Page 1
i
DESKRIPSI TANGGAPAN PELAJAR KATOLIK
TERHADAP EKARISTI KAUM REMAJA
DI PAROKI SANTA PERAWAN MARIA DI FATIMA SRAGEN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Emiliana Kartika Setyani
NIM: 151124020
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 4
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada Tuhan Yesus, serta Bunda Maria
yang selalu memberikati, membimbing, dan menuntun seluruh proses yang
penulis alami, khususnya selama proses pendidikan dan hidup penulis.
Teruntuk Bapak Yohanes Suhardi yang sangat kusayangi, yang selalu
mendoakan, menguatkan, dan yang selalu berjuang melakukan apapun demi saya
bisa melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi tanpa mengenal hujan dan
terik matahari
Teruntuk yang terkasih Pakde Sarmo, Mamas Isidorus Cahyo Setyadi,
Adik Martinus Giri Setya Budi, Adik Gregorius Wisnu Setyadi, dan Adik Maria
Arum Setyani, yang selalu menguatkan, mendukung, dan membantu penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 5
v
MOTTO
“Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena
mereka, sebab Tuhan, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak
akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan Engkau”
(Ul 31:6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 8
viii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “DESKRIPSI TANGGAPAN PELAJAR
KATOLIK TERHADAP EKARISTI KAUM REMAJA DI PAROKI SANTA
PERAWAN MARIA DI FATIMA SRAGEN”. Judul ini dipilih sebagai bentuk
perhatian penulis terhadap pelaksanaan Ekaristi Kaum Remaja (EKR) yang
dilaksanakan satu bulan sekali di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen.
EKR yang dilaksanakan ini diharapkan dapat membantu pelajar Katolik semakin
memperkembangkan imannya, terutama bagi pelajar Katolik yang kurang
mendapatkan pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di sekolah
negeri dan juga sekolah swasta. Namun pada kenyataannya, keterlibatan pelajar
Katolik dalam kehidupan menggereja masih kurang. Mereka mengikuti EKR
hanya karena hal tersebut diwajibkan oleh guru-guru bidang studi Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti dan sebagai nilai pengganti atau tambahan bagi
pelajaran Pendidikan Agama Katolik.
Tujuan pokok dalam skripsi ini adalah memperoleh gambaran bagaimana
tanggapan pelajar Katolik terhadap pelaksanaan EKR dan dampaknya bagi
perkembangan iman pelajar Katolik di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima
Sragen. Untuk membahas tujuan pokok tersebut penulis menggunakan studi
pustaka dan penelitian. Studi pustaka yang digunakan adalah dengan mempelajari
dan menemukan pokok-pokok Ekaristi. Sedangkan penelitian yang digunakan
oleh penulis adalah penelitian kualitatif. Untuk memperoleh data, penulis
memberikan kuesioner kepada 50 pelajar Katolik sebagai responden.
Hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa pelajar Katolik memberikan
tanggapan positif terhadap pelaksanaan EKR. Mereka gembira karena EKR
menjadi sarana bagi mereka untuk terlibat secara aktif dalam hidup menggereja
dan menjadi tempat bagi mereka untuk menemukan identitas dirinya sebagai
remaja. EKR juga sudah memberikan dampak yang positif bagi perkembangan
iman mereka, yakni semakin memiliki kesadaran untuk berbagi dan peduli
kepada sesama terutama kaum Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir, dan Difabel
(KLMTD), serta menghormati dan menghargai perbedaan. Meskipun dalam hal
ini, belum secara keseluruhan pelajar Katolik semakin terbantu untuk
memperkembangkan iman dan menemukan jati dirinya sebagai remaja melalui
EKR. Maka, untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini penulis mengusulkan
kegiatan rekoleksi sebagai upaya untuk meningkatkan pelaksanaan EKR dan
perwujudan buah-buah Ekaristi dalam hidup menggereja dan bermasyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 9
ix
ABSTRACT
The title of this thesis is “DESCRIPTION OF CATHOLIC STUDENT
RESPONSES TO THE EUCHARIST OF TEENAGER IN THE PARISH
SANTA PERAWAN MARIA IN FATIMA SRAGEN”. The title was chosen as a
form of the writers attention to the implementation of Eucharist of Teenagers
(EKR) which is held once a month in the Parish Santa Perawan Maria in Fatima
Sragen. The Eucharist of Teenagers is expected to be able to help Catholic
students enriched their faith, more for Catholics who don’t get Religious
Education and Character Education in public and private school. But in the end,
the participation of Catholic students in church life is still lacking. They join EKR
only because itu is required by the teachers in the study of Catholic Religious
Education and Character and as a substitute value or additional value for the
field of study of Catholic Religious Education and Character.
The main objective in this thesis is to get a picture of how the response of Catholic
students to the implementation of the EKR and its impact on the development of
the faith of Catholic students in the Parish Santa Perawan Maria in Fatima
Sragen. To discuss these basic objectives, the authors use literature studies and
research. Studi literature is used is to study and find the points of the Eucharist.
Whereas research conducted by the author is qualitative research. To get data,
the writer’s gave the questionnaires to the 50 Catholic students as respondents.
The final results of the study showed that Catholic students gave positive
responses to the implementation of EKR. They were happy because EKR became
a means for them to be actively involved in Church life and became a place for
them to find their identitiy as teenagers. EKR has also had a positive impact on
the development of their faith, which is increasingly having the awareness to
share and care for others, especially the poor, the weak, the marginalized, and
diffable (KLMTD), as well as respecting differences. Although in this case, not yet
overall Catholic students are increasingly helped to develop their faith and find
their identity as teenagers through EKR.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 10
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah Bapa yang Maha Baik,
karena berkat dan rahmat kasih-Nya yang sangat besar, penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “DESKRIPSI TANGGAPAN PELAJAR
KATOLIK TERHADAP EKARISTI KAUM REMAJA DI PAROKI SANTA
PERAWAN MARIA DI FATIMA SRAGEN”. Skripsi ini disusun berdasarkan
keinginan penulis untuk mengetahui tanggapan pelajar Katolik, sejauhmana
Ekaristi Kaum Remaja (EKR) berdampak bagi perkembangan iman pelajar
Katolik.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat
dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Drs. FX. Heryatno Wono Wulung, SJ., M.Ed, selaku dosen pembimbing
akademik sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi yang dengan penuh
kesabaran membimbing, mendampingi, memberikan kritikan yang
membangun, serta motivasi untuk dapat segera menyelesaikan skripsi.
2. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ, selaku Kaprodi Pendidikan Agama Katolik yang
senantiasa mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Seluruh dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, yang telah membimbing, mendidik, dan memperkembangkan
penulis selama menjalankan studi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 11
xi
4. Pastor Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen yang telah memberikan
ijin untuk penulis melakukan penelitian dalam skripsi ini.
5. Bapak tersayang Yohanes Suhardi yang telah memberikan semangat,
dukungan, cinta, perhatian, dan doa yang begitu besar bagi penulis baik secara
moral maupun materil kepada penulis.
6. Pakde Sarmo yang telah memberikan semangat, dukungan, cinta dan yang
selalu mendoakan penulis
7. Mamas Isidorus Cahyo Setyadi yang selalu mendoakan, memberi semangat
dan dukungan baik secara moral maupun materil kepada penulis
8. Adik-adik tersayang Martinus Giri Setya Budi, Gregorius Wisnu Setyadi, dan
Maria Arum Setyani yang selalu mendukung dan menjadi sumber semangat
bagi penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini
9. Seluruh sanak-saudara yang selalu memberikan dukungan kepada penulis
ketika penulis merasa putus asa
10. David Widya Utama yang memberikan semangat dan dukungan kepada
penulis baik dalam hal moral maupun material
11. Seluruh teman-teman dan sahabat yang sudah bersedia memberikan semangat
dan juga bantuan kepada penulis
12. Keluarga besar PAK angkatan 2015 yang telah berdinamika selama proses
perkuliahan dari semester 1 sampai saat ini yang telah mendukung dan
memotivasi penulis sehingga penulis dapat bangkit dari keterpurukan untuk
segera menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 13
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
PERSEMBAHAN ................................................................................................ iv
MOTTO .................................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................. vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xviii
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 4
D. Manfaat Penulisan .............................................................................................. 5
E. Metode Penulisan ............................................................................................... 5
F. Sistematika Penulisan ........................................................................................ 6
BAB II. POKOK-POKOK EKARISTI DAN PERKEMBANGAN IMAN
KAUM REMAJA .................................................................................... 8
A. Pokok-pokok Ekaristi .......................................................................................... 9
1. Hakikat Ekaristi ............................................................................................... 9
2. Dasar Kristologis Ekaristi.............................................................................. 10
a. Ekaristi sebagai Kurban Kristus ................................................................. 10
b. Ekaristi sebagai Perayaan Kenangan Akan Kristus................................... 11
c. Ekaristi sebagai Sakramen ......................................................................... 12
d. Ekaristi sebagai Perjamuan Terakhir Yesus .............................................. 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 14
xiv
3. Liturgi Ekaristi............................................................................................... 13
a. Ritus Pembuka ........................................................................................... 13
b. Liturgi Sabda ............................................................................................. 14
c. Liturgi Ekaristi ........................................................................................... 15
d. Ritus Penutup............................................................................................. 16
4. Makna Perayaan Ekaristi untuk Hidup Beriman Umat ................................. 17
a. Membangkitkan Sikap Syukur ................................................................... 17
b. Meningkatkan Kerinduan Umat untuk Lebih Bertobat ............................. 18
c. Membangun Persekutuan Umat Beriman .................................................. 18
d. Menjadi Sumber Pertumbuhan Harapan Iman dan Kasih ......................... 19
e. Menggerakkan Umat untuk Berbagi Pada Sesama .................................... 20
B. Perkembangan Pribadi dan Iman Kaum Remaja ............................................... 21
1. Pengertian Remaja ....................................................................................... 21
2. Usia Perkembangan Remaja ........................................................................ 22
3. Relasi Sosial Remaja ................................................................................... 22
a. Teman Dekat ......................................................................................... 23
b. Kelompok Kecil dan Kelompok Besar .................................................. 23
c. Kelompok yang Terorganisasi ............................................................... 23
d. Kelompok Geng.................................................................................... 24
4. Pola Perubahan Minat Agama Pada Remaja ............................................... 24
a. Periode Kesadaran Religius .................................................................. 24
b. Periode Keraguan Religius ................................................................... 25
c. Periode Rekonstruksi Agama ............................................................... 25
5. Tahap-tahap Perkembangan Iman ............................................................... 26
a. Tahap Intuitif-Proyektif (Usia 2-6 tahun) .............................................. 26
b. Tahap Kepercayaan Mistis Harfiah (Usia 6-11 tahun) .......................... 27
c. Tahap Sintesis-Konvensional (Usia 12-21 tahun) ................................. 28
d. Tahap Individuatif-Reflektif (Usia 21-35 tahun) .................................. 28
e. Tahap Konjungtif (35-40 tahun) ............................................................ 29
f. Tahap Yang Mengacu pada Universalitas (30 tahun ke atas) ............... 30
C. Dampak Ekaristi untuk Perkembangan Iman Remaja ....................................... 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 15
xv
BAB III. DESKRIPSI TANGGAPAN PELAJAR KATOLIK TERHADAP
EKARISTI KAUM REMAJA DI PAROKI SANTA PERAWAN
MARIA DI FATIMA SRAGEN .......................................................... 33
A. Gambaran Umum Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen .................. 33
1. Profil Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen .................................. 33
a. Letak Geografis Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen ............. 33
b. Sejarah Singkat Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen .............. 34
c. Visi dan Misi Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen ................... 37
2. Gambaran Ekaristi Kaum Remaja di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima
Sragen ................................................................................................................ 39
a. Sejarah Singkat diadakannya Ekaristi Kaum Remaja ............................... 39
b. Tujuan Ekaristi Kaum Remaja .................................................................. 41
3. Gambaran Pelaksanaan Ekaristi Kaum Remaja ............................................ 42
a. Petugas dan Penanggungjawab EKR ........................................................ 42
b. Pemilihan Lagu-lagu EKR ........................................................................ 43
c. Persiapan Pelaksanaan EKR ..................................................................... 43
d. Pelaksanaan EKR ...................................................................................... 44
B. Penelitian Deskriptif Tanggapan Pelajar Katolik Terhadap EKR ..................... 45
1. Latar Belakang Penelitian.............................................................................. 45
2. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 46
3. Jenis Penelitian .............................................................................................. 47
4. Desain Penelitian ........................................................................................... 47
5. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 48
6. Responden Penelitian .................................................................................... 48
7. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 49
8. Fokus Penelitian ............................................................................................ 49
9. Metode Pembahasan ...................................................................................... 50
C. Laporan Hasil Penelitian ................................................................................... 51
1. Tanggapan Pelajar Katolik Terhadap EKR ................................................... 52
2. Dampak EKR bagi Perkembangan Iman Pelajar Katolik .............................. 57
3. Usulan kegiatan untuk Meningkatkan Keterlibatan Pelajar Katolik dalam
Hidup Menggereja dan Masyarakat .............................................................. 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 16
xvi
D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................ 63
1. Tanggapan Pelajar Katolik terhadap EKR .................................................... 63
2. Dampak Ekaristi Kaum Remaja bagi Perkembangan Iman Pelajar Katolik . 67
3. Usulan Kegiatan untuk Meningkatkan Keterlibatan Pelajar Katolik dalam
Hidup Menggereja dan Masyarakat .............................................................. 71
E. Kesimpulan Hasil Penelitian ............................................................................. 72
BAB IV. USULAN KEGIATAN REKOLEKSI PELAJAR KATOLIK DI
PAROKI SANTA PERAWAN MARIA DI FATIMA SRAGEN
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PELAKSANAAN
EKARISTI DAN PERWUJUDAN BUAH-BUAH EKARISTI ........ 74
A. Latar Belakang Kegiatan Rekoleksi ................................................................. 74
B. Tema dan Tujuan Rekoleksi ............................................................................ 76
C. Peserta Rekoleksi ............................................................................................. 76
D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ...................................................................... 76
E. Model Gambaran Pelaksanaan Rekoleksi ........................................................ 77
F. Matrik Kegiatan Rekoleksi .............................................................................. 78
G. Contoh Persiapan Rekoleksi ............................................................................ 80
H. Contoh Satuan Pertemuan I & II ...................................................................... 82
BAB V. PENUTUP ............................................................................................... 93
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 93
B. Saran .................................................................................................................. 95
1. Bagi Pastor Paroki ......................................................................................... 95
2. Penanggungjawab Pelaksana EKR ................................................................ 96
3. Guru-guru Bidang Studi Pendidikan Agama Katolik .................................... 97
4. Pelajar Katolik ............................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 98
LAMPIRAN .......................................................................................................... 99
Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian ……………………………………………….(1)
Lampiran 2: Surat Pernyataan sudah Melaksanakan Penelitian…………...……(2)
Lampiran 3: Contoh Lembar Jawaban Responden……………………………...(3)
Lampiran 4: Daftar Nama Responden……………………………………...…...(7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 17
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Petugas EKR …………………………………….............
Tabel 2. Fokus Penelitian…………………………………………….........
Tabel 3. Data Responden Penelitian………………………………………
Tabel 4. Tanggapan Pelajar Katolik terhadap EKR……………………….
Tabel 5. Dampak EKR terhadap Perkembangan Iman Remaja…………...
Tabel 6. Usulan Kegiatan untuk Meningkatkan Pelaksanaan EKR dan
Perwujudan buah-buah
Ekaristi…………………………………………..........................
Tabel 7. Matriks Kegiatan Rekoleksi……………………………………...
Tabel 8. Jadwal Susunan Rekoleksi……………………………………….
43
50
52
52
57
62
78
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 18
xviii
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Dokumen Resmi Gereja
SC : Sacrosanctum Concilium
Konstitusi Konsili Vatikan II tentang Liturgi Suci.
KHK : Kitab Hukum Kanonik
KGK : Katekismus Gereja Katolik
B. Singkatan Lain
EKR : Ekaristi Kaum Remaja
KLMTD : Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir, dan Difabel
Art. : Artikel
DSA : Doa Syukur Agung
Sbb : Sebagai berikut
PGPM : Pengurus Gereja dan Papa Miskin
SFS : Suster Fransiskan Sukabumi
SJ : Serikat Jesus
Pr : Projo
FKPK : Forum Komunikasi Pelajar Katolik
RIKAS : Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang
KS : Kitab Suci
Ul : Ulangan
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SMA : Sekolah Menengah Atas
SMK : Sekolah Menengah Kejuruan
SGB : Sekolah Guru B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 19
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ekaristi merupakan pusat kehidupan umat Kristiani yang memberikan
daya yang membangun, memperkembangkan dan menggerakkan seluruh hidup
beriman umat. Ekaristi merupakan pusat kehidupan seluruh hidup umat Kristiani
dan puncak hidup umat Kristiani yang dirayakan oleh seluruh umat beriman yang
disatukan sebagai umat Allah. Melalui Ekaristi, Kristus Tuhan hadir,
dipersembahkan dan disambut oleh seluruh umat dalam rupa roti dan anggur yang
melambangkan Tubuh dan Darah Kristus (KHK, Kan.897).
Namun pada kenyataannya saat ini, anak-anak remaja belum benar-benar
mampu menjadikan Ekaristi sebagai pusat dalam hidup mereka. Oleh karena itu
Gereja sangat perlu memperhatikan perkembangan iman umat-Nya. Saat ini
Gereja dihadapkan dengan perkembangan iman anak-anak remaja yang semakin
memprihatinkan dalam pendidikan dan perkembangan iman mereka. Maka Gereja
secara terus-menerus harus menyadari, bahwa mereka adalah harapan bagi Gereja,
terutama untuk perkembangan Gereja di masa depan yang semakin kompleks.
Gereja Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen memiliki jumlah
remaja atau pelajar Katolik yang lumayan banyak. Gereja Paroki secara terus-
menerus berusaha membantu mereka untuk dapat menemukan jati diri mereka
sebagai seorang Kristiani dan membantu mereka semakin memperkembangkan
imannya, dengan menjadikan Ekaristi sebagai sumber kehidupan mereka. Oleh
karena itu, Gereja Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 20
2
kesempatan kepada mereka untuk dapat melaksanakan EKR satu bulan sekali
pada hari jumat minggu ke-3 di Gereja Paroki.
Perayaan EKR di Paroki Santa Perawan Maria Fatima Sragen
dilaksanakan secara rutin bagi mereka yang bersekolah di sekolah negeri maupun
swasta. Petugas dalam perayaan EKR dilaksanakan secara bergantian dari setiap
sekolah. Para petugas EKR ini adalah para pelajar Katolik dari berbagai sekolah
yang sudah dijadwalkan terlebih dahulu satu bulan sebelum EKR dilaksanakan.
Para petugas mencakup koor, lektor, misdinar, pemazmur, dirigen, dan tata
laksana EKR.
Berdasarkan pengalaman penulis ketika mengikuti Perayaan EKR, mereka
belum seluruhnya mau ikut terlibat dalam tugas EKR karena kurangnya kesadaran
dalam diri mereka akan tanggungjawab dan tugasnya sebagai anggota Gereja.
Penulis masih menemukan ada beberapa pelajar Katolik yang datang mengikuti
EKR karena keterpaksaan.
EKR di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen sudah berlangsung
lama. Peserta EKR adalah para pelajar Katolik yang duduk di bangku sekolah
mulai dari SMP, dan SMA/SMK yang ada di Kabupaten Sragen. Waktu Perayaan
EKR ini disesuaikan dengan izin yang diberikan pihak sekolah kepada mereka di
masing-masing sekolah. Hal ini dilakukan bersamaan dengan waktu sholat Jumat
para pelajar yang beragama Muslim. Hal ini dikarenakan ada yang harus segera
kembali ke sekolah masing-masing untuk melanjutkan jam tambahan di sekolah
mereka atau ekstrakurikuler, sehingga waktu dan kesempatan yang tersedia
terbatas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 21
3
EKR dilaksanakan karena melihat keprihatinan para pelajar Katolik yang
ada di Kabupaten Sragen, yang kurang mendapatkan kesempatan untuk
memperoleh jam mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di
sekolah mereka masing-masing. Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti di beberapa sekolah negeri hanya diadakan satu minggu sekali, bahkan
seringkali jam pelajaran tidak dilaksanakan. Hal ini juga karena terbatasnya
tenaga pendidik dalam bidang studi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.
Pastor Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen terus berusaha menggiatkan
dan mempertahankan pelaksanaan EKR di Paroki. EKR diharapkan dapat
membantu para pelajar Katolik untuk semakin berkembang dalam iman, para
remaja mampu menjadi penggerak remaja lainnya di lingkungan tempat mereka
tinggal, semakin memiliki kesatuan sebagai anggota Gereja, dan memiliki
kepedulian terhadap hidup menggereja.
Guru bidang studi Pendidikan Agama Katolik mewajibkan mereka untuk
mengikuti EKR karena kehadiran para pelajar yang beragama Katolik akan
menjadi tambahan nilai pelajaran agama Katolik. Tetapi, karena ada beberapa
sekolah yang tidak ada guru khusus bidang studi Pendidikan Agama Katolik
membuat sedikit kesulitan untuk mengontrol atau mengawasi, dan mengajak para
pelajar tersebut untuk aktif dan terlibat. Pada kenyataannya, mereka semua belum
aktif mengikuti EKR.
