JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Abstrak— Kesegaran ikan merupakan faktor utama yang menentukan harga jual dari ikan tersebut. Untuk menjaga kesegaran ikan, para nelayan tradisional umumnya menggunakan metode pendinginan ikan dengan menggunakan es basah yang sederhana namun memiliki kelemahan yaitu berat dan volume dari es basah yang cukup besar sehingga akan mengurangi jumlah muatan ikan. Media penyimpanan ikan merupakan faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas ikan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang alat pendingin berupa coolbox dengan penambahan media pendingin berupa uap es kering. Dalam penelitian ini dilakukan percobaan dengan melakukan variasi jumlah dari es basah dan es kering yang dimasukkan dalam 2 buah coolbox yang berbeda yang saling berhubungan dengan kapasitas total 100 liter. Pada percobaan ini digunakan kipas untuk mengalirkan paksa uap es kering dari coolbox 2 ke dalam coolbox 1, serta digunakan juga thermostat untuk menjaga suhu coolbox pada -2 o C sampai 2 o C. Dari percobaan diperoleh perbandingan antara beban ikan, es basah, dan es kering yang paling baik adalah 1 : 0,63 : 0,37 yang mampu menghasilkan suhu terendah -2 o C dalam waktu 120 menit dan lama waktu pendinginan total adalah 51 jam 50 menit. Kata Kunci—Cool box, Es Basah, Es Kering, Pendinginan Ikan I. PENDAHULUAN NDONESIA merupakan negara yang memiliki wilayah perairan yang lebih besar bila dibandingkan dengan wilayah daratannya, sehingga Indonesia memiliki potensi sumber daya ikan yang lebih besar. Ikan laut sebagian besar ditangkap oleh nelayan tradisional, kemudian disimpan di ruang muat kapal selama berhari-hari selama pelayaran hingga sampai pendistribusian dan akhirnya dikonsumsi oleh para konsumen. Permasalahan yang sering dihadapi oleh nelayan tradisional adalah mengenai pemasaran hasil produksi ikan dan penanganannya. Nelayan mengharapkan agar ikan hasil tangkapannya tetap segar sampai di tangan konsumen dengan harga jual yang tinggi, namun faktanya hasil tangkapan ikan yang akan dijual ke konsumen sering mengalami perubahan, baik perubahan fisik maupun kimia dan secara bertahap mengarah ke pembusukan yang mengakibatkan harga jual ikan menjadi rendah[1]. Lamanya waktu yang diperlukan untuk menangkap ikan, tingginya temperatur ruang penyimpanan hasil tangkapan, cara penangkapan, serta penanganan hasil tangkapan yang kurang tepat merupakan berbagai faktor yang dapat menyebabkan menurunnya kesegaran dan mutu ikan hasil tangkapan[2]. Cara umum yang paling sering dipakai oleh nelayan tradisional untuk mempertahankan kesegaran ikan adalah dengan pendinginan. Pada dasarnya pendinginan ini bertujuan untuk menghambat berkembangnya bakteri yang dapat memicu terjadinya pembusukan pada ikan[3]. Pada proses ini nelayan tradisional menggunakan es balok (es basah). Penggunaan es basah sebagai media pendingin di kapal ikan memang sederhana, namun hal ini terdapat banyak kelemahan diantaranya adalah sifat dari es basah yang mudah mencair sehingga temperatur ruang muat cepat meningkat yang dapat menyebabkan ikan menjadi lebih cepat busuk. Selain itu volume dan berat es basah yang besar sangat memerlukan tempat yang banyak dan akibatnya akan mengurangi hasil tangkapan. Selain dengan menggunakan media pendingin es basah saja, ada juga nelayan yang mencampurkan garam ke es basah dan ikan untuk mengawetkan ikan lebih lama tetapi cara ini dapat menyebabkan perubahan rasa ikan menjadi lebih asin. Selain dengan cara pendinginan, terdapat juga nelayan yang menggunakan formalin untuk mengawetkan ikan hasil tangkapannya. Secara kasat mata memang ikan tersebut terlihat baik tetapi kandungan formalin yang ada pada ikan tersebut akan menyebabkan gangguan kesehatan bagi siapapun yang menkonsumsinya[4]. Alternatif yang bisa dipakai untuk masalah pendinginan di kapal ikan tersebut, salah satunya adalah dengan menggunakan es kering. Es kering merupakan CO 2 yang dipadatkan. Penggunaan gabungan media pendingin antara es baasah dan es kering dapat menggabungkan kelebihan dari keduanya. Es balok sebagai pendingin produk, sedangkan Es kering sebagai pendingin sistem. Kelebihan dari es kering adalah dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Es kering juga lebih ringan sehingga ruang muat bisa dimaksimalkan untuk hasil tangkapan ikan dengan adanya pengurangan dari jumlah es basah. Selain itu es kering juga bersuhu rendah (hingga mencapai -78 0 C). Es kering juga berkualitas tinggi dengan kemurnian 99,98%, tidak berbau, tidak mengandung alkohol dan memiliki tingkat kesusutan yang rendah[5]. Penerapan sistem pendinginan yang tepat juga akan menjaga kualitas ikan tetap bagus. Penelitian ini bertujuan untuk merancang suatu sistem pendingin alternatif dengan penambahan media pendingin es kering dan kemudian juga dilakukan uji performa dari rancangan sistem pendingin tersebut. Desain Sistem Pendingin Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional Dengan Memanfaatkan Uap Es Kering Alwi Asy’ari Aziz, Alam Baheramsyah dan Beni Cahyono Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: [email protected]dan [email protected]I
5
Embed
Desain Sistem Pendingin Ruang Muat Kapal Ikan …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-22429-Paper-1021584.pdf · sederhana namun memiliki kelemahan yaitu berat dan volume dari
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5
1
Abstrak— Kesegaran ikan merupakan faktor utama
yang menentukan harga jual dari ikan tersebut. Untuk menjaga
kesegaran ikan, para nelayan tradisional umumnya menggunakan
metode pendinginan ikan dengan menggunakan es basah yang
sederhana namun memiliki kelemahan yaitu berat dan volume dari
es basah yang cukup besar sehingga akan mengurangi jumlah
muatan ikan. Media penyimpanan ikan merupakan faktor lain
yang dapat mempengaruhi kualitas ikan. Penelitian ini bertujuan
untuk merancang alat pendingin berupa coolbox dengan
penambahan media pendingin berupa uap es kering. Dalam
penelitian ini dilakukan percobaan dengan melakukan variasi
jumlah dari es basah dan es kering yang dimasukkan dalam 2 buah
coolbox yang berbeda yang saling berhubungan dengan kapasitas
total 100 liter. Pada percobaan ini digunakan kipas untuk
mengalirkan paksa uap es kering dari coolbox 2 ke dalam coolbox
1, serta digunakan juga thermostat untuk menjaga suhu coolbox
pada -2oC sampai 2oC. Dari percobaan diperoleh perbandingan
antara beban ikan, es basah, dan es kering yang paling baik adalah
1 : 0,63 : 0,37 yang mampu menghasilkan suhu terendah -2oC
dalam waktu 120 menit dan lama waktu pendinginan total adalah
51 jam 50 menit.
Kata Kunci—Cool box, Es Basah, Es Kering, Pendinginan Ikan
I. PENDAHULUAN
NDONESIA merupakan negara yang memiliki wilayah
perairan yang lebih besar bila dibandingkan dengan
wilayah daratannya, sehingga Indonesia memiliki potensi
sumber daya ikan yang lebih besar.
Ikan laut sebagian besar ditangkap oleh nelayan
tradisional, kemudian disimpan di ruang muat kapal selama
berhari-hari selama pelayaran hingga sampai pendistribusian
dan akhirnya dikonsumsi oleh para konsumen.
Permasalahan yang sering dihadapi oleh nelayan
tradisional adalah mengenai pemasaran hasil produksi ikan
dan penanganannya. Nelayan mengharapkan agar ikan hasil
tangkapannya tetap segar sampai di tangan konsumen dengan
harga jual yang tinggi, namun faktanya hasil tangkapan ikan
yang akan dijual ke konsumen sering mengalami perubahan,
baik perubahan fisik maupun kimia dan secara bertahap
mengarah ke pembusukan yang mengakibatkan harga jual ikan
menjadi rendah[1].
Lamanya waktu yang diperlukan untuk menangkap
ikan, tingginya temperatur ruang penyimpanan hasil
tangkapan, cara penangkapan, serta penanganan hasil
tangkapan yang kurang tepat merupakan berbagai faktor yang
dapat menyebabkan menurunnya kesegaran dan mutu ikan
hasil tangkapan[2].
Cara umum yang paling sering dipakai oleh nelayan
tradisional untuk mempertahankan kesegaran ikan adalah
dengan pendinginan. Pada dasarnya pendinginan ini bertujuan
untuk menghambat berkembangnya bakteri yang dapat
memicu terjadinya pembusukan pada ikan[3]. Pada proses ini
nelayan tradisional menggunakan es balok (es basah).
Penggunaan es basah sebagai media pendingin di
kapal ikan memang sederhana, namun hal ini terdapat banyak
kelemahan diantaranya adalah sifat dari es basah yang mudah
mencair sehingga temperatur ruang muat cepat meningkat
yang dapat menyebabkan ikan menjadi lebih cepat busuk.
Selain itu volume dan berat es basah yang besar sangat
memerlukan tempat yang banyak dan akibatnya akan
mengurangi hasil tangkapan. Selain dengan menggunakan
media pendingin es basah saja, ada juga nelayan yang
mencampurkan garam ke es basah dan ikan untuk
mengawetkan ikan lebih lama tetapi cara ini dapat
menyebabkan perubahan rasa ikan menjadi lebih asin. Selain
dengan cara pendinginan, terdapat juga nelayan yang
menggunakan formalin untuk mengawetkan ikan hasil
tangkapannya. Secara kasat mata memang ikan tersebut
terlihat baik tetapi kandungan formalin yang ada pada ikan
tersebut akan menyebabkan gangguan kesehatan bagi
siapapun yang menkonsumsinya[4].
Alternatif yang bisa dipakai untuk masalah
pendinginan di kapal ikan tersebut, salah satunya adalah
dengan menggunakan es kering. Es kering merupakan CO2
yang dipadatkan. Penggunaan gabungan media pendingin
antara es baasah dan es kering dapat menggabungkan
kelebihan dari keduanya. Es balok sebagai pendingin produk,
sedangkan Es kering sebagai pendingin sistem. Kelebihan dari
es kering adalah dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Es
kering juga lebih ringan sehingga ruang muat bisa
dimaksimalkan untuk hasil tangkapan ikan dengan adanya
pengurangan dari jumlah es basah. Selain itu es kering juga
bersuhu rendah (hingga mencapai -780C). Es kering juga
berkualitas tinggi dengan kemurnian 99,98%, tidak berbau,
tidak mengandung alkohol dan memiliki tingkat kesusutan
yang rendah[5]. Penerapan sistem pendinginan yang tepat juga
akan menjaga kualitas ikan tetap bagus. Penelitian ini bertujuan untuk merancang suatu
sistem pendingin alternatif dengan penambahan media
pendingin es kering dan kemudian juga dilakukan uji performa
dari rancangan sistem pendingin tersebut.
Desain Sistem Pendingin Ruang Muat Kapal Ikan
Tradisional Dengan Memanfaatkan Uap Es Kering
Alwi Asy’ari Aziz, Alam Baheramsyah dan Beni Cahyono
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)