dihambat oleh antibakteri tetapi tidak dimatikan. Di sini akan

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    34/64

    19

    terlihat pertumbuhan yang kurang subur dibanding dengan daerah di luar

     pengaruh antibakteri tersebut (Pelczar & Chan, 1988).

    Gambar 3. Zona Radikal dan Zona Iradikal (Stephen.,2005)

    Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan mengukur zona

    hambat. Makin besar zona hambatan, makin peka bakteri uji tersebut.

    Menurut Davis dan Stout (1971) bila diameter daerah hambatan 5mm atau

    kurang maka aktifitas penghambatannya dikategorikan lemah, 5-10 mm

    dikategorikan sedang, 10-19 mm dikategorikan kuat dan 20 mm atau lebih

    dikategorikan sangat kuat.

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    35/64

    20

    B.  Kerangka Pemikiran

    Biji buah pepaya (Carica papaya) merupakan salah satu bagian tumbuhan

    yang memiliki khasiat antibakteri. Diketahui dari penelitian sebelumnya, ekstrak

     biji pepaya dapat menghambat pertumbuhan  Eschericia coli,  Bacillus subtilis,

    Staphylococcus aureus,  Micrococcus luteus dan  Pseudomonas aeruginosa  secara

    in vitro. Biji buah pepaya mengandung senyawa metabolit sekunder yang

     berperan dalam aktivitas antibakteri yakni alkaloid, tanin dan fenol.

    Plak gigi merupakan agen terbesar penyebab karies gigi. Pencegahan

     penyakit gigi dapat dilakukan dengan mengontrol pembentukan plak gigi salah

    satunya dengan penggunaan obat kumur yang mengandung senyawa antibakteri.

    Pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol biji pepaya

    terhadap bakteri hasil isolasi koloni bakteri apusan plak gigi dengan metode difusi

     padat yakni metode sumuran. Ekstrak didapatkan dengan cara maserasi

    menggunakan etanol 70%.

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    36/64

    21

    C.  Keterangan Empiris

    Tanaman pepaya ( Carica papaya  ) merupakan salah satu tanaman yang

    dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Secara tradisional biji buah pepaya

    dimanfaatkan sebagai demam tifoid, diare dan penyakit kulit.

    Berdasarkan penelitian Srivastava,et al.  (2010), ekstrak etanol 70% biji

     pepaya mentah dengan konsentrasi 100µg/mL dapat menghambat pertumbuhan

     bakteri  Escherichia coli,  Bacillus subtilis,  Micrococcus luteus,  Pseudomonas

    aeruginosa, Staphylococcus aureus dengan diameter zona hambat masing-masing

    sebesar 14 mm, 10 mm, 10 mm, 9 mm, dan 8 mm.

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    37/64

     

    22 

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A.  Desain Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif. Data berupa aktivitas

    antibakteri ekstrak biji buah pepaya terhadap bakteri yang terdapat pada plak gigi.

    Bakteri uji ini merupakan hasil isolasi dari bakteri pada plak gigi yang ditinjau

    dari bentuk dan susunan sel serta sifat gramnya.

    B.  Alat yang Digunakan

    1.  Ekstraksi

    Seperangkat alat maserasi, grinder , timbangan analit, kertas saring, kain

    flanel, corong kaca, ayakan nomor 40 dan 60, batang pengaduk, vacuum

    rotary evaporator   (Stewart®), lemari es, gelas beker, gelas ukur, kaca arloji,

    waterbath, oven, cawan porselen.

    2.  Preparasi alat dan pembuatan media bakteri

     Autoclave (Sturdy®), LAF cabinet (Labconco®), erlenmeyer, gelas ukur,

    kompor listrik (Labortechnik 

    ®

    ), batang pengaduk, timbangan analit (Mettler

    Toledo®), oven (Memmert®).

    3. 

    Pengambilan Apusan dan Isolasi Bakteri Uji

    Cotton Budd steril, cawan petri, tabung reaksi, handscoon, bunsen

    burner , jarum ose, inkubator (P-Selecta®

    ), masker, botol flakon, LAF cabinet

    (Labconco®).

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    38/64

    23 

    4. 

    Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

    Labu erlenmeyer, jarum ose,  shaker (Labortechnik ®

    ), LAF cabinet

    (Labconco®), tabung reaksi (Pyrex

    ®), gelas ukur,

    5.  Pengecatan Gram dan Pemisahan Koloni Bakteri

    Kertas label, handscoon, masker, jarum ose, object glass, degglass,

    tabung reaksi, bunsen burner , mikroskop (Olympus CX-21®), pipet tetes,

    spidol, cawan petri.

    6.  Uji Aktivitas Antibakteri

    Tabung reaksi (Pyrex®), rak tabung reaksi, cawan petri, ose,  yellow tip,

    1 set mikro pipet digital 10µL-100µL (Masterpette®), bunsen burner, gelas

    ukur,, pelubang gabus, autoklaf,  Laminar Air Flow  (LAF) cabinet

    (Labconco®), inkubator, jangka sorong digital (Bdq

    ®). Labu erlenmeyer,

     jarum ose, shaker (Labortechnik ®).

