-
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
RISALAH RAPAT
RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI DENGAN
PEMBICARAAN TINGKAT I PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG
APARATUR SIPIL NEGARA
RABU, 23 NOVEMBER 2011
Tahun Sidang : 2011 – 2012 Masa Persidangan : II Jenis Rapat :
RAKER Rapat Ke : -- Sifat Rapat : Terbuka Dengan : Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara, Sekretaris Jenderal
Kementerian Dalam Negeri Hari / Tanggal : Rabu, 23 November 2011
Pukul : 09.00 WIB – Selesai Tempat Rapat : Ruang Rapat Komisi II
DPR-RI (KK. III/Gd Nusantara) Ketua Rapat : Dr. H. Chairuman
Harahap,SH.,MH/Ketua Komisi II DPR RI Sekretaris Rapat : Arini
Wijayanti, SH.,MH/Kabag.Set Komisi II DPR RI Acara : Pembahasan DIM
RUU tentang Aparatur Sipil Negara dan
Pembentukan Panitia Kerja Anggota : 33 dari 48 orang Anggota
Komisi II DPR RI
15 orang Ijin Nama Anggota : Pimpinan Komisi II DPR RI : 1. Dr.
H. Chairuman Harahap, SH.,MH 2. Dr. Drs. H. Taufiq Effendi, MBA 3.
Ganjar Pranowo 4. Drs. Abdul Hakam Naja, M.Si Fraksi Partai
Demokrat : Fraksi Persatuan Pembangunan : 5. H. Abdul Wahab
Dalimunthe, SH 6. Drs. Ramadhan Pohan, MIS 7. Dra. Gray
Koesmoertiyah, M.Pd 8. Ir. Nanang Samodra, KA, M.Sc 9. Paula
Sinjal, SH 10. Rusminiati, SH
27. Dr. AW. Thalib, M.Si 28. Drs. H. Akhmad Muqowam 29. Drs. H.
Nu’man Abdul Hakim
Fraksi Partai Golkar : Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa : 11.
Nurul Arifin, S.IP, M.Si 12. Drs. Taufiq Hidayat, M.Si 13. Hj.
Nurokhmah Ahmad Hidayat Mus 14. Dr. Hj. Mariani Akib Baramuli,
MM
30. Dra. Hj. Ida Fauziyah
-
15. Drs. Murad U Nasir, M.Si 16. Agustina Basik-Basik.
S.Sos.,MM.,M.Pd Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan :
Fraksi Partai Gerindra: 17. H. Rahadi Zakaria, S.IP.,MH 18. Arif
Wibowo 19. Zainun Ahmadi 20. Dra. Eddy Mihati, M.Si
31. Hj. Mestariany Habie, SH 32. Drs. H. Harun Al Rasyid,
M.Si
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera: Fraksi Partai Hanura: 21.
Hermanto, SE.,MM 22. Aus Hidayat Nur 23. H.M. Gamari Sutrisno 24.
Agus Purnomo, S.IP
33. Drs. Akbar Faizal, M.Si
Fraksi Partai Amanat Nasional: 25. Drs. H. Fauzan Syai’e 26.
Drs. H. Rusli Ridwan, M.Si
Anggota yang berhalangan hadir (Izin) : 1. Drs. H. Djufri 2.
Drs. Abdul Gafar Patappe 3. Ignatius Moelyono 4. Khatibul Umam
Wiranu, M.Hum 5. Gede Pasek Suardika, SH.,MH 6. Ir. Basuki Tjahaja
Purnama, MM 7. Drs. Agun Gunanjar Sudarsa, BcIP, M.Si 8.
Soewarno
9. Budiman Sudjatmiko, MSc, M.Phill 10. Dr. Yasonna H Laoly, SH,
MH 11. Alexander Litaay 12. H. Rahman Amin 13. H. Yan Herizal, SE
14. Abdul Malik Haraman, M.Si 15. Miryam Haryani, SE, M.Si
JALANNYA RAPAT: KETUA RAPAT (Dr. H. CHAIRUMAN HARAHAP,
SH,MH/F-PG): Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh. Salam
sejahtera bagi kita semua. Yang terhormat saudara Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, beserta
jajarannya. Yang terhormat saudara Menteri Hukum belum ya? Yang
terhormat saudara Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri
beserta jajarannya. Yang terhormat rekan Pimpinan dan Anggota
Komisi II DPR RI. Terlebih dahulu marilah kita memanjatkan puji
syukur kekhadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas
berkenannya kita dapat menghadiri Rapat Kerja Komisi II DPR RI pada
hari ini dengan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Hukum dan
HAM dalam rangka melaksanakan tugas konstitusional di bidang
legislasi untuk pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Aparatur
Sipil Negara pada hari ini dalam keadaan sehat walafiat. Sesuai
dengan laporan Sekretariat yang hadir pada hari ini adalah sebanyak
22 orang, dan ijin 5, terdiri dari 6 fraksi, sehingga dengan
demikian sesuai dengan tata tertib DPR RI Pasal 245 ayat (1) maka
telah memenuhi kourum, oleh karena itu perkenankanlah kami membuka
Rapat Kerja ini dan dinyatakan terbuka untuk umum.
(RAPAT DIBUKA PUKUL 10.00 WIB)
2
-
Ibu dan Bapak sekalian, Kami menyampaikan terima kasih kepada
saudara Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi dan Wakil Menteri yang hadir di sini, jadi full tim ini
ya Pak Menteri dan Wakil Menteri hadir bersama kita dan Ibu
Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri yang memenuhi undangan
dalam Rapat Kerja hari ini. Demikian juga kepada rekan-rekan
sekalian Pimpinan dan Anggota Komisi II DPR RI kami mengucapkan
terima kasih. Kami informasikan bahwa rapat hari ini merupakan
kelanjutan dari Rapat Kerja tanggal 22 September 2011 dan tanggal
12 Oktober 2011 serta rapat informal meeting antara Pimpinan dan
Kapoksi II DPR RI pada tanggal 16 November 2011 yang lalu. Dimana
Komisi II DPR RI telah menyampaikan penjelasan keterangan dan
pemerintah telah juga menyampaikan pandangan pendapat terhadap
Rancangan Undang-Undang tentang Aparatur Sipil Negara, serta
pemerintah telah menyampaikan pokok-pokok pemikiran pemerintah atas
Rancangan Undang-Undang tentang Aparatur Sipil Negara. Kemudian
saudara-saudara sekalian, sesuai dengan tata tertib, kami minta
persetujuan mengenai acara Rapat Kerja kita pada hari ini. Yang
pertama, tentu pengantar. Kedua akan kami dengarkan nanti
keterangan atau pengantar pemerintah dan penyerahan atas Daftar
Inventarisasi Masalah (DIM) Rancangan Undang-Undang tentang
Aparatur Sipil Negara kepada Komisi II DPR RI. Acara ketiga,
pembahasan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM). Ke empat,
pembentukkan Panitia Kerja. Apakah acara ini disetujui?
(RAPAT : SETUJU)
Baiklah Bapak Ibu sekalian. Saudara Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Menteri Hukum dan HAM, dan
Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri. Pimpinan serta
Anggota Komisi II DPR RI yang terhormat. Untuk mempersingkat waktu,
marilah kita masuki acara berikut yaitu penyampaian keterangan atau
pengantar pemerintah yang diwakili Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi terhadap daftar
inventarisasi masalah Rancangan Undang-Undang tentang Aparatur
Sipil Negara. Kami persilakan. F-PPP (Drs. H. AKHMAD MUQOWAM):
Ketua, Interupsi dulu Ketua. Terima kasih. Assalaamu'alaikum
Warrahmatullaahi Wabarakatuh. Saya kira usul saya adalah untuk
lebih mensimplifikasi proses pembahasan, mempercepat, memperlancar
saya kira, karena itu dari yang disampaikan oleh saudara Ketua,
satu pengantar, dua penjelasan, tiga pembahasan DIM, yang ke empat
Panitia Kerja. Saya kira saya ingin Pak Menteri penjelasan itu
adalah menyangkut paling tidak pertama adalah sistematika, lalu
yang kedua adalah penjelasan mengenai bab per bab, jadi itu nanti
akan mewadahi persepsi dan visi yang akan dibangun dalam
undang-undang ini.
