Top Banner
DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SOCRATES SAINTIFIK (Penelitian Kualitatif Pada Siswa Kelas VII-L Semester Ganjil SMP Negeri 20 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017) (Skripsi) Oleh RIZKI ASRI DIANITA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
77

DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

Aug 10, 2018

Download

Documents

hoangbao
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWADALAM PEMBELAJARAN SOCRATES SAINTIFIK(Penelitian Kualitatif Pada Siswa Kelas VII-L Semester

Ganjil SMP Negeri 20 Bandar LampungTahun Pelajaran 2016/2017)

(Skripsi)

Oleh

RIZKI ASRI DIANITA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 2: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

ABSTRAK

DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWADALAM PEMBELAJARAN SOCRATES SAINTIFIK(Penelitian Kualitatif Pada Siswa Kelas VII-L Semester

Ganjil SMP Negeri 20 Bandar LampungTahun Pelajaran 2016/2017)

Oleh

RIZKI ASRI DIANITA

Penelitian kualitatif deskriptif ini bertujuan mendeskripsikan disposisi berpikir

kritis matematis siswa dalam pembelajaran Socrates Saintifik. Subjek penelitian

ini adalah siswa kelas VII-L SMP Negeri 20 Bandar Lampung semester ganjil

tahun ajaran 2016/2017. Data penelitian ini adalah data kualitatif mengenai

disposisi berpikir kritis matematis siswa yang dikumpulkan melalui catatan

lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan tiga

tahapan yaitu reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan terhadap data.

Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa disposisi berpikir kritis

matematis dapat muncul pada semua siswa dari berbagai kemampuan matematis

dalam pembelajaran matematika menggunakan metode Socrates Saintifik dan

indikator yang muncul dari setiap siswa di setiap pertemuan berbeda-beda.

Kata kunci: berpikir kritis matematis, disposisi, kualitatif, metode socrates,

pendekatan saintifik

Page 3: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWADALAM PEMBELAJARAN SOCRATES SAINTIFIK(Penelitian Kualitatif Pada Siswa Kelas VII-L Semester

Ganjil SMP Negeri 20 Bandar LampungTahun Pelajaran 2016/2017)

Oleh

RIZKI ASRI DIANITA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan MatematikaJurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 4: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN
Page 5: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN
Page 6: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN
Page 7: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang memiliki nama lengkap Rizki Asri Dianita

dilahirkan di Kotabumi, pada tanggal 15 Mei 1995 yang

merupakan putri pertama dari Bapak Aguscik dan Ibu

Wiwik Widyanti.

Pendidikan formal yang diselesaikan penulis antara lain:

1. Taman Kanak-kanak (TK) R.A Tunas Harapan diselesaikan pada tahun 2001;

2. Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Liwa diselesaikan tahun 2007;

3. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Liwa diselesaikan tahun 2010;

4. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Liwa diselesaikan tahun 2013.

Pada tahun 2013, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan

Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(PMIPA) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung

melalui jalur SNMPTN hingga tahun 2017.

Page 8: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

Motto

“Innamal A’malu Binniat Wa Innama Likullimrin Ma Nawa”

Sesungguhnya segala perbuatan itu disertai dengan niat dansegala perkara itu tergantung apa yang diniatkan.

“Man Shobaru Zhafira”

Barang siapa yang bersabar, ia akan beruntung.

(Rizki Asri Dianita)

Page 9: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

Persembahan

Segala Puji Bagi Allah SWT, Dzat Yang Maha SempurnaSholawat serta Salam selalu tercurah kepada Uswatun Hasanah

Muhammad Rasululloh SAW

Kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda cinta dan kasihsayangku kepada:

Ibu ( Wiwik Widyanti ) dan Bapak ( Aguscik ) yang telahmemberikan cinta, kasih sayang, semangat, dukungan dan doa

yang selalu mengiringi setiap langkahku. Sehinggaputrimu ini bisa menyelesaikan tahap ini.

Adik-adikku ( Rizki Akbar ) dan ( Indah Lestari )serta seluruh keluarga besarku yang terus memberikan

dukungan dan doa kepadaku.

Para pendidik yang telah mengajar dengan penuh kesabaran,semoga ilmu yang telah diberikan menjadi amal jariah

yang terus mengalir deras.

Semua sahabat yang begitu tulus menyayangiku dengan segalakekuranganku, selalu memberi warna dan keceriaan,

dari kalian aku belajar memahami arti ukhuwah.

Almamater Universitas Lampung tercinta.

Page 10: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

ii

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-

Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam Penulis

haturkan kepada Rasulullah SAW yang selalu dinantikan Syafa’atnya di Yaumul

Qiyamah kelak.

Skripsi dengan judul “Deskripsi Disposisi Berpikir Kritis Matematis Siswa dalam

Pembelajaran Socrates Saintifik (Penelitian Kualitatif pada Siswa Kelas VII-L

Semester Ganjil SMP Negeri 20 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017)”

adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung, sekaligus Dosen Pembahas terima kasih atas saran dan

masukannya kepada Penulis selama proses penyusunan skripsi;

Page 11: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

iii

3. Bapak Dr. Haninda Bharata, M.Pd., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung;

4. Ibu Dr. Tina Yunarti, M.Si., selaku Dosen Pembimbing 1. Terima kasih

atas bimbingan, kritik dan saran serta telah mengajarkan arti kesabaran,

ketekunan dan perjuangan untuk mendapatkan sesuatu;

5. Bapak M. Coesamin, M.Pd., sekalu Dosen Pembimbing 2 dan juga Dosen

Pembimbing Akademik. Terima kasih atas bimbingan, bantuan, kritik

serta saran Bapak. Tak lupa pula gaya bahasa, cara mengajar dan beberapa

kisah hidup Bapak yang sangat menginspirasi saya;

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Terima kasih atas segala ilmu

yang telah diberikan, saran, masukan serta segala bantuan yang diberikan;

7. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Aguscik dan Ibu Wiwik Widyanti.

Terima kasih atas doa, senyum, kebahagiaan, dukungan, kasih sayang dan

semangatnya, kupersembahkan karya ini semua untuk Ibu dan Bapak;

8. Adik-adik kebanggaan Mbak yang tersayang, Rizki Akbar dan Indah

Lestari yang juga menjadi motivasi terbesar dalam hidup Mbak. Semoga

kalian berdua sukses dunia akhirat dan kita bersama-sama berusaha

membahagiakan kedua orang tua kita;

9. Mbak Lona Ertina, S.Kom., Mbak Ratih Ertina Sari, S.Si., Ses Diah

Armelita, M. Iqbal Ardiansyah serta Keluarga Besar Armin Marusin

Page 12: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

iv

(Alm.) yang selalu memberikan doa, kasih sayang dan dukungan

kepadaku;

10. Dicky Auliansyah yang selalu memberi semangat serta dengan penuh cinta

menemani baik suka maupun duka. Terima kasih telah memberikan warna

dihidupku;

11. Sahabat-sahabat baikku Rita Yanti, S.Pd., Yopita Sari, S.Pd., Ummul

Nurul Suci, Selda Tri Hairani, Putri Marliani, S.Kom., Saputra Wijaya,

S.Pd, Ratna Suri, Weldy Saputra, Iqbal Taufiq Nugraha, Ahmad Irfan,

S.Ip., Kinasih Cahyono, S.Pd., Anis Kurnia, S.Pd., Ficha Diah Putri, S.Pd.,

Kak Ahmad Fadli Arif, S.Ip., Kak Ridho Ilhami, S.P,. Kak Zulian Tanjung

dan teman-teman yang lainnya yang telah menemani disaat penat ataupun

bahagia, siap sedia mendengarkan keluh kesah bahkan menjadi tempatku

menangis meluapkan kekesalan, memberikan dukungan dan semangat saat

aku terpuruk, bantuan dan bimbingan saat aku kesulitan, doa-doa baik,

cerita senang ataupun sedih, canda tawa, terima kasih;

12. Sahabat-sahabat seperjuanganku, Awit Febriansari, S.Pd., Jesy Nurzain,

Resi Fellia, Revy Silviana Pratiwi dan Yovi Wulandari. Terima kasih

untuk kebaikan kalian masing-masing yang tidak bisa disebutkan satu

persatu, moment kebahagiaan, canda tawa, tangis haru bahagia dan juga

kesedihan serta kesulitan yang kita hadapi bersama. Mungkin proses ini

tidak akan seindah ini tanpa kalian;

13. Sahabat-sahabat seperjuanganku di Pendidikan Matematika 2013 B: Selly,

Elvita, Vero, Monce, Wina, Linda, Dinda, Kiki, Rizka, Nia, Risda, Dini,

Rafi, Amoy, Arum, Nonik, Nindy, Nisoy, Erak, Mayang, Dessy, Ibro,

Page 13: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

v

Ajeng, Ishma, Hunaifi, Satria, Rais, Surono, Bang Sisko, Wayan, Udin,

Putu, Doris, Chintya, Dzakia, Maul, Amel Retna, Iyos, Ali, Pungkas,

Wahyu, Yuli, Humedi, Husain, dan teman-teman seperjuanganku di Prodi

Pendidikan Matematika Angkatan 2013 yang lainnya;

14. Kakak dan Adik tingkatku Pendidikan Matematika angkatan 2008, 2009,

2010, 2011, 2012, 2014, 2015, Mba Talitha Nabilah Raissa yang cantik

dan baik hatinya semoga selalu sukses dan sehat terus, Kak Ferdi dan Kak

Agung yang sering mengajarkan aku materi Matematika kalau mau

Bimbel yang juga menginspirasi, Kak Rian, Nadila Rizkiana, Dina Eka

Cahyani, Gustiara T. Putri;

15. Teman-teman KKN-PPK SMP Negeri 1 Kotaagung Timur (Diana, Ayub,

Mas Ihwan, Adil, Mba Nia, Mas Ardhi, Yuk Eka, Dewi, Uung). Bapak Sri

Waluyo selaku DPL KKN dan Bapak Tasviri Efkar selaku DPL PPK. Ibu

Oktavia, S.Pd dan Bapak Agus Diansyah selaku induk semang. Bapak

Revorio Nikson selaku Kepala Pekon Kagungan dan Pak Jul selaku

Sekdes Pekon Kagungan. Teman-teman KKN PPL Se-kecamatan

Kotaagung, Abang-abang Karang Taruna, Nenek Guru, dan murid-

muridku di SMP Negeri 1 Kotaagung Timur atas pengalaman berharga

yang kalian berikan dalam hidupku;

16. Ibu Dra. H. Listadora, M.Pd., selaku kepala sekolah di SMP Negeri 20

Bandarlampung;

Page 14: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

vi

17. Ibu Nurwana, S.Pd., selaku Guru Matematika Kelas VII SMP Negeri 20

Bandar Lampung dan juga Guru Mitra saat penelitian yang telah

membantu Penulis dengan sepenuh hati saat proses penelitian dan

pengumpulan data;

18. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga segala bantuan, bimbingan, motivasi dan doa yang diberikan kepada

Penulis mendapat ridho dari Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dalam penyajiannya. Semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.

Bandar Lampung, 11 Juli 2017Penulis,

Rizki Asri Dianita

Page 15: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

vii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ix

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1B. Fokus Penelitian .................................................................................... 9C. Pertanyaan Penelitian ............................................................................ 9D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 9E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ........................................................................................ 121. Berpikir Kritis.................................................................................. 122. Disposisi Berpikir Kritis .................................................................. 153. Disposisi Berpikir Kritis Matematis ................................................ 234. Metode Socrates .............................................................................. 255. Pendekatan Saintifik ........................................................................ 33

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian.................................................................................. 40B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 41C. Subjek Penelitian.................................................................................. 43D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 44

1. Observasi ......................................................................................... 452. Studi Dokumentasi .......................................................................... 473. Wawancara ...................................................................................... 48

1. Secara Teoritis................................................................................. 102. Secara Praktis .................................................................................. 10

Page 16: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

viii

E. Instrumen Penelitian............................................................................. 491. Lembar Catatan Lapangan............................................................... 492. Pedoman Wawancara ...................................................................... 50

F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 501. Reduksi Data (Data Reduction)....................................................... 512. Penyajian Data (Data Display)........................................................ 523. Penarikan Kesimpulan..................................................................... 52

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Penelitian................................................................................ 531. Proses Pembelajaran Pertemuan Pertama........................................ 532. Proses Pembelajaran Pertemuan Kedua .......................................... 683. Proses Pembelajaran Pertemuan Ketiga .......................................... 764. Proses Pembelajaran Pertemuan Keempat ...................................... 86

B. Pembahasan .......................................................................................... 94

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan........................................................................................... 104B. Saran..................................................................................................... 105

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 106

LAMPIRAN.......................................................................................................... 110

A. Instrumen Penelitian.................................................................................... 111Lampiran A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)....................... 112Lampiran A.2 Lembar Kerja Peserta Didik .............................................. 155Lampiran A.3 Kode Siswa......................................................................... 164Lampiran A.4 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Nilai UTS.............. 165Lampiran A.5 Hasil Wawancara ............................................................... 166Lampiran A.6 Catatan Lapangan............................................................... 171

B. Lain-lain....................................................................................................... 191Lampiran B.1 Tanda Tangan Bimbingan Skripsi....................................... 192Lampiran B.2 Daftar Hadir Seminar Proposal .......................................... 194Lampiran B.3 Daftar Hadir Seminar Hasil ................................................ 196Lampiran B.4 Surat Penelitian Pendahulan ................................................ 198Lampiran B.5 Surat Izin Penelitian............................................................. 199Lampiran B. Surat Keterangan Penelitian .................................................. 200

Page 17: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Langkah-Langkah Berpikir Kritis serta Kaitannya dengan

Kemampuan Berpikir Kritis ..................................................................... 14