Oleh karena itu, Ekaristi harus dapat menjadi tempat bagi mereka untuk
semakin memperkembangkan iman dan kepribadian mereka memiliki sikap
melayani dan terlibat aktif dalam hidup menggereja dan juga memasyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 22
4
Dalam hal ini, EKR diharapkan memiliki dampak bagi perkembangan iman
mereka untuk mewujudkan Kerajaan Allah dalam hidup sehari-hari. Oleh karena
itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Paroki Santa Perawan Maria di
Fatima, Sragen berkaitan dengan Perayaan Ekaristi Kaum Remaja sebagai skripsi,
dengan judul “DESKRIPSI TANGGAPAN PELAJAR KATOLIK
TERHADAP EKARISTI KAUM REMAJA DI PAROKI SANTA
PERAWAN MARIA DI FATIMA SRAGEN”
B. Rumusan Masalah
1. Apa pokok-pokok Ekaristi Kaum Remaja (EKR) dan hubungannya dengan
perkembangan iman mereka?
2. Bagaimana tanggapan kaum remaja dan dampaknya terhadap EKR di Paroki
Santa Perawan Maria di Fatima Sragen?
3. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan pelaksanaan
EKR di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pokok-pokok Ekaristi Kaum Remaja dan hubungannya dengan
perkembangan iman remaja.
2. Menggali tanggapan dan pengaruh bagi para remaja terhadap pelaksanaan
Ekaristi Kaum Remaja di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 23
5
3. Mengemukakan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
perkembangan iman pelajar Katolik di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima
Sragen
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pengurus FKPK
Membantu pengurus FKPK untuk dapat menyadari peranannya yang
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan EKR dan menciptakan EKR yang lebih
kreatif.
2. Bagi Pelajar Katolik di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen
Membantu pelajar Katolik untuk mengetahui pengaruh Ekaristi Kaum
Remaja dalam perkembangan iman dan kepribadian mereka dan menemukan
buah-buah Ekaristi yang perlu dihidupi secara terus-menerus dalam hidup sehari-
hari.
3. Bagi Penulis
Semakin menyadari dan memahami peranan penting EKR dalam
memperkembangkan iman dengan terlibat aktif dalam tugas pelayanan hidup
menggereja dan masyarakat.
E. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan oleh penulis dalam skripsi ini adalah
deskripsi analitis, yakni dengan mengambil dan memperoleh data melalui studi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 24
6
pustaka dan kuesioner, kemudian hasilnya dianalisis dan mengambil kesimpulan
atas seluruh data yang sudah dianalisis.
F. Sistematika Penulisan
Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penulisan,
rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan,
dan sistematika penulisan.
Bab II menyampaikan kajian pustaka tentang pokok-pokok Ekaristi dan
hubungannya dengan perkembangan iman remaja berdasarkan dokumen-dokumen
Gereja dan pandangan para ahli yang mendukung penulisan skripsi terkait dengan
pokok-pokok Ekaristi.
Bab III berisi uraian tentang tanggapan pelajar Katolik terhadap EKR.
Penulis membaginya ke dalam 2 pokok bahasan, pertama membahas gambaran
umum Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen. Bagian ini terdiri dari letak
geografis, sejarah paroki serta visi dan misi Paroki Santa Perawan Maria di
Fatima Sragen. Pokok bahasan kedua adalah pembahasan tanggapan pelajar
Katolik terhadap EKR dalam rangka perkembangan iman mereka. Bagian ini
meliputi: metodologi penelitian, laporan dan hasil pembahasan hasil penelitian
serta kesimpulan hasil penelitian
Bab IV berisi tindak lanjut dari hasil penelitian yang berupa sumbangan
pemikiran melalui kegiatan rekoleksi sebagai usaha untuk meningkatkan
pelaksanaan Ekaristi dan perwujudan buah-buah Ekaristi di Paroki Santa Perawan
Maria di Fatima Sragen. Penulis membagi bab IV dalam 2 bagian pokok bahasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 25
7
Pokok bahasan pertama menguraikan tentang latar belakang pemilihan kegiatan
rekoleksi. Bagian kedua berisi gambaran usulan kegiatan rekoleksi.
Bab V merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi ini. Penulis
membaginya ke dalam 2 pokok bahasan. Pokok bahasan yang pertama berisi
kesimpulan terkait tanggapan pelajar Katolik terhadap EKR. Pokok bahasan
kedua berisi saran bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan EKR.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 26
8
BAB II
POKOK-POKOK EKARISTI DAN PERKEMBANGAN IMAN KAUM
REMAJA
Pada bab pertama, penulis telah menguraikan tentang latar belakang,
rumusan permasalahan, manfaat penulisan, metode penulisan serta sistematika
penulisan skripsi. Pertanyaannya melalui Ekaristi Kaum Remaja (EKR), apakah
para remaja sungguh-sungguh dapat terbantu dalam mengembangkan hidup
menggerejanya sebagai kaum remaja, baik itu di lingkungan Gereja, keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu sangat berguna apabila bab ini
digunakan untuk lebih mendalami pokok-pokok Ekaristi dari Ekaristi Kaum
Remaja (EKR) dan hidup beriman kaum remaja.
Bab kedua ini merupakan jawaban terhadap rumusan masalah yang
pertama, yakni pokok-pokok yang berkaitan dengan Ekaristi dan perkembangan
iman remaja. Pada bab ini akan dibahas secara mendalam bagaimana Ekaristi
dipahami, dihayati, dilaksanakan, dan pengaruhnya terhadap orang-orang yang
terlibat dalam Ekaristi. Pembahasan dalam bab ini akan dibagi menjadi 3 bagian
pokok bahasan. Pokok bahasan pertama mendeskripsikan pokok-pokok Ekaristi
meliputi: hakikat Ekaristi, dasar kristologis Ekaristi, liturgi Ekaristi, dan makna
Ekaristi dalam hidup beriman umat. Pokok bahasan yang kedua mendeskripsikan
perkembangan pribadi dan iman kaum remaja yang meliputi: pengertian remaja,
usia perkembangan masa remaja, relasi sosial remaja, pola perubahan minat
religius pada remaja, dan tahap-tahap perkembangan iman. Pokok bahasan yang
ketiga menjelaskan tentang dampak Ekaristi untuk perkembangan iman remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 27
9
A. Pokok-pokok Ekaristi
1. Hakikat Ekaristi
Masrtasudjita (2005: 28) menjelaskan tentang istilah Ekaristi. Ekaristi
berasal dari bahasa Yunani eucharistia yang berarti puji syukur. Kata eucharistia
adalah sebuah kata benda yang berasal dari kata kerja bahasa Yunani eucharistein
yang berarti memuji, mengucap syukur. Sedangkan kata berakhah biasa
digunakan dalam konteks doa berkat perjamuan yang berisi pujian, syukur, dan
permohonan. Doa berkat tersebut berlangsung dalam perjamuan makan Yahudi,
yakni doa berkat atas roti dan piala. Dengan demikian, kata Ekaristi merupakan
berasal dari perjamuan makan orang Yahudi.
Martasudjita (2005: 28-29) juga mengatakan bahwa kata Ekaristi itu sudah
digunakan untuk menunjuk seluruh perayaan Ekaristi pada tiga abad pertama
sejarah Gereja, seperti terdapat dalam tulisan Didakhe, tulisan Santo Ignatius dari
Antiokhia, Yustinus martir, dan Origenes. Namun sejak abad IV baik di Gereja
Timur maupun di Gereja Barat, istilah Ekaristi mulai menghilang. Khususnya di
Barat, yang kemudian istilah Ekaristi semakin dipersempit untuk disebut sebagai
komuni. Sejak abad ke IV tersebut istilah “kurban” (sacrificium) dan
“persembahan” (oblatio) semakin popular digunakan untuk menunjuk seluruh
Perayaan dan menggantikan istilah Ekaristi.
Madya Utama (2017: 23) mengungkapkan tentang Ekaristi yang
merupakan sebuah perayaan kenangan perjamuan terakhir Yesus bersama dengan
murid-muridNya sebelum menderita sengsara, wafat dan bangkit dari kematian-
Nya. Dalam hal ini, Ekaristi tidak hanya untuk mengenang peristiwa Yesus akan
perjamuan terakhir bersama dengan murid-muridNya, melainkan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 28
10
ungkapan syukur seluruh umat atas karya penyelamatan Allah yang diberikan
kepada seluruh umat manusia sejak dahulu sampai saat ini yang berpuncak pada
kematian-Nya di kayu Salib sampai kebangkitan-Nya.
2. Dasar Kristologis Ekaristi
Martasudjita (2005: 293) menjelaskan kata Kristologi yang berasal dari
bahasa Yunani, Kristos yang artinya Kristus dan Logos artinya ilmu. Maka
Kristologis adalah ilmu tentang Kristus, yakni merupakan pembahasan mengenai
Kristus yang terkait dengan umat Kristiani untuk memahaminya dalam kehidupan
sehari-hari, bagaimana Yesus di masa lampau hingga masa kini. Ekaristi
merupakan tindakan Kristus sebagai bukti cinta kasih-Nya kepada umat manusia.
Dalam hal ini Ekaristi sudah ditetapkan oleh Yesus sendiri yang hadir dalam rupa
roti dan anggur. Oleh karena itu Ekaristi ditetapkan Yesus sebagai kenangan akan
diri-Nya, yang berpuncak pada wafat dan kebangkitan-Nya.
a. Ekaristi sebagai Kurban Kristus
Ardhi (1993: 20) menjelaskan kata kurban yang mengandung arti =
“sembelihan”. Sedangkan di dalam Ekaristi, hanya ada roti dan anggur sebagai
lambang Tubuh dan Darah Kristus. Oleh karena itu kurban itu menjadi sarana
bagi umat beriman untuk memuji, bersyukur dan disatukan bersama dengan
Tubuh Kristus itu sendiri.
Perjamuan malam terakhir disebut sebagai kurban Ekaristi, hal ini ingin
menunjukkan bahwa Yesus sendirilah yang memberikan Tubuh dan Darah-Nya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 29
11
sebagai kurban penebusan bagi seluruh umat manusia sebagai bentuk cinta kasih-
Nya kepada umat manusia. Yesus menyerahkan diri seutuhnya dengan menderita
sengsara, wafat, sampai dengan kebangkitan-Nya dari kematian (Martasudjita
(2005: 294).
b. Ekaristi Sebagai Perayaan Kenangan Akan Kristus
Istilah Kenangan diungkapkan sebagai pengertian mengenai anamneses
dalam (bahasa Yunani) yang menunjuk pada tindakan penyelamatan Allah
melalui Yesus Kristus yang wafat dan bangkit dari kematian-Nya, yang pada saat
ini tindakan tersebut hadir secara nyata, sehingga tindakan penyelamatan Allah
sampai pada saat inilah yang menjadi pengenangan. Tindakan Allah di masa
lampau sampai pada sekarang ini tidak pernah terpisahkan dengan pandangan ke
depan, dimana Allah yang akan memenuhi dan menyelesaikan tindakan-Nya di
akhir zaman (Martasudjita, 2005: 296).
Melalui kenangan itulah, manusia memperoleh rahmat secara terus-
menerus sejak dahulu sampai pada saat ini. Maka, melalui perayaan kenangan
akan Yesus itulah umat Kristiani mengalami perjumpaan dengan Yesus sendiri
dan memperoleh kesatuan dengan Kristus melalui roti dan anggur. Dalam hal ini
Ekaristi yang dilaksanakan merupakan perayaan kenangan akan Yesus yang
menderita sengsara, wafat dan bangkit dari kematian demi penyelamatan hidup
manusia dari dosa-dosa (KGK, No. 407).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 30
12
c. Ekaristi Sebagai Sakramen
Ekaristi adalah sakramen utama dalam Gereja. Dalam Ekaristi kita
merayakan misteri sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus dalam rupa roti dan
anggur. Gereja berpusat, dan bersumber dari tindakan Yesus yang menyerahkan
diri-Nya dan dirayakan dalam Ekaristi (Prasetyantha, 2008: 11).
Dalam Konsili Vatikan II tentang liturgi terdapat dalam SC 47:
Dikatakan bahwa Kristus “mempercayakan kepada Gereja, Mempelai-Nya
yang terkasih, kenangan wafat dan kebangkitan-Nya: sakramen cinta
kasih, lambang kesatuan ikatan cinta kasih”
Dalam hal ini SC 47 memandang Gereja sebagai tanda dan sarana
kehadiran Yesus yang mempersembahkan diri-Nya dalam rupa roti dan anggur
sebagai tanda cinta Yesus pada manusia melalui sakramen Ekaristi.
Sakramen itu menunjuk pada kehadiran Kristus dalam sakramen
Mahakudus yakni dalam rupa roti dan anggur. Oleh karena itu, perayaan Ekaristi
merupakan perayaan kehadiran Kristus untuk mengenangkan kematian Yesus di
kayu salib sebagai bentuk sakramen cinta kasih, dan lambang kesatuan dengan
Allah dan seluruh umat manusia. Oleh karena itu, sakramen Ekaristi adalah
sumber dan puncak seluruh kehidupan Kristiani. melalui sakramen Ekaristi
seluruh umat beriman untuk dipersatukan dengan Yesus sendiri sampai
memperoleh kehidupan yang kekal (Martasudjita (2005: 296).
d. Ekaristi sebagai Perjamuan Terakhir Yesus
Ekaristi merupakan perjamuan terakhir Yesus makan bersama dengan para
murid-Nya sebelum Yesus menderita sengsara dan wafat di kayu salib demi
penebusan dosa-dosa manusia. Yesus memberikan seluruh diri-Nya dalam rupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 31
13
roti dan anggur sebagai lambang Tubuh dan Darah-Nya yang kudus. Kematian
Yesus di kayu salib itu menjadi tanda kesetiaan Yesus kepada Allah yang secara
nyata turut membawa keselamatan bagi seluruh manusia. Keselamatan itu
semakin nyata melalui kesatuan seluruh umat beriman dalam kebangkitan Yesus
dari mati (Madya Utama, 2017: 22).
Perjamuan terakhir adalah rangkuman seluruh perutusan dan pewartaan
Yesus yang terwujud dan menjadi nyata dalam diri Yesus (Hadisumarta,
2013:76). Artinya, perjamuan terakhir merupakan tanda kenangan dan pemenuhan
karya keselamatan Allah bagi manusia yang memuncak dalam misteri penebusan
Kristus yang wafat dan bangkit dari kematian. Melalui perayaan Ekaristi, ingin
menunjukkan bahwa seluruh umat diajak dan diundang oleh Yesus sendiri untuk
mengalami kesatuan yang utuh dengan-Nya dengan menyambut tubuh dan darah
Kristus dalam rupa roti dan anggur.
3. Liturgi Ekaristi
Dalam liturgi Ekaristi, nampaklah ada dua unsur pokok yakni perayaan
syukur dan perjamuan. Ungkapan syukur itu dilaksanakan dalam bentuk
perjamuan (Madya Utama, 2017: 20).
Di bawah ini merupakan uraian liturgi Ekaristi:
a. Ritus Pembuka
Pembuka Perayaan Ekaristi terdiri dari bagian-bagian yang mendahului
Liturgi sabda. Ritus pembuka ini bertujuan untuk mempersatukan seluruh umat
yang berhimpun dan menyiapkan diri mereka agar dapat mendengarkan Sabda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 32
14
Allah dengan penuh perhatian dan merayakan Ekaristi dengan penuh
kesungguhan. Ritus pembuka ini diawali dengan membuat tanda salib. Dalam hal
ini umat diajak untuk menyadari bahwa Yesus mengundang seluruh umat untuk
membangun suatu persekutuan umat beriman (Suharyo, 2011:15).
Pengakuan diri sebagai orang yang berdosa merupakan bentuk
kebersamaan sebagai umat Tuhan bersama dengan seluruh umat yang hadir dalam
Ekaristi. Secara bersama-sama seluruh umat mengakui diri dihadapan Tuhan
sebagai orang yang berdosa sebagai bentuk kerendahan hati dihadapan Tuhan
yang telah menebus dosa-dosa manusia sejak dahulu sampai saat ini. Dengan
mengakui diri sebagai orang berdosa, manusia mengungkapkan niat untuk tidak
saling menghancurkan satu sama lain, melainkan berusaha untuk secara terus-
menerus saling berbagi berkat bersama dengan semua umat beriman. Sikap itulah
yang akan sungguh-sungguh menghidupi nilai-nilai Kerajaan Allah dalam dunia
sebagai pembawa damai (Suharyo, 2011: 27)
b. Liturgi Sabda
Kristus hadir secara penuh bagi semua umat yang berkumpul dalam nama-
Nya melalui liturgi Sabda. Sabda Yesus bukan hanya sekedar tulisan dalam
sebuah buku atau kitab suci. Melainkan melalui sabda itulah Yesus hadir dan
berbicara secara nyata melalui Firman Tuhan. Sabda Yesus itu harus didengarkan
dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh diresapi dalam hidup pribadi masing-
masing umat beriman karena sabda itu berasal dari Tuhan sendiri yang berbicara
kepada umat beriman (Lukasik, 1991:35).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 33
15
Dalam Ekaristi, umat beriman yang berhimpun dalam Ekaristi mengambil
sikap yang baik untuk mendengarkan sabda Tuhan dengan sungguh-sungguh dan
meresapkannya di dalam hati, sehingga sabda Allah sungguh-sungguh mampu
membawa umat untuk mengalami pembaharuan hidup yang semakin dekat
dengan Yesus, dan mampu mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah itu melalui
tindakan yang nyata dalam hidup sehari-hari (Suharyo, 2011: 36)
c. Liturgi Ekaristi
Musakabe (2008: 84-93) mengatakan tentang liturgi Ekaristi sebagai
berikut:
1) Liturgi Ekaristi dimulai dengan persembahan yang melambangkan kedatangan
diri ke hadapan Tuhan. Persembahan itu merupakan sebuah ungkapan syukur
kepada Tuhan yang telah memberikan diri-Nya sebagai persembahan kepada
Bapa, maka manusia diajak untuk turut mempersembahkan diri baik berupa
air dan anggur, maupun kolekte sebagai persembahan diri kepada Tuhan.
2) Konsekrasi merupakan puncak dari perayaan Ekaristi yakni dengan adanya
perubahan roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus yang kemudian
dibagikan bagi seluruh umat yang hadir dalam perayaan Ekaristi. Melalui
kata-kata dan tindakan imam dalam konsekrasi terjadi suatu perubahan yang
mengagumkan, sampai pada akhirnya dengan memerima roti suci itu, umat
disatukan dengan Tubuh dan Darah Kristus sendiri.
3) Doa Bapa Kami adalah doa yang diajarkan oleh Yesus sendiri kepada umat
beriman. Doa Bapa Kami menjadi doa antara pribadi dengan Tuhan sendiri,
sehingga doa ini merupakan doa yang sempurna dan indah. Sesudah doa Bapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 34
16
Kami, ada salam damai kepada seluruh umat yang ada dalam perayaan
Ekaristi tersebut. Doa salam damai dilaksanakan demi terwujudnya kesatuan
seluruh umat beriman untuk mengalami kegembiraan dan keakraban.
Sehingga salam damai bukan hanya sekedar basa-basi melainkan bentuk
kesungguhan untuk mau membangun persaudaraan.
4) Komuni adalah bagian yang pokok dalam perayaan Ekaristi, umat beriman
yang hadir, diundang untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus dalam rupa
roti dan anggur, sehingga seluruh umat beriman disatukan dan hidup bersama
dengan Yesus.
5) Berkat dan Pengutusan, pada bagian berkat, imam atas kuasa imamatnya
memberikan berkat Tuhan kepada umat, dan mengajak umat untuk sungguh-
sungguh menghidupi nilai-nilai atau buah-buah Ekaristi itu dalam hidup
sehari-hari, baik dalam hidup menggereja maupun memasyarakat demi
terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah.
d. Ritus Penutup
Ritus ini tidak hanya sekedar memberitahukan bahwa perayaan sudah
selesai. Ritus penutup adalah ritus pengutusan. Sama seperti Yesus mengutus para
murid untuk memberikan kesaksian mengenai Injil Kerajaan Allah. Ikut serta
dalam perayaan Ekaristi berarti menunjukkan diri untuk siap diutus memberikan
kesaksian tentang hidup dan pengalaman iman akan Yesus Kristus yang hadir
secara nyata dalam hidup masing-masing pribadi (Suharyo, 2011:97-98).
Inilah yang menjadi bahan hidup kurban manusia. Umat meninggalkan
Gereja dengan dikuatkan oleh Allah dan dengan kesadaran bahwa Kristus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 35
17
bersama dengan kita. Mereka yang sudah menerima pemberian dari Allah,
menegaskan bahwa hidupnya sudah diberkati, dan sekarang semua umat beriman
juga harus menjadi berkat bagi orang lain (Lukasik, 1991:123).