3
-
Jadi karena itu Pak Menteri penjelasan nanti lebih merupakan
pendekatan yang sifatnya holistik daripada undang-undang, misi,
visi dan lain-lain dan pokok-pokok yang akan dibangun. Karena itu
Pak Ketua, ini berkaitan dengan pembahasan DIM, kalau kemudian
penjelasan itu kemudian dilanjutkan DIM, saya kira kesiapan kita
jujur saja itu kurang, jujur saja. Saya usulkan agar setelah
penjelasan dari saudara Menteri ada dialog diantara kita, tetapi
tidak menyangkut pada ayat pasal, tetapi pada pikiran besar
daripada undang-undang ini. Setelah itu baru masuk Panitia Kerja
Ketua, karena pada waktu rapat yang lalu, kita sepakat bahwa kita
perlu sekali lagi penjelasan pemerintah, setelah itu Panitia Kerja,
kalau tidak salah begitu Ketua. KETUA RAPAT: Oke, jadi saya
persilakan terserah Pak Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi mau cara bagaimana menyampaikan
kepada kita, nanti kita respon ya, dan nanti soal pembahasan Daftar
Inventarisasi Masalah bentuknya bagaimana, itu nanti kita apakah
kita masing-masing memberikan garis besar, prinsip-prinsip dan...
Silakan Pak Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi. PEMERINTAH (MENPAN RI): Terima kasih.
Bismillaahirrahmaanirrahiim. Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi
Wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Yang kami hormati
Ketua, Wakil Ketua Komisi II DPR RI. Yang kami hormati para Anggota
Komisi II DPR RI. Pak Wakil Menteri Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Ibu Sekretaris Jenderal
yang mewakili Bapak Menteri Dalam Negeri, Yang mewakili Kementerian
Hukum dan HAM. Para Deputi Sesmen, dan hadirin yang berbahagia.
Marilah sama-sama kita memanjatkan puji dan syukur kekhadirat Allah
SWT, atas segala rahmat, nikmat dan karunianya kepada kita sekalian
sehingga pada hari ini kita masih dapat bertemu di lembaga yang
terhormat ini dalam rangka menunaikan tugas negara yakni pembahasan
Daftar Inventarisasi Masalah Rancangan Undang-Undang tentang
Aparatur Sipil Negara dan pembentukkan Panitia Kerja yang didahului
dengan penjelasan kami secara umum atau pokok-pokok masalah atau
pokok-pokok permasalahan. Pimpinan dan Anggota Komisi II DPR RI
yang terhormat, Hadirin yang berbahagia, Setelah kami memperhatikan
dan mencermati serta menghayati makna yang dikandung di dalam
Rancangan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara ini sungguh luar
biasa, suatu Rancangan Undang-Undang yang sangat reformis dan
ditunggu-tunggu oleh masyarakat dalam rangka reformasi birokrasi.
Rancangan Undang-Undang tersebut diharapkan dapat mewujudkan
paradigma baru dalam pemberian pelayanan publik yang lebih baik.
Sebuah pelayanan yang sangat dinantikan oleh seluruh masyarakat.
Dengan hadirnya Rancangan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara,
diharapkan akan dapat diwujudkan birokrasi yang lebih bersih,
cakap, profesional, disiplin, berkinerja tinggi, sejahtera, mampu
memberikan pelayanan publik yang berkualitas, dapat meningkatkan
pembangunan, memajukan perkembangan dunia usaha, menambah
kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan dan menambah pendapatan
masyarakat. Ini suatu Rancangan Undang-Undang reformis yang kita
cita-citakan bersama.
4
-
Kami dari pemerintah sekali mengucapkan terima kasih atas usul
inisiatif DPR RI untuk menerbitkan Rancangan Undang-Undang Aparatur
Sipil Negara. Terhadap materi Rancangan Undang-Undang Aparatur
Sipil Negara, setelah diadakan pembahasan substansi, pemerintah
sependapat dengan beberapa pandangan. Mungkin pola pikir dulu
disamakan Pak Muqowam, kawan-kawan, jadi di tengah-tengah itu ada
substansi pokok Rancangan Undang-Undang antara DPR RI dan
pemerintah. Jadi ada pembahasan yang nanti ujungnya adalah rumusan
normatif dalam pasal-pasal Rancangan Undang-Undang Aparatur Sipil
Negara oleh Panitia Kerja. Jadi kita menawarkan pembahasan secara
cluster, tidak langsung detil ke dalam pasal demi pasal. Kita
berharap, kalau kita setuju dengan substansi pokok, maka ke
depannya akan lebih lancar dan lebih cepat. Ada sedikit perubahan
pembahasan ini pemerintah telah membahas dalam tim-tim sebelumnya,
ada beberapa memang masih ada perbedaan yang agak lumayan gitu loh
dari judul dan substansi. Telah kami mengajak kembali kami masuk
mengajak kembali, maka ternyata setelah pendalaman saling memahami,
itu lebih mendekatkan pikiran pemerintah dengan apa yang diusulkan
oleh DPR RI. Jadi sebenarnya dalam proses satu bulan ini sudah
ada... lebih dekat, ini kira-kira. Jadi intinya adalah kementerian
atau pemerintah menyambut baik roh dan semangat inisiatif DPR RI
ini. Tapi dalam pengalaman perubahan yang terlalu besar, ini
terjadi syok atau goncang, maka ada dua vector. Vector perubahan
yang diinginkan oleh DPR RI, dan vector kestabilan yang... oleh
pemerintah. Nah diharapkan ini ...ini adalah suatu undang-undang
yang diikuti dengan cepat dengan peraturan pemerintah sehingga
dapat dilaksanakan dengan cepat, ini kira-kira intinya. Jadi kita
dengan dua pandangan ini bisa lebih satu arah ke depan. Ini ada 14
substansi pokok yang kita coba simpulkan dari Rancangan
Undang-Undang ini. Kami lanjut saja. Judul, ini juga suatu yang
tadinya agak resisten kami, karena dari Prolegnas judulnya adalah
perubahan atau revisi Undang-Undang No.43, karena demikian itu
kenapa itu dipertahankan? Kalau berubah banyak sekali nomenklatur
yang harus berubah, itu pembahasan kami. Tetapi setelah kami adakan
pembahasan yang mendalam, untuk sebuah perubahan yang reformis,
soal redaksi itu bisa kita anggap lebih kecil daripada kepentingan
negara untuk perubahan birokrasi, sehingga dengan demikian, kita
tidak berusaha untuk menjaga jangan sampai berubah. Justru kita
menganggap perubahan nama ini dari revisi Undang-Undang No.43
menjadi Undang-Undang Aparatur Sipil Negara justru positif untuk
mengubah mainset atau image daripada pegawai negeri. Jadi kita
setuju Nomor 1 sama dengan DPR RI. Yang kedua, konsep manajemen
strategis sumber daya manusia. Pendekatan Rancangan Undang-Undang
Aparatur Sipil Negara adalah pengembangan potensi human capital
bukan pendekatan administrasi kepegawaian. Saya kira ini jiwanya
sudah ada, dulu namanya BAKN, waktu jaman Pak Manihuruk, Badan
Administrasi Kepegawaian Negara, sekarang menjadi Badan Kepegawaian
Negara, justru namanya saja sudah berubah tidak sekedar
administrasi, jadi sebenarnya sudah mulai searah sebenarnya. Jadi
kita memperluas saja bahwa manajemen capital itu yang lebih
diutamakan dalam undang-undang ini. Jadi ke depan tidak sekedar
menghitung jumlah, mengaadministrasikan, tapi justru bagaimana
manajemen mengembangkan potensi human capital di dalam birokrasi.
