DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Disusun Oleh : HELENA TETIE NIM: 021114021 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
115
Embed
DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP … filedeskripsi motivasi belajar siswa kelas vii smp bopkri 2 yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 ... nama : helena tetie nomor ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII
SMP BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK
BIMBINGAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh :
HELENA TETIE
NIM: 021114021
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
i
DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII
SMP BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK
BIMBINGAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh :
HELENA TETIE
NIM: 021114021
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
• “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberikan
kekuatan kepadaku”
(Filipi 14: 13)
• “Tantangan mungkin mengujimu, janganlah itu menghentikanmu.
Jikalau pertama kali kau tidak berhasil cobalah dengan cara yang
lain. Setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya. Tidak ada yang
dapat mengalahkan ketekunan di dunia ini. Menyerah adalah
kesalahan yang terbesar.”
( No Name)
• “Keberhasilan dapat di capai jika kita sanggup bangun saat terjatuh.
Tuhan punya rencana indah yang tidak kita ketahui”
(Penulis)
Skripsi ini ku persembahkan untuk
v Yesus Juru Selamatku dan Ibu Maria
v Kedua orang tuaku yang selalu memberikan doa dan semangat kepada
penulis
v Abang dan kakakku
v Almamater tempat ku belajar
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : HELENA TETIE
Nomor Mahasiswa : 021114021
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupaun memberikan royalty kepada saya selamA tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyatan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 27 Februari 2008 Yang menyatakan
( Helena Tetie )
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 29 Januari 2008
Penulis
Helena Tetie
vi
ABSTRAK
DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007 DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN
Helena Tetie 021114021
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta, tahun ajaran 2006/2007. Masalah pertama yang diteliti adalah “Bagaimana deskripsi motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta, tahun ajaran 2006/2007?”. Masalah kedua adalah “ Topik-topik bimbingan manakah yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta?”. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta yang berjumlah 56 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah “kuesioner motivasi belajar siswa”. Kuesioner tersebut terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang memuat motivasi belajar intrinsik dan motivasi belajar ekstrinsik. Jumlah seluruh item yang digunakan sebanyak 84 butir. Teknik analisis data yang digunakan adalah perhitungan persentase dan tingkat dengan pendistribusiannya berdasarkan rumus Penilaian Acuan Patokan Tipe I. Tingkat motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yoyakarta tahun ajaran 2006/2007 digolongkan menjadi 5 yaitu : sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, sangat rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa deskripsi motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta sebagai berikut: (1) 1 siswa memiliki motivasi belajar sangat tinggi, (2) 17 siswa memiliki motivasi belajar tinggi, (3) 36 siswa memiliki motivasi belajar cukup, (4) 2 siswa memiliki motivasi belajar rendah, dan (5) tidak ada siswa yang memiliki motivasi belajar sangat rendah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diusulkan topik-topik bimbingan yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta. Topik-topik tersebut adalah : Motivasi Belajar, Aktivitas Belajar, Tanggung Jawab, Percaya Diri dan Pengelolaan Waktu.
vii
ABSTRACT
DESCRIPTION OF VII GRADE STUDENTS’ LEARNING MOTIVATION IN BOPKRI 2 YOGYAKARTA JUNIOR HIGH SCHOOL
IN ACADEMIC PERIOD OF 2006/2007 AND THE IMPLICATION TOWARD THE PROPOSAL OF GUIDANCE TOPIC
Helena Tetie 021114021
This research’s purpose was to gain a description on the VII grade students’ learning motivation in BOPKRI 2 Yogyakarta Junior High School, in academic period of 2006/2007. The first problem which was studied was “How was the description of VII grade students’ learning motivation in BOPKRI 2 Yogyakarta Junior High School, in academic period of 2006/2007?” Second problem was “Which the counselling topics which was appropriate to increase the VII grade students’ learning motivation in BOPKRI 2 Yogyakarta Junior High School?” The type of research used was descriptive research. The subjects in this research were VII grade students in BOPKRI 2 Yogyakarta Junior High School by the total amount of 56 students. The research instrument used was “questionnaire of students’ learning motivation”. This questionnaire comprised of the items of questions which containd both intrinsic and extrinsic learning motivation. The total of all items used was 84 items. The technique of data analysis used was calculation of percentage and its level by its distribution based on the formulation of Type I Standard Reference Evaluation. The level of VII grade students’ learning motivation in BOPKRI 2 Yogyakarta Junior High School in academic period of 2006/2007 was classified into 5, i.e.: very high, high, moderate, low, very low. The result of this research revealed the description of VII grade students’ learning motivation as follow: (1) 1 student had very high learning motivation, (2) 17 students had high learning motivation, (3) 36 students had moderate learning motivation, (4) 2 students had low learning motivation, and (5) there was no students who had very low learning motivation. Based on these result, it was proposed counselling topics that could increase the VII grade students’ learning motivation in BOPKRI 2 Yogyakarta Junior High School. These topics were: learning motivation, learning activities, responsibilities, self-confidence, and time management.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus, atas rahmat, dan berkatnya yang
melimpah yang telah memberi penulis kesempatan untuk belajar di Universitas
Sanata Dharma, hingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, sebagai
tugas akhir dan memperoleh gelar sarjana. Selama menjalani studi di program
Bimbingan dan Konseling banyak suka dan duka penulis rasakan, dan pengalaman
yang berharga itu tidak dapat dinilai dengan materi apapun. Dengan pengalaman
tersebut untuk mempersiapkan penulis menghadapi masa depan dalam dunia
bimbingan nantinya.