2.2 Pengelompokkan Indikator-Indikator Disposisi Berpikir Kritisdari Facione, Ennis, dan The Delphy Report.............................................. 18

2.3 Jenis-Jenis Pertanyaan Socrates, Contoh Pertanyaan Socrates,Kemampuan Berpikir Kritis (KBK) yang Mungkin Munculdan Disposisi Berpikir Kritis (DBK) yang Mungkin Muncul .................. 28

3.1 Jadwal Pelajaran Matematika Kelas VII-L Semester Ganjil

SMP Negeri 20 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017 ................ 43

4.1 Siswa yang Memunculkan Disposisi Berpikir Kritis

Perindikator pada Pertemuan Pertama ...................................................... 54

4.2 Tabel dari Contoh Soal Pertemuan 1 ........................................................ 57

4.3 Siswa yang Memunculkan Disposisi Berpikir Kritis

Perindikator pada Pertemuan Kedua.......................................................... 69

4.4 Siswa yang Memunculkan Disposisi Berpikir Kritis

Perindikator pada Pertemuan Ketiga.......................................................... 76

4.5 Siswa yang Memunculkan Disposisi Berpikir Kritis

Perindikator pada Pertemuan Keempat ...................................................... 87

Page 18: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Triangulasi Menurut Denzin.................................................................. 45

4.1 Contoh Soal ........................................................................................... 56

4.2 Soal Aktivitas 1 di LKPD 1................................................................... 60

4.3 Soal Aktivitas 2 di LKPD 1................................................................... 61

4.4 Soal Aktivitas 3 di LKPD 1................................................................... 63

4.5 Soal Aktivitas 4 di LKPD 1................................................................... 66

4.6 Soal Aktivitas 5 di LKPD 1................................................................... 70

4.7 Soal Latihan 2 di LKPD 1 ..................................................................... 73

4.8 Soal 1.A di LKPD 2............................................................................... 79

4.9 Soal 1.B di LKPD 2............................................................................... 81

4.10 Soal Nomor 2 di LKPD 2 ...................................................................... 82

Page 19: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

HalamanLampiran

Lampiran A.2 Lembar Kerja Peserta Didik ......................................................... 155

Lampiran A.3 Kode Siswa ................................................................................... 164

Lampiran A.4 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Nilai UTS......................... 165

Lampiran A.5 Hasil Wawancara .......................................................................... 166

Lampiran A.6 Catatan Lapangan.......................................................................... 170

Lampiran B.1 Tanda Tangan Bimbingan Skripsi ................................................ 172

Lampiran B.2 Daftar Hadir Seminar Proposal .................................................... 173

Lampiran B.3 Daftar Hadir Seminar Hasil ......................................................... 174

Lampiran B.4 Surat Penelitian Pendahulan ......................................................... 175

Lampiran B.5 Surat Izin Penelitian ...................................................................... 176

Lampiran B. Surat Keterangan Penelitian............................................................ 177

Page 20: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era globalisasi menuntut suatu bangsa untuk menyiapkan generasi yang

mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan

teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut harus

didukung oleh adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan

merupakan modal utama bagi suatu bangsa termasuk bangsa Indonesia dalam

upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada. Pendidikan di

Indonesia juga dirancang berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan. Hal ini

bertujuan supaya masyarakat Indonesia mampu bersaing di era globalisasi dan

pasar bebas yang perubahan-perubahannya tidak menentu serta penuh

tantangan.

Pendidikan di Indonesia berkaitan dengan beberapa hal, antara lain fungsi dan

tujuan pendidikan nasional. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengem-

bangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Menurut Undang-

Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 yang menyatakan

bahwa:

Page 21: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

2

“Tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa danmengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang berimandan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis danbertanggung jawab”

Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan adanya proses

pembelajaran di sekolah dan harus dilaksanakan dengan maksimal serta

mencakup semua mata pelajaran, termasuk di dalamnya ada mata pelajaran

matematika.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang penerapannya berkaitan

dengan bidang studi yang lain. Suherman (2003) mengatakan bahwa

matematika memiliki kedudukan sebagai ratunya ilmu pengetahuan dan

sebagai suatu ilmu yang berfungsi untuk melayani ilmu pengetahuan. Artinya,

matematika tidak hanya berperan dalam bidang matematika tetapi juga pada

bidang lain. Matematika di dalam kehidupan sehari-hari memiliki peranan

penting untuk mengembangkan karakter cerdas pada peserta didik karena

matematika berkaitan dengan pengembangan penalaran dan logika. Hal ini di-

dukung dengan pendapatnya pula yang mengatakan sebagai berikut:

“Salah satu tujuan umum diberikannya matematika pada jenjang pendidik-an dasar dan menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggupmenghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yangselalu berkembang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secaralogis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektiv dan efisien”

Tujuan pembelajaran matematika seperti yang diuraikan dalam Kurikulum

2006 (BNSP) menyatakan bahwa pembelajaran matematika bertujuan agar

peserta didik mempunyai kemampuan memecahkan masalah yang meliputi

kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesai-

Page 22: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

3

kan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Sejalan dengan tujuan

pembelajaran matematika tersebut, Ruseffendi (1980) mengatakan bahwa

matematika terbentuk sebagai suatu hasil pemikiran manusia yang ber-

hubungan dengan ide, proses dan penalaran. Selain itu, visi pembelajaran

matematika menurut pendapat Sumarmo (2006) adalah untuk mengem-

bangkan kemampuan bernalar, berpikir sistematik, kritis, dan cermat, serta

menumbuhkan rasa percaya diri, dan rasa keindahan terhadap keteraturan sifat

matematika, dan mengembangkan sikap obyektif dan terbuka yang diperlukan

dalam menghadapi masa depan yang selalu berubah. Jika dilakukan terus-

menerus, sikap dan kebiasaan berpikir seperti di atas mampu menumbuhkan

disposisi berpikir kritis siswa yaitu keinginan, kesadaran, dan dedikasi yang

kuat pada diri siswa untuk berpikir kritis dalam berbagai kegiatan matematika.

Hal-hal inilah yang menyebabkan matematika menjadi salah satu mata

pelajaran wajib di tingkat SD sampai sekolah menengah baik SMP/sederajat

maupun SMA/sederajat.

Kemampuan berpikir kritis pada peserta didik menjadi salah satu aspek yang

harus diperhatikan oleh guru. Menurut Marocco (Abidin, 2014) pada abad ke-

21 minimal ada empat kompetensi belajar yang harus dikuasai oleh peserta

didik agar menjadi peserta didik yang berkompeten. Keempat kompetensi

tersebut antara lain kemampuan pemahaman yang tinggi, kemampuan berpikir

kritis, kemampuan berpikir kreatif, serta kemampuan berkolaborasi dan

berkomunikasi. Hudoyo (2001) menyatakan beberapa keterampilan berpikir

yang harus dimiliki oleh peserta didik agar meningkatkan kecerdasannya

adalah keterampilan berpikir kritis, keterampilan berpikir kreatif, keterampilan

Page 23: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

4

mengorganisir otak, dan keterampilan pemahaman yang tinggi. Kedua pen-

dapat tersebut mengarah kepada satu hal yang sama yaitu salah satu

kompetensi yang penting untuk dimiliki oleh siswa saat ini adalah ke-

terampilan berpikir kritis. Kemampuan berpikir yang dimiliki siswa diharap-

kan dapat mengoptimalkan perkembangan intelektual. Sehingga peserta didik

memiliki kemampuan yang berkualitas dalam menyelesaikan berbagai per-

masalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Kemampuan berpikir kritis haruslah didampingi dengan disposisi berpikir

kritis. Menurut Halpern (Yunarti, 2011) seorang pemikir kritis yang ideal

harus memiliki kemampuan dan disposisi berpikir kritis. Disposisi sendiri

menurut Katz (Mahmudi, 2010:5) didefinisikan sebagai kecenderungan untuk

berperilaku secara sadar (consciously), teratur (frequently), dan sukarela

(voluntary) untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, disposisi berpikir

kritis adalah kecenderungan atau hal-hal yang tampak dan melekat pada

seseorang untuk bersikap dalam berpikir kritis sehingga dapat dideskripsikan,

dievaluasi, dan dibandingkan oleh dirinya sendiri dan orang lain.

Pengembangan disposisi berpikir kritis matematis menjadi salah satu bagian

yang penting, selain pengembangan pengetahuan dan keterampilan berpikir

kritis. Hal ini sesuai dengan pendapat Popham (1999:204) yang menyatakan

bahwa sikap peserta didik itu penting untuk dikembangkan. Sikap yang

dimaksud salah satunya adalah disposisi berpikir kritis. Oleh karena itu,

disposisi berpikir krtitis matematis perlu dimiliki oleh peserta didik.

Page 24: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

5

Dalam kenyataan di lapangan, disposisi berpikir kritis matematis yang dimiliki

siswa SMP masih kurang mendapat perhatian dari guru. Seperti halnya pada

studi pendahuluan yang telah dilakukan di kelas VII-L SMP Negeri 20 Bandar

Lampung tahun ajaran 2016/2017 pada bulan Oktober 2016. Penelitian pen-

dahuluan itu menghasilkan data mengenai disposisi berpikir kritis matematis

siswa. Karakteristik siswa pada kelas VII-L sebagian besar siswa memiliki

kemampuan matematika yang tidak terlalu rendah.

Observasi telah dilakukan di kelas VII-L dengan mengamati aktivitas dan juga

respon siswa dalam proses pembelajaran serta nilai hasil ulangan tengah

semester (UTS) yang telah diadakan oleh guru. Sebagian siswa tergolong

aktif baik dalam bertanya maupun menjawab tetapi ada pula beberapa siswa

pasif selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa masih banyak yang

terlihat kurang fokus dan kurang percaya diri. Hal ini terlihat dari sikap siswa

yang sering mengobrol tentang hal-hal di luar materi pelajaran, kurang

memperhatikan saat guru menjelaskan sehingga ketika mengerjakan soal

mengalami kesulitan serta jawabannya kurang sistematis.

Selain itu, hanya sedikit siswa yang mau bertanya ketika mereka belum

memahami materi ataupun menjawab pertanyaan guru, padahal mereka

sebagian besar mengetahui jawabannya. Selain dari hasil observasi, lemahnya

disposisi berpikir kritis siswa di SMP ini juga diperoleh dari hasil wawancara

terhadap guru mitra. Menurut guru mitra tersebut, para guru cenderung

mengutamakan kemampuan kognitif siswa dari pada kemampuan afektif siswa

Page 25: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

6

seperti disposisi berpikir kritis. Guru mitra juga mengatakan bahwa terdapat

beberapa siswa di kelas VII-L yang kurang percaya diri di kelas.

Hal ini dilihat dari sikap beberapa siswa yang malu ketika guru memintanya

untuk menjawab pertanyaan. Respon siswa ketika guru memberikan kesem-

patan untuk bertanya tidak sesuai yang diinginkan karena hanya sedikit siswa

yang bertanya dan juga saat siswa diminta meyelesaikan soal di depan kelas

atau mempresentasikan hasil pekerjaan mereka. Berdasarkan temuan tersebut,

disimpulkan bahwa siswa di kelas VII-L memiliki diposisi berpikir kritis yang

masih cukup rendah karena selama proses pembelajaran di kelas disposisi

masih sedikit indikator disposisi berpikir kritis matematis yang muncul.

Indikator-indikator disposisi berpikir kritis matematis siswa menurut Yunarti

(2011:31) mencakup indikator kepercayaan diri dalam berpikir kritis, rasa

ingin tahu, pencarian kebenaran, analitis, sistematis, dan berpikiran terbuka.

Disposisi berpikir kritis siswa yang rendah akan berdampak pada hasil

pembelajaran matematika menjadi tidak maksimal, padahal disposisi berpikir

kritis mampu memberi dampak yang sangat baik untuk siswa. Untuk me-

ningkatkan kemampuan dan disposisi berpikir kritis dalam proses pem-

belajaran, guru seharusnya membiasakan siswa untuk berpikir (habbits of

mind) dan memperhatikan tentang penguasaan kompetensi berpikir kritis pada

peserta didik. Menurut Paul dan Elder (2006:62) bahwa “thinking is not

driven by answers but by questions”. Artinya, agar dapat berpikir seseorang

harus dihadapkan dengan pertanyaan yang merangsang pemikirannya. Salah

satu metode pembelajaran yang memuat pertanyaan-pertanyaan dan dapat

Page 26: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

7

membuka wawasan serta disposisi berpikir kritis matematis siswa dalam suatu

dialog adalah metode Socrates.

Metode Socrates memang baik untuk digunakan melatih kemampuan berpikir

kritis matematis siswa, akan tetapi dengan pemberian pertanyaan-pertanyaan

secara terus menerus dalam metode ini bisa menciptakan suasana yang

menakutkan untuk siswa. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan pende-

katan saintifik yang menjadikan proses pembelajarannya menjadi lebih

menarik. Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi

langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode

ilmiah.

Saat pertanyaan-pertanyaan Socrates diajukan dalam pendekatan saintifik ada

hal-hal seperti mengamati (observing), menanya (questioning), menalar

(associating), mencoba (experimenting) dan mengomunikasikan (networking)

di dalamnya. Hal ini akan menambah minat belajar siswa sehingga proses

pembelajaran akan berjalan dengan lebih baik. Siswa dapat mengembangkan

disposisi berpikir kritis matematisnya ketika siswa merasa materi yang diberi-

kan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Melalui metode ilmiah inilah

siswa diharapkan memiliki pembiasaan terhadap kecakapan berpikir sains dan

kemampuan berpikir kritis. Hal yang lebih penting adalah bagaimana sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang diperoleh siswa menjadi bekal untuk

menghadapi era globalisasi.

