Determinan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor Tahun 2014-2015 Putri Madya Kharimah, Sudarto Ronoatmodjo 1. Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia 2. Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia E-mail: [email protected]Abstrak Selama dua tahun berturut-turut Kecamatan Jasinga memiliki prevalensi BBLR tinggi di Kabupaten Bogor dan menjadi satu-satunya Kecamatan yang jumlah kasusnya secara absolut melebihi 100 kasus pada tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran determinan dan besar hubungannya dengan kejadian BBLR di Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor Tahun 2014-2015. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus kontrol dengan jumlah kasus sebanyak 97 dan kontrol sebanyak 97. Sumber data yang digunakan ialah register kohort ibu di seluruh puskesmas di Kecamatan Jasinga Tahun 2014-2015. Variabel independen yang diteliti antara lain faktor ibu yaitu umur, paritas dan jarak antar kehamilan serta faktor pelayanan kesehatan antara lain usia kehamilan ibu saat melakukan K1 dan jumlah kunjungan antenatal. Proporsi kejadian BBLR ditemukan lebih tinggi pada kelompok berisiko dari seluruh variabel independen. Paritas dan jarak antar kehamilan memiliki nilai p < 0,05 dan OR masing-masing sebesar 2,476 [95% CI: 1,377-4,452] dan 2,031 [95% CI: 1,147- 3,599]. Sementara umur ibu, usia kehamilan saat K1 dan jumlah kunjungan antenatal memiliki nilai p > 0,05 dan OR masing-masing sebesar 1,162 [95% CI: 0,544-2,843]; 1,249 [95% CI: 0,696-2,243]; dan 1,444 [95% CI: 0,678-3,077]. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa paritas dan jarak antar kehamilan memiliki hubungan dengan kejadian BBLR di Kecamatan Jasinga Tahun 2014-2015. Determinants of Low Birth Weight Infant in Jasinga District of Bogor Regency Years 2014-2015 Abstract For two consecutive years Jasinga District has the high prevalence of LBW in Bogor Regency and become the only district that has number of cases exceeded 100 in 2015. This study aims to know the description and the relationship of determinants with LBW in Jasinga District of Bogor Regency Years 2014-2015. This study uses case-control design with 97 cases and 97 controls. The source data of this study is register cohorts of women in all primary health care in Jasinga District Years 2014-2015. The independent variables are maternal factors such as age, parity, pregnancy spacing and health service factors include gestational age at K1 and the number of antenatal visits. The proportion of LBW found to be higher in risk group of all independent variables. Parity and pregnancy spacing have p value < 0.05 and OR respectively 2.476 [95% CI: 1.377 to 4.452] and 2.031 [95% CI: 1.147 to 3.599]. While maternal age, gestational age at K1 and the number of antenatal visits have p value > 0.05 and OR respectively 1.162 [95% CI: 0.544 to 2.843]; 1.249 [95% CI: 0.696 to 2.243]; and 1.444 [95% CI: 0.678 to 3.077]. In conclusion, parity and pregnancy spacing have a relationship with LBW in Jasinga District Years 2014-2015. Keywords : LBW; pregnant mother; antenatal care Determinan Kejadian ..., Putri Madya Kharimah, FKM UI, 2017
16
Embed
Determinan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Determinan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor Tahun 2014-2015
Putri Madya Kharimah, Sudarto Ronoatmodjo
1. Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia 2. Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia
Selama dua tahun berturut-turut Kecamatan Jasinga memiliki prevalensi BBLR tinggi di Kabupaten Bogor dan menjadi satu-satunya Kecamatan yang jumlah kasusnya secara absolut melebihi 100 kasus pada tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran determinan dan besar hubungannya dengan kejadian BBLR di Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor Tahun 2014-2015. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus kontrol dengan jumlah kasus sebanyak 97 dan kontrol sebanyak 97. Sumber data yang digunakan ialah register kohort ibu di seluruh puskesmas di Kecamatan Jasinga Tahun 2014-2015. Variabel independen yang diteliti antara lain faktor ibu yaitu umur, paritas dan jarak antar kehamilan serta faktor pelayanan kesehatan antara lain usia kehamilan ibu saat melakukan K1 dan jumlah kunjungan antenatal. Proporsi kejadian BBLR ditemukan lebih tinggi pada kelompok berisiko dari seluruh variabel independen. Paritas dan jarak antar kehamilan memiliki nilai p < 0,05 dan OR masing-masing sebesar 2,476 [95% CI: 1,377-4,452] dan 2,031 [95% CI: 1,147-3,599]. Sementara umur ibu, usia kehamilan saat K1 dan jumlah kunjungan antenatal memiliki nilai p > 0,05 dan OR masing-masing sebesar 1,162 [95% CI: 0,544-2,843]; 1,249 [95% CI: 0,696-2,243]; dan 1,444 [95% CI: 0,678-3,077]. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa paritas dan jarak antar kehamilan memiliki hubungan dengan kejadian BBLR di Kecamatan Jasinga Tahun 2014-2015.
Determinants of Low Birth Weight Infant in Jasinga District of Bogor Regency Years 2014-2015
Abstract
For two consecutive years Jasinga District has the high prevalence of LBW in Bogor Regency and become the only district that has number of cases exceeded 100 in 2015. This study aims to know the description and the relationship of determinants with LBW in Jasinga District of Bogor Regency Years 2014-2015. This study uses case-control design with 97 cases and 97 controls. The source data of this study is register cohorts of women in all primary health care in Jasinga District Years 2014-2015. The independent variables are maternal factors such as age, parity, pregnancy spacing and health service factors include gestational age at K1 and the number of antenatal visits. The proportion of LBW found to be higher in risk group of all independent variables. Parity and pregnancy spacing have p value < 0.05 and OR respectively 2.476 [95% CI: 1.377 to 4.452] and 2.031 [95% CI: 1.147 to 3.599]. While maternal age, gestational age at K1 and the number of antenatal visits have p value > 0.05 and OR respectively 1.162 [95% CI: 0.544 to 2.843]; 1.249 [95% CI: 0.696 to 2.243]; and 1.444 [95% CI: 0.678 to 3.077]. In conclusion, parity and pregnancy spacing have a relationship with LBW in Jasinga District Years 2014-2015. Keywords : LBW; pregnant mother; antenatal care
meningkatkan program KIA, melakukan penyuluhan yang lebih gencar, mengadakan
pelatihan dengan mengajukan ke Dinas Kesehatan untuk bidan di puskesmas dalam
manajemen BBLR dan meningkatkan program terkait gizi ibu hamil. Saran untuk Bidan Desa
dan Bidan Koordinator ialah menjalin kerja sama dengan paraji/dukun bayi terkait perawatan
selama kehamilan dan melakukan KIE terkait asupan zat gizi selama hamil. Dinas Kesehatan
Kabupaten Bogor disarankan untuk meningkatkan promosi kesehatan, Memberikan umpan
balik terhadap laporan tahunan Puskesmas serta meningkatkan mitra dan kerja sama lintas
sektor. Kepada peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan
variabel yang lebih bervariasi dan menyeluruh atau variabel yang sama namun melakukan
analisis yang lebih dalam.
Daftar Referensi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Badan Pusat Statistik &
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta : BPS dan Kemenkes RI.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2013. RISET KESEHATAN DASAR, Jakarta.
Chloe, B., 2014. Gravidity and Parity Definitions (and their Implications in Risk Assessment). , 91, pp.2012–2015.
Coutinho, P.R. et al., 2009. factors associated with low birth weight in a historical series of deliveries in campinas , brazil. Rev Assoc Med Bras, 55(6), pp.692–699.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, 2014. Laporan Tahunan Tahun 2014. Bogor : Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, 2015. Laporan Tahunan Tahun 2015. Bogor : Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2012. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2012. , p.134.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2014. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014.
Djaali, N.A., Eryando, T. & Max, M., 2010. Bayi Berat Lahir Rendah di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo dan Faktor-faktor yang Berhubungan (Factors Related to Low Birth Weight Babies in Pasar Rebo Public General Hospital). Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 5(113), pp.2–6.
Eijsden, M. Van et al., 2008. Association between short interpregnancy intervals and term birth. The American Journal of Clinical Nutrition, 88, pp.147–153.
Firdous, N. et al., 2014. Impact Of Interpregnancy Interval On Perinatal Outcome. JK-Practitioner, 19(December), pp.75–79.
Kecamatanjasinga.bogorkab.go.id. (2016). Kecamatan Jasinga. [online] Available at: http://kecamatanjasinga.bogorkab.go.id/index.php/multisite/page/1175#.WGDFRH0pqjs [Accessed 1 Jan. 2017].
Kementerian Kesehatan RI,, 2015. PROFIL KESEHATAN INDONESIA, Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan. 2014. Rencana Aksi Nasional Kesehatan Neonatal. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan., 2012. Profil Kesehatan Indonesia 2012, Jakarta: Kementerian Kesehatan.RI
Kementerian Kesehatan., 2015. Laporan Tahunan Provinsi Tahun 2015, Jakarta: Kementerian Kesehatan.RI
Khatun, S. & Rahman, M., 2008. Socio-economic determinants of low birth weight in Bangladesh : A multivariate approach. Bangladesh Med Res Counc Bull, pp.81–86.
Klebanoff, M.A., 1988. Short Interpregnancy Interval and the Risk of Low Birthweight. AJPH, 78(6).
Koliffah, Kurniati, E. & Novita, M., 2012. HUBUNGAN PARITAS DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2012. , pp.3–7.
Kramer, M.S., 1987. Determinants of low birth weight : methodological assessment and meta-analysis. , 65(5), pp.663–737.
Kusumaningrum, A.I., 2012. Hubungan Faktor Ibu dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Gemawang Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012. Universitas Indonesia.
Lemeshow, S. et al., 1990. Adequacy of Sample Size in Health Studies, England: World Health Organization; John Wiley and Sons.
Lincetto, O., Mothebesoane-Anoh, S., Gomez, P. and Munjanja, S. 2006. Opportunitis for Africa's Newborns. 1st ed. Johannesburg/Geneva: WHO. Available at : http://www.who.int/pmnch/media/publications/aonsectionIII_2.pdf
Mandoreba, T. & Mokwena, K., 2016. Factors associated with late antenatal booking in Harare , Zimbabwe. Botswana Journal of African Studies, 30(1), pp.131–138.
Maryunani, A., 2013. Asuhan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) T. Ismail, ed., Jakarta: Trans Info Media.
Nazifah, U., 2013. Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011 -2012. Universitas Indonesia.
Negi, K.S., Kandpal, S.D. & Kukreti, M., 2006. Epidemiological Factors Affecting Low Birth Weight. JK Science, 8(1), pp.31–34.
Pramono, M.S. & Paramita, A., 2015. POLA KEJADIAN dan determinan BAYI DENGAN Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR ) DI INDONESIA tahun 2013 ( Pattern of Occurrence and Determinants of Baby. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 18, pp.1–10.
Ramakrishnan, U. 2003. Nutrition and low birth weight: from research to practice. The American Journal of Clinical Nutrition, 79, pp.17-21.
Reza, C. & Puspitasari, N., 2014. Determinan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. Jurnal Biometrika dan Kependudukan, 3(2), pp.96–106.
Roos, N. & Von, X.R., 2016. Best Practice & Research Clinical Obstetrics and Gynaecology Why do maternal and newborn deaths continue to occur ? Best Practice & Research Clinical Obstetrics & Gynaecology, 36, pp.30–44. Available at: http://dx.doi.org/10.1016/j.bpobgyn.2016.06.002.
Salmawati, 2011. Hubungan Antenatal Care dengan Kejadian BBLR Tahun 2009-2010 di Kecamatan Lalan Kabupaten Musi Banyu Asin Sumatera Selatan. Universitas Indonesia.
Simbolon, D., 2012. Berat Lahir dan Kelangsungan Hidup Neonatal di Indonesia Birth Weight and Neonatal Survival in Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 7(95).
Slemming, W. et al., 2016. Early Human Development Maternal risk exposure during pregnancy and infant birth weight. Early Human Development, 99, pp.31–36. Available at: http://dx.doi.org/10.1016/j.earlhumdev.2016.03.012.
Syahraeni, 2013. PENGARUH PARITAS DAN FAKTOR -FAKTOR LAIN TERHADAP KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RS BENYAMIN GULUH KABUPATEN KOLAKA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2011 -2012. Universitas Indonesia.
Tayie, F. & Lartey, A., 2008. Volume 8 No . 3 2008 September 2008 Volume 8 No . 3 2008 September 2008. African Journal of Food Agriculture Nutrition and Development, 8(3), pp.291–303.
Taywade, M.L. & Pisudde, P.M., 2016. ScienceDirect Study of sociodemographic determinants of low birth weight in Wardha district , India. Clinical Epidemiology and Global Health, pp.1–7. Available at: http://dx.doi.org/10.1016/j.cegh.2016.07.001.
The World Health Report 2005 Chapter 3 Realizing The Potential of Antenatal Care. 2005. 1st ed. [ebook] Geneva: WHO. Available at: http://www.who.int/whr/2005/chapter3/en/print.html [Accessed 1 Jan. 2017].
UPT Puskesmas Jasinga., 2014. Profil Puskesmas Jasinga Tahun 2014, Jasinga: Bogor
UPT Puskesmas Jasinga., 2015. Laporan Kegiatan Tahunan Puskesmas Jasinga Tahun 2015, Jasinga: Bogor
UPT Puskesmas Jasinga., 2015. Profil Puskesmas Jasinga Tahun 2015, Jasinga: Bogor
Wahyuningrum, T., Saudah, N. & Novitasari, W.W., 2015. Hubungan paritas dengan berat bayi lahir di rumah sakit umum daerah dr. wahidin sudiro husodo mojokerto. Midwiferia, 1(2), pp.87–92.
WHO & UNICEF, 2004. GLOBAL ESTIMATES, Geneva: WHO, UNICEF.