” Manado 13 Februari 2019 ” Dialog Ekonomi Kebijakan Fiskal dan 1
”
Manado 13 Februari 2019
”Dialog Ekonomi
Kebijakan Fiskaldan
1
2
Outline1. Penerimaan Pajak 2018
2. Update Reformasi Perpajakan
a. Perbaikan administrasi layanan
b. Perbaikan administrasi dalam
proses
c. Core Tax System
3
Realisasi Penerimaan Pajak Nasional
Potret Kinerja Tahun 2018
4
”Apabila tidak memperhitungkan penerimaan dari uang tebusan TA Januari –Maret 2017 maka pertumbuhan tahun 2018 mencapai 15,53%”
Penerimaan Tahun 2018Realisasi penerimaan pajak s.d. 31 Desember 2018 diperkirakan sebesarRp1.315,9T, tumbuh 14,33% dengan pencapaian 92,41% dari APBN 2018
5
Pertumbuhan per Jenis PajakJenis pajak utama tumbuh positif dan beberapa jenis pajak tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2017, seperti PPh Pasal 21, PPh Pasal 22 Impor, PPh Badan, dan PPN Impor.
14,56%
26,80%
20,50%
21,98%
15,58%
8,6%
6,24%
25,07%
7.41%
13.64%
46.91%
21.36%
17.78%
-9.66%
15.14%
21.39%
Jenis Pajak
Realisasis.d. 31 Des 2018 &
Kontribusi
growth year-on-year
s.d. 31 Des 2018 s.d. 31 Des 2017
PPh 21Rp 134,92T
10,3%
PPh 22 ImporRp 54,72T
4,2%
PPh OPRp 9,41T
0,7%
PPh BadanRp 254,02T
19,3%
PPh 26Rp 58,86T
4,5%
PPh FinalRp 115,46T
8,8%
PPN DNRp 333,94T
25,4%
PPN ImporRp 186,40T
14,2%
sektor usaharealisasi penerimaan
pajak & kontribusis.d. 31 Des 2018
growth year-on-year
s.d. 31 Des 18 s.d. 31 Des 2017
*Pertumbuhan di luar uang tebusan amnesti pajak, PPh migas, PPh DTP, PBB, PPh Final Revaluasi
11.12%
23.72%
11.91%
6.62%
51.15%
21.03%
18.28%
25.09%
8.57%
7.16%
40.83%
28.75%
Pertumbuhan Penerimaan SektoralBeberapa sektor utama tumbuh double digit seperti Industri Pengolahan (11,12%), Perdagangan (23,72%),Jasa Keuangan (11,91%), dan sektor Pertambangan (51,15%) yang mencatat pertumbuhan tertinggi.
5
Capaian & Pertumbuhan Penerimaan PajakKinerja penerimaan pajak di tahun 2018, baik dari sisi capaian terhadap target
APBN maupun pertumbuhan (y-o-y), menunjukkan perkembangan yang positif
94.8%92.6% 91.9%
82.0% 81.6%
89.7%92.4%
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Capaian Penerimaan DJP Pertumbuhan Penerimaan DJP
12.5%
10.2%
6.9%7.7%
4.3% 4.1%
14.3%
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
7
Target penerimaan pajak dalam APBN 2019 mencapai Rp1577,6 T atau tumbuh sebesar 20,10% dari realisasi 2018
7
(penerimaan pajak dalam triliun Rp)
UraianRealisasi
2017
APBN
2018
Realisasi
2018
APBN
2019
∆%
APBN 2019 thd
Realisasi 2018
PPh Non Migas 596,5 817,0 705,8 828,3 20,87%
PPN & PPnBM 480,7 541,8 564,7 655,4 21,98%
PBB 16,8 17,4 17,4 19,1 -1,76%
Pajak Lainnya 6,7 9,7 7,6 8,6 26,77%
PPh Migas 50,3 38,1 55,4 66,2 2,25%
Total 1.151,0 1.424,0 1.350,9 1.577,6 20,10%
9
10
Bidang: Pelayanan WP
Capaian
Reformasi Perpajakan
Periode 2017-2018
11
Penyederhanaan Kewajiban Menyampaikan SPTPMK-09/PMK.03/2018
Pokok-pokok:
1. SPT PPh Pasal 25 Nihil tidak wajib lapor
2. SPT Masa PPh Pasal 21/26 Nihil tidak wajib lapor,
kecuali Masa Desember
3. Pelaporan SPT secara elektronik (e-SPT, e-Filing, e-Form)
12
Penyederhanaan dan Pelayanan SPTPer-03/PJ/2019
1. Perluasan channeling:
KP2KP dan layanan di luar kantor (Pojok Pajak) dapat
menerima semua jenis SPT (termasuk SPT LB dan
Pembetulan SPT)
2. Penyederhanaan lampiran e-filing yaitu dapat
disampaikan dalam beberapa file PDF (sebelumnya
dibatasi satu),
3. SSP tidak perlu dilampirkan untuk semua jenis SPT
(sebelumnya hanya bagi SPT 1770S dan SS dengan status
nihil atau kurang bayar).