4. Makna Perayaan Ekaristi Untuk Hidup Beriman Umat
Kata perayaan menerjemahkan kata Latin celebratio yang kata kerjanya:
celebrare. Kata celebrare ini mempunyai banyak kemungkinan arti, seperti:
merayakan, mengunjungi atau menghadiri dalam jumlah banyak, meramaikan,
memenuhi, kerap kali melakukan, memasyhurkan, memuji atau memuja. Maka,
makna dasar celebratio atau perayaan selalu berunsur plural atau banyak
(Martasudjita, 2005: 105).
a. Membangkitkan Sikap Syukur
Ekaristi merupakan sebuah perayaan syukur Gereja akan seluruh berkat
bagi umat-Nya. Oleh karena itu perayaan Ekaristi menjadi sarana bagi umat untuk
mengungkapkan rasa syukurnya kepada Tuhan atas seluruh karya penyelamatan
Allah melalui Putera-Nya yang tunggal, yakni Yesus Kristus yang wafat dan
bangkit dari kematian-Nya demi penebusan dosa manusia. Maka seluruh doa
dalam perayaan Ekaristi itu ditujukan kepada Allah yang telah setia menyertai
seluruh hidup para anggota Gereja. Ungkapan syukur itu sangat Nampak dalam
Doa Syukur Agung (DSA), yang merupakan sebuah doa dan ungkapan syukur
atas seluruh cinta kasih dan kebaikan Allah yang terlaksana dalam diri Yesus
(Martasudjita, 2005: 344).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 36
18
b. Meningkatkan Kerinduan Umat untuk Lebih Bertobat
Mengakui diri sebagai orang berdosa berarti umat menempatkan diri
sebagai anak-anak Allah. Dalam lubuk hati setiap manusia memiliki kerinduan
untuk terus mencari dan menemukan Allah sebagai sumber kehidupan. Sikap
rendah hati dihadapan Allah merupakan bentuk pertobatan yang dapat dilakukan
dihadapan Allah, dengan mengakui diri sebagai orang yang berdoa. Dengan
menghayati Ekaristi berarti harus dapat melihat dan mengakui bahwa rahmat
Allah berkarya dalam diri orang lain. Ekaristi membuka mata manusia untuk
melihat yang baik dan yang benar dalam diri mereka yang berbeda (Suharyo,
2011: 27).
Umat Kristiani diharapkan mampu untuk mewartakan perdamaian dalam
hidup, mengembangkan relasi dan dialog persaudaraan serta berjuang untuk
menyelesaikan konflik yang terjadi. Maka umat Kristiani yang mengikuti
Perayaan Ekaristi akan menjadi pribadi yang sungguh menghayati panggilan dan
perutusan untuk menghidupi benih-benih kemanusiaan yang baru, yang sudah
ditebus dan diselamatkan dari dosa-doa (Suharyo, 2011:29).
c. Membangun Persekutuan Umat Beriman
Ekaristi mengajak umat Kristiani untuk menyadari bahwa Allah Tritunggal
memanggil, mengundang dan menghimpun umat Kristiani menjadi satu kesatuan
sebagai umat Allah. Melalui perayaan Ekaristi Allah mengundang umat-Nya
untuk ikut serta dalam perjamuan dan kurban Ekaristi ini ditujukan kepada semua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 37
19
orang tanpa memperhatikan perbedaan latar belakang ekonomi, sosial, politik,
budaya, atau perbedaan apapun juga (Suharyo, 2011:16).
Menanggapi panggilan itu berarti manusia berusaha membangun sebuah
keluarga atas dasar iman kepada Allah. Kehadiran Allah dalam diri umat-Nya
akan membentuk sebuah persaudaraan yang secara bersama-sama menanggapi
panggilan yang sungguh datang dari Allah. Melalui Ekaristi Allah mengajak umat
Kristiani untuk mau dan mampu mengesampingkan perbedaan kelas sosial dan
kepentingan pribadi. Dengan mendengarkan panggilan Allah itu, umat Kristiani
akan berhimpun sebagai sesama saudara yang mempunyai jati diri sebagai anak-
anak Allah (Suharyo, 2011:17).
Melalui Ekaristi, umat Kristiani sungguh-sungguh harus mempunyai ciri
misioner, yakni dengan memiliki perhatian kepada seluruh anggota Gereja,
terutama kepada orang-orang yang terasing, lemah, kecil, dan tersingkir sehingga
mereka dapat menemukan Allah melalui anak-anak Allah yang akhirnya mereka
dapat menemukan persaudaraan bersama dengan murid-murid Yesus (Suharyo,
2011:20).
d. Menjadi Sumber Pertumbuhan Harapan Iman dan Kasih
Ekaristi menjadi sumber hidup umat Kristiani karena Ekaristi juga
membantu umat bertumbuh dalam iman, harapan dan kasih. Keutamaan-
keutamaan ini mengarahkan hidup umat Kristiani kepada Allah sendiri, sehingga
umat Kristiani dengan sungguh dapat menghayati dan menghidupi imannya
(Prasetyantha, 2008:144).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 38
20
Perayaan Ekaristi menjadi sumber iman bagi umat Kristiani, serta menjadi
tanda yang mengarahkan hidup umat. Yesus yang memelihara dan menguatkan
iman umat-Nya dengan apa yang Yesus tunjukkan, yakni kasih dan kekuatan
Allah yang dinyatakan kepada umat-Nya oleh Kristus dan kehadiran nyata melalui
Tubuh dan Darah-Nya. Dengan karya penyelamatan Allah yang memuncak dalam
wafat dan kebangkitan Kristus, Ekaristi akan semakin memperkembangkan dan
memupuk iman umat (Prasetyantha, 2008: 145).
Ekaristi adalah sumber kasih yang memungkinkan umat Kristiani untuk
mengasihi Allah. Dengan melihat apa yang Allah telah lakukan bagi manusia
dalam diri Yesus yang hadir di tengah umat dalam Ekaristi, umat Kristiani harus
membalas kasih Allah dalam Roh Kudus yang dicurahkan dalam hati manusia
melalui Yesus. Melalui Ekaristi, umat diajak untuk masuk dan ambil bagian
dalam hidup Allah Tritunggal, yang adalah kasih itu sendiri (Prasetyantha,
2008:146).
e. Menggerakkan Umat untuk Berbagi Pada Sesama
Ekaristi adalah sumber seluruh kehidupan orang beriman. Ekaristi tidak
hanya dihidupi dalam hidup menggereja saja, tetapi juga dihidupi di dalam setiap
segi kehidupan, seperti di tempat kerja, lingkungan masyarakat, lingkungan
sekolah, dan sebagainya. Sehingga nilai-nilai Kerajaan Allah itu ssungguh mampu
diwujudkan secara lebih sungguh dalam seluruh aspek kehidupan (Prasetyantha,
2008:14).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 39
21
Dalam perayaan Ekaristi seluruh umat menerima roti yang dibagikan
sebagai kesatuan hidup sebagai seluruh anggota Gereja dan umat beriman.
Ekaristi selalu berpusat kepada hidup Yesus. Melalui Ekaristi, Yesus mau makan
bersama dengan murid-muridNya, orang-orang asing, orang-orang miskin dan
sakit, orang-orang benar dan juga orang-orang yang berdosa. Sikap ini ingin
menunjukkan bahwa cinta Allah diperuntukkan dan diberikan bagi semua orang
(Prasetyantha, 2008:155).
Semua yang hadir dan ikut ambil bagian dalam Ekaristi memperoleh
kesatuan dengan Yesus yang telah memberikan hidup-Nya bagi semua orang.
Oleh karena itu, melalui perayaan Ekaristi menunjukkan bahwa semua orang mau
dan rela berbagi hidup kepada orang lain, dengan meneladan sikap Yesus.
Kerajaaan Allah itudiperuntukkan bagi semua orang, demikian semua umat
beriman Kristiani dipanggil dan diutus untuk mewujudkan Kerajaan Allah
ditengah kehidupan bermasyarakat dengan mau berbagi kepada orang lain
(Prasetyantha, 2008:156).
B. Perkembangan Pribadi dan Iman Kaum Remaja
1. Pengertian Remaja
Hurlock (1980: 206) menjelaskan istilah adolescence atau remaja berasal
dari kata Latin adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang
berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Istilah adolescence, seperti
yang digunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan
mental, emosional, sosial, dan fisik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 40
22
Masa remaja merupakan usia dimana seorang remaja mengalami
perubahan dari masa anak-anak menuju masa dewasa atau orang muda. Sehingga
dalam masa remaja anak merasa bahwa dirinya memiliki tingkatan yang sama
dengan orang dewasa, misalnya seperti masalah hak. Perubahan yang mencolok
juga terlihat dari cara berpikir anak remaja yang berusaha membangun integrasi
dalam hubungan sosial orang dewasa, yang pada masa ini disebut sebagai periode
perkembangan dini (Hurlock, 1980:206).
2. Usia Perkembangan Remaja
Secara umum, masa remaja dibagi menjadi dua masa, yaitu awal masa,
dan akhir masa remaja. Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari usia 13 dan
masa akhir remaja sekitar umur 17 tahun. Oleh karena itu masa akhir remaja akan
berjalan dengan sangat singkat dan cepat karena memiliki tenggang waktu yang
tidak panjang (Hurlock, 1980:207).
3. Relasi Sosial Remaja
Hurlock (1980: 213) mengatakan salah satu tugas perkembangan masa
remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja
harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dan harus menyesuaikan dengan
orang dewasa di luar lingkungan keluarga, dan sekolah
Oleh karena itu, Hurlock (1980: 215) menguraikan pengelompokan relasi
sosial remaja sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 41
23
a. Teman Dekat
Remaja biasanya mempunyai dua atau tiga orang teman dekat, yang
biasanya disebut sebagai sahabat karib. Mereka adalah sesama individu yang
mempunyai minat dan kemampuan yang kurang lebih hampir sama. Dalam
relasinya itu, teman dekat akan saling mempengaruhi satu sama lain sehingga
tidak menutup kemungkinan sesekali akan menimbulkan pertengkaran.
b. Kelompok Kecil dan Kelompok Besar
Kelompok kecil biasanya terdiri dari kelompok teman-teman dekat. Pada
awalnya akan terbentuk dari jenis seks yang sama, namun kemudian akan
terbentuk bersama dengan lawan jenisnya, sedangkan kelompok besar adalah
kelompok yang terdiri dari beberapa kelompok kecil dan kelompok teman dekat,
yang berkembang dengan meningkatnya minat untuk mencoba membangun relasi
lebih dekat dengan lawan jenisnya. Karena kelompok ini merupakan kelompok
yang besar, maka penyesuaian minat akan berkurang di antara anggota-
anggotanya sehingga menimbulkan jarak sosial yang lebih besar di antara mereka.
c. Kelompok yang Terorganisasi
Kelompok remaja yang dibina oleh orang dewasa dibentuk oleh sekolah
dan organisasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial para remaja yang
tidak mempunyai klik atau kelompok besar. Banyak remaja yang mengikuti
kelompok seperti itu merasa diatur dan berkurang minatnya ketika berusia enam
belas atau tujuh belas tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 42
24
d. Kelompok Geng
Remaja yang tidak termasuk klik atau kelompok besar dan yang merasa
tidak puas dengan kelompok yang terorganisasi mungkin mengikuti kelompok
geng. Anggota geng yang biasanya terdiri dari anak-anak sejenis dan minat utama
mereka adalah untuk menghadapi penolakan teman-teman melalui perilaku anti
sosial.
Melalui pengelompokan relasi sosial inilah, dapat disimpulkan bahwa
anak remaja cenderung memiliki perasaan emosional yang sering berubah-ubah
seiring dengan berjalannya waktu, sehingga dalam relasinya remaja akan berusaha
untuk secara terus-menerus mencoba mencari tempat atau orang-orang yang
memiliki karakter, minat, dan tujuan yang sama. Dalam pencariannya itu remaja
juga akan terus mencoba menemukan jati dirinya melalui relasi dengan teman
sebayanya dengan membentuk sebuah kelompok-kelompok pertemanan, misalnya
kelompok pertemanan yang terdiri dari beberapa orang baik dengan sesama jenis
maupun dengan lawan jenisnya.
4. Pola Perubahan Minat Agama Pada Remaja
Pola perubahan minat agama menurut Hurlock (1980: 222), pada masa
remaja dibagi menjadi tiga tahap, yakni sebagai berikut:
a. Periode Kesadaran Religius
Pada masa remaja, mereka berusaha untuk mengikuti dan mempersiapkan
dirinya menjadi anggota Gereja sesuai dengan warisan agama yang dianut oleh
kedua orangtua mereka sejak lahir, remaja berusaha untuk menyadarinya dengan
mencari tahu semakin mendalam akan agama atau kepercayaan yang diterima dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 43
25
dianutnya itu. Akibatnya remaja memiliki keinginan untuk mengetahui banyak hal
akan agama yang dianutnya, bahkan remaja juga mengalami keraguan akan
agama dan kepercayaannya itu. Sehingga remaja seringkali membandingkan
keyakinannya dengan keyakinan orang lain atau teman-teman sebayanya yang
memiliki kepercayaan atau agama yang berbeda.
b. Periode Keraguan Religius
Berdasarkan pada keyakinan remaja di masa kanak-kanaknya, remaja
sering bersikap kurang percaya atau ragu-ragu terhadap berbagai bentuk religius,
seperti ritus, doa, dan upacara-upacara Gereja dan lain sebagainya. Pada akhirnya,
beberapa remaja yang mengalami keraguan akan kepercayaannya membuat
mereka kurang taat pada agama dan keyakinannya sendiri, sedangkan remaja yang
lain ada yang berusaha untuk terus-menerus mencari kepercayaan yang sungguh-
sungguh dapat menyakinkan diri mereka sendiri, dibandingkan dengan
kepercayaan yang dianut oleh orangtuanya.
c. Periode Rekonstruksi Agama
Seiring berjalannya waktu, remaja akan membutuhkan keyakinan pada
agama atau kepercayaannya meskipun ternyata keyakinannya selama ini tidak
sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Bila hal tersebut terjadi, remaja akan
berusaha mencari kepercayaan baru yang dapat ditemukan lewat teman-temannya
dan oranglain. Kultus baru akan selalu muncul dalam pandangan hidup remaja
sehingga mempunyai daya tarik yang sangat kuat terhadap kehidupan remaja yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 44
26
kurang mempunyai kekuatan iman. Dengan sikap itu remaja akan dengan sangat
mudah menerima dan mempercayai kultus yang baru itu sehingga mereka dapat
dengan mudah meninggalkan kepercayaan mereka yang sudah ada sejak ia lahir.
5. Tahap-tahap Perkembangan Iman
Cremers (1995: 95), mengungkapkan kembali pandangan Fowler
mengenai tahap-tahap perkembangan iman. Penandaan batas umur yang
diungkapkan oleh Fowler tidak dapat ditafsirkan secara ketat, sebab penandaan
umur ini hanya dimaksudkan sebagai tanda umum yang menandakan umur
minimal rata-rata. Menurut Cremers (1995: 96), setiap tahap perkembangan iman
mencerminkan suatu kesadaran diri yang semakin intens. Berikut adalah tahap-
tahap perkembangan iman menurut Fowler yang dikemukakan oleh Cremers:
a. Tahap Intuitif-Proyektif (Usia 2-6 tahun)
Pada tahap ini, anak memiliki dorongan atau keinginan diri untuk
mengekspresikan dirinya dan ketakutannya akan suatu hukuman. Dalam tahap ini,
cara berpikir sangat dipenuhi dengan imajinasi, mereka akan cenderung mengikuti
atau meniru semua yang dilakukan oleh orang dewasa baik itu melalui gerak,
suara, perkataan, dan juga tindakan. Anak akan lebih mudah untuk meniru orang
dewasa yang dijumpainya secara langsung, dan menerapkannya dalam diri mereka
karena anak sangat mudah untuk merangsang dan menerima dan mengikutinya
(Cremers, 1995: 104-112).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 45
27
Pada tahap ini, anak memiliki sifat yang egois. Mereka belum ammpu
untuk membedakan dan memahami orang lain. Mereka meyakini bahwa diri
mereka baik adanya, dan pusat yang utama. Artinya, segala hal yang ada itu
diperuntukkan bagi dirinya sendiri, tanpa mempertimbangkan oranglain yang ada
disekitarnya (Cremers, 1995:113-117).
b. Tahap Kepercayaan Mistis Harfiah (Usia 6-11 tahun)
Dalam tahap ini anak mulai berpikir secara logis dan mencoba mengatur
dunia mereka dengan hal-hal yang baru. Anak mulai mampu berpikir lebih baik
serta berusaha untuk belajar mengetahui segala hal yang dilakukannya dalam
hidup sehari-hari. Anak juga makin mampu untuk dapat mempertimbangkan
perasaan orang lain, serta mampu untuk menilai kepercayaannya sudah sesuai
dengan nilai dan norma dalam hidup orang dewasa yang mereka temui. Dalam
usia ini anak akan berusaha untuk menyampaikan dunia mereka melalui cerita-
cerita pengalaman mereka (Cremers, 1995: 118).
Pada tahap ini anak memandang Tuhan sebagai seorang pribadi, sama
seperti orangtua mereka yang memiliki kekuasaan. Akhirnya mereka
menggambarkan Tuhan sebagai seorang raja yang berkuasa untuk dapat
melakukan banyak hal sesuai dengan keinginan Tuhan sendiri (Cremers, 1995:
130).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 46
28
c. Tahap Sintesis-Konvensional (Usia 12-21 tahun)
Pada tahap inilah anak mulai memasuki tahap sebagai anak remaja. Anak
mulai mampu berpikir dan berusaha menemukan jati diri mereka yang baru. Pada
usia ini, remaja ingin menemukan identitas diri mereka yang sesungguhnya.
Identitas diri itu dapat dibangun dan ditemukan melalui kesetiakawanan pada
teman-teman sebayanya dan juga terhadap oranglain yang memiliki relasi lebih
dekat dengan dirinya atau orang istimewa. Pada tahap ini, anak memiliki harapan
untuk dapat memiliki hubungan yang lebih dekat lagi dengan Tuhan (Cremers,
1995: 135).
Dalam masa remaja ini anak memiliki hubungan dan relasi yang akrab
dengan masyarakat, teman sebaya, dan keluarganya. Relasi ini menunjukkan
keinginan untuk saling menerima, mengerti, menilai, dan menghormati masing-
masing pribadi itu sebagai bentuk komunikasi yang bersifat mencerminkan diri
sehingga relasi yang dekat itu memiliki fungsi untuk menentukan proses
pembentukan identitas diri remaja. Namun, anak remaja akan merasa insecure
ketika orang lain tidak mampu menerima dirinya, atau mengasingkan dirinya
(Cremers, 1995: 138).
d. Tahap Individuatif-Reflektif (Usia 21-35 tahun)
Pada tahap ini seseorang mengalami suatu perubahan yang mendalam dan
menyeluruh dalam hidupnya. Orang dewasa sudah mampu memiliki kesadaran
yang jelas akan identitas diri yang khas dan otonomi tersendiri, diperjuangkannya
kemandirian yang baru, artinya kesadaran diri dan refleksi pribadi semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 47
29
mendalam. Orang dewasa muda semakin mampu melihat perbedaan antara sekian
banyak diri yang dipersepsikan oleh orang lain dari luar jati diri asli yang hanya
dapat dirasakan oleh dirinya sendiri. Dengan demikian, refleksi diri tidak
seluruhnya bergantung pada pandangan orang lain.
Ketika seluruh sistem keyakinan religius yang tidak diucapkan itu
diungkapkan secara eksplisit dan dikaji, ia menemukan banyak unsur dari
keyakinan, nilai, ajaran, dan mitos dari agamanya yang tidak dapat diterima sesuai
dengan akal budinya. Maka orang dewasa muda akan menjauhkan diri, baik
sebagian maupun seluruhnya dari aturan tersebut (Cremers, 1995: 165-170).
e. Tahap Konjungtif (35-40 tahun)
Kepercayaan tahap konjungtif muncul setelah usia setengah baya yakni
usia 35 tahun sampai selanjutnya. Pada tahap ini, gambaran diri yang disusun oleh
orang dewasa biasanya ditinjau kembali secara lebih kritis. Batas-batas diri,
kepribadian, dan pandangan hidup yang sebelumnya telah ditetapkan dengan
jelas, kini menjadi kabur dan seakan-akan kosong. Hal ini menyebabkan
timbulnya kesadaran baru dan pengakuan kritis terhadap berbagai macam
ketegangan yang dirasakan oleh pribadi dalam diri dan hidupnnya. Dalam tahap
ini, pribadi mencapai suatu tingkat kepolosan kedua yang meresapi rasa tanggap
baru terhadap segala arti simbol yang mengandung banyak dimensi (Cremers,
1995: 185-201).
Seorang pribadi yang ada dalam tahap ini mulai menyadari bahwa dialog
merupakan jalan untuk mengenal, menghormati pihak lain dan sekaligus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 48
30
memperkaya imannya sendiri. Ini menunjukkan bahwa seseorang yang ada dalam
tahap ini mampu melihat bahwa kenyataan sekitar memiliki keterkaitan satu
dengan yang lain sehingga mampu meyakini bahwa Allah sebagai penopang
hidup dan sebagai terang dari dalam (Heryatno, 2008: 79).
f. Tahap Yang Mengacu Pada Universalitas (30 tahun ke atas)
Pada tahap ini pribadi melepaskan diri sebagai pusat istimewa. Mereka
mengosongkan diri tetapi sekaligus mengalami diri sebagai makhluk yang berakar
dalam Tuhan dan daya kesatuan adanya. Dengan demikian, Tuhan dan daya
kesatuan inilah yang menjadi inspirasi utama bagi dirinya. Artinya, dalam tahap
ini orang tidak lagi hanya memikirkan dirinya sendiri, tetapi semakin menghayati
dirinya untuk ikut hadir menjaga dan membawa perubahan di dalam dunia dan
mampu mewujudkan Kerajaan Allah (Cremers, 1995:218-219).
Seseorang yang ada dalam tahap ini mampu mewujudkan cintakasih sejati
tanpa pamrih dengan mampu mengatasi batas ego dan dapat berfokus pada yang
transenden. Oleh karena itu, seseorang dengan rela mengabdikan seluruh
hidupnya untuk membantu sesama, terutama mereka yang miskin, menderita,
lemah, dan tertindas (Heryatno, 2008:79).