    C.  Bahan yang Digunakan

    1.  Bahan Utama

    Biji buah pepaya matang (Carica papaya Linn) yang diperoleh dari

     pedagang buah di Pasar Gede, Surakarta.

    2. 

    Cairan Penyari

    Etanol 70% (teknis)

    3.  Bakteri Uji

    Hasil isolasi bakteri dari apusan plak gigi.

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    39/64

    24 

    4. 

    Pengambilan Apusan dan Isolasi Bakteri

    Alkohol 70%, akuades steril, larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%)

    steril, Media NA ( Nutrient Agar ) (Merck ®

    ) dan media agar darah steril.

    5.  Pembuatan Stok Bakteri

    Media NA ( Nutrient Agar ) steril, akuades.

    6.  Pengecatan Gram

    Bakteri yang diambil dari koloni apusan plak, cat gram A, cat gram B,

    cat gram C, cat gram D, tissue, kapas.

    7.  Uji Aktivitas Antibakteri

    Media MHA ( Mueller Hinton Agar ) (Merck ®), akuades steril, etanol

    70%, larutan CMC 0,1%, larutan amoksisilin 0,03%, kapas, Media NB

    ( Nutrient Broth) (Merck ®

    ) steril, akuades.

    D.  Waktu dan Tempat Penelitian

    1.  Waktu

    Penelitian ini dilakukan pada Mei  –  Agustus 2012

    2.  Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Pusat Sub Lab Mikrobiologi

    UNS dan Laboratorium Teknologi Farmasi FMIPA UNS.

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    40/64

    25 

    E.  Tahapan Pelaksanaan Penelitian

    Tahapan pelaksanaan penelitian ini meliputi determinasi dan preparasi

    sampel, pembuatan ekstrak, penyiapan alat dan pembuatan media, pengambilan

    apusan plak gigi, isolasi bakteri apusan plak gigi dan pengecatan gram serta uji

    aktivitas antibakteri secara in vitro.

    1.  Determinasi dan Preparasi Sampel (biji buah pepaya)

    Langkah ini bertujuan untuk memastikan kebenaran sampel biji buah

     papaya (Carica papaya Linn), dengan mencocokkan ciri-ciri morfologis yang

    ada pada biji buah dan tanaman papaya (Carica papaya Linn) terhadap

    kepustakaan,yakni buku Flora, yang dibuktikan oleh Lembaga Penelitian dan

    Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Setia Budi, Mojosongo-

    Surakarta.

    Biji buah pepaya matang yang telah dipisahkan dari bagian buah

    lainnya (sortasi basah) kemudian diambil dicuci di bawah air mengalir,

    ditiriskan dan dikeringkan. Pengeringan dapat dilakukan dengan dijemur di

     bawah sinar matahari dan dilapisi dengan kain hitam atau dioven pada suhu

    30-50ºC. Simplisia dipisahkan dari pengotor-pengotor (sortasi kering).

    Simplisia biji buah pepaya selanjutnya dihaluskan dan diayak menggunakan

    ayakan nomor 40/60.

    2. 

    Ekstraksi

    Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara maserasi yakni serbuk

    simplisia biji pepaya sebanyak 700 gram dimasukkan dalam bejana dan

    direndam dalam etanol 70% selama 3 hari sambil diaduk sesekali. Hasil

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    41/64

    26 

    maserasi (maserat) disaring dengan menggunakan kertas saring. Lalu filtrat

    (ekstrak) yang didapat dipekatkan dengan vacuum rotary evaporator   hingga

    seluruh pelarut terbuang. Apabila ekstrak yang didapat kurang kental atau

     pekat, ekstrak selanjutnya dapat diuapkan menggunakan waterbath  hingga

    didapat ekstrak kental. Ekstrak biji buah pepaya kemudian disimpan di dalam

    lemari es. Diagram alir preparasi sampel dan ekstraksi dapat dilihat pada

    gambar 4.

    Gambar 4. Preparasi Sampel dan Ekstraksi Biji Buah Pepaya

    Biji buah pepaya

    Dicuci

    Dikeringkan

    Dihaluskan dan diayak dengan

    ayakan 40/60 mesh

    Serbuk simplisia biji pepaya

    Maserasi dengan etanol

    70% selama 3 hari

    Disaring

    Pemisahan pelarut dengan

    vacuum rotary evaporator  

    Dipekatkan dengan waterbath 

    Ekstrak etanol bi i buah e a a

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    42/64

    27 

    3. 

    Penyiapan Alat dan Pembuatan Media

    Alat yang dipakai adalah alat yang dipinjam dari Laboratorium Biologi

    Pusat Sub Lab Mikrobiologi UNS dan Laboratorium Teknologi Farmasi

    FMIPA UNS. Alat yang digunakan dalam uji aktivitas antibakteri disterilisasi

    menggunakan autoklaf pada suhu 121oC pada tekanan 1atm selama 15 menit.