Page 27: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

8

Untuk menciptakan pembelajaran yang menarik minat siswa untuk belajar

serta dapat membantu siswa dalam mengontruksi pengetahuannya akan suatu

materi, maka peneliti menggabungkan metode Socrates dengan pendekatan

saintifik. Pemerintah juga sudah memberlakukan kurikulum 2013 di sebagian

besar sekolah di Indonesia. Selain itu, hal ini juga dikarenakan pendekatan

saintifik berkesinambungan dengan metode Socrates.

Pembelajaran Socrates saintifik adalah salah satu pembelajaran yang dapat

diterapkan untuk melatih disposisi berpikir kritis siswa. Pembelajaran Socrates

saintifik yaitu penggabungan antara pembelajaran metode Socrates dengan

pendekatan Saintifik. Jones, Bagford dan Walen (Yunarti, 2011:47) men-

definisikan metode Socrates sebagai sebuah proses diskusi yang dipimpin

guru untuk membuat siswa mempertanyakan validitas penalarannya atau

untuk mencapai sebuah kesimpulan. Guru akan memberikan pertanyaan-

pertanyaan yang merangsang siswa untuk berpikir kritis. Guru tidak akan

memberikan jawaban terkait konsep secara langsung melainkan siswa yang

mengembangkan sendiri konsep yang diberikan berdasarkan jawaban-jawaban

yang telah ia berikan untuk membentuk suatu kesimpulan.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul “Deksripsi Disposisi Berpikir Kritis Matematis Siswa dalam

Pembelajaran Socrates Saintifik pada Siswa Kelas VII Semester Ganjil di

SMP Negeri 20 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017”.

Page 28: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

9

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, penelitian ini difokuskan pada

disposisi berpikir kritis matematis siswa kelas VII-L SMP Negeri 20 Bandar

Lampung tahun ajaran 2016/2017. Disposisi berpikir kritis matematis yang

dimaksud di dalam penelitian ini adalah suatu kecenderungan sikap siswa

dalam kegiatan berpikir kritis matematis saat diberikan soal-soal berpikir kritis

dan juga pertanyaan-pertanyaan Socreates dengan pembelajaran saintifik yang

ditandai dengan kemuncul indikator-indikator disposisi berpikir kritis.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, pertanyaan penelitian pada

penelitian ini adalah “bagaimana disposisi berpikir kritis matematis siswa

kelas VII-L SMP Negeri 20 Bandar Lampung semester ganjil tahun ajaran

2016/2017 dalam pembelajaran Socrates saintifik?”

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah dikemukakan, penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk disposisi berpikir kritis

matematis siswa yang dilihat dari indikator disposisi berpikir kritis yang

muncul selama proses pembelajaran Socrates saintifik di kelas VII-L SMP

Negeri 20 Bandar Lampung semester ganjil tahun ajaran 2016/2017.

Page 29: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

10

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat antara lain:

1. Secara Teoritis

Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan terhadap dunia pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan sehingga pendidikan di Indonesia mampu mencipta-

kan output yang berkualitas. Selain itu juga, hasil penelitian ini di-

harapkan dapat memberikan gambaran tentang disposisi berpikir kritis

siswa pada saat proses pembelajaran matematika khususnya dengan

menggunakan metode Socrates saintifik dalam materi Persamaan dan

Pertidaksamaan Linier Satu Variabel.

2. Secara Praktis

Penelitian ini memiliki manfaat praktis sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Dapat dijadikan bahan kajian dan masukan bagi peneliti lain yang akan

melakukan penelitian, khususnya penelitian yang berkaitan dengan

hasil penelitian ini yaitu disposisi atau sikap siswa dalam pembelajaran

matematika menggunakan metode Socrates Saintifik.

Page 30: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

11

2. Bagi Almamater

Dapat dijadikan sebagai bahan kajian guna menambah khasanah ke-

ilmuan khususnya bagi mahasiswa FKIP Universitas Lampung yang

nantinya akan mengabdi kepada bangsa sebagai tenaga pendidik

pencipta generasi emas.

3. Bagi Masyarakat

Dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan bagi pengembangan dunia

pendidikan dan keilmuan yang diharapkan dapat diambil manfaatnya

oleh pembaca serta sebagai referensi untuk meningkatkan kualitas

mengajar dan penelitian selanjutnya.

Page 31: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

12

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Berpikir Kritis

Definisi berpikir kritis terus berevolusi seiring berkembangnya pengetahu-

an mengenai unsur–unsur penyusun keterampilan berpikir kritis. Menurut

Ennis (Hadiyanti, 2013:3) berpikir kritis adalah sebagai aktivitas disiplin

mental untuk berpikir reflektif dan masuk akal untuk mengevaluasi

argumen atau proposisi untuk mengambil keputusan apa yang harus di-

percaya atau dilakukan. Ennis juga mengatakan bahwa berpikir kritis juga

tersusun atas kecenderungan perilaku seperti rasa ingin tahu dan pemikiran

terbuka dan keterampilan kognitif seperti analisis, inferensi, dan evaluasi.

Scriven dan Paul (Yunarti, 2011:27-28) mengatakan pengertian dari ber-

pikir kritis itu sendiri adalah suatu proses kognitif yang aktif dan disiplin

serta digunakan dalam aktivitas mental seperti melakukan konseptualisasi,

menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi.

Beyer (Wijayanti, 2017:10) menjelaskan bahwa berpikir kritis adalah

kumpulan operasi-operasi spesifik yang mungkin dapat digunakan satu

persatu atau dalam banyak kombinasi atau urutan dan setiap operasi

berpikir kritis tesebut memuat analisis dan evaluasi.

Page 32: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

13

Berdasarkan beberapa definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa

berpikir kritis adalah proses berpikir rasional dan reflektif terhadap semua

bentuk informasi menggunakan metode dan standar intelektual yang

bertujuan untuk menganalisis argumen dan memunculkan gagasan ter-

hadap tiap-tiap makna dan interpretasi, serta membuat keputusan yang

dapat dipercaya, ringkas dan meyakinkan.

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dari indikator berpikir kritisnya.

Menurut R.H Ennis (Hadiyanti, 2013) ada dua belas indikator, tetapi

kemudian Ennis kembali mengidentifikasi dua belas indikator berpikir

kritis itu dan dikelompokkannya dalam lima besar aktivitas. Adapun

kelimanya adalah sebagai berikut:

1. Memberikan penjelasan sederhana, yang berisi memfokuskan per-tanyaan, menganalisis pertanyaan dan bertanya, serta menjawab per-tanyaan tentang suatu penjelasan atau pernyataan.

2. Membangun keterampilan dasar, yang terdiri atas mempertimbangkanapakah sumber dapat dipercaya atau tidak dan mengenai serta memper-timbangkan suatu laporan hasil observasi.

3. Menyimpulkan, yang terdiri atas kegiatan mendeduksi atau mem-pertimbangkan hasil deduksi, menginduksi atau mempertimbangkanhasil induksi, dan membuat serta menentukan nilai pertimbangan.

4. Memberikan penjelasan lanjut, yang terdiri atas mengidentifikasiistilah-istilah dan definisi pertimbangan dan juga dimensi, serta meng-identifikasi asumsi.

5. Mengatur strategi dan teknik, yang terdiri atas menentukan tindakandan berinteraksi dengan orang lain.

Untuk membuat siswa berpikir kritis, dibutuhkan langkah-langkah khusus.

Adapun langkah-langkah khusus dalam melatih siswa untuk berpikir kritis

menurut Yunarti (2011: 34) sekaligus yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 33: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

14

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Berpikir Kritis serta Kaitannya dengan

Kemampuan Berpikir Kritis (KBK).

No. Langkah-Langkah Berpikir Kritis dalam PenelitianKBK yang

Mungkin Muncul

1 Fokus pada suatu masalah atau situasi kontekstualyang dihadapi

Interpretasi

2 Membuat pertanyaan tentang penyebab danpenyelesaian dari masalah

Interpretasi danAnalisis

3 Mengumpulkan data atau informasi dan membuathubungan antar data atau informasi tersebut.Membuat analisis dengan pertimbangan yangmendalam

Analisis

4 Melakukan penilaian terhadap hasil pada langkah3. Penilaian dapat terus dievaluasi dengan kembalike langkah 3.

Evaluasi

5 Mengambil keputusan akan penyelesaian yangterbaik

PengambilanKeputusan

Berdasarkan Tabel 2.1 langkah-langkah berpikir kritis memiliki kontribusi

terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Dari penjelasan-

penjelasan yang telah dikemukakan, diperolehlah indikator berpikir kritis

matematis siswa yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu inter-

pretasi, analisis, dan evaluasi saja sedangkan pengambilang keputusan

tidak termasuk kedalam indikator berpikir kritis yang akan digunakan.

Hal-hal yang menyebabkan pengambilan keputusan tidak termasuk ke

dalam indikator berpikir kritis dalam penelitian ini salah satunya adalah

pendapat dari Muzidin (2006). Berdasarkan penelitiannya, pengambilan

keputusan tidak menjadi indikator kemampuan berpikir kritis matematis

siswa karena sebagian besar siswa SMP belum matang dalam mengambil

keputusan. Pendapat itu sejalan dengan hasil penelitian dari Kawenggo

(2010) yang juga menyatakan bahwa 70% siswa SMP masih bingung dan

kesulitan dalam mengambil keputusan.

Page 34: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

15

2. Disposisi Berpkir Kritis

Kemampuan berpikir kritis tidak hanya mencakup kemampuan berpikir

kritis saja, melainkan mencakup faktor lain yang sangat berpengaruh yaitu

disposisi berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis haruslah diimbangi

dengan disposisi berpikir kritisnya. Kata disposisi (disposition) secara

terminologi sepadan dengan kata sikap. Menurut filosofi yang dikemuka-

kan oleh Honderich (Dai, 2008:354) “disposition as a capacity, tendency,

potentiality, or power to act or be acted on in a certain way" dan makna-

nya disposisi merupakan kapasitas, kecenderungan, kemampuan, kekuatan

untuk bertindak, atau tindakan dengan cara tertentu.

Salomon (Yunarti, 2011:36) mendefinisikan disposisi sebagai kumpulan

sikap-sikap pilihan dengan kemampuan yang memungkinkan sikap-sikap

pilihan tadi muncul dengan cara tertentu. Menurut Huitt dan Ennis

(Hadiyanti, 2013:3) disposisi adalah sebagai aktivitas disiplin mental

untuk berpikir reflektif dan masuk akal untuk mengevaluasi argumen atau

proposisi untuk mengambil keputusan apa yang harus dipercaya atau di-

lakukan. Ennis (Pratama, 2012:8) mengatakan “critical thinking disposi-

tions as the tendencies to do something given certain conditions”, yang

mengartikan disposisi berpikir kritis sebagai sebuah kecenderungan sikap

dalam melakukan suatu tindakan ketika menghadapi persoalan dalam

kondisi tertentu.

Kecenderungan membuat seseorang yang memiliki kemampuan berpikir

kritis terdorongan untuk mengaplikasikan kompetensi berpikir kritisnya

Page 35: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

16

dalam setiap aspek kehidupan. Pratama (2012:12) juga mengatakan ke-

cenderungan bersikap yang menyertai proses berpikir kritis (dispositions)

dideskripsikan sebagai semangat kekritisan atau kecenderungan untuk ber-

pikir kritis yang memiliki karakteristik keingin-tahuan mendalam, ke-

tajaman pemikiran, ketekunan mengembangkan akal, kebutuhan atas

informasi yang dapat dipercaya.

The APA Delphi Report (Yunarti, 2011:31) menetapkan dua komponen

biimplikasi yang menyusun kompetensi berpikir kritis yaitu cognitive

skills (keterampilan kognitif) dan dispositions (kecenderungan). Menurut

Ritchhart (Yunarti, 2011:63) disposisi merupakan “perkawinan” antara

kesadaran, motivasi, inklinasi, dan kemampuan atau pengetahuan yang

diamati. Dalam NCTM sikap siswa dalam menghadapi matematika dan

keyakinan dapat mempengaruhi prestasi mereka dalam matematika. Sikap-

sikap yang cenderung muncul karena suatu perlakuan tersebut dinamakan

dengan disposisi. Sedangkan menurut Yunarti (2011: 25) yang dimaksud

dengan disposisi berpikir kritis adalah suatu kecenderungan sikap sese-

orang dalam kegiatan berpikir kritis yang ditandai oleh enam indikator

antara lain pencarian kebenaran, berpikir terbuka, sitematis, analitis,

kepercayaan diri dalam berpikir dan rasa ingin tahu.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa disposisi

merupakan suatu kecenderungan atau kebiasaan untuk bersikap terhadap

suatu perlakuan atau kondisi tertentu. Kecenderungan-kecenderungan ter-

sebut muncul dengan sendirinya dan secara alami membentuk pola-pola

Page 36: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

17

sikap atau tingkah laku tertentu pada diri seseorang yang dapat menjadi

“atribut” untuk orang tersebut. Dengan kata lain, disposisi itu menunjuk-

kan karakteristik seseorang yang ditunjukkan ketika berinteraksi dengan

orang lain atau situasi tertentu secara sadar.

Konsep disposisi berpikir kritis menurut Perkins, Jay, dan Tishman

(1993:4) yang disebut konsep berpikir kritis tigaan (triadic disposition)

adalah:

1. Kepekaan adalah ketajaman perhatian seseorang pada kesempatanuntuk berpikir kritis;

2. Kecenderungan adalah dorongan yang dirasakan seseorang untuk me-lakukan suatu tingkah laku tertentu untuk menggunakan berpikir kritis.

3. Kemampuan adalah keterampilan-keterampilan yang diperlukan untukmelakukan berpikir kritis.

Seseorang yang memiliki disposisi berpikir kritis adalah orang tersebut

lebih sensitif terhadap momen berpikir kritis, merasa terdorong untuk ber-

pikir kritis, dan memiliki kemampuan dasar untuk berpikir kritis walaupun

dimasukkan unsur kemampuan dalam konsep disposisinya. Oleh sebab itu,

pemikir kritis yang baik tidak hanya mementingkan keterampilan kognitif

saja melainkan selalu berusaha untuk melengkapi diri dengan disposisi

berpikir kritis.

Munculnya disposisi berpikir kritis ditandai dengan beberapa indikator-

indikator disposisi berpikir kritis. Dari hasil penelusuran ditemukanlah

beberapa pendapat yang membahas tentang indikator-indikator disposisi

berpikir kritis antara lain oleh: Ennis, The Delphi Report (Facione, 1990),

dan Peter A. Facione dan kawan-kawan. Jika ketiga pendapat tersebut ter-

sebut dihubungkan akan tampak bahwa ada persamaan persepsi diantara

Page 37: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

18

ketiganya namun dalam istilah yang berbeda. Pengelompokan indikator-

indikator disposisi berpikir kritis yang telah disusun oleh Facione, Ennis,

dan The Delphy Report tersebut dapat dilihat lebih jelas jika dirangkum

dalam bentuk tabel berikut:

Tabel 2.2 Pengelompokan indikator-indikator disposisi berpikir kritisdari Facione, Ennis, dan The Delphy Report

Peter Facione dkk Ennis The Delphy Report

PencarianKebenaran

1. Selalu berusahamendapatkaninformasi yang benar

2. Berusaha mencarialternatif lain

3. Teliti

1. Fleksibel dalammempertimbangkanpendapat atau opini lain

2. Jujur dalam menilaipemikiran sendiri yangbiasa, penuh prasangkaburuk dengan kecende-rungan yang egosentris.

3. Kesedian untukmemikirkan kembali danmemperbaiki pendapatpribadi apabila telahdilakukan refleksi secarajujur

4. Adil dalam menilaisetiap penalaran

5. Teliti

Berpikiran Terbuka(mencobamemahami pendapatorang lain)

Berpikiran terbuka(Peka terhadap perasaan,tingkat pengetahuan, danpengalaman orang lain)

1. Berpikiran terbuka danmenghargai pendapatyang berbeda

2. Memahami pendapatorang lain

Analitis(Ketekunan dalammenghadapikesulitan-kesulitanyang muncul)

1. Fokus pada masalahutama

2. Tekun dalam mencaripenjelasan dari suatukesimpulan ataupertanyaan

3. Tekun dalam menalar

1. Memilih danmenggunakan kriteriadengan alasan yang tepat

2. Fokus pada masalahutama

3. Tekun dalam menghadapikesulitan yang muncul

Page 38: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

19

(diadopsi dari Yunarti, 2016: 18-20)

Sejalan dengan pendapat ketiga ahli tersebut, menurut Yunarti (Wijayanti,

2017:15) disposisi berpikir kritis matematis ditandai oleh enam indikator.

Adapun indikator-indikator tersebut terdiri dari:

1. Pencarian kebenaran yaitu suatu sikap pada siswa untuk selalumendapatkan kebenaran dari setiap pertanyaan yang diselesaikan;

2. Berpikiran terbuka yaitu suatu sikap pada siswa untuk bersediamendengar atau menerima pendapat orang lain, walaupun pendapattersebut berbeda dengan apa yang dipikirkan;

3. Sistematis yaitu suatu sikap pada siswa untuk selalu rajin dan tekundalam berpikir;

4. Analitis yaitu sikap yang terdapat pada siswa untuk tetap fokus padamasalah yang dihadapi serta berupaya mencari alasan-alasan yangbersesuaian;

5. Kepercayaan diri dalam berpikir kritis yaitu sikap yang terdapat padasiswa untuk percaya diri terhadap proses inkuiri dan pendapat yangdiyakini benar;

Sistematis 1. Tertib dalam bekerja

2. Rajin dalam mencariinformasi atau alasanyang relevan

1. Jelas dalam menyatakansuatu pertanyaan atausuatu objek perhatian

2. Tertib dalam bekerja

3. Rajin mencari informasiyang relevan

Kepercayaan diridalam BerpikirKritis

Menggunakan sumber-sumber yang dapatdipercaya

1. Percaya diri pada prosesinkuiri yang diyakinibenar

2. Percaya diri padapenalaran orang lain yangdiyakini benar

Rasa Ingin Tahu Mencoba menggunakanhasil berpikir orang lain

Menunjukkan rasa ingin tahuterhadap sesuatu atau isuyang berkembang

Kedewasaan dalamPengambilanKeputusan

Bersedia mengubahpendapat pribadi jikaterbukti salah

1. Selalu siap dalammenggunakankemampuan berpikir kritis

2. Santun dalam memberipenilaian terhadappendapat orang lain

Page 39: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

20

6. Rasa ingin tahu yaitu sikap pada siswa yang menunjukkan rasa ingintahu terhadap sesuatu atau isu yang berkembang.

Azwar (Nurfitriyani, 2016:17) mengatakan bahwa pada umumnya individu

cenderung memiliki sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggap-

nya penting. Dengan kata lain, seseorang terkadang tidak mementingkan

kebenaran dari suatu persoalan yang dihadapi karena lebih mementingkan

ikut serta berpartisipasi aktif dibanding solusi penyelesaian yang bernilai

benar. Dalam menghadapi masalah, siswa dikatakan memiliki sikap pen-

carian kebenaran apabila siswa tersebut menunjukkan usaha dalam meng-

analisis masalah berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

untuk sampai pada pemecahan yang tepat. Jika belum menemukan sebuah

keputusan yang benar, maka siswa akan berusaha mencari cara hingga me-

nemukan titik ujung dari permasalahan yang dihadapi. Cara berpikir yang

ditempuh pada tingkat permulaan dalam memecahkan masalah adalah

dengan cara berpikir analitis dan cara berpikir sintetis.

Berpikiran terbuka menurut Nurfitriyani (2016:18) adalah sikap siswa

untuk bersedia mendengar atau menerima pendapat orang lain; fleksibel

dalam mempertimbangkan pendapat orang lain; bersedia mengambil atau

merubah pendapat jika alasan atau bukti sudah cukup kuat untuk merubah

pendapat tersebut; dan peka terhadap perasaan, tingkat pengetahuan, serta

tingkat kesulitan yang dihadapi orang lain.

Hendrawati (Nurfitriyani, 2016:18) berpendapat bahwa berpikir secara

sistematis (systematic thinking) berarti memikirkan segala sesuatu ber-

Page 40: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

21

dasarkan kerangka metode tertentu dan terdapat urutan serta proses peng-

ambilan keputusan. Pada prinsipnya, berpikir sistematis mengombinasikan

dua kemampuan berpikir, yaitu kemampuan berpikir analis dan berpikir

sintesis. Sistematis adalah segala usaha untuk meguraikan dan merumus-

kan sesuatu dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk

suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, mampu men-

jelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut obyeknya. Siswa dikatakan

sistematis ketika siswa menunjukkan sikap rajin dan tekun dalam berpikir

serta dapat mengungkap alasan dan juga dapat menyampaikan sebab

akibat dari persoalan yang dihadapi.

Chareonwongsak (Rahmawati, 2013:2) menyatakan bahwa berpikir ana-

litis merupakan kemampuan individu untuk dapat membedakan atau

mengidentifikasi suatu peristiwa atau permasalahan menjadi submasalah,

dan menentukan hubungan yang wajar/logis untuk menemukan penyebab

dari permasalahan yang terjadi. Siswa dikatakan analitis jika siswa me-

nunjukkan sikap tetap fokus dan berupaya mencari alasan yang bersesuai-

an ketika dihadapi sebuah persoalan serta dapat mengungkapkan alasan-

alasan berdasarkan masalah tersebut. Oleh sebab itu, analitis dapat dikata-

kan muncul ketika sikap yang ditunjukkan disertai proses penalaran dan

analisis.

Thantaway (2005:87) menyatakan bahwa kepercayaan diri adalah kondisi

mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat akan

kemampuan pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan.

Page 41: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

22

Siswa dikatakan percaya diri dalam berpikir apabila siswa tersebut menun-

jukkan sikap percaya diri terhadap proses inkuiri dan pendapat yang di-

yakini benar dan disertai proses berpikir. Lauster (2006) mengemukakan

tentang ciri-ciri orang yang percaya diri, yaitu:

1. Percaya pada kemampuan sendiri, yaitu suatu keyakinan atas dirisendiri terhadap segala fenomena yang terjadi yang berhubungandengan kemampuan individu untuk mengevaluasi serta mengatasifenomena yang terjadi tersebut.

2. Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, yaitu dapat bertindakdalam mengambil keputusan terhadap diri yang dilakukan secaramandiri atau tanpa adanya keterlibatan orang lain dan mampu untukmeyakini tindakan yang diambil.

3. Memiliki rasa positif terhadap diri sendiri, yaitu adanya penilaian yangbaik dari dalam diri sendiri, baik dari pandangan maupun tindakanyang dilakukan yang menimbulkan rasa positif terhadap diri dan masadepannya.

4. Berani mengungkapkan pendapat, yaitu adanya suatu sikap untukmampu mengutarakan sesuatu dalam diri yang ingin diungkapkankepada orang lain tanpa adanya paksaan atau rasa yang dapatmenghambat pengungkapan tersebut.

Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah diuraikan, seseorang yang me-

miliki rasa percaya diri akan dapat mengungkap pendapat dan bertindak

secara mandiri serta memiliki rasa positif dan optimis terhadap ke-

mampuan diri sendiri.

Menurut Sari, dkk (Nurfitriyani, 2016:20) hasrat ingin tahu manusia akan

terpuaskan saat memperoleh pengetahuan mengenai hal yang dipertanya-

kan. Jadi, ketika seseorang mengajukan sebuah pertanyaan, hal tersebut

menunjukkan kebutuhannya mengenai jawaban yang diinginkan berdasar-

kan rasa ingin tahu yang dimiliki sang penanya. Siswa dikatakan memiliki

rasa ingin tahu apabila sikap yang dilakukan menunjukkan rasa ingin tahu

terhadap sesuatu atau isu yang berkembang. Hal ini biasanya diaktuali-

Page 42: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

23

sasikan dengan bertanya dan juga menyimak dengan tekun langkah-

langkah berpikir yang diungkapkan guru ataupun temannya.

Hughes (Nurfitriyani, 2016:20) menyatakan bahwa rata-rata anak usia

sekolah menunjukkan rasa ingin tahu yang lebih sedikit dari yang

seharusnya. Yesildere dan Turnuklu (Maulana, 2013:6) juga melakukan

penelitian yang hasilnya mengatakan bahwa rasa ingin tahu mencerminkan

disposisi seseorang untuk mem-peroleh informasi dan belajar hal-hal baru

dengan harapan untuk mendapatkan manfaat. Selain itu menurut Hughes

(Nurfitriyani, 2016:20) salah satu cara untuk memunculkan rasa ingin tahu

adalah dengan bentuk pertanyaan. Dengan demikian, seseorang yang

cenderung mengungkap pertanyaan jika dihadapkan oleh sebuah persoalan

merupakan seseorang yang berdisposisi.

3. Disposisi Berpikir Kritis Matematis

Berpikir kritis termasuk dalam salah satu jenis berpikir tingkat tinggi. Hal

ini dikarenakan berpikir kritis mencakup beberapa proses yang salah satu-

nya adalah proses evaluasi. Norman E. Grondlun (H. Erman. 2003) me-

nyatakan bahwa “evaluation may be definedas a systematic procces of

determining the extent to which instructional objectives are achieved by

pupils”. Evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistematik

dalam menentukan tingkat pencapaian instruksional oleh siswa.

Evaluasi dilakukan untuk merefleksi proses-proses yang sebelumnya telah

dilakukan untuk kemudian membuat keputusan yang tepat berdasarkan

Page 43: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

24

evaluasi tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Halpern (Yunarti,

2011:28) yang mengatakan bahwa pada saat kita berpikir kritis sebenarnya

kita melakukan evaluasi terhadap proses berpikir kita sendiri maupun

orang lain untuk kemudian mengambil keputusan terhadap masalah yang

kita hadapi.

Untuk mencapai hasil evaluasi yang memuaskan sesuai dengan kriteria

berpikir kritis matematis dapat dilakukan dendan cara memadukan antara

kemampuan matematis dan disposisi matematis. Hal ini sesuai dengan

pendapat Glazer (Husnidar, dkk. 2014:72) yang menyatakan bahwa ber-

pikir kritis dalam matematika adalah kemampuan dan disposisi untuk

melibatkan pengetahuan sebelumnya, penalaran matematis, dan strategi

kognitif untuk menggeneralisasi, membuktikan, dan mengevaluasi situasi

matematis.

Russeffendi (1980:148) menyatakan bahwa matematika terbentuk karena

pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan

penalaran. Oleh karena itu, berpikir matematis berarti berpikir dengan

menggunakan penalaran, sehingga menciptakan sebuah hasil pemikiran

yang optimal. Berdasarkan hal tersebut, disposisi berpikir kritis matematis

merupakan kecenderungan sikap dalam bertindak, semangat kekritisan

keingintahuan mendalam, ketajaman pemikiran, dan ketekunan mengem-

bangkan akal dalam berpikir seseorang dan dalam mengambil keputusan

pada setiap aspek kehidupan, salah satunya adalah pemecahan masalah

dalam suatu persoalan yang tentunya secara matematis.

Page 44: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

25

4. Metode Socrates

Metode Socrates adalah metode yang dibuat/dirancang oleh seorang tokoh

filsafat Yunani yang bernama Socrates (469-399 SM). Socrates dikenal di

Athena selama masa kejayaan Yunani tepatnya pada saat dia berusia

empat puluhan tahun karena kebiasaannya terlibat dalam percakapan

filosofi di lingkungan publik maupun swasta. Gaya percakapan Socrates

sendiri melibatkan penolakan/penyangkalan pengetahuan. Di dalam per-

cakapan-percakapan tersebut, Socrates bersikap sebagai siswa dan lawan

bicaranya dianggap sebagai guru. All I know is that I know nothing, itulah

salah satu filosofi Socrates.

Metode Socrates merupakan salah satu metode yang tergolong dalam

model discovery. Hal ini disebabkan oleh karakter pertanyaan-pertanyaan

Socrates yang bersifat menggali untuk mendapatkan validitas jawaban

siswa. Selain itu, metode Socrates juga menuntut peserta didik agar dapat

berpikir kritis dan memiliki kemampuan bertanya yang tinggi sehingga

hasil akhir yang diperoleh adalah sikap kritis.

Metode Socrates adalah metode pengajaran kuno yang mempunyai sejarah

dan prestise panjang pada zaman Yunani awal. Dalam proses pembelajar-

annya, Jones, Bagford, dan Walen (Yunarti, 2011:47) mendefinisikan

metode Socrates sebagai “…a process of discussion led by the instructor

to induce the learner to question the validity of his reasoning or to reach a

sound conclusion”. Artinya yaitu sebuah proses diskusi yang dipimpin

Page 45: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

26

guru untuk membuat siswa mempertanyakan validitas penalarannya atau

untuk mencapai sebuah kesimpulan.

Nurjannah (2014:20) menyatakan bahwa metode Socrates disebut juga

sebagai metode dialektika. Hal ini diperkuat oleh Qosyim (Nurjannah,

2014:20) yang menyatakan bahwa metode Socrates bukanlah suatu

pertanyaan tetapi apa yang diakibatkan oleh pertanyaan-pertanyaan

tersebut yang merangsang orang untuk berpikir dan bekerja. Metode ini

membantu siswa untuk menjawab berbagai macam permasalahan pada

kehidupan sehari-hari.

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

Metode Socrates adalah sebuah metode yang konstruktif bagi siswa yang

di dalamnya lebih dominan interaksi percakapan atau diskusi yang di-

pimpin oleh guru. Guru berperan penting dalam memimpin diskusi ini

karena hanya guru yang tahu tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Metode Socrates memuat pertanyaan-pertanyaan induktif, dimulai dari

pertanyaan-pertanyaan sederhana sampai kompleks yang digunakan untuk

menguji validitas keyakinan siswa terhadap suatu objek.

Kelebihan dari metode Socrates menurut Lammendola (Pahlevi, 2014:10)

sebagai berikut:

1. Stimulates Critical thinking, artinya merangsang untuk berpikir kritis;2. Forces a reasonably well-prepared student to go beyond the

“obvious” to considerbroader implication, artinya untuk tingkatmahasiswa mampu mengikuti dengan baik karena mampu mem-pertimbangkan implikasi yang lebih luas;

3. Force non participating student to question their underlyingassumption of the case under discussion, artinya menumbuhkan

Page 46: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

27

motivasi dan keberanian dalam mengemukakan pendapat dan pikiransendiri;

4. Constan feedback, artinya memupuk rasa percaya diri sendiri karenamemberikan tanggapan yang berasal dari pemikiran sendiri;

5. Fosters an interactive and interesting learning environment, artinyamemupuk lingkungan belajar yang interaktif dan menarik;

6. Forces higher level of class preparation, artinya menumbuhkan kelasyang disiplin.

Sedangkan kekurangan dari Metode Socrates menurut Lammendola

(Pahlevi, 2014:10-11) adalah sebagai berikut:

1. The Socratic method subjects unprepared student to scrutiny, artinyadalam pelaksanaannya sulit diterapkan pada sekolah tingkat rendah,sebab siswa belum mampu berpikir secara mandiri;

2. Can faster an unhealthy adversarial relationship between an instructorand his student, artinya menciptakan lingkungan yang tdak sehatantara guru dan siswa, karena siswa dianggap sebagai mesin yangselalu dapat digerakkan oleh guru;

3. Creates a fearful learning environment, artinya menciptakanlingkungan belajar yang menakutkan;

4. Generally more time-consuming than lecture-based environment,artinya metode Socrates lebih banyak memakan waktu dibandingdengan metode konvensional.

Richard Paul (Permalink, 2006) membagi pertanyaan-pertanyaan yang di-

gunakan dalam metode Socrates ke dalam enam tipe yang benar-benar

berguna untuk membangun proses Socrates. Keenam jenis pertanyaan ter-

sebut terdiri dari pertanyaan klarifikasi (clarifying questions), asumsi-

asumsi penyelidikan (assumption questions), alasan-alasan dan bukti

penyelidikan (reason and evidence questions), titik pandang dan persepsi

(viewpoint and perspective questions), implikasi dan konsekuensi penye-

lidikan (implication and consequences questions), dan pertanyaan tentang

pertanyaan (origin and source questions).

Adapun tipe-tipe pertanyaan Socrates, contoh pertanyaan-pertanyaan

Socrates, serta kaitannya dengan kemampuan berpikir kritis dan juga

Page 47: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

28

disposisi berpikir krtitis menurut Yunarti (2016:33) dapat dilihat pada

Tabel 2.3 sebagai berikut:

Tabel 2.3 Jenis-Jenis Pertanyan Socrates, Contoh PertanyaanSocrate, Kemampuan Berpikir Kritis (KBK) yang Mungkin Muncul

dan Disposisi Berpikir Kritis (DBK) yang Mungkin Muncul

No TipePertanyaan

ContohPertanyaan

KBK yangMungkinMuncul

DBK yangMungkinMuncul

1 Klarifikasi Apa yanganda maksuddengan….?

Dapatkahanda meng-ambil caralain?

Dapatkahanda mem-berikan sayasebuahcontoh?

Interpretasi,Analisis,Evaluasi

Pencariankebenaran,berpikiranterbuka, analitis,sistematis, rasaingin tahu

2 Asumsi-asumsipenyelidikan

Apa yanganda asumsi-kan?

Bagaimanaanda bisamemilihasumsi-asumsi itu?

Interpretasi,analisis,evaluasi,pengambilankeputusan.

Pencariankebenaran,berpikiranterbuka,analitis,kepercayaandiri dalamberpikir kritisdan rasa ingintahu

3 Alasan-alasan danbuktipenyelidikan

Bagaimanaanda bisatahu?

Mengapaanda berpikirbahwa itubenar?

Apa yangdapat meng-

Evaluasi,analisis

Pencariankebenaran,berpikiranterbuka,analitis,sistematis,kepercayaandiri dalamberpikir kritis,rasa ingin tahu

Page 48: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

29

ubahpemikirananda?

4 Titikpandang danPersepsi

Apa yanganda baying-kan denganhal tersebut?Efek apa yangdapatdiperoleh?

Apaalternatifnya?

Analisis,evaluasi

Berpikiranterbuka,analitis,kepercayaandiri dalamberpikir kritis,rasa ingin tahu.

5 Implikasi danKonsekuensiPenyelidikan

Bagaimanakita dapat me-nemukannya?

Apa isupentingnya?

Generalisasiapa yangdapat kitabuat?

Analisis. Analitis,sistematis,kepercayaandiri dalamberpikir kritis.

6 Pertanyaantentangpertanyaan

Apamaksudnya?

Apa yangmenjadi poindari per-tanyaan ini?

Mengapaanda berpikirsaya bisamenjawabpertanyaanini?

Interpretasi,analisis,pengambilankeputusan.

Pencariankebenaran,berpikiranterbuka,analitis,sistematis, rasaingin tahu.

Sumber: Yunarti (2011:46)

Menurut Maxwell (Wijayanti, 2017:20-21) bekerjanya Metode Socrates

untuk kemampuan berpikir kritis meliputi dua daerah dampak, yaitu The

Safety Factor dan The Preference Factor. Kedua daerah dampak tersebut

Page 49: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

30

mempengaruhi kesehatan psikologi manusia yang terkait dengan kemam-

puan mereka untuk berpikir kritis. Dua daerah dampak tersebut dijelaskan

sebagai berikut:

1. The Safety Factor (Faktor Keselamatan)Kita tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis tanpamengembangkan kemampuan bertanya tentang sesuatu dan segalasesuatu. Orang-orang yang takut untuk bertanya sering tidak mampuuntuk berpikir kritis. Untuk itu factor keselamatan atau keamanansiswa harus menjadi perhatian guru. Ketika menjawab atau mengaju-kan pertanyaan, siswa harus memiliki rasa aman dan nyaman yangdijamin oleh guru. Guru melalui sikap yang ditampilkan dan per-tanyaan yang diajukan, harus mampu meyakinkan siswa bahwamereka tidak dalam proses intimidasi. Dengan demikian, siswa akanlebih mudah mengeksplor kemampuan berpikir kritisnya dengan baikkarena merasa tidak ada tekanan atau paksaan yang menakutkanmereka.

2. The Preference Factor (Faktor yang Lebih Disukai)Berpikir kritis bukanlah suatu keterampilan yang dapat diterapkanuntuk segala hal. Seseorang dapat berpikir sangat kritis pada suatu isutetapi tidak pada isu lain. Seseorang dapat membangun kapasitas yangluar biasa untuk tetap berpikir kritis jika isu yang dibicarakan me-rupakan sesuatu yang mereka suka atau mereka kenal dengan baik.Untuk itu, guru harus mampu menyusun pertanyaan pertanyaan yangmemuat suatu kejadian atau isu yang diketahui dengan baik olehseluruh siswa.

Terdapat dua hal pokok yang menjadi pembeda antara metode Socrates

dengan metode tanya jawab lainnya. Hal tersebut adalah:

1. Metode Socrates dibangun di atas anggapan bahwa pengetahuansudah berada dalam diri siswa dan pertanyaan atau komentar yangtepat dapat menyebabkan pengetahuan tersebut muncul ke permukaan.Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya siswa sudah memiliki bekalpengetahuan yang dimaksud hanya saja belum menyadarinya. Yangbertugas untuk menarik keluar pengetahuan tersebut agar dapat di-rasakan keberadaannya oleh siswa adalah guru. Misalkan, ketika guruhendak menjelaskan perbedaan kalimat terbuka dan kalimat tertutup,sebaiknya guru memberikan siswa masalah dan pertanyaan yang dapatmembantu siswa mengonstruksi pemahamannya mengenai kalimat ter-buka dan kalimat tertutup yang dimaksud dengan mandiri.

Page 50: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

31

2. Pertanyaan dalam Metode Socrates digunakan untuk menguji validitaskeyakinan siswa mengenai suatu objek secara mendalam. Ini me-nunjukkan jawaban yang diberikan siswa harus dipertanyakan lagisehingga siswa yakin bahwa jawabannya benar atau salah. Guru belumboleh berhenti bertanya sebelum yakin bahwa jawaban siswa sudahtervalidasi dengan baik.

Saat metode Socrates diterapkan dalam pembelajaran, guru harus melak-

sanakan beberapa strategi agar pembelajaran Socrates dapat berjalan

dengan baik. Strategi-strategi yang dimaksud dalam Yunarti (2011:60)

adalah:

1. Menyusun pertanyaan sebelum pembelajaran dimulai.2. Menyatakan pertanyaan dengan jelas dan tepat.3. Memberi waktu tunggu.4. Menjaga diskusi agar tetap fokus pada permasalahan utama.5. Menindaklanjuti respon-respon siswa.6. Melakukan scafolding.7. Menulis kesimpulan-kesimpulan siswa di papan tulis.8. Melibatkan semua siswa dalam diskusi .9. Tidak memberi jawaban "Ya" atau "Tidak" melainkan menggantinya

dengan pertanyaan-pertanyaan yang menggali pemahaman siswa.10. Memberi pertanyaan yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

Langkah-langkah metode Socrates yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Menanyakan suatu fenomena, informasi, atau objek tertentu dengan:“apakah..?” atau “mengapa...?” atau “apa yang terjadi?”

2. Mengajak siswa memikirkan dugaan jawaban yang benar denganpertanyaan "bagaimana...?”

3. Melakukan pengujian atas jawaban-jawaban siswa dengan counterexamples melalui pertanyaan-pertanyaan seperti “mengapa bisabegitu?” atau “bagaimana jika...?”

4. a. Melakukan penilaian atas jawaban siswa melalui pertanyaan-pertanyaan seperti “apakah anda yakin...?” atau “apa alasan..?”(proses bisa kembali ke langkah 3)

b. Menyusun hasil analisis siswa di papan tulis dan meminta siswa lainmelakukan penilaian. Guru menguji jawaban siswa penilai denganlangkah (3) dan (4a)

Page 51: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

32

5. a. Guru menyusun rangkaian analisis siswa dan meminta siswamengoreksi kembali urutan rangkaian tersebut. Dalam tahap inirangkaian analisis yang ditulis merupakan jawaban yang benar.Guru memberi bingkai untuk jawaban yang benar dan ataumenghapus jawaban lain yang salah

b. Pengambilan kesimpulan atau keputusan dengan pertanyaan, “apakesimpulan anda mengenai...?” atau “apa keputusan Anda?”

Penggunaan metode Socrates dalam pembelajaran dapat membimbing

siswa untuk berpikir kritis, mendorong siswa untuk aktif belajar dan me-

nguasai ilustrasi pengetahuan, menumbuhkan motivasi dan keberanian

dalam mengemukakan pendapat dan pikiran sendiri, memupuk rasa per-

caya pada diri sendiri, meningkatkan partisipasi siswa dan berlomba-

lomba dalam belajar yang menimbulkan persaingan yang dinamis, serta

menumbuhkan disiplin. Metode Socrates dalam pelaksanaannya masih

sulit dilaksanakan pada sekolah tingkat rendah karena siswa belum mampu

berpikir secara mandiri.

Metode Socrates juga terlalu bersifat mekanis, dimana anak didik dapat

dipandang sebagai mesin, yang selalu siap untuk digerakkan, lebih

menekankan dari segi efektif (aspek berpikir) daripada kognitif atau

penghayatan/perasaan. Tidak semua guru siap memakai metode Socrates,

karena metode Socrates menuntut dari semua pihak baik guru maupun

siswa sama-sama aktif untuk belajar dan menguasai bahan atau ilmu

pengetahuan.

Page 52: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

33

5. Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik lebih dikenal dengan istilah pendekatan ilmiah dalam

pembelajaran. Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pen-

didikan Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang proses pembelajar-

an yang dipandu oleh kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Pembelajarannya

harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Hasil akhir yang diharapkan dari suatu proses pembelajaran berbasis pen-

dekatan ilmiah ini adalah peningkatan serta keseimbangan antara kemampuan

untuk menjadi manusia yang baik dan manusia yang memiliki kecakapan dan

pengetahuan untuk hidup secara layak.

Pendekatan saintifik melatar belakangi perumusan metode mengajar dengan

menerapkan karakteristik ilmiah. Pendekatan saintifik bercirikan penonjolan

dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan

tentang suatu kebenaran (Kemendikbud, 2013:200-201). Penggunaan pende-

katan Saintifik ini untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam me-

ngenal, memahami berbagai materi, tidak bergantung pada informasi searah

dari guru melainkan bisa berasal dari mana saja dan kapan saja.

Pendekatan saintifik menurut Abidin (2014:125) adalah proses pembelajaran

yang memandu siswa untuk memecahkan masalah melalui kegiatan pe-

rencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat, dan analisis data

yang diteliti untuk menghasilkan sebuah kesimpulan. Oleh sebab itu, untuk

dapat melaksanakan kegiatan tersebut, siswa harus dibina kepekaannya

terhadap fenomena, ditingkatkan kemampuannya dalam mengajukan per-

Page 53: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

34

tanyaan, dilatih ketelitiannya dalam mengumpulkan data, dikembangkan ke-

cermatannya dalam mengolah data untuk menjawab pertanyaan, serta dipandu

dalam membuat kesimpulan sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik

merupakan suatu pendekatan yang menjadikan siswa menjadi lebih aktif

dalam membangun pengetahuan, sikap, dan keterampilan, juga dapat men-

dorong siswa untuk melakukan penelitian guna menemukan fakta-fakta dari

suatu kejadian. Pendekatan saintifik dikembangkan untuk membina kemam-

puan siswa dalam berkomunikasi dan berargumentasi. Kemampuan tersebut

akan terbentuk sejalan dengan proses pembelajaran dengan pendekatan

saintifik. Menurut Sudarwan (Majid, 2014:194) pendekatan saintifik berciri-

kan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan

penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran

harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria

ilmiah.

Menurut Abidin (2014:129-130) dalam penerapannya, pendekatan saintifik

memiliki karakteristik khusus diantaranya sebagai berikut:

1. Objektif, artinya pembelajaran senantiasa dilakukan atas objek tertentudan siswa dibiasakan memberikan penilaian secara objektif terhadap objektersebut.

2. Faktual, artinya pembelajaran senantiasa dilakukan terhadap masalah-masalah faktual yang terjadi di sekitar siswa sehingga siswa dibiasakanuntuk menemukan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaran-nya.

3. Sistematis, artinya pembelajaran dilakukan atas tahapan belajar yangsistematis dan tahapan belajar ini berfungsi sebagai panduan pelaksanaanpembelajaran.

4. Bermetode, artinya dilaksanakan berdasarkan metode pembelajaran ilmiahtertentu yang sudah teruji keefektivannya.

Page 54: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

35

5. Cermat dan tepat, artinya pembelajaran dilakukan untuk membinakecermatan dan ketepatan siswa dalam mengkaji sebuah fenomena atauobjek belajar tertentu.

6. Logis, artinya pembelajaran senantiasa mengangkat hal yang masuk akal.7. Aktual, yakni bahwa pembelajaran senantiasa melibatkan konteks

kehidupan anak sebagai sumber belajar yang bermakna.8. Disinterested, artinya pembelajaran harus dilakukan dengan tidak

memihak melainkan benar-benar didasarkan arah capaian belajar siswayang sebenarnya.

9. Unsupported opinion, artinya pembelajaran tidak dilakukan untukmenumbuhkan pendapat atau opini yang tidak disertai bukti-bukti nyata.

10. Verifikatif, artinya hasil belajar yang diperoleh siswa dapat diverifikasikebenarannya dalam arti dikonfirmasi, direvisi, dan diulang dengan carayang sama atau berbeda.

Pendekatan ilmiah menitikberatkan pada kerja sama antara siswa dalam

menyelesaikan setiap permasalahan yang mucul dalam pembelajaran. Proses

penyelesaian masalah menuntut siswa terlibat serta berperan aktif dalam

seluruh kegiatan pembelajaran. Pendekatan saintifik dalam semua mata

pelajaran berfungsi untuk menggali informasi. Namun dalam mata pelajaran,

materi atau situasi tertentu sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak di-

aplikasikan secara prosedural. Walaupun terjadi hal demikian, dalam proses

pembelajaran tetap harus menerapkan nilai-nilai yang bersifat ilmiah.

Kemendikbud (Abidin, 2014:133-141) langkah-langkah pembelajaran dalam

pendekatan saintifik adalah sebagai berikut:

1. Mengamati. Pada langkah ini mengutamakan kebermaknaan proses

pembelajaran (meaningfull learning). Guru menyajikan media, peserta

didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Dalam pe-

nyajian pembelajaran, guru dan peserta didik perlu memahami apa yang

hendak dicatat, melalui kegiatan pengamatan. Mengingat peserta didik

masih dalam jenjang Sekolah Dasar, pengamatan akan lebih banyak

menggunakan media gambar. Dengan metode mengamati peserta didik

mengamati menanya menalar mencoba menyimpulkan, mengomunikasi-

Page 55: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

36

kan, menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis

dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.

2. Menanya. Dalam kegiatan menanya, guru membuka kesempatan secara

luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat

atau diamati. Guru membimbing peserta didik agar dapat mengajukan per-

tanyaan. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang

lebih lanjut dan beragam. Dengan media gambar, peserta didik diajak ber-

tanya jawab kegiatan apa saja yang harus dilakukan.

3. Menalar. Guru dan siswa merupakan pelaku aktif dalam proses pem-

belajaran. Titik tekannya tentu banyak hal dan situasi peserta didik harus

lebih aktif dari pada guru. Dalam kegiatan ini guru memberikan instruksi

singkat dengan contoh-contoh, bisa dilakukan sendiri maupun dengan cara

simulasi.

4. Mencoba. Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata, peserta didik harus

mencoba terutama untuk materi yang sesuai. Mencoba dimaksudkan untuk

mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, pengetahuan,

dan keterampilan. Dalam kegiatan mencoba ini guru merumuskan tujuan

dan menjelaskan secara singkat dan jelas apa yang akan dilaksanakan oleh

siswa. Guru membimbing setiap langkah yang dilakukan oleh siswa agar

kegiatan mencoba ini dilakukan dengan baik dan perhitungan waktu yang

tepat.

5. Menganalisis data dan menyimpulkan. Kemampuan menganalisis data

adalah kemampuan mengaji data yang telah dihasilkan. Data tersebut

selanjutnya dimaknai. Proses pemaknaan ini melibatkan penggunaan

sumber-sumber penelitian atau pengetahuan yang telah ada. Kemampuan

menyimpulkan merupakan kemampuan membuat intisari atas seluruh

kegiatan yang telah dilaksanakan. Oleh karena itu dalam kegiatan ini

siswa diminta untuk menyimpulkan hasil dari kegiatan yang telah

dilakukan.

Page 56: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

37

6. Mengomunikasikan. Kemampuan ini adalah kemampuan menyampaikan

hasil kegiatan yang telah dilaksanakan baik secara lisan maupun tulisan.

Dalam hal ini, siswa harus mampu menuliskan dan berbicara secara

komunikatif dan efektif tentang hasil yang telah disimpulkan.

Selain itu, ada pendapat lain yang mengemukakan tentang langkah-langkah

pendekatan saintifik. Langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pem-

belajaran yang dikemukakan oleh Majid (2014:211-234) yang dimulai dari

kegiatan mengamati, kemudian menanya, menalar, mengolah, mencoba, me-

nyimpulkan, menyajikan, dan yang terakhir mengomunikasikan. Dapat di-

simpulkan bahwa langkah-langkah dalam pendekatan saintifik adalah meng-

amati, menanya, menalar, mencoba, menyimpulkan, dan mengomunikasikan.

Kegiatan tersebut mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses pem-

belajaran. Serangkaian kegiatan pendekatan Saintifik ini dilakukan untuk

memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai

materi, dan mendorong siswa dalam mencari tahu dari berbagai sumber.

Leader dan Middleton (Maulana, 2013:5) mengatakan bahwa mereka melaku-

kan penelitian yang menghasilkan prinsip untuk desain program pembelajaran

yang mendorong disposisi berpikir kritis. Aspek disposisi berpikir kritis di-

anggap sebagai bagian dari sikap yang siap diaktifkan jika memang disposisi

tersebut sudah cukup kuat. Dalam artikelnya, para peneliti menjabarkan

tentang bukti-bukti yang menunjukkan bahwa pemecahan masalah yang tidak

terstruktur berdampak pada munculnya aktivitas-aktivitas yang memotivasi

dan memperkuat disposisi berpikir kritis pada siswa sekolah menengah. Hal

Page 57: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

38

ini mampu mendorong kepekaan siswa terhadap kesempatan untuk berpikir

kritis dan kecenderungan siswa untuk terlibat dalam praktik tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, terlihat bahwa disposisi berpikir kritis sangat luar

biasa pengaruhnya dalam proses pembelajaran. Peran guru yang ikut andil

dalam suatu pembuatan rancangan juga cukup penting selain sebagai

pelaksana, metode pembelajaran yang digunakan harus dapat menciptakan

siswa mengeksplor disposisi berpikir kritisnya. Guru juga harus memiliki

disposisi berpikir sebelum melatih disposisi berpikir kritis siswanya.

Tujuannya agar guru lebih mudah mengajarnya dan juga siswa lebih terarah

pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Disposisi berpikir kritis siswa dalam penelitian ini dapat dilihat dari indikator

disposisi berpikir kritis yang muncul. Indikator-indikator disposisi berpikir

kritis yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan indikator disposisi

berpikir kritis menurut Yunarti (2016). Adapun indikator-indikator yang

digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Pencarian kebenaran, ditunjukkan dengan sikap selalu berusaha men-dapatkan informasi yang benar berkaitan dengan soal-soal berpikir kritisdan/atau pertanyaan Socrates; memberikan informasi yang benar berkaitandengan soal-soal berpikir kritis dan/atau pertanyaan Socrates.

2. Berpikiran terbuka, ditunjukkan dengan sikap bersedia mendengar ataumenerima pendapat atau pemikiran orang lain yang diyakini benar sertamenggunakan pemikiran tersebut untuk menyelesaikan permasalahanterkait soal-soal berpikir kritis dan pertanyaan Socrates.

3. Sistematis, ditunjukkan dengan sikap rajin atau tekun dalam mencariinformasi atau alasan yang relevan dengan soal-soal berpikir kritis; rajinatau tekun dalam mencari informasi atau alasan yang relevan denganpertanyaan Socrates; jelas dalam bertanya; tertib dalam bekerja untukmencari jawaban dari soal-soal berpikir kritis dan/atau pertanyaanSocrates.

Page 58: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

39

4. Analitis, ditunjukkan dengan sikap untuk tetap fokus pada permasalahanyaitu soal berpikir kritis atau pertanyaan Socrates yang sedang dihadapiserta berupaya mencari alasan-alasan yang bersesuaian dengan permasa-lahan yang berkaitan dengan soal berpikir kritis matematis dan per-tanyaan-pertanyaan Socrates

5. Kepercayaan diri, ditunjukkan dengan sikap yakin terhadap kemampuan-nya dan tidak ragu-ragu dalam memberikan alasan, jawaban atau pena-laran yang berkaitan dengan soal-soal berpikir kritis dan pertanyaanSocrates.

6. Rasa ingin tahu, ditunjukkan dengan sikap fokus atau selalu memilikiperhatian lebih untuk terus peka terhadap informasi yang berkaitan dengansoal berpikir kritis dan pertanyaan Socrates yang diajukan.

Page 59: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

40

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode penelitian

kualitatif karena peneltian ini bertujuan untuk mendeskripsikan disposisi ber-

pikir kritis matematis siswa saat proses pembelajaran matematika dengan

menggunakan metode Socrates saintifik. Bogdon dan Tylor (Moleong,

1994:3) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian yang menggunakan

metodologi kualitatif sering disebut juga dengan penelitian kualitatif. Peneliti-

an kualitatif menurut Moleong (Kurnia, 2017:46) merupakan penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagai-

nya. Penelitian kualitatif ini difokuskan pada fokus penelitian guna menjawab

pertanyaan penelitian.

Metode pengumpulan data pada penelitian kualitatif adalah dengan meng-

observasi perilaku para partisipan dengan cara terlibat langsung dalam

aktivitas-aktivitas mereka dan juga mencatat keseluruhan yang terjadi selama

penelitian berlangsung, sehingga tidak ada data yang terlewatkan saat pem-

bahasan. Hasil-hasil yang telah diperoleh pada saat itu segera disusun pada

Page 60: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

41

saat itu pula. Data yang dimaksud di sini adalah hal-hal yang berkaitan

dengan disposisi bepikir kritis matematis siswa dan sesuai fokus penelitian.

Selain itu data juga diperoleh pada saat pengamatan (observasi), wawancara,

dan studi dokumentasi yang kemudian disusun dan disajikan namun tidak

dituangkan dalam bentuk angka melainkan hasil analisis data. Hasil analisis

data yang dimaksud adalah pemaparan mengenai situasi yang diteliti pada saat

proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Socrates

saintifik, kemudian disajikan dalam bentuk uraian teks naratif yang dapat

menjawab pertanyaan penelitian.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas VII-L SMP Negeri 20 Bandar Lampung.

Sekolah ini berada di jalan Rajabasa Raya, Rajabasa, Kota Bandar Lampung,

dan bukan termasuk sekolah yang berada di pusat Kota Bandar Lampung.

SMP yang berada di dekat Pasar dan juga Jalan Lintas Sumatera ini

bersebelahan dengan pamakaman umum di bagian kirinya, perumahan warga

di bagian kanan dan jalan raya serta kebun di bagian depannya. SMP ini

merupakan sekolah yang tidak cukup luas namun rapi, bersih, dan sejuk.

Sekolah ini memiliki lapangan yang cukup luas, lapangan ini terdiri dari

lapangan basket dan lapangan voly dan juga digunakan untuk upacara, senam

maupun latihan ekstrakulikuler seperti drum band, pramuka, dan lainnya. Di

tengah pekarangan sekolah ini ada taman yang tidak terlalu luas yang ditanami

pepohonan, ada kran air dan juga beberapa tempat duduk sehingga menambah

kesejukan di setiap kelasnya.

Page 61: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

42

Ruang kelas di sekolah ini tidak banyak sehingga sehingga siswa kelas VII

harus masuk sekolah di siang hari. Di dalam ruangan kelas, tempat duduk

siswa disusun lurus dan sejajar hingga menjadi 4 banjar. Siswa duduk secara

berpasangan agar memudahkan siswa dalam berdiskusi saat proses pem-

belajaran. Fasilitas siswa yang tersedia didalam kelas cukup lengkap, yakni

jam dinding, poster presiden dan wakil presiden yang diletakkan di dinding di

atas whiteboard, meja dan kursi guru di bagian depan sebelah kanan ruang

kelas dekat pintu masuk, lemari di bagian depan sebelah kiri, jadwal pelajaran

dan jadwal piket di dinding depan ruang kelas, madding di dinding bagian

belakang ruangan kelas, penghapus dan spidol yang berjumlah lebih dari 2

diletakkan di meja guru.

Pada penelitian ini kelas dipilih secara acak dari seluruh siswa di kelas VII

karena kelas VII di sini tidak ada kelas unggulan maupun kelas biasa. Oleh

karena itu terpilihlah kelas VII-L dengan jumlah siswa 31 orang sebagai kelas

yang akan diteliti. Penelitian mulai dilaksanakan pada tanggal 14 November

2016 sampai 23 November 2016. Dalam satu minggu tersedia waktu se-

banyak lima jam pelajaran untuk pelajaran matematika kelas VII-L namun

yang digunakan untuk penelitian ini hanya 4 jam pelajaran.

Waktu pelaksanaan penelitian pada pertemuan pertama sampai dengan per-

temuan ketiga dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelajaran matematika yang

telah ditetapkan oleh sekolah. Sedangkan pada pertemuan keempat dialihkan

menjadi hari Rabu, 23 November 2016. Hal ini dikarenakan pada hari Kamis,

24 November 2016 akan diadakan acara peringatan HUT PGRI di SMPN 20

Page 62: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

43

Bandar Lampung dan seluruh guru dan siswa diwajibkan untuk berpartisipasi

dalam acara tersebut. Adapun jadwal pelajaran untuk bidang studi matematika

di kelas VII-L SMP Negeri 20 Bandar Lampung sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Pelajaran Matematika Kelas VII-L Semester GanjilSMP Negeri 20 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017

C. Subjek Penelitian

Penelitian ini melibatkan siswa-siswi kelas VII-L semester ganjil SMP Negeri

20 Bandar Lampung tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 31 orang

siswa. Jumlah tersebut terdiri dari 15 orang siswa laki-laki serta 16 orang

siswa perempuan. Dari 31 siswa yang menjadi subjek penelitian kemudian

direduksi menjadi beberapa siswa saja yang paling banyak memunculkan dan

telah terlihat dengan jelas disposisi berpikir kritis matematisnya. Subjek yang

dipilih harus dapat mewakili kelompok siswa yang berkemampuan matematis

tinggi, sedang dan rendah. Pengelompokkan ini berdasarkan nilai UTS yang

telah diadakan guru sebelumnya.

Pada pertemuan pertama, yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh siswa

di kelas VII-L. Setelah mengikuti proses pembelajaran matematika dengan

metode Socrates saintifik akan terlihat siswa yang memunculkan indikator

disposisi berpikir kritis matematis pada pertemuan pertama. Kemudian

PertemuanPertama

(Senin, 14November 2016)

Pertemuan Kedua(Kamis, 17

November 2016)

Pertemuan Ketiga(Senin, 21

November 2016)

PertemuanKeempat(Rabu, 23

November 2016)Jam ke 3-4

Pukul 13.45–14.45Jam ke 1-2

Pukul 12.45–13.45

Jam ke 1-2Pukul 12.45-13.45

Jam ke 1-2Pukul 12.45-13.45

Page 63: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

44

direduksi untuk menentukan subjek di pertemuan kedua menjadi beberapa

siswa saja yang paling banyak memunculkan indikator berpikir kritis

matematis dan mewakili tiap kelompok kemampuan matematis siswa di kelas

VII-L. Begitu pula seterusnya untuk pertemuan kedua, ketiga dan keempat.

Pereduksian subjek penelitian ini bertujuan untuk mendalami informasi yang

didasarkan pada indikator disposisi berpikir kritis matematis yang muncul

pada saat proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode

Socrates saintifik. Hal ini telah disesuaikan dengan salah satu ciri-ciri

penelitian kualitatif. Herdiansyah ( 2010:10-12) mengatakan bahwa menurut

pandangan para ahli, penelitian kualitatif bersifat fleksibel, tidak terpaku pada

konsep, fokus, teknik pengumpulan data yang direncanakan pada awal

penelitian, tetapi dapat berubah di lapangan mengikuti situasi dalam

perkembangan penelitian. Demikian pula dengan subjek penelitian, jika di

awal peneliti telah menentukan subjek penelitian, tetapi di tengah penelitian

karena suatu situasi dan kondisi tertentu diperlukan penambahan atau

pengurangan jumlah subjek atau informan penelitian, maka hal tersebut dapat

dilakukan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah hal-hal yang berkaitan disposisi berpikir kritis

matematis siswa yang berkaitan dengan indikator-indikator disposisi berpikir

kritis siswa selama proses pembelajaran matematika dengan menggunakan

pmetode Socrates saintifik di kelas VII-L SMP Negeri 20 Bandar Lampung.

Page 64: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

45

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik Triangulasi yang

merupakan teknik pemeriksaan data untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data-data yang sudah diperoleh. Tujuannya adalah

untuk menjaring data dari berbagai teknik pengumpulan dan menyilangkan

informasi yang diperoleh agar data yang didapatkan lebih lengkap dan sesuai

dengan yang diharapkan.

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik.

Triangulasi teknik ini merupakan teknik pengecekan data yang dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang ada dengan teknik yang

berbeda. Teknik-teknik yang akan digunakan di dalam penelitian adalah

teknik triangulasi menurut Denzin (Kurnia, 2017) yaitu sebagai berikut:

Gambar 3.1. Triangulasi Menurut Denzin

Adapun penjabaran ketiga teknik tersebut sebagai berikut:

1. Observasi

Menurut Cartwright & Cartwright (Hardiansyah, 2010:131-132) men-

definisikan observasi sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan

mencermati serta “merekam” perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan

tertentu. Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang digunakan

untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis. Inti dari observasi

Page 65: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

46

adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang ingin dicapai.

Tujuan dari observasi adalah untuk mendeskripsikan lingkungan (site)

yang diamati, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, individu-individu yang

terlibat dalam lingkungan tersebut beserta aktivitas dan perilaku yang

dimunculkan, serta makna kejadian berdasarkan perspektif indifidu yang

terlibat tersebut.

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi terbuka,

karena saat melakukan pengumpulan data cenderung diketahui oleh

siswa-siswi kelas VII-L SMP Negeri 20 Bandarlampung. Observasi di-

lakukan untuk mengumpulkan data dengan cara mengamati dan mencatat

secara langsung keadaan yang terjadi, situasi dan kondisi yang terjadi, dan

gejala-gejala yang tampak pada subjek penelitian yang berkaitan dengan

disposisi berpikir kritis siswa selama proses pembelajaran Socrates

saintifik sedang berlangsung di kelas VII-L. Hasil observasi akan di-

tuliskan di dalam lembar catatan lapangan per pertemuan. Hal-hal yang

dituliskan adalah segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang di-

berikan guru, respon siswa dan disposisi berpikir kritis matematis yang

muncul saat pembelajaran matematika menggunakan metode Socrates

santifik. Hasil observasi tersebut selanjutnya dijadikan dasar untuk

melakukan wawancara, baik wawancara kepada siswa yang menjadi

subjek penelitian secara langsung, orang-orang yang terdekat dengan

siswa yang menjadi subjek atau dengan guru mata pelajaran.

Page 66: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

47

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan kegiatan khusus dalam rangka merekam, meng-

abadikan, menyimpan gambar dan suara terkait dengan segala kegiatan

yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Pendokumentasian

pada penelitian ini selalu dilakukan selama proses pembelajaran ber-

langsung, sehingga dapat merekam semua kegiatan pembelajaran yang

berlangsung. Segala aktivitas guru dan siswa di kelas selama empat kali

pertemuan disetiap proses pembelajaran berlangsung akan difoto serta

direkam dengan alat perekam berupa kamera DSLR dan handphone.

Sedangkan wawancara akan direkam menggunakan perekam suara.

Hal ini dilakukan untuk memberikan keterangan atau bukti yang meng-

gambarkan suasana kelas terkait disposisi berpikir krtitis matematis ketika

proses pembelajaran berlangsung. Selain itu dengan dokumentasi dapat

mengantisipasi jika ada kejadian yang tidak teramati secara langsung dan

tidak tercatat dalam catatan lapangan saat observasi. Apabila pada saat

siswa sedang mengerjakan soal atau berdiskusi tidak bisa terekam dengan

jelas, maka subjek harus diamati secara langsung lalu mengamati serta

mencatat hal yang berkaitan dengan disposisi berpikir kritis siswa saat

diskusi sedang berlangsung.

Menurut Herdiansyah (2010:143) studi dokumentasi adalah salah satu

metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis

dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain

tentang subjek. Dokumentasi dilakukan agar mendapatkan data dari

Page 67: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

48

dokumen (catatan peristiwa masa lalu) yang berupa foto, rekaman suara,

rekaman video dan rekaman gambar yang berkaitan dengan disposisi

berpikir kritis matematis siswa dengan metode Socrates saintifik di SMP

Negeri 20 Bandar Lampung kelas VII-L semester ganjil tahun ajaran

2016/2017. Menurut Sugiyono (2014) hasil penelitian dari observasi atau

wawancara lebih dipercaya jika didukung oleh foto-foto yang telah ada.

3. Wawancara

Menurut Moleong (Herdiansyah, 2010:118) wawancara adalah percakapan

dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan & terwawancara

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.

Wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur (wawan-

cara bebas atau terbuka) dan bertujuan memberikan klarifikasi dan

menjelaskan sebab dari tindakan yang dilakukan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Wawancara tidak terstruktur (Afrizal,

2016:136) adalah suatu wawancara dimana orang yang diwawancarai

(disebut informan) bebas menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti se-

bagai pewawancara. Pewawancara mungkin saja mempunyai daftar

pertanyaan, tetapi daftar pertanyaan ini tidak dilengkapi dengan pilihan

jawaban. Pewawancara hanya mencatat atau merekam dengan alat pe-

rekam apa yang disampaikan oleh informan.

Wawancara dilakukan saat setelah selesai proses pembelajaran sesuai

kebutuhan demi mengungkap suatu fenomena yang melibatkan subjek

Page 68: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

49

penelitian serta menggunakan alat perekam sehingga data yang diperoleh

dapat lebih lengkap dan akurat. Wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara

lisan (in depth enterview) kepada siswa dan guru, untuk mengetahui hal-

hal yang terkait dengan disposisi berpikir kritis matematis yang muncul

dalam proses pembelajaran Socrates saintifik atau klarifikasi atas ke-

anehan siswa ketika proses pembelajaran sedang berlangsung.

E. Instrumen Penelitian

Untuk melengkapi data diperlukan beberapa alat bantu lain yang berupa

instrumen. Instrumen-instrumen lain yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari lembar catatan lapangan dan pedoman wawancara.

1. Lembar Catatan Lapangan

Lembar catatan lapangan pada penelitian ini berupa lembaran kertas yang

berisikan tentang tempat penelitian, waktu berlangsungnya penelitian,

serta tabel aktivitas guru dan aktivitas siswa saat proses pembelajaran

matematika menggunakan metode Socrates saintifik yang berlangsung di

kelas VII-L dan disposisi berpikir krtitis matematis siswa yang muncul

saat proses pembelajaran tersebut perpertemuannya. Hal-hal yang ditulis-

kan pada lembar catatan lapangan adalah interaksi guru dengan siswa,

interaksi siswa dengan siswa serta perilaku-perilaku siswa yang terkait

dengan disposisi berpikir kritis matematis siswa. Selama proses pem-

belajaran berlangsung selalu dilakukan observasi dan hasilnya dituangkan

Page 69: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

50

ke lembar catatan lapangan sehingga nantinya akan ada empat berkas

catatan lapangan yang diperoleh.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak

menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman ini berupa garis-garis besar

pertanyaan adalah hal-hal yang terkait dengan disposisi berpikir kritis

matematis yang ditanyakan kepada guru dan siswa. Penyusunan pertanya-

an dalam pedoman wawancara didasarkan pada keenam indikator disposisi

berpikir kritis matematis yang terdiri dari pencarian kebenaran, berpikiran

terbuka, analitis, sistematis, kepercayaan diri dalam berpikir kritis dan rasa

ingin tahu yang telah dijelaskan sebelumnya.

F. Teknik Analasis Data

Analisis data merupakan proses menyusun, mengelompokkan data, dan

mencari pola dengan maksud untuk memperoleh suatu kesimpulan. Tujuan-

nya adalah untuk mengetahui hubungan antara data-data yang diperoleh.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan model Miles dan Huberman (Nurfitriyani, 2016:41) yaitu

melalui proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Adapun penjabaran dari teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini sebagai berikut:

Page 70: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

51

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Sebelum mendeskripsikan hasil penelitian, terlebih dahulu mereduksi data

Reduksi data yang dilakukan pada penelitian ini adalah memilih dan

menyederhanakan data yang diperoleh dari catatan lapangan, dokumentasi

dan hasil wawancara terkait dengan fokus penelitian yaitu enam indikator

disposisi berpikir kritis matematis. Reduksi data ini berlangsung secara

terus-menerus selama proses penelitian berlangsung. Oleh karena itu,

sesuatu yang dianggap asing atau yang tidak relevan dengan fokus

penelitian maka itulah yang akan direduksi.

Pemilihan data dilakukan dengan memilih beberapa subjek penelitian yang

selama proses pembelajaran berlangsung terlihat disposisi berpikir kritis

matematisnya. Dengan demikian, data yang direduksi memberikan

gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya. Dari 31 orang siswa yang menjadi subjek

penelitian, akan direduksi menjadi beberapa siswa yang memunculkan

disposisi berpikir kritis matematis. Pemilihan data ini dilakukan dengan

memilih beberapa subjek penelitian yang selama proses pembelajaran ber-

langsung paling terlihat atau paling banyak memunculkan indikator

disposisi komunikasi matematisnya. Subjek penelitian yang terpilih itu

selanjutnya dideskripsikan lebih lanjut disposisi berpikir kritis

matematisnya.

Page 71: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

52

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Pada penelitian ini data akan disajikan dalam bentuk data des-

kriptif. Dengan kata lain, penyajian data dilakukan dengan menuliskan

semua informasi yang telah dipilih melalui reduksi data dalam bentuk

naratif, sehingga mempermudah penulis dalam penarikan kesimpulan.

Kegiatan ini memunculkan dan menunjukkan kumpulan data atau infor-

masi yang terorganisir dan terkategori yang memungkinkan suatu penarik-

an kesimpulan atau tindakan.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Pena-

rikan kesimpulan yang dilakukan pada penelitian ini adalah menemukan

makna dari data yang telah disajikan yaitu data yang telah disimpulkan

sebelumnya, kemudian memverifikasinya dengan hasil observasi dan

pengamatan yang dilakukan pada saat penelitian, hasil wawancara serta

dokumentasi. Selanjutnya data yang telah dianalisis tersebut dijelaskan

kemudian dimaknai dalam bentuk kata-kata untuk mendiskripsikan fakta

yang ada di lapangan, pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan

penelitian yang kemudian diambil inti sarinya saja.

Page 72: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

104

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan

mengenai deskripsi disposisi berpikir kritis siswa di SMP Negeri 20 Bandar

Lampung kelas VII-L, dapat disimpulkan bahwa:

1. Disposisi berpikir kritis matematis siswa dapat muncul pada semuasiswa dari berbagai kemampuan matematis dalam pembelajaranmatematika menggunakan metode Socrates Saintifik dan indikatoryang muncul dari setiap siswa di setiap pertemuan berbeda-beda

2. Disposisi berpikir kritis matematis siswa cenderung mengalami pe-ningkatan jika dilihat dari indikator-indikator yang muncul per-pertemuan saat pembelajaran matematika menggunakan metodeSocrates saintifik.

3. Disposisi berpikir kritis siswa lebih banyak muncul pada pembelajaranyang menuntut siswa untuk lebih aktif, menggunakan media pem-belajaran yang jarang digunakan dalam pembelajaran matematikadan/atau saat pembelajaran dengan menggunakan sebuah permainan.Sehingga penerapan metode Socrates saintifik dalam pembelajaranmatematika pada siswa kelas VII-L SMPN 20 Bandar Lampung tahunpelajaran 2016/2017 dapat melatih kemampuan dan disposisi berpikirkritis matematis pada siswa.

4. Disposisi berpikir kritis tidak terlalu banyak muncul saat guru terlalubanyak menjelaskan.

5. Disposisi berpikir kritis matematis yang dominan muncul pada saatpembelajaran matematika menggunakan metode Socrates saintifikadalah disposisi berpikir kritis matematis dengan indikator berpikiranterbuka, adapun penjabarannya seperti berikut:

Page 73: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

105

Indikator berpikiran terbuka muncul pada pertemuan pertamahingga keempat pada siswa berkemampuan matematis tinggi;

Indikator berpikiran terbuka, analitis, pencarian kebenaran dankepercayaan diri dalam berpikir kritis muncul pada pertemuanpertama hingga keempat pada siswa berkemampuan matematissedang;

Indikator berpikiran terbuka dan analitis muncul pada pertemuanpertama hingga keempat pada siswa berkemampuan matematisrendah.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan, penulis mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi seorang guru, disarankan untuk guru yang ingin menerapkanpembelajaran dengan metode Socrates saintifik sebaiknya disiplinterhadap langkah-langkah saintifik dan alokasi waktu sesuai RPP, kreatifdalam menghidupkan suasana kelas, kreatif dan selektif dalam membuatinstrument pembelajaran yang akan digunakan sesuai dengan karaktersiswa, serta menggunakan bahasa yang ringan dalam mengajukanpertanyaan Socrates

2. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk melakukan observasi lebihdari satu kali agar memudahkan pada saat proses penelitian berlangsung.Memahami dengan baik bagaimana teknik pengumpulan data hinggateknik analisis data yang akan digunakan sebelum turun ke lapangan.

Page 74: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

106

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2014. Desain Pembelajaran dalam Kontekas Kurikulum 2013. PTRefika Aditama. Bandung.

Afrizal. 2016. Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya MendukungPenggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.

Anwar, M.Pd., Dr. Chairul. 2017. Buku Terlengkap Teori-Teori PendidikanKlasik hingga Kontemporer. IRCiSoD. Yogyakarta.

Dai, David Yun dan Robert J. Sternberg (Eds.). 2008. Motivation, emotion, andcognition: Integrative perspectives on intellectual functioning anddevelopment. Mawah, NJ: Erlbaum, in press. [Online] Tersedia:https://books.google.co.id. [Oktober 2016]

Depdiknas. 2006. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang StandarKompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta. BSNP.

Erman. 2003. Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: FMIPA UniversitasPendidikan Indonesia.

Firdaus, M. Aziz. 2012. Metode Penelitian. Tanggerang: Jelajah Nusa.

Hadiyanti, Lutfia Nur. 2013. Keterampilan Berpikir Kritis (Critical ThinkingSkills) dalam Berbagai Dimensi Pembelajaran Biologi. Bandung :Universitas Pendidikan Indonesia. [Online].Tersedia:https://Www.Academia.Edu/8055164/Keterampilan_Berpikir_Kritis_Critical_Thinking_Skills_Dalam_Berbagai_Dimensi_Pembelajaran_Biologi_Program_Magister_Pendidikan_Biologi. [Oktober 2016].

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-IlmuSosial. Jakarta: Salemba Humaniora.

Hudoyo, Herman. 2001. Pengembangan Kurikulum dan PembelajaranMatematika. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.

Husnidar, dkk. 2014. Pererapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untukMeningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Disposisi Matematis Siswa.

Page 75: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

107

Kawenggo, Riyan. 2010. Studi Kasus tentang Kematangan Karir Siswa Kelas IXSMPN 7 Gorontalo. Skripsi [Online]. Tersedia di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/. [Oktober 2016]

Kemendikbud. 2013. Kerangka Dasar Kurikulum 2013. Kementrian Pendidikandan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar. Jakarta.

Pendekatan Scientific (Ilmiah) dalam Pembelajaran.Jakarta: Pusbang Prodik.

Khairani, M.Pd. Psikolog, Drs. H. Makmun. 2017. Psikologi Belajar. Yogyakarta:Aswaja Pressindo.

Kurnia, Anis. 2017. Implementasi Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentangPenumbuhan Budi Pekerti (Studi Deskriptif di SMA Negeri 2 BandarLampung). Skripsi. Lampung: Unila. [Online].Tersedia:http://digilib.unila.ac.id [ 1 April 2017]

Lauster, P. 2006. Tes Kepribadian. Jakarta: Gaya Media Pratama.

Mahmudi, Ali. 2010. Tinjauan Asosiasi antara Kemampuan Pemecahan MasalahMatematis dan Disposisi Matematis. Yogyakarta: FMIPA Universitas NegeriYogyakarta.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Maulana. 2013. Mengukur Dan Mengembangkan Disposisi Kritis Dan KreatifGuru Dan Calon Guru Sekolah Dasar. Bandung: UPI. [Online].Tersedia:http://file.upi.edu/Diterbitkan dalam Jurnal Mimbar PendidikanDasar, Volume 4, No. 2, [Oktober 2016].

Moleong, L. J. 1994. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Muzidin, Nur. 2006. Perkembangan Karir dan Kemantapan Memilih Studi Lanjutpada Siswa Kelas IX SMPN 6 Yogyakarta. Skripsi [Online]. Tersedia :http://perkembangan_karir_siswa.ac.id/. [Oktober 2016]

NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston, VA:NCTM.

Nurfitriyani, Linda. 2016. Deskripsi Disposisi Komunikasi Matematis Siswadengan Model Problem Based Learning. Skripsi. Lampung: Unila. [online]diakses di http://digilibunila.ac.id. [Oktober 2016].

Page 76: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

108

Nurjannah, Alfiyah dan Nadi Suprapto. 2014. Pengaruh Penerapan PembelajaranSocrates Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Fisikapada Materi Hukum Newton. Volume 3. Nomor 2, 20-26 [Online].Tersedia dihttps://www.scribd.com/doc/217751528/Pengaruh-PenerapanPembelajaran-Socrates-Terhadap-Keterampilan-Berpikir-Kritis-dalamPembelajaran-Fisika-pada-Materi-Hukum-Newton#. [Oktober 2016].

Pahlevi, Septi Reza. 2014. Pengaruh Metode Socrates dalam PembelajaranBangun Datar terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII SMPKristen Satya Wacana Tahun Ajaran 2013/2014. [Online].Tersedia: http://repository.uksw.edu/handle/123456789/4987 [Oktober 2016].

Paul, Richard dan Elder Linda. 2006. Critical Thingking: The Art of SocraticQuestioning. Journal of Development Education, 31(1), [62-67].

Perkins, D.N., Jay, E., & Tishman, S. (1993). Beyond abilities: A dispositionaltheory of thinking. Merrill-Palmer Quarterly: Journal of DevelopmentalPsychology, 39(1): 1-21.[Online]. Tersedia:http://psycnet.apa.org/psycinfo-/1993-20281-001 [Oktober 2016].

Permalink. 2006. What do you Know and how do you Know it : Socratic DialogueII. [Online]. Tersedia dihttp://gandalwaven.typepad.com/intheroom/2006/11/one_of_the_diff.html.[Oktober 2016].

Popham, W.J. 1999. Classroom Assessment: What Teachers Need to Know. Mass:Allyn-Bacon.

Pratama, Putri dan Sudaryanto. 2012. Hubungan Antara Kecenderungan BerpikirKritis Dengan Indeks Prestasi Kumulatif (Ipk) Mahasiswa Prodi Dokter FkUndip. Semarang: Universitas Diponegoro. [Online]. Tersedia:http://eprints.undip.ac.id/37735/ [Oktober 2016].

Rahmawati, dkk. 2013. Pengaruh Model Problem Based Learning terhadapKemampuan Berpikir Analitis pada Mata Pelajaran Geografi Siswa SMA.[Online]. Tersedia: http://jurnal-online.um.ac.id. [28 April 2017]

Ruseffendi, E.T. 1980. Pengajaran Matematika Modern, Seri 4. Bandung:Tarsito.

Pengajaran Matematika Modern Untuk Orang tua muriddan SPG. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Page 77: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/27348/17/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

109

Suherman, H. Erman. dkk. 2003. Strategi Pembelajaran MatematikaKontemporer. Bandung: Jica.

Sumarmo, U. 2006. Berpikir Matematika Tingkat Tinggi: Apa, Mengapa, danBagaimana. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Thantaway. 2005. Kamus Istilah Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Kanisius.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Sistem PendidikanNasional. 8 Juli 2003. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003Nomor 4301. Jakarta.

Wijayanti, Chusna. 2017. Deskripsi Disposisi Berpikir Kritis Matematis Siswadengan Pembelajaran Socrates Saintifik (Penelitian Kualitatif pada SiswaKelas VII-F SMPN 22 Pesawaran Semester Ganjil Tahun Pelajaran2016/2017). Skripsi. Lampung: Unila. [Online].Tersedia: http://digilib.unila.ac.id. [30 April 2017]

Yunarti, Tina. 2011. Pengaruh Metode Socrates terhadap Kemampuan danDisposisi Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA. Disertasi-UPI; Tidakditerbitkan.

, 2016. Metode Socrates Dalam Pembelajaran Berpikir KritisAplikasi Dalam Matematika. Yogyakarta: Media Akademi.