Top Banner
Deskripsi Dasar KABUPATEN MAGELANG Disusun oleh : Prita Firdani SNG www.sngentertainment.net
27

Deskripsi Dasar Kabupaten Magelang

Feb 19, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Deskripsi Dasar Kabupaten Magelang

Deskripsi Dasar

KABUPATEN MAGELANG

Disusun oleh :

Prita Firdani

SNG

www.sngentertainment.net

Page 2: Deskripsi Dasar Kabupaten Magelang

BAB I

GAMBARAN UMUM

Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten di

propinsi Jawa Tengah yang letaknya antara 110°01’51” dan 110°

26’58” Bujur Timur dan antara 7 °19 ’13 ” dan 7 °42 ’16”

Lintang selatan. Kabupaten Magelang mempunyai luas wilayah

108.573 Ha Dengan luas yang terbesar adalah kecamatan

Kajoran ,yaitu 8,341 Ha atau 7,68% dari luas Kabupaten

Magelang secara keseluruhan.Sedangkan luas wilayah terendah

adalah kecamatan Ngeluwar,luas wilayahnya sebesar 2.244 Ha

atau 2,06% dari luas Kabupaten Magelang secara keseluruhan.

Saat ini Kabupaten Magelang memiliki 21 kecamatan

dengan kecamatan Kota Mungkid sebagai ibukota Kabupaten

Magelang. Sebelumnya kedudukan Kabupaten Magelang diperkuat

melalui UU No. 2 tahun 1948 dengan ibu kota di Kota Magelang.

Pada tahun 1950 berdasarkan UU No. 13 tahun 1950 Kota Magelang

berdiri sendiri dan diberi hak untuk mengatur rumah tangga

sendiri, sehingga ada kebijaksanaan untuk memindah ibu kota

kabupaten ke daerah lain. Ada dua alternatif ibu kota sebagai

penganti Kota Magelang, yaitu Kawedanan Grabag atau Kawedanan

Muntilan, namun kedua daerah ini ditolak. Pada tanggal 22

Maret 1984, kecamatan Mertoyudan bagian Selatan dan kecamatan

Page 3: Deskripsi Dasar Kabupaten Magelang

Mungkid bagian Utara dipilih secara resmi sebagai ibu kota

Kabupaten Magelang oleh gubernur Jawa Tengah dengan nama Kota

Mungkid.

BAB II

KEDALAMAN MATERI

A. KOMPONEN GEOGRAFIS

1. Letak Wilayah

Kabupaten Magelang berada di garis 7°28’ LS sertadiantara 110°13’ BT pada peta bumi dengan luas wilayah1.085,73 km2

. Kabupaten Magelang berada di cekungan

sejumlah rangkaian pegunungan. Di bagian timur

(perbatasan dengan Kabupaten Boyolali) terdapat Gunung

Merbabu (3.141 meter dpl) dan Gunung Merapi (2.911 m

dpl). Di bagian barat (perbatasan dengan Kabupaten

Temanggung dan Kabupaten Wonosobo) terdapat Gunung

Sumbing (3.371 m dpl). Di bagian barat daya terdapat

rangkaian Bukit Menoreh. Pada bagian tengah mengalir Kali

Page 4: Deskripsi Dasar Kabupaten Magelang

Progo beserta anak-anak sungainya menuju selatan. Di

Kabupaten Magelang juga terdapat Kali Elo yang membelah

dua wilayah ini.

2. Batas Wilayah

Batas Wilayah Provinsi NTT adalah sebagai berikut :

Utara : Kab. Temanggung dan Kab. Semarang

Selatan : Kab. Purworejo dan Propinsi DIY

Barat : Kab. Temanggung dan kab. Wonosobo

Timur : Kab. Boyolali dan Kab. Semarang

3. Topografis

Wilayah Kabupaten Magelang ditinjau dari segi

geografisnya dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu pertama

bagian dataran rendah yang terletak ditengah-tengah yang

merupakan lembah dari Sungai Progo dan Sungai Elo, kedua

bagian barat yang merupakan wilayah yang terletak di

lereng Gunung Sumbing dan pegunungan Menoreh serta bagian

timur yaitu wilayah yang terletak di sepanjang lereng

Gunung Merapi, Merbabu, Telomoyo dan Andong merupakan

daerah pegunungan dan ketiga bagian utara yang berbatasan

dengan Kabupaten Semarang merupakan dataran tinggi.

Kabupaten Magelang merupakan wilayah dengan topografi

berupa dataran dan pegunungan, yang sebagian besar

(47,33%) berada pada ketinggian 200 - 500 meter di atas

permukaan laut, sedang bentang daratan yang mempunyai

ketinggian 500 - 1000 meter di aras permukaan laut

sekitar (48,64%) dan ketinggian lebih 1000 meter di atas

permukaan laut sekitar (4,03%). Berdasarkan data yang

Page 5: Deskripsi Dasar Kabupaten Magelang

terdapat pada Neraca Sumberdaya Aiam Spasial Daerah

(NSASD) Kabupaten Magelang Tahun 2000, Kabupaten Magelang

yang terdiri atas 21 kecamatan, mempunyai kisaran

ketinggian 200-3246 meter dari permukaan laut.

4. Hidrografis

Kabupaten Magelang mempunyai curah hujan tinggi dan

memiliki sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk

kebutuhan rumah tangga dan industri maupun kebutuhan yang

lain. Dari segi hidrologi, di wilayah Kabupaten Magelang

sebagai wilayah dataran tinggi cawan, di tengah-tengah

merupakan daerah dataran dengan keadaan pengairan yang

cukup baik, yang dikelilingi oleh gunung-gunung dan

pegunungan yang memilki banyak mata air.

Wilayah Kabupaten Magelang terletak pada Daerah

aliran Sungai (DAS) yaitu DAS Progo dan DAS Bogowonto.

DAS Progo bagian hulu terdapat dua sungai yang cukup

besar, yaitu Sungai Progo dan Sungai Elo. DAS Progo ini

meliputi daerah di wilayah Kecamatan Windusari, Secang,

Bandongan, Mertoyudan, Tempuran, Borobudur, Mungkid,

Tegalrejo, Muntilan, Salam, Ngluwar, Grabag, Sawangan,

Dukun dan Srumbung. sedangkan DAS Bogowonto hanya

sebagian kecil di kecamatan Salaman dan Kajoran.

Potensi Hidrologi yang dimiliki Kabupaten Magelang

dapat dimanfaatkan untuk

kebutuhan rumah tangga, irigasi maupun kepentingan

lainnya, seperti:

Page 6: Deskripsi Dasar Kabupaten Magelang

Air permukaan yang berupa sungai-sungai baik besar

maupun kecil, misalnya Sungai Blongkeng dan Sungai

Pabelan.

Air tanah yang diusahakan dapat bermanfaat untuk

sumber air minum maupun pengairan lahan pertanian

Sumber-sumber yang cukup besar di wilayah Kabupaten

Magelang yang dapat dimanfaatkan, diantaranya adalah yang

muncul di beberapa tempat di lereng bukit.

B. KOMPONEN SEJARAH

Sejak Magelang ditetapkan sebagai Kadipaten pada tahun 1813

oleh Pemerintah

Inggris sampai sekarang telah dipimpin 20 orang Bupati yaitu :

1. R. A Danoeningrat I ( 1813 – 1826 )

2. R. A. A. Danoeningrat II ( 1826 – 1862 )

3. R. T. Danoeningrat III ( 1862 – 1878 )

4. R. A. Danoekoesoemo ( 1878 – 1908 )

5. R. A. A. Danoe Soegondo ( 1908 – 1935 )

6. Sosrodiprojo ( 1935 – 1945 )

7. Said Prawirosastro ( 1945 – 1946 )

8. R. Joedodibroto ( 1946 – 1954 )

9. M. Ng. Arwoko ( 1954 – 1957 )

10. a.Muchamad ( Bupati ) ( 1957 – 1958 )

b. Soegengsomodilogo ( Kepala Daerah )

11. a. Soetedjo ( Bupati ) ( 1958 – 1960 )

b. Soegengsomodilogo ( Kepala Daerah )

Page 7: Deskripsi Dasar Kabupaten Magelang

12. Drs. Adnan Widodo (1960 – 1967 )

13. Drs. H. Achmad ( 1967 – 1979 )

14. Drh. Soepardi ( 1979 – 1983 )

15. Drs. Al. Soelistiya ( PJ. 1983 – 1984 )

16. M. Solikin ( 1984 – 1994 )

17. Kardi ( 1994 – 1999 )

18. Drs. H. Hasyim Afandi ( 1999 – 2004 )

19. Ir. H. Singgih Sanyoto ( 2004 – 2014 )

20. Zaenal Arifin, S.I.P. ( Januari 2014 – Sekarang )

SEJARAH PERPINDAHAN IBUKOTA KABUPATEN

1. Sebelum kemerdekaan kedudukan Pemerintah Kabupaten

Magelang berada di ibu kota Kabupaten Magelang yaitu Kota

Magelang.

2. UU No.22 Tahun 1948, menegaskan bahwa ibu kota Kab.

Magelang adalah Kota Magelang.

3. Selama Revolusi Kemerdekaan berlangsung, kedudukan

Pemerintah Kabupaten berpindah-pindah dari tempat

pengungsian satu, ketempat pengungsian lain. Berturut-

turut Kantor Bupati Magelang pindah dari Kota Magelang ke

Dusun Clebung, Desa Soronalan, Kec. Sawangan, kemudian

berpindah ke Dusun Manggoran, Kec. Mertoyudan, kemudian

berpindah di wilayah Kecamatan Mungkid di Desa Bojong.

Saat mendekati akhir masa Revolusi Kantor Bupati

berpindah di wilayah Kecamatan Muntilan di Desa Jumbleng,

Setelah keadaan aman kembali lagi ke Kota Magelang.

4. Berdasarkan Undang-undang No .13 Tahun 1950 Kota Magelang

diberi hak untuk mengatur Rumah Tangga sendiri. Dengan

demikian di Kota Magelang berpusat empat ( 4 ) Badan

Page 8: Deskripsi Dasar Kabupaten Magelang

Pemerintahan yang memiliki fungsi yang berbeda, yaitu:

Pemerintah Kota Magelang, Pemerintah Kabupaten Magelang,

Kantor Karesidenan kedu, dan Akademi Militer. Karena

fakta-fakta tersebut maka masalah kepadatan Kota Magelang

tidak terhindarkan. Disisi lain sesuai dengan

perkembangan jaman, tuntutan terhadap pelayanan

pemerintah dan pembangunan semakin meningkat maka muncul

gagasan untuk memindahkan ibu kota kabupaten. Gagasan

tersebut menguat dengan pengarahan Gubernur Jawa Tengah

tanggal 7 Februari 1979, No: OP.140/1979 perihal :

Pemindahan ibukota Kab. Dati II Magelang.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, sejak bulan Juli 1979,

saat itu Bupati Magelang dijabat oleh Drh. Soepardi diadakan

kerjasama dengan Universitas Diponegoro Semarang, untuk

mengadakan survey lokasi ibukota Kabupaten yang menghasilkan

alternatif ibu kota kabupaten, yaitu : Kecamatan Mungkid,

Muntilan, Mertoyudan, Secang. Hasil survey tersebut dikuatkan

oleh survey ulang yang dilaksanakan oleh Dirjen Pemerintahan

Umum dan Otonomi Daerah Departemen Dalam Negeri berdasarkan

Surat No: 135/3492/PUOD, tentang Persetujuan Lokasi Ibukota

Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang.

Selanjutnya pemindahan ibu kota kabupaten ke Kota Mungkid

ditetapkan berdasarkan PP No : 21 tahun 1982 Tentang

Pemindahan Ibukota Kabupaten Magelang dari Wilayah Kotamadya

magelang ke Kecamatan Mungkid Di Wilayah Kabupaten Daerah

Tingkat Ii Kabupaten Magelang tanggal 4 Agustus 1982, yang

menyebutkan bahwa Pemerintah Kabupaten Magelang berkedudukan

di Kota Mungkid. Kota Baru yang dibentuk di wilayah Kecamatan

Page 9: Deskripsi Dasar Kabupaten Magelang

Mungkid, dan Mertoyudan yang terdiri atas Desa Mendut, Sawitan

dan Deyangan.

Sejak diterbitkannya PP No 21 Tahun 1982, maka diadakan

persiapan fisik maupun administrasi. Persiapan fisik

dilaksanakan dengan membangun diatas tanah seluas 8,08 ha,

yang meliputi pembangunan Pendopo, Kantor Sekretariat, Gedung

DPRD, Gudang, Garasi, Kantor Dinas Otonom dan Dinas Non

Otonom. Komplek Kantor Pemerintahan Kabupaten Magelang

diresmikan penggunaannya oleh PJ Bupati Magelang Drs. AL

Soelistiya dan Ketua DPRD Faishal Soenarto pada tanggal 23

Februari 1984.

Pada waktu itu juga dibangun sarana air minum, Gedung SMP dan

SMA, Lapangan Drh. Soepardi, Pelebaran jalan Karet-Sawitan dan

pembangunan Masjid An Noor. Kota Mungkid diresmikan sebagai

ibukota Kabupaten Magelang pada tanggal 22 Maret 1984 oleh

Gubernur Jawa Tengah M Ismail, An. Menteri Dalam Negeri pada

Prasasti peresmian Kota Mungkid, berada di halaman Kantor

Pemerintah Kab. Magelang, dan setiap tahun pada tanggal 22

Maret diperingati sebagai hari jadi Kota Mungkid

C. KOMPONEN SOSIAL BUDAYA

Demografis

Jumlah Penduduk Kabupaten Magelang yang bersumber dari

data Kabupaten Magelang Dalam Angka Tahun 2013, adalah

1.080.500 jiwa yang terdiri dari 535.142 jiwa laki laki dan

545.358 jiwa perempuan, yang huniannya tersebar di 21

kecamatan. Jumlah penduduk di Kabupaten Magelang dari tahun

Page 10: Deskripsi Dasar Kabupaten Magelang

ke tahun mengalami peningkatan, demikian pula pada tingkat

kecamatan.

Kepadatan penduduk di Kabupaten Magelang dapat ditinjau

dengan 2 cara, yaitu tinjauan kepadatan Brutto, yaitu

tinjauan jumlah penduduk dibagi dengan seluruh wilayah

kabupaten, dan tinjauan kepadatan Netto, yaitu tinjauan

jumlah penduduk dibagi dengan luas wilayah terbangun.

- Kepadatan Bruto

Dengan luas wilayah sebesar 108.573 Ha dan jumlah

penduduk tahun 1999 sebesar 1.094.075 jiwa, maka

kepadatan bruto penduduk paling tinggi di antara 21

kecamatan yang ada di Kabupaten Magelang, adalah

kecamatan Muntilan, yakni sebesar 2490 jiwa/ Km2

sedangkan yang paling rendah adalah kecamatan

Kajoran yakni sebesar 614 jiwa/ Km2.

- Kepadatan Netto

Dengan luas daerah terbangun di Kabupaten Magelang

adalah 173,54 km2 dan jumlah penduduknya pada tahun

1999 sebesar 1,094.075 jiwa, kepadata netto

tertinggi di Kabupaten Magelang terdapat di

Kecamatan Kaliangkrik yan besarnya adalah 11.074

jiwa/km2. Sedangkan kepadatan netto yang terendah

berada di Kecamatan Salaman sebesar 3553 jiwa/ km2.

Karakteristik penduduk

Page 11: Deskripsi Dasar Kabupaten Magelang

Adat istiadat di suatu daerah tidak bisa dilepaskan dari

karakteristik masyarakat. Adat istiadat merupakan kebuasaan

dari masyarakat yang dipercaya secara turun-temurun dan

telah dianggap sebagai suatu norma yang berlaku dalam

masyarakat. Dari kondisi ini dapat dipahami bahwa adat

istiadat tidak dipisahkan dari kaerakteristik masyarakat.

Karakteristik masyarakat dapat dilihat dari budaya

masyarakatnya. Budaya dalam uraian ini diartikan secara

fungsional sebagai perilaku masyarakat dan bukan sebagai

artefak. Dalam lingkup jawa tengah dikenal 5 lingkup budaya,

yaitu Pesisir Utara Bagian Barat, Pesisir Utara Bagian

Timur, Negari Gung, Banyumasan dan Bagelan. Kabupaten

Magelang termasuk lingkup budaya Negari Gung, terutama dari

pengaruh kesultanan Kraton Jogyakarta. Lingkup budaya ini

meliputi bekas daerah swapraja Kasunanan Surakarta dan

mangkunegara

Kondisi sosial kemasyarakatan di Kabupaten Magelang tidak

bisa dilepaskan dari karakteristik lingkup budaya Negari

Gung, yang terpengaruh oleh tradisi Kraton Yogyakarta

sehingga sifat kegotongroyongan dalam kehidupan sehari-hari

masyarakat sangat menonjol. Sebagai perwujudannya adalah

media kesenian yang mencerminkan budaya masyarakat Kabupaten

Magelang antara lain Topeng Ireng, Kubro, Jathilan, Dayakan,

Kuntulan dan lain lain.

Kesehatan

- Sarana Kesehatan

Page 12: Deskripsi Dasar Kabupaten Magelang

Untuk fasilitas kesehatan yang terdapat di Kabupaten

Magelang antara lain berupa Rumah Sakit, Puskesmas,

Puskesmas Pembantu yang tersebar merata di tiap-tiap

kecamatan sesuai dengan hirarki tingkat pelayanannya dan

juga telah dilayani oleh tenaga medis sesuai dengan

kebutuhannya.

Fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten N{agelang yaitu 1

Rumah Sakit Umum (RSU) negeri, 29 Puskesmas, 64 buah

Puskesmas Pembantu, Fasilitas kesehatan ini untuk Rumah

Sakit terdapat di Kota Magelang (namun dimiliki oleh Pemda

Kabupaten Magelang), sedang fasilitas kesehatan lainnya

tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Magelang.

Agama

Jumlah/perkembangan penduduk berdasarkan struktur

penduduk menurut agama dapat dilihat bahwa sekitar 96%

penduduk di wilayah Kabupaten Magelang menganut agama Islam.

Kemudian disusul dengan jumlah penduduk yang beragama

Katholik,beragama Kristen, Budha dan yang terendah adalah

jumlah penduduk yang beragama Hindu.

Selain itu masih berkembang kepercayaan di Kabupaten

Magelang berupa:

Percaya pada kekuatan ghoib, kesaktian melalui laku

(nglakoni) dan tirakat. Dalam perilaku politik terdapat

anggapan bahwa kekuatan gaib akan menambah kewibawaan

melalui nyadran;

Page 13: Deskripsi Dasar Kabupaten Magelang

Di Kabupaten Magelang dalam kehidupan beragama sudah

sejak abad 8 masehi sampai sekarang menunjukan

'ketaqwaan dan ketaatannya, hal ini dapat dilihat dari

perkembangan agama di wilayah Kabupaten Magelang.

Pengaruh dalam kehidupan spirituil budaya berupa

kegiatan-kegiatan spirituil yang dituangkan dalam

kegiatan adat, seperti:

1. Upacara Ruwahan (Nyandran) yang dilakukan hampir

seluruh masyarakat pada bulan Ruwah (bulan Jawa)

antara tanggal 15 - 25.

2. Upacara Suran yang dilakukan pada bulan Suro

3. Upacara kematian dan kelahiran

4. Upacara spirituil dalam memulai dan mengakhiri

kegiatan pembangunan.

5. Upacara khusus dalam mengantisipasi adanya bencana

alam, seperti gempa bumi dan meletusnya Gunung

Merapi.

Objek Wisata

Objek wisata yang berada di Kabupaten Magelang di bagi

dua atas wisata alam dan wisata budaya.Magelang merupakan

kawasan yang dikelilingi oleh gunung gunung yang sekaligus

menjadi obyek wisata alam yang menarik yakni Gunung Merbabu,

Gunung Merapi, Gunung Sumbing, Gunung Sindoro dan Gunung

Telomoyo, Gunung Andong dan Gunung Kekep.. Selain itu

Magelang menpunyai dua sungai besar yang sering digunakan

untuk wisata arung jeram yaitu Sungai Elo dan Sungai Progo.

Wisata alam juga dikembangkan di daerah dataran tinggi

dilengkapi dengan fasilitas outbond dan penginapan antara

Page 14: Deskripsi Dasar Kabupaten Magelang

lain Ketep Pass, Mangli Wana Villas, dan Kopeng. Dengan

kontur tanah yang ada di Kabupaten Magelang, banyak sekali

obyek obyek wisata air terjun Kedung Kayang, Air Terjun

Sekar Langit, dan Air Terjun Seloprojo.

Sedangkan wisata budaya adalah berbagai situs sejarah

seperti Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi

Canggal, Candi Gunungwukir, Candi Lumbung, Candi Pendem,

Candi Aso, Candi Ngawen dan Candi selogriyo.

Pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Magelang

juga melibatkan partisipasi masyarakat melalui kelompok

Sadar Wisata (Pokdarwis) "Batu Intan Borobudur, pengembangan

kerajinan cindera mata, peran serta LSM “Mapan" Borobudur

peduli lingkungan wisata dan Penelitian pengembangan

ekowisata di pegunungan Menoreh oleh Yayasan Patra Pala.

Bersama Kota Magelang, kabupaten Magelang juga didukung oleh

LSM Kota Toea Magelang yang mengumpulkan peninggalan

peninggalan bersejarah dan Komunitas Watu Magelang.

Fenomena wisatawan mancanegara yang terjadi di

Kabupaten Magelang saat ini justru dikelola oleh berbagai

travel agency yang berada di wilayah Provinsi DIY.

Potensi wisata di Kabupaten sangat besar. Kabupaten

Magelang memiliki objek wisata alam yang dapat menarik

wisatawan asing maupun lokal. Salah satu objek wisata yang

paling terkenal adalah Candi Borobudur yang pernah menjadi

salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Untuk itu,

pengelolaan objek wisata ini haru secara optimal dengan

Page 15: Deskripsi Dasar Kabupaten Magelang

mempertimbangkan nilai-nilai sosial yang ada di lingkungan

Kabupaten Magelang.

D. Komponen Ekonomi

Pertambangan

Di Kabupaten Magelang, pertambangan pasir dan batu

menjadi komoditas utama dengan adanya Gunung Merapi yang

sangat aktif menghasilkan materialnya. Hanya ada 2 kecamatan

di Kabupaten yang tidak menghasilkan tambang yakni Kecamatan

Mertoyudan dan Kecamatan Candimulyo. Dari keseluruhan

kecamatan yang memproduksi tambang pasir dan batu tersebut

11 Kecamatan memiliki nilai shift share positif di Kabupaten

Magelang dengan Kecamatan Muntilan yang memiliki nilai shift

share tertinggi yaitu sebesar Rp 93.205.24. Sedangkan

Kontribusi bagi PDRB sebesar Rp 125.092.780.000

Kehutanan

Hutan negara yang ada seluas 7.073 Ha atau 6,5% dari seluruh

wilayah. Hutan ini termasuk hutan produksi, yang sangat baik

sebagai kawasan lindung atau penyangga. Hasil dari produksi

hutan tersebut berupa kayu maupun madu lebah. Sektor

kehutanan memberikontribusidalam PDRB sebesar Rp

59.034.640.000.

Page 16: Deskripsi Dasar Kabupaten Magelang

Pertanian

Keberadaan Kabupaten Magelang yang berada di antara gunung

gunung membuat tanah di wilayah tersebut cocok untuk

pertanian. Besarnya sektor pertanian ini membuat sektor

ekonomi menjadi dominan di dalam kontribusi PDRB Kabupaten

Magelang yaitu Rp 1.142.912.870.000. Hal ini tentu juga

didukung dengan irigasi dan banyaknya mata air yang terdapat

di Kabupaten Magelang.

Perkebunan

Di Kabupaten Magelang perkebunan dikembangkan menjadi

konsep Agroforestrasi dengan tanaman panen produktif sesuai

wilayah kecamatan masing-masing. Misalnya dengan kondisi

penurunan kualitas air pada perbukitan yang gundul dan rawan

erosi cocok untukditanami pepohonan yang berakar kuat serta

berbuah banyak. Pohon tadi juga dapat dipanen secara

periodik. Sedangkan pada kondisi geografis yang sering

terjadi kemarau ditanami dengan tanaman yang tidak terlalu

membutuhkan air seperti pohon jati. Hasil perkebunan di

kabupaten Magelang mencakup padi, ubi jalar, kacang tanah,

vanili, kapuk, tebu, cengkeh, kopi dan tembakau. Kontribusi

perkebunan bagi PDRB sebesar Rp 76.984.72.000.

Perikanan

Kawasan perikanan merupakan kawasan yang diperuntukkan untuk

pengembangan budidaya perikanan. Lokasi yang cocok untuk

pengembangan pertanian jenis ini terdapat di 19 kecamatan,

antara lain Kecamatan Mungkid dan Tempuran, khususnya budi

Page 17: Deskripsi Dasar Kabupaten Magelang

daya ikan air tawar di kolam, ikan lele di kolam, budidaya

ikan air tawar di sawah (mina padi) dan budidaya ikan air

tawar di perairan umum dan pembenihan ikan. Kecamatan Pakis

dan Ngablak tidak mempunyai usaha budidaya perikanan.

Kontribusi sektor perikanan bagi PDRBadalah Rp

24.759.400.000

Peternakan

Kawasan peternakan meliputi kawasan pertanian yang

diperuntukkan untuk peternakan sapi, kambing, domba maupun

unggas. Lokasi yang bisa dikembangkan untuk aktivitas ini

adalah kawasan yang menyediakan hijauan tanaman makanan

ternak. Di Kabupaten Magelang lokasi yang berpotensi untuk

pengembangan aktivitas ini hampir di semua kecamatan, antara

lain berada di kecamatan Mungkid untuk itik leher putih,

Tempuran untuk ternak ayam. Ternak besar dan kecil yang

dibudidayakan adalah sapi perah, sapi biasa, kerbau, kuda,

sedangkan ternak kecil yang dikembangkan adalah kambing/

domba dan babi yang hanya dipelihara di Kecamatan

Mertoyudan, Pakis dan Ngablak. Kontribusi sektor peternakan

bagi PDRB adalah Rp 130.552.820.000.

E. Komponen Transportasi dan Telekomunikasi

Transportasi

Sarana transportasi yang ada di Kabupaten Magelang adalah

berupa angkutan umum yang digunakan oleh penduduk antara

lain manggunakan sarana angkutan mikrolet, angkota / bus

kota yang menempuh jarak yang tidak terlalu jau[ bus mini

Page 18: Deskripsi Dasar Kabupaten Magelang

dan bus antar penumpang maupun untuk angkutan barang:

truk,sepeda motor / sepeda, becak.dan sejenisnya

Stasiun Relay Televisi

Grabag TV 5 VHF jaringan Rajawali Televisi (Dalam

Proses 2015)

Mungkid memiliki rencana membangun stasiun televisi, di

antaranya:

Mungkid TV 28 UHF pemerintah Kota Mungkid (masih

rencana November 2014)

Indosiar 23 VHF jaringan Bali TV (masih rencana

September 2014)

Trans 7 41 UHF jaringan Teman RTV Cibinong (masih

rencana September 2014)

F. Komponen Pengetahuan dan Teknologi

Kabupaten Magelang jika dilihat dari segi pendidikan memang

tidak begitu merata jika dibandingkan antara satu sekolah

dengan sekolah yang lain, namun di Kabupaten Magelang ini

tetap memiliki beberapa sekolah negeri dan beberapa sekolah

swasta unggulan. Berikut sekolah negeri dan swasta unggulan di

Kabupaten Magelang :

Page 19: Deskripsi Dasar Kabupaten Magelang

G. Komponen Politik

Pemerintahan

Nama bupati yang pernah memerintah kabupaten magelang

sebagai berikut::

1. R. A Danoeningrat I ( 1813 – 1826 )

2. R. A. A. Danoeningrat II ( 1826 – 1862 )

3. R. T. Danoeningrat III ( 1862 – 1878 )

Page 20: Deskripsi Dasar Kabupaten Magelang

4. R. A. Danoekoesoemo ( 1878 – 1908 )

5. R. A. A. Danoe Soegondo ( 1908 – 1935 )

6. Sosrodiprojo ( 1935 – 1945 )

7. Said Prawirosastro ( 1945 – 1946 )

8. R. Joedodibroto ( 1946 – 1954 )

9. M. Ng. Arwoko ( 1954 – 1957 )

10. a.Muchamad ( Bupati ) ( 1957 – 1958 )

b. Soegengsomodilogo ( Kepala Daerah )

11. a. Soetedjo ( Bupati ) ( 1958 – 1960 )

b. Soegengsomodilogo ( Kepala Daerah )

12. Drs. Adnan Widodo (1960 – 1967 )

13. Drs. H. Achmad ( 1967 – 1979 )

14. Drh. Soepardi ( 1979 – 1983 )

15. Drs. Al. Soelistiya ( PJ. 1983 – 1984 )

16. M. Solikin ( 1984 – 1994 )

17. Kardi ( 1994 – 1999 )

18. Drs. H. Hasyim Afandi ( 1999 – 2004 )

19. Ir. H. Singgih Sanyoto ( 2004 – 2014 )

20. Zaenal Arifin, S.I.P. ( Januari 2014 – Sekarang )

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MAGELANG PERIODE 2009

– 2014

Jumlah Anggota DPRD Kabupaten Magelang Periode tahun 2009 –

2014 adalah 49 orang terdiri dari :

A. PDI Perjuangan : 11 orang : Kuswanhadji, S.H., M.H.

: Drs. Hartanto

: Saryan Adi Yanto, S.E.

Page 21: Deskripsi Dasar Kabupaten Magelang

: A. Tondo, S.Sos.

: Mul Budi Santoso

: Sakir

: Eko Susilo

: Joko Susilo

: Gunawan

: Achmad Afifudin

: Suyanti, S.H.

B. P K B : 6 orang : Drs. H.Abdul Malik IM.

: Drs. H. Suwarsa

: H. Sukur Akhadi

: Hibatun Wafiroh, S.Ag.,M.Ag.

: M. Achadi, S.Ag.,M.Si.

: Misbah

C. Partai Demokrat : 6 orang : Sawoyo

: Erni Damayanti

: Isti Wahyuni

: Suryatono, S.E.

: H. Regeng Dwi Yanto, S.E.

: Sad Priyo Putro, S.E.

Page 22: Deskripsi Dasar Kabupaten Magelang

D. P P P : 5 orang : Muhammad Sobikin, S.Ag., M.M.

: Lilik Tri Handoko, A.Ma.Pd.OR.

: H.M. Mansur Effendi

: Drs. Mujadin Putu Murja

: Mahbub Zaenal Abidin

E. P A N : 5 orang : Achmad Sarwo Edi

: H.M. Lutfi, S.T., M.Kom

: Mashari

: Widodo, S.T.

: Nasichul Hadi

F. P Gerindra : 5 orang : H. Haiban Hadjid, S.Sos.

: D. Sutikno

: Ariyadi

: Ibnu Azis

: Drs. Soeharno, M.M.

G. P Golkar : 4 orang : Drs. H.A. Nursyarif Bintoro

: Bagiyo Widi Nugroho

: Agus Bintoro

: Sinar Sugiarto

H. P KNU : 4 orang : Akhmad Zidni, S.Ag.

Page 23: Deskripsi Dasar Kabupaten Magelang

: Safrudin

: Syamsul Huda

: Andi Ashadi, S.H.

I. P K S : 3 orang : Arif Rohman Imam

: Arif Rohmanto

: Dra. Nur Cahyo Hidayati

H Komponen Pertahanan dan Keamanan.

Peta kekuatan TNI/POLRI

Dalam penjagaan kedaulatan Negara Kesatuan Republik

Indonesia di Provinsi Nusa Tenggara Timur ditempatkan

beberapa satuan TNI/POLRI antara Lain:

a) TNI

Sebagai pengaman wilayah territorial yang berada di bawah

Komando Daerah Militer IV/Diponegeor:

i) Komando Distrik Militer :

(1) Kodim 0705/Magelang

ii) Yon Armed:

(1) Yon Armed 03/Naga Pakca

(2) Yon Armed 11/Guntur Geni

iii) Kostrad

1) Kostrad 11

b) POLRI

Page 24: Deskripsi Dasar Kabupaten Magelang

Keamanan di Magelang dilaksanakan oleh jajaran Polisi

Resor Magelang.

Page 25: Deskripsi Dasar Kabupaten Magelang

BAB III

Potensi Kriminal dan Ancaman

Magelang memiliki banyak keunggulan yang dapat

dimanfaatkan dalam memajukan ekonomi. Keunggulan letak

geografis wilayah ini mendukung potensi sumber daya alam

untuk dapat dikembangkan semaksimal mungkin. Potensi-potensi

tersebut antara lain, pertambangan, perikanan, dan objek

wisata yang sudah menjadi daya pikat dari provinsi ini.

Keberagaman etnis, suku, adat, dan agama berada di

kabupaten ini. Dalam kurun waktu yang panjang, interaksi

sosial budaya di provinsi ini sangat baik meciptakan suasana

kehidupan yang cukup harmonis antar masyarakat Magelang.

Potensi-potensi konflik antar sesama warga Indonesia dapat

dicegah dengan adanya rasa saling toleransi antar warga.

Laju pertumbuhan penduduk Magelang semakin pesat, hal

ini akan berdampak pada perkembangan wilayah Magelang.

Dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak

lahan yang dibutuhkan untuk pemukiman, dan semakin

dibutuhkan pula lapangan kerja yang lebih. Dengan laju

pertumbuhan yang cepat dan tertata maka akan menguntungkan

bagi KAbupaetn. Beberapa tahun kedepan, diperkirakan bahwa

provinsi ini akan menjadi lebih berkembang dikarenakan laju

pertumbuhannya yang semakin tinggi. Jika lapangan kerja

terbatas akan memicu terjadinya tindakan kriminal. Dalam hal

ini perlu peran aktif dari aparat pemerintahan dengan

memanfaatkan elemen-elemen masyarakat untuk meminimalisir

Page 26: Deskripsi Dasar Kabupaten Magelang

terjadinya tindak kriminal. Dan pemerintah harus membuka

lapangan kerja baru ataupun mengajak masyarakat untuk

berwirausaha.

Selain itu, Kabupaten Magelang membutuhkan pemimpin yang

dapat memberikan solusi-solusi pada permasalahan yang

terjadi seperti kemiskinan, masalah pangan yang berdampak

pada kesehatan, pendidikan masyarakat, infrastruktur sarana

transportasi dan telekomunikasi, hingga masalah perbatasan

yang ada di pulau timur.

Secara keseluruhan, dengan meningkatkan infrastruktur

yang memadai dan merata di seluruh wilayah Magelang akan

memudahkan dalam meningkatkan potensi keunggulan dan

sekaligus dapat mengurangi masalah pangan, pendidikan,

kemiskinan, dan penjagaan wilayah perbatasan. Pembangunan

yang memadai dan merata akan memberikan efek domino pada

penyelesaian masalah tersebu.

Terkait pemilu tahun 2014, jika melihat animo masyarakat

pada pemilu tahun 2009 lalu, masyarakat lebih memilih tokoh

yang berasal dari provinsi itu sendiri, dan mau mendengarkan

aspirasi-aspirasi dari masyarakat miskin di Magelang. Isu-

isu pemajuan ekonomi dengan meningkatkan infasruktur yang

memadai dapat menjadi salah satu pilihan bagi kandidat

capres ataupun caleg. Melihat kurangnya sarana dan prasarana

yang dapat berdampak keseluruh aspek kehidupan masyarakat

akan menjadi peluang dalam memenangkan suara di Magelang.

Page 27: Deskripsi Dasar Kabupaten Magelang