BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Warna Warna yang kita lihat sebenarnya adalah spektrum cahaya yang dipantulkan oleh benda yang kemudian ditangkap oleh pancaindra pengelihatan kita (yakni mata) lalu diterjemahkan oleh otak sebagai sebuah warna tertentu. Sebagai contoh kita melihat warna hijau yang terdapat pada daun karena cahaya yang datang (umumnya cahaya matahari yang punya spektrum cahaya yang cukup komplit) diserap oleh daun selain warna hijau yang dipantulkan, faktor penting bagi kita untuk melihat sebuah warna dengan baik adalah cahaya 6
38
Embed
Design and functions ELEKTRO... · Web viewSIMATIC STEP 7 Professional V12 rekayasa Seragam untuk semua kontroler SIMATIC . LANGKAH 7 Professional cocok untuk mengkonfigurasi dan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Warna
Warna yang kita lihat sebenarnya adalah spektrum cahaya yang
dipantulkan oleh benda yang kemudian ditangkap oleh pancaindra pengelihatan
kita (yakni mata) lalu diterjemahkan oleh otak sebagai sebuah warna tertentu.
Sebagai contoh kita melihat warna hijau yang terdapat pada daun karena cahaya
yang datang (umumnya cahaya matahari yang punya spektrum cahaya yang cukup
komplit) diserap oleh daun selain warna hijau yang dipantulkan, faktor penting
bagi kita untuk melihat sebuah warna dengan baik adalah cahaya yang mengenai
benda tersebut (contohnya adalah pada cahaya lampu TL, terdapat spektrum yang
tidak sempurna sehingga terkadang warna yang kita lihat juga tidak seperti yang
seharusnya).
Karena terkait dengan cahaya maka kita mengetahui bahwa tidak
semua spektrum cahaya dapat ditangkap oleh indra penglihatan kita, karena itu
6
kemudian timbul istilah spektrum terlihat (visible spectrum) yang
rangenya cukup besarnya. range inilah yang menjadi penyebab kita dapat melihat
beraneka ragam warna yang secara umum dipisahkan menjadi beberapa spektrum
dasar.
Gambar 2.1 Spektrum Warna
Lebih spesifik hue adalah warna yang dipantulkan atau ditransmisikan
oleh obyek.contoh warna yang kita sebut merah, hijau, kuning, dst.
saturation dapat diartikan pada tingkat kemurnian warna (terkadang disebut juga
sebagai chroma), dimana nilainya dihtung dari berapa banyaknya warna abu-abu
yang terdapat pada warna dengan satuan %. Saturasi 0% berwarna abu-abu
(desaturated) dan 100% menjadi warna yang sangat murni /cerah (saturated).
value (brightness/lightness) adalah nilai gelap terang warna yang biasanya dinilai
dengan ukuran persen, dimana 0% = hitam dan 100% = putih.
Setelah melihat beberapa properti umum warna kita akan melihat
model warna. model warna umumnya dibedakan atas 2 model dasar yang pertama
adalah additive color model yaitu model warna yang didasarkan dari pencampuran
7
warna berdasarakan emisi cahaya (model ini digunakan oleh media-media
elektronik, seperti layar TV, monitor, LCD, dsb).
Gambar 2.2 Spesifikasi Warna
Model ini dikenal dengan istilah RGB (Red Green Blue) Color
System. Pada model ini pencampuran warna Red Green dan Blue akan
menghasilkan warna putih (hal ini yang menjadikan warna putih sebagai warna
yang kaya spektrum warna krn merupakan gabungan dari spectrum-spektrum.
Model kedua disebut sebagai subtractive color model yaitu merupakan
warna yang didapat dari pencampuran warna berdasarkan media tinta pada kertas.
Model ini disebut juga dengan istilah CMYK (Cyan Magenta Yellow
Black) color system. Pada sistem ini pencampuran warna CMYK akan
menghasilkan warna hitam.(dalam konteks cahaya, hitam tidak merupakan sebuah
spektrum cahaya melainkan hitam berarti tidak ada spektrum cahaya atau lawan
dari putih yang memuat semua spektrum cahaya). Sistem CMYK digunakan
untuk proses cetak mencetak dengan media kertas. subtractive model disebut juga
dengan lawan dari additive, dimana sistem kerjanya sangat berlawanan. Sebagai
contoh pada penggabungan warna RGB 100% (R100% G100% B100%) akan
menghasilkan warna putih dan RGB 0% menghasilkan warna hitam. CMY
8
didapat dengan menggabungkan dua dari tiga warna GRB (C=G+B, M=R+B,
Y=R+G).
