Top Banner
DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA SUSTER YUNIOR ORDO SANTA URSULA TAHUN 2007/2008 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh: Oleh : Sri Supadmi NIM : 021114042 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
126

DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

Aug 07, 2019

Download

Documents

truongnga
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL

PARA SUSTER YUNIOR ORDO SANTA URSULA

TAHUN 2007/2008 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN

TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Oleh :

Sri Supadmi

NIM : 021114042

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

Page 2: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik
Page 3: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik
Page 4: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Janganlah berkecil hati, apabila anda merasa tak mampu memahami dan

menjalankan semua tugas yang khusus ini. Yakinlah dan percayalah sebulat-

bulatnya, bahwa Allah akan membantu anda dalam segala hal. Berdoalah kepada-

Nya dengan rendah hati percayakan pada kekuasaanNya yang besar, jangan ragu-

ragu Dia yang telah memilih anda untuk tugas yang penting ini, Dialah juga yang

memberi kekuatan untuk menyelesaikannya, asal dari pihak anda tidak

mengecewakan Dia.” (Santa Angela Merici )

“Berharap berarti tetap hidup di tengah-tengah keputusasaan dan terus

bersenandung dalam kegelapan. Berharap berarti tahu bahwa ada cinta, berarti

percaya akan adanya masa depan. Selama masih ada harapan, doa akan terus

diucapkan, dan Tuhan akan terus menatang engkau dengan tangan-Nya” (Henry

Nouwen).

Walau segala sesuatu kelihatan berjalan buruk, aku akan percaya penuh, bahwa

penyelenggaraan illahi yang baik memelihara aku melebihi siapapun di dunia ini

(Penulis). PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Ordo Santa Ursula yang tercinta

Kedua orangtuaku, kakak-kakakku, adik-adikku, keponakanku tercinta

Sahabat-sahabatku yang tidak bisa ku sebutkan namanya satu persatu

Page 5: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik
Page 6: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik
Page 7: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

ABSTRAK

DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA SUSTER YUNIOR ORDO SANTA URSULA INDONESIA TAHUN 2007/2008 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN

TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK

Sri Supadmi

Universitas Sanata Dharma

2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior Ordo Santa Ursula tahun 2007/2008, dan (2) menyusun suatu usulan topik-topik bimbingan yang sesuai untuk meningkatkan kecerdasan spiritual para suster yunior Ordo Santa Ursula tahun 2007/2008.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subyek penelitian ini adalah para suster yunior Ordo Santa Ursula tahun 2007/2008 yang berada di Pulau Jawa dan Flores. Para suster yunior yang ada di pulau Jawa 26 orang, sedangkan para suster di Flores ada 4 orang.

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang dibuat oleh peneliti berdasarkan uraian dari masing-masing aspek kecerdasan spiritual menurut Zohar-Marshall.

Hasil penelitian adalah: (1) Tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior Ordo Santa Ursula Indonesia tahun 2007/2008 yang memiliki kualifikasi “sangat tinggi” ada 2 suster (6,67%), kualifikasi “tinggi” ada 16 suster (53,33%), kualifikasi cukup ada 12 suster (40%), kualifikasi “rendah” dan kualifikasi “sangat rendah” tidak ada (0%). Ini menunjukkan bahwa kecerdasan spiritual para suster yunior Ordo Santa Ursula tahun 2007/2008, 18 suster (60%) telah mencapai tingkat kecerdasan spiritual yang diharapkan, sedangkan 12 suster (40%) belum mencapai apa yang diharapkan dalam kecerdasan spiritual. Semua suster akan mendapat bimbingan yang bersifat preventif, kuratif dan enrichment (pengayaan) sehingga mereka dapat mengembangkan kecerdasan spiritual agar mencapai seperti yang diharapkan, (2) Peneliti menyusun usulan topik-topik bimbingan kelompok untuk meningkatkan kecerdasan spiritual para suster yunior Ordo Santa Ursula tahun 2007/2008, yaitu sebagai berikut: Problem Solving, Menghargai Pendapat Orang Lain, Mengembangkan Sikap Kepedulian Terhadap Orang Lain, Berpikir Positif, Membangun Sikap Optimisme, Mengenal Potensi Di Dalam Diri, Mawas Diri Yang Efektif, Berani Menjadi Diri Sendiri, Mengenal Dan Mengolah Perasaan-Perasaan, Serta Visi Dan Misi Hidup Panggilan.

Page 8: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

ABSTRACT

THE DESCRIPTION OF SPIRITUAL INTELLIGENCE LEVEL ON JUNIOR’S AT ORDO SANTA URSULA IN 2007/ 2008 AND ITS IMPLICATIONS TO

PROPOSAL GROUP GUIDANCE TOPICS

Sri Supadmi

Universitas Sanata Dharma

2008

This research aimed at understanding of two points; firstly, to understand the

spiritual intelligence level of Junior Sisters of Santa Ursula in 2007 / 2008 and secondly, the developing a proposal of guidance topics for spiritual intelligence improvement of Junior Sister of Santa Ursula in 2007 / 2008.

The method of this research was descriptive study, and the subjects of this research were 30 junior’s sister of Santa Ursula in 2007 / 2008 which 26 sisters in Java and 4 sisters in Flores.

The result of this research was described below:There were 6, 67 % ( 2 sisters) reached quite “high level” of spiritual intelligence;There were 53, 33 % (16 sisters) reached “high” level of spiritual intelligence;There were 40 % (12 sisters) reached “average” level of spiritual intelligence;There were not sisters who reached “low” and “very low” level of spiritual intelligence.

The results show that all of the research subjects reached the spiritual intelligence as high as expected, but 40 % among sisters then need to be improved in spiritual intelligence. All the sisters need of the preventive, curative and enrichment guidance. As a second aim of this research, I would like to develop some topics of group guidance in order to increase the spiritual intelligence level of Junior Sisters of Santa Ursula in 2007 / 2008. The topics are; Problem Solving, Respecting Others Opinions, Developing Of Compassionate Feelings For Others, Developing Positive Thinking, Developing Of Optimism, To Know And Receive Self Potentiality, Self – Awareness Effectively, Courage To Be Own Self, To Know And Managing The Feelings And Developing Vision – Mission Of Religious Life In Santa Ursula Congregation.

Page 9: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

 

KATA PENGANTAR

Syukur dan terimakasih peneliti haturkan kepada Bapa, Putera, dan Roh Kudus

dan Bunda Maria serta Bunda Angela Merici yang telah melimpahkan berkat berlimpah

dalam proses penulisan skripsi dan penelitian ini. Peneliti juga bersyukur atas cinta dan

perhatian dari berbagai pihak dalam bentuk dukungan, masukan, kritikan dan doa

sehingga membantu peneliti dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Peneliti

menyadari tanpa itu semua skripsi dan penelitian ini tidak dapat berjalan dengan baik.

Penulis mengakui dengan penuh kerendahan hati bahwa penulisan skripsi ini jauh dari

sempurna namun karena bantuan dan dukungan dari berbagai pihak maka peneliti

memiliki kepercayaan untuk memberikan yang terbaik. Oleh karena itu peneliti ini

mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada:

1. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling, FKIP USD, yang telah memberikan ijin untuk penelitian skripsi ini.

2. Fajar Santoadi, S.Pd. selaku Sekretaris Program Studi Bimbingan dan Konseling,

FKIP USD.

3. Dra. C.L Milburga, CB M. Ed. selaku Dosen Pembimbing I yang dengan penuh

kesabaran, pengertian dan penerimaan selama bimbingan skripsi, memberi

masukan-masukan bermanfaat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi.

4. Para Dosen Prodi Bimbingan dan Konseling, FKIP, USD yang telah banyak

memberikan bekal ilmu kepada penulis selama menjalani studi.

5. Propinsial dan para suster dewan Ordo Santa Ursula yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk belajar mengembangkan pengetahuan,

ketrampilan kepribadian di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

6. Para suster Komunitas suster OSU di Jl. Kaliurang KM 6 Yogyakarta yang telah

memberi dukungan doa, semangat, cinta dan perhatian dalam berbagai bentuk

selama penulis studi dan menyelesaikan skripsi ini.

7. Sr. Kristina Men Nggoik, OSU yang telah membantu menyebarkan kuesioner

dalam penelitian.

Page 10: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

8. Para suster yunior Ordo Santa Ursula yang telah membantu dalam mengisi

kuesioner sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Thomas Buntoro “Bebe” yang telah memberikan masukan berharga dalam

penyusunan skripsi ini

10. Teman-teman Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2002 yang

banyak memberikan bantuan dan dukungannya.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selama ini

dengan tulus hati telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis

Page 11: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………… ii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………… iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………… v

ABSTRAK …………..…………………………………………… vi

ABSTRACT ……………………………………………………… vii

KATA PENGANTAR …………………………………………… viii

DAFTAR ISI ……………………………………………… x

DAFTAR TABEL ……………………………………………… xiii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………… xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………… 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………… 8

C. Tujuan Penelitian…………………………………………… 9

D. Manfaat Penelitian………………………………………… 9

E. Batasan Istilah……………………………………………… 10

BAB II KAJIAN TEORI ………………………………………….. 12

A. Hakikat Kecerdasan Spiritual …………………………… 12

1. Pengertian Kecerdasan Spiritual…………………… 12

2. Pentingnya Kecerdasan Spiritual…………………… 15

3. Aspek-aspek Kecerdasan Spiritual………………… 17

4. Karakteristik Individu yang

memiliki Kecerdasan Spiritual tinggi ……………… 31

5. Faktor-Faktor Kecerdasan Spiritual ……………… 32

B. Gambaran Umum Suster Ordo Santa Ursula……………. 37

1. Ordo Santa Ursula……………………………….. 37

Page 12: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

2. Spiritualitas Ordo Santa Angela………………… 39

3. Program Pembinaan Yunior……………………. 42

C. Pentingnya Pelayanan Bimbingan Yunior……………… 47

D. Bimbingan Kelompok …………………………………… 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………….. 49

A. Jenis Penelitian…………………………………………… 49

B. Subyek Penelitian………………………………………… 49

C. Instrumen Penelitian……………………………………… 50

1. Alat Pengumpul Data. ………………………………… 50

2. Uji Coba Alat………………………………………… 55

3. Validitas dan Reliabilitas…………………………… 56

a. Validitas Instrumen………………………………… 56

b. Reliabilitas Instrumen ………………………… 61

D. Prosedur Pengumpulan Data………………………… 62

1. Tahap Persiapan…………………………………… 62

2. Tahap Pelaksanaan………………………………… 63

E. Teknik Analisis Data…………………………………… 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 64

1. Hasil Penelitian………………………………… 64

2. Pembahasan…………………………………… 65

BAB V USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN………….. 72

BAB VI PENUTUP………………………………….………… 77

A. Ringkasan …………………………………………….. 77

B. Kesimpulan…………………………………………….. 79

C. Saran……. ………………………………………….. 80

DAFTAR PUSTAKA………………………………………….. 82

Page 13: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Kisi-Kisi Kuesioner Kecerdasan Spiritual ……… 51

Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Analisis Validitas Kuesioner

Uji Coba…………………………………………… 58

Tabel 3 Penggolongan Tingkat Kecerdasan Spiritual

Suster Yunior Ordo Santa Ursula ……………… 64

Tabel 4 Usulan Topik-Topik Bimbingan Kelompok bagi

Pembinaan suster Yunior Ordo Santa Ursula… 73

Page 14: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Hasil Uji Analisis Validitas

dan Reliabelitas SPSS

(Statistical Programe for Social Science)

Versi 12 for Windows …………………… 84

Lampiran 2 Hasil Analisis Uji Validitas Item ………………… 88

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian ……………………………… 91

Lampiran 4 Perolehan Skor Kecerdasan

Spiritual suster Yunior Ordo Santa Ursula

tahun 2007/2008 ……………………………………. 97

Lampiran 5 Perhitungan untuk melihat

Tingkat Kecerdasan Spiritual …………………… 101

Lampiran 6 Kualifikasi Tingkat Kecerdasan Spiritual

Suster Yunior Ordo Santa Ursula

tahun 2007/2008 …………………………………… 102

Page 15: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada jaman ini menjalani hidup sebagai seorang religius tidak mudah. Hidup

religius adalah hidup yang dibaktikan untuk mengabdikan diri demi kerajaan Tuhan

dengan mengikrarkan nasihat-nasihat Injil. Seorang religius tergabung dalam salah

satu tarekat (kelompok biara) tertentu. Cara hidupnya tertuju pada Tuhan dengan

mengikrarkan nasihat-nasihat Injili dan disemangati oleh nilai-nilai pendiri

tarekatnya. Para religius dipanggil memberi kesaksian hidup dalam menghayati

kemiskinan, kemurnian dan ketaatan dalam hidup sehari-hari. Nilai kemiskinan

adalah semangat Injil yang mengajak para religius untuk hidup dalam kesederhanaan.

Kemurnian dihayati sebagai persembahan hati tak terbagi dan persembahan diri

seutuhnya kepada Tuhan dengan mengikatkan diri seumur hidup kepada-Nya,

sedangkan nilai ketaatan merupakan semangat untuk tidak mengikuti kehendak

sendiri, melainkan percaya dan menyerahkan seluruh hidup kepada kehendak Tuhan.

Kesaksian hidup di atas harus disadari oleh para religius secara terus menerus,

terlebih menghadapi jaman ini yang sangat mengedepankan pandangan bahwa

kesenangan dan kenikmatan adalah tujuan utama dalam hidup (hedonisme). Selain itu

pandangan masyarakat modern yang menganggap barang-barang sebagai ukuran

kebahagiaan dan kesenangan (konsumerisme) yang disertai gaya hidup sekular

merupakan tawaran yang menarik. Gaya hidup dan pandangan-pandangan ini

menggerus nilai-nilai moral dan agama sehingga mempengaruhi pola hidup dan

Page 16: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

2

perilaku masyarakat. Ada kecenderungan manusia untuk lebih mementingkan hal-hal

yang duniawi sehingga mereka memberikan seluruh energi diri mereka untuk

mengejar kekuasaan dan kekayaan. Ukuran keberhasilan seseorang diukur dari

tingginya posisi jabatan dan banyaknya materi yang diperoleh. Jika para religius tidak

mampu mengatasi dan terhanyut dalam arus jaman seperti yang telah digambarkan di

atas, maka mereka akan kehilangan identitas sebagai orang yang terpanggil untuk

memiliki Tuhan seutuhnya. Mereka akan terjerumus dalam hidup duniawi dan

kehilangan orientasi hidup yang menuntunnya ke dalam panggilan hidup sebagai

religius yang lebih bermakna.

Di dalam mengatasi hambatan dalam mewujudkan cita-cita hidup religius

tersebut para religius membutuhkan sikap yang matang, bijaksana, dan arif. Sikap

yang matang, bijaksana, dan arif diperlukan untuk melihat mana yang sesuai atau

tidak dengan hakikat hidup religius, sehingga tidak bertentangan dengan penghayatan

nilai-nilai Injili dan spiritualitas ordo. Sikap yang matang, bijaksana, dan arif

memerlukan proses terus-menerus. Proses ini dipengaruhi oleh kesadaran diri

seseorang dalam menjalani hidupnya, juga oleh penghayatan hidupnya dengan Tuhan

sebagai sumber kebijaksanaan dan kearifan tertinggi. Para religius harus terus-

menerus berlatih menjaga kesadaran diri dan menjalin keakraban dengan Tuhan

untuk memperoleh rahmat kebijaksanaan dan kearifan. Usaha itu tidak cukup hanya

pada kesadaran diri dan relasi yang akrab dengan Tuhan saja tanpa diimbangi rasa

bertanggung jawab menghidupi dan mewujudkan nilai-nilai yang terkandung

didalamnya. Jika para religius mampu menghidupi nilai-nilai tersebut, maka ia

Page 17: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

3

mencapai kepenuhan hidup (wholeness) sehingga hidupnya akan lebih bermakna

(meaningful).

Tantangan yang dihadapi dan harapan yang ingin diwujudkan dalam mencapai

kepenuhan hidup jelas membutuhkan rahmat Tuhan namun tidak cukup jika manusia

tidak mengambangkan keterampilan dan kemampuan yang dimiliki oleh masing-

masing pribadi. Sebagai manusia yang utuh, manusia memiliki dimensi akal budi,

tubuh, dan jiwa. Dari masing-masing dimensi ini, memiliki kecerdasan yang bisa

membantu manusia untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi dalam

hidupnya. Akal budi merupakan wilayah kecerdasan yang disebut kecerdasan

intelektual atau Intelligence Quotient (IQ), yang membantu manusia untuk berpikir

secara rasional dan logis. IQ menjadi fakultas rasional dari manusia. Sedangkan tubuh

atau fisik menjadi basis kecerdasan emosi atau Emotional Quotient (EQ), yang

membantu manusia untuk lebih menyadari, mengenali, mengelola emosinya sehingga

mampu mengolah emosinya secara lebih cerdas. Sedangkan dimensi jiwa memiliki

wilayah kecerdasan yang disebut kecerdasan spiritual atau Spiritual Quotient (SQ),

kecerdasan yang membantu manusia untuk menjadi lebih bijak, arif dan bahagia,

sehingga mampu mencapai kepenuhan hidup.

Jika melihat bentuk tantangan yang dihadapi, cita-cita yang ingin diwujudkan,

dan potensi yang dimiliki manusia, maka dalam konteks hidup religius kecerdasan

spiritual sangat dibutuhkan untuk membantu dan mengatasi masalah tersebut.

Kecerdasan spiritual dianggap kecerdasan yang tertinggi (ultimate intellgence) yang

dimiliki oleh manusia karena SQ mengefektifkan IQ dan EQ demi keseimbangan

Page 18: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

4

pertumbuhan pribadi. SQ membantu manusia untuk mencapai spiritual yang sehat

dan kebahagiaan spiritual.

Di dalam kehidupan religius, kecerdasan spiritual membantu untuk menilai

apakah jalan hidup yang saat ini dijalaninya lebih bermakna atau tidak jika

dibandingkan dengan jalan hidup yang lain, sehingga ia dapat menjalani pilihan

hidupnya dengan penuh kesetiaan dan dedikasi. Kecerdasan spiritual membantu para

religius untuk mampu bersikap independen terhadap lingkungan, sehingga tidak

mudah hanyut dan terpengaruh dengan arus jaman yang menggerus nilai-nilai yang

tengah diperjuangkan. Akar dari SQ adalah Tuhan maka yang diperjuangkan adalah

nilai-nilai yang selaras dengan nilai-nilai kebaikan, kebenaran, dan keindahan sebagai

wujud dari kehadiran Tuhan. Untuk menghidupkan SQ, manusia harus lebih peka

dengan hati nurani dan penghayatan akan Tuhan sebagai sumber inspirasi dalam

menemukan nilai-nilai. Hubungan manusia dengan Tuhan akan berdampak pada

makna hidupnya serta nilai-nilai yang dijalani dalam relasinya dengan orang lain.

Ciri-ciri orang yang cerdas secara spiritual atau tingkat spiritualnya tinggi

antara lain memiliki kesadaran yang tinggi, artinya ia mampu mengenali diri dengan

baik karena memiliki pengertian yang mendalam mengenai dirinya dan orang lain. Ia

berpikir secara holistik atau menyeluruh, mampu melihat satu persoalan dalam

berbagai sudut pandang. Ia dituntun oleh visi dan nilai dalam menjalani hidup

sehingga mampu berpikir dan bertindak sesuai dengan visi dan nilai yang tengah

diperjuangkan. Ia lebih peka secara spiritual akan realitas di sekitarnya yang pada

akhirnya melahirkan nilai-nilai kebenaran, kebaikan, keindahan, kedamaian, dan

kearifan.

Page 19: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

5

Mengaktifkan SQ berarti mengaktifkan dimensi spiritual manusia, yang

menyadarkan manusia untuk tidak hanya mengejar dan mengukur keberhasilan hidup

dari segi keuangan, kesuksesan, kepuasan kerja dan kenikmatan sesaat, tetapi berani

membuka perspektif lebih luas dengan tidak mementingkan diri sendiri, lebih peduli

kepada orang lain yang membutuhkan, menghargai, menghormati orang lain dan

berbelas kasih.

Ordo Santa Ursula (selanjutnya disebut OSU) merupakan salah satu bentuk

atau kelompok dari hidup religius yang didirikan oleh Santa Angela Merici yang

menghidupi spiritualitas Santa Angela, yaitu menampakkan kasih Tuhan dan kuasa

Roh Kudus bagi dunia, mau menjadi utusan-Nya bagi sesama, dan mau hidup di

dunia (Kons.OSU, 1984:Art. 1-19). Para suster OSU digerakkan oleh semangat

spiritualitas cinta kasih ganda dan tunggal. Mereka harus selalu berusaha untuk

bertindak demi cinta kasih ganda (cinta sesama) dan tunggal (cinta Tuhan) yang

saling menjiwai. Rela memberikan diri secara utuh untuk mengabdi Tuhan dan

kebahagiaan jiwa-jiwa. Spiritualitas ini mendorong mereka untuk menampakkan

kasih Tuhan dan kuasa roh bagi dunia. Hal ini bisa dilakukan jika para suster sendiri

penuh kasih dan penuh roh, mampu menghidupkan cinta Tuhan dalam dirinya dan

membagi kepada sesama. Tanggung jawab untuk merealisasikan nilai-nilai tersebut

mengandaikan para suster OSU telah sungguh-sungguh meresapi spiritualitas

tersebut. Motivasi dalam meneruskan cita-cita pendiri akan menumbuhkan hidup

panggilan para suster OSU menjadi semakin bermakna. Tanggung jawab dan

motivasi untuk menghayati spiritualitas pendiri ditanamkan sejak para suster OSU

Page 20: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

6

menjalani masa pembinaan selama kurang lebih 8 tahun dan dilanjutkan dalam

pembinaan diri seumur hidup sebagai suster OSU (on going formation).