    Media dibuat dengan formulasi sesuai dalam kemasan. Media NA

    dibuat dengan cara melarutkan 2 gram NA dalam 100mL akuades. Media NB

    dibuat dengan cara melarutkan 0,4 gram NB kedalam 50mL akudes . Media

    MHA dibuat dengan cara melarutkan 11,4 gram bubuk media MHA

    dilarutkan dalam 300mL akuades.

    Pembuatan media dibantu dengan proses pemanasan untuk

    mempercepat pelarutan. Selanjutnya media disterilisasi menggunakan

    autoklaf selama 15 menit pada suhu 1210C dan tekanan 1 atm.

    4.  Pengambilan Apusan dan Isolasi Bakteri

    Apusan diambil dari plak gigi sukarelawan dengan cara mengusap plak

    gigi menggunakan cotton budd   steril. Apusan plak dilarutkan dalam larutan

    garam fisiologis (NaCl 0,9%) yang kemudian ditanam dan diratakan pada

    media NA menggunakan metode  streak plate dan diinkubasi selama 24 jam

     pada suhu 37oC. Masing-masing koloni yang tumbuh dipindahkan di media

     NA dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC. Kemudian tiap-tiap koloni

    yang telah dipilih diambil 1 ose dipindahkan ke media NA dan diinkubasi.

    Diambil 1 mata ose bakteri dan ditanam di media agar miring sebagai stok

     bakteri untuk dilakukan pengecatan gram dan pengamatan morfologi. Apabila

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    43/64

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    44/64

    29 

    5. 

    Pengecatan Gram

    Langkah awal pengecatan gram adalah membersihkan object glass dan 

    degglass dengan alkohol dan diberi label di bagian ujung object glass untuk

    membedakan bakteri yang akan dicat. Bagian bawah object glass diberi tanda

     bulatan berdiameter ± 1cm dengan spidol (sebagai daerah pengecatan

     bakteri). Pada sisi sebaliknya diteteskan 1 tetes akuades di daerah bulatan

    kemudian diambil 1 ose biakan bakteri secara aseptis dan diletakkan di daerah

     bulatan lalu diratakan.

    Setelah itu dilakukan proses fiksasi dengan cara melewatkan object

     glass  diatas nyala api hingga kering. Setelah difiksasi, preparat ditetesi

    dengan cat gram A dan dibiarkan selama 1-3 menit. Cat gram A dibuang

    dengan cara diserap menggunakan tisu kemudian dicuci di bawah air

    mengalir dan dikeringkan.

    Preparat digenangi cat gram B dan dibiarkan selama 1 menit kemudian

    dicuci dengan air dan dikeringkan. Object glass dimiringkan dan ditetesi cat

    gram C selama 30 detik (hingga warna hilang) kemudian dicuci dengan air

    mengalir dan dikeringkan. Preparat digenangi cat gram D dan dibiarkan

    selama 2 menit kemudian dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan.

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    45/64

    30 

    Tahap selanjutnya adalah pengamatan preparat di bawah mikroskop.

    Preparat ditutup dengan degglass yang sebelumnya diberi minyak emersi

    selanjutnya diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 1000x. Sel

     bakteri diamati bentuk dan warnanya. Sel bakteri berwarna merah muda

    menunjukkan bakteri Gram negatif sedangkan sel bakteri berwarna biru-ungu

    menunjukkan bakteri Gram positif. Diagram alir pengecatan Gram dapat

    dilihat pada gambar 6.

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    46/64

    31 

    Gambar 6. Pengecatan Gram

    di eroleh

    diamati DegglassMikroskop perbesaran kuat

    Morfologi bakteri, Gram negatif (merah muda), Gram positif (biru-ungu)

    dicuci cepat, dikering-anginkan, ditutup

    dikering-anginkan, ditetesi

    dicuci air, dikering-anginkan, ditetesi

    dibuang tanpa dicuci air, digenangi

    ditetesi diletakkan1 tetes aqua  1 ose biakan

     bakteri

    diperoleh

    digenangi

    diratakan

    Preparat kering

    dilewatkan

    didapat

    Cat gram A selama 1-3 menit

    Bulatan noda

     Nyala api

    Object Glass terbalik

    digambar

    diberidibersihkan

    dibalik

    Object

    GlassLabel

    Bulatan diameter ±1cm

    Daerah pengecatan

    mikroba

    Alkohol

    Cat Gram C selama 30 detik himgga warna hilang

    Cat Gram D selama 2 menit

    Cat Gram B selama 1 menit

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    47/64

    32 

    6. 