Gambar 2.3 Warna additive dan subtractive
Lalu ada pertanyaan knapa muncul black muncul karena pada dunia
cetak mencetak manusia ternyata belum mampu memproduksi warna CMY yang
murni sehingga bila warna CMY hasil produksi ini (dalam bentuk tinta tentunya)
dicampurkan tidak akan menghasilkan warna hitam yang murni (melainkan warna
gelap yang belum bisa dibilang hitam). karena itu hitam ditambahkan untuk
mendapatkan hasil yang benar2 hitam. Sistem inilah yang dianut oleh printer pada
dunia grafis digital umumnya terfokus pada model RGB dan CMYK. Hal ini
karena pada color space (range spektrum warna yang terlihat oleh manusia),
terdapat perbedaaan range antara model RGB dan CMYK. Hal inilah yang
menjadi permasalahan. Sebagai salah satu solusinya adalah membedakan model
warna pada dokumen digital kita sesuai dengan tujuan/media penyajiannya. untuk
media digital sebaiknya gunakan model RGB dan untuk media cetak/kertas
gunakan CMYK.
9
Gambar 2.4 Pencampuran warna additive dan subtractive
2.2 Teori Pencampuran Warna
Sistem CMYK juga digunakan oleh banyak printer kelas bawah karena
keekonomisannya. CMYK adalah kependekan dari cyan (biru kehijau-hijauan),
magenta (merah keungu-unguan), yellow (kuning), dan warna utamanya black
(hitam) seringkali dijadikan referensi sebagai suatu proses pewarnaan dengan
menggunakan empat warna dan bagian dari model pewarnaan yang digunakan
dalam pencetakan berwarna.
CMYK juga digunakan untuk menjelaskan proses pewarnaan itu sendiri.
Meskipun berbeda-beda dari setiap tempat pencetakan, operator surat kabar,
10
pabrik surat kabar dan pihak-pihak yang terkait, tinta untuk proses ini biasanya
diatur berdasarkan urutan dari singkatan tersebut.
Model ini, baik sebagian ataupun keseluruhan, biasanya ditimpakan dalam
gambar dengan warna latar putih karenakan warna putih dapat menyerap panjang
struktur cahaya tertentu. Model seperti ini sering dikenal dengan
nama subtractive, karena warna-warnanya mengurangi warna terang dari warna
putih.
Dalam model yang lain additive color, seperti halnya RGB (red/merah,
green/hijau, blue/biru), warna putih menjadi warna tambahan dari kombinasi
warna-warna utama, sedangkan warna hitam dapat terjadi tanpa adanya suatu
cahaya. Dalam model CMYK, berlaku sebaliknya yaitu warna putih menjadi
warna natural dari kertas atau warna latar, sedangkan warna hitam adalah warna
kombinasi dari warna-warna utama. Untuk menghemat biaya pembelian tinta dan
untuk menghasilkan warna hitam yang lebih gelap, dibuatlah satu warna hitam
khusus yang menggantikan warna kombinasi dari cyan, magenta dan kuning.
Gambar 2.5 Komposisi model warna CMYK
11
Secara teori sebenarnya model warna CMY (tanpa Black - Hitam) adalah
kebalikan secara langsung dari model warna RGB, dalam hal ini bisa ditarik
analogi fungsi konversi sederhana seperti:
fungsi [r,g,b] = cmy_to_rgb (c,m,y)
r = 1.0 - c;
g = 1.0 - m;
b = 1.0 - y;
Namun faktanya, model warna RGB yang banyak dijumpai dalam metode
reproduksi warna alat-alat optik, seperti Camera Digital, Layar Monitor atau
Pemindai Warna sangat tergantung pada komponen alat; sedangkan model warna
CMY(+K) tergantung pada parameter proses pencetakan, baik teknologi
pencetakan maupun bahan-bahan materi cetak dan tinta yang dipergunakan.
Kedua model warna tersebut memiliki ketergantungan dalam memvisualkan
warna.