13
Layanan Terpadu: Informasi KSWP (I-KSWP)
Satu portal yang melayani segala kebutuhan verifikasi dan
konfirmasi status wajib pajak melalui DJPonline
KSWP SKD-SPDN
SKD-WPLN (Form DGT)SKF
• Seluruh proses adalah Real Time
• SKF dapat diverifikasi keabsahannya oleh instansi yang mensyaratkan secara online
Konfirmasi Status Wajib
Pajak
Surat Keterangan Domisili-
Subjek Pajak Dalam Negeri
Surat Keterangan Domisili-
Subjek Pajak Luar Negeri
Surat Ketengan Fiskal
14
Validasi SSP untuk PengembangPER-26/PJ/2018
1. Permohonan dapat disampaikan online
2. Satu permohonan untuk beberapa objek dan multi
pembayaran
3. Validasi cukup dengan surat permohonan dan daftar
pembayaran PPh (tanpa melampirkan SSP)
15
Host to Host E-Faktur BUMN
1. Integrasi Data Perpajakan sejumlah BUMN dengan DJP
2. Menggunakan Aplikasi e-Faktur Host-To-Host (H2H)
3. Meningkatkan transparansi, memudahkan wajib pajak dalam melaksanakan
kewajiban perpajakan, dan memberikan sinyal kepada para pihak yang terkait
dengan wajib pajak untuk patuh dengan kewajiban perpajakannya secara
lebih baik.
4. Cost of compliance Wajib Pajak BUMN rendah dengan minimnya sanksi
administrasi perpajakan
16
Percepatan RestitusiPMK-39/PMK.03/2018
Sumber: Consolidated-Report (Co-Ro), 11 Januari 2019
Terjadi lonjakan pengajuan restitusi dipercepat yang signifikan, semenjak diberlakukannya
PMK Nomor 39 Tahun 2018 (berlaku sejak 12 April 2018)
Data Permohonan Restitusi PPN - Nasional
17
Devisa Hasil EksporPMK 212/PMK.03/2018
1. Perluasan kriteria yang mencakup baik deposito baru
maupun deposito roll-over
2. Penempatan deposito bisa juga di bank yang berbeda,
dengan melampirkan surat pernyataan
Mata Uang
Deposito
Jangka Waktu Deposito
1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan > 6 Bulan
Dolar AS 10 persen 7,5 persen 2,5 persen 0 persen
Rupiah 7,5 persen 5 persen 0 persen 0 persen
Tarif Normal PPh Final atas Bunga Deposito adalah 20%
18
Kredit Pajak Luar NegeriPMK-192/PMK.03/2018
Penyederhanaan persyaratan administratif yaitu:
a. hanya bukti pembayaran atau pemotongan pajak luar
negeri, dan tidak perlu dilampirkan dalam SPT Tahunan
PPh
b. Tidak perlu melampirkan laporan keuangan dan laporan
pajak (tax return) atas penghasilan di luar negeri
19
Natura dan Kenikmatan di Daerah TertentuPMK-167/PMK.03/2018
1. Dapat diperoleh 5 tahun untuk WP IUPK-Operasi
Produksi dari Kontrak Karya atau PKP2B
2. Dapat diperpanjang lagi sepanjang memenuhi kriteria
daerah tertentu (sebelumnya maksimal 10 tahun)
20
PMK Simplifikasi Regulasi
Pengaturan:
Mencabut 45 Keputusan Menteri Keuangan dan Peraturan Menteri Keuangan untuk tujuan memberikan kepastian
hukum dan kemudahan di dalam pelaksanaan berbagai aturan di bidang pajak penghasilan sebagai contoh:
1. Tidak relevan : KMK 83/KMK.04/1999 tentang Penyusutan atas Harta Berwujud yang Dimiliki dan Digunakan
Kontraktor yang Melakukan Kontrak bagi Hasil di Bidang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi di Wilayah Kerjasama
Zona A Celah Timor (Kontrak Bagi Hasil di Bidang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi di Wilayah Kerjasama Zona A
Celah Timor telah berakhir)
2. Tidak sesuai dengan kondisi saat ini : KMK Nomor 486/KMK.03/2003 tentang Pajak Penghasilan yang Ditanggung
Oleh Pemerintah atas Penghasilan Pekerja dari Pekerjaan (PTKP telah melebihi Rp2juta)
3. Kedaluwarsa : KMK 361/KMK.04/1998 tentang Faktor Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (berlaku
hanya untuk tahun pajak 1998)
4. Tumpang Tindih : KMK 770/KMK.04/1990 tentang Perlakuan Pajak Penghasilan atas Biaya Latihan Karyawan,
Pemagangan dan Bea Siswa (diatur bahwa bea siswa merupakan Objek Pajak, dalam UU PPh dan PMK 154/2009 Bea
Siswa Bukan Objek Pajak)
5. Tumpang Tindih : KMK Nomor 571/KMK.04/2000 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitas Pajak Penghasilan
Kepada Wajib Pajak yang Melakukan Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di
Daerah-Daerah Tertentu (Saat ini telah diatur dalam PMK 89/PMK/010/2015 tentang tata cara pemberian
fasilitas Tax Allowance)
Latar belakang:
Terdapat beberapa peraturan pelaksanaan Undang-Undang Pajak Penghasilan yang sudah tidak relevan, tidak
sesuai dengan kondisi saat ini, bersifat kedaluwarsa, dan/atau tumpang tindih antara peraturan satu dengan
peraturan lainnya
21
PER Simplifikasi Regulasi
Pengaturan:
Mencabut 48 Keputusan Direktur Jenderal Pajak dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak terdiri dari:
1. 40 PER/KEP dibidang PPh;
2. 8 PER/KEP dibindang KUP dan PBB
Sebagai contoh:
1. Simplifikasi prosedur : PER-35/PJ/2008 tentang Kewajiban Pemilikan NPWP Dalam Rangka Pengalihan
Hak atas Tanah dan/atau Bangunan (dalam rangka simplifikasi prosedur)
2. Tidak sesuai dengan kondisi saat ini : KEP-295/PJ./2001 tentang PPh Pasal 21 atas Penghasilan yang
Diterima oleh Pekerja Sampai dengan Sebesar Upah Minimum Propinsi (UMP) atau Upah Minimum
Kabupaten/Kota (UMK) (berdasarkan PMK 101/PMK.010/2016 yang mengatur PTKP sebesar Rp.4.500.000
perbulan, kondisi dimaksud tidak dimungkinkan lagi)
3. Tumpang Tindih : PER-41/PJ/2013 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitas Tax Allowance (materi muatan telah
diatur dalam PMK 89/PMK.010/2015 tentang Tata cara Peberian fasilitas Tax Allowance).
4. Kedaluwarsa : KEP-210/PJ./2001 tentang Angsuran Bulanan PPh Pasal 25 dalam Masa Transisi Tahun Pajak
2001 (berlaku hanya pada Tahun Pajak 2001).
5. Tidak relevan : KEP-237/PJ.23/1984 tentang Nilai Pendapatan Berupa Pemberian dalam Bentuk Natura
dalam Tahun 1984, Berkenaan Para Majikan dan Pengusaha yang Terhadapnya Masih Berlaku Ordonansi
Pajak Pendapatan Tahun 1944 (dalam UU PPh saat ini tidak mengakomodasi lagi Ordonansi
Pajak Pendapatan 1944)
22
Perbaikan administrasi(Dalam Proses)
Capaian
Reformasi Perpajakan
23
VAT Refund for TouristRevisi PMK 76/PMK.03/2010
Tujuan:
Dalam rangka menarik turis asing berbelaja di Indonesia dan menarik UMKM
bergabung dalam program VAT Refund for Tourist
Kondisi saat ini:
Nilai PPN paling sedikit Rp500.000 dalam satu Faktur Pajak Khusus (FPK) dari
satu toko ritel yang sama pada tanggal yang sama
Rencana Perubahan:
Nilai PPN paling sedikit Rp500.000 dalam formulir permohonan untuk satu atau
lebih FPK dengan batasan minimal Rp50.000 per FPK, bisa dari beberapa toko
ritel, dan dapat dengan tanggal yang berbeda.