C. Dampak Ekaristi Untuk Perkembangan Iman Remaja
Ekaristi merupakan puncak dan sumber kehidupan umat Kristiani, sebagai
kenangan akan tindakan keselamatan yang dilakukan Allah bagi umat manusia.
Ekaristi merupakan perjamuan kenangan akan Yesus bersama dengan para murid-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 49
31
Nya sebelum Ia menderita sengsara, wafat dan bangkit dari kematian-Nya.
Ekaristi bukan hanya sebagai kenangan akan Yesus Kristus, melainkan juga
sebagai ungkapan syukur umat beriman akan karya Penyelamatan Yesus Kristus
bagi manusia. Mengingat pembahasan mengenai Ekaristi sangat luas, maka pada
bagian ini secara khusus hanya menggambarkan dampak Ekaristi untuk
perkembangan iman remaja.
Ekaristi diharapkan mampu membawa para remaja untuk
memperkembangkan diri dan menemukan dirinya sehingga remaja memiliki
peranan positif untuk teman sebaya atau kelompoknya. Oleh karena itu, remaja
sangat membutuhkan dukungan agar mereka dapat semakin berkembang secara
pribadi dengan dihargai, dikasihi, dan diterima oleh teman sebayanya.
Ekaristi mampu untuk membawa remaja, baik secara pribadi maupun
bersama-sama membangun relasi persaudaraan dan persekutuan umat beriman,
membangun relasi dengan Tuhan dan juga sesama sehingga remaja hadir sebagai
anak-anak Allah yang mau terlibat mewujudkan Kerajaan Allah dengan ikut
terlibat aktif di dalam kehidupan menggereja baik itu di lingkungan, stasi dan
bahkan Paroki. Keterlibatan dalam kehidupan menggereja itu dapat diwujudkan
dengan menjadi putra-putri altar, lektor, organis, koor, pemazmur, dan tugas
menggereja lainnya.
Melalui Ekaristi remaja mampu untuk semakin menyadari bahwa mereka
disatukan dan menjadi bagian Tubuh dan Darah Kristus sendiri dalam rupa roti
dan anggur. Dengan Ekaristi, remaja memahami mereka diundang untuk
menerima Tubuh dan Darah Kristus dalam Perayaan itu, sebagai lambang kasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 50
32
Tuhan pada manusia, sehingga melalui Ekaristi, para remaja sungguh-sungguh
mampu untuk menemukan sosok Yesus dalam hidup mereka sebagai Guru,
sahabat, teman, keluarga dan juga teladan dalam hidup mereka
Dengan ambil bagian dalam Perayaan Ekaristi, remaja memperoleh
kesatuan hidup dengan Kristus yang telah memberikan hidup-Nya bagi umat
manusia. Maka melalui Ekaristi diharapkan remaja mampu berbagi kepada orang
lain. Bagi remaja Ekaristi tidak hanya mewujudkan Kerajaan Allah di dalam
hidup menggereja, entah itu di lingkungan, stasi, bahkan paroki Santa Perawan
Maria di Fatima Sragen, tetapi juga dalam masyarakat.
Hal tersebut dapat wujudkan dengan menjadi petugas tata laksana, petugas
persembahan, lektor, lektris, pemazmur, koor, putra-putri altar, dan sebagainya.
Keterlibatan aktif dalam hidup masyarakat dapat diwujudkan dengan berbagi,
tertutama kepada mereka yang Lemah, Kecil, Miskin, Tersingkir dan Difabel
(LKMTD), sama seperti Yesus yang sangat mengasihi, memperhatikan, dan
peduli terhadap mereka kaum yang kecil, lemah dan miskin.
Tidak hanya itu, Ekaristi juga harus mampu membawa remaja untuk
mewujudkan Kerajaan Allah dengan menumbuhkan sikap berani mewartakan
kebenaran, kedamaian dan memberikan pertolongan, serta menjadi teladan di
tengah-tengah Gereja dan masyarakat, menunjukkan dan mencerminkan diri
sebagai anak-anak Allah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 51
33
BAB III
DESKRIPSI TANGGAPAN PELAJAR KATOLIK
TERHADAP EKARISTI KAUM REMAJA DI PAROKI SANTA
PERAWAN MARIA DI FATIMA SRAGEN
Pada bab III ini, penulis akan menguraikan gambaran situasi umum Paroki
Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen. Situasi umum paroki yang penulis
paparkan ini bersumber dari dokumen buku Narasi Program Kerja Paroki dan
Angupados Toya yang berisi tentang sejarah umat di Paroki Santa Perawan Maria
di Fatima, Sragen. Pokok permasalahan yang diangkat dalam bab III ini adalah
tanggapan pelajar Katolik terhadap Ekaristi Kaum Remaja (EKR). Oleh karena
itu, pada bab III penulis akan menyusunnya menjadi 2 pokok bahasan.
Pokok bahasan yang pertama, memaparkan gambaran umum Paroki Santa
Perawan Maria di Fatima, Sragen. Pokok bahasan yang kedua memaparkan
penelitian mengenai tanggapan pelajar Katolik terhadap Ekaristi Kaum Remaja
(EKR). Untuk memperoleh data, penulis akan melakukan penelitian dengan
menyebarkan kuesioner yang diajukan kepada para pelajar Katolik Paroki Santa
Perawan Maria di Fatima, Sragen.
A. Gambaran Umum Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen
1. Profil Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen
a. Letak Geografis Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen
Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen merupakan bagian dari
Kecamatan Sragen yang ada di Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah.
Kecamatan Sragen merupakan daerah perkotaan, karena letak Paroki Santa
Perawan Maria di Fatima, Sragen berada dekat dengan alun-alun kota Sragen,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 52
34
rumah sakit, sekolah, kantor polisi dan perkantoran kabupaten Sragen. Karena
berada di daerah perkotaan, sebagian besar mata pencaharian umat adalah
Pegawai Negeri Sipil. Selain itu juga ada yang berprofesi sebagai wirausahawan,
dan pensiunan.
Batas-batas wilayah Paroki Sragen, sebagai berikut:
1) Bagian utara : Paroki Purwodadi
2) Bagian selatan : Paroki Palur dan Karanganyar
3) Bagian timur : Paroki Ngawi
4) Bagian barat : Pra Paroki Gemolong
Saat ini, Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen telah berkembang
dan terdiri dari 49 lingkungan yang mencakup hampir seluruh wilayah kabupaten
Sragen, kecuali Kecamatan Gemolong, Kalijambe, Miri, Plupuh dan
Sumberlawang yang masuk dalam wilayah Kuasi Paroki Gemolong. Dari 49
lingkungan tersebut, 5 lingkungan di antaranya termasuk wilayah kabupaten
Karanganyar. Dari 49 lingkungan ini, dikelompokkan menjadi 13 wilayah (Narasi
Program Kerja, 2017:5).
b. Sejarah Singkat Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen
Benih awal kekatolikan di Sragen dimulai dengan berdirinya sekolah dasar
Kanisius di desa Jetak yang menumpang di rumah Demang Santomejo dengan
guru R. Sumardji, R. Soewandi, dan RP. Soewardi. Selain sebagai guru mereka
juga diberi tugas untuk menjadi guru agama Katolik oleh Rm. CJJ. Versteeg, SJ.
Hasil pelajaran agama ditandai dengan dipermandikan dua pemuda asal Sragen di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 53
35
Purbayan pada tanggal 24 Desember 1933 (www.kas.or.id/paroki-st-maria-fatima-
sragen diakses pada hari senin, 1 Juli 2019).
Sejak tahun 1930 sudah ada perayaan Ekaristi untuk orang-orang
Tionghoa dan Belanda, maka pada tahun 1937 mulai diadakan Ekaristi sebulan
sekali di Sekolah Dasar Kanisius, Jetak. Namun kemudian berhenti dengan
masuknya Jepang pada tahun 1942. Pada tahun 1948 hanya ada sekitar 30 orang
beragama Katolik di sekitar Sragen, termasuk beberapa di antaranya adalah orang-
orang Belanda. Geliat menjadi Katolik terasa lagi dengan berdirinya SGB Beloran
yang diprakarsai oleh guru-guru Katolik. Pada tahun 1951 ada 8 siswa SGB yang
dipermandikan di Purbayan pada tahunn 1953 dan pada tahun 1955 3 orang juga
turut dipermandikan menjadi Katolik (www.kas.or.id/paroki-st-maria-fatima-
sragen diakses pada hari senin, 1 Juli 2019).
Pada tanggal 2 September 1957 didirikan yayasan Pengurus Gereja dan
Papa Miskin (PGPM) Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen oleh Wakil
Notaris di Semarang, yakni R.M. Soeprapto No. 49 tanggal 15 November 1957,
tokoh yang berperan dalam pendirian PGPM ini adalah Bpk. FX. Wasiman, Bpk.
Florentius Goetama dan Bpk. Yohanes Soegito (Angupados Toya, 2007:17).
Berdirinya PGPM menjadi landasan yang kokoh sebagai pijakan sejarah
penentuan berdirinya paroki Sragen yang di dorong oleh tekad kuat para tokoh
umat Sragen bersama dengan gembala Paroki Purbayan, yakni Rm. Yustinus
Darmayuwana, Pr sebagai ketua Yayasan PGPM. Melalui pendirian PGPM yang
didukung oleh keberadaan Yayasan Saverius yang sudah berdiri sejak tahun 1955,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 54
36
gerak kehidupan menggereja di daerah Sragen semakin kuat, sehingga pelayanan
rohani bagi umat dilaksanakan lebih rutin.
Peristiwa tumbuh dan berkembangnya Paroki Santa Perawan Maria di
Fatima, Sragen, tidak lepas dari hadirnya para biarawati dari Kongregasi SFS
(Santo Fransiskan Sukabumi) pada tanggal 10 Maret 1963. Para suster ini diutus
oleh Mgr. Albertus Soegijopranoto SJ untuk memberikan pelayanan di paroki
Sragen. Para suster juga merintis pelayanan di bidang kesehatan yang saat ini
menjadi Rumah Sakit Mardi Lestari, yang letaknya dekat dengan Paroki Santa
Perawan Maria di Fatima, Sragen. Inilah yang juga menjadi pendukung semakin
berkembangnya Paroki Sragen sampai saat ini (www.kas.or.id/paroki-st-maria-
fatima-sragen).
Pada tahun 1968 dimulailah pembangunan Gereja Paroki Sragen, yang
dibangun oleh Rm. Mangunwijaya, Pr dan dibantu oleh Bruder Karto sebagai
arsiteknya. Kemudian pada bulan Agustus 1969 Gereja berbentuk Joglo tersebut
selesai dibangun, akhirnya diresmikan dan diberkati oleh Kardinal Yustinus
Darmoyuwana, Pr dan diberi nama pelindung Santa Perawan Maria di Fatima.
Pada tahun 1960-1961, Rm. Wakkers, SJ secara khusus bertugas memperhatikan
reksa pastoral di Paroki Sragen, sedangkan Rm. F. Kiswono, Pr melanjutkan reksa
pastoral ini sampai tahun 1965 dan sejak saat itu Rm. F. Kiswono, Pr menetap di
Sragen. Waktu inilah yang selama puluhan tahun dianggap sebagai tonggak
berdirinya paroki Sragen hingga ditemukan bukti otentik, bahwa pada tanggal 2
September 1957 ditentukan sebagai hari lahirnya paroki Sragen (Angupados Toya,
2007:17).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 55
37
c. Visi dan Misi Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen
1) Visi Paroki
Visi Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen mengarah dan
berdasarkan pada visi Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang (RIKAS)
yaitu “Umat Allah di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen berupaya
untuk membangun hidup penuh syukur dan mewujudkan Gereja yang inklusif,
inovatif, dan trasnformatif demi terwujudnya peradaban kasih dalam masyarakat
yang sejahtera, bermartabat, dan beriman (Narasi Program Kerja, 2017:2).
Visi Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen yang telah dirumuskan
mengarah pada terwujudnya peradaban kasih dalam hidup menggereja maupun
dalam masyarakat sebagai tanda kehadiran Kerajaan Allah. Sesuai dengan visi
RIKAS, “Umat di Paroki Sragen berupaya untuk bekerjasama dengan semua
orang, membaharui diri secara terus-menerus yang diwujudkan dengan
pengembangan iman umat yang cerdas, tanggung, misioner, berperan aktif dalam
masyarakat yakni dengan bergotong-royong dan membangun kerjasama,
mengembangkan pelayanan karitatif dan pemberdayaan kaum kecil, lemah,
miskin, tersingkir, dan difabel agar semakin sejahtera dan bermartabat” (Narasi
Program Kerja, 2017:2-3).
2) Misi Paroki
Misi Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen mengacu pada misi
RIKAS yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 56
38
a. Meningkatkan mutu kehidupan bersama umat terutama kaum kecil, lemah,
miskin, tersingkir, dan difabel (KLMTD), kaum tani, nelayan, buruh,dan
sektor ekonomi kecil.
b. Meningkatkan partisipasi umat, baik laki-laki maupun perempuan dalam
memperjuangkan kebijakan publik yang bermartabat dan adil, melestarikan
lingkungan sebagai rumah bersama dan nilai-nilai budaya setempat. Hal ini
dilakukan sebagai upaya untuk mewujudkan nilai-nilai kebenaran, keadilan,
mengupayakan perdamaian dan menjaga serta melestarikan keutuhan ciptaan
Tuhan dengan tidak bersikap mendiskriminasi.
c. Menyelenggarakan formation iman yang integral, berjenjang, dan
berkelanjutan yang bercirikan cerdas, tangguh, misioner dan dialogal
d. Menyelenggarakan pendidikan yang komprehensif, integrasi, berwawasan
kebangsaan, dan berlandaskan Pancasila bagi masyarakat.
Empat misi paroki ini merupakan usaha bersama untuk mewujudkan visi
Paroki. Umat Allah di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen berusaha
untuk secara terus-menerus membangun hidup beriman baik secara pribadi
maupun secara bersama-sama. Melalui Iman dan tekad yang tangguh itu, umat di
ajak untuk ikut terlibat secara aktif dalam hidup menggereja maupun dalam
masyarakat, mewujudkan kesejahteraan umat, saling menghargai perbedaan,
membawa perdamaian, serta selalu berpihak pada mereka yang kecil, lemah,
miskin, tersingkir, dan difabel (KLMTD) demi terwujudnya Kerajaan Allah
ditengah-tengah dunia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 57
39
2. Gambaran Ekaristi Kaum Remaja di Paroki Santa Perawan Maria di
Fatima Sragen
a. Sejarah Singkat diadakannya Ekaristi Kaum Remaja
Ekaristi Kaum Remaja adalah salah satu perayaan Ekaristi yang
dilaksanakan khusus bagi para remaja atau para pelajar Katolik di Paroki Santa
Perawan Maria di Fatima, Sragen. Untuk memperoleh data mengenai Ekaristi
Kaum Remaja di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen, penulis
mengikuti dan mengamati langsung dalam perayaan Ekaristi Kaum Remaja pada
tanggal 27 Juli 2018, 22 Maret 2019, 24 Mei 2019, dan 27 Juli 2019. Ekaristi
Kaum Remaja di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen dilaksanakan
setiap bulan pada hari jumat minggu ke-3 jam 11.30-13.00 WIB di Paroki Santa
Perawan Maria di Fatima, Sragen. Ekaristi Kaum Remaja ini diharapkan diikuti
oleh para pelajar Katolik yang bersekolah di Negeri ataupun swasta di Kabupaten
Sragen. Penulis juga melakukan wawancara dengan Mas Andreas E. Soebroto
pada tanggal 27 Mei 2019 di Pundung Gede, RT. 02/ RW. 15 Kadipiro, Solo. Mas
Andreas E. Soebroto merupakan penggerak adanya Ekaristi Kaum Remaja di
Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen.
Awal mula diadakannya Ekaristi Kaum Remaja ini karena munculnya
keprihatinan pribadi Mas Andreas E. Soebroto dan teman-teman angkatan pelajar
Katolik SMA lainnya pada tanggal 8 Februari 1992, yang melihat dan merasakan
tidak adanya wadah khusus bagi anak-anak remaja dan pelajar Katolik. Hal ini
disebabkan karena pelajar Katolik kurang mendapat jam belajar untuk mata
pelajaran agama Katolik di sekolah masing-masing. Pelajaran agama Katolik itu
hanya dilaksanakan seminggu sekali setiap hari jumat di sekolah, tetapi seringkali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 58
40
pelajaran agama Katolik kosong karena kurangnya tenaga pendidik atau guru
agama Katolik. Keprihatinan itu juga muncul karena di setiap sekolah setiap hari
selalu mengadakan pengajian, tidak menutup kemungkinan banyak para pelajar
Katolik pada akhirnya menjadi muslim, menikah pada usia dini, dan sebagainya.
Dengan keprihatinan itu, muncullah ide untuk membentuk sebuah
perkumpulan anak-anak remaja yang dibimbing dan didukung oleh Rm. Trasno,
Pr yang pada waktu itu sering melaksanakan rapat kecil bersama. Pada akhirnya,
para remaja memutuskan untuk mencari perwakilan dari setiap sekolah menjadi
koordinator seluruh para pelajar Katolik yang ada di sekolah tersebut. Dengan
cara tersebut, kemudian dilaksanakanlah rapat bersama dengan para perwakilan
setiap sekolah tersebut untuk bersama-sama membangun dan menghidupkan
Ekaristi Kaum Remaja di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen, melalui
persetujuan Pastor Paroki, yakni Rm. Trasno, Pr dan para guru agama Katolik
yang ada di Kabupaten Sragen. Dalam usaha itu, para pelajar mengalami kesulitan
untuk mengumpulkan teman-teman pelajar Katolik dari setiap sekolah, sehinggga
pada awal diadakannya Ekaristi Kaum Remaja itu, hanya ada sedikit pelajar
Katolik yang hadir dalam Ekaristi Kaum Remaja.
Akhirnya, karena mengalami kesulitan itu beberapa pelajar Katolik SMA
yang menjadi penggerak berusaha untuk melakukan kerjasama dengan para guru
Agama Katolik untuk ikut mendukung secara penuh dan menjadikan kegiatan
tersebut sebagai absensi bagi pelajar Katolik SMA dan menjadi penilaian
pelajaran agama Katolik dan hal itu disepakati bersama sampai saat ini. Sejak saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 59
41
itu, para pelajar Katolik mulai secara terus-menerus hadir pada perayaan Ekaristi
Kaum Remaja dan peserta semakin banyak.
Setelah kegiatan tersebut berjalan, para pelajar Katolik SMA memiliki
keinginan untuk ikut merangkul pelajar Katolik SMP yang ada di Kabupaten
Sragen karena mengalami hal yang sama. Pada waktu itu, para penggerak dan
panitia kecil dilaksanakan oleh pelajar Katolik SMA, mereka membantu para
pelajar Katolik SMP untuk bersama-sama bergerak dan mengkader para pelajar
Katolik SMP untuk menjadi penerus dan penggerak kegiatan tersebut. Sampai
saat ini, kegiatan Ekaristi Kaum Remaja masih rutin dilaksanakan dan diteruskan
oleh para pelajar Katolik di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen.
Dengan bergeraknya para pelajar Katolik saat itu, sampai saat ini pada tanggal 8
Februari ditetapkan sebagai hari ulang tahun pelajar Katolik di Paroki Santa
Perawan Maria di Fatima, Sragen.
b. Tujuan Ekaristi Kaum Remaja
Ekaristi Kaum Remaja dilaksanakan dengan tujuan menjadi wadah bagi
para pelajar Katolik di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen, untuk
secara bersama-sama membantu para pelajar Katolik semakin mencintai Yesus
dan mengembangkan iman mereka melalui perjumpaan dengan Yesus sendiri dan
teman-teman pelajar Katolik lainnya, pada akhirnya para pelajar Katolik tidak
kehilangan identitas dan imannya sebagai anak-anak Allah. Ekaristi Kaum
Remaja mengajak para pelajar Katolik untuk belajar menjadi seorang pemimpin,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 60
42
baik itu di sekolah maupun di paroki, membangun kekeluargaan dan sikap saling
peduli terhadap sesama terutama para pelajar Katolik.
3. Gambaran Pelaksanaan Ekaristi Kaum Remaja
Berikut ini adalah gambaran pelaksanaan EKR yang penulis uraikan
berdasarkan pengalaman penulis ketika melaksanakan pengamatan secara
langsung pada perayaan Ekaristi Kaum Remaja di Paroki Santa Perawan Maria di
Fatima Sragen.
a. Petugas dan Penanggungjawab EKR
Gereja Santa Perawan Maria di Fatima Sragen memberikan kesempatan
kepada para pelajar Katolik dari setiap sekolah, baik itu SMP maupun SMA
negeri dan swasta. Jadwal para petugas tersebut sudah ditentukan oleh para
pengurus Forum Komunikasi Pelajar Katolik (FKPK) yang bertanggungjawab
terhadap pelaksanaan EKR. Petugas EKR dijadwalkan secara bergilir dari setiap
sekolah.
Para petugas bertanggungjawab untuk melaksanakan tugas sebagai koor,
lektor, lektris, pemazmur, putra-putri altar, pembawa persembahan, dan dirigen.