Jadi kita sependapat. Itu yang kedua. Yang ketiga, jenis pegawai
aparatur negara, ini ada Pegawai Negeri Sipil, pegawai tidak tetap
pemerintah. Nah ini tadinya juga berat, ada pegawai tidak tetap,
bagaimana pensiunnya besok ya, tapi akhirnya kita bependapat itu
kita atur lebih rinci. Prinsipnya memang sependapat ada Pegawai
Negeri Sipil yang tetap, yang... pemerintahan, tapi ada pegawai
negeri tidak tetap yang lebih bersifat kepada public services, ya
ada profesi-profesi tertentu yang bisa menggunakan kontrak 5 tahun,
10 tahun sampai bahkan 30 tahun, tapi dengan sistem penggajian, dia
juga nanti kesejahteraannya juga dijamin sama, dan ada pegawai yang
dikontrak tapi singkat 1 atau 2 tahun, tapi bisa terus.
5
-
Nah dengan pengalaman-pengalaman kemarin, honorer itu ini boleh
saya tambahkan ya, kalau sebelum diangkat rajinnya luar biasa.
Begitu diangkat malah kurang rajin kan begitu, tidak semua memang.
Jadi dengan pengalaman itu juga yang kontrak ini juga ada bagusnya,
bahkan ada yang sampai 30 tahun, tapi 5 tahun 5 tahun dikontrak.
Bagus terus dikontrak dan sebagainya,... cukup. Jadi ini kita
setuju, tapi detilnya tentu kita akan hati-hati. Empat jabatan
Aparatur Sipil Negara. Inisiatif DPR RI membagi tiga jabatan
eksekutif senior, jabatan administrasi, dan jabatan fungsional.
Saya kira ini sama dengan tadi, sependapat dengan tambahan. Ini kan
menyangkut cara menangani, cara merekrut, jadi kita bagi. Pada
instansi pusat setingkat eselon I dan II/a pada provinsi eselon I/b
dan II/a, pada kabupaten eselon II/a, jadi berbeda-beda tingkatnya
pada tiap kabupaten. Nah itu masing-masing itu, itu hanya
penghalusan, jadi kita idenya kita sependapat, tapi dalam
penerapannya ada penghalusan yang lebih untuk menjaga jangan ada
konflik. Lima, pengisian jabatan eksekutif senior, dilakukan oleh
Komite Aparatur Sipil Negara secara terbuka dan bersifat nasional.
Nah kalau ini kita setujui, berarti itu ada perintah undang-undang
yang akan tetap dilaksanakan. Tapi sebenarnya dulu juga
Undang-Undang No.43 sudah memerintahkan itu tapi sampai sekarang
belum jalan. Tetapi kita mencoba menerima ini, jadi ini dalam
rangka netralitas the best semua ini yang dipilih ya. Sependapat
dengan tambahan prosedur yaitu melalui tim penilaian akhir. Jadi
ada KSN tapi juga ada penilaian akhir yaitu tim penilaian akhir di
bawah Presiden. Jadi saya kira ini tetap ada. Jada ada proses awal,
kalau dulu kan mungkin 2-3 orang langsung masuk ke Presiden, tapi
kalau ini ada talent skors atau ada terbuka secara luas nasional
mungkin 200 orang yang masuk, nanti ada 6, 6 ini masuk ke TPA, jadi
ada dua pendekatan. Enam, pengadaan calon pegawai/Aparatur Sipil
Negara, sebenarnya sama itu, pengadaan Aparatur Sipil Negara untuk
mengisi lowongan jabatan berdasarkan perbandingan objektif
kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan dengan kompetensi
yang dimiliki calon. Jadi ini bahasa terangnya, kita mengangkat
orang, mengangkat calon Pegawai Negeri Sipil berdasarkan kebutuhan,
dan orang yang diangkat itu harus kompeten. Pemerintah sependapat,
dengan tambahan substansi dilaksanakan oleh masing-masing
instansi.
Nomor B. Pengawasan dilakukan secara objektif, terbuka, bebas
KKN, akuntabel dan...nasional. Yang B ini kita menghargai Otonomi
Daerah, tapi tidak... membuat Badan Kepegawaian Negara atau
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
itu akan mengurus semua itu, tidak, kita bagi tugas, tetapi ada
standar nasional. Kita berhak memeriksa karena akuntabel dan bebas
KKN. Jadi semua level itu bertanggungjawab.
Nomor C biaya atau anggaran pengawasan untuk seleksi dibebankan
kepada APBN, kenapa diminta C ini, agar ada aparat dari pusat yang
bisa masuk mengawasi pelaksanaan di daerah-daerah atau di instansi
masing-masing. Jadi C ini supaya ada kontrol secara nasional.
Berikut A politisasi pegawai Aparatur Sipil Negara. Larangan bagi
pegawai menjadi pengurus dan menjadi Anggota partai politik, saya
kira ini jelas, sekarang juga demikian kan ada sanksi
diberhentikan. Berikutnya B prinsip merit dalam penerimaan
penetapan pengangkatan dan promosi pegawai, saya kira ini juga
undang-undang sudah adalah, peraturan sudah ada, tapi
pelaksanaannya masih sangat rentan terhadap promosi pegawai. Saya
kira ini juga undang-undang sudah ada Peraturan sudah ada, tapi
pelaksanaannya masih sangat rentan terhadap pelanggaran di
lapangan. Pemerintah sependapat dengan catatan agar substansi
mengenai beberapa prinsip merit dalam penerimaan pegawai Aparatur
Sipil Negara diatur dalam bab tersendiri, diharuskan supaya bisa
dipakai langsung untuk pelaksanaan.
Delapan, pejabat yang berwenang. Pejabat yang berwenang adalah
pejabat karier tertinggi pada instansi. Ini yang diusulkan oleh DPR
RI. Pemerintah sependapat ini untuk menghindari yang terjadi hari
ini. Dengan penambahan substansi bahwa pejabat yang berwenang
6
-
mengangkat, memindahkan dan... Aparatur Sipil Negara adalah
Presiden yang dapat mendelegasikan sebagian kepada pejabat karir
tertinggi pada instansi pusat dan daerah. Jadi nanti mungkin Sekda
atau Sekretaris Jenderal, bukan pejabat politik, jadi
sependapat.
Sembilan, fungsi Pegawai Negeri Sipil sebagai perekat Negara
Kesatuan Republik
Indonesia. Aparatur eksekutif senior adalah unsur Pimpinan dalam
jajaran aparatur negara di pusat dan daerah. Mutasi pegawai
Aparatur Sipil Negara antar daerah dan antar sektor sebagai syarat
untuk promosi pada jabatan eksekutif senior dan membuka lowongan
jabatan yang lebih luas. Saya kira ini ide yang sangat anu yang
sangat reformis dan kita di DPR RI sendiri sudah mulai untuk Ketua
baru Kepegawaian Negara dan untuk Ketua Lembaga Administrasi Negara
kita sudah buka oven kompetitif, jadi seleksi secara terbuka karena
kita sudah dapat bocoran dari undang-undang ini. Pemerintah
sependapat dengan pengaturan sistem mutasi antar daerah dan antar
sektor dalam rangka mewujudkan fungsi Aparatur Sipil Negara sebagai
perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia, namun perlu dibahas
sistem mutasi tersebut serta diberlakukan kepada kelompok Aparatur
Sipil Negara yang mana.
Jadi begini, idenya bahwa eselon I/a, I/b bisa mutasi, tapi juga
ada daerah-daerah, kecuali
Sekda, Sekda itu kita cari jalan antara bebas tapi masih
regional sehingga Gubernur atau bupati sebagai user juga tidak
terlalu jauh katanya kulturnya gitu, tapi tidak lagi ditentukan
semata-mata oleh Gubernur dan anu, karena itu aparat pemerintahan,
jadi dia tidak boleh terlalu ikut campur urusan itu, jadi juga
memberikan rasa independen kepada Sekda atau pejabat-pejabat yang
ada di situ. Jadi intinya ide itu diterima, tapi kita atur mana
yang nasional, mana yang regional, mana antar provinsi dan
sebagainya, kita atur lagi, nah sebaiknya kita atur lebih halus
dalam undang-undang ini.
Sepuluh. F-PDIP (BUDIMAN SUDJATMIKO, M.SC, M.PHIL): Interupsi.
Sekedar mau tanya saja apakah termasuk melalui Bapak Pimpinan,...
termasuk Sekretaris Desa? PEMERINTAH (MENPAN RI): ...(suara tidak
jelas) KETUA RAPAT: Pemerintahan Desa maksud kita otonom desa
nanti, jadi tidak perlu sampai situ. Silakan Pak. PEMERINTAH
(MENPAN RI): Sepuluh, pengisian dalam jabatan. DPR RI mengusulkan
secara kompetisi terbuka atau semi terbuka. Ini sudah kita
laksanakan, untuk eselon II kita semi terbuka. (B) asas
perbandingan objektif antara kompetensi yang diperlukan pekerjaan
dengan kompetensi yang dimiliki calon. Antara kebutuhan dengan yang
tersedia. (C) penilaian melalui... center, jadi terbuka sangat
terbuka orang tua berapa dia lulus Nomor satu berapa Nomor dua dan
sebagainya. Pemerintah sependapat dengan tambahan substansi.
Pengangkatan jabatan secara terbuka melalui penilaian kompetisi
teknis, kompetisi berlaku dan kepemimpinan serta catatan kinerja
calon atau rekam jejak.
7
-
Jadi ada tambahan, itu kan atasan punya catatan siapa yang ada
katakanlah rekam jejak, walaupun diawasi pengadilan, tapi ada rekam
jejak yang bisa disertakan untuk penilaian dalam pengangkatan
pejabat. Dapat mencipatakan profesionalisme dan kompetensi
birokrat. Jadi tidak hanya profesionalisme, tapi juga kompetensi.
Sebelas, Komisi Aparatur Sipil Negara KASN antara lain berwenang
menetapkan Peraturan mengenai kebijakan pembinaan profesi Aparatur
Sipil Negara. Ini yang diusulkan oleh DPR RI. Pemerintah
berpendapat sebagai berikut, kewenangan Komisi Aparatus Sipil
Negara tidak menetapkan kebijakan pembinaan profesi Aparatur Sipil
Negara, melainkan melaksanakan kebijakan. Sedangkan sesuai
dengan... kebijakan ada pada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi sesuai dengan Undang-Undang
Kementerian Negara. Jadi ada berapa tergantung kepada kebutuhan
dari pada masing-masing kementerian. Dua belas, Badan Pertimbangan
Aparatur Sipil Negara. Bahwa banding administrasi diajukan kepada
Badan Pertimbangan Aparatur Sipil Negara. Ini saya pemerintah
berpendapat sebagai berikut, banding administrasi yang diajukan
kepada Badan Pertimbangan Aparatur Sipil Negara dihapus,
penyelesaian sengketa kepegawaian dilakukan melalui Lembaga
Peradilan.
Ini yang Nomor 12 ini Bapak Ibu sekalian yang saya hormati, ini
saya alami sendiri, ada Sekretaris daripada Bappeg (Badan
Pertimbangan Pegawai) datang sama saya bawa setumpuk perkara yang
harus saya Pimpinan rapat untuk memutus itu, jadi ada perselisihan
antara atasan dengan pegawai sipil yang dikenakan sanksi. Jadi
mereka banding ke menteri, nanti setelah dari kita kalau dia tidak
puas baru banding lagi ke PTUN. Nah ini memang ada undang-undangnya
yang mengatur itu. Tapi logika saya mengatakan kenapa saya harus
urus itu soal orang kawin di sana, soal orang tidak masuk kantor di
sana, kenapa tidak diuruskan di tingkat bawah saja. Saya diskusi
sama Sekretaris itu, ya masuk akal Pak. Jadi saya berpikir sudah
saja jangan lagi ada Bappeg, biar saja kalau ada perselisihan di
sana langsung ke PTUN di sana menurut saya, kalau PTUN provinsi
tidak selesai ke pusat toh yang Bappeg juga ke pusat nanti.
Jadi meringankan tugas daripada kementerian dan menghindarkan
seseorang yang tidak
begitu tahu persoalan memutuskan sesuatu yang bisa saja ternyata
salah. Jadi saya usulkan Bappeg ini dihapus saja, dikembalikan ke
PTUN.
Tiga belas, sanksi pidana. Bagi mereka yang melakukan
pelanggaran terhadap seleksi...
asset...dan menjanjikan sesuatu kepada KASN dikenakan sanksi
pidana. Jadi betul-betul seleksi maupun seleksi Pegawai Negeri
Sipil di bawah atau seleksi untuk eselon I dan berikutnya itu
betul-betul harus didasarkan kepada kredibilitas, dipercayakan,
jadi kalau sampai ada pelanggaran itu dianggap pelanggaran berat.
Pemerintah sependapat terhadap sanksi pidana dan atau denda tanpa
mengesampingkan sanksi administratif. Maknanya tidak cukup dengan
sanksi administratif, itu kalau yang ikut-ikutan yang kena, tapi
yang otaknya itu langsung di atas sebenarnya kalau ada
penyelewengan demikian.
Empat belas, aturan peralihan. Pemerintah berpendapat perlu
ditambahkan bab tentang aturan peralihan untuk mengatur bagaimana
status peraturan perundangan lain yang terkait dengan ditetapkannya
Rancangan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara. Demikian sementara,
kami serahkan kepada Pimpinan. Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi
Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Terima kasih saudara Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
8
-
Selanjutnya kita akan membahas tentang tim dalam Rancangan
Undang-Undang Aparatur Sipil Negara sebagai perbaikan yang
disampaikan kepada Komisi II DPR RI, yaitu sampaikan bahwa usulan
Daftar Inventarisasi Masalah dari pemerintah sebanyak 82 Daftar
Inventarisasi Masalah, disepakati untuk dibahas lebih lanjut dalam
Rapat Kerja ini, maka pembahasan dilakukan Daftar Inventarisasi
Masalah per Daftar Inventarisasi Masalah terhadap 82 usulan
perubahan dimaksud atau dengan sistem cluster per isu
substansi.
Nah ini nanti akan kita coba bicarakan, tapi pertama tentu kita
mengapresiasi pendapat pemerintah yang sangat saya kira sangat
banyak berubah ya, dan mendukung perubahan yang dilakukan usul
inisiatif dari DPR RI ya pasca reshufle, jadi manfaat reshufel
ini... jadi ada perubahan yang mendasar bahwa kiat ingin melakukan
suatu reformasi terhadap kepegawaian kita dengan membuat
Undang-Undang Aparatur Sipil Negara. Cara rekrutmen saya kira ini
tadi penjelasan dari Menteri sangat simpatik bagi kita dan
barangkali akan memudahkan pembahasan kita di dalam Rancangan
Undang-Undang ini nanti.
Ya silakan.
F-PDIP (H. RAHADI ZAKARIA, SIP, MH): Interupsi Pimpinan.
Pertama-tama saya memberikan apresiasi terhadap Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, kemudian
Kementerian Dalam Negeri yang ini telah mencermati pasal-pasal mana
akan dibahas. Namun saya ingin menjelaskan dan meluruskan. Kalau
tadi Pak Menteri bahwa ini adalah sifatnya perubahan, tetapi
manakala perubahan itu pasal-pasal diubah lebih dari 50% itu tidak
perubahan Pak, tapi penggantian. Ini adalah perintah Undang-Undang
Nomor 12 tahun2011. Jadi supaya ini supaya jelas, jadi tidak
terpaku kepada Prolegnas. Memang nomenklatur di Prolegnas itu
adalah isinya perubahan, tapi manakala dalam proses nanti Panitia
Kerja ternyata pasal-pasal yang diubah itu melebihi 50% berarti
adalah penggantian. Kalau saya melihat dari angka-angka Daftar
Inventarisasi Masalah ini ternyata sudah menjurus ke arah
penggantian, bukan perubahan. Jadi mohon maaf ini saya coba
meluruskan supaya kita tidak terjebak kepada masalah istilah
perubahan maupun revisi. Tapi kalau saya melihat materi pasal-pasal
yang akan diubah komposisinya yang tetap 125 yang pembahasan
perubahan redaksi 176, kemudian perubahan substansi 60, kemudian
usulan yang dihapus 6, kemudian penambahan substansi bab pasal dan
atau ayat baru adalah 16. Kalau melihat dari komposisi angka-angka
ini, nampaknya cenderung terhadap penggantian. Jadi ini supaya
jelas dulu Pak. Terima kasih. KETUA RAPAT: Terima kasih Pak
Zakaria. Silakan Pak Nanang. F-PD (IR. NANANG SAMODRA KA,. M.SC):
Terima kasih Pak Nanang. Pak Menteri, Pak Wakil Menteri, Para
pejabat dari kementerian yang hadir pada kesempatan ini,
Teman-teman Anggota Komisi II DPR RI,
9
-
Saya ingin usul bahwa Pimpinan segera mengetok saja bahwa ini
segera kita proses untuk disahkan dalam pembahasan Daftar
Inventarisasi Masalah berikutnya, jadi kita tidak usah
berlarut-larut soal nama atau apa, nanti kita menyesuaikan yang
penting diketok dulu, karena saya sudah keburu tidak tahan Pimpinan
karena kemarin bertolak belakang dari apa yang kita usulkan, apa
yang kita perjuangkan mati-matian, dan sekarang alhamdulillaah
sudah nyambung. Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT: Terima kasih.
Jadi ini pengantar dari pemerintah, ini tentu suatu hal yang sangat
menggembirakan kita, dan ini tidak perlu kita minta persetujuan
ini, jadi ini adalah pendapat pemerintah, posisi politik pemerintah
yang sangat maju sekali, progresif, tapi jangan pakai profesional
ya, progresif reformis, karena ada progresif profesional ya jadi.
Saya kira itu, saya kira ini menjadi bahan kita, jadi pandangan
politik pemerintah. Sekarang kita masalah Daftar Inventarisasi
Masalah, kami kira kita beranjak kepada acara kedua, sesudah kita
saya kira seluruh Komisi II DPR RI saya bisa mengatasnamakan
menyampaikan terima kasih dan salut atas pandangan pemerintah yang
sekarang, gitu ya, tepuk tangan dong ya. Ini kan Menteri dan Wakil
Menteri ini satu yang tak dapat dipisahkan, kalau istilahnya itu.
Baiklah suadara-saudara sekalian, kita tentu ke acara kedua yaitu
pembahasan Daftar Inventarisasi Masalah per Daftar Inventarisasi
Masalah. Apakah memang kita lakukan langsung pembahasan ini, kalau
tadi sebetulnya pemerintah sudah menyampaikan masalah-masalah pokok
dimana prinsip-prinsipnya sudah sepaham dengan apa yang diusulkan
oleh DPR RI. Oleh karena itu apakah Daftar Inventarisasi Masalah
ini kita bahas sudah termasuk dalam kategori cluster seperti itu,
nanti Daftar Inventarisasi Masalah per Daftar Inventarisasi
Masalahnya kita bahas di dalam Panitia Kerja. Silakan Pak Fauzan.
F-PAN (DRS. H. FAUZAN SYAI’E): Terima kasih Pimpinan. Pak Menteri
dan Bu Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri. Saya prinsip
sama memberikan apresiasi penuh kepada Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang baru yang telah begitu
cepat melakukan suatu penyesuaian sehingga hampir 80% selaras
dengan keinginan daripada Komisi II DPR RI. Jadi saya mengusulkan
kepada Pimpinan bahwa ini ada Daftar Inventarisasi Masalah ini yang
saya lihat ada yang tetap dan ada yang perubahan redaksi. Jadi
menurut saya yang tetap itu kita tetapkan saja Pak, tidak perlu
dibahas karena itu revisinya sinkron sama hal yang demikian.
Sedangkan perubahan redaksi ini diserahkan kepada tim perumus hal
yang demikian, jadi supaya jelas begitu. Nah jadi mungkin yang
masih perlu adalah perubahan substansi saya kira demikian. Terima
kasih.
10
-
F-PDIP (DRA.EDDY MIHATI): Pak Ketua. Langsung saja, jadi saya
juga merasa senang ini, merasa berbahagia karena ini ternyata ada
perubahan yang signifikan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi untuk usulan Rancangan Undang-Undang
kita ini. Sebagaimana tadi rekan-rekan sudah sampaikan jadi pada
lazimnya ketika beberapa pasal itu tetap dan tidak ada perubahan
diantar kedua pihak itu bisa kita sahkan pada kesempatan ini,
kemudian perubahan redaksi jelas, karena tidak ada substansi yang
berubah, mudah-mudahan memang benar seperti itu, itu juga bisa kita
bahas di Panitia Kerja atau Timus dan Timsin. Akan tetapi saya
melihat pada point 5 ini, penambahan substansi, bab, pasal dan atau
ayat baru. Nah ini memang harus dibicarakan di dalam forum pleno
ini. Kita tidak bisa membahas sesuatu hal yang baru itu hanya di
dalam forum Panitia Kerja, sehingga penambahan terhadap substansi,
bab, pasal dan atau ayat baru ini perlu disampaikan secara detil
dari pihak Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi. Adapun nanti pembahasan selanjutnya apakah itu akan ada
perubahan lagi, ataukah itu diterima dan tidak, itu bisa kita
bicarakan di forum Panitia Kerja. Jadi pada kesempatan ini mumpung
kita sedang melaksanakan pleno, nah ini perlu dari Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini
menjelaskan secara detil Pasal 34, 36 dan seterusnya sampai dengan
379 ini point besarnya atau bab mengenai apa yang perlu ditambahkan
di sini. Saya kira itu Ketua. Terima kasih. KETUA RAPAT: Silakan
Ibu Mariani. F-PG (DR. HJ. MARIANI AKIB BARAMULI, M.M): Terima
kasih Pak Ketua. Jadi saya sependapat dengan Pak Fauzan dan Ibu
Eddy tadi, namun ini kan kita dalam pleno Pak Ketua, sehingga kita
membicarakan tadi memang ada 14 isu pokok tadi itu, itu memang ada
mungkin perlu disepakati dulu di pleno ini, isu pokok itu kan yang
menjadi dasar pemikiran kita membawa Rancangan Undang-Undang dalam
suatu pembahasan dalam Panitia Kerja, karena kan daripada kita
berulang-ulang ada yang tidak kita sepakati, masih ada yang perlu
kita pertanyakan di dalam isu-isu pokok tadi itu, ada hal-hal yang
sepertinya masih perlu menjadi buah pemikiran atau pendapat
persetujuan dalam pleno ini. Kalau ini sudah disepakati, kita
masuk, karena ini isu pokok yang disampaikan oleh pemerintah itu
saya kira itu juga mendasari perubahan-perubahan pasal itu,
sehingga isu pokok 14 inilah yang perlu kita koreksi isu pokok itu,
apa ini sepakat, maka dia akan mengalir dengan sendirinya dalam
batang-batang tubuh, undang-undang yang akan kita bahas nanti,
sehingga memperlancar pembahasannya karena kita sudah bahas isu
pokok itu yang menjadi dasar pemikiran pemerintah, saya kira itu
Pak Ketua. Jadi 14 itu ada beberapa hal yang perlu kita sepakati.
Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT: Silakan Pak Hermanto.
11
-
F-PKS (HERMANTO, S.E., M.M): Terima kasih Ketua Rapat. Yang
terhormat Ketua dan Anggota. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi. Menteri Dalam Negeri. Menteri Hukum
dan HAM bersama jajarannya. Saya memberi ulasan bahwa ini
istilahnya kampungnya Pak Chairuman dan kampungnya Pak Wakil
Menteri gayung bersambut. Jadi semangat di DPR RI ini disambut juga
oleh pemerintah. Jadi menurut saya ini suatu momentum yang sangat
bagus ya kita untuk mereformasi kepegawaian ini, ini sungguh suatu
kesempatan yang perlu kita optimalkan. Karena ini adalah kesempatan
yang baik, menurut saya memang kita karena ini juga inisiatif DPR
RI, oleh karena itu kita satu dari Rancangan Undang-Undang ini
mesti mendapatkan satu porsi yang lebih cepat lagi kita bahas
dengan jadwal-jadwal yang lebih terukur. Nah terkait dengan metode
pembahasan, saya melihat bahwa kalau kita membahas pertama begini,
kalau yang tetap ini berarti kita tetapkan saja ini selesai ya,
tidak usah dibahas. Kemudian perubahan redaksi, perubahan substansi
usulan dihapus dan seterusnya itu, kalau kita bahas satu per satu
pada kesempatan ini, itu akan memerlukan waktu yang lama ya kan
apalagi bisa saja setiap Anggota membicarakan satu per satu,
sehingga pembahasan tidak efisien dan tidak efektif. Nah menurut
saya ini kan sudah ada pandangan pemerintah, maka nanti efektivitas
pembahasan itu akan masuk di Panitia Kerja saja. Menurut saya untuk
perubahan redaksi, perubahan substansi, usulan dihapus dan
penambahan substansi itu dielaborasi lagi di Panitia Kerja,
demikian Pak Ketua. KETUA RAPAT: Terima kasih. Saya kira cukup.
Masih Pak Thalib? F-PPP (DR. AW. THALIB, M.Si): Ya. Barangkali saya
sedikit saja, sudah sesuai dengan para pembicara sebelumnya untuk
Pak Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi, dari 14 substansi yang sudah disampaikan, ada satu
substansi bagi saya ini masih perlu untuk dipertimbangkan yakni
yang point Nomor 12 tentang Badan Pertimbangan Aparatur Sipil
Negara. Saya melihat bahwa Badan Pertimbangan ini diperlukan,
mengapa, karena setiap pegawai ada keengganan untuk mengadukan ke
PTUN apalagi yang diadukan adalah atasannya. Ini adalah menjadi
suatu budaya dan mentalitas daripada aparatur dan perlu juga
dipertimbangkan bahwa ke PTUN itu memerlukan juga biaya yang tidak
sedikit dari pengacaranya dan lain sebagainya. Apalagi yang
melaporkan itu adalah pegawai yang rendahan di daerah terpencil dan
lain sebagainya yang pada akhirnya ada keengganan tersebut.
Sehingga lebih banyak para pegawai ini mengadukan masalah-masalah
yang berkaitan dengan kebijakan atasannya itu ke Bappeg.
12
-
Nah ini perlu dibuka, kenapa, karena saya melihat bahwa ada
kebutuhan pegawai terhadap hal tersebut dan keputusan-keputusan
PTUN juga sering kali tidak saya dieksekusi ya oleh instansi
misalnya seperti contohnya di Jawa Barat sebelumnya, tidak bisa
dieksekusi, tapi kalau ...ya meskipun ini dilakukan oleh Bappeg di
tingkat pusat secara tertutup mungkin kerepotannya pada Pak Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Nah
bagaimana Badan Pertimbangan ini tidak hanya di tingkat pusat,
tetapi mungkin di tingkat regional sehingga bisa ada pendelegasian
daripada kewenangan itu, tetapi ini tidak perlu ditangapi, tetapi
nanti didalami di dalam pembahasan Panitia Kerja. Demikian. Terima
kasih. Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT:
Masih ada? Silakan Pak Rusli. F-PAN (DRS. H. RUSLI RIDWAN, MSI):
Ya, yang umum-umum saja terima kasih Pimpinan. Ini memang sekali
lagi menyambut baik atas perubahan pemikiran yang sama yang awalnya
saya juga bingung, dimana pemerintah menghendaki perubahan atas
Undang-Undang No.43 tapi kita sebetulnya Undang-Undang Nomor 43 itu
sebagai payung besar, tapi kemudian kita sudah jelas sekarang kita
sama-sama membentuk sebuah Undang-Undang Aparatur Sipil Negara yang
baru, bukan perubahan. Kemudian ada hal yang menarik memang, kita
memang pidana ini berkaitan dengan masalah seleksi saja, tapi
masalah mutasi ini juga perlu dipertimbangkan yang umum saja,
masalah mutasi, masalah promosi, ini masalah-masalah yang
memunculkan di daerah khususnya berkaitan dengan masalah politik,
masalah Pilkada tidak ikut nyangkul, masa mau pegang posisi
jabatan. Nah ini masalah promosi, masalah mutasi ini juga perlu ada
sanksi. Sanksinya kemana, tadi sudah disampaikan oleh teman kita,
itu yang namanya ya tadi sudah disampaikan bahwa yang ...12 itu
harus masih tetap ada. Itu saja Pimpinan. Jadi memang ini yang
berkaitan. Kemudian yang terakhir, ini di kita mengenal ada
Aparatur Sipil Negara, ada juga PTT, tapi ada juga di daerah itu
berkaitan dengan Tenaga Harian Lepas (THL), contoh barangkali
tukang pungut retribusi di pasar, tukang parkir, kemudian tenaga
kebersihan apakah itu di outsourcing atau kita masukkan saja
sebagai PTT. Kalau di outsourcing bolehkah yang namanya retribusi
itu di-outsourcing-kan karena adalah mereka tenaga pemungut
retribusi, tenaga kebersihan, tenaga juru parkir. Itu barangkali
hal yang perlu dipikirkan. Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT:
Terima kasih. Termasuk juga mandor-mandor PU segala macam itu, ya
barangkali ini nanti perlu kita bahas lebih jauh ya. Baiklah
rekan-rekan sekalian. Saya kira memang ini beberapa hal perlu
dijelaskan, soal isu pokok yang telah disampaikan pemerintah itu
saya kira tidak perlu kita vote untuk apanya untuk kita setujui
atau tidak, itu adalah pandangan politik dari pemerintah, itu
sikap, saya kira tidak perlu.
13
-
Kemudian di sini ada memang penambahan substansi bab, pasal dan
atau ayat baru. Nah ini perlu dijelaskan. Apa saja substansi atau
bab, pasal dan atau ayat baru yang perlu ditambahkan dalam
Rancangan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara ini. Saya kira itu
Pak Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi sebelum kita mengambil keputusan tentang hal yang lain.
Silakan. PEMERINTAH (MENPAN RI): Terima kasih Pak Ketua. Tentang
pertanyaan, tanggapan Nomor 5 penambahan substansi, bab, pasal dan
atau ayat baru. Ini menyangkut yang pertama penambahan judul bab.