Oleh karena itu tidak ada rumusan yang sederhana dalam mengkonversi
warna RGB ke CMYK atau kebalikannya. Seperti:
fungsi [r,g,b] = cmyk_to_rgb (c,m,y,k)
r = 1.0 - (c+k);
g = 1.0 - (m+k);
b = 1.0 - (y+k);
Membandingkan peralatan optik RGB seperti layar monitor dengan hasil
cetak CMYK sangatlah sulit, karena baik komponen peralatan maupun pigmen
(zat warna) tinta berbeda sekali. Meskipun tidak ada rumusan yang sederhana
untuk mengkonversi RGB ke dalam model warna CMYK namun banyak yang
12
berusaha mengimplementasikan proses konversi tersebut diatas. Proses ini biasa
disebut dengan Color Management System.Dengan memanfaatkan profil warna
(color profile) sebuah aplikasi software menghitung dan mengkonversi kedua data
model tersebut.
2.2.1 Cara Pencampuran Warna Secara Manual
Agar mendapat variasi warna yang beragam, Anda tak harus
mengeluarkan biaya besar untuk membeli cat dengan warna yang Anda butuhkan
tersebut. Karena Anda bisa akali dengan mencampur warna-warna sehingga
diperoleh warna sesuai keinginan Anda.
Dengan mencampur warna, Anda akan lebih mudah dalam menemukan
warna-warna yang akan Anda pilih untuk mendekorasi interior rumah. Namun,
yang perlu diingat, untuk mendpatkan hasil yang maksimal, mencampur warna tak
boleh dilakukan dengan sembarangan dan hanya untuk bidang dinding yang kecil
saja. Ada beberapa cara yang dapat Anda ikuti diantaranya yaitu:
Untuk memulai mencampur warna, Anda perlu menyiapkan 3 warna dasar yaitu
merah, biru dan kuning.
Kemudian siapkan juga 2 warna cat netral yaitu putih dan hitam.
Campuran pertama yaitu untuk mendapatkan warna-warna sekunder, dengan
mencampur antara warna kuning dan warna biru yang hasilnya adalah warna hijau
sebagai warna sekunder. Warna merah dan biru yang akan menghasilkan warna
sekunder ungu. Kemudian campurkan warna merah dengan kuning yang akan
menghasilkan warna sekunder yaitu oranye.
Setelah langkah di atas, Anda masih bisa berkreasi menciptakan warna sekunder
yang lain yaitu dengan mencampurkan warna-warna dasar dengan warna netral
13
(hitam dan putih). Campurkan warna hitam jika Anda menginginkan warna yang
lebih gelap, serta campurkan warna putih jika Anda menginginkan warna pastel.
Untuk mendapatkan variasi warna yang lebih banyak, Anda bisa mencampurkan
warna dasar dengan warna sekunder yang akan menghasilkan warna tersier. Atau
Anda dapat juga memainkan warna berdasarkan tingkat terang gelapnya warna.
Dengan langkah-langkah tersebut, Anda bisa memperoleh bermacam varian warna
menarik yang dapat Anda aplikasikan pada interior rumah.
2.2.2 Mesin Pencampur Warna Berbasis Komputer
Saat ini hampir disetiap toko/supermarket bahan bangunan pasti ada
minimal satu pajangan mesin pembuat cat tembok yang berasal dari berbagai
produsen cat terkenal. Tinting Machine (mesin tinting/pewarna) dan Dispenser
Colors machine (mesin penghasil warna),
Dari sekian banyak mesin tinting yang ada di pasaran, maka dapat dibagi
menjadi 2 jenis mesin, yaitu mesin tinting otomatis dan mesin tinting manual.
Keduanya sama-sama menggunakan komputer sebagai media pencarian formulasi
warna cat tembok, tapi perbedaannya adalah terletak pada sistem pewarnaannya.
1. Mesin Tinting Otomatis
Sistem pewarnaannya sudah terkomputerisasi secara langsung
(terintegrasi), artinya pada saat kita selesai memilih formulasi warna dikomputer,
dan kemudian kita menekan tombol Enter pada keyboard, maka secara otomatis
mesin tinting akan mengeluarkan warna-warna pilihan dan langsung
mengisikannya pada kemasan kaleng base (base = tidak berwarna, merupakan
bahan dasar yang belum diberi warna).
14
Gambar 2.6 Mesin Pencampur warna otomatis
2. Mesin Tinting Manual
Sistem pewarnaannya dilakukan manual oleh operator mesin, dengan cara
mencocokkan formula pada komputer dengan kode-kode yang ada pada mesin
tinting. Jadi baik komputer maupun mesin tinting tidak terhubung langsung
(masing-masing berdiri sendiri). Pengisian warnanya pun dilakukan berdasarkan