Masa pembinaan para suster OSU meliputi tahap-tahap, yaitu Postulan (1

tahun), Novis (2 tahun) dan Yunior (5 tahun). Untuk keperluan penelitian ini peneliti

lebih memfokuskan pada masa pembinaan yunior. Pada tahap ini pembinaan yunior,

diharapkan suster mampu mengembangkan keutuhan pribadinya yaitu aspek kognitif

atau intelektual (IQ), aspek emosional atau afektif (EQ), aspek fisik dan aspek

spiritual (SQ). Jika dilihat program-program pada tahap yunior tampak jelas bahwa

isi dari program yunior tidak hanya mengembangkan intelektual saja tetapi juga

mengembangkan kemampuan emosional dan spiritual. Berdasarkan pengalaman

sebagai suster OSU, peneliti berpendapat bahwa meskipun ketiga kecerdasan

tersebut diberi tempat untuk berkembang, namun aspek spiritual diberi porsi yang

lebih besar dalam program pembinaan. Di dalam pembinaan suster yunior OSU,

pengembangan dimensi spiritual (rohani) mendapat perhatian serius karena hal itu

menjadi dasar profesionalitas sebagai seorang religius (Konst. OSU, 1984:Art. 127).

Kehidupan spiritual yang baik akan membawa dampak dalam diri suster yunior, yaitu

semakin mencintai ordo, bersikap dewasa, bijaksana, penuh cinta, merasa aman dan

bahagia. Mereka mampu menghayati kaul-kaul mereka dengan penuh bakti dan cinta

pada Tuhan ditengah-tengah dunia yang dikuasai semangat hedonisme,

konsumerisme, materialime dan sekularisme. Mereka bisa memandang bahwa apa

yang tengah dihidupinya sekarang ini lebih bermakna daripada cara hidup yang lain.

Ia bertanggung jawab dan bermotivasi tinggi untuk merealisasikan nilai-nilai

Page 21: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

7

spiritualitas Santa Angela Merici. Kiranya itulah harapan yang ingin dicapai dari visi

pembinaan para suster yunior.

Namun dalam kenyataannya, mencapai hidup bahagia dalam panggilan

sebagai suster OSU tidak mudah diwujudkan dalam hidup sehari-hari. Ada berbagai

hambatan misalnya, masih ada beberapa suster yunior yang merasa tidak bahagia dan

ragu-ragu dalam hidup panggilan meskipun ia sangat mencintai panggilannya sebagai

suster OSU. Ia tidak bisa menampilkan diri apa adanya dalam komunitas, merasa

cemas dan khawatir dalam hidup bersama karena takut penilaian orang lain atau

sesama suster yang sudah senior. Suster yunior seringkali mengalami kesulitan

dalam menyelaraskan antara kehendak sendiri dan keinginan Ordo. Dalam kaitan

hidup berkomunitas ada beberapa suster yunior yang kesulitan dalam menyikapi

perbedaan yang muncul dalam hidup bersama, dalam hidup pribadi mereka kurang

memberi prioritas waktu untuk berdoa, berefleksi, merenung dan berkomunikasi

dengan diri sendiri dan Tuhan.

Melihat kesenjangan antara harapan dan impian, maka peneliti berpendapat

bahwa program pembinaan para suster yunior perlu dilihat lagi terutama dalam

mengembangkan aspek-aspek kecerdasan spiritual dalam aspek kesadaran diri,

hubungan antar pribadi (kepedulian), kemampuan merayakan perbedaan dan

keberanian untuk bersikap spontan (tampil secara otentik). Berdasarkan kesenjangan

antara harapan dan kenyataan yang dialami para suster yunior dalam kehidupan

panggilannya, maka peneliti berpandangan bahwa pengembangan kecerdasan

spiritual sangat perlu bagi perkembangan diri suster yunior. Oleh karena itu,

Page 22: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

8

pembimbing yunior perlu memberikan bimbingan yang dimaksudkan untuk

mengembangkan kecerdasan spiritual para suster yunior.

Menurut peneliti bahwa di dalam program pembinaan yunior, pengembangan

spiritual bukan yang hal baru, tetapi mengenai teori kecerdasan spiritual belum

dipahami dan diketahui secara mendalam baik oleh pembimbing yunior maupun oleh

suster yunior, karena teori tentang SQ sendiri masih baru. Bisa jadi para suster yunior

sebenarnya telah menghidupi kecerdasan spiritual, namun belum sadar bahwa mereka

telah menghidupinya sehingga setelah mengetahuinya mereka lebih menyadari dan

mempraktekannya demi perkembangan seluruh aspek diri mereka. Oleh karena itu

layanan bimbingan yang berkaitan dengan SQ perlu dilakukan secara sungguh-

sungguh dan optimal agar dapat memberikan sumbangan besar bagi kelangsungan

hidup para suster yunior sebagai anggota OSU.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti terdorong untuk melakukan

penelitian mengenai deskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior Ordo

Santa Ursula tahun 2007/2008 dan hasil dari penelitian ini akan dipakai untuk

menjadi acuan dalam menyusun topik-topik bimbingan yang diperlukan dalam

pembinaan suster yunior.

B. Rumusan Masalah

Di dalam penelitian ini pertanyaan yang akan dijawab adalah :

1. Bagaimana tingkat kecerdasan spiritual (SQ) para suster yunior Ordo Santa

Ursula tahun 2007/2008?

Page 23: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

9

2. Topik-topik bimbingan manakah yang sesuai bagi pembinaan dalam rangka

meningkatkan kecerdasan spiritual para suster yunior Ordo Santa Ursula tahun

2007/2008?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah

a. Mendeskripsikan tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior Ordo Santa

Ursula tahun 2007/2008.

b. Menyusun suatu usulan topik-topik bimbingan yang sesuai untuk

meningkatkan kecerdasan spiritual para suster yunior Ordo Santa Ursula tahun

2007/2008.

D. Manfaat Penelitian

a. Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang

tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior Ordo Santa Ursula tahun

2007/2008 sehingga bisa dipakai sebagai dasar penyusunan usulan topik-topik

bimbingan kelompok.

b. Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak

1. Bagi Ordo Santa Ursula

Memberikan gambaran kecerdasan spiritual (SQ) dalam diri para yunior

OSU tahun 2007/2008 dan hal ini merupakan informasi untuk

memberikan pembinaan lebih lanjut.

Page 24: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

10

2. Bagi Para Suster Yunior Ordo Santa Ursula

Memberikan informasi mengenai tingkat kecerdasan spiritual yang mereka

miliki dan sebagai bahan instropeksi diri dan mendorong mereka untuk

lebih merefleksikan hidup panggilannya.

3. Bagi Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK)

Di dalam mengembangkan pribadi yang utuh, mahasiswa program studi

bimbingan dan konseling perlu mengetahui dan memahami mengenai

kecerdasan spiritual, sehingga sebagai konselor atau guru BK kelak

mereka dapat membantu para siswa atau klien untuk mencapai pribadi

yang utuh.

4. Bagi peneliti sendiri

Mendapat wawasan baru khususnya tentang kecerdasan spiritual. Selama

mempelajari topik kecerdasan spiritual ini peneliti diperkaya dan

mendapat banyak masukan sebagai seorang religius yang terus menerus

mengembangkan hidup rohani.

E. Batasan Istilah

a. Deskripsi

Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran sesuatu dengan kata-kata

secara jelas dan terinci (Poerwodarminta, 2003:288)

b. Tingkat

Tingkat dalam pengertian ini menunjuk pada susunan berlapis-lapis dari

variabel-variabel yang diteliti (Tim Penyusun kamus, 1991).

Page 25: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

11

(dalam penelitian ini tingkat dikategorikan atas 5 tingkatan, yaitu Sangat

Tinggi, Tinggi, Cukup, Rendah, Sangat Rendah)

c. Kecerdasan Spiritual (SQ)

Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kemampuan manusia dalam

mengembangkan hal-hal rohani, yaitu memiliki kesadaran diri yang tinggi,

bertindak spontan (cepat tanggap dan cekatan), berpandangan holistik, hidup

terbimbing visi dan nilai, membingkai ulang pengalaman, berefleksi

(kecenderungan untuk bertanya “mengapa”), mengambil manfaat dari

kemalangan atau penderitaan, memiliki rasa keterpanggilan, kepedulian,

merayakan keragaman, independensi terhadap lingkungan, dan rendah hati.

Allah menjadi akar dan pusat dari kecerdasan spiritual.

d. Ordo Santa Ursula Indonesia

Persekutuan hidup religius wanita yang menghidupi spiritualitas Santa Angela

Merici

e. Suster Yunior

Para suster OSU yang belum berkaul kekal (berkaul sementara).

f. Usulan Topik-Topik Bimbingan

Topik-topik bimbingan kelompok yang diusulkan bagi pembinaan suster

yunior OSU yang disusun oleh peneliti berdasarkan item-item hasil penelitian

yang menunjukkan skor rendah.

g. Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok adalah bimbingan yang diberikan kepada lebih dari satu

orang pada waktu yang bersamaan (Winkel, 1997:518)

Page 26: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

12

BAB II

KAJIAN TEORI

Dalam bab ini memuat hakikat kecerdasan spiritual, suster Ordo Santa Ursula,

pentingnya pelayanan bimbingan dalam pembinaan suster yunior dan bimbingan

kelompok.

A. Hakikat Kecerdasan Spiritual

1. Pengertian Kecerdasan Spiritual

Zohar-Marshal (2000:4) mendefinisikan bahwa kecerdasan spiritual adalah

kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai yang

memungkinkan individu untuk menempatkan perilaku dan hidupnya dalam konteks

makna yang lebih luas dan kaya. Ia berpendapat bahwa kerangka tertinggi serta

pemberi konteks tertinggi dari makna dan nilai adalah Tuhan sebagai pusat (centre)

dari diri manusia (Zohar-Marshal, 2000:171).

Menurut Lewin (2005:29-30) kecerdasan spiritual merupakan sebuah

pendekatan yang bisa dilakukan seseorang ketika ia harus mengalami perubahan

kesadaran menuju sebuah kesadaran baru. Perubahan keadaran yang bukan semata-

mata cara baru untuk menata berbagai pengalaman lama atau suatu panggilan untuk

menjalani serangkaian pengalaman baru, namun terlebih pada perubahan persepsi

yang diperlukan untuk mengenali dan memahami getaran baru dalam kesadaran.

Kesadaran baru ini memungkinkan seseorang dapat melihat dan mengetahui makna

yang tersembunyi atas suatu peristiwa yang telah terjadi. Ketika orang mengalami

Page 27: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

13

suatu peristiwa seringkali pada saat pengalaman itu terjadi ia belum mampu melihat

atau mengetahui apa arti di balik peristiwa yang ia alami. Ketika ia mau meluangkan

waktu untuk berdiam diri dan menyadari keberadaannya dalam kejadian itu maka ia

akan menemukan makna dalam peristiwa yang ia alami.

Menurut Sinetar (2001:xv) kecerdasan spiritual merupakan kemampuan

seseorang untuk menghidupkan kebenaran yang paling dalam. Itu berarti seseorang

dapat mewujudkan hal yang terbaik, utuh dan paling manusiawi dari dalam batinnya.

Gagasan, energi, nilai, visi, dorongan dan arah panggilan hidup mengalir dari dalam

batinnya yang terolah dalam ketenangan dan keheningan. Sinetar (2001:12)

menambahkan bahwa gagasan, energi, nilai, visi, dorongan dan arah panggilan hidup

yang mengalir dari dalam batinnya adalah pemikiran yang terilhami. Kecerdasan

spiritual diilhami oleh dorongan, efektivitas dan keberadaan hidup keilahian yang

mempersatukan manusia sebagai bagian-bagiannya. Sinetar mengemukakan

kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan yang mendapat inspirasi, dorongan, dan

efektifitas dari penghayatan manusia akan Tuhan atau theiss-ness

(Nggermanto,2005:117).

Kravitz (www.Spiritualintelligence.com, 2 Maret 2002) berpendapat bahwa

kecerdasan spiritual mengacu pada ketrampilan-ketrampilan, kemampuan-

kemampuan dan perilaku-perilaku yang diperlukan untuk membangun dan

memelihara hubungan dengan Allah sebagai pencipta. Hubungan antara manusia

dengan Allah akan berdampak pada makna serta nilai-nilai kehidupan pribadinya

dalam berelasi dengan orang lain.

Page 28: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

14

Buzan (2003:80) mengemukakan pendapatnya bahwa kecerdasan spiritual

berkaitan dengan segala sesuatu yang lebih besar dan menyeluruh. Seseorang tidak

lagi memikirkan kepentingan diri sendiri namun ia mau memikirkan kepentingan diri

dalam kerangka kepentingan umum. Seseorang yang memiliki gambaran menyeluruh

akan memiliki pengertian yang mendalam mengenai diri sendiri dan orang lain,

penghargaan serta penghormatan kepada kemanusiaan dan berbelas kasih.

Khavari (Sukidi, 2004:53) berpendapat kecerdasan spiritual adalah fakultas

dari dimensi non material manusia (roh manusia). Ia menyoroti tentang kemungkinan

manusia untuk menjadi lebih spiritual, artinya manusia tidak hanya mengejar dan

mengukur keberhasilan hidupnya dengan uang, kesuksesan, kepuasan kerja,

kenikmatan seks, dan seterusnya. Hal-hal yang material ini tidak sepenuhnya

menjamin kebahagiaan seseorang. Kebahagiaan essensial dalam diri manusia terletak

pada kehidupan spiritualnya bukan terletak pada sisi luar yang bersifat jasmani atau

fisik.

Dari pengertian-pengertian diatas peneliti menyimpulkan bahwa kecerdasan

spiritual mengacu pada ketrampilan serta kemampuan individu dalam hal

membangun perilaku-perilaku yang diperlukan untuk menumbuhkan,

mengembangkan dan memelihara hubungannya dengan Allah serta menjadikan Allah

sebagai kerangka dan konteks tertinggi dari makna juga nilai hidupnya. Makna dan

nilai tertinggi bisa diraih oleh individu dalam kehidupannya jika ia telah

merealisasikan nilai dan makna yang telah ia peroleh dari hubungannya dengan Allah

dalam berelasi dengan sesama dan alam semesta.

Page 29: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

15

2. Pentingnya Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan spiritual (SQ) sangat relevan bagi hidup para religius yang

senantiasa menjalin hubungan dengan Tuhan secara intensif. Keheningan (silentium),

doa (retret, rekoleksi dan tridium), membaca bacaan rohani, mendalami kitab suci,

menghayati spiritualitas pendiri dan menjalankan konstitusi tarekat menjadi sarana

untuk mengaktifkan SQ. Pemeriksaan batin yang dilakukan oleh mereka setiap hari

menjadi kesempatan mengasah kepekaan akan realitas spiritual dalam lingkungannya

dalam merasakan kehadiran Tuhan dalam seluruh dimensi kehidupannya.

Sukidi (2004:68-76) menjelaskan bahwa kecerdasan spiritual menjadi penting

dan relevan bagi pengembangan dimensi rohani individu sebagai berikut :

a. Ada segi-segi kehidupan manusia yang tidak bisa diungkapkan atau dijelaskan

dengan sudut pandang ilmu pengetahuan, tidak bisa diatasi dengan

menggunakan akal pikiran atau Intelligence Quotient (IQ) atau diterima

dengan rasa perasaan atau Emotional Quotient (EQ) yang dimiliki manusia.

Segi-segi ini berkaitan dengan hakikat sejati manusia, makna hidup manusia,

arti kehidupan manusia di dunia ini, bagaimana ia menjalani hidup secara

benar dan seterusnya. Untuk menjelaskan segi-segi tersebut manusia

membutuhkan Spiritual Quotient (SQ).

b. Struktur Manusia Utuh adalah Pikiran (Mind), Tubuh (Body) dan Jiwa (Soul).

Pikiran merupakan basis IQ, sedangkan tubuh menjadi dasar EQ. IQ mewakili

dimensi akal budi atau pikiran sedangkan EQ mewakili dimensi emosi atau

rasa perasaan manusia. IQ dan EQ tidak mencukupi untuk mencapai

keutuhan manusia. Manusia bisa dikatakan utuh jika ia memiliki roh yang

Page 30: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

16

menjadi basis dasar SQ. Tubuh dan pikiran menjadi hidup karena ada roh.

Roh menjadi faktor kunci untuk mencapai keutuhan manusia. Manusia tanpa

SQ tidak akan bertumbuh dan berkembang secara utuh.

c. SQ menjadikan manusia sehat secara spiritual. Seperti halnya IQ yang

menjadikan manusia sehat secara pikiran-intelektual dan EQ yang menjadikan

manusia sehat secara emosional, maka SQ menjadikan manusia sehat secara

spiritual. Seseorang yang sehat secara spiritual adalah seseorang yang mampu

memahami nilai-nilai mendasar yang dihayatinya misalnya kebaikan,

keindahan, cinta dan kebenaran. Pemahaman seseorang mengenai nilai-nilai

akan mendorongnya untuk merealisasikan nilai-nilai itu dalam hidup sehari-

hari, dengan demikian ia dapat memaknai berbagai pengalaman secara

spiritual. Ia memiliki pandangan yang lebih mendalam atas pengalamannya,

dapat memberikan makna serta nilai tambah pada kondisinya sekarang. Ia

dapat menggunakan SQ untuk menyembuhkan dirinya sendiri dari

penderitaan, kemarahan dan kekecewaannya yang mendalam. Kesehatan

spiritual tidak bisa diperoleh hanya dengan IQ dan EQ.

d. SQ membimbing manusia memperoleh kedamaian spiritual. Kedamaian

spiritual adalah kedamaian hakiki dalam hidup manusia. Ciri-ciri kedamaian

spiritual adalah adanya perasaan aman (secure), damai (peace), penuh cinta

(loved), dan bahagia (happy). Sedangkan ciri-ciri tidak damai secara spiritual

adalah kebalikannya yaitu merasa tidak aman (insecure), tidak bahagia

(unhappy) dan tidak ada cinta (unloved).

Page 31: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

17

e. SQ membantu manusia meraih kebahagiaan spiritual. Kebahagiaan spiritual

adalah situasi dimana seseorang bisa membebaskan diri dari kecenderungan

materialime dan hawa nafsu (bersikap lepas bebas). Materialisme tidak bisa

menjadi pemenuhan makna yang sesungguhnya, karena semua itu tidak kekal

dan abadi. Misalnya saja, ketika seseorang kehilangan harta benda atau

kekuasaan ia merasa kehilangan seluruh kehidupannya sehingga bunuh diri

atau melarikan diri ke hal-hal yang menyimpang dari nilai-nilai kebaikan dan

kebenaran.

f. SQ mengajarkan kearifan spiritual. Menjalani hidup secara arif, bijak dan

spritual adalah bersikap jujur, adil, toleran, terbuka, penuh cinta dan kasih

sayang terhadap sesama. Kearifan spiritual menghindarkan diri manusia dari

sikap arogan, otoriter dan tamak, serta sikap yang tidak mau mendengar suara

lain disekitarnya karena hanya mengandalkan pikirannya sendiri saja. Hanya

dengan kearifan secara spiritual manusia dapat hidup lebih bermakna dan

bijak, mampu menyikapi segala sesuatu secara lebih jernih dan benar sesuai

hati nurani.

3. Aspek-aspek Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan spiritual (SQ) dalam diri manusia dapat berkembang, jika

manusia mengisi ruang spiritualnya dengan hal-hal baik. Jika ruang spiritual itu

dibiarkan kosong, maka hal-hal yang buruk akan mudah masuk dalam ruang tersebut

dan membuat manusia menjadi bodoh secara spiritual.

Keadaan individu yang bodoh secara spiritual antara lain ditandai dengan

tidak memiliki pemahaman yang cerdas mengenai tujuan hidupnya sendiri yang

Page 32: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

18

dianggapnya penting, ambisius (dia harus mencapai sesuatu demi pencapaian itu

sendiri), menganggap keinginannya adalah kebutuhannya dan memaksakan memiliki

lebih banyak lagi dan sebagainya (Zohar-Marshal, 2000:250-258).

Agar seseorang bisa cerdas secara spiritual maka di dalam SQ ada beberapa

aspek yang bisa dikembangkan oleh seorang individu. Aspek-aspek kecerdasan

spiritual adalah sebagai berikut (Zohar-Marshall, 2005:138-176):

a. Kesadaran Diri Tinggi

Kesadaran diri adalah salah satu kriteria tertinggi dari kecerdasan

spiritual yang tinggi. Mengembangkan kesadaran diri yang lebih besar

merupakan prioritas utama untuk meningkatkan SQ. Langkah pertama untuk

memiliki kesadaran adalah menyadari, mengenal dan mengetahui tentang

keberadaan diri sendiri dengan meningkatkan komunikasi dengan diri sendiri.

Meditasi dan refleksi membantu seseorang untuk membangun kesadaran diri,

sehingga ia mengetahui, menyadari dan meyakini nilai atau motivasi apa

yang menggerakkan dia dalam bertindak atau berbuat sesuatu.

Rogacion (Safaria, 2005:46) mengartikan kesadaran diri sebagai

kemampuan orang dalam menginsafi totalitas keberadaannya sejauh mungkin,

seperti menyadari keinginan, cita-cita, harapan, dan tujuan hidupnya. Orang

memiliki kesadaran diri berarti orang yang bersangkutan mengetahui apa yang

diyakini, apa yang dihargai, dan apa yang memotivasinya secara mendalam

atas tindakan dan keputusan-keputusan yang ia buat.

Seseorang yang tekun dalam menyelami diri sendiri akan semakin

mengenal seluruh keberadaan dirinya, kekurangan dan kelebihannya, bakat-

Page 33: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

19

bakatnya, pengalamannya yang akan memunculkan kesadaran baru terhadap

realita hidup yang telah dan hendak dijalaninya. Kesadaran diri seperti ini

akan membawa orang bersentuhan dengan pusat terdalam diri batinnya,

memungkinkannya untuk membaharui diri terus-menerus dan mendengarkan

panggilan nuraninya.

Kesadaran diri yang tinggi dapat dimiliki oleh seseorang jika ia

sungguh-sungguh mengenali jati dirinya sendiri. Ketika ia bisa menerima

dirinya dengan baik maka ia terbebas dari rasa iri hati kepada orang lain yang

melebihi dirinya. Ia bisa menerima kekurangan dirinya baik dalam hal fisik,

bakat dan potensinya itu sehingga ia mampu mencintai dirinya dan terpacu

mengembangkan diri. Penerimaan dan pengakuan keberadaan diri

berpengaruh terhadap penerimaan dan pengakuannya terhadap sesamanya.