    Uji Aktivitas Antibakteri

    Langkah-langkah pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol biji

     pepaya adalah sebagai berikut :

    a.  Penyiapan alat

    Alat uji yang digunakan untuk uji aktivitas antibakteri disterilisasi

    dengan autoklaf pada suhu 121ºC, tekanan 1atm selama 15 menit.

     b.  Pembuatan stok bakteri uji

    Membiakkan bakteri uji yang diambil dari hasil isolasi bakteri plak

    gigi ke dalam media agar miring atau media yang diperkaya dalam tabung

    reaksi yang kemudian diinkubasi pada suhu 35-37ºC selama 24 jam.

    c.  Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

    Bakteri yang akan diuji disuspensikan dengan cara mengambil 1 mata

    ose stok kultur bakteri uji dan menumbuhkannya dalam media NB,

    kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370C dengan shaker .

    d.  Pembuatan Suspensi CMC-Na 0,1% b/v

    Suspensi CMC-Na 0,1% b/v dibuat dengan cara melarutkan 0,05 gram

    serbuk CMC-Na dilarutkan dalam 50 ml aquadest. Kemudian disterilisasi.

    e. 

    Pembuatan seri konsentrasi ekstrak etanol biji papaya

    Seri konsentrasi ekstrak etanol biji pepaya dibuat dengan cara

    mengambil sejumlah (gram) ekstrak biji buah pepaya sesuai dengan

    konsentrasi yang dibuat. Kemudian ekstrak ditambahkan suspensi CMC-

     Na 0,1% hingga volume larutan mencapai 2mL. komposisi pembuatan seri

    konsentrasi ekstrak sebagai berikut :

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    48/64

    33 

    Tabel IV. Komposisi Pembuatan Seri Konsentrasi Ekstrak Biji Buah Pepaya

    Konsentrasi (%) Ekstrak (gram) CMC-Na 0,1%(mL)

    0 0 ad 210 0,2 ad 2

    20 0,4 ad 2

    30 0,6 ad 2

    40 0,8 ad 2

    50 1,0 ad 2

    60 1,2 ad 2

    70 1,4 ad 2

    80 1,6 ad 2

    90 1,8 ad 2

    f.  Pembuatan Larutan Kontrol

    Kontrol yang digunakan pada uji aktivitas antibakteri ini terdiri dari

    kontrol suspensi CMC-Na 0,1% , kontrol etanol 70 % serta kontrol

    antibiotik (Amoksisilin) 0,03 %. Kontrol amoksisilin dibuat dengan cara

    melarutkan 0,03 gram dalam 10 mL akuades steril.

    g. 

    Pengujian Aktivitas Antibakteri

    Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi padat

    dan tehnik penanaman bakteri menggunakan tehnik  pour plate. Tahap

     pengujiannya sebagai berikut :

    1)  Menyiapkan media uji MHA disterilisasi pada suhu 121°C selama 15

    menit kemudian didinginkan hingga 40°C.

    2) 

    Suspensi bakteri uji dicampurkan secara aseptis ke dalam media MHA

    yang bersuhu 40°C dengan perbandingan 1:100 (bakteri : media)

    kemudian dihomogenkan.

    3)  Menuang media ke dalam cawan petri sebanyak 15 mL dan dibiarkan

    memadat.

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    49/64

    34 

    4) 

    Membuat lubang sumuran dengan menggunakan pelubang gabus

    dengan diameter lubang sebesar 6 mm pada media padat.

    5)  Memasukkan 20 µL seri konsentrasi ekstrak dan larutan kontrol ke

    dalam masing-masing lubang, kemudian diberi label dan diinkubasi

     pada suhu 35-37°C selama 24 jam. Masing-masing konsentrasi

    ekstrak dan larutan kontrol dilakukan replikasi sebanyak 2 kali.

    6)  Mengukur diameter daya hambat dengan pengukuran dari 3 sisi

    tiapmlubang. Kemudian nilai diameter dirata-rata.

    7)  Membandingkan nilai diameter daya hambat antar bakteri uji.

    Diagram alir pengujian aktivitas antibakteri dapat dilihat pada gambar 7.

    Gambar 7. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Buah Pepaya terhadap Bakteri

    Hasil Isolasi dari Plak Gigi

    Suspensi bakteri

    Dicampur ke media

    MHA bersuhu 40-50ºC

    Dituang ke petri masing-

    masing 15 mL Media memadat

    Dibuat lubang sumuran

    dengan diameter 6mm

    Dimasukkan 20 µL seri konsentrasiekstrak dan larutan kontrol

    Diinkubasi selama 24

     jam pada suhu 37ºCReplikasi 2 kali

    Diukur diameter daya hambat

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    50/64

    35 

    F.  Analisis Hasil

    Hasil berupa bakteri hasil isolasi dari apusan plak gigi yang dianalisa dari

     bentuk dan susunan sel serta sifat gramnya yang kemudian digunakan sebagai

     bakteri uji aktivitas antibakteri. Hasil dianalisa secara deskriptif dengan mengukur

    diameter daya hambat pada uji aktivitas antibakteri. Apabila diameter daya

    hambat yang terbentuk berupa lingkaran sempurna maka pengukuran cukup

    dilakukan 1-2 kali. Sedangkan apabila diameter daya hambat yang terbentuk

     berupa lingkaran yang tidak sempurna maka pengukuran dilakukan sebanyak 3

    kali. Makin besar nilai diameter daya hambat dapat menunjukkan ekstrak etanol

     biji buah pepaya memiliki aktivitas antibakteri yang optimal.

