Deskripsi Dasar KABUPATEN MAGELANG Disusun oleh : Prita Firdani SNG www.sngentertainment.net
BAB I
GAMBARAN UMUM
Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten di
propinsi Jawa Tengah yang letaknya antara 110°01’51” dan 110°
26’58” Bujur Timur dan antara 7 °19 ’13 ” dan 7 °42 ’16”
Lintang selatan. Kabupaten Magelang mempunyai luas wilayah
108.573 Ha Dengan luas yang terbesar adalah kecamatan
Kajoran ,yaitu 8,341 Ha atau 7,68% dari luas Kabupaten
Magelang secara keseluruhan.Sedangkan luas wilayah terendah
adalah kecamatan Ngeluwar,luas wilayahnya sebesar 2.244 Ha
atau 2,06% dari luas Kabupaten Magelang secara keseluruhan.
Saat ini Kabupaten Magelang memiliki 21 kecamatan
dengan kecamatan Kota Mungkid sebagai ibukota Kabupaten
Magelang. Sebelumnya kedudukan Kabupaten Magelang diperkuat
melalui UU No. 2 tahun 1948 dengan ibu kota di Kota Magelang.
Pada tahun 1950 berdasarkan UU No. 13 tahun 1950 Kota Magelang
berdiri sendiri dan diberi hak untuk mengatur rumah tangga
sendiri, sehingga ada kebijaksanaan untuk memindah ibu kota
kabupaten ke daerah lain. Ada dua alternatif ibu kota sebagai
penganti Kota Magelang, yaitu Kawedanan Grabag atau Kawedanan
Muntilan, namun kedua daerah ini ditolak. Pada tanggal 22
Maret 1984, kecamatan Mertoyudan bagian Selatan dan kecamatan
Mungkid bagian Utara dipilih secara resmi sebagai ibu kota
Kabupaten Magelang oleh gubernur Jawa Tengah dengan nama Kota
Mungkid.
BAB II
KEDALAMAN MATERI
A. KOMPONEN GEOGRAFIS
1. Letak Wilayah
Kabupaten Magelang berada di garis 7°28’ LS sertadiantara 110°13’ BT pada peta bumi dengan luas wilayah1.085,73 km2
. Kabupaten Magelang berada di cekungan
sejumlah rangkaian pegunungan. Di bagian timur
(perbatasan dengan Kabupaten Boyolali) terdapat Gunung
Merbabu (3.141 meter dpl) dan Gunung Merapi (2.911 m
dpl). Di bagian barat (perbatasan dengan Kabupaten
Temanggung dan Kabupaten Wonosobo) terdapat Gunung
Sumbing (3.371 m dpl). Di bagian barat daya terdapat
rangkaian Bukit Menoreh. Pada bagian tengah mengalir Kali
Progo beserta anak-anak sungainya menuju selatan. Di
Kabupaten Magelang juga terdapat Kali Elo yang membelah
dua wilayah ini.
2. Batas Wilayah
Batas Wilayah Provinsi NTT adalah sebagai berikut :
Utara : Kab. Temanggung dan Kab. Semarang
Selatan : Kab. Purworejo dan Propinsi DIY
Barat : Kab. Temanggung dan kab. Wonosobo
Timur : Kab. Boyolali dan Kab. Semarang
3. Topografis
Wilayah Kabupaten Magelang ditinjau dari segi
geografisnya dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu pertama
bagian dataran rendah yang terletak ditengah-tengah yang
merupakan lembah dari Sungai Progo dan Sungai Elo, kedua
bagian barat yang merupakan wilayah yang terletak di
lereng Gunung Sumbing dan pegunungan Menoreh serta bagian
timur yaitu wilayah yang terletak di sepanjang lereng
Gunung Merapi, Merbabu, Telomoyo dan Andong merupakan
daerah pegunungan dan ketiga bagian utara yang berbatasan
dengan Kabupaten Semarang merupakan dataran tinggi.
Kabupaten Magelang merupakan wilayah dengan topografi
berupa dataran dan pegunungan, yang sebagian besar
(47,33%) berada pada ketinggian 200 - 500 meter di atas
permukaan laut, sedang bentang daratan yang mempunyai
ketinggian 500 - 1000 meter di aras permukaan laut
sekitar (48,64%) dan ketinggian lebih 1000 meter di atas
permukaan laut sekitar (4,03%). Berdasarkan data yang
terdapat pada Neraca Sumberdaya Aiam Spasial Daerah
(NSASD) Kabupaten Magelang Tahun 2000, Kabupaten Magelang
yang terdiri atas 21 kecamatan, mempunyai kisaran
ketinggian 200-3246 meter dari permukaan laut.
4. Hidrografis
Kabupaten Magelang mempunyai curah hujan tinggi dan
memiliki sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan rumah tangga dan industri maupun kebutuhan yang
lain. Dari segi hidrologi, di wilayah Kabupaten Magelang
sebagai wilayah dataran tinggi cawan, di tengah-tengah
merupakan daerah dataran dengan keadaan pengairan yang
cukup baik, yang dikelilingi oleh gunung-gunung dan
pegunungan yang memilki banyak mata air.
Wilayah Kabupaten Magelang terletak pada Daerah
aliran Sungai (DAS) yaitu DAS Progo dan DAS Bogowonto.
DAS Progo bagian hulu terdapat dua sungai yang cukup
besar, yaitu Sungai Progo dan Sungai Elo. DAS Progo ini
meliputi daerah di wilayah Kecamatan Windusari, Secang,
Bandongan, Mertoyudan, Tempuran, Borobudur, Mungkid,
Tegalrejo, Muntilan, Salam, Ngluwar, Grabag, Sawangan,
Dukun dan Srumbung. sedangkan DAS Bogowonto hanya
sebagian kecil di kecamatan Salaman dan Kajoran.
Potensi Hidrologi yang dimiliki Kabupaten Magelang
dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan rumah tangga, irigasi maupun kepentingan
lainnya, seperti:
Air permukaan yang berupa sungai-sungai baik besar
maupun kecil, misalnya Sungai Blongkeng dan Sungai
Pabelan.
Air tanah yang diusahakan dapat bermanfaat untuk
sumber air minum maupun pengairan lahan pertanian
Sumber-sumber yang cukup besar di wilayah Kabupaten
Magelang yang dapat dimanfaatkan, diantaranya adalah yang
muncul di beberapa tempat di lereng bukit.
B. KOMPONEN SEJARAH
Sejak Magelang ditetapkan sebagai Kadipaten pada tahun 1813
oleh Pemerintah
Inggris sampai sekarang telah dipimpin 20 orang Bupati yaitu :
1. R. A Danoeningrat I ( 1813 – 1826 )
2. R. A. A. Danoeningrat II ( 1826 – 1862 )
3. R. T. Danoeningrat III ( 1862 – 1878 )
4. R. A. Danoekoesoemo ( 1878 – 1908 )
5. R. A. A. Danoe Soegondo ( 1908 – 1935 )
6. Sosrodiprojo ( 1935 – 1945 )
7. Said Prawirosastro ( 1945 – 1946 )
8. R. Joedodibroto ( 1946 – 1954 )
9. M. Ng. Arwoko ( 1954 – 1957 )
10. a.Muchamad ( Bupati ) ( 1957 – 1958 )
b. Soegengsomodilogo ( Kepala Daerah )
11. a. Soetedjo ( Bupati ) ( 1958 – 1960 )
b. Soegengsomodilogo ( Kepala Daerah )
12. Drs. Adnan Widodo (1960 – 1967 )
13. Drs. H. Achmad ( 1967 – 1979 )
14. Drh. Soepardi ( 1979 – 1983 )
15. Drs. Al. Soelistiya ( PJ. 1983 – 1984 )
16. M. Solikin ( 1984 – 1994 )
17. Kardi ( 1994 – 1999 )
18. Drs. H. Hasyim Afandi ( 1999 – 2004 )
19. Ir. H. Singgih Sanyoto ( 2004 – 2014 )
20. Zaenal Arifin, S.I.P. ( Januari 2014 – Sekarang )
SEJARAH PERPINDAHAN IBUKOTA KABUPATEN
1. Sebelum kemerdekaan kedudukan Pemerintah Kabupaten
Magelang berada di ibu kota Kabupaten Magelang yaitu Kota
Magelang.
2. UU No.22 Tahun 1948, menegaskan bahwa ibu kota Kab.
Magelang adalah Kota Magelang.
3. Selama Revolusi Kemerdekaan berlangsung, kedudukan
Pemerintah Kabupaten berpindah-pindah dari tempat
pengungsian satu, ketempat pengungsian lain. Berturut-
turut Kantor Bupati Magelang pindah dari Kota Magelang ke
Dusun Clebung, Desa Soronalan, Kec. Sawangan, kemudian
berpindah ke Dusun Manggoran, Kec. Mertoyudan, kemudian
berpindah di wilayah Kecamatan Mungkid di Desa Bojong.
Saat mendekati akhir masa Revolusi Kantor Bupati
berpindah di wilayah Kecamatan Muntilan di Desa Jumbleng,
Setelah keadaan aman kembali lagi ke Kota Magelang.
4. Berdasarkan Undang-undang No .13 Tahun 1950 Kota Magelang
diberi hak untuk mengatur Rumah Tangga sendiri. Dengan
demikian di Kota Magelang berpusat empat ( 4 ) Badan
Pemerintahan yang memiliki fungsi yang berbeda, yaitu:
Pemerintah Kota Magelang, Pemerintah Kabupaten Magelang,
Kantor Karesidenan kedu, dan Akademi Militer. Karena
fakta-fakta tersebut maka masalah kepadatan Kota Magelang
tidak terhindarkan. Disisi lain sesuai dengan
perkembangan jaman, tuntutan terhadap pelayanan
pemerintah dan pembangunan semakin meningkat maka muncul
gagasan untuk memindahkan ibu kota kabupaten. Gagasan
tersebut menguat dengan pengarahan Gubernur Jawa Tengah
tanggal 7 Februari 1979, No: OP.140/1979 perihal :
Pemindahan ibukota Kab. Dati II Magelang.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, sejak bulan Juli 1979,
saat itu Bupati Magelang dijabat oleh Drh. Soepardi diadakan
kerjasama dengan Universitas Diponegoro Semarang, untuk
mengadakan survey lokasi ibukota Kabupaten yang menghasilkan
alternatif ibu kota kabupaten, yaitu : Kecamatan Mungkid,
Muntilan, Mertoyudan, Secang. Hasil survey tersebut dikuatkan
oleh survey ulang yang dilaksanakan oleh Dirjen Pemerintahan
Umum dan Otonomi Daerah Departemen Dalam Negeri berdasarkan
Surat No: 135/3492/PUOD, tentang Persetujuan Lokasi Ibukota
Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang.
Selanjutnya pemindahan ibu kota kabupaten ke Kota Mungkid
ditetapkan berdasarkan PP No : 21 tahun 1982 Tentang
Pemindahan Ibukota Kabupaten Magelang dari Wilayah Kotamadya
magelang ke Kecamatan Mungkid Di Wilayah Kabupaten Daerah
Tingkat Ii Kabupaten Magelang tanggal 4 Agustus 1982, yang
menyebutkan bahwa Pemerintah Kabupaten Magelang berkedudukan
di Kota Mungkid. Kota Baru yang dibentuk di wilayah Kecamatan
Mungkid, dan Mertoyudan yang terdiri atas Desa Mendut, Sawitan
dan Deyangan.
Sejak diterbitkannya PP No 21 Tahun 1982, maka diadakan
persiapan fisik maupun administrasi. Persiapan fisik
dilaksanakan dengan membangun diatas tanah seluas 8,08 ha,
yang meliputi pembangunan Pendopo, Kantor Sekretariat, Gedung
DPRD, Gudang, Garasi, Kantor Dinas Otonom dan Dinas Non
Otonom. Komplek Kantor Pemerintahan Kabupaten Magelang
diresmikan penggunaannya oleh PJ Bupati Magelang Drs. AL
Soelistiya dan Ketua DPRD Faishal Soenarto pada tanggal 23
Februari 1984.
Pada waktu itu juga dibangun sarana air minum, Gedung SMP dan
SMA, Lapangan Drh. Soepardi, Pelebaran jalan Karet-Sawitan dan
pembangunan Masjid An Noor. Kota Mungkid diresmikan sebagai
ibukota Kabupaten Magelang pada tanggal 22 Maret 1984 oleh
Gubernur Jawa Tengah M Ismail, An. Menteri Dalam Negeri pada
Prasasti peresmian Kota Mungkid, berada di halaman Kantor
Pemerintah Kab. Magelang, dan setiap tahun pada tanggal 22
Maret diperingati sebagai hari jadi Kota Mungkid
C. KOMPONEN SOSIAL BUDAYA
Demografis
Jumlah Penduduk Kabupaten Magelang yang bersumber dari
data Kabupaten Magelang Dalam Angka Tahun 2013, adalah
1.080.500 jiwa yang terdiri dari 535.142 jiwa laki laki dan
545.358 jiwa perempuan, yang huniannya tersebar di 21
kecamatan. Jumlah penduduk di Kabupaten Magelang dari tahun
ke tahun mengalami peningkatan, demikian pula pada tingkat
kecamatan.
Kepadatan penduduk di Kabupaten Magelang dapat ditinjau
dengan 2 cara, yaitu tinjauan kepadatan Brutto, yaitu
tinjauan jumlah penduduk dibagi dengan seluruh wilayah
kabupaten, dan tinjauan kepadatan Netto, yaitu tinjauan
jumlah penduduk dibagi dengan luas wilayah terbangun.
- Kepadatan Bruto
Dengan luas wilayah sebesar 108.573 Ha dan jumlah
penduduk tahun 1999 sebesar 1.094.075 jiwa, maka
kepadatan bruto penduduk paling tinggi di antara 21
kecamatan yang ada di Kabupaten Magelang, adalah
kecamatan Muntilan, yakni sebesar 2490 jiwa/ Km2
sedangkan yang paling rendah adalah kecamatan
Kajoran yakni sebesar 614 jiwa/ Km2.
- Kepadatan Netto
Dengan luas daerah terbangun di Kabupaten Magelang
adalah 173,54 km2 dan jumlah penduduknya pada tahun
1999 sebesar 1,094.075 jiwa, kepadata netto
tertinggi di Kabupaten Magelang terdapat di
Kecamatan Kaliangkrik yan besarnya adalah 11.074
jiwa/km2. Sedangkan kepadatan netto yang terendah
berada di Kecamatan Salaman sebesar 3553 jiwa/ km2.
Karakteristik penduduk
Adat istiadat di suatu daerah tidak bisa dilepaskan dari
karakteristik masyarakat. Adat istiadat merupakan kebuasaan
dari masyarakat yang dipercaya secara turun-temurun dan
telah dianggap sebagai suatu norma yang berlaku dalam
masyarakat. Dari kondisi ini dapat dipahami bahwa adat
istiadat tidak dipisahkan dari kaerakteristik masyarakat.
Karakteristik masyarakat dapat dilihat dari budaya
masyarakatnya. Budaya dalam uraian ini diartikan secara
fungsional sebagai perilaku masyarakat dan bukan sebagai
artefak. Dalam lingkup jawa tengah dikenal 5 lingkup budaya,
yaitu Pesisir Utara Bagian Barat, Pesisir Utara Bagian
Timur, Negari Gung, Banyumasan dan Bagelan. Kabupaten
Magelang termasuk lingkup budaya Negari Gung, terutama dari
pengaruh kesultanan Kraton Jogyakarta. Lingkup budaya ini
meliputi bekas daerah swapraja Kasunanan Surakarta dan
mangkunegara
Kondisi sosial kemasyarakatan di Kabupaten Magelang tidak
bisa dilepaskan dari karakteristik lingkup budaya Negari
Gung, yang terpengaruh oleh tradisi Kraton Yogyakarta
sehingga sifat kegotongroyongan dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat sangat menonjol. Sebagai perwujudannya adalah
media kesenian yang mencerminkan budaya masyarakat Kabupaten
Magelang antara lain Topeng Ireng, Kubro, Jathilan, Dayakan,
Kuntulan dan lain lain.
Kesehatan
- Sarana Kesehatan
Untuk fasilitas kesehatan yang terdapat di Kabupaten
Magelang antara lain berupa Rumah Sakit, Puskesmas,
Puskesmas Pembantu yang tersebar merata di tiap-tiap
kecamatan sesuai dengan hirarki tingkat pelayanannya dan
juga telah dilayani oleh tenaga medis sesuai dengan
kebutuhannya.
Fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten N{agelang yaitu 1
Rumah Sakit Umum (RSU) negeri, 29 Puskesmas, 64 buah
Puskesmas Pembantu, Fasilitas kesehatan ini untuk Rumah
Sakit terdapat di Kota Magelang (namun dimiliki oleh Pemda
Kabupaten Magelang), sedang fasilitas kesehatan lainnya
tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Magelang.
Agama
Jumlah/perkembangan penduduk berdasarkan struktur
penduduk menurut agama dapat dilihat bahwa sekitar 96%
penduduk di wilayah Kabupaten Magelang menganut agama Islam.
Kemudian disusul dengan jumlah penduduk yang beragama
Katholik,beragama Kristen, Budha dan yang terendah adalah
jumlah penduduk yang beragama Hindu.
Selain itu masih berkembang kepercayaan di Kabupaten
Magelang berupa:
Percaya pada kekuatan ghoib, kesaktian melalui laku
(nglakoni) dan tirakat. Dalam perilaku politik terdapat
anggapan bahwa kekuatan gaib akan menambah kewibawaan
melalui nyadran;
Di Kabupaten Magelang dalam kehidupan beragama sudah
sejak abad 8 masehi sampai sekarang menunjukan
'ketaqwaan dan ketaatannya, hal ini dapat dilihat dari
perkembangan agama di wilayah Kabupaten Magelang.
Pengaruh dalam kehidupan spirituil budaya berupa
kegiatan-kegiatan spirituil yang dituangkan dalam
kegiatan adat, seperti:
1. Upacara Ruwahan (Nyandran) yang dilakukan hampir
seluruh masyarakat pada bulan Ruwah (bulan Jawa)
antara tanggal 15 - 25.
2. Upacara Suran yang dilakukan pada bulan Suro
3. Upacara kematian dan kelahiran
4. Upacara spirituil dalam memulai dan mengakhiri
kegiatan pembangunan.
5. Upacara khusus dalam mengantisipasi adanya bencana
alam, seperti gempa bumi dan meletusnya Gunung
Merapi.
Objek Wisata
Objek wisata yang berada di Kabupaten Magelang di bagi
dua atas wisata alam dan wisata budaya.Magelang merupakan
kawasan yang dikelilingi oleh gunung gunung yang sekaligus
menjadi obyek wisata alam yang menarik yakni Gunung Merbabu,
Gunung Merapi, Gunung Sumbing, Gunung Sindoro dan Gunung
Telomoyo, Gunung Andong dan Gunung Kekep.. Selain itu
Magelang menpunyai dua sungai besar yang sering digunakan
untuk wisata arung jeram yaitu Sungai Elo dan Sungai Progo.
Wisata alam juga dikembangkan di daerah dataran tinggi
dilengkapi dengan fasilitas outbond dan penginapan antara
lain Ketep Pass, Mangli Wana Villas, dan Kopeng. Dengan
kontur tanah yang ada di Kabupaten Magelang, banyak sekali
obyek obyek wisata air terjun Kedung Kayang, Air Terjun
Sekar Langit, dan Air Terjun Seloprojo.
Sedangkan wisata budaya adalah berbagai situs sejarah
seperti Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi
Canggal, Candi Gunungwukir, Candi Lumbung, Candi Pendem,
Candi Aso, Candi Ngawen dan Candi selogriyo.
Pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Magelang
juga melibatkan partisipasi masyarakat melalui kelompok
Sadar Wisata (Pokdarwis) "Batu Intan Borobudur, pengembangan
kerajinan cindera mata, peran serta LSM “Mapan" Borobudur
peduli lingkungan wisata dan Penelitian pengembangan
ekowisata di pegunungan Menoreh oleh Yayasan Patra Pala.
Bersama Kota Magelang, kabupaten Magelang juga didukung oleh
LSM Kota Toea Magelang yang mengumpulkan peninggalan
peninggalan bersejarah dan Komunitas Watu Magelang.
Fenomena wisatawan mancanegara yang terjadi di
Kabupaten Magelang saat ini justru dikelola oleh berbagai
travel agency yang berada di wilayah Provinsi DIY.
Potensi wisata di Kabupaten sangat besar. Kabupaten
Magelang memiliki objek wisata alam yang dapat menarik
wisatawan asing maupun lokal. Salah satu objek wisata yang
paling terkenal adalah Candi Borobudur yang pernah menjadi
salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Untuk itu,
pengelolaan objek wisata ini haru secara optimal dengan
mempertimbangkan nilai-nilai sosial yang ada di lingkungan
Kabupaten Magelang.
D. Komponen Ekonomi
Pertambangan
Di Kabupaten Magelang, pertambangan pasir dan batu
menjadi komoditas utama dengan adanya Gunung Merapi yang
sangat aktif menghasilkan materialnya. Hanya ada 2 kecamatan
di Kabupaten yang tidak menghasilkan tambang yakni Kecamatan
Mertoyudan dan Kecamatan Candimulyo. Dari keseluruhan
kecamatan yang memproduksi tambang pasir dan batu tersebut
11 Kecamatan memiliki nilai shift share positif di Kabupaten
Magelang dengan Kecamatan Muntilan yang memiliki nilai shift
share tertinggi yaitu sebesar Rp 93.205.24. Sedangkan
Kontribusi bagi PDRB sebesar Rp 125.092.780.000
Kehutanan
Hutan negara yang ada seluas 7.073 Ha atau 6,5% dari seluruh
wilayah. Hutan ini termasuk hutan produksi, yang sangat baik
sebagai kawasan lindung atau penyangga. Hasil dari produksi
hutan tersebut berupa kayu maupun madu lebah. Sektor
kehutanan memberikontribusidalam PDRB sebesar Rp
59.034.640.000.
Pertanian
Keberadaan Kabupaten Magelang yang berada di antara gunung
gunung membuat tanah di wilayah tersebut cocok untuk
pertanian. Besarnya sektor pertanian ini membuat sektor
ekonomi menjadi dominan di dalam kontribusi PDRB Kabupaten
Magelang yaitu Rp 1.142.912.870.000. Hal ini tentu juga
didukung dengan irigasi dan banyaknya mata air yang terdapat
di Kabupaten Magelang.
Perkebunan
Di Kabupaten Magelang perkebunan dikembangkan menjadi
konsep Agroforestrasi dengan tanaman panen produktif sesuai
wilayah kecamatan masing-masing. Misalnya dengan kondisi
penurunan kualitas air pada perbukitan yang gundul dan rawan
erosi cocok untukditanami pepohonan yang berakar kuat serta
berbuah banyak. Pohon tadi juga dapat dipanen secara
periodik. Sedangkan pada kondisi geografis yang sering
terjadi kemarau ditanami dengan tanaman yang tidak terlalu
membutuhkan air seperti pohon jati. Hasil perkebunan di
kabupaten Magelang mencakup padi, ubi jalar, kacang tanah,
vanili, kapuk, tebu, cengkeh, kopi dan tembakau. Kontribusi
perkebunan bagi PDRB sebesar Rp 76.984.72.000.
Perikanan
Kawasan perikanan merupakan kawasan yang diperuntukkan untuk
pengembangan budidaya perikanan. Lokasi yang cocok untuk
pengembangan pertanian jenis ini terdapat di 19 kecamatan,
antara lain Kecamatan Mungkid dan Tempuran, khususnya budi
daya ikan air tawar di kolam, ikan lele di kolam, budidaya
ikan air tawar di sawah (mina padi) dan budidaya ikan air
tawar di perairan umum dan pembenihan ikan. Kecamatan Pakis
dan Ngablak tidak mempunyai usaha budidaya perikanan.
Kontribusi sektor perikanan bagi PDRBadalah Rp
24.759.400.000
Peternakan
Kawasan peternakan meliputi kawasan pertanian yang
diperuntukkan untuk peternakan sapi, kambing, domba maupun
unggas. Lokasi yang bisa dikembangkan untuk aktivitas ini
adalah kawasan yang menyediakan hijauan tanaman makanan
ternak. Di Kabupaten Magelang lokasi yang berpotensi untuk
pengembangan aktivitas ini hampir di semua kecamatan, antara
lain berada di kecamatan Mungkid untuk itik leher putih,
Tempuran untuk ternak ayam. Ternak besar dan kecil yang
dibudidayakan adalah sapi perah, sapi biasa, kerbau, kuda,
sedangkan ternak kecil yang dikembangkan adalah kambing/
domba dan babi yang hanya dipelihara di Kecamatan
Mertoyudan, Pakis dan Ngablak. Kontribusi sektor peternakan
bagi PDRB adalah Rp 130.552.820.000.
E. Komponen Transportasi dan Telekomunikasi
Transportasi
Sarana transportasi yang ada di Kabupaten Magelang adalah
berupa angkutan umum yang digunakan oleh penduduk antara
lain manggunakan sarana angkutan mikrolet, angkota / bus
kota yang menempuh jarak yang tidak terlalu jau[ bus mini
dan bus antar penumpang maupun untuk angkutan barang:
truk,sepeda motor / sepeda, becak.dan sejenisnya
Stasiun Relay Televisi
Grabag TV 5 VHF jaringan Rajawali Televisi (Dalam
Proses 2015)
Mungkid memiliki rencana membangun stasiun televisi, di
antaranya:
Mungkid TV 28 UHF pemerintah Kota Mungkid (masih
rencana November 2014)
Indosiar 23 VHF jaringan Bali TV (masih rencana
September 2014)
Trans 7 41 UHF jaringan Teman RTV Cibinong (masih
rencana September 2014)
F. Komponen Pengetahuan dan Teknologi
Kabupaten Magelang jika dilihat dari segi pendidikan memang
tidak begitu merata jika dibandingkan antara satu sekolah
dengan sekolah yang lain, namun di Kabupaten Magelang ini
tetap memiliki beberapa sekolah negeri dan beberapa sekolah
swasta unggulan. Berikut sekolah negeri dan swasta unggulan di
Kabupaten Magelang :
G. Komponen Politik
Pemerintahan
Nama bupati yang pernah memerintah kabupaten magelang
sebagai berikut::
1. R. A Danoeningrat I ( 1813 – 1826 )
2. R. A. A. Danoeningrat II ( 1826 – 1862 )
3. R. T. Danoeningrat III ( 1862 – 1878 )
4. R. A. Danoekoesoemo ( 1878 – 1908 )
5. R. A. A. Danoe Soegondo ( 1908 – 1935 )
6. Sosrodiprojo ( 1935 – 1945 )
7. Said Prawirosastro ( 1945 – 1946 )
8. R. Joedodibroto ( 1946 – 1954 )
9. M. Ng. Arwoko ( 1954 – 1957 )
10. a.Muchamad ( Bupati ) ( 1957 – 1958 )
b. Soegengsomodilogo ( Kepala Daerah )
11. a. Soetedjo ( Bupati ) ( 1958 – 1960 )
b. Soegengsomodilogo ( Kepala Daerah )
12. Drs. Adnan Widodo (1960 – 1967 )
13. Drs. H. Achmad ( 1967 – 1979 )
14. Drh. Soepardi ( 1979 – 1983 )
15. Drs. Al. Soelistiya ( PJ. 1983 – 1984 )
16. M. Solikin ( 1984 – 1994 )
17. Kardi ( 1994 – 1999 )
18. Drs. H. Hasyim Afandi ( 1999 – 2004 )
19. Ir. H. Singgih Sanyoto ( 2004 – 2014 )
20. Zaenal Arifin, S.I.P. ( Januari 2014 – Sekarang )
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MAGELANG PERIODE 2009
– 2014
Jumlah Anggota DPRD Kabupaten Magelang Periode tahun 2009 –
2014 adalah 49 orang terdiri dari :
A. PDI Perjuangan : 11 orang : Kuswanhadji, S.H., M.H.
: Drs. Hartanto
: Saryan Adi Yanto, S.E.
: A. Tondo, S.Sos.
: Mul Budi Santoso
: Sakir
: Eko Susilo
: Joko Susilo
: Gunawan
: Achmad Afifudin
: Suyanti, S.H.
B. P K B : 6 orang : Drs. H.Abdul Malik IM.
: Drs. H. Suwarsa
: H. Sukur Akhadi
: Hibatun Wafiroh, S.Ag.,M.Ag.
: M. Achadi, S.Ag.,M.Si.
: Misbah
C. Partai Demokrat : 6 orang : Sawoyo
: Erni Damayanti
: Isti Wahyuni
: Suryatono, S.E.
: H. Regeng Dwi Yanto, S.E.
: Sad Priyo Putro, S.E.
D. P P P : 5 orang : Muhammad Sobikin, S.Ag., M.M.
: Lilik Tri Handoko, A.Ma.Pd.OR.
: H.M. Mansur Effendi
: Drs. Mujadin Putu Murja
: Mahbub Zaenal Abidin
E. P A N : 5 orang : Achmad Sarwo Edi
: H.M. Lutfi, S.T., M.Kom
: Mashari
: Widodo, S.T.
: Nasichul Hadi
F. P Gerindra : 5 orang : H. Haiban Hadjid, S.Sos.
: D. Sutikno
: Ariyadi
: Ibnu Azis
: Drs. Soeharno, M.M.
G. P Golkar : 4 orang : Drs. H.A. Nursyarif Bintoro
: Bagiyo Widi Nugroho
: Agus Bintoro
: Sinar Sugiarto
H. P KNU : 4 orang : Akhmad Zidni, S.Ag.
: Safrudin
: Syamsul Huda
: Andi Ashadi, S.H.
I. P K S : 3 orang : Arif Rohman Imam
: Arif Rohmanto
: Dra. Nur Cahyo Hidayati
H Komponen Pertahanan dan Keamanan.
Peta kekuatan TNI/POLRI
Dalam penjagaan kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia di Provinsi Nusa Tenggara Timur ditempatkan
beberapa satuan TNI/POLRI antara Lain:
a) TNI
Sebagai pengaman wilayah territorial yang berada di bawah
Komando Daerah Militer IV/Diponegeor:
i) Komando Distrik Militer :
(1) Kodim 0705/Magelang
ii) Yon Armed:
(1) Yon Armed 03/Naga Pakca
(2) Yon Armed 11/Guntur Geni
iii) Kostrad
1) Kostrad 11
b) POLRI
BAB III
Potensi Kriminal dan Ancaman
Magelang memiliki banyak keunggulan yang dapat
dimanfaatkan dalam memajukan ekonomi. Keunggulan letak
geografis wilayah ini mendukung potensi sumber daya alam
untuk dapat dikembangkan semaksimal mungkin. Potensi-potensi
tersebut antara lain, pertambangan, perikanan, dan objek
wisata yang sudah menjadi daya pikat dari provinsi ini.
Keberagaman etnis, suku, adat, dan agama berada di
kabupaten ini. Dalam kurun waktu yang panjang, interaksi
sosial budaya di provinsi ini sangat baik meciptakan suasana
kehidupan yang cukup harmonis antar masyarakat Magelang.
Potensi-potensi konflik antar sesama warga Indonesia dapat
dicegah dengan adanya rasa saling toleransi antar warga.
Laju pertumbuhan penduduk Magelang semakin pesat, hal
ini akan berdampak pada perkembangan wilayah Magelang.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak
lahan yang dibutuhkan untuk pemukiman, dan semakin
dibutuhkan pula lapangan kerja yang lebih. Dengan laju
pertumbuhan yang cepat dan tertata maka akan menguntungkan
bagi KAbupaetn. Beberapa tahun kedepan, diperkirakan bahwa
provinsi ini akan menjadi lebih berkembang dikarenakan laju
pertumbuhannya yang semakin tinggi. Jika lapangan kerja
terbatas akan memicu terjadinya tindakan kriminal. Dalam hal
ini perlu peran aktif dari aparat pemerintahan dengan
memanfaatkan elemen-elemen masyarakat untuk meminimalisir
terjadinya tindak kriminal. Dan pemerintah harus membuka
lapangan kerja baru ataupun mengajak masyarakat untuk
berwirausaha.
Selain itu, Kabupaten Magelang membutuhkan pemimpin yang
dapat memberikan solusi-solusi pada permasalahan yang
terjadi seperti kemiskinan, masalah pangan yang berdampak
pada kesehatan, pendidikan masyarakat, infrastruktur sarana
transportasi dan telekomunikasi, hingga masalah perbatasan
yang ada di pulau timur.
Secara keseluruhan, dengan meningkatkan infrastruktur
yang memadai dan merata di seluruh wilayah Magelang akan
memudahkan dalam meningkatkan potensi keunggulan dan
sekaligus dapat mengurangi masalah pangan, pendidikan,
kemiskinan, dan penjagaan wilayah perbatasan. Pembangunan
yang memadai dan merata akan memberikan efek domino pada
penyelesaian masalah tersebu.
Terkait pemilu tahun 2014, jika melihat animo masyarakat
pada pemilu tahun 2009 lalu, masyarakat lebih memilih tokoh
yang berasal dari provinsi itu sendiri, dan mau mendengarkan
aspirasi-aspirasi dari masyarakat miskin di Magelang. Isu-
isu pemajuan ekonomi dengan meningkatkan infasruktur yang
memadai dapat menjadi salah satu pilihan bagi kandidat
capres ataupun caleg. Melihat kurangnya sarana dan prasarana
yang dapat berdampak keseluruh aspek kehidupan masyarakat
akan menjadi peluang dalam memenangkan suara di Magelang.