Selama penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu kelancaran
penyusunan skripsi. Tanpa bantuan, bimbingan dan kerelaan banyak hambatan yang
penulis hadapi. Pada kesempatan ini, secara khusus penulis menghaturkan terima
kasih kepada:
1. Ibu Dr. M.M Sri Hastuti, M.Si. sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Dra. Maria Josepha Retno Priyani, M.Si. sebagai dosen pembimbing yang
telah membimbing dan mendampingi dengan penuh kesabaran, selalu
memberikan masukan-masukan yang bermanfaat dan memberikan motivasi
kepada penulis segera menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Yulius S.Pd. sebagai Kepala Sekolah SMP BOPKRI 2 Yogyakarta yang
telah memberi ijin kepada penulis untuk penelitian.
ix
4. Ibu Dra. Siswinarni, sebagai Koordinator Bimbingan dan Konseling SMP
BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah membantu penulis saat penelitian di SMP
BOPKRI 2 Yogyakarta.
5. Kedua orang tuaku yang selalu memberikan semangat, dukungan, untuk pantang
menyerah serta doa yang senantiasa tulus.
6. Abang dan kakakku, terimakasih atas doa dan dukungan kalian selama ini hingga
dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Mas Pras terima kasih atas doa dan dukungannya selama menulis skripsi ini.
8. My best friend Emi, Dora Gultom, Indah, Madi, Didin, Elis, Venan, Ana, Dian,
Reliabilitas suatu alat ukur adalah derajad keajegan alat tersebut dalam
mengukur apa saja yang diukurnya (Furchan 1982: 295). Menurut Masidjo
(1995: 209) reliabilitas alat ukur adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu
menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf
ketepatan dan ketelitian hasil. Suatu tes yang reliabel akan menunjukkan
ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran. Dengan
kata lain skor-skor tersebut dari berbagai pengukuran tidak menunjukkan
penyimpangan atau perbedaan-perbedaan yang berarti.
Pengujian tingkat reliabel alat ukur ditempuh dengan metode belah
dua berdasarkan belahan gasal-genap. Metode ini digunakan untuk menguji
reliabilitas suatu alat ukur ditempuh dengan satu kali pengukuran pada satu
kelompok. Metode belah dua yang dipakai adalah berdasarkan
pengelompokkan item yang bernomor gasal dijadikan menjadi belahan
pertama (X) dan item-item yang bernomor genap dijadikan sebagai belahan
kedua (Y). skor-skor dari belahan pertama dikorelasikan dengan skor-skor
belahan ke dua. Untuk mencapai taraf reliabilitas penuh / satu maka koefisien
korelasi tersebut dimasukkan ke dalam formulasi koreksi dari Spearman
Brown (Masidjo, 1995: 219 dan Furchan, 1982: 305) sebagai berikut:
33
rtt = 2 x rgg
1 + rgg
Keterangan rumus
rtt = Koefisien reliabilitas
rgg = Koefisien korelasi ganjil genap
untuk mempertegas tingkat keterandalan instrumen, Masidjo (1995:
209) mengelompokkan kualifikasi koefisien reliabelitas yaitu koefisien
reliabilitas yang besarnya 0,91-1,00 dianggap sangat tinggi, 0,71-0,90
dianggap tinggi, 0,41-0,70 dianggap cukup, 0,21-0,40 dianggap rendah, 0,20-
negatif dianggap sangat rendah. Dalam penelitian ini, perhitungan korelasi
belahan ganjil genap uji coba kuesioner motivasi belajar siswa, atas dasar
taraf signifikansi 1% untuk N= 30. Koefisien reliabilitas yang diperoleh rxy =
0,90. jadi taraf reliabilitas uji coba kuesioner motivasi belajar siswa, ternyata
signifikan pada taraf signifikansi 1% rtt = 0,94 dan termasuk sangat tinggi
(0,91- 1,00). Reliabilitas metode belah dua gasal-genap dapat dilihat pada
lampiran 4.