Hal ini sangat penting dan diperlukan dalam membangun relasi dengan

sesama secara lebih baik.

b. Bertindak Spontan

Spontanitas adalah “ketanggapan” seseorang terhadap sesuatu yang

untuknya seseorang terdorong untuk mengambil tanggung jawab atas sesuatu

itu. Bertindak spontan artinya seseorang cepat tanggap dan secara cekatan

memberikan tanggapan yang konstruktif dalam situasi tertentu yang tidak

diharapkan. Spontan di sini bukan berarti tingkah laku atau sikap yang

impulsif semata-mata tetapi sebuah tanggapan atau improvisasi terhadap

sesuatu yang diketahui dari dalam melalui kepekaan batin terhadap situasi

yang dihadapinya (Zohar-Marshall, 2000:185).

Page 34: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

20

Tindakan spontan mengandung keberanian, kemauan dan kerelaan

menerima tanggung jawab serta sanggup menjalankan tanggung jawab dalam

mengatasi atau menerima situasi yang tidak menyenangkan. Sikap berani

berarti sadar dan mau menanggung resiko untuk merasa tidak nyaman atas

setiap tanggung jawab yang diterima dan dijalani. Ketika seseorang bersikap

spontan ia menemukan dan lebih mengenal dirinya serta mengetahui bahwa ia

adalah bagian dari dunia.

c. Mengambil Jarak dan Mengambil Manfaat dari Kemalangan

Mengambil manfaat dari kemalangan berarti mampu belajar dari

pengalaman penderitaan atau kegagalan yang dialami. Penderitaan yang

dialami oleh seseorang mengajar orang tersebut mengetahui batas-batas

kemampuannya dan melampaui keterbatasan itu. Orang bisa bertumbuh ketika

ia mau belajar dari penderitaan atau kesalahan yang ia alami sehingga ia dapat

meraih keberhasilan atas kegagalan yang dialami sebelumnya.

Kemampuan memanfaatkan penderitaan ini meliputi sikap jujur atas

penderitaan yang dialami, kelemahan, kekeliruan yang telah dilakukan, berani

menanggung kepedihan serta rasa malu yang timbul dari kesalahan atau

penderitaan yang di alami. Memanfaatkan penderitaan menuntut pengakuan

atas realita bahwa ada persoalan atau masalah tertentu yang tidak dapat

dipecahkan, bahkan ketika suatu persoalan tertentu tidak dapat dipecahkan

meskipun telah mengunakan kemampuan yang dimilikinya untuk

memecahkan persoalan tersebut.

Page 35: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

21

Pengaruh penderitaan dan kesulitan yang dihayati sebagai kesempatan

untuk membangun diri, akan mengubah sesuatu yang lemah akibat

penderitaan itu menjadi kuat dan matang. Pengakuan seperti ini memberikan

kearifan dan kematangan dalam diri orang tersebut sehingga ia menjadi lebih

dewasa dari keadaan sebelumnya.

Seseorang dapat mengambil manfaat dari kesulitan atau penderitaan

yang ia hadapi jika ia dapat berdamai dengan kehidupannya yang diwarnai

dengan penderitaan, kelemahan dan kesalahan. Ia akan menjadi orang yang

mampu menghadapi penderitaan dalam hidupnya dengan ringan sehingga

orang dapat melampaui penderitaannya tanpa terbebani oleh persoalan dan

penderitaan yang ia hadapi.

Kemampuan mengambil manfaat dari penderitaan bisa juga berarti

kemampuan untuk mengubah kutuk menjadi berkat. Artinya, mampu melihat

suatu penderitaan ini menjadi titik tolak perkembangan dirinya menjadi lebih

matang, lebih dewasa dan lebih mantap dalam menjalani kehidupannya.

Kemampuan mengambil manfaat dari penderitaan berarti ketrampilan

seseorang untuk mengolah setiap situasi atau peristiwa tertentu yang

membuat mereka lemah tidak berdaya dan mengubahnya menjadi satu

kekuatan untuk melangkah maju.

d. Terbimbing oleh Visi dan Nilai

Visioner didefinisikan sebagai suatu kemampuan yang dimiliki

seseorang untuk berpikir atau merencanakan masa depan secara bijak dan

imajinatif, dengan menggunakan gambaran mental tentang situasi yang dapat

Page 36: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

22

dan mungkin terjadi di masa mendatang (Buzan, 2003:33), sedangkan visi

adalah suatu tujuan yang ingin dicapai dari apa yang ia gambarkan dan

rencanakan untuk masa yang mendatang. Visi pasti mengandung nilai-nilai

yang sangat berarti untuk diwujudkan.

Visi menjadi “cahaya pembimbing” dalam hidup seseorang. Tujuan

hidup bukan sekedar suatu gagasan yang baik namun sebagai sesuatu yang

bermuatan perasaan dalam kerja dan hidup yang menyediakan orientasi serta

arah hidup. Tujuan hidup membuat seseorang tergerak untuk mencurahkan

segala perhatian dan tenaganya dengan sepenuh hati dalam usaha

mencapainya.

Junaidi (2006:182-183) mengatakan bahwa keselarasan antara angan-

angan atau cita-cita yang ingin dicapai sebagai tujuan hidup dengan kegiatan

atau kerja sehari-hari, membuahkan pertumbuhan pribadi, keberhasilan dan

kepuasan dalam hidup. Buechner berpendapat bahwa tujuan hidup atau tempat

tujuan yang ditentukan oleh Tuhan adalah tempat di mana seseorang

menemukan kebahagiaan dalam kehidupannya (Junaidi, 2006:183).

Jadi orang yang terbimbing visi dan nilai dalam menjalani hidup

berarti ia tahu persis visi dan nilai apa yang saat ini ia hidupi dan ia

perjuangkan. Visi dan nilai yang ia perjuangkan menjadi “cahaya

pembimbing” dalam menjalani dan mengisi hidupnya sehingga menjadi lebih

terarah, bermakna dan bernilai.

Page 37: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

23

e. Berpandangan Holistik

Holisme adalah sebuah pandangan pada sebuah realitas bersama yang

lebih mendalam yang mendasari kebanyakan perbedaan dan mampu melihat

suatu masalah dan membuka masalah tersebut menuju potensialitas yang lebih

dalam, sehingga orang menemukan hal baru yang mengembangkan dirinya.

Berpikir holistik merupakan suatu kemampuan dalam melihat pola-

pola dan hubungan-hubungan yang lebih luas, melihat hubungan-hubungan

antar hal yang bekerja secara internal, hubungan yang tumpang tindih, dan

pengaruh-pengaruh secara utuh. Orang yang berpandangan holistik berarti

seorang yang mampu melihat suatu permasalahan dari setiap sisi dan melihat

bahwa setiap persoalan memiliki setidaknya dua sisi atau lebih.

Cirri orang yang berpikir holistik adalah orang yang reflektif dan

berpikiran luas, sangat peka terhadap gerak batin dalam situasi tertentu.

Mereka selalu sadar bahwa mereka ikut bertanggung jawab dalam

keseluruhan dan selalu sadar bahwa keseluruhan itu mempengaruhi dirinya

sendiri dan orang lain.

f. Kepedulian

Kepedulian adalah satu rasa kebersamaan yang aktif dan kemauan

untuk terlibat. Kepedulian menuntut orang merasakan kesetaraan sebagai

sesama manusia dengan orang di sekitarnya, bahkan jika ada pandangan-

pandangan yang berbeda di antara mereka. Seseorang tidak lagi terkurung

dengan pandangannya sendiri, tetapi bisa memahami pandangan orang lain

Page 38: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

24

juga dan bisa merasakan apa yang menjadi latar belakang dari pandangan

orang lain tersebut.

Buzan (2006:43) mengungkapkan bahwa salah satu ungkapan

kepedulian terhadap orang lain adalah belas kasih (compassion). Belas kasih

menjangkau orang lain melalui rasa sayang dan hormat, memiliki komitmen

kepada orang lain dan ikut bertanggung jawab dalam menolong mereka.

Orang yang memiliki kepedulian adalah orang yang mampu berempati

karena merasa bahwa ia menjadi bagian dari yang lain dan menjadi pelindung

bagi yang lain tanpa pamrih. Ia hanya digerakkan oleh motivasi yang tertinggi

yaitu kebaikan dirinya dan kebaikan orang lain.

Safaria (2005:106) mengartikan empati sebagai pemahaman seseorang

tentang orang lain berdasar sudut pandang, perspektif, kebutuhan-kebutuhan,

pengalaman-pengalaman orang yang bersangkutan. Untuk itulah sikap empati

sangat dibutuhkan di dalam proses bersosialisasi agar tercipta hubungan yang

bermakna dan saling menguntungkan.

g. Merayakan Keragaman

Ada pandangan bahwa tiap orang adalah sebuah mujizat dan masing-

masing memiliki kisah hidup yang unik. Pandangan ini mengajak setiap orang

untuk berpikir positif tentang seseorang. Situasi apapun yang dihadapi oleh

seseorang, itu merupakan kekayaan dari pengalamannya. Mengagumi dan

menghormati orang lain merupakan satu cara untuk mengakui bahwa masing-

masing orang itu memiliki keunikan.

Page 39: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

25

Merayakan keragaman bisa berarti mempercayai orang lain, mencintai

atau setidak-tidaknya menghargai orang lain yang berbeda dengan diri sendiri.

Menghargai pandangan-pandangan orang lain yang berbeda dan bahkan yang

bertentangan dengan pandangannya, merupakan ciri khas bagi orang yang

bisa merayakan keragaman. Orang yang demikian berarti mampu melihat

bahwa dengan adanya perbedaan menjadi sebuah peluang. Hal ini

mensyaratkan orang memiliki sikap yang bisa selalu bersyukur kepada Tuhan

atas perbedaan yang ada pada orang lain. Ia mampu melihat bahwa adanya

perbedaan akan memperkaya realitas dan peluang-peluang dirinya. Hal ini

mengandung sikap rendah hati terhadap pandangannya sendiri dan mengakui

kebaikan atau kebenaran juga ada dalam pandangan orang lain.

h. Independensi terhadap Lingkungan

Orang yang memiliki independensi terhadap lingkungan adalah orang

yang memiliki keyakinan teguh dalam diri dan sanggup menentang arus

dalam lingkungannya ketika nilai yang tengah diperjuangkannya demi

kepentingan umum dan kebaikan bersama mendapat pertentangan. Ia sanggup

mengambil jarak dari keadaan lingkungannya yang mempengaruhi

independensinya, meskipun ia akan menemui dirinya terisolasi dan tidak

popular dalam lingkungannya. Ia memiliki keteguhan dan ketabahan hati

untuk tetap melangkah di jalan yang dipilihnya.

Independensi terhadap lingkungan mensyaratkan satu kesanggupan

mengambil jarak dari paradigma pribadi, kesanggupan untuk mengetahui

kapan ia berbuat keliru atau berpikir sempit serta keberanian merombak

Page 40: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

26

bahkan meruntuhkannya. Independensi lingkungan berarti independen dari

keterbatasan-keterbatasan, bebas dari kecenderungan-kecenderungan negatif

yang memenjarakan diri.

Pada tingkat spiritual independensi terhadap lingkungan berarti

memiliki perspektif yang lebih luas dan independen. Ia teguh, terfokus, tabah,

berpikiran independen, kritis terhadap diri sendiri, berdedikasi dan

berkomitmen.

i. Kecenderungan Bertanya “Mengapa?”

Seseorang yang cerdas secara spiritual selalu mencari arti atau makna

dibalik setiap kejadian atau peristiwa dari pengalaman, baik yang dialami

sendiri ataupun yang dialami orang lain. Dalam proses menemukan makna,

seseorang terdorong untuk mempertanyakan kejadian atau peristiwa tertentu

yang dialaminya tersebut kepada dirinya sendiri. Jika ia belum juga

memahami, ia berusaha untuk mengerti dengan merenung, berbicara pada diri

sendiri dalam relung-relung hati terdalam.

Pertanyaan mendasar yang sering muncul adalah “Mengapa?”.

Pertanyaan “Mengapa” ini memotivasi seseorang secara mendalam untuk

memahami segala sesuatu sampai ke akar-akarnya atau intinya. Artinya ia

tidak menerima begitu saja suatu keadaan, pendapat, keputusan, dan aturan

yang ada. Ia akan menanyakan alasan-alasan, cara kerja dan dasar dari

keadaan, pendapat, keputusan atau aturan yang ada. Melalui permenungan

yang dalam dan refleksi yang serius membawa orang melampaui apa yang ada

Page 41: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

27

dalam situasi saat ini dan mendorong orang mengeksplorasi masa depan.

Dengan demikian ia dapat menjalankan berbagai aturan, keputusan, dan

pendapat yang ada dengan penuh kesadaran dan kerelaan dalam

menjalankannya.

Jika pertanyaan “Mengapa” selalu bergema dalam diri seseorang, ia

akan selalu waspada dalam menjalani hidup dan menjadi lebih peka dan awas

terhadap gerakan batin yang akan menuntunnya untuk melihat nilai dan

makna baru yang belum dilihatnya ketika ia mengalami suatu peristiwa dalam

hidupnya.

Saat orang merenungkan dan merefleksikan mengenai diri sendiri,

situasi atau peristiwa tertentu serta jujur mengakui jawabannya ia akan

melihat dan menyadari pontensialitas-potensialitas yang dimilikinya. Oleh

karena ia dapat memahami potensialitas-potensialitas itu, maka akhirnya ia

mampu mengubah potensialitas-potensialitas itu menjadi aktualitas.

j. Membingkai Ulang Pengalaman (Merekonstruksi atau Mengolah Hidup)

Membingkai ulang merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang

dalam proses pengolahan hidup yang ia jalani. Pengolahan hidup ini diawali

dengan melihat masa lalu dan menghadirkan masa sekarang sehingga dari

aktivitas itu ia mendapatkan bahan pembelajaran diri. Pertama-tama yang

harus dilakukan oleh seseorang yang ingin membingkai ulang adalah

menyadari asumsi-asumsi atau pandangan-pandangan diri sendiri terhadap

suatu hal.

Page 42: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

28

Pada level spiritual, membingkai ulang akan membawa sesuatu yang

baru dalam cara berpikir, cara merasa dan cara bertindak. Hal baru itu akan

muncul jika orang berusaha dan berani meruntuhkan batas-batas, asumsi-

asumsi dan pandangan-pandangan yang keliru atau sempit. Perlu disadari hal

tersebut akan membawanya pada zona ketidaknyamanan. Orang yang bisa

membingkai ulang akan lebih visioner, sanggup membayangkan atau bahkan

merealisasikan masa depan yang belum ada. Keterbukaan terhadap segala

kemungkinan-kemungkinan yang terjadi merupakan salah satu ciri orang yang

mampu membingkai ulang seluruh pengalaman hidupnya. Ia dapat melihat

bagaimana kemungkinan itu relevan dengan pengambilan keputusan di masa

kini. Ini berarti orang bisa menempatkan satu satu masalah atau situasi ke

dalam bingkai berbeda sehingga melihatnya dengan perspektif yang baru dan

lebih luas.

Halangan paling besar dalam membingkai ulang atau merekonstruksi

suatu pengalaman, masalah atau kejadian yang dialami adalah pikiran orang

itu sendiri. Manusia sering berpikir dan terpaku pada batas-batas asumsi

sendiri tanpa melihat kebenaran yang lain atau perspektif yang berbeda

dengan perspekstif yang selama ini diyakini kebenarannya.

Kemampuan ini mensyaratkan bahwa orang mampu mengambil jarak

dari satu situasi atau masalah untuk mencari gambaran yang lebih lengkap dan

konteks yang lebih luas, misalnya dengan cara bermeditasi dan berefleksi.

Kemampuan mengambil jarak dari suatu situasi atau masalah yang dialami

akan membuat orang mempunyai kesempatan untuk keluar dari dirinya

Page 43: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

29

sehingga memiliki perspektif yang baru. Ia bisa melihat posisi dirinya dalam

situasi atau masalah tersebut dan akhirnya tahu ia harus dan bisa berbuat apa

untuk keluar dari masalahnya, atau ia siap sedia menerima situasi tersebut jika

ternyata ia tak mampu mengubahnya.

k. Kerendahan Hati

Sikap rendah hati melampaui batas-batas yang dibuat oleh ego dan

perasaan seseorang. Sikap rendah hati membuat orang tidak terlalu disibukkan

dengan hal-hal yang harus dilakukan hanya sekedar untuk memperoleh

pengakuan bahwa dirinya orang penting, serba bisa dan paling hebat.

Kesombongan muncul saat orang berpikir bahwa mereka merasa tahu lebih

banyak daripada siapapun. Orang seperti ini memiliki sedikit motif untuk

mendengarkan atau belajar dari orang lain

Sikap rendah hati membuat orang sadar bahwa keberhasilan dan

kesuksesan hidupnya hanya karena anugerah Tuhan lewat peran orang lain.

Kerendahan hati mendorong orang lebih peka terhadap kebutuhan sesama dan

rela memberi ruang bagi mereka untuk menyadari bakat-bakat terbaiknya.

Sikap rendah hati juga tampak pada sifat orang yang mau bertanya untuk

memperoleh pemahaman mengenai sesuatu hal. Ia mencari saran dari orang

lain yang ia anggap lebih bijaksana dan lebih mengetahui seluk beluk tentang

hal itu. Ia mau mengakui bahwa dirinya memiliki keterbatasan yang bisa

membuatnya salah. Ia juga mau mengakui orang lain bisa benar atau lebih

Page 44: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

30

benar dari dirinya. Kerendahan hati memunculkan sikap kritis terhadap diri

sendiri dan siap mengakui keterbatasan diri.

l. Rasa Keterpanggilan

Rasa keterpanggilan sangat berkaitan dengan sikap rendah hati yang

dimiliki oleh seseorang, karena orang yang rendah hati mampu bersentuhan

dengan kesadaran bahwa nilai sejati dirinya muncul dari sesuatu yang lebih

dalam daripada egonya. Ia menyadari bahwa dirinya bagian dari alam

semesta, umat manusia dan hamba Tuhan. Ketika orang mampu melampaui

egonya dan bisa melihat dirinya menjadi bagian dari orang lain, maka ia

terdorong untuk melayani sesama sebagai ungkapan syukur atas segala

kebaikan yang telah diterimanya.

Seseorang yang terpanggil digerakkan oleh kesadaran akan visi dan

tujuan hidup untuk berbuat dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang

terkandung di dalamnya. Ia merasa terpanggil untuk mengabdi kepada sesuatu

yang lebih tinggi serta mewujudkan kebaikan dan keindahan di dunia ini. Hal

ini merupakan panggilan untuk mengikuti suatu perasaan akan tujuan personal

yang dalam, sebuah kebutuhan untuk berbuat berdasarkan cita-cita dan nilai-

nilai terdalam.

Perasaan terpanggil lebih mendalam daripada semata-mata memiliki

ambisi atau tujuan. Memiliki rasa keterpanggilan berarti dikendalikan oleh

satu keinginan untuk membuat hidup berguna dan kebutuhan kuat untuk

melakukan perubahan yang lebih baik. Perasaan terpanggil ini biasanya

mengikuti rasa syukur yang mendalam, sebuah perasaan bahwa seseorang

Page 45: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

31

sudah menerima sangat banyak dan kini ia ingin memberi. Tindakan memberi

ini tidak dimaksudkan untuk memanipulasi orang yang menerima pemberian,

melainkan sebuah hadiah, ungkapan terima kasih yang timbul dari rasa hormat

atas anugerah hidup.

Orang yang memiliki rasa keterpanggilan biasanya penuh perhatian

dan realistis. Ia memiliki rasa damai dengan kehidupan dan memiliki rasa

yang mendalam atas seluruh aspek kehidupannya. Ia memiliki vitalitas atau

kemampuan yang dapat menginspirasi orang lain. Ia murah hati, tidak hitung-

hitung dalam berbelas kasih pada sesama, ia mempergunakan bakat-bakatnya,

karyanya, waktu dan memberi semua itu dengan penuh kerelaan. Ia memiliki

sikap keterlibatan yang mendalam sesamanya.

4. Karakteristik Individu yang memiliki Kecerdasan Spiritual yang tinggi

Menurut Zohar-Marshal (2005:135-136), seorang individu yang memiliki

kecerdasan spiritual yang tinggi adalah sebagai berikut :

a. Kesadaran diri yang tinggi

b. Memiliki sikap mudah dan cepat tanggap terhadap situasi atau peristiwa

tertentu dan cekatan dalam bertindak untuk mengambil tanggung jawab atas

situasi/peristiwa tersebut (spontanitas)

c. Tindakan atau perbuatannya terbimbing oleh visi dan nilai

d. Kesanggupan untuk melihat pola-pola, hubungan-hubungan, dan keterkaitan-

keterkaitan yang lebih luas (holistic)

e. Memiliki sikap empati atau kepedulian yang tinggi

Page 46: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

32

f. Memiliki sikap yang mampu menghargai perbedaan (merayakan keragaman)

g. Memiliki keberanian melawan arus (independensi lingkungan)

h. Memiliki sikap batin yang reflektif (bertanya “mengapa”)

i. Mampu menghadapi realita yang terjadi sesuai dengan konteks persoalan dan

situasi yang terjadi

j. Mau belajar dari kesalahan, mampu melihat kesalahan atau kegagalan sebagai

suatu kesempatan, lentur tidak mudah patah

k. Memiliki sikap kerendahan hati

l. Mampu bersyukur dan berterimakasih atas segala situasi yang diterima dan

terdorong atau terpanggil untuk berbuat baik bagi sesama

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecerdasan Spiritual.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan spiritual

yang dimiliki oleh seseorang (Zohar-Marshal, 2000:65-95). Faktor-faktor itu antara

lain:

a. Pikiran Sadar Manusia yang Dipengaruhi oleh Aktivitas getaran saraf

otak yang disebut Osilasi Saraf 40 hz (Zohar-Marshal, 2000: 68)

Otak menghasilkan dan menstrukturkan pemikiran manusia, yang

memungkinkannya memiliki perasaan, serta menjembatani kehidupan spiritual.

