Top Banner
22

DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/60958/22/Restian Yayuk Ekowati - Lesson Study Li… · LESSON STUDY DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL VIETNAM” Arina

Nov 14, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/60958/22/Restian Yayuk Ekowati - Lesson Study Li… · LESSON STUDY DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL VIETNAM” Arina
Page 2: DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/60958/22/Restian Yayuk Ekowati - Lesson Study Li… · LESSON STUDY DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL VIETNAM” Arina
Page 3: DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/60958/22/Restian Yayuk Ekowati - Lesson Study Li… · LESSON STUDY DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL VIETNAM” Arina

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

173

PENERAPAN “LIVING VALUES EDUCATION”MELALUI LESSON STUDY DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL

VIETNAM”

Arina Restian, Erna Yayuk, M.Pd, Dyah Worowirastri Ekowati, M.Pd

Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadyah Malang.

[email protected]

ABSTRAK

Melatar belakangi penelitian pendidikan di Vietnam adalah berbicara tentang kualtitas pendidikan peserta didik di Luar Negeri, yang perlu diperhatikan proses pembelajarannya dari segi kualitas dan kuantitas peserta didik. Proses pembelajaran haruslah bersifat menyenangkan, kreatif, bermakna dan berkualitas, salah satunya pendidik tidak hanya memberikan materi dari kegiatan awal, inti dan akhir namun “bagaimana peserta didik belajar”. Oleh karena itulah pentingnya membenahi benih-benih awal terlebih dahulu tentang pentingnya pengalaman belajar. Pendekatan lesson study Di Truong Quyen Primay School Vietnam merupakan proses plan, do, see dan evaluasi yang sangat penting yang harus dievaluasi pendidik untuk mengetahui keefektifan suatu proses pembelajaran guna peningkatan kualitas dan kuantitas peserta didik, namun pendidikan di sekolah Truong Quyen Primay School Vietnam sangatlah lebih maju dari Indonesia, karakter disiplin sangat dijunjung tinggi . Peserta didik memiliki keberagaman dalam tingkatan proses pembelajaran dan merubah gaya belajar yang lebih efektif dan interaktif. Peserta didik tidak akan bosan pada pembelajaran apapun, justru paradigma peserta didik menjadi kritis dan bermakna dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu solusi dari sistem proses pembelajaran untuk mengetahui perkembangan secara signifikan pada keefektifan dari peserta didik supaya proses pembelajaran dengan pendekatan lesson study. Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah yang dapat diambil 1) Apa itu Lesson Study 2) Bagaimana Implementasi Lesson Study untuk melahirkan generasi yang berkualitas dan berkuantitas di Negara Vietnam.

Penelitian menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan berperan sebagai instrumen kunci dalam menangkap makna dan sekaligus alat pengumpul data. Data diperoleh dari data primer dan sekunder, melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi. Peneliti menggunakan teknik analisis data reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menghasilkan dua temuan 1) Perencanaan Lesson Study dari tahapan Plan (Guru dan guru model merencanakan pelaksanaan meliputi Peta Konsep Pembelajaran), Do (Pelaksanaan Guru model mengajar – siswa & guru belajar) mengenalkan pembelajaran menggunakan budaya nusantara Indonesia melalui mapel matematika , See (Guru yang lain sebagai observer memberi masukan terhadap evaluasi proses pembelajaran) dengan Guru Giao Thura Cung Gia Dinh 2) Implementasi Leasson Study untuk melahirkan generasi yang berkualitas dan berkuantitas Plan Guru menyiapkan rancangan pembelajaran dan dengan berdiskusi dengan teman guru lainnya, Do Pelaksanaan Guru Giao Thura Cung Gia Dinh, dan model Bu Dyah terhadap proses pembelajaran yang

berkualitas dan berkuantitas ““Saya ingin menjawab bu, saya sangat suka dengan pembelajaran ini” kata siswa bernama nguyen dalam bahasa vietnam (Tôi muốn trả lời thưa bà, tôi thực sự thích cách học này)” serta evaluasi See yang meriview proses pembelajaran yang efektif dan efisien). Berdasarkan upaya

Page 4: DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/60958/22/Restian Yayuk Ekowati - Lesson Study Li… · LESSON STUDY DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL VIETNAM” Arina

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

174

tersebut dapat memberikan solusi yang lebih bermakna dan menyenangkan pada sistem pendidikan di Vietnam sebagai penyelenggara pendidikan yang berkualitas, dan karakternya dijunjung tinggi.

Kata Kunci: Lesson Study, Living Values, Vietnam

PENDAHULUAN

Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha sadar untuk

menumbuhkembangkan semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik

dengan cara memberikan dorongan atau motivasi serta memfasilitasi proses

kegiatan belajar mengajar (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1). Pendidikan yang

berkualitas dan berhasil harus mampu meningkatkan potensi dan kreativitas

siswa sehingga ilmu yang didapat bisa bermakna dan berguna untuk

menghadapi masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Rambe,

2012). Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 menyatakan bahwa

“pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Memperhatikan penjelasan

tersebut, diketahui bahwa makna dalam proses pembelajaran tidak dapat

dipisahkan dengan lingkungan belajarnya.

Pemerintah suatu negara senantiasa melakukan berbagai upaya

untuk meningkatkan kualitas pendidikannya. Hal ini tentunya dilatarbelakangi

adanya fenomena yang menunjukkan bahwa prestasi bangsa dalam bidang

Pendidikan masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain.

Data Word Bank (2005) menunjukkan adanya perbandingan akses dan

kualitas tentang tentang prestasi pendidikan beberapa negara, seperti Jelang,

Korea, Hongkong, Australia, Thailand dan Indonesia bahkan negara seperti

Vietnam. Pendidikan di sana terlihat sebagai suatu obsesi nasional, tetapi para

pakar mengatakan bahwa pendidikan negeri di Vietnam tidak mendapatkan

skor dengan baik dalam beberapa indeks. Negara tersebut berada di

peringkat 17 dari 65 negara dalam bidang matematika dan ilmu pengetahuan

sesuai dengan Programme for Internasional Student Assesment (PISA).

Berdasarkan fakta yang termuat dalam berita tanggal 28 Januari 2015

bahwa para kritikus Vietnam lebih mementingkan promosi partai masing-

masing daripada mendidik para pekerja yang terampil . Pihak berwenang lebih

mengutamakan sistem hafalan, nilai kelulusan, dan ketaatan kepada otoritas

dengan sedikit ruang untuk berfikir kritis. Para siswa mengandalkan buku-

bukukadaluarsa, buku pelajaran lama, kecurangan rutin dalam ujian

sedangkan guru dibayar untuk mempertahankan kurikulum lama.

Dampak dari kondisi diatas, siswa di sekolah negara Vietnam dan

mahasiswa lulusan Universitas tidak mampu melamar di perusahaan atau

dikatakan gagal tes sehingga sekitar 147.000 lulusan tidak bisa diterima di

Page 5: DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/60958/22/Restian Yayuk Ekowati - Lesson Study Li… · LESSON STUDY DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL VIETNAM” Arina

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

175

perusahaan tahun ini, menurut statistik resmi. Lulusan ini tidak dapat

memenuhi tuntutan pasar tenaga kerja. Posisis staf untuk manajemen sering

diimpor dari korea, Tiongkok, dan Amerika Serikat.

Dalam perkembangannya tahun ini, Vietnam terus berupaya untuk

memajukan pendidikannya. Vietnam adalah salah satu negara sedang

berkembang di ASEAN yang berhasil mewujudkan pendidikan inklusif.

Menurut Duc Minh Nguyen, Direktur Education and Science Kementerian

Pendidikan Vietnam, memasuki tahun 2000an, Vietnam melahirkan

serangkaian peraturan perundangan tentang kewajiban memenuhi hak

pendidikan anak perempuan.Undang-undang perlindungan anak, yang

mengharuskan anak-anak bersekolah mulai usia taman kanak-kanak hingga

sekolah menengah atas. Kemudian undang-undang penyandang disabilitas,

yang mewajibkan negara memenuhi hak pendidikan anak-anak dengan

disabilitas. Para pejabat pemerintah khususnya kementerian pendidikan,

memaknai ketentuan undang-undang tersebut sebagai perintah yang harus

dilaksanakan.

Dalam mewujudkan upaya itu kementerian pendidikan di sana

melakukan serangkaian langkah strategis. Langkah pertama, melakukan

survei dengan serangkaian tujuan, selanjutnya membentuk badan nasional

yang bertugas menyusun rencana strategis” pendidikan untuk semua”,

melaksanakannya, memonitor dan mengevaluasi pelaksanaannya. Hal ini

mengisyaratkan bahwa negara Vietnam selalu berupaya untuk meningkatkan

kualitas pendidikannya. Prof. Dr. Ta Quang Buu, seorang ahli pendidikan di

Vietnam mengatakan bahwa pada tingkat pendidikan dasar (SD) adalah waktu

dan dan kesempa yang paling baik untuk melestarikan dan menanamkan nilai

identitas bangsa,sementara di tingkat perguruan tinggi adalah saat

mengembangkan kualitas generasi muda dalam rangka membangun negara

dan mengintegrasikan negara serta hubungan internasional.

Disisi lain, dapat dipahami ketika melihat kondisi pendidikan di

Vietnam , kualitas pendidikan belum sepenuhnya dapat memuaskan. Kualitas

lulusan pendidikan di Vietnam belum bisa setara dengan kualitas lulusan

pendidikan secara umum di dunia dan keberhasilan pendidikan belum

menyeluruh. Pendidikan di Vietnam sedang menghadapi masalah yang besar

yakni belum terpenuhinya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi

sementara dewasa ini di sektor lain program pemerintah di Vietnam sedang

aktif mendorong kemajuan bidang industrialisasi, modernisasi negara, dan

pengembangan ekonomi kawasan dan internasional.

Kendala diatas dirasakan di beberapa sekolah dasar salah satunya

yaitu Hanoi Primary Shool. Misalnya dalam hal metode pembelajaran masih di

tentukan oleh pusat. Metode tersebut memberikan stimulan bagi kemampuan

Page 6: DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/60958/22/Restian Yayuk Ekowati - Lesson Study Li… · LESSON STUDY DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL VIETNAM” Arina

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

176

daya nalar dan pemikiran. Siswa masih pasif dan tidak bisa berbuat apa-apa.

Guru dalam melakukan proses pembelajaran masih sedikit yang

menggunakan berbasis elektronik. Kebanyakan guru mengajar dengan

menggunakan metode ceramah dikte kepada murid.

Berdasarkan beberapa masalah tersebut diatas, pemerintah di sana

perlu meningkatkan mutu pendidikan. Disisi lain, kita bangsa Indonesia yang

merupakan negara tentangga dari Vietnam, merasa bahwa kondisi diatas

perlu segera terentaskan dan hal ini merupakan tantangan yang bisa

diupayakan terutama bagi kami dosen PGSD FKIP UMM untuk ikut andil serta

menjalin kerjasama dalam dunia pendidikan. Upaya untuk mngentaskan

permasalahan diatas yang bisa ditawarkan yaitu dengan mengadakan sebuah

kegiatan dalam bentuk Lesson Study. Kegiatan ini diharapkan nantinya dapat

memberikan pengalaman bagi dosen PGSD untuk pengembangan diri dan

secara umum bisa memberikan inovasi pembelajaran di sana. Oleh karena itu

pentingnya mengetahui “PENERAPAN “LIVING VALUES

EDUCATION”MELALUI LESSON STUDY DI TRUONG QUYEN PRIMAY

SCHOOL VIETNAM” .

Tujuan Penelitian ini berdasarkan latar belakang di atas, maka

pelaksanaan lesson study luar negeri ini memiliki tujuan yaitu

1. Membangun komunitas belajar di sekolah dasar Vietnam

2. Membangun kolegialitas dalam meningkatkan profesionalisme pendidik

3. Menciptakan kondisi untuk saling asah, asih, dan asuh

4. Menjadi contoh praktik baik “best pratice”pembelajaran di sekolah Vietnam

Menjamin proses pembelajaranyang berkelanjutanMemina hubungan baik antar Perguruan Tinggi dengan sekolah di Vietnam melalui “PENERAPAN “LIVING VALUES EDUCATION”MELALUI LESSON STUDY DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL VIETNAM”.

Hakikat Lesson Study

Konsep dan praktik Lesson Study pertama kali dikembangkan oleh

para guru pendidikan dasar di Jepang, yang dalam bahasa Jepang-nya

disebut dengan istilah kenkyuu jugyo. Adalah Makoto Yoshida, orang yang

dianggap berjasa besar dalam mengembangkan kenkyuu jugyo di Jepang.

Keberhasilan Jepang dalam mengembangkan Lesson Study tampaknya mulai

diikuti pula oleh beberapa negara lain, termasuk di Amerika Serikat yang

secara gigih dikembangkan dan dipopulerkan oleh Catherine Lewis yang telah

melakukan penelitian tentang Lesson Study di Jepang sejak tahun 1993.

Sementara di Indonesia pun saat ini mulai gencar disosialisasikan untuk

dijadikan sebagai sebuah model dalam rangka meningkatkan proses

Page 7: DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/60958/22/Restian Yayuk Ekowati - Lesson Study Li… · LESSON STUDY DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL VIETNAM” Arina

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

177

pembelajaran siswa, bahkan pada beberapa sekolah sudah mulai

dipraktikkan. Meski pada awalnya, Lesson Study dikembangkan pada

pendidikan dasar, namun saat ini ada kecenderungan untuk diterapkan pula

pada pendidikan menengah dan bahkan pendidikan tinggi.

Lesson Study bukanlah suatu strategi atau metode dalam

pembelajaran, tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk

meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru

secara kolaboratif dan berkesinambungan, dalam merencanakan,

melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil pembelajaran. Lesson

Study bukan sebuah proyek sesaat, tetapi merupakan kegiatan terus menerus

yang tiada henti dan merupakan sebuah upaya untuk mengaplikasikan prinsip-

prinsip dalam Total Quality Management, yakni memperbaiki proses dan hasil

pembelajaran siswa secara terus-menerus, berdasarkan data. Lesson Study

merupakan kegiatan yang dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas

belajar (learning society) yang secara konsisten dan sistematis melakukan

perbaikan diri, baik pada tataran individual maupun manajerial. Slamet

Mulyana (2007) memberikan rumusan tentang Lesson Study sebagai salah

satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran

secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip

kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.

Sementara itu, Catherine Lewis (2002) menyebutkan bahwa:

“lesson study is a simple idea. If you want to improve instruction, what

could be more obvious than collaborating with fellow teachers to plan, observe,

and reflect on lessons? While it may be a simple idea, lesson study is a

complex process, supported by collaborative goal setting, careful data

collection on student learning, and protocols that enable productive discussion

of difficult issues”.

Bill Cerbin & Bryan Kopp mengemukakan bahwa Lesson Study

memiliki 4 (empat) tujuan utama, yaitu untuk : (1) memperoleh pemahaman

yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar; (2)

memperoleh hasil-hasil tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh para guru

lainnya, di luar peserta Lesson Study; (3) meningkatkan pembelajaran secara

sistematis melalui inkuiri kolaboratif. (4) membangun sebuah pengetahuan

pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru

lainnya. Dalam tulisannya yang lain, Catherine Lewis (2004) mengemukakan

pula tentang ciri-ciri esensial dari Lesson Study, yang diperolehnya

berdasarkan hasil observasi terhadap beberapa sekolah di Jepang, yaitu:

1. Tujuan bersama untuk jangka panjang. Lesson study didahului

adanya kesepakatan dari para guru tentang tujuan bersama yang

ingin ditingkatkan dalam kurun waktu jangka panjang dengan cakupan

Page 8: DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/60958/22/Restian Yayuk Ekowati - Lesson Study Li… · LESSON STUDY DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL VIETNAM” Arina

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

178

tujuan yang lebih luas, misalnya tentang: pengembangan kemampuan

akademik siswa, pengembangan kemampuan individual siswa,

pemenuhan kebutuhan belajar siswa, pengembangan pembelajaran

yang menyenangkan, mengembangkan kerajinan siswa dalam

belajar, dan sebagainya.

2. Materi pelajaran yang penting. Lesson study memfokuskan pada

materi atau bahan pelajaran yang dianggap penting dan menjadi titik

lemah dalam pembelajaran siswa serta sangat sulit untuk dipelajari

siswa.

3. Studi tentang siswa secara cermat. Fokus yang paling utama dari

Lesson Study adalah pengembangan dan pembelajaran yang

dilakukan siswa, misalnya, apakah siswa menunjukkan minat dan

motivasinya dalam belajar, bagaimana siswa bekerja dalam kelompok

kecil, bagaimana siswa melakukan tugas-tugas yang diberikan guru,

serta hal-hal lainya yang berkaitan dengan aktivitas, partisipasi, serta

kondisi dari setiap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Dengan demikian, pusat perhatian tidak lagi hanya tertuju pada

bagaimana cara guru dalam mengajar sebagaimana lazimnya dalam

sebuah supervisi kelas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah atau

pengawas sekolah.

4. Observasi pembelajaran secara langsung. Observasi langsung boleh

dikatakan merupakan jantungnya Lesson Study. Untuk menilai

kegiatan pengembangan dan pembelajaran yang dilaksanakan siswa

tidak cukup dilakukan hanya dengan cara melihat dari Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (Lesson Plan) atau hanya melihat dari

tayangan video, namun juga harus mengamati proses pembelajaran

secara langsung. Dengan melakukan pengamatan langsung, data

yang diperoleh tentang proses pembelajaran akan jauh lebih akurat

dan utuh, bahkan sampai hal-hal yang detail sekali pun dapat digali.

Penggunaan videotape atau rekaman bisa saja digunakan hanya

sebatas pelengkap, dan bukan sebagai pengganti.

Berdasarkan wawancara dengan sejumlah guru di Jepang, Caterine

Lewis mengemukakan bahwa Lesson Study sangat efektif bagi guru karena

telah memberikan keuntungan dan kesempatan kepada para guru untuk

dapat: (1) memikirkan secara lebih teliti lagi tentang tujuan, materi tertentu

yang akan dibelajarkan kepada siswa, (2) memikirkan secara mendalam

tentang tujuan-tujuan pembelajaran untuk kepentingan masa depan siswa,

misalnya tentang arti penting sebuah persahabatan, pengembangan

perspektif dan cara berfikir siswa, serta kegandrungan siswa terhadap ilmu

pengetahuan, (3) mengkaji tentang hal-hal terbaik yang dapat digunakan

Page 9: DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/60958/22/Restian Yayuk Ekowati - Lesson Study Li… · LESSON STUDY DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL VIETNAM” Arina

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

179

dalam pembelajaran melalui belajar dari para guru lain (peserta atau partisipan

Lesson Study), (4) belajar tentang isi atau materi pelajaran dari guru lain

sehingga dapat menambah pengetahuan tentang apa yang harus diberikan

kepada siswa, (5) mengembangkan keahlian dalam mengajar, baik pada saat

merencanakan pembelajaran maupun selama berlangsungnya kegiatan

pembelajaran, (6) membangun kemampuan melalui pembelajaran kolegial,

dalam arti para guru bisa saling belajar tentang apa-apa yang dirasakan masih

kurang, baik tentang pengetahuan maupun keterampilannya dalam

membelajarkan siswa, dan (7) mengembangkan “The Eyes to See Students”

(kodomo wo miru me), dalam arti dengan dihadirkannya para pengamat

(obeserver), pengamatan tentang perilaku belajar siswa bisa semakin detail

dan jelas.

Terkait dengan penyelenggaraan Lesson Study, Slamet Mulyana

(2007) mengetengahkan tentang dua tipe penyelenggaraan Lesson Study,

yaitu Lesson Study berbasis sekolah dan Lesson Study berbasis MGMP.

Lesson Study berbasis sekolah dilaksanakan oleh semua guru dari berbagai

bidang studi dengan kepala sekolah yang bersangkutan. dengan tujuan agar

kualitas proses dan hasil pembelajaran dari semua mata pelajaran di sekolah

yang bersangkutan dapat lebih ditingkatkan. Sedangkan Lesson Study

berbasis MGMP merupakan pengkajian tentang proses pembelajaran yang

dilaksanakan oleh kelompok guru mata pelajaran tertentu, dengan

pendalaman kajian tentang proses pembelajaran pada mata pelajaran

tertentu, yang dapat dilaksanakan pada tingkat wilayah, kabupaten atau

mungkin bisa lebih diperluas lagi.

Dalam hal keanggotaan kelompok, Lesson Study Reseach Group dari

Columbia University menyarankan cukup 3-6 orang saja, yang terdiri unsur

guru dan kepala sekolah, dan pihak lain yang berkepentingan. Kepala sekolah

perlu dilibatkan terutama karena perannya sebagai decision maker di sekolah.

Dengan keterlibatannya dalam Lesson Study, diharapkan kepala sekolah

dapat mengambil keputusan yang penting dan tepat bagi peningkatan mutu

pembelajaran di sekolahnya, khususnya pada mata pelajaran yang dikaji

melalui Lesson Study. Selain itu, dapat pula mengundang pihak lain yang

dianggap kompeten dan memiliki kepedulian terhadap pembelajaran siswa,

seperti pengawas sekolah atau ahli dari perguruan tinggi.

Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Identifikasi masalah sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan

antara lain :

1. Pendidik bukan berasal dari lulusan yang sesuai. Maksudnya

terkadang terdapat tenaga pendidik yang mengajar tidak sesuai

dengan jurusannya. Contoh, pendidik yang merupakan lulusan

Page 10: DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/60958/22/Restian Yayuk Ekowati - Lesson Study Li… · LESSON STUDY DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL VIETNAM” Arina

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

180

metematika mengajar bahasa Indonesia. Hal ini secara tidak langsung

akan menjadi masalah pendidikan di Indonesia.

2. Padahal dalam PP NO.19 tahun 2005 tentang standar pendidik dan

tenaga kependidikan pasal 28 ayat 2, dijelaskan bahwa pendidik harus

sesuai dengan ijazah dan sertivikat keahlian yang relevan dengan

perundang-undangan yang berlaku.

3. Pendidik kurang menguasai dari 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh

pendidik maupun tenaga kependidikan sehingga hal ini menyebabkan

adanya masalah kualitas pendidik dan tenaga kependidikan yang

kurang baik.

4. Dalam UU RI no.14 Tahun 2005 pasal 8 ayat dijelaskan bahwa guru

wajib memiliki kualifikasi yang salah satu diantaranya kompetensi ,

dan diperjelas dalam pasal 10 ayat 1 yang berbunyi “ kompetensi guru

sebagai mana dalam pasal 8 meliputi kopetensi pedagogic,

kepribadian, social dan professional yang diperoleh melalui

pendidikan profesi.

5. Selain itu juga dijelaskan dalam PP No.19 Tahun 2005 pasal 28 ayat

3 mengenai kometensi yang harus dimiliki oleh pendidik.

6. Pendidik terkadang menjadikan mengajar hanya untuk menggugurkan

kewajiban sebagai pendidik, sehingga dia mengajar secara tidak

maksimal.

7. Hal ini tidak sesuai dengan PP No. 19 Tahun 2005 pasal 28 ayat 3

yang seharusnya pendidik memiliki kompetensi professional, yang

mengharuskan pendidik wajib bertanggung jawab dengan tugas dan

pembinaan terhadap peserta didik.

8. Pendidik belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan masyarakat.

Fenomena itu ditandai dari rendahnya mutu lulusan, penyelesaian

masalah pendidikan yang tidak tuntas, bahkan lebih berorintasi

proyek.Akibatnya, seringkali hasil pendidikan mengecewakan

masyarakat. Mereka terus mempertanyakan relevansi pendidikan

dengan kebutuhan masyarakat dalam dinamika kehidupan ekonomi,

politik , sosial, dan budaya.

9. Pendidik mengajar tidak sesuai dengan silabus sehingga target dari

tujuan pembelajaran tidak sepenuhnya tercapai. Hal ini tidak sesuai

dengan kompetensi pedagogic yang harus dimiliki oleh guru sesuai

dengan PP No.19 Tahun 2005 Pasal 28 (3) yang berbunyi

“Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan

dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:

Page 11: DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/60958/22/Restian Yayuk Ekowati - Lesson Study Li… · LESSON STUDY DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL VIETNAM” Arina

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

181

Kompetensi pedagogic, Kompetensi kepribadian, Kompetensi

professional dan Kompetensi sosial.

10. Masih banyak pendidik yang belum memenuhi ketentuan sesuai

dengan PP No. 19 tahun 2005 seperti pengajar di tingkat SD/MI

minimal berijazah S1/ D4. Tapi dalam kenyataan di masyarakat masih

terdapat pendidik yang belum berijazah D4 atau dengan kata lain

masih D3.

11. Tenaga kependidikan biasanya masih berasal dari tenaga pendidik

yang merangkap tugas menjadi tenaga kependidikan seperti guru

merangkap menjadi tenaga administrasi atau tenaga perpustakaan.

Lesson Study

Pengertian Lesson Study Lesson study adalah model pembinaan

(pelatihan) profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara

kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas dan

mutual learning untuk membangun komunitas belajar (Sumar Hendayana,

dkk, 2009: 5). Selain itu Styler dan Hiebert (Susilo, 2009: 3) mengatakan

bahwa:

Lesson study adalah suatu proses kolaboratif pada sekelompok guru

ketika mengidentifikasikan masalah pembelajaran, merancang suatu skenario

pembelajaran (yang meliputi kegiatan mencari buku dan artikel mengenai topik

yang akan diajarkan); membelajarkan peserta didik sesuai dengan skenario

(salah seorang guru melaksanakan pembelajaran sedangkan yang lain

mengamati), mengevaluasi dan merevisi skenario pembelajaran,

membelajarkan lagi skenario pembelajaran yang telah direvisi, mengevaluasi

lagi pembelajaran dan membagikan hasilnya dengan guru-guru lain

(mendiseminasikannya). Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan

bahwa lesson study adalah sebuah model pembinaan guru dalam

meningkatkan kinerja guru yang dilakukan secara bersama-sama oleh

sekelompok guru demi mewujudkan kinerja guru ke arah yang lebih baik lagi.

Lesson study sendiri bukan merupakan metode atau strategi pembelajaran

tetapi kegiatan lesson study dapat menerapkan metode atau strategi

pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan yang

dihadapi guru.

Keunggulan Lesson Study Lesson study merupakan pembinaan

kompetensi profesional guru tentu mempunyai keunggulan atau keutamaan

yang membedakan lesson study dengan cara lain dalam mengembangkan

kompetensi profesional guru. Rusman (2010: 391) mengatakan bahwa

“Keutamaan dari lesson study adalah dapat meningkatkan keterampilan atau

kecakapan dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru

melalui kegiatan lesson study, yakni belajar dari suatu pembelajaran.”

Page 12: DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/60958/22/Restian Yayuk Ekowati - Lesson Study Li… · LESSON STUDY DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL VIETNAM” Arina

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

182

Lesson study merupakan suatu cara efektif yang dapat meningkatkan

kualitas belajar dan mengajar serta pelajaran di kelas. Hal itu benar, karena:

1. Pengembangan lesson study dilakukan dan didasarkan pada hasil

sharing pengetahuan profesional yang berlandaskan pada praktik dan

hasil pengajaran yang dilaksanakan para guru.

2. Penekanan mendasar pada suatu lesson study adalah para siswa

memiliki kualitas belajar.

3. Tujuan pelajaran dijadikan fokus dan titik perhatian utama dalam

pembelajaran di kelas.

4. Berdasarkan pengalaman nyata di kelas, lesson study mampu

menjadi landasan bagi pengembangan pembelajaran.

5. Lesson study akan menempatkan peran para guru sebagai peneliti

pembelajaran Berdasarkan pendapat di atas, lesson study menjadi

suatu model pembinaan profesi guru yang tepat untuk

mengembangkan kompetensi profesional guru sebagai pendidik.

Lesson study mempunyai keunggulan menciptakan kerja sama antar

guru dalam mengembangkan pembelajaran, memberi peluang guru

untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran secara bersama-

sama, dan menjadikan guru semakin dekat dalam berkomunikasi.

METODE

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang merupakan salah satu

jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang didasarkan pada data alamiah

yang berupa kata-kata dalam mendeskripsikan objek yang diteliti melalui

kegiatan pengumpulan data dari latar yang alami (Rofi’uddin, 2005). Ciri utama

penelitian kualitatif adalah, (1) data yang dikaji dalam penelitian adalah data

verbal dan nonverbal yang dapat menghasilkan informasi yang sesuai, (2)

data diperoleh dari setting alamiah, yakni tuturan dan tindakan ketika

pembelajaran dilaksanakan, (3) data dianalisis secara induktif pada saat dan

setelah pengumpulan data, (4) peneliti menjadi instrumen kunci, (5) penelitian

menekankan proses dan hasil, (6) makna menjadi tekanan utama (Bogdan

dan Biklen: 1982 dalam Moelong: 2007).

Penelitian ini dilaksanakan di DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL

VIETNAM bergulirnya program pemerintah tentang Lesson Studi di Vietnam.

maka sekolah ini merupakan salah satu sekolah dimana guru-gurunya telah

mencoba untuk menyusun model pembelajaran berbasis tematik terpadu

dengan berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Hal inilah yang menjadi

tantangan bagi peneliti untuk menganalisis seberapa jauh proses penerapan

Pendidikan Karakter Bangsa komunitas asean ekonomi dan era globalisasi.

Page 13: DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/60958/22/Restian Yayuk Ekowati - Lesson Study Li… · LESSON STUDY DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL VIETNAM” Arina

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

183

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik

observasi, wawancara dan dokumentasi. di DI TRUONG QUYEN PRIMAY

SCHOOL VIETNAM:

1. Observasi: dilakukan untuk mengumpulkan data tentang praktik

pembelajaran secara langsung yang di di DI TRUONG QUYEN

PRIMAY SCHOOL VIETNAM

2. Wawancara: dilakukan kepada guru di di DI TRUONG QUYEN

PRIMAY SCHOOL VIETNAM yang mempraktikkan penerapan

pendidikan karakter Bangsa, untuk merekam kesesuaian antara apa

yang direncanakan dengan pelaksanaan penerapan Pendidikan

Karakter Bangsa komunitas asean ekonomi dan era globalisasi.

3. Dokumentasi: dilakukan untuk mengumpulkan data tentang berbagai

peristiwa dalam proses pembelajaran melalui foto, dokumen berupa

RPP berbasis pendidikan karakter yang selama ini guru-guru buat,

dokumen fortofolio dan hasil pembelajaran dan penerapan Karakter

Bangsa di sekolah di SD.

Untuk mengumpulkan data, penelitian ini menggunakan instrumen

yang berupa: Lembar observasi guru dan siswa, Pedoman wawancara.

Analisis data dilakukan secara deskriptif baik secara kualitatif maupun

kuantitatif. Sebagaimana pada umumnya analisis data secara kualitatif

dilakukan dengan tahap-tahap: pemamparan data, reduksi data, kategorisasi

data, penafsiran/pemaknaa, dan penyimpulan hasil analisis. Data yang

diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumentasi, kemudian ditulis ulang,

dipaparkan apa adanya, kemudian dipilah-pilahsesuai fokus penelitian,

setelah melalui proses analisis dalam kerangka memperoleh data yang sahih

dengan member chek, triangulasi, dan pelacakan mendalam, kemudian

disimpulkan dan dimaknai. Analisis data yang bersifat deskriptif kuantitatif

dilakukan dengan analisis prosentase dan analisis rata-rata. Data kuantitatif

ini diolah berdasarkan data hasil pengamatan melalui rubrik pengamatan.

Metode penelitian berisikan pendekatan penelitian, desain penelitian,

waktu dan tempat penelitian, sampel, prosedur pengumpulan data dan

analisis data serta ditulis dalam bentuk paragraf.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada tahapan ini Tim LS-LN sampai di Vietnam tanggal 23 juli 2019,

dan langsung berkegiatan pada tahap Plan dilaksanakan pada tanggal 24 Juli

2019, materi diskusi saat plan adalah pembelajaran matematika

menggunakan budaya nusantara seni budaya, Nama Kepala Sekolahnya Tan

Huy Mynhien Dao, dan guru yang terlibat ada (Giao Thura Cung Gia Dinh, Du

LichDau Nam, dan Trang Tri Hoa Xuan) dan pengamat pendidikan yang

berada di Vietnam. Sistem pendidikan di Vietnam, Di sana, mereka mulai

Page 14: DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/60958/22/Restian Yayuk Ekowati - Lesson Study Li… · LESSON STUDY DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL VIETNAM” Arina

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

184

menambah wawasan, memahami dan menemukan benda-benda di

sekitarnya, tentang binatang, benda, huruf, angka dan sebagainya, semuanya

itu turut membentuk kebiasaan pertama bagi mereka tentang cara berfikir,

kehidupan sehari-hari, penanganan masalah atau cara berperilaku, Sampai

usia 6 tahun, mereka mulai masuk ke Sekolah Dasar (SD) dan terus belajar

membaca, menulis dan berkenalan dengan mata-mata pelajaran wajib,

misalnya matematika, bahasa Vietnam, ilmu eksakta, sejarah, geografi,

bahasa asing, Di Vietnam, tingkat SD akan memakan waktu 6 tahun, di seluruh

negeri atau menempuh ujuan untuk masuk ke Sekolah Pengajaran Tanggal 5

September 2019 setiap tahun dipilih sebagai hari Pembukaan Tahun Ajar baru

untuk semua tingkat pendidikan di Vietnam, di Vietnam tidak asing dengan

Lesson Study memang beberapa sekolah favorit sudah dilakukan, tahapan ini

kami langsung berinteraksi dengan siswa. Dalam Kegiatan ini kami tidak lepas

dari KBRI, sebagai Transitor kami.

Dengan Tim KBRI, Mahesa Tim Translettor

Berkenaan dengan tahapan-tahapan dalam Lesson Study ini, dijumpai beberapa pendapat. Menurut Wikipedia (2007) bahwa Lesson Study dilakukan melalui empat tahapan dengan menggunakan konsep Plan-Do-Check-Act (PDCA). Sementara itu, Slamet Mulyana (2007) mengemukakan tiga tahapan dalam Lesson Study, yaitu : (1) Perencanaan (Plan); (2) Pelaksanaan (Do) dan (3) Refleksi (See). Sedangkan Bill Cerbin dan Bryan Kopp dari University of Wisconsin mengetengahkan enam tahapan dalam Lesson Study, yaitu:

1. Form a Team: membentuk tim sebanyak 3-6 orang yang terdiri guru yang bersangkutan dan pihak-pihak lain yang kompeten serta memilki kepentingan dengan Lesson Study.

2. Develop Student Learning Goals: anggota tim memdiskusikan apa yang akan dibelajarkan kepada siswa sebagai hasil dari Lesson Study.

3. Plan the Research Lesson: guru-guru mendesain pembelajaran guna mencapai tujuan belajar dan mengantisipasi bagaimana para siswa akan merespons.

Page 15: DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/60958/22/Restian Yayuk Ekowati - Lesson Study Li… · LESSON STUDY DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL VIETNAM” Arina

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

185

4. Gather Evidence of Student Learning: salah seorang guru tim melaksanakan pembelajaran, sementara yang lainnya melakukan pengamatan, mengumpulkan bukti-bukti dari pembelajaran siswa.

5. Analyze Evidence of Learning: tim mendiskusikan hasil dan menilai kemajuan dalam pencapaian tujuan belajar siswa

6. Repeat the Process: kelompok merevisi pembelajaran, mengulang tahapan-tahapan mulai dari tahapan ke-2 sampai dengan tahapan ke-5 sebagaimana dikemukakan di atas, dan tim melakukan sharing atas temuan-temuan yang ada.

Bagaimana Implementasi Lesson Study untuk melahirkan generasi yang berkualitas dan berkuantitas di Vietnam

Dalam implementasi dibutuhkan dari perencanaan, pelaksanaan dan refleksi yang akan ada tindak lanjut antara lain sebagai berikut:

1. Tahapan Perencanaan (Plan)

Pada tahap perencanaan ini kita langsung bertemu dengan Pak Tan

huy Mynhien Dao, kami Dosen dari Prodi PGSD –FKIP Universitas

Muhammadiyah Malang (Arina Restian, Erna Yayuk dan Dyah Woro W,

bersama dengan Pak Agung dari Matematika) dan guru yang tergabung dalam

Lesson Study ada (Giao Thura Cung Gia Dinh, Du LichDau Nam, dan Trang

Tri Hoa Xuan) berkolaborasi untuk menyusun RPP yang mencerminkan

pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada tahapan ini guru- guru disana

sangat disiplin dan berbadan ideal karena ada cek obesitas, oleh karena

gurunya secara berat badan sangat ideal, dan guru disana dikatakan sangat

disiplin, siswa harus menuruti dengan perintah guru, dalam Bahasa Vietnam

adalah TiengViet Nam/Viet Ngu. Kegiatan Awal berlangsung dengan lancar

walaupun terkadang perlu disampaikan ulang dengan Bahasa Inggris,

Alhamdulillah ada yang membantu dari KBRI namanya adalah mas Mahesa

sebagai translator kami, sehingga Lesson Studi divietnam berjalan lancar.

Kegiatan berlangsung dengan serius karena sekolah Vietnam betul- betul

secara khusus dan menjaga kualitas baik siswa maupun guru. Dan kamipun

di bantu oleh pihak KBRI langsung oleh Bapak Kedubes Hanif Salim untuk

dipersilahkan melakukan kegiatan.

Page 16: DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/60958/22/Restian Yayuk Ekowati - Lesson Study Li… · LESSON STUDY DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL VIETNAM” Arina

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

186

Melakukan diskusi awal dan kerjasanma sekolah di Vietnam dengan Pak Kedubes R.I Hanif Salim

Selain itu kami mengkaji tentang pendidikan Sekolah dasar di Vietnam

Pendidikan adalah salah satu faktor yang penting dalam pembangunan

sebuah negara. Melalui pendidikan yang baik, negara dapat menjamin bahwa

masyarakat telah memiliki kapabilitas untuk bekerja dalam rangka

pembangunan negara. Hal ini dapat dilakukan karena pendidikan dapat

membangun tiga hal, yaitu: loyalitas pada negara; soft & hard skill; serta

pengetahuan yang luas. Tanpa adanya pendidikan yang baik, maka

masyarakat hanya dapat bekerja berdasarkan pengalamannya yang tentu

sangat terbatas. Oleh karena negara berkembang merupakan aktor yang

senantiasa berusaha untuk mengedepankan pembangunan negaranya, maka

mereka akan menjadikan peningkatan mutu pendidikan sebagai agenda

utamanya. Dalam perjalanan sejarah berdirinya, Vietnam telah mengalami

perkembangan yang cukup signifikan di berbagai bidang, termasuk di bidang

pendidikan. Sejak tahun 1986, pemerintah Vietnam telah membuat berbagai

macam kebijakan untuk memacu pengembangan pendidikan melalui

kebijakan kurikulum yang diberlakukan kepada semua jenjang pendidikan,

baik dari tingkat pendidikan dasar (SD), Melalui kebijakan pemerintah

tersebut, dewasa ini di Vietnam telah mengalami pemerataan dan penyebaran

pembangunan fisik sebagai wadah pendidikan sesuai jenjangnya, misalnya di

setiap desa telah terdapat pendidikan dasar (SD).

2. Tahapan Pelaksanaan (Do)

Dilakukan tgl 25 juli 2019 bertempat di sekolah. Dilakukan di kelas 2

dengan koordinator Du LicDau Nam , Materi yang diberikan adalah

pembelajaran matematika khususnya penjumlahan bilangan bulat dan seni

budaya di Sekolah Dasar Di Truong Quyen Primay School Vietnam , dan

Alhamdulillah kembali lagi berkomunikasi dengan 3 guru Giao Thura Cung Gia

Dinh, Du LichDau Nam, dan Trang Tri Hoa Xuan), dan ternyata sangat senang

sekali, inilah yang membuat kami apresiatif, untuk memberikan Pada kegiatan

ini, terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan pelaksanaan pembelajaran

Page 17: DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/60958/22/Restian Yayuk Ekowati - Lesson Study Li… · LESSON STUDY DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL VIETNAM” Arina

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

187

yang dilakukan oleh salah seorang guru Giao Thura Cung Gia Dinh.. , yang

disepakati bersama di sekolah), kegiatan pengamatan atau observasi

langsung di sekolah Di Truong Quyen Primay School Vietnam, yang dilakukan

dalam hal ini dibantu oleh guru. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

tahapan pelaksanaan disekolah antara lain:

a. Guru Giao Thura Cung Gia Dinh ikut menjadi coordinator kelas 2 SD

di Vietnam, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang

telah disusun bersama, Guru Model adalah bu Dyah Woro Wirastri

Ekowati memberikan mulai apersepsi, anak-anak awalnya sempat

diam, namun setelah di translet menjadi aprestiatif, kemudian siswa

dibentuk kelompak 5 siswa.

b. Siswa dikelas 2 berjumlah 20 siswa, dapat menjalani proses

pembelajaran Pembelajaran Matematika Khususnya Penjumlahan

bilangan bulat dan seni Budaya di SD, kegiatan ini lagi belajar

permainan tradisional yang didalamnya terserap materi matematika

berbasis seni budaya.

Anak-anak kelas 2SD sangat antusias melihat Media Matematika

dengan kemasan seni Budaya Indonesia.

c. Proses pembelajaran dikelas, Selama kegiatan pembelajaran

berlangsung, pengamat (Erna yayuk dan Arina) tidak diperbolehkan

mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran dan mengganggu

konsentrasi guru model bud yah Woro Wirastri, maupun siswa yang

berjumlah 20.

d. Pengamatan secara langsung dikelas 2 melakukan pengamatan

secara teliti terhadap interaksi siswa-siswa yang berjumlah 20, siswa

akhirnya faham tentang gambar tersebut.

e. Pengamat observer ada bu Arina Restian dan Bu Erna Yayuk

memberi masukan kepada guru model.

Page 18: DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/60958/22/Restian Yayuk Ekowati - Lesson Study Li… · LESSON STUDY DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL VIETNAM” Arina

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

188

f. Pengamat observer ada bu Arina Restian dan Bu Erna Yayuk

melakukan pencatatan tentang perilaku belajar siswa selama

pembelajaran berlangsung, diskusi siswa dikelas 2 sangat aktif, dan

disiplin pada proses konstruksi pemahaman siswa melalui aktivitas

belajar siswa dikelas 2 dengan sentuhan belajar matematika bilangan

bulat terhadap seni budaya. Catatan dibuat berdasarkan pedoman

dan urutan pengalaman belajar siswa di Vietnam yang tercantum

dalam RPP disekolah Dasar Di Truong Quyen Primay School Vietnam

dengan 20 siswa.

Pada tahapan yang kedua, terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1)

kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang guru

yang disepakati atau atas permintaan sendiri untuk mempraktikkan RPP yang

telah disusun bersama, dan (2) kegiatan pengamatan atau observasi yang

dilakukan oleh anggota atau komunitas Lesson Study yang lainnya (baca:

guru, kepala sekolah, atau pengawas sekolah, atau undangan lainnya yang

bertindak sebagai pengamat/observer).

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tahapan pelaksanaan,

diantaranya:

a. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah

disusun bersama.

b. Siswa diupayakan dapat menjalani proses pembelajaran dalam

setting yang wajar dan natural, tidak dalam keadaan under pressure

yang disebabkan adanya program Lesson Study.

c. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, pengamat tidak

diperbolehkan mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran dan

mengganggu konsentrasi guru maupun siswa.

d. Pengamat melakukan pengamatan secara teliti terhadap interaksi

siswa-siswa, siswa-bahan ajar, siswa-guru, siswa-lingkungan lainnya,

dengan menggunakan instrumen pengamatan yang telah disiapkan

sebelumnya dan disusun bersama-sama.

e. Pengamat harus dapat belajar dari pembelajaran yang berlangsung

dan bukan untuk mengevalusi guru.

f. Pengamat dapat melakukan perekaman melalui video camera atau

photo digital untuk keperluan dokumentasi dan bahan analisis lebih

lanjut dan kegiatan perekaman tidak mengganggu jalannya proses

pembelajaran.

g. Pengamat melakukan pencatatan tentang perilaku belajar siswa

selama pembelajaran berlangsung, misalnya tentang komentar atau

diskusi siswa dan diusahakan dapat mencantumkan nama siswa yang

Page 19: DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/60958/22/Restian Yayuk Ekowati - Lesson Study Li… · LESSON STUDY DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL VIETNAM” Arina

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

189

bersangkutan, terjadinya proses konstruksi pemahaman siswa melalui

aktivitas belajar siswa. Catatan dibuat berdasarkan pedoman dan

urutan pengalaman belajar siswa yang tercantum dalam RPP.

3. Tahapan Refleksi (Check) Tahapan ketiga merupakan tahapan yang sangat penting karena

upaya perbaikan proses pembelajaran selanjutnya akan bergantung dari

ketajaman analisis para perserta berdasarkan pengamatan terhadap

pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi

dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti seluruh peserta Lesson Study

yang dipandu oleh kepala sekolah atau peserta lainnya yang ditunjuk. Diskusi

dimulai dari penyampaian kesan-kesan guru yang telah mempraktikkan

pembelajaran, dengan menyampaikan komentar atau kesan umum maupun

kesan khusus atas proses pembelajaran yang dilakukannya, misalnya

mengenai kesulitan dan permasalahan yang dirasakan dalam menjalankan

RPP yang telah disusun.

Selanjutnya, semua pengamat menyampaikan tanggapan atau saran

secara bijak terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan (bukan

terhadap guru yang bersangkutan). Dalam menyampaikan saran-saranya,

pengamat harus didukung oleh bukti-bukti yang diperoleh dari hasil

pengamatan secara langsung oleh Diskusi dimulai dari penyampaian kesan-

kesan guru (Giao Thura Cung Gia Dinh, Du LichDau Nam, dan Trang Tri Hoa

Xuan) sangat senng dengan orang Indonesia, karena kita sangat ramah dan

kreatif mengenalkan matematika dengan Budaya Indonesia. Di Sekolah Dasar

Di Truong Quyen Primay School Vietnam, tidak berdasarkan opininya.

Berbagai pembicaraan yang berkembang dalam diskusi dapat dijadikan

umpan balik bagi seluruh peserta untuk kepentingan perbaikan atau

peningkatan proses pembelajaran. Oleh karena itu, sebaiknya seluruh peserta

pun memiliki catatan-catatan pembicaraan yang berlangsung dalam diskusi.

4. Tahapan terakhir

Disekolah Dasar Di Truong Quyen Primay School Vietnam dengan 20

siswa, berjalan lancar dan betul- betul berkesan secara disiplin dan patuh dari

segi mengikuti pembelajaran betul- betul siswa antusias dengan bahasa

vietnamnya “Saya ingin menjawab bu, saya sangat suka dengan

pembelajaran ini” kata siswa bernama nguyen dalam bahasa vietnam (Tôi

muốn trả lời thưa bà, tôi thực sự thích cách học này), tahapan terakhir

merupakan tahapan yang sangat penting karena upaya perbaikan proses

pembelajaran selanjutnya baik di Vietnam maupun di Indonesi, akan

bergantung dari ketajaman analisis para perserta berdasarkan pengamatan

terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan

refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti seluruh peserta Lesson

Study yang dipandu oleh kepala sekolah Tan Huy Mynhien Dao.

Page 20: DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/60958/22/Restian Yayuk Ekowati - Lesson Study Li… · LESSON STUDY DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL VIETNAM” Arina

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

190

Diskusi dimulai dari penyampaian kesan-kesan guru (Giao Thura

Cung Gia Dinh, Du LichDau Nam, dan Trang Tri Hoa Xuan) sangat senng

dengan orang Indonesia, karena kita sangat ramah dan kreatif mengenalkan

matematika dengan Budaya Indonesia. Di Sekolah Dasar Di Truong Quyen

Primay School Vietnam, yang telah mempraktikkan pembelajaran bu Dyah

woro, dan kami bertiga saling berbagi bu erna dan bu arina sebagai tim

Observer dengan menyampaikan komentar atau kesan umum maupun kesan

khusus atas proses pembelajaran yang dilakukannya, misalnya mengenai

kesulitan dan permasalahan yang dirasakan dalam menjalankan RPP yang

telah disusun. Selanjutnya, semua pengamat menyampaikan tanggapan atau

saran secara bijak terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan

(bukan terhadap guru yang bersangkutan). Dalam menyampaikan saran-

sarannya, pengamat harus didukung oleh bukti-bukti yang diperoleh darihasil

pengamatan, tidak berdasarkan opininya. Berbagai pembicaraan yang

berkembang dalam diskusi dapat dijadikan umpan balik bagi seluruh peserta

untuk kepentingan perbaikan atau peningkatan proses pembelajaran. Oleh

karena itu, sebaiknya seluruh peserta pun memiliki catatan-catatan

pembicaraan yang berlangsung dalam diskusi.

Dari hasil refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru atau

keputusan-keputusan penting guna perbaikan dan peningkatan proses

pembelajaran, baik pada tataran indiividual, maupun menajerial. Pada tataran

individual, berbagai temuan dan masukan berharga yang disampaikan pada

saat diskusi dalam tahapan refleksi (See) tentunya menjadi modal bagi para

guru, baik yang bertindak sebagai pengajar maupun observer untuk

mengembangkan proses pembelajaran ke arah lebih baik. Pada tataran

manajerial, dengan pelibatan langsung kepala sekolah sebagai peserta

Lesson Study, tentunya kepala sekolah akan memperoleh sejumlah masukan

yang berharga bagi kepentingan pengembangan manajemen pendidikan di

sekolahnya secara keseluruhan. Kalau selama ini kepala sekolah banyak

disibukkan dengan hal-hal di luar pendidikan, dengan keterlibatannya secara

langsung dalam Lesson Study, maka dia akan lebih dapat memahami apa

yang sesungguhnya dialami oleh guru dan siswanya dalam proses

pembelajaran, sehingga diharapkan kepala sekolah dapat semakin lebih fokus

lagi untuk mewujudkan dirinya sebagai pemimpin pendidikan di sekolah. Hasil

ada kelebihan dan kelemahan, Kelemahan, sentuhan seni budaya dalam

pembelajaran perlu ditingkatkan mengingat negara wajib militer. Kelebihan,

disiplin dan berorientasi ke depan. Salah satunya belajar di luar negeri yang

dilakukan pada tanggal 25 juli 2019.Hal tersebut diatas didukung dengan

pengamat Pendidikan dari Vietnam.

Page 21: DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/60958/22/Restian Yayuk Ekowati - Lesson Study Li… · LESSON STUDY DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL VIETNAM” Arina

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

191

Dokumentasi: dengan pengamat Pendidikan di Vietnam, sekaligus membaca karyanya di ranah pendidikan.

DAFTAR RUJUKAN Akhsanul An’am. 2009, Peningkatan Kualitas Pembelajaran melalui Lesson

Study Berbasis Metakognisi, Jurnal Vol 12 No.1 Edisi Jan-Juni.

Bill Cerbin & Bryan Kopp. A Brief Introduction to College Lesson Study. Lesson Study Project. online: http ://www.uwlax.edu/sotl/lsp/index2.htm

Budi, Putu A. 2007. Pgembangan Profesionalisme Guru dalam Bidang Pembelajaran Melalui Lesson Study, Jurnal Pendidikan & Pengajaran.

Catherine Lewis (2004) Does Lesson Study Have a Future in the United States? Online: sowi-online.de/journal/2004-1/lesson_lewis.htm

Depdiknas. “Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005- 2009”.

Tersedia pada: http://www. ktsp.diknas.co.id/ktsp sd/ppt3.

Joni, T. Raka. 2005.Resureksi Pendidikan Profesional Guru. Malang: LP3 UM-Cakrawala Indonesia.

J.M Tedjawati. 2011. Peningkatan Kompetensi Guru melalui Lesson Study Kasus di Kabupaten Bantul. Jakarta. Jurnal Vol.17 no.4.

JICA. 2009. Panduan Untuk Lesson Study Berbasis MGMP dan Lesson Study Berbasis Sekolah. Japan

Lewis. 2002. Lesson Study: A Handbook of Teacher-Led Intructional. Philadelphia. PA: Research for Better Schools.

Learning Assistance Program for Islamic Schools. 2009. Materi Workshop Penguatan Kapasitas Dosen. Surabaya: Australian Government.

Lesson Study Research Group online: tc.edu/lessonstudy/whatislessonstudy.html

Mudyahardjo, Redja. 2001. Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal tentang Dasar-dasar

Page 22: DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/60958/22/Restian Yayuk Ekowati - Lesson Study Li… · LESSON STUDY DI TRUONG QUYEN PRIMAY SCHOOL VIETNAM” Arina

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

192

Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia.Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.

Mulyasa. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi.

Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Purwanto, Ngalim. 2006. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sarwoto. 1998. Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia.Slamet Mulyana. 2007. Lesson Study (Makalah). Kuningan: LPMP-Jawa Barat

Sukirman. 2006. “Peningkatan Profesional Guru melalui Lesson Study pada Diklat Lesson Study bagi Guru Berprestasi dan Pengurus MGMP MIPA SMP se-Indonesia Tengah”. Yogyakarta: FMIPANY.

Slamet Hw dkk, 2010, Peningkatan Kompetensi Guru Sekolah Dasar Melalui Lesson Study. Jurnal WARTA, Vol .13, No.1, edisi Maret.

Sudrajat, A. 2008. Lesson Study untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Pembelajaran.http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/22/les.