24
Controlled Foreign Company (CFC)Revisi PMK 107/PMK.03/2017
Mengubah dasar pengenaan Deemed Dividend yang pada PMK 107/PMK.03/2017
merupakan laba setelah pajak BULN Nonbursa terkendali, menjadi jumlah neto
setelah pajak atas penghasilan tertentu BULN Nonbursa terkendali
Mengubah pengaturan tentang definisi laba setelah pajak sebagaimana dimaksud
pada Pasal 4 ayat (9) PMK 107/PMK.03/2017 menjadi definisi jumlah neto setelah
pajak atas penghasilan tertentu
Mengatur cakupan penghasilan tertentu yaitu penghasilan berupa dividen,
penghasilan berupa dividen, bunga, sewa, royalti dan keuntungan karena penjualan
atau karena pengalihan harta, dengan penambahan pengaturan terkait penghasilan
bunga dan sewa
Mengubah beberapa contoh pada lampiran PMK 107/PMK.03/2017 untuk
menjelaskan perhitungan besarnya Deemed Dividend yang dihitung berdasarkan
penghasilan tertentu BULN Nonbursa terkendali
25
International Tax Dispute Settlement (Mutual Agreement Procedure/MAP)
Keberatan & Banding(Taxpayer Win)
Keberatan & Banding(Taxpayer Lose)
Double Tax
No Double
Tax
• Proses MAP sederhana
Hanya menyampaikan permohonan MAP ke DJP dan selanjutnya DJP akan merundingkan dengan
negara lain. WP harus transaparan. Proses paling lama 2 tahun (sesuai standar internasional).
• Win-Win Settlement
Menghindarkan terjadinya Double Taxation dan mengutamakan penyelesaian sengketa secara win-win.
• Kepastian Hukum
Hasil MAP akan dihormati dan dilaksanakan oleh kedua negara yang tekait.
SPT SKP
(Audit Result) Keberatan & Banding(Taxpayer Lose)
26
International Tax Dispute Prevention(Advance Pricing Agreement/APA)
APA SPTAUDIT Prevented/
No Dispute
APA
Proses APA sederhana
Hanya menyampaikan permohonan APA ke DJP dan selanjutnya DJP akan merundingkan dengan
negara lain. WP harus transparan. Proses paling lama 2 tahun (sesuai standar internasional).
Win-Win Settlement
Menghindarkan terjadinya Double Taxation dan mengutamakan pencegahan sengketa transfer pricing di
masa depan.
Kepastian Hukum
Hasil Bilateral APA akan dihormati oleh kedua negara yang tekait dan akan berlaku untuk jangka waktu 4
tahun ke depan. WP tidak adan dikoreksi transfer pricing apabila telah melaksanakan Bilateral APA.
27
Core Tax System
Capaian
Reformasi Perpajakan:
Merupakan: transformasi layanan DJP
berbasis Teknologi Informasi (digital) yang Komprehensif,
termasuk perbaikan proses bisnis, kebijakan, regulasi, budaya dan struktur organisasi
28
“Bukan Sekadar Pembaruan Teknologi Informasi”
Technology
Proses Bisnis SDM
Teknologi
Manfaat Wajib Pajak
Organisasi
Informasi
Data
Budaya
Pembaruan Sistem Inti Administrasi Perpajakan
Core Tax System
Online channel, menyediakan
pelayanan dimana saja dan
kapan saja secara terintegrasi.
Multichannel services,
menyediakan informasi
sebagai saluran edukasi bagi
WP, memungkinkan self-
service.
Taxpayer Relationship
Management, menyediakan
bantuan dan solusi yang
mudah dan tepat sasaran bagi
WP, didukung oleh data dari
interaksi sebelumnya antara
WP dan DJP
Pembayaran,
pengelolaan SPT,
penagihan, dan bisnis
proses utama
perpajakan lainnya
terintegrasi dalam
Taxpayer Accounting
System. Fokus pada
otomasi proses untuk
mempercepat proses
administrasi perpajakan
Keterlibatan pihak
ketiga sebagai partner
DJP dalam penyediaan
pelayanan perpajakan
seperti penyampaian
SPT, edukasi perpajakan,
dan penyelesaian
permasalahan.
Pemanfaatan Predictive,
prescriptive, and
cognitive analytics baik
untuk data terstruktur
maupun data tidak
terstruktur dengan
menggunakan Big Data
Environment
Bertujuan untuk
memberikan layanan
kepada Wajib Pajak yang
lebih sesuai dengan profil
kebutuhan Wajib Pajak
(Kostumisasi layanan)
Core Tax System: Kemampuan
Digitalisasi interaksi
dengan Wajib PajakAdvanced
analytics
Otomasi
ProsesKolaborasi dan
governpreneurship
29
30