Kehidupan spiritual adalah kesadaran akan makna, nilai, dan konteks yang sesuai

untuk memahami pengalaman. Kesadaran manusia dipengaruhi oleh aktivitas

osilasi saraf 40 Hz. Pikiran sadar memampukan manusia menyadari keadaan diri

dan lingkungan, melakukan pilihan-pilihan bebas dalam berhadapan dengan

Page 47: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

33

dunia. Otak menjadi jembatan antara kehidupan batin dan dunia lahiriah (Zohar-

Marshall, 2000: 35-36). Aktivitas osilasi saraf 40 Hz ini bekerja menyatukan

semua hal yang diperlukan agar otak dapat bekerja sebagai sebuah unit yang utuh,

menyatukan sistem-sistem kecakapan otak dan memadukan IQ dan EQ dengan

aktivitas SQ.

Aktivitas osilasi saraf 40 Hz. di seluruh otak memungkinkan terjadinya

pengenalan waktu dan pemahaman “isi” dalam pengalaman koginitif manusia

(Zohar-Marshall, 2000:67). Hal inilah yang memungkinkan berfungsinya pikiran

sadar dan menempatkan pengalaman dalam kerangka makna yang lebih luas.

Zohar-Marshal (2000:76) menyimpulkan bahwa osilasi saraf 40 Hz

merupakan argumen ilmu saraf tentang keberadaan SQ dengan data-data sebagai

berikut bahwa osilasi saraf 40 Hz ada di seluruh bagian otak dan sangat berkaitan

dengan keberadaan kesadaran di dalam otak. Osilasi saraf 40 Hz. ini “mengikat”

peristiwa inderawi dan kognitif individual di dalam otak dalam kerangka yang

lebih luas dan bermakna.

b. Kepekaan Manusia akan Realitas Spiritual yang dipengaruhi oleh God

Spot (Titik Tuhan)

“Titik Tuhan” (God Spot) ditemukan di dalam otak. Yang dimaksud

dengan “Titik Tuhan” adalah sekumpulan jaringan saraf yang terletak di daerah

lobus temporal. Lobus temporal merupakan bagian otak yang terdapat di balik

pelipis. Jaringan saraf ini berfungsi untuk membuat seseorang mengajukan

petanyaan-pertanyaan fundamental seputar makna eksistensi dan mencari

Page 48: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

34

jawaban-jawaban yang fundamental atas pertanyaan tersebut (Zohar-Marshal,

2005:120-121).

“Titik Tuhan” menyebabkan seseorang bersikap idealistis dan mencari

solusi-solusi ideal atas masalah-masalah yang dihadapi. “Titik Tuhan” membuat

seseorang berhasrat pada sesuatu yang lebih tinggi, memimpikan masa depan

yang lebih baik. Bagian ini sangat aktif ketika seseorang mendapatkan

pengalaman spiritual, misalnya saat melihat keindahan alam, ia merasa bersyukur

atas anugerah keindahan itu yang kesemuanya itu menimbulkan gairah yang

berkobar dan motivasi yang tinggi dalam menjalani hidup.

Pada diri orang-orang religius, “Titik Tuhan” aktif ketika mereka merasa

sedang berhubungan dengan kebenaran-kebenaran agama mereka dan

bersentuhan dengan kehadiran Tuhan yang ada dalam jiwa manusia. “Titik

Tuhan” relatif sesuai untuk meningkatkan kualitas hidup, artinya jika aktivitas

“Titik Tuhan” terintegrasi dengan usaha-usaha manusia untuk mengaktifkannya

dan memaksimalkan potensinya maka ia akan menemukan makna hidup yang

sejati.

Untuk menghasilkan pengalaman spiritual, aktifitas “Titik Tuhan” harus

sepenuhnya diintegrasikan dengan aktifitas yang lebih luas dari otak, yaitu dengan

IQ dan EQ (Zohar-Marshal, 2005:120-121). Orang yang memiliki SQ tinggi

kemungkinan besar mempunyai aktivitas tinggi pada “Titik Tuhan”. Akan tetapi

tingginya aktivitas “Titik Tuhan”, tidak dengan sendirinya menjamin SQ tinggi,

namun “Titik Tuhan” itu harus dipadukan menjadi bangunan umum dari emosi,

Page 49: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

35

motivasi dan potensi manusia, serta membawanya ke dalam dialog dengan pusat

diri (Zohar-Marshall, 200:96).

Apabila terjadi kerusakan pada otak secara serius karena proses kelahiran

maka juga akan terjadi kerusakan pada syaraf-syaraf otak. Kerusakan pada

syaraf-syaraf otak akan berpengaruh pada kerusakan hubungan-hubungan antar

syaraf dan “Titik Tuhan”. Dengan demikian kerusakan pada “Titik Tuhan” akan

menyebabkan perkembangan SQ orang terganggu. Proses kelahiran yang tidak

menyebabkan kerusakan pada otak bayi akan mempunyai pengaruh positif

terhadap SQ dan perkembangannya.

c. Keseimbangan pikiran, perasaan dan perilaku dalam hidup sehari-hari.

Menurut Zohar-Marshall (2000:148-149) kecerdasan spiritual terhambat

jika ada beberapa bentuk keterasingan dari pusat diri yang menyatukan.

Seringkali dalam kehidupan seseorang terlalu rasional, terlalu sadar diri,

cenderung pada permainan (topeng), dan sikap luar. Hal ini mengakibatkan tubuh

dan energi seseorang terpisah, tidak mengenal impian dan tujuan hidup diri

sendiri.

Sering terjadi seseorang terhanyut oleh perasaan negatif yang

mencengkeram hidupnya, misalnya rasa marah, takut, tamak dan iri. Kehidupan

menjadi tidak seimbang sehingga tidak bisa mengatasi ketidakseimbangan dalam

diri orang lain.

d. Penghayatan Ke-Tuhanan dalam Keheningan (Theis-ness)

Walsch (Zohar-Marshall, 2000:171) mengatakan bahwa Tuhan mewakili

kerangka dan pemberi konteks tertinggi dari makna dan nilai. Ketika seseorang

Page 50: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

36

melakukan kontak dengan Tuhan melalui doa ia mampu melakukan

rekontekstalisasi dan menempatkan segala hal dalam kerangka makna yang lebih

luas, pada saat itulah SQ dalam diri seseorang berfungsi.

Ketika seseorang berdoa dan “berbicara” pada Tuhan, pada saat itulah ia

sedang melakukan hal terbaik yang bisa dilakukan untuk mencapai kearifan

bawaan dan mampu berhubungan dengan seluruh realitas. Kondisi semacam ini

akan menumbuhkan kesadaran dalam diri, menggali nilai-nilai dan menyadari

tujuan hidup. Saat itulah SQ orang tersebut mulai bersinar.

e. Keheningan Batin

Ketika kehidupan seseorang disibukkan oleh kegiatan-kegiatan di luar diri,

ia harus mencari waktu untuk berjumpa dengan eksistensi diri melalui keheningan

batin. Jika tidak demikian ia akan semakin jauh terbawa arus kesibukan dan

hingar bingar dunia. Situasi seperti ini akan membawa seseorang jauh dengan

dirinya dan merasa terasing dengan dirinya.

Melalui keheningan batin, ia mampu menyadari keadaan dirinya,

mempertegas nilai-nilai yang diperjuangkannya, dan menjadi lebih siap

menghadapi hambatan-hambatan dalam mencapai kepenuhan hidup yang lebih

bermakna. Melalui keheningan batin seseorang mampu bersatu dengan diri dan

penciptanya.

Keheningan batin bisa diusahakan jika seseorang mau meluangkan waktu

untuk menarik diri dari kesibukan dan berdiam diri. Dalam situasi kesendirian

dalam keheningan seseorang akan memiliki waktu untuk berbicara serta

mendengarkan suara diri sendiri yang terdalam sehingga ia akan memiliki

Page 51: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

37

kesadaran yang tinggi atas dirinya sendiri. Menurut Zohar-Marshal (2005:140)

meditasi dan rekoleksi merupakan beberapa cara untuk membangun kesadaran

diri yang tinggi. Meditasi dan rekoleksi adalah bentuk-bentuk kegiatan dalam

menjaga keheningan batin.

B. Pandangan Umum tentang Ordo Santa Ursula

1. Ordo Santa Ursula

Ordo Santa Ursula (selanjutnya disebut OSU) merupakan suatu persekutuan

wanita religius awam yang tidak menikah. OSU merupakan salah satu cabang

keluarga rohani yang didirikan oleh Santa Angela Merici pada tanggal 25 November

1435 (Kons. OSU Art. 1) di Brescia, Italia Utara.

Angela Merici mendirikan OSU dengan tujuan menolong gadis-gadis remaja

yang ingin mengabdi kepada Allah, sebagai orang yang dibaktikan tanpa terikat pada

kaul, ditengah dunia yang telah menjauh dari Allah (Kons. OSU hal. 8). Latar

belakang dari tujuan yang ingin dicapai ini adalah keadaan masyarakat Brescia yang

waktu itu dalam situasi yang memprihatinkan. Terjadinya perang antara Italia dan

Perancis menyebabkan kota Brescia yang menjadi ajang pertempuran kedua negara

ini menjadi kacau balau, banyak anak-anak dan perempuan terlantar karena

kehilangan ayah atau suami. Kemerosotan moral dan ekonomi tak bisa dihindari,

akibatnya banyak orang hidup mencari kesenangan sesaat yang bisa meringankan

beban hidup mereka saat itu. Banyak perempuan yang hidup menjadi pelacur dan

menjadi perempuan simpanan untuk bisa memenuhi dan mencukupi kebutuhan

keluarganya.

Page 52: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

38

Kepekaan Angela Merici terusik dengan situasi ini, ia tergerak membantu orang

yang menderita akibat perang terutama anak-anak dan para gadis. Angela mengajari

mereka berdoa dan memberi ketrampilan berbagai kerajinan tangan seperti apa yang

telah ia peroleh dari ibunya waktu ia remaja. Angela Merici menaruh perhatian besar

kepada orang lain karena cinta, penghargaannya terhadap setiap pribadi dan

keyakinannya yang kuat akan bimbingan dan kasih Allah (Mariani - Rio, 2004:19-

21). Melalui tindakannya itu Angela ingin menampakkan kasih Allah dan kuasa Roh

bagi dunia. Ia mau menjadi utusan bagi sesama dan mau hidup di dunia ini (Konst.

OSU Art. 12). Banyak gadis yang tertarik untuk hidup seperti Angela dan Angela

mau menerima mereka untuk berkumpul dan berdoa menimba kekuatan untuk

membantu sesama yang menderita.

Perkumpulan Angela Merici dan para gadis yang tertarik terhadap kehidupannya

berkembang menjadi sebuah persekutuan yang besar dengan nama Persekutuan Santa

Ursula dan yang kini di kenal dengan nama Ordo Santa Ursula (OSU). Persekutuan

ini tersebar di seluruh benua dunia yaitu Amerika, Australia, Afrika, Asia, dan Eropa.

Pada tanggal 7 Februari 1856 OSU datang di Indonesia dan bergerak pada bidang

pendidikan sampai sekarang.

Angela Merici memberi teladan bagi para pengikutnya untuk berusaha memiliki

cinta kasih ganda dan tunggal yang saling menjiwai dalam pemberian diri yang utuh

untuk mengabdi kepada Allah serta bagi keselamatan seluruh dunia dengan

mengarahkan segalanya demi kemuliaan Allah dan kebahagiaan jiwa-jiwa (Prakata

Nasihat. Santa Angela Art. 18).

Page 53: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

39

2. Spiritualitas Ordo Santa Ursula

Kekhasan spiritualitas OSU didasari oleh sifat-sifat Angela Merici yaitu

cintanya kepada Kristus dan kepekaannya terhadap Roh Kudus. Pengertiannya yang

mendalam tentang Alkitab dan doa menumbuhkan sikap rela berkorban, mau

mengabdi, dan memberi perhatian kepada martabat manusia. Kerendahan hati,

kebijaksanaan dan imannya yang teguh membuahkan kepribadian yang kuat.

Pandangannya yang tajam, realistis, kreatif, dinamis dan optimisme yang berkobar-

kobar terlihat dalam keberaniannya mengambil resiko dan kemampuannya untuk

memimpin persekutuan OSU ( Sasmita, 1976: 13-32).

Spiritualitas Angela Merici memiliki dua unsur pokok yaitu kontemplasi dan

aksi (Konst. OSU. Art. 1-8)

a. Kontemplasi.

Kontemplasi adalah salah satu metode untuk menjalin relasi yang intim

dengan Tuhan. Melalui kontemplasi para suster OSU berusaha untuk semakin

mengenal, mencintai dan mengikuti Yesus dalam salib dan kebangkitannya.

Mengenai relasi intim dengan Tuhan ini Santa Angela berbicara tentang Yesus

sebagai kekasih (Nasihat terakhir St. Angela Art. 23). Pengikut Angela hendaknya

selalu menyadari bahwa satu-satunya perlindungan mereka adalah di kaki Yesus,

Yesus adalah satu-satunya harta (Nasihat ke V St. Angela Art. 43). Relasi

istimewa antara para suster dan Yesus akan membuahkan doa yang hidup dan

mantap. Santa Angela (Regula St. Angela Merici bab V Art. 5) berbicara

mengenai doa :

Page 54: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

40

“Ingatlah hendaklah anda rajin brdoa, baik secara batin maupun doa vocal, yang menyertai puasa, berdoalah terus menerus dengan budi dan hati karena kita terus menerus membutuhkan pertolongan Allah”.

Dalam Regula St. Angela, bab VI (Susinaki, 1997) Angela menegaskan

bahwa jika seseorang suster ingin berdoa untuk waktu lama, masuklah ke dalam bilik,

tutuplah pintu dan berdoalah dengan cara dan selama waktu yang sesuai dengan

ilham roh kudus dan hati nurani. Kehidupan doa setiap suster dapat bertumbuh

dengan subur jika para suster mampu menghayati dengan sungguh dalam hal doa

pribadi, ibadat harian, adorasi, sakramen tobat, sakramen orang sakit, dan

pemeriksaan batin (refleksi). Selain doa dan menerima tanda kehadiran Allah melalui

sakramen para suster mengusahakan mengasah mental dengan menambah wawasan

dan mempertajam rohani dengan bacaan rohani, rekoleksi, retret, triduum dan

bimbingan rohani.

Di dalam aktivitas doa ini seluruh aspek kecerdasan spiritual mendapat

kesempatan untuk berkembang secara maksimal. Kesadaran diri, berpikir holistik,

membingkai ulang, refleksi dengan bertanya “mengapa” menjadi unsur penting dalam

kegiatan ini.

Ketika seorang yunior berdoa, ia mengembangkan dan mengaktivkan

kesadaran dirinya. Ia diajak untuk akrab dengan Tuhan dan diri sendiri. Sesudah

berdoa yunior membingkai ulang visi dan tujuan hidupnya yang ia konfrontasikan

dengan realita dalam hidup setiap hari. Ia mampu berpikir secara utuh dari berbagai

persepktif. Pada akhirnya yunior dapat menjalani hidup dengan visi dan nilai yang ia

peroleh dari sabda Allah dalam kitab suci yang mendorong mereka memenuhi

panggilan untuk mencintai Tuhan dan sesama.

Page 55: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

41

Melalui hidup doa, para yunior mampu mengambil manfaat dari penderitaan,

karena dalam keheningan batin ia bisa keluar dari dirinya dan melihat bahwa dalam

terang kasih Tuhan ia melihat penderitaan yang ia alami merupakan kesempatan bagi

Tuhan untuk mendewasakannya baik secara pribadi maupun rohani.

b. Aksi.

Spiritualitas aksi adalah cara nyata para suster OSU dalam hidup

berkomunitas dan kehidupan karya atau kerasulan. Dalam aksi inilah buah-buah doa

para suster diuji perwujudannya dalam realitas.

1) Persaudaraan Hidup Bersama dalam Komunitas

Konsep dari aspek hidup komunitas adalah para suster memiliki satu

pandangan bahwa mereka dipersatukan oleh Tuhan dalam komunitas religius dan

dipanggil dalam ikatan cinta (Prakata Regula St. Angela Art 17), mampu sehati

sejiwa (Nasihat Terakhir St. Angela, Art1-2) , menyumbang demi pembangunan

komunitas ( Warisan I St. Angela, Art. 79), mempunyai tanggung jawab untuk hadir

dalam komunitas (Warisan VIII St. Angela, Art 1- 6, OSU 85), saling menerima apa

adanya (Konst. Art. 80), menghargai dan mencintai keunikan setiap anggota,

menghargai perbedaan sebagai sesuatu yang memperkaya, saling percaya,

menumbuhkan ketulusan dalam pergaulan, mampu menyatakan pendapat sendiri, dan

mampu menghargai pendapat orang lain (Nasihat II St. Angela, Art. 3), ketulusan

tampak dalam saling menolong, saling memperhatikan, saling mengasihi dengan

hangat, dalam suka dan duka kehidupan sehari-hari (Nasihat II St. Angela, Art. 1),

memberi perhatian pada yang sakit, memberi bantuan rohani bagi yang membutuhkan

(Nasihat II St. Angela, Art1-9), menghormati dan memperlakukan dengan baik pada

Page 56: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

42

suster-suster yang lanjut usia (Regula St. Angela, Bab XI, Art. 29-30), hidup dalam

keseimbangan antara doa, kerja dan istirahat (Nasihat V St. Angela, Art. 13-22).

2) Kesetiaan dan Kesederhanaan dalam Karya atau Kerasulan

Hidup kerasulan atau karya memiliki aspek-aspek sebagai berikut: kerasulan

merupakan kesaksian hidup bakti setiap suster (Regula St. Angela, Art. 8-9),

kerasulan yang sekarang di lakukan bukan kerasulan pribadi melainkan perutusan

dari tarekat (Warisan IX St. Angela, Art. 8-9), kesuburan kerasulan adalah buah dari

persatuan para suster dengan Kristus (Prakata Nasihat St. Angela, Art. 7-8). Dalam

kerasulan yang di percayakan para suster dari tarekat merupakan kesempatan untuk

melayani, menghargai setiap orang yang dijumpai sehingga mampu menolong dan

menghormati panggilan Allah bagi hidup mereka, tugas kerasulan yang diterima

sebagai bentuk keterlibatan para suster dengan tarekat dalam karya, tugas yang

diemban menjadi bagian dari tugas komunitas, tugas kerasulan mengusahakan

perkembangan utuh pribadi manusia (Regula St. Angela, Bab XI, Art. 4), terlibat

dalam karya gereja lokal (Kons. Art. OSU 102), dan menerima panggilan sebagai

misionaris (Kons. Art. OSU 104).

Di dalam aktivitas aksi atau karya yunior telah menghidupi bagaimana ia

harus mengembangkan sikap kepedulian, kerendahan hati, merayakan keragaman dan

bertindak spontan.

3. Program Pembinaan Yunior

Setiap tahun program pembinaan yunior disesuaikan dengan kebutuhan suster

yunior. Jadi program pembinaan bisa berubah dan tidak menetap. Progam ini

Page 57: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

43

dilaksanakan setiap bulan sekali pada saat week-end. Pengembangan program bisa

dilakukan jika diperlukan demi perkembangan pribadi para yunior dan terlebih lagi

perkembangan Ordo Santa Ursula.

Program yunior selalu dipertimbangkan dengan aspek-aspek berikut:

a. Aspek Kognitif

Pembinaan aspek kognitif bertujuan agar para suster yunior semakin memiliki

pengetahuan yang mendalam dan luas tentang ordo, seperti: spiritualitas,

kharisma pendiri, karya ordo, dan pengetahuan umum yang sesuai dengan

situasi dunia. Dengan demikian perkembangan pribadi semakin subur dinamis

mampu menjadikan kerohanian tarekat tetap aktual dan relevan dan akhirnya

dapat menjawab setiap tantangan dan aneka situasi yang berubah.

b. Aspek Rohani

Pembinaan aspek rohani bertujuan agar para suster yunior senantiasa memiliki

cinta yang personal atau semakin dekat dengan Tuhan. Dalam buku Konstitusi

OSU (1984: 37-47) tercantum kegiatan rohani antara lain:

1) Rekoleksi, Triduum dan Retret

Rekoleksi diadakan setiap bulan sekali. Pelaksanaan rekoleksi di komunitas

masing-masing dan biasanya para suster mendapat giliran untuk memimpin.

Triduum diadakan setiap tahun dua kali yaitu saat menjelang hari kelahiran

Kristus dan menjelang hari kebangkitan Kristus. Triduum dilaksanakan

selama tiga hari dan ada imam yang memimpin triduum. Retret diadakan

setiap tahun sekali selama delapan hari. Tema retret sesuai kebutuhan para

suster OSU yang dipimpin oleh suster koordinator pembimbing yunior.

Page 58: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

44

2) Perayaan ekaristi

Para suster yunior wajib mengikuti perayaan ekaristi setiap hari. Perayaan

ekaristi sebagai peringatan wafat dan kebangkitan Kristus dalam penebusan

dunia. Ekaristi merupakan pengikat hidup berkomunitas OSU.

3) Doa meliputi doa pribadi, doa batin dan doa bersama

Doa pribadi merupakan hak istimewa setiap suster untuk berjumpa dengan

Tuhan yang bersemayam dilubuk hati. Masing-masing bertanggung jawab

untuk memilih waktu dan tempat yang paling cocok untuk doanya.

Komunitas mengusahakan supaya hak setiap suster untuk berdoa dihormati.

Doa harian, doa yang setiap hari didoakan pada pagi hari dan sore hari

secara bersama-sama. Doa ini dipanjatkan atas nama seluruh ciptaan dan

suka duka semua orang. Doa batin merupakan komunikasi dengan Tuhan

tanpa waktu khusus, dilakukan secara personal sehingga dalam kesibukan

apapun para yunior belajar untuk selalu berkomunikasi dengan Tuhan

secara personal.