D. Pengumpulan Data
1. Tahap Persiapan
Dua minggu sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti menghubungi
koordinator BK SMP BOPKRI 2 Yogyakarta. Peneliti menghubungi
34
koordinator BK dengan tujuan untuk memperoleh informasi dan waktu untuk
penelitian, yang disesuaikan dengan jadwal kegiatan sekolah.
2. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilakukan di ruang kelas masing-masing.
Dalam mengisi kuesioner, masing-masing kelas menggunakan waktu kurang
lebih 35 menit. Adapun jadwal pelaksaan pengumpulan data penelitian di
setiap kelas disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4: Jadwal Pengumpulan Data Penelitian
Kelas Tanggal pengumpulan
data
Waktu pengumpulan
data
Jumlah siswa yang hadir
Jumlah siswa yang tidak hadir
VII A 18 Juni 2007 07.30-08.05 28 - VII B 18 Juni 2007 07.30-08.05 28 -
Sebelum kuesioner dibagikan, peneliti terlebih dahulu memberikan
pengantar dan maksud serta tujuan kuesioner dibagikan kepada siswa. Setelah
kuesioner dibagikan, peneliti memberikan penjelasan mengenai petunjuk
mengerjakan kuesionr. Suasana kelas pada saat pengisian kuesioner cukup
tenang dan peneliti memiliki kesan bahwa siswa mengerjakan dengan
sungguh-sunguh serta mengerti maksud dari masing-masing item. Setelah
para siswa selesai mengerjakan, peneliti memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengoreksi kembali kuesioner yang telah diisi, supaya tidak ada
jawaban kuesioner yang tidak diisi oleh siswa. Pada akhir pertemuan, peneliti
35
mengucapkan terimakasih kepada para siswa yang telah bersedia mengisi
kuesioner. Kuesioner penelitian dapat dilihat pada lampiran 5. Tabulasi data
penelitian dapat dilihat pada lampiran 6.
E. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2
Yogyakarta teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti, sesuai dengan
perumusan masalah penelitian yang diajukan. Analisis data dari hasil penelitian
ini adalah: skoring jawaban subjek, tabulasi data, menskor total jawaban,
menghitung persentase, dan menyusun peringkat persentase aspek motivasi
belajar yang sangat tinggi. Untuk menilai tinggi rendahnya motivasi belajar siswa,
peneliti menggunakan PAP tipe I (Masidjo, 1995: 153). Penilaian Acuan Patokan
(PAP) adalah suatu penilaian yang membandingkan perolehan skor individu yang
seharusnya atau idealnya dicapai oleh individu. Penilaian Acuan Patokan
menetapkan batas pencapaian minimum pada persentil 65% yaitu siswa yang
memiliki motivasi belajar yang tergolong sangat tinggi (90%-100%), tinggi(80%-
89%), cukup (65%-79%), rendah (55%-64%), dan sangat rendah (dibawah 55%).
Perhitungan gambaran motivasi belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 7.
Di bawah ini peneliti menjelaskan langkah yang ditempuh dalam
mengolah dan menganalisis data, yaitu:
1. Peneliti memberi skor jawaban subjek sesuai sifat item.
36
2. Peneliti memasukan skor jawaban subjek ke dalam tabulasi data
dengan bantuan komputer program Microsoft Exel versi x.p 2001 for
Windows.
3. Peneliti menghitung besarnya persentase pada setiap skor subjek pada
setiap aspek, dengan cara skor total hasil penelitian setiap subjek
dibagi dengan skor maksimal, dikalikan 100%. Skor maksimal
didapat dengan cara mengalikan jumlah item dikalikan dengan
alternatif jawaban (empat).
4. Peneliti menentukan peringkat berdasarkan besarnya persentase pada
subjek, dan mengurutkan persentase perolehan dari setiap subjek dari
yang tertinggi sampai yang terendah.
5. Untuk menjawab tentang deskripsi motivasi belajar siswa kelas VII
SMP BOPKRI 2 Yogyakarta, peneliti membuat skor-skor perolehan
siswa yang diolah dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan
(PAP) tipe I.
Tabel 5: Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe I
Kategori Norma Kriteria Sangat tinggi 90%-100%
Tinggi 80%-89% Cukup 65%-79% Rendah 55%-64%
Sangat rendah < 55% Sumber: Ign. Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Yogyakarta:
Kanisius. Hal 153
37
6. Berdasarkan skor total per aspek dan item yang terendah, dapat menjadi
acuan bagi peneliti dalam menyusun topik-topik bimbingan yang
sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP
BOPKRI 2 Yogyakarta.
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
Bab ini memuat jawaban atas masalah penelitian yaitu “Bagaimana deskripsi
motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
2006/2007? serta Topik-topik bimbingan apa saja yang dapat diusulkan untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2006/2007?” Penyajian hasil penelitian dilanjutkan dengan pembahasan
tentang hasil penelitian tersebut.
Terdapat beberapa hal yang perlu dikemukakan oleh peneliti dengan
keterbatasan yang terkandung dalam penelitian ini. Pertama, berkaitan dengan
instrumen penelitian berbentuk tertutup, kemungkinan tidak semua yang dialami oleh
responden dapat terungkap, serta memaksa responden untuk memilih jawaban yang
tidak benar-benar mencerminkan sikap mereka. Kedua, hasil penelitian ini bukanlah
hasil yang tetap, karena motivasi belajar selalu berubah-ubah sesuai dengan situasi
dan kondisi siswa terutama proses dan waktu belajar di luar sekolah. Motivasi belajar
dari siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta saat ini belum tentu hasilnya akan
sama pada penelitian berikutnya. Ada kemungkinan motivasi belajarnya lebih
meningkat lagi saat di kelas VII dan IX.
39
A. Hasil Penelitian
Deskripsi motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta
tahun ajaran 2006/2007 ditentukan dengan menggunakan Perhitungan Acuan
Patokan (PAP) tipe I. Peneliti menggunakan PAP tipe I karena penilaian
dilakukan dengan memperbandingkan perolehan skor siswa dengan suatu patokan
yang telah ditetapkan yakni 65% dari total skor. Penggolongan motivasi belajar
siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 dapat dilihat
pada tabel 6.
Tabel 6: Penggolongan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII SMP BOPKRI 2
YogyakartaTahun Ajaran 2006/2007
Rumus PAP Tipe I
Rentang Skor Frekuensi Persentase (%)
Kualifikasi
90% - 100% 216 - 240 1 1,78% Sangat Tinggi 80% - 89% 192 - 215 17 30,35% Tinggi 65% - 79% 156 - 191 36 64,28% Cukup 55% - 64% 132 - 155 2 3,57% Rendah Di bawah < 131 0 0% Sangat Rendah
Berdasarkan data di atas disimpulkan bahwa di antara siswa kelas VII
SMP BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007 tidak ada yang memiliki
motivasi belajar yang sangat rendah. Yang memiliki motivasi belajar “Sangat
Tinggi” 1 siswa (1,78%), yang memiliki motivasi belajar “Tinggi” 17 siswa
(30,35%), yang memiliki motivasi belajar “Cukup” 36 siswa (64,28%), dan yang
40
memiliki motivasi belajar rendah ada 2 siswa (3,57 %). Perhitungan Kualifikasi
motivasi belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 8.
Hasil penelitian berikutnya digunakan sebagai dasar menyusun usulan
topik bimbingan bagi siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta. Perhitungan
ini didapat dari total nilai masing-masing item di bawah skor 156 dari setiap item.
Hasil perhitungan masing-masing item dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7: Item Motivasi Belajar Siswa Yang Digunakan Sebagai Usulan
Topik - Topik Bimbingan.
No Persentase Uraian Item Item 1 53,33% No item 4 memiliki skor
paling rendah berdasarkan perhitungan PAP I dengan skor 128
Item no 4: Belajar demi memperoleh pujian dari guru dan orang tua.
2 62,91% No item 7 memiliki skor 151 berdasarkan perhitungan PAP I
Item no 7: Nilai pelajaran yang pas-pasan tidak menjadi masalah asalkan naik kelas.
3 63,33% No item 9 memiliki skor 152 berdasarkan perhitungan PAP I
Item no 9: Rajin belajar agar menjadi orang terkenal.
4 61,66% No item 10 memiliki skor 148 berdasarkan perhitungan PAP I
Item no 10: Belajar supaya tidak dimarahi oleh orang tua.
5 57,08% No item 25 memiliki skor 137 berdasarkan perhitungan PAP I
Item no 25: Sulit belajar sendiri, lebih senang belajar kelompok di sekolah.
6 60,83% No item 30 memiliki skor146 berdasarkan perhitungan PAP I
Item no 30: Sulit menentukan target prestasi karena nilai dan kemampuan belajar seadanya.
7 62,91% No item 31 memiliki skor Item no 31:
41
151 berdasarkan perhitungan PAP I
Sulit untuk menentukan waktu khusus dalam belajar.
8 62,91% No item 50 memiliki skor 151 berdasarkan perhitungan PAP I
Item no 50: Rajin belajar bersama teman karena lebih mudah bertanya kepada teman
9 63,33% No item 57 memiliki skor 152 berdasarkan perhitungan PAP I
Item no 57: Tidak memiliki keberanian untuk bertanya mengenai pelajaran yang belum dimengerti.
Setiap item kuesioner motivasi belajar siswa dihitung jumlah total
nilainya. Nilai ini akan mempermudah melihat item motivasi belajar siswa yang
rendah, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk mengusulkan topik-topik
bimbingan. Hasil perhitungan item dapat dilihat pada lampiran 9.
B. Pembahasan
Dari hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa siswa yang memiliki
tingkat motivasi belajar sangat tinggi berjumlah 1 siswa (1,78%) dan yang
memiliki tingkat motivasi belajar tinggi berjumlah 17 siswa (30,35%). Peneliti
berpendapat bahwa siswa yang bermotivasi belajar sangat tinggi dan bermotivasi
belajar tinggi, adalah siswa-siswa yang memiliki cara belajar yang efektif. Hal ini
sesuai dengan pendapat Hamalik (1983:2) bahwa “siswa yang terbiasa mengikuti
cara belajar yang efektif akan meningkatkan hasil belajar, belajarnya akan
terarah, sesuai dengan situasi dan tuntutan yang ada guna mencapai tujuan
belajar”.
42
Sejalan dengan pendapat di atas Winkel (1996:148) menjelaskan bahwa
cara belajar yang efektif, dapat membantu siswa dalam belajar, terutama belajar di
rumah. Siswa yang terbiasa mengikuti cara belajar yang tepat, akan meningkatkan
kemampuan belajarnya dan daya fantasi berupa aktivitas kognitif yang
mendukung pikiran-pikiran dan tanggapan, yang bersama-sama menciptakan
sesuatu dalam alam kesadaran. Daya fantasi mempunyai kegunaan kreatif,
antisipatif, rekreatif dan sosial. Fantasi dapat berguna dalam menciptakan sesuatu
yang baru (kreasi), dalam membayangkan kejadian mendatang dan
mempersiapkan diri menghadapi kejadian itu (antisipasi), dalam melepaskan diri
dari ketegangan hidup sehari-hari (rekreasi) dan dalam menempatkan diri dalam
situasi hidup orang lain/sosial (Winkel, 1996:146).
Siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar cukup berjumlah 36 siswa
(64,28%). Jumlah ini cukup banyak bila dilihat dari jumlah keseluruhan siswa
kelas 7 SMP BOPKRI 2 Yogyakarta. Peneliti mengartikan tingkat motivasi
belajar yang cukup sebagai motivasi yang cendrung menuju rendah. Menurut
peneliti hasil persentasi dari motivasi belajar pada tingkat cukup ini disebabkan
oleh mayoritas siswa berasal dari keluarga yang kurang mampu/seadanya
sehingga kebutuhan akan perhatian dan fasilitas belajar menjadi kurang memadai.
Menurut Djamarah (2002:207) bahwa “ketika orang tua tidak dapat
memperhatikan pendidikan anak, tidak memberikan suasana yang menyenangkan
bagi aktivitas belajar anak, keharmonisan keluarga tidak tercipta, kebutuhan
belajar tak mencukupi, maka ketika itulah keluarga tidak menciptakan dan
43
menyediakan suatu kondisi dengan lingkungan yang kreatif bagi belajar anak”.
Hal ini dipertegas oleh Gunarsa (1991:132) bahwa orang tua yang tidak
memperhatikan pendidikan anaknya dengan sikap acuh tak acuh, orang tua yang
terlalu keras terhadap anak, sehingga hubungan anak dan orang tua menjadi jauh,
akibatnya dari anak itu sendiri timbul rasa frustrasi sehingga dapat menghambat
proses belajar dan anak selalu diliputi oleh ketakutan terus-menerus.
Siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar rendah berjumlah 2 siswa
(3,57%). Peneliti berpendapat bahwa motivasi belajar siswa yang rendah ini
disebabkan karena siswa belum menemukan cara yang tepat untuk menjalani
proses belajarnya. Kesulitan dan hambatan yang dialami siswa dipengaruhi oleh
situasi dan kondisi kehidupan dalam keluarga seperti penghasilan orang tua yang
rendah, keluarga yang tidak harmonis, pendidikan orang tua yang rendah, dan
yang siswa alami dalam dirinya sendiri seperti kurang kreatif.
Menurut Djamarah (2002:208) Penghasilan orang tua yang rendah
mengakibatkan kurangnya biaya pendidikan yang disediakan orang tua sehingga
siswa harus ikut memikirkan bagaimana mencari uang untuk biaya sekolah
hingga tamat. Siswa yang belajar sambil mencari uang biaya sekolah, terpaksa
belajar apa adanya. Sedangkan menurut Hamalik (1983:116) bahwa penghasilan
orang tua yang rendah akan sangat menggangu kelancaran studi. Tidak jarang
dimana para siswa terbengkalai studinya karena soal biaya. Siswa terpaksa harus
bekerja untuk membantu orang tuanya.
44
Keluarga yang tidak harmonis, menyebabkan siswa tidak konsentrasi
dalam belajar. Siswa mengalami kebingungan dan keraguan sehingga timbul rasa
ketidak percayaan dalam diri anak. Hal ini menimbulkan hambatan dalam diri
anak ketika belajar bersama teman/orang lain/kelompok, anak sering menaruh
curiga terhadap orang lain yang mungkin menolak pendapatnya. Perhatian orang
tua yang tidak memadai membuat anak merasa kecewa dan frustrasi. Anak
merasa seolah-olah tidak memiliki orang tua sebagai tempat menggantungkan
harapan, sebagai tempat bertanya bila ada pelajaran yang tidak di mengerti
(Djamarah,2002:208). Menurut Gunarsa (1991:133) bahwa suasana dalam
keluarga yang tidak menciptakan keharmonisan, misalnya suasana rumah selalu
gaduh, tegang, sering ribut dan bertengkar, akibatnya anak tidak dapat belajar
dengan baik, karena belajar membutuhkan ketenangan dan konsentrasi.
Faktor penyebab yang lain adalah kurangnya motivasi dari orang tua
karena latar belakang pendidikan yang rendah. Menurut Sutedja (1989:14) bahwa
orang tua yang berpendidikan rendah akan memandang bahwa sekolah itu sebagai
suatu lembaga yang kurang penting. Pandangan seperti itu akan mengakibatkan
anak-anak mereka tidak memperoleh dorongan belajar yang cukup dari orang
tuanya. Selain itu juga dalam mengerjakan tugas, orang tua tidak dapat membantu
sehingga bagi anak merasa kesulitan untuk belajar. Selain itu juga faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa rendah karena adanya anggapan dalam
dirinya kurang kreatif. Anggapan yang demikian disebabkan siswa sendiri belum
mengenal dirinya sendiri, belum menyadari statusnya sebagai siswa dan belum
45
menemukan cara yang tepat untuk menjalani proses belajarnya. Hal ini dipertegas
oleh Djamarah (2002:207) ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kesulitan
belajar bagi siswa:
1. Aktivitas belajar yang kurang. Lebih banyak malas dari pada melakukan
kegiatan belajar. Menjelang ulangan baru belajar.
2. Kebiasan dan kegiatan belajar yang tidak terjadwalkan sehingga anak
melakukan kegiatan belajar jika waktu ulangan semakin dekat dan ini
merupakan kebiasan belajar yang salah.
3. Tidak ada motivasi dalam belajar. Materi pelajaran sukar diterima dan diserap
bila anak didik tidak memiliki motivasi untuk belajar.
Proses dan kegiatan belajar tidak hanya berlangsung di sekolah tetapi juga
diluar sekolah. Siswa dapat memperoleh pengetahuan/pengalaman di rumah atau
di masyarakat. Pihak sekolah hendaknya bekerjasama dengan orang tua dalam
memberikan perhatian dan dukungan untuk kebutuhan pribadi terutama
kebutuhan belajar siswa. Perhatian dan dukungan dari keluarga akan membuat
siswa termotivasi dalam belajarnya.
46
BAB V
USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP BOPKRI 2
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007
Bab ini memuat implikasi hasil penelitian terhadap usulan topik-topik
bimbingan siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta. Topik-topik bimbingan
untuk siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta yang diusulkan berikut ini
berdasarkan pada jumlah total nilai dari masing-masing item di bawah skor 156 dari
total setiap item, seperti yang disajikan pada tabel 7. Usulan topik-topik bimbingan
sejalan dengan tujuan bimbingan dan konseling dalam bidang bimbingan belajar
(akademik) yang membantu siswa antara lain:
1. Memahami arti dari motivasi belajar. 2. Memahami peranan motivasi dalam aktivitas belajar. 3. Semakin termotivasi untuk bertanggung jawab dalam proses
belajar 4. Semakin termotivasi untuk mencapai prestasi belajar. 5. Mampu memahami konsep dirinya. 6. Mampu mempercayai dirinya sendiri. 7. Mampu mengelola waktu dengan tepat untuk belajar. 8. Mampu membuat jadwal untuk belajar. 9. Mampu menghadapi masalahnya sendiri. 10. Dapat mengetahui dan memahami cara belajar yang efektif
sehingga dapat menerapkan dalam kegiatan belajarya. ( Depdikbud, 1994:6)
Usulan topik-topik bimbingan disajikan dalam tabel 8
47
Tabel 8: Usulan Topik-Topik Bimbingan Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta
No Tujuan pelayanan
Nomor Item
Topik Sub Topik Waktu Bidang Bimbingan
Metode Sumber
1 Siswa dapat memahami arti dari motivasi
4,9 Motivasi Belajar
a. Pengertian motivasi belajar
b.Pentingnya motivasi dalam belajar
c. Usaha-usaha untuk meningkatkan motivasi belajar
d.Manfaat dari motivasi belajar
2 JP Pribadi-sosial
Ceramah, Tanya jawab
a. Djamarah,S.2002 Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta b. Winkel,W.S. 1996 Psikologi Pengajaran. Jakarta:Grasindo
2 Siswa dapat memahami peranan motivasi dalam aktivitas belajarnya
7,50 Aktivitas belajar
a. Pengertian aktivitas belajar
b. Jenis-jenis aktivitas dalam belajar
c. Usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dalam belajar.
2 JP Belajar Ceramah, diskusi,Tanya jawab
Sardiman,A.M.2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:Raja Grafindo Persada
3 Siswa semakin termotivasi untuk bertanggung jawab dalam
10 Tanggung jawab
a. Pengertian tanggung jawab
b.Tanggung jawab siswa dilingkungan keluarga,
2 JP Pribadi sosial
Ceramah, diskusi,Tanya jawab
Purwaningsih.1997. Modul Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Depdikbud
48
proses belajarnya.
sekolah,dan masyarakat
c. Hal-hal yang mendukung dalam melaksanakan tanggung jawab
4 Siswa semakin mampu mempercayai dirinya sendiri
25,30,57 Percaya Diri
a. Pengertian percaya diri
b. Pentingnya percaya diri
c. Usaha yang pernah dilakukan untuk meningkatkan rasa percaya diri
2 JP Pribadi-sosial
Ceramah,Tanya jawab
a.Covey,Sean. Kebiasaan Remaja yang Efektif. Jakarta: Binapura Aksara, 2001 b. Supratiknya,A. 1995. Komunikasi Antar Pribadi Tinjauan Psikologis. Yogyakarta: Kanisius
5 Siswa semakin mampu mengelola waktu dengan tepat untuk belajar
31 Pengelolaan Waktu
a. Arti pengelolaan waktu
b. Menyusun waktu yang tepat untuk kegiatan belajar sendiri di rumah
c. Membagi waktu untuk berbagi kegiatan secara seimbang demi perkembangan diri dan belajar.
2 JP Pribadi-sosial
Ceramah,Tanya jawab, intruman, latihan
Staf Yayasan Cipta Loka Caraka. 1983. Aku Berhasil dalam Studi. Jakarta: Cipta Loka Caraka.
49
BAB VI
RINGKASAN, KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan ringkasan, kesipulan, dan saran-saran. Bagian ringkasan
memuat latar belakang masalah, landasan teori, rumusan masalah, metodologi
penelitian dan hasil penelitian. Bagian saran-saran memuat untuk pihak sekolah SMP
BOPKRI 2 Yogyakarta dan bagi peneliti lain.
A. Ringkasan
Saat ini dikalangan para pend idik banyak membicarakan tentang masalah.
Motivasi belajar siswa menurun disertai dengan gejala yang tampak antara lain:
cepat bosan, kurang perhatian pada saat pelajaran berlangsung, kelalaian
mengerjakan tugas (PR), tidak ada persiapan saat ulangan, adanya pandangan asal
lulus, kurang minat membaca. Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, kadang
juga ditemukan siswa yang tidak sungguh-sungguh dalam belajar. Maka belajar
memerlukan motivasi, karena motivasi merupakan suatu kekuatan psikis yang
dapat mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) memperoleh gambaran tentang motivasi
belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007,
(2) menyusun topik-topik bimbingan yang sesuai untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.
50
50
Tujuan penelitian ini dituangkan ke dalam rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana deskripsi motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2
Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007?
2. Topik-topik bimbingan manakah yang sesuai untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta tahun
ajaran 2006/2007?
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan
metode survey. Subjek penelitian ini adalah para siswa kelas VII SMP BOPKRI 2
Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 yang berjumlah 56 siswa. Alat yang
dugunakan dalam penelitian adalah “kuesioner motivasi belajar siswa” yang
berjumlah 84 item
Validitas yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu validitas
konstruk, karena tes yang digunakan sesuai dengan konstruksi teoritis yang
mendasarinya dalam rangka mengetahui motivasi belajar siswa, yaitu motivasi
belajar ekstrinsik dan motivasi belajar intrinsik. Perhitungan validitas
menggunakan tehnik korelasi Product Moment Pearson (Masidjo, 1995:246).
