Top Banner
Diagram Fasa Zat Murni
46

Diagram Fasa Zat Murni

Jan 26, 2016

Download

Documents

Rune

Diagram Fasa Zat Murni. Perubahan Fasa di Industri: Evaporasi. Long Tube Evaporator. Perubahan Fasa di Industri: Evaporasi. Perubahan Fasa di Industri: Kristalisasi. Diagram Fasa. - PowerPoint PPT Presentation
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Diagram Fasa  Zat Murni

Diagram Fasa Zat Murni

Page 2: Diagram Fasa  Zat Murni

Perubahan Fasa di Industri: Evaporasi

Long Tube Evaporator

Page 3: Diagram Fasa  Zat Murni

Perubahan Fasa di Industri: Evaporasi

Page 4: Diagram Fasa  Zat Murni

Perubahan Fasa di Industri: Kristalisasi

Page 5: Diagram Fasa  Zat Murni

Diagram Fasa

Diagram yang bisa menunjukkan, pada kondisi tertentu (tekanan, suhu, kadar, dll) zat tersebut berfasa (berwujud) apa

Page 6: Diagram Fasa  Zat Murni

Dua jenis diagram fasa

H2O dan sejumlah zat lainVuap > Vpadat > Vcair

Zat pada umumnyaVuap > Vcair > Vpadat

Page 7: Diagram Fasa  Zat Murni

Titik tripel

Titik T pada gambar di slide terdahulu Kondisi di mana zat bisa berupa padat,

cair, uap, atau campurannya

Page 8: Diagram Fasa  Zat Murni

Pendinginan pada P tetap (1)

Apa yang terjadi jika pendinginan dari titik A ke D?A-B = ?B = ?B-C = ?C = ?C-D = ?

Page 9: Diagram Fasa  Zat Murni

Pendinginan pada P tetap (2)

Apa yang terjadi jika pendinginan dari titik E ke G?

E-F = ?

F = ?

F-G = ?

Page 10: Diagram Fasa  Zat Murni

Penekanan pada T tetap (3)

Apa yang terjadi jika pendinginan dari titik H ke K?H-I = ?I = ?I-J = ?J = ?J-K = ?

Page 11: Diagram Fasa  Zat Murni

Penekanan pada T tetap (4)

Apa yang terjadi jika pendinginan dari titik L ke O?L-M = ?M = ?M-N = ?N = ?N-O = ?

Page 12: Diagram Fasa  Zat Murni

Dua jenis diagram fasa

H2O dan sejumlah zat lainVuap > Vpadat > Vcair

Zat pada umumnyaVuap > Vcair > Vpadat

Page 13: Diagram Fasa  Zat Murni

Perhatikan:

Penekanan cenderung mendorong perubahan fasa ke arah volum yang lebih kecil

Page 14: Diagram Fasa  Zat Murni

Kaidah umum

Jika terjadi perubahan kondisi, maka hal tersebut akan mendorong terjadinya proses-proses yang menghambat terjadinya perubahan kondisi tersebut

Contoh: Kenaikan suhu akan mendorong terjadinya proses-proses yang menyerap panas (endotermis)

Page 15: Diagram Fasa  Zat Murni

Coba pikirkan:

Apa yang sebaiknya dilakukan untuk proses penyerapan gas dengan suatu cairan (proses absorbsi):

a. Pada suhu tinggi atau rendah?

b. Pada tekanan tinggi atau rendah?

Page 16: Diagram Fasa  Zat Murni

Contoh kasus 1: EVAPORATOR

Evaporator: alat untuk menguapkan sebagian air dari suatu larutan sehingga diperoleh larutan yang lebih pekat

Fakta: makin tinggi tekanan maka makin tinggi titik didih

Page 17: Diagram Fasa  Zat Murni

Single Effect Evaporator

STEAM

LARUTANENCER

LARUTANPEKAT

Page 18: Diagram Fasa  Zat Murni

Multiple Effect Evaporator

FORWARDFEEDING

Page 19: Diagram Fasa  Zat Murni

Multiple Effect Evaporator

Apa keuntungannya dibanding single effect? Bagaimana T1, T2, T3?

Bagaimana P1, P2, P3?

Page 20: Diagram Fasa  Zat Murni

Multiple Effect Evaporator

BACKWARDFEEDING

Page 21: Diagram Fasa  Zat Murni

Backward vs. Forward feeding

Apa keuntungan forward feeding? Apa kerugian forward feeding? Apa keuntungan backward feeding? Apa kerugian forward feeding? Bagaimana menggabungkan keuntungan

keduanya dan mengeliminasi kekurangan keduanya?

Page 22: Diagram Fasa  Zat Murni

Mixed feeding

Page 23: Diagram Fasa  Zat Murni

Contoh Kasus 2: Kristalisasi

Padatan amorf Kristal

Page 24: Diagram Fasa  Zat Murni

Kristal produk industri

Ammonium AlumGula

Ammonium magnesiumsulfate

Kristal es dalam prosesfreeze drying

Page 25: Diagram Fasa  Zat Murni

Kristal di industri pangan

Coba tebak: kristal apakah ini??

Page 26: Diagram Fasa  Zat Murni

Contoh Kasus 2: Kristalisasi

PENDINGINAN

PembentukanInti Kristal(Nukleasi)

Pertumbuhan Kristal

Page 27: Diagram Fasa  Zat Murni

Pembentukan inti kristal

Nukleasi

Primer Sekunder

Homogen/Spontan

Heterogen/Induksi

Page 28: Diagram Fasa  Zat Murni

Pertumbuhan Kristal

Merupakan proses difusi. Difusi: perpindahan massa akibat beda

konsentrasi. Pertumbuhan kristal akan terus terjadi sampai

konsentrasi larutan (yang mulanya lewat jenuh) mencapai konsentrasi jenuh.

Page 29: Diagram Fasa  Zat Murni

Difusi ke permukaan kristal

Kristal

Daerah permukaan kristal:konsentrasi larutan C* (jenuh)

Bulk larutan:Konsentrasi C > C*(lewat jenuh)

Difusi berhentipada saatC C*

Page 30: Diagram Fasa  Zat Murni

Kejenuhan (1)

Jika solut ditambahkan ke dalam solven, akan tercapai suatu konsentrasi di mana solut yang ditambahkan tidak bisa larut lagi.

Konsentrasi maksimum ini disebut konsentrasi jenuh (sering disebut juga kelarutan).

Page 31: Diagram Fasa  Zat Murni

Kejenuhan (2)

Pada kondisi jenuh, jumlah senyawa yang larut sama dengan jumlah senyawa yang mengkristal.

Secara netto tidak ada perubahan jumlah senyawa dalam larutan dan padatan.

Hal ini disebut kesetimbangan termodinamis.

Page 32: Diagram Fasa  Zat Murni

Kejenuhan (3)

Biasanya, kelarutan akan lebih besar pada suhu yang lebih tinggi.

Page 33: Diagram Fasa  Zat Murni

Kejenuhan (4)

Perlu diperhatikan bahwa ada perkecualian untuk beberapa senyawa: kelarutan justru turun pada suhu yang makin tinggi.

Efek suhu terhadap kelarutan perlu diperhitungkan pada operasi heat exchanger untuk larutan senyawa yang dapat mengkristal.

Page 34: Diagram Fasa  Zat Murni

Kondisi lewat jenuh

Disebut juga supersaturasi. Mutlak diperlukan untuk memungkinkan

terbentuknya kristal.

Page 35: Diagram Fasa  Zat Murni

Interpretasi supersaturasi (1)

Misalkan suatu larutan A dalam air bersuhu TA adalah larutan tidak jenuh.

Kristalisasi baru bisa terjadi di daerah supersaturasi (di atas daerah jenuh)

Kon

sentr

asi

Suhu

A

Daera

h jenuh

B

C

TA

Daerah supersaturasi

Tidakjenuh

Page 36: Diagram Fasa  Zat Murni

Interpretasi supersaturasi (2)

Ada dua kemungkinan mencapai supersaturasi:1) Menaikkan

konsentrasi pada suhu tetap TA (untuk mencapai titik C).2) Menurunkan suhu

pada konsentrasi yang sama (untuk mencapai titik B).

Kon

sentr

asi

Suhu

A

Daera

h jenuh

B

C

TA

Daerah supersaturasi

Tidakjenuh

Page 37: Diagram Fasa  Zat Murni

Kesetimbangan termodinamis

Fasa 1

Fasa 2

Jumlah perpindahan dari fasa 1 ke fasa 2 sama dengan perpindahandari fasa 2 ke fasa 1 sehingga jumlah senyawa di fasa 1 maupun fasa 2 tetap walaupun ada perpindahan antar fasa.

Page 38: Diagram Fasa  Zat Murni

Menyatakan supersaturasi

Konsentrasi jenuh = C* Konsentrasi larutan = C (C > C*) Supersaturasi dapat dinyatakan sebagai:

Driving force (C) = C – C*

Rasio supersaturasi (S) = C/C*

Page 39: Diagram Fasa  Zat Murni

Pengukuran supersaturasi

Diperlukan untuk mengontrol proses kristalisasi. Cara pengukuran:

- mengukur densitas (makin tinggi supersaturasi, densitas makin besar).- mengukur refractive index (makin tinggi supersaturasi, refractive index makin besar).- mengukur titik didih normal larutan (makin banyak zat terlarut, titik didih normal akan makin tinggi).

Page 40: Diagram Fasa  Zat Murni

Cara mencapai supersaturasi

Penguapan Pendinginan Kombinasi antara penguapan dan

pendinginan Reaksi kimia

Page 41: Diagram Fasa  Zat Murni

Kombinasi penguapan dan pendinginan Contoh:

Pabrik gula pasir Dengan penguapan (A-B)

: diperoleh larutan jenuh pada suhu T1.

B-C : Suhu diturunkan sampai T2 (< T1) sehingga diperoleh supersaturasi dan terjadi kristalisasi.

Kon

sentr

asi

Suhu

Laru

tan je

nuhA

BC

T2 T1

Page 42: Diagram Fasa  Zat Murni

Pertanyaan

Apa yang terjadi jika penguapan dilakukan sampai tercapai supersaturasi di titik B’ ?

Kon

sentr

asi

Suhu

Laru

tan je

nuhA

BC

T2 T1

B’

Page 43: Diagram Fasa  Zat Murni

Reaksi kimia (reactive crystallization)

Contoh:

Pabrik amonium sulfat (ZA)

Reaktor – Kristalisasi

(sudah jenuh (NH4)2SO4)

H2SO4 (l)

NH3(g)

Separator

Mother liquor

KristalZA

Suspensikristal

Reaksi:H2SO4 + NH3

(NH4)2SO4

Page 44: Diagram Fasa  Zat Murni

Crystallizer di industri

Page 45: Diagram Fasa  Zat Murni

Contoh kasus 3

Cairan A yang bertekanan 10 atm dan bersuhu 110oC diturunkan tekanannya dengan kran ekspansi sampai tekanannya menjadi 1 atm. Tekanan uap pada berbagai suhu dapat didekati dengan persamaan

Kapasitas panas cairan 0,8 cal/g/K dan panas penguapan 300 cal/g (dianggap konstan). Hitung:1. Suhu keluar kran ekspansi2. % cairan yang menguap

Page 46: Diagram Fasa  Zat Murni

Illustrasi Contoh Kasus 1