Kedua, tambahan pasal mengenai disiplin, kode etik diatur lebih
lanjut dengan PP. Kemudian pengisian jabatan eksekutif senior
eselon II. Tadi kan I/a sekarang II/a. Jadi sifatnya lebih kepada
penambahan untuk penyempurnaan. Kemudian untuk Bappeg, barangkali
saya ulangi lagi Bapak. Idenya betul kita menampung keluhan
daripada Pegawai Negeri Sipil, tapi sekali lagi pemerintah pusat
tidak memahami secara detil kasus-kasus yang terjadi, khawatir
keputusan malah tidak adil. Saran,... kalau kita sependapat
dipindahkan ke Gubernur atau Bupati ya, kita diskusikan lebih
lanjut. Terima kasih. KETUA RAPAT: Rekan-rekan sekalian. Saya kira
sudah jelas tentang penambahan ini dalam rangka penyempurnaan dari
berbagai pokok-pokok pikiran yang sudah ada dalam... untuk bisa
kita lebih jabarkan lebih jauh, supaya berbagai implikasi-implikasi
dari berbagai pasal tentu harus ada pengaturan-pengaturan lebih
jauh. Oleh karena itu ini cukup nanti dibahas di dalam Panitia
Kerja ya. Oleh karena itu saya minta persetujuan rekan-rekan
sekalian, yang tetap kita putuskan untuk disetujui sebagai suatu
yang tetap. Ada Pak Muqowam? F-PPP (Drs. H. AKHMAD MUQOWAM): Terima
kasih Pak. Saya sangat menghargai bahwa yang tetap sebaiknya
langsung tetap ya. Tapi begini Pak Menteri, saya mencoba memasukkan
5 unsur ini. Pertama, unsur tetap, unsur perubahan redaksi,
substansi kemudian dihapus dan penambahan substansi. Kemudian saya
masukkan ke dalam undang-undang ini Pak. Ternyata bahwa kalau
terhadap Daftar Inventarisasi Masalah-Daftar Inventarisasi Masalah
yang sifatnya mandiri itu tidak ada persoalan segera diputuskan,
misalnya di dalam ketentuan umum itu kan tidak berimplikasi ke
belakang. Ketentuan umum tetap ya tetap saja tidak ada soal. Tetapi
kalau kemudian di dalam satu pasal satu bab satu pasal ini, ini ada
beberapa threatment, ada yang tetap ada yang kemudian redaksi ada
yang substansi. Ini akan menimbulkan kalau kita ketok sekarang
tidak bisa dicabut lagi itu bahaya Pak Menteri. Jadi karena itu,
misalnya begini Pak, di dalam pasal pasal misalnya saja Bab VII
mengenai Kelembagaan, misalnya saja ini, misalnya ini, pada bagian
Daftar Inventarisasi Masalah 91 tetap, 92,93,94 tetap, 95 itu
adalah substansi berubah ya. Kemudian 97 substansi berubah ini
dalam satu ayat Pak. Jadi karena itu saya sebaiknya biar ini
inheren dan harmonis langsung, prinsipnya
14
-
adalah ini dibawa ke Panitia Kerja secara keseluruhan, baru
Panitia Kerja lapor kepada komisi lagi nanti. Saya khawatir kalau
kemudian diputuskan sekarang, itu tidak konsistensi Pak. Sebab saya
sudah kaji dalam satu ayat itu ada yang tetap, ada yang substansi,
ada yang revisi perubahan redaksional ini. Jadi saya menghormati
ini forum, sebaiknya kita terima punya pemerintah, kemudian
langsung ke Panitia Kerja untuk membahas semuanya Pak, begitu
Ketua. Terima kasih. KETUA RAPAT: Baiklah, itu bagus saya kira.
Silakan. F-PKS (H.M GAMARI SUTRISNO): Terima kasih Pak Ketua.
Anggota yang terhormat. Pak Menteri dengan segenap jajarannya yang
saya hormati Pak. Prinsipnya saya sependapat dengan Pak Muqowam.
Jadi keseluruhan ini kita bawa ke Panitia Kerja dulu ya, jadi
jangan ada satu pun untuk kita ketok pada saat sekarang, apalagi
saya memang baru memasuki wilayah ini, masih ada yang perlu kita
telusuri dan kita bahas lagi, dan dari beberapa yang sudah baca,
memang perlu pembahasan masih mendalam lagi. Oleh sebab itu Pak,
saya sarankan sebagaimana saran Pak Muqowam, untuk kita bawa di
Panitia Kerja dulu baru kemudian kita laporkan di pleno atau kita
rapat lagi dengan pemerintah. KETUA RAPAT: Bukan karena baru masuk
toh ya, ini memang saya kira sependapat, ada pendapat Pak Menteri?
Silakan. PEMERINTAH (MENPAN RI): Sebelum ini diserahkan semua, ada
satu yang mengganjal itu Pasal 34 tentang Daftar Inventarisasi
Masalah 344, 109 ini dari kemarin agak masuk ke sini apa tidak gitu
loh, tapi saya tidak mau mengatakan tidak ada masalah, kemudian
besok kita permasalahkan. Jadi ini menyangkut organisasi, dulu ada
Korpri nanti akan berubah jadi Korp ASN misalnya. Di usul daripada
DPR RI ini menjadi bersifat non kedinasan untuk menyampaikan
aspirasi, kemudian ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi
Aparatur Sipil Negara diatur dengan Peraturan Menteri, ini usul.
Ini berkembang sekali di dalam diskusi kita, ada pemikiran biar
sajalah pegawai negeri itu non kedinasan, biar mereka bebas
menyampaikan aspirasi.
Tapi kemudian ada hal-hal pertama tidak boleh ada dua organisasi
itu harus satu. Yang kedua, justru kalau dia non kedinasan bisa
dimanfaatkan oleh partai tertentu. Kalau normalnya begitu, kalau di
kita sih tidak boleh karena kita sudah dianggap harus netral. Nah
yang ketiga mungkin hal kecil mengenai bantuan keuangannya ini,
kalau bersifatnya dinas itu lebih mudah kita anukan, walaupun tidak
tertutup kalau bukan dinas.
Yang ke empat ada juga pemikiran di situ ada eselon, eselon III,
eselon II, nah saya tidak
berpendapat itu tidak harus, justru kita mengurangi eselon biar
mereka saja yang ngurus, jadi jangan lagi dikasih eselon terhadap
yang ke empat ini kita sependapat sifat koordinasinya. Barangkali
ini kita masukkan sebagai catatan, juga hal yang masih harus kita
bicarakan, demikian.
Terima kasih.
15
-
KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Menteri. Jadi seluruhnya saya kira
ini nanti kita bahas di dalam Panitia Kerja, supaya memang lebih
leluasa kita menyisirnya ya, dengan tadi satu hal yang saya kira
pokok-pokok pikiran tadi berupa isu-isu pokok kita sudah sependapat
cuma bagaimana memadukannya dan kemudian mem-breakdown-nya di dalam
pasal-pasal. Saya kira itu yang utama. Oleh karena itu, saya akan
mengambil keputusan bahwa semua. F-PKS (HERMANTO, S.E., M.M):
Interupsi Pak. Tadi yang disampaikan apakah yang mau ditetapkan ini
yang sudah tetap sebanyak 125 itu kita sahkan sudah ditetapkan atau
semuanya dimasukkan ke Panitia Kerja? KETUA RAPAT: Semuanya kita
masukkan ke Panitia Kerja. F-PKS (HERMANTO, S.E., M.M): Karena
begini Pak Ketua, karena ini kan usulan DPR RI, kan kita sudah
membahas ini, dan pemerintah sudah setuju. KETUA RAPAT: Kenapa
harus dibawa lagi ke Panitia Kerja kan gitu pertanyaannya ya? F-PKS
(H.M GAMARI SUTRISNO): Pak Ketua, ini harus memberikan ruang kepada
kita, walaupun itu tetap tapi setelah kita review lagi ada yang
perlu kita sempurnakan, kenapa kita harus batasi? Kita kan
melihatnya secara holistik gitu. Oleh sebab itu jangan wah ini
tetap kemudian diketok di sini, sudah tertutup kemungkinan untuk
memperbaikinya, saya kira tidak wise-lah seperti itu, kita serahkan
saja semuanya ke Panitia Kerja lagi, untuk kita review semua
sehingga hasilnya akan lebih sempurna. Terima kasih. KETUA RAPAT:
Ya jadi maksudnya Pak Hermanto ini, walaupun tetap tapi kalau
redaksional tidak apa bisa disesuaikan kan begitu
prinsip-prinsipnya setuju, tapi untuk apalah kita perdebatkan itu
kan, nanti kita bahas saja nanti sesudah Panitia Kerja selesai itu
ya? oke? Bisa disetujui ya untuk semua berbagai Daftar
Inventarisasi Masalah ini kita bahas nanti dalam Panitia Kerja.
(RAPAT : SETUJU)
Baiklah Bapak Ibu sekalian, Selanjutnya kita membentuk Panitia
Kerja, supaya kita sahkan dulu Panitia Kerja kita, dan mekanismenya
nanti kita atur lebih jauh. Sekarang Panitia Kerja kita sebanyak 25
orang dengan rincian sebagai berikut:, Pimpinan 4 orang, dari
Fraksi Partai Demokrat 6 orang. Dari Fraksi Partai Golkar 4 orang.
Dari Fraksi PDI Perjuangan 4 orang. Dari Fraksi PKS 2 orang. Dari
Fraksi PAN 1
16
-
orang. Dari Fraksi PPP 1 orang. Dari Fraksi PKB 1 orang. Dari
Fraksi Gerindera 1 orang dan dari Fraksi Hanura 1 orang.
Nama-namanya sudah dimasukkan dari masing-masing Poksi, Anggota
dari Demokrat, Pak Khatibul Umam Wiranu, Abdul Gafar Patappe,
Ignatius Mulyono, Paula Sinjal dan Pak Abdul Waha Dalimunthe, serta
Pak Nanang Samoedra. Kemudian dari Fraksi Golkar Basuki Tjahaya
Purnama, Murad Nasir, Mariani Akib Baramuli, Agustina Basik-Basik.
Kemudian dari Fraksi PDI Perjuangan, Eddy Mihati, Boediman
Soedjatmiko, Rahadi Zakaria, dan Zainun Ahmadi. Dari PKS, Aus
Hidaya Noer, Hermanto. Kemudian dari PAN, Fauzan Syaie. Kemudian
dari PPP Akhmad Muqowam. Dari PKB Ida Fauziah. Dari Gerindera Harun
Al Rasyid. Dari Hanura Akbar Faizal. Inilah untuk Panitia Kerja.
Apakah disetujui?
(RAPAT : SETUJU)
Baiklah Bapak Ibu sekalian, Ya. F-PAN (DRS. H. FAUZAN SYAI’E):
Interupsi Pimpinan. Sebelum ditutup, karena kesempatan yang
berbahagia ini ada 3 kementerian, ada Menteri Dalam Negeri yang
diwakili oleh Ibu Sekretaris Jenderal dan Pak Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sendiri serta
Hukum dan HAM. Jadi hampir 2 hari ini Ketua, kita berbicara tentang
netralitas Pegawai Negeri Sipil tentang pelaksanaan Pemilukada, dan
pada posisi Undang-Undang No.43 tentang Pegawai Negeri Sipil itu
juga tetap ditegaskan netralitas dari Pegawai Negeri Sipil itu dan
begitu juga dalam hal akan perubahan pada posisi Aparatur Sipil
Negara ini. Kita berharap bahwa Pak Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan Menteri Dalam Negeri
untuk bagaimana menghentikan mobilitas tentang penggalangan Pegawai
Negeri Sipil itu untuk kemenangan Pilkada dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya ini. Jadi kalau ini bisa dirumuskan dan bisa
dilakukan dalam bentuk terobosan tertentu ini akan sangat dahsyat.
Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT: Terima kasih. Sebelum Pak
Fauzan maju pemilihan kepala daerah ini maksudnya, bagaimana supaya
ini diketok dulu. F-PAN (DRS. H. FAUZAN SYAI’E): Bukan Pimpinan,
itu untuk kepentingan negara secara nasional, untuk menghasilkan
Pemimpin yang berkualitas dan yang tidak korup pada masa yang akan
datang. KETUA RAPAT: Ya kita sepakat itu.
17
-
Penjelasan menteri yang terakhir ya, saya kira ini, ini memang
kajian yang selalu kita ulang-ulang. Tadi malam juga dengan KPU,
dengan Bawaslu bagaimana menjaga pegawai ini, karena memang sulit,
Bawaslu mengatakan banyak terjadi mobilisasi pegawai negeri, tapi
apa yang bisa dilakukan Bawaslu untuk melakukan penindakan, tidak
ada, kan ini masalah. Ini tentu juga tidak hanya di Undang-Undang
tentang Aparatur Sipil Negara ya yang harus kita bahas ya, yang
tadi hanya main-main saja Pak Fauzan, karena beliau ini mau maju
ini ya, soalnya Pak Hakam kasih tahu saya. Mudah-mudahan berhasil
kawan kita kan begitu ya. Saya kira demikian, dengan mengucapkan.
Oh masih ada? Silakan. F-PDIP (ZAINUN AKHMADI): Pimpinan. Perlukan
kita juga menetapkan jadwal pembahasannya Pak, supaya tidak
berlarut. KETUA RAPAT: Nanti akan kita tetapkan jadwal sesudah
undangan pertama kita di Panitia Kerja nanti ya, tapi saya kira
setelah ini kita sudah jadwalkan sebenarnya kapan kita mulai lagi
pembahasan konsinyering kapan? Besok ya. Nanti kita bahas kembali,
kita sahkan dulu ini, nanti kita undang untuk Panitia Kerja
langsung ya. Baiklah Bapak Ibu sekalian, Dengan mengucapkan
alhamdulillaahirobbil’alamiin. Masih ada Pak Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang mau
disampaikan terakhir? PEMERINTAH (MENPAN RI): Ya kata akhir, tidak
ada kata yang lebih indah kecuali terima kasih kepada Pimpinan dan
Anggota Komisi II DPR RI terkandung harapan, kalau bisa tahun ini
selesai, supaya kita bahas lagi Undang-Undang tentang Administrasi
Kepemerintahan dan seterusnya. Terima kasih. Assalaamu'alaikum
Warrahmatullaahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wa'alaikkumsalam. Kalau
permintaan Pak Menteri ini dan harapan kita bersama tahun ini
berarti kita sampai tanggal 16, ini harus sudah bisa kita harapan
ya. Harapan Pak Menteri adalah harapan kita bersama, kan begitu ya,
karena memang kita sangat berbahagia hari ini, ketika usul
inisiatif DPR RI yang melakukan suatu reformasi yang nyata terhadap
suatu sistem aparatur kita, ini yang utama Pak, ini ada perubahan
yang sangat mendasar. Ini suatu perubahan yang bersejarah di dalam
kehidupan pengelolaan negara kita.
18
-
Saya kira dengan mengucapkan alhamdulillaahirobbil’alamiin, kita
tutup rapat kita pada ham 11.10 WIB.
(RAPAT DITUTUP PUKUL 11.10 WIB)
Jakarta, 23 November 2011 a.n. Ketua Rapat
Sekretaris
ARINI WIJAYANTI, SH.,MH. 19710518 199803 2 010
19