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan terhadap 84 item kuesioner
motivasi belajar siswa, diperoleh 64 item yang valid dan 20 item tidak valid.
Untuk mencapai taraf reliabilitas, maka koefisien korelasi tersebut dimasukkan ke
dalam formulasi koreksi dari Spearman Brown (Masidjo, 1995:219). Koefisien
51
51
reliabilitas atas dasar taraf signifikan 1% untuk N=30 diperoleh rxy= 0,90, dan
termasuk sangat tinggi (0,71-0,90).
Prosedur pengumpulan data meliputi dua tahap, yaitu: (1) Tahap
persiapan, mencakup kegiatan menghubungi kepala sekolah dan koordinator BK
SMP BOPKRI 2 Yogyakarta bahwa peneliti berkeinginan mengadakan penelitian
di sekolah yang bersangkutan, mengadakan uji coba kuesioner untuk mengetahui
tingkat validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian, (2) Tahap pelaksanaan.
Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menskor
jawaban subjek sesuai dengan sifat item, mentabulasi data, menjumlahkan skor
total dari masing-masing subjek, membuat kategorisasi motivasi belajar siswa
dengan memakai acuan Penilian Acuan Patokan tipe I (PAP tipe I), menghitung
persentase aspek motivasi belajar yang paling rendah, menyusun usulan topik
bimbingan yang dapat diusulkan untuk kelas VII SMP BOKRI 2 Yogyakarta.
Hasil penelitian yang dilakukan di kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta
adalah sebagai berikut:
1. Motivasi belajar siswa kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta.
a. Sangat tinggi : 1,78%
b. Tinggi : 30,35%
c. Cukup : 64,28%
d. Rendah : 3,57%
e. Sangat rendah : 0%
52
52
2. Topik-topik bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
kelas VII SMP BOPKRI 2 Yogyakarta, yaitu motivasi belajar,
Nilai VALIDITAS terdapat pada kolom “Nilai korelasi tiap item dengan Totalnya” (rxy). Dikatakan VALID, jika nilai rxy tidak negatif dan lebih besar dari r tabel (dilihat dari tabel statistik product moment dengan N=30 dan signifikansi 5% maka r tabel =0,3060).
UJI RELIABILITAS Nilai RELIABILITAS terdapat pada kolom “ALPHA IF ITEM DELETED” (alpha). Dikatakan RELIABEL, jika nilai ALPHA tidak negatif dan lebih besar dari r tabel (dilihat dari tabel statistik product moment dengan N=30 dan signifikansi 5% maka r tabel =0,3060). KESIMPULAN: Dari hasil analisis validitas dan reliabilitas maka semua butir pertanyaan dinyatakan VALID dan RELIABEL.
Tabel Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Butir Kesadaran Emosi
Perhitungan untuk melihat gambaran motivasi belajar siswa kelas VII SMP Bopkri 2
Yogyakarta. Perhitungan ini memakai criteria PAP Tipe I.
Motivasi belajar siswa Nilai huruf Kualifikasi 90%-100% A Sangat tinggi 80%-89% B Tinggi 65%-79% C Cukup 55%-64% D Rendah
Di bawah 55% E Sangat rendah Sumber: Dikutip dari Masidjo. 1995. Penilaian Hasil Belajar Siswa di sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Hal 153
Di ketahui :
Skor maksimal per item = 4
Jumlah item = 60
Total skor maksimal yang seharusnya di dapat per responden = 4 x 60 = 240
Maka gambaran motivasi belajar siswa Nilai huruf
90% x 240 = 216 = A
80% x 240 = 192 = B
65% x 240 = 156 = C
55% x 240 = 132 = D
Di bawah 55% = dibawah 132 = E
Skor-skor Nilai huruf
216 – 240 = A = Sangat tinggi
192 – 215 = B = Tinggi
156 – 191 = C = Cukup
132 – 155 = D = Rendah
….. – 131 = E = Sangat rendah
90
Persentase gambaran motivasi belajar siswa kelas VII SMP Bopkri 2 Yogyakarta
(N = 56)
Rumus persentase = Jumlah siswa yang didapat per tingkat _______________________________ x 100% N 1. Sangat tinggi = __1__ x 100% = 1,78 % 56 2. Tinggi = 17
__ x 100% = 30,35% 56
3. Cukup = 36 __ x 100% = 64,28% 56 4. Rendah = 2 __ x 100% = 3,57% 56 5. Sangat rendah = 0 __ x 100% = 0% 56
Siswa yang bermotivasi sangat tinggi 1,78%, siswa yang bermotivasi tinggi
30,35%, siswa yang bermotivasi cukup 64,28%, siswa yang bermotivasi rendah 3,57%,
dan tidak ada siswa yang bermotivasi sangat rendah.