4) Bacaan Rohani

Bacaan rohani merupakan bantuan yang sangat perlu untuk doa, menimba

sumber-sumber dari spiritualitas kristiani yang paling baik. Setiap orang

diberi waktu paling kurang tiga jam seminggu untuk bacaan rohani.

5) Mawas diri

Mawas diri adalah saat penegasan rohani. Artinya kita membuka diri bagi

karya kasih Allah dalam hidup para suster dan bagi Roh yang memberi

terang dan kekautan untuk mengarahkan diri kepada bimbingan-Nya.

Page 59: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

45

6) Sakramen Mahakudus dan Sakramen Tobat

Sakramen Mahakudus menjadi pusat komunitas suster OSU, merupakan

kesaksian cinta kepada Kristus yang hidup di tengah-tengah komunitas para

suster OSU. Sakramen Tobat membawa para suster kepada pertobatan yang

sejati, mengakui diri sebagai pendosa dan menerima pengampunan dari

Allah. Sakramen tobat mendamaikan kembali diri dengan Allah.

7) Bimbingan rohani.

Bimbingan rohani adalah pertemuan suster yunior dengan pembimbing

secara pribadi untuk menceritakan perkembangan kehidupan pribadinya,

baik kehidupan iman maupun kepribadiannya. Bimbingan Rohani

merupakan bantuan dasar untuk tetap setia menjawab panggilan Allah.

c. Aspek Afektif

Pembinaan aspek afektif bertujuan agar para suster yunior mampu mengolah

dan menata gejolak emosi yang ada dalam diri mereka melalui pengolahan diri

secara pribadi atau wawancara pribadi. Para suster yunior wajib menggunakan

kesempatan wawancara pribadi dengan pembina yunior dan pemimpin

komunitas. Wawancara pribadi diharapkan dapat membantu para suster yunior

dalam membina keterbukaan dengan pembina maupun komunitas.

d. Aspek Fisik

Pembinaan aspek fisik bertujuan agar para sustr yunior mampu menjaga

kesehatan sendiri. Jika fisik sehat maka mereka akan menjalankan tugas dengan

penuh semangat dan berdaya guna secara optimal.

Page 60: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

46

e. Pembinaan Apostolik

Pembinaan aspotolik bertujuan agar para suster semakin memperlihatkan

keterlibatan dalam gerak langkah ordo serta bertanggung jawab melalui tugas-

tugas yang dipercayakan mereka. Dengan demikian tugas perutusan ordo

semakin mampu menjawab kebutuhan masyarakat ditengah arus jaman ini.

Seperti halnya kecerdasan spiritual sangat berkembang dalam kehidupan

kontemplasi dan aksi, demikian juga aspek-aspek kecerdasan spiritual sangat

dimungkinkan berkembang dalam diri para yunior. Dalam kapasitasnya kecerdasan

spiritual sebagai ultimate intelgence maka kecerdasan spiritual sangat dibutuhkan

dalam pembinaan keempat aspek diatas.

Jika diperhatikan secara serius, ada kaitan erat antara kecerdasan spiritual,

spiritualitas Angela, dan pembinaan para suster yunior. Oleh karena itu kecerdasan

spiritual menjadi suatu masukan yang sangat penting. Kecerdasan spiritual membantu

para suster yunior untuk lebih menghayati hidup doa dan menuntun mereka dalam

memaknai dan menghidupi nilai-nilai Injil dan dalam spiritualitas pendiri (Konst.

OSU. Art 17-20), sehingga hidup mereka lebih bermakna dan punya arah tujuan.

Para suster yunior diharapkan memiliki kecerdasan spiritual yang memadai untuk

dapat menghayati dan menghidupi nilai-nilai tersebut.

Mengingat pentingnya kecerdasan spiritual ini, peneliti berpandangan bahwa

aspek-aspek kecerdasan spiritual perlu di kembangkan dalam pembinaan para suster

yunior. Oleh karena itu pembimbing para yunior perlu memberikan bimbingan yang

Page 61: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

47

dimaksudkan untuk mengembangkan kecerdasan spiritual para suster yunior.

Bimbingan yang dikembangkan pada masa yunior merupakan suatu usaha untuk

memberi bantuan kepada para suster yunior mempergunakan secara efisien dan

efektif segala kesempatan yang dimiliki demi perkembangan dirinya sehingga para

suster yunior lebih mampu menemukan arah dan tujuan hidupnya sebagai suster OSU

menuju kehidupan panggilan yang semakin lebih bermakna.

C. Pentingnya Pelayanan Bimbingan Masa Yunior

Pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai dalam pelayanan bimbingan para

suster yunior di dalam OSU agar para yunior berusaha memperdalam hidup religius,

kemanusiaan dan profesionalnya, supaya dapat dengan lebih sempurna menjawab

panggilan Tuhan dan dapat bekerja lebih efektif dalam karya penebusan (Konst. Art.

127-128).

Pendampingan yang diberikan pada yunior dimaksudkan agar mereka

mengembangkan potensi-potensinya secara optimal dalam bidang pengetahuan,

keterampilan, sikap, dan nilai-nilai hidup yang diperlukan untuk mempersiapkan diri

untuk pembaktiannya seumur hidup. Berusaha untuk semakin setia dan tekun

menghayati ikatannya dengan OSU (Kons. 1984, Art. 135).

Dalam masa pendampingan diberi waktu banyak untuk menggali hidup doa

dan mempelajari kaul-kaul religius seperti yang dihayati dalam tarekat (dalam hidup

bersama dan dalam karya). Ada baiknya, pelayanan pembinaan yunior lebih banyak

ditekankan pada bidang bimbingan pribadi dan sosial, karena sebagian besar waktu

Page 62: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

48

yang ada di komunitas menuntut mereka untuk belajar menjalin relasi yang baik

dengan Tuhan, diri sendiri dan sesama.

D. Bimbingan Kelompok

Winkel (1997:518) menyebut ada dua macam bentuk bimbingan yaitu

bimbingan individual atau perseorangan dan bimbingan kelompok atau klasikal.

Bimbingan individual adalah pelayanan bimbingan yang diberikan pada satu orang

saja. Sedangkan bimbingan kelompok adalah pelayanan bimbingan yang diberikan

kepada lebih dari satu orang pada waktu yang bersamaan.

Tujuan pelayanan bimbingan kelompok adalah agar supaya orang yang

dilayani menjadi mampu mengatur hidupnya sendiri, mengambil sikap sendiri, dan

berani menanggung sendiri efek serta konsekuensi dari segala tindakannya (Winkel,

1997:519).

Di dalam konteks pembinaan suster yunior Ordo Santa Ursula peneliti

berpandangan bahwa bimbingan kelompok ini akan lebih banyak diarahkan pada

bidang bimbingan Pribadi dan sosial. Arti dari bimbingan pribadi dan sosial adalah

bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai

pergumulan dalam batinnya sendiri; dalam mengatur dirinya sendiri dalam bidang

kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan

sebagainya; serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama

di berbagai lingkungan (Winkel, 1997:142).

Page 63: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi paparan tentang jenis penelitian, subjek penelitian, instrumen

penelitian, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Furchan (1982:415),

penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh status gejala

pada saat penelitian dilakukan.

Rahmat (1989:34-35) menyebutkan tujuan dari penelitian deskriptif yaitu: (1)

mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, (2)

mengidentifikasikan masalah/memeriksa kondisi dan praktek yang berlaku, (3)

membuat perbandingan/evaluasi, dan (4) menentukan apa yang dilakukan orang lain

dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk

menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.

B. Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini ialah suster yunior yang tinggal di pulau Jawa dan

Flores, tidak termasuk yang sedang menjalani masa yunior di Atambua, dan Filipina.

Alasan pemilihan subyek penelitian yang berada di pulau Jawa dan Flores ialah untuk

memudahkan peneliti dalam memperoleh data dari subyek penelitian. Para suster

yunior yang akan menjadi subyek dalam penelitian ini berjumlah 30 orang.

Para suster yunior yang berjumlah 30 orang itu mempunyai latar belakang

pendidikan dan budaya yang bervariasi. Latar belakang, tingkat pendidikan dan

Page 64: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

50

budaya para suster yunior yang di pulau Jawa dan Flores cukup mewakili para suster

yunior di Indonesia.

C. Instrumen Penelitian

1. Alat Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Metode yang

digunakan kuesioner ini adalah metode skoring yang dijumlahkan (summated rating),

dengan skala likert yang terdiri atas empat kategori jawaban yaitu: Sangat Sering

(SS), Sering (S), Kadang-Kadang (KK), Jarang (J).

Menurut Hadi (1990), modifikasi skala likert menjadi empat kategori jawaban

dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang terdapat pada skala lima tingkat

dimana di dalamnya memuat kategori netral. Kategori netral dalam skala lima tingkat

secara tidak langsung belum dapat memutuskan. Kategori netral ini bersifat ragu-

ragu. Oleh karena itu tersedianya jawaban di tengah pada dasarnya menimbulkan

kecenderungan memilih jawaban yang netral (central tendency effect) terutama bagi

mereka yang ragu-ragu atas kecenderungan jawabannya.

Kuesioner disusun sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada aspek-aspek

kecerdasan spiritual yang dikemukakan oleh Zohar-Marshall (2004:135-176) yaitu:

1). bertindak spontan; 2). kesadaran diri; 3). mengambil manfaat dari kemalangan;

4). visi dan nilai; 5). pandangan holistik; 6). kepedulian; 7). merayakan keragaman;

8). independensi terhadap lingkungan; 9). kecenderungan bertanya “ mengapa?”; 10).

kemampuan membingkai ulang; 11). kerendahan hati; dan 12). rasa keterpanggilan.

Aspek-aspek tersebut diolah oleh peneliti menjadi item-item yang disesuaikan dengan

kehidupan para suster yunior Ordo Santa Ursula.

Page 65: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

51

Dalam kuesioner ini, pernyataan terdiri dari 2 kelompok, yaitu pernyataan

favorable dan pernyataan unfavorable. Pernyataan favorable adalah pernyataan

positif yang menggambarkan adanya kecerdasan spiritual yang ideal. Pernyataan

unfavorable adalah pernyataan negatif yang menggambarkan kurang atau tidak

adanya kecerdasan spiritual.

Penentuan skor untuk setiap pernyataan dilakukan sebagai berikut:

a. Untuk pernyataan positif (favorable) skor untuk jawaban Sangat Sering (SS)

adalah empat, skor untuk jawaban Sering (S) adalah tiga, skor untuk jawaban

Kadang-Kadang (KK) adalah dua, dan skor untuk jawaban Jarang (J) adalah

satu.

b. Untuk pernyataan negatif (unfavorable) skor untuk jawaban Sangat Sering

(SS) adalah satu, skor untuk jawaban Sering (S) adalah dua, skor untuk

jawaban Kadang-Kadang (KK) adalah tiga, dan skor untuk jawaban Jarang (J)

adalah empat. Dalam tabel 1 disajikan kisi-kisi kuesioner kecerdasan spiritual

yang dipakai untuk penelitian.

TABEL I

Kisi-Kisi Kuesioner Kecerdasan Spiritual

NO ASPEK SQ INDIKATOR PERNYATAAN

Positif Negatif

1. Memiliki kesadaran diri

1. Menyadari, mengenal dan mengetahui tentang keberadaan diri sendiri.

10, 32 45, 66, 70

2. Mengetahui, menyadari dan meyakini nilai apa yang memotivasi atau

94, 96, 69, 36

Page 66: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

52

menggerakkan dia dalam bertindak.

2 Bertindak spontan 1. Kesiapan untuk menjadi diri sepenuhnya.

48,9

2. Terbuka terhadap segala kemungkinan

1 23, 50

3. Terbimbing visi dan nilai

1. Tergerak untuk mencurahkan segala perhatian dan tenaga untuk sepenuh hati mencapai visi dan nilai.

46, 18, 2, 6, 5

2. Keselarasan antara angan-angan / cita-cita yang dijadikan tujuan hidup dengan kegiatan / kerja sehari-hari

7,12 73, 28

4. Berpandangan holistik

1. Memiliki rasa kemanusiaan dan rasa syukur kepada sumber yang darinya dan semua hal berasal (Tuhan Sang Pencipta)

20, 92 41, 63

2. Memiliki pemahaman yang mendalam atas keterkaitan antara kehidupan dan seluruh usaha yang dilakukan

- 25

5 Membingkai ulang pengalaman

1. Menyadari dan berani meruntuhkan batas-batas asumsi-asumsi/pandangan-pandangan diri sendiri terhadap suatu hal

90 64, 80

2. Menempatkan satu bingkai yang lebih luas atas satu situasi/masalah kemudian melihat dari perspektif yang berbeda.

95 30

Page 67: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

53

3. Membayangkan masa

depan dan kemungkinan yang relevan dengan pengambilan keputusan saat ini.

88 -

6 Refleksi (kecenderungan untuk bertanya mengapa)

1. Berusaha memahami sesuatu sampai mencapai intinya.

83, 87

34

2.Mencoba melihat yang tersembunyi di balik sebuah kejadian/situasi hal tertentu

81, 75

51, 72

7 Mengambil manfaat dari kemalangan/penderitaan

1. Sikap mengambil manfaat dari kemalangan dengan belajar dari kesalahan dan memanfaatkannya.

74 67

2. Mau mengakui keterbatasan-keterbatasan diri.

78, 85 53, 55, 59

3. Berani meruntuhkan pikiran/perasaan yang merasa tidak nyaman.

76 19

4. Mengakui realitas bahwa tidak semua persoalan ada solusinya

61 68

8 Memiliki rasa keterpanggilan

Tergerak untuk mewujudkan sesuatu yang baik dan indah di dunia.

62 -

9 Kepedulian 1. Memiliki rasa kebersamaan yang aktif (satu kemauan/ desakan. Untuk terlibat dalam pengalaman orang lain.

15 4, 13, 89

2. Peduli dengan semua orang tanpa membeda-bedakan, baik dengan keluarga atau

42 77, 79, 82, 86

Page 68: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

54

kelompok sendiri atau dengan orang asing.

3. Hatinya mudah tergerak oleh pengalaman orang lain yang sedang menderita.

24, 14, 17

11, 57

10 Merayakan keragaman

1. Menghargai pendapat orang lain yang bertentangan dengan pendapat diri sendiri..

26, 44

8, 38, 40

2. Melihat perbedaan sebagai hal yang memperkaya.

21, 29

3

3. Mengakui bahwa kebenaran itu tak terbatas pada kebenaran diri sendiri.

27, 31

-

4. Mau bersyukur atas perbedaan yang ada.

33 -

11 Independensi terhadap lingkungan,

1. Memiliki pendirian/keyakinan

43, 54, 60

37

2. Mau menanggung resiko atas kegigihan mempertahankan pendirian / keyakinan.

56, 58

-

3. Mampu membebaskan diri dari perasaan-perasaan negative.

52, 91

22

12 Rendah hati 1. Memberikan ruang bagi orang lain untuk menyalurkan bakat-bakatnya

71 93

Page 69: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

55

2. Mengakui bahwa

orang lain memiliki kontribusi atas prestasi yang diraih.

49 16, 65

3. Tidak merasa lebih dari orang lain/pengalaman masa lalu.

47 35, 39, 84

JUMLAH 48 48

2. Uji Coba Alat

Untuk memperoleh data yang baik, instrumen penelitian yang digunakan

haruslah memenuhi persyaratan, karena itu sebelum instrumen penelitian dikenakan

kepada subjek penelitian yang sesungguhnya, instrumen penelitian tersebut mutlak

perlu diuji coba. Uji coba bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas

instrumen yang bersangkutan.

Peneliti melaksanakan uji coba pada para suster yunior aneka tarekat di

Yogyakarta dengan jumlah 40 orang suster yunior. Adapun tarekat yang dijadikan

ujicoba alat adalah para suster yunior dari tarekat SCMM (5 suster), ADM (9 suster),

SFS (2 suster), FDCC (7 suster ), DSY (2 suster), YMY ( 4 suster ), OSA (3 suster),

FSE (6 suster) dan MASF (2 suster). Peneliti meminta ijin kepada pemimpin

komunitas tersebut untuk mengadakan uji coba secara lisan baik langsung maupun

melalui telephone.

Alasan peneliti menggunakan subjek para suster yunior tarekat lain karena

jumlah para suster yunior OSU tidak memungkinkan untuk dijadikan uji coba dan

para suster yunior merupakan subyek penelitian sesungguhnya. Para suster yunior

Page 70: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

56

aneka tarekat ini dapat mewakili karena berada dalam tahap pembinaan yang sama

sehingga sesuai dengan subyek penelitian yang akan diteliti.

Mengingat kegiatan dan kesibukan para suster di komunitas masing-masing

maka peneliti melaksanakan dengan menyesuaikan waktu yang diberikan oleh

masing-masing tarekat dan komunitas. Penyebaran kuesioner uji coba di lakukan

pada tanggal 15 Oktober 2007, pelaksanaan di serahkan kepada masing-masing

tarekat dibantu oleh satu koordinator yang sudah dihubungi oleh peneliti. Peneliti

memberi batas waktu tiga hari untuk mengisi kuesioner tersebut kemudian kuesioner

dikumpulkan. Kuesioner yang terkumpul sejumlah yang telah disebar yaitu

empatpuluh eksemplar. Data yang diperoleh segera diskor dan dianalisis secara

statistik dengan menggunakan program SPSS versi 12.

3. Validitas dan Reliabilitas

a. Validitas Instrumen

Validitas berhubungan dengan sejauhmana suatu alat mampu mengukur

yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995). Jadi suatu alat ukur dapat dikatakan

valid jika alat ukur itu dapat memberikan hasil ukur sesuai dengan maksud

pengukuran tersebut.

Dalam penelitian ini validitas yang digunakan untuk menganalisis item

adalah validitas isi. Masidjo (1995:243) menjelaskan bahwa validitas isi

menunjukkan sampai di mana isi suatu tes/alat pengukur mencerminkan hal-

hal yang mau diukur/diteskan.

Page 71: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

57

Teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis item-item dari

penelitian ini adalah tehnik korelasi Product Moment oleh Pearson (Masidjo,

1995:246).

rxy = [ ][ ]∑ ∑∑ ∑∑ ∑ ∑

−−

−2222 )()(

))((

yyNxxN

yxxyN

Keterangan:

rxy : koefisien validitas

x : hasil pengukuran suatu tes yang ditentukan validitasnya

y : kriteria yang dipakai

N : jumlah subjek

Batasan yang digunakan adalah taraf signifikansi 0,05 (5%). Adapun

proses penghitungan validitas item kuesioner uji coba dilakukan dengan

komputer melalui program SPSS (Statistical Programe for Social Science)

versi 11 for windows agar lebih efektif dan efisien.

Penentuan validitas item-item menggunakan patokan koefisien korelasi

butir pernyataan tersebut dibandingkan dengan rtabel pada taraf signifikansi

0,05 (5%) dengan derajat bebas df = jumlah responden - 2. Dalam kasus

penelitian ini adalah 40 responden jadi df adalah 40-2= 38 r (0,05 ; 38) pada

uji satu arah yaitu 0,207. Pengambilan keputusannya adalah jika rhitung positif

dan rhitung > rtabel maka butir tersebut valid. Jika rhitung negatif atau rhitung <

rtabel maka butir tersebut tidak valid, rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected

Page 72: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

58

Item-Total Correlation (Pratisto,2004:254). Dari penentuan validitas item-

item menggunakan patokan tersebut maka koefisien korelasi minimum 0,207.

Dengan demikian item yang koefisien korelasinya lebih kecil dari 0,207

dinyatakan gugur, sehingga tidak dapat digunakan sebagai item pengumpul

data. Koefisien korelasi yang lebih besar atau sama dengan 0,207 dinyatakan

valid, sehingga dapat digunakan sebagai item pengumpul data ( Pratisto,

2004: 257).

Rekapitulasi hasil analisis validitas item kuesioner uji coba disajikan

dalam tabel 2.

TABEL 2

Rekapitulasi Hasil Analisis Validitas

Kuesioner Uji Coba. NO ASPEK SQ INDIKATOR Jumlah

item

Valid Gugur

1. Memiliki kesadaran diri

1.Menyadari, mengenal dan mengetahui tentang keberadaan diri sendiri mengenal diri secara baik.

5 4 1

2.Mengetahui, menyadari dan meyakini nilai apa/motivasi apa yang menggerakkan dia dalam bertindak/berbuat.

4 1 3

2 Bertindak spontan

1.Kesiapan untuk menjadi diri sepenuhnya.

2 2 -

Page 73: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

59

2.Terbuka terhadap segala

kemungkinan

3 2 1

3. Terbimbing visi dan nilai

1.Tergerak untuk mencurahkan segala perhatian dan tenaga untuk sepenuh hati berusaha mencapainya

5 4 1

2.Keselarasan antara angan-angan/cita-cita yang dijadikan tujuan hidup dengan kegiatan/kerja sehari-hari

4 4 -

4. Berpandangan holistik

1.Memiliki rasa kemanusiaan dan rasa syukur kepada sumber yang darinya dan semua hal berasal (Tuhan Sang Pencipta)

4 3 1

2.Memiliki pemahaman yang mendalam atas keterkitan antara kehidupan dan seluruh usaha yang dilakukan

1 1 -

5 Membingkai ulang pengalaman

1.Menyadari dan berani meruntuhkan batas-batas/asumsi-asumsi /pandangan-pandangan yang keliru

3 2 1

2.Menempatkan satu bingkai yang lebih luas atas satu situasi/masalah kemudian melihat dari perspektif yang berbeda.

2 2 -

3.Membayangkan masa depan dan kemungkinan yang relevan dengan pengambilan keputusan saat ini.

1 1 -

6 Refleksi (kecenderungan untuk bertanya mengapa)

1.Berusaha memahami sesuatu sampai mencapai intinya.

3 2 1

Page 74: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

60

2.Mencoba melihat yang

tersembunyi di balik sebuah kejadian/situasi hal tertentu

4 4 -

7 Mengambil manfaat dari kemalangan/penderitaan

1.Sikap mengambil manfaat dari kemalangan dengan belajar dari kesalahan dan memanfaatkannya.

2 2 -

2.Mau mengakui keterbatasan-keterbatasan diri.

5 3 2

3.Berani meruntuhkan pikiran/perasaan yang merasa tidak nyaman.

2 2 -

4.Mengakui realitas bahwa tidak semua persoalan ada solusinya

2 1 1

8 Memiliki rasa keterpanggilan

1.Tergerak untuk mewujudkan sesuatu yang baik dan indah di dunia.

1 1 -

9 Kepedulian 1.Memiliki rasa kebersamaan yang aktiv (satu kemauan/ desakan. Untuk terlibat dalam pengalaman orang lain

4 4 -

2.Peduli dengan semua orang tanpa membeda-bedakan, baik dengan keluarga atau kelompok sendiri atau dengan orang asing.

5 5-

-

3.Hatinya mudah tergerak oleh pengalaman orang lain yang sedang menderita.

5 4 1

10 Merayakan keragaman

1.Menghargai pendapat orang lain yang bertentangan dengan pendapat diri sendiri..

5 4 1

2.Melihat perbedaan sebagai hal yang memperkaya.

3 3 -

3.Mengakui bahwa kebenaran itu tak terbatas pada kebenaran diri sendiri.

2 2 -

4.Mau bersyukur atas perbedaan yang ada.

1 1 -

11 Independensi 1.Memiliki pendirian/keyakinan 6 6 -

Page 75: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

61

terhadap lingkungan,

dan membebaskan diri dari perasaan-perasaan negative.

2.Mau menanggung resiko atas kegigihan mempertahankan pendirian / keyakinan.

2 2 -

3.Mengakui/ menyadari perbuatan/pikiran yang keliru atau sempit.

1 1 -

12 Rendah hati 1.Memberikan ruang bagi orang lain untuk menyalurkan bakat-bakatnya

2 2 -

2.Mengakui bahwa orang lain memiliki kontribusi atas prestasi yang diraih.

3 3 -

3.Tidak merasa lebih dari orang lain.

4 3 1

Jumlah 96 80 16

b. Reliabilitas Instrumen

Masidjo (1995: 209) mendefinisikan reliabilitas suatu tes sebagai taraf

sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil

pengukurannya. Tes yang reliabel akan menunjukkan ketepatan dan ketelitian

hasil dalam suatu pengukuran.

Furchan (1982:295) mengatakan reliabilitas suatu alat ukur adalah

derajat keajegan alat tersebut dalam mengukur apa saja yang diukurnya.

Reliabilitas sebenarnya mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil

ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2003:83).

Pengujian reliabilitas terhadap hasil alat ukur skala psikologis

dilakukan bilamana item-item yang terpilih lewat prosedur analisis item telah

dikompilasikan menjadi satu (Azwar, 1999:83). Secara teoritis besarnya

koefisien reliabilitas berkisar 0 sampai 1,00. Koefisien reliabilitas sebesar

Page 76: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

62

1,00 berarti adanya konsistensi yang sempurna pada alat ukur yang

bersangkutan (Azwar, 1997:178). Pengkajian taraf reliabilitas dalam

penelitian ini ditempuh dengan pendekatan Alpha Cronbach. Hasil analisis

reliabilitas disajikan pada lampiran 1.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Di bawah ini diberikan garis besar tahap-tahap yang dilalui dalam

pengumpulan data, yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Penyusunan Alat (Kuesioner)

Beberapa usaha yang telah dilakukan dalam penyusunan kuesioner adalah

sebagai berikut:

1) Peneliti mengidentifikasikan aspek-aspek kecerdasan spiritual

2) Peneliti mengidentifikasikan indikator-indikator dari masing-masing

aspek kecerdasan spiritual.

3) Peneliti menyusun butir-butir pernyataan (item) dalam kuesioner yang

hendak diteliti.

4) Peneliti akan mengkonsultasikan kuesioner kepada dosen

pembimbing. Berdasarkan hasil konsultasi tersebut, peneliti akan

memperbaiki item yang perlu diperbaiki.

b. Uji Coba Kuesioner.

Uji coba kuesioner dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2007

dengan menyesuakan waktu para suster di tarekat masing-masing.

Jumlah responden uji coba 40 suster.

Page 77: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

63

2. Tahap Pelaksanaan

Peneliti menghubungi pemimpin komunitas ditempat para suster yunior

berada untuk mengadakan penelitian. Proses pengambilan data ini berjalan

dengan lancar dan hanya beberapa yang terlambat mengumpulkan dari waktu

yang telah diharapkan oleh peneliti. Setelah data terkumpul, peneliti mengolah

data tersebut.

E Teknik Analisis Data

Teknik-teknik analisis data yang dilaksanakan untuk menjawab masalah-masalah

penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Untuk menjawab pertanyaan pertama “Bagaimana tingkat kecerdasan spiritual

para suster Yunior Ordo Santa Ursula tahun 2007/2008” dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Menjumlahkan skor-skor kecerdasan spiritual para suster yunior.

b. Menggolongkan tingkat kecerdasan spiritual masing-masing suster yunior

berdasarkan Penilaian Acuan Patokan I (PAP tipe I).

2. Untuk menjawab pertanyaan kedua, “ Topik-topik bimbingan manakah yang

sesuai untuk meningkatkan kecerdasan spiritual para suster yunior Ordo santa

Ursula tahun 2007-2008?”. Topik-topik itu didasarkan pada perolehan skor

rendah dari item kuesioner kecerdasan spiritual yang dicapai oleh para suster

yunior Ordo Santa Ursula tahun 2007-2008.

Page 78: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini memuat jawaban atas masalah penelitian, yaitu: (1)

“Bagaimana tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior Ordo Santa Ursula

Provinsi Indonesia tahun ajaran 2007/2008?” dan (2) “Topik-topik bimbingan

manakah yang sesuai untuk meningkatkan kecerdasan spiritual para suster yunior

Ordo Santa Ursula Provinsi Indonesia tahun 2007/2008?”.

1. Hasil Penelitian

Kecerdasan Spiritual para suster Yunior Ordo Santa Ursula tahun 2007/2008

dihitung dengan menggunakan perhitungan Penilaian Acuan Patokan (PAP)

Tipe I. PAP tipe I menetapkan bahwa untuk mendapatkan kualifikasi cukup

tinggi, responden minimal harus mendapat skor sebanyak 65% dari skor

ideal/skor total. Penggolongan tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior

Ordo Santa Ursula tahun 2007/2008 dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 Penggolongan Tingkat Kecerdasan Spiritual

Para Suster Yunior Ordo Santa Ursula Provinsi Indonesia tahun 2007/2008

Rumus PAP Rentang

Skor Kualifikasi Frekuensi %

90%-100% 288 – 320 Sangat tinggi 2 6,67% 80%-89% 256 – 287 Tinggi 16 53,33% 65%-79% 208 – 255 Cukup 12 40% 55%-64% 176 – 207 Rendah 0 0% Dibawah

55% Di bawah 175 Sangat Rendah 0 0%

Total 30 100%

Page 79: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

65

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa tingkat kecerdasan spiritual para

suster Yunior Ordo Santa Ursula tahun 2007/2008 berbeda-beda, mulai dari sangat

tinggi, tinggi, cukup, rendah dan sangat rendah. Tingkat kecerdasan spiritual para

suster yunior yang berada dalam kualifikasi tinggi adalah 18 orang (60%). 18 orang

(60%) itu terdiri dari 2 suster (6,67%) memiliki kualifikasi “sangat tinggi” dan 16

suster (53,33%) memiliki kualifikasi “tinggi”. Ada 12 orang (40%) suster yunior

belum mencapai tingkat kecerdasan spiritual yang diharapkan dengan kualifikasi

“cukup”, sedangkan yang memiliki kualifikasi “rendah” dan “sangat rendah” tidak

ada (0%).

2. Pembahasan

Sebelum penelitian ini diadakan, peneliti berasumsi bahwa kecerdasan

spiritual para suster yunior telah mencapai tingkat yang tinggi atau seperti yang

diharapkan. Asumsi penulis dilatarbelakangi oleh pengalaman para yunior selama

menjalani pembinaan di masa yunior. Peneliti merasa bahwa selama masa yunior para

yunior diberi kesempatan untuk banyak berlatih dan belajar banyak hal yang

berkaitan dengan pengembangan kecerdasan spiritual. Di dalam pembinaan para

yunior aspek spiritual diberi porsi paling besar. Selama menjalani masa yunior,

mereka menerima banyak informasi bagaimana berdoa yang benar dan konsisten

misalnya dengan adorasi, meditasi, lectio divina (berdoa dengan mengulang-ulang

ayat kitab suci yang menarik sehingga ayat itu menyatu dengan diri) dan kontemplasi

(doa yang dilakukan dalam keheningan batin dan berusaha hadir dalam suatu

peristiwa, baik dalam cerita kitab suci atau bacaan-bacaan yang lain).

Page 80: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

66

Para yunior diajak untuk lebih mengenal dan mencintai diri dengan cara

pengolahan diri, refleksi, mawas diri, dan meditasi, sehingga melalui kegiatan-

kegiatan tersebut menjadikan mereka lebih peka terhadap kehadiran Tuhan dalam

setiap peristiwa hidup. Di saat mereka mengalami tantangan dan kesulitan, mereka

tidak merasa terbebani tetapi semakin disadarkan bahwa tantangan dan kesulitan

dalam terang iman dilihat sebagai kesempatan untuk memurnikan panggilan sehingga

panggilan yang dijalani semakin bermakna.

Dari tabel 3 bisa dilihat bahwa suster yunior yang sudah mencapai tingkat

kecerdasan spiritual seperti apa yang diharapkan ada 18 orang (60%), yaitu 2 orang

(6,67%) dengan kualifikasi “sangat tinggi” dan 16 orang (53,33%) memiliki

kualifikasi “tinggi”. Itu artinya bahwa pada umumnya kecerdasan spiritual para suster

yunior telah mencapai yang diharapkan, ini sesuai dengan asumsi peneliti.

Dari kuesioner penelitian dapat dilihat bahwa 18 orang (60%) suster yunior

yang mencapai kecerdasan spiritual yang diharapkan adalah para yunior yang

memiliki kesadaran diri yang tinggi. Kesadaran diri yang tinggi pada diri para yunior

sangat dipengaruhi oleh keterbukaan hati mereka terhadap rahmat Allah dan

bimbingan Roh Kudus yang bekerja melalui peristiwa hidup sehari-hari, bahkan dari

pekerjaan-pekerjaan yang biasa. Mereka peka akan kehadiran Allah dalam hidup

mereka. Salah satu kegiatan yang mendukung para yunior sehingga mereka memiliki

kesadaran yang tinggi antara lain adalah melalui doa pribadi. Doa pribadi bisa

berbentuk meditasi, mawas diri, pemeriksaan batin, kontemplasi, dan refleksi. Doa

pribadi bagi setiap suster OSU merupakan hak istimewa setiap suster untuk

berhubungan dengan Allah, oleh karena itu komunitas harus menghargai hak

Page 81: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

67

istimewa ini (Konst. OSU Art. 59-60). Hal ini sesuai seperti yang dikatakan oleh

Zohar-Marshal (2004:85) bahwa meditasi adalah salah satu metode yang paling

efektif bagi seseorang yang ingin mencapai kesadaran diri yang lebih tinggi, bagi

yang bisa efektif menjalankannya.

Melalui meditasi, mereka bisa merasakan keheningan batin sehingga mereka

bisa bergaul akrab dengan sisi batin mereka. Mereka bisa mengetahui dengan penuh

kesadaran apa yang mereka pikirkan, rasakan dan motivasi-motivasi yang mendasari

perbuatan mereka. Meditasi membawa mereka berjumpa dengan inti diri mereka serta

berjumpa dengan Allah yang bersemayam di hati mereka masing-masing. Mereka

bisa merasakan rasa syukur yang begitu besar atas anugerah panggilan Tuhan yang

diberikan secara cuma-cuma. Melalui doa, mereka juga bisa bertanya kepada diri

sendiri, merekontruksi pengalaman-pengalaman yang telah lewat dan harapan-

harapan yang bisa dibangun di masa mendatang. Sikap rendah hati mereka tampak

ketika mereka mengakui dengan jujur atas keterbatasan-keterbatasan diri, pandangan-

pandangan yang keliru dan pikiran-pikiran yang sempit dalam diri mereka. Mereka

dapat keluar dari diri sendiri, mereka bisa menempatkan diri mereka pada situasi pada

suatu peristiwa kegagalan yang telah lalu, dan merenungkannya serta melihat apa

yang sebenarnya bisa dibuat dan apa yang perlu diperbaiki.

Kesadaran diri yang tinggi ini terukur dari pernyataan mereka yang bisa

menerima diri apa adanya dan menyadari kekurangan-kekurangan dirinya. Ketika

mereka menyadari keberadaan dirinya yang terdalam dan mau mendengarkan

batin/suara hati mereka, mereka bisa melepaskan diri dari keterbatasan-keterbatasan

diri dan tidak terkurung dalam kekurangan-kekurangan yang dimiliki karena mereka

Page 82: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

68

menyadari bahwa mereka juga memiliki kelebihan-kelebihan yang dianugerahkan

Tuhan. Mereka menyadari bahwa menjadi suster OSU bukan untuk mencari

kenyamanan tetapi mereka ingin menyerahkan diri seutuh-Nya demi kerajaan Allah

dengan menjalankan nasihat Injil dengan semangat spiritualitas Angela Merici.

Pengakuan jujur atas realita diri akan menambah luasnya kesadaran baru

bahwa mereka harus berubah dalam hal-hal yang kurang berkenan dihati Tuhan dan

sesama. Perubahan yang disadari dari dalam mendorong mereka dengan senang hati

memperbaiki diri, melakukan pertobatan terus menerus dan memiliki rasa

keterpanggilan untuk kembali pada nilai-nilai Injil dan spiritualitas OSU. Perubahan

yang diwarnai dengan pertobatan yang mendalam menuntun mereka untuk

menghayati nilai-nilai tersebut dengan makna baru yang lebih segar dan penuh

gairah.

Selain memiliki kesadaran yang tinggi, mereka telah mengembangkan empati

yang mendalam kepada orang lain meskipun mereka mengalami perbedaan dalam

berbagai aspek. Sikap kepedulian ini kiranya disebabkan oleh kemampuan mereka

dalam memahami nilai-nilai mendasar yang dihayatinya misalnya kesederhanaan,

kerendahan hati, kebaikan, keindahan, cinta dan kebenaran.

Kepedulian yang tinggi diikuti oleh perasaan aman (secure), damai (peace),

penuh cinta (loved), dan bahagia (happy) dalam kehidupan mereka. Rasa aman itu

memungkinkan mereka untuk bersikap spontan, memiliki independensi terhadap

lingkungannya, dan mampu merayakan keragaman yang ada di dalam komunitas.

Mereka membangun sikap untuk selalu bersyukur atas apa yang dianugerahkan

Tuhan kepadanya, mereka yakin bahwa Tuhan mencintai mereka melebihi siapapun.

Page 83: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

69

Hasil penelitian ini mengajak para suster yunior untuk tetap tekun dan setia

dengan hidup yang sudah mereka jalani selama ini. Ketekunan dan kesetiaan akan

nilai-nilai Injil akan memberi daya pada mereka untuk mengisi hidup ini menjadi

lebih bermakna dan mencapai kepenuhan hidup. Di dalam buku Warisannya yang

terakhir Santa Angela Merici dengan tegas meminta kepada puterinya untuk tidak

ragu-ragu, tetapi harus memiliki iman yang teguh. Ia mengingatkan agar para

puterinya berhati-hati, jangan sampai mereka mulai dingin (Susinaki, 1997: 98).

Hasil penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa 12 suster (40%) belum

mencapai tingkat spiritual yang diharapkan. Meskipun sudah mencapai kualifikasi

“cukup”, namun kualifikasi “cukup” masih termasuk dalam tingkat kecerdasan belum

tinggi atau belum seperti yang diharapkan.

Seseorang yang kecerdasan spiritualnya masih kurang atau belum seperti yang

seharusnya, ada kemungkinan orang itu mengalami hambatan spiritual. Menurut

Zohar-Marshal (2000:158-159) seseorang bisa terhambat secara spiritual karena tidak

ada spontanitas atau “ketanggapan” sehingga mereka memiliki tanggapan yang

rendah terhadap pusat diri (kesadaran diri). Mereka lebih terpaku pada hal-hal yang

lahiriah atau jasmani, artinya seringkali mereka melakukan suatu kegiatan bukan

karena atas kesadaran akan makna dari kegiatan itu tetapi mereka menjalankan

kegiatan tersebut hanya sekedar menjalankan peraturan. Seringkali mereka menjalani

segala kegiatan hanya sekedar sebagai rutinitas hingga akhirnya mereka terjebak pada

kehidupan tanpa makna (hampa dan kosong).

Kesadaran diri yang rendah akan menyebabkan rendahnya spontanitas

seseorang bahkan tidak lagi mampu menanggapi jiwa yang terperangkap atau

Page 84: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

70

menyimpang sehingga orang tersebut akan mudah terjerumus dalam keputusasaan

dan mudah menyerah. Ia tidak bisa menemukan makna yang ada, baik pada benda,

peristiwa atau orang yang berharga dan patut ditanggapinya sehingga hidupnya

berjalan tanpa arah dan tujuan. Situasi mereka yang seperti ini, hidupnya akan didera

oleh rasa takut dan panik dalam menghadapai kehidupannya.

Jika dilihat dari apa yang diungkapkan oleh Zohar-Marshal maka hasil

penelitian yang memperlihatkan bahwa para suster yunior yang belum memiliki

kecerdasan spiritual yang diharapkan ternyata mendekati situasi yang demikian. Hal

tersebut bisa dilihat dari skor-skor rendah yang mereka miliki kebanyakan mereka

masih kurang dalam hal kesadaran diri, merayakan perbedaan, kepedulian,

kerendahan hati, keberanian untuk bersikap spontan dan keberanian untuk melewati

keterbatasan-keterbatasan diri. Kejujuran, toleran, dan keterbukaan mereka terhadap

terhadap sesama masih perlu ditingkatkan. Kemampuan mereka menyikapi segala

sesuatu secara lebih jernih dan benar sesuai hati nurani perlu diasah.

Mereka perlu mengembangkan dan menggali kesadaran diri terus menerus

agar mereka lebih mampu menginsafi totalitas keberadaannya sejauh mungkin,

seperti menyadari keinginan, cita-cita, harapan, dan tujuan hidupnya. Keterampilan

mereka dalam menyadari diri akan membantu yang bersangkutan mengetahui apa

yang diyakini, apa yang dihargai, dan apa yang memotivasinya secara mendalam atas

tindakan dan keputusan-keputusan yang ia buat.

Untuk membantu para yunior agar dapat mengembangkan kecerdasan

spiritual seperti yang diharapkan, maka para yunior perlu diberi bantuan. Bantuan

yang bisa diberikan adalah bentuk pelayanan bimbingan kelompok dalam bidang

Page 85: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

71

pribadi sosial. Sifat bimbingan yang dapat diberikan antara lain kuratif, prefentif dan

enrichment (pengayaan). Topik-topik yang bisa dikembangkan misalnya: bagaimana

cara meditasi yang baik dan effektif; manajemen waktu agar dapat seimbang dalam

doa, kerja dan studi; membangun komunikasi yang baik untuk menjembatani

perbedaan; dan lain-lain sesuai dengan keperluan mereka (Prasetyo, 1992:334-335).

Dalam konteks ini perlu diprioritaskan pada skor-skor item rendah dari hasil

penelitian. Diharapkan dari pengembangan topik-topik bimbingan ini kecerdasan

spiritual para yunior menjadi lebih baik.

Menurut peneliti, tidak adanya suster yunior Ordo Santa Ursula tahun

2007/2008 yang memiliki kualifikasi “rendah” dan “sangat rendah” disebabkan

karena suster yunior telah mengembangkan aspek-aspek yang ada di dalam

kecerdasan spiritual melalui penghayatan spiritualitas, hidup doa, menjaga

keheningan batin dan adanya kesiapan diri dalam menerima semua pelajaran/kegiatan

atau pembimbingan dari para pembimbing. Mereka memiliki kesediaan untuk

melangkah maju, mampu menyediakan waktu cukup untuk merefleksikan hidup

melalui doa dan meditasi.

Page 86: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

72

BAB V

USULAN TOPIK-TOPIK BIMBNGAN KELOMPOK

PEMBINAAN PARA SUSTER YUNIOR

ORDO SANTA URSULA TAHUN 2007/2008

Dalam bab ini memuat usulan topik-topik bimbingan kelompok untuk para

suster yunior Ordo Santa Ursula 2007/2008. Peneliti menyusun usulan topik-topik

bimbingan kelompok ini berdasarkan hasil penelitian yaitu dari skor rendah yang

dicapai oleh para suster yunior dari item-item kuesioner kecerdasan spiritual.

Usulan topik-topik bimbingan kelompok ini terbuka untuk mengalami

penyempurnaan dan perubahan sesuai dengan kebutuhan para suster yunior.

Harapannya usulan topik-topik bimbingan ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam pembinaan untuk meningkatkan kecerdasan spiritual para suster

yunior. Usulan topik-topik bimbingan kelompok dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:

Page 87: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

73

Tabel 4 Usulan Topik-Topik Bimbingan Kelompok

Para suster Yunior Ordo Santa Ursula Indonesia tahun 2007/2008 Pelaksanaan

No No. Item Topik

Bimbingan Rumusan Kompetensi

Materi Pengembangan Kompetensi

Kegiatan Layanan

Kegiatan Pendukung

Pelaksa-naan

Sumber

1 1. Saya tetap menghargai pendapat orang lain walaupun bertentangan dengan pendapat saya.

Menghargai Pendapat Orang lain

Mampu menghargai pendapat orang

a. Menghargi pendapat orang lain.

b. Pentingnya menghargai pendapat orang lain.

c. Hambatan yang mungkin timbul dalam usaha menghargai pendapat orang lain.