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    51/64

     

    36 

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A.  Determinasi dan Pengumpulan Sampel

    Determinasi tanaman dilakukan di Lembaga Penelitian dan Pengabdian

    Masyarakat (LPPM) Universitas Setia Budi, Mojosongo-Surakarta. Hasil

    determinasi menunjukkan bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini

    termasuk dalam famili Caricaceae dan merupakan spesies Carica papaya. Hasil

    determinasi dapat dilihat di Lampiran 1. Biji buah pepaya diambil dari buah

     pepaya matang. Sampel biji yang digunakan sejumlah 3kg berat basah. 

    B. Ekstraksi

    Biji buah pepaya disortasi, dicuci, ditiriskan dan dikeringkan. Pengeringan

    dilakukan dengan dua macam cara yakni pengeringan alamiah dan pengeringan

     buatan. Pengeringan alamiah dilakukan dengan cara menjemur biji di bawah sinar

    matahari dan dilapisi dengan kain hitam sedangkan pengeringan buatan dilakukan

    dengan dioven pada suhu 40-50ºC hingga biji kering optimal. Proses pengeringan

     bertujuan mengurangi kandungan air dan menghentikan reaksi enzimatik yang

    mungkin dapat menguraikan senyawa bioaktif dan menurunkan mutu atau

    merusak simplisia. Simplisia kering akan lebih awet, tidak rusak dan dapat

    digunakan atau disimpan dalam jangka waktu relatif lama

    Penggunaan kain hitam pada proses pengeringan alamiah bertujuan

    menyerap panas sinar matahari dan menghalangi sinar UV dari matahari

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    52/64

    37 

    mengenai biji buah pepaya secara langsung. SinarUV dapat merusak senyawa

    aktif yang terkandung dalam bagian tanaman yang dipanen. Biji buah pepaya

    yang telah kering disebut simplisia biji buah pepaya. Simplisia biji dipisahkan dari

     bahan asing seperti bagian tanaman selain biji yang masih tertinggal. Proses ini

    disebut sortasi kering. Simplisia biji buah pepaya diserbuk atau dihaluskan

    menggunakan alat penggiling. Penyerbukan ini bertujuan untuk memperluas

     permukaan partikel yang berinteraksi dengan pelarut sehingga penetrasi pelarut ke

    dalam jaringan tanaman berlangsung efektif, hal ini mempermudah melarutkan

    metabolit sekunder serta senyawa lainnya sehingga dapat terekstrak dengan

    sempurna (Cannel,1998). Serbuk simplisia biji buah pepaya diayak untuk

    menyeragamkan ukuran serbuk sehingga interaksi antar serbuk dengan pelarut

    sama. Hasil pengayakan didapatkan serbuk simplisia biji buah pepaya sebesar 700

    gram.

    Proses ekstraksi pada penelitian ini, menggunakan etanol 70% sebagai

    cairan penyari sesuai penelitian Srivastava et al  (2010) yang menyatakan bahwa

    ekstrak biji pepaya mentah dengan pelarut etanol 70% dapat menghambat

     berbagai jenis bakteri. Etanol bersifat inert, tidak toksik, mudah didapat. Selain

    itu etanol 70% bersifat polar sehingga efektif menyari senyawa polar yang

    terkandung dalam biji pepaya.

    Metode ekstraksi yang digunakan pada penelitian ini adalah maserasi.

    Selain sederhana dan mudah dilakukan, metode ini efektif untuk menjaga kualitas

    senyawa bioaktif yang tidak tahan panas. Maserasi dilakukan selama 3 hari

    disertai pengadukan yang bertujuan untuk mempermudah kontak pelarut pada

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    53/64

    38 

    rongga sel tumbuhan, sehingga senyawa yang terkandung di dalamnya dapat

    ditarik keluar oleh pelarut. Pengadukan dapat menimbulkan sirkulasi pelarut

    sehingga ekstraksi dapat berlangsung optimal (Ristiningsih, 2009). Hasil maserasi

    disaring menggunakan kain flanel dan didapatkan filtrat yang berwarna coklat

    kehitaman. Filtrat dipekatkan menggunakan vacuum rotary evaporator   dengan

    suhu 55ºC dan kecepatan putar 5rpm. Proses pengentalan dilanjutkan dengan

    menggunakan waterbath sehingga didapatkan ekstrak kental sejumlah 24,86

    gram.

    C.  Pengambilan Apusan Plak Gigi dan Pembiakan

    Spesimen plak gigi diambil dari plak gigi dua pasien di Medical Center  UNS

    dengan bantuan dokter gigi. Pengambilan sampel dilakukan secara aseptis.

    Masing-masing pasien diambil plak giginya pada bagian atas sebelah kanan dan

    kiri. Plak yang diambil adalah plak  supragingival  yakni plak yang terdapat di atas

    atau tepi gusi. Plak pada posisi tersebut mudah terlihat sehingga memudahkan

     proses pengambilannya. Plak gigi yang telah diambil selanjutnya dilarutkan dalam

    garam fisiologis (NaCl 0,9%) untukmengaktifkan (refresh) kembalisel-sel bakteri

    hasil apusan, melarutkan komponen plak gigi sehingga memudahkan

     pengapusannya ke media NA sebagai media biakan. Biakan apusan diinkubasi

     pada suhu 37ºC selama 24jam.

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    54/64

    39 

    D. 

    Isolasi dan Pengecatan Gram Bakteri Plak Gigi

    Dari total pertumbuhan biakan apusan plak gigi, dipilih 7 koloni yang

     berbeda kemudian dipisahkan dan ditanam di media NA. Pemilihan koloni

    didasarkan pada perbedaan bentuk dan warna koloni. Biakan koloni dibuat stok

    dalam media agar miring untuk dilakukan pengecatan gram. Koloni bakteri

    apusan plak gigi dan hasil pengecatan gram dapat dilihat di Gambar 4 dan

    Gambar 5 serta Tabel V.

    Gambar 8. Koloni bakteri dari apusan plak gigi

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    55/64

    40 

    Tabel V. Hasil Pengecatan Gram dan Pengamatan Morfologi7 Koloni Bakteri dari ApusanPlak Gigi

    Tabung

    Hasil Pengecatan

    Jenis BakteriMedia Isolasi

    Tahap IIBentuk Sel Susunan SelSifat

    Gram

    ACoccus

    (Bulat)

    BergerombolPositif

    Staphylococcus sp.Agar Darah

    Berderet Streptococcus sp.

    BCoccus

    (Bulat)

    BergerombolPositif

    Staphylococcus sp.Agar Darah

    Berderet Streptococcus sp.

    CCoccus

    (Bulat)

    Bergerombol Positif  

    Staphylococcus sp.Agar Darah 

    Berderet  Streptococcus sp.

    DCoccus

    (Bulat)

    Bergerombol 

    Positif  

    Staphylococcus sp.

    Agar Darah Berderet  Streptococcus sp.

    ECoccus

    (Bulat)Berderet  Positif   Streptococcus sp. -

    F

    Coccus

    (Bulat)Berderet

    Positif

    Streptococcus sp. Nutrient Agar  

    (NA)Bacillus

    (Batang)Berderet  Bacillus sp.

    GCoccus

    (Bulat)Berderet Positif Streptococcus sp.  -

    a. Tabung B b. Tabung E 

    c. Tabung F

    Gambar 9. Hasil Pengecatan Gram dan Pengamatan Morfologi Koloni

    Bakteri dari Apusan Plak Gigi

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    56/64

    41 

    Proses pengecatan gram menggunakan 4 macam cat. Cat A yang terdiri

    dari kristal violet, alkohol dan amonium oksalat berfungsi sebagai pewarna

     primer. Cat B yang terdiri dari iodium, kalium iodida berfungsi sebagai penguat

    warna. Cat C yang terdiri dari aseton dan alkohol 90% berfungsi sebagai peluntur

    dan pembeda. Cat D yang terdiri dari safranin, alkohol dan akuades berfungsi

    sebagai pewarna kontras. Hasil pengecatan gram menunjukkan bahwa terdapat

    tiga bakteri yang semuanya bersifat Gram positif dengan parameter sel berwarna

    ungu (Pelczar & Chan,1988). Bakteri Gram positif dapat berwarna ungu karena

    memiliki dinding sel yang lebih tebal dengan kandungan lemak lebih sedikit dan

     peptidoglikan yang lebih banyak dibandingkan dengan bakteri Gram negatif. Pada

     pemberian alkohol, dinding sel bakteri mengalami dehidrasi sehingga ukuran pori-

     pori dan permeabilitas dinding sel berkurang dan warna ungu (primer) tidak luntur

    dan sel tetap berwarna ungu (Tarigan, 1988).

    Dari hasil pengamatan morfologi,dalam satu stok biakan terdapat dua jenis

    koloni bakteri sehingga dilakukan isolasi untuk mendapatkan koloni tunggal.

    Isolasi bakteri menggunakan media agar darah dan media  Nutrient Agar . Media

    agar darah merupakan media diferensial untuk membiakkan  Streptococcus sp. 

    karena Streptococcus mempunyai sifat khas yaitu mampu menghemolisis darah

    sedangkan Staphylococcus  tidak dapat menghemolisis darah. Adanya aktivitas

    hemolisis darah ditunjukkan dengan munculnya zona bening di sekitar

     pertumbuhan Streptococcus sp. (Jawetz et al ,2005). Media  Nutrient Agar

    digunakan untuk memisahkan  Bacillus  dengan Streptococcus. Pada media NA,

     Bacillus mempunyai ciri koloni yang khas, umumnya berwarna krem keputihan

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    57/64

    42 

    atau krem kekuningan, pinggiran yang rata dapat menjadi bergelombang atau

    tidak beraturan ketika umur sel bertambah. Koloni muda dapat berbentuk bulat,

    atau tidak beraturan dengan permukaan licin pada koloni umur 24-48 jam,tetapi

    menjadi kering, berpati ( starchy) dan berkerut pada usia koloni yang lebih tua

    (Jamilah, 2011). Kemudian untuk memastikan bentuk dan susunan sel serta sifat

    Gram ketiga bakteri dilakukan pengecatan Gram kembali. Hasil pengecatan Gram

    dan pengamatan morfologi dapat dilihat pada Gambar 7.

    Tabel VI. Hasil Pengamatan Koloni Bakteri Hasil Pemisahan pada Media Agar

     No. BakteriBentuk

    KoloniTepi Koloni

    Warna

    Koloni

    Media

    BiakanKeterangan

    1.  Bacillus sp. Bulat BergelombangKrem

    keputihan

     Nutrient

     Agar

    -

    2.Staphylococcus

     sp.Bulat Rata

    Krem

    keputihan

    Agar

    Darah

    Tidak

    menghemo-

    lisa darah

    3.

    Streptococcus

     sp. Bulat Rata

    Putih

    kekuningan

    Agar

    Darah

    Menghemo-

    lisa darah

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    58/64

    43 

    Gambar 10. Koloni dari ketiga Bakteri Uji

    a) Bacil lus sp.  b) Staphylococcus sp .

    c) Streptococcus sp.

    Gambar 11. Hasil Pengecatan Gram Bakteri Hasil Isolasi (Bakteri Uji)

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    59/64

    44 

    E.  Uji Aktivitas Antibakteri

    Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol biji buah pepaya

    menggunakan media MHA ( Mueller Hinton Agar ) dikarenakan memiliki

    kandungan nutrisi yang cukup untuk kultur kebanyakan spesies bakteri.  Mueller

     Hinton (MH) menunjukkan hasil keterulangan tinggi yang baik. MHA juga

    direkomendasikan oleh FDA ( Food and Drug Administration), WHO (World

     Health Organization), NCCLS ( National Comitte for Clinical Laboratory

    Standards) untuk uji terhadap kontaminasi bakteri aerob dan bakteri fakultatif

    anaerob pada makanan dan alat-alat kesehatan.  Mueller Hinton (MH) telah

    digunakan sebagai standarisasi uji kepekaan antibakteri seperti yang dinyatakan

    oleh Bauer et al (1966).Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode

    difusi sumuran. Metode ini digunakan karena lebih mudah mengukur luas daerah

    hambat yang terbentuk karena efek penetrasi senyawa aktif tidak hanya di

     permukaan atas media tetapi juga sampai ke bawah (Listari, 2009).

    Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol biji buah pepayaterhadap

     Bacillus sp, Staphylococcus sp  dan Streptococcus sp. gram positif dapat dilihat

     pada tabel VII.

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    60/64

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    61/64

    46 

    Pada Staphylococcus sp., terbentuk dua daerah hambat yakni daerah

    hambat bening (radikal) dan daerah hambat yang keruh yang menunjukkan masih

    ada sedikit pertumbuhan koloni bakteri (irradikal). Terbentuknya dua daerah

    hambat dalam satu lubang dapat disebabkan kultur bakteri yang masih campuran

    (Stephen & Cavalieri, 2005). Kemungkinan terdapat lebih dari 1 jenis bakteri

    Staphylococcus  dalam kultur bakteriuji. Nilai diameter daya hambat yang

    digunakan untuk diinterpretasikan dan dibandingkan dengan bakteri lain adalah

    nilai diameter daerah radikal. Hal ini dikarenakan pada kedua bakteri uji yang lain

    hanya terdapat daerah radikal dan daerah radikal menunjukkan penghambatan

     pertumbuhan bakteri secara nyata dan jelas.

    Penentuan daya atau potensi hambat ekstrak etanol biji buah pepaya

    terhadap bakteri pada plak gigi berdasarkan Davis & Stout (1971) serta hasil

     pengukuran diameter daya hambat, menunjukkan ekstrak etanol biji buah pepaya

    memiliki daya hambat lemah terhadap  Bacillus sp., Staphylococcus sp. dan

    memiliki daya hambat sedang terhadap Streptococcus sp. Perbedaan nilai

    diameter daya hambat antara ketiga bakteri uji menunjukkan ketiga bakteri uji

    memiliki perbedaan kepekaan terhadap senyawa antibakteri. Menurut Durmas et

    al.(2006), perbedaan aktivitas antibakteri suatu zat antibakteri tergantung pada

    tipe ekstrak, spesies tanaman, dan spesies bakteri itu sendiri.

    Pada umumnya, diameter daya hambat cenderung meningkat sebanding

    dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak. Tetapi hasil penelitian menunjukkan

    terdapat penurunan diameter daya hambat pada beberapa konsentrasi ekstrak yang

    lebih besar. Menurut Elifah (2010), diameter daya hambat tidak selalu naik

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    62/64

    47 

    sebanding dengan naiknya konsentrasi antibakteri. Hal ini terjadi dimungkinkan

    karena perbedaan kecepatan difusi senyawa antibakteri pada media agar.

    Richardson et al . (1986) menyatakan, jenis dan konsentrasi senyawa antibakteri

    yang berbeda akan memberikan diameter daya hambat yang berbeda pada lama

    waktu tertentu.

    Kontrol etanol 70% dan kontrol CMC-Na tidak menunjukkan adanya zona

    hambat. Hal ini membuktikan bahwa etanol 70% dan larutan CMC-Na 0,1% tidak

     berpengaruh pada uji antibakteri. Kontrol Amoksisilin 0,03% memiliki diameter

    hambat terbesar. Aktifitas penghambatannya tergolong dalam kategori aktivitas

    sangat kuat terhadap Streptococcus sp. aktivitas lemah terhadap  Bacillus sp. dan

    aktivitas sedang terhadap Staphylococcus sp. Amoksisilin merupakan turunan

     penisilin yang mempunyai spektrum luas (dapat menghambat pertumbuhan

     bakteri gram positif dan gram negatif). Mekanisme kerja amoksisilin adalah

    menghambat sintesis dinding sel bakteri (Mycek et al .,1997). Amoksisilin

    merupakan antibiotik semisintetik yang mengandung cincin β-laktam. Cincin β-

    laktam merupakan analog struktural dari L-alanin-D-alanin alami yang secara

    kovalen diikat oleh PBP (Protein Pengikat Penisilin) pada situs aktif. Setelah

    amoksisilin terhubung pada PBP, reaksi transpeptidase dapat dihambat. Akibatnya

    dinding sel lemah dan karena turgor dari dalam, dinding sel akan pecah sehingga

     bakteri mati (Katzung, 2001).

     Nilai diameter daya hambat (DDH) kontrol Amoksisilin 0,03% tergolong

    kecil. Hal ini dapat disebabkan penggunaan pelarut dalam pembuatan larutan

    amoksisiln kurang tepat yang berakibat amoksisilin kurang larut atau tidak larut

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    63/64

    48 

    sempurna sehingga kerja amoksisilin kurang optimal. Pada penelitian ini, aquades

    steril digunakan sebagai pelarut larutan kontrol amoksisilin. Menurut Farmakope

    Indonesia edisi keempat (1995) kelarutan amoksisilin adalah sukar larut dalam air

    dan metanol, tidak larut dalam kloroform, karbon tetraklorida dan benzena.

    Menurut Ricouleau (2006), Amoksisilin dapat larut dan stabil dalam larutan

     buffer pH 8. Pada penelitian ini, pelarut kontrol Amoksisilin menggunakan

    akuades steril, yang umumnya memiliki pH 7 atau netral. pH pelarut yang lebih

    kecil dari pH 8 menyebabkan kurang larutnya amoksisilin dalam akuades dan

    daya antibakteri amoksisilin kurang optimal.

  • 8/17/2019 Dian Rina Puspitaningtyas_M3509021

    64/64

     

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A.  Kesimpulan

    1.  Bentuk dan susunan sel bakteri yang diisolasi dari plak gigi antara lain : batang

    ( Bacillus sp.), bulat bergerombol (Staphylococcus sp.) dan bulat berantai

    (Streptococcus sp.).

    2.  Ketiga bakteri yang diisolasi dari plak gigi merupakan bakteri gram positif.

    3. 

    Ekstrak etanol biji buah pepaya memiliki aktivitas antibakteri terhadap

     pertumbuhan bakteri yang diisolasi dari plak gigi.

    4. 

    Konsentrasi ekstrak etanol biji buah pepaya yang optimal menghambat bakteri uji

    adalah konsentrasi 30% terhadap Streptococcus sp., 70% terhadap Staphylococcus

     sp. dan 90% terhadap Bacillus sp.

    B.  Saran

    1.  Perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut mengenai spesies bakteri pada plak gigi.

    2.  Perlu dilakukan partisi, isolasi dan purifikasi terhadap golongan senyawa ekstrak

    etanol biji buah pepaya dan aktifitas antibakterinya.

    3. 

    Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan pembanding antibiotik lain

    dan pelarut yang sesuai.

    4.  Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai mekanisme penghambatan

    senyawa antibakteri ekstrak etanol biji buah pepaya.