Selama proses persiapan hingga pelaksanaan EKR, petugas EKR akan didampingi
dan dibantu oleh para pengurus FKPK Paroki Sragen yang menjadi
penanggungjawab pelaksanaan perayaan EKR. Setiap sekolah yang kekurangan
anggota untuk menjadi petugas akan dibantu oleh teman-teman dari FKPK, baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 61
43
itu koor, lektor, mazmur, dan lain sebagainya, sehingga kegiatan pelaksanaan
EKR dapat berjalan dengan baik.
Tabel 1.
Jadwal petugas EKR dalam 6 bulan terakhir.
No. BULAN PETUGAS EKARISTI KAUM REMAJA
1. FEBRUARI 2019 FKPK
2. MARET 2019 SMA NEGERI 2 SRAGEN
3. APRIL 2019 SMP NEGERI 5 SRAGEN
4. MEI 2019 SMA NEGERI 1 SRAGEN
5. JUNI 2019 LIBUR
6. JULI 2019 SMA NEGERI 3 SRAGEN
7. AGUSTUS 2019 SMP NEGERI 2 SRAGEN
b. Pemilihan Lagu-lagu EKR
Lagu-lagu yang dipilih dalam perayaan EKR harus diketahui oleh para
pelajar lainnya agar dapat dinyanyikan oleh umat yang hadir mengikuti perayaan
EKR, sehingga lagu-lagu yang dipilih tidak hanya dapat dinyanyikan oleh para
petugas koor saja.
c. Persiapan Pelaksanaan EKR
Para anggota FKPK akan melakukan koordinasi terkait dengan kesiapan
para petugas liturgi dengan para pelajar dari sekolah yang sudah ditunjuk menjadi
petugas EKR yang meliputi: imam, koor, lektor, petugas persembahan, putra-putri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 62
44
altar, dan pemazmur. Anggota FKPK juga memiliki tanggungjawab untuk
mempersiapkan lagu-lagu yang akan dinyanyikan dalam EKR dan juga teks lagu.
Para petugas koor dan pemazmur melaksanakan latihan koor, sesuai dengan
waktu yang sudah disepakati bersama-sama.
d. Pelaksanaan EKR
Berikut ini merupakan gambaran pelaksanaan EKR di Paroki Santa
Perawan Maria di Fatima Sragen.
Sebelum pelaksanaan EKR dimulai, terdapat sarasehan yang dilakukan
oleh imam bersama dengan para pelajar Katolik yang hadir dalam perayaan EKR
di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen. Sarasehan yang dilakukan yaitu
dengan memberikan sebuah materi yang berkaitan dengan berbagai hal, misalnya
tentang Ekaristi, sakramen-sakramen, dan lain sebagainya, kemudian dikaitkan
dengan kehidupan para pelajar Katolik.
Dalam sarasehan itu Imam mengajak para pelajar Katolik yang hadir
untuk membuka, membaca kitab suci, dan mendalaminya secara bersama-sama
dengan disertai tanya-jawab. Hal ini diharapkan dapat membantu para pelajar
Katolik semakin memiliki wawasan yang luas dan dapat semakin
memperkembangkan imannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 63
45
B. Penelitian Deskriptif Tentang Tanggapan dan Dampak Ekaristi terhadap
Remaja
1. Latar Belakang Penelitian
Remaja Katolik adalah harapan dan masa depan Gereja. Mereka memiliki
peranan penting dalam perkembangan dunia yang semakin kompleks saat ini.
Kehadiran para remaja dalam hidup menggereja dan memasyarakat sangat
dibutuhkan demi terwujudnya Kerajaan Allah. Oleh karena itu, Gereja perlu
memperhatikan para remaja dalam seluruh aspek perkembangan iman dan
kepribadiannya.
Apabila Gereja tidak memberikan perhatiannya kepada mereka, maka
Gereja akan kehilangan kesempatan untuk membina remaja menjadi pemimpin
Gereja di masa depan. Walaupun tidak semua remaja akan menjadi seorang
pemimpin, jika Gereja memperhatikan mereka dengan baik, mereka akan menjadi
remaja yang berpotensi memberi pengaruh kepada Gereja, terutama menjadi
teladan bagi remaja-remaja lain yang lebih muda dari mereka. Remaja akan
menjadi anggota Gereja yang baik dan berperan di masyarakat sebagai saksi-saksi
Kristus, jika re-generasi kepemimpinan Gereja berjalan dengan baik. Pada masa
inilah remaja akan memiliki jiwa kepemimpinan yang dapat dilihat melalui
keterlibatan mereka dalam hidup menggereja. Sebagai bagian dari anggota tubuh
Kristus, remaja diharapkan mampu membawa suatu perubahan dan perkembangan
bagi Gereja serta ikut berperan aktif dalam melayani Tuhan dan sesama.
Ekaristi Kaum Remaja diharapkan menjadi sebuah tempat bagi para
pelajar untuk memperkembangkan diri dan iman mereka dengan membangun
persekutuan bersama dengan sesamanya, dan membawa remaja untuk mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 64
46
perjumpaan dengan Allah. Dalam hal ini, Gereja memberi kesempatan kepada
mereka untuk ikut ambil bagian dalam tugas pelayanan dengan menjadi koor,
lektor, lektris, putra-putri altar, pemazmur, dan lain sebagainya. Namun untuk
membantu memperkembangkan iman mereka, tidak cukup jika hanya ikut terlibat
di dalam kehidupan menggereja, melainkan Ekaristi Kaum Remaja harus sampai
pada kedalaman hidup remaja untuk memberikan kesaksian iman dan
menghadirkan buah-buah Ekaristi dalam kehidupan mereka sehari-hari di dalam
masyarakat sebagai usaha mewujudkan Kerajaan Allah ditengah-tengah dunia.
Penulis ingin mengetahui apakah EKR sungguh membantu mereka untuk
semakin menghayati dan memperkembangkan iman serta diri pribadi mereka
untuk terlibat dalam kehidupan menggereja maupun memasyarakat, atau justru
keikutsertaan mereka dalam perayaan EKR ini tidak memberikan dampak positif
dalam diri remaja untuk semakin memperkembangkan dirinya?
Melalui penelitian ini penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana
tanggapan para pelajar Katolik dan dampaknya terhadap perayaan Ekaristi Kaum
Remaja di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen.
2. Tujuan Penelitian
1) Mendapatkan gambaran tentang tanggapan pelajar Katolik terhadap Ekaristi
Kaum Remaja
2) Mengetahui dampak Ekaristi Kaum Remaja bagi perkembangan iman pelajar
Katolik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 65
47
3) Mendapatkan gambaran harapan para pelajar Katolik untuk meningkatkan
keterlibatan mereka dalam hidup menggereja dan masyarakat
3. Jenis Penelitian
Penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif yang bermaksud
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya. Penelitian kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripstif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati
(Moleong, 2012:4).
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis deskripsi analisis yaitu
metode yang menggambarkan dan menganalisis data yang diperoleh melalui studi
pustaka dan diperkuat dengan adanya penelitian secara langsung di lapangan.
Untuk memperoleh data yang valid, penulis akan secara langsung mengamati dan
menyebarkan kuesioner kepada para pelajar Katolik yang ada di Paroki Santa
Perawan Maria di Fatima, Sragen.
4. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan
fenomenologi. Fenomenologi merupakan metode yang digunakan untuk
menggali, dan mengungkap kesamaan makna dari sebuah fenomena yang menjadi
pengalaman hidup sekelompok individu. Dalam penelitian ini, masalah yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 66
48
diteliti adalah tanggapan pelajar Katolik terhadap Ekaristi Kaum Remaja (EKR) di
Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
efisien bila peneliti tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono,
2015:199).
6. Responden Penelitian
Penelitian ini mengambil sampel di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima
Sragen sebanyak 100 pelajar Katolik yang tersebar di beberapa sekolah di
Kabupaten Sragen. Data ini diperoleh berdasarkan info dari Christin yang
merupakan salah satu pengurus Ekaristi Kaum Remaja. Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,
2015:118). Maka, pada penelitian ini, penulis mengambil jumlah responden para
pelajar Katolik sebanyak 50 orang.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengambilan sampel
simple random sampling, dikatakan simple karena pengambilan sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu (Sugiyono, 2015:120). Teknik ini dipilih karena penyebaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 67
49
kuesioner dilakukan tanpa menentukan jumlah masing-masing pelajar, baik itu
dari kelas VII sampai dengan kelas XII. Data diperoleh sesuai dengan responden
yang ditemui dalam perayaan EKR di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima
Sragen.
7. Tempat dan Waktu Penelitian
Penulis melaksanakan penelitian ini di Paroki Santa Perawan Maria di
Fatima, Sragen, dan waktu penelitian dilaksanakan pada 27 Juli 2019 saat
perayaan Ekaristi Kaum Remaja dilaksanakan.
8. Fokus Penelitian
Menurut (Sugiyono, 2015: 285-286) fokus penelitian merupakan batasan
masalah dalam penelitian kualitatif yang berisi pokok masalah dan bertujuan
untuk mempertajam penelitian. Berdasarkan hasil studi pustaka, penulis
menetapkan fokus penelitian pada tanggapan pelajar Katolik terhadap Ekaristi
Kaum Remaja (EKR).
Tanggapan ini meliputi apa saja makna dan manfaat bagi para pelajar
Katolik dalam mengikuti Ekaristi Kaum Remaja yang dilaksanakan setiap satu
bulan sekali di Paroki. Apakah melalui Misa Pelajar ini, iman mereka semakin
berkembang dan semakin menyadari hidup mereka untuk membangun komunitas
hidup beriman baik itu di dalam masyarakat maupun Gereja? Apakah melalui
Ekaristi Kaum Remaja para pelajar Katolik mampu mewujudkan buah-buah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 68
50
Ekaristi itu dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka dapat mewujudkan
hidup berbagi pada sesama, seturut dengan kehendak dan teladan Yesus Kristus.
Berdasarkan fokus penelitian ini, penulis merumuskan kisi-kisi untuk
penelitian sebagai berikut:
Tabel 2.
Fokus Penelitian
No. Fokus Penelitian No. Item Jumlah
(1) (2) (3) (4)
1. Tanggapan pelajar Katolik
terhadap Ekaristi Kaum Remaja
1-10 10
2. Dampak Ekaristi Kaum Remaja
bagi perkembangan iman pelajar
Katolik
10-20 10
3. Usulan kegiatan untuk
meningkatkan pelaksanaan dan
keterlibatan pelajar Katolik dalam
hidup menggereja dan masyarakat
21 1
Total 21
9. Metode Pembahasan
Analisis data adalah proses menyusun secara sistematis data-data yang
dipeoleh melalui kuesioner. Data penelitian ini diolah dengan cara membuat tabel
distribusi frekuensi relatif dengan maksud untuk menghitung jumlah jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 69
51
yang dipilih responden kemudian dibagi jumlah total responden yang diteliti, dan
dikalikan 100% (Sutrisno Hadi, 1986: 299).
Rumus yang digunakan dalam penghitungan kuesioner semi terbuka dan
tertutup sebagai berikut:
F
NX 100%
Keterangan:
F = Frekuensi atau banyaknya responden yang memilih alternatif jawaban tertentu
pada setiap item kuesioner.
N = Jumlah responden
100 = Bilangan konstanta
C. Laporan Hasil Penelitian
Pada bagian ini penulis akan memaparkan laporan hasil penelitian
berkaitan dengan tanggapan pelajar Katolik terhadap Ekaristi Kaum Remaja di
Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen berdasarkan data yang diperoleh
dengan kuesioner. Dalam penyebaran dan pengumpulan kuesioner ini, penulis
hadir secara langsung dan memberikannya kepada responden sebelum dan
sesudah perayaan Ekaristi Kaum Remaja di Paroki Santa Perawan Maria di
Fatima, Sragen.
Penulis akan menyajikan laporan hasil penelitian dalam bentuk tabel-
tabel yang meliputi: tanggapan pelajar Katolik terhadap EKR, dampak EKR bagi
perkembangan iman kaum remaja, dan usulan kegiatan untuk meningkatkan
keterlibatan pelajar Katolik dalam hidup menggereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 70
52
Jawaban dari setiap instrumen dalam kuesioner memiliki gradasi nilai
positif maupun negatif. Jawaban Sangat Setuju (SS) dan Setuju (S) menunjukkan
jawaban positif melalui pernyataan yang diberikan sesuai dengan jawaban atau
fakta yang dirasakan dan dialami oleh responden. Sedangkan jawaban Tidak
Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS) menunjukkan respon atau jawaban
negatif atas pernyataan yang diberikan bahwa tidak sesuai dengan jawaban atau
fakta yang dialami dan dirasakan oleh responden.
1. Tanggapan Pelajar Katolik Terhadap EKR
Tabel 2 berikut merupakan data responden yang berpartisipasi mengisi
kuesioner pada penelitian yang penulis laksanakan pada tanggal 27 Juli 2019.
Tabel 3.
Data Responden Penelitian
Tabel 4 berikut ini memaparkan hasil penelitian penulis mengenai
tanggapan responden yang merupakan pelajar Katolik terhadap EKR. Pernyataan
No.item 1-10 merupakan pernyataan mengenai tanggapan pelajar Katolik
terhadap EKR. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tabel yang ada dibawah ini:
No JUMLAH
RESPON-
DEN
JENIS
KELAMIN
ASAL
SEKOLAH
JENJANG
PENDIDIKAN
KELAS
1. 50
ORANG (L)
(P) Negeri Swasta SMP
SMA
VII: 8 org
VIII:9 org
IX:13 org
X: 2 org
XI: 9 org
XII: 9 org
21
Org
29
Org
40
Orang
10
Orang
30
Orang
20
Orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 71
53
Tabel 4.
Tanggapan Pelajar Katolik Terhadap EKR
(N=50)
No.
Item
Pernyataan Total
Jawaban
Persentase
(%)
1. Saya senang mengikuti Ekaristi Kaum
Remaja (EKR)
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
27
23
-
-
54%
46%
-
-
2. Saya gembira ikut terlibat dalam tugas
pelayanan sebagai lektor, papita,
pemazmur, koor, dirigen, petugas
persembahan, dll
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
14
36
-
-
28%
72%
-
-
3. Saya mengalami suasana EKR yang
lebih menggembirakan dari Ekaristi
biasanya
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
14
33
3
-
28%
66%
6%
-
4. Saya cocok dengan lagu-lagu yang
dinyayikan petugas koor dalam EKR
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
15
34
1
30%
68%
2%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 72
54
d. Sangat tidak setuju - -
5. Saya sepenuh hati mengikuti Ekaristi
Kaum Remaja
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
22
26
2
-
44%
52%
4%
-
6. Saya tertarik mendengarkan homili dari
pastor karena sesuai dengan bacaan Injil
dan relevan bagi remaja Katolik
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
12
16
22
-
24%
32%
44%
-
7. Saya dapat mengikuti Ekaristi dengan
penuh konsentrasi
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
9
26
15
-
18%
52%
30%
-
8. Saya diberi kesempatan untuk ikut
ambil bagian dalam tugas Perayaan
EKR
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
16
34
-
-
32%
68%
-
-
9. Setelah mengikuti EKR saya
merefleksikan diri secara pribadi
a. Sangat setuju
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 73
55
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
18
32
-
36%
64%
-
10. Ekaristi Kaum Remaja sudah dikemas
secara kreatif dan inovatif
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
13
32
5
-
26%
64%
10%
-
Berdasarkan tabel di atas, item 1 mengungkapkan perasaan senang
mengikuti EKR. Data menunjukkan sebanyak 54% responden menyatakan diri
sangat setuju jika mereka senang mengikuti EKR, dan 46% responden
menyatakan diri setuju jika mereka senang mengikuti EKR.
Item 2 berbicara tentang perasaan gembira ikut terlibat dalam tugas
pelayanan sebagai lektor, papita, pemazmur, koor, dirigen, petugas persembahan,
dll. Data menunjukkan sebanyak 28% responden menyatakan diri sangat setuju
bahwa responden gembira ikut terlibat dalam tugas pelayanan, dan 72%
responden menyatakan diri setuju.
Item 3 menyampaikan tentang suasana EKR yang lebih menggembirakan
dari Ekaristi biasanya. Data menunjukkan sebanyak 28% responden menyatakan
diri sangat setuju bahwa mereka mengalami suasana EKR yang lebih
menggembirakan dari Ekaristi biasanya, 66% responden menyatakan diri setuju,
dan 6% responden menyatakan diri tidak setuju jika suasana EKR lebih
menggembirakan dari Ekaristi biasanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 74
56
Item 4 membahas tentang lagu-lagu yang dirasakan cocok dengan apa
yang dinyanyikan petugas koor dalam EKR. Data menunjukkan sebanyak 30%
responden menyatakan diri sangat setuju bahwa mereka cocok dengan lagu-lagu
EKR, 68% responden menyatakan diri setuju, dan 2% responden menyatakan
tidak setuju dengan lagu-lagu EKR.
Item 5 mengungkapkan tentang sikap mereka yang sepenuh hati mengikuti
EKR. Data menunjukkan sebanyak 44% responden menyatakan diri sangat setuju
bahwa mereka sepenuh hati mengikuti EKR, 52% menyatakan diri setuju, dan 4%
menyatakan tidak setuju.
Item 6 menyampaikan tentang homili yang menarik. Data menunjukkan
sebanyak 24% responden menyatakan diri sangat setuju bahwa mereka tertarik
mendengarkan homili, 32% menyatakan setuju, dan 44% menyatakan diri tidak
setuju dengan homili yang disampaikan oleh Imam, karena homili yang
disampaikan terlalu lama, dan apa yang disampaikan tidak menarik bagi pelajar
Katolik, sehingga homili tidak sungguh-sungguh di dengarkan dengan baik oleh
pelajar Katolik yang hadir dalam EKR.
Item 7 membahas tentang sikap untuk mengikuti Ekaristi dengan penuh
konsentrasi. Data menunjukkan sebanyak 18% responden sangat setuju jika
mereka dapat mengikuti Ekaristi dengan penuh konsentrasi, 52% menyatakan
setuju, dan 30% menyatakan tidak setuju karena pelajar Katolik mengikuti EKR
setelah pulang sekolah dan sebagian pelajar merasa kelelahan, sehingga pelajar
lebih ingin supaya EKR dapat segera selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 75
57
Item 8 menyampaikan tentang EKR yang memberikan kesempatan untuk
terlibat aktif. Data menunjukkan sebanyak 32% responden menyatakan sangat
setuju jika diberi kesempatan ikut ambil bagian dalam tugas EKR, dan 68%
responden menyatakan setuju.
Item 9 berbicara tentang sikap merefleksikan diri secara pribadi. Data
menunjukkan sebanyak 36% responden menyatakan setuju, dan 64% menyatakan
tidak setuju jika mereka merefleksikan diri setelah mengikuti EKR karena bagi
sebagian besar responden, EKR hanya diikuti sebagai pemenuhan nilai mata
pelajaran agama Katolik di sekolah sehingga EKR bersifat wajib untuk diikuti
oleh para pelajar Katolik baik dari sekolah negeri maupun swasta.
Item 10 membahas tentang EKR yang sudah dikemas secara kreatif dan
inovatif. Data menunjukkan sebanyak 26% responden menyatakan sangat setuju,
64% menyatakan setuju, dan 10% menyatakan tidak setuju jika EKR sudah
dikemas secara kreatif dan inovatif karena EKR yang dilaksanakan setiap satu
bulan sekali kurang ada variasi yang lebih mampu menarik diri para pelajar
Katolik yang mengikutinya, sehingga EKR terkesan biasa saja bagi sebagian
pelajar Katolik.
2. Dampak EKR bagi Perkembangan Iman Pelajar Katolik
Tabel 3 memaparkan hasil penelitian penulis mengenai dampak EKR bagi
perkembangan iman pelajar Katolik. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tabel
dibawah berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 76
58
Tabel 5.
Dampak EKR bagi Perkembangan Iman Pelajar Katolik
(N=50)
No.
Item
Pernyataan Total
Jawaban
Persentase
(%)
11. Saya semakin diteguhkan dalam iman
secara personal melalui perayaan EKR
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
22
25
3
-
44%
50%
6%
-
12. Saya semakin mengenal sosok Kristus
sebagai Guru dan sahabat
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
23
27
-
-
46%
54%
-
-
13. Saya bangga menjadi orang Katolik
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
47
3
-
-
94%
6%
-
-
14. Saya mudah menghargai teman-teman
bahkan dengan teman yang beragama
lain
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
29
21
-
-
58%
42%
-
-
15. Saya berani untuk memberi kesaksian
tentang Kristus melalui pengalaman
iman secara pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 77
59
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
19
29
2
-
38%
58%
4%
-
16. Saya semakin memiliki semangat untuk
melayani Tuhan, sesama, dan
masyarakat
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
16
34
-
-
32%
68%
-
-
17. Ekaristi Kaum Remaja membuat saya
ingin secara terus-menerus mewujudkan
buah-buah Ekaristi dalam hidup sehari-
hari
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
18
30
2
-
36%
60%
4%
18. EKR membantu saya untuk berusaha
membangun persaudaraan sejati dengan
Tuhan, sesama, dan masyarakat
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
17
33
-
-
34%
66%
-
-
19. Saya semakin tergerak untuk memiliki
sikap peduli terhadap sesama remaja
Katolik dan yang beragama lain
a. Sangat setuju
14
28%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 78
60
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
36
-
-
72%
-
-
20. Saya semakin tergerak untuk berbagi,
terutama terhadap kaum Kecil, Lemah,
Miskin, Tersingkir, dan Difabel
(KLMTD)
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
19
31
-
-
38%
62%
-
-
Berdasarkan tabel di atas, item 11 menyampaikan tentang EKR yang
semakin meneguhkan iman secara personal. Data yang diperoleh menunjukkan
sebanyak 44% responden menyatakan sangat setuju bahwa semakin diteguhkan
dalam iman, 50% menyatakan setuju, dan 6% menyatakan tidak setuju jika
semakin diteguhkan dalam iman.