Orientasi informasi

1. Sharing 2. Pendalaman

Kata-kata St. Angela/Konstitusi (Refleksi)

3. Dinamika kelompok/ simulasi

4. Diskusi 5. Tugas

Pribadi/ kelompok

Week End setiap bulan sekali pada waktu pertemuan Yunior

a. Supratiknyo, (1995) Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: Kanisius

b. R. H. Dj. Sinurat. Reader Komunikasi antar pribadi. Prodi BK. Tidak diterbitkan.

c. Konstitusi Ordo Santa Ursula (1984). Tempuhlah Hidup Baru. Roma: Ordo Santa Ursula

d. Susinaki (1997). Kata-kata Santa Angela. Bandung: Ordo Santa Ursula

2 27 Saya melihat

situasi/masalah yang saya hadapi dalam satu sudut pandang saja.

Problem Solving

Mampu melihat masalah atau situasi dalam berbagai sudut pandang.

e. Pentingnya melihat maalah atau situasi dalam berbagai sudut pandang.

f. Hambatan-hambatan yang muncul

g. Hal-hal yang perlu dalam me nyelesaikan

Orientasi informasi

1. Sharing 2. Pendala-

man Kata-kata St. Angela/ Konstitusi (Refleksi)

3. Dinamika kelompok/ simulasi

Week End setiap bulan pada waktu pertemuan Yunior

a. Schultz (1991). Model-model Pribadi yang Sehat. Jogyakarta : Kanisius

b. Sujanto, Lubis & Hadi. (1984). Psikologi Kepribadian. Jakarta: Aksara Baru.

c. Konstitusi Ordo Santa Ursula (1984). Tempuhlah Hidup Baru. Roma: Ordo

Page 88: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

74

persoalan atau menanggapi situasi dengan berbagai sudut pandang.

h. Nilai-nilai positif yang dapat digali.

4. Diskusi 5. Tugas

Pribadi/kelompok

Santa Ursula. d. Susinaki (1997). Kata-kata

Santa Angela. Bandung: Ordo Santa Ursula

3 34. Saya segera menolong orang yang membutuhkan pertolongan sekalipun orang itu tidak saya kenal.

60 Saya mudah menolong orang lain yang saya sukai daripada orang yang tidak saya sukai

Mengembangkan Sikap Kepedulian pada Orang lain.

Mampu memberikan pertolongan kepada siapa saja

a. Pentingnya membangun kepedulian terhadap kebutuhan orang lain.

b. Nilai-nilai positif yang dapat digali bersama

c. Hambatan-hambatan yang muncul.

Orientasi informasi

1. Sharing 2. Pendala-

man Kata-kata St. Angela/ Konstitusi (Refleksi)

3. Dinamika kelompok/ simulasi

4. Diskusi 5. Tugas

Pribadi/ kelompok

Week End setiap bulan pada waktu pertemuan Yunior

a. Mayeroff (1991). Seni Mempehatikan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

b. Covey (2005). Melampaui Efektifitas, Menggapai Keagungan. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama

c. Susinaki (1997). Kata-kata Santa Angela. Bandung: Ordo Santa Ursul

d. Konstitusi Ordo Santa Ursula (1984). Tempuhlah Hidup Baru. Roma: Ordo Santa Ursula

4 39 Saya merasa aman jika saya tampil dengan berpura-pura

Berani Menjadi diri sendiri.

Mampu menampilkan diri apa adanya tanpa berpura-pura.

a. Pentingnya spontanitas dalam menampilkan diri apa adanya.

b. Hal-hal yang diperlukan dalam sikap spontanitas menampilkan diri apa adanya.

Orientasi informasi

1. Sharing 2. Pendala-

man Kata-kata St. Angela/ Konstitusi (Refleksi)

3. Dinamika kelompok/

Week End setiap bulan pada waktu pertemuan Yunior

a. Powell, (1992). 10 Laku hidup Bahagia. Yogyakarta: Kanisius

b. Keyes (2003). Resep-resep Kebahagiaan. Yogyakarta. Yayasan Pustaka Nusatama

c. Konstitusi Ordo Santa Ursula (1984). Tempuhlah

Page 89: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

75

c. Nilai-nilai positif yang dapat digali bersama.

d. Hambatan-hambatan yang muncul.

simulasi 4. Diskusi 5. Tugas

Pribadi/ kelompok

Hidup Baru. Roma: Ordo Santa Ursula

d. Susinaki (1997). Kata-kata Santa Angela. Bandung: Ordo Santa Ursula

5 44 Saya bisa

membebaskan diri dari perasaan-perasaan negatif dengan mudah

Mengolah Perasaan-Perasaan yang Negatif

Mampu melepaskan perasaan-perasaan negative

a. Pentingnya mengenali macam-macam perasaaan.

b. Kiat mengungkapkan perasaan secara konstruktif.

c. Manfaat mengungkapkan perasaan secara konstruktif..

Orientasi informasi

1. Sharing 2. Pendala-

man Kata-kata St. Angela/ Konstitusi (Refleksi)

3. Dinamika kelompok/ simulasi

4. Diskusi 5. Tugas

Pribadi/ kelompok

Week End setiap bulan pada waktu pertemuan Yunior

a. Junaidi (2006). Cara Menjadi Sehat dan Bahagia melalui Keseimbangan Fisik dan Mental. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia

b. R.H.Dj. Sinurat. Reader Komunikasi antar pribadi. Prodi BK. Tidak diterbitkan.

c. Konstitusi Ordo Santa Ursula (1984). Tempuhlah Hidup Baru. Roma: Ordo Santa Ursula

d. Susinaki (1997). Kata-kata Santa Angela. Bandung: Ordo Santa Ursula

6 46 Saya rela

mengalami perasaan tertekan akibat mempertahankan pendirian saya demi kebaikan bersama

Visi dan Misi Hidup Panggilan

Berani mempertahankan pendirian demi kebaikan bersama.

a. Pentingnya keberanian mempertahankan pendirian demi kepentingan bersama.

b. Nilai-nilai positif yang dapat digali

Orientasi informasi

1. Sharing 2. Pendala-

man Kata-kata St. Angela/ Konstitusi (Refleksi)

3. Dinamika

Week End setiap bulan pada waktu pertemuan Yunior

a. Covey (2005). Melampaui Efektifitas, Menggapai Keagungan. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama

b. Castro (2001). Critical Choices. Jakarta.PT Bhuana Ilmu Populer

Page 90: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

76

47 Saya berani menanggung kesepian karena saya mempertahankan pendirian saya demi kebaikan bersama

bersama. c. Hambatan-

hambatan yang muncul.

kelompok/ simulasi

4. Diskusi 5. Tugas

Pribadi/ kelompok

Kelompok Gramedia. c. Susinaki (1997). Kata-

kata Santa Angela. Bandung: Ordo Santa Ursula

d. Konstitusi Ordo Santa Ursula (1984). Tempuhlah Hidup Baru. Roma: Ordo Santa Ursula

7 48 Saya bisa

bertahan disaat orang lain mengatakan hal-hal yang negatif dan merugikan diri saya

Berpikir Positif

Mampu terbuka pada sikap setiap pengalaman yang dterjadi.

a. Pentingnya memiliki sikap keterbuka terhadap setiap pengalaman yang terjadi.

b. Nilai-nilai positif yang dapat digali bersama.

c. Hambatan-hambatan yang muncul.

Orientasi informasi

1. Sharing 2. Pendala-

man Kata-kata St. Angela/ Konstitusi (Refleksi)

3. Dinamika kelompok/ simulasi

4. Diskusi 5. Refleksi 6. Tugas

Pribadi/kelompok

Week End setiap bulan pada waktu pertemuan Yunior

a. Nouwen (1992), Dengan Tangan Terbuka. Yogyakarta:Kanisius

b. Covey (2005). Melampaui Efektifitas, Menggapai Keagungan. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama

c. Konstitusi Ordo Santa Ursula (1984). Tempuhlah Hidup Baru. Roma: Ordo Santa Ursula

d. Susinaki (1997). Kata-kata Santa Angela. Bandung: Ordo Santa Ursula

8 49 Saya mengakui

kenyataan bahwa ada persoalan tertentu yang tidak bisa diselesaikan

Membangun Sikap Optimis dalam diri

Mampu bersikap optimis dengan mengakui bahwa ada

a. Pentingnya bersikap optimis dengan mengakui bahwa ada persoalan tertentu yang tidak bisa

Orientasi informasi

1. Sharing 2. Pendala-

man Kata-kata St. Angela/ Konstitusi

Week End setiap bulan pada waktu pertemuan

a. Junaidi (2006). Cara Menjadi Sehat dan Bahagia melalui keseimbangan fisik dan Mental. Jakarta:PT Bhuana Ilmu Populer

Page 91: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

77

secara tuntas

persoalan tertentu yang tidak bisa diselesaikan dengan tuntas.

diselesaikan dengan tuntas.

b. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bersikap optimis dengan mengakui bahwa ada persoalan tertentu yang tidak bisa diselesaikan dengan tuntas.

c. Nilai-nilai positif yang dapat digali bersama.

d. Hambatan-hambatan yang muncul.

(Refleksi) 3. Dinamika

kelompok/ simulasi

4. Diskusi 5. Tugas

Pribadi/ kelompok

Yunior kelompok Gramedia b. Covey (2005). Melampaui

Efektifitas, Menggapai Keagungan. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama

c. Konstitusi Ordo Santa Ursula (1984). Tempuhlah Hidup Baru. Roma: Ordo Santa Ursula

d. Susinaki (1997). Kata-kata Santa Angela. Bandung: Ordo Santa Ursula

9 59 Dalam hidup saya saya tidak mau terbelenggu dengan keterbatasan-keterbatasan diri saya

Mengenal Potensi di Dalam diri.

Mampu mengenali dan menerima keterbatasan diri dan menemukan cara mengembangkan diri.

a. Pentingnya mengenali dan menerima keterbatasan diri serta menemukan cara mengembangkan diri mengatasi keterbatasan.

b. Nilai-nilai positif yang dapat digali bersama.

c. Hambatan-hambatan yang

Orientasi informasi

1. Sharing 2. Pendala-

man Kata-kata St. Angela/ Konstitusi (Refleksi)

3. Dinamika kelompok/ simulasi

4. Diskusi 5. Tugas

Pribadi/ kelompok

Week End setiap bulan pada waktu pertemuan Yunior

a. Zohar-Marshal, (2000). Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan. Bandung:Mizan Pustaka

b. Sinamo (2006). Mengubah Pasir Menjadi Mutiara. Jakarta: Institute Darma Mahardika

c. Konstitusi Ordo Santa Ursula (1984). Tempuhlah

Page 92: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

78

muncul. Hidup Baru. Roma: Ordo Santa Ursula

d. Susinaki (1997). Kata-kata Santa Angela. Bandung: Ordo Santa Ursula

10 72 Saya dapat

menempatkan situasi yang saya hadapi dalam bingkai yang lebih luas

Mawas Diri yang Efektif

Mampu menempat kan situasi yang dihadapi dalam bingkai yang lebih luas.

a. Hal-hal yang diperlukan dalam menempatkan situasi yang dihadapi dalam bingkai yang lebih luas.

b. Nilai-nilai positif yang dapat digali bersama

c. Hal-hal yang menghambat untuk menempatkan situasi yang dihadapi dalam bingkai yang lebih luas.

Orientasi informasi

1. Sharing 2. Pendala-

man Kata-kata St. Angela/ Konstitusi (Refleksi)

3. Dinamika kelompok/ simulasi

4. Diskusi 5. Tugas

Pribadi/ kelompok

Week End setiap bulan pada waktu pertemuan Yunior

a. Buzan (2003). Sepuluh Cara Menjadi orang yang Cerdas Secara Spiritual. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia

b. Keating (1987). Bagaimana menghadapi Orang Sulit. Yogyakarta: Kanisius

c. Konstitusi Ordo Santa Ursula (1984). Tempuhlah Hidup Baru. Roma: Ordo Santa Ursula

d. Susinaki (1997). Kata-kata Santa Angela. Bandung: Ordo Santa Ursula

Page 93: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

77

BAB VI PENUTUP

Dalam bab ini disajikan ringkasan, kesimpulan, dan saran-saran. Bagian

ringkasan memuat rumusan masalah, metodologi penelitian, dan hasil penelitian.

Bagian kesimpulan memuat kesimpulan dari hasil penelitian, sedangkan bagian saran

memuat saran-saran untuk pembinaan suster yunior Ordo Santa Ursula dan para

peneliti lain yang tertarik dengan topik kecerdasan spiritual.

A. Ringkasan

Penelitian ini merupakan penelitian deskritif yang bertujuan untuk

mengetahui: (1) tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior Ordo Santa Ursula

2007/2008, (2) topik-topik bimbingan manakah yang sesuai bagi pembinaan suster

yunior Ordo Santa Ursula 2007/2008 untuk meningkatkan kecerdasan spiritual.

Subjek penelitian ini adalah suster yunior Ordo Santa Ursula tahun

2007/2008 yang berada di Pulau Jawa dan Flores diluar Atambua dan Pilipina.

Subyek penelitian yang tinggal di pulau Jawa terdiri dari enam komunitas yaitu

komunitas Jakarta (17 suster), komunitas Sukabumi (1 suster), komunitas Yogyakarta

(2 suster), komunitas Klaten (1 suster), komunitas Surabaya (2 suster), dan komunitas

Malang (3 suster). Sedangkan yang tinggal di Flores terdiri dari dua komunitas yaitu

komunitas Ende (2 suster) dan komunitas Ruteng (2 suster). Jumlah semua suster

yang menjadi subyek penelitian ada 30 suster.

Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner yang terdiri dari 80

item. Peneliti menyusun sendiri item-item tersebut berdasarkan aspek-aspek

Page 94: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

78

kecerdasan spiritual (Zohar-Marshall, 2004:135-176). Pengumpulan data

dilaksanakan pada tanggal 15– 17 Oktober 2007

Prosedur pengumpulan data meliputi 2 tahap yaitu: (1) tahap persiapan yang

mencakup kegiatan menyusun kuesioner dengan berkonsultasi ke dosen pembimbing,

(2) melakukan uji coba kuesiner, dan (3) tahap pelaksanaan.

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menskor

jawaban subjek, mentabulasi data, menjumlahkan skor total masing-masing subjek,

membuat kategorisasi tingkat kecerdasan spiritual dengan memakai acuan PAP Tipe

I, dan menyusun usulan topik-topik bimbingan kelompok bagi program pembinaan

para yunior.

Hasil penelitian yang diperoleh:

1. Penggolongan tingkat kecerdasan spiritual suster yunior Ordo Santa Ursula tahun

2007/2008 yaitu: “sangat tinggi”, “tinggi”, “cukup”, “rendah”, dan “sangat

rendah”. Kecerdasan spiritual yang berada dalam kualifikasi “sangat tinggi” dan

“tinggi” ditafsirkan sebagai kecerdasan spiritual yang diharapkan. Sedangkan

kualifikasi cukup, rendah dan sangat rendah ditafsirkan sebagai kecerdasan

spiritual yang masih kurang dari harapan.

Suster yunior yang mampu mencapai kecerdasan spiritual yang diharapkan

berjumlah 18 orang (60%), terdiri dari 2 suster (6,67%) dengan kualifikasi

“sangat tinggi” dan 16 suster (53,33%) memiliki kualifikasi “tinggi”. Sedangkan

suster yunior yang dikategorikan belum mencapai kecerdasan spiritual yang

diharapkan berjumlah 12 suster (40%) dengan memiliki kualifikasi “cukup”,

Page 95: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

79

sedangkan yang memiliki kualifikasi “rendah” dan “sangat rendah” tidak ada

(0%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa kecerdasan spiritual para suster yunior

pada umumnya sudah mencapai tingkat kecerdasan spiritual seperti yang

diharapkan.

2. Usulan topik-topik bimbingan kelompok disusun berdasarkan skor rendah dari

item kuesioner kecerdasan spiritual yang dicapai oleh para suster yunior.

B. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebagian besar kecerdasan spiritual para suster yunior Ordo Santa Ursula

tahun 2007/2008 sudah setinggi yang diharapkan, namun demikian para suster

perlu bimbingan yang bersifat pengayaan (enrichment) yang menunjang untuk

semakin meningkatkan kecerdasan spiritual. Sedangkan bagi suster yunior

yang belum mencapai kecerdasan spiritual memerlukan bimbingan yang

bersifat prefentif dan kuratif.

2. Untuk meningkatkan kecerdasan spiritual para suster yunior Ordo Santa

Ursula tahun 2007/2008, peneliti memberikan usulan topik-topik bimbingan

kelompok bagi pembinaan yunior

Page 96: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

80

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan saran sebagai

berikut:

1. Bagi para pembimbing yunior Ordo Santa Ursula diharapkan perlu

memberikan pendampinganataubimbingan kelompok bagi para suster yunior

sehubungan dengan usulan topik bimbingan kecerdasan spiritual yang sudah

direncanakan.

2. Koordinator formator yunior bekerja sama dengan para pemimpin komunitas

agar dalam memberi pembinaan para suster yunior, mereka lebih

memperhatikan unsur-unsur yang mengandung kecerdasan spiritual. Bagi

suster yang sudah mencapai kecerdasan spiritual seperti yang diharapkan

maka bimbingan yang diperlukan adalah bimbingan yang bersifat pengayaan

(enrichment), sedangkan jenis layanan bimbingan yang bersifat kuratif dan

prefentif diperlukan bagi para suster yang kiranya masih kurang dalam aspek-

aspek kecerdasan spiritual.

3. Peneliti lain yang tertarik untuk mengadakan penelitian kecerdasan spiritual.

Peneliti merasakan tidak mudah untuk membuat kuesioner yang baik, merata,

valid dan reliabel. Oleh karena itu para peneliti lain hendaknya lebih teliti

dalam mengembangkan indikator-indikator setiap aspek kecerdasan spiritual,

agar item-item aspek yang satu konsisten dengan aspek yang lain; hendaknya

indikator-indikator dari aspek kecerdasan spiritual lebih disederhanakan lagi.

Page 97: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

81

Selain mengenai pembuatan item kuesioner yang tidak mudah, penulis juga

merasa kesulitan dalam menyusun tata bahasa kalimat yang baik dan benar.

Oleh karena itu bagi para peneliti lain, diharapkan dalam menulis skripsi

mempersiapkan diri dengan belajar menulis dengan baik dan benar.

Page 98: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

82

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 1997. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Buzan, T. 2003. Sepuluh Cara Jadi Orang Cerdas Secara Spiritual. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Furchan. 1982. Pengantar: Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional

Hadi, S. 1990. Analisis Butir Instrumen Angket, Tes, dan Skala Nilai dengan BASICA. Yogyakarta: Andi Offset

Junaidi, I. 2006. The Power Of Soul for Greath Health: Cara Menjadi sehat dan Bahagia melalui Keseimbangan Fisik dan Mental. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia.

Konstitusi Ordo Santa Ursula 1984. Tempuhlah Hidup Baru. Roma: Ordo Santa Ursula

Kravitz (www.Spiritualintelligence.com. Internet 2 Maret 2002)

Lewin, M. 2005. Spiritual Intelligence : Membangkitkan Kekuatan Spiritualitas dan Intuisi Anda. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Mariani, L & Rio, M.B. 2005. Againts The Tide Angela : Melawan Arus digerakkan Roh Kudus. Bandung:Ordo Santa Ursula

Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius

Poerwadarminta, W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Prasetyo, M. 1992. Psikologi Hidup Rohani. Yogyakarta : Kanisius.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia

Rahmat, J. 1989. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Karya

Safaria, T. 2005. Interpersonal Intelligence : Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak. Yogyakarta : Amara Books

Sasmita, M. D. (1976). Sekelumit Tentang Santa Angela. Bandung:Ordo Santa Ursula.

Satiadarma, M.P. & Waruwu, F. 2003. Mendidik Kecerdasan : Pedoman Bagi Orang Tua Dan Guru Dalam Mendidik Anak Cerdas. Jakarta: Pustaka Populer Obor

Sinetar, M. 2001. Spiritual Intelligence:Belajar dari Anak yang Mempunyai Kesadaran Dini. Jakarta:PT Alex Medio Komputindo Kelompok Gramedia

Sukidi. 2004. Kecerdasan Spiritual : Mengapa SQ lebih penting daripada IQ dan EQ. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Page 99: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

83

Susinaki. 1997. Kata-kata Santa Angela - Regula, Nasihat, dan Warisan Santa Angela Merici . Bandung: Ordo Santa Ursula

Winkel, W. S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia Widiasarana

Zohar, D & Marshall, I. 2000. SQ Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan. Bandung : Mizan Media Utama

Zohar, D & Marshall, I. 2005. Spiritual Capital Mempeberdayakan SQ di Dunia Bisnis. Bandung : Mizan Media Utama

Page 100: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik
Page 101: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

Lampiran 1

Hasil Uji Analisis Validitas dan

Reliabelitas SPSS (Statistical Programe

for Social Science) Versi 12 for Windows.

