Implementasi Aspek Humaniora dalam Kajian Perpustakaan Desain Perpustakaan Modern Berbasis IT dan Humanis Nazaruddin Musa, MLIS
Implementasi Aspek Humaniora dalam Kajian Perpustakaan
Desain Perpustakaan Modern Berbasis IT dan Humanis
Nazaruddin Musa, MLIS
Dipresentasikan Pada Kegiatan Stadium General Fakultas Adab IAIN Ar-Raniry
Gedung Pasca Sarjana IAIN Ar-Raniry LT.III, 15 Desember 2012
I. PENDAHULUAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Humaniora diartikan sebagai (1)
“ ilmu pengetahuan yg meliputi filsafat, hukum, sejarah, bahasa, sastra, seni, dsb; (2) makna
intrinsik nilai-nilai humanisme”. Pengertian lain diberikan oleh R. W. Southern (1971), yang
dimuat dalam “the Free Dictionary”, humaniora (humanism) diartikan sebagai gerakan filosofi
dan literasi dimana manusia dan kapabilitasnya menjadi pusat kajian (“philosophical and
literary movement in which man and his capabilities are the central concern”). Dari kedua
pengertian di atas dapat pahami bahwa kajian humaniora merupakan salah satu bidang kajian
yang berorientasi pada aspek dan nilai-nilai kemanusiaan.Dengan demikian, humaniora
merupakan kajian yang sangat penting dan memiliki relevansi yang signifikan dalam berbagai
bidang pengetahuan.
Tulisan ini mencoba mengkaji kerelevansian aspek humaniora dalam bidang
perpustakaan dalam konteks perpustakaan modern dewasa ini. Adapun tujuan
yang diharapkan dari kajian ini adalah agar dapat dijadikan sebagai konsep
untuk mendesain Perpustakaan Modern Berbasis Teknologi Informasi (TI) dan
Humanis, yang sesuai dengan prinsip-prinsip filosofi kepustakawanan
(Philosophy of Librarianship) sebagaimana dideskripsikan oleh Jesse Shera
(1988). Shera mendeskripsikan kepustakawanan sebagai seni dan ilmu dalam
akuisisi, preservasi, organisasi, dan temu kembali koleksi baik yang tertulis
maupun audio visual yang betujuan untuk memaksimalkan akses dan
pemanfaatan informasi bagi masyarakat. (“Librarianship is the art and science
of the acquisition, preservation, organization, and retrieval of written and
2 Implementasi Aspek Humaniora Dalam Kajian Perpustakaan : Desain Perpustakaan Modern Berbasis IT dan Humanis |2012
audio-visual records with the aim of assuring a maximum of information
access for the human community.”)
II. KAJIAN LIERATUR
Berdasarkan penelusuran literatur yang dilakukan untuk tujuan penulisan makalah ini,
nampaknya masih sangat sedikit literatur yang secara eksplisit mendiskusikan aspek humaniora
dalam kaitannya dengan perpustakaan ini, terutama di Indonesia. Satu-satunya sumber yang
sangat relevan dalam kajian ini adalah karya André Cossette, berjudul “Humanisme et
bibliothéques: Essay sur la philosophie de la bibliothéconomie. Buku ini pertama sekali
diterbitkan pada tahun 1976 oleh ASTED (L’Association pour l’avancement des sciences et
des techniques de la documentation), yaitu asosiasi perpustakaan khusus Quebec. Karena karya
ini dianggap sangat jarang dan menarik, maka kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris pada tahun 2009 oleh Rory Litwin, dengan judul “Humanism and Libraries: An Essay
on the Philosophy of Librarianship (Rory Litwin, 2009).
Menurut Erickson (2011), salah seorang yang mereview buku tersebut, mengatakan
bahwa ada dua alasan utama yang membuat karya salah seorang pustakawan di
Quebec-Canada, ini menarik. Pertama, kajiannya bersifat fundamental, yaitu melakukan
investigasi secara filosofis terhadap subtansi profesi pustakawan, dan kaitanya dengan tujuan
filosofis perpustakaan itu sendiri. Kedua, buku Humanism and Libraries juga
membedakan antara ilmu perpustakaan (Library Science) dan filosofi perpustakaan (Library
Philosophy), serta mencoba memberi definisi keduanya. Hal ini dimaksudkan
agar semua perpustakaan dapat mebedakannnya serta dapat memberikan
layanan berdasarkan fondasi filosofinya masing-masing.
3 Implementasi Aspek Humaniora Dalam Kajian Perpustakaan : Desain Perpustakaan Modern Berbasis IT dan Humanis |2012
André Cossette (1976), sebagaimana di terjemahkan oleh Rory Litwin (2009),
mendefinisikan ilmu perpustakaan sebagai konstruksi teoritis yang memiliki hubungan objektif
terhadap berbagai aktifitas-aktifitas kepustakwanan (“Library Science is the theoretical
construction of objective relationships among the activities of librarianship”),
Sementara Filosofi Perpustakaan dartikan sebagai pengintegrasian aspek
teoritis kedalam kegiatan praktis perpustakaan secara terpadu yang dapat
menyatukan pemahaman terhadap eksistensi profesi pustakawan (“the
theoretical integration of library practice as a unity, the encompassing
understanding of the meaning of the profession”). Cossette, juga menegaskan bahwa
upaya pengembangan teknis perpustakaan sangat penting dilakukan, namun
juga sangat penting diperhatikan tujuan akhir yang ingin dicapai oleh sebuah
perpustakaan. (“It is important, to be sure, to work for the improvement of the techniques
used in libraries, but it is also important to take an interest in the ends that we want to achieve
by them”). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, Ilmu Perpustakaan
merupakan ilmu yang mengkaji aktifitas-aktifitas perpustakaan, sementara
filosofi perpustakaan merupakan eksplorasi yang menyeluruh terhadap
eksistensi fungsi perpustakaan bagi masyarakat. Disinilah letak signifikansi
implementasi aspek humaniora dalam kajian perpustakaan.
III. SIGNIFIKANSI HUMANIORA DALAM KONTEKS PERPUSTAKAAN MODERN
Dalam kontek perpustakaan modern yang identik dengan penerapan teknologi
informasi dalam berbagai bidang kepustakwanan, kajian humaniora bahkan menjadi lebih
penting dan sangat beralasan untuk dikaji. Alasan yang paling mendasar dapat dilihat dari
tujuan perpustakaan, baik dalam konteks perpustakaan luar maupun dalam negeri. Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007, tentang perpustakaan menegaskan bahwa
“perpustakaan sebagai wahana belajar sepanjang hayat mengembangkan potensi masyarakat
4 Implementasi Aspek Humaniora Dalam Kajian Perpustakaan : Desain Perpustakaan Modern Berbasis IT dan Humanis |2012
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan nasional”.
Dengan berlandaskan pada prinsip dasar perpustakaan ini, maka jelaslah bahwa
secanggih apapun software dan hardware, peran brainware (manusia) tetap berperan penting
untuk mencapai tujuan tersebut. Pustakawan boleh kagum dengan kehadalan produk IT dewasa
ini, tetapi jangan sampai lupa untuk mengapresi diri, untuk terus berkreasi dan berinovasi.
Karena pada hakikatnya teknologi hanyalah alat yang diciptakan oleh manusia, dan untuk
kepentingan manusia. Berikut adalah beberapa peran penting brainware di era software?. Peran
tersebut diantaranya adalah:
þ Menganalisa kebutuhan akan penerapan TI (Need Analysis)
þ Menentukan tujuan Penerapan IT
þ Merencanakan kebutuhan anggaran untuk penyediaan peralatan
þ Merencanakan tahapan pelaksanaan dan pengembangan
þ Menentukan siapa pelaksana dan yang mengoperasionalkan
þ Memikirkan anggaran operational, perawatan, dan anggaran pengembanagannya.
þ Mengevaluasi ketercapaian tujuan dan kemudahan penggunaan layanan (Usability)
Beitu juga halnya dalam konteks layanan perpustakaan modern, aspek humaniora
sangat perlu diperhatikan. Karena ternyata tidak sedikit pencari informasi di era informasi yang
merasa resah dan geliah (anxiety) karena sangat kesulitan mendapatkan informasi yang
relevant dan reliable ( terpercaya). Alasan logisnya jelas, yaitu karena tidak semua informasi
yang teresebar di era IT, dalam berbagai format dan media, tidak dikelola secara manusiawi.
Maka dengan demikian “malapetka” keresahan dan kekhawatiranpun sulit dielakkan.
Menyikapi fenomena ini peran pustakawan juga sangat diperlukan untuk. Pustakawan
dituntut proaktif mendeteksi, mengevaluasi dan mencarikan solusi yang efektif dengan
5 Implementasi Aspek Humaniora Dalam Kajian Perpustakaan : Desain Perpustakaan Modern Berbasis IT dan Humanis |2012
memanfaatkan segala potensi yang dimiliki untuk manjamin berbagai aspek layanan
perpustakaan, mulai dari proses seleksi sampai proses temu kembali informasi (information
retreival) tidak terlepas dari aspek humanis.
PERPUSTAKAAN MODERN BERBASIS IT DAN HUMANIS
Menjadikan TI sebagai solusi menghadapi perkembangan informasi dewasa ini adalah
sangat beralasan. Apalagi jika fenomena ini dilihat dari aspek kausatif; dimana disetujui bahwa
TI-lah penyebab atau faktor penggerak utama (generating factor) perkembangan informasi.
Maka menjadikan TI sebagai solusi adalah cara yang paling bijak ( “TI yang mulai, TI yang
harus menjadi solusi”). Dengan kata lain pustakawan perlu memaksimalkan pemanfaatan TI
dalam berbagai kegitan kepustakawanan.
Meskipun demikian harus dingat bahwa, karena tujuan akhir perpustakaan adalah
melayani manusia, maka semua bentuk layanan perpustakaan harus bersifat humanis. Sepintas
terkesan memang sulit memadukan antara mesin dan manusia. Namun karena teknologi
diciptakan dan dikontrol oleh manusia, maka “memanusiakan” mesin bukan suatu yang
mustahil.
Adapun yang menjadi criteria perpustakaan modern dan humanis? Dengan berpijak
pada prinsip dasar penciptaan teknologi yaitu memudahkan manusia, maka
þ Mudah adalah criteria pertama. Ini sesuai dengan hukum pertama Steve Krug “Don’t
Make Me Think”, dan sesuai juga dengan hokum ke 4 Ranganathan, yaitu “save the
time of the uiser”.
þ Murah adalah satu unsur humanis lainnya yang perlu diperhatikan.
þ Menyenagkan
6 Implementasi Aspek Humaniora Dalam Kajian Perpustakaan : Desain Perpustakaan Modern Berbasis IT dan Humanis |2012
Web resources are for used. (Sumber informasi dari web adalah untuk
digunakan)
Every user has his or her web resource. (Setiap orang memiliki sumber
informasi )
Every web resource its user. (Setiap informasi di web ada penggunanya)
Save the time of the user. (Hematkan waktu pengguna)
The Web is a growing organism.( web merupakan “makhluk” yang
berkembang)
IV. PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN BERBASIS IT DI ACEH
A. PROSPEK
Berdasarkan beberapa tinjauan, baik langsung maupun lewat seminar perpustakaan pada
tingkat Nasional, penulis optimis bahwa Aceh memiliki prospek pengembangan perpustakaan
berbasis IT yang cukup potensial. Hal ini karena Aceh memiliki beberapa faktor vital yang
dapat mendukung program pengembangan perpustakaan berbasis IT pada berbagai jenis
perpustakaan: Potensi-potensi tersebut diantaranya adalah:
þ Aceh merupakan daerah yang berstatus automi khusus. Dengan status daerah ini,
diharapkan perpustakaan terdukung secara finansial. Pemerintah menjadikan mendukung
pengembangan perpustakaan secara faktual, tidak seremonial. Indikasi untuk itu tentunya
akan terlihat pada besar kecilnya anggaran yang dialokasikan untuk perpustakaan.
þ Sebagian besar masyarakat Aceh hari ini masih terisolir dalam hal pendidikan dan
informasi sehingga ekpansi layanan berbasis IT sangat diperlukan. Kondisi ini
memungkinkan pihak penyelenggara perpustkaan untuk “menjual” isu ini kepada
pemerintah dan lembaga-lembaga donor, baik dalam maupun luar negeri.
7 Implementasi Aspek Humaniora Dalam Kajian Perpustakaan : Desain Perpustakaan Modern Berbasis IT dan Humanis |2012
þ Keluasan peran Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh juga dapat mendorong kegiatan
pengembangan perpustakaan berbasis IT sampai ke pedesaan.
þ Aceh memiliki sumber daya manusia (SDM) perpustakaan yang memiliki kompetensi
kepustakawanan dan IT serta berpengalaman dan berpendidikan tinggi, baik lulusan
dalam maupun luar negeri.
þ Aceh juga memiliki Perguruan Tinggi yang “memproduksi” sumber daya perpustakaan,
melaui program S1 dan DIII Ilmu Perpustakan, Fakultas Adab IAIN Ar-Raniry.
B. KENDALA
Ada beberapa kendala inernal yang dihadapi perpustakaan Aceh saat ini, diantaranya:
þ Sistem Belajar belajar yang belum berbasis perpustakaan (Library Based Learning)
berdampak pada belum maksimalnya pemanfaatan layanan perpustakaan oleh
pemustaka.
þ Koordinasi internal antara pihak pustakawan, rektorat, pemerintah, dan pihak-pihak
terkait masih belum berjalan optimal, khususnya dalam hal pengembangan layanan IT.
þ Koordinasi eksternal, baik pada tingkat regional maupun nasional dengan pihak-pihak
penyedia jasa informasi masih belum terjalin secara sinergis dan intens.
þ Dana operational perpustakaan masih belum memadai sehingga menyebabkan fasilitas
tidak cukup, kondisi perpustakaan belum menarik, baik dari segi kebersihan,
kenyamanan dan lain sebagainya.
þ Kompetensi kebanyakan staff, khususnya dalam bidang ICT masih lemah
þ Jaringan dan Quota Internet yang diberikan masih belum memadai.
þ Kesadaran dan kemampuan pengguna dalam penelusuran informasi masih kurang
þ Dalam konteks kerjasama jaringan, salah satu kendala yang mungkin dihadapi adalah
masih adanya ketidakseragaman, terutama dalam proses pengolahan koleksi.
8 Implementasi Aspek Humaniora Dalam Kajian Perpustakaan : Desain Perpustakaan Modern Berbasis IT dan Humanis |2012
þ Masih banyak tahapan atau prosedur pengembangan perpustakaan (library development
concepst/procedures) yang terabaikan. Diantara tahapan penting tersebut adalah kajian
kebutuhan pemakai (user need assassement)
C. SOLUSI
Berdasarkan analisa penulis terhadap kondisi perpustakaan di Aceh saat ini, penulis
memaparkan beberapa solusi sebagai berikut:
þ Kajian Analisa Kebutuhan (Need Assassement) dalam setiap rencana
pengembangan.sangat penting dilakukan.
þ Kompetensi mangerial para pimpinan perpustakaan terkait dengan kebijakan
pengembangan perpustakaan di era IT ini perlu ditingkatkan. Hal ini agar adanya
singkronisasi kebutuhan dan kebijakan. Dengan kata lain peran brainware tetap
memegang peranan yang sangat penting dalam penerapan software dan hardware di
perpustakaan.
þ Membangun dan meningkatkan kordinasi dan komunikasi yang baik dengan pihak-
pihak terkait agar setiap program pengembangan perpustakaan di Aceh berjalan
sinergis. Dengan demikian hasil produksi dan juga ide-ide inovatif pustakawan Aceh
dapat disharing dan dikontribusikan dalam bentuk-bentuk program perpustakaan. Salah
satu bentuk kordinasi itu adalah seperti yang dilakukan oleh Badan Arsip dan
Perpustakaan Aceh melalui acara seminar ini yang turut melibatkan pihak-pihak luar.
þ Kompetensi Teknologi dan Sistem Manajemen Informasi Perpustakaan, baik secara
teoritis maupun praktis bagi pustakawan dan juga staf perpustakaan sangat perlu
kembangkan agar tugas-tugas operasional kepustakawanan berbasis IT ini dapat
dijalankan secara maksimal. Dalam konteks Perpustakaan di Aceh khususnya,
pembekalan kompetensi IT ini bahkan menjadi ”wajib” hukumnya, dikarenakan faktor
9 Implementasi Aspek Humaniora Dalam Kajian Perpustakaan : Desain Perpustakaan Modern Berbasis IT dan Humanis |2012
geografis dan politis yang berimbas pada faktor kognitif, yaitu minimnya pengetahuan
dan keahlian pustakawan dan staf perpustakaan dalam bidang aplikasi teknologi
Informasi.
þ Koordinasi yang sinergis antara pustakwan,manager perpustakaan, dan juga pimpinan
(stakeholder) insitusi dimana suatu perpustakaan bernaung perlu dijalin secara intens.
þ Rancangan kegiatan dan kebutuhan dana yang terperinci agar memudahkan dalam
pengambilan keputusan oleh pimpinan.
þ Kebijakan yang dibuat harus bersifat sistemik, komprehensif dan regeneratif.
þ Kerjasama jaringan perpustkaan dengan berbagai pihak, dan pada berbagai tingkatan
sangat perlu dilakukan agar ekspansi (perluasan) layanan perpustakaan lebih bersifat
global.
þ Perlu melakukan evaluasi dan studi banding (analisis) terhadap penerapan sistem
manajemen informasi perpustakaan, hal ini bertujuan agar mencapai azas keseragaman
dan standarisasi.
þ Pencarian Dana Luar dari donatur yang tidak terikat perlu diusahakan.
þ Petugas khusus yang menangani IT perlu selalu mengikuti perkembangan IT dan
mencoba mengaplikasikannya di perpustakaan.
D. STRATEGI
Terkait dengan konsep pengembanagan perpustakaan (Library Development Concept),
De Rosa, Dempsey, and Wilson (2004. P.28), menyebutkan ada 8 pertanyaan yang harus
diidentifikasi oleh pustakakawan sebelum mengembangkan perpustakaan, yaitu :
þ Apa peran dan missi perpustakaan dan pustakawan dalam masyarakat kita? (What are
the role and mission of library and librarian in our society?)
10 Implementasi Aspek Humaniora Dalam Kajian Perpustakaan : Desain Perpustakaan Modern Berbasis IT dan Humanis |2012
þ Dimana letak peran perpustakaan dalam penegmbangan infrastruktur perpustakaan?
(Where do libraries fit in the developing information infrastructure?)
þ Apa saja hak masyarakat dalam hal informasi dan bagaimana kita melindungi hak-hak
tersebut? (What are our citizen’s rights to information and how do we protect those
rights?)
þ apa kendala yang dihadapi oleh masyarakat untuk mendapatkan informasi? ( What are
the baries citizents face in getting information?)
þ Apa saja etika tanggung jawab dan dilemma yang dihadapi oleh penyedia jasa
informasi? (What ethical responsibilities and dilemmas do information providers face
in providing information?)
þ Bagaimana kita yakin bahwa perpustkaan kita tetap eksis dan berkembang (How can
we ensure that our libraries survive and prosper?)
þ Bagaiman strategi pustakawan dalam hal pengembangan koleksi dan layanan yang
cukup bagi pengguna dan kaitannya denagn pertumbuhan informasi dalam bentuk
elektronik? (How does the growth of inforimation in electronics formats change the
way information provider develop adequate collection and services for their patrons?)
þ Apa yang akan terjadi dengan perpustakaan (dalam hal fisik/ gedung), ketika aksess
online semakin diminati? (What will happen to the library as a physical place as more
and more access is electronics?)
þ Bagaimana bentuk perpustakaan dan tenaga informasi professional yang kita perlukan
di masa yang akan datang? (What kind of library and information professionals do we
need for the future?)
Terhadap syarat tersebut ini, De Rosa sendiri, mengakui bahwa tidak semua pertanyaan
tersebut mudah ditemukan jawabannya. Meskipun demikain beberapa pertanyaan-pertanyaan
11 Implementasi Aspek Humaniora Dalam Kajian Perpustakaan : Desain Perpustakaan Modern Berbasis IT dan Humanis |2012
mendasar seperti pertanyaan 1-6 misalanya disayaratkan untuk mendapat jawaban untuk agar
pengembangan perpustkaaan sesuai dengan yang diharpkan.
E. SIKAP DAN LAYANAN PUSTAKAWAN DI ERA IT
Lebih jauh, terkait dengan sikap penyedia jasa informasi, dalam hal ini pustakawan dan
staf perpustakaan, Charles A.Bunge & Richard E.mengatakan bahwa pustakawan harus
vibrant, yaitu harus energik dalam bertindak, atraktif dalam melayani dan responsive terhadap
perubahan masyarakat dan perkembangan teknologi. Sikap ini sangat penting.Hal ini sejalan
dengan apa yang diungkapkan oleh Ranganathan, bahwa pustakawan professional adalah
berperan penting untuk menghubungkan antara pembaca dan sumber bacaan. Untuk tujuan ini
tokoh perpustakaan India terkenal ini mewajibkan pustakawan memahami, hukum dasar Ilmu
Perpustakaan yaitu:
1. Books are for use,
2. For every Readers his or her book,
3. For every book its reader,
4. Save the time of the readers.
5. A library is a growing organism.
Namun sehubungan dengan terjadi banyak perubahan dalam hal media penyimpanan
informasi di perpustakaan sebagai akibat perkembangan TI, “Ranganathan’s Laws of Library
Science dimodifikasi oleh Noruzi, A. (2004) dalam karyanya “Application of Ranganathan’s
Laws to the Web” yaitu:
1. Web resources are for used. (Sumber informasi dari web adalah untuk digunakan)
2. Every user has his or her web resource. (Setiap orang memiliki sumber informasi )
12 Implementasi Aspek Humaniora Dalam Kajian Perpustakaan : Desain Perpustakaan Modern Berbasis IT dan Humanis |2012
3. Every web resource its user. (Setiap informasi di web ada penggunanya)
4. Save the time of the user. (Selamatkan waktu pengguna)
5. The Web is a growing organism.( web merupakan “makhluk” yang berkembang)
V. PENUTUP
Dengan mengucap syukur kepada Allah S.W.T penulis berharap tulisan sederhana ini
dapat menjadi masukan positif bagi kita semua, baik dalam aspek praktikal intelektual,
emosional dan spiritual. Selanjutnya juga diharapkan pertemuan ini dapat meningkatkan
silaturrahmi, koordinasi, motivasi, kreasi dan inovasi baru dalam berbagai kegitan profesi kita;
pustakawan, staf perpustakaan, pengelola perpustakaan Aceh pada khususnya, dan pustakawan
Indonesia pada umumnya sehingga misi mulia (Iqra’) ini dapat dijalankan dengan sempurna.
Dengan demikian, peran perpustakaan diharapkan akan menjadi tempat pengembangan
kreatifitas masyarkat Aceh agar dapat keluar dari keterisoliran dan mampu menatap dunia
global dengan penuh keyakinan menuju ke kehidupan yang lebih berkualitas.
DAFTAR BACAAN
1. Rory Litwin (2009)“Humanism and Libraries: An Essay on the Philosophy of
Librarianship. Diakses tanggal 10 Desember 2012 dari
http://libraryjuicepress.com/cossette-start.php
2.
13 Implementasi Aspek Humaniora Dalam Kajian Perpustakaan : Desain Perpustakaan Modern Berbasis IT dan Humanis |2012
3. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Humaniora.Diakses Tanggal 10 Desember
2012, dari http://kbbi.web.id/index.php?w=humaniora.
4.
5. M. Hadas, Humanism: The Greek Ideal and Its Survival (1960, repr. 1972) and The Living
Tradition (1966); J. Maritain, Integral Humanism (tr. 1968, repr. 1973); R. W.
Southern, Medieval Humanism (1971).
6. Erickson, Jesse R. (2011). Review: Humanism and Libraries: An Essay on the
Philosophy of Librarianship by André Cossette and translated by Rory Litwin.
InterActions: UCLA Journal of Education and Information Studies, 7(2), Article
Diakses Tanggal 10 -12-2012 from: http://www.escholarship.org/uc/item/0pj126gb
7. Herd, Van (2010).Review: Humanism and libraries by A. Cossette
8. Emily Ford & Kimberly Willson (2012). Libraries & Humanism: A Book Discussion of
Andre Cossette’sHumanism and Libraries: An Essay on the Philosophy of Librarianship.
Diakses Tanggal 10 -12-2012 dari http://nwcentral.org/ola-conference-presentation-
2012-humanism-and-libraries-book-discussion
9. Emily Ford (2012). What do we do and why do we do it? Diakses Tanggal 10 -12-
2012 dari http://www.inthelibrarywiththeleadpipe.org/2012/what-do-we-do-and-
why-do-we-do-it/
10. Jesse Shera,(1988). Librarianship and information science. Diakses Tanggal 10 -12-
2012 dari books.google.co.id/books?id=5v7gAAAAMAAJ.
11. Rizal Mustansyir (2011). Ilmu Humaniora. Diakses Tanggal 8 Desember 2012,dari
http://olimpiadehumaniora3.wordpress.com/about/
dan literasi dimana manusia dan kapabilitasnya menjadi pusat kajian.
12. R. W. Southern (1971). Medieval Humanism. Diakses Tanggal 8 Desember 2012,dari
http://encyclopedia2.thefreedictionary.com/humanist
14 Implementasi Aspek Humaniora Dalam Kajian Perpustakaan : Desain Perpustakaan Modern Berbasis IT dan Humanis |2012
13. Humanism and Libraries: An Essay on the Philosophy of Librarianship. Cope, R.
L. // Australian Academic & Research Libraries;Dec2010, Vol. 41 Issue 4, p302
The article reviews the book "Humanism and Libraries: An Essay on the Philosophy of
Librarianship," by Andr� Cossette.
14. Library Daylight: Tracings of Modern Librarianship, 1874-1922. Bales, Stephen
E. // Libraries & the Cultural Record;2008, Vol. 43 Issue 1, p116
The article reviews the book "Library Daylight: Tracings of Modern Librarianship, 1874-
1922," edited by Rory Litwin.
15. Library Juice Concentrate. Lear, Bernadette A. // Reference & User Services
Quarterly;Winter2007, Vol. 47 Issue 2, p190
The article reviews the book "Library Juice Concentrate," by Rory Litwin.
16. Library Juice Concentrate. Thomas, Lynne M. // Libraries & the Cultural
Record;2008, Vol. 43 Issue 2, p234
The article evaluates the book "Library Juice Concentrate," edited by Rory Litwin.
17. Library Science Annual (Book). Rice, Patricia Ohl // Journal of Academic
Librarianship;May86, Vol. 12 Issue 2, p99
Reviews the non-fiction book 'Library Science Annual,' vol. 1, edited by Bohdan S. Wynar et
al.
15 Implementasi Aspek Humaniora Dalam Kajian Perpustakaan : Desain Perpustakaan Modern Berbasis IT dan Humanis |2012
18. International librarianship. Bixler, Paul // Library Journal;2/15/1978, Vol. 103 Issue
4, p442
Reviews the book 'Comparative & International Library Science,' edited by John F. Harvey.
19. Verbal shopping at Harrod's. Goldstein, Samuel // Library Journal;6/15/1978, Vol.
103 Issue 12, p1238
Reviews the book 'The Librarians' Glossary of Terms Used in Librarianship Documentation,
and the Book of Crafts, and Reference Book,' 4th rev. ed., by Leonard Montague Harrod.
20. In Brief. Horrocks, Norman // Library Journal;10/1/1978, Vol. 103 Issue 17, p1931
Reviews the book 'Handbook,' edited by Allan Whatley.
21. The Importance of Being Earnest. // Library Journal;3/15/2002 Supplement, Vol.
127 Issue 5, p14
Profiles Rory Litwin, reference librarian at the California Research Bureau at the California
State Library. His participation in the American Library Association and the Social
Responsibilities Round Table; Mention of his Web site, Library Juice, which presents items
about libraries and...
16 Implementasi Aspek Humaniora Dalam Kajian Perpustakaan : Desain Perpustakaan Modern Berbasis IT dan Humanis |2012
22. Buddhi Prakash ( 2004). ICT Enabled Library and Information Services, Institute of
Engineering. http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&sqi=2&v
23. De Rosa, Cathy, Lorcan Dempsey, and Alan Wilson (2004). The 2003 OCLC
Environmental scan: Pattern Recognition: A Report to the OCLC Membership.
Dublin, Ohio: OCLC, 2004.
24. Hasugian, Joner. 2000. Penerapan Teknologi Informasi Pada
Sistem Kerumahtanggan Perpustakaan Perguruan Tinggi. Marsela. Vol. 2. No 2-3
Agustus
25. Noruzi, A. (2004). Application of Ranganathan’s Laws to the Web.Webology, 1(2),
Article8.Diakses tanggal 20 Juli 2012
darihttp://www.webology.ir/2004/v1n2/a8.htmlSulistyo Basuki (1993),Pengantar Ilmu
Perpustakaan. Gramedia Pustaka.Jakarta
26. Setiarso, Bambang. 1997. Penerapan Teknologi Informasi dalam
Sistem Dokumentasi dan Perpustakaan. Jakarta: Grasindo.
27. Supriyanto, Wahyu dan Ahmad Muhsin. 2008. Teknologi Informasi Perpustakaan;
Strategi Perencanan Perpustakaan Digital. Yogyakarta: Kanisius
28. The Dictionary of Computers, Information Processing and Telecommunications
17 Implementasi Aspek Humaniora Dalam Kajian Perpustakaan : Desain Perpustakaan Modern Berbasis IT dan Humanis |2012
29. Tutor2u (2012). Ahttp://tutor2u.net/business/ict/intro_what_is_ict.html
18 Implementasi Aspek Humaniora Dalam Kajian Perpustakaan : Desain Perpustakaan Modern Berbasis IT dan Humanis |2012