8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
1/115
IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI SARANA PRASARANA DI
SMPN 5 TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
Dhiza Namira Fatihany
(1110018200045)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
2/115
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
3/115
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
4/115
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
5/115
Abstrak
Dhiza Namira Fatihany 1110018200045, Implementasi Strategi Pengelolaan
Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMPN 5 Tangerang Selatan. Skripsi, Jakarta:
Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. April 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses perencanaan, pengadaan serta
pemeliharaan sarana dan prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan. strategi
diartikan sebagai suatu rencana untuk memimpin suatu angkatan perang agar
dapat selalu memenangkan perang. Sarana pendidikan yaitu perlengkapan yang
secara langsung dipergunakan untuk proses pendidikan, seperti meja, kursi, kelas,dan media pengajaran. Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan
dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di
sekolah.
Jenis metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif,
dengan menggunakan pendekatan analisis deskriptif, instrumen pengumpulan data
penelitian menggunakan instrumen : observasi awal, dokumentasi serta
wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang sarana dan
prasarana, kepala TU dan beberapa guru
Hasil penelitian menunjukan bahwa perencanaan, pengadaan serta pemeliharaansarana dan prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan belum semuanya terlaksana
dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari keadaan beberapa fasilitas sarana dan
prasarana yang ada seperti laboratorium biologi yang disatukan dengan gudang
dan ruang guru yang kurang luas sehingga mengakibatkan suasana yang kurang
kondusif.
Kata Kunci : Strategi, Pengelolaan, Sarana dan Prasarana.
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
6/115
Abstract
Dhiza Namira Fatihany 1110018200045, Implementation Strategy Education
Facilities and Infrastructure Management at SMPN 5 South Tangerang.
Thesis,
Jakarta: Program Management Studies Faculty of Education and Teaching
Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. April 2015
This study aims to determine the planning, procurement and maintenance of
facilities and infrastructure at SMPN 5 South Tangerang. the strategy is defined
as a plan to lead an army in order to always win the war.
Education means that
the equipment is directly used for the educational process, such as tables, rate i,
class, and teaching media. Education infrastructure are all basic accessory device
that indirectly support the implementation of the educational process at school.
This type of method is carried out in this study is a qualitative research, using
descriptive analysis approach, using research data collection instruments
instruments: initial observation, documentation and interview with the school
principal, vice principal fields of infrastructure, head of TU and some teachers
The results showed that the planning, procurement and maintenance of facilities
and infrastructure at SMPN 5 South Tangerang's not all done well.
It can be seen
from the state of some facilities of existing infrastructure such as biology
laboratory and warehouse space together with teachers who are less extensive,
resulting in an atmosphere which is less conducive.
Keywords: Strategy, Management, Infrastructures.
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
7/115
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah mencurahkan rahmat dan
karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Implementasi Rencana Strategi
Sarana Prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan“ penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Namun inilah usaha maksimal
yang dapat penulis lakukan.
Penulis juga menyadari sepenuhnya tentunya ada pihak-pihak yang
berkontribusi baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd, ketua Program Studi Manajemen
Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, juga selaku dosen pembimbing kedua, saya sangat
berterima kasih kepada beliau, karena beliau selalu memberi arahan
kepada penulis dan teman-teman untuk segera menyelesaikan skripsi.
3. Dr. Fathi Ismail MM, dosen pembimbing pertama yang selalu
meluangkan waktu untuk membimbing penulis hingga selesainnya
skripsi ini. Semoga Allah selalu memberikan keberkahan dalam
hidupnya. Amin.
4.
Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
khususnya dosen-dosen di Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Alan Suherlan. S.Pd, MM. Kepala Sekolah SMPN 5 Tangerang
Selatan yang dengan ramah dalam menerima dan membantu penulis
selama proses penelitian.
6. Bapak dan Ibu guru, serta bagian Tata Usaha yang sangat ramah dalam
memberikan informasi yang penulis perlukan dalam skripsi ini,
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
8/115
ii
khususnya kepada Bapak Fatur Rachman, Ibu Umiyati S.Pd, Ibu
Jumariah S.Pd, Bapak Haerudin S.Pd yang telah membantu penulis
dalam penelitian.
7.
Buchori Muslim, S.Sos, suami yang baik, yang memberikan dorongan
semangat moril maupun materiil. Yang selalu bekerja keras untuk
menghidupi keluarga kecil kami. Terimakasih banyak Ayah. Kamu
yang terbaik.
8. H. Dadang Sutrisna, ayah yang selalu memberikan semangat kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi dan mendapat gelar S1 di UIN
Syarif Hidayatullah.
9. Hj. Sri Mulyati, Amih yang baik, yang selalu membantu mengurus dan
menjaga Syaqilla semasa penulis menyelesaikan skripsi.
10.
Kedua Kakak, Rizsky Pratama Sutrisna, S.Sos dan Rizsa Mulyawan,
ST, serta kedua kakak ipar yaitu Anggraini Puspitasari SE, Robiatul
Alawiyah SE. Terimakasih telah memberikan semangat dan
pengalaman kepada penulis.
11.
Syaqilla Kanaya Adzra anak cantik yang memberikan senyuman
semangat untuk bunda. Terimakasih sayang, kamu anak yang pintar.
Bunda sayang Qilla selalu.
12. H. Supandi Mansyur dan Hj. Nuraini bapak dan mama mertua
terimakasih sudah mendoakan dan memotivasi penulis dalam
menyelesaikan skripsi. Untuk mama mertua semoga Allah memberikan
mama kesehatan. Amin ya rabbal alamin
13.
Teman-teman di Program Studi Manajemen Pendidikan angkatan 2010
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya kepada Popy Lukitawati,
Ayunda Septiani, Nofita Dian, Ratih Kusumawati, Sity Nurjannah,
Titin Khumedah, Nurul Aulia Islamika, makasih geng mecin udah
mengajak penulis makan mecin terus dan Ari istiara yang rela
mengorbankan waktunya untuk membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi, Lia Dahlia makasih udah jadi teman semasa
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
9/115
iii
bimbingan, serta memberikan motivasi dan mendoakan penulis.
Terimakasih teman-teman.
14. Mba Apong Nurhayati. Terimakasih ya mba sudah membantu dalam
mengurus rumah dan selalu menanyakan kapan wisuda, sehingga
penulis termotivasi dalam menyelesaikan skripsi.
15. Untuk semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu,
terima kasih atas segala bantuannya dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Skripsi ini adalah murni hasil karya penulis sendiri. Oleh karena itu
penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk perbaikan pelaksanaan penelitian mendatang.
Jakarta, 28 April 2015
Penulis
DHIZA NAMIRA FATIHANY S.
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
10/115
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBARAN PERNYATAAN
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B.
Identifikasi Masalah ......................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 5
D. Perumusan Masalah........................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian........................................................................... ..6
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Pengertian Strategi ............................................................................ 7
1. Perumusan Strategi .................................................................. ..8
a. Strategi Umum .................................................................. 10
b. Strategi Operasional .......................................................... 11
B.
Sarana dan Prasarana Pendidikan
1.
Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan .......................... 13
2. Tujuan Sarana dan Prasarana Pendidikan ................................ .15
3.
Macam-macam Sarana dan Prasarana Pendidikan ................... .16
a. Ditinjau dari Habis Tidaknya Dipakai ............................... 16
b. Ditinjau dari Bergerak Tidaknya Pada Saat Digunakan ..... 16
c.
Ditinjau dari Hubungan dengan Proses Belajar ................. 17
4. Pengelolaan Sarana dan Prasarana .......................................... ..18
a.
Perencanaan ........................................................................ 18
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
11/115
v
b.
Pengadaan .......................................................................... 20
c. Pemeliharaan ...................................................................... 24
C. Penelitian yang Relevan .................................................................. 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................... 30
B.
Metode Penelitian ............................................................................ 30
C. Sumber dan Jenis Data .................................................................... 31
1. Sumber Data ............................................................................. 31
2.
Jenis Data .................................................................................. 31
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 31
E. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ......................................................... 32
F.
Analisa Data ................................................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................. 35
1.
Profil SMPN 5 Tangerang Selatan ............................................ 35
2. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMPN 5
Tangerang Selatan .................................................................... 36
3. Keadaan Siswa .......................................................................... 38
4. Prestasi Siswa ........................................................................... 39
B.
Deskripsi dan Analisa Data .......................................................... ...40
1. Sarana dan Prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan ...........…40
2.
Formulasi Strategi Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Pendidikan ................................................................................. 42
a. Perumusan Strategi ............................................................. 42
b. Strategi Umum .................................................................... 46
c. Strategi Operasional ............................................................ 49
d. Implementasi Strategi Pengelolaan Sarana dan
Prasarana ............................................................................. 52
1)
Perencanaan .................................................................. 52
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
12/115
vi
2)
Pengadaan ..................................................................... 53
3) Pemeliharaan ................................................................. 56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 59
B. Saran ............................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
13/115
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Keterangan Halaman
3.1 Kisi-kisi Instrumen Wawancara 32
4.1 Data Tenaga Pendidik SMPN 5 Tangerang Selatan 36
4.2 Data Tenaga Kependidikan 37
4.3 Data Siswa 3 Tahun Terakhir 38
4.4 Prestasi Akademik 39
4.5 Prestasi Non Akademik 39
4.6 Tabel Analisis SWOT 44
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
14/115
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Keterangan Halaman
3.1 Kisi-kisi Instrumen Wawancara 41
4.1 Data Tenaga Pendidik SMPN 5 Tangerang Selatan 41
4.2 Data Tenaga Kependidikan 41
4.3 Data Siswa 3 Tahun Terakhir 42
4.4 Prestasi Akademik 43
4.5 Prestasi Non Akademik 44
4.6 Tabel Analisis SWOT 49
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
15/115
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah hal yang perlu dimiliki setiap orang, untuk investasi
di masa depan. Pada hakikatnya, pendidikan di zaman era globalisasi
menuntut manusia untuk lebih kreatif. Dengan pendidikan SDM akan mudah
atau mampu mengatasi masalah-masalah yang terdapat disebuah organisasi
atau sekolah. Memang sesungguhnya bahwa manusia merupakan unsur
terpenting dalam organisasi atau sekolah. Mengingat pentingnya unsur
manusia itulah mengapa dalam menyusun suatu perencanaan atau program,
jenis, jumlah dan kualifikasi para pelaksananya harus tergambar secara
jelas.1Sekolah membutuhkan manusia-manusia yang pandai dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan. Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 2 disebutkan bahwa
“Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar
pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
tuntutan perubahan zaman.”2
1 Sondang P. Siagian, Analisis serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi,
1993 ,Jakarta: CV. Haji Masagung, h.872 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 2
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
16/115
2
Dalam konteks ini bahwa Pendidikan nasional harus berdasarkan pada
Pancasila dan Undang-undang. Yang diharapkan peserta didik dapat
menerapkan nilai-nilai agama, menjadi pribadi yang baik, taat kepada Tuhan
yang Maha Esa, menerapkan kebudayaan nasional Indonesia dan dapat
mengikuti perkembangan zaman. Pada era globalisasi hal yang penting
dipersiapkan adalah manusia yang berkompeten. Untuk melahirkan manusia
tersebut harus melalui jalur pendidikan. Pada saat ini masyarakat semakin
menyadari bahwa pendidikan sangat penting untuk menghadapi tantangan
dimasa mendatang. Sumber daya manusia yang berkompeten juga dilahirkan
untuk mengembangkan IPTEK, agar siap untuk menghadapi tantangan
eksternal. Terbukti pada saat ini tekhnologi sudah masuk di dunia pendidikan.
Dimana setiap siswa dapat mengakses informasi secara efisien dan
efektif.Sekolah mempunyai pihak-pihak terkait mengenai perencanaan
program pendidikan di sekolah. Pihak-pihak tersebut sangat dibutuhkan ide,
ilmu pengetahuannya dalam merumuskan perencanaan strategis.
Perencanaan strategis adalah suatu kegiatan jangka panjang yang
dilakukan organisasi dalam menentukan strategi atau rancangan untuk
mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi ke masa yang akan
datang, apa saja yang dikerjakan, siapa yang melakukan, dan sebagainya, demi
mencapai keberhasilan yang diinginkan. Pentingnya perencanaan strategi
adalah memberikan kerangka dasar mengenai perencanaan-perencanaan apa
saja yang harus dibentuk, perencanaan strategi membantu akan pemahaman
akan bentuk-bentuk perencanaan lainnya, perencanaan strategi memberikan
konsepsi yang jelas bagi sebuah instansi untuk memformulasikan sasaran serta
rencana-rencana yang dapat menentukan keberhasilan suatu organisasi atau
instansi.
Perencanaan strategis mengandaikan bahwa sebuah organisasi harus
tanggap terhadap lingkungan yang dinamis yang sulit diramal. Perencanaan
strategis menekankan pentingnya membuat keputusan-keputusan yang
menempatkan organisasi khususnya sekolah untuk berhasil menanggapi
perubahan lingkungan. Fokus perencanaan strategis adalah pada pengelolaan
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
17/115
3
strategis, artinya, penerapan pemikiran strategis pada tugas pemimpin sebuah
organisasi sekolah guna mencapai tujuan.3Perencanaan strategis memudahkan
suatu organisasi untuk menentukan sasaran dan rencana-rencana yang dapat
menunjang dalam proses pendidikan. Salah satunya yang dapat memajukan
mutu sekolah adalah sarana dan prasarana.
Sebagai lembaga pendidikan, dalam melaksanakan pendidikan tentu
diperlukan hal-hal yang menunjang proses kegiatan belajar mengajar. Proses
kegiatan belajar memerlukan tempat yang layak sesuai standarisasi sarana
prasarana yang ada, tempat yang nyaman untuk proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan lancar. Sarana prasarana yang mengacu untuk
keberlangsungan proses belajar mengajar setidaknya memiliki tempat yang
layak untuk berlangsungnya proses KBM. Karena proses KBM yang baik juga
ditunjang dari sarana-prasarana nya. Sarana prasarana yang memadai dapat
membantu mencari informasi, membantu menggali informasi, memudahkan
guru dalam memberikan materi dengan media-media pembelajaran yang aktif
dan unik, sehingga peserta didik dapat menerima pelajaran dengan baik.
Sarana prasarana yang baik tentu sesuai dengan standarisasi sarana prasarana.
Menurut UU dan Peraturan Pemerintah RI pasal 42 ayat 2 “Bahwa setiap
satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas,
ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi,
ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah,
tempat bermain, tempat berkreasi dan ruang atau tempat yang lain diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.”4
Sarana prasarana pendidikan harus sesuai dengan rencana yang sudah
dibuat, harus pula sesuai dengan standarisasi yang ada, sehingga ketercapaian
tujuan terlaksana dengan baik. Untuk menunjang proses belajar mengajarpun
bisa terlaksana dengan baik, dengan sarana prasarana yang memadai. Sekolah
yang baik tidak hanya sekolah yang mempunyai guru yang berkompeten,
3 Michael Allison Jude Kaye, Perencanaan Strategis bagi Organisasi Nirlaba, 2005, Jakarta:
Media Grafika, h.54 Undang-Undang dan Pemerintahan RI tentang Pendidikan. h.178
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
18/115
4
tetapi juga dilihat dari sarana prasarananya menunjang atau tidak. Maka setiap
satuan pendidikan harus mengiuti standar yang ada.
Sarana prasarana harus tersedia semaksimal mungkin untuk menjadi
daya tarik calon peserta didik. Apabila sarana prasarana kurang memadai,
maka akan menghambat pada keberlangsungan proses belajar mengajar yang
merupakan hal terpenting untuk memberikan penjelasan secara lebih baik
kepada peserta didik. Namun, bila pengelolaan sarana dan prasarananya tidak
baik, akan terjadi ketidaktepatan dalam proses pengelolaannya, mulai dari
cara pengadaan, penyimpanannya, pemeliharaan perlengkapan,
penginventarisasian, maupun penghapusan. Karena asbab tersebut banyak
pengelola yang kurang memahami standarisasi dari sarana dan prasarana yang
sebenarnya.
Fenomena yang terjadi di sekolah adalah kurang nyamannya tempat
belajar mengajar tersebut dikarenakan setiap hujan mengalami banjir, karena
didalam sekolah ada sebuah sungai yang menghubungkan ruang kepala
sekolah dengan ruang guru dan ruang kelas. Ketika banjir datang, air masuk
sampai ke dalam semua ruangan. Yang pada akhirnya kepala sekolah
meliburkan kegiatan belajar mengajar tersebut. Sehingga hal tersebut sangat
mengganggu kegiatan yang sedang berlangsung.
Karena ketidaknyamanan tersebut, kepala sekolah mengambil sebuah
kebijakan dengan mengajukan relokasi lahan agar tidak terjadi dengan hal-hal
yang diinginkan kembali, tetapi belum ada respon yang diharapkan dari pihak
Pemda. Pengelolaan sarana prasarana disekolah ini belum maksimal karena
berbagai masalah yaitu keterbatasan dana yang menghambat proses
pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan sapras. Sumber dana yang diterima
oleh sekolah ini ada 3 yaitu dana BOS, BOSDA dan lain-lain. Dana yang
diterima tidak bisa langsung diterima secara tepat waktu, sehingga dalam
proses pengadaan, perbaikan harus menunggu dana cair. Missal, pada
perbaikan, mengajukannya pada 2013 mungkin saja bisa terealisasinya pada
tahun depan.
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
19/115
5
Sekolah mempunyai kebutuhan yang sangat banyak mulai dari sarana
dan prasarananya, tetapi jumlah dana yang diterima tidak sesuai dengan
kebutuhan yang direncanakan. Birokrasi yang tidak udah sehingga masalah
yang terjadi pada sarana dan prasarana disekolagh tidak dapat diselesaikan
secara tepat waktu. Maka dengan ini penulis mengambil judul “ Implementasi
Strategi Pengelolaan Sarana dan Prasarana di SMPN 5 kota Tangerang
Selatan”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat dilakukan
identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Lokasi gedung sekolah yang tidak strategis.
2.
Keterbatasan dana yang menghambat keberlangsungan pencapaian
fasilitas secara optimal.
3. Dana yang turun dari pusat tidak tepat waktu.
4. Ketidaksesuaian antara jumlah dana dan kebutuhan.
5.
Belum optimalnya strategi pengelolaan yang digunakan6. Keterbatasan pemahaman tim khusus mengenai pengelolaan sarana dan
prasarana.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka dapat dilakukan
pembatasan masalah sebagai berikut:
1.
Belum maksimalnya pencapaian strategi perencanaan dalam mengelola
sarana prasarana.
2. Ketidaksesuaian antara jumlah dana dan kebutuhan sarana dan prasarana.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut maka dapat dilakukan
perumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana implementasi strategi
pengelolaansarana dan prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan”
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
20/115
6
E. Tujuan Penulisan
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui strategipengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di
SMPN 5 Tangerang Selatan.
2. Mengetahui strategi umum dan strategi operasional di SMPN 5
Tangerang Selatan dalam implementasi strategi sarana dan prasarana.
3.
Mengetahui proses perencanaan, pengadaan serta pemeliharaan di SMPN
5 Tangerang Selatan
F. Manfaat Penulisan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan dan informasi baru
yang berguna, khususnya dibidang manajemen pendidikan dalam
mengelola sistem pendidikan, terkait dengan program sarana prasarana
demi menunjang kegiatan belajar mengajar.
2. Bagi lembaga pendidikan, penelitian ini dapat memberi masukan, ide,
gagasan, dan mampu memberikan sumbangan pemikiran pada pihak yang
terkait dalam dunia pendidikan, bahwa mutu pendidikan tidak hanya
terukur oleh kualitas tenaga pendidik, tetapi juga dari sarana prasarana
pendidikan.
3. Bagi pembaca, penelitian ini dijadikan sebagai bahan referensi bagi
sekolah untuk termotivasi dalam mencapai strategi sarana prasarana
pendidikan agar menjadi lebih berkualitas.
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
21/115
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Strategi
Menurut Crown Dirgantoro kata strategi berasal dari bahasa Yunani
yang berarti kepemimpinan dalam ketentaraan. Konotasi ini berlaku selama
perang yang kemudian berkembang menjadi manajemen ketentaraan dalam
rangka mengelola para tentara bagaimana melakukan mobilisasi pasukan
dalam jumlah yang besar, bagaimana mengkoordinasikan komando yang jelas,
dan lain sebagainya.1
Bambang Tri Cahyono menjelaskan strategi diartikan sebagai suatu
rencana untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu
memenangkan perang. selain itu beliau juga menjelaskan strategi dalam
konteks bisnis, strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti
lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan
sumber daya dan usaha suatu organisasi.2
Setiap organisasi membutuhkan strategi manakala menghadapi situasi yang
dijelaskan oleh Jain sebagai berikut:
a.
Sumber daya yang dimiliki terbatas.
b. Ada ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing organisasi.
1
Crown Dirgantoro, Manajemen Stratejik , ( Jakarta: PT.Grasindo, 2004) cet.II, h.52 Bambang Tri Cahyono, Manajemen Strategi, (Jakarta: Badan Penerbit IPWI, 1996), h.3
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
22/115
8
c.
Komitmen terhadap sumber daya tidak dapat diubah lagi.
d. Keputusan-keputusan harus dikoordinasikan antar bagian sepanjang
waktu.
e.
Ada ketidakpastian mengenai pengendalian inisiatif.3
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu
rencana untuk menghadapi peperangan, dimana seorang pemimpin yang
memimpin suatu perang agar dapat selalu memenangkan perang. Strategi juga
sebuah arahan, tujuan, seni untuk mengimplementasikan dalam sebuah
kegiatan yang untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Strategi dibutuhkan
ketika harus mengelola sumber daya, bagaimana sumberdaya yang terbatas
bisa dimanfaatkan secara maksimal. Strategi dibutuhkan ketika ada
ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing, selain itu komitmen sumberdaya
tidak dapat diubah lagi maka strategi harus bekerja untuk menjalankan
komitmen sehingga komitmen tersebut dapat berjalan sesuai yang
direncanakan. Strategi juga dibutuhkan ketika keputusan-keputusan harus
dikoordinasikan sepanjang waktu, karena sebuah keputusan harus
dikoordinasikan kepada karyawan atau bawahan yang bekerja sama dalam
menjalankan strategi agar strategi dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Biasanya pengendalian inisiatif dapat dilakukan secara berlebih,
karena inisiatif datang dari diri manusia dari akal manusia, kesalahan-
kesalahan yang dilakukan manusia bisa diberantas dengan strategi yang baik
dan benar. Strategi bisa digunakan untuk mensukseskan rencana-rencana yang
telah direncanakan agar tercapainya sebuah rencana yang telah ditentukan.
1.
Perumusan Strategi
Perumusan strategi yang sukses tidak menjamin implementasi
strategi yang sukses. Pada kenyataannya lebih sulit dalam melaksanakan
implementasi daripada mengatakan bahwa sedang berusaha
melakukannya (perumusan strategi). Meskipun berhubungan, tetapi
implementasi dengan perumusan berbeda konsep. Formulasi strategi dan
impementasi dapat dibedakan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
3 Bambang tri cahyono, Manajemen Strategi, (Jakarta: Badan Penerbit IPWI, 1996), h.3
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
23/115
9
a.
Perumusan strategi adalah memosisikan kekuatan sebelum dilakukan
tindakan
b. Implementasi strategi adalah mengelola kekuatan yang mengelola
semua hal selama tindakan dijalankan
c. Perumusan strategi berfokus pada efektivitas
d. Implementasi strategi berfokus pada efisiensi
e.
Perumusan strategi terutama adalah proses intelektual
f. Implementasi strategi terutama adalah proses operasional
g. Perumusan strategi membutuhkan keahlian intuitif dan analisa yang
baik
h. Implementasi strategi membutuhkan motivasi khusus dan keahlian
kepemimpinan
i.
Perumusan strategi membutuhkan koordinasi di antara beberapa
individu
j. Implementasi strategi membutuhkan koordinasi di antara banyak
individu.4
Perumusan strategi tidak selalu menjamin implementasi yang baik.
Karena pada hakikatnya implementasi lebih sulit daripada
perencanaannya, hambatan-hambatan selalu datang dan selalu mencari
solusi yang terbaik agar tercapainya implementasi yang maksimal.
Perbedaan-perbedaan yang melihatkan bahwa perumusan strategi dengan
implementasi strategi sangat berbeda konsep tetapi tetap berhubungan
yaitu perumusan strategi lebih kepada perencanaan sebelum dilakukannya
tindakan. Perumusan menitikberatkan pada efektivitas atau tepat guna
sedangkan implementasi strategi lebih kepada tepat sasaran. Perumusan
strategi terutama adalah proses intelektual sedangkan implementasi proses
operasional, karena perumusan strategi lebih kepada pemikiran yang
matang agar terkonsep dan tidak salah dalam mengambil keputusan.
Sedangkan implementasi lebih kepada proses yang dijalankan. Perumusan
4
Fred R. david, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Salemba Empat, 2006) edisi 10 h.338-339
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
24/115
10
strategi membutuhkan keahlian intuitif dan analisa yang baik jadi
perumusan strategi harus mmpunyai keahlian evaluasi yang tepat secara
cepat dengan analisa yang baik. Implementasi strategi membutuhksn
motivasi khusus dan keahlian kepemimpinan. Pada penerapannya proses
implementasi membutuhkan kepemimpinan untuk memonitori target target
yang ingin dicapai. Perumusan strategi membutuhkan koordinasi setiap
individu karna perumusan strategi dibuat oleh team-team yang
bersangkutan, tidak banyak campur tangan tetapi hasil yang memuaskan.
Sedangkan implementasi strategi harus dengan persetujuan atau kerjasama
oleh banyak individu, karena pada penerapannya lebih sulit daripada
perumusannya, jadi membutuhkan banyak orang seperti contoh di sekolah
yang dibantu oleh karyawan, guru, dan staf-staf lain.
a. Strategi Umum
Para perancang sistem perencanaan sepakat tentang pentingnya
peran strategi umum. Strategi umum sering disebut dengan strategi
induk atau bisnis, memberikan arah bagi tindakan-tindakan strategik.
Mereka merupakan dasar bagi tindakan terkoordinasi dan
berkesinambungan yang diarahkan untuk mencapai sasaran bisnis
jangka panjang. Strategi umum menetapkan periode waktu untuk
mencapai sasaran jangka panjang. 5 Jadi, suatu strategi umum dapat
didefinisikan sebagai rencana induk yang pedoman tindakan-tindakan
penting yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam jangka waktu
yang telah ditetapkan. Setiap perusahaan harus mempunyai strategi
umum karena merupakan acuan untuk mencapai tujuan.
Tujuan strategi umum ada dua: (1) menyajikan, menguraikan,
membahas yang perlu dipertimbangkan para manajer strategic dan (2)
menyajikan ancangan untuk memilih salah satu strategi umum yang
optimal dari alternative-alternatif yang ada.
5
Pearce dan Robinson, Manajemen Strategis Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian ,(Jakarta: Binarupa Aksara,1997), jilid 1, h. 289.
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
25/115
11
Dari tujuan strategi umum dapat disimpulkan bahwa strategi umum
membahas hal-hal yang akan dipertimbangkan sehingga tidak salah
langkah dalam mengimplementasikannya. Strategi umum juga
menyajikan rencana yang optimal dari alternative yang telah
disediakan.
b. Strategi Operasional
Rencana operasional disusun berdasarkan Renstra dan tidak boleh
menyimpang dari Renstra sehingga antara renstra dan Renop harus
terkait dan terdapat benang merah. Renstra dan Renop inilah yang
selanjutnya akan dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan
monitoring dan evaluasi, pembinaan, dan pembimbing oleh berbagai
pihak yang berkepentingan dengan sekolah. Berikut langkah-langkah
menyusun rencana operasional yaitu (1) melakukan analisis
lingkungan sekolah saat ini, (2) melakukan analisis pendidikan sekolah
saat ini, (3) melakukan analisis pendidikan sekolah satu tahun kedepan,
(4) merumuskan kesenjangan antara pendidikan sekolah saat ini dan
satu tahun kedepan, (5) merumuskan tujuan tahunan, (6)
mengidentifikasi urusan-urusan sekolah yang perlu dilibatkan untuk
mencapai setiap sasaran dan yang masih perlu diteliti tingkat
kesiapannya, (7) melakukan analisis SWOT, (8) menyusun langkah-
langkah pemecahan persoalan, (9) menyusun rencana program sekolah,
(10) menentukan milestone (output apa dan kapan dicapai), (11)
menyusun rencana biaya, (12) menyusun rencana pelaksanaan
program, (13) menyusun rencana pemantauan dan evaluasi, (14)
membuat jadwal pelaksanaan program, (15) menentukan
penanggungjawab program.6
6 Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung : PT.Refika Aditama,2009) cet-2, h.104
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
26/115
12
Dapat disimpulkan bahwa rencana operasional disusun berdasarkan
Renstra dan tidak boleh menyimpang, karena akan menjadi pedomandalam menjalankan monitoring dan evaluasi terhadap proses disekolah.
Terdapat langkah-langkah dalam rencana operasional yaitu melakukan
analisis lingkungan sekolah, analisis lingkungan ini menitikberatkan
pada lingkungan sekolah yang cakupannya lebih sempit dan
berpengaruh pada operasional sekolah. Selanjutnya melakukan analisis
sekolah saat ini, analisis ini dilakukan dalam menganalisis internal
yang ada disekolah yang akan dan mempengaruhi penyelenggaraan
pendidikan. Melakukan analisis satu tahun kedepan dimaksudkan agar
sekolah dapat mempunyai potret sekolah yang diharapkan pada satu
tahun kedepan, menentukan kesenjangan antara situasi sekolah dan
yang akan diharapkan satu tahun kedepan sehingga apa yang
diharapkan sekolah dapat dicapai. Merumuskan tujuan atau sasaran
merupakan penjabaran dari tujuan sekolah yang lebih rinci terukur dari
lima tahunan dalam renstra. Melakukan identifikasi terhadap fungsi-
fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran tersebut. Melakukan
analisis swot untuk mengenali tingkat kesiapan pada sekolah tersebut.
Merumuskan alternative pemecahan persoalan yang dimaksudkan agar
ketika planning A tidak dapat berjalan atau gagal sekolah juga harus
memilki planning B untuk memberikan solusi yang tepat. Pihak terkait
seperti kepsek, komite sekolah dll menentukan program-program
untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Menentukan tonggak-
tonggak keberhasilan yaitu apa saja yang menjadi kunci keberhasilan
dalam waktu kapan akan dicapai. Menyusun rencana biaya atau yang
disebut dengan RAPBS. Didalam RAPBS sudah jelas bahwa setiap
program atau kegiatan harus nampak jelas dan terperinci untuk
memudahkan dalam menentukan dana yang diperlukan.
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
27/115
13
Perumusan atau penyusunan rencana pelaksanaan program lebih
kepada cara untuk mensukseskan tujuan yang akan dicapai. Menyususrencana evaluasi yang dimaksudkan agar setiap kegiatan dapat
terkontrol dan dapat memperbaiki kelemahan-kelemahannya. Jika
program-program telah disusun makan diperlukan alokasi waktu atau
membuat jadwal pelaksanaan program. Setiap kegiatan harus
menentukan siapa yang menjadi penanggungjawab program agar setiap
kegiatan dapat dipertanggungjawabkan.
B. Sarana dan Prasarana Pendidikan
1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan
Guru merupakan sumber daya manusia yang menentukan keberhasilan
proses pendidikan. Guru juga harus mampu mengelola proses belajar
mengajar secara professional. Namun, bukan berarti bahwa unsur-unsur
lain tidak pentiing dalam meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu yang
penting pula dalam proses kegiatan pendidikan ialah sarana dan prasarana.
Sarana dan prasarana pendidikan tentu memiliki peran yang penting dalam
proses kegiatan belajar mengajar. Pendidikan dewasa ini menuntut
pendidikan untuk terus mengikuti perkembangan zaman, tekhnologi yang
dibutuhkan, tidak terlepas oleh pentingnya sarana dan prasarana yang
diperlukan dan dibutuhkan oleh murid.
Sarana dan prasarana pendidikan sangat menunjang proses kegiatan
belajar mengajar untuk menjadikan proses pendidikan lebih baik efektif
dan efisien. Sarana prasarana sekolah harus dipelihara dengan baik agar
nilai kegunaannya terjaga sehingga proses pendidikan dapat terlaksana
dengan baik. Berikut definisi sarana dan prasarana pendidikan menurut
para ahli.
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
28/115
14
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dalam istilah asing
terkenal dengan istilah “ school plant administration”, yang mencakup
lahan, bangunan, perabot, dan perlengkapan pendidikan/sekolah.7
Menurut Sri Minarti, Sarana pendidikan yaitu perlengkapan yang
secara langsung dipergunakan untuk proses pendidikan, seperti meja,
kursi, kelas, dan media pengajaran.8 Menurut Ibrahim Bafadal, Sarana
pendidikan adalah semua perangkat, peralatan, bahan, dan perabot yang
secara langsung digunakan dalam proses pendidikan disekolah.9
Kedua pendapat tersebut menjelaskan bahwa sarana pendidikan adalah
semua perangkat, baik itu peralatan, bahan maupun perabot yang secara
langsung digunakan dalam penyelenggaraan proses pendidikan di sekolah.
Menurut Ali Imron dan kawan-kawan, Prasarana pendidikan adalah
semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung
menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.10 Menurut Suryadi,
prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung
menunjang jalannya proses pendidikan.11
Dari definisi menurut para ahli diatas. Maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian sarana dan prasarana pendidikan adalah segala proses kegiatan
pendidikan yang direncanakan yang dapat menunjang proses kegiatan
pendidikan baik menunjang secara langsung maupun tidak langsung.
Sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses belajar akan mendapat
nilai penting demi terciptanya suasana belajar yang baik. Sarana prasarana
juga mejadi aspek yang penting karena adanya tempat untuk belajar,
media-media untuk menyampaikan materi akan menjadikan guru lebih
mudah dalam menjalankan proses kegiatan belajar mengajar. Sarana dan
7 Suryadi., Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep dan Aplikasinya, (Bandung: PT Sarana
Panca Karya Nusa, 2009) h.1258 Sri Minarti, Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri (Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2012), h. 2519 Ibrahim Bafadal., Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2003) cet-1, h. 210
Ali Imron, dkk, Manajemen Pendidikan, (Malang: Penerbit Universitas Negri Malang, 2003)cet-1 h.85
11
Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep dan Aplikasinya, (Bandung: PT SaranaPanca Karya Nusa, 2009) h.124
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
29/115
15
prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih,
rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi
guru maupun murid untuk berada di sekolah.
2. Tujuan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Secara umum tujuan sarana dan prasarana pendidikan adalah
memberikan layanan pendidikan secara professional di bidang sarana dan
prasarana pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan
secara efektif dan efisien. Secara rinci tujuan sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah sebagai berikut :
a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana sekolah melalui
sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan saksama,
sehingga sekolah memiliki sarana dan prasarana yang baik, sesuai
dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang efisien.
b. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara
tepat dan efisien
c.
Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan,
sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap
diperlukan oleh semua personel sekolah.12
Tujuan daripada sarana prasarana adalah memberikan layanan
pendidikan yang baik, memfasilitasi berjalannya proses belajar
mengajar demi terciptanya pembelajaran yang nyaman. Sarana
prarasara diupayakan baik karena sekolah memerlukan fasilitas untuk
dilakukannya pembelajaran. Karena sarana prasarana dapat membantu
berjalannya program pemerintah yang tertera pada UUD 1945 yaitu
mencerdaskan anak bangsa. Salah satunya melalui sarana dan prasarana
yang baik dan berkualitas.
12
Ali Imron, dkk, Manajemen Pendidikan Analisis Substansi dan Aplikasinya dalam Institusi Pendidikan (Malang: Penerbit Universitas Negri Malang, 2003) cet-1, h.86-87
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
30/115
16
3. Macam-macam Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sehubung dengan sarana pendidikan bisa diklasifikasikan
menjadi beberapa macam sarana pendidikan, yaitu ditinjau dari sudut: (1)
habis tidaknya dipakai; (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan; (3)
hubungan dengan proses belajar mengajar.
a. Ditinjau dari Habis Tidaknya Dipakai
Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana
pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana
pendidikan tahan lama.
(1)
Sarana Pendidikan yang Habis Dipakai
Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau
alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relative
singkat, seperti kapur tulis, sepidol, penghapus dan sapu, serta
beberapa bahan kimia yang digunakan dalam pembelajaran IPA.
(2) Sarana Pendidikan yang Tahan Lama
Sarana pendidikan yang tahan lama yaitu keseluruhan bahan atau
alat yang dapat digunakan secara terus menerus dalam waktu
yang relative lama, seperti bangku, kursi, mesin tulis, komputer,
dan peralatan olahraga.
b. Ditinjau dari Bergerak Tidaknya Pada Saat Digunakan
(1) Sarana Pendidikan yang Bergerak
Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang
bisa digerakan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan
pemakaiannya, seperti lemari arsip, bangku, dan kursi yang bisa
digerakkan atau dipindahkan kemana saja.
(2) Sarana Pendidikan yang Tidak Bergerak
Sarana pendidikan yang tidak bergerak, yaitu semua sarana
pendidikan yang tidak bisa atau relative sangat sulit untuk
dipindahkan, seperti tanah, bangunan, sumur dan menara serta
saluran air dari PDAM/ semua yang berkaitan dengan itu seperti
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
31/115
17
pipanya, yang relative tidak mudah untuk dipindahkan ke tempat-
tempat tertentu.
c. Ditinjau dari Hubungannya dengan Proses Belajar Mengajar
Dalam hubungannya proses belajar mengajar, ada dua jenis
sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung
digunakan dalam proses belajar mengajar, seperti kapur tulis,
sepidol, alat peraga, alat praktik, dan media/sarana pendidikan
lainnya yang digunakan buru dalam belajar mengajar. Kedua, sarana
pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses
belajar mengajar, seperti lemari arsip dikantor.13
Macam-macam sarana dan prasarana dapat dibedakan menjadi 3
klasifikasi dari bermacam sudut yaitu habis tidaknya dipakai,
bergerak tidaknya pada saat digunakan dan hubungan dengan proses
belajar. Dilihat dari sudut habis tidaknya dipakai ada dua macam
sarana pendidikan yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan
sarana pendidikan yang tahan lama. Sarana pendidikan yang habis
dipakai adalah segala alat yang digunakan dapat habis dalam waktu
yang cepat atau singkat seperti spidol, kapur tulis dan lain-lain. Lalu
sarana pendidikan yang tahan lama adalah segala bahan atau fasilitas
yang digunakan dapat bertahan lama atau dapat habis dalam waktu
yang lama seperti bangku, kursi, meja dan lain-lain. Adapun dari
sudut bergerak tidaknya pada saat digunakan dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu sarana pendidikan yang bergerak
dansarana pendidikan yang tidak bergerak. Sarana pendidikan yang
bergerak adalah sarana atau fasilitas sekolah yang digunakan dapat
digerakkan atau dipindahkan sesuai fungsinya seperti lemari, meja,
dan lain-lain.
13
Sri Minarti, Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri,(Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2011) cet-1 h.254-256
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
32/115
18
Selanjutnya sarana pendidikan yang tidak dapat bergerak adalah
sarana yang tidak dapat digerakkan atau dipindahkan contohnya
adalah tanah, gedung dan lain-lain. Dilihat dari sudut yang ketiga
yaitu hubungannya dengan proses mengajar adalah sarana yang
langsung digunakan dalam proses belajar mengajar seperti buku,
ruang kelas, alat pelajaran (alat peraga), LAB dan-lain-lain. Dan
sarana yang tidak langsung dalam proses belajar mengajar adalah
taman, lapangan upacara dan lain-lain. Tetapi dalam hubungannya
semua menjadi satunkesatuan untuk menunjang proses belajar
mengajar agar lebih bermutu.
4. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Administrasi sarana sering disebut juga sebagai administrasi materiil
atau administrasi peralatan adalah segenap proses penataan yang
bersangkut-paut dengan pengadaan, pendayagunaan, dan pengelolaan
sarana pendidikan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif
dan efisien.14 Agar semua fasilitas tersebut memberikan kontribusi yang
berarti pada jalannya proses pendidikan, hendaknya dikelola dengan baik.
Manajemen yang dimaksud meliputi: (1) Perencanaan, (2) Pengadaan, (3)
Inventarisasi (4) Penyimpanan, (5) Penataan, (6) Penggunaan, (7)
Pemeliharaan dan (8) Penghapusan15
Dalam pembahasan ini tentu tidak mungkin penulis membahas
semua secara keseluruhan dan terperinci. Berikut hanya dibahas tiga
hal,yaitu : (1) perencanaan, (2) pengadaan, dan (3) pemeliharaan sarana
dan prasarana.
a. Perencanaan
Ditinjau dari arti katanya, perencanaan adalah suatu proses
memikirkan dan menetapkan kegiatan-kegiatan atau programprogram
14 Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejujuran,
(Jakarta: Rajawali Pers, 1990) h.8115
Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep dan Aplikasinya, (Bandung: PT SaranaPanca Karya Nusa, 2009) h.125.
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
33/115
19
yang akan dilakukan dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan
tertentu.16
Suatu kegiatan administrasi/manajemen/pengelolaan yang baik
dan tidak gegabah ( sembrono) tentu diawali dengan suatu perencanaan
( planning/programming ) yang matang dan baik dilaksanakan demi
menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan.
perencanaan yang baik dan diteliti akan berdasarkan analisis kebutuhan,
dan penentuan skala prioritas bagi kegiatan-kegiatan untuk
mendapatkan urutan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya untuk
dilaksanakan yang disesuaikan dengan tersedianya dana dan tingkat
kepentingannya.17
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata perencanaan berasal
dari kara rencana yang mempunyai arti rancangan atau rangka dari
sesuatu yang akan dilakukan atau dikerjakan pada masa yang akan
datang.18
.
Perencanaan dapat dilakukan jika sudah dibutuhkan. Untuk
kebutuhan alat pelajaran atau media pendidikan yang pengadaannya
dapat melalui prosedur sederhana, maka kebutuhan untuk tahun
berikutnya segera dapat terpenuhi. Sedangkan jika kebutuhan alat
pelajaran/media pendidikan yang prosedurnya sulit (harganya tinggi
dan membutuhkan usaha pengumpulan uang), maka kebutuhan itu
dapat terpenuhi bila sudah ada uang. Menyesuaikan dengan kebutuhan
ini, maka perencanaan tidak boleh mendadak. Semuanya disesuaikan
dengan mendesaknya kebutuhan dan tenggang waktu yang diperlukan
untuk pemenuhan kebutuhan. Selanjutnya perencanaan dilakukan bila
ada perubahan kurikulum atau materi pelajaran, maka perencanaan
dilakukan sesuai dengan datangnya peraturan baru tersebut dengan
16 Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2003) cet-1, h.26.17
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT RinekaCipta, 1996), h. 114
18
Sri Minarti, Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 250
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
34/115
20
pertimbangan waktu dan biaya yang tersedia. Kebutuhan akan sarana
prasarana tidak bisa dilakukan mendadak karna mengingat biaya yang
harus dikeluarkan harus dipersiapkan. Tetapi juga dapat disortir mana
yang lebih penting mana yang tidak, dalam arti mana yang harus
diprioritaskan. Kebutuhan sarana prasarana memang penting demi
menunjangnya kegiatan belajar mengajar tetapi harus adanya
perencanaan pengadaan yang benar, tidak semata-mata yang tidak
begitu dipentingkan menjadi penting adanya.
Setelah dijelaskan beberapa pengertian mengenai perencanaan
selanjutnya akan dibahas prosedur perencanaan yang menurut Boeni
Soekarno dapat dibagi menjadi beberapa langkah-langkah, yaitu:
1) Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang
diajukan setiap unit kerja sekolah
2) Menyusun rencana perlengkapan sekolah untuk periode tertentu.
3) Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan
perlengkapan yang tersedia sebelumnya
4)
Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran
sekolah yang telah tersedia
5)
Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan dengan dana
atau anggaran yang ada
6) Penetapan rencana akhir.
b. Pengadaan
Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan
semua jenis sarana dan prasarana pendidikan persekolahan yang sesuai
dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sedangkan, Ary H. Gunawan mendefinisikan pengadaan sebagai segala
kegiatan untuk menyediakan semua keperluan barang/benda/jasa bagi
keperluan pelaksanaan tugas.19
Pengadaan adalah semua kegiatan
19
Sri Minarti, Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 258
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
35/115
21
penyediaan perlengkapan untuk menunjang pelaksanaan tugas
sekolah.20
Dapat disimpulkan bahwa pengadaan merupakan kegiatan yang
dilakukan dalam rangka menyediakan apa-apa saja yang dibutuhkan
dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi oprasional
pertama dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan
persekolahan. Fungsi ini pada hakikatnya merupakan serangkaian
kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan
persekolahan sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan
spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan harga, maupun
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.21 Pemilihan dan pengadaan
sarana dan prasarana pendidikan di sekolah dapat dilaksanakan oleh
sekolah, dengan tetap mengacu kepada standard an pedoman yang
ditetapkan oleh pemerintah pusat atau provinsi dan kabupaten/kota.22
Dalam usaha pengadaan barang, harus direncanakan dengan
hati-hati agar pengadaannya sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk
mengadakan perencanaan kebutuhan alat pelajaran, dapat melalui
tahap-tahap sebagai berikut:
1) Mengadakan analisis terhadap materi pelajaran mana yang
membutuhkan alat atau media dalam penyampaiannya. Dari analisis
materi ini, dapat didaftar alat-alat atau media apa yang dibutuhkan.
Ini dilakukan oleh dosen pengampu/guru bidang studi.
2)
Apabila kebutuhan yang diajukan ternyata melampaui kemampuan
daya beli atau daya pembuatan, harus diadakan seleksi menurut skala
prioritas terhadap alat-alat yang mendesak pengadaanya, kebutuhan
yang lain dapat dipenuhi pada kesempatan yang lain.
20 Piet A. Sahertian , Dimensi Administrasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), h.
17621
Sri Minarti, Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012) h.259
22
Sri Minarti, Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012) h. 12
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
36/115
22
3)
Mengadakan inventarisasi terhadap alat atau media yang telah ada.
Alat yang sudah ada perlu dilihat kembali, lalu mengadakan
reinventarisasi. Alat yang perlu diperbaiki dan dipisahkan untuk
diserahkan kepada orang yang dapat memperbaikinya.
4) Mengadakan seleksi terhadap alat pelajaran atau media yang masih
dapat dimanfaatkan, baik dengan reparasi, modifikasi maupun tidak.
5) Mencari dana bila belum ada. Kegiatan dalam tahap ini adalah
mengadakan perencanaan tentang bagaimana cara memperoleh dana
baik dari dana rutin maupun non rutin.
6)
Menunjuk seseorang untuk melaksanakan pengadaan alat.
Penunjukkan ini sebaiknya mengingat beberapa hal yaitu keahlian,
kelincahan berkomunikasi, kejujuran, dan sebagainya. 23
Pengadaan merupakan segala kegiatan untuk menyediakan semua
keperluan barang/benda/jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas. Sejalan
dengan pembicaraan didepan maka pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan dilakukan sebagai berikut:
1)
Pengadaan tanah
Untuk pengadaan tanah dapat dilaksanakan dengan cara
membeli, menerima hibah, hak pakai atau menukar.24
2) Pengadaan bangunan
Untuk pengadaan bangunan ini dapat dilaksanakan dengan
membangun/mendirikan bangunan baru, membeli, menyewa,
menerima hibah atau menukar (pada prinsipnya sama dengan
pengadaan tanah)3) Pengadaan perabot
Yang dimaksud dengan perabot ialah barang-barang rumah
tangga yang fungsinya sebagai tempat penyimpanan atau
pengamanan dari alat-alat atau bahan-bahan yang antara lain
23 Sri Minarti, Manajemen Sekolah (Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri),
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 259.24
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT RinekaCipta, 1996), h. 137
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
37/115
23
meliputi: meja tulis, kursi, almari, rak, filling kabine, brankas dan
lain-lain.
Cara pengadaan perabot dapat dilakukan dengan membeli,
membuat sendiri atau menerima bantuan/sumbangan.
a) Membeli perabot dapat berwujud barang jadi (readystock ) dan
membeli dengan pesanan yang sesuai dengan syarat dengan
ukuran anatomis, teknis kontruksi dan kualitas bahan.
b) Membuat sendiri dapat dimungkinkan dalam rangka praktik
serta disesuaikan dengan biaya dengan kemampuan yang
tersedia.
c) Menerima bantuan dan sumbangan dari donator seperti BP3
yang bersifat tidak mengikat, dilaksanakan dengan proses
verbal.
4) Pengadaan kendaraan/alat transportasi
Yang dimaksud dengan kendaraan adalah alat angkut orang atau
barang untuk di darat, di air dan di udara. Khusus untuk sekolah
hanya kendaraan darat dan air. Dewasa ini pengadaan kendaraan
untuk sekolah dilakukan oleh pemerintah pusat.
5) Pengadaan sarana pendidikan, alat-alat kantor dan alat tulis
kantor (ATK)
Sarana pendidikan (alat pelajaran, alat peraga, media dan alat-
alat praktikum), alat-alat kantor (mesin ketik, mesin hitung, alat
penyedot debu, sapu dan sebagainya) dan alat tulis kantor (kertas,
tinta, map dan sebagainya) dapat diadakan sesuai ketentuan yang
berlaku, yaitu untuk jumlah besar tertentu melalui lelang/tender
dengan tekanan. Kekurangan ATK dalam jumlah kecil dapat
diadakan/dibeli melalui dana taktis.25
25
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT RinekaCipta, 1996), h. 137-138
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
38/115
24
c. Pemeliharaan
Menurut Ary H. Gunawan yang dimaksud dengan pemeliharaan
perlengkapan ialah suatu kegiatan pemeliharaan yang terus menerus
untuk mengusahakan agar setiap jenis barang tetap berada dalam
keadaan baik dan atau siap pakai.26
Agar semua sarana prasarana di sekolah dapat berfungsi dan
digunakan dengan lancar tanpa menimbulkan gangguan atau
hambatan. Maka perlu di adakan pemeliharaan secara berkelanjutan.
Oleh karena itu, tujuan dari adanya pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengoptimalkan usia pakai peralatan. Hal ini sangat
penting terutama jika dilihat dari aspek biaya karena untuk
membeli suatu peralatan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan
dengan merawat bagian dari peralatan tersebut.
2) Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung
kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang optimal.
3) Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui
pengecekan secara rutin dan teratur.
4) Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan
alat tersebut.27
Selain dari tujuan tersebut, pemeliharaan sarana dan prasarana
juga bermanfaat dalam proses pembelajaran atau proses Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM). Dengan adanya pemeliharaan yang baik,
sarana prasana menjadi awet dan tahan lama, sehingga tidak
diperlukan pergantian sarana prasarana dalam waktu singkat. Adanya
pemeliharaan yang baik juga dapat meminimalisir biaya perbaikan
sarana prasana yang berlebihan.
Ada beberapa macam pemeliharaan sarana prasarana pendidikan
di sekolah ditinjau dari sifat maupun waktunya.
26 Piet A. Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994) h.
19527
Sri Minarti, Manajemen Sekolah (Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri),(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 269.
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
39/115
25
1)
Ditinjau dari sifatnya ada empat macam pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan di sekolah. Keempat macam pemeliharaan
tersebut cocok untuk perawatan mesin. Pemeliharaan perlengkapan
yang bersifat pengecekan pemeliharaan yang bersifat pencegahan,
pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan, perbaikan berat.
2) Ditinjau dari waktu pemeliharaannya ada dua macam
pemeliharaan sarana prasarana pendidikan disekolah
3) Pemeliharaan sehari-hari, seperti menyapu, mengepel lantai,
membersihkan pintu.
4)
Pemeliharaan berkala, misalnya pengontrolan genting, pengapuran
tembok.28
Dalam mengelola sarana prasarana diperlukan pemeliharaan yang
terus menerus agar setiap jenis barang tetap dalam keadaan baik secara
berkala. Pemeliharaan dilakukan dalam suatu jangka waktu tertentu.
Pelaksanaan pemeliharaan tersebut dapat dilakukan dengan bantuan
orang lain. Pemeliharaan berkala menurut keadaan barang dibedakan
menjadi :
1) Pemeliharaan barang habis pakai
Sarana pendidikan yang habis pakai adalah segala bahan atau alat
yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relative
singkat.29 Sarana pendidikan yang bisa habis dalam kurun waktu
yang singkat bisa sebagai contoh adalah kapur tulis yang sering
digunakan oleh guru untuk pembelajaran.
2)
Pemeliharaan barang tidak habis pakai/tahan lama
Pemeliharaan barang habis pakai merupakan cara penyimpanan
atas barang itu sebelum ia pakai. Pemeliharaan tahan lama antara
lain:
28 Ali Imron, dkk. Manajemen Pendidikan, (Malang: Penerbit Universitas Negri Malang, 2003)
cet-1 h.9129
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasiny, (Jakarta: PT BumiAksara, 2004) cet-II h.2
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
40/115
26
a)
Mesin/alat praktek dan kantor (mesin tulis, mesin jahit, mesin
pembangkit tenaga listrik, dan lain-lain), memerlukan
pemeliharaan sehari-hari dan berkala yang dilakukan oleh
pegawai yang bertanggungjawab atas barang tersebut dengan
cara membersihkan debu, menutup kembali setelah
dipergunakan. Pemeliharaan alat-alat harus sesuai dengan
ketentuan pabrik.
b) Mebel (perabot) memerlukan pemeliharaan sehari-hari dan
perbaikan jika ada kerusakan.
c)
Gedung memerlukan pemeliharaan sehari-hari seperti
pembersihan, pengecatan secara berkala, perbaikan atas
kerusakan baik ringan maupun berat.
d)
Kendaraan, memerlukan pemeliharaan sehari-hari, berkala dan
perbaikan kerusakan. Pemeliharaan sehari-hari dilakukan oleh
pengemudi dengan cara pembersihan kendaraan, memeriksa air
radiator, membersihkan dan memeriksa air aki, bila terdapat
kerusakan segera mengurus perbaikan kendaraan, pemeliharaan
berkala misalnya servis, sesuai dengan ketentuan pabrik.
e)
Buku-buku. Pemeliharaan buku dilakukan setiap hari dan
berkala, pembersihan sehari-hari dengan cara membersihkan
debu, pemeliharaan berkalanya dengan cara menyemprot buku
dengan obat anti hama.
f) Alat-alat laboratorium. Pemeliharaan sehari-hari dan sebagian
pemeliharaan berkala, alat-alat yang mudah pecah ditempatkan
pada kotak-kotak khusus, pemeliharaannya sesuai dengan
petunjuk pabrik.
g) Tanah. Pemeliharaannya hanya berupa pemagaran dan
pembersihan.30
30
Piet A. Sahertian, Dimensi AdministrasiPendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994) cet-1h. 196-198
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
41/115
27
Agar setiap barang yang kita miliki senantiasa dapat
berfungsi dan digunakan dengan lancar tanpa banyak
menimbulkan gangguan/hambatan, maka barang-barang tersebut
perlu dirawat secara baik dan kontinu untuk menghindarkan
adanya unsure-unsur pengganggu/perusaknya. Dengan demikian
kegiatan rutin untuk mengusahakan agar barang tetap dalam
keadaan baik dan berfungsi baik pula, disebut pemeliharaan atau
perawatan. Kegiatan pemeliharaan dapat dilakukan menurut
ukuran waktu dan menurut ukuran keadaan barang.
Pemeliharaan menurut ukuran waktu dapat dilakukan setiap hari
(setiap akan/sesudah memakai) dan secara berkala atau dalam
jangka waktu tertentu sesuai petunjuk penggunaan (manual),
misalnya 2 atau 3 bulan sekali (seperti mesin tulis) atau setelah
jarak tempuh (kendaraan bermotor) atau jam pakai tertentu
(mesin statis). Pemeliharaan yang dilakukan menurut keadaan
barangnya dilakukan terhadap barang habis pakai dan barang tak
habis pakai, seperti pemeliharaan terhadap ketras, kapur dan
sebagainya dengan penimpanan yang baik (aman, tidak lembab,
bebas hama, dan sebagainya), sebelum barang tersebut dipakai
seperti mesin tulis, kendaraan dan sebagainya dilakukan servis
bila keadaan pemakaiannya ternyata sudah kurang enak atau
kurang lancar, secara rutin berkala. Pemeliharaan terhadap tanah
dan gedung, dilakukan dengan pembersihan, pengecatan,
menyapu, mengepel dan sebagainya.31
Pemeliharaan dapat dilakukan dalam kurun waktu
tertentu, bisa satu hari sekali, sebulan sekali bahkan setahun
sekali. Pemeliharaan dilakukan agar sarana dan prasarana masih
dapat berfungsi dengan baik. Pengecekan terhadap sarana
prasarana harus dilakukan rutin dan harus ada laporan-laporan.
31
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT RinekaCipta, 1996), h. 146
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
42/115
28
Misalnya ada barang yang rusak dan harus diganti, sehingga
dapat diberikan solusi segera. Pihak-pihak terkait yang dapat
melakukan pemeliharaan adalah semua pihak yang ada
disekolah, baik kepala sekolah, guru, murid, serta staf-staf yang
lain. Pihak-pihak ini harus ikut andil dalam proses pemeliharaan
sarana prasarana disekolah. Karena penggunaan pada sarana dan
prasarana dilakukan bersama-sama.
C. Penelitian yang Relevan
1.
Fakih Mufti (107018203835), Implementasi Standar Sarana & Prasarana
Dalam Menunjang Keberhasilan Program Rintisan Sekolah Internasional
(Studi Kasus di SMKN 1 Rangkasbitung). Berdasarkan hasil penelitian,
implemetasi standar sarana dan prasarana kelompok ruang belajar umum
seperti ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium computer dan
ruang laboratorium bahasa dapat dikatakan telah menunjang untuk
keberhasilan program RSBI yang ada di SMKN 1 Rangkasbitung,
walaupun masih ada beberapa hal yang harus disempurnakan.
Implementasi standar sarana dan prasarana kelompok ruang belajar khusus
atau ruang praktik untuk masing-masing jurusan belum mampu menunjang
keberhasilan program RSBI yang dimiliki oleh SMKN 1 Rangkasbitung,
dan itu terlihat dari belum adanya beberapa ruang praktik yang harus
dimiliki oleh setiap jurusan dalam menunjang proses pembelajaran. Dari 5
jurusan yang ada, hanya Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan saja yang
hamper memenuhi jumlah ruang praktik yang harus dimiliki.
2. Moh. Jakfar Implementasi Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah di
SDN Sawah 1 Ciputat, Program Studi Manajemen Pendidikan, Jurusan
Kependidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan hasil penelitian di
lapangan diperoleh data tentang impelentasi sarana dan prasarana sekolah
di SDN Sawah 1 Ciputat dengan bentuk pelaksanaan yakni perencanaan
kebutuhan, pengadaan, pemeliharaan, penyimpanan, dan inventarisasi, serta
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
43/115
29
pengawasan. Dari keseluruhan pelaksanaannya sudah mencapai nilai yang
cukup efektif, adapun yang menjadi perhatian, yakni dalam bidang
pemeliharaan yang memerlukan peningkatan dengan menerapkan 5P, yakni
penyadaran, pemahaman, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pembiasaan
serta pendataan dalam pelaksanaannya. Berikutnya, dalam bidang
penyimpanan yang membutuhkan perluasan ruangan untuk barang yang
sudah tak layak pakai.
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
44/115
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMPN 5 Tangerang Selatan yang beralamat
di Jalan Prima Barat no.59 Komplek Pondok Kacang Prima, Pondok Aren.
Penulis memilih sekolah ini sebagai objek penelitian karena letak yangstrategis dan sekolah ini merupakan sekolah unggulan di Tangerang Selatan
yang memiliki manajemen sekolah yang baik serta memiliki fasilitas belajar
yang sudah menunjang. Dari sekolah inilah penulis mengumpulkan data-data
yang diperlukan. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan selama kurang
lebih 3 bulan yang dimulai dari Oktober hingga akhir Desember 2014.
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dan
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tujuan
dari deskripsi ini membantu pembaca mengetahui apa yang terjadi di
lingkungan di bawah pengamata, seperti apa pandangan partisipasi dan seperti
apa peristiwa dan aktifitas yang terjadi di latar penelitian.1 Alasan penulis
menggunakan metode deskriptif adalah untuk mendapatkan penjelasan
1 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008) h. 174
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
45/115
31
deskriptif dan mengeksplorasi suatu fenomena atau masalah sosial yang
sebenarnya dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan
dengan masalah dan unit yang diteliti. Dalam hal ini penelitian akan
mengadakan observasi untuk mengumpulkan keterangan seluas-luasnya
mengenai hal tersebut.
C. Sumber dan Jenis Data
1. Sumber Data
Sumber Pengumpulan data ini adalah dari Kepala Sekolah SMPN 5
Tangerang Selatan, Wakil Bidang Sarana Prasarana SMPN 5 Tangerang
Selatan, Staff TU SMPN 5 Tangerang Selatan. Penulis juga melakukan
studi dokumentasi dan observasi untuk menguatkan hasil penelitian.
2. Jenis Data
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan Kepala
Sekolah, wakil bidang sarana prasarana, ketua TU dan guru bidang
studi untuk memperoleh data implementasi strategi pengelolaan sarana
prasarana pendidikan.
b. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari keadaan sekolah dan profil sekolah,
dokumen-dokumen atau foto yang berisi sarana prasarana sekolah
tersebut.
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun instrument yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Wawancara yaitu mengadakan wawancara langsung kepada pimpinan,
wakil bidang sarana prasarana beserta staff TU mengenai sarana prasarana
yang ada di SMPN 5 Tangsel. Hal ini bertujuan untuk menggali informasi
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
46/115
32
langsung dari informan secara lebih jelas tentang sarana prasarana di
SMPN 5 Tangerang Selatan.
2. Observasi yaitu mengadakan pengamatan mengenai sarana prasarana yang
ada disekolah dan pencatatan hal-hal apa yang terjadi dalam penelitian
yang dianggap penting sebagai tambahan memperoleh informasi.
3. Studi Dokumentasi yaitu dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh
dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi dan
wawancara. Sumber lain yang bukan dari manusia (non-human resources),
seperti dokumen, foto, bahan statistic. Dengan menggunakan foto akan
dapat mengungkap suatu situasi pada detik tertentu sehingga dapat
memberikan informasi deskriptif yang berlaku saat itu. Foto dibuat dengan
maksud tertentu, misalnya kondisi sarana dan prasarana yang ada di
SMPN 5 Tangsel. Selain foto, bahan statistic juga dapat memberikan
informasi seperti jumlah guru, murid, tenaga administrasi.
E. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Kisi-kisi instrumen yang akan digunakan untuk mendapatkan informasi di
SMPN 5 Tangsel. Pada penelitian ini yang dapat dijadikan pedoman sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Kisi-kisi instrument wawancara
Fokus Dimensi Sub Dimensi Indikator
1.
Perumusan
Strategi
1.
Strategi umum
2. Strategi
operasional
1.
Kondisi internal
dan eksternal
sarana prasarana
sekolah.
2. Perumusan
strategi umum
mengenai sapras.
3. Mekanisme
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
47/115
33
Implementasi
Strategi
Pengelolaan
Sarana Prasarana
pembuatan
perencanaan
kebutuhan sapras.
4. Solusi dalam
penyusunan
strategi
operasional.
2.
Proses
Sarana
Prasarana
1.
Perencanaan
2. Pengadaan
3. Pemeliharaan
1.
Langkah-langkah
dalam mengetahui
kebutuhan sarana
prasarana.
2. Perencanaan
anggaran dalam
mengalokasikan
biaya.
3.
Sumber anggaran
alternative.
4. Proses pengadaan
sarana prasarana.
5.
Cara
pemeliharaan
sarana prasarana.
6.
Upaya
pemeliharaan
terhadap sarana
prasarana yang
tidak terpakai.
7.
Laporan periodik
sarana prasarana.
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
48/115
34
F.
Analisa Data
Teknik analisa data merupakan suatu cara yang digunakan untuk
menguraikan keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh agar semua
data tersebut dapat dipahami bukan saja oleh orang yang meneliti (peneliti),
akan tetapi oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian itu. Data
yang diperoleh kemudian diklasifikasi, diolah dan dianalisis menggunakan
metode deskriptif kualitatif yang kemudian hasilnya diambil dan dijadikan
sebuah kesimpulan. Data-data yang ditemukan dilapangan akan disajikan dandijelaskan secara terperinci sehingga dapat diciptakan suatu konsep atau
penarikan kesimpulan tentang penerapan strategi pengelolaan sarana dan
prasarana di SMPN 5 Kota Tangerang Selatan. Teknik analisis data dimulai
dengan menelaah data yang terfokus kepada penerapan strategi pengelolaan
yang diperoleh dari kajian dokumen. Kemudian dibandingkan dengan data
yang diperoleh dari observasi dan hasil wawancara. Analisa data dilakukan
selama pengumpulan data dan setelah data terkumpul.
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
49/115
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Profil SMPN 5 Kota Tangerang Selatan
SMPN 5 Kota Tangerang Selatan merupakan lembaga pendidikan
formal dibawah naungan Kemendikbud yang beralamat di Jalan Prima
Barat 59 Kompleks Pondok Kacang Prima, kelurahan Pondok Kacang
Timur, kecamatan Pondok Aren 15225 provinsi Banten.Sekolah dengan
nomor statistik/NPSN 20.1.280311.001/20603126. SMPN 5 Kota
Tengerang Selatan nilai akreditasinya adalah “A” dengan skor 90.62 pada
tahun 2012.Adapun Visi SMPN 5 Kota Tangerang Selatan sebagai berikut:
Visi
Terwujudnya insan cerdas berakhlakul karimah.
Penjelasan dari visi yang dimaksud yaitu SMPN 5 Tangerang selatan
yang mampu menghasilkan lulusan yang cerdas terdepan dalam bidang
akademiknya tetapi juga baik akhlak, rajin beribadah, dan mempunyai
pribadi yang baik.
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
50/115
36
Misi
Dalam menggapai visi yang telat dirumuskan, SMPN 5 Tangerang
Selatan memerlukan misi yang harus dijalankan. Adapun misi yang ada
di SMPN 5 Tangerang Selatan yaitu:
1. Mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi
2. Meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai keagamaan
3.
Mengembangkanproses pembelajaran kontekstual
4.
Mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan bakat danminat
5. Mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah
2. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMPN 5 Tangerang Selatan
Guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang penting
dalam proses belajar mengajar dengan tersedianya guru, maka proses
belajar mengajar dapan belajar dengan lancar.
Di SMPN 5 Kota Tangerang Selatan jumlah keseluruhan tenaga
pendidik dan staf berjumlah 65 orang. Yang terdiri dari 53 guru dan 12
tenaga pendukung atau tenaga kependidikan.
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
51/115
37
Tabel 4.1
Data Tenaga Pendidik SMPN 5 Tangerang Selatan
NoTingkat
Pendidikan
Jumlah dan Status Guru
JumlahGT/PNS
GTT/Guru
Bantu
L P L P
1. S3 - - - - -
2. S2 4 - - - 4
3. S1/D4 13 26 5 4 48
4. D3/Sarmud - 1 - - 1
5. D2 - - - - -
6. D1 - - - - -
7. ≤ SMA/sederajat - - - - -
Jumlah 17 27 5 4 53
Sumber : Dokumen SMPN 5 Tangerang Selatan
Tabel 4.2
Data Tenaga Kependidikan SMPN 5 Tangerang Selatan
No Tenaga Pendukung
Jumlah Tenaga Pendukung dan
Statusnya Jumlah
L P L P
1 Tata Usaha - 1 1 2 4
2 Perpustakaan - - - 1 1
3 Penjaga Sekolah - - 3 1 4
4 Tukang Kebun - - 1 - 1
5 Keamanan - - 2 - 2
Jumlah - 1 7 4 12
Sumber : Dokumen SMPN 5 Tangerang Selatan
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa SMPN 5 Tangerang Selatan
memiliki tenaga pendidik yang sangat kompeten di bidangnya. Dengan
jumlah tenaga pendidikan 53 tenaga pendidik hanya ada 1 guru yang
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
52/115
38
berijazah D3. Sebanyak 48 tenaga pendidik adalah sarjana lulusan strata
satu, dan 4 guru yang berijazah strata dua. Masing-masing mata pelajaran
diampu oleh guru yang berkompeten dibidangnya, sehingga membuat
penyampaian materi dapat berlangsung dengan baik. SMPN 5 Tangerang
Selatan juga memiliki 12 tenaga kependidikan. Tenaga pendukug di
bidang Tata Usaha menurut kualifikasi pendidikannya strata 1 sebanyak 1
orang, D3 sebanyak 1 orang, D1 sebanyak 1 orang dan SMA sebanyak 1
orang. Di bidang Perpustakaan SMA sebanyak 1 orang. Penjaga sekolah
SMP sebanyak 1 orang, SMA 1 orang. Tukang kebun SMP 1 orang, dan
keamanan SMP sebanyak 2 orang. Sehingga jumlah total tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan berjumlah 65 orang.
3. Keadaan Siswa
SMPN 5 Tangerang Selatan pada tahun 2014/2015 memiliki siswa
yang lebih banyak dibandingkan dari tahun sebelumya yaitu 1085
siswa. Untuk mengetahui data siswa dapat dilihat pada table di bawah
ini:
Tabel 4.3
Data Siswa 3 Tahun Terakhir
TahunPelajaran
Kelas VII Kelas VIII Kelas IXJumlah (Kls VII
+ VIII + IX)
JmlSiswa Jml
RBJml Siswa Jml
RBJml Siswa Jml
RBJml Siswa Jml
RBL P L P L P L P
2012/2013 167 195 9 139 156 8 168 147 9 474 491 26
2013/2014 186 174 9 165 194 9 136 157 9 487 525 27
2014/2015 202 193 10 181 166 9 152 191 9 535 550 28
Sumber : Dokumen SMPN 5 Tangerang Selatan
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
53/115
39
Dari table diatas dapat disimpulkan jumlah siswa di SMPN 5
Tangerang Selatan pada tahun 2014/2015 sebanyak 1085 siswa dengan
perincian siswa kelas VII memiliki 10 rombel yang terdiri dari 202 laki-
laki dan 193 perempuan, sehingga berjumlah 359 siswa. Pada kelas VII
memiliki 9 rombel yang terdiri dari 181 laki-laki dan 191 perempuan,
sehingga berjumlah 372 siswa. Dan pada kelas IX memiliki 9 rombel yang
terdiri 152 laki-laki dan 191 perempuan, sehingga berjumlah 343 siswa.
Sehingga jumlah keseluruhan rombongan belajar berjumlah 28 yang terdiri
dari 535 laki-laki dan 550 perempuan.
4. Prestasi Siswa
Sebagai sebuah sekolah negeri, SMPN 5 Tangerang Selatan
sudah memiliki berbagai prestasi, baik ditingkat kabupaten, propinsi,
maupun nasional. Pencapaian prestasi ini diperoleh berkat kerja sama
yang baik antara tenaga pengajar dengan siswa serta ditunjang dengan
keberadaan sarana dan prasarana yang memadai dalam mendukung
kegiatan pembelajaran siswa. Beberapa prestasi yang telah dicapai oleh
SMPN 5 Tangerang Selatan antara lain adalah :
Tabel 4.4
Prestasi Akademik
No Nama Lomba
Tahun 2012/2013 Tahun 2013/2014
Juarake:
Tingkat
Juarake:
Tingkat
Kab/Kota
Prop NasKab/Kota
Prop Nas
1 Sains/Matematika IV √ - - - - - -
2 Sains/B. Inggris V √ - - - - - -
3 Sains/IPS - - - - I √ - -
4 Sains/TIK - - - - I √ - -
Sumber : Dokumen SMPN 5 Tangerang Selatan
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
54/115
40
Tabel 4.5
Prestasi Non Akademik
No Nama Lomba
Tahun 2012/2013 Tahun 2013/2014
Juara
ke:
TingkatJuara
ke:
Tingkat
Kab/
KotaProp Nas
Kab/
KotaProp Nas
1 FLS2N/Vocal Grup I √ - - - - - -
2 FLS2N/Menulis Cerpen II √ - - - - - -
3 Taekwondo III √ - - - - - -
4 Lomba Cerita (B. Indo) - - - - III √ - -5 Futsal - - - - I √ - -
6 O2SN/Bulutangkis - - - - I √ - -
7 O2SN/Bulutangkis - - - - I - √ -
8 O2SN/Bulutangkis - - - - IV - - √
Sumber : Dokumen SMPN 5 Tangerang Selatan
Dalam prestasi akademikSMPN 5 Tangerang Selatan mendapat juara
empat pada lomba Sains/Matematika tingkat Kabupaten/Kota. Selanjutnya
juara 5 pada lomba Sains/B.Inggris tingkat Kabupaten/Kota. Lomba
tersebut diadakan pada tahun ajaran 2012/2013. SMPN 5 Tangerang
Selatan juga mendapatkan juara 1 pada lomba Sains/IPS, selanjutnya
mendapatkan juara 1 kembali pada lomba Sains/TIK keduanya pada
tingkat yang sama yaitu tingkat Kabupaten/Kota yang diadakan pada tahun
2013/2014.
Data selanjutnya yaitu data prestasi non akademik SMPN 5 Tangerang
Selatan menjadi juara 1 pada lomba Vocal Grup, Juara 2 pada lomba
Menulis Cerpen, juara 3 pada lomba Taekwondo ketiganya pada tingkat
yang sama yaitu tingkat Kabupaten/Kota yang diselenggarakan pada tahun
2012/2013. Selanjutnya SMPN 5 Tangerang Selatan mendapatkan juara 3
pada lomba cerita (B.Indo) tingkat Kabupaten/Kota, Juara 1 pada lomba
Futsal tingkat Kabupaten/Kota, juara 1 pada lomba Bulutangkis tingkat
8/17/2019 Dhiza Namira Fatihanny-fitk
55/115
41
Kabupaten/Kota, Juara 1 pada lomba Bulutangkis tingkat Propinsi dan
juara 4 masih pada lomba Bulutangkis tingkat Nasional.
B. Deskripsi dan Analisis Data
1. Sarana dan Prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan
Sebagai sebuah lembaga pendidikan negeri, SMPN 5 Tangerang
Selatan memiliki sarana dan prasarana sekolah yang mampu menunjang
proses belajar mengajar. Keberadaan sarana dan prasarana sekolah tersebut
ditujukan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar bagi seluruh siswa,
agar merasa nyaman dan konsentrasi dalam mempelajari berbagai mata
pelajaran disekolah. Selain itu juga disediakannya sarana penunjang
kegiatan ekstrakurikuler siswa.
Selain sarana utama seperti ketersediaan ruang belajar yang sesuai
jumlah siswa, SMPN 5 Tangerang Selatan juga didukung dengan
keberadaan 3 laboratorium, yaitu laboratorium IPA, computer, dan bahasa.
Dengan adanya laboratorium siswa dapat lebih memahami pelajaran tidak
hanya teks buku saja melaikan dengan praktik dengan menggunakan
sarana yang sudah disediakan.
Untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam belajar, SMPN 5
Tangerang Selatan memiliki perpustakaan yang disediakan bagi siswa-
siswinya dalam menunjang proses belajar. Bagi siswa yang ingin
kondultasi dengan masa depannya atau dengan berbagai masalah yang
dihadapi baik berkenaan dengan pelajaran maupun rencana masa depan,
pihak sekolah menyediakan layanan bimbingan konseling.
Fasilitas lain yang terdapat di SMPN 5 Tangerang Selatan adalah
tersedianya berbagai sarana olah raga seperti bulu tangkis, basket, futsal,
voli, dan tenis meja dengan status milik sendiri. Sarana dan prasarana ini
ditujukan untuk memberikan fasilitasbagi siswa-siswi SMPN 5 Tangerang
Selatan dalam menyalurkan minat dan bakatnya, baik dibidang keilmuan
maupun bidang-bidang lainny