Page 102: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik
Page 103: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik
Page 104: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik
Page 105: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik
Page 106: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

Lampiran 2

Hasil Analisis Uji Validitas Item

Page 107: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

Hasil Analisis Uji Validitas Item Per-Aspek Kuesioner Uji Coba

No Aspek SQ No. item Korelasi r kritis Keterangan 1. Kesadaran Diri Aspek 1.10 4837 0,207 Valid Aspek 1.32 1935 0,207 Gugur Aspek 1.36 4339 0,207 Valid Aspek 1.45 4076 0,207 Valid Aspek 1.66 3426 0,207 Valid Aspek 1.69 0226 0,207 Gugur Aspek 1.70 6222 0,207 Valid Aspek 1.94 0436 0,207 Gugur Aspek 1.96 1660 0,207 Gugur

2. Bertindak Spontan Aspek 2. 1 2210 0,207 Valid Aspek 2.6 1935 0,207 Gugur Aspek 2.9 3307 0,207 Valid Aspek 2.23 1427 0,207 Gugur Aspek 2.48 3991 0,207 Valid Aspek 2.50 3376 0,207 Valid 3 Terbimbing Visi dan

Nilai Aspek 3.2 4613 0,207 Valid

Aspek 2.6 1935 0,207 Gugur Aspek 3.5 6847 0,207 Valid Aspek 3.7 5069 0,207 Valid Aspek 3.12 6152 0,207 Valid Aspek 3.18 3690 0,207 Valid Aspek 3.28 3456 0,207 Valid Aspek 3.46 4317 0,207 Valid Aspek 3.73 2287 0,207 Valid

4. Berpandangan

Holistik Aspek 4.20 1925 0,207 Gugur

Aspek 4.25 5217 0,207 Valid Aspek 4.41 5283 0,207 Valid Aspek 4.63 3560 0,207 Valid Aspek 4.92 4883 0,207 Valid

5. Membingkai Ulang

Pengalaman Aspek 5.30 4224 0,207 Valid

Aspek 5.64 1464 0,207 Gugur Aspek 5.80 4310 0,207 Valid Aspek 5.88 2430 0,207 Valid Aspek 5.90 5794 0,207 Valid Aspek 5.95 3958 0,207 Valid

6. Kecenderungan Aspek 6.34 0703 0,207 Gugur

Page 108: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

Bertanya “mengapa” Aspek 2.51 1072 0,207 Gugur Aspek 6.72 6181 0,207 Valid Aspek 6.75 3102 0,207 Valid Aspek 6.81 5341 0,207 Valid Aspek 6.83 5678 0,207 Valid Aspek 6.87 2699 0,207 Valid

7 Mengambil Manfaat

dari kemalangan dan penderitaan

Aspek 7. 19 3307 0,207 Valid

Aspek 7. 53 3347 0,207 Valid Aspek 7. 55 0672 0,207 Gugur Aspek 7. 59 4916 0,207 Valid Aspek 7. 61 4007 0,207 Valid Aspek 7. 67 6739 0,207 Valid Aspek 7. 68 0228 0,207 Gugur Aspek 7. 74 5285 0,207 Valid Aspek 7. 76 3335 0,207 Valid Aspek 7. 78 2225 0,207 Valid Aspek 7. 85 1935 0,207 Gugur

8. Memiliki Rasa

Keterpanggilan Aspek 8. 62 2886 0,207 Valid

9. Kepedulian Aspek 9. 4 3176 0,207 Valid Aspek 9. 11 3314 0,207 Valid Aspek 9. 13 3238 0,207 Valid Aspek 9. 14 2687 0,207 Valid Aspek 9. 15 4791 0,207 Valid Aspek 9. 17 5559 0,207 Valid Aspek 9. 24 5865 0,207 Valid Aspek 9. 42 6260 0,207 Valid Aspek 9. 57 0240 0,207 Gugur Aspek 9. 77 6693 0,207 Valid Aspek 9. 79 4696 0,207 Valid Aspek 9. 82 4263 0,207 Valid Aspek 9. 86 4536 0,207 Valid Aspek 9. 89 6563 0,207 Valid

10. Merayakan

Keragaman Aspek 10. 3 4994 0,207 Valid

Aspek 10.8 5169 0,207 Valid Aspek 10.21 5884 0,207 Valid Aspek 10.26 5536 0,207 Valid Aspek 10.27 2934 0,207 Valid Aspek 10.29 6289 0,207 Valid Aspek 10.31 4435 0,207 Valid Aspek 10.33 5985 0,207 Valid

Page 109: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

Aspek 10. 38 5707 0,207 Valid Aspek 10. 40 3612 0,207 Valid Aspek 10.44 3989 0,207 Valid

11. Independensi

terhadap Lingkungan

Aspek 11.22 2192 0,207 Valid

Aspek 11.37 5090 0,207 Valid Aspek 11.43 3135 0,207 Valid Aspek 11.52 2716 0,207 Valid Aspek 11.54 3448 0,207 Valid Aspek 11.56 2048 0,207 Valid Aspek 11.58 3005 0,207 Valid Aspek 11.60 3054 0,207 Valid Aspek 11.91 3335 0,207 Valid

12. Kerendahan Hati Aspek 12. 16 5020 0,207 Valid Aspek 12. 35 1126 0,207 Gugur Aspek12. 39 5672 0,207 Valid Aspek 12.47 3798 0,207 Valid Aspek 12.49 3821 0,207 Valid Aspek 12. 65 3623 0,207 Valid Aspek 12.71 4879 0,207 Valid Aspek 12.84 4768 0,207 Valid Aspek 12.93 3642 0,207 Valid

Page 110: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

Lampiran 3

Kuesioner Penelitian

Page 111: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

KUESIONER KECERDASAN SPIRITUAL

Pada kesempatan ini, kami mengharapkan kesediaan Anda untuk mengisi

pernyataan-pernyataan dalam kuesioner ini. Kuesioner ini dimaksudkan untuk

mengetahui sejauh mana tingkat Kecerdasan Spiritual yang Anda miliki. Informasi

yang diperoleh dari kuesioner ini akan diolah bukan untuk penilaian diri anda tetapi

hasil penelitian ini akan digunakan untuk dasar pengembangan program pembinaan

yunior.

Mengingat kuesioner ini bersifat pribadi dan rahasia, maka kami

mengharapkan Anda menjawabnya secara jujur sesuai dengan pengalaman Anda

sendiri.

Atas bantuan Anda, kami mengucapkan terima kasih.

Umur : ………….

Tahun Angkatan masuk biara : ………….

Pendidikan terakhir : ………….

Tanggal Pengisian : ………….

Petunjuk:

a. Bacalah masing-masing pernyataan berikut dengan teliti. Kemudian tentukan

seberapa sering hal-hal yang diungkapkan dalam pernyataan tersebut Anda

alami dan rasakan. Anda hanya diminta untuk memilih 1 alternatif jawaban

yang sesuai dengan keadaan diri Anda yang sebenarnya.

Alternatif jawaban yang dapat Anda pilih adalah:

SS : Sangat Sering

S : Sering

KK : Kadang-Kadang

J : Jarang

b. Berilah tanda centang ( ) pada alternatif jawaban yang anda pilih di tempat

tersedia.

Page 112: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

Contoh:

No. Pernyataan Alternatif jawaban

SS S KK J

1. Saya merasakan hidup saya sangat berarti sebagai

seorang religius.

Anda diminta untuk memberikan jawaban pada semua pernyataan. Dan

periksalah kembali jawaban Anda sebelum dikumpulkan.

Page 113: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

ITEM KUESIONER UJI COBA KECERDASAN SPIRITUAL

No Keterangan

SS S KK JJ

1. Dalam kehidupan bersama saya dapat menyampaikan

pendapat saya pada pemimpin dengan terbuka.

2. Saya memperjuangkan hidup saya hari ini lebih baik dari

hari kemarin

3. Saya sulit menerima perbedaan-perbedaan yang muncul

di komunitas saya.

4. Saya masa bodoh dengan penderitaan dan kesulitan orang

lain karena saya sendiri masih banyak menderita.

5. Saya menghayati kaul—kaul saya dengan sepenuh hati.

6. Saya bersedia belajar dari pengalaman orang lain

meskipun pengalaman itu pengalaman buruk.

7. Saya memaksa orang lain mengikuti pendapat saya

karena pendapat saya paling baik.

8. Saya mudah terombang-ambing dengan penilaian orang

lain terhadap diri saya.

9. Saya menghadapi tantangan dan kesulitan hidup saya

tanpa mengenal putus asa.

10. Dalam kehidupan bersama saya enggan menjadi bagian

dari yang lain, karena saya lebih nyaman sendirian.

11. Saya berjuang sungguh-sungguh mengatasi setiap

persoalan hidup saya.

12. Pikiran saya memikirkan hal lain saat teman saya

menceritakan kesedihan hatinya daripada saya ikut sedih.

13. Saya mewujudkan sikap saling menghargai dan

menghormati penuh cinta kasih dimanapun saya berada.

Page 114: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

14. Ketika teman saya menceritakan pengalamannya yang

menyedihkan, saya bisa ikut merasakan apa yang dia

rasakan.

15. Di dalam kehidupan saya, saya mengesampingkan peran

orang lain dalam hidup saya.

16. Saat teman saya menceritakan pengalaman

penderitaannya, saya terdorong untuk membantunya

mengatasi penderitaannya itu.

17. Saya berusaha mewujudkan cita-cita pendiri tarekat saya

dengan mengerjakan tugas-tugas yang dipercayakan

kepada saya dengan sebaik mungkin.

18. Saya sulit meruntuhkan pikiran-pikiran yang

menimbulkan perasaan tidak nyaman dalam diri saya.

19. Saya menghormati dan menghargai perbedaan setiap

orang di lingkungan saya.

20. Saya membutuhkan waktu lama untuk menghilangkan

perasaan negatif yang membelenggu hati saya.

21. Saya menyadari bahwa diri saya menjadi bagian dari yang

lain yang hidup disekitar saya.

22. Saya senang menunda-nunda pekerjaan saya karena bagi

saya apa yang saya alami sekarang tidak ditentukan dari

usaha-usaha saya sebelumnya.

23. Saya tetap menghargai pendapat orang lain walaupun

bertentangan dengan pendapat saya.

24. Saya rela mengesampingkan pendapat saya jika pendapat

saya tidak diterima oleh sebagian besar anggota

komunitas sya.

25. Saya bertindak sesuka hati saya karena yang terpenting

bagi saya adalah saat ini saya senang.

26. Saya melihat perbedaan sebagai hal yang memperkaya

bukan sebagai ancaman.

Page 115: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

27. Saya melihat situasi/masalah yang saya hadapi dalam satu

sudut pandang saja.

28. Saya mengakui kebenaran itu tidak terbatas pada

kebenaran diri saya sendiri.

29. Saya bersyukur atas perbedaan yang ada di sekitar saya

karena hal itu memperkaya hidup saya.

30. Saya bertindak tanpa mengetahui motivasi yang

mendasari tindakan saya itu.

31. Di saat pertemuan komunitas, antusias saya menurun

ketika orang lain menyampaikan usulan/pendapat yang

berbeda dengan saya.

32. Saya mengabaikan teman saya yang pendapatnya selalu

berseberangan dengan saya.

33. Saya sulit mensyukuri kehidupan yang saya jalani saat ini.

34. Saya segera menolong orang yang membutuhkan

pertolongan sekalipun orang itu orang yang tidak saya

kenal.

35. Di dalam hidup saya, saya memiliki pendirian yang teguh.

36. Saya antusias mendengarkan usulan/pendapat orang lain

meskipun usulan orang berbeda dengan saya.

37. Saya merasa aman jika saya tampil dengan berpura-pura

(bertopeng).

38. Dengan senang hati saya menyumbangkan bakat-bakat

saya untuk kepentingan tarekat.

39. Saya bersikap rendah hati meskipun saya memiliki

kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain.

40. Saya merasa tidak aman jika saya menampilkan diri apa

adanya.

41. Saya mengakui bahwa orang lain memiliki kontribusi

terhadap keberhasilan yang saya capai sekarang.

Page 116: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

42. Saya sulit menyesuaikan diri ditempat tugas yang baru.

43. Pada saat saya dikritik teman dalam sebuah pertemuan

saya marah dan kesal.

44. Saya bisa membebaskan diri dari perasaan-perasaan

negative dengan mudah.

45. Saya berani mengubah pikiran dan pebuatan saya yang

keliru.

46. Saya terkurung dalam keterbatasan-keterbatasan yang ada

dalam diri saya.

47. Saya rela mengalami perasaan tertekan akibat

memperjuangkan kejujuran dan kebaikan demi

kepentingan bersama.

48. Saya berani menanggung resiko kesepian karena saya

mempertahankan pendirian saya demi kebaikan bersama.

49. Saya bisa bertahan di saat orang lain mengatakan hal-hal

yang negative dan merugikan diri saya..

50. Saya mengakui kenyataan bahwa ada persoalan tertentu

yang tidak bisa diselesaikan secara tuntas.

51. Saya bisa bergaul dengan siapa saja tanpa membeda-

bedakan.

52. Saya mudah putus asa dalam perjuangan hidup saya.

53. Semua prestasi dan kesuksesah yang saya capai tanpa

kontribusi orang lain.

54. Saya memilih hidup sebagai seorang religius karena ingin

mencari kenyamanan.

55. Saya meragukan pilihan hidup saya sebagai seorang

religius.

56. Saya tidak bisa menerima kekurangan diri saya.

57. Saya rela memberikan ruang bagi orang lain untuk

menyalurkan bakat-bakatnya

58. Saya berani melihat dan mengakui kesalahan-kesalahan

Page 117: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

yang terjadi di masa lalu saya.

59. Saya berusaha mencari makna yang tersembunyi saat saya

mengalami penderitaan.

60. Dalam hidup saya, saya tidak mau terbelenggu dengan

keterbatasan-keterbatasan diri saya.

61. Saya mudah menolong orang lain yang saya sukai

daripada orang yang tidak saya sukai.

62. Saya melihat kegagalan yang saya alami sebagai satu

kesempatan untuk melihat keterbatasan saya.

63. Ketika seseorang yang tidak saya sukai perlu pertolongan

saya terpaksa menolongnya.

64. Saya berusaha mempertahankan pikiran dan perbuatan

saya meskipun saya sadar pikiran dan perbuatan saya itu

keliru.

65. Dalam setiap peristiwa yang tidak menyenangkan saya

berusaha mencari arti yang ada di dalamnya.

66. Saya tidak memberikan pertolongan kepada orang asing.

67. Saya memahami bahwa setiap perjuangan yang telah saya

lakukan menentukan kehidupan saya sekarang

68. Saya enggan belajar dari orang lain karena pengalaman

saya sendiri cukup untuk bahan belajar.

69. Saya melihat kegagalan yang saya alami sebagai satu

kesempatan untuk melihat keterbatasan saya.

70. Di dalam menolong orang lain saya memilih-milih.

71. Saya merenungkan dan merefleksikan pengalaman hidup

saya sampai ke masuk ke intinya.

72. Sebelum saya mengmbil keputusan, saya memikirkan dan

membayangkan masa depan/masa mendatang yang

relevan yang akan terjadi berkaitan dengn keputusan yang

akan saya buat.

73. Saya bersyukur atas segala pengalaman hidup yang saya

Page 118: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

terima.

74. Di dalam setiap kesempatan, saya menunjukkan pada

orang lain bahwa saya orang penting.

75. Saya menyadari motivasi yang mendorong saya untuk

melakukan suatu tindakan.

76. Saya berusaha melihat setiap persoalan hidup yang saya

alami dalam berbagai prespektif.

77. Saya menjalani hidup berdasarkan prinsip dan keyakinan

yang mendalam bahwa panggilan saya sebagai religius

merupakan anugerah dari Tuhan secara cuma-cuma.

78. Saya tidak menyukai perbedaan karena perbedaan selalu

menimbulkan persoalan.

79. Setiap keputusan yang saya ambil selalu dilandasi atas

dasar prinsip dan keyakinan Roh Kudus selalu membantu.

80. Saya menolak kebenaran yang muncul dari pemikiran

orang lain.

TERIMAKASIH ATAS KESEDIAAN ANDA MEMBANTU MENGISI KUESIONER

INI.

TUHAN MEMBERKATI PANGGILAN ANDA

AMIN

Page 119: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

Lampiran 4

Perolehan Skor Kecerdasan Spiritual Suster Yunior Ordo Santa Ursula Tahun 2007/2008

Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 191 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 32 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 33 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 34 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 45 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 46 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 47 4 3 3 4 3 3 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 38 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 39 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3

10 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 311 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 312 2 3 4 1 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 413 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 414 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 415 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 316 3 3 4 4 2 2 3 4 3 4 3 3 2 2 4 3 2 4 317 3 2 3 3 2 2 3 3 2 4 3 4 3 4 3 4 4 3 318 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 2 3 3 319 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 320 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 321 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 4 3 4 2 3 2 3 3 322 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 323 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 424 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 425 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 426 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 427 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 328 3 3 3 4 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 329 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 2 3 3 2 4 2 4 3 330 2 3 3 3 3 3 3 2 4 1 2 3 3 2 4 2 3 3 2

94 100 98 109 99 101 97 93 92 108 104 108 100 99 110 94 106 94 99

Responden

Page 120: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 424 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 44 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 4 3 33 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 33 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 33 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 2 33 4 4 3 3 4 4 2 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 42 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 43 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 43 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 43 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 43 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 3 3 4 3 33 3 3 4 2 4 4 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 43 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 43 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 43 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 3 3 2 4 3 2 4 3 33 3 3 2 2 4 4 3 4 3 4 3 2 4 2 2 2 4 3 2 4 4 43 3 3 2 2 4 3 3 2 3 3 3 4 4 2 2 2 4 3 2 3 2 34 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 43 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 3 4 3 43 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 34 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 43 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 43 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 33 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 33 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 4 3 43 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 1 3 3 4 3 2 4 3 33 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 33 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 1 3 3 4 3 2 3 3 43 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 1 3 2 3 3 3 3 3 2

93 100 103 89 85 112 103 95 99 106 100 104 108 111 79 96 90 108 96 85 108 95 105

Page 121: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 653 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 32 2 3 3 3 3 2 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 4 3 33 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 1 3 4 33 2 3 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 43 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 33 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 43 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 1 3 3 3 3 43 2 3 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 2 3 3 43 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 33 3 4 3 3 2 3 1 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 2 4 33 3 3 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 44 2 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 2 4 4 4 44 2 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 3 44 3 4 1 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 3 4 4 3 44 2 3 3 2 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 33 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 2 2 3 3 3 43 2 3 3 2 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 33 2 2 2 2 2 2 3 3 4 4 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 33 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 43 2 3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 43 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 43 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 33 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 43 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 43 3 4 4 4 1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 44 2 3 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 43 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 43 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 33 2 2 2 3 2 2 3 3 4 4 3 3 2 3 2 3 2 3 4 3 3 32 2 3 2 3 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 2 3 3 3

93 72 94 87 84 76 83 95 107 111 118 115 103 101 103 103 86 84 92 90 98 103 107

Page 122: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 803 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2573 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2564 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2853 3 3 4 2 3 2 4 3 3 2 4 3 4 4 2583 2 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2683 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 2692 4 3 3 3 4 2 4 3 3 3 4 3 3 4 2433 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2644 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2554 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2544 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2814 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 2723 4 3 4 3 3 3 4 4 1 3 4 2 4 4 2693 4 3 4 3 2 2 4 4 3 4 4 4 3 3 2793 4 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2523 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 2483 4 3 3 3 2 2 4 3 3 2 3 4 3 4 2402 3 3 3 2 3 2 3 4 2 2 2 4 2 4 2243 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 2852 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2833 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2463 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2934 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 2853 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 2804 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2972 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 2783 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2553 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2542 4 3 3 2 2 2 4 4 3 2 4 3 2 4 2363 4 3 4 2 3 3 3 3 2 4 3 4 3 4 228

92 113 97 106 96 92 87 111 108 89 95 108 108 103 109 7894

Page 123: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

Lampiran 5

Perhitungan untuk melihat Tingkat Kecerdasan

Spiritual Suster Yunior

Ordo Santa Ursula tahun 2007/2008

Page 124: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

Perhitungan untuk melihat Tingkat Kecerdasan Spiritual Suster Yunior

Ordo Santa Ursula tahun 2007/2008

Kriteria yang digunakan adalah Pap Tipe I

Tingkat Kecerdasan Spiritual Nilai Huruf Kualifikasi

90%-100% A Sangat Tinggi

80%-89% B Tinggi

65%-79% C Cukup

55%-64% D Rendah

Di bawah 55% E Sangat Rendah.

Sumber Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah

Yogyakarta. Kanisius. hal 153.

Di ketahui :

Skor maksimal per item = 4

Jumlah item = 80

Total skor masksimal yang harusnya

Didapat setiap subyek = 4 x 80 = 320

Maka Tingkat Kecerdasan Spiritual Nilai Huruf

90% x 320 = 288 A

80% x 320 = 256 B

65% x 320 = 208 C

55% x 320 = 176 D

Di bawah 55% = dibawah 176 E

Skor-Skor Nilai Huruf

288 – 320 A (Sangat Tinggi) 256 – 287 B (Tinggi) 208 – 255 C (Cukup) 176 – 207 D ( Rendah ) ….. – 175 E ( Sangat Rendah)

Page 125: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

Lampiran 6

Kualifikasi Tingkat Kecerdasan Spiritual Suster Yunior Ordo Santa Ursula Tahun 2007/2008

Page 126: DESKRIPSI TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL PARA … filedeskripsi tingkat kecerdasan spiritual para suster yunior ordo santa ursula tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik

Kualifikasi Tingkat Kecerdasan Spiritual Suster Yunior

Ordo Santa Ursula Indonesia Tahun 2007/2008

No Nomor Subyek

Skor yang dicapai

Skor Maksimal

Kategori Posisi Skor

1. 22 297 320 Sangat Tinggi 90%<x<100% 2. 25 293 320 Sangat Tinggi 90%<x<100% 3. 2 256 320 Tinggi 80%<x<89% 4. 1 257 320 Tinggi 80%<x<89% 5. 4 258 320 Tinggi 80%<x<89% 6. 8 264 320 Tinggi 80%<x<89% 7. 6 268 320 Tinggi 80%<x<89% 8. 13 269 320 Tinggi 80%<x<89% 9. 5 269 320 Tinggi 80%<x<89% 10. 12 272 320 Tinggi 80%<x<89% 11. 26 278 320 Tinggi 80%<x<89% 12. 14 279 320 Tinggi 80%<x<89% 13. 24 280 320 Tinggi 80%<x<89% 14. 11 281 320 Tinggi 80%<x<89% 15. 2 283 320 Tinggi 80%<x<89% 16. 3 285 320 Tinggi 80%<x<89% 17. 19 285 320 Tinggi 80%<x<89% 18. 23 285 320 Tinggi 80%<x<89% 19. 18 224 320 Cukup 65%<x<79% 20. 30 228 320 Cukup 65%<x<79% 21. 29 236 320 Cukup 65%<x<79% 22. 6 240 320 Cukup 65%<x<79% 23. 7 243 320 Cukup 65%<x<79% 24. 21 246 320 Cukup 65%<x<79% 25. 16 248 320 Cukup 65%<x<79% 26. 15 252 320 Cukup 65%<x<79% 27. 28 254 320 Cukup 65%<x<79% 28. 10 254 320 Cukup 65%<x<79% 29. 9 255 320 Cukup 65%<x<79% 30. 27 255 320 Cukup 65%<x<79%