Item 12 mengungkapkan tentang diri yang semakin mengenal sosok
Kristus sebagai sahabat bagi mereka. Data menunjukkan sebanyak 46% responden
sangat setuju jika semakin mengenal sosok Kristus, dan 54% menyatakan diri
setuju.
Item 13 berbicara mengenai sikap bangga menjadi orang Katolik. Data
menunjukkan sebanyak 94% responden menyatakan diri sangat setuju, dan 6%
menyatakan setuju jika mereka bangga menjadi orang Katolik.
Item 14 mengungkapkan tentang sikap saling menghargai teman dan
sesama yang beragama lain. Data menunjukkan sebanyak 58% responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 79
61
menyatakan sangat setuju, dan 42% responden menyatakan setuju jika mereka
mudah menghargai teman-teman bahkan teman yang beragama lain.
Item 15 berisi mengenai keberanian untuk menjadi saksi Kristus. Data
menunjukkan sebanyak 38% responden menyatakan diri sangat setuju bahwa
mereka berani memberi kesaksian tentang Kristus, 58% menyatakan setuju, dan
4% menyatakan diri tidak setuju.
Item 16 mengungkapkan diri yang semakin semangat untuk melayani
Tuhan, sesama, dan masyarakat. Data menunjukkan sebanyak 32% responden
menyatakan sangat setuju, dan 68% menyatakan diri setuju bahwa mereka
semakin memiliki semangat untuk melayani Tuhan, sesama, dan masyarakat,
Item 17 menyampaikan tentang secara terus-menerus semakin ingin
mewujudkan buah-buah Ekaristi dalam hidup sehari-hari. Data menunjukkan
sebanyak 36% responden menyatakan sangat setuju, 60% menyatakan setuju, dan
4% menyatakan tidak setuju jika EKR membuat mereka ingin secara terus-
menerus mewujudkan buah-buah Ekaristi.
Item 18 mengungkapkan sikap untuk mau membantu dan membangun
persaudaraan sejati dengan Tuhan, sesama, dan masyarakat. Data menunjukkan
sebanyak 34% responden sangat setuju, dan 66% menyatakan setuju jika EKR
membantu membangun persaudaraan sejati.
Item 19 menyampaikan sikap untuk semakin tergerak peduli terhadap
sesama remaja Katolik dan yang beragama lain. Data menunjukkan sebanyak 28%
responden sangat setuju bahwa EKR membantu mereka semakin tergerak untuk
memiliki sikap peduli, dan 72% menyatakan setuju.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 80
62
Item 20 membahas mengenai sikap yang semakin tergerak untuk berbagi,
terutama terhadap kaum KLMTD. Data menunjukkan sebanyak 38% menyatakan
sangat setuju, dan 72% menyatakan setuju bahwa mereka semakin tergerak untuk
berbagi.
3. Usulan kegiatan untuk meningkatkan keterlibatan pelajar Katolik dalam
hidup menggereja dan masyarakat
Tabel 4 berikut ini memaparkan hasil penelitian penulis mengenai usulan
kegiatan untuk membantu pelajar Katolik menghayati dan mewujudkan buah-
buah Ekaristi dalam hidup menggereja dan masyarakat.
Tabel 6.
Usulan kegiatan untuk meningkatkan Pelaksanaan EKR
No. Pertanyaan Total Jawaban Persentase %
21. Usulan kegiatan yang dapat
membantu para pelajar atau remaja
Katolik di Paroki Santa Perawan
Maria di Fatima, Sragen untuk
semakin menghayati dan
mewujudkan buah-buah Ekaristi
dalam hidup menggereja dan
masyarakat.
a. Retret
b. Rekoleksi
c. Sharing pengalaman iman
7
27
14
14%
54%
32%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 81
63
Berdasarkan tabel di atas, item 21 berbicara tentang usulan kegiatan yang
diberikan pelajar Katolik Paroki Santa Perawan Maria di Fatima, Sragen untuk
semakin menghayati dan mewujudkan buah-buah Ekaristi dalam hidup
menggereja dan masyarakat. Data menunjukkan sebanyak 14% responden
memilih kegiatan retreat, 32% memilih kegiatan rekoleksi, dan 54% memilih
kegiatan sharing pengalaman iman.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Bagian ini akan membahas hasil penelitian. Ada 3 bagian yang akan
dibahas: pertama adalah tanggapan pelajar Katolik terhadap EKR. Kedua adalah
dampak EKR bagi perkembangan iman pelajar Katolik, dan yang ketiga adalah
usulan kegiatan untuk meningkatkan EKR dalam hidup menggereja dan
masyarakat.
1. Tanggapan Pelajar Katolik terhadap EKR
Data penelitian menunjukkan sebanyak 54% pelajar Katolik merasa
senang mengikuti EKR. Hal ini karena perayaan EKR ini dilaksanakan khusus
bagi para pelajar Katolik dan dalam perayaan EKR ini, terdiri dari para pelajar
Katolik yang berasal dari seluruh sekolah negeri maupun swasta di Kabupaten
Sragen. Mereka merasa nyaman dan senang berjumpa dan berkumpul menjadi
sebuah kesatuan sebagai Anak-anak Allah melalui perayaan EKR.
Data penelitian mengungkapkan sebanyak 72% pelajar Katolik gembira
ikut terlibat dalam tugas pelayanan sebagai lektor, papita, pemazmur, koor,
dirigen, petugas persembahan. Keterlibatan menjadi salah satu cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 82
64
menumbuhkembangkan iman mereka, serta melatih diri mereka untuk semakin
berani menjadi anak-anak Allah dengan sungguh-sungguh mau dan melaksanakan
perintah Tuhan. Oleh karena itu, Ekaristi merupakan sebuah perayaan syukur
Gereja yang dirayakan oleh seluruh umat. Ungkapan syukur itu dapat diwujudkan
dengan ikut terlibat dalam tugas pelayanan. Kegembiraan dalam pelayanan ini
merupakan salah satu ungkapan syukur mereka pada Tuhan. Keterlibatan ini akan
menumbuhkan semangat bagi mereka untuk secara terus-menerus mau melayani
Tuhan dalam hidup menggereja (Martasudjita, 2005: 343).
Data penelitian mengatakan sebanyak 66% pelajar Katolik mengalami
suasana EKR lebih menggembirakan dari Ekaristi biasanya. Hal ini karena
perayaan EKR didominasi oleh para remaja atau pelajar itu sendiri. EKR memiliki
kekhasan tersendiri, yakni dengan adanya misa raya pelajar sehingga EKR
berbeda dengan Ekaristi pada umumnya. Kekhasan dalam misa raya pelajar
adalah adanya pentas seni dari masing-masing sekolah dan perlombaan antar
sekolah seperti futsal baik bagi laki-laki maupun perempuan, pentas seni dan
perlombaan ini dapat dilaksanakan sesudah atau sebelum EKR. Meskipun begitu,
hal itu tidak sama sekali mengurangi esensi liturgi Ekaristi yang sesungguhnya.
Data penelitian menyampaikan sebanyak 68% setuju jika lagu-lagu yang
dinyanyikan petugas koor dalam EKR sudah sesuai. Pemilihan lagu-lagu oleh
petugas koor ini membuat pelajar Katolik juga ikut bernyanyi pada saat EKR. Hal
ini menunjukkan kebersamaan bahwa Ekaristi tidak hanya diperuntukkan dan
dirayakan untuk kelompok tertentu melainkan dirayakan oleh seluruh umat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 83
65
Data penelitian sebanyak 52% pelajar Katolik mengungkapkan diri
sepenuh hati mengikuti EKR. Rasa dan suasana gembira yang terbangun melalui
EKR memberikan efek yang positif dalam diri pribadi masing-masing. Kehadiran
Yesus yang menyapa, membuat diri merasakan kerinduan untuk ikut serta dalam
perayaan EKR dan mengikutinya dengan sungguh-sungguh. Yesus hadir dalam
rupa roti dan anggur sebagai lambang Tubuh dan Darah-Nya yang wafat di kayu
Salib (Martasudjita, 2005:296).
Data penelitian sebanyak 44% responden mengatakan tidak tertarik
mendengarkan homili dari pastor. Meskipun ada sebagian besar pelajar yang
merasa tertarik mendengarkan homili. Homili seringkali kurang sesuai dan
relevan bagi remaja, kurang dipersiapkan dengan baik oleh pastor, isi homili yang
kurang menarik, homili yang terlalu bertele-tele, dan sebagainya.
Ketidaktertarikan pelajar dalam mendengarkan homili juga dikarenakan perayaan
EKR yang dilaksanakan setelah jam pulang sekolah, sehingga tidak semua anak
mau mendengarkan dengan baik. Membuat homili memang tidak mudah,
sehingga membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk dapat menemukan dan
memberikan homili yang cocok untuk disampaikan kepada para pelajar dalam
setiap perayaan EKR. Hal ini menunjukkan bahwa usaha manusia tidak akan
cukup membawa manusia kepada iman akan sabda Allah (Suharyo, 2011:35).
Data penelitian yang diperoleh sebanyak 52% responden mengungkapkan
bahwa EKR memberikan suasana yang khusyuk, sehingga Pelajar Katolik dapat
mengikutinya dengan penuh konsentrasi. Meskipun belum seluruhnya pelajar
Katolik dapat mengikuti EKR dengan penuh konsentrasi. Tetapi dalam hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 84
66
EKR merupakan sebuah perayaan syukur yang dilaksanakan oleh dan untuk para
pelajar Katolik itu sendiri. EKR yang dilaksanakan ini tidak menghilangkan
kedalaman Ekaristi itu sendiri, melainkan terus-menerus berusaha membantu
pelajar Katolik untuk membangun dan memperkembangkan imannya baik secara
pribadi maupun secara bersama-sama dengan adanya EKR.
Data hasil penelitian menyampaikan bahwa sebanyak 68% setuju jika
EKR memberikan kesempatan pada para pelajar Katolik untuk ikut ambil bagian
dalam tugas perayaan EKR. Hal ini karena dalam EKR seluruh Perayaan EKR
merupakan tanggung jawab seluruh pelajar Katolik. EKR sungguh-sungguh
menjadi tempat bagi pelajar Katolik untuk belajar, menyadari tugas-tugasnya
sebagai anak-anak Allah untuk ikut terlibat dalam hidup menggereja, dan dapat
melaksanakannya juga dalam hidup di masyarakat.
Meskipun EKR sudah dapat diikuti dengan gembira oleh Pelajar Katolik,
data penelitan sebanyak 64% menyampaikan jika EKR belum membantu
membangun kesadaran pelajar Katolik untuk merefleksikan diri secara pribadi
setelah mengikuti EKR. Hal ini disebabkan karena kesulitan menemukan cara
bagi mereka agar membiasakan diri melakukan perenungan atau refleksi akan
pengalaman iman yang diperoleh sehingga apa yang diperoleh dalam EKR
sungguh-sungguh dapat menghidupi dan memperkembangkan iman mereka
dengan mewujudkan buah-buah Ekaristi dalam hidup sehari-hari secara lebih
sungguh-sungguh dan mencapai kedalaman hati dan hidup mereka sebagai orang
Kristiani. Oleh karena itu, Ekaristi menjadi tanda yang mengarahkan hidup umat
untuk bersumber pada Tuhan (Prasetyantha, 2008:145).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 85
67
Data penelitian mengatakan sebanyak 64% setuju jika EKR sudah dikemas
secara kreatif dan inovatif, meskipun masih ada beberapa responden yang
menunjukkan bahwa EKR belum dikemas secara kreatif dan inovatif. Hal ini
karena kreativitas yang disusun oleh petugas hanya diadakan setiap misa raya
pelajar atau EKR agar EKR lebih hidup dan menarik. Kreativitas itu perlu
dibangun secara terus-menerus dan dikemas secara inovatif supaya EKR yang
dirayakan sungguh-sungguh dapat membantu pelajar Katolik menemukan dan
memperoleh kedalaman pesan dalam EKR tersebut.
2. Dampak Ekaristi Kaum Remaja bagi Perkembangan Iman Pelajar Katolik
Data hasil penelitian menunjukkan sebanyak 50% responden setuju jika
mereka semakin diteguhkan dalam iman. Maka penulis menyatakan bahwa
Ekaristi membantu pelajar Katolik untuk semakin meneguhkan iman pelajar
Katolik. Melalui Ekaristi, Tuhan masuk ke seluruh kehidupan manusia sampai
sedalam-dalamnya sebagaimana tubuh Tubuh dan Darah Kristus dalam rupa roti
dan anggur itu masuk ke dalam tubuh umat-Nya sebagai santapan rohani. Hal ini
menunjukkan bahwa Tuhan masuk ke dalam hidup manusia sedalam-dalamnya
agar manusia bersatu dan bersama dengan Dia dan memperoleh keteguhan iman
(Martasudjita, 2003: 268). Begitu pula dengan perayaan EKR yang menjadi
tempat bagi para pelajar memperoleh santapan rohani, agar memperoleh
keteguhan dan keyakinan dalam imannya akan Yesus Kristus yang hidup di dalam
hati mereka yang menunjukkan bahwa Allah hadir dalam hati mereka masing-
masing untuk memberikan rahmat bagi mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 86
68
Data penelitian menunjukkan sebanyak 54% pelajar Katolik menyatakan
diri setuju jika mereka semakin mengenal Kristus sebagai Guru dan sahabat.
Yesus menunjukkan kepada mereka melalui pengorbanan diri Yesus bagi
keselamatan manusia. Yesus tidak menyebut manusia sebagai hamba-Nya,
melainkan sebagai sahabat-Nya. Tuhan tetap menunjukkan kesetiaan-Nya
meskipun seringkali manusia tidak setia pada Yesus (Musakabe, 2008: 11). EKR
menjadi sarana yang menghadirkan Tuhan sebagai sahabat dan guru bagi seluruh
anak manusia dengan lambang cinta kasih Tuhan melalui sengsara-Nya di kayu
salib bagi sahabat-sahabatNya yaitu anak manusia.
Data penelitian mengungkapkan sebanyak 94% responden menyatakan
bahwa mereka bangga menjadi orang Katolik, yakni sebagai anak-anak Allah
yang diberkati. Melalui EKR pelajar semakin bangga akan identitasnya sebagai
kaum minoritas atau orang Kristiani di tengah kehidupan yang plural mendorong
mereka untuk semakin memiliki semangat untuk mempertahankan imannya.
Data hasil penelitian mengungkapkan sebanyak 58% pelajar Katolik
semakin memiliki sikap untuk menghargai sesama dan juga orang lain, baik itu
yang berbeda suku, agama, ras, golongan, dan sebagainya sebagai bentuk kasih
yang Yesus ajarkan, yakni mengasihi dan menghargai semua orang tanpa
membeda-bedakan. Maka, umat Kristiani diharapkan mampu mewartakan pesan
perdamaian dalam hidup, mengembangkan dialog persaudaraan serta berjuang
untuk membangun persaudaraan (Suharyo, 2011:29). Oleh karena itu, EKR
diadakan guna memperkuat dan mengembangkan iman para pelajar Katolik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 87
69
Data penelitian mengatakan sebanyak 58% responden semakin memiliki
keberanian untuk menjadi saksi Kristus. EKR bukan hanya sekedar misa saja,
melainkan sebagai pewartaan dan tanda iman setiap manusia. EKR memang harus
dirayakan dengan penuh iman dan penuh kepercayaan (Martasudjita, 2003: 280).
Ini menunjukkan bahwa Ekaristi yang dirayakan dengan sepenuh hati akan
membantu pelajar Katolik menjadi berani untuk mewartakan nilai-nilai Kerajaan
Allah baik di lingkup Gereja maupun masyarakat.
Data penelitian mengungkapkan sebanyak 68% responden semakin
memiliki semangat untuk melayani Tuhan dan sesama. Kesempatan yang
diberikan kepada mereka melalui EKR memberikan kerinduan untuk terus mau
dan mampu melayani Tuhan sebagai bentuk ungkapan syukur kepada Allah yang
telah memberikan berkat-Nya. Kesempatan itu memupuk semangat pelajar
Katolik di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen untuk terus-menerus
memiliki semangat melayani Tuhan di dalam EKR dengan menjadi lektor, papita,
pemazmur, dirigen, koor, petugas persembahan, lektris, dan sebagainya. Dengan
semangat melayani Tuhan maka akan semakin menghidupi dan menggerakan
pelajar Katolik juga untuk melayani sesama masyarakat.
Data penelitian menunjukkan sebanyak 60% responden menyatakan EKR
membantu mereka untuk secara terus-menerus semakin mewujudkan buah-buah
Ekaristi dalam hidup sehari-hari. Ekaristi harus direalisasikan secara nyata di luar
gedung gereja, yakni dengan memberikan bantuan dan pertolongan kepada siapa
saja yang membutuhkan, saling menghormati dan menghargai orang lain, dan
berpihak pada KLMTD. Hal ini menegaskan bahwa siapapun yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 88
70
menerima pemberian dari Allah, ia sudah diberkati, dan sekarang ia harus menjadi
berkat bagi orang lain (Lukasik, 1991: 123). Kehadiran EKR menjadi sarana
pelajar Katolik untuk menyadari kebaikan Tuhan, tugas dan tanggungjawab
sebagai orang Kristiani untuk mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam hidup
sehari-hari.
Data penelitian menyampaikan sebanyak 66% pelajar Katolik semakin
mau dan mampu membangun persaudaraan. EKR menghimpun para pelajar
Katolik yang percaya pada Kristus bahwa dengan ikut perayaan Ekaristi berarti
membangun dan beroleh kesatuan serta kebersamaan dan menjadi satu tubuh,
yakni tubuh Kristus sendiri (Martasudjita, 2003: 277). Umat Kristiani menjadi
satu keluarga karena menanggapi panggilan yang datang dari Allah (Suharyo,
2011:17). Hal ini menunjukkan bahwa dalam EKR Yesus Kristus turut hadir
bersama dengan mereka yang berhimpun dalam nama Tuhan. Meskipun masing-
masing memiliki perbedaan, baik itu dari warna kulit, suku, status sosial, Ekaristi
mengajak umat untuk mengesampingkan pembedaan-pembedaan sosial itu,
karena dengan mendengarkan panggilan itu, umat Allah akan berhimpun sebagai
sesama saudara yang mempunyai jati diri sebagai anak-anak Allah (Suharyo,
2011:17).
Data penelitian menunjukkan sebanyak 72% pelajar Katolik menyatakan
bahwa mereka semakin tergerak untuk memiliki sikap peduli. EKR menjadi
tempat atau wadah bagi pelajar Katolik untuk saling mengenal, mengasihi dan
mewujudkan iman mereka dalam hidup menggereja. Buah-buah dalam EKR
mampu membawa pelajar untuk saling peduli terhadap pelajar lainnya meskipun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 89
71
berbeda sekolah. Melalui relasi yang hidup itu, sikap peduli terus dikembangkan
secara bersama-sama dan dapat memberikan manfaat bagi para pelajar Katolik,
tidak hanya terhadap pelajar Katolik saja, melainkan terhadap teman-teman di
sekolah, dan dimana saja.
Data penelitian mengungkapkan sebanyak 62% pelajar Katolik semakin
tergerak untuk berbagi terhadap kaum Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir, dan
Difabel (KLMTD). Tidak semua orang mengenal Kristus, tidak semua orang
mengenal Ekaristi. Tetapi mereka harus bertemu dengan Kristus, dan melihat
Kristus dalam diri umat-Nya. Dengan harapan anak-anak Allah mampu
menghadirkan Yesus di tengah-tengah banyak orang (Lukasik, 1991:123). Dalam
hal ini EKR membantu pelajar Katolik memiliki kesadaran untuk meneladan
Yesus untuk selalu berpihak terhadap orang-orang KLMTD. EKR membantu
mereka untuk semakin memiliki semangat, dukungan, dan juga bekal bagi para
pelajar Katolik melalui cara hidup Yesus yang mengurbankan diri sampai wafat di
kayu Salib dan berbagi kepada orang miskin. Sehingga diharapkan EKR mampu
membawa pelajar Katolik untuk semakin melihat ke bawah, bahwa masih banyak
orang-orang yang membutuhkan bantuan dan uluran tangan kasih mereka.
3. Usulan kegiatan untuk semakin menghayati dan mewujudkan buah-buah
Ekaristi dalam hidup menggereja dan masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian, pelajar Katolik mengusulkan kegiatan
rekoleksi. Kegiatan rekoleksi ini menjadi pilihan bagi pelajar Katolik dalam
rangka semakin menghayati dan mewujudkan buah-buah Ekaristi dalam hidup
menggereja dan masyarakat. Penulis merasa kegiatan rekoleksi ini menjadi pilihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 90
72
yang tepat bagi Pelajar Katolik untuk semakin memaknai Ekaristi dalam hidup
menggereja dan memasyarakat. Melalui kegiatan ini, penulis berharap dapat
menggerakkan dan membantu pelajar Katolik dalam memperkembangkan iman
dan mewujudkan buah-buah Ekaristi dalam hidup sehari-hari.
E. Kesimpulan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis laksanakan melalui
kuesioner, penulis mendapatkan gambaran tanggapan pelajar Katolik terhadap
perayaan EKR dan dampak dari pelaksaan EKR tersebut bagi perkembangan iman
mereka. EKR menjadi tempat bagi pelajar Katolik untuk terlibat secara aktif
dalam hidup menggereja dan menghidupi buah-buah Ekaristi itu dalam hidup
sehari-hari sebagai orang Kristiani.
Penulis menyimpulkan bahwa tanggapan pelajar Katolik terhadap
perayaan EKR sebagian besar menunjukkan jawaban yang positif. Tanggapan
yang positif itu ditunjukkan oleh pelajar Katolik bahwa mereka dengan senang
hati mengikuti perayaan EKR dibandingkan dengan perayaan Ekaristi pada hari
minggu. Hal ini dikarenakan pelajar Katolik memiliki kesempatan untuk berjumpa
dan berkumpul bersama dengan sesama pelajar Katolik lainnya. Pelajar Katolik
gembira karena dengan adanya EKR, mereka memiliki kesempatan untuk ikut
terlibat dalam EKR, yakni terlibat sebagai lektor, pemazmur, koor, dirigen,
petugas persembahan, puta-putri altar, dan sebagainya. Namun belum seluruh
pelajar memberikan tanggapan yang positif terhadap pelaksanaan EKR, beberapa
diantara mereka masih ada yang merasa belum semakin terbantu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 91
73
memperkembangkan imannya melalui EKR. Tanggapan yang positif itu akhirnya
memberikan dampak bagi para pelajar Katolik, bahwa EKR membantu pelajar
Katolik untuk berusaha mewujudkan buah-buah Ekaristi dalam hidup sehari-hari,
sehingga mereka dapat semakin bertumbuh dan berkembang dalam iman dan
tingkah laku. Buah-buah Ekaristi itu diwujudkan dengan membangun
persaudaraan dengan sesama, baik dengan sesama pelajar Katolik maupun dengan
pelajar non Katolik lainnya yang dijumpai di sekolah dan dilingkungan tempat
tinggal.
EKR membantu pelajar Katolik memiliki kesadaran akan tanggungjawab
dan peranan mereka sebagai anak-anak Allah dengan mau dan mampu terlibat
secara aktif dalam hidup menggereja maupun dimasyarakat, menghormati dan
menghargai sesama, terutama teman-teman yang beragama lain sehingga mampu
mewujudkan kedamaian dalam hidup. EKR bukan perayaan Ekaristi biasa
melainkan telah menjadi tempat bagi mereka untuk semakin mengenal Yesus,
sesama dan menumbuhkembangkan diri mereka untuk memiliki kesadaran akan
tanggungjawabnya sebagai anak-anak Allah. Dan secara terus-menerus tergerak
dan bergerak untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan kehendak Allah dalam
hidup sehari-hari sebagai perwujudan buah-buah Ekaristi yang telah diterima
melalui EKR.
Sebagai tindak lanjut dari hasil kesimpulan, penulis akan mengusulkan
kegiatan rekoleksi bagi pelajar Katolik untuk semakin menghayati dan
mewujudkan buah-buah Ekaristi dalam hidup menggereja dan memasyarakat dan
meningkatkan pelaksaan EKR di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 92
74
BAB IV
USULAN KEGIATAN REKOLEKSI PELAJAR KATOLIK
DI PAROKI SANTA PERAWAN MARIA DI FATIMA SRAGEN
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PELAKSANAAN EKARISTI
DAN PERWUJUDAN BUAH-BUAH EKARISTI
Hasil penelitian yang telah dibahas pada bab III, sesuai dengan tanggapan
para pelajar Katolik terhadap EKR, menunjukkan bahwa EKR perlu ditingkatkan
lagi. Hal ini dikarenakan mereka belum sepenuhnya menyadari bahwa EKR
memiliki peranan yang sangat penting bagi perkembangan iman mereka. Hal ini
menunjukkan bahwa memang tidak mudah untuk sampai pada suatu penghayatan
iman yang mendalam, maka perlu ditingkatkan secara terus-menerus.
Pada bab IV penulis akan memaparkan usulan kegiatan bagi pelajar
Katolik di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen dalam bentuk rekoleksi
yang terkait dengan pelaksanaan Ekaristi Kaum Remaja. Pemilihan kegiatan
rekoleksi ini berdasarkan jawaban dan harapan-harapan yang telah disampaikan
oleh responden pada kuesioner penelitian. Melalui kegiatan rekoleksi ini, para
Pelajar Katolik diharapkan semakin dapat mewujudkan buah-buah Ekaristi yang
diperoleh dalam EKR. Penulis akan membagi bab IV ini dalam dua bagian.
Pertama, latar belakang kegiatan rekoleksi sebagai upaya untuk meningkatkan
pelaksanaan Ekaristi dan mewujudkan buah-buah Ekaristi. Sedangkan yang kedua
adalah gambaran usulan kegiatan rekoleksi.
A. Latar Belakang Kegiatan Rekoleksi
Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen memberikan dukungan dan
perhatian secara khusus bagi para pelajar Katolik. Para pelajar Katolik tersebut
terdiri dari berbagai sekolah yang berbeda-beda, baik sekolah negeri maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 93
75
swasta. Pelajar Katolik mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan Ekaristi
Kaum Remaja (EKR) bagi seluruh pelajar Katolik yang ada di Kota Sragen setiap
satu bulan sekali pada hari Jumat minggu ke-3. EKR dilaksanakan dengan tujuan
untuk membantu mereka semakin peka menyadari kehadiran Allah yang
mengasihi dan murah hati dalam hidup mereka sehingga mampu
memperkembangkan iman mereka dan mampu mewujudkan buah-buah EKR
secara nyata dalam hidup menggereja dan masyarakat.
EKR mengajak pelajar Katolik untuk terlibat dalam pelayanan hidup
menggereja sehingga dapat membantu pelajar Katolik memperkembangkan diri
dan imannya melalui keterlibatannya dalam EKR. Sejauh ini, pelajar Katolik telah
ikut terlibat dalam hidup menggereja. Keterlibatan itu diwujudkan melalui
kesediaan diri untuk menjadi petugas koor, dirigen, pemazmur, lektor, petugas
persembahan, dan putera-puteri altar. Namun berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh, meskipun pelajar Katolik sudah ikut terlibat dalam hidup menggereja,
mereka belum sepenuhnya menyadari tanggungjawab mereka dan
merefleksikannya secara pribadi serta mengambil bagian dalam kesaksian iman
mereka di sekolah dan masyarakat.
Maka sesuai dengan usulan kegiatan yang diminati oleh pelajar Katolik,
penulis mengusulkan rekoleksi bagi seluruh pelajar Katolik. Kegiatan rekoleksi
ini merupakan kegiatan awal dan jangka pendek bagi para pelajar Katolik di
Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen. Terutama melalui kegiatan
rekoleksi ini pelajar Katolik diajak untuk menggali secara mendalam tentang
makna dan buah-buah Ekaristi, sehingga membantu mereka untuk semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 94
76
menghayati imannya, memaknai Ekaristi, menemukan dan mewujudkan buah-
buah Ekaristi dalam hidup sehari-hari. Kegiatan rekoleksi ini dipilih sesuai
dengan usulan para pelajar Katolik Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen.
B. Tema dan Tujuan Rekoleksi
Penulis mengusulkan tema umum rekoleksi yaitu “Disatukan Dalam
Ekaristi, diutus untuk Berbagi”. Pemilihan tema ini juga bertitik tolak dari hasil
penelitian yang telah diperoleh. Tujuan dari kegiatan rekoleksi ini adalah
membantu pelajar Katolik Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen semakin
menghayati Ekaristi dan menghidupi buah-buah Ekaristi dalam hidup menggereja
maupun memasyarakat serta meningkatkan pelaksaan EKR menjadi lebih khas
bagi remaja di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen.
C. Peserta Rekoleksi
Peserta rekoleksi yang ikut dalam kegiatan rekoleksi ini adalah para
pelajar Katolik yang menjadi penanggungjawab pelaksanaan kegiatan Ekaristi
Kaum Remaja (EKR) di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen.
D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat kegiatan rekoleksi akan dilaksanakan di aula Gereja Animasi,
Jenawi, Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen. Sedangkan waktu
pelaksanaannya pada bulan Februari 2020.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 95
77
E. Gambaran Pelaksanaan Rekoleksi
Pelaksanaan rekoleksi ini menggunakan model sharing pengalaman iman.
Model rekoleksi ini bertolak dari pengalaman hidup peserta atau pelajar Katolik
yang direfleksikan secara kritis, dan dikonfrontasikan dengan pengalaman iman
dan visi Kristiani supaya muncul sikap dan kesadaran baru yang memberi
motivasi pada keterlibatan hidup yang baru (Sumarno, 2018:14).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 96
78
F. Matrik Kegiatan Rekoleksi
Tema Umum : Disatukan dalam Ekaristi, diutus untuk Berbagi
Tujuan : Membantu para pelajar Katolik di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen agar semakin menghayati
Ekaristi dan menghidupi buah-buah Ekaristi dalam hidup sehari-hari dan meningkatkan pelaksaan EKR di
Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen
Tabel 5.
Matrik Kegiatan Rekoleksi
NO. JUDUL SESI TUJUAN URAIAN
MATERI
METODE SARANA SUMBER BAHAN
(2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Berbagi
pengalaman
iman dalam
mengikuti
EKR
Pelajar Katolik dapat
memperkaya imannya
melalui pengalaman iman
hidupnya dan juga
pengalaman hidup orang lain
- Film tentang
“Aku mau, Aku
bisa”
- Mengolah
pengalaman
peserta
- Menyaksikan
video
- Sharing/pleno
- Refleksi
- Bernyanyi
- Informasi
- LCD
- Speaker
- Mic
- Proyektor
- https://m.youtube.co
m/watch?v=v6pPG
mKjhhY
- Pengalaman hidup
peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 97
79
2. Mewujudkan
buah-buah
Ekaristi
Membantu pelajar Katolik
untuk menyadari buah-buah
Ekaristi dan membantu
mereka untuk dapat
mewujudkan buah-buah
Ekaristi dalam hidup sehari-
hari
- Pengalaman
hidup peserta
- Bacaan Kitab
Suci Lukas
14:12-14
- Informasi
- Diskusi
- Sharing
pengalaman
iman
- Tanya-jawab
- Bernyanyi
- LCD
- Speaker
- Laptop
- Proyektor
- Sumarno, Ds
(2018). Magang
Pendidikan
Keagamaan
Katolik Paroki
- Bergant, Dianne
dan Karris,
Robert OFM.
(2002). Tafsir
perjanjian baru
3. Merancang
usaha
meningkatkan
pelaksanaan
EKR
Meningkatkan pelaksanaan
EKR menjadi lebih menarik
dan khas bagi para remaja
sehingga remaja dapat
semakin terlibat aktif dalam
hidup menggereja
- Pengalaman
peserta
- Diskusi
- Sharing
- Informasi
- Alat tulis
- Kertas/buku/
karton
- Pulpen
- Pengalaman
hidup peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 98
80
G. Contoh Persiapan Rekoleksi
1) Tema : Disatukan dalam Ekaristi, diutus untuk Berbagi
2) Tujuan : Membantu para pelajar Katolik di Paroki Santa Perawan
Maria di Fatima Sragen agar semakin menghayati Ekaristi
dan menghidupi buah-buah Ekaristi dalam hidup sehari-
hari
3) Susunan Acara :
Tabel 6.
Jadwal Susunan Acara Rekoleksi Pelajar Katolik di Paroki Santa
Perawan Maria di Fatima Sragen
No. Waktu Kegiatan Keterangan
1. 16.00-16.30 Registrasi peserta Panitia
2. 16.30-16.45 Salam Pembuka dari Panitia Panitia
3. 16.45-17.00 Doa Pembuka dan Nyanyian Panitia
4. 17.00-17.15 Ice breaking Pendamping
rekoleksi
Rekoleksi Sesi I: “Berbagi
pengalaman iman dalam mengikuti
EKR”
5. 17.15-18.30 - Peserta diajak untuk menonton film
dokumenter tentang “Aku mau, Aku
bisa”
- Pengolahan pengalaman-pengalaman
peserta
Pendamping
6. 18.30-19.00 Sharing pengalaman dalam kelompok Pendamping
7. 19.00-19.30 Makan malam Sie Konsumsi
8. 19.30-20.00 Pleno hasil sharing dalam kelompok Pendamping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 99
81
9. 20.00-21.00 Renungan malam dan refleksi pribadi Pendamping
10. 21.00-21.30 Doa malam
dilanjutkan istirahat malam
Peserta
Rekoleksi Sesi II: Mewujudkan buah-
buah Ekaristi
11. 05.30-06.00 Senam Pagi Panitia
12. 06.00-07.00 Mandi Panitia dan
Peserta
13. 07.00-07.45 Sarapan Pagi Panitia dan
Peserta
14. 07.45-08.00 Games/Ice breaking Pendamping
dan peserta
15. 08.00-09.30 - Pendamping mengajak peserta untuk
menggali pengalaman iman kristiani
dan mendalami bersama-sama
perikop kitab suci Lukas 14:12-14
dan berefleksi
- Pendamping mengajak peserta untuk
mensharingkan hasil refleksi pribadi
- Pendamping mengajak peserta untuk
membuat aksi konkret yang akan
dilaksanakan secara pribadi dan
bersama-sama
- Peneguhan dari pendamping
Pendamping
dan peserta
16. 09.30-09.45 Istirahat: Snack & minum Peserta
Rekoleksi Sesi III: Merancang Usaha
Meningkatkan Pelaksanaan EKR
17. 09.45-11.00 - Pendamping membagi peserta ke
dalam beberapa kelompok
- Pendamping mengajak peserta dalam
kelompok masing-masing untuk
berdiskusi dan merancang
pelaksanaan EKR menjadi lebih
menarik dan khas bagi remaja
Pendamping
dan peserta
18. 11.00-11.35 - Peserta mempresentasikan hasil
rancangan bagi peningkatan
Peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 100
82
pelaksanaan EKR/ Pleno bersama
- Tanya-jawab antar kelompok
19. 11.35-12.00 Pendamping mengajak peserta untuk
bersama-sama menyatukan rancangan
pelaksanaan EKR masing-masing
kelompok yang dapat meningkatkan
pelaksaan EKR di Paroki Santa Perawan
Maria di Fatima Sragen
Pendamping
dan peserta
20. 12.00-13.00 Ekaristi Penutup Panitia dan
peserta
21. 13.00-14.00
Makan siang dan Sayonara Panitia dan
peserta
H. Contoh Satuan Pertemuan I & II
1. Identitas Satuan Pertemuan
a. Tema : Mewujudkan buah-buah Ekaristi dengan saling berbagi
b. Tujuan : Bersama pendamping, peserta dapat menyadari, dan
mewujudkan buah-buah Ekaristi dalam hidup menggereja
maupun memasyarakat untuk mau berbagi kepada sesama
terutama kepada kaum KLMTD
c. Peserta : Seluruh Pengurus/Penanggungjawab pelaksaan EKR
d. Tempat : Aula Gereja Animasi, Jenawi
e. Hari/tanggal : Minggu, 15 Februari 2020
f. Waktu : 08.00-09.45 WIB
g. Metode : Refleksi pribadi, berdialog, sharing, informasi
h. Sarana : Speaker, laptop, LCD, video
i. Sumber bahan : Bacaan Lukas 14:12-14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 101
83
2. Pemikiran Dasar
Para remaja merupakan generasi harapan Gereja terutama dalam dunia
yang jauh lebih berkembang kearah modern di masa kini dan masa yang akan
datang. Gereja merupakan tempat untuk membina, dan mengembangkan iman ke
dalam tahap yang lebih dewasa, sehingga Gereja membantu remaja untuk
menemukan jati diri mereka dan melatih mereka untuk memiliki sikap melayani
dalam hidup menggereja dan memasyarakat. Oleh karena itu, para pelajar Katolik
di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen merupakan salah satu generasi
penerus Gereja di masa yang akan datang dengan harapan dapat mewujudkan
Kerajaan Allah ditengah Gereja, masyarakat bahkan dunia.
Dalam hidup sehari-hari kita sering menemukan banyak orang yang Kecil,
Lemah, Miskin, Tersingkir, dan Difabel (KLMTD). Namun seringkali kita kurang
memperdulikan mereka, kita tidak mau berbagi dengan mereka. Kita jauh lebih
asyik dengan dunia kita sendiri tanpa mau memberikan perhatian kepada mereka
yang membutuhkan bantuan dan uluran tangan kasih kita. Kalau kita berbicara
tentang berbagi, kita mengingat kembali ketika kita akan menerima Tubuh dan
Darah Kristus dalam rupa roti dan anggur dalam perayaan Ekaristi yang kita
rayakan dalam EKR. Kita seringkali lupa untuk menyadari buah-buah Ekaristi itu
dalam hidup kita, sehingga seringkali Ekaristi hanya dianggap sebagai sebuah
perayaan wajib, tanpa kita mampu menemui nilai-nilai Kerajaan Allah itu seperti
yang diharapkan oleh Yesus agar kita meneladan Yesus yang berpihak pada kaum
KLMTD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 102
84
Lukas 14: 12-14 menguraikan tentang Allah yang berpihak dan berbagi
kepada kaum yang KLMTD. Yesus mengajarkan kepada kita agar kita selalu
membuka hati kita dan mau berbagi kepada orang-orang miskin, cacat, lumpuh
dan buta. Yesus selalu setia, peduli, dan berpihak kepada orang-orang yang
miskin sebagai bentuk kasih-Nya kepada mereka dengan mau berbagi, menolong,
mengasihi, dan menghormati mereka.
Pertemuan kali ini, mengajak kita semua untuk belajar mewujudkan
kehendak Allah untuk mau berbagi dan berpihak kepada semua orang, terutama
kaum KLMTD. Sehingga buah-buah Ekaristi yang kita peroleh melalui perayaan
Ekaristi mampu kita wujudkan secara nyata dalam hidup mereka, dan mereka
dapat menemukan Tuhan dalam diri kita.
3. Pengembangan langkah-langkah
a. Pembukaan
1) Pengantar
Teman-teman yang terkasih di dalam Kristus, pada sesi yang ketiga ini
kita akan bersama-sama menyadari tugas kita sebagai anak-anak Allah di dalam
hidup menggereja dan masyarakat dan menemukan buah-buah Ekaristi yang
hendak kita laksanakan dalam hidup sehari-hari, dengan meneladan Yesus yang
berpihak kepada kaum yang Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir, dan Difabel
(KLMTD) demi terwujudnya Kerajaan Allah ditengah-tengah hidup menggereja,
memasyarakat, bahkan dunia. Dengan demikian, Ekaristi bukan hanya sebagai
sebuah perayaan wajib saja, melainkan juga menjadi tempat untuk dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 103
85
menemukan Tuhan yang Maha baik dan Maha Pengasih, bahwa dengan
menerima, kita juga harus memberi tanpa pamrih.
2) Lagu Pembukaan: Teks lagu “Tuhan Kau Satukan Kami” PS. 428
3) Doa Pembukaan
Bapa yang Maha Baik, kami bersyukur dan berterima kasih kepada-Mu
atas rahmat dan kasih-Mu yang menuntun dan mempersatukan kami. Kami
mohon, pancarkanlah kasih-Mu ya Tuhan, agar dalam pertemuan rekoleksi ini
kami mau membuka hati untuk berefleksi, menggali dan mensharingkan
pengalaman iman kami karena kami seringkali tidak memperdulikan kehendak-
Mu. Kami mohon agar kami dapat semakin menyadari buah-buah Ekaristi yang
kami peroleh sehingga kami dapat mewujudkannya dalam hidup kami sehari-hari.
Semua ini kami mohon dengan perantaraan Kristus Tuhan kami. Amin
b. Langkah I: Mengungkap Pengalaman Hidup Peserta
1) Pendamping mengajak peserta untuk menyaksikan tayangan video tentang
“Berjumpa dengan Tuhan melalui orang miskin” dan memberikan kesempatan
kepada peserta untuk dapat menemukan nilai-nilai yang baik dengan bantuan
pertanyaan sbb:
Inti dari video “Berjumpa dengan Tuhan melalui orang miskin” adalah
sebuah pelayanan Gereja Paroki yang ada di Jawa Timur yang memberikan
bantuan kepada orang-orang miskin atau mereka yang berkekurangan seperti para
pedagang kasongan, tukang becak, pengemis, dan lain sebagainya. Paroki
membuat sebuah tempat makan yang letaknya ada di sekitaran Gereja Paroki
tersebut, dan menjual harga makanan yang murah Rp.1000-3000 dan mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 104
86
sudah dapat menabung sisa uangnya yang dikelola oleh PSE. Kegiatan ini
dilakukan bagi orang-orang kecil atau miskin. Paroki memberikan perhatian
kepada mereka dengan harapan dapat membantu pemenuhan hidup mereka sehari-
hari.
a) Kesadaran baru apa yang teman-teman peroleh melalui video tersebut?
b) Ceritakanlah pengalamanmu ketika kamu berbagi dengan sesama sebagai
perwujudan akan buah-buah Ekaristi yang didapatkan melalui Ekaristi!
2) Peserta diberi kesempatan untuk mensharingkan tanggapan dan pengalaman
mereka sehubungan dengan pertanyaan diatas dalam pleno bersama.
c. Langkah II: Mendalami Pengalaman Hidup Peserta
1) Peserta diajak untuk merefleksikan pengalaman hidup yang telah diungkapkan
pada langkah I, dengan panduan pertanyaan sebagai berikut:
a) Buah-buah Ekaristi apa yang sudah teman-teman perjuangkan dalam hidup?
b) Bagaimana suka dan duka teman-teman dalam mewujudkan buah-buah
Ekaristi itu dalam hidup sehari-hari?
2) Arah Rangkuman
Teman-teman yang terkasih, setelah kita berefleksi atas pengalaman hidup
kita sendiri, masih banyak buah-buah Ekaristi yang belum kita sadari dan
perjuangkan dalam hidup kita, namun juga sebagian sudah ada yang
menyadarinya dan juga sudah diwujudkan dalam hidup sehari-hari. Sebagai
pelajar, sikap menghargai dan menghormati teman-teman yang berbeda agama,
suku, ras dan golongan merupakan bentuk atau wujud dari buah-buah Ekaristi itu
dalam hidup kita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 105
87
Dalam hidup menggereja teman-teman mewujudkannya dengan ikut
terlibat dalam perayaan EKR, dengan menjadi putra-putri altar, pemazmur, lektor,
dan lain sebagainya. Sebagian besar dari kita seringkali masih belum peduli pada
orang-orang kecil. Kita seringkali merasa bahwa kita juga masih membutuhkan
banyak hal, sehingga kita menutup mata dan hati kita pada sesama, kita belum
mewujudkan apa yang dikehendaki Allah dalam hidup kita untuk mau berbagi.
Kendati begitu, Tuhan tetap selalu menolong kita dalam situasi apapun dan tidak
pernah meninggalkan kita.
d. Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani
1) Pendamping meminta kepada salah satu peserta untuk membacakan teks atau
perikop Lukas 14:12-14
2) Pendamping memberikan waktu sejenak bagi peserta untuk merenungkan dan
menanggapi ayat KS dengan dibantu beberapa pertanyaan, sebagai berikut:
a) Ayat mana yang mengesan bagi teman-teman berkaitan dengan sikap peduli?
Mengapa ayat tersebut mengesan?
b) Pesan inti apa yang diajarkan oleh Yesus dari teks Lukas 14:12-14
sehubungan dengan buah-buah Ekaristi?
3) Peserta diajak untuk terlebih dahulu mengungkapkan hasil renungannya dalam
pleno sehubungan dengan dua pertanyaan di atas.
4) Arah Rangkuman
Teks yang di ambil dari Injil Lukas 14:12-14 merupakan salah satu
perikop yang membicarakan tentang ajakan Yesus bagi umat-Nya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 106
88
memberikan perhatian, dan sikap peduli pada orang-orang miskin, lumpuh, cacat
dan buta.
Pada ayat 12, 13, dan 14 memuat tentang undangan makan bersama
diberikan supaya mendapat balasan, ganti diundang. Dalam kasus orang miskin,
siapa melayani orang akan mendapat hadiah kebangkitan bersama orang saleh.
Hal yang di maksudkan ialah dalam melakukan pekerjaan baik kita, hendaknya
bebas, tanpa mempedulikan keuntungan, membiarkan pembalasan pada Allah.
Inilah jalan yang ditempuh Yesus dalam berbuat baik, mengosongkan diri bagi
orang lain tanpa memperhitungkan kerugian.
Tampak kesan berlebihan orang Semit dalam pernyataan, hendaknya orang
jangan mengundang sahabat, sanak-saudara, dan para tetangga. Kerajaan Allah
adalah bagi semua orang, dan keramahan kuta hendaknya merangkul semua
orang, khsususnya mereka yang tidak diperhatikan orang-orang yang mempunyai
motif mementingkan diri sendiri.
Perikop ini menjadi gambaran bagi orang Kristiani untuk dapat meneladan
Yesus yang memiliki sikap peduli kepada orang-orang yang miskin dan tidak
diperhatikan. Sikap peduli akan muncul dalam diri kita jika kita mau
mendengarkan dan melaksanakan kehendak Tuhan dalam hidup kita untuk
memiliki sikap rendah hati dan mau berbagi kepada sesama, terutama mereka
yang KLMTD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 107
89
e. Langkah IV: Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Peserta Konkrit
1) Pengantar
Pada pagi hari ini kita diajak untuk menyadari, menemukan, dan
mewujudkan buah-buah Ekaristi dengan meneladan, melaksanakan dan
mendengarkan apa yang dikehendaki oleh Tuhan.
Makna yang kita peroleh melalui perikop tadi adalah mewujudkan buah-
buah Ekaristi dengan mau berbagi kepada orang-orang yang miskin. Misalnya
dengan memberikan makan kepada mereka yang tidak memiliki makanan,
memberikan pertolongan kepada mereka yang membutuhkan pertolongan,
mengusahakan hidup yang sejahtera bagi mereka dengan berbagi apa yang kita
miliki kepada mereka, dan lain sebagainya, sama seperti Yesus yang berpihak
kepada orang-orang miskin dan memberi tanpa pamrih. Dengan meneladan sikap
Yesus itulah kita akan memperoleh berkat dari Tuhan.
2) Sebagai bahan refleksi agar semakin menghayati dan mampu meneladan
Yesus yang setia berbagi, dalam saat hening berikut ini, terlebih dahulu kita
akan secara pribadi merenungkan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
a) Sikap-sikap mana sajakah yang dapat kita perjuangkan agar dapat semakin
mewujudkan buah-buah Ekaristi dengan berbagi kepada kaum yang KLMTD
demi terwujudnya hidup mereka yang lebih sejahtera?
b) Dalam hal apa saja teman-teman disadarkan, diteguhkan atau ditegur oleh
Allah untuk dapat mewujudkan sikap peduli terhadap kaum KLMTD?
3) Saat hening: pendamping memberikan kesempatan kepada peserta untuk
merenungkan secara pribadi akan pertanyaan tersebut, kemudian peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 108
90
diberikan kesempatan untuk mensharingkan atau mengungkapkan hasil
renungan pribadinya. Sebagai bahan renungan, dalam langkah konfrontasi ini
pendamping memberikan arah rangkuman singkat sesuai dengan hasil
renungan pribadi mereka:
Banyak dari antara kita yang sudah berusaha untuk memiliki sikap rendah
hati, yakni dengan membangun sikap peduli kepada orang-orang yang
membutuhkan. Kita sering menyadari bahwa tidak mudah untuk mengusahakan
hidup yang mudah memiliki hati seperti Yesus dan meneladan sikap Yesus. Ada
banyak godaan yang kita alami dalam hidup sehari-hari. Buah-buah Ekaristi
seringkali kurang kita sadari dalam diri kita, sehingga Ekaristi hanya sebagai
sebuah kewajiban dan bukan kebutuhan bagi kita.
Maka yang dapat kita lakukan adalah mencoba untuk bersikap rendah hati,
berefleksi, dan mau mendengarkan perintah Tuhan dalam hati kita sehingga
kehendak Allah dapat kita wujudkan sebagai ungkapan syukur kita atas berkat
Tuhan dan sebagai perwujudan buah-buah Ekaristi dalam hidup kita.
f. Langkah V: Mengusahakan Suatu Aksi Konkret
1) Pendamping mengawali langkah ini dengan merangkum seluruh isi kegiatan
dan proses yang berlangsung selama pertemuan ini, secara urut dari langkah I
s/d IV:
Teman-teman yang terkasih dalam Kristus, dalam pertemuan ini kita telah
diajak untuk menyadari buah-buah Ekaristi yang harus kita laksanakan dan
meneladan Yesus yang berpihak pada orang-orang miskin tanpa mengharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 109
91
imbalan. Kita telah mendalami pengalaman tentang tayangan video menemukan
Tuhan dalam diri orang miskin. Pengalaman itu menyadarkan kita bahwa buah-
buah Ekaristi dapat diwujudkan dengan sikap mau berbagi, sama seperti Yesus
yang telah memberikan diri-Nya bagi keselamatan kita. Ada banyak cara yang
dapat kita lakukan untuk mewujudkan sikap peduli kepada sesama kita, terutama
mereka kaum KLMTD, dalam hidup menggereja, memasyarakat dan
dilingkungan sekolah dengan membangun sikap saling menghormati dan
menghargai sesama kita tanpa membedakan suku, agama, golongan, ras, status
sosial, dan lain sebagainya.
Melalui pengalaman KS dari Lukas 14:12-14, perikop ini mengungkapkan
bahwa Yesus mengajak kita untuk berpihak kepada kaum KLMTD, menolong
tanpa mengharapkan imbalan apapun. Melului perikop ini kita ditegur oleh Tuhan
untuk mau dan mampu membuka mata, hati serta tangan kita untuk setia
menolong semua orang yang membutuhkan kita sebagai sebuah perwujudan iman
kita akan buah-buah Ekaristi yang sudah kita peroleh melalui perayaan Ekaristi.
2) Bersama-sama memikirkan apa yang akan dilakukan sebagai bentuk tindakan
konkret yang bisa diusahakan untuk semakin mewujudkan buah-buah Ekaristi
dalam hidup sehari-hari demi perkembangan iman kita, dengan panduan
pertanyaan sebagai berikut:
a) Tindakan-tindakan apa yang bisa kita usahakan dalam mewujudkan buah-buah
Ekaristi dalam hidup menggereja dan memasyarakat?
3) Kemudian pendamping mengajak peserta untuk membicarakan dan
mendiskusikannya secara bersama-sama guna menemukan apa yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 110
92
dilakukan bersama yang dapat diwujudkan agar mereka semakin membaharui
hidup dan mewujudkan buah-buah Ekaristi demi terwujudnya Kerajaan Allah
g. Penutup
1) Setelah merenungkan niat bersama, pendamping menyiapkan lilin dan salib
kemudian diletakkan ditengah umat lalu dinyalakan.
2) Pendamping memberikan kesempatan untuk mengungkapkan doa umat
spontan yang diawali oleh pendamping, kemudian di lanjutkan secara spontan
oleh peserta, kemudian menyatukan doa-doa itu dengan doa yang diajarkan
Yesus sendiri.
3) Doa penutup
Allah Bapa yang Maha baik, kembali kami mengucap syukur atas berkat dan
rahmat-Mu yang senantiasa mengiringi segala proses kegiatan pada siang hari
ini, dari awal, pertengahan hingga akhir. Melalui sharing ini, semoga Roh
kudus-Mu selalu menyertai kami sehingga kami dapat mewujudkan bauh-buah
Ekaristi dengan memiliki sikap peduli pada sesama kami dalam hidup sehari-
hari, terutama mereka kaum KLMTD. Semua ini kami mohon dengan
perantaraan Kristus Tuhan kami. Amin
4) Sesudah doa penutup, pertemuan diakhiri dengan menyanyikan lagu “Jadilah
saksi Kristus”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 111
93
BAB V
PENUTUP
Pada bab V ini penulis akan menyampaikan dua pokok bahasan. Bagian
pertama merupakan hasil kesimpulan yang terkait dengan tanggapan pelajar
Katolik terhadap Ekaristi Kaum Remaja (EKR). Sedangkan pada bagian kedua
berisi saran bagi pihak-pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini.
A. Kesimpulan
Ekaristi Kaum Remaja (EKR) telah memberikan dampak yang positif bagi
perkembangan iman pelajar Katolik di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima
Sragen, meskipun belum seluruhnya terbantu untuk memperkembangkan imannya
melalui EKR. Hal ini menunjukkan bahwa Ekaristi merupakan bagian terpenting
dalam kehidupan seluruh umat beriman, terutama bagi pelajar Katolik yang
sedang berusaha mencari jati dirinya.
Berdasarkan hasil penelitian, pelajar Katolik di Paroki Santa Perawan
Maria di Fatima Sragen menyatakan bahwa EKR menjadi sarana dan tempat bagi
mereka untuk mengalami perjumpaan dengan Tuhan dan sesama, menyadari diri
bahwa melalui Ekaristi mereka beroleh kesatuan dan menjadi satu tubuh, yakni
tubuh Kristus sendiri. EKR membantu mereka untuk berusaha membangun
persekutuan dengan seluruh umat beriman terutama dengan seluruh pelajar
Katolik yang hadir dalam perayaan EKR.
EKR telah memberikan dampak yang positif bagi perkembangan iman
mereka secara pribadi. Dampak positif tersebut terwujud melalui keterlibatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 112
94
mereka dalam hidup menggereja, misalnya: terlibat untuk menjadi putra-putri
altar, pemazmur, lektor, koor, petugas persembahan, dirigen, dan lain sebagainya.
Dengan ikut terlibat dalam hidup menggereja ini, mereka menyadari bahwa EKR
menjadi wadah bagi mereka untuk dapat melatih diri guna memperkembangkan
iman dan talenta, sehingga memupuk kerinduan dalam diri mereka masing-masing
untuk secara terus-menerus memberikan diri untuk melayani Tuhan. Dalam hal
ini, keterlibatan hidup menggereja tersebut mereka wujudkan sebagai ungkapan
iman mereka akan Yesus Kristus dalam Ekaristi.
Perkembangan dan perwujudan iman akan buah-buah Ekaristi tersebut
tidak hanya dinyatakan dalam hidup menggereja, melainkan juga dalam hidup di
masyarakat. Hal ini menunjukkan sikap untuk meneladan hidup Yesus yang
memberikan cinta kasih dan kepedulian kepada semua orang untuk berbagi
terutama kepada mereka yang Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir, dan Difabel
(KLMTD) sehingga mereka mampu menemukan Tuhan yang hadir secara nyata
dalam diri mereka dan demi terwujudnya Kerajaan Allah. Buah-buah Ekaristi itu
juga diwujudkan dalam hidup untuk saling menghargai semua orang tanpa
membedakan agama, ras, suku, golongan, dan lain sebagainya demi terwujudnya
kedamaian.
Dalam hal ini EKR telah memberikan dampak baik bagi pelajar Katolik,
meskipun belum seluruhnya sungguh-sungguh mampu menemukan, menyadari
dan menghidupi buah-buah Ekaristi itu dalam hidup mereka masing-masing, baik
dalam hidup menggereja maupun di masyarakat. Oleh karena itu, para pelajar
Katolik secara bersama-sama berusaha secara terus-menerus membangun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 113
95
persaudaraan sebagai anak-anak Allah dan merefleksikan diri untuk sungguh-
sungguh menyadari tugas dan peranannya dalam hidup menggereja. Tujuannya
agar mereka semakin diteguhkan dalam iman, menyadari panggilan Tuhan
sehingga dapat menemukan Tuhan dalam setiap peristiwa hidup mereka. Maka
penulis mengusulkan kegiatan jangka pendek dalam bentuk rekoleksi untuk
menggali dan mendalami Ekaristi serta buah-buah Ekaristi sebagai sumber hidup
pelajar Katolik untuk memperkembangkan diri mereka.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan berikut akan penulis sampaikan beberapa saran
bagi pihak-pihak terkait di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen, sbb:
1. Bagi Pastor Paroki
Kesempatan dan dukungan yang diberikan oleh pastor Paroki untuk
mengadakan EKR sangat berpengaruh bagi seluruh pelajar Katolik di Paroki
Santa Perawan Maria di Fatima Sragen demi terwujudnya perkembangan iman
mereka. Karena pastor Paroki memiliki peranan dan pengaruh yang besar, penulis
menyarankan untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan semakin
memberikan perhatian kepada mereka dengan membangun relasi yang lebih baik,
sehingga pelajar Katolik dapat merasakan sapaan dan dukungan yang
menggembirakan, serta dengan membuat suatu kegiatan atau program
pendampingan yang terstruktur dalam bentuk pendalaman iman atau rekoleksi
bagi pelajar Katolik yang dikemas secara lebih menarik, dan mampu mengajak
mereka membiasakan diri untuk merefleksikan diri secara pribadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 114
96
Refleksi tersebut bertujuan agar mereka semakin memperkembangkan
iman mereka terutama dalam hidup rohani. Maksud dari kegiatan atau program
pendampingan tersebut adalah untuk membekali, menyemangati,
memperkembangkan iman mereka dengan mampu mewujudkan buah-buah
Ekaristi secara nyata dalam hidup menggereja dan masyarakat.
2. Penanggungjawab Pelaksana EKR
Pelaksanaan Ekaristi Kaum Remaja (EKR) bagi seluruh pelajar Katolik di
Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen sudah dapat dilaksanakan secara
rutin setiap satu bulan sekali. Para penanggung jawab EKR sudah melibatkan diri
secara penuh untuk mendukung terlaksananya EKR setiap bulan dan memberikan
kesempatan kepada pelajar Katolik lainnya untuk dapat terlibat aktif dalam
perayaan EKR.
Melalui EKR ini, hendaknya para penanggungjawab pelaksanaan EKR
dapat secara lebih rutin untuk menyusun jadwal petugas pelaksaan EKR secara
lebih terstruktur, misalnya jadwal disusun persetengah tahun atau pertahun, serta
dapat semakin membuat pelaksanaan EKR menjadi lebih menarik bagi seluruh
pelajar Katolik di Paroki Santa Perawan Maria di Fatima Sragen sehingga dapat
semakin banyak pelajar Katolik yang ikut serta dalam pelaksaan EKR.
Penanggungjawab pelaksanaan EKR juga hendaknya memonitor atau melakukan
evaluasi terhadap pelaksanaan EKR, mulai dari kesiapan para petugas, dsb,
sehingga dapat semakin berjalan dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 115
97
3. Guru-guru Bidang Studi Pendidikan Agama Katolik
Guru-guru bidang studi Pendidikan Agama Katolik (PAK) di Paroki
Sragen selalu mendukung pelaksanaan EKR demi perkembangan iman mereka.
Peranan guru-guru bidang studi PAK sangat berpengaruh bagi para pelajar, maka
hendaknya guru PAK selalu setia hadir mengikuti perayaan EKR untuk dapat
mendampingi mereka dan sebagai bentuk perhatian dan dukungan para guru
terhadap mereka, sehingga para guru PAK juga setia untuk memonitoring
keterlibatan pelajar dalam pelaksanaan EKR.
4. Pelajar Katolik
Salah satu cara untuk membantu pelajar Katolik memperkembangkan
imannya, pelajar Katolik perlu meningkatkan sikap peduli, saling mendukung,
berefleksi dan membangun relasi satu sama lain. Tanpa disadari sikap peduli dan
saling mendukung terhadap teman-teman yang lainnya memberikan dampak yang
positif bagi kehidupan bersama. Dukungan yang diberikan dapat diwujudkan
dengan saling berbagi pengalaman iman, memberikan semangat, serta informasi
satu sama lain. Selain itu, pelajar Katolik juga perlu membangun kebiasaan untuk
berefleksi, dan menyemangati diri untuk setia mengikuti Ekaristi, mau dan
mampu terlibat dalam hidup menggereja maupun dalam masyarakat sebagai
ungkapan iman dan syukur akan buah-buah Ekaristi yang diperoleh sehingga
secara terus-menerus dapat berkembang dalam iman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 116
98
DAFTAR PUSTAKA
Cremers Agus. 1995. Tahap-tahap Perkembangan Iman. Yogyakarta: PT.
Kanisius
Dianne Bergant, CSA & Robert J. Karris. OFM. 2002. Tafsir Kitab Suci
Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius
Ardhi Wibowo. 1993. Sakramen Ekaristi. Yogyakarta: Kanisius.
Hadisumarta, FX. 2013. Seri Katekese Umat: Ekaristi. Jakarta: Percetakan
SMK Grafika Desa Putera.
Heryatno Wono Wulung. 2008. “Pokok-pokok Pendidikan Agama Katolik di
Sekolah”. Manuskrip. Yogyakarta: Prodi IPPAK-USD.
Hurlock, Elizabeth B. alih bahasa Isti Widayanti dan Sudjarwo. 1980.
Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlanggga
Konferensi Waligereja Indonesia dan Penerbit Kanisius. 2009. Katekismus
Gereja Katolik. Yogyakarta: Kanisius.
________. 2016. Kitab Hukum Kanonik. Bogor: Grafika Mardi Yuana
________. 1996. Iman Katolik. Yogyakarta: Kanisius.
________. 1990. Sacrocantum Concilium. Jakarta: Departemen Dokumentasi
dan Penerangan KWI
Lukasik. 1991. Memahami Perayaan Ekaristi. Yogyakarta: Kanisius
Madya Utama. 2016. Buku Pegangan Kuliah Mahasiswa. Mata Kuliah
Sakramentologi. Yogyakarta
Martasudjita, E. 2005. Sakramen-sakramen Gereja: Tinjauan Teologis,
Liturgis, dan Pastoral. Yogyakarta: Kanisius.
________. 2008. Tentang Ekaristi. Yogyakarta: Kanisius.
Musakabe, Herman. 2008. Menuju Hidup Yang Lebih Ekaristis. Bogor: Insan
Pemburu
Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Rosdakarya.
Narasi Program Kerja Paroki Sragen. (2017). Program Kerja Paroki,
RAPB&RAI.
Prasetyantha, YB. 2008. Ekaristi dalam Hidup Kita. Yogyakarta: Kanisius
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Bandung:
Alfabeta.
Suharyo, I. 2011. Ekaristi: Meneguhkan Iman, Membangun Persaudaraan
Menjiwai Pelayanan. Yogyakarta: Kanisius.
Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya.
Jakarta: CV. Sagung Seto
Sutrisno Hadi. 1982. Metodologi Research I. Yogyakarta: Andi Offset
Sumarno DS., 2018. Program Magang Pendidikan Keagamaan Katolik Paroki
Tim Buku Sejarah Paroki Sragen. (2007). Angupados Toya: Menelusuri
Peziarahan Iman Umat Paroki Sragen.
Sumber internet: www.kas.or.id/paroki-st-maria-fatima-sragen diakses pada hari
senin, 1 Juli 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 117
99
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI