Page 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PROSEDUR EKSPOR PADA PT BATIK DANAR HADI
DI SURAKARTA
Tugas Akhir
Diajukan untuk melengkapi Tugas-Tugas dan persyaratan guna
Mencapai Gelar Ahli Madya Pada Program D-3 Bisnis Internasional Fakultas
Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
ASWITIA NOVRIANI
F3109013
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
Page 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
Page 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
Page 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
“There‟s no secret ingredients, the secret to be special,
you just have to believe that you‟re special “
(Kungfu panda)
“Apabila kamu mempunyai suatu masalah yang sulit dipecahkan cobalah untuk
menyederhanakannya, tapi jangan sampai kamu menganggapnya remeh suatu
masalah”
(Albert Einstein)
“Dont be afraid of the space between your dream and reality.
If you can dream it,you can make it so”
(Walt Disney)
“Menjadi dewasa adalah sebuah pilihan, jika kamu ingin berhasil maka bersikaplah
dewasa dalam menghadapi semua masalah agar masa depan mu tertata dengan rapi”
(Penulis)
“Sometimes, in life you don‟t always feel likes a winner,
but that doesn‟t mean that you not win”
(Lady Gaga)
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia
(mendapat) pahala dari(kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari
(kejahatan) yang diperbuatnya. (Merekaberdoa), „Ya Tuhan Kami,janganlah engkau
menghukum kami jika kaMI lupa atau kami melakukan kesalahan.
Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat
sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya.
Maafkanlah kami , Ampunilah kami, dan Rahmatilah kami. Engkaulah Pelindung
kami,maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir”
(QS. Al-Baqarah:286)
Page 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur, kuucapkan terima
kasihku, dan Ku persembahkan karya ku ini kepada
:
1. Mama dan Papa tercinta, yang sudah
membimbing ku dari kecil hingga sedewasa ini
2. Kedua adikku, Icha Agamazh dan Fazri
Agamazh
3. Keluarga besar ku
4. Teman-teman dan Sahabat-sahabat ku
5. Teman-teman Bisnis Internasional
6. Almamater ku
7. Dan juga Topa yang selalu memberi ku
semangat
Page 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya yang dilimpahkan pada kita semua, meskipun dengan waktu
yang terbatas akhirnya penulis mampu menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir
dengan judul “PROSEDUR EKSPOR PADA PT.BATIK DANAR HADI DI
SURAKARTA”.
Penyusunan Tugas Akhir ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya
bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis
dengan rendah hati menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-
pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu hingga
tersusunnya tugas akhir ini,khususnya kepada:
1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ketua Progam dan Sekretaris Progam D III Bisnis Internasionalsitas Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Supriyono, M,Si selaku pembimbing yang dengan arif dan kesabarannya
telah banyak memberikan pengarahan, petunjuk, nasehat, bimbingan hingga
tersusunnya laporan Tugas Akhir ini.
4. Seluruh staf dan karyawan Progam Diploma III Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan bantuan
administratif kepada penulis.
5. Manager Eksport PT.Batik Danar Hadi di Surakarta, Bapak Burhan yang
telah berkenan memberikan ijin magang kerja dan penelitian untuk penulisan
laporan Tugas Akhir ini.
6. Bapak siswadi, staf bagian ekspor pada PT. Batik Danar Hadi yang sudah
memberikan segala informasi yang diperlukan penulis.
7. Staf bagian dokumen ekspor Bapak Gyarto dan Mas Fajar yang telah
memberikan data, bimbingan serta arahan yang berguna bagi penulis
8. Seluruh staf dan karyawan divisi Ekspor PT. Batik Danar Hadi di Surakarta,
yang telah memberikan banyak informasi, dukungan dan semangat bagi
penulis.
Page 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
9. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
membantu hingga terselesainya penulisan Tugas Akhir ini.
10. Teman-Teman khususnya seangkatan yang secara kompak telah saling
mendukung suksesnya studi kita
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai
pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan Tugas Akhir ini.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
Page 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN ABSTRAKSI ....................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ......................................................................... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ....................................................................................... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ............................................................................... xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 6
E. Metode Penelitian ......................................................................... 7
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Sistem Kegiatan Ekspor ............................................................... 9
B. Dokumen Ekspor .......................................................................... 13
C. Ketentuan Pembayaran Ekspor ..................................................... 15
D. Jenis-Jenis Pembayaran Ekspor ................................................... 19
E. Prosedur Ekspor ............................................................................ 32
F. Tahap-Tahap Pelaksanaan Ekspor ................................................ 42
G. Para Pelaksana Perdagangan Internasional .................................. 48
Page 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB III. DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan ....................................................... 52
1. Sejarah Berdirinya PT. Batik Danar Hadi ................................ 52
2. Lokasi PT. Batik Danar Hadi Surakarta ................................... 55
3. Tujuan Perusahaan .................................................................... 55
4. Struktur Organisasi ................................................................... 56
5. Personalia ................................................................................. 58
6. yang Dihasilkan ........................................................................ 58
7. Permodalan ................................................................................ 63
8. Pemasaran ................................................................................. 63
B. Pembahasan .................................................................................. 65
1. Proses Terjadinya Kontrak Dagang Ekspor
(Sales Contract Process) yang Dilakukan
PT. Batik Danar Hadi di Surakar ............................................... 65
2. Prosedur Ekspor PT. Batik Danar Hadi di Surakarta ............... 65
3. Hambatan-Hambatan yang Dihadapi PT. Batik Danar Hadi
Di konveksi ............................................................................... 71
4. Cara PT. Batik Danar Hadi Mengatasi Hambatan tersebut …...73
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 77
B. Saran-Saran ................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 81
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................... 82
Page 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1
Presentase Nilai Ekspor Jawa Tengah terhadap Total Ekpor
Indonesia ........................................................................................................ 2
2. Tabel 1.2
Volume Penjualan Ekspor PT Batik Danar Hadi ........................................... 4
Page 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1
L/C Opening Process ............................................................................... 24
2. Gambar 3.1
Struktur Organisasi Ekspor ..................................................................... 56
3. Gambar 3.2
Batik Tulis ................................................................................................ 59
4. Gambar 3.3
Batik Cap ................................................................................................. 60
5. Gambar 3.4
Batik Spray .............................................................................................. 62
6. Gambar 3.5
Sales Contract PT Batik Danar Hadi ....................................................... 66
Page 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan
2. Surat Keterangan Magang
3. Shipping Instruction
4. Invoice
5. Packing List
6. Pemberitahuan Ekspor Barang
7. Bill of Lading ( B/L )
8. Certificate of Origin ( COO )
9. Nota Pelayanan Ekspor
10. Nota Kredit
11. Realisasi Order
12. Volume Penjualan Ekspor
13. Contoh Email Penawaran Produk
14. Contoh Email Buyer
15. Contoh Email Inquiry
Page 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRAKSI
PROSEDUR EKPOR PADA PT BATIK DANAR HADI DI SURAKARTA
ASWITIA NOVRIANI
F3109013
Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memperoleh gambaran nyata dan
pemahaman yang lebih mendalam tentang prosedur ekspor yang telah dilakukan suatu
instansi yang bergerak dalam ekspor impor untuk memperlancar kegiatan ekspor barang
dalam dunia perdagangan internasional.
Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu mengambil satu
obyek tertentu untuk dianalisa secara mendalam dengan memfokuskan pada suatu
masalah. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer
dikumpulkan melalui wawancara dan observasi secara langsung dengan pihak divisi
ekspor PT Batik Danar Hadi Surakarta, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku
maupun sumber lainnya.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa proses ekspor yg dilakukan PT Batik
Danar Hadi di Surakarta dilakukan melalui 4 tahap proses yaitu : Sales Contract
Process, Letter of Credit Process, Cargo Shipment Process, dan Shipping Document
Negotiation Process. Permasalahan yang timbul atau hambatan-hambatan yang dihadapi
oleh PT Batik Danar Hadi terjadi dalam proses kontrak dagang ekspor atau Sales Contract
Process, adalah mengenai inquiry atau pesanan dari buyer. Selama ini kapasitas produksi
perusahaan hanya bisa memenuhi pasar domestik saja, sedangkan untuk pasar ekspor
dengan permintaan yang cukup banyak perusahaan tidak dapat memenuhi pesanan dari
buyer, maka perusahaan menjalin hubungan dengan pengrajin-pengrajin batik rumahan
untuk memenuhi kapasitas produksi yang di butuhkan perusahaan.
Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini sebaiknya PT Batik Danar
Hadi dalam melancarkan kegiatan ekspornya, menambah pengrajin batik atau supplier yang
bekerja khusus dalam memproduksi kain batik yang diekspor. Pemilihan calon pengrajin
batik atau supplier tersebut, dilakukan terhadap kemahiran kinerja pengrajin tersebut dalam
memproduksi kain batik cap dan kain batik ekspor yang bermutu dan berkualitas baik.
Kata kunci : Sales Contract Process, Letter of Credit Process, Cargo Shipment
Process, Shipping Document Negotiation Process.
Page 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
ABSTRACT
THE PROCEDURE OF EXPORT IN PT. DANAR HADI IN SURAKARTA
ASWITIA NOVRIANI
F3109013
The objective of this Final Project is to obtain a real description and more in-
depth understanding about the procedure of export that had been done by an institution
operating in export import to smooth the activity of exporting goods in international
trading.
The research method used was case study, taking a certain object to be analyzed
in in-depth manner by focusing on a problem. The data used were primary and
secondary data. The primary data was collected using interview and direct observation
with export division of PT. Batik Danar Hadi Surakarta, while the secondary on was
obtained from book or other resources.
From the result of research, it could be concluded that the export process the PT.
Batik Danar Hadi in Surakarta undertook passed through 4 process stages: Sales
Contract Process, Letter of Credit Process, Cargo Shipment Process, and Shipping
Document Negotiation Process. The problems emerging or the obstacles faced in PT.
Batik Danar Hadi occurred in export trading contract process or Sales Contract Process
concerned the inquiry or buyer’s order. So far the company ‘s production capacity could
meet the domestic market’s demand only, not the export market; therefore the company
established relationship with batik home industry to meet the production capacity the
company needed.
The recommendation given based on this research was that PT Batik Danar Hadi
in smoothing its export activity increased the number of batik crafters or suppliers that
worked specially in producing batik cloth to be exported. The selection of potential batik
crafter or supplier was done for the crafter performance in producing high quality
stamped batik cloth and exported batik cloth.
Keywords: Sales Contract Process, Letter of Credit Process, Cargo Shipment Process,
Shipping Document Negotiation Process.
Page 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perdagangan atau Perniagaan adalah kegiatan tukar menukar barang atau jasa
atau keduanya. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama.
Perdagangan atau pertukaran barang melewati batas suatu Negara terjadi karena
kebutuhan barang atau jasa yang tidak terdapat pada suatu Negara atau Negara tersebut
dapat memperoleh barang atau jasa yang lebih murah dan lebih baik mutunya dari
Negara lain. Pelaksanaan perdagangan lintas Negara atau sering disebut ekpor impor
berbeda dengan perdagangan dalam negeri. Perbedaan tersebut antara lain dalam hal
peraturan kepabean, standar mutu produk, ukuran takaran, dan timbangan serta peraturan
perdagangan luar negri yang ditetapkan oleh pemerintah setempat.
Ekspor barang pada hakekatnya dapat ditimbulkan karena adanya kebutuhan
untuk mengirim barang yang dihasilkan di suatu tempat dan dijual ke tempat lain.
Kegiatan ekspor mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting, baik bagi
perkembangan industri itu sendiri maupun bagi pemerintah. Manfaat yang bisa diperoleh
dengan adanya perdagangan internasional bagi suatu Negara akan mendorong Negara
tersebut untuk memacu transaksi ekspor ke luar negri sehingga dapat meningkatkan
Page 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional Negara. Bagi Indonesia, transaksi
ekspor sangat penting untuk menambah cadangan devisa dan mengurangi tingkat
pengangguran karena meningkatnya produktivitas dan lapangan pekerjaan.
Peran ekspor bagi suatu Negara, ekspor merupakan salah satu sumber devisa
yang sangat dibutuhkan oleh negara atau daerah yang perekonomiannya bersifat terbuka
seperti di Indonesia, karena memungkinkan peningkatan jumlah produksi yang
mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga diharapkan dapat memberikan andil yang
besar terhadap pertumbuhan dan stabilitas perekonomian Negara Indonesia. Prosedur
ekspor adalah serangkaian pekerjaan yang saling berhubungan menurut waktu dan cara
tertentu dalam menjual barang dan jasa yang diselenggarakan Negara asing sesuai
dengan ketentuan pemerintah. Berikut ini adalah tabel total ekspor Indonesia dalam
jangka waktu lima tahun.
Tabel 1.1
Persentase Nilai Ekspor Jawa Tengah Terhadap
Total Ekspor Indonesia Tahun 2006 - 2010
(Sumber : www.bps.go.id)
Tahun Nilai Ekspor
Indonesia Jawa Tengah Presentase (%)
2006 100.798,6 3.114,7 3,09
2007 1 14.100,9 3.469,7 3,04
2008 1 37.020,4 3.272,2 2,39
2009 1 16.510,0 3.066,5 2,63
2010 1 57.779,1 3.868,6 2,45
Page 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Pertumbuhan ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia terutama dari
Jawa Tengah ke Eropa mulai merangkak naik. Secara keseluruhan pada kuartal pertama
2012 ini tercatat ada kenaikan sekitar lima persen. Produksi tekstil Indonesia masih
menguasai pasar domestik. Bahkan nilai penjualan ekspor jauh lebih besar dibandingkan
nilaI penjualan domestik. Ekspor tekstil Indonesia pada 2010 mencapai US$ 10,9
miliar, naik 10,7% dibandingkan ekspor tekstil 2009 sebesar US$ 9,3 miliar.
Ekspor dari Indonesia salah satunya adalah barang tekstil. Barang tekstil yang
diekspor dari Indonesia antara lain berbagai macam jenis produk batik. Diantara
pengusaha industry kerajinan tersebut banyak yang telah mampu mengelola
perusahaannya secara professional sehingga dapat menjual barang-barang hasil
kerajinannya keluar negri dengan mengekspor sendiri maupun menggunakan jasa
perusahaan lain. PT BATIK DANAR HADI yang berada di Surakarta. Perusahaan ini
menjual produknya ke dalam negri maupun ke luar negri. Perusahaan ini telah
menjalankan usaha ekspornya selama belasan tahun. Negara yang menjadi tempat tujuan
ekspor dari perusahaan ini antara lain; Jepang, USA, Canada, Greece dan lain-lain.
Sedangkan dalam negri antara lain kota-kota besar yang berada di Indonesia. Berikut ini
adalah tabel volume penjualan ekspor PT. Batik Danar Hadi dalam jangka lima tahun.
Page 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Tabel 1.2
Volume Penjualan Ekspor PT. Batik Danar Hadi Surakarta
Tahun 2007 – 2011
(Sumber : PT. Batik Danar Hadi Divisi Ekspor)
Berdasarkan pengalaman, sekitar 80% transaksi bisnis ekspor impor dilakukan
melalui korespondensi, sisanya melalui negosiasi tatap muka atau secara lisan.
Kesepakatan lisan lazimnya dituangkan dalam bentuk “minutes” atau notulen.
Himpunan dari kesepakatan lisan tersebut dirumuskan dalam bentuk “Memorandom of
Understanding” (MOU) atau kesepakatan bersama. Kesepakatan bersama ini lazim
disebut dengan “Persetujuan Prinsip” dengan menjadi landasan bagi penyusun kontrak
dagang ekspor. (Amir M.S,2002).
Transaksi ekspor dapat terjadi baik melalui proses korespondensi maupun
melalui negosiasi tatap muka. Namun kedua cara itu akhirnya dirumuskan secara tertulis
dalam bentuk kontrak dagang ekspor atau lazim disebut “export sales’s contract”.
Kendatipun kontrak dagang secara lisan juga sah secara hukum, namun kontrak dagang
ekspor dianjurkan supaya dikukuhkan dalam bentuk tertulis. Seperti diketahui dalam
perdagangan ekspor-impor,antara eksportir dan importir berjauhan secara geografis,
TAHUN Nilai Penjualan ( Rp )
2007 13, 855, 901, 849. 46
2008 14, 438, 225, 031. 33
2009 17, 476, 361, 986. 72
2010 19, 759, 397, 777. 87
2011 25, 497, 676, 147. 20
Page 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
berbeda bahasa, kebiasaan dan hukum antara kedua negara juga berbeda. Karena itu
perdagangan ekspor-impor termasuk kegiatan yang mengandung resiko tinggi. Bila
terjadi penyimpangan maupun pembatalan kontrak akan lebih mudah dibuktikan bila ada
kontrak tertulis.
Perdagangan ekspor-impor lazim juga disebut sebagai perdagangan dokumen
karena hampir seluruh aktivitasnya dibuktikan atau dipresentasikan dalam bentuk
dokumen. Penawaran dilakukan dalam bentuk tertulis. Bukti pengiriman barang juga
dalam bentuk dokumen yang disebut “Bill of Lading”. Pembayaran juga lazim dalam
bentuk dokumen yang disebut “Letter of Credit”. Tidak hanya “Bill of Lading “ atau
“Letter of Credit” saja , pengiriman barang juga membutuhkan beberapa dokumen
penting lainya.
Berdasarkan uraian diatas, dan juga hasil dari kegiatan magang kerja yang telah
dijalani selama kurang lebih 1 bulan. Penulis mengambil judul “ PROSEDUR
EKSPOR PT. BATIK DANAR HADI DI SURAKARTA ”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah prosedur ekspor di PT. Batik Danar Hadi Surakarta ?
2. Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi PT. Batik Danar Hadi dalam
melakukan proses produksi dan proses ekspor ?
3. Bagaimanakah PT. Batik Danar Hadi mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi
dalam melaksanakan ekspor ?
Page 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui prosedur ekspor yang dilakukan PT. Batik Danar Hadi di
Surakarta.
2. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi PT.Batik Danar Hadi di Surakarta
dalam melakukan proses produksi dan proses ekspor.
3. Untuk mengetahui PT. Batik Danar Hadi dalam mengatasi hambatan-hambatan
tersebut.
D. Kegunaan Penelitian
Selain mempunyai tujuan penelitian, penelitian ini juga mempunyai manfaat
sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan atau PT. Batik Danar Hadi
Memberikan informasi atau masukan-masukan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan aktivitas ekspor yang dapat digunakan sebagai salah satu
bahan evaluasi dengan perusahaan dalam mengambil kebijaksanaan untuk
meningkatkan aktivitas ekspor dan pengembangan usaha.
2. Bagi Mahasiswa dan pembaca lainnya
Merupakan tambahan referensi, bacaan dan informasi bagi mahasiswa yang
sedang menyusun Tugas Akhir dengan pokok permasalahan yang sama.
Page 21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
E. Metode Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah membahas tentang Prosedur Ekspor yang
dilakukan PT Batik Danar Hadi di Surakarta. PT Batik Danar Hadi adalah
perusahaan yang bergerak di bidang industry dan perdagangan batik melalui kantor
pusatnya di Surakarta dan cabang-cabangnya. Divisi ekspor perusahaan ini
beralamatkan di Jalan Slamet Riyadi 205 SOLO. Waktu penelitian/ magang dimulai
tanggal 15 Januari 2012 sampai 15 Februari 2012.
2. Jenis dan Alat Pengumpul Data
a. Data primer
Merupakan pengamatan secara langsung tentang kegiatan yang berlangsung
di PT Batik Danar Hadi Divisi Ekspor sehingga penulis mendapatkan keterangan
yang jelas tentang data yang dibutuhkan untuk mendukung topik permasalahan
pada tugas akhir ini. Misalkan data tentang jam kerja karyawan pada PT Batik
Danar Hadi di Surakarta Divisi Ekspor.
b. Data Sekunder
Merupakan data pendukung yang diperoleh dari publikasi lain yang sudah
ada di PT Batik Danar Hadi yang berkaitan dengan penelitian. Misalkan data
tentang dokumen ekspor dan volume penjualan ekspor PT Batik Danar Hadi.
Termasuk informasi yang mendukung landasan teori dan daftar pustaka.
Page 22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
c. Wawancara
Pelaksanaan wawancara yang dilakukan pada waktu magang kerja dengan
staf karyawan PT Batik Danar Hadi Divisi Ekspor dilakukan secara langsung
pada waktu jam kerja pada saat persiapan dokumen yang diperlukan yang sesuai
dalam kesepakatan kontrak dagang.
d. Observasi
Dalam penelitian ini, penulis melihat secara langsung mengenai kegiatan
yang dilakukan PT. Batik Danar Hadi Divisi Ekspor di Surakarta
Page 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sistem Kegiatan Ekspor
Kegiatan ekspor impor didasari atas kondisi bahwa tidak ada suatu negara yang
benar-benar mandiri karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling mengisi.
Setiap negara memiliki karakteristik yang berbeda baik sumber daya alam, iklim,
geografis, struktur ekonomi dan struktur sosial. Perbedaan tersebut menyebabkan
perbedaan komoditas yang dihasilkan, komposisi biaya yang diperlukan, kualitas dan
kuantitas produk. Adanya interdependensi kebutuhan itulah yang menyebabkan adanya
perdagangan internasional. Masing-masing negara memiliki keunggulan dan
kekurangan. Komoditas yang dihasilkan suatu negara mungkin juga belum dapat dipakai
langsung karena berupa bahan mentah yang memerlukan pengolahan lebih lanjut. Bahan
mentah tersebut selanjutnya mungkin dibutuhkan negara lain sebagai bahan baku
pabriknya.
Transaksi perdagangan luar negeri yang biasa dikenal dengan istilah ekspor dan
impor pada hakikatnya adalah transaksi yang sederhana dan tidak lebih dari kegiatan
membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat tinggal
dinegara yang berbeda. Namun dalam pertukaran barang dan jasa yang melewati laut
Page 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
dan darat ini tidak jarang menimbulkan berbagai masalah yang kompleks antara
pengusaha- pengusaha yang mempunyai perbedaan bahasa, budaya, adat istiadat dan
cara yang berbeda beda. Siswanto Sutojo menyimpulkan ciri- ciri khusus dari kegiatan
ekspor yaitu:
1. Antara penjual (eksportir) dan pembeli (importir) komoditas yang diperdagangkan
dipisahkan oleh batas teritorial kenegaraan.
2. Terdapat perbedaan mata uang antara negara pembeli dan penjual. Seringkali
pembayaran transaksi perdagangan dilakukan dengan mempergunakan mata uang
asing misalnya dolar Amerika, poundsterling Inggris ataupun yen Jepang.
3. Antara pembeli dan penjual belum terjalin hubungan lama dan akrab. Pengetahuan
masing-masing pihak yang bertransaksi tentang kualifikasi mitra dagang mereka
termasuk kemampuan membayar atau kemampuan untuk memasok komoditas
sesuai dengan kontrak penjualan sangat minim.
4. Seringkali terdapat perbedaan kebijaksanan pemerintah negara pembeli dan penjual
dibidang perdagangan internasional, moneter lalu lintas devisa, labeling, embargo
atau perpajakan.
5. Antara pembeli dan penjual kadang-kadang terdapat perbedaan tingkat penguasaan
teknik dan terminologi transaksi perdagangan internasional serta bahasa asing yang
secara populer dipergunakan dalam transaksi itu misalnya bahasa inggris.
Page 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Perdagangan atau Perniagaan adalah kegiatan tukar menukar barang atau jasa
atau keduanya. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama.
Perdagangan atau pertukaran barang melewati batas suatu Negara terjadi karena
kebutuhan barang atau jasa yang tidak terdapat pada suatu Negara atau Negara tersebut
dapat memperoleh barang atau jasa yang lebih murah dan lebih baik mutunya dari
Negara lain. Pelaksanaan perdagangan lintas Negara atau sering disebut ekpor impor
berbeda dengan perdagangan dalam negeri. Perbedaan tersebut antara lain dalam hal
peraturan kepabean, standar mutu produk, ukuran takaran, dan timbangan serta peraturan
perdagangan luar negri yang ditetapkan oleh pemerintah setempat.
Pada hakekatnya ekspor barang dapat ditimbulkan karena adanya kebutuhan
untuk mengirim barang yang dihasilkan di suatu tempat dan dijual ke tempat lain.
Prosedur ekspor adalah serangkaian pekerjaan yang saling berhubungan menurut waktu
dan cara tertentu dalam menjual barang dan jasa yang diselenggarakan kepada Negara
asing sesuai dengan ketentuan pemerintah. Kegiatan ekspor mempunyai nilai ekonomi
yang sangat penting, baik bagi perkembangan industri itu sendiri maupun bagi
pemerintah. Manfaat yang bisa diperoleh dengan adanya perdagangan internasional bagi
suatu Negara akan mendorong Negara tersebut untuk memacu transaksi ekspor ke luar
negri sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional
Negara.
Page 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Kegiatan ekspor dapat membantu pemasukan devisa negara yang merupakan
salah satu sumber dana untuk pembangunan, sementara dari kegiatan impor dapat
diperoleh bahan baku dan barang modal yang diperlukan dalam pembangunan.
Perdagangan antar negara bermanfaat mendorong produksi dalam negri agar dapat
bersaing dipasaran Internasional dan untuk memicu transaksi ekspor keluar negri
sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional negara.
Kegiatan ekspor juga dapat memicu suatu negara untuk lebih cepat tanggap dalam
menanggapi kemajuan perdagangan di pasar Internasional.
Secara umum ekspor mempunyai arti suatu kegiatan mengeluarkan barang
dari daerah pabean sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Daerah pabean itu
sendiri merupakan wilayah suatu negara yang meliputi wilayah darat, laut dan udara,
serta tempat-tempat tertentu dalam Zona Ekonomi Exclusive. Dibawah ini merupakan
definisi ekspor :
Ekspor adalah mengeluarkan barang-barang dari peredaran dalam masyarakat dan
mengirimkan barang tersebut ke luar negri sesuai ketentuan pemerintah dan
mengharapkan pembayaran dalam valuta asing. (Amir M.S,2000:100)
Ekspor adalah upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada
bangsa lain atau negara asing, dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta
asing, serta melakukan komunikasi dengan memakai bahasa asing.
Pemerintah mengawasi setiap jual beli antar negara dan memberikan peraturan
serta kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam kegiatan tersebut. Kegiatan ekspor tentunya
Page 27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
lain dengan jual beli di dalam negri karena pemerintah mengatur semua kegiatan ekspor
impornya yaitu dengan adanya pajak bea dan cukai yang dikenakan terhadap barang
ekspor, standar mutu produk, peraturan kepabeanan, prosedur ekspor, dan adanya
larangan dan batasaan-batasan terhadap barang ekspor dan impor.
B. Dokumen Ekspor
Menurut Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) dokumen-
dokumen yang diperlukan dalam melakukan kegiatan ekspor adalah sebagai berikut :
1. Pemberitahuan Ekspor Barang ( PEB )
Dokumen pabean yang digunakan untuk pemberitahuan pelaksanaan ekspor
barang yang isinya antara lain jenis barang ekspor, identitas eksportir, nama
importer, NPWP, izin khusus ekspor barang, Karantina, no HS, berat barang ,
Negara tujuan ,propinsi asal barang , cara penyerahan barang (FOB, CIF, dll),
merek dan nomor kemasan dan lain-lain.
2. Commercial Invoice/ Faktur
Merupakan nota perincian tentang keterangan barang-barang yang dijual dan
harga dari barang-barang tersebut. Commercial Invoice oleh penjual ditujukan
kepada pembeli yang nama dan alamatnya sesuai dengan yang tercantum dalam L/C
dan ditandatangani oleh yang berhak menandatangani.
3. Bill of Lading (B/L)
B/L merupakan dokumen pengapalan surat yang membuktikan bahwa barang
yang tercantum dalam dokumen sudah di muat dalam kapal.
Page 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
4. Airway Bill
Airway Bill adalah tanda terima barang dikirim melalui udara untuk orang
dan alamat tertentu.
5. Packing List
Dokumen ini menjelaskan tentang isi barang yang dipak, dibungkus atau
diikat dalam peti, kaleng, atau kardus dan sebagainya. Yang berfungsi untuk
memudahkan pemeriksaan oleh Bea dan Cukai.
6. Surat Keterangan asal (SKA)
Surat keterangan yang menyatakan asal barang yang diekspor atau surat yang
menyatakan bahwa barang yang diekspor tersebut benar-benar dibuat di Negara
Indonesia.
7. Inspection Certificate
Sertifikat ini memuat tentang keadaan barang yang dibuat independent
surveyor, juru pemeriksa barang atau badan resmi yang disahkan oleh pemerintah
dan dikenal oleh dunia perdagangan internasional. Sertifikat ini memberikan
jaminan : mutu dan jumlah barang, ukuran dan berat barang, keadaan barang,
pembungkusan dan pengepakan, banyaknya satuan isi masing-masing pengepakan
harga barang.
8. Marine and Air Certificate
Asuransi ini merupakan persetujuan dimana pihak penanggung berjanji akan
mengganti kerugian sehubung dengan kerusakan, kehilangan. Dalam kontrak FOB
Page 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
importer bertanggung jawab atas asuransi barang-barang sedangkan dalam kontrak
CIF eksportir yang menutup biaya asuransi.
9. Certificate of Quality
Sertifikat ini merupakan surat keterangan yang menyatakan tentang mutu
barang yang diekspor. Sertifikat ini dikeluarkan oleh Badan Peneliti yang disahkan
oleh pemerintah suatu Negara dan wajib dimiliki oleh setiap eksportir untuk
keperluan perdagangan.
10. Manufacturer’s Quality Control
Sertifikat mutu ini memberikan penjelasan tentang baru tidaknya barang dan
apakah sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan. Sertifikat ini dibuat oleh
pabrik pembuat atau suatu lembaga resmi baik swasta maupun pemerintah.
11. Consular Invoice
Yakni invoice yang dikeluarkan oleh kedutaan (consult). Yang berhak
menandatangani adalah konsul perdagangan Negara pembeli.
12. Wesel
Merupakan alat pembayaran, perintah yang tidak bersyarat dalam bentuk
tertulis oleh seseorang kepada orang lain ditandatangani oleh orang yang menarik
(drawer) dan mengharuskan pihak si tertarik (drawee) untuk membayar pada saat
diminta atau pada waktu tertentu.
C. Ketentuan Pembayaran Ekspor
Proses pembayaran transaksi perdagangan ekspor tidak lepas dari peranan pihak
perbankan, karena hampir semua proses pembayaran ekspor dilakukan melalui sistem
Page 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
perbankan. Oleh sebab itu perbankan memiliki peranan penting dalam membantu
kelangsungan proses pembayaran transaksi perdagangan ekspor (Sarjianto dan Samodro
R.B, 2007).
Peranan bank dalam proses transaksi pembayaran ekspor adalah dapat
memperlancar transaksi ekspor impor guna memberikan keuntungan baik negara
pengimpor maupun pengekspor sehingga dalam mekanismenya mengacu pada peraturan
dan ketentuan-ketentuan yang berlaku secara intern. Peraturan dan ketentuan-ketentuan
secara internasional tersebut antara lain :
1. Uniform Customs and Practise for Documentary Credits The International
Chamber of Commerce. Publication Number : 500 (UCPDC:600). Yang berlaku
mulai 1 Januari 1993.
2. International Chamber of Commerce Uniform Rules for bank to bank Rembusement
Under Decomentary Credit. Publication No. 515 (URR 515). Ketentuan seragam
antar bank rembusement yang diterbitkan ICC (International Chamber of
Commerce) berlaku sejak 1 Januari 1996.
3. International Chamber of Commerce Uniform Rules for collection (URC : 522)
Publication No.522. Ketentuan seragam dalam transaksi bisnis internasional yang
menyangkut documentary collection (inkaso). Yang berlaku mulai 1 Januari 1996.
4. INCOTERMS : 2000 (International Commercial Term) Publication No.560.
Ketentuan seragam dalam hal penyerahan barang dan pembayaran serta perpindahan
tanggung jawab resiko dalam transaksi internasional yang berlaku sejak 1 Januari
2000.
Page 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
5. IKPI (Iktisar Ketentuan Perbankan Indonesia) berisi ketentuan yang di keluarkan
oleh bank Indonesia khususnya jilid III , tentang transaksi devisa dan perdagangan
internasional.
Untuk mengantisipasi berbagai kendala dalam transaksi perdagangan
internasional maka peranan bank sangat diperlukan diseluruh dunia. Perbankan
melakukan hubungan kerjasama (korespondensi) untuk menjalankan fungsi basic
sebagai mediator lalu lintas pembayaran dan dokumen dalam transaksi perdagangan
internasional. Hubungan antar bank tersebut dibedakan menjadi dua yaitu (Sarjianto dan
Samodro R.B , 2007) :
a. Hubungan antar bank bersifat Non Depository Correspondent
Hubungan antar bank sebagai lembaga mediasi lalu lintas pembayaran dan dokumen
transaksi perdagangan internasional didasarkan pada agency arrengment. Proses
tersebut dapat dilakukan dengan cara yaitu :
1) Menetapkan kantor yang sudah memiliki hubungan.
2) Pertukaran dokumen kontrak antar bank, seperti:
a) Contoh tanda tangan pejabat bank
b) Teller (tested telex)
c) Specimen form atau surat-surat berharga
d) SWIFT (Society Worlwide Interbank of Financial Telecomunication)
3) Berdasarkan jenis transaksi yang dilakukan.
1) Berdasarkan jenis mata uang yang digunakan.
2) Berdasarkan penyelesaian bank (sett lement bank).
Page 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
b. Hubungan antar Bank bersifat Depository Correspondent
Hubungan antar bank sebagai lembaga mediasi lalu lintas pembayaran
dan dokumen transaksi perdagangan internasional yang bersifat korespondensi
biasa di tingkatkan menjadi korespodensi dengann adanya rekening Koran yang
dimiliki masing-masing bank antara lain :
1). Nostro Account
Nostro Account adalah rekening Koran bank nasional dalam bentuk mata
uang asing yang di buka di Negara lain.
2). Vasto Account
Vasto Account adalah rekening Koran dalam bentuk mata uang nasional di
bank nasional yang di buka atau dimiliki oleh bank-bank luar negeri.
“setelah mengetahui dan memahami hubungan perbankan sebagai lembaga
mediasi dalam lalu lintas pembayaran transaksi perdagangan internasional, selanjutnya
berbicara tentang sistem pembayaran ekspor”.
Sistem pembayaran ekspor adalah metode pembayaran dalam transaksi
perdagangan ekspor. Sistem pembayaran ekspor secara otomatis tidak terlepas dari
proses transaksi yang didalamnya terdapat tata cara penyelesaian pembayaran ekspor-
impor, antara lain (Sarjianto dan Samodro R.B , 2007) :
1) Letter of Credits (L/C)
2) Non L/C
a) Advance Payment (Pembayaran di Muka)
Page 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
b) Open Account (Perhitungan Kemudian)
c) Collection Draft (Wesel Inkaso)
d) Consignment (Konsinyasi)
e) Cara pembayaran lain-lain
D. Jenis-Jenis Pembayaran Ekspor
Untuk meminimalisasi resiko yang ditimbulkan dalam transaksi pembayaran
perdagangan ekspor maka diperlukanlah pengetahuan dan pemahaman ekspor dalam
transaksi pembayaran ekspor sehingga kedua belah pihak terhindar dari resiko kerugian
dengan melalui suatu kebijakan yaitu suatu perjanjian jual beli (Sales Contract). Sistem
perdagangan ekspor-impor secara otomatis tidak lepas dari proses transaksi yang di
dalamnya terdapat tata cara penyelesaian pembayaran ekspor-impor, antara lain (Amir
M.S,2000) :
1. Letter Of Credits (L/C)
L/C adalah institusi berupa jaminan yang diterbitkan oleh bank atas
permintaan nasabahnya (aplicant) untuk membayar sejumlah uang kepada penerima
L/C (beneficiary) atas penyerahan seperangkat dokumen sesuai dengan syarat dan
kondisi yang diminta dalam L/C (publikasi ICC No.600). Sistem pembayaran ini
lebih mendekati kesempurnaan dan dapat memilihara kepentingan kedua belah
pihak, dengan maksud :
a. Kepada penjual dipastikan akan adanya pembayaran bilamana dokumen-
dokumen pengapalan lengkap sesuai syarat-syarat L/C.
Page 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
b. Kepada pembeli dipastikan bahwa pembayaran hanya akan dilakukan oleh bank
bila sesuai dengan syarat-syarat L/C.
Kepastian pembayaran itu tergantung dengan bentuk dan jenis L/C,
karena pihak bank hanya melihat dan berkepentingan dalam dokumen saja dan tidak
terlibat dalam barang-barang.
1) Jenis – Jenis Letter Of Credit
a) Revocable Letter Of Credits
Revocable Letter Of Credits adalah suatu L/C yang dapat diubah atau
dibatalkan setiap saat secara sepihak tanpa pemberitahuan atau persetujuan
pihak lain yang terkait.
b) Irrevocable Letter Of Credits
Irrevocable Letter Of Credits adalah suatu L/C yang tidak dapat diubah
atau dibatalkan secara sepihak tanpa pemberitahuan atau persetujuan pihak
lain yang terkait.
c) Confirmed Letter Of Credits
Confirmed Letter Of Credits adalah suatu L/C yang merupakan jaminan
pembayaran yang dilakukan lebih dari satu bank beneficiary, sehingga
hanya issuing bank yang bertanggung jawab pembayarannya.
d) Clean Letter Of Credits
Clean Letter Of Credits adalah L/C yang didalamnya tidak dicantumkan
syarat–syarat lain untuk penarikan suatu wesel, dalam arti tidak diperlukan
Page 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
dokumen–dokumen lainnya, bahkan pengambilan uang dari kredit yang
tersedia dapat dilakukan dengan penyerahan kuitansi biasa.
e) Back to back Letter Of Credits
Back to back Letter Of Credits adalah suatu L/C yang dibuka atas dasar
L/C lain atau pembukaan suatu L/C dengan jaminan (Master L/C).
f) Red Clause Letter Of Credits
Red Clause Letter Of Credits suatu L/C yang memuat syarat bahwa
beneficiary (eksportir) di perkenakan untuk menarik sejumlah uang muka
(advance payment).
g) Revolving Letter Of Credits
Revolving Letter Of Credits suatu L/C yang dapat dipergunakan beberapa
kali secara otomatis sesuai dengan jadwal yang ditentukan dalam jangka
waktu tertentu selama berlakunya L/C dan biasanya bersifat commulative
atau non commulative.
h) Documentary Letter Of Credits
Documentary Letter Of Credits penarikan wesel harus dilengkapi dengan
dokumen –dokumen lain sebagaimana disebut dalam syarat-syarat dari L/C
itu.
2) Dokumen – dokumen dalam Letter of Credit
a) Draft (Bill of Exchange)
Draft (Bill of Exchange) adalah suatu perintah tertulis tanpa syarat yang
ditujukan oleh yang mengeluarkan perintah kepada orang lain untuk
Page 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
melakukan pembayaran pada waktu surat itu ditujukan kepadanya atau
pada waktu tertentu.
b) Bill of Lading
Bill of Lading adalah dokumen yang diterbitkan maskapai pelayaran yang
merupakan tanda terima penyerahan barang, tanda bukti kontrak
pengangkutan barang, dan tanda bukti atau hak atas kepemilikan barang
(Document of Title)
c) Airwaybill
Airwaybill adalah dokumen yang diterbitkan maskapai udara yang
merupakan bukti pengangkutan barang.
d) Invoice (Commercial Invoice)
Invoice (Commercial Invoice) adalah dokumen yang dikeluarkan oleh
eksportir mengenai keadaan barang, jumlah, kualitas, harga, syarat – syarat
pembayaran.
e) Packing List
Packing List adalah suatu daftar barang yang dibuat dan ditandatangani
oleh eksportir dengan menyebut perincian barangnya (pieces, peti, colli,
karung atau ball), juga mencantumkan berat kotor dan berat bersih
tergantung dengan jenis barangnya, tetapi tanpa mencantumkan harga.
f) Policy Insurance
Policy Insurance adalah dokumen asuransi atas barang yang dikirim yang
diterbitkan oleh perusahaan asuransi dan menyatakan pihak mana yang
Page 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
meminta asuransi serta kepada siapa permintaan ganti rugi (claim)
dibayarkan.
g) Certificate of Origin
Certificate of Origin adalah suatu sertifikat yang dikeluarkan oleh badan
tertentu yang menjelaskan mengenai Negara asal barang , di Indonesia
sertifikat ini diterbitkan oleh kantor Disperindag.
h) Certificate of Fumagation
Certificate of Fumagation adalah suatu sertifikat yang dikeluarkan oleh
badan tertentu atau instansi tertentu yang menjelaskan mengenai tindakan
anti hama atas ruangan kapal atau tumpukan barang tertentu yang telah
dilakukan.
i) Certificate of Inspection
Certificate of Inspection adalah suatu sertifikat yang dikeluarkan oleh
badan tertentu atau orang tertentu (pemeriksa barang) yang menjelaskan
mengenai hasil pemeriksaan barang pada saat pemuatan.
3) Proses Pembukaan Letter of Credit (L/C)
Eksportir dan importir harus dapat memahami proses aplikasi pembukaan
L/C terlebih dahulu , hal ini diperlukan karena dapat menambah pengetahuan
dan pemahaman eksportir dan importir dalam hal sistem pembayaran transaksi
perdagangan internasional.
Apabila eksportir dan importir kurang pengetahuan dan pemahaman
proses aplikasi pembukaan Letter of Credit, maka dapat dipastikan bahwa akan
Page 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
terjadi kesalah pahaman yang dapat menghambat proses perdagangan
internasional.
Gambar 2.1
L/C Opening Process
Aplikasi L/C
(L/C Confirmed) LN
DnN
L/C Advice DN
(Sumber: Amir M.S 2002)
Keterangan :
a) Importir (applicant) meminta kepada bank devisanya untuk membuka
sebuah L/C sebagai dana yang dipersiapkan untuk melunasi hutangnya
kepada eksportir, sejumlah yang telah disepakati dalam sale’s contract dan
sesuai dengan syarat – syarat pencairan yang disebut dalam sale’s contract
dan merujuk pada ketentuan UCPDC-600. L/C yang dibuka untuk dan atas
L/C OPENING PROCESS
IMPORTIR
( APLICANT) )
OPENING
BANK
EKSPORTIR
( BENEFICIARY)
ADVISING
BANK
Page 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
nama eksportir (beneficiary) atau orang atau badan usaha lain yang
ditentukan eksportir, sesuai dalam sale’s contract.
b) Opening bank adalah bank devisa yang diminta importir (applicant)
membuka L/C. Opening bank inilah yang bertanggung jawab melakukan
pembayaran atas L/C itu kepada eksportir (beneficiary). Opening bank
setelah menyelesaikan jaminan dana L/C dengan importir, kemudian
melakukan pmbukaan L/C melalui bank korespondennya di Negara
eksportir. Pembukaan L/C dilakukan dengan surat, kawat, telex, faxsimili,
atau media elektronik lainnya yang sah. Penegasan pembukaan L/C dalam
bentuk tertulis itu disebut L/C Confirmation. Kemudian diteruskan oleh
opening bank kepada bank korespondennya untuk disampaikan kepada
penerima, yaitu eksportir yang disebut dalam surat itu. Bank koresponden
yang diminta opening bank untuk menyampaikan amanat pembukaan L/C
disebut advising bank.
c) Advising bank setelah meneliti keabsahan amanat pembukaan L/C yang
diterimanya dari opening bank meneruskan amanat pembukaan L/C itu
kepada eksportir yang berhak menerima dengan surat pengantar dari
advising bank. Surat pengantar itu disebut L/C Advice, Bila advising bank
diminta dengan tertulis oleh opening bank untuk turut menjamin
pembayaran atas L/C tersebut, maka advising bank juga disebut sebagai
confirming bank.
Page 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
4) Kebaikan dan Kelemahan Penggunaan L/C
a) Kebaikan penggunaan L/C
1. Penjual (eksportir) dapat lebih menggantungkan kepercayaan pada L/C
yang dikeluarkan dari Issuing bank.
2. Penjual (eksportir) menerima pembayaran segera dari bank pembayar
bilamana semua dokumen yang sesuai dengan syarat L/C yang
diserahkan pada bank pembayar walaupun pembeli (importir) belum
menerima dokumen-dokumen tersebut.
3. Penjual (eksportir) dapat menggunakan L/C untuk pembiayaan
selanjutnya seperti bak to back L/C dan sebagainya.
4. Pembeli (importir) biasanya tidak diharuskan menyediakan dana
sampai barang impor tiba untuk ditebus.
5. Pembeli (importir) dapat menggunakan hak pemilikan untuk dokumen-
dokumen berdasarkan L/C untuk memperoleh pembiayaan selanjutnya.
6. Pembeli (importir) merasa terjamin sehingga banknya akan menolak
pembayaran kepada penjual (eksportir) kecuali penjual (eksportir)
telah memenuhi persyaratan L/C yang telah diminta oleh pembeli
(importir) kepada banknya seperti ditentukan dalam L/C.
b) Kelemahan Penggunan L/C
1. Banyaknya biaya – biaya yang dikenakan dalam penanganan L/C.
2. Banyaknya waktu yang digunakan dalam memproses surat-surat yang
diperlukan melalui saluran bank-bank.
Page 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
3. Bank – bank hanya berkepentingan dalam dokumen saja dan tidak
dalam barang-barang.
4. Pembeli (importir) tidak mendapat jaminan bahwa barang-barang yang
dipesan dengan barang tertentu adalah yang sebenarnya yang
dikapalkan.
2. Non Letter of Credit
a. Advance Payment (Pembayaran di Muka)
“Advance Payment adalah pembeli (importir) yang membayar dimuka
(pay in advance) kepada penjual (eksportir) sebelum barang-barang dikirim
oleh penjual tersebut melalui bank dimana eksportir berdomisili. Sehingga
dengan adanya pembayaran di muka tersebut eksportir mempunyai barang-
barang maupun uang. Itu berarti importir memberikan kredit kepada eksportir
untuk mengirimkan barang pesanan. Proses selanjutnya eksportir mengirimkan
barang kepada importir pada final destination yang telah dirujuk dan hak milik
barang yang telah dibuat atas nama importir sesuai dengan kontrak formal
maupun informal tergantung pada tingkat kepercayaan importir terhadap
eksportir. Sistem pembayaran ini biasanya dilakukan importir untuk
mempercepat pengiriman barang dan menghindari pajak bank ( Roselyne
Hutabarat,1992)”.
Faktor pendorong penggunaan Advance Payment, antara lain :
1) Kepercayaan importir yang penuh terhadap eksportir bahwa ia akan
menerima barang-barang yang dipesan.
Page 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
2) Keyakinan importir bahwa Negara eksportir tidak akan melarang ekspor
barang yang bersangkutan setelah adanya pembayaran.
3) Keyakinan importir bahwa Pemerintah di Negara importir mengizinkan
adanya pembayaran di muka, kebayakan Negara tidak mengizinkan.
4) Bahwa importir mempunyai likuiditas yang cukup atau dapat memperoleh
modal kerja melalui fasilitas ekspor.
Resiko pembayaran dengan Advance Payment, antara lain :
1) Adanya kemungkinan ketidaksesuaian barang yang diproses dengan barang
yang akan dikirim, meliputi spesialisasi produk, standar, jumlah, mutu, dan
jadwal pengiriman barang yang disepakati.
2) Adanya kemungkinan eksportir sama sekali tidak mengirimkan barang
yang dipesannya.
“Namun importir dapat memperkecil resiko pembayaran dengan advance
payment apabila sebelum melakukan pembayaran,terlebih dahulu untuk
mendapatkan kepastian pembayaran dengan cara mencari informasi tentang
kredibilitas eksportir. Akan lebih aman lagi jika importir meminta eksportir
untuk mendapatkan jaminan bank yang valid, yang menyatakan ganti rugi
kepada importir bilamana eksportir ingkar janji (Sarjianto dan Samodro R.B,
1997)”.
b. Open Account (Perhitungan Kemudian)
“Sistem pembayaran ini adalah kebalikan dari sistem Advance Payment.
Dalam hal ini yang menangguang resiko adalah eksportir, sedangkan yang
Page 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
mendapat fasilitas kredit atau penangguhan pembayaran adalah importir
(Roselyne Hutabarat,1992)”
Dengan kata lain, cara pembayaran ini disebut open account karena
belum dilakukan pembayaran apa-apa oleh importir kepada eksportir sebelum
barang-barang dikapalkan atau tiba dan diterima importir atau sebelum waktu
tertentu yang telah disepakati. Selanjutnya , dalam invoice tersebut eksportir
akan mencantumkan tanggal atau waktu tertentu importir harus melakukan
pembayaran dan pemberian discount harga bagi pembayaran yang dilakukan
sebelum jatuh tempo.
Dalam transaksi dengan menggunakan open account terdapat resiko-
resiko sebagai berikut :
1) Eksportir tidak mendapat perlindungan atau kepastian apakah importir akan
membayar.
2) Karena tidak ada bukti dalam hal importir tidak membayar, eksportir sulit
membuktikan di pengadilan bahwa ia mempunyai tagihan kepada importir.
3) Penyelesaian-penyelesaian perselisihan akan menimbulkan ongkos bagi
eksportir terutama bila ia harus datang ke tempat importir.
Berikut ini adalah jaminan yang mungkin dapat diperoleh eksportir
dengan syarat-syarat pembayaran open account, antara lain :
1) Pengetahuan bahwa pembeli mempunyai nama tau reputasi baik.
2) Pengetahuan bahwa keadaan ekonomi dan politik Negara pembeli stabil.
3) Asuransi kredit yang ada.
Page 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
c. Collection Draft (Wesel Inkaso)
Sistem pembayaran ini lebih besar kekuatannya dari “open account”
sebab eksportir mempunyai hak dalam pengawasan barang-barang sampai draft
atau weselnya di aksep atau dibayar. Eksportir atau si penarik wesel (drawer)
mengapalkan barang-barang ekspornya yang ditujukan kepada importir dan
sementara itu dokumen-dokumen kepemilikan atau penguasaan atas pengiriman
barang-barang tersebut secara langsung atau melalui banknya di dalam negeri
dikirim ke bank importir di luar negeri yang merupakan pihak tertarik dari
wesel yang bersangkutan (drawee).
Dokumen-dokumen tersebut dapat diserahkan kepada importir atas dasar
1) D/P (Document against Payment)
D/P (Document against Payment) adalah penyerahan dokumen kepada
importir dilakukan apabila importir telah membayar.
2) D/A (Document against Acceptance)
D/A (Document against Acceptance) adalah penyerahan dokumen kepada
importir apabila importir telah mengaksep wesel yang bersangkutan.
Keuntungan importir melakukan pembayaran dengan collection draft,
antara lain :
a) Importir tidak perlu menyetor sejumlah uang untuk menjamin
pembukaan L/C.
b) Importir tidak perlu membayar biaya bang yang besar.
Page 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
c) Importir tidak perlu membayar sebelum menerima dokumen-
dokumen pemilikan barang.
Kerugian eksportir karena menanggung resiko, antara lain :
a) Resiko ekonomi dan politik Negara importir.
b) Importir membatalkan transaksi.
c) Importir mengulur-ulur waktu pembayaran.
d) Tidak tersedianya foreign exchange (devisa) di Negara tersebut.
d. Consignment (Konsinyasi)
Consignment adalah pengiriman barang-barang ekspor pada importir di
luar negeri di mana barang-barang tersebut dikirim oleh eksportir sebagai
titipan untuk dijualkan oleh importir dengan harga yang ditetapkan oleh
eksportir. Barang-barang tsersebut dikumpulkan dan dijual oleh importir yang
merupakan agen dari eksportir tersebut dan segera setelah barang-barang
tersebut terjual maka pembayarannya akan dilakukan kepada eksportir.
Bilamana barang-barang tersebut tidak terjual, maka akan dikembalikan kepada
eksportir.
Dalam sistem konsinyasi ini eksportir tetap memegang hak milik atas
barang, sedang importir hanya merupakan pihak yang dititipi barang untuk
dijual. Dengan demikian maka eksportirlah yang memegang resiko yang
mungkin terjadi, yaitu :
1) Modal terlalu lama tertimbun pada barang yang diperdagangkan.
2) Tidak adanya kepastian eksportir akan menerima pembayaran.
Page 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
3) Eksportir dapat menjadi korban kenakalan importir yang melaporkan barng
telah terjual pada saat harga belum naik, padahal pada saat tersebut barang
belum dijual, sehingga hasil ekspor yang diterima eksportir tidak sesuai
dengan yang seharusnya diterima.
4) Bila importir tidak membayar, tidak ada bukti yang diperoleh eksportir
menuntut importir di pengadilan.
E. Prosedur Ekspor
Persiapan utama yang harus dimiliki oleh mereka yang ingin masuk
dalam dunia ekspor adalah persiapan mental. Apakah kita sebagai pengusaha
(entrepreneur) ataukah sebagai pengelola usaha (manajemen), ataukah hanya
sebagai karyawan biasa, persiapan utama yang harus kita miliki adalah
keberanian dan kemampuan mengambil keputusan untuk mengekspor atau
mengimpor. Tanpa keberanian mengambil keputusan maka bagaimanapun
besarnya suatu perusahaan, bagaimanapun tingginya daya saing komoditi yang
dihasilkan, betapapun banyaknya fasilitas yang diberikan pemerintah, dapat
dipastikan tidak akan pernah menjadi eksportir ataupun importir.
Jadi persiapan utama yang harus ada ialah keberanian dalam mengambil
keputusan go internasional. Persiapan lain yang perlu dilakukan pada umumnya
dapat dibagi menjadi empat kelompok persiapan yaitu:
1. Proses Ekspor
Sebagai calon eksportir maupun importir yang akan berhubungan
dengan pasar internasional kita mengetahui langkah demi langkah yang perlu
Page 47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
ditempuh dalam melakukan transaksi. Langkah-langkah yang perlu diketahui
itu misalnya dimana kita bisa mendapatkan nama dan alamat calom pembeli,
bagaimana cara memilih media promosi, bagaimana cara mengajukan
penawaran barang, bagaimana caranya mengapalkan barang, mengurus
pembayaran barang, menyusun kontrak dagang, membuat kalkulasi ekspor
maupun impor dan sebagainya. Dengan mengetahui proses ekspor ini, kita
akan mempunyai gambaran umum tentang jalannya suatu transaksi maupun
impor. Bertitik tolak dari pengetahuan dasar ini, kelak kita akan terdorong
untuk lebih mendalami substansi tahapan-tahapan selanjutnya.
2. Strategi Ekspor
Tujuan utama dari setiap usaha bisnis adalah mencari laba. Untuk
mencapai tujuan tersebut khususnya dalam bidang ekspor diperlukan
kebijakan-kebijakan tertentu yang bertujuan memungkinkan perusahan
memperoleh keuntungan. Sebelum memulai ekspor atau impor, kita harus
bisa menetapkan kebijakan-kebijakan untuk mencapai laba tersebut.
Kebijakan itu misalnya menyangkut penentuan pasar yang akan menjadi
sasaran bagi komoditi ekspor kita, segmen pasar yang akan dimasuki,
kebijakan harga, sistem promosi, pelayanan purna jual, dan langkah-langkah
strategis lainnya.
3. Peraturan Ekspor
Selaku eksportir dan importir kita berkewajiban mempelajari
peraturan yang berlaku dalam perdagangan internasioanl baik yang
Page 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
dikeluarkan oleh pemerintah negara pengekspor ataupun oleh negara
pengimpor. Begitu pula peraturan yang dikeluarkan oleh badan-badan
internasional dalam bidang bisnis seperti Kamar Dagang Internasional,
World Trade Organization (WTO) seperti ketentuan tentang Letter of Credit
(UCPDC-600), INCOTERMS 2000, Anti Dumping and Countervailling
Duties, The Hugue Rules-Carriage by Sea Act Rules, Reconcilliation and
Arbitration Rules dan lain-lain.
4. Prosedur Ekspor-Impor
Sebelum memulai ekspor dan impor, kita harus mengetahui prosedur
ekspor-impor. Yang dimaksud dengan prosedur ekspor-impor adalah tata
cara yang harus ditempuh dalam memenuhi ketentuan peraturan pemerintah
serta kelaziman yang berlaku dalam pelaksanaan suatu transaksi ekspor dan
impor. Prosedur yang dimaksud misalnya tata cara pemeriksaan barang
sebelum pengapalan oleh surveyor, tata cara penyelesaian pembayaran Pajak
Ekspor dan Pajak Ekspor Tambahan (PE/ PET), tata cara pengisian formulir
dan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) atau Pemberitahuan Ekspor
Barang Tertentu (PEBT).
Berikut ini merupakan prosedur ekspor yang diambil melalui situs depperin
yaitu:
Page 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
a. Pemberitahuan Ekspor
1) Ekspor barang wajib PEB
Bahwa setiap barang ekspor menggunakan dokumen Pemberitahuan
Ekspor Barang (PEB) yang dapat dibuat dengan mengisi formulir
atau dikirim melalui media elektronik.
2) Tidak diperlukan PEB/ Dikecualikan dari Pembuatan PEB
Dikecualikan dari pembuatan PEB, ekspor barang tersebut di bawah
ini :
a) Barang penumpang dan barang awak sarana pengangkut
dengan menggunakan Deklarasi Pabean
b) Barang pelintas batas yang menggunakan Pemberitahuan
Pabean sesuai ketentuan perjanjian perdagangan pelintas batas
c) Barang dan atau kendaraan bermotor yang diekspor kembali
dengan menggunakan dokumen yang diatur dalam ketentuan
Kepabeanan Internasional (ATA CARNET, TRIPTIEK ATAU
CPD CARNET)
d) Barang kiriman melalui PT (Persero) Pos Indonesia dengan
menggunakan Declaration En Douane (CN 23).
b. Prosedur Pemeriksaan Pabean atas Barang Ekspor
Terhadap barang ekspor hanya dilakukan penelitian dokumen. Dalam
hal tertentu diadakan pemeriksaan fisik, dan dilaksanakan oleh :
Page 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
1. Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai
Terhadap barang ekspor yang :
a. Berdasarkan petunjuk kuat akan terjadi pelanggaran atau telah
terjadi pelanggaran ketentuan di bidang ekspor
b. Berdasarkan informasi dari Direktorat Jenderal Pajak terdapat
petunjuk kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadi
pelanggaran ketentuan di bidang perpajakan dalam kaitannya
dengan restitusi PPN dan PPn BM, atau
c. Akan dimasukkan kembali ke dalam Daerah Pabean (re-impor)
Pemeriksaan dapat dilaksanakan dikawasan pabean, gudang
eksportir, atau tempat lain yang digunakan eksportir untuk
menyimpan barang ekspor.
2. Surveyor
Terhadap barang ekspor yang seluruhnya atau sebagian berasal dari
barang impor yang mendapatkan fasilitas pembebasan Bea Masuk,
penangguhan pembayaran PPN / PPn BM, dan pengembalian Bea
Masuk serta pembayaran pendahuluan PPN/PPn BM. Pemeriksaan
dilaksanakan di tempat yang ditunjuk oleh eksportir di luar
Kawasan Pabean.
c. Pengajuan PEB
Eksportir atau kuasanya mengisi PEB dengan lengkap dan benar dan
mengajukannya kepada Kantor Pabean dengan dilampiri :
Page 51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
1. LPS-E dalam hal barang ekspor wajib diperiksa oleh Surveyor
2. Copy Surat Tanda Bukti Setor (STBS) atau copy Surat Sanggup
Bayar (SSB) dalam hal barang ekspor dikenakan pungutan ekspor
3. Copy invoice dan copy packing list;
4. Copy dokumen pelengkap pabean lainnya yang diwajibkan sebagai
pemenuhan ketentuan kepabeanan di bidang ekspor.
5. Pelunasan Pungutan Negara Dalam Rangka Ekspor (PNDRE). PEB
untuk barang yang terutang PNDRE terlebih dahulu diajukan ke
Bank Devisa untuk pelunasannya.
d. Pemasukan Barang Ekspor ke Kawasan Pabean
1. Pemasukan barang ekspor ke Kawasan Pabean atau ke Tempat
Penimbunan Sementara dilakukan dengan menggunakan PEB atau
dokumen pelengkap pabean dalam hal pelaksanaan ekspor
dilakukan dengan PEB Berkala.
2. Atas barang ekspor yang diperiksa Surveyor, selain disertai dengan
PEB juga harus dilampiri CTPS.
3. Dalam hal pengangkutan barang ekspor dilakukan dengan
menggunakan peti kemas Less Container Load (LCL), seluruh PEB
dari barang ekspor dalam peti kemas yang bersangkutan harus
diajukan secara bersamaan dan diberitahukan oleh konsolidator
dalam dokumen konsolidasi ekspor.
Page 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
e. Pendaftaran PEB
Pejabat Bea dan Cukai membukukan PEB ke dalam Buku Catatan
Pabean dan memberi nomor dan tanggal pendaftaran.
f. Penelitian Dokumen
Pejabat Bea dan Cukai melakukan penelitian dokumen terhadap PEB
bersangkutan, yang meliputi :
1. Kelengkapan dokumen pelengkap pabeannya, berupa dokumen
seperti tersebut pada butir 1 di atas
2. Kebenaran pengisian PEB
3. Kebenaran penghitungan pungutan negara yang tercantum dalam
bukti pelunasan PNDRE
g. Persetujuan Muat
Dalam hal penelitian dokumen kedapatan sesuai, pejabat Bea dan Cukai
memberikan persetujuan muat pada PEB tersebut dengan
mencantumkan nama tempat, tanggal, tanda tangan, nama terang, NIP
serta cap dinas pada PEB yang bersangkutan.
h. Pembetulan/ Perubahan
1. Dalam hal penelitian dokumen tidak sesuai, PEB dikembalikan
kepada eksportir untuk diadakan pembetulan/perubahan.
2. Pembetulan atau perubahan isi PEB dapat dilakukan sebelum atau
sesudah persetujuan muat diberikan oleh pejabat Bea dan Cukai dari
Kantor tempat PEB didaftarkan.
Page 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
i. Pemuatan
Pemuatan barang ekspor ke atas sarana pengangkut dilaksanakan setelah
mendapat persetujuan muat dari pejabat Bea dan Cukai.
j. Pengangkutan
1. Pengangkut yang sarana pengangkutnya meninggalkan kawasan
pabean dengan tujuan ke luar daerah pabean, wajib
memberitahukan barang yang diangkutnya dengan menggunakan
pemberitahuan berupa manifes (outward manifest) barang ekspor
yang diangkutnya kepada pejabat Bea dan Cukai di kantor pabean
paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak keberangkatan
sarana pengangkut.
2. Barang ekspor yang diangkuit lanjut ke tempat lain dalam daerah
pabean wajib diberitahukan oleh pengangkutnya kepada pejabat
Bea dan Cukai di kantor tempat transit dengan menggunakan copy
PEB barang ekspor yang bersangkutan dan daftar Rekapitulasi PEB
yang telah ditandasahkan oleh pejabat Bea dan Cukai di tempat
pemuatan.
3. Barang ekspor yang diangkut dalam daerah pabean melalui luar
daerah pabean, sebelum sarana pengangkut meninggalkan tempat
pemuatan, mengajukan pemberitahuan pengangkutan barang asal
daerah pabean dari satu tempat lain melalui luar daerah pabean
(BC1.3).
Page 54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
k. Tata Cara Pemerikasaan Fisik Barang oleh Surveyor
1. Pemeriksaan barang dilakukan oleh surveyor setelah adanya
Permintaan Pemeriksaan Barang Ekspor (PPBE) dari eksportir .
2. PPBE diajukan oleh eksportir paling lama 3 (tiga) hari kerja
sebelum pemeriksaan.
3. Pemeriksaan meliputi :
a) jenis barang,
b) jumlah barang,
c) spesifikasi teknis,
d) klasifikasi barang berdasarkan HS,
e) jenis kemasan,
f) merek kemasan,
g) harga satuan dan harga total; dan
h) pemenuhan ketentuan di bidang ekspor.
4. Terhadap barang yang telah dilakukan pemeriksaan, surveyor
memasang Tanda Pengenal Surveyor (TPS) dan menuangkan hasil
pemeriksaan barang ke dalam LPS-E.
5. LPS-E diterbitkan dalam rangkap 5 (lima) :
a) Lembar 1 (satu) untuk keperluan eksportir;
b) Lembar 2 (dua) untuk Kantor Pabean tempat pemuatan;
c) Lembar 3 (tiga) untuk instansi yang memberikan fasilitas
d) Lembar 4 (empat) dan 5 (lima) untuk Surveyor.
Page 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
l. Fasilitas PEB Berkala
1. PEB berkala adalah PEB yang diajukan untuk seluruh transaksi
ekspor dalam periode waktu tertentu
2. Eksportir dapat memberitahukan ekspor barang yang dilaksanakan
dalam periode waktu yang ditetapkan dengan menggunakan PEB
berkala
3. Penggunaan PEB Berkala, dilakukan setelah mendapat persetujuan
dari direktur jenderal atau pejabat yang ditunjuknya.
4. Persetujuan dapat diberikan dalam hal eksportir mempunyai reputasi
yang baik dan :
a) Frekuensi ekspornya tinggi
b) Jadwal sarana pengangkut barang ekspor tersebut tidak menentu
c) Lokasi pemuatan barang ekspor tersebut jauh dari kantor pabean
dan/ atau bank devisa
d) Barang yang bersangkutan diekspor melalui saluran pipa atau
jaringan transmisi atau
e) Berdasarkan pertimbangan direktur jenderal atau pejabat yang
ditunjuknya, pengeksporan barang perlu menggunakan PEB
Berkala.
m. Sanksi Administrasi
1. Dalam hal pembetulan atau perubahan isi PEB sebagai akibat
salah memberitahukan jenis dan/atau jumlah barang, eksportir
Page 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
dikenai sanksi administrasi berupa denda paling banyak Rp
10.000.000 (sepuluh juta rupiah) dan paling sedikit Rp 1.000.000
(satu juta rupiah).
2. Eksportir yang tidak melaporkan pembatalan ekspornya dikenakan
sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp 5.000.000 (lima juta
rupiah).
3. Eksportir yang tidak menyelenggarakan pembukuan dan
menyimpan surat-menyurat yang bertalian dengan ekspor dan
perbuatan tersebut tidak menyebabkan kerugian keuangan negara
dikenai sanksi administrasi Rp 5.000.000 (lima juta rupiah).
4. Pengangkut yang tidak mengajukan pemberitahuan barang yang
diangkut dikenai sanksi administrasi sebesar Rp 5.000.000 (lima
juta rupiah).
F. Tahap-Tahap Pelaksanaan Ekspor
1. Sales Contract Process
a. Eksportir mempromosikan komoditas yang akan diekspornya melalui
media promosi seperti pameran dagang, iklan di koran, majalah, radio,
maupun televisi, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, atau
melalui badan-badan khusus urusan promosi ekspor. Tujuan promosi
adalah untuk menarik minat calon importir terhadap komoditas yang
akan diekspor.
Page 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
b. Importir yang berminat, mengirimkan surat permintaan harga atau
Letter of Inquiry kepada eksportir. Letter of Inquiry lazimnya berisikan
permintaan penawaran harga dengan memberitahukan mutu barang yang
diinginkan, kuantum yang ingin dibeli, harga satuan dan total harga
dalam valuta asing (US$ atau lainnya), waktu pengiriman (shipment
date), dan nama pelabuhan tujuan yang diingini.
c. Eksportir memenuhi permintaan importir dengan mengirimkan surat
penawaran harga yang lazim disebut dengan Offersheet. Offersheet
berisikan keterangan sesuai permintaan importir, seperti uraian barang,
mutu, kuantum, waktu penyerahan, harga dan tempat penyerahan
barang, syarat pembayaran, waktu pengapalan, cara pengepakan barang,
brosur, dan bila perlu contoh barang yang ditawarkan.
d. Importir, setelah mempelajari dengan saksama offersheet dari eksportir,
menempatkan surat pesanan dalam bentuk ordersheet atau purchase
order kepada eksportir.
e. Eksportir menyiapkan kontrak jual beli ekspor (sale's contract) sesuai
dengan data dari offer sheet dan order sheet ditambah dengan
keterangan seperti force majeur clause, klaim, syarat pengapalan seperti
shipment, transshipment, dan lain-lain. Kontrak tersebut ditandatangani
oleh eksportir dan dikirimkan kepada importir untuk ditandatangani pula
sebagai tanda persetujuan atas sale's contract itu. Lazimnya sale's
contract dibuatkan aslinya dalam rangkap dua (two original).
Page 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
f. Importir mempelajari sale's contract dengan saksama, dan bila dapat
menyetujuinya kemudian ia menandatangani dan mengembalikannya
kepada eksportir. Satu original copy ditahan oleh importir sebagai
dokumen asli transaksi yang lazim disebut sebagai sale's confirmation.
Kedua sale's confirmation copy yang asli ini mempunyai kekuatan
hukum yang sama.
2. L/C Opening Process
a. Importir meminta kepada bank devisanya untuk membuka sebuah Letter
of Credit (L/C) sebagai dana yang dipersiapkan untuk melunasi
hutangnya kepada eksportir, sejumlah yang disepakati dalam sale's
contract dan sesuai dengan syarat-syarat pencairan yang disebut dalam
sales contract. L/C yang dibuka adalah untuk dan atas nama eksportir
atau orang atau badan usaha lain yang ditentukan eksportir, sesuai
kesepakatan dalam sale's contract. Bank devisa yang diminta eksportir
membuka L/C itu disebut opening bank. Opening bank inilah yang
bertanggung jawab melakukan pembayaran atas L/C itu kepada
eksportir penerima L/C. Importir yang meminta pembukaan L/C disebut
applicant.
b. Opening bank setelah menyelesaikan jaminan dana L/C dengan importir,
melakukan pembukaan L/C melalui bank korespondennya di negara
eksportir. Pembukaan L/C dilakukan dengan surat, kawat, teleks,
faksimile, atau media elektronik lainnya yang sah. Penegasan
Page 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
pembukaan L/C dalam bentuk tertulis itu disebut L/C confirmation yang
diteruskan oleh opening bank kepada bank korespondennya untuk
disampaikan kepada penerima, yaitu eksportir yang disebut dalam surat
itu. Bank koresponden yang diminta opening bank untuk menyampaikan
amanat pembukaan L/C disebut advising bank.
c. Advising bank setelah meneliti keabsahan amanat pembukaan L/C yang
diterimanya dari opening bank, lalu meneruskan amanat pembukaan L/C
itu kepada eksportir yang berhak menerima dengan surat pengantar dari
advising bank. Surat pengantar itu disebut L/C Advice, sedangkan
eksportir penerima L/C disebut sebagai beneficiary dari L/C itu. Bila
advising bank diminta dengan tertulis oleh opening bank untuk turut
menjamin pembayaran atas L/C tersebut, maka advising bank juga
disebut sebagai confirming bank
3. Cargo Shipment Process
a. Eksportir setelah menerima L/C confirmation yang sifatnya operatif (sah
sebagai landasan pembayaran) kemudian mempersiapkan barang ready
for export, melakukan booking atau memesan ruangan/tempat kepada
perusahaan pelayaran (shipping company) yang kapalnya akan
berangkat ke pelabuhan tujuan yang dimaksud dalam sale's contract
serta sesuai dengan waktu pengapalan (shipment date) yang disepakati
dalam sale's contract tersebut. Eksportir kemudian mengurus formalitas
ekspor seperti mengisi pemberitahuan ekspor barang, membayar Pajak
Page 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Ekspor (PE) dan Pajak Ekspor Tambahan (PET) melalui advising bank,
mengurus izin muat kepada Kantor Inspeksi Bea dan Cukai di
pelabuhan muat. Setelah semua formalitas ekspor selesai, eksportir
menyerahkan barang kepada perusahaan pelayaran (shipping company)
untuk dimuat pada waktu yang disepakati.
b. Shipping company, setelah selesai melakukan pemuatan barang ke atas
kapal, menyerahkan bukti penerimaan barang, bukti kontrak angkutan,
dan bukti pemilikan barang dalam bentuk Bill of Lading atau transport
document lainnya kepada eksportir yang dalam pengangkutan ini
disebut sebagai shipper.
c. Shipping company selanjutnya bertanggung jawab mengangkut muatan
itu sampai ke pelabuhan tujuan, serta menyerahkannya dengan selamat
dan utuh kepada penerima barang yang disebut dalam B/L di pelabuhan
tujuan (destination port) yang juga disebutkan dalam B/L itu.
d. Importir selaku penerima barang (consignee), bila telah menerima
dokumen pengapalan (shipping document) dari opening bank, mengurus
izin impor (import clearance) kepada pihak Bea Cukai di pelabuhan
tujuan. Kemudian importir menghubungi agen pelayaran (shipping
agent) di pelabuhan tujuan di negaranya untuk menerima muatan itu.
e. Shipping agent menyerahkan muatan kepada importir segera setelah
pelunasan biayayang menjadi hak skipping agent bersangkutan. Dengan
ini maka selesailah proses penerimaan barang oleh importir.
Page 61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
4. Shipping Documents Negotiation Process
a. Eksportir, setelah menerima Bill of Lading dari perusahaan pelayaran,
menyiapkan semua dokumen pengapalan yang disyaratkan dalam Letter
of Credit seperti faktur, daftar pengepakan, sertifikat mutu, Surat Kete-
rangan negara Asal (SKA) dan lain sebagainya seperti wesel (draft)
serta surat pengantar negosiasi dokumen secara lengkap dan cermat.
Semua dokumen pengapalan itu diserahkan eksportir kepada negotiating
bank yang ditentukan dalam L/C untuk memperoleh pembayaran
(payment).
b. Negotiating bank meneliti dengan saksama semua dokumen pengapalan
yang diminta dalam syarat-syarat L/C. Bila semuanya cocok baik
jumlah, jenis, maupun uraian sebagaimana yang dituntut oleh L/C, maka
negotiating bank akan membayarkan jumlah yang ditagih oleh eksportir
dari dana L/C yang tersedia.
c. Negotiating bank meneruskan dokumen pengapalan yang sudah dilunasi
itu kepada opening bank yang membuka L/C bersangkutan sebagai
pena-gihan kembali dari uang yang sudah dibayarkan oleh negotiating
bank tersebut kepada eksportir.
d. Opening bank memeriksa dengan saksama semua dokumen pengapalan
itu, dan bila ternyata sesuai dengan syarat-syarat L/C yang dibuka maka
opening bank kemudian melunasi uang yang sudah dibayarkan oleh
Page 62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
negotiating bank. Pembayaran pelunasan kembali ini disebut sebagai
reimbursement.
e. Opening bank selanjutnya memberitahukan penerimaan dokumen
pengapalan itu kepada importir. Importir akan mengambil dokumen
pengapalan itu kepada opening bank dan menyelesaikan pelunasan
dokumen pengapalan tersebut dengan opening bank bersangkutan.
Setelah itu opening bank akan menyerahkan seluruh dokumen
pengapalan itu kepada importir untuk dipergunakan menerima barang
bersangkutan dari perusahaan pelayaran dan Bea Cukai setempat.
G. Para Pelaksana Perdagangan Internasional
Di dalam kontrak dagang ekspor terdiri dari dua belah pihak yaitu penjual
(ekportir) dan pembeli (importir) yang telah sepakat melakukan jual beli.
Eksportir bertugas memproduksi barang yang inginkan oleh pembeli (eksportir),
sedangkan importer bertugas sebagai orang yang membeli barang yang
dihasilkan oleh penjual (eksportir) untuk memenuhi kebutuhan seharihari.Penjual
dan pembeli ini merupakan pihak inti dari kontrak dagang ekspor.
Tetapi yang menjadi kendala pertama kali dalam praktek bisnis adalah
masalah kepercayaan. Karena mungkin saja jika antara eksportir dan importir
belum saling mengenal akan ada rasa takut akan adanya salah satu pihak yang
meningkari janji atau isi dari sale’s contract yang telah di sepakati bersama.
Misalnya: apabila di dalam sale’s contract di sebutkan bahwa sistem
pembayaran akan di lakukan dengan cara non L/C (tanpa letter of credit), maka
Page 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
perdagangan itu sangat beresiko tinggi. Karena dalam hal ini eksportir
kemungkinan ragu-ragu kalau sudah mengirim barang ternyata tidak di bayar
oleh importir. Demikian pula dengan importir takut kalau sudah di bayar ternyata
barang tidak dikirim oleh eksportir. Apabila ditambah faktor penghambat lainnya
yaitu : kebudayaan,bahasa,dan peraturan-peraturan yang berbeda-beda di setiap
negara serta kemungkinan jarak yang sangat jauh antara eksportir dengan
importir. Jika keadaan ini berlanjut, maka kemungkinan transaksi perdagangan
antara kedua belah pihak tidak akan pernah terjadi.
Oleh karena itu di perlukan solusi untuk menghadapi resiko tersebut,
yaitu dengan adanya lembaga (badan/institusi) yang terkait untuk menjembatani
kegiatan perdagangan internasional atau sering di sebut juga dengan kegiatan
ekspor-impor. Menurut Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI)
Lembaga (badan/institusi) yang berhubungan baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan kegiatan ekspor-impor antara lain:
1. Bank
Bank mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai penyedia
kredit ekspor bila diperlukan oleh eksportir. Kedua, mempelancar dan
mengamankan transaksi melalui Letter Of Credit (L/C), karena L/C ini dari
sisi eksportir bisa merupakan jaminanan kepastian pembayaran dari
importer, Letter Of Credit (L/C) adalah dokumen yang dikeluarkan oleh
bank yang diminta importir yang ditujukan kepada eksportir, dengan
Page 64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
memberi hak untuk menarik wesel sejumlah uang yang disebutkan dalam
L/C tersebut jika persyaratan yang tercantum dalam L/C terpenuhi.
2. Departement Perdagangan dan Perindustrian
Peranan Depaertement Perdagangan dan Perindustrian dalam kegiatan
ekspor impor sangat penting, yaitu : pertama, instansi pemerintahan yang
mengeluarkan ijin sebagai Eksportir Terdaftar (ET) dan ijin sebagai importer
(API/APIT/APIS). Kedua, mengeluarkan dokumen ekspor yang disebut
“certificate of origin” (COO) yang merupakan surat pernyatan bahwa
barangbarang yang diekspor tersebut adalah benar-benar dibuat di Negara
Indonesia. Ketiga, mengawasi, mengatur, dan memonitor barang barang
yang terkena quota, dan tentunya pertumbuhan ekspor Indoneia.
3. Surveyor
Surveyor independent mempunyai peran sebagai importir dalam
pemeriksaan barang-barang yang akan dimuat kedalam container di lokasi
eksportir. Dalam hal ini pemeriksaan hanya di lakukan bila ada permintaan
dari pihak importer. Selain itu ada faktor lain yaitu yang Negara tujuan
eksportirnya memberlakukan system pemeriksaaan pra pengapalan (PSI/Pre
Shipment Inspment Inspection).
4. Shipping Company
Peranan shipping company, yaitu: sebagai perusahaan jasa pengapalan
barang-barang yang diekspor/impor, dan juga sebagai penyedian container
kosong (empty container) bagi eksportir.
Page 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
5. EMKL/ PPJK
Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) atau Pengusaha Pengururusan
Jasa Kepabeanan (PPJK) adalah merupkan perusahaan jasa yang menangani
pengurusan ekspor-impor.
6. Bea Cukai
Peranan Bea Cukai sebagai instansi pemerintahan yaitu untuk mengawasi
barang-barang yang diekspor/impor, khususnya yang kena pajak ekspor dan
kedua adalah mengawasi yang terkait dengan Bapeksa.
7. Asuransi
Peranan asuransi sebagai instansi jasa penyedia asuransi untuk kegiatan
ekspor-impor sesuai permintaan di dalam L/C, bias berupa pemagaran resiko
atas kegiatan transaksi perdagangan internasional (marine insurance) dan
penerbitan custom bond.
Page 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
BAB III
DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Berdirinya PT Batik Danar Hadi
PT Batik Danar Hadi Surakarta berdiri sejak 1967. Pendirian tersebut
diprakarsai oleh Bapak R.H. Santoso. Nama Danar Hadi diambil dari nama istri
Bapak R.H. Santoso yaitu, Ibu Hj. Danarsih dan nama orang tua Ibu Danarsih, yaitu
Bapak Hadi Priyono.
Pada awal pendirian, PT Batik Danar Hadi merupakan perusahaan
perseorangan dan kemudian dikelola secara turun temurun. PT Batik Danar Hadi
pada mulanya merupakan home industry di mana perusahaan menyediakan bahan
baku serta pcngolahannya, sedangkan para buruh mengerjakannya di rumah masing-
masing. Para buruh pabrik, sebagian besar berasal dan bertempat tinggal di sekitar
perusahaan. Adapun produksi utama perusahaan ini adalah batik tulis.
Berkat keuletan, pengalaman, keahlian dan jiwa wiraswasta yang dimiliki
oleh Bapak R.H. Santoso selama dua dasawarsa perusahaan ini mengalami
perkembangan yang pesat. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan jumlah
permintaan dari tahun ke tahun. Perkembangan tersebut didukung oleh adanya
kemudahan perusahaan dalam mendapatkan bahan baku. PT Batik Danar Hadi
terkenal dengan motif dan warna yang relatif masih tradisional. Tetapi setelah dua
dasawarsa perusahaan mengalami kemerosotan, yang disebabkan oleh semakin
Page 67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
berkembangnya industri tekstil dan konveksi yang sejak semula merupakan saingan
bagi perusahaan batik. Sehingga perusahaan kesulitan untuk mendapatkan kain
sebagai bahan baku industri batik. Dengan alas an inilah perusahaan berupaya
meningkatkan kualitas produk dengan menciptakan motif dan warna yang
menyimpang dari motif dan warna tradisional.
Pimpinan perusahaan, baik dalam mendesain. produk maupun dalam
mengelola perusahaan harus memiliki keuletan, keahlian, pengalaman dan jiwa
wiraswasta yang sangat menunjang perkembangan perusahaan. Dengan adanya
corak dan motif batik yang mengikuti selera konsumen dan mode yang sedang
digemari, akhirnya perusahaan dapat meningkatkan omset penjualan sedikit demi
sedikit.
Semakin berkembangnya perusahaan maka pada tahun 1984, PT Batik
Danar Hadi beralih dari perusahaan perseorangan menjadi perusahaan yang
berbadan hukum dan memperoleh ijin resmi dari pemerintah (HO, SIUP, Ijin
Industri), yang kemudian bernama PT Batik Danar Hadi dengan akte notaris sebagai
berikut:
Nomor : 17
Tanggal : 11 Desember 1984
Nama Notaris : Maria Theresia Budi Santoso, SH
Nomor Akte : Akte Menteri kehakimanNo. 02-5355NT01
1TH85, tanggal 24 Agustus 198
Page 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Adapun lokasi PT Batik Danar Hadi adalah di Jl. Dr. Rajiman No 164
Surakarta sebagai kantor pusat dan mendirikan cabang-cabang di Jakarta, Surabaya,
Semarang, Yogyakarta, Denpasar, Kuta-Bali, Ujung Pandang dan Batam.
Berdasarkan akte pendiriannya PT Batik Danar Hadi bergerak dalam bidang:
a. Batik atau tenun
b. Tekstil atau printing
c. Konveksi
d. Perdagangan ekspor impor dan interinsulir yang berhubungan dengan ketiga
bidang di atas.
e. Usaha-usaha lainnya yang tidak bertentangan dan tidak melanggar undang-
undang yang berlaku.
Bidang usaha yang telah dijalankan selama ini adalah industri dan
perdagangan batik melalui kantor pusatnya di Surakarta dan cabang-cabangnya
yang ada. Ijin-ijin yang telah diperoleh antara lain Surat Ijin Usaha Perdagangan
(SIUP) No. 69 / PBI /11.21 / 85, tanggal 24 Juli 1985.
Direktur perusahaan batik ini yang pertama kali saat berdirinya sampai
sekarang belum berubah yaitu tetap Bapak R.H. Santoso. Adapun jenis perusahaan
batik ini berbentuk PT tertutup. Persero-persero yang ada didalamnya yaitu Bapak
R.H. Santoso, Nyonya Danarsih Santoso, Diah Kusuma Sari, Diana Kusuma
Dewati, Dian Kusuma Hadi, Dewanta kusuma Wibowo, Ibu Dra. Mariam
Sampoerna dan Bapak Suhendro, B.Sc. Saham-saham yang dimiliki perusahaan ini
tidak diperjual belikan kepada pihak luar. Tanggung jawab atas perusahaan ini
Page 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
dipegang oleh redaksi, demikian juga susunan pimpinan pada waktu berdiri sampai
sekarang tidak mengalami perubahan.
2. Lokasi PT. BATIK DANAR HADI SURAKARTA
Lokasi kantor pusat PT. Batik Danar Hadi ini berada di Jl. Dr. Rajiman No.
164 Surakarta, dari sejak berdiri sampai sekarang belum pindah tempat. Bangunan
perusahaan ini ada dua, satu tempat untuk berlangsungnya proses produksi yang
berada di bagian belakang dan untuk rumah batik (show room) berada di bagian
depan, sedangkan bangunan yang satu lagi digunakan untuk kantor yang terdiri dari
empat lantai, lantai pertama untuk bagian urusan umum, personalia dan penerimaan
bahan jadi, lantai kedua untuk bagian pemasaran dan keuangan, lantai ketiga untuk
bagian akuntansi dan lantai keempat untuk gudang bagian pemasaran.
3. Tujuan Perusahaan
PT. Batik Danar Hadi mempunyai maksud dan tujuan sebagai berikut :
a. Melestarikan budaya tradisi batik sebagai peninggalan nenek moyang kita,
khususnya Batik Solo.
b. Menjadikan batik menjadi tuan rumah di negri sendiri.
c. Menunjang pasaran batik dalam negeri dan luar negeri sebagai komoditi ekspor
non migas.
d. Memberi kesempatan kepada masyarakat luas untuk dapat berbusana batik yang
bagus.
e. Untuk memperoleh laba.
Page 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi divisi ekspor pada PT Batik Danar Hadi adalah sebagai
berikut:
Gambar 3.1
Struktur Organisasi PT. Batik Danar Hadi Divisi Ekspor
Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing fungsi PT Batik Danar
Hadi Surakarta adalah sebagai berikut:
Page 71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
1) Manajer, Bertugas mengelola fungsi manajemen agar berlangsung sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan.
2) Akuntansi, bertanggung jawab terhadap penganalisaan keuangan perusahaan,
pelaporan data keuangan dan pembukuan perusahaan.
3) Merchandiser, bertugas dan bertanggung jawab dalam penjualan, sehingga
berhubungan dengan buyer di luar negeri.
4) Produksi, bertugas dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proses produksi,
menjaga kualitas dan kuantitas hasil produksi.
5) Dokumen L/C, bertugas untuk membuat dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk
barang yang akan diekspor.
6) Gudang barang jadi, bahan baku dan packing, bertanggung jawab dalam hal
persediaan bahan jadi dan bahan baku serta pembungkusan produk.
7) Gudang kemasan dan aksesoris, bertanggung jawab dalam persediaan kemasan
aksesoris yang akan digunakan pada produk.
8) Penerimaan luar, bertugas dan bertanggung jawab dalam penerimaan setoran dari
supplier kemudian setoran tersebut dicek agar didapat kesesuaian setoran yang
dibutuhkan.
9) Sample, bertugas dan bertanggung jawab mengirimkan sample kepada buyer diluar
negri.
10) Quality control, bertanggung jawab atas kualitas produk dan bertugas membuat
program untuk mengendalikan kualitas.
Page 72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
11) Seksi pelaksana quality control, melaksanakan program quality control yaitu
mengendalikan kualitas sehingga didapat keluaran produk yang berkualitas.
12) Pelaksana packing, bertugas untuk membungkus produk yang sudah jadi.
5. Personalia
Jumlah karyawan divisi ekspor PT Batik Danar Hadi sebanyak 35 orang yang
masing-masing mempunyai fungsi dan tugas tersendiri serta dituntut keterampilan,
kecakapan dan loyalitas karyawan terhadap pekerjaannya.
PT Batik Danar Hadi menetapkan hari kerja sebanyak lima hari kerja, kecuali
hari-hari besar nasional. Jam kerja karyawan di perusahaan mulai pukul 08.00 sampai
pukul 17.00 dengan waktu istirahat pukul 11.30 sampai pukul 12.30.
Perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk berusaha
mengembangkan dan meningkatkan produktivitas kerja karyawan dengan
mengikutsertakan karyawan bila mana ada kegiatan atau pembinaan sesuai dengan job
discription masing-masing seperti seminar, simposium, loka karya, komputerisasi dan
lainnya. Dengan demikian apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai dengan
memuaskan dan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun serta dapat menjaga
kestabilan hubungan antara perusahaan dengan karyawan dan antara perusahaan dengan
lingkungan.
6. Produk yang dihasilkan
a. Produk
Produk yang dihasilkan oleh PT Batik Danar Hadi dapat digolongkan menjadi tiga
macam, yaitu :
Page 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
1) Batik Tulis
Adalah batik yang dikerjakan dengan tangan dan menggunakan alat berupa
canting. Tetapi batik ini tidak untuk produk ekspor, hanya untuk pasar
domestik saja.
Gambar 3.2
Contoh batik tulis
( Sumber : www.danarhadibatik.com)
2) Batik Cap
Adalah batik yang sistem pengerjaannya menggunakan cap.
Proses pengerjaan batik Cap :
a) Nganji/ Melayor
Bahan mori direbus dengan maksud untuk menghilangkan kanji yang
menempel dan apabila diberi pewarna mudah meresap dan merata.
b) Ngemplong
Memukul-mukul kain yang telah diberi kanji dengan maksud agar
permukaan bahan lebih halus apabila dibatik atu dicap.
Page 74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
c) Mbatik/ ngecap
Memberi motif pada bahan kain atau mori dengan lilin menggunakan
alat cap yang terbuat dari tembaga dengan motif yang dikehendaki.
d) Medel
Pemberian warna hitam pada kain atau mori dengan menggunakan
alat cap.
e) Ngelorod 1
Tahap ini dilakukan dengan menghilangkan lilin pada kain setelah
proses pembatikan.
f) Ngelorod 2
Menghilangkan lilin pada kain setelah ngelorod 1.
g) Cap drik
Menutup sebagian warna dasar yang telah jadi agar tidak hilang
setelah pemberian warna berikutnya .
h) Nyoga
Pemberian warna dasar coklat sebagai salah satu ciri khas batik
Gambar 3.3
Contoh batik cap
(Sumber : PT Batik Danar Hadi Surakarta)
Page 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Proses pembuatan batik cap ini lebih cepat dibandingkan dengan proses
pembuatan batik tulis karena pembuatan motifnya dengan menggunakan cap
(stempel) yang lebar. Bandingkan dengan batik tulis yang menggunakan guratan-
guratan canting. walaupun begitu, kedua jenis batik ini mempunyai keunikan
tersendiri.
Berikut adalah cirri-ciri batik cap :
1. Batik cap dikerjakan dengan menggunakan cap yaitu alat yang terbuat dari
tembaga yang dibentuk sesuai dengan motif yang diinginkan.
2. Bentuk motif atau gambar pada batik cap memiliki pengulangan yang jelas.
Gambar terlihat berulang dengan motif yang sama dengan ukuran garis
motif yang lebih besar bila dibandingkan dengan batik tulis.
3. Dan ini yang paling jelas untuk menentukan apakah batik yang anda beli
itu adalah batik tulis atau batik cap. Batik cap mempunyai gambar yang
tidak tembus pada kedua sisi kain. Jadi artinya hanya salah satu sisi saja
yang bergambar.
4. Tidak memiliki motif atau gambar yang detil.
5. Warna batik yang lebih mengkilap.
6. Mempunyai warna dasar kain yang lebih tua dari pada warna goresan
motifnya. Sebabnya adalah karena batik cap tidak mengalami proses
penutupan pada bagian dasar motif.
7. Dari sisi harga, batik cap lebih murah dari pada batik tulis. Ini dikarenakan
batik cap memiliki jumlah yang banyak dan satu sama lainnya memiliki
Page 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
kesamaan. Hal ini menjadikannya tidak unik. Walaupun begitu, bukan
berarti batik cap tidak lebih bagus dari pada batik tulis.
3) Batik Spray
Adalah jenis batik yang proses pembuatannya menggunakan alat sejenis
sablon.
Gambar 3.4
Contoh batik spray
(Sumber : PT Batik Danar Hadi Surakarta)
Dari ketiga batik tersebut hanya batik tanpa cap dan batik cap saja yang
diekspor oleh PT Batik Danar Hadi.
b. Harga
Dalam menetapkan harga jual, PT Batik Danar Hadi selalu berusaha menetapkan
harga yang dapat dijangkau oleh konsumen. Ada beberapa komponen yang
menjadi dasar dalam penetapan harga jual pada PT Batik Danar Hadi. Komponen-
komponen tersebut antara lain :
Page 77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
1) Biaya bahan baku
2) Biaya Produksi
3) Biaya penunjang
c. Daerah Pemasaran
Daerah pemasaran meliputi seluruh wilayah Indonesia dan untuk pasaran ekspor
daerah pemasarannya meliputi Amerika, Canada, Yunani, dan Jepang.
d. Promosi
Kegiatan promosi dilakukan dengan cara pemasangan iklan melalui media cetak
(majalah, brosur, dan katalog), pameran dagang untuk pemasaran lokal dan melalui
web-site diinternet untuk pemasaran lokal dan pemasaran ekspor.
7. Permodalan
PT Batik Danar Hadi merupakan perusahaan yang bersifat tertutup, sehingga
saham yang dimiliki perusahaan tidak diperjual belikan kepada pihak luar. Pada
awalnya PT Batik Danar Hadi untuk melakukan kegiatan produksinya menggunakan
modal sendiri. Selanjutnya untuk melakukan perluasan pasar, PT Batik Danar Hadi
menggunakan hutang dari bank.
8. Pemasaran
Untuk peningkatan volume penjualan perusahaan perlu mencapai daerah
pemasaran yang seluas-luasnya. Produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan
PT. Batik Danar Hadi pada saat ini dipasarkan hampir ke seluruh daerah Indonesia,
beberapa daerah di Indonesia merupakan pemasaran utama dari penjualan hasil
produksi. Oleh karena itu, perusahaan mendirikan rumah-rumah batik pada daerah
Page 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
tersebut, rumah batik tersebut juga merupakan cabang PT. Batik Danar Hadi. Selain
penjualan di rumah-rumah batik, perusahaan juga melakukan penjualan di luar
rumah batik yaitu di toko-toko dan supermarket, antara lain di Matahari, Golden
Trully, Sarinah dan lain-lain.
Bagian pemasaran inilah yang memegang peranan penting setelah menerima
kain-kain dari bagian produksi. Adapun tugas dari bagian ini adalah :
a. Memasarkan dengan cara :
1) Mendirikan rumah batik (show room)
2) Untuk rumah batik dan toko-tokonya ini ada 15 cabang tersebar di daerah
Indonesia, antara lain Jakarta, Solo, Padang, Medan, Semarang,
Yogyakarta, Surabaya, Bali, Kuta, Kediri, Bogor, Cirebon, Ujung
Pandang, Bandung, dan Batam.
3) Kredit yang ditangani oleh pusat.
4) Pesanan dalam negeri.
5) Ekspor, telah mengekspor produksinya ke Eropa, Asia, Jepang, Taiwan,
dan Australia.
b. Menghadapi persaingan
Untuk menghadapi persaingan dari usaha yang sejenis, maka cara yang
ditempuh adalah sebagai berikut :
1) Perusahaan ini mempunyai motif-motif yang khas, hal ini untuk
membedakan batik-batik dari perusahaan lain, tetapi biasanya saingan itu
datang dari perusahaan kecil, yaitu dengan cara meningkatkan atau meniru
Page 79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
motif-motif, dengan kata lain membajak dengan bahan yang murah serta
harga yang relatif murah pula.
2) Perusahaan ini tidak bersifat menyerang tetapi mengimbangi, artinya jika
perusahaan lain mempunyai suatu produk yang sangat disukai dan laku
keras, maka PT. Batik Danar Hadi membuat batik yang sama yang relatif
murah dan memproduksinya dengan jumlah yang besar.
3) Mengembangkan atau meningkatkan pemasaran
a) Mengadakan peragaan busana (fashion show)
b) Menciptakan motif-motif baru
c) Memasang iklan
d) Mengadakan pameran dagang
e) Mendirikan rumah batik (show room)
4) Mendistribusikan kain batik ke bagian konveksi
Untuk memberikan nilai tambah pada kain batik, maka usaha yang
dilakukan adalah memberikan bentuk misalnya sprei, baju wanita, baju
pria, korden dan lain-lain.
B. Pembahasan
1. Prosedur Ekspor PT Batik Danar Hadi di Surakarta
a. Sale’s Contract Process
Proses kontrak dagang ekspor (sale’s contract) yang dilakukan oleh PT. Batik
Danar Hadi di Surakarta melalui berbagai tahap,yaitu mulai dari mempromosikan
barang/produk, inquiry (surat permintaan harga dan pesanan), offersheet (surat
Page 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
penawaran harga), ordersheet (surat persetujuan), eksport sale’s contract (kontrak
dagang ekspor), sampai sale’s confirmation (persetujuan kontrak) sebagai tanda
bukti jika terjadi wanprestasi untuk para buyer tetap atau langgana cukup dengan
ordersheet (buyer memesan barang) dan kontrak dagang ekspor.
Gambar 3.5
Sales Contract Process yang dilakukan PT Batik Danar Hadi
Di Surakarta
PROMOSI
INQUIRY
OFFERSHEET
ORDERSHEET
SALES CONTRACT
SALES CONFIRMATION
(Sumber : PT Batik Danar Hadi di Surakarta)
I
M
P
O
R
T
I
R
(Buyer)
P
T
B
A
T
I
K
D
A
N
A
R
H
A
D
I
Page 81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
a. P
romosi
PT. Batik Danar Hadi memperkenalakan komoditas ekspor, produk yang di
tawarkan berupa kain batik (textile) kepada calon importir (buyer), dengan tujuan
untuk menarik minat dari calon importir (buyer) terhadap komoditas atau produk
yang telah diperkenalkan. Perusahaan juga membuat brosur dan catalog mengenai
produk yang ditawarkan, hal ini dilakukan guna mendukung semua kegiatan
promosi yang bertujuan untuk mencari buyer yang sebanyak-banyaknya. Tahap ini
merupakan korespondensi antara PT. Batik Danar Hadi dengan calon Importir
(buyer) yaitu dengan saling tukar-menukar informasi dan bernegosiasi atau tawar
menawar mengenai syarat-syarat kontrak dagang ekspor (ekspor sale’s contract).
b. Inquiry
Pembeli setelah mengetahui komoditas atau produk yang di promosikan oleh PT
Batik Danar Hadi merasa tertarik atau berminat untuk membeli produk tersebut,
pembeli (buyer) menghubungi PT Batik Danar Hadi dengan mengirimkan surat
permintaan harga sekalipun pesanan atau yang sering disebut dengan letter of
inquiry.
c. Offersheet
PT Batik Danar Hadi setelah menerima surat permintaan harga (letter of inquiry)
dari importir (buyer), Perusahaan mengambil keputusan dan mengirimkan surat
penawaran harga (offersheet) yang menyatakan kesanggupan perusahaan untuk
memasok komoditas atau produk yang telah di pesan oleh importir (buyer) dengan
Page 82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
berbagai macam persyaratan, misalnya: harga produk, waktu pengiriman, syarat
penyerahan dan cara pembayaran.
d. Ordersheet
Importir (buyer) menerima surat penawaran harga (offersheet) dari PT Batik Danar
Hadi, kemudian importir (buyer) mempelajari isi maupun syarat-syarat dari surat
penawaran tersebut dengan cermat. Jika terdapat isi atau persyaratan yang tidak
setuju atau ingin di ubah importir (buyer) dapat mengkonfirmasikan dengan PT
Batik Danar Hadi terlebih dahulu melalui e-mail atau langsung ditambahkan dalam
surat pesanan (ordersheet) yang akan dikirim.
e. Export Sale’s Contract
Perusahaan akan mempersiapkan kontrak dagang ekspor (export sale’s contract)
sesuai dengan isi dari syarat-syarat yang telah di sepakati di dalam orffersheet dan
ordersheet. Kontrak dagang ekspor (export sale’s contract) tersebut ditandatangani
oleh PT Batik Danar Hadi dan dikirimkan kepada importir (buyer) untuk
ditandatangani pula oleh importir (buyer) sebagai tanda persetujuan atau kontrak
dagang ekspor (export sale’s contract) yang telah disepakati bersama. Sale’s
contract ini dibuatkan aslinya dalam rangkap (two original).
f. Sale’s Confirmation
Pada tahap ini Importir mempelajari isi dari kontrak dagang ekspor tersebut dengan
seksama,jika setuju dengan isi dan persyaratan lainya kemudian menandatangani
sale’s contract tersebut dan mengirimkannya kembali kepada PT Batik Danar
Hadi. Satu original copy ditahan oleh importir sebagai dokumen asli transaksi atau
Page 83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
disebut juga dengan sale’s confirmation. Kedua sale’s confirmation copy yang asli
ini mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Setelah Buyer atau importir melakukan Penurunan Order (Purchasing Order),
PT Batik Danar Hadi ini segera melakukan pemesanan bahan baku ke berbagai
suppliernya dengan lajur sebagai berikut :
a) Memesan bahan baku kain putih.
b) Mengirimkan kain putih tersebut ke berbagai supplier untuk diolah dan
pemberian motif, corak, warna sesuai pesanan dari buyer .
c) Setelah mencapai proses finishing, kain tersebut diseleksi melalui quality
control, yaitu tempat pengawasan bahan baku layak atau tidak untuk di
produksi dan di ekspor.
d) Jika kain-kain tersebut lolos dari tahap penyeleksian quality control, tahap
terakhir adalah pengepakan barang atau packing.
b. L/C Opening Process
1. Setelah pembuatan sales contract selesai, Buyer selaku importir
mengaplikasikan pembukaan L/C tersebut pada bank devisanya (opening
bank) di luar negri, sebagai dana yang disiapkan untuk dibayarkan kepada PT
Batik Danar Hadi.
2. Opening bank setelah menyelesaikan jaminan dana L/C dari importir,
melakukan pembukaan L/C melalui bank korespondensinya ( advising bank)
di Indonesia.
Page 84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
3. Advising bank setelah meneliti keabsahan amanat pembukaan L/C dari
opening bank, lalu meneruskan L/C tersebut kepada PT Batik Danar Hadi
yang berhak menerima dengan surat pengantar dari advising bank (L/C
Advice).
c. Cargo Shipment Process
1. Setelah PT Batik Danar Hadi menerima L/C advice lalu menyiapkan barang
(ready for export), memesan ruangan (tempat) kepada shipping company dan
menguruskan fiat muat dari Bea Cukai (PEB) dan dokumen lainya.
2. Setelah shipping company selesai melakukan pemuatan ke atas kapal, lalu
shipping company menyerahkan bukti penerimaan barang, bukti
kontrakangkutan dan bukti kepemilikan barang dalam bentuk bill of lading
kepada PT Batik Danar Hadi.
3. Shipping company mengangkut barang tersebut ke pelabuhan tujuan dan
menyerahkannya kepada shipping agent.
4. Importir setelah menerima dokumen pengapalan dari Opening bank, lalu
mengurus izin impor (import clearance) kepada pihak Bea Cukai di pelabuhan
tujuan.
5. Shipping agent menyerahkan barang (muatan) kepada importir.
Page 85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
d. Shipping Document Negotiation Process
1. PT Batik Danar Hadi setelah menerima B/L Menyiapkan semua dokumen
pengapalan yang diminta dalam L/C Seperti Invoice, Packing List, SKA dan
dokumen lainnya dan menyerahkan kepada Negotiating bank.
2. Apabila dalam L/C ada persyaratan untuk melampirkan dokumen SKA (Surat
Keterangan Asal), maka eksportir harus mengurus SKA tersebut ke instansi
penerbit SKA.
3. Setelah mempersiapkan seluruh dokumen yang dipersyaratkan pada L/C,
Negotiating bank meneliti semua dokumen yang dipersyaratkan dalam L/C
dan bila semua cocok, maka negotiating bank akan membayar sejumlah yang
ditagih oleh eksportir.
4. Negotiating bank meneruskan dokumen tersebut kepada Opening Bank
sebagai penagihan kembali uang yang dibayarkan kepada eksportir
(reimbursement).
5. Opening bank selanjutmya memberitahukan dokumen pengapalan tersebut
kepada importir dan importir akan menyelesaikan pelunasan kepada Opening
Bank.
6. Importir menyerahkan dokumen L/C tersebut kepada shipping agent untuk
ditukarkan dengan delivery cargo
2. Hambatan-hambatan yang dihadapi PT Batik Danar Hadi di Surakarta
Hambatan yang dihadapi oleh PT Batik Danar Hadi terjadi dalam proses
kontrak dagang ekspor atau sales contract process adalah mengenai inquiry atau
Page 86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
pesanan dari buyer. Selama ini kapasitas produksi perusahaan hanya bisa memenuhi
pasar domestik saja,sedangkan untuk pasar ekspor dengan permintaan yang cukup
banyak perusahaan tidak dapat memenuhi,maka perusahaan menjalin hubungan dengan
pengrajin-pengrajin batik rumahan untuk memenuhi kapasitas produksi yang di
butuhkan prusahaan. Hambatan-hambatan tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut:
a. Proses produksi yang memerlukan waktu lama dan membutuhkan banyak
tenaga kerja
Hal ini disebabkan karena PT Batik Danar Hadi sudah memiliki buyer tetap
atau langganan yang selalu membeli produk-produk yang telah dihasilkan oleh
perusahaan. Banyaknya pesanan barang dari buyer baik buyer tetap atau buyer
yang baru pertama kali memesan produk, membuat perusahaan kualahan dalam
memenuhi semua pemesanan barang tersebut karena proses produksi barang yang
cukup lama dan rumit. Untuk menyelesaikan suatu pesanan produk membutuhkan
waktu kurang lebih 1 bulan yang melalui berbagai tahapan untuk menghasilkan
produk-produk yang berkualitas. Masalah lain yang dihadapi perusahaan ada
dalam produksi adalah, Selama ini perusahaan hanya menyerahkan produksi
kepada pengrajin-pengrajin tertentu saja, yang terkadang sulit menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu sesuai pesanan.
b. Proses kesepakatan dalam penentuan harga
Meski perusahaan sudah berusaha sebaik mungkin sebaiknya memberikan
pelayanan serta tidak membeda-bedakan dalam menanggapi calon buyer,
Page 87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
perusahaan masih saja tidak bisa lepas dari berbagai masalah atau hambatan dalam
pembuatan kontrak dagang ekspor. Hal ini disebabkan karena tanggapan dari
importir atau pelayanan penawaran yang diberikan oleh perusahaan berbeda-beda
pada umumnya importir selalu menginginkan harga yang rendah dengan kualitas
yang tinggi, sedangkan perusahaan menginginkan harga yang tinggi, mereka selalu
menyesuaikan dengan keadaan masing-masing, jadi hambatan dalam penentuan
harga bisa terjadi kapan saja.
3. Cara PT Batik Danar Hadi Mengatasi Hambatan Tersebut
PT Batik Danar Hadi selama ini mengatasi hambatan-hambatan yang
terjadi dalam proses kontrak dagang ekspor yaitu mengenai pesanan barang atau
produk dan juga penentuan harga dengan cara sebagai berikut :
a. Mempercepat proses produksi
Perusahaan selalu memperhatikan atau mengawasi kualitas dari barang atau
produk itu sendiri dari para pengrajin batik. Perusahaan selalu berupaya untuk
memberikan yang terbaik bagi para importir yang selama ini telah memberikan
kepercayaan atas produk-produk yang telah dihasilkan dan juga untuk menjalin
hubungan kerjasama dalam waktu yang lama atau jangka panjang. PT Batik
Danar Hadi dalam memenuhi pesanan, menyerahkan barang ke pengrajin batik
baru untuk membuat dasar-dasar dari produk yang akan dibuat sesuai dengan
permintaan buyer. Disini perusahaan akan melakukan proses finishing dari
produk yang telah di buat oleh para pengrajin, hal ini dilakukan untuk
Page 88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
mempercepat proses produksi sehingga perusahaan bisa memenuhi pesanan
tepat waktu.
Selain itu untuk mempercepat proses produksi perusahaan juga menambah
karyawan tidak tetap atau karyawan borongan, jumlah karyawan borongan yang
diperlukan kurang lebih sekitar 10 atu 20 orang tergantung dari banyaknya
order yang diterima. Sehingga dengan adanya karyawan tetap ditambah dengan
karyawan borongan perusahaan bias menyelesaikan pesanan dan mengirimkan
barang sesuai dengan waktu yang telah disepakati dalam kontrak dagang
ekspor.
b. Menggunakan strategi harga
Mengatasi masalah mengenai penentuan harga yang sudah bisa
mendapatkan keuntungan yang cukup memuaskan, perusahaan mempunyai cara-
cara tersendiri yaitu dengan cara setiap calon pembeli yang ingin mengikat
perjanjian perdagangan dengan melakukan penawaran harga atas produk yang
telah ditawarkan semuanya akan ditanggapi dengan baik oleh pihak perusahaan.
Dalam hal ini pihak perusahaan akan mempelajari dengan cermat penawaran
tersebut, apakah penawaran yang diberikan oleh importir menguntungkan atau
bahkan merugikan bagi perusahaan.
Strategi harga yang digunakan oleh perusahaan sebenarnya strategi yang
sederhana namun memiliki peran yang sangat menentukan seberapa besar
keuntungan yang akan diperoleh pihak perusahaan, pada dasarnya setiap
buyer yang menawarkan harga atas produk yang telah ditawarkan oleh
Page 89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
perusahaan sudah mempunyai keinginan untuk melakukan transaksi ekspor-
impor tinggal bagaimana proses negosiasinya, apakah akan menuju
kesepakatan atau kegagalan. Dengan menggunakan strategi ini, resiko yang
ditanggung oleh perusahaan sedikit berkurang, apabila pihak buyer
menanggung semua biaya pengangkutan dan transportasi. Sebenarnya
perusahaan sangat suka jika ada calon buyer menawar harga barang yang
ditawarkan karena dengan menganut dan menerapkan strategi harga ini,
perusahaan tidak takut akan mengalami kerugian, hal ini disebabkan karena
dengan kepandaian dan kejelian pihak perusahaan maka semuanya bisa diatasi
dengan baik.
Penentuan strategi harga ini tergantung pada tinggi rendahnya penawaran
yang dilakukan oleh calon importir, apabila penawaran dirasa pihak
perusahaan cukup rendah maka tanggung jawab barang mulai dari barang
dimasukkan kedalam kontainer sampai barang dikirim ke pelabuhan importir,
seluruhnya akan di tanggung oleh pihak importir. Namun apabila penawaran
dirasa cukup tinggi atau bahkan masih rata-rata biasanya tanggung jawabnya
akan di bagi setengah-setengah atau peihak perusahaan hanya menyediakan
kontainernya saja kemudian biaya pengangkutan dan transportasi ditanggung
oleh importir, jadi dengan menggunakan strategi harga semacam inilah
perusahaan bisa mendapatkan pelanggan tetap dan sekaligus mendapatkan
keuntungan dari transaksi ekspor-impor.
Page 90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai prosedur ekspor pada PT Batik Danar Hadi,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Prosedur ekspor yang dilakukan PT Batik Danar Hadi melalui empat tahapan
proses, yaitu proses terjadinya kontrak dagang (sales contract process), proses
pembukaan letter of credit ( L/C opening process), proses pengapalan (cargo
shipment process) dan tahap terakhir adalah proses pengiriman dokumen (shipping
document negotiation process).
2. Hambatan yang dialami PT Batik Danar Hadi adalah dalam proses ekspornya adalah
mengenai inquiry dalam pemesanan produk yang membutuhkan waktu lama dan
membutukan banyaknya tenaga kerja. Hambatan yang kedua adalah dalam proses
kesepakatan dalam penentuan harga.
3. Cara PT Batik Danar Hadi dalam mengatasi hambatan tersebut perusahaan akan
melakukan proses finishing dari produk yang telah dibuat oleh para pengrajin, hal ini
dilakukan untuk mempercepat proses produksi sehingga perusahaan bisa memenuhi
pesanan tepat waktu. Dalam mengatasi kesepakatan dalam penentuan harga perusahaan
menggunakan strategi yang sederhana namun memiliki peran yang sangat menentukan
seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Pada dasarnya setiap buyer
Page 91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
yang menawarkan harga atas produk yang telah ditawarkan oleh perusahaan sudah
mempunyai keinginan untuk melakukan transaksi ekspor impor tinggal bagaimana
proses negosiasinya, apakah akan menuju kesepakatan atau kegagalan.
B. Saran
1. PT Batik Danar Hadi dalam melancarkan kegiatan ekspornya, sebaiknya menambah
pengrajin batik atau supplier yang mempunyai kinerja bagus dan mahir dalam bidang
memproduksi produk batik sesuai pesanan para buyer yang membutuhkan waktu yang
sangat lama dalam proses pengerjaannya. Pemilihan pengrajin-pengrajin batik yang
dibutuhkan dilakukan melalui penilaian dalam memproduksi kain batik cap dan kain
batik ekspor yang bermutu dan berkualitas yang baik.
2. Perusahaan sebaiknya dalam mengatasi proses kesepakatan harga yaitu dengan
memperhitungkan kuantiti barang yang diinginkan pembeli atau buyer, jika buyer
menginginkan harga yang lebih rendah dari harga yang telah ditetapkan oleh
perusahaan, maka perusahaan mengurangi kuantiti barang yang akan dipesan. Jadi
perusahaan tetap mempunyai keuntungan yang jauh lebih besar dan maksimal.
3. Perusahaan dalam mensiasati banyak nya pesanan buyer, sebaiknya menambah
karyawan pocokan untuk mengerjakan proses finishing produk dari para supplier, agar
cepat selesai dan barang yang dipesan dapat dikirimkan tepat waktu. Perusahaan
sebaiknya memberikan banyak opsi mengenai harga murah dengan kuantiti dan kualitas
barang yang sedang atau harga tinggi dengan kuantiti dan kualitas